32
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN “GANGGUAN MAKAN” OLEH: ROSSIANE E. RADIENA, NIM: 01. 09. 00144 A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Berbagai gangguan makan dimanifestasikan sebagai gangguan yang hebat dalam perilaku makan. Dua macan gangguan makan yang paling umum adalah Anoreksia Nervosa dan Bulimia Nervosa. a. Anoreksia Nervosa Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang ditandai dengan penolakan atau ketidakmampuan klien untuk mempertahankan berat badan normal yang minimal sangat takut berat bdan akan bertambah atau menjadi gemuk, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh, dan teta tidak mampu atau menolak untuk mengakui keseriusan masalah atau bahkan untuk mengetahui bahwa ada masalah (DSM-IV-TR, 2000). Klien yang mengalami anoreksia mempunyai berat badan yang 85% kurang dari berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia dan tinggi badan mereka, mengalami amenore (keadaan tidak terdapatnya haid; primary a, secondary a.) sedikitnya tiga siklus yang berurutan, dan mengalami preokupasi dengan makanan dan aktivitas yang berhubungan dengan makanan. Klien dengan anoreksia nervosa dapat diklasifikasikan dalam dua subkelompok bergantung pada bagaimana mereka mengontrol berat badan

Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN “GANGGUAN MAKAN”

OLEH: ROSSIANE E. RADIENA, NIM: 01. 09. 00144

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Berbagai gangguan makan dimanifestasikan sebagai gangguan yang hebat dalam

perilaku makan. Dua macan gangguan makan yang paling umum adalah Anoreksia Nervosa

dan Bulimia Nervosa.

a. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang

ditandai dengan penolakan atau ketidakmampuan klien untuk mempertahankan

berat badan normal yang minimal sangat takut berat bdan akan bertambah atau

menjadi gemuk, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran

tubuh, dan teta tidak mampu atau menolak untuk mengakui keseriusan masalah

atau bahkan untuk mengetahui bahwa ada masalah (DSM-IV-TR, 2000).

Klien yang mengalami anoreksia mempunyai berat badan yang 85% kurang dari

berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia dan tinggi badan mereka,

mengalami amenore (keadaan tidak terdapatnya haid; primary a, secondary a.)

sedikitnya tiga siklus yang berurutan, dan mengalami preokupasi dengan makanan

dan aktivitas yang berhubungan dengan makanan.

Klien dengan anoreksia nervosa dapat diklasifikasikan dalam dua subkelompok

bergantung pada bagaimana mereka mengontrol berat badan

- Klien dengan subtipe pembatasan mengalami penurunan berat badan

terutama melalui diet, puasa atau olahraga berlebihan

- Klien dengan subtype makan berlebihan dan pengurasan (purging ) terlibat

dalam makan berlebihan secara teratur dan diikuti dengan pengurasan.

Beberapa klien enoreksia tidak makan secara berlebihan tetapi tetap

terlibat dalam perilaku pengurasan setelah memakan sedikit makanan.

Makan berlebihan berarti mengonsumsi sejumlah besar makanan dalam

periode waktu yang berlainan, biasanya dua jam atau kurang. Jumlah

Page 2: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

makanan yang dimaan jauh lebih banyak dari yang dimakan oleh

kebanyakan orang pada satu waktu.

Pengurasan berarti perilaku kompensasi yang dilakukan untuk

mengeluarkan makanan dengan cara membuat diri sendiri muntah atau

menyalahgunakan laksatif, enema, dan diuretic.

Klien anoreksia menjadi benar-benar memikirkan usaha untuk menurunkan

berat badan dan langsing. Istilah “anoreksia” sebenarnya istilah yang tidak

tepat:karena klien tersebut tidak kehilangan nafsu makan, tetapi benar-benar

merasa lapar. Mereka mengabaikan perasaan lapar dan tanda-tanda kelemahan dan

keletihan fisik, seringkali dengan meyakini bahwa jika mereka makan sesuatu,

mereka tidak akan dapat menghentikannya dan akan menjadi gemuk.

Klien anoreksia sering kali mengalami preokupasi dengan aktivitas yang

berhubungan dengan makanan seperti menyiapkan makanan, mengoleksi resep

atau buku masakan, menghitung kalori, memasak makanan bebas-lemak, atau

memasak makanan untuk keluarga. Klien mungkin juga terlibat dalam perilaku

makan yang ritual atau tidak lazim, seperti menolak makan jika ada orang lain,

memotong makanan menjadi bagian-bagian kecil, atau tidak membiarkan makanan

yang dimakannya menyentuh bibirnya. Perilaku ritual tersebut meningkatkan rasa

kontrolnya. Olahraga yang berlebihan biasanya dilakukan dan dapat berlangsung

selama beberapa jam dalam sehari.

b. Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa, yang sering disebut secara singkat sebagai bulimia, adalah

gangguan makan yang ditandai dengan episode makan sangat berlebihan yang

berulang (minimal dua kali dalam seminggu dalam tiga bulan) yang diikuti dengan

perilaku kompensasi yang tidak tepat untuk menghindari penambahan berat badan,

seperti pengurasan (membuat diri sendiri muntah atau menggunakan laksatif,

diuretk, enema, atau emetic), puasa, atau olahraga yang berlebihan (DSM-IV-TR,

2000).

Jumlah makanan yang dikonsumsi selama episode makan yang berlebihan lebih

banyak daripada yang biasanya individu makan, dan makan berlebihan seringkali

dilakukan diam-diam. Diantara makan yang berlebihan, klien mungkin memakan

Page 3: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

makanan rendah kalori atau melakukan puasa. Episode makan atau melakukan

pengurasan serig dicetuskan oleh emosi yang kuat dan diikuti oleh perasaan

bersalah, menyesal, malu atau menghina-diri.

