Askep Gangguan Pada Cairan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    1/35

    askep : GANGGUAN OKSIGENASI

    LAPORAN INDIVIDU

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. ARDIAGNOSA MEDIK FEBRILE CONVULSION KEJANG DEMAM

    DENGAN MASALAH OKSIGENASI

    Di Ruang Anak RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya

    Tanggal Praktik : 21 Juli 2012 s.d 3 Agustus 2012

    Disusun Oleh :

    PRAHASTARI SULISTYONINGRUM

    P27824111030 / REGULER

    KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

    PRODI KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA

    2011 - 2012

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

    sehingga penulis dapa menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Laporan ini disusun

    untuk memenuhi tugas individu selama melaksanakan praktik klinik di ruang anak RSUD Dr.

    M. Soewandhie Surabaya.

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    2/35

    Laporan ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

    karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Ibu Susilorini, S.KM, M. Kes, selaku Kepala Prodi Kebidanan Kampus Sutomo Surabaya

    2. Bapak Edy Cahyono Amd.Kep, selaku kepala ruangan anak RSUD Dr. M. Soewandhie

    Surabaya.

    3. Ibu Dyah Prima R. S. Kep.Ns, selaku pembimbng ruangan anak RSUD Dr.M. Soewandhie

    Surabaya

    4. Ibu Rekawati A per Pen selaku pembimbing pendidikan

    5. Bapak Rijanto Skep, Ns selaku pembimbing pendidikan

    6. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam penyelesaian tugas individu ini.

    Penulis menyadari dalam penyelesaian Asuhan Keperawatan ini, masih terdapat

    kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk

    penyelesaian Asuhan Keperawatan ini.

    Surabaya, 24 Juli 2012

    Penulis

    BAB I

    TINJAUAN TEORI

    1.1 PENYAKIT

    1.1.1 Pengertian

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    3/35

    Kejang demam adalah kejang yang dihubungkan dengan suatu penyakit yang dicirikan

    demam tinggi (suhu 38,9 - 40oC) yang berlangsung kurang dari 15 menit, generalisata, dan

    terjadi pada anak-anak tanpa kecacatan neurologis. (Panduan Belajar Keperawatan Pediatri,

    2001 : 185).

    Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang dapat terjadi karena peningkatan suhu

    akibat proses ekstrakranium dengan ciri terjadi antara usia 6 bulan4 tahun, lamanya kurang

    dari 15 menit dapat bersifat umum dan dapat terjadi 16 jam setelah timbulnya demam.

    (Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan, 2008).

    Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu

    rektal lebih dari 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses step yang terjadi pada anak usia 3

    bulan hingga 5 tahun. (Smart Parents, 2010).

    Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada bayi atau anak tanpa adanya infeksi sistem

    saraf yang pada umumnya terjadi pada usia 6 bulan 5 tahun dan jarang terjadi pada usia 3

    bulan. (Nurul Itqiyah, 2008).

    Menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2, kejang demam diklasifikasikan

    menjadi 2 golongan, yaitu:

    1. Kejang demam sederhana (berlangsung < 15 menit)

    2. Kejang demam kompleks (berlangsung > 15 menit)

    Kejang demam sering terjadi pada anak usia < 1 tahun sampai dengan 2 atau 5 tahun,

    karena pada usia ini otak anak sangat rentan terhadap peningkatan mendadak suhu badan.

    (Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan, 2008).

    1.1.2 Gejala

    Menurut Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI 2006, membuat klasifikasi kejang demam

    anak menjadi dua, yaitu:

    1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure)

    Gejala :

    Kejang demam berlangsung singkat

    Durasi < 15 menit

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    4/35

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    5/35

    Menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2, ada tiga hal yang perlu

    dikerjakan yaitu:

    1. Pengobatan Fase Akut :

    Pada waktu kejang, pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan

    Jalan napas harus bebas agar oksigenasi terjamin

    Perhatikan tanda-tanda vital, seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan, dan fungsi

    jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air hangat dan pemberian

    antipiretik

    Pemberian obat antikejang. Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam

    baik secara intravena ataupun secara intrarektal. Bila kejang tidak berhenti setelah diberikan

    diazepam, berikan fenitoin. Perlu diperhatikan setelah pemberian fenitoin harus dilakukanpembilasan NaCl karena fenitoin bersifat basa dan dapat menyebabkan iritasi vena. Namun,

    bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital yang diberikan tepat

    setelah kejang berhenti.

    2. Mencari dan Mengobati Penyebab Kejang Demam :

    Pemeriksaan cairan serebrospinal atau pemeriksaan pungsi lumbal pada kasus yang dicurigai

    terdapat infeksi otak, seperti meningitis.

    Melakukan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan darah lengkap, gula darah, kalium,

    magnesium, kalsium, natrium, dan faal hati. Bila perlu rontgen foto tengkorak, EEG,

    ensefalopati, dan lain-lain.

    3. Pengobatan Profilaksis. Ada dua cara profilaksis, yaitu :

    Profilaksis Intermiten :

    Adalah profilaksis yang diberikan saat demam. Untuk profilaksis intermiten ini, diberikan

    diazepam secara oral dengan dosis 0,30,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis saat demam.

    Diazepam dapat pula diberikan secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg (BB < 10 kg) dan

    10 mg (BB > 10 kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 38,5 oC. Efek samping

    diazepam adalah ataksia, mengantuk, dan hipotonia.

