Upload
prayogo-serevin-wisnumurti
View
543
Download
30
Embed Size (px)
DESCRIPTION
antropologi
Citation preview
PERKAWINAN
Tim Pengajar Antropologi Budaya(semester gasal 2010/2011)
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Pengertian
Menurut Haviland, perkawinan adalah “suatu transaksi dan kontrak yang sah dan resmi antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang mengukuhkan hak mereka yang tetap untuk berhubungan seks satu sama lain, dan yang menegaskan bahwa si perempuan yang bersangkutan sudah memenuhi syarat untuk melahirkan anak”
Unsur-unsur:
- Sifat perkawinan merupakan transaksi dan kontrak yang sah dan resmi
- Tujuan pengukuhan hak untuk hubungan seks
- Syarat kedewasaan (si perempuan sudah memenuhi syarat untuk melahirkan anak)
Undang-Undang No. 1 tahun 1974 – pasal 1
“Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”
Unsur-unsur:
- Sifat ikatan lahir dan bathin
- Tujuan (1) membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, (2) didasarkan kepada Ketuhanan YME
- Syarat tercantum dalam pasal 7 (1) UU No. 1 /1974 ttg perkawinan – batas usia minimum (perempuan – 16 thn dan
laki2 – 19 thn)
Tata Cara Perkawinan
- Lamaran pihak laki2 mendatangi pihak keluarga perempuan
- Pertunangan
misal, di Jawa : peningsetan upacara pemberian sejumlah harta dari laki2 kepada kerabat perempuan (orang tua/wali) sebagai tanda pengikat/pertunangan
- Mas kawin (bride price) pemberian dari pihak calon mempelai laki2 kepada pihak calon mempelai perempuan (bisa berupa uang, barang/ternak):
a. uang jujur (Bataktuhor, boli, sinamot) b. benda-benda yang dianggap mempunyai
kekuatan sakti (Timor:moko, Jawa:uang setalen = tali pengikat)
c. uang jemputan (Minangkabau) pemberian dari pihak keluarga mempelai perempuan kepada pihak keluarga mempelai laki2 sejumlah uang/barang sebagai alat untuk menjemput mempelai laki2
Fungsi Mas Kawin
Fungsi mas kawin adalah:- Syarat perkawinan- Pengganti kerugian potensi tenaga mengganti
kekosongan magis untuk keseimbangan kosmos
Kepada siapa mas kawin diberikan?- Calon mempelai perempuan- Kaum kerabat calon mempelai perempuan- Mas kawin untuk sebagian diberikan kepada calon
mempelai dan sebagian kepada kaum kerabat calon mempelai perempuan
Fungsi Perkawinan
Dalam karangan Koentjaraningrat (Beberapa pokok Ant. Sosial, 1977:90), fungsi perkawinan adalah:1. Mengatur kelakuan manusia yang bersangkut paut
dengan kehidupan seksnya2. Memberikan ketentuan hak dan kewajiban serta
perlindungan kepada hasil persetubuhan (anak2)3. Memenuhi kebutuhan manusia akan seorang teman
hidup4. Memenuhi kebutuhan manusia akan harta, gengsi, dan
kenaikan strata dalam masyarakat5. Memberikan status kedewasaan bagi seseorang
Aturan-Aturan Perkawinan
Setiap masyarakat mengenal aturan-aturan
yang menata perkawinan setiap
masyarakat memiliki aturan yang berlainan
Pembatasan/Larangan Perkawinan
Menurut Antropologi (Adat), pembatasan/larangan perkawinan adalah sbb:1. Incest (sumbang)2. Perkawinan dalam kelompok (endogami)3. Perkawinan sepupu (cousin marriage)4. Kawin dengan generasi berlainan
(terutama apabila pihak perempuan termasuk generasi yang lebih tua)
Pembatasan/larangan perkawinan menurut UU No. 1/1974 – pasal 8:1. Larangan menikah dengan garis keturunan
lurus ke bawah atau ke atas2. Larangan menikah dengan garis menyamping3. Larangan menikah dengan yang berhubungan
semenda4. Larangan menikah dengan yang berhubungan
sesusuan5. Larangan menikah dengan
saudara/kemenakan dari isteri (dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang)
6. Larangan menikah antara orang-orang yang dilarang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku
Prinsip dan Bentuk Perkawinan
Prinsip perkawinan:
- Endogami
- Eksogami
Bentuk perkawinan:
- Monogami
- Poligami poliandri dan poligini
Macam Perkawinan
1. Perkawinan sepupu (cousin marriage) terdiri atas:a. sejajar/sejenis/paralel (Paralel Cousin
Marriage) PCM laki2 dan PCM perempuanb. bersilang (Cross Cousin Marriage):- CCM simetris (Minangkabau pulang ke bako
yang diidealkan; Batak dilarang karena terjadi tukar menukar wanita yang melanggar prinsip “dalihan na tolu” melanggar conobium asymetris
- CCM a simetris (Minangkabau kawin yo anak mamak eksogami diidealkan; Batak pariban eksogami tidak melanggar conobium asymetris).
2. Perkawinan levirat janda dengan
saudara laki2 almarhum suaminya
3. Perkawinan sororat duda dengan
saudara perempuan almarhum isterinya
4. Tukar mempelai (bride exchange)
5. Semendo ambil anak (Rejang), nginjam
jago (Lampung)