Klien yang mengalami bulimia biasanya berada dalam rentang berat badan

normal. Tetapi mereka mungkin kelebihan berat badan atau kekurangan berat

badan. Email gigi hilang karena muntah yang berulang, dan ada peningkatan insiden

karies gigi dan gigi gerigis atau gumpil. Dokter gigi sering kali menjadi professional

perawatan kesehatan yang pertama kali mengidentifikasi bulimia nervosa

2. Epidemiologi

Lebih dari 90% kasus anoreksia nervosa dan bulimia nervosa terjadi pada wanita (DSM-

IV-TR, 2000). Prevalensi kedua gangguan makan tersebut diperkirakan sebanyak 1%-3% dari

populasi umum di Amerika Serikat (Halmi, 2000)

a. Anoreksia nervosa

Secara khas, penyakit ini terjadi pda lebih kurang 1% -90% penduduk wanita

dengan awitan terjadi selama masa remaja atau dewasa mudah antara usia 14

sampai 20 tahun. Perbandingan gangguan pada wanita dan pria adalah 20:1

Dalam hasil studi jangka panjang tentang kilien yang mengalami anoreksia

nervosa, Zipfel et al (2000) menemukan bahwa setelah usia 21 tahun, 50% klien

benar-benar sembuh, 25% sembuh sebagian , 10% masih memenuhi semua criteria

anoreksia nervosa, dan 15% meninggal karena penyebab yang berhubungan dengan

anoreksia. Klien dengan berat badan sangat rendah dan waktu sakit yang lebih lama

cenderung lebih sering relaps (kemunduran kembali keadaa umum pasien setelah

terjadi suatu perbaikan atau kesembuhan yang nyata) dan mempunyai hasil terapi

yang lebih buruk (Herzog et al, 1999). Klien yang menggunakan laksatif beresiko

lebih tinggi mengalami komplikasi medis (turner et al, 2000)

b. Bulimia nervosa

Gangguan ini lebih sering terjadi dengn perkiraan antara 2% dan 4% serta

prevelensi 4% hingga 15% pada wanita dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas

dan Mahasiswa. Serangan terutama terjadi pada usia 16 hingga 19 tahun dan

perbandingan dengan pria adalah 9:1.

Page 4: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Sekitar 50% klien bulimia benar-benar sembuh, 20% tetap memenuhi semua

criteria penyakit ini, dan 30% mengalami serangan episodic bulimia. Sepertiga klien

yang benar-benar sembuh mengalami relaps. Klien yang mengalami gangguan

kepribadian komorbid cenderung mencapai hasil yang lebih buruk daripada mereka

yang tidak mengalami gangguan kepribadian. Angka kematian bulimia diperkirakan

0% hingga 3% (Halmi, 2000).

3. Etiologi

Penyebab spesifik gangguan makan tidak diketahui awalnya. Awalnya diet adalah

stimulus yang menimbulkan perkembangan gangguan makan yang serius. Kerentanan

biologis, msalah perkembangan,pengaruh keluarga dan sosio dapat mengubah perilaku diet

menjadi gangguan makan. Penguatan psikologid dan fisiologis dari perilaku makan

maladaptive memperpanjang siklus gangguan makan (Halmi, 2000)

a. Factor Biologic

Studi tentang anoreksia nervosa dan bulimia nervosa menunjukan bahwa

gangguan tersebut cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh krena itu, kerentanan

genetic mungkin muncul karena yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress

emosional. Kerentnan genetic ini mungkin karena tipe kepribadian tertentu atau

kerentanan umum terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin secara

langsung menckup disfungsi hipotalamus (Halmi,2000). Riwayat gangguan ansietas

atau mood atau gangguan obsesif-kompulsif pada keluarga membuat individu

beresiko mengalami gangguan makan. Wade et al (2000) menghubungkan 58%

kasus anoreksia nervoda dengan sifat dapat diturunkan, tetapi tidak dapat

sepenuhnya mengabaikan pengaruh lingkungan bersama.

Banyak gejala gangguan makan mungkin disebabkan oleh gangguan nucleus

hipotalamus. Du set nucleus hipotalamus sangat penting pada banyak aspek lapar

dan kenyang (kepuasaan akan makan); hipotalamus lateral dan ventro-media.

Deficit pada hipotalamus lateral mengakibatkan kurangnya makan dan kurangnya

respons terhadap stimulus sensori yang penting untuk makan. Gangguan pada

hipotalamus ventromedial menyebabkan makan berlebihan , penamabhan berat

badan dan berkurangnya respon terhadap efek kenyang glukosa, yang merupakan

perilaku yang terlihat pada bulimia.

Page 5: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Banyak perubahan neurokimia terjdi pada gangguan makan, tetapi sulit

mengatakan apakah hal tersebut menyebabkan gangguan makan atua hal tersebut

merupakan akibat dari anoreksia dan bulimia karena kelaparan, makan berlebihan,

dan pengurasan. Misalnya, kadar norepinefrin meningkat pada individu normal

dalam berespon terhadap makanan, yang memungkinkan zat gizi dimetabolisme

dan digunakan oleh tubuh. Akan tetapi, norepinefrin tidak meningkat sampai kadar

normal selama periode kelaparan karena terdapat sedikit zat gizi yang

dimetabolisme. Oleh karena itu, kadar norepinefrin yang rendah ditemukan pada

klien dengan pembatasan asupan makan. Selain itu, kadar norepinefrin yang rendah

berhubungan dengan penurunan frekuensi jantung dan tekanan darah pad aklien

anoreksia

Kadar serotonin neurotransmitter dan triptofan prekusornya yang lebih tinggi

dikaitkan dengan peningkatan rasa kenyang, sinyal tubuh yang menunjukkan bahwa

kita telah cukup makan. Kadar serotonin yang rendah, juga kadar monoamine

oksidase pada platelet yang rendah tealh ditemukan pada klien bulimia dan klien

anoreksia nervosa pada makan berlebihan dan pengurasan (Carraso et al., 2000); hal

ini dapat menjelaskan perilaku makan berlebihan.

