Upload
chaocha-itu-oka
View
63
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
medikal bedah
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KLIEN TB
Annisa Azwar – Afif Ni’matul K – Eva Prasetya Maulina – Evi Hidayati – Jenita Magdalena – Nurhamidah Rangkuti
Tujuan presentasi
1. Menjelaskan Patofisiologi Penyakit TB2. Menjelaskan Asuhan Keperawatan bagi
Klien TB3. Menjelaskan Pemeriksaan dan
Penatalaksanaan Klien TB4. Menjelaskan Upaya Promotif dan Preventif
terkait Penyakit TB
SUB POKOK BAHASAN
PATOFISIOLOGI
PROSES KEPERAWATAN (PENGKAJIAN)
PROSES KEPERAWATAN (DIAGNOSA & INTERVENSI)
UPAYA PROMOTIF , PREVENTIF,KURATIF,
REHABILITATIF
PEMERIKSAAN DAN
PENATALAKSANAAN KLIEN TB
PROSES KEPERAWATAN
(IMPLEMENTASI & EVALUASI)
Patofisiologi TBC
Karakteristik M.Tuberkulosis
• Panjang 1-4 mikrometer • Tebal 0,3 – 0,6 mikrometer• Terdiri dari lipid- glolipida • bakteri aerob • Tidak tahan panas
Patogenesis
Patogenesis Tuberkulosis Primer
Inflamasi
eksudat
bronkopneumoni
Ghon tubercle
necrotizing caseosa
Bakteri dormant
Patogenesis Tuberkulosis Sekunder
Basil terus difagosit,magrofak bersatu menjadi
se tubercle epiteloid
mengalami nekrosis , jaringan
granulasi,jaringan fibrosit akan
membentuk kapsul dan di kelilingi
turbukle
sputum
Bakteri aktif kembali
Ghon tubercle , sembuh dan membentuk jaringan parut
Paru2 terinfeksi ,membentuk Bronkopneumonia
Hemoptisis pecahnya aneurisma yang terdapat pada dinding kavitas (rasmussens aneurysm)
pecahnya dinding tipis dari kavitas
ulserasi dari jaringan parenkim paru atau bronkus/bronkiolus
proses eksudasi dan kaseosa pada parenkim paru
fibrosis paru pada bekas tb paru
adanya kalsifiksai
Gejala TBC
PENGKAJIAN KLIEN TBC
Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan Diagnostik bagi Penderita TBC
Pemeriksaan Fisik bagi Penderita TBC
Meliputi:
Riwayat kesehatan klien
Identitas Klien
Keluhan Klien
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat psikososial
Pola fungsi kesehatan
Pemeriksaan Diagnostik bagi Penderita TBC
Pemeriksaan diagnostik
Radiologi
Laboratorium
Pemeriksaan fisik
B1 (Breathing)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
Kaitan dengan kasus
1. Identitas klien: Perempuan bernama X berusia 37 tahun , ibu umah tangga, tinggal di lingkungan padat penduduk
2. Keluhan klien : sesak nafas, batuk selama 3 minggu ,batuk berdarah dan demam bila malam hari.
3. Pernah mendapat pengobatan TBC setahun yg lalu, tetapi setelah 3 bulan pengobatan ia tidak lagi minum obat karena sudah tidak batuk lagi.
4. Pada pemeriksaan fisik saat ini, didapatkan frekuensi nafas 30x/menit, nadi 88x/menit, TD 100/60 mmHg, BB 35 kg, TB 155cm, klien tampak lemah dan terpasang oksigen nasal kanul 4L/menit.
Lanjutan…
M. Bacillus merupakan bakteri yang menular melalui udara, khususnya udara yang lembab di lingkungan yang kumuh. M. Bacillus ini biasanya dilepaskan pada saat penderita TBC batuk. Batuk pada penderita TBC biasanya mengandung nekrotik kaseosa yang ditimbulkan akibat reaksi antara bakteri dan makrofag. Droplet udara pada penderita TBC juga dapat menjadi perantara masuknya M. Bacillus ke dalam sakuran pernafasan.
Lanjutan…
• Keadaan lingkungan tempat tinggal Ibu X akhirnya menjadi kekhawatiran tersendiri bahwa Ibu X akan menularkan penyakitnya kepada keluarganya dan masyarakat.
