Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kepuasan pelanggan
Pelanggan dalam jasa transportasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah penumpang (passengers). Menurut Sumarwan (dalam Marismiati dan
Hadiwijaya, 2013) kepuasan Penumpang adalah tingkat perasaan setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Jadi
tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Apabila kinerja yang diberikan dibawah harapkan, maka
penumpang akan merasa kecewa, apabila kinerja sesuai dengan yang diharapkan,
maka penumpang akan sangat puas.
Perbedaan antara konsumen dan pelanggan terletak pada konsumsi
terhadap suatu produk atau jasa tertentu. Konsumen hanya mengonsumsi produk
atau jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, sedangkan pelanggan sering
melakukan pembelian atau menggunakan suatu jasa secara teratur (repeat order).
Dengan kata lain, pelanggan berpotensi untuk mengonsumsi produk atau jasa
secara berulang kali dan tentu saja sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk
(hasil) terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi,
pelanggan tidak akan puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan
puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau senang.
(Kotler dan Keller, 2009:138).
Setelah melakukan pembelian dari suatu produk atau menggunakan suatu
jasa, konsumen atau pengguna jasa tersebut nantinya akan mengalami suatu
tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen akan menaruh harapan yang
tinggi terhadap produk atau jasa yang telah dipromosikan oleh penjual, jika
penjual melebih-lebihkan manfaat dan daya guna produk tersebut kemudian pada
9
kenyataannya apa yang dipromosikan penjual tersebut tidak sesuai dengan realita.
Maka, disinilah harapan konsumen tersebut tidak tercapai dan menyebabkan
konsumen merasa tidak puas.
Konsumen yang merasa puas biasanya akan kembali membeli produk atau
menggunakan jasa itu lagi, bahkan konsumen tersebut mungkin akan mengatakan
hal-hal yang baik mengenai produk yang telah dibeli atau jasa yang telah
digunakan dan merekomendasikannya kepada orang terdekat atau konsumen lain.
Sebaliknya, konsumen yang merasa tidak puas tidak akan kembali untuk membeli
atau menggunakan jasa itu karena merasa telah dikecewakan. Buruknya lagi,
apabila konsumen tersebut sampai mengatakan hal-hal yang buruk terhadap
produk tersebut dan mempengaruhi orang lain untuk membeli di lain tempat.
Menurut Kotler (2009:140) pelanggan yang sangat puas biasanya tetap
setia untuk waktu yang lebih lama, membeli lagi ketika perusahaan
memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk lama, membicarakan
hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain, tidak terlalu
memperhatikan merek pesaing dan tidak terlalu sensitif terhadap harga,
menawarkan ide produk atau jasa kepada perusahan, dan biaya pelayanannya
lebih murah dibandingkan pelanggan baru karena transaksi dapat menjadi hal
rutin.
Adapun indikator kepuasan penumpang menurut Shandy Ibnu Zakaria dan
Sri Rahayu Tri Astuti (2013) adalah:
1) Keinginan konsumen untuk tetap menggunakan jasa
2) Keinginan konsumen untuk merekomendasikan kepada orang lain
3) Puas atas kualitas pelayanan yang diberikan
2.1.1.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasaan
Menurut Lupiyoadi (dalam Marismiati dan Hadiwijaya, 2013), terdapat
lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan
tingkat kepuasan Penumpang:
1. Kualitas produk: penumpang akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
10
2. Kualitas pelayanan: penumpang akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
Penumpang yang merasa puas kemungkinan untuk kembali membeli
produk yang sama.
3. Emosional: Penumpang akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan
bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk
jasa dengan merek tertentu.
4. Harga: produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi memberikan
harga yang relative murah akan lebih memberikan nilai lebih tinggi
kepada Penumpangnya.
5. Biaya: penumpang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa
cenderung puas terhadap produk jasanya.
2.1.1.2. Mengukur Kepuasan Penumpang
Sebuah perusahaan seharusnya dapat mengukur pelayanan yang telah
diberikan kepada pelanggannya untuk menghasilkan pelayanan yang berkualitas,
karena salah satu faktor yang menjadi penentu tingkat keberhasilan suatu
perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada pelanggannya.