b. Factor Perkembangan

- Anoreksi nervosa

Awitan anoreksia nervosa biasanya terjadi selamam masa remaja atau

dewasa muda, dan diyakini bahwa beberapa penyebab berhubungan

dengan masalah perkembangan pada tahap kehidupan ini. Perjuangan

untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan identitas yang unik

adalah dua tugas yang penting.

Tugas perkembangan otonomi atau pengunaan kendali terhadap diri

sendiri dan lingkungan, mungkin sulit pada keluarga yang overprotektif atau

terdapat enmeshment (tidak memiliki batasan peran yang jelas). Usaha

remaja untuk mendapatkan kebebasan tidak didukung, dan ia merasa

seolah-olah mempunyai sedikit kendali atau tidak memiliki kendali dalam

hidupnya. Ia mulai mengontrol makannya dengan diet yang berat dan

mengontrol berat badannya. Penurunan berat badan menjadi pendorong;

Page 6: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

dengan terus menurunkan berat badan , ia dapat mengendalikan beberapa

aspek kehidupannya.

Serpell et al. (1999) meneliti anak perempuan yang mengalmai anoreksia

nervosa untuk menentukan aspek positif atau pendorong dari gangguan.

Dua tema utama ditemukan; menyesuaikan diri dengan diet ketat dan

mencocokkan pakaian yang lebih kecil (ideal budaya langsing), dan perasaan

kuat, kendali dan bahkan superioritas atas orang lain karena berkurangnya

berat badan.

Iklan, majalah dan film yang menghadirkan model langsing menguatkan

keyakinan budaya bahwa lansing itu menarik. Diet dna penurunan berat

badan yang berlebihan mungkin merupakan cara yang dipilh untuk

mencapai ideal ini. Citra tubuh adalah cara individu memersepsikan

tubuhnya, cirta mental dirinya sendiri. Bagi sebagain besar orang, citra

tubuh sesuai dengan cara orang lain memandang mereka. Akan tetapi bagi

individu yang mengalami anoreksia nervosa, citra tubuh mereka sangat

berbeda dari persepsi orang lain. Mereka memersepsikan diri mereka

sebagai orang yang gemuk, tidak menarik, dan tidak diinginkan walaupun

mereka memiliki berat badan yang sangat rendah dan malnutrisi. Gangguan

citra tubuh terjadi ketika ada ketidakcocokan yang ekstrem antara citra

tubuh diri sendiri dan persepsi orang lain, serta ketidakpuasaan yang ektrem

dengan citra tubuh sendiri (Gardner et al., 1999)

- Bulimia nervosa

Bagian normal perkembangan pada masa remaja akhir atau dewasa

awal adalah perpisahan secara fisik dan emosional anak dari keluarga inti

yang dikenl dengan separasi-individuasi. Hala ini sering kali bertepatan

dengan masa kuliah, mendapatkan pekerjaan, atau pindah ke apertemen.

Saat perpisahan dari keluarga ini sulit, ansietas dapat berkembang. Makan

berlebihan dapat menjadi cara untuk mengatasi ansietas dan perilaku

pengurasan dugunakan sebagai cara untuk mengeluarkan makanan untuk

menghindari kegemukan (White, 1993). Pada klien bulimia nervosa,

ketidakpuasaan terhadap tubuh juga terjadi serta keyakinan bahwa ia

gemuk, tidak menarik, da tidak diinginkan.

Page 7: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

c. Pengaruh Keluarga

Struktur keluarga klien yang mengalami anoreksia nervosa sering kali kaku

dalam hal nilai dan peraturan, dan orang tua seringkali overprotektif terhadap anak.

Kekakuan dan overprotektif ini dapat melumpuhkan usaha remaja untuk mencapai

otonomi dan mengembangkan identitasnya sendiri. Keluarga cenderung

menghindari konflik dan lebih suka menghadirkan suasana keharmonisan bersama,

untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Ketidakmampuan untuk mengalami konflik

dan menemukan solusi ini memberikan tekanan tambahan bagi remaja. Melakukan

diet dan mengontrol berat badan dapat menjadi respon terhadap situasi tersebut di

dalam keluarga (White, 1993)

Keluarga klien bulimia merupakan keluarga yang kacau, tidak memiliki batasan

yang jelas diantara anggota keluarga, dan berorientasi pada pencapaian (White,

1993). Klien mungkin mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi peran yang tepat,

mengalami masalah untuk berpisah dari keluarga , dan mungkin meyakini bahwa ia

dinilai dari “kesuksesannya”. Menenangkan diirnya dengan makanan tertentu

menjadi cara untu menghadapi tekanan keluarga dan ansietas serta

ketidakbahagiaan yang diakibatkannya. Makan berlebihan untuk mendapatkan

kenyamanan diikuti oleh perasaan bersalah dan malu karena kurangnya kendali,

sehingga perilaku pengurasan diiperlukan untuk mengatasi perasaan bersalah dan

mengeluarkan makanan yang tidak diinginkan. Walaupun klien bertambah tua,

menikah, dan mempunyaikeluarga sendiri, ia berusaha keras untuk menyenangkan

orang lain dan memelihra keharmonisan serta terus mengatasi perasaanya dengan

cara-cara yang berhubungan dengann makanan.

