24
I. Masalah Utama Resiko Bunuh Diri II. Proses Terjadi Masalah II.1 Definisi Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputu isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau mernyakiti diri sendiri. II.2 Penyebab Bunuh Diri 1. Faktor genetik dan teori biologi Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri. 2. Teori sosiologi Emile Durkheim membagi bunuh diri dalam 3 kategori yaitu : Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok sosial) , atruistik (Melakukan bunuh diri untuk kebaikan masyarakat) dan anomik ( Bunuh diri karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan stressor). 3. Teori psikologi

asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kelainan jiwa resiko bunuh diri

Citation preview

Page 1: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

I. Masalah Utama

Resiko Bunuh Diri

II. Proses Terjadi Masalah

II.1 Definisi

Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk

mengakhiri kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya

melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputu isyarat-

isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan mengakibatkan

kematian, luka atau mernyakiti diri sendiri.

II.2 Penyebab Bunuh Diri

1. Faktor genetik dan teori biologi

Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada

keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat

menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.

2. Teori sosiologi

Emile Durkheim membagi bunuh diri dalam 3 kategori yaitu :

Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok sosial) ,

atruistik (Melakukan bunuh diri untuk kebaikan masyarakat) dan

anomik ( Bunuh diri karena kesulitan dalam berhubungan dengan

orang lain dan beradaptasi dengan stressor).

3. Teori psikologi

Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh

diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.

4. Penyebab lain :

a. Adanya harapan yang tidak dapat di capai

b. Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidak-

berdayaan

c. Cara untuk meminta bantuan

d. Sebuah tindakan untuk menyelesaikan masalah

II.3 Rentang Bunuh Diri

Page 2: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang

yang penuh stress. Perilaku bunuh diri berkembang dalam rentang

diantaranya :

Suicidal ideation, Pada tahap ini merupakan proses

kontemplasi dari bunuh diri, atau sebuah metoda yang digunakan tanpa

melakukan aksi/ tindakan, bahkan klien pada tahap ini tidak akan

mengungkapkan idenya apabila tidak ditekan. Walaupun demikian,

perawat perlu menyadari bahwa pasien pada tahap ini memiliki pikiran

tentang keinginan untuk mati

Suicidal intent, Pada tahap ini klien mulai berpikir dan

sudah melakukan perencanaan yang konkrit untuk melakukan bunuh

diri

Suicidal threat, Pada tahap ini klien mengekspresikan

adanya keinginan dan hasrat yan dalam , bahkan ancaman untuk

mengakhiri hidupnya

Suicidal gesture, Pada tahap ini klien menunjukkan

perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri yang bertujuan

tidak hanya mengancam kehidupannya tetapi sudah pada percobaan

untuk melakukan bunuh diri. Hal ini terjadi karena individu mengalami

ambivalen antara mati, hidup dan tidak berencana untuk mati. Individu

ini masih memiliki kemauan untuk hidup, ingin di selamatkan, dan

individu ini sedang mengalami konflik mental. Tahap ini sering di

namakan “Crying for help” sebab individu ini sedang berjuang dengan

stres yang tidak mampu di selesaikan

Suicidal attempt, Pada tahap ini perilaku destruktif klien

yang mempunyai indikasi individu ingin mati dan tidak mau

diselamatkan misalnya minum obat yang mematikan, walaupun

demikian banyak individu masih mengalami ambivalen akan

kehidupannya

III.Pohon Masalah

Akibat Kematian Isolasi sosial HDR

Page 3: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

Masalah Utama Resiko Bunuh Diri

Penyebab Isolasi sosial, HDR, Halusinasi, Waham, dlsb

IV. Masalah dan Data yang Perlu dikaji

Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian :

1. Riwayat masa lalu :

a. Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri

b. Riwayat keluarga terhadap bunuh diri

c. Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia

d. Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.

e. Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline,

paranoid, antisosial, gangguan persepsi sensori, gangguan proses pikir,

dlsb

f. Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka

2. Symptom yang menyertainya

a. Apakah klien mengalami :

Ide bunuh diri

Ancaman bunuh diri

Percobaan bunuh diri

Sindrom mencederai diri sendiri yang disengaja

b. Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan

anhedonia dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan

resiko bunuh diri.

3. Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh

diri mereka sendiri. Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi

diantaranya :

a. Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan

b. Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau

perencanaan untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya.

Page 4: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

c. Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk

merencanakan dan mengagas akan bunuh diri

d. Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses

oleh klien.

Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian

tentang riwayat kesehatan mental klien yang mengalami resiko bunuh diri :

Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik

Memilih tempat yang tenang dan menjaga privasi klien

Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan

mendorong komunikasi terbuka.

Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata yang

dimengerti klien

Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya

Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi

Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan

Peroleh riwayat penyakit fisik klien

Salah satu Instrumen yang dapat dipekai untuk mengukur bunuh diri :

SAD PERSONS

NO SAD PERSONS Keterangan

1 Sex (jenis kelamin) Laki laki lebih komit melakukan suicide 3 kali

lebih tinggi dibanding wanita, meskipun wanita

lebih sering 3 kali dibanding laki laki melakukan

percobaan bunuh diri

2 Age ( umur) Kelompok resiko tinggi : umur 19 tahun atau

lebih muda, 45 tahun atau lebih tua dan

khususnya umur 65 tahun lebih.

3 Depression 35 – 79% oran yang melakukan bunuh diri

mengalami sindrome depresi.

4 Previous attempts

(Percobaan

sebelumnya)

65- 70% orang yang melakukan bunuh diri sudah

pernah melakukan percobaan sebelumnya

Page 5: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

5 ETOH ( alkohol) 65 % orang yang suicide adalah orang

menyalahnugunakan alkohol

6 Rational thinking

Loss ( Kehilangan

berpikir rasional)

Orang skizofrenia dan dementia lebih sering

melakukan bunuh diri disbanding general

populasi

7 Sosial support lacking

( Kurang dukungan

social)

Orang yang melakukan bunuh diri biasanya

kurannya dukungan dari teman dan saudara,

pekerjaan yang bermakna serta dukungan

spiritual keagaamaan

8 Organized plan

( perencanaan yang

teroranisasi)

Adanya perencanaan yang spesifik terhadap

bunuh diri merupakan resiko tinggi

9 No spouse ( Tidak

memiliki pasangan)

Orang duda, janda, single adalah lebih rentang

disbanding menikah

10 Sickness Orang berpenyakit kronik dan terminal beresiko

tinggi melakukan bunuh diri.

Page 6: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Captain, C. ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume

6(3), May/June 2008, p 46–53. Philadelphia : Elsevier Mosby.

Kaplan, Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry. St Louis:

Mosby.

Stuart, GW, Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed.

Philadelphia : Elsevier Mosby.

Page 7: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien :……………. Ruangan :…………….

No. CM :……………. Dx Medis :……………

Tg

l

N

o

D

x

Dx

Keperawata

n

Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

Risiko Bunuh

Diri

Tujuan : Klien

tidak melakukan

percobaan bunuh

diri

SP 1 : Klien dapat

membina

hubungan saling

percaya

1. Setelah…..× interaksi

klien menunjukan

tanda-tanda percaya

kepada perawat :

Ekspresi wajah

bersahabat

Menunjukan rasa

senang

Ada kontak mata

Mau berjabat tangan

mau menyebutkan

nama

1. Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik :

Sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun

nonverbal

Perkenalkan nama, nama

panggilan dan tujuan

perawat berkenalan

Tanyakan nama lengkap dan

nama penggilan yang

disukai klien

1. Kepercayaan

dari klien

merupakan hal

yang mutlak

serta akan

memudahkan

dalam

pendekatan dan

tindakan

keperawatan

yang akan

dilakukan

Page 8: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

Mau menjawab salam

Mau duduk

berdampingan dengan

perawat

Bersedia

mengungkapkan

masalah yang dihadapi

Buat kontrak yang jelas

Tunjukan sikap jujur dan

menepati janji setiap kali

berinteraksi

Tunjukan sikap empati dan

menerima apa adanya

Beri perhatian kepada klien

dan masalah yang dihadapi

klien

Dengarkan dengan penuh

perhatian ekspresi perasaan

klien

kepada klien

SP 2 : Klien dapat

mengenal

penyebab resiko

perilaku bunuh

diri

2. Setelah…..× interaksi

klien menceritakan

penyebab perilaku

bunuh diri yang

dilakukannya :

Menceritakan

penyebab klien

melakukan

2. Bantu klien mengungkapkan

perasaan yang menyebabkan

klien mempunyai ide serta

melakukan percobaan bunuh

diri :

Motivasi klien untuk

menceritakan penyebab

klien mempunyai ide

2. Menentukan

mekanisme

koping yang

dimiliki klien

dalam

menghadapi

masalah serta

sebagi langkah

Page 9: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

percobaan bunuh

diri

bunuh diri

Dengarkan tanpa

menyela atau memberi

penilaian setiap

ungkapan perasaan klien

awal dalam

menyusun

strategi

berikutnya

SP 3 : Klien dapat

mengidentifikasi

tanda-tanda

perilaku bunuh

diri

3. Setelah…..× interaksi

klien menceritakan

tanda-tanda saat klien

berkeinginan untuk

bunuh diri :

Tanda Sosial : klien

mengancam akan

melakukan bunuh

diri dan klien

melakukan hal yang

tidak biasa

dilakukan klien

Tanda Fisik : klien

mencederi diri

sendiri seperti

3. Bantu klien mengungkapkan

tanda-tanda perilaku

bunuh diri yang

dialaminya :

Motivasi klien

menceritakan kondisi

emosionalnya

Motivasi klien

menceritakan kondisi

sosialnya

3. Deteksi dini

sehingga dapat

mencegah

tindakan yang

dapat

membahayakan

klien

Page 10: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

menyayat nadi,

minum obat sampai

over dosis, dlsb,

tatapan mata klien

tampak menerawang

eperti memikirkan

sesuatu

Tanda Emosional :

klien menjadi

penyendiri,

pemurung, dan

pemarah

SP 4 : klien dapat

mengidentifikasi

perilaku

percobaan bunuh

diri yang pernah

dilakukan

4. Setelah…..× interaksi

klien menjelaskan :

Perasaan saat

melakukan bunuh

diri

Efektivitas

percobaan yang

dilakukan

4. Diskusikan dengan klien

percobaan bunuh diri yang

dilakukannya selama ini :

Motivasi klien

menceritakan tindakan

apa saja yang sudah

pernah dilakukan untuk

mengakhiri hidup

4. Melihat

mekanisme

koping klien

selama ini

dalam

menyelesaikan

masalah yang

dihadapi

Page 11: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

Tindakan yang

sudah pernah

dilakkan untuk

mengakhiri hidup

Motivasi klien

menceritakan perasaan

setelah tindakan

tersebut

Diskusikan apakah

dengan tindakan

tersebut masalah yang

dialami klien teratasi

SP 5 : Klien dapat

mengidentifikasi

akibat tindakan

yang sudah

dilakukan untuk

bunuh diri

5. Setelah…..× interaksi

klien menjelaskan

akibat tindakannya :

Diri sendiri

Orang lain

Lingkungan

5. Diskusikan dengan klien

akibat negatif cara yang

dilakukan pada :

Diri sendiri

Orang lain

Lingkungan

5. Membantu klien

melihat dampak

yang

ditimbulkan

akibat tindakan

bunuh diri yang

dilakukan klien

SP 6 : Klien dapat

mengidentifikasi

cara konstruktif

untuk

menghilangkan

6. Setelah…..× interaksi

klien :

