11
Oleh: Darundiyo Pandupitoyo Abstraksi Era industrialisasi di negara berkembang seperti Indonesia tidak dapat dihindari, walaupun suara-suara miring mengenai industrialisasi banyak didengungkan di banyak tempat. Disadari maupun tidak kita semua merupakan bagian dari industrialisasi, karena hampir semua aspek kebutuhan manusia sudah dikuasai oleh industri. Manusia bergantung pada produk industri, dan industri bergatung pada masyarakat sebagai konsume dari produk-produknya. Masyarakat yang berbudaya konsumtif dan instant adalah masyarakat yang menjadi sasaran empuk industrialisasi. Bagi masyarakat, Industrialisasi menyajikan kemudahan- kemudahan bagi hidup mereka, seperti misal industri telekomunikasi yang semakin membuat jarak tidak berarti. Dari fenomena yang penulis sebutkan diatas bisa dilihat terdapat simbiosis mutualisme antara industrialisasi dan budaya masyarakat. Para antropolog sangat tertarik melihat fenomena tersebut dan mencoba untuk mempelajari secara detail bagaimana kedua variable tersebut salling mempengaruhi satu sama lain dan berusaha memahami sistem sosial dalam suatu industri yang berhubungan dengan manajemen. Latar Belakang Masalah Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. 1 Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi Dan Budaya Masyarakat

Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Oleh: Darundiyo Pandupitoyo

Abstraksi Era industrialisasi di negara berkembang seperti Indonesia tidak

dapat dihindari, walaupun suara-suara miring mengenai industrialisasi

banyak didengungkan di banyak tempat. Disadari maupun tidak kita

semua merupakan bagian dari industrialisasi, karena hampir semua aspek

kebutuhan manusia sudah dikuasai oleh industri. Manusia bergantung

pada produk industri, dan industri bergatung pada masyarakat sebagai

konsume dari produk-produknya. Masyarakat yang berbudaya konsumtif

dan instant adalah masyarakat yang menjadi sasaran empuk

industrialisasi. Bagi masyarakat, Industrialisasi menyajikan kemudahan-

kemudahan bagi hidup mereka, seperti misal industri telekomunikasi yang

semakin membuat jarak tidak berarti. Dari fenomena yang penulis

sebutkan diatas bisa dilihat terdapat simbiosis mutualisme antara

industrialisasi dan budaya masyarakat. Para antropolog sangat tertarik

melihat fenomena tersebut dan mencoba untuk mempelajari secara detail

bagaimana kedua variable tersebut salling mempengaruhi satu sama lain

dan berusaha memahami sistem sosial dalam suatu industri yang

berhubungan dengan manajemen.

Latar Belakang Masalah Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan

mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai

tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau

assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri Hasil industri

tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

1

Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan

Industrialisasi Dan Budaya Masyarakat

Page 2: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Industri menempati posisi yang penting di era globalisasi seperti

sekarang ini. Hampir keseluruhan aspek kehidupan masyarakat dunia

mengalami industrialisasi, misalnya saja aspek kebutuhan primer manusia

yaitu sandang, pangan dan papan sudah mengalami industrialisasi

dengan hadirnya pabrik tekstil, pabrik makanan instant dan pabrik bahan

bagunan. Berawal dari ditemukannya mesin uap pada tahun 1769 oleh

ilmuwan berkebangsaan Skotlandia, James Watt (Hart:1986). Dunia

mengalami era revolusi industri yang mengubah keseluruhan wajahnya,

baik wajah fisik maupun sosial. Dalam revolusi industri tenaga uap telah

mampu menggantikan tenaga manusia dan juga mampu meningkatkan

produktifitas dan keuntungan (answer, t.t.).

Revolusi industri adalah awal dari sebuah era industrialisasi yang

lebih besar. Negara-negara kaya di Eropa dan Amerika semakin

memperluas pasar dan memperbesar skala produksi. Eropa dan Amerika

juga mengalami perkembangan pesat kala itu, banyak muncul ilmuwan-

ilmuwan serta kaum intelektual meyebabkan industrialisasi semakin

berkembang pesat, seperti misal ilmuan Amerika Serikat Alexander

Graham Bell yang menciptakan telepon pada tahun 1876 atau ilmuwan

Amerika Serikat lain, Thomas Alfa Edison yang menemukan bola lampu

pada tahun 1879 (Hart:178).