d. Factor Sosiokultur

Di Amerika Serikat dan Negara Barat lainnya, media terus memunculkan

gambaran “wanita ideal” sebagai orang yang langsing; cantik, diinginkan, dan sangat

bahagia disamakan dengan sangat langsing, suara yang bagus, dan tubuh yang

sehat. Aktris dan model seringkali diidolakan remaja karena mempunyai

“penampilan” atau tubuh yang sempurna meskipun banyak dari mereka memiliki

berat badan di bawah normal atau menggunakan efek khusus tampak lebih langsing

dari sebenarnya. Buku, majalah, suplemen diet, peralatan olahraga, iklan bedah

plastic dan program penurunan berat badan banyak bermunculan; industry bisnis

Page 8: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

miliaran dollar. Kelebihan berat badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang

control diri, atau pengabaian; mendapatkan tubuh yang “sempurna” disamakan

dengan cantik, diinginkan, sukses, dan kekuatan kemauan. Oleh karena itu, banyak

wanita mengatakan berada dalam keadaan “baik” jika mereka tetap melakukan diet

dan “buruk” jika mereka memakan makanan pencuci mulut atau kudapan.

Faktor Resiko Gangguan Makan

GangguanFactor Resiko

Biologi

Faktor Resiko

Perkembangan

Factor Resiko

Keluarga

Factor Resiko

Sosiokultural

Anoreksia

Nervosa

Obesitas; diet

pada usia dini

Masalah dalam

mengembangkan

otonomi dan

memegang kendali

terhadap diri sendiri

dan lingkungan;

mengembangkan

identitas yang unik;

ketidak puasaan

dengan citra tubuh.

Keluarga kaku

terhadap nilai dan

peraturan;

overprotektif;

tidak mampu

menghadapi

konflik

Ideal budaya

tentang tubuh

yang langsing;

media berfokus

pada kecantikan,

kelangsingan,

kebugaran;

preokupasi

dengan

pencapaian

tubuh yang ideal

Bulimia

Nervosa

Obesitas; diet

dini

kemungkinan

gangguan

serotonin dan

norepinefrin

Masalah separasi-

individuasi;

perpisahan secara

fisik atau emosional

menimbulkan stress;

ketidakpuasaan

dengan citra tubuh

Kelurga kacau,

dengan batasan

yang longgar;

berorientasi pada

pencapaian;

merasa kurang

perhatian;

perhatian orang

tua terhadap

berat badan

Sama seperti di

atas; diejek

karena berat

badan

Page 9: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

4. Patofisiologi

a. Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa biasanya dimulai antara usia 14 – 20 tahun. Pada tahap awal,

klien seringkali menyangkal mengalami ansietas yang terkait dengan penampilannya

dan menyangkal bahwa ia mempunyai citra tubuh yang negative. Ia sangat senang

dengan kemampuannya mengontrol berat badan dan mungkin mengungkapkan hal

ini. Pad asaat ia pertama kali datang untuk terapi, ia mungkin tidak dapat

mengidentifikasi atau menjelaskan emosinya terkait dengan kejadian dalam

hidupnya seperti sekolah atau hubungan dengan keluarga atau teman. Perasaan

kesepian yang berat bukan hal yang luar biasa.

Ketika penyakit semakin parah, depresi dan kelabilan mood menjadi lebih jelas.

Ketika perilaku diet dan kompulsif klien meningkat, klien mengisolasi dirinya dari

orang lain. Isolasi social ini dapat menimbulkan ketidak percayaan yang mendasar

pada orang lain dan bahkan paranoia (kelainan jiwa yang ditandai oleh waham-

waham yang biasanya berupa waham kebesaran atau teraniaya yang disusun

secara logis menjadi suatu system). Klien mungkin yakin bahwa teman sebayanya iri

dengan penurunan berat badannya dan mungkin memandang keluarga dan

profesional perawatan kesehatan mencoba membuatnya “gendut atau jelek”

b. Bulimia nervosa

Bulimia nervosa biasanya terjadi pada masa remaja akhir atau dewasa awal; usia

saat awutan yang khas adalah 16 sampai 19 tahun. Makan berlebihan sering terjadi

selama atau setelah episode diet. Antara episode makan berlebihan dan

pengurasan, individu mungkin makan dengan ketat, dengan memilih selada dan

makanan rendah kalori lainnya. Cara makan yang ketat ini efektif dalam membuat

individu melangkah ke episodemakan berlebihan dan pengurasan berikutnya, dan

siklus berlanjut.

Klien yang mengalami bulimia menyadari bahwa perilaku makannya

patologisdan berusaha keras untuk menyembunyikan dari orang lain. Klien bisa

menyimpan makanan dalam mobil, meja, atau lokasi tersembunyi di sekitar rumah.

Klien mungkin mampir dari satu restoran cepat saji ke restoran cepat saji yang lain,

dengan memesan makanan dengan jumlah yang biasa pada setiap restoran, tetapi

Page 10: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

mampir di enam tempat dalam waktu satu atau dua jam. Tipe pola makan ini

mungkin terjadi selama beberapa tahun hingga keluarga atau teman mengetahui

perilaku klien, atau terjadi komplikasi medis yang menyebabkan klien mencari

terapi.