Ada banyak cara dan teknik untuk mengukur atau memantau atau
mengevaluasi seberapa puas pelanggan yang telah dilayani. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut (Majid, 2009: 65-66):
1. Sistem keluhan dan saran
Metode ini memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk
menyampaikan keluhan dan sarannya kepada suatu perusahaan. dengan
menggunakan media seperti: kotak saran, kartu komentar, customer hot
lines, dan lain-lain. Metode sistem keluhan dan saran ini bersifat pasif.
2. Survei kepuasan pelanggan
Metode ini dapat menggunakan media surat (kuesioner atau
angket), telepon, wawancara pribadi. Melalui survei kepuasan pelanggan
11
perusahaan akan memperoleh tanggapan langsung dari pelanggannya dan
juga dapat memberikan kesan positif bagi perusahaan karena perusahaan
berarti menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
3. Ghost shopping
Metode ini menggunakan cara mempekerjakan ghost shopper
untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk
perusahaan pesaing, lalu menyampaikan apa yang ditemukan mengenai
kekuatan dan kelemahan produk perusahaan pesaing. Selain itu ghost
shopper juga dapat mengamati cara penanganan perusahaan pesaing dalam
menangani keluhan pelanggannya.
4. Lost customer analysis
Metode ini agak unik, yaitu perusahaan berusaha menghubungi
para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang beralih pemasok
atau perusahaan lain. Hal ini dilakukan agar perusahaan memperoleh
informasi mengenai penyebab terjadinya hal tersebut.
2.1.2. Kualitas Pelayanan
Pengertian pelayanan menurut Majid (2015), pelayanan adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen,
pelanggan, tamu, penumpang, klien, pembeli, pasien dan lain-lain) yang tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun yang
dilayani. Sedangkan menurut Moenir dalam Marismiati dan Hadiwijaya (2013)
juga menyatakan pelayanan merupakan rangkaian kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan, atas jasa yang mereka dapatkan dari suatu perusahaan.
Sedangkan Kotler, menyatakan bahwa pelayanan merupakan suatu tindakan atau
kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Berdasarkan dari pendapat para pakar mengenai pelayanan, dapat
disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan orang atau organisasi (konsumen atau pelanggan).
Pelayanan yang baik dan berkualitas akan memenuhi harapan pelanggan. Jika
12
harapan seorang pelanggan terpenuhi maka pelanggan tersebut akan merasa puas,
dan perusahaan akan dapat mempertahankan pelanggannya.
Tiga tahapan layanan pelanggan sebagai suatu prinsip yang harus dikuasai
oleh para pegawai atau karyawan (Majid, 2015), yaitu:
1. Prinsip dasar pertama (sebelum penjualan), berupa pemberian senyum,
ucapan salam, dan sapaan.
2. Prinsip dasar kedua (selama penjualan atau proses pembelian), berupa
memperlihatkan kepedulian, memberikan tanggapan, memberikan
bantuan, menuntaskan, dan mengucapkan terima kasih.
3. Prinsip dasar ketiga (setelah penjualan atau pembelian), berupa menerima
keluhan pelanggan, menindaklanjuti, memberi solusi bukan janji,
menyelesaikan dengan segera, akurat dan efektif, memberi kejutan yang
menyenangkan, dan mengucapkan terima kasih.
Menurut Tjiptono dalam Meiriza Dkk. (2018) menyatakan bahwa kualitas
pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau
keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh. Kualitas pelayanan
dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas
pelayanan yang diterima dengan pelayanan yang sesungguhnya konsumen
harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan.
Untuk mengukur tingkat kepuasan penumpang atas kualitas pelayanan jasa
meliputi lima dimensi (parasuraman, dkk., dalam Sunyoto dan Susanti, 2015: 288)
yaitu:
1. Berwujud (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampialn dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan
keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh:
gedung, dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang digunakan
(teknologi), serta penampilan pegawainya.
2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
13
Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan
waktu, pelayanan dari karyawan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3. Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen
menunggu akan menimbulkan persepsi yang negatif dalam kualitas
pelayanan.
4. Jaminan dan kepastian (assurance), yaitu pengetahuan, kesopansantunan,
dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa
percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beebrapa
komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas
(credibility), kamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan
santun (courtesy).
5. Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau peribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan
diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
Mengukur kualitas jasa itu berarti mengevaluasi atau membandingkan
kinerja suatu jasa dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Untuk model pengukuran Parasuraman dkk. telah dibuat sebuah skala
multiitem yang diberi nama SERVQUAL. Alat ini dimaksudkan untuk mengukur
harapan dan persepsi pelanggan, serta kesenjanagan (gap) yang ada di model
kualitas jasa. Pengukuran dapat dilakukan dengan skala likert maupun semantik
diferensial, responden tinggal memilih derajat kesetujuan atau ketidaksetujuannya
atas pernyataan mengenai penyampaian kualitas jasa (Majid, 2009:65).
Terdapat 4 karakteristik pokok pada kualitas pelayanan jasa yang
membedakannya dengan barang (Rido Meiriza, Firmansyah Kusasi dan Winata
Wira, 2018). Keempat karakteristik tersebut meliputi
14
1. Tidak tampak (intangibility)
Jasa bersifat intangibility, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba atau
didengar sebelum dibeli. Konsep intangibility ini sendiri meliputi dua
pengertian :
1) Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.
2) Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau
dipahami secara rohaniah.
2. Tidak terpisahkan
Suatu jasa tidak dapat dipisahkan dari sumber pmberinya. Pemberian
jasa membuthkan kehadiran pemberi jasa, baik berupa alat atau
manusia. Jadi produksi dan konsumsi terjadi bersama-sama dengan
pemberian jasa.
3. Bervariasi (variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis bergantung pada siapa,
kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
4. Tidak tahan lama (perishability)
Jasa merupakan komoditas yang yang tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Ketidaktahanlamaan jasa tersebut tidak akan menjadi
masalah jika permintaannya konstan. Tetapi kenyataanya, permintaan
konsumen akan jasa sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor
musiman. Persepsi kualitas pelayanan timbul dari seberapa jauh
pemberi jasa memberi pelayanan seperti yang diharapkan konsumen.
Menurut Budiman Soamole dan Benidiktus Susanto (2013) adapun atribut
pelayanan yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan penumpang adalah
penilaian responden terhadap:
1) Dimensi Tangible (berwujud)
2) Dimensi Reliability (kehandalan)
3) Dimensi Responsiveness (daya tanggap)
4) Dimensi Assurance (keterjaminan)
5) Dimensi Empathy (empati)
15
2.1.3. Fasilitas
Pengertian fasilitas menurut Kotler (dalam Apriyadi, 2017) yaitu segala
sesuatu yang bersifat peralatan fisik dan disediakan oleh pihak penjual jasa untuk
mendukung kenyaman konsumen. Sedangkan Tjiptono dalam Meiriza, Dkk.
(2018) menyatakan bahwa fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan
fisik untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam melaksanakan
aktivitas-aktivitasnya atau kegiatan-kegiatannya, sehingga kebutuhan-kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi.
Jadi fasilitas adalah peralatan yang secara fisik disediakan oleh penyedia
jasa dan terdapat dalam suatu jasa tersebut yang nantinya akan ditawarkan kepada
konsumen dan dapat dinikmati oleh konsumen. Fasilitas merupakan bukti fisik
representasi dari jasa dan aspek penting bagi jasa, biasanya berupa peralatan yang
dapat digunakan oleh konsumen. Contoh fasilitas meliputi kondisi fasilitas,
kelengkapan, desain interior, dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus
diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat
konsumen secara langsung. Contoh fasilitas di kapal yang berarti segala sesuatu
yang disediakan di dalam kapal untuk mempermudah pelayanan kepada
penumpang antara lain toilet, kantin mini, alat keselamatan penumpang, kursi
pantai.
Fasilitas sebenarnya sama dengan istilah sarana dan prasarana yang mana
dapat diartikan dengan segala sesuatu (baik berupa fisik dan uang) yang dapat
memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha (Arikunto dalam
Puspasari dan Santosa, 2013). Menurut Tjiptono (dalam Puspasari dan Santosa,
2013), jasa bersifat intangible, karenanya konsumen seringkali mengandalkan
tangible cues atau physical evidence (bukti fisik) dalam mengevaluasi sebuah jasa
sebelum membelinya dan menilai kepuasannya selama dan setelah dikonsumsi.