Sayangnya, perkembangan industri yang pesat tersebut tidak

diiringi dengan pelestarian lingkungan fisik maupun sosial. Pabrik-pabrik

yang berdiri di seluruh dunia membuat polusi lingkungan, produk-produk

elektronik membawa radiasi yang tidak baik bagi kesehatan sampai

masalah sosial yang berkaitan dengan kesenjangan antara kaum buruh

dan majikan adalah contoh efek negatif dari industrialisasi. Industrialisasi

juga mempunyai beberapa efek positif yaitu memeberikan lapangan kerja

luas bagi masyarakat, produk dari industri teknologi dapat mempermudah

hidup kita, munculnya berbagai macam inovasi baru akibat dari iklim

kompetisi industri.

2

Page 3: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Industri secara evolutif mampu menjadi bagian dari kehidupan

manusia, bahkan menjadi roda penggerak kehidupan masyarakat. Tahun

2005 Tercatat lebih dari 94.000.000 masyarakat Indonesia

menggantungkan hidupnya dengan bekerja pada sektor-sektor industri

(Badan Pusat Statistik Indonesia). Masyarakat lainnya juga

menggantungkan diri pada produk-produk industri untuk keperluan sehari-

harinya. Sampai pada tahun 2000 industri menengah dan besar di

Indonesia berjumlah 22.174 (Badan Pusat Statistik Indonesia). Melihat

fakta tersebut, industri dan masyarakat adalah dua variable yang saling

bersimbiosis mutualisme. Masyarakat membutuhkan produk hasil industri

dan sebaliknya industri membutuhkan masyarakat sebagai konsumen

produk-produknya agar memperoleh penghasilan.

Tabel 1.1 Populasi Pekerja Industri besar Indonesia usia 15 tahun keatas

Main Industry 2001 2002 2003 2004 2005

1. Agriculture, Forestry, Hunting and Fishery 39 743 908

40 633 627

43 042 104

40 608 019

41 814 197

2. Mining and Quarrying - 631 802 732 768 1 034 716 808 842

3. Manufacturing Industry 12 086 122

12 109 997

11 495 887

11 070 498

11 652 406

4. Electricity, Gas, and Water - 178 279 151 831 228 297 186 801

5. Construction 3 837 554 4 273 914

4 054 741

4 540 102

4 417 087

6. Wholesale Trade, Retail Trade, Restaurants and Hotels

17 469 129

17 795 030

17 249 484

19 119 156

18 896 902

7. Transportation, Storage, and Communications 4 448 279 4 672 584

4 939 665

5 480 527

5 552 525

8. Financing, Insurance, Real Estate and Business Services 1 127 823 99 1745 1 306

551 1 125

056 1 042

786

9. Community, Social, and Personal Services 11 003 482

10 360 188 9837 760 10 515

665 10 576

572

10. Others 1 091 120*) - - - -

Total 90 807 417

91 647 166

92 810 791

93 722 036

94 948 118

Sumber: BPS

3

Page 4: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Tabel 1.2 Jumlah Usaha menengah dan besar di Jawa dan luar Jawa

Location 1997 1998 1999 2000

18,024 17,236 17,925 17,995 Java

(80.51) (80.46) (81.22) (81.15)

4,362 4,187 4,145 4,179 Outside Java

(19.49) (19.54) (18.78) (18.85)

22,386 21,423 22,070 22,174 Total

(100.00) (100.00) (100.00) (100.00) Sumber: BPS

Para antropolog melihat fenomena ini sebagai gejala sosial yang

perlu dipahami dari persepsi budaya masyarakat. Peran industri dalam

masyarakat tidak akan optimal bila tidak didukung oleh budaya. Maka dari

itu muncul satu sub disiplin dari antropologi yang disebut antropologi

industri atau industrial anthropology yang muncul sekitar tahun 1940-an

dengan memunculkan Ronald Frankenberg, Low dan Warner (1947)

sebagai pioner di bidang ini.

Rumusan Masalah Dari data dan fenomena yang penulis ungkapkan, terdapat beberapa

rumusan permasalahan

1. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan antropologi industri?

2. Bidang apa saja yang dikaji dalam antropologi industri?

Tujuan Penulisan 1. untuk mengetahui bagaimanakah sejarah dan perkembangan

antropologi industri

2. lebih detail mengetahui bidang apa sajakah yang dikaji dalam

antropologi industri

4

Page 5: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Industri dari persepsi sosial-budaya Secara sederhana Malinowski (1921) pernah mengatakan bahwa

kebutuhan hidup manusia dapat dibagi menjadi tiga ketegori besar, yaitu

kebutuhan biologis, sosial dan psikologis. Era industrialisasi sekarang ini

telah mengemas ketiga kebutuhan tersebut dan mengomersilkannya ke

masyarakat. Masyarakat kita yang cenderung konsumtif dan menyukai hal

yang instant tentu akan menjadi makanan empuk bagi para produsen

yang ingin mencari keuntungan. Melihat fenomena tersebut berarti

terdapat benang merah antara industrialisasi dan budaya konsumen yang

saling terikat satu sama lainnya.