5. Komplikasi

Komplikasi Medis Gangguan Makan

System Tubuh Gejala

BERHUBUNGAN DENGAN PENURUNAN BERAT BADAN

- Muskuloskeletal

- Metabolic

- Jantung

- Gastrointestinal

- Reproduksi

- Dermatologi

- Hematologi

- Neuropsikiatri

- Kehilangan masa otot, kehilangan lemak, osteoporosis, dan

fraktur patologis

- Hipotiroidisme (gejalanya termasuk kurang energy, kelemahan,

intoleransi terhadap dingin, dan bradikardia), hipoglikemia,

dan penurunan sensivitas insulin

- Bradikardia, hipotensi, kehilangan otot jantung, jantung

mengecil, aritmia jantung (termasuk kontraksi premature

atrium dan ventrikel, interval QT memanjang, takikardia

ventrikel), dan kematian tiba-tiba

- Penundaan pengosongan lambung, kembung, konstipasi, nyeri

abdomen, gas, dan diare

- Amenore dan kadar luteinizing hormone dan follicle-

stimulating hormone rendah

- Kering, kulit pecah-pecah karena dehidrasi, lanugo (yaitu

rambut-rambut halus pada tubuh janin), edema, dan

akrosianosis (yaitu tangan dan kaki biru)

- Leucopenia, anemia, trombositopenia, hiperkolesterolemia,

dan hiperkarotenemia

- Sensasi pengecapan abnormal, depresi apatis, gejala gangguan

jiwa organic jiwa, dan gangguan tidur

BERHUBUNGAN DENGAN PENGURASAN (MUNTAH DAN PENYALAHGUNAAN LAKSATIF)

- Metabolic - Abnormalitas elektrolit, terutama hipokalemia, alkalosis

Page 11: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

- Gastrointestinal

- Gigi

- Neuropsikiatri

hipokloremik, hipomagnesemia dan peningkatan blood urea

nitrogen (BUN)

- Pembesaran dan inflamasi kelenjar saliva dan pancreas disertai

peningkatan amylase serum, erosi atau rupture esophagus dan

lambung, disfungsi usus, dan syndrome arteri mesenterika

superior

- Erosi email gigi (perimiolisis), terutama gigi depan

- Kejang (berhubungan dengan perpindahan cairan secara besar-

besaran dan gangguan elektrolit), neuropati ringan, keletihan,

kelemahan, dan gejala gangguan jiwa organic ringan

6. Gejala Klinik

Gejala klinik anoreksia nervosa dan bulimia nervosa antara lain:

a. Anoreksia Nervosa

1. Takut berat badan akan bertambah

tau menjadi gemuk walaupun berat

badan sangat di bawah normal

2. Gangguan citra tubuh

3. Amenore (keadaan tidak

terdapatnya haid. Pada primary a.,

haid tidak pernah terjadi.

Secondary a., terjadi setelah haid

dimulai. Pada kehamilan juga

terdapat amenore, dan amenore

dapat pula dijumpai pada kelainan

endokrin tertentu, anemia dll.

4. Gejala depresi seperti mood

tertekan, menarik diri dari

masyarakat, irirtabilitas, dan

insomnia

7. Pikiran tidak fleksibel

8. Keinginan yang kuat untuk

mengendalikan lingkungan

9. Spontanitas terbatas dan ekspresi

emosi terlalu ditekan

10. Keluhan konstipasi dan nyeri

abdomen

11. Intoleransi terhadap dingin

12. Letargi (keadaan mengantuk)

13. Kurus

14. Hipotensi, hipotermia, dan

bradikardia

15. Hipertrofi kelenjar saliva

16. Peningkatan BUN (blood urea

nitrogen)

17. Ketidakseimbangan elektrolit

Page 12: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

5. Preokupasi dengan pikiran tentang

makanan

6. Merasa tidak berguna

18. Leucopenia dan anemia ringan

19. Peningkatan tes fungsi hati

b. Bulimia Nervosa

1. Episode makan berlebihan yang berulang

2. Perilaku kompensasi seperti membuat diri sendiri muntah, penyalahgunaan

laksatif, diuretic, enema, atau obat-obat lain, atau olahraga yang berlebihan

3. Evaluasi diri sangat dipengaruhi oleh betuk tubuh dan berat badan

4. Biasanya dalam rentang berat badan normal, kemungkinan kelebihan berat

badan atau kekurangan berat badan

5. Pembatasan konsumsi kalori total di antara makan berlebihan, dengan memilih

makanan rendah kalori saat menghindari makanan yang dirasakan dapat

menggemukan atau kemungkinan memicu makan berlebihan

6. Gejala depresi dan ansietas

7. Kemungkinan penggunaan zat termasuk alcohol atau stimulant

8. Kehilangan email gigi

9. Gigi gumpil, gerigis, dan keropos

10. Peningkatan karies gigi

11. Menstrusi yang tidak teratur

12. Ketergantungan pada laksatif

13. Esofagus robek

14. Abnormalitas cairan dan elektrolit

15. Alkalosis metabollik (dari muntah), atau asidosis metabolic (dari diare)

16. Kadar amylase serum sedikit meningkat

7. Pemeriksaan Diagnostic dan Hasil

8. Penatalaksanaan

a. Anoreksia nervosa

Klien anoreksianervosa dapat sangat sulit diterapi karena mereka sering kali

menentang terapi dan tampak tidak tertarik denga terapi yang disebabkan oleh

Page 13: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

penyangkalan mereka bahwa ada masalah. Tempat terapi meliputi unit khusus rawat

inap gangguan makan, program hospitalisasi parsial atau program terapi sehari, dan

terapi rawat jalan. Pilihan tempat terapi bergantung pada keparahan penyakit, seperti

berat badan, gejala fisik, lamanya perilaku, makan berlebihan dan pengurasan,

dorongan untuk langsing, ketidakpuasan terhadap tubuh, dan adanya kondisi psikiatri

komorbid (White & Litivitz, 1998)

1. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis berfokus pda perbaikan berat badan, rehabilitasi

nutrisi, rehidrasi dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Klien diberi makanan

dan kudapan dengan zat gizi seimbang, secara bertahap ditingkatkan asupan

kalorinya sampai tingkat normal yang sesuai dengan ukuran tubuh, usia dan

aktivitasnya. Klien yang mengalami malnutrisi berat mungkin memerlukan

nutrisi parenteral total, pemberian makanan melalui selang, atau

hiperalimentasi untuk memberikan asupan nutrisi yang adekuat.