    Profilaksis Terus-Menerus dengan Anti Konvulsan Setiap Hari

    Berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan

    kerusakan otak tapi tidak mencegah terjadinya epilepsi di kemudian hari. Profilaksis terus

    menerus dengan menggunakan fenobarbitol ataupun dengan asam valproat. Profilaksis terus

    menerus dapat dipertimbangkan bila terdapat dua kriteria dri empat kriteria yang ada, yaitu:

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    6/35

    1. Sudah ada kelainan neurologis atau perkembangan sebelum kejang demam yang pertama

    2. Kejang demam > 15 menit dan bersifat fokal

    3. Ada riwayat kejang tanpa demam pada orang tua atau saudara

    4. Kejang demam pada bayi usia < 12 bulan

    1.1.6 Perawatan

    Menurut Buku Perawatan Anak Sakit, 2005, beberapa perawatan yang diberikan

    kepada anak dengan kejang demam adalah:

    1. Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan, dan pasang sudip lidah yang telah

    dibungkus kasa atau bila ada guedel lebih baik.

    2. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien, lepaskan pakaian yang mengganggu

    pernapasan. (saat pasien mengalami kejang).

    3. Bila suhu tinggi berikan kompres air hangat secara intensif.

    4. Jika kejang tidak segera berhenti, hubungi dokter dan tanyakan perlukah pemberian obat

    penenang

    5. Setelah pasien sadar dan bangun berikan minum hangat (berbeda dengan pasien tetanus yang

    jika kejang tetap sadar).

    1.2 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA YANG PRIORITAS

    1.2.1 Oksigenasi

    Berdasarkan Buku Pengantar KDM : Buku 2, kebutuhan oksigenasi merupakan

    kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh

    mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem tubuh yang berperan

    dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas : saluran pernapasan bagian atas (Hidung, faring,

    laring, epiglotis), saluran pernapasan bagian bawah (trakea, bronkus, bronkiolus), dan paru-

    paru. Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri dari 3 tahap, yaitu:

    1. Ventilasi, merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau

    dari alveoli ke atmosfer

    2. Difusi gas, merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan karbon

    dioksida di kapiler dengan alveoli

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    7/35

    3. Transportasi gas, merupakan proses pendistribusian oksigen kapiler ke jaringan tubuh dan

    karbon dioksida jaringan tubuh ke kapiler.

    Faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, yaitu :

    1. Saraf Otonomik

    Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik dapat mempengaruhi kemampuan

    untuk dilatasi dan konstriksi.

    2. Hormon dan Obat

    Semua hormon dapat melebarkan saluran pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis

    seperti sulfas atropin dapat melebarkan saluran napas, sedangkan obat yang menghambat

    adrenergik tipe beta, dapat mempersempit saluran napas.

    3. Alergi Pada Saluran Napas

    4. Perkembangan.

    Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi.

    5. Lingkungan

    Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen.

    6. Perilaku.

    Faktor perilaku yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah perilaku dalam

    mengonsumsi makanan (Status Nutrisi).

    Berdasarkan Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Buku 2 , 2009, berikut

    merupakan salah satu dari beberapa masalah tentang kebutuhan manusia terhadap oksigen,

    yaitu :

    Hipoksia.

    Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat

    defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel, ditandai dengan

    adanya warna kebiruan pada kulit (sianosis). Secara umum, hipoksia disebabkan oleh

    menurunnya kadar HB, menurunnya perfusi jaringan, atau gangguan ventilasi yang dapat

    menurunkan konsentrasi jaringan.

    Kebutuhan Oksigen Saat Kondisi Normal dan Saat Sakit

    Berdasarkan Buku Perawatan Anak Sakit, 2005, dalam kondisi normal, manusia

    membutuhkan 300 cc oksigen per hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc/menit. Sedangkan, pada

    saat demam, tiap kenaikan suhu 1oC, mengakibatkan peningkatan metabolisme basal sekitar

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    8/35

    10 15 % sehingga kebutuhan manusia terhadap oksigen pun ikut meningkat sekitar 20%

    dari kebutuhan normalnya.

    Kaitan Dengan Anatomi dan Fisiologinya

    INFEKSI INTRACRANIUM

    TONSILITIS, OMA, BRONKITIS, DLL

    PELEPASAN PIROGEN

    SIRKULASI HIPOTHALAMUSWOC Kejang Demam

    SIRKULASI HIPOTHALAMUS

    PELEPASAN ASAM ARAKHIDONAT

    GANGGUAN PERTUKARAN GAS

    SESAK SIANOSIS

    PO2 MENURUN

    PCO2 MENINGKAT

    ASIDOSIS RESPIRATORI

    SINTESIS PROSTAGLANDIN E2

    PIROKSIA (DEMAM)

    RESIKO KEJANG BERULANG

    GANGGUAN RASA NYAMAN (GELISAH)

    PERUBAHAN KESEIMBANGAN POTENSIAL MEMBRAN SEL NEURON

    MELUAS KE SELURUH PENGARUH NEUROTRANSMITTER

    KEJANG

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    9/35

    LEPAS MUATAN LISTRIK

    DIFUSI ION KALIUM DAN NATRIUM MELALUI MEMBRAN

    PENUMPUKAN SEKRET SPESMA OTOT PERNAPASAN

    KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS

    KECEMASAN ORANG TUA

    GANGGUAN SIRKULASI OKSIGEN KE OTAK

    KEJANG

    < 15 MENIT

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    10/35

    > 15 MENIT

    BILA TIDAK MENIMBULKAN GEJALA SISA MAKA TIDAK BERBAHAYA

    KONTRAKSI OTOT SKELETON

    KEB. O2 SUHU TUBUH

    GANGGUAN SIRKULASI DARAH SEREBRAL

    KELAINAN ANATOMI

    EPILEPSI

    KERUSAKAN SEL NEURON

    PERUSAKAN PERFUSI JARINGAN

    GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

    OEDEM OTAK

    HIPOKSEMIA

    HIPOTENSI ARBIA

    HIPOKSIA

    PERMEABILITAS KAPILER

    GANGGUAN METABOLISME OTAK

    GANGGUAN KESADARAN

    SUMBER : www.perawatmasadepan.com

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    11/35

    1.2.2 Permasalahan Yang Dapat Terjadi

    Masalah yang perlu diperhatikan pada pasien kejang demam adalah

    1. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan kejang yang ditandai oleh

    konstriksi pembuluh darah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel otak

    2. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan infeksi yang ditandai dengan

    hipertermi disertai dengan kejang

    3. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

    (Perawatan Anak Sakit, 2005)

    1.2.3 Asuhan Yang Diperlukan

    1. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan kejang.