Industrialisasi banyak dipandang dari persepsi ekonomi saja, tanpa

memikirkan bagaimana variabel-variabel sosial-budaya mempengaruhi di

dalamnya (Dalton dalam Sairin dkk, 2002:40). Antropologi menawarkan

satu pendekatan dengan melihat industrialisasi dari sudut pandang sosial-

budaya masyarakat.

Definisi dan kategorisasi industri Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang

memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba.

Misalnya "industri musik", "industri mobil", atau "industri ternak".

Istilah idustri juga digunakan bagi suatu bagian produksi ekonomi

yang terfokus pada proses manufakturisasi tertentu yang harus memiliki

permodalan yang besar sebelum bisa meraih keuntungan. Dalam kasus

ini sebenarnya lebih tepat disebut industri besar. Industri dapat

diketegorisasikan menurut jenis-jenisnya. Berikut adalah kategorisasi

industri berdasarkan jenisnya:

Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku

1. industri ekstraktif

industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari

alam sekitar.

- Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan,

5

Page 6: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

pertambangan, dan lain lain.

2. industri nonekstaktif

industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat

lain selain alam sekitar.

3. industri fasilitatif

industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk

jasa yang dijual kepada para konsumennya.

- Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain

sebagainya.

Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal

1. industri padat modal

adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk

kegiatan operasional maupun pembangunannya

2. industri padat karya

adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga

kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya

= berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 =

1. industri kimia dasar

contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb

2. industri mesin dan logam dasar

misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll

3. industri kecil

Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak

goreng curah, dll

4. Aneka industri

misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-

lain.

6

Page 7: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja

1. industri rumah tangga

Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4

orang.

2. industri kecil

Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-

19 orang.

3. industri sedang atau industri menengah

Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-

99 orang.

4. industri besar

Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100

orang atau lebih.

Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi

1. industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market

oriented industry)

Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target

konsumen. industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana

konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin

menjadi lebih baik.

2. industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja /

labor (man power oriented industry)

Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk

karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja /

pegawai untuk lebih efektif dan efisien.

3. industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku

(supply oriented industry)

Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada

untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

7

Page 8: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan

1. industri primer

adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan

langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu

Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan,

perikanan, dan sebagainya.

2. industri sekunder

industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga

menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.

Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan

sebagainya.

3. industri tersier

Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.

Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan

masih banyak lagi yang lainnya.

Antropologi industri sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara industrialisasi dan keadaan sosial-budaya

Selama bertahun-tahun antropologi dan manajemen dianggap tidak

bisa sejalan, keduanya berpikir bahwa masing-masing pihak tidak bisa

memberikan yang terbaik bagi pemecahan permasalahan (Kamsteeg dan

Wels, 1995). Hal tersebut seperti membandingkan antara “thinking“ dan

“doing”. Para antropolog menganggap bahwa ekonom tidak pernah

berpikir dengan baik dan bertindak tidak berdasar atas teori yang tepat

dan alasan yang logis. Sebaliknya, para ekonom menuding bahwa

antropolog sama sekali tidak tahu bagaimana cara masuk dalam area

ekonomi dan manajemen. Para ekonom punya dalil yang kuat atas

pernyataan mereka, yakni para antropolog hampir tidak pernah memasuki

area ekonomi atau manajemen sama sekali, hanya bisa berkutat dengan

manusia dan kebudayaannya.

8

Page 9: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Statement para ekonom tersebut membuat para antropolog

bereaksi dan mencoba mempelajari ilmu-ilmu ekonomi dan manajemen.

Para antropolog berusaha untuk mempelajari benang merah antara

ekonomi, manajemen dan keadaan sosial-budaya manusia. Setelah

bertahun-tahun mengadakan riset, akhirnya terciptalah subdisiplin

antropologi yang bernama antropologi ekonomi tercipta semenjak tulisan

Bronislaw Malinowski berjudul The Economics of The Trobriand Islanders

pada tahun 1921 (LeClair dan Schneider dalam Sairin, 2002:8) dan

antropologi industri yang tercipta sejak Warner dan Low mempelajari

masalah sistem sosial dalam pabrik modern pada tahun 1947 (Batteau,

2006).

