32
Terganggunya Keseimbangan Cairan Tubuh Oleh: David Christian RonaldTho (102012210) Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email : [email protected] PENDAHULUAN Latar Belakang Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk homestatis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Ginjal adalah organ ekskresi yang bentuknya seperti kacang. Bagian dari system urin ini bermanfaat menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteraldan cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru – paru, kulit, dan ginjal. 1

Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cairan tubuh

Citation preview

Terganggunya Keseimbangan Cairan TubuhOleh:David Christian RonaldTho (102012210)Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : [email protected]

PENDAHULUANLatar BelakangGinjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk homestatis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Ginjal adalah organ ekskresi yang bentuknya seperti kacang. Bagian dari system urin ini bermanfaat menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteraldan cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru paru, kulit, dan ginjal.Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru, dan gastrointestinal.Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat meialui sistem atau mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh sistem hormonal, yakni ADH (anti diuretik hormon), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.

PEMBAHASAN Struktur Makroskopis dan Mikroskopis GinjalA. Makroskopis1,2Ren (Ginjal)

Gambar 1. Potongan frontal ginjal kiriKedua ren berfungsi mensekresikan sebagain besar produk sisa metabolisme.Ren mempunyai peran penting mengatur keseimbangan air dan elektrolit didalam tubuh dan mempertimbangkan keseimbangan asam basa.Produk sisa meninggalkan ren sebagai urin yang mengalir kebawah di dalam ureter menuju ke visica urinaria yang terletak didalam pelvis.Urin keluar dari tubuh melalui uretrha.Ren dextra terletak sedikit lebih rendah dibading ren sinstra karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat. Fascia renalis adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ. Lemak perineal adalah jaringan adiposa yang terbungkus fascia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya. Kapsula fibrosa (ginjal) adalah membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.1

Hilus renalis adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar reter, vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik.1Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urine pada ginjalKorteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit struktural dan fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramida-piramida medula yang bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus-tubulus pengumpul yang mengalir ke dalam duktus pengumpul. Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.1Suplai darah2Arteri renalis adalah percabangan aorta abdomen yang menslplai masing-masing ginjal dan masuk ke hilus melalui cabang anterior dan posterior. Cabang anterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri-arteri interlobaris yang mengalir di antara piramid-piramid ginjal. Arteri arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara korteks dan medula. Arteri interlobularis merupakan percabangan arteri arkuata di sudut kanan dan melewati korteks. 2Arteriola aferen berasal dari arteri interlobularis. Satu arteriol aferen membentuk sekitar 50 kapiler yang membentuk glomerulus. Arteriola eferen meninggalkan setiap glomerulus dan membentuk jaring-jaring kapiler lain, yaitu kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal untuk memberi nutrien pada tubulus tersebut dan mengeluarkan zat-zat yang direabsorpsi.2Arteriola eferen dari glomerulus nefron korteks memasuki jaring-jaring kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus kontortus distal dan proksimal pada nefron tersebut. Arteriola eferen dari glomerulus pada nefron juxtaglomerular memiliki perpanjangan pembuluh kapiler panjang yang lurus disebut vasa recta yang berdesenden ke dalam piramida medula. Lekukan vasa recta membentuk lengkungan jepit yang melewati ansa Henle. Lengkungan ini memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara ansa Henle dan kapiler serta memegang peranan dalam konsentrasi urine.2Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena korteks yang kemudian menyatu dan membentuk vena interlobularis. Vena arkuata menerima darah dari vena interlobularis. Vena arkuata bermuara ke dalam vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan ginjal ureter.2Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria.Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria.Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih.Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria.Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.2Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior.Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.2Vesica urinaria2Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.2Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae.Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.2Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior.Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.2Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis.Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2.Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.2

Gambar 2.Vesica urinaria.

UretraUretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar.Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa dan pars spongiosa.a. Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.b. Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya.c. Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis).d. Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.

Gambar 3. Uretra pada pria.2Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.