    Tujuan : oksigen yang dibutuhkan terpenuhiKriteria hasil : oksigen terpenuhi dan tidak menimbulkan kerusakan otak yang makin berat

    (pada demam kejang > 15 menit)

    Intervensi :

    Anjuran saat anak kejang

    Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan, dan pasang sudip lidah yang telah

    diberi kasa

    Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien, lepaskan pakaian yang mengganggu

    pernapasan

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    12/35

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    13/35

    Ciri-ciri anak usia > 6 bulan bila terjadi stanger anxiety /cemas :

    Menangis keras

    Pergerakan tubuh yang banyak

    Ekspresi wajah yang tak menyenangkan

    2. Masa Todler (2-3 Tahun)

    Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan . Disini respon perilaku anak dengan

    tahapnya.

    Tahap Protes. Ciri-ciri : menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain

    Tahap Putus Asa. Ciri-ciri :menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat

    bermain, sedih, apatis.

    Tahap Pengingkaran/ denial. Ciri-ciri : mulai menerima perpisahan, membina hubungan

    secara dangkal, dan anak mulai menyukai lingkungannya

    3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun ), ciri-ciri:

    Menolak makan

    Sering bertanya

    Menangis perlahan

    Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan

    Sering kali perawatan di rumah sakit, dipersepsikan anak prasekolah sebagai hukuman.

    Sehingga ada perasaan malu, takut dan dapat meninmbulkan reaksi agresif, marah,

    berontak,tidak mau bekerja sama dengan perawat.

    4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun

    Dampak dan Ciri Perawatan di Rumah Sakit :

    Menimbulkan kecemasana karena seringkali memaksa meninggalkan lingkungan yang

    dicintai , keluarga, kelompok sosial

    Perubahan peran dlm keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaan takut mati, karena

    kehilangan kontrol terhadap penyakit yang diderita.

    5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )

    Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS anak cemas

    karena perpisahan tersebut terdapat pembatasan aktifitas.

    Reaksi yang muncul :

    Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan

    Tidak kooperatif dengan petugas

    Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :

    Bertanya-tanya

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    14/35

    Menarik diri

    Menolak kehadiran orang lain

    BAB II

    TINJAUAN KASUS

    Nama Mahasiswa : Prahastari Sulistyoningrum

    NIM : P27824111030

    Semester : 2

    Prodi : D3 Kebidanan Kampus Sutomo Surabaya

    Tanggal Pengkajian : 24 Juli 2012 ; Jam : 13.00 WIB

    Tempat Praktik : Ruang Anak (Duku) RSUD Dr. M. Soewandhi Surabaya

    Tanggal Pasien MRS : 21 Juli 2012 ; Jam : 08.00 WIB

    A. PENGKAJIAN

    I. DATA SUBJEKTIF

    1. BIODATA

    a. Bayi / Balita

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    15/35

    Nama : An. A.R.

    Tanggal Lahir / Usia : 1 Oktober 2011 / 9 Bulan 23 Hari

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Anak Ke : 3

    Jumlah Saudara Kandung : 2

    b. Orang Tua

    IBU AYAH

    Nama : Ny. S. Nama : Tn. M.

    Usia : 41 Tahun Usia : 41 Tahun

    Pendidikan Terakhir : SMEA / SMA Pendidikan Terakhir : SMP

    Agama / Suku Bangsa : Islam / Indonesia Agama / Suku Bangsa : Islam / Indonesia

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Sopir Taksi

    Penghasilan : Tidak Menentu Penghasilan : Tidak Menentu

    Alamat : Kedinding Tengah VII Surabaya Alamat : Kedinding Tengah VII Surabaya

    Sumber : Dari Orang Tua dan Status Medik Pasien

    2. Diagnosa Medik : FC + GEA + Pneumonia + S. Sepsis

    3. Keluhan Utama : Batuk

    4. Riwayat Penyakit Sekarang :

    Ibu mengatakan anaknya sudah demam sejak 5 hari yang lalu (sekitar jam 11 malam).

    Kemudian keesokan paginya, anaknya dibawa ke IGD RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.

    Di IGD, anaknya sempat kejang selam > 30 menit sebanyak 1 kali. Menurut ibu, sebelum

    dibawa ke IGD, anaknya sempat kejang > 5 menit sebanyak 1 kali.

    5. Riwayat Prenatal :

    Penyakit atau gangguan selam kehamilan : Tidak ada

    Upaya untuk mengatasi bila ada gangguan: Tidak ada

    Tempat dan frekuensi periksa :

    Ibu mengatakan selama hamil ia sudah memeriksakan kandungannya selam 4 kali di

    puskesmas kedinding

    Imunisasi yang diperoleh dan frekuensinya:

    Ibu mengatakan selama hamil ia sudah diimunisasi TT sebanyak 2 kali

    Obat atau jamu yang diperoleh selama hamil :

    Ibu mengatakan selama hamil ia hanya minum tablet Fe dari puskesmas dan tidak pernah

    minum jamu

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    16/35

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    17/35

    Menurut ibu, sebelum sakit, anaknya makan nasi tim dan buah-buahan (yang telah

    dilembutkan) yang dibuat ibunya sebanyak 2-3 kali perhari. Ibu juga mengatakan bahwa

    anaknya biasa menghabiskan 6 botol perharinya (1 botol = 50 cc).