Antropologi industri sebagai subdisiplin antropologi yang

mempelajari keterkaitan antara industrialisasi dan keadaan sosial-budaya

tidak pernah bisa maju walaupun para antropolog seperti Richardson,

Warner, Chapple dan Arensberg antara tahun 1940-an sampai 1950-an

berusaha mendorong agar antropologi industri lebih berkembang dengan

masuk ke area ekonomi dan manajemen industri. Tidak diragukan lagi,

bahwa ini berhubungan dengan implikasi para antropolog atas keterlibatan

organisasi dan manajemen dalam industri. Ricahardson mengatakan

bahwa aspek paling penting dalam perubahan akademik menjadi praktek

dalam kajian antropologi adalah ksadaran sejak dini bahwa analisis

terhadap suatu permasalahan tidak akan pernah cukup.

Richardson sendiri mempelajari seni dan juga masalah militer.

Setiap tujuan mempunyai beberapa makna, yaitu berguna dan tidak

berguna berangkaian dengan waktu dari tujuan tersebut. Merencanakan

jalan yang paling efektif untuk meraih tujuan di masa depan biasanya lebih

memerlukan pemikiran yang kreatif daripada analisis dari kejadian-

kejadian lampau. Namun, dalam hal ini antropologi tidak dapat

berkembang seperti yang diimpikan oleh Richardson seperti yang penulis

jelaskan diatas dan antropologi industri tidak dapat berkembang menjadi

profesi yang menjanjikan.

9

Page 10: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

Pada tahun 1957, Keesing, Siegel dan Hammond menyumbangkan

kontribusi antropologis penting dalam industri dengan mengumpulkan dan

mengedit beberapa sumbangan antropologi terhadap industri dan

menerbitkannya dalam bentuk buku, walaupun karya tersebut harus

menunggu 24 tahun lagi sebelum karya lainnya yang berhubungan

dengan antropologi industri terbit. Holzberg dan Giovannini menyimpulkan

bahwa secara halus menyatakan bahwa fokus antropologi terhadap

organisasi dan industri menuntun ke arah variasi tingkat tinggi dan kita

harus memilih dalam hal literatur yang digunakan. Holzberg dan

Giovannini menulis:

“…although industrial anthropology began with an applied focus, the recent literature contains few works directly concerned with applied industrial research. In 1987, after more than 40 years of missionary work to get industrial anthropology and other applied varieties of the discipline accepted as part of mainstream anthropology, Morey and Luthans could still entitle their paper for the Academy of Management: Anthropology: the forgotten behavioural science in management history”.

“…walaupun awalnya antropologi industri adalah sebuah ilmu terapan, literatur-literatur yang banyak dipakai hanya sedikit yang langsung berasal dari penelitian di bidang industri. Pada tahun 1987, setelah lebih dari 40 tahun para missionary bekerja untuk membuat antropologi industri dan beberapa disiplin terapan yang diakui oleh antropologi, Morey dan Luthans masih memberi judul pada karya tulis mereka untuk akademi manajemen: Antropologi: Ilmu Perilaku yang Terlupakan Dalam Sejarah Manajemen’.

Kelemahan-kelemahan tersebut yang seharusnya jadi pekerjaan kita

sebagai seorang antropolog untuk memperbaikinya agar antropologi

industri menjadi salah satu disipilin terapan dalam antropologi yang

diterima dan menjadi sumber terpercaya dalam mengkaji fenomena

industrialisasi di kalangan masyarakat.

Kesimpulan

Merujuk pada data dan fakta yan penulis sajikan diatas, terdapat

beberapa kesimpulan:

1. antropologi industri lahir akibat kesenjangan antara para ekonom

dan antropolog dalam melncari solusi permasalahan ekonomi dan

10

Page 11: Antropologi Industri: Sejarah Serta Perkembangannya Sebagai Media Analisis Hubungan Industrialisasi dan Budaya Masyarakat

manajemen dari persepsi yang berbeda. Kesenjangan tersebut

membuat para antropolog merasa perlu mempelajari masalah

manajemen dan ekonomi dari sudut pandang antropologi lebih

dalam dan serius. Para antropolog memilih untuk mempelajari

sistem sosial yang ada di dalam industri serta kaitan antara industri

dan keadaan sosial-budaya masyarakat.

2. antropologi industri sebagai ilmu terapan mempelajari bagaimana

industri bersimbiosis mutualisme dengan budaya masyarakat.

Antropologi industri juga mempelajari sistem sosial yang ada dalam

suatu industri berkaitan dengan manajemennya.

11