Gambar 4. Uretra pada wanita

Struktur Mikroskopis3Ginjal Satu ginjal mengandung satu sampai empat juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine. Setiap nefron memiliki satu komponen vaskular (kapiler) dan satu komponen tubular.2

Gambar 5. Struktur Mikroskopis GinjalMasing-masing ginjal menyerupai buncis, dengan satu pinggir konkaf dengan indentasi besar, hilus, suatu daerah dimana saraf-saraf, pembuluh darah dan limfe masuk dan keluar dan permukaan konvek pada sisi yang berlawanan.Ginjal diliputi oleh kapsula ginjal yang terdiri atas jaringan penyambung padat. Ginjal, mempunyai bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla) Permukaan tiap-tiap papila ditembus oleh 10-12 lubang-lubang, muara duktus koligens, membentuk area cribrosa.3Glomerulus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsula Bowman. Glomerulus dan kapsula Bowman bersama-sama disebut korpus renalis. Lapisan viseral kapsula Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel lapisan viseral dimodifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki) yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar kapiler glomerular. Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui beberapa prosesus primer panjang yang mengandung prosess sekunder yang disebut pedikel (kaki kecil). Pedikel saling mengunci dengan prosesus yang sama dari podosit tetangga. Ruang sempit antara pedikel-pedikel tersebut disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang lebarnya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya. Barier filtrasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah dalma kapiler glomerular dari ruang dalam kapsula Bowman. Barier ini terdiri dari endotelium kapiler, lamina basalis kapiler, dan filtrarion slit.3Lapisan parietal kapsula Bowman membentuk tepi terluar korpus renalis. Pada kutub vaskular korpus renalis, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriola eferen keluar dari glomerulus. Pada kutub urinarius korpus renalis, glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke tubulus kontortus proksimal.3Tubulus kontortus proksimal panjangnya mencapai 15 nm dan sangat berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelial kuboid yang kaya akan mikrovili (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.3Tubulus kontortus proksimal mengarah ke ansa Henle pars desendens yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan dan membalik ke atas membentuk ansa henle pars asendens.Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan pendek yang memajang ke seperti bagian atas medula. Nefron juxtamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki lekukan panjang yang menjulur ke dalam piramida medula.3Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 nm dan membentuk segmen terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriola aferen. Bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriola mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium.Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin. Macula densa, sel juxtaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja untuk membentuk aparatus juxtaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah.3Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul (duktus koligens) besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melaui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.3

Gambar 6. Struktur Nefron Ginjal Ureter3Epitel pada ureter adalah epitel transisional dengan sel-sel membulat pada kantung yang menyusut, sel-sel gepeng pada kantung yang melebar.Pada lapisan lamina propia terdapat jaringan ikat dan pembuluh darah.Otot polos pada ureter adalah lonitudinal (dalam), sirkular (tengah), longitudinal (luar).3

Gambar 7. Mikroskopis ureter.3

Vesica Urinaria3Vesica urinaria memiliki 3 lapisan :1. T. Mukosaa. Terdiri atas lipatan-lipatan mukosa. Dimana lipatan-lipatan tersebut akan hilang sewaktu bladder di regangkan.b. Dilapisi epitel transisional yang mengandung lebih banyak lapisan sel.c. Lamina propria nya lebih lebar dari yang di ureter.2. T. Muskularisa. Terdiri atas otot-otot polos 3. T. Adventisia a. Terdiri atas jaringan ikat superficial yang menyatu dengan jaringan ikat superficialb. Mesotel peritoneum merupakan lapisan terluar bladder.Pada vesica urinaria kosong, sel-sel superficial epitel transisional berbentuk kuboid. bila vesica urinaria penuh dan epitel transisionalnya diregangkan, sel-sel nya menjadi gepeng.

Mekanisme Kerja Ginjal4Pada prinsip kerjanya ginjal melakukan filtrasi, reabsorpsi dan sekresi. Filtrasi terjadi di dalam corpus renalis, sedangkan sekresi dan reabsoprsi terjadi di sepanjang tubulus. Tubulus ginjal sendiri terbagi menjadi tubulus kontortus proximal dimana terjadi reabsorpsi dan sekresi, ansa henle hanya terjadi reabsorpsi dan tubulus kontortus distal terjadi reabsorpsi dan sekresi. 4

Filtrasi adalah proses menyaring yang terjadi di corpus renalis. Dalam melakukan filtrasi glomerulus memliki sawar ginjal guna menjadi alat penyaring bahan-bahan yang dapat lewat. Sawar ginjal ini terdiri atas pori-pori kapiler glomerulus, lapisan lamina basalis, dan juga kaki-kaki sel podosit. Bahan yang dapat lewat adalah mikromolekul seperti glukosa dan asam amino. Makromolekul seperti protein tidak dapat lewat. Sel-sel darah juga tidak dapat lewat. Sehingga filtrat yang terbentuk adalah plasma darah tanpa protein.4

Dalam melakukan filtrasi, harus diperlukan tekanan filtrasi yang mendorong molekul-moleku tersebut untuk disaring melalui kapiler glomerulus. Terkananfiltrasi ditentukan oleh 3 tekanan yang membentuk tekanan filtrasi yaitu, tekanan hidrostatik kapiler, tekanan hidrostatik ruang bowman, dan tekanan onkotik plasma. Tekanan hidrostatik kapiler berasal dari tekanan darah sistemik jantung, dimana tekanan ini akan mendorong molekul ke arah ruang bowman. Tekanan hidrostatik ruang bowman dibentuk karena adanya air di sepanjang tubulus ginjal serta dalam ruang bowman, tekanan ini akan mendorong cairan ke arah glomerulus. Tekanan onkotik plasma berasal dari protein yang terjebak dalam plasma. Tekanan ini akan menarik carian masuk ke dalam glomerulus. Besarnya tekanan filtrasi didapat dengan tekanan hidrostatik glomerulus tekanan hidrostatik ruang bowman tekanan onkotik plasma = 10 mmhg. Glomerulus Filtration Rate (GFR) merupakan tetapan yang mengukur jumlah cairan yang difiltrasi glomerulus dalam 1 menit. Pengukuruan GFR ini biasanya menggunakan inulin, karena inulin pada kebanyakan orang normal akan diekskresikan 100%. Rumus untuk menghitung GFR adalah konsentrasi urin dikali dengan aliran urin tiap waktu dibagi kadar dalam plasma. GFR pada laki-laki dewasa normal adalah 125mL/detik. Dalam tubulus kontortus proximal terjadi reabsorpsi obligatif yaitu reabsorpsi yang wajib dan tidak akan berubah persentasenya seperti glukosa 100%, asam amino 100%, Na 65%, air 65% urea 50%, K 100%. Dalam tubulus kontortus distal juga terjadi sekresi ion H yang bergantung pada keasaman cairan tubuh.4

Ansa henle terbagi menjadi 2 yaitu pars descenden dan pars asncenden. Pada ansa henle pars descenden, segmen ini hanya permeabel terhadap air, sehingga banyak air yang direabsorpsi keluar dan cairan dalam lumen tubulus menjadi sangat pekat. Pada ansa henle pars ascenden, segmen ini hanya permeabel terhadap Na dan Cl sehingga cairan menjadi kembali encer.3Memasuki tubulus kontortus distal terjadi reabsorpsi fakultatif (pilihan sesuai kebutuhan tubuh) Na akan kembali mengalami reabsoprsi dan Cl mengikutinya, sesuai dibawah pengaruh aldostron. Kalium mengalami eksresi sesuai kendali aldostron, dan air mengalami reabsorpsi sesuai kendali ADH, di segmen ini juga terjadi sekresi H untuk menjaga keseimbangan asam basa. Pada awal segmen duktus koligens terjadi juga reabsorpsi air sesuai kendali ADHUrin yang keluar setelah filtrasi glomerulus disebut urin primer, sedangkan urin yang terbentuk setelah tubulus kontortus distal disebut urin sekunder, karena urin ini akhir yang akan dieksresikan melewati saluran-saluran kemih.4

Fungsi Ginjal :1. memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, 2. mempertahankan suasana keseimbangan cairan, 3. mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan 4. mengeluarkan/mengekskresi sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

Gambar 8. Mekanisme Kerja Ginjala. Filtrasi Glomerular.4Filtrasi Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.4Peristiwa Filtrasi di Glomerolus berlangsung melalui 3 lapisan sel : Lapisan sel Endothel Capiler Membrana basalis Lapisan Epitel Capsula Bowmani Tekanan Filtrasi = Tekanan Glomerolus (tekanan osmose + tekanan intra renal). Faktor-faktor yang berpengaruh pada filtrasi Glomerolus : Aliran darah ke ginjal Constrictie Arteriole Afferent Constrictie Arteriole Efferent Rangsangan Simpatis Tekanan darah Tekanan Intra Kapsuler Consentrasi protein plasma Luas protein plasma Permeabilitas membrane.4

b. Reabsorpsi4Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal.sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.4Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`,dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimaldan tubulus distal.4 Mekanisme reabsorbsi:- Transport aktif perlu :1. Carrier2. Energi Transport pasif :1. Gradien kadar2. Gradien Listrik Zat-zat yang direabsorbsi aktif: Glocosa, asam amino, Na+, K+1.Permeabilitas urea < air banyak urea dalam kencing2.Creatinin, inulin, manitol permeabilitas = 0, jadi 100% terdapat dalam urin.c.

B. Sekresi Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

Reabsorbsi dan sekresi pada berbagai lumen tubuli : 1.Tubulus Proximalis :- Glucose, as.amino dan protein 100% direabsorbsi. - Air, Na+, Cl-, K+ 80% direabsorbsi2. Pars Descenden Loop Henle : sangat permeabel3.Pars Ascenden : tidak permeable terhadap air, dapat reabsorbsi aktif Na+, Cl-4. Tubulus Distalis :- Permeabilitas air tergantung ADH- Na+, Cl-, reabsorbsi aktif - Sekresi H+, K+, NH3-Transport ion-ion pada tubuli :5.Cl- : reabsorbsi pada Loop Henle tebal, tubulus proximalis6. K+ :disekresi pada tubulus distal7. HCO3- : direabsorbsi dalam bentuk CO2, sebagian kecil dalam bentuk HCO38. H+ :disekresi aktif pada tubulus proximalis bag distal9. Urea :difiltrasi sempurna, direabsorbsi 40 50%10.Kreatinin :- Difiltrasi sempurna- Tidak direabsorbsi- Disekresi di tubulus proximalis11. Inulin :- Difiltrasi sempurna- Tidak direabsorbsi- Tidak disekresi.

System Urinal (Sistem Kemih)5,6System urinal (urinary tract) adalah suatu system saluran dalam tubuh manusia, meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari zat-zat yang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh system ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air.System ini terdiri dari sepasang ginjal (ren, kidney) dengan saluran keluar urine berupa ureter dari setiap ginjal.Ureter itu bermuara pada sebuah kandung kemih (urinary bladder, vesica urinaria) di perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan (pubic bone). Urine selanjutnya dialirkan keluar melalui sebuah urethra.5Ginjal manusia masing-masing terdiri dari kurang lebih satu juta nefron. Setiap nefron memiliki sebuah glomerulus yang terletak terutama di korteks ginjal dan hasil penyaringannya akan menuju tubulus ginjal. Tubulus ginjal terdiri dari tubulus proksimal, tubulus distal, serta lengkung henle dimana terjadi reabsorpsi air, elektrolit, dan zat-zat penting yang terlarut lainnya: proses ini menghasilkan urine yang kemudian dialirkan ke dalam duktus koligentes, di mana air dalam urine tersebut akan di absorpsi lebih lanjut sebelum dialirkan ke pyramid ginjal. Bagian tebal dari lengkung henle asendens memiliki sekumpulan sel yang berlekatan dengan mesangium ekstraglomerular serta arteriol aferen, ketinganya membentuk apaatus jukstaglomerular, apparatus ini mensekresi renin dan berperan dalam pengaturan aliran darah ke glomerulus serta laju filtrasinya. Ginjal menerima kurang lebih 20% dari curah jantung dan menyaring 7 L cairan setiap jam untuk menghasilkan 50-100 mL urin setiap jam5Fungsi utama ginjal adalah mengeksresikan/mensekresikan zat sisa metabolisme dan zat-zat lain yang berbahaya terhadap tubuh, sambil mempertahankan konstituen darah yang masih berguna.Selain itu ginjal juga memiliki fungsi endokrin yang penting. Walaupun penyakit ginjal sering mengakibatkan terjadinya kegagalan dari ketiga fungsi utama tersebut, sering juga di dapatkan suatu keadaan di mana penyakit ginjal mempengaruhi dua fungsi yang pertama tanpa mempengaruhi fungsi ketiga.6Selain dari fungsi utama ginjalmeneksrkesi sisa zat metabolisme seperti yang sudah di jelaskan tadi adapun fungsi ginjal yang lain yaitu :61. Pengeluaran zat sisa organic. Ginjal mengekskresikan urea, asam urat, kreatinin dan produk penguraian hemoglobin dan hormone.2. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi ion hydrogen (H+), bicarbonate (HCO3-), dan ammonium (NH4+) serta memproduksi urine asam atau basa, nergantung pada kebutuhan tubuh.3. Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropoietin, yang mengatur produksi sel danrah merah dalam sumsum tulang.4. Pengaturan tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi pengaturan tekanan darah, dan juga memproduksi enzim renin. Renin adalah komponen penting dalam mekanisme renin-angiostensin-aldosteron, yang meningkatkan tekanan darah dan retensi air.5. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah. Ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas konsentrasi nutrient dalam darah.Pada umumnya telah diketahui bawah fungsi ginjal itu untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan proses atau cara sebagai berikut: Ultrafiltrasi6Filtrasi adalah proses ginjal dalam menghasilkan urine. Filtrasi plasma terjadi ketika darah melewati kapiler dari glomerulus. Dari proses ultrafiltrasi ini, filtrate glomerular kira-kira 180 liter per hari. Dari volume ini, 99% direabsorbsi oleh ginjal. Oleh karena kemampuan ginjal yang luar biasa untuk mengabsorpsi, rata-rata haluaran urine per hari (orang dewasa) hanya 1-2 liter dari volume filtrate glomerular yang berjumlah 180 liter per hari. Ultrafiltrasi diukur sebagai laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate, GFR). Secara klinis, GFR diartikan sebagai jumlah filtrate glomerular yang di hasilkan dalam satu menit. GFR pada orang dewasa kira-kira 125 ml per menit (7,5 liter perjam).6Aliran darah yang sangat cepat ini memang melampaui kebutuhan oksigen dan metabolic ginjal, tetapi diperlukan karena memperlancar ekskresi sisa metabolic.6Tubulus kontortus proksimal mereabsorpsi 85-90% air yang ada dalam ultrafiltrat, 80% dari natrium;sebagian besar kalium, bikarbonat, klorida, fosfat, glukosa, dan asam amino. Tubulus kontortus distal dan tubulus koligentes menghasilkan urine.6Mekanisme lain yang dapat mencegah berkurangnya air dan elektrolit adalah endokrin atau respons hormonal. Hormone antidiuretik (ADH) adalah contoh klasik bagaimana hormone mengatur keseimbangan air dan elektrolit.ADH adalah hormone yang di hasilkan hipotalamus, disimpan dan dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis sebagai respons terhadap perubahan dalam osmolalitas plasma.Osmolaritas adalah konsentrasi ion dalam suatu larutan.Dalam hal ini, larutannya adalah darah. Apanila sapan air menjadi kurang atau air banyak yang hilang, ADH akan dikeluarkan sehingga membuat ginjal menahan air. ADH memengaruhi nefron bagian distal untuk memperlancar permeabilitas air sehingga lebih banyak air yang direabsorpsi dan dikembalikan ke dalam sirkulasi darah.6Ginjal mempertahankan keseimbangan fisiologis dengan mengatur komposisi cairan dan pelarut dalam darah. Ginjal memakai tiga proses yang kompleks, yaitu proses filtrasi, proses reabsorpsi , dan proses sekresi. Filtrasi terjadi dalam kapsula bowman. Reabsorpsi dan sekresi terjadi dalam tubulus dan duktus koligentes.6Bagian dan fungsi utama nefronKapsula bowman filtrasi : ultrafiltrat dan plasma masuk ke dalam kapsula bowman dan mengalir ke tubulus kontortus proksimal.Tubulus kontortus proksimal obligatory reabsorption (66% dari filtrate glomeruli): natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan elektrolit. Lainnya : glukosa, asam amino, air, dan urea. Sekresi : ion hydrogen, obat, dan toksin.Ansa henle reabsorpsi (25% dari filtrate glomeruli): klorida , natrium, ion kalsium, air dan urea.Tubulus kontortus distal facilitatory reabsorption (9% dari filtrate glomeruli): natrium, klorida, bikarbonat, air dan urea. Sekresi : hydrogen, kalium, dan ammonia.Duktus koligentes facilitatory reabsorption : air dan urea.

Keseimbangan elektrolit Sebagian besar elektrolit yang dikeluarkan dari kapsula bowman direabsorpsi dalam tubulus proksimal.Konsentrasi elektrolit yang telah direabsorpsi diatur dalam tubulus distal di bawah pengaruh hormone aldosteron dan ADH.Mekanisme yang membuat elektrolit bergerak menyebrangi membrane tubula adalah mekanisme aktif dan pasif. Gerakan pasif terjadi dari area yang berkonsentrasi tinggi ke area yang berkonsentrasi molekul.6 Pemeliharaan keseimbangan asam-basaAgar sel dapat berfungsi normal, perlu juga dipertahankan pH plasma 7,35 untuk darah vena dan pH 7,45 untuk darah arteria. Keseimbangan ini dapat di capai dengan mempertahankan rasio darah bikarbonat dan karbon dioksida pada 20:1.Ginjal dan paru-paru bekerja lama untuk mempertahankan rasio ini.Paru-paru bekerja dengan menyesuaikan jumlah karbon dioksida dalam darah. Ginjal menyekresi atau menahan bikarbonat dan ion hydrogen sebagai respons terhadap pH darah.6 Eritropoises Ginjal mempunyai peranan yang sangat penting dalam produksi eritrosit.Ginjal memproduksi enzim yang disebut factor eritropoietin yang mengaktifkan eritropoietin, hormone yang di hasilkan hepar.Fungsi eritropoietin adalah menstimulasi sumsum tulang untuk memproduksi sel darah, terutama sel darah merah. Tanpa eritropoietin, sumsum tulang pasien penyakit hepar atau ginjal tidak dapat memproduksi sel darah merah.6 Regulasi kalsium dan fosforSalah satu fungsi penting ginjal adalah mengatur kalsium serum dan fosfor.Kalsium sangat penting untuk pembetukan tulang, pertumbuhan sel, pembekuan darah, respon hormone, dan aktivitas listrik selular.Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan kalsium-fosfor. Ginjal melakukan hal ini dengan mengubah vitamin D dalam usus (dari makanan) ke bentuk lebih aktif, yaitu 1,25-dihidrovitamin D3. Ginjal meningkatkan kecepatan konversi vitamin D jika kadar kalsium atau fosforus serum menurun. Vitamin D molekul yang aktif (1,25-dihidroksivitamin D3), bersama hormone paratiroid dapat meningkatkan absorpsi kalisum dan fosfor oleh usus.6 Regulasi tekanan darah Ginjal mempunyai peranan aktif dalam pengaturan tekanan darah, terutama dengan mengatur volume plasma dan tonus vascular (pembuluh darah). Volume plasma dipertahankan melalui reabsorpsi air dan pengendalian komposisi cairan ekstraselular (mis., terjadi dehidrasi). Korteks adrenal mengeluarkan aldosteron. Aldosteron membuat ginjal menahan natrium yang dapat mengakibatkan reabsorpsi air.7Modifikasi tonus vascular oleh ginjal dapat juga mengatur tekanan darah.Hal ini di lakukan terutama oleh system reninangiotensin aldosteron.Renin adalah hormone yang dikeluarkan oleh juksta glomeruli dari nefron sebagai respon terhadap berkurangnya natrium, hipoperfusi arteri renal atau stimulasi saraf tenal melalui jaras simpatis waktu tekanan darah menurun.Renin menstimulasi konversi angiotensinogen (zat yang di keluarkan hepar) ke angiotensin I. konversi angiotensin I ke angiotensin II oleh enzim pengubah angiotensin dari paru-paru, menghasilkan vasokontriksi umum yang kuat. Mekanisme ini dapat membuat tekanan darah meningkat.7Prostaglandin dan bradikinin merupakan hormone yang di hasilkan ginjal, juga membantu meningkatkan tekanan darah. Kedua hormone ini dikeluarkan sebagai respons terhadap iskemia ginjal, adanya ADH dan angiotensin II, serta stimulasi simpatis.7Mekanisme Keseimbangan Cairan Tubuh7Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin, seperti sistem hormonal (anti diuretik hormon ADH), aldosteron, prostaglandin, glukokortikoid.7 Anti Diuretic Hormon (ADH) Vasopresin.Hormon ini mempuyai fungsi fisiologi sebagai anti diuretik dengan pekerjaan utama untuk retensi cairan. Terutama untuk pengaturan volume cairan ekstra sel dan konsentrasi Na+ dan membantu ginjal mengatur tekanan osmotik plasma.7Mekanisme pengaturan sekresi ADH dipengaruhi oleh :1. Penurunan volume cairan ekstra sel.2. Peningkatan osmolaritas CES ( terutama bila kadar Na+ meningkat ). . Hormon Aldosteron.Fungsi fisiologis hormon aldosteron yaitu mengatur unsur-unsur mineral (mineralo kottikoid / dihasilkan oleh bagian korteks glandula suprarenalis / adrenalis ) Antara lain Na+ dan K+, yakni terutama mengatur reabsorpsi Na+ dan sekresi K+. Dalam hal ini apabila aldosteron meningkat, menyebabkan reabsorpsi Na+ bertambah dan sekresi K+ bertambah pula. Aldosteron membantu ginjal mengatur volume plasma atau cairan ekstra sel.7 Prostaglandin Prostaglandin merupakan asam lemak yang terdapat pada laringan yang berfungsi merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan kontraksi utarus serta mengatur pergerakan gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.7Kesimpulan Perempuan usia 8 tahun terebut mengalami keluhan muntaber dan sudah tidak berkemih lagi menyebabkan terganggunya keseimbangan cairan tubuh dimana osmolereseptor merangsang hipotalamus dan mengirimkan sinyal ke hipofisis posterior pada saat sekresi hormone ADH meningkat darahnya menjadi pekat sehingga muntaber menyebabkan terjadinya kekurangan cairan dalam tubuh dan urin yang di sekresi menjadi sedikit.sistem urogenital atau sistem perkemihan sangat lah penting bagi tubuh kita. Bukan hanya feses tapi urine juga harus dikeluarkan. Sistem perkemihan di mulai dari ginjal ureter kandung kemih urethra, ginjal sangat penting dalam berbagai proses mekanisme tubuh.

Daftar Pustaka1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004: 318-23.2. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.650.3. Anderson PD. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2003; 45.4. Guyton AC and Hall EJ. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC;2008.h.193-207.5. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011:327-553-96.6. Wibowo D.Anatomi tubuh manusia. Saluran Cerna.Jakarta: Grasindo.2008.h.98.7. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;2007.h.327-9.22