    MRS :

    Menurut ibu, saat ini anaknya sudah mulai mau makanbanyak dan nafsu makannya pun

    meningkat dari pada saat pertama kali masuk RS. Ibu mengatakan anaknya makan nasi 3x

    (sesuai dengan yang disediakan oleh RS) dan saat di RS, anaknya hanya menghabiskan

    sekitar 3-4 botol (1 botol = 50 cc).

    11. Pola Eliminasi :

    a. Eliminasi Alvi :

    SMRS : 1 kali sehari; konsistensi / bentuk : lembek ; warna : kuning

    Ibu mengatakan px BAB di celana dalamnya.

    MRS : 1 kali sehari ; konsistensi / bentuk : lembek ; warna : kuning

    Ibu mengatakan selama di RS, anaknya menggunakan pampers, sehingga px BAB di

    pampers.

    b. Eliminasi Urine :

    SMRS : Ibu mengatakan pasien sering BAK di celana ; px kencing 3-4 kali perhari

    dan bila diukur, anaknya kencing sekitar 1 gelas aqua ukuran kecil yaitu

    sekitar 250 cc perharinya ; warna kuning jernih.

    MRS : Ibu mengatakan sejak masuk RS, px sering kencing di pampers dan sehari

    biasanya ganti sekitar 3-5 kali perharinya ; warna kuming jernih ; banyak-

    nya urine yang dikeluarkan (dalam cc) tidak terkaji.

    12. Pola Istirahat dan Aktivitas :

    a. Kebiasaan Tidur

    SMRS : Ibu mengatakan anaknya biasa tidur 12 jam perharinya

    MRS : Ibu mengatakan selam di RS, anaknya hanya dapat tidur 8 jam perharinya

    karena suasana ruangan yang kurang kondusif

    b. Kebiasaan Aktivitas

    SMRS : Ibu mengatakan anaknya sering bermain dengan teman, kakak, dan ayahnya.

    Ibu juga mengatakan bahwa anaknya sering merangkak di sekitar rumahnya.

    MRS : Ibu mengatakan di RS anaknya lebih sering berbaring (tidak tidur) dan duduk

    memainkan balon yang dibelikan oleh orang tuanya. Menurut ibu, anaknya

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    18/35

    kesusahan untuk merangkak karena terhalang oleh infus yang dipasang di

    kakinya.

    13. Pola Kebersihan :

    SMRS : Ibu mengatakan anaknya mandi sehari 3 kali di kamar mandi rumahnya

    dengan menggunakan sabun dan biasanya seusai mandi, ibunya melumuri

    tubuh anaknya dengan minyak telon dan bedak bayi.

    Ibu juga mengatakan seusai BAB ataupun BAK, setelah anus anaknya diber- sihkan dengan

    air, biasanya anus anaknya ditaburi dengan sedikit bedak bayi

    MRS : Ibu mengatakan semenjak masuk RS, anaknya hanya diseka 2 kali sehari

    menggunakan air hangat (tanpa sabun). Ibu mengatakan setiap kali anaknya ganti

    pampers, biasanya ibu membersihkan anus anaknya dibersihkan terlebih dahulu dengan

    air (tanpa bedak bayi).

    14. Riwayat Kesehatan Anak :

    Penyakit yang Pernah Diderita : Demam

    Upaya Untuk Mengurangi : Dikompres dan biasanya diberi obat paracetamol

    15. Riwayat Kesehatan Keluarga :

    Keadaan Kesehatan Keluarga :

    Ibu mengatakan kakak pertama dari px pernah mengalami hal yang sama yang disebabkan

    oleh penyakit bronkitis

    Upaya Untuk Mengurangi :

    Bila panas dikompres, kemudian dibawa ke dokter praktik terdekat dan minum obat sesuai

    dengan resep dokter

    16. Dampak Hospitalisasi Bagi Anak :

    Menurut Teori Dampak Hospitalisasi pada anak usia sekitar 1 bulan - 1 tahun :

    HOSPITALISASI

    STRESSOR FISIK

    STRESSOR PSIKIS

    KETERBATASAN FISIK PELAYANAN MEDIS PERUBAHAN LINGKUNGAN

    CEMAS KARENA KEHILANGAN TEMAN SEPERMAINAN,

    CEMAS KARENA PERPISAHAN DENGAN KELUARGA ATAU ORANG TUA

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    19/35

    STRESS

    MENIMBULKAN REAKSI

    CIRI-CIRI:

    MENANGIS KERAS, PERGERAKAN TUBUH YANG BANYAK, EKSPRESIWAJAH YANG TIDAK MENYENANGKAN

    Menurut Hasil Pengkajian dengan ibu pasien :

    Ibu mengatakan pada awalnya anaknya selalu menangis apabila ada seseorang

    berpakaian putih dengan memakai scott (baik warna hijau ataupun warna biru) datang

    mendekati anaknya. Menurut ibu, anaknya takut bila disuntik lagi padahal mereka datang

    hanya untuk mengukur suhu, nadi, dan menanyakan keluhan yang dialaminya anak kepada

    ibunya. Namun, sekarang ketakutan anak sudah berkurang, anaknya tidak takut lagi bila ada

    suster datang mendekat bahkan anaknya merespon bila diajak bercanda ataupun bermain

    walaupun anaknya akan menangis bila anaknya dipegang oleh suster.