Akses klien ke ke kamar mandi biasanya diawasi untuk mencegah perilaku

pengurasan saat klien mulai makan lebih banyak. Penambahan berat badan dan

asupan makan yang adekuat paling sering menjadi criteria untuk menentukan

keefektifan terapi.

2. Psikofarmakologi

Beberapa kelas obat-obatan telah diteliti, tetapi sedikit yang menunjukkan

keberhasilan secara klinis. Amitriptilin (elavil) dan siproheptadin antihistamin

(periactin) dalam dosis tinggi (sampai 28 mg/hari) dapat meningkatkan

penambahan berat badan pada pasien rawat inap dengan anoreksia nervosa

(Halmi, 2000; Peterson & Mittchell, 1999). Fluoksetin (Prozac) menunjukkan

beberapa keefektifan dalam mencegah relaps pada klien yang berat badannya

telah pulih sebagian atau pulih total (Peterson & Mitchell, 1999) pemantauan

yang ketat dibutuhkan krena penurunan berat badan dapat menjadi efek

samping fluoksetin

3. Psikoterapi

Terapi keluarga dapat bermanfaat bagi keluarga dari klien yang berusia

kurang dari 18 tahun. Keluarga yang menunjukkan enmeshment, batasan yang

tidak jelas diantara anggota keuarga, dan kesulitan mengatasi emosi dan konflik,

Page 14: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

dapat mulai menyelesaikan masalah tersebut dan meningkatkan komunikasi

dalam keluarga. Terapi keluarga juga berguna untuk membantu anggota

keluarga menjadi partisipan yang efektif dalam terapi klien. Study menunjukkan

bahwa keluarga yang disfungsional dapat memerlukan waktu dua tahun untuk

menunjukkan perbaikan fungsi (Gowers & North, 1999; North et al., 1997).

Terapi individual untuk klien anoreksia nervosa dapat diindikasikan pada

beberapa keadaan, seperti jika keluarga tidak dapat berpartisipasi dalam terapi

keluarga, jika klien lebih tua atau terpisah dari keluarga inti, atau jika klien

mempunyai masalah individual yang membutuhkan psikoterapi. Mcintosh et al.,

(2000) melaporkan bahwa fungsi interpersonal dapat diperbaiki dan gejala

dikurangi dengan terapi yang berfokus pada masalah berduka, perselisihan

interpersonal, deficit interpersonal, dan transisi peran.

b. Bulimia Nervosa

Sebagian besra klien bulimia diterapi rawat jalan. Masuk rumah sakit dan

diindikasikan jika perilaku makan dan pengurasan tidak terkontrol dan status medis klien

memburuk. Sebagian besar klien bulimia memepunyai berat badan yang mendekati

normal sehingga mengurangi perhatian tentang malnutrisi berat (yang merupakan satu

factor pada klien anoreksia nervosa)

1. Terapi Kognitif-Perilaku

Terapi kognitif-perilaku ditemukan sebagai terapi yang paling efektif untuk

bulimia (Halmi,2000). Pendekatan rawat jalan ini sering kali menggunakan

manual yang terperinci untuk memandu terapi. Strategi yang dirancang untuk

mengubah pemikiran klien (kognisi) dan tindakan (perilaku) tentang makanan

berfokus pada tindakan menghentikan siklus diet, makan berlebihan , dan

pengurasan serta mengubah pemikiran dan keyakinan disfungsional klien

tentang makanan, berat badan, citra tubuh, dan seluruh konsep diri (Halmi,

2000). Kombinasi terapi kognitif perilaku dengan psikoedukasi yang

menggunakan baik format individu maupun kelompok terbukti efektif dalam hal

hasil, biaya dan kepusaan klien (White, 1999). Agras et al., (2000) menemukan

bahwa terapi kognitif-perilaku, menghasilkan perbaikan yang lebih cepat pada

klien bulimia daripada psikoterapi interpersonal.

Page 15: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

2. Psikofarmakologi

Sejak tahun 1989-an, beberapa studi yang terkontrol dilakukan untuk

`mengevaluasi keefektifan anti depresan untuk engobatib bulimia. Obat-obatn

seperti desipramin (Norpramin), imipramin (Tofranil),amitriptilin (Elavil),

nortriptilin (pamelor), fenelsia (Nardii, dan fluoksetin (Prozac) diresepkan

dengan dosis yang sama dengan yang biasanya digunakan untuk mengobati

depresi. Pada semua studi, antidepresan lebih efektif daripada placebo dalam

mengurangi makanyang berlebihan. Obat juga memperbaiki mood dan

mengurangi preokupasi dengan bentuk dan berat badan (Halmi, 2000, Peterson

& Mitchell, 1999). Akan tetapi hanya 22% hingga 25 % klien yang mengalami

abstinensi total dari makan yang berlebihan danpengurasan diakhir terapi (Agrs,

1997; Halmi, 2000).

