34
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI Hipertensi ; Peningkatan tekanan darah di atas standar usia. Peningkatan terjadi secara menetap Sistol 140 mm Hg. Diastol 90 mmHg. Usia > 65 tahun Sistol : > 160 mm Hg Diastol > 95 mm Hg. Klasifikasi Hipertensi : Ringan ( Tk.I) : 140 – 150/90-99 Sedang ( Tk.II) : 160 – 179/100-109 Berat (Tk.III) : 180 – 209/110-119 Sangat berat (Tk.IV) : > 210/120 Pengambilan tekanan darah : Istirahat > 5 menit Tidak mengkonsumsi zat stimulan (kopi, rokok) > 30 menit. Hipertensi Primer/esensial : 85 % - 95 % Sukar diketahui penyebabnya Serangan perlahan-lahan progresif.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Hipertensi ;

Peningkatan tekanan darah di atas standar usia. Peningkatan terjadi secara menetap

Sistol 140 mm Hg.

Diastol 90 mmHg.

Usia > 65 tahun Sistol : > 160 mm Hg

Diastol > 95 mm Hg.

Klasifikasi Hipertensi :

Ringan ( Tk.I) : 140 – 150/90-99

Sedang ( Tk.II) : 160 – 179/100-109

Berat (Tk.III) : 180 – 209/110-119

Sangat berat (Tk.IV) : > 210/120

Pengambilan tekanan darah :

Istirahat > 5 menit

Tidak mengkonsumsi zat stimulan (kopi, rokok) > 30 menit.

Hipertensi Primer/esensial :

85 % - 95 %

Sukar diketahui penyebabnya

Serangan perlahan-lahan progresif.

Hipertensi Sekunder ;

5 % - 15 %

dipengaruhi kondisi patologik

denan pengobatan tekanan darah normal

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Borderline hypertension :

Labil

Meningkat secara intermitten

Kadang-kadang normal.

Maligna Hipertensi :

Diastol > 140 mm hg

Papiledema

Benigna hipertensi :

Hipertensi Primer :

- Genetik

- Obesitas

- Stress lingkungan

- Menurunnya elasitas pembuluh daah

- Merokok

- Peminum alkohol.

Hipertensi Sekunder :

- pil KB

- Penyakit ginjal

- Penyakit endokrin

- Kehamilan

Faktor risiko :

1. tidak dapat dimodifikasi :

- Riwayat keluarga

- Usia- meningkat pada usia 50 tahun (50 – 60 %).

- Gender : > Pria, Wanita setelah menopause

- Etnis AS ; Kulit hitam.

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

2. Dapat dimodifikasi :

- Stress

- Obesitas

- Pola diet

- Merokok

- Peminum alkohol

Phatofisiologi :

Hipertensi Primer Penyebab multifaktorial natrium, aldosteron, norephineprin,

lingkungan genetik.

Meningkatnya resistensi pembuluh perifer sebagai akibat stimulasi simpatis dan sekreni

renin.

GFR Renin Angiotensinogen

Stimulasi

Simpatis Angiotensin I

Angiotensin II

Vasokonstriksi Sekresi Aldosteron

Resistensi perifer Retensi Na & Air Edema

Tekanan Darah

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Manifestasi Klinik :

Awal : Hipertensi tidak memberikan manifestasi klinik pada tahap awal.

Lebih lanjut Keluhan nyeri kepala terutama bagian psipital yang sering terjadi

pada pagi hari.

Nyeri kepala Spasme/oklusi pembuluh darah serebral.

Fatigue

Pusing

Palpitasi

Mata berkunang-kunang

Epistaksis

Gangguan retina

Pembesaran jantung

Perubahan neurologis Gangguan. Pembuluh darah serebral.

Peningkatan berat badan.

Diagnostik test :

Pemeriksaan fungsi ginjal

Chest X-ray

EKG

Darah glukosa, cholesterol.

Pengobatan :

Program penurunan berat badan

Diet rendah garam (1-2.5 gr atau 4 – 5 gr/hari.

Hindari Kopi, rokok dan alkohol aktifitas simpatis

Exercise aerobik.

Intervensi pharmacologi :

Pengobatan anti hipertensi :

- Diuretik

- Adrenergik inhibitor

- Vasodilator

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

- ACE Inhibitor

- Calcium antagonis.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. NDx : Penurunan Cardiac Output R/T peningkatan after load/vasokonstriksi.