    17. Riwayat KB : Riwayat ibu tidak terkaji

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    20/35

    II. DATA OBJEKTIF

    1. Ukuran Antropometri

    Berat Badan :

    SMRS : 7,5 kg

    MRS : 6,8 kg

    Panjang Badan : 75 cm

    Lingkar Kepala : 47 cm

    Lingkar Lengan : 15 cm

    BB/U normal : 6,5 - 10,5 kgPB / U normal : 67,576,5 kg

    BB / PB normal : 8,111,3 kg

    BB / PB kurus : 7,5 -8 kg

    BB / PB sangat kurus : < 7,5 kg

    2.

    Tanda-tanda VitalSuhu : 37oC

    Respirasi : 32 x/menit

    Nadi : 120 x/menit

    Tekanan Darah : - mmHg

    3. Kesadaran / Respons Terhadap Lingkungan

    Bayi : Tidak Letargis

    4. Kepala

    Rambut : Hitam bersih

    Fontanela mayor / minor : Bentuk normal, tidak ada benjolan atau luka, dan tidak cekung

    5. Mata

    Keadaan Konjunctiva : Merah Muda

    Sclera : Putih, Tidak Ikterus

    Reflek Pupil : Isokor (mengecil saat terkena cahaya)

    Keadaan Konjunctiva, sclera : Normal

    6. Mulut

    Jumlah Gigi Susu : 4 terdiri dari 2 gigi seri di atas dan 2 gigi seri di bagian bawah

    Keadaan Gigi : Normal dan bersih

    Oral Trush : Tidak ada oral trush ; sariawan ()

    Keadaan Lain : Bau ()

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    21/35

    7. Leher

    Infeksi Parotis : () (Tidak ada infeksi parotis)

    Gangguan Lainnya : Di tenggorokan terdapat sedikit sekret atau dahak

    8. Hidung

    Bentuk Hidung : Simetris

    Gangguan Lainnya : Pilek () ; Sekret atau Lendir ()

    9. Telinga

    Bentuk Daun Telinga : Simetris Keadaan Pendengaran : Normal

    Keadaan Lain : Serumen ()

    10. Dada

    Bentuk Dada : Simetris

    Pola Nafas : Irreguler

    Suara Nafas : Wheezing ; Ronchi

    Suara Jantung : S1 S2 Tunggal

    Keadaan Paru : Px terkena pneumonia

    11. Perut

    Bising Usus : 12x/menit

    Keadaan Hepar : Tidak Teraba (Tidak Ada Pembesaran)

    Keadaan Limpa : Tidak Ada Pembesaran

    Keadaan Lain : Tidak Kembung

    12. Punggung

    Bentuk Punggung : Normal

    Gangguan Lain : Tidak Ada Gangguan Lain Pada Punggung

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    22/35

    13. Ekstrimitas

    Ekstrimitas Atas : Tidak ada kelainan anatomis, fungsi gerak normal, kuku jari

    pendek bersih.

    Ekstrimitas Bawah : Tidak ada kelainan anatomis, fungsi gerak normal, kuku jari

    pendek bersih

    14. Genetalia

    Bentuk Scrotom, Jumlah Testis : Scrotum tidak ada kelainan, simetris, jumlah testis

    sepasang.

    Keadaan Lain : Tidak ada gangguan atau kelainan lain

    Keadaan Anus : Normal, bersih, dan tidak ada hemorroid

    15. Kemampuan Perkembangan

    Motorik Halus : Sudah bisa menggenggam atau memegang pegangan pagar di

    pinggir tempat tidur, dan sudah bisa menarik-narik tali pada

    balon.

    Motorik Kasar : Sudah bisa merangkak, berdiri, dan masih belajar berjalan.

    Kemampuan Bicara : Sudah bisa memanggil orang tuanya seperti pa........pa

    atau ma........ma

    Kemampuan Sosialisasi : Pasien bersosialisasi dengan baik, px tertawa dan

    tersenyum saat diajak bercanda.

    16. Pemeriksaan Penunjang

    Darah Lengkap Tanggal 23 Juli 2012 ; Jam 12.53 WIBNo Nama Pemeriksaan Hasil Normal Analisis

    1 Hemoglobin (HB) 9,8 L : 13,217,3 gr%

    P : 11,715,5 gr%

    Menurun

    2 Hematokrit 30,3 L : 4052 %

    P : 3547 %

    Menurun

    3 Lekosit 11.300 L : 3.80010.600 /cmm

    P : 960011.000 /cmm

    Meningkat

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    23/35

    4 Limfosit 47,2 2540 % Meningkat

    5 Monosit 3,9 410 % Menurun

    6 Granulosit 48,9 4376 % Normal

    7 Trombosit 353.000 cmm 150.000500.000 cmm Normal

    17. Program Therapi

    Selasa, 24 Juli 2012

    Infus D5 NS = 31 tpm

    Injeksi Ceftriaxone 2 x gr IV

    Puyer Batuk 3 x 1

    Puyer Diare 3 x 1

    Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)

    Rabu, 25 Juli 2012

    Infus D5 NS = 31 tpm

    Injeksi Ceftriaxone 2 x gr IV

    Injeksi Dexamethasone 3 x 1 mg IV

    Injeksi Ranitidin 2 x 10 mg IV

    Puyer Batuk 3 x 1

    Puyer Diare 3 x 1

    Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)

