Analisis Skenario c Misun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

phe

Citation preview

Apa faktor penyebab dan faktor risiko DBD? 3Faktor PenyebabBiasanya penyebab DBD ditinjau dari 3 faktor yaitu :1) Agent Virus dengue adalah anggota genus flavavirus dan famili flavaviridae, virus berukuran kecil (50mm) ini memiliki single strain RNA. Virus dengue membentuk suatu kompleks yang nyata dalam genus flavivrus berdasarkan kepada karakteristik antigenic dan biologinya. Terdapat empat serotipe virus yang disebut sebagai DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Terinfeksinya seseorang dengan salah satu serotype tersebut akan menyebabkan kekebalan seumur hidup terhadap serotype virus yang bersangkutan. Keempat serotip ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak. Meskipun keempat serotype mempunyai daya antigenus yang sama, namun mereka berbeda di dalam menimbulkan proteksi silang meski baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan salah satu mereka.2) HostSumber penularan demam berdarah adalah penderita DBD.3) EnvirontmentAedes aegypti menyukai tempat yang gelap, lembab, tempat tersembunyi dalam rumah atau bangunan termasuk tempat tidur, kloset, kamar mandi atau dapur. Walaupun jarang, juga ditemukan di luar rumah seperti tanaman atau tempat terlindung lainnya. Tempat beristirahat di dalam rumah adalah di bawah perabotan. Benda benda yang tergantung seperti baju, tirai dan dinding.Benda-benda bekas yang terletak diluar dan sembarang tempat juga merupakan tempat yang disenangi nyamuk DBD untuk tinggal dan berkembang biak seperti jambangan bunga, kaleng-kaleng atau potongan bamboo yang terisi air hujan sampai pada reservoir air bersih yang tertutup.Faktor Lingkungan yang berpengaruh terhadap angka kejadian DBD yaitu :a. Kualitas pemukiman, jarak antara rumah, pencahayaan, bentuk rumah, bahan bangunan akan mempengaruhi penularan. Kualitas pemukiman yang kurang baik merupakan kondisi ideal untuk perkembangbiakkan nyamuk vector penyakit dan penularan penyakit.b. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk dan virus DBD. Pada wilayah dengan ketinggian diatas 1000 m dari permukaan laut tidak ditemukan vector penular DBD.c. Curah hujan akan menambah genangan air sebagai tempat perindukan dan menambah kelembaban udara. Temperatur dan kelembaban selama musim hujan sangat kondusif untuk kelangsungan hidup nyamuk yang terinfeksi.d. Iklim dan temperature berefek langsung terhadap aktivitas dan kemampuan vector. Virus hanya berkembang biak di wilayah tropis dimana iklim dan temperature memungkinkan untuk perkembangbiakan nyamuk. Temperatur tinggi sekitar 30 derajat cenderung mempercepat replica virus.e. Kepadatan nyamuk. Perilaku dan kompetensi jumlah vector nyamuk berpengaruh terhadap penularan dan ukuran larva indeks yang telah disebutkan sebelumnya. Beberapa petugas menyebutkan batas 95% untuk angka bebas jentik, sebagai nilai ambang penularan DBD karena lebih menggambarkan penyebaran nyamuk.f. Kepadatan penduduk. Penduduk yang padat akan memudahkan penularan DBD karena berkaitan dengan jarak terbnag nyamuk pemulanya. Dari beberapa hasil penelitian kejadian epidemic DBD banyak terjadi pada daerah penduduk padat.