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

a. Berikan tes sikap makan dengan menggunakan alat pengkajian tes sikap makan

b. Kaji riwayat pasien misalnya riwayat perilaku pasien baikanoreksia nervosa maupun

bulimia nervosa

- Sifat prefectionis untuk menyenangkan orang lain

- Menghindari konflik

- Perilaku impulsive (penyalagunaan zat cair, pencurian, ansietas, depresi)

c. Penampilan umum dan perilaku motorik

- Lamban

- Letargi

Page 16: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

- Kelebihan atau kekurangan berat badan; Badan kurus

- Lamban berespon

- Enggan menjawab pertanyaan atau tampak terbuka dan mau bicara

- Memakai baju yang longgar berlapis-lapis (tidk memerhatikan cuaca)

- Kontak mata

- Sikap menjauh dari perawat,

d. Mood dan afek klien

- Labil

- Menghindari makanan atu tidak

- Ansietas, depresi

- Gembira atau sedih

- Muram, tidak tersenyum

- Cemas, khawatir, malu

- Terlalu serius

e. Proses dan isi piker klien

f. Sensorium dan proses intelektual

- Menunjukan tanda-tanda kelaparan

Bingung

Mental yang lambat

Sulit konsentrasi

g. Penilaian dan daya tilik

h. Konsep diri

- Harga diri rendah

i. Peran dan hubungan

- Keluarga

- Teman

- Lingkungan

j. Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri

- Olahraga yang berlebihan

- Tingkat keletihan

- Gangguan tidur(insomnia)

- Sering muntah

Page 17: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

- Adanya masalah gigi

- Adanya luka di mulut

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnose Keperawatan

1. Perubahan nutrisi: kurang/lebih dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu

memasukan, mencerna, dan mengabsorbsi makanan karena factor biologi dan

psikologi

2. Ketidakefektifan koping individu b.d ketidakmampuan untuk mengubah perilaku

3. Gangguan citra tubuh b.d persepsi atau kognisi

3. Rencana Tindakan/intervensi Keperawatan

Diagnose

keperawatan

Tujuan (goal,

objective, outcomes)

Intervensi Rasional

1. Ketidakefektifan

koping individu

b.d ketidak-

mampuan untuk

mengubah

perilaku

Goal: klien akan

meningkatkan koping

individu secara efektif

Objective: klien akan

mampu mengubah

perilaku sesuai yang

diharapkan/diinginkan

Outcomes: klien akan

- mengidentifikasi

metode yang tidak

berhubungan

dengan makanan

dalam menghadapi

stres atau krisis

- mengungkapkan

perasaan bersalah,

- tetapkan batasan dengan klien

tentang kebiasan klien.

Makanan akan dimakan di

ruang makan, dimeja, pada

waktu makan yang biasa

- dorong klien untuk makan

bersama klien lain, jika

ditoleransi

- batasan tersebut akan

mencegah perilaku makan

berlebihan sebelumnya, yang

mencakup makan diam-diam

dan menelan makanan dengan

cepat, menyembunyikan

makanan dan sebagainya.

Anda akan membantu klien

kembali ke pola makan yang

normal.

- Makan bersama orang lain

akan mencegah kerahasian

tentang makan meskipun pada

awalnya ansietas klien

mungkin terlalu tinggi untuk

bergabung dengan orang lain

Page 18: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

ansietas,atau

kebutuhan yang

berlebihan akan

control

- menunjukkan

hubungan

interpersonal yang

lebih memuaskan

- mengungkapkan

citra tubuh yang

lebih realistis

- menunjukkan

metode alterntif

dalam menghadapi

stress atau kritis

- mengungkapkan

peningkatan

perubahan perilaku

- dorong klien untuk

mengungkapkan perasaan

seperti ansietas dan bersalah

tentang makan

- dorong klien untuk membut

catatan harian guna menuliskan

tipe dan jumlah makanan yang

dimakan dan mengidentifikasi

perasaan yang dialami

sebelum, selama, dan setelah

makan, terutama yang

berkaitan denagn dorongan

untuk melakukan perilaku

makan berlebihan atau

pengurasan

- dorong klien untuk

menggambarkan dan

mendiskusikan perasaannya

secara verbal, makan atau

perilaku pengurasan.

Pertahankan pendekatan yang

tidak menghakimi

- diskusikan tipe makanan yang

pada waktu makan.

- Pengungkapan perasaan

secara verbaldapat membantu

mengurangi ansietas klien dan

dorongan untuk melakukan

perilaku pengurasan

- Catatan harian dapat

membantu klien memeriksa

asupan makanan dan perasaan

yang dialaminya. secara

bertahap,ia mungkin mampu

melihat hubungan antara

perasaan dan perilaku

tersebut. awalnya,klien

mungkin mampu menuliskn

tentang perasaan dan perilaku

tersebut dengan lebih mudah

daripada membicarakannya.

- Anda dapat membantu klien

untuk mulai mengungkapkan

perasaan di lingkungan yang

tidak mengancam.sikap yang

tidak menghakimi

memberikan kesempatan

kepada klien untuk

mendiskusikan perasaannya

secara terbuka yang mungkin

negatif atu tidak dapat

diterimanya tanpa rasa takut

akan penolakan atau balas

dendam.

- Anda juga mungkin mampu

Page 19: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

menenangkan bagi klien dan

yang mengurangi ansietas

- bantu klien menggali cara

mengulangi asientas dan

mengungkapkan

perasaan,terutama perasaan

marah,frustasi,dan frustasi,dn

asietas,yang tidak berhubungan

dengan makan.bantu klien

mengindetifikasi cara

menikmati kesenangan yang

tidak berhubungan dengan

makanan atau makan.

- Berikan umpan balik positif

terhadap usaha klien.