Lanjutan…
• Untuk mengecek keakuratan terjadi TBC sekunder, maka Ibu X harus menjalani tes fisik (berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) dan tes diagnostik (rontgen, tes tuberkulin, sputum test, CT-scan, darah).
Lanjutan…
• Peran perawat disini adalah memberi edukasi dan pengarahan, memfasilitasi pemeriksaan tersebut, mendiagnosiskan bersama tim kesehatan, membuat rencana pengobatan jangka pendek dan jangka panjang, dan akhirnya mengevaluasi segala hal yang telah dilakukan.
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Klien TB
Diagnosa Aktual•gangguan pertukaran gas yang
berhubungan dengan frekuensi pernapasan yang abnormal.
•bersihan jalan napas tidak efektif.
Diagnosa Risiko•risiko akan menularkan TBC ke orang lain
berhubungan dengan lingkungan padat penduduk.
•risiko cepat lelah berhubungan dengan berat badan yang terlalu kurus dan kondisi fisik yang lemah.
Diagnosa Promosi Kesehatan•ketidaktahuan terhadap regimen
pengobatan akibat kurang pengetahuan mengenai pengobatan penyakit TBC.
Intervensi
Rencana dari pemberian asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:
• pemeliharaan jalan napas yang paten;• pengetahuan tentang penyakit dan regimen
pengobatan;• kepatuhan terhadap regimen medikasi;• meningkatkan toleransi aktivitas; dan• tidak terdapat komplikasi.
Implementasi Keperawatan
1. Peningkatan bersihan jalan napas
Hidrasi sistematik Sebagai ekspetoran yang efektif
Menjelaskan posisi terbaik untuk drainase
Masker wajah dengan kelembaban tinggi
a.
b.
c.
2. Mendukung Kepatuhan terhadap Regimen Pengobatan
Pasien minum obat secara teratur dalam waktu yang ditentukan
Pasien dengan cermat diinstruksikan tentang pentingnya tindakan hiegenis, termasuk perawatan mulut, menutup mulut
dan hidung ketika batuk dan bersin, membuang tisu basah dengan baik, dan mencuci tangan.
3. Penyuluhan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah
kemampuan klien terhadap reaksi
obat yang merugikan
mensurvei rumah lingkungan kerja klien
3. Penyuluhan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah
Perawat menginstruksi klien dan keluarga
prosedur pengendalian infeksi
4. Masukan Nutrisi Tidak Adekuat dan Malnutrisi
(a) Memastikan masukan nutrisi yang adekuat dan memastikan
ketersediaan makanan yang bernutrisi
(b) Identifikasi fasilitas yang menyediakan
makanan di lingkungan pasien
(c) Penggunaan diet tambahan(d) Peningkatan toleransi
aktivitas dan kekuatan otot
5. Efek samping terapi medikasi
Instruksikan minum obat meskipun keadaan dalam lambung kosong atau setidaknya 1 jam sebelum
makan
5. Efek samping terapi medikasi
Pasien yang mendapat INH hindari makanan mengandung tiramin & histamine karena dapat mengakibatkan sakit kepala, kemarahan,
kepala terasa melayang, diaforesi, hipotensi, palpitasi
5. Efek samping terapi medikasi
Rifampin meningkatkan metabolisme obat-obatan sehingga membuatnya kurang rifampin dapat mengubah warna lensa kontak
(penggunaan kacamata dianjurkan selama pengobatan)
6. Resistensi banyak obat.
Pasien dijelaskan tentang resiko resistensi obat jika regimen
pengobatan tidak diikuti secara kontinu.
Evaluasi Asuhan Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan bagi pasien dengan kasus TBC
Mempertahankan jalan napas paten dengan sekresi menggunakan humidifikasi, masukan cairan, batuk, dan drainaase
Menunjukan tingkat pengetahuan yang adekuat tentang penyakit yang diderita dengan cara: a. Menyebutkan nama obat dan jadwal yang tepat untuk mengkonsumsinya.
b. Menyebutkan efek samping dari obat yang dikonsumsi
Mematuhi regimen oengobatan dengan minum obat sesuai yang ditetapkan dan melaporkan skrining tindak lanjut
Evaluasi yang diharapkan bagi pasien dengan kasus TBC
Ikut serta dalam aktivitas preventif, yaitu:
• Membuang tisu yang telah digunakan dengan benar.• Memberikan dorongan pada orang terdekat pasien untuk melaporkan diri
guna pemeriksaan fisik.