Menurut Tjiptono dalam Apriyadi (2017) desain dan tata letak fasilitas
jasa erat kaitannya dengan pembentukan presepsi pelanggan. Sejumlah tipe jasa,
presepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas
berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan. Faktor-faktor yang
berpengaruh signifikan terhadap desain fasilitas jasa adalah sebagai berikut
16
1. Sifat dan tujuan organisasi
Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan
desainnya. Desain fasilitas yang baik dapat memberikan beberapa
manfaat, diantaranya perusahaan mudah dikenali dan desain interior
bisa menjadi ciri khas atau petunjuk mengenai sifat jasa didalamnya.
2. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang atau tempat
Setiap perusahaan jasa membutuhkan lokasi fisik untuk
mendirikan fasilitas jasanya. Dalam menentukan lokasi fisik diperlukan
beberapa faktor yaitu kemampuan finansial, peraturan pemerintah
berkaitan dengan kepemilikan tanah dan pembebasan tanah, dan lain-
lain.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan
sering berfluktuasi dan jika spesifikasi jasa cepat berkembang, sehingga
resiko keuangan relatif besar. Kedua kondisi ini menyebabkan fasilitas
jasa harus dapat disesuaikan dengan kemungkinan perkembangan di
masa datang.
4. Faktor estetis
Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik akan dapat meningkatkan
sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa, selain itu aspek karyawan
terhadap pekerjaan dan motivasi kerjanya juga meningkat.
5. Masyarakat dan lingkungan sekitar
Masyarakat (terutama masalah sosial dan lingkungan hidup) dan
lingkungan disekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan
berpengaruh besar terhadap perusahaan. Apabila perusahaan
tidak mempertimbangkan faktor ini, maka kelangsungan hidup
perusahaan bisa terancam.
6. Biaya kontruksi dan operasi
Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya kontruksi
dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bangunan yang digunakan. Biaya
17
operasi dipengaruhi oleh kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan
dengan perubahan suhu.
2.1.4. Harga
Menurut Alma dalam Agus Sriyanto dan Ditto harga sebagai nilai suatu
barang yang dinyatakan dengan uang. Harga adalah sejumlah nilai yang
ditukarkan oleh pelanggan untuk memperoleh suatu manfaat atas barang atau jasa
baik yang bisa dimiliki maupun digunakan fungsinya karena dimata pelanggan
harga merupakan atribut penting yang dievaluasi yang merangkap dengan nilai
sosial non keuangan yang harus dikorbankan dan bagi perusahaan peran harga
dapat membentuk sikap pelanggan.
Dalam penelitian Apriyadi (2017), memaparkan beberapa pengertian harga
menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Saladin menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat
tukar untuk memperoleh produk atau jasa.
2. Basu Swastha dan Irawan menyatakan bahwa harga adalah jumlah
uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya.
3. Alma menyatakan bahwa harga adalah nilai suatu barang atau jasa
yang dinyatakan dengan uang.
4. Simamora menyatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atau dikeluarkan atas sebuah produk atau jasa.
Berdasarkan beberapa pengertian harga menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen
guna memperoleh produk berupa barang dan atau jasa yang dimaksud kepada
pihak yang menawarkannya. Harga merupakan variabel atau atribut penting dalam
pemasaran, karena nantinya penentuan harga terkait langsung dengan pendapatan
yang diperoleh oleh perusahaan. Harga juga menjadi salah satu atribut penting
yang akan dievaluasi langsung oleh konsumen sehingga penentuan harga harus
18
benar-benar dipahami oleh para pemimpin perusahaan dalam upaya
mempengaruhi sikap pelanggan.
Menurut Mowen & Minor dalam Puspasari dan Santosa (2013). Harga
sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman
yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen, tergantung karakteristik
konsumen, situasi dan produk Singkat kata, konsumen akan merasakan manfaat
dari suatu produk atau layanan jasa yang telah dibelinya dan manfaat ini harus
sebanding dengan harga yang telah dikeluarkan oleh konsumen. Penetapan harga
harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga dibagi menjadi
tiga yaitu sebagai berikut:
1. Berorientasi pada laba untuk mencapai target laba investasi atau laba
penjualan perusahaan, memaksimalkan laba
2. Berorientasi pada penjualan untuk meningkatkan penjualan,
mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3. Berorientasi pada status quo untuk menstabilkan harga, menangkal
persaingan.