    B. PENENTUAN MASALAH

    Nama : An A.R

    Umur : 9 Bulan

    Diagnosa : Post Febris Convulsi + Pneumonia

    Ruangan : Ruang Anak (Duku) RSUD Dr.M.Soewandhie Surabaya

    Tanggal : Selasa, 24 Juli 2012

    Jam : 13.00 WIB

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    24/35

    1. Diagnosa Keperawatan Yang Terjadi

    Ketidakefektifan bersihan jalan napas

    Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dan cara merawat pasien

    Resiko meningkatnya suhu diatas normal

    Resiko terjadinya kejang berulang

    Gangguan anak dalam tidur dan beraktivitas selama di rumah sakit

    Gangguan ibu dalam mempertahankan kebersihan (hygiene) anaknya

    2. Diagnosa Keperawatan Yang Prioritas

    Gangguan oksigenasi berhubungan dengan inefektifnya bersihan jalan napas yang

    diakibatkan oleh meningkatnya sekresi mukus (lendir)

    Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dan cara merawat pasien

    3. Analisa Data

    Nama : An A.R Ruangan : Ruang Anak (Duku)

    Umur : 9 Bulan Tgl MRS : 21 Juli 2012

    Diagnosa : Post FC + Pneumonia Tgl & Jam Dikaji : 24-07-2012 ; 13.00 WIB

    No.

    Diagnosa

    DATA ETIOLOGI MASALAH

    1 DS :

    Ibu mengatakan anaknya batuk

    berdahak

    Proses infeksi pada

    paru-paru (karenapneumonia)

    Gangguan

    oksigenasi

    berhubungan

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    25/35

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    26/35

    Normal : 380010.600 /cmm

    Limfosit

    Hasil : 47,2

    Normal : 2540 %Monosit

    Hasil : 3,9

    Normal : 4 -10 %

    Granulosit

    Hasil : 48,9

    Normal : 4376 %

    TrombositHasil : 353.000 cmm

    Normal : 150.000- 500.000 cmm

    2Informasi tentang penyakit yang

    diderita oleh anaknya kurang di

    mengerti oleh ibu.

    Kurang mengetahui cara merawat

    anaknya yang sedang sakit

    DS :

    Ibu mengatakan kurang mengeta-

    hui tentang penyakit yang dideri-

    ta anaknya dan kurang mengeta-

    hui tentang cara merawat anaknya

    DO :

    Ibu sering bertanya tentang pe-

    nyakit anaknya dan pernah dite-

    gur oleh dokter karena pernah

    salah memberi takaran obat

    Kurang mengetahui

    cara merawat anaknya

    yang sedang sakit

    KURANG

    PENGETAHUAN

    Kurangnya

    pengetahuan

    orang tua

    tentang penyakit

    dan cara

    merawat pasien

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    27/35

    C. PLANNING

    Nama : An A.R Ruangan : Ruang Anak (Duku)

    Umur : 9 Bulan Tgl MRS : 21 Juli 2012

    Diagnosa : Post FC + Pneumonia Tgl & Jam Dikaji : 24-07-2012 ; 13.00 WIB

    Nomor

    Diagnosa

    Rencana

    Tujuan Intervensi Rasional

    1 Mengurangi lendir atau

    sekret yang menghalangi

    jalan nafas sehingga

    anak

    Kriteria Hasil:

    TTV :

    Suhu : 36 - 37oC

    Nadi : 80-150 x/menit

    RR : 3060 x/menit

    PCP tidak ada

    Retraksi dada ()

    Respirasi reguler

    Ronchi ; Wheezing

    Observasi TTV.

    Menjelaskan kepada

    ibu ataupun keluarga

    px tentang tujuan px

    dinebule yaitu untuk

    mengencerkan dahak.

    Memberi tahu ibu

    untuk memuasakan

    anaknya selama 15

    menit sebelum dinebule

    serta memberikan

    penjelasan tentang

    Untuk mengetahui

    perkembangan kea-daan

    dari kesehatan px.

    Dengan diberikan

    penjelasan tentang tujuan

    nebule ini diharapkan

    dapat membuat keluarga

    px lebih kooperatif dan

    bekerja sama dalam

    pelaksanaan nebule ini.

    Nomor

    Diagnosa

    Rencana

    Tujuan Intervensi Rasional

    1 Ibu dapat menje-

    laskan tentang tujuan

    px dinebule.

    Ibu memuasakan

    anaknya 15 menit

    tujuan dari tindakan ini

    yaitu untuk mencegah

    anak muntah

    Memberi tahu ibu tentang

    cara mengguanakan

    Dengan berpuasa

    terlebih dahulu selama

    15 menit sebelum

    dinebule akan mencegah

    anak untuk muntah dan

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    28/35

    sebelum dinebule.

    Ibu dapat memegang

    selang nebule kepada

    anaknya dengan benarIbu dapat melakukan

    vibrasi dan clapping

    sendiri setelah

    anaknya dinebule

    Ibu dapat melakukan

    dan mengetahui

    tujuan dari

    memiringkan anaknya

    bila anak batuk atau

    muntah saat anak

    berbaring

    nebule kepada px.

    Melakukan vibrasi dan

    clapping pada pasien

    dengan menggunakan

    tutup dot serta

    memberikan penjelasan

    kepada ibu ataupun

    keluarga px tentang tujuan

    dari tindakan ini.

    Membersihkan selang

    nebule sebelum dan

    sesudah dipakai

    Memberi tahu ibu

    ataupun keluarga px untuk

    memiringkan kepala anak

    bila anak batuk atau

    muntah saat anak

    berbaring serta memberi

    penjelasan mengapa hal

    tersebut dilakukan

    Berkolaborasi dengan

    dokter dalam pemberian

    obat :

    dengan diberi penjelasan

    tentang tujuan dari

    tindakan ini diharapkan

    keluarga ataupun ibu

    pasien dapat membantu

    kelancaran dari

    pelaksanaan tindakan ini.

    Dengan penjelasan ini

    diharapkan ibu pasien

    dapat membantu

    berjalannya tindakan ini.

    Vibrasi dan clapping

    berguna untuk

    mengeluarkan sekret

    yang menyumbat

    ataupun menempel di

    jalan nafas dan dengan

    penjelasan mengenai

    tujuan dari tindakan

    vibrasi dan clapping,

    diharapkan

    Nomor

    Diagnosa

    Rencana

    Tujuan Intervensi Rasional

    1 Infus D5 NS = 31

    tpm

    Injeksi Ceftriaxone 2 x

    gr IV

    Puyer Batuk 3 x 1

    Puyer Diare 3 x 1

    ibu pasien dapat

    mengerti dan

    melaksanakan tindakan

    ini sendiri.

    Membersihkan selang

    nebule sebelum dan

    sesudah dipakai dapat

    mencegah penyebaran

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    29/35

    kuman infeksi dari satu

    anak ke anak yang lain.

    Memiringkan kepala

    anak bila anak batuk atau

    muntah saat berbaring

    bertujuan agar sekret

    ataupun muntahan bisa

    keluar dan tidak

    membuat anak tersedak

    Wewenang dalam

    pemberian obat untuk

    mempercepat

    kesembuhan px adalah

    milik dokter

    2 Pengetahuan orang tua

    pasien tentang penyakit

    anaknya meningkat

    sehingga orang tua

    pasien tahu bagaimana

    cara merawat anaknya

    Mengkaji tingkat

    pendidikan orang tua

    pasien

    Mengkaji tingkat

    pengetahuan dan

    pemahaman orang tua

    pasien tentang

    Untuk mengetahui

    bahasa apakah yang

    digunakan dalam me-

    nyampaikan pesan

    ataupun pengetahuan

    tentang penyakit yang

    diderita px.

    Nomor

    Diagnosa

    Rencana

    Tujuan Intervensi Rasional

    2 Kriteria Hasil :

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan,

    ibu pasien mengerti

    tentang penyakit yang

    diderita anaknya dan

    mengetahui cara

    merawat anaknya

    penyakit yang diderita

    anaknya

    Menjelaskan kepada

    keluarga pasien tentang

    pengertian, penyebab,

    tanda dan gejala,

    pengobatan,

    pencegahan, dan

    komplikasi serta

    kebutuhan makanan

    Untuk mengetahui

    tingkat pengetahuan

    orang tua tentang

    penyakit yang diderita

    anaknya.

    Menambah pengetahuan

    keluarga px tentang

    penyakit yang diderita

    oleh px dan tahu

    bagaimana cara

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    30/35

    dengan diet gizi dengan

    memberikan HE.

    Memantau bagaimana

    cara ibu merawat

    anaknya

    memperlakukan pasien.

    Dengan perawatan dan

    penanganan yang baik

    dan tepat, akan

    mempercepat

    kesembuhan px.

    D. IMPLEMENTASI

    Nama : An A.R Ruangan : Ruang Anak (Duku)

    Umur : 9 Bulan Tgl MRS : 21 Juli 2012

    Diagnosa : Post FC + Pneumonia Tgl & Jam Dikaji : 24-07-2012 ; 13.00 WIB

    Nomor

    DiagnosaTanggal Jam Tindakan Keperawatan

    Pelak-

    sana

    1 24 Juli 2012 08.00

    08.30

    Observasi TTV

    Pemeriksaan ulang oleh dokter dan peneri-

    maan instruksi serta resep dari dokter.

    Nomor

    Diagnosa

    Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Pelak-

    sana

    1 24 Juli 2012 08.00

    dan

    13.00

    11.35

    11.40

    11.45

    12.00

    12.05

    Pemberian Obat Oral

    Puyer Batuk 1 Bungkus

    Puyer Diare 1 Bungkus

    Membersihkan selang nebule

    Menjelaskan kepada ibu ataupun keluarga

    pasien tentang tujuan pasien di nebule

    Memberitahu ibu untuk memuasakan anaknya

    15 menit sebelum dinebule serta memberikan

    penjelasan tentang tujuan dari tindakan ini.

    Memberi tahu ibu tentang cara memegang

    selang nebule

    Melakukan vibrasi dan clapping kepada px

    dengan tutup dot serta menjelaskan tujuan dari

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    31/35

    13.00

    13.30

    tindakan ini

    Membersihkan selang nebule dengan kapas

    alkohol serta merapikan alat

    Memberi tahu keluarga ataupun ibu pasien

    untuk memiringkan kepala pasien ketika

    pasien muntah atau batuk saat pasien sedang

    berbaring agar tidak tersedak serta

    memberikan penjelasan tentang tujuan

    tindakan tersebut dilakukan

    25 Juli 2012 16.00

    18.30

    18.35

    Observasi TTV

    Memberi tahu ibu pasien untuk memuasakan

    anaknya (tidak makan dan tidak minum)

    selama 15 menit sebelum dinebule

    Mempersiapkan alat untuk nebule dan

    membersihkan selang nebule dengan kapas

    alkohol

    Nomor

    Diagnosa

    Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Pelak-

    Sana

    1 25 Juli 2012 18.40

    18.45

    19.00

    20.00

    20.00

    Memantau ibu dalam memegang selang nebule

    Melakukan vibrasi dan clapping kepada pasien

    dengan tutup dot sesudah anak dinebule

    Mengawasi dan memantau tindakan yang

    dilakukan bila anak muntah atupun batuk

    dalam posisi berbaring

    Pemberian Obat Oral :

    Puyer Batuk 1 Bungkus

    Puyer Diare 1 Bungkus

    Injeksi Dexamethasone 1 mg IV

    2 24 Juli 2012 13.00 Mengetahui tingkat pendidikan orang tua

    pasien dengan menanyakan pendidikan

    terakhir serta bahasa apakah yang dimengerti

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    32/35

    13.15

    13.30

    13.45

    oleh orang tua ataupun keluarga pasien

    Mengkaji tingkat pengetahuan dan

    pemahaman orang tua pasien tentang penyakit

    yang diderita pasien

    Menjelaskan kepada keluarga ataupun ibu

    pasien dengan menggunakan bahasa yang

    dimengerti oleh keluarga ataupun ibu pasien

    tentang penyakit pasien yang meliputi

    pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

    pengobatan, pencegahan, dan komplikasi serta

    kebutuhan makanan yang sesuai dengan diet

    gizi.