Mempertahankan jadwal aktvitas.
Tidak menunjukan komplikasi
• Mempertahankan berat badan atau mengalami kenaikan berat badan yang adekuat.
• Menunjukan hasil pemeriksaan fungsi oragn, terutama hati dan ginjal dalam keadaan baik
Evaluasi yang diharapkan bagi pasien dengan kasus TBC
Meminimalisir efek samping terkait obat maupun terapi, yaitu;• Minum vitamin tambahan (vit. B6) sesuai dengan yang diresepkan• Menghindari penggunakan alcohol.• Telah mengetahui bahaya memakan makanan yang mengandung
histamine dan tiramin.• Melakukan pemeriksaan fisik teratur dan pemeriksaan darah juga teratur
untuk mengetahui fungsi organ vital.
PEMERIKSAAN DAN PENATALAKSANAAN KLIEN TB
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan Sputum• Pemeriksaan Tuberkulin • Pemeriksaan Rontgen Thorax• Pemeriksaan CT Scan• Radiologis TB Paru Milier• Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
• Kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain diperlukan 5.000 kuman dalam 1 mil sputum Hasil pemeriksaan BTA (basil tahan asam) (+) di bawah mikroskop memerlukan kurang lebih 5000 kuman/ml sputum
Pemeriksaan Tuberculin• Cara yang sering digunakan adalah cara mantoux.
Menyuntikan protein dari kuman mycobacterium tuberculosis pada bagian lengan bawah.
• Indurasi1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–4 mm,uji mantoux negatif.
Arti klinis : tidak ada infeksi Mikobakterium tuberkulosa2. Pembengkakan (Indurasi) : 3–9 mm,uji mantoux meragukan.
Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi atau silang dengan Mikobakterium atipik setelah vaksinasi BCG.
3. Pembengkakan (Indurasi) : = 10 mm,uji mantoux positif. Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa
Pemeriksaan Rontgen Thorax
• Pemeriksaan rontgen thoraks sangat berguna untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan ini bergantung pada tipe keterlibatan dan kerentanan bakteri tuberkel terhadap obat antituberkulosis, apakah sama baiknya dengan respons dari klien.
Pemeriksaan CT Scan
• Pemeriksaan CT Scan dilakukan untuk menemukan hubungan kasus TB inaktif/stabil yang ditunjukkan dengan adanya gambaran garis-garis fibrotik ireguler, pita parenkimal, kalsifikasi nodul dan adenopati, perubahan kelengkungan beras bronkhovaskuler, bronkhiektasis, dan emifesema perisikatriksial
Radiologis TB Paru Milier
• TB paru milier terbagi menjadi dua tipe, yaitu TB paru milier akut dan TB paru milier subakut (kronis). Penyebaran milier terjadi setelah infeksi primer. TB milier akut diikuti oleh invasi pembuluh darah secara masif/menyeluruh serta mengakibatkan penyakit akut yang berat dan sering disertai akibat yang fatal sebelum penggunaan OAT. Hasil pemeriksaan rontgen thoraks bergantung pada ukuran dan jumlah tuberkel milier.
Pemeriksaan Laboratorium
• Diagnosis terbaik dari penyakit diperoleh dengan pemeriksaan mikrobiologi melalui isolasi bakteri. Untuk membedakan spesies Mycobacterium antara yang satu dengan yang lainnya harus dilihat sifat koloni, waktu pertumbuhan, sifat biokimia pada berbagai media, perbedaan kepekaan terhadap OAT dan kemoterapeutik, perbedaan kepekaan tehadap binatang percobaan, dan percobaan kepekaan kulit terhadap berbagai jenis antigen Mycobacterium.
Penatalaksanaan
• 1. Fase intensif (2-3 bulan) :Tujuan tahapan awal adalah membunuh kuman yang aktif membelah sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya dengan obat yang bersifat bakterisidal. Pasien yang infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan sputum BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan.
Lanjutan…• 2. Fase lanjutan (4-7 bulan).