Begitu juga dengan pertimbangan biaya (pengorbanan) yang telah
dikeluarkan oleh konsumen untuk dapat mengonsumsi produk atau layanan jasa
tersebut. Biaya-biaya tersebut berupa waktu yang harus dikorbankan oleh
konsumen untuk mendapatkan jasa, energi yang dikeluarkan untuk mendapatkan
jasa (pengorbanan fisik), dan pengorbanan yang berkaitan dengan panca indera
(panas, suara bising, terkena debu dan lain-lain). Apabila konsumen mendapat
manfaat yang sebanding atau bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang
dikeluarkan maka besar kemungkinan konsumen ini akan merasa puas.
Adapun indikator dari harga menurut Agus Sriyanto dan Ditto (2018)
sebagai berikut:
1) Keterjangkauan harga
2) Kesesuaian harga dan kualitas layanan
3) Daya saing harga
4) Kesesuaian harga dan manfaat
19
2.2. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa peneletian terdahulu yang digunakan sebagai rujukan
variabel ataupun kajian teori dalam penelitiaan yang akan dilakukan. Dalam tabel
berikut, akan dijelaskan secara ringkas mengenai variabel penelitian, metode
analisis serta hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya:
1. Rujukan Jurnal Penelitian Drian Tumvila (2015)
Pada tabel 2.1 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
variabel kualitas pelayanan sebagai variabel bebas (independen).
Tabel 2.1
Rujukan Untuk penelitian Variabel Kualitas Pelayanan
Judul Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, Dan Persepsi
Harga Terhadap Kepuasan Konsumen Bus Harapan
Jaya Di Tulungagung
Sumber jurnal Drian Tumvila, Jurnal Mnajemen, Vol. 15, No. 2,
Agustus 2015
Metode analisis Analisis Kuantitatif
Variabel penelitian Variabel bebas (independent):
X1: Kualitas pelayanan (Indikator: Bukti langsung
(tangibles), Reliabilitas (reliability), Daya tanggap
(responsiveness), Jaminan/keyakinan (assurance),
Empati (empathy))
X2: Fasilitas (Indikator: pertimbangan/perencanaan
spesial, perencanaan ruang, perlengkapan/perabitan,
tata cahaya dan warna, pesan-pesan yang
disampaikan secara grafis, unsur pendukung)
X3: Persepsi harga (x3) (Indikator: Kesesuaian harga
produk dengan kualitas produk, perbandingan harga
dengan harga produk lain dan sejenis, kesesuaian
harga produk dengan manfaat yang didapat)
Variabel terikat (dependen)
Y: Kepuasan konsumen (Indikator: Penyediaan
layanan yang baik, Karyawan cepat dalam
menyelesaikan pekerjaan, Karyawan tanggap
terhadap keluhan konsumen, Karyawan mampu
mengetahui keinginan dan mendiagnosis hal yang
20
harus dilakukan dengan cepat, Karyawan
memberikan perhatian dengan baik kepada keluhan
konsumen)
Hasil penelitian Variabel kualitas pelayanan, fasilitas dan persepsi
harga secara persial ada pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan konsumen. Variabel independen
yakni kualitas pelayanan, fasilitas dan persepsi harga
dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 (5%), berarti semua
variabel independen dalam penelitian ini mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
konsumen secara simultan (bersama-sama).
Hubungan dengan
penelitian
Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang
mempunyai kesamaan yaitu terdapat hubungan antara
kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen
(penumpang).
Sumber: Jurnal Penelitian yang Dipublikasikan
2. Rujukan Jurnal Penelitian Apriyadi (2017)
Pada tabel 2.2 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
variabel fasilitas kapal sebagai variabel bebas (independent).
Tabel 2.2
Rujukan Untuk Penelitian Variabel Fasilitas Kapal
Judul Analisis Pengaruh Ketepatan Waktu, Fasilitas Dan
Harga Tiket Terhadap Kepuasan Penumpang Kereta
Api Di Stasiun Purwosari
Sumber penelitian Apriyadi (2017), Magistra, Volume 29, Nomor 99.