Tujuan : Klien akan berpartisipasi dalam upaya menurunkan tekanan darah/beban

kerja jantung :

Tekanan darah dalam batas terkontrol

Irama jantung stabil

HR dalam batas normal.

Implementasi :

Monitor tekanan darah

R : Hipertensi berat meningkatkan gangguan sirkulasi serebral/stroke dan

IHD.

Kaji kualitas nadi perifer dan nadi sentral.

R : Menurunnya frekuensi nadi tungkai vasokonsrriksi meningkatkan SVR

dan kongesti vena.

Auskultasi HR dan bunyi nafas.

R : S4 menunjukan hipertrofi atrium (peningkatan volume/tekanan atrium).

S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel.

Cracle dan wheezing kongesti pulmonal CHF.

Observasi warna kulit, temperatur, dan ketegangan kulit.

R : Pucat, dingin, kulit lembab vasokonstriksi perifer dan CHF/penurunan

cardiac output.

Catat adanya edema.

R : Indikator gagal jantung, ginjal atau pembuluh darah.

Ciptakan lingkunan tenang, istirahat, penurunan aktifitas, batasi jumlah

pengunjung/jangan terlalu lama.

R : Penurunan stimulasi simpatis meningkatkan relaksasi.

Analgetik/antiansietas Diazepam.

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

R : Penurunan ketegangan menghambat stimulasi simpatis.

2. NDx : Nyeri akut R/T peningkatan tekanan pembuluh darah serebral.

Tujuan : Klien akan melaporkan nyeri terkontrol ;

Menyebutkan metoda yang tepat untuk menurunkan nyeri.

Mengikuti semua tindakan pengobatan

Tenang

Tidur cukup

Aktifitas meningkat/baik.

Implementasi :

Tirah baring selama fase akut

R : Menurunnya stimulasi akan meningkatkan relaksasi.

Tehnik relaksasi/stress management.

R : Penurunan tekanan, akan meningkatkan sirkulasi.

Hindari aktifitas yang dapat merangsang : mengedan saat defekasi, batuk

lama, ketegangan.

R :L Peningkatan vasokonstriksi meningkatkan tekanan pembulih darah

serebral meningkatkan nyeri kepala.

Bantu klien ambulasi

R : Postural hipotensi pusing, mata berkuang-kunang, sempoyongan.

Makan lunak dan hangat, oral care.

R : Meningkatkan kenyaman.

3. NDx : Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan R/T intake makanan yang

berlebihan/kebiasaan makan yang salah.

Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan perubahan pola makan sesuai program :

Menurunkan berat badan 10 % - 20 %

Makan sesuai program diet

Mengikuti program aktifitas.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Implementasi :

Kaji tingkat pemahaman klien : hipertensi dan obesitas.

R : Obesitas meniungkatkan tekana darah meningkatkan cardiac

output sehubungan dengan meningkatkannya massa tubuh.

Diskusikan pengurangan intake kalori dan batasi lemak, garam dan gula.

R : Kesalahan pola makan atherosclerosis dan obesitas hipertensi

dan komplikasi.

R : garam retensi volume cairan beban kerja ginjal

Tek.darah

Rencanakan bersama klien tentang program penurunan berat badan.

R : Penurunan berat badan secara bertahap.

Kolaborasi dengan petugas diet.

R : Konseling bantu penentuan kebutuhan diet.

4. NDx : Kurangnya pengetahuan R/T kurangnya informasi/salah.

Tujuan : Klien akan mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit dan

pengobatan :

Menyebutkan proses penyakit dengan tepat.

Menyebutkan penggunaan obat dengan tepat.

Mempertahankan tekanan dtah tetap terkontrol.

Implementasi :

Kaji tingkat kesiapan dan hambatan belajar klien

R : Pemahaman yang salah/denial menghambat tingkat pemahaman klien

Jelaskan : Mempertahankan tekanan darah dalam batas toleransi, jelasdkan BP

dan pengaruh terhadap jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.

R : dasar pemahaman tentang peningkatan tekanan darah.

Hindari kata-kata “tekanan darah normal”, dan gunakan batasan “terkontrol

dengan baik”.

R : pengobatan/penanganan hipertensi bersifat lama. Dengan istilah “terkontrol

“lebih memudahkan pemahaman.