Faktor Resiko1. UmurMenurut Sumarmo S.P.9 pada awal terjadinya wabah di suatu negara distribusi umur memperlihatkan jumlah penderita terbanyak dari golongan anak berumur kurang dari 15 tahun (86- 95%). Namun pada wabah-wabah selanjutnya, jumlah penderita yang digolongkan dalam golongan umur dewasa muda meningkat. Di Indonesia penderita DBD terbanyak adalah anak dengan umur 5-11 tahun. Usia < 12 tahun lebih banyak dibandingkan dengan umur > 12 tahun, ini didukung oleh kebiasaan masyarakat bahwa anak-anak kebanyakan aktivitasnya berada di dalam rumah, sehingga kemungkinan kontak dengan nyamuk Aedes aegypti lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa muda maupun orang tua kebanyakan aktivitasnya di luar rumah.2. Pengurasan tempat penampungan airDitjen PPM & PLP Depkes,10 menyatakan bahwa tempat perkembangbiakkan utama jentik Aedes aegypti pada tempat-tempat penampungan air di dalam atau di luar rumah atau sekitar rumah, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah. Tempat perkembangbiakkan nyamuk ini berupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana dan tidak dapat berkembangbiak di genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah.3. Tanaman hiasSalah satu jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yaitu tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti:tempat minuman burung, vas bunga tanaman bias, dan barang-barang bekas, seperti ban, kaleng, botol dan Iain-lain.Lingkungan biologik yang mendukung perkembangbiakkan nyamuk penular penyakit DBD adalah adanya tanaman bias yang berisi air dan tanaman pekarangan/sekitar rumah di samping dapat menampung air secara alami dapat pula mempengaruhi kelembaban dan pencahayaan di dalam rumah, sehingga menjadi tempat yang disenangi oleh nyamuk Aedes aegypti untuk istirahat.4. Tanaman sekitar rumahSalah satu jenis tempat perkembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti yaitu tempat penampungan air alamiah seperti, lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bamboo dan Iain-lain.5. Membersihkan halaman rumah secara rutinSalah satu cara mencegah perkembangbiakkan nyamuk Aedes aegypti adalah kebersihan halaman rumah dari sisa sampah barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukkan nyamuk Aedes aegypti.6. Kebiasaan tidur siangWaktu menggigit nyamuk Aedes aegypti lebih banyak pada siang hari daripada malam hari, yaitu antara jam 08.00 - 12.00 dan jam 15.00-17.00 dan banyak menggigit di dalam rumah dari pada di luar rumah.7. Kebiasaan gantung pakaian Menurut penelitian Widyana kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah mempunyai risiko terkena penyakit DBD 4,8 kali daripada yang mempunyai kebiasaan tidak menggantung pakaian.Penelitian Thomas Suroso, Ali Imran Umar, yang menyebutkan tempat istirahat yang disukai oleh nyamuk Aedes aegypti yaitu: benda-benda yang tergantung yang ada di dalam rumah, seperti gorden; kelambu dan baju/pakaian di kamar yang gelap dan lembab. WHO Regional Publication SEARO No. 29, menyebutkan: nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai beristirahat di tempat yang gelap, lembab, tempat tersembunyi di dalam rumah atau bangunan, termasuk tempat tidur, kloset, kamar mandi dan dapur. Walaupun jarang juga ditemukan di luar rumah di tanaman atau tempat terlindung lainnya. Tempat beristirahat di dalam rumah adalah di bawah perabotan, bendabenda yang tergantung seperti baju/pakaian, tirai dan dinding.Faktor Penularan1. Faktor InternalFaktor Internal meliputi ketahanan tubuh atau stamina seseorang. Jika kondisi badan tetap bugas kemungkinan kecil untuk terkena penyakit DBD. Hal ini tersebut dikarenakan tubuh memiliki daya tahan cakap kuat dari infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit atau virus seperti penyakit DBD. Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan daya tahan pada musim hujan, pada musim itu terjadi perubahan cuaca yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan virus dengue penyebab DBD, hal ini menjadi kesempatan jentik nyamuk berkembangbiak menjadi lebih banyak.2. Faktor EksternalFaktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar tubuh manusia faktor ini tidak mudah di kontrol karena berhubungan dengan pengetahuan, lingkungan dan perilaku manusia baik di tempat tinggal maupun tempat bekerja.Faktor yang memudahkan seseorang menderita DBD dapat dilihat dari kondisi berbagai tempat berkembangbiakannya nyamuk seperti di tempat penampungan air, karena kondisi ini memberikan kesempatan pada nyamuk untuk hidup dan berkembangbiak (Satari dan Meiliasari, 2004).Menurut Fathi, el. Al (2005) ada peranan faktor lingkungan dan perilaku terhadap penularan DBD, antara lain.a. Keberadaan JentikKeberadaan jentik pada tempat pembuangan sampah sementara atau cantainer dapat dilihat dari letak, kantainer sangat mempengaruhi maka akan semakin banyak tempat perindukan danakan semakin padat populasi nyamuk aedes. Maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD dengan waktu penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit DBD lebih cepat pada akhirnya mengakibatkan terjadinya KLB. Dengan demikian program pemerintah berupa penyuluhan kesehatan masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD antara lain dengan cara menguras menutup dan menghibur (3 m) sangat tepat dan perlu dukungan luar dari masyarakat dalam pelaksanaan.b. Kepadatan VektorKepadatan vektor hal ini nampak peran kepadatan vektor nyamuk Aedes terdapat daerah yang terjadi kasus KLB.c. Tingkat Pengetahuan DBDPengetahuan merupakan hasil proses keinginan untuk mengerti dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terutama indera pendengaran dan penglihatan terhadap objek tertentu yang menari perhatian terhatian terhadap sesuatu objek, pengetahuan merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselambung.Bagaimana indikator keberhasilan dari penyuluhan? (secara umum) 3Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Secara umum indicator keberhasilan penyuluhan adalah apa yang disuluhkan itu diikuti dan diterapkan oleh masyarakat. Keberhasilan seorang penyuluh kesehatan dalam menjalankan tugasnya sebagai penyuluh ditentukan oleh bagaimana yang bersangkutan melakukan komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh audiens. Unsur Komunikasi yang efektif antara lain : Komunikator, komunikan, media, pesan yang disampaikan dan umpan balik. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan :1). Tingkat PendidikanPendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.2). Tingkat Sosial EkonomiSemakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam manerima informasi baru.3). Adat IstiadatPengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.4). Kepercayaan MasyarakatMasyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.5). Ketersediaan Waktu di MasyarakatWaktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.Bagaimana solusi kegagalan promosi kesehatan? 3Untuk penyakit DBD program penyuluhan berkala dilakukan antara bulan Desember sampai Februari, mengingat pada bulan-bulan tersebut curah hujan cukup tinggi dan memungkinkan bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Penyuluhan biasanya dilakukan di sekolah, kelurahan dan kecamatan, Posyandu. Selain itu juga dilakukan penyuluhan kepada kader-kader puskesmas.Seharusnya sebelum melakukan penyuluhan dokter Ani melakukan langkah sebagai berikut terlebih dahulu agar promosi kesehatan yang dilakukan lebih efektif dan optimal.Diagnosis a.Diagnosis SosialAnak-anak di kecamatan Sako demam menggigilAnak-anak tersebut menderita penyakit demam berdarah dengueb.Diagnoosis EpidemiologiTerdapat 5 anak yang menderita DBD yang terdiri dari: 1 anak SD, 4 anak SMPKelompok yang berisiko terkena DBD adalah anak-anak dan remajaAkibat banyak genangan air bening di kecamatan Sako, timbulah penyakit DBDPrevalensi penyakit DBD cenderung meningkat karena sumber air bersih yang tergenang dimana-manaPenularan vektor DBD melalui gigitan nyamuk yang terdapat vektor DBDc.Diagnosis Perilaku dan Lingkungan1)Prilaku PendudukKebiasaan buang sampah sembaranganAir-air bening yyang dibiarkan tergenang dimana--manaPenduduk jarang menguras bak-bak yang ada dirumahnyaTidak ada pembersihan bak berkala di SMP AMasyarakat kecamatan Sako tidak menerapkan PHBSSMP A tidak menerapkan program PHBS untuk selluruh orang yang berada di SMP A tersebutMasyarakat tidak mengerti cara mencegah dan polla penyakit DBD2)Lingkungan Genangan-genangan air hujan yang dibiarkan sajaBarangbarang bekas yang tidak dikuburBak-bak enampungan air bersih yang tidak ditutup dengan baikd.Diagnosis Pendidikan dan Organisasi1)Faktor predisposisi (predisposing factors)Tingkat pendidikan orang-orang tua di kecamatan Sako yang rendahPengetahuan tentang pencegahan DBD kurangPengetahuan tentang pola penyakit DBD kurangPengetahuan masyarakat tentang pembuangan barang-barang bekas kurang2)Faktor pemungkin (enabling factors)Sering hujan, sehingga banyak genangangenangan air bersih di bakbak kosong jalan, atau tempattempat berlubangPuskesmas yang lebih jjauh dari pemukiman pendudukSarana kesehatan yang kurang Tidak ada petugas pembasmi nyamuuk DBD dengan menyemprootkan gas 3)Faktor penguat (reinfoorcing ffactors)Tokoh masyarakat kurang peduli dengan penyakit DBDTokoh masyarakat belum menerapkan program pemberantasan jentik nyamukPeran kader kesehatan dan tenaga medis yang belum optimale.Diagnosis Administrasi dan Kebijakan1)AdministrasiKurangnya tenaga kesehatan yang peduli tentang pencegahan DBDPenggunaan dana yang menyimpangPetugas kesehatan PJB yang tidak melaksanakan tugasnyaSistem administrasi di Puskesmas yang sulit dan kacau2)Kebijakan Kebijakan untuk pengadaan dan pelakssanaan PJB belum terealisisasi dengan baikBelum ada kebijakan mengenai PHBSBelum ada kebijakan mengenai pencegahan penyakit DBD