Variabel penelitian Variabel bebas (independent):
X1: Ketepatan waktu (Indikator: Ketepatan waktu
kedatangan kereta api sesuai jadwal, Ketepatan
waktu keberangkatan kereta api sesuai jadwal,
Ketepatan waktu persiapan, Ketepatan waktu
berhenti di stasiun, Ketepatan waktu dibanding
moda transportasi lain dengan tujuan yang sama)
X2: Fasilitas (Indikator: Ketersediaan tempat parkir
untuk kendaraan roda 2 atau 4, Ketersediaan tempat
duduk di ruang tunggu penumpang, Ketersediaan
toilet gratis, Ketersediaan mushola atau tempat
21
ibadah, Ketersediaan fasilitas penunjang seperti
charger handphone)
X3: Harga (Keterjangkauan harga tiket, Kesesuaian
harga tiket dengan manfaat yang diterima,
Kesesuaian harga tiket dengan fasilitas, Kesesuaian
harga tiket dengan jarak yang ditempuh, Kesesuaian
harga tiket dengan waktu
perjalanan.)
Variabel terikat (dependen)
Y: Kepuasan Penumpang (Indikator: Kepuasan
terhadap ketepatan waktu kereta api, Kepuasan
terhadap kelengkapan fasilitas, Kepuasan terhadap
kesesuaian harga, Kepuasan terhadap jadwal
keberangkatan kereta api, Kepuasan terhadap fungsi
dari fasilitas)
Metode analisis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu analisis kuantitatif
Hasil penelitian 1. Hasil nilai t hitung (2.110) lebih besar daripada
t tabel (1.984), artinya terdapat pengaruh
positif dan signifikan ketepatan waktu terhadap
kepuasan penumpang Kereta Api Bengawan di
Stasiun Purwosari.
Hasil diperoleh t hitung (2.376) lebih besar
daripada t tabel (1.984), artinya terdapat
pengaruh positif dan signifikan fasilitas
terhadap kepuasan penumpang Kereta Api
Bengawan di Stasiun Purwosari.
2. Hasil t hitung (3.590) lebih besar daripada t
tabel (1.984), artinya terdapat pengaruh
signifikan harga tiket terhadap kepuasan
penumpang Kereta Api Bengawan di Stasiun
Purwosari.
3. Hasil uji f didapat f hitung > f tabel = 34.408 >
2.70 dan nilai signifikasi 0.000 < 0.05 sehingga
dapat diartikan ketepatan waktu, fasilitas, dan
harga tiket secara simultan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan penumpang
Kereta Api Bengawan di Stasiun Purwosari.
Hubungan dengan
penelitian
Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang
mempunyai kesamaan yaitu terdapat hubungan
antara fasilitas terhadap kepuasan penumpang.
Sumber: Jurnal Penelitian yang Dipublikasikan
22
3. Rujukan Jurnal Penelitian Agus Sriyanto dan Ditto (2018)
Pada tabel 2.3 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
rujukan variabel harga sebagai variabel bebas (independen).
Tabel 2.3
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Harga
Judul Analisis Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan Pada
Pengguna Jasa Transportasi Publik Bus Transjakarta
Koridor 13 (Ciledug – Blok M)
Sumber jurnal Agus Sriyanto dan Ditto (2018), Jurnal Ekonomika
dan Manajemen, Vol. 7 No. 1 April 2018, ISSN:
2252-6226
Variabel penelitian Variabel bebas (independent)
X1: Harga (Indikator: Keterjangkauan harga,
Kesesuaian harga dan kualitas layanan, Daya saing
harga, Kesesuaian harga dan manfaat)
X2: Kualitas layanan (Indikator: Keandalan, Daya
tanggap, Jaminan, Empati, Bukti fisik)
X3: Citra merk (Indikator: Atribut, Nilai, Manfaat,
Kepribadian)
Variabel terikat (dependen)
Y: Kepuasan pelanggan (Indikator: Kesediaan untuk
merekomendasi, Konfirmasi harapan, Ketidakpuasan
pelanggan, Minat pembelian ulang)
Metode analisis Analisis kuantitatif
Hasil penelitian Harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan transportasi publik Transjakarta
koridor 13 (Ciledug – Blok M). Kualitas layanan
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan transportasi publik Transjakarta
koridor 13 (Ciledug – Blok M). Citra merek secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan transportasi publik Transjakarta koridor
13 (Ciledug – Blok M).
