115
ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA INDONESIA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR (KAJIAN LINGUISTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhmadiyah Makassar Oleh MUAWANA 105331109016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