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Bantu klien mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dihindari.

R : Faktor-faktor ini akan dipahami sebagai pendukung terjadinya hipertensi,

gangguan kardiovaskular, penyakit ginjal.

Diskusikan pentingnya tidak merokok dan bantu merencanakan upaya

menghentikan rokok.

R : Nikotin Catecholamin BP, HR, vasokonstriksi.

Beri penguatan/pujian bila klien mau bekerja sama dalam program pengobatan.

R : Kerjasdama yangkurang, sebagai penyebab gaalnya pengobatan.

Ajarkan kien/keluarga tehnik monitor tekanan darah.

R : Peningkatan pengetahuan akan meningkatkan upaya kesehatan.

Jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengobatan ; pengaruh dosis, aturan.

R : informasi yang adekuat akan meningkatkan kerjasdama dengan klien.

Timbang berat badan sesuai jadwal.

R : Indikator utama efektifitas diuretik.

5. NDx : Koping individu tidak efektif R/T krisis situasi/sistem pendukung persepsi

tidak realistik.

Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan penggunaan metoda koping tang efektif. :

Tenang

Komunikasi adekuat

Koping adaptif

Partisipasi aktif

Tidur cukup.

Implementasi :

Kaji efektifitas strategi koping yang digunakan klien

R : Mekanisme adaptasi yang positif mendukung klien dalam mengatasi

masalah.

Kaji kemungkinan ganguan tidur, kelelahan, konsentrasi , gelisah, Toleransi

nyeri.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

R : Hal di atas merupakan manifestasi koping yang negatif Indikator tekanan

kemarahan.

Bantu klien mengidentifikasi stressor yang spesifik dan strategi koping yang

digunakan.

R : Mengenal stressor adalah tahap pertama upaya merespon stressor yang

mengganggu.

Libatkan klien merencanakan asuhan keperawatan dan dorong berpartisipasi

maksimal.

R : Memfokuskan perhatian klien secara realistik membantu pemahaman klien.

PENGKAJIAN

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

I. Riwayat Klien/ Data Demografi

Nama : Ny. N.S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur/TTL : 78 tahun/ 16 November 1937

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Janda

Alamat Sekarang : Panti Werda Agape Tondano

Alamat Sebelumnya : Remboken

Tanggal masuk panti : 9 Januari 1999

II. Riwayat Keluarga

Pasangan hidup Ny. adalah Tn yang telah meninggal sejak tahun yang lalu,

penyebab kematian adalah karena. Klien tidak memiliki anak.

III. Riwayat Pekerjaan

Pekerjaan saat ini tidak ada karena klien mengalami kelemahan fisik akibat proses

penuaan. Pekerjaan sebelumnya adalah sebagai petani.

IV. Riwayat Lingkungan Hidup

Saat ini klien menempati sebuah ruangan dipanti werda Agape tondano yang

memiliki fasilitas 22 kamar dengan jumlah penghuni

V. Riwayat Rekreasi

Hobi/minat klien adalah masak

VI. Sumber/Sistem Pendukung yang digunakan

Posyandu, rumah sakit yang letaknya dekat dengan panti.

VII. Deskripsi hari khusus (kebiasaan ritual waktu tidur)

Klien lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur dikamar karena klien

mempunyai kelemahan fisik.

VIII. Status Kesehatan saat ini

Keluhan kesehatan utama; klien merasa pusing, sakit kepala dan nyeri pada

ekstremitas bawah sinistra yaitu pada patella, TD : 230/100 mmHg, N : 88

X/menit

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Nutrisi : frekuensi makan 2-3 kali sehari, waktu makan tidak teratur

( terkadang 2 kali makan pagi jam 09.00 dan makan siang jan 14.00). Makan

hanya sediki, klien hanya menghabiskan 1/3 dari porsi yang berikan.

No KriteriaDengan

BantuanMandiri Keterangan

1. Makan

5 10

Frekuensi 2-3 kali

jumlah 100-200 gr,

jenis nasi, bubur

lauk pauk.