Hubungan dengan
penelitian
Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang
mempunyai kesamaan yaitu terdapat hubungan
antara harga terhadap kepuasan penumpang.
Sumber: Jurnal Penelitian yang Dipublikasikan
23
4. Rujukan Jurnal Penelitian Dewa Ayu (2016),
Pada tabel 2.4 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
rujukan variabel kepuasan penumpang sebagai variabel terikat (dependen).
Tabel 2.4
Rujukan Penelitian Untuk Kepuasan Penumpang
Judul Pengaruh Kualitas Layanan Dan Harga Terhadap
Kepuasan Konsumen Kereta Api Kelas Eksekutif
Argo Bromo Anggrek Pagi
Sumber penelitian Dewa Ayu, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol 4, No 1,
2016, ISSN: 2549-192X
Variabel penelitian Variabel bebas (independent)
X1: Kualitas layanan (Indikator: Tangibles (bukti
langsung), Reliability (keandalan), Responsiveness
(daya tanggap), Assurance (jaminan dan kepastian))
X2: Harga (Indikator: Keterjangkauan harga, Daya
saing harga, Kesesuaian harga dengan dengan
manfaat, Kesesuaian harga dengan kualitas produk,
Harga sesuai pelayanan yang diberikan)
Variabel terikat (dependen)
Y: Kepuasan penumpang (Indikator: Perasaan puas
menggunakan jasa, Kepuasan terhadap fasilitas dan
Kepuasan terhadap pelayanan.)
Metode analisis data Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif
Hasil penelitian Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen pada penumpang kereta api
eksekutif Argo Bromo Anggrek Pagi. Harga
berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen
pada penumpang kereta api eksekutif Argo Bromo
Anggrek Pagi.
Hubungan dengan
penelitian
Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang
mempunyai kesamaan yaitu terdapat hubungan antara
harga terhadap kepuasan penumpang.
Sumber: Jurnal Penelitian yang Dipublikasikan
24
5. Rujukan Jurnal Penelitian Shandy Ibnu Zakaria dan Sri Rahayu Tri
Astuti (2013)
Pada tabel 2.5 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini berfokus pada
rujukan variabel kepuasan penumpang sebagai variabel terikat (dependent)
Tabel 2.5
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Kepuasan penumpang
Judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Konsumen Terhadap Pengguna Jasa Transportasi
(studi kasus pada pengguna bus Trans Jogja di Kota
Yogyakarta)
Sumber jurnal Shandy Ibnu Zakaria dan Sri Rahayu Tri Astuti (2013): 1-
8, Diponegoro Journal Of management, Volume 2,
Nomor 3.
Variabel penelitian
dan indikator
Variabel bebas (independent)
X1: Kualitas pelayanan (Indikator: Kehandalan (reability),
Daya tanggap (responsivenens), Jaminan (assurance),
Empati (empathy), Bukti fisik (tangible)
X2: Persepsi harga (Indikator: Harga terjangkau,
Perbandingan harga dengan kompetitor angkutan bus
dalam kota, Kesesuaian harga dengan kualitas, Harga
yang murah)
X3: Citra merk dengan (Indikator: Merek mudah dikenali,
Merek mempunyai ciri khas, Merek mudah dikenali)
Variabel terikat (dependen)
Y: Kepuasan Pelanggan (Indikator: Keinginan konsumen
untuk tetap menggunakan jasa bus Trans Jogja,
Keinginan konsumen untuk merekomendasikan kepada
orang lain, Puas atas kualitas pelayanan yang diberikan
Metode analisis Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier
berganda.
Metode
pengumpulan data
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini bersumber
dari penyebaran kuesioner dan data sekunder bersumber
dari studi pustaka melalui berbagai jurnal, artikel majalah
pemasaran, maupun artikel yang diambil dari internet.
25
Hasil penelitian variabel kualitas pelayanan, persepsi harga dan citra
merek secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen pada pengguna bus Trans Jogja
sedangkan berdasarkan hasil uji t variabel kualitas
pelayanan, persepsi harga dan citra merek secara parsial
berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen dan
variabel yang pengaruhnya paling dominan terhadap
kepuasan konsumen adalah kualitas pelayanan.