    Memantau bagaimana cara ibu merawat dan

    memperlakukan anaknya

    Nomor

    Diagnosa

    Tanggal Jam Tindakan Keperawatan Pelak-

    Sana

    2 25 Juli 2012 15.00

    16.00

    Melihat dan mengawasi bagaimana cara ibu

    merawat dan memperlakukan anaknya

    Mengkaji keluhan apa saja yang dialami oleh

    pasien dari tadi pagi sampai sekarang dan

    upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh ibu

    ataupun keluarga pasien untuk membantu

    mengatasi beberapa keluhan yang dirasakan

    oleh pasien dengan bantuan bimbingan dari

    perawat senior.

    E. EVALUASI

    Nama : An A.R Ruangan : Ruang Anak (Duku)

    Umur : 9 Bulan Tgl MRS : 21 Juli 2012

    Diagnosa : Post FC + Pneumonia Tgl & Jam Dikaji : 24-07-2012 ; 13.00 WIB

    Nomor Tanggal SOAP TTD

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    33/35

    Diagnosa

    1 24 Juli 2012 : Ibu px mengatakan bahwa anaknya masih batuh

    berdahak

    : TTV=

    Suhu : 37oC

    Nadi : 120 x/menit

    RR : 32 x/menit

    Pola Nafas : Irreguler

    PCP ; Tidak ada

    Retraksi dada : Tidak ada

    Suara nafas : Wheezing ; Ronchi

    Muntah darah ()

    Tidak ada hasil foto rontgen ataupun hasil dari lab.

    Nomor

    Diagnosa

    Tanggal SOAP TTD

    1 24 Juli 2012 Px batuk berdahak (+)

    : Tujuan belum tercapai

    : Intervensi nomor 1, 3, 5, 6, dan 7 dilanjutkan

    Intervensi nomor 9 diganti dengan :

    Infus D5 NS = 31 tpm

    Injeksi Ceftriaxone 2 x gr IV

    Injeksi Dexamethasone 3 x 1 mg IV

    Injeksi Ranitidin 2 x 10 mg IV

    Puyer Batuk 3 x 1

    Puyer Diare 3 x 1

    Diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)

    25 Juli 2012 : Ibu px mengatakan bahwa batuk anaknya sudah

    berkurang

    : TTV =

    Suhu : 36,5 oC

    Nadi : 110 x/menit

    RR : 35 x/menit

    Pola Nafas : Irreguler

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    34/35

    PCP ; Tidak ada

    Retraksi dada : Tidak ada

    Suara nafas : Wheezing ; Ronchi

    Muntah darah ()

    Tidak ada hasil foto rontgen ataupun hasil dari lab.

    Dahak Px berkurang

    : Tujuan tercapai sebagian

    : Intervensi nomor 1, 3, 5, 6, 7, dan 9 dilanjutkan

    26 Juli 2012 : Tidak terkaji, Px pulang

    : Tidak terkaji, Px pulang

    : Tingkat pencapaian tujuan tidak terkaji, Px pulang

    Intervensi dihentikan

    Nomor

    Diagnosa

    Tanggal SOAP TTD

    2 24 Juli 2012 : Ibu px mengatakan bahwa dirinya sudah mengetahui

    tentang penyakit anaknya dan mengetahui cara

    merawat ataupun memperlakukan anaknya

    : Ibu dapat menjelaskan tentang penyakit anaknya dan

    kebutuhan makanan apa yang sesuai dengan diet gizi

    (yang sudah ditentukan), walaupun terkadang masih

    sering bertanya pada perawat ataupun dokter

    : Tujuan tercapai sebagian

    : Intervensi nomor 3 dan 4 dilanjutkan

    25 Juli 2012 : Ibu px mengatakan bahwa dirinya sudah bisa merawat

    anaknya sendiri sesuai dengan instruksi dokter dan

    perawat

    : Ibu dapat melakukan atau melaksanakan berbagai hal

    yang telah diinstruksikan oleh dokter ataupun perawat

    : Tujuan tercapai

    : Intervensi dihentikan

  • 7/30/2019 Askep Gangguan Pada Cairan

    35/35

    DAFTAR PUSTAKA

    mul, Aziz. 2008.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba.

    ________. 2009.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Buku 2) : Aplikasi Konsep dan Proses

    Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

    bry, Ayu Bulan dan Zulfito Marendra. 2010. Smart Parents. Gagasmedia

    pita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 2. 2000. Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran UI.

    uscari, Mary.E. 2001.Panduan Belajar Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

    astiyah. 2005.Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

    ww.Perawatmasadepan.com

    ww.Scribd.com

    ww.Google.com. Akper Insan Husada. Posted : 01/02/2012

    http://www.perawatmasadepan.com/http://www.perawatmasadepan.com/http://www.scribd.com/http://www.scribd.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.scribd.com/http://www.perawatmasadepan.com/