Penggunaan 4 obat selama fase awal dan 2 obat selama fase lanjutan akan mengurangi resiko terjadinya resistensi selektif. Pada pasien yang pernah diobati ada resiko terjadinya resistensi. Paduan pengobatan ulang terdiri dari 5 obat untuk fase awal dan 3 obat untuk fase lanjutan. Selama fase awal sekurang-kurangnya 2 di antara obat yang diberikan haruslah yang masih efektif.
• Jika kembali pada kasus, Ibu berusia 37 tahun tersebut tidak menjalankan fase-fase pengobatan secara lengkap. Terbukti dari hasil pengkajian saat ibu tersebut menderita penyakit tbc hanya menjalani pengobatan selama 3 bulan, sedangkan selama 3 bulan itu merupakan fase intensif belum menginjak pada fase lanjutan. Jadi klien harus mengulang kembali pengobatanya dari fase awal yaitu fase intensif.
Lanjutan…
• Terdapat 4 kategori penderita yang memiliki perbedaan dalam hal pengobatan yaitu Kategori I, Kategori II , Kategori III, dan Kategori IV. Dalam kasus kali ini, klien dapat dikategorikan ke dalam Kategori II ( HRZE/5H3R3E3 ). Kategori II adalah kasus kambuh atau gagal dengan sputum tetap positif. Diberikan kepada Penderita kambuh, Penderita gagal terapi, dan Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
Lanjutan…
Penanggulangan pasien TBC terhadap penderita yang riwayat pengobatannya tidak teratur:
1. Teruskan pengobatan lama ± 3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap-tiap bulan.
2. Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat.3. Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan
obat yang masih sensitif.
Lanjutan…
Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA ( +) secara mikroskopik atau secara biakan)
1. Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama
2. Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali, biakan dan resistensi
3. Rontgen paru sebagai evaluasi.4.Identifikasi adanya penyakit yang menyertai (demam,
alkoholisme / steroid jangka lama)5.Sesuatu obat dengan tes kepekaan / resistensi
Upaya Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif
•Penyuluhan mengenai penyakit TBC,
•Peningkatan gizi
•Pemeliharaan kesehatan perseorangan,
•Pemeliharaan kesehatan lingkungan,
•Olahraga secara teratur dan reakreasi
Upaya Promotive
•Pemeriksaan kesehatan secara berkala
•Pengawasan dan penyuluhan
•Pengamatan langsung perawatan pasien
Upaya Preventie
•Perawatan pasien di rumah
•Pemberian terapi
Upaya Kuratif
•Pemulihan
•Latihan tarik napas dalam dan Batuk
Upaya Rehabiltatif
Kesimpulan
• Penyakit TBC merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis. Bakteri M. tuberculosis yang dapat bertahan di tempat gelap dan lembab. Faktor risiko TBC yakni usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, lingkungan, ventilasi dan pencahayaan lingkungan tinggal, status gizi, dan keadaan sosial ekonomi. Tanda dan gejala terkena TBC yaitu batuk lebih dari 4 minggu, dengan atau tanpa sputum, sering sesak nafas, gejala flu, anorexia, berkeringat tanpa sebab di malam hari, nyeri dada, anemia, berat badan menurun, lemas, dan batuk darah. Individu yang tidak menderita TBC sebisa mungkin harus menghindari penderita TBC yang lagi batuk maupun bersin. Karena apabila sudah terkena TBC, maka akan sulit untuk sembuh total, karena TBC dapat terinfeksi.
Lanjutan…
• Seorang perawat harus peka terhadap tanda dan gejala yang terjadi pada klien penderita TBC. Apabila perawat menemukan tanda dan gejala TBC, maka perawat harus melakukan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan diagnostik kepada klien. Tindakan tersebut dilakukan agar perawat dapat segera merancang asuhan keperawatan yang akan diberikannya kepada klien.
Tanya-Jawab
• Adi : Pada pemeriksaan fisik saat ini, didapatkan frekuensi nafas 30x/menit, nadi 88x/menit, TD 100/60 mmHg, BB 35 kg, TB 155cm, klien tampak lemah dan terpasang oksigen nasal kanul 4L/menit ?
• Untuk terapi oksigen. Menyuplai oksigen ke tubuh. Mengatasi keadaan hipoksemia.
• Kaitan AGD dengan pasien TBC?