Perencanaan 1.Tujuan Promosi Kesehatana.Tujuan UmumMenurunkan angka morbiditas dan mortalitas penyakit DBD b.Tujuan KhususMeningkatkan pengetahuan tentang pencegahan DBD di kecamatan Sako dan SMP AMeningkatkan pengetahuan tentang pola penyakit DBDMeningkatkan pengetahuan tentang cara penularan DBDMeningkatkan pengetahuan tentang PHBSMeningkatkan kondisi hidup bersih dan sehat 2.Sasaran Promosi Kesehatana.Sasaran PrimerSMP A Anggota rumah tangga yang memiliki bakbak penampungan air bersih, dan barang-barang bekas tidak pakaib.Sasaran SekunderKKOrang tuaTokooh masyarakatTogaLSMPetugas Kesehatanc.Sasaran TersierKetua RT/RWKepala desaCamatPembuat kebijakan (Pemda setempat)3.Isi Promosi KesehatanGejala DBDPencegahan DBDAkibat yang ditimbulkanDaur hidup nyamuk aedes aegeptyBentuk nyamuk aedes aegepty4.Metode yang akan digunakana.Penyuluhan Penyuluhan mengenai DBD seperti isi promosi kesehatan diatasAlat peragab.PelatihanDiadakan pelatihan bagi tenaga kesehatan, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan masyarakat mengenai cara mencegah DBD serta membasmi Jentik BerkalaPelatihan kepada masarakat tenteang cara mencegah DBD di rumahnya masingmasing dan lingkungan merekac.Advokasi ke tokoh masyarakat dan pembuat kebijakand.Gotong royong membersihkan dan mencegah penyakit5.Media yang akan digunakanStikerPosterVideo