- Ajarkan klien tentang

penggunaan proses

penyelesaian masalah.

membantu klien melihat

bagaimana ia menggunakan

makanan untuk mengatasi

perasaan atau untuk membuat

nyaman dirinya.

- Penting untuk membantu klien

memisahkan masalah

emosional dari makanan dan

perilaku makan.

- Klien mungkin terbiasa menilai

hasil pencapaiannya seringkali

berhubungan dengan

makanan tanpa memerhatikan

perasaannya. pujian anda

tulus dapat meningkatkan

usaha klien untuk

mengahadapi ansietas,

kemarahan, dan perasaan

lainnya secara terbuka dan

jujur

- Penggunaan proses

penyelesaian masalah yang

berhasil, dapat membantu

meningkatkan harga diri dan

percaya diri klien

Page 20: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

- Gali bersama klien kekuatan

personalnya.membuat daftar

tertulis kadang-kadang

berguna.

- Diskusikan dengan klien

tentang ide menerima berat

badan yang kurang ‘’ideal’’.

- Dorong klien memasukan

makanan yang mengemukakan

[atau’’yang buruk’’]ke dalam

diet ketika menoleransinya.

- Dorong klien untuk

mengembangkan ketrampilan

ini dan menggunakannya dalam

kehidupan sehari-hari.rujuk

klien ke buku atau kelas latihan

asertif di indikasikan.

- Dorong klien untuk

mengungkapkan perasaannya

tentang anggota keluarg dan

orang terdekat.

- Anda dapat membantu klien

menemukan kekuatannya.

Akan tetapi, tidakakan

berguna jika anda menuliskan

kekuatan klien – ia perlu

mengidentifikasi kekuatannya.

- Harapan atau persepsiklien

sebelumnya tentang berat

badan ideal mungkin tidak

realistis dan bahkan tidak

sehat

- Hal ini akan meningkatkan

rasa kendali klien terhadap

makan ynag berlebih

- Banyak klien bersifat pasif dan

tidak asertif dalam hubungan

interpersonal. Latihan asertif

dapat membantu

mengembangkan rasa kendali,

percaya diri dan dinamika

hubungan yang sehat

- Ungkapan perasaan dapat

membantu klien

mengidentifikasi, menerima

dan mengatasi perasaannya

dengan cara yang tepat

4. Tindakan Keperawatan

a. Menetapkan batasan dengan klien tentang kebiasan klien. Makanan akan dimakan di

ruang makan, dimeja, pada waktu makan yang biasa

b. Mendorong klien untuk makan bersama klien lain, jika ditoleransi

Page 21: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

c. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan seperti ansietas dan bersalah tentang

makan

d. Mendorong klien untuk membut catatan harian guna menuliskan tipe dan jumlah

makanan yang dimakan dan mengidentifikasi perasaan yang dialami sebelum, selama,

dan setelah makan, terutama yang berkaitan denagn dorongan untuk melakukan

perilaku makan berlebihan atau pengurasan

e. Mendorong klien untuk menggambarkan dan mendiskusikan perasaannya secara verbal,

makan atau perilaku pengurasan. Pertahankan pendekatan yang tidak menghakimi

f. Mendiskusikan tipe makanan yang menenangkan bagi klien dan yang mengurangi

ansietas

g. Membantu klien menggali cara mengulangi asientas dan mengungkapkan

perasaan,terutama perasaan marah,frustasi,dan frustasi,dn asietas,yang tidak

berhubungan dengan makan.bantu klien mengindetifikasi cara menikmati kesenangan

yang tidak berhubungan dengan makanan atau makan.

h. Memberikan umpan balik positif terhadap usaha klien.

i. Mengajarkan klien tentang penggunaan proses penyelesaian masalah.

j. Menggali bersama klien kekuatan personalnya.membuat daftar tertulis kadang-kadang

berguna.

k. Mendiskusikan dengan klien tentang ide menerima berat badan yang kurang ‘’ideal’’.

l. Mendorong klien memasukan makanan yang mengemukakan (atau’’yang buruk’’) ke

dalam diet ketika menoleransinya.

m. Mendorong klien untuk mengembangkan ketrampilan ini dan menggunakannya dalam

kehidupan sehari-hari.rujuk klien ke buku atau kelas latihan asertif di indikasikan.

n. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang anggota keluarga dan

orang terdekat.

5. Evaluasi Keperawatan

a. Mengidentifikasi metode yang tidak berhubungan dengan makanan dalam menghadapi

stres atau krisis

b. Mengungkapkan perasaan bersalah, ansietas,atau kebutuhan yang berlebihan akan

control

c. Menunjukkan hubungan interpersonal yang lebih memuaskan

Page 22: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

d. Mengungkapkan citra tubuh yang lebih realistis

e. Menunjukkan metode alterntif dalam menghadapi stress atau kritis

f. Mengungkapkan peningkatan perubahan perilaku

6. Pendidikan Pasien

a. Klien

- Kebutuhan nutrisi dasar

- Efek membahayakan dari pembatasan makan, diet, dan pengurasan

- Tujuan yang realistis tentang makan

- Penerimaan terhadap citra tubuh yang sehat

b. Keluarga dan teman

- Memberikan dukungan emosional

- Menunjukkan perhatian terhadap kesehatan klien

- Mendorong klien untuk mencari bantuan profesional

- Menghindari berbicra hanya tentang berat badan, asupan makanan, kalori

- Terinformasi tentang gangguan makan

- Tidak mungkin bagi keluarga dan teman untuk memaksa klien makan. Klien

membutuhkan bantuan profesional dari ahli terapi atau psikiater