2. Minum

5 10

Frekuensi 7-8 gelas

jumlah 3-4 liter

jenis air putih

3. Berpindah dari kursi ke tempat tidur

dan sebaliknya5-10 15

4. Personal toilet ( mencuci muka,

menyisir rambut, gosok gigi)10 5

Frekuensi 1-2 kali

sehari

5. Keluar masuk toilet ( mencuci

pakaian, menyeka tubuh, menyiram )5 10

6. Mandi5 15

Frekuensi 2 kali

sehari

7. Jalan dipermukaan datar 10 5

8. Naik turun tangga 5 10

9. Mengenakan pakaian 5 10

10. Kontrol BAK

5 10

Jumlah ± 50-150 cc

frekuensi 5-6 kali

warna kuning muda

11. Kontrol BAB

5 10

Frekuensi 1 hari

sekali, konsistensi

padat

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

12. Olahraga/latihan 5 10

13. Rekreasi/Pemanfaatan waktu luang 5 10

Keterangan :

a. 130 : Mandiri

b. 65-125 : Ketergantungan sebagian

c. 60 : Ketergantungan total

Jumlah : 130

Kesimpulan : Mandiri.

IX. Status Kesehatan Masa Lalu

Penyakit masa kanak-kanak tidak ada yang spesifik, klien pernah mengalami

trauma yaitu luka tembak dan tidak pernah menderita penyakit kronisdan riwayat

operasi tidak pernah. Riwayat obstetric G0,V0,P0

X. Riwayat Keluarga

XI. Tinjauan Sistem

Umum : Klien tampak lemah, mengalami kelemahan pada bagian

ekstremitas, perubahan tekstur kulit, rambut rontok,

beruban.

Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada lesi atau nodul, sering gatal-

gatal, distribusi rambut merata, beruban dan berketombe.

Mata : Mata kiri dan kanan simertis, penglihatan berkurang,

katarak (-)

Telinga : Telinga kiri dan kanan simetris, pendengaran jelas, otitis

media akut (-), lesi (-).

Hidung : Terdapat silia, tidak ada septum deviasi, polip tidak ada,

terdapat luka pada anterior hidung,tidak ada nyeri tekan

pada maksilaris kiri dan kanan serta pada bagian frontalis.

Rongga mulut, gigi geligi, lidah, tonsil, faring, :

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Pada rongga mulut : tidak berbau, tidak ada stomatitis, tidak ada

aphtae.

Gigi geligi : bersih, tidak ada sisa makanan, ada caries, tidak ada

karang gigi.

Pada gusi : tidak ada ginggivitis, dan tidak ada radang jaringan

penyanggah gigi.

Lidah : Kotor pada bagian bawah

Tonsil : Tonsilla pallatina berada diantara kedua pilar plika

tonsilaris dinyatakan dengan T1 yaitu; ukuran yang normal,

tidak ada radang pada tonsil.

Kelenjar Tirod: pada inspeksi tidak tampak pembesaran, pada palpasi

tidak dapat dirasakan perbedaannya dengan jaringan

sekitarnya

Kaku Kuduk : Tidak ada

Thorax dan pernapasan :

Inspeksi : Bentuk torax normal frekuensi pernapasan = 20 X/menit,

irama teratur, dispnea tidak ada, sianosis peroral

tidak ada.

Palpasi : Vocal fremitus : Getaran yang dirasakan sama.

Perkusi : Sonor

Auskultasi :Suara napas vesikular, vocal resonans : normal, suara

tambahan tidak ada.

Dada sering sakit dan sesak nafas.

Pemeriksaan Jantung :

Inspeksi : Iktus cordis berada pad linea medio klavikularis kiri

selebar 1 cm.

Palpasi : Lebar iktus cordis 1 cm

Perkusi : Ukuran jantung pada batas normal dan tidak ada

pembesaran

Auskultasi : Bj II A : ICS 2 linea sternalis kanan

Bj II P : ICS 2 linea sternalis kiri

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Bj I T : ICS 4 linea sternalis kiri

Bj I M : ICS 5 linea medioklavikularis

Bj III : Tidak ada.

Pemeriksaan Abdomen :

Inspeksi : Abdomen tampak datar, umblikus tidak menonjol, tepi

perut tidak menonjol, bayangang vena tidak ada, tidak ada

benjolan atau massa, terdapat lesi pada bagian superior

abdomen.