6. Rencana KegiatanRencana kegiatan harus dilakukan dengan matang dengan mempertimbangkan faktor keberhasilan penyuluhan.

7.Rencana Evaluasia.Proses Kelancaran rogram yang akan dilaksanakan (sesuai dengan yang dijadwalkan)b.Dampak Evaluasi penerapan pencegahan DBD dengan 3 M Evaluasi penerapan PJBSEvaluasi pengurangan prevalensi, angka morbiditas dan mortallitas akibat DBDc.Hasil Angka morbiditas penderita enyakit DBD menurunAngka mortalitas DBD menurun Selain itu dapat juga dilakukan :1. Penanggulangan seperlunya dilakukan untuk mencegah/membatasi penularan penyakit DBD di rumah penderita/tersangka penyakit DBD dan lokasi sekitarnya serta di tempat umum (misalnya : sekolah) yang diperkirakan dapat menjadi sumber penularan penyakit DBD lebih lanjut. Kegiatan yang dilakukan adalah penyemprotan insektisida oleh petugas kesehatan dan/atau pemberantasan sarang nyamuk (PSN) oleh masyarakat serta penyuluhan kepada masyarakat.2. Jenis kegiatan yang dilakukan ini berdasarkan hasil penyelidikanepidemiologi :a. Bila ditemukan penderita/tersangka penyakit DBD lainya, atau ditemukan 3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan ditemukan jentik dilakukan penyemprotan insektisida di rumah penderita dan sekitarnya dalam radius 200 meter, 2 siklus dengan interval 1 minggu, penyuluhan serta pengerahan masyarakat untuk PSN.b. Bila tidak ditemukan penderita seperti tersebut diatas tetapi ditemukan jentik dilakukan penggerakan masyarakat untuk PSN dan penyuluhan.c. Bila tidak ditemukan penderita seperti tersebut diatas dan tidak ditemukan jentik dilakukan penyuluhan kepada masyarakat.