Menjelaskan cara

yang sehat untuk

menghilangkan

6. Diskusikan dengan klien :

Apakah klien mau

mempelajari cara baru

untuk menghilangkan

keinginannya tanpa

6. Menurunkan

perilaku

destruktif yang

akan

mencederai

Page 12: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

keinginannya

untuk bunuh diri

keinginan bunuh

diri

melakukan tindakan

destruktif terhadap

dirinya

Jelaskan berbagai

alternatif yang dapat

dilakukan jika

keinginan bunuh diri

muncul

Jelaskan cara-cara sehat

untuk menghilangkan

keinginan untuk bunuh

diri : melakukan hobi

klien, berdoa, minta

bantuan orang lain jika

muncul keinginan

bunuh diri, dan TAK

klien

SP 7 : Klien dapat

mendemonstrsika

n cara mengontrol

keinginan untuk

7. Setelah…..× interaksi

klien memperagakan

cara mengontrol

perilaku destruktif

7.1. Diskusikan cara yang akan

dipilih dan anjurkan klien

memilih cara yang

mungkin sesuai dengan

7.1 Keinginan

untuk bunuh

diri sangat

rentan dan

Page 13: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

bunuh diri terhadap diri sendiri :

Fisik : Melakukan

hobi klien, ikut

TAK

Verbal :

Mengungkapkan

perasaan yang

membuatnya ingin

bunuh diri pada

orang lain tanpa

menyakiti diri

sendiri

Spiritual : Berdoa

sesuai agama

kondisi klien

7.2 Bantu klien jika klien

kesulitan untuk melakukan

apa yang sudah dipilihnya

tidak tahu

kapan

munculnya

7.2 Meningkatkan

kepercayaan

diri klien

serta

enghindari

terjadi hal

yang tidak

diinginkan

SP 8 : Klien

mendapat

dukungan

keluarga untuk

mengontrol

perilaku bunuh

8. Setelah…..× interaksi

keluarga :

Menjelaskan cara

merawat klien

dengan resiko

bunuh diri

8.1 Diskusikan pentingnya

peran serta keluarga

sebagai pendukung klien

untuk mengatasi perilaku

bunuh diri

8.2 Diskusikan potensi keluarga

8. Keluarga adalah

sistem

pendukung

utama bagi

klien

Page 14: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

diri Mengungkapkan

rasa puas dalam

merawat klien

untuk membantu klien

mengatasi perilaku bunuh

diri

8.3 Jelaskan pengertian,

penyebab, akibat, dan cara

merawat klien resiko

bunuh diri yang dapat

dilakukan keluarga

8.4 Peragakan cara merawat

klien

8.5 Beri kesempatan keluarga

untuk memperagakan

ulang

8.6 Beri pujian pada keluarga

setelah peragaan

8.7 Tanyakan perasaan

keluarga setelah mencoba

cara yang dilatih

SP 9 : KLien

menggunakan

9.1 Setelah…..× interaksi

klien menjelaskan :

9.1 Jelaskan pada klien :

Manfaat minumobat

9. Mensukseskan

program

Page 15: asuhan keperawatan pasien resiko bunuh diri

obat sesuai

program yang

telah ditetapkan

Manfaat

minumobat

Kerugian tidak

minum obat

Nama obat

Bentuk dan warna

obat

Dosis yang

diberikan

Waktu pemakaian

Cara pemakaian

Efek yang dirasakan

9.2 Setelah…..× interaksi

klien menggunakan obat

sesuai program

Kerugian tidak minum

obat

Nama obat

Bentuk dan warna obat

Dosis yang diberikan

Waktu pemakaian

Cara pemakaian

Efek yang dirasakan

9.2 Anjurkan klien :

Minta dan

menggunakan obat tepat

waktu

Lapor ke perawat/dokter

jika mengalami efek

yang tidak biasa

Beri pujian terhadap

kedisiplinan klien

menggunakan obat

pengobatan

klien