Auskultasi : peristaltik usus 5 kali/menit

Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tidak ada, hidrasi kulit, regio

epigastria positif ( gastritis ) Hepar : Tidak ada pembesaran

hepar, Lien : Teraba, tidak ada nyeri tekan pada suprapubik

Perkusi : acites negatif

Lengan dan tungkai : edema pada dorsum pedis, rentang gerak bebas

kekuatan otot : kiri = 5, kanan = 4. Refleks fisiologik : ada

respon pada patella. Refleks patologik ( babinski ) = tidak

ada, clubbing jari-jari tidak ada, spider nevi tidak ada.

Kulit : Turgor kulit lembab.

Payudara : Inspeksi : Puting susu menonjol, aerola coklat

Palpasi : tidak ada benjolan atau massa

Collumna vertebralis : Inspeksi : Tidak ada kelainan bentuk

Palapasi : Pada mid aksila terdapat

benjolan/nodul atau pembesaran

peluru.

Ginjal : Perkusi : nyeri ketuk ginjal (-)

XII. Sosial Ekonomi : -

XIII. Spritual

Klien biasanya berdoa sendiri di tempat tidur atau biasanya m,engikuti doa

berantai di ruang doa. Masih aktif mengikuti kegiatan kerohanian di aula.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

XIV. Status Mental

Tingkat kerusakan intelektual : ( SPMSQ )

BENAR SALAH NO PERTANYAAN

1. Tanggal Berapa hari ini? Klien masih ingat

2. Hari apa sekarang? Hari Rabu

3. Apa nama tempat ini? Panti werda Agape

4. Dimana alamat anda? Remboken

5. Berapa umur anda? 78 tahun

6. Kapan anda lahir? 16 November 1930

7. Siapa presiden Indonesia saat ini? Klien sudah lupa

8.

Siapa nama presiden Indonesia sebelumnya? Klien

sudah lupa.

9. Siapa nama ibu anda?

10.

Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap

angka baru, semua secara menurun.

Total score 3

Interpretasi Hasil

a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh

b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan

c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang

d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat

Kesimpulan : Fungsi intelektual utuh.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Aspek Kognitif ( MMSE )

NOASPEK

KOGNITIF

NILAI

MAKSIMAL

NILAI

KLIENKRITERIA

1. Orientasi 3 Menyebutkan dengan benar

Tahun

Musim

Tanggal

Hari

Bulan

Dimana kita sekarang?

Negara Indonesia

Sulawesi Utara

Kota Tondano

Panti Agape

2. Registress 3 Sebutkan nama 3 objek ( oleh

pemeriksa ) 1 detik untuk

mengatakanobjek tersebut,

kemudian tanyakan kepada klien

ketiga objek tersebut.

3. Perhatian 2 Minta klien untuk memulai

angka 100 kemudian dikurangi 7

samapai 5 kali tingkat

4. Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi

objek pada pertanyaan ketiga

5. Bahasa 7 Minta klien untuk mengulangi

kata berikut ”tidak ada, jika, dan,

atau, tetapi”.

Total nilai 18

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

Interpretasi Hasil

24-30 : tidak ada gangguan kognitif

18-23 : gangguan kognitif sedang

0-17 : Gangguan kognitif berat

Kesimpulan : klien mengalami gangguan kognitif sedang.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

ANALISA DATA

NO DATA DASAR ETILOGI MASALAH

1.

2.

DS :

Klien

mengatakan

sudah tidak dapat

melakukan

kegiatan ssecara

mandiri.

Klien

mengatakan

pusing bila

duduk lama.

DO :

Tekanan darah

160/80 mmHg.

Rentang gerakan

klien terbatas.

Klien tampak

tremor.

Klien didampingi

bila beraktivitas.

Ketergantungan

sebagian.

DS :

Klien

mengatakan

perlu

pendamping

Lansia

Pe fungsi tubuh

Gangguan system musculoskeletal

Kekakuan sendi

Gangguan mobilitas fisik

Lansia

Pe fungsi tubuh

Pe system saraf motorik

Gangguan mobilitas fisik.

Resiko cedera fisik.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

3.

untuk berjalan

dan beraktivitas.

Klien

mengatakan

pusing bila

duduk lama.

Klien

mengatakan

pendengaran

sudah mulai

berkurang.

DO :

Tekanan darah

160/80 mmHg.

Klien tampak

tremor saat

melakukan

aktivitas.

Klien didampingi

jika beraktivitas.

DS :

Klien

mengatakan

bahwa klien

merasa sulit

untuk melakukan

personal hygiene

secara mandiri.

