Upload
alzena-dwi-saltike
View
13
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
analisis masalah untuk skenario G blok 19 TA 2014.
Citation preview
1. Apa etiologi keluhan utama?
Jawab: Bobo diduga terkena penyakit Varicella atau dikienal dengan cacar air.
Etiologi dari keluhan ini disebabkan oleh adanya infeksi virus Varicella zoster
yang menyerang kulit dan mukosa terutama di bagian sentral tubuh seperti facial,
eksteremitas.
2. Apa hubungan riwat teman sekolah Bobo yang mendenderita penyakit yang sama
sejak dua minggu yang lalu dengan keluhan Bobo
Jawab: penyakit ini sebagai penyakit virus pada anak yang sangat menular. Masa
inkubasinya berlangsung 17-21 hari.
3. Etiologi
Virus Varicella zoster. Penanaman virus ini member pengertian bahwa infeksi
primer virus ini menyebabkan penyakit varicella, sedangkan reaktivasi
menyebabkan herpes zoster. VVZ adalah herpes virus manusia, ia diklasifikasi
sebagai herpes virus alfa karena kesamaannya prototipe kelompok ini, yang
adalah virus herpes simpleks (HSV). VVZ adalah virus DNA helai ganda,
terselubung; genom virus mengkode lebih dari pada 70 protein, termasuk protein
yang merupakan sasaran imunitas dan timidin kinase virus, yang membuat virus
sensitif terhadap hambatan oleh asiklofir dan dihubungkan dengan agen anti virus.
4. How to diagnose (?????)
Diagnosisnya dapat ditegakkan secara klini dengan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan dermatologi.
Anamnesis: adanya demam yang tidak terlalu tinggi, malaise dan nyeri kepala.
Ada riwayat kontak dengan orang sekitar punya penyakit yang sama 2-3 minggu
sebelumnya
Pemeriksaan fisik: terdapat demam yang tidak terlalu tinggi
Pemeriksaan dermatologikus: adanya lesi kulit yang khas. Gambaran khasnya (1)
muncul setelah masa prodormal yang singkat dan ringan, (2) lesi berkelompok
terutama di bagian sentral, (3) perubahan lesi yang cepat dari macula, vesikula,
pustule, sampai krusta, (4) terdapatnya semua tingkat lesi kulit dalam waktu
bersamaan pada daerah yang sama, (5) terdapat lesi mukosa mulut
5. Tata laksana dan edukasi
Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi
khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru
sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak
ditahan-tahan, jari kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya, bila
sampai tergaruk hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang
pecah.Tentu tidak menarik untuk dilihat.
Umum
1. Isolasi untuk mencegah penularan
2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein)
3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat
4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian
antiseptik pada air mandi
5. Upayakan agar vesikel tidak pecah
Jangan menggaruk vesikel
Kuku jangan dibiarkan panjang
Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pada kulit,
jangan di gosok.
Pencegahan
Penularan VVZ sukar untuk dicegah karena infeksi menular selama 24-48 jam
sebelum ruam muncul. Praktek-praktek pengendalian infeksi,termasuk perawatan
penderita terinfeksi dalam kamar isolasi dengan sistem udara tersaring, sangat
penting dirumah sakit yang mengobati anak tergannggu imun. Pekerja kesehatan
yang rentan yang telah mengallami pemajanan yang dekat dengan varisela harus
tidak merawat penderita resiko tinggi selama masa inkubasi.
Profilaksis globulin imun varisela zuster(GIVZ) dianjurkan untuk anak
tergannggu imun,wanita hamil ,dan bayi baru lahir yang terpajan terhadap
varisela ibu. GIVZ didistribusiakn oleh pelayanan darah palang merah
Amerika:dosisnya 1 botol(vial) per 10 kg secara intra muscular diberikan dalam
96 jam atau ,jika mungkin dalam 48 jam sesudah pemajanan. Orang dewasa harus
diuji untuk anti bodi IJJ VVZ sebelum pemberian GIVZ karena banyak orng
dewasa tanpa riwayat klinis varisela adalah imun. Karena profilaksis GIVZ tidak
melenyapkan kemungkinan penyakit progesif, penderita harus dipantau dan
diobati dengan asiklovir jika diperlukan. Penderita teganggu imun yang telah
mendapat globulin imun intravena dosis tinggi (100-400 mg/kg) untuk indikasi-
indikasi lain dalam 2-3 minggu sebelum pemajanan dapt di harapkan mempunyai
anti bodi serum terhadap VVZ. Kontak dekat antara penderita resiko tinggi
rentan dan penderita dengan herpes zoster juga merupakan indikasi untuk
profilaksis GIVZ. Profilaksis anti bodi pasif tidak mengurangi resiko herpes
zoster bila diberikan sesudah mulai gejala.
Asiklovil tidak boleh diberikan sebagai profilaksis terhadap varisela. Provilaksis
asiklovil untuk herpes zoster tidak penting karena pemberian asiklofil yang tepat
untuk pengobatan infeksi VVZ berulang sangat efektif mengurangi morbiditas
dan mortalitas pada penderita gangguan imun. Pemberian dosis rendah lama
asiklovil harus dihindari untuk meminimalkan munculnya VVZ resisten obat.
Vaksi varisela hidup yang dilemahkan ,yang dubuat dari strai Oka, merupakan
herpes virus manusia pertama. Vaksi varisela hidup yang dilemahkan(strai Oka –
Merck) telah diberikan lebih dari 8500 anak dam orang dewasa sehat pada trial
klinis di AS. Kecepatan serokonveksi akibat vaksin lebih dari 95% dengan
proteksi sepurna terhadap penyakit pada 85-95% pemajanan. Menetapnya
imonitas humoral dan seluler telahb didokumentasi pada 94-100% penerima
vaksin yang dipantau selama 1-6 tahun. Vaksi varisela OKA-Merck dapat
diberikan pada anak dengan lukimia akut, yang dalam remisi,dengan oerhatian
yang tekiti terhadap setatus penyakit yang mendasarinya dan regimen terapi
imuno supresif. Reaktivasi VVZ telah diuraikan pada beberapa penerima vaksin
sehat,tetapi insiden herpes zoster akibat virus vaksin pad anak dengan leukimia
sangat lebih rendah daripad reaktivasi VVZ secara alamiah. Izin untuk vaksin
Oka –Merck telah disetujui pada tahun 1995 di AS:vaksi varisela hidup yang
dilemahkan telah disetujui untuk penggunaan klinik di Jepang,Korea dan
beberapa Negara di Eropa.