Hubungan dengan
penelitian
Penelitian terdahulu dan penelitian sekarang mempunyai
kesamaan yaitu terdapat hubungan antara kualitas
pelayanan terhadap kepuasan penumpang.
Sumber: Jurnal Penelitian yang Dipublikasikan
Pada umumnya penelitian terdahulu menggunakan beberapa variabel yang
berbeda, yaitu kualitas pelayanan, fasilitas, harga dan kepuasan penumpang. Dari
setiap masing-masing penelitian terdahulu peneliti mengambil satu variabel dan
dikembangkan pada penelitian ini dengan tempat dan sasaran responden yang
berbeda. Berharap dengan pengembangan penelitian ini terdapat perbedaan hasil
dimana kedua variabel yang digunakan dapat saling mempengaruhi dan
menghasilkan kesimpulan yang baik dan bermanfaat.
2.3. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang
diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis merupakan
pemikiran tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya membuktikan hipotesis, peneliti bisa saja dengan
sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut
percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut
teori. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk memutuskan apakah akan diterima
atau ditolak. Hipotesis berdasarkan pada data yang diperoleh dari sempel. Dalam
penelitian ini, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk mengarahkan serta
memberi pedoman bagi penelitian yang akan dilakukan.
26
Apabila ternyata hipotesis tidak terbukti dan berarti salah, maka masalah
dapat dipecahkan dengan kebenaran yang ditentukan dari keputusan yang berhasil
dijalankan selama ini. Hubungan antar variabel penelitian ini memiliki hipotesis
yang tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2.6
Hipotesis Penelitian
No. Hipotesis
H1
Diduga variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kepuasan penumpang KMP. Siginjai trayek
Karimunjawa-Jepara.
H2
Diduga variabel fasilitas kapal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kepuasan penumpang KMP. Siginjai trayek
Karimunjawa-Jepara.
H3
Diduga variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap tingkat kepuasan penumpang KMP. Siginjai trayek
Karimunjawa-Jepara.
27
2.4. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian tinjauan pustaka yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat disusun kerangka pemikiran yang diturunkan dari beberapa teori maupun
konsep sebgai penggambaran dari hubungan dari variabel independen dan variabel
dependen. Dalam penelitian ini variabel independen yaitu: Pelayanan (X1),
Fasilitas Kapal (X2), dan Harga (X3), sedangkan variabel dependen yaitu:
Kepuasan Penumpang (Y) yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Keterangan:
= Variabel = Pengukur ke indikator
= Indikator H = Hipotesis
= Pengaruh
28
Kepuasan penumpang (Y)
Indikator-indikator dari variabel kepuasan penumpang adalah (Shandy Ibnu
Zakaria dan Sri Rahayu Tri Astuti, 2013) :
1) Minat menggunakan ulang
2) Kesediaan untuk merekomendasi
3) Puas dengan seluruh kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan (X1)
Indikator-indikator dari variabel kualitas pelayanan adalah (Drian Tumvila, 2015):
1) Tangible (berwujud)
2) Reliability (kehandalan)
3) Responsiveness (daya tanggap)
4) Assurance (keterjaminan)
5) Empathy (empati)
Fasilitas kapal (X2)
Indikator-indikator dari variabel fasilitas kapal adalah (Apriyadi, 2017):
1) Kondisi kapal baik
2) Kebersihan dan kenyamanan kapal
3) Perlengkapan kapal dalam kondisi baik dan memadai
Harga (X3)
Indikator-indikator dari variabel harga adalah (Agus Sriyanto dan Ditto, 2018):
1) Keterjangkauan harga
2) Kesesuaian harga dengan manfaat dan fasilitas
3) Daya saing harga
29
Fasilitas Kapal
(X2)
Gambar 2.1 Alur Penelitian
Data Cukup
2.5. Diagram Alur Penelitian
Latar Belakang Masalah
Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian
Landasan Teori
Kepuasan
penumpang
(Y)
Analisis Data
Implikasi Manajerial
Kesimpulan dan Saran
Pelayanan Kru
Kapal
(X1)
Harga
(X3)
Keterangan:
: Langkah-langkah penyususnan skripsi
: Dilakukan pengolahan kembali jika data tidak cukup
Pengolahan
Data
Data Tidak Cukup