DO :

Klien dibantu

dalam memenuhi

Kelemahan

Keterbatasan pergerakan

Resiko cedera

Lansia

Pe fungsi tubuh

Pe system saraf motorik

Kelemahan

Keterbatasan pergerakan

Defisit perawatan diri

Defisit perawatan diri.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

kebutuhan

personal hygiene

oleh teman

sekamarnya.

Klien tampak

lemah dan pucat.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

I

II

III

Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan

Resiko cedera fisik b/d perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh

Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. N. S

Umur : 78 thn.

Hari / tanggal Dx keperawatan Implementasi Paraf23 juni 2008

24 juni 2008

I,II,III

I,II,III

I

I

I

I

I,II

Membina hubungan saling percaya dengan

seluruh penghuni panti.

Memperkenalkan diri

Tujuan interaksi

Nama panggilan kesukaan klien.

Membina hubungan saling percaya secara

khusus dengan pasien kelolaan.

Memperkenalkan diri

Tujuan interaksi

Nama panggilan kesukaan klien.

Memeriksa keadaan dan kemampuan secara

fungsional.

Hasil : Klien secara fungsional sudah tidak

dapat melakukan mobilitas dan aktivitas

sendiri.

Mengkaji derajat mobilisasi klien dengan

menggunakan skala ketergantungan (0-4),

Hasil : skor ketergantungan 3 (memerlukan

lebih banyak bantuan dengan pengawasan)

Membantu klien melakukan rentang gerak

sesuai dengan kemampuan.

Mengoservasi tanda-tanda trauma, oedem,

dan tanda dari gangguan sirkulasi lainnya.

Menjelaskan pada klien tentang pentingnya

mobilisasi sesering mungkin sesuai dengan

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

25 Juni 2008

II

I,II

II

II

II

I,II

III

I,II,III

I

II

kemampuan.

Membantu klien dengan melakukan

mobilisasi dan aktivasi.

Menjelaskan penurunan fungsi tubuh akibat

proses penuaan.

Menjelaskan kebutuhan keamanan dan

keselamatan akibat menurunnya fungsi

tubuh.

Menciptakan lingkungan yang nyaman,

bersih, tidak licin dan basah.

Membersihkan ruangan/ wisma (WC/ kamar

mandi, R tamu, R tidur, dan pekarangan)

supaya tidak licin dan selanjutnya

menganjurkan agar seluruh penghuni wisma

untuk melakukan hal yang sama.

Mendekatkan barang-barang keperluan

klien.

Memberikan penjelasan-penjelasan bila

diperlukan dengan sederhana, jelas dan

spesifik.

Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam

melakukan personal hygiene.

Menjelaskan kepada klien tentang

pentingnya pemenuhan kebersihan diri.

Membina kembali hubungan saling percaya;

Perkenalkan kembali nama.

Membantu klien melakukan rentang gerak

sesuai kemampuan.

Mengobservasi tanda-tanda trauma, oedem,

dan tanda dari gangguan sirkulasi lainnya.

Menciptakan lingkungan yang nyaman,

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

25 Juni 2008

II

III

I

II

II

bersih, tidak licin dan basah.

Membersihkan ruangan / wisma (WC/kamar

mandi, R tamu, R tidur dan pekarangan)

supaya tidak licin dan selanjutnya

menganjurkan agar seluruh penghuni wisma

untuk melakukan hal yang sama.

Mendekatkan barang-barang keperluan

klien.

Membantu dan mengajarkan kepada klien

dalam pemenuhan kebutuhan personal

hygiene.

Membantu klien dalam melakukan aktivitas

dan mobilisasi.

Membantu klien melakukan rentang gerak

sesuai dengan kemampuannya.

Menganjurkan klien dan penjaganya untuk

tidak mendudukan klien pada kursi yang

keras.

Mengopservasi tanda-tanda trauma, oedem,

dan tanda dari gangguan sirkulasi lainnya.

Membantu klien dalam melakukan

mobilisasi dan aktivitas.

Menciptakan lingkungan yang nyaman,

bersih, tidak licin dan basah.

Membersihkan ruangan / wisma (WC/kamar

mandi, R tamu, R tidur dan pekarangan)

supaya tidak licin dan selanjutnya

menganjurkan agar seluruh penghuni wisma

untuk melakukan hal yang sama.

Mendekatkan barang-barang keperluan

klien.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI