27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cairan sangat penting untuk memoertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Kebutuhan cairan adalah suatu proses dinamik metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap streksok fisiologi dalam lingkungan cairan yang saling berhubungan Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan. Manusia dari berbagai umur dapat mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan. Penyakit parah, trauma atau manusia yang cacat juga lebih cenderung untuk mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan 1

Makalah Askep Gangguan Cairan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bla

Citation preview

Page 1: Makalah Askep Gangguan Cairan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cairan sangat penting  untuk memoertahankan

keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan

cairan dapat mempengaruhi fungsi fisiologis  tubuh. Sebab, cairan

tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan

organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Kebutuhan cairan

adalah  suatu proses dinamik metabolisme tubuh membutuhkan

perubahan yang tetap dalam berespon terhadap streksok fisiologi

dalam lingkungan cairan yang saling berhubungan

Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara

pemasukan dan pengeluaran cairan. Manusia dari berbagai umur

dapat mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan.

Penyakit parah, trauma atau manusia yang cacat juga lebih

cenderung untuk mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan

cairan.

Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.

Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan

diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan

proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan

adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dasar kebutuhan cairan?

2. Apa sajakah macam-macam bentuk gangguan cairan?

3. Bagaimanakah bentuk asuhan keperawatan gangguan cairan?

1

Page 2: Makalah Askep Gangguan Cairan

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk

memperoleh pengetahuan tentang implikasi proses

keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan

gangguan cairan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan mampu menjelaskan konsep dasar

kebutuhan cairan.

2. Mengetahui dan mampu memberikan asuhan

keperawatan pada gangguan cairan.

1.4 Manfaat

Diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan

pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang asuhan

keperawatan pada gangguan cairan dan oksigenasi, dan dapat di

gunakan sebagai penunjang proses belajar mengajar khususnya

untuk mahasiswa jurusan keperawatan.

2

Page 3: Makalah Askep Gangguan Cairan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Cairan

2.1.1 Volume dan distribusi cairan tubuh

1. Volume cairan tubuh

Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW)

kira-kira 60 % dari berat badan pria dan 50 % dari berat

badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada

kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat

sedikit menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita

lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih

rendah dari pria.Usia juga berpengaruh terhadap TBW

dimana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya.

Sebagai contoh, bayi baru lahir TBW-nya 70-80 % dari

BB, usia 1 tahun 60 % dari BB, usia pubertas sampai

dengan 39 tahun untuk pria 60 % dari BB dan untuk

wanita 52 % dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55 %

dari BB dan wanita 47 % dari BB, sedangkan pada usia

diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB dan wanita 46 %

dari BB.

2. Distribusi cairan

Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen

yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler. Cairan

intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan

cairan ekstraseluler 20 % dari BB, cairan ini terdiri atas

plasma (cairan intravaskuler) 5 %, cairan interstisial (cairan

di sekitar tubuh seperti limfe) 10-15 % dan transeluler

(misalnya, cairan serebrospinalis, sinovia, cairan dalam

peritonium, cairan dalam rongga mata, dll ) 1-3 %.

3

Page 4: Makalah Askep Gangguan Cairan

2.1.2 Fungsi cairan

1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur

tubuh

2. Transport nutrien ke sel

3. Transport hasil sisa metabolisme

4. Transport hormone

5. Pelumas antar organ

6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem

kardiovaskuler

2.1.3 Keseimbangan cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan

cairan dan pengeluaran cairan.Pemasukan cairan berasal dari

minuman dan makanan.Kebutuhan cairan setiap hari antara

1.800-2.500 ml/hari.Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman

dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan

melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 – 1.500 ml/hari, feses

100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan

1. Usia

Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta

aktivitas organ

2. Temperatur

Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran

cairan melalui keringat cukup banyak

3. Diet

Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah

cadangan makanan yang tersimpan di dalamnya

4. Stres

Peningkatan produksi ADH dapat meningkatkan

metabolisme sehingga mengakibatkan glikolisis otot

4

Page 5: Makalah Askep Gangguan Cairan

5. Sakit

Banyak sel yang rusak, untuk memperbaiki sel yang rusak

dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan

yang cukup

2.1.5 Pergerakan cairan tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses,

yaitu:

1. Difusi

Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam

cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit

didifusikan sampai menenambus membran sel. Kecepatan

difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsenrasi

larutan, dan temperatur.

2. Osmosis

Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui

membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi

lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya

menarik.

3. Transpor aktif

Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi

tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa

jantung.

2.1.6 Pengaturan keseimbangan cairan

1. Rasa dahaga

Mekanisme rasa dahaga:

a. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin,

yang pada akhirnya menimbulkan produksi

angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus

untuk melepaskan substrat neural yang bertangguang

jawab terhadap sensasi haus.

5

Page 6: Makalah Askep Gangguan Cairan

b. Osmoreseptor di hipotalamus, mendeteksi

peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi

jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensai rasa

dahaga.

2. Anti Diuretik Hormon (ADH)

ADH di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam

neurohipofisis dari hipofisis posterior.Stimuli utama untuk

sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan

penurunan cairan ekstrasel.Hormon ini meningkatkan

reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian

dapat menghemat air.

3. Aldosteron

Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja

pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absopsi

natrium.Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan

konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensin

renin serta sangat efektif dalam mengendalikan

hiperkalemia.

4. Prostaglandin

5. Glukokortikoid

2.1.7 Cara pengeluaran cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :

1. Ginjal

Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang

menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.

Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang

dewasa produksi urine sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine

yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan

aldosteron.

6

Page 7: Makalah Askep Gangguan Cairan

2. Kulit

Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis

yang merangsang aktivitas kelenjar keringat.Rangsangan

kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,

temperatur lingkungan yang meningkat, dan demam.

Disebut juga Insesible Water Loss (IWL) sekitar 15-20

ml/24 jam.

3. Paru-paru

Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari.Meningkatnya

cairan yang hilang sebagai respons terhadap perubahan

kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau

demam.

4. Gastrointestinal

Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari

gastrointestinal setiap hari sekitar 100-200 ml.

Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15

cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada

setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius.

2.2 Masalah Keseimbangan Cairan

1. Hipovolemik

Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan

ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui

kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan

syok hipovolemik. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat

menimbulkan gagal ginjal akut.

2. Hipervolemik

Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada

saat stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air,

fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan

air, kelebihan pemberian cairan, perpindahan cairan interstisial

ke plasma.

7

Page 8: Makalah Askep Gangguan Cairan

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN CAIRAN

3.1 Asuhan Keperawatan Gangguan Cairan

3.1.1 Contoh Kasus

Sekitar 2 bulan yang lalu Tn.P mengalami diare dan dibawa ke

dokter lalu diberi obat dan injeksi, namun tidak sembuh-

sembuh. Kemudian keluarga mencoba pengobatan non-

medis, dan dikatanya pasien terkena penyakit magic, namun

tidak sembuh juga. Setelah beberapa minggu kondisi Tn.P

semakin memburuk, sehingga istri Tn.P membawa pasien ke

RS.Bakti Husada pada tanggal 30 juli 2012, pada pukul 20.00

Wita.  Sesampainya di RS Tn.P langsung dirujuk ke IGD,

keadaan Tn.P saat itu lemas sehinggga perawat memberikan

tindakan medis seperti memasang infus, mengukur TTV dan

akhirnya dibawa ke ruang rawat inap lantai 2 RS.Bakti

Husada.Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit

pusing, rasa tidak enak di ulu hati serta saat BAB fesesnya

masih encer dan bercampur darah.

3.1.2 Asuhan Keperawatan Diare Akut

I. Pengkajian

1. Identitas

a. Identitas Pasien

Nama : Tn.P

Umur                        : 36 Tahun

Agama                      : Hindu

Jenis Kelamin           : Laki-Laki

Status                       : Menikah

Pendidikan                : SMA

Pekerjaan                  : Swasta

Suku Bangsa            : Indonesia

Alamat                      : Desa Genteng Jatuh

8

Page 9: Makalah Askep Gangguan Cairan

Tanggal Masuk         : 30 Juli 2012

Tanggal Pengkajian : 02 Agustus 2012

No. Register             : 252627

Diagnosa Medis       : Diare Akut

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama                        : Ny.Q

Umur                       : 34 Tahun

Hub. Dengan Pasien : Istri

Pekerjaan                 : Swasta

Alamat                      : Desa Genteng Jatuh

2. Status Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Keluhan Utama (Saat MRS)

Pada saat MRS dan pengkajian, pasien mengeluh

lemas di seluruh badannya.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Pasien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai

riwayat penyakit hingga dia harus menjalani rawat

inap.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan bahwa ia maupun keluarganya

tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga ataupun

keturunan, seperti DM, asma, penyakit jantung,

maupun hipertensi.

d. Diagnosa Medis

Tn. P menderita Diare Akut.

3. Pola Kebutuhan Dasar

a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Pasien mengatakan bahwa gaya hidupnya kurang

baik, karena ia memiliki kebiasaan minum kopi

3xsehari, minum alkohol hampir setiap hari dan

9

Page 10: Makalah Askep Gangguan Cairan

dimulai sejak SMA, serta kebiasaan merokok 7

batang per hari.

b. Pola Nutrisi-Metabolik

Sebelum sakit

Tn.P mengatakan bahwa ia biasa makan 4x

sehari dengan 1 porsi. Menunya seperti nasi,

daging, sayur, dan makanan habis dalam 1

porsi.Pasien biasa minum air putih ± 9 gelas/hari

dan sering minum-minumanan yang

beralkohol.Berat badannya 55kg dan tinggi

badannya 165cm.

Saat sakit 

Tn.P mengatakan bahwa nafsu makannnya

menurun, ia makan 3x sehari 1 porsi dengan

menu bubur dan sayur bening, tetapi masih

bersisa, dan biasa minum air putih ±5 gelas/hari.

Berat badannya 50kg dan tinggi badannya

165cm.

c. Pola Eliminasi

(1) BAB

Sebelum sakit  

Tn.P mengatakan bahwa ia biasa BAB setiap

pagi hari dengan bentuk faces padat, warna

feses kuning, bau khas feses, dan feses tidak

bercampur darah.

Saat sakit

Pasien mengatakan bahwa ia BAB ± 5x/hari

dengan bentuk fases encer, feses berwarna

kuning, feses bercampur darah,terdapat

sedikit lendir  dan berbau obat.

10

Page 11: Makalah Askep Gangguan Cairan

(2) BAK

Sebelum sakit

Pasien mengatakan bahwa ia biasa BAK

secara normal dengan karakteristik urin cair,

warnanya kuning, bau khas urine, serta tidak

bercampur darah.

Saat sakit

Pasien mengatakan bahwa ia BAK ±4 x/hari,

dengan karakter urinenya kuning pekat dan

berbau obat.

d. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit

Pasien mengatakan bahwa ia biasa melakukan

aktivitas sehari-hari seperti bekerja.

Saat sakit

Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa

melakukan  aktivitas seperti sebelum sakit.

e. Pola kognitif dan persepsi

Status mental pasien sadar, dapat berbicara dengan

normal dan tidak ada gangguan pada kemampuan

membaca serta berinteraksinya, pendengaran dan

penglihatan pasien normal. Pasien mengatakan

bahwa ia mengetahui penyakitnya.

f. Pola Persepsi-Konsep diri

Pasien mengatakan bahwa ia terganggu baik harga

diri, konsep diri, ideal diri, identitas diri, dan

gambaran dirinya.

g. Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum sakit   

Pasien mengatakan bahwa ia sering tidur larut

malam, biasanya tidur 8 jam sekitar dari pukul

11

Page 12: Makalah Askep Gangguan Cairan

01.00 Wita sampai dengan 09.00 Wita, ia tidur

dengan nyenyak.

Saat sakit          

Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur

dengan nyenyak, biasanya ia tidur pukul 20.00

Wita dan sering terbangun.

h. Pola Peran-Hubungan

Pasien mengatakan bahwa dukungan keluarganya

sangat berpengaruh dalam proses

penyembuhannya.

i. Pola Seksual-Reproduksi

Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai 1 orang

anak laki-laki yang masih bersekolah.

j. Pola Toleransi Stress-Koping

Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat makan dan

minum-minuman kesukaannya, ia hanya bisa

menahan keinginannya tersebut, tetapi tidak sampai

membuatnya depresi hanya saja merasa sedih

karena penyakitnya menggagalkan semua rencana

kegiatannya. Pasien memiliki keinginan keras untuk

sembuh.

k. Pola Nilai-Kepercayaan

Pasien mengatakan bahwa ia beragama hindu dan

biasanya bersembahyang ke pura pada hari-hari

tertentu saja. Saat sakit ia biasa lebih sering berdoa

di tempat tidur saja.

4. Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum : Lemas

b. Tingkat kesadaran : komposmetis

c. Tanda-tanda Vital

12

Page 13: Makalah Askep Gangguan Cairan

Nadi : 60 X/mnt, Suhu : 37oC, TD : mmHg, RR :

20X/mnt

d. Keadaan fisik

(1) Kepala  dan leher

Bentuk kepala pasien normal simetris, warna

rambut hitam, kebersihan cukup, tidak ada nyeri

tekan, tidak teraba massa. Alis dan mata terlihat

simetris, konjungtiva anemis. Hidung simetris,

tidak terlihat adanya serumen. Telinga simetris,

tidak terlihat adanya serumen. Mulut simetris,

mukosa bibir kering, tidak terlihat adanya

stomatitis. Leher terlihat simetris, tidak terlihat

peningkatan JVP, tidak teraba massa pada

kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.

(2) Dada

Paru

Bentuk paru terlihat simetris, tidak terlihat

adanya lesi dan edema, terlihat adanya

tatto,tidak teraba massa dan nyeri tekan,

terdengar suara sonor pada ICS 2-8.

Jantung

Terlihat iktus kordis,terdengar suara S1 dan

S2 tunggal reguler tidak teraba massa dan

nyeri tekan.

e. Payudara dan ketiak 

Bentuk payudara terlihat simetris, tidak terlihat lesi

dan edematidak teraba massa dan nyeri tekan.

f. Abdomen 

Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat

adanya lesi pada abdomen. Terdengar gerakan

13

Page 14: Makalah Askep Gangguan Cairan

peristaltik ±37 kali/menit. Terdapat nyeri tekan pada

abdomen. Terdengar suara pekak.

g. Genetalia 

Tidak terkaji

h. Integumen

Tidak terlihat adanya lesi dan edema, tidak terlihat

hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto di bagian

tangan, kaki, dada dan punggung, kulit terlihat kering

dan turgor kulit tidak elastis.

i. Ekstremitas

Atas

Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi

dan edema, tidak terlihat hiperpigmentasi,

terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering,

terjadi refleks bisep, dan kekuatan otot 4.

Bawah

Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi

dan edema, tidak terlihat hiperpigmentasi,

terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering,

terjadi refleks babinskyn, terjadi refleks patela,

dan kekuatan otot 4.

j. Neurologis

Status mental da emosi

Ekspresi wajah pasien tampak sedih dan kesal

karena harus bolak-balik toilet

Pengkajian saraf kranial

Semua saraf kranial yang mengatur panca indra

pasien berfungsi secara normal

Pemeriksaan refleks

Semua refleks pada pasien berfungsi secara

normal

14

Page 15: Makalah Askep Gangguan Cairan

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Data laboratorium yang berhubungan

Hematologi rutin pada tanggal 30 Juli 2012

Jumlah Sel Darah Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin (HGB) -10,5 g/dl 13,0-18,0

Hematokrit (HTC) -31,8 % 40-52

Lekosit (WBC) 7,80 10^3/UL 3,8-10,6

Trombosit (PLT) 346 10^3/UL 150-440

Eritrosit (RBC) -3,64 10^3/UL 4,5-6,5

RDW 12,9 % 10-16

MPV -7,1 fL 7,2-11,1

PCT 0,2 % 0,2-0,5

MCV 87,4 fL 80-100

MCH 28,8 Pg 26-34

MCHC 33,0 Pg 32-36

Limfosit % 10,7 % 20-35

Monosit % 3,3 % 2-8

Gran % 86,0 % 50-80

Lymp. 0,80 10^3/UL 1-5

Monosit 0,30 10^3/UL 0,1-1

Gran. 6,50 10^3/UL 2-8

b. Pemeriksaan pada tanggal 1 Agustus 2012

Nama Pemeriksaan HasilNilai

RujukanSatuan

FUNGSI HATI

Albumin 2,6* 3,4-4,8 g/dl

ELEKTROLIT

Natrium (Na)

Kalium (K)

Chloride (Cl)

138

2,2*

9,8

135-147

3,5-5,0

98-106

mmol/L

mmol/L

mmol/L

15

Page 16: Makalah Askep Gangguan Cairan

II. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah1. DS :

Pasien mengatakan biasa

minum air putih ±5

gelas/hari.

Pasien mengatakan

bahwa ia BAK ±4 x/hari,

dengan karakter urinenya

kuning pekat dan berbau

obat.

DO :

Kulit pasien terlihat kering

dan turgor kulit tidak elastis

Mukosa bibir kering

Konjungtiva anemis

TD     =  mmHg

Kondisi menurun

Kekurangan volume cairan

2. DS :

Pasien mengatakan bahwa

nafsu makannnya

menurun, ia makan 3x

sehari 1 porsi dengan

menu bubur dan sayur

bening, tetapi masih

bersisa

Pasien mengatakan bahwa

ia BAB ± 5x/hari dengan

bentuk fases encer, feses

berwarna kuning, feses

bercampur darah,terdapat

Kondisi menurun

Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh

16

Page 17: Makalah Askep Gangguan Cairan

sedikit lendir  dan berbau

obat.

Pasien mengatakan berat

badannya 50kg dan tinggi

badannya 165cm

Pasien mengatakan sedikit

pusing

DO:

Konjungtiva anemis

Wajah pasien terlihat pucat

Pasien terlihat lemas

Mukosa bibir kering

3. DS :

Pasien mengatakan bahwa

ia tidak bisa tidur dengan

nyenyak, biasanya ia tidur

pukul 20.00 Wita dan

sering terbangun.

DO:

Wajah pasien terlihat pucat

Terlihat adanya lingkaran

hitam pada sekitar mata

pasien

Nyeri abdomen

Insomnia

III. Diagnosa Keperawatan

17

Page 18: Makalah Askep Gangguan Cairan

NoTgl. / Pukul

Diagnosa KeperawatanTgl.

teratasiTtd

1. 2-8-201211.00

Kekurangan volume cairan

berhubungan dengan

kehilangan cairan ditandai

dengan pasien mengatakan

biasa minum air putih ±5

gelas/hari, pasien mengatakan

bahwa ia BAK ±4 x/hari,

dengan karakter urinenya

kuning pekat dan berbau obat,

kulit pasien terlihat kering dan

turgor kulit tidak elastis,

konjungtiva anemis, mukosa

bibir kering, dan TD= mmHg

5-8-2012

2. 2-8-2012Pkl.

11.00

Ketidak seimbangan nutrisi :

kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk

mengabsorpsi nutrien ditandai

dengan pasien mengatakan

bahwa nafsu makannnya

menurun, ia makan 3x sehari 1

porsi dengan menu bubur dan

sayur bening, tetapi masih

bersisa, pasien mengatakan

bahwa ia BAB ± 5x/hari

dengan bentuk fases encer,

feses berwarna kuning, feses

bercampur darah,terdapat

5-8-2012

18

Page 19: Makalah Askep Gangguan Cairan

sedikit lendir  dan berbau obat,

pasien mengatakan berat

badannya 50kg dan tinggi

badannya 165cm, pasien

mengatakan sedikit pusing,

konjungtiva terlihat anemis,

wajah pasien terlihat pucat,

pasien terlihat lemas dan

mukosa bibir kering

3. 2-8-2012Pkl.

11.00

Insomnia berhubungan dengan

tidur terputus ditandai dengan

pasien mengatakan bahwa ia

tidak bisa tidur dengan

nyenyak, biasanya ia tidur

pukul 20.00 Wita dan sering

terbangun, wajah pasien

terlihat pucat, dan terlihat

adanya lingkaran hitam pada

sekitar mata pasien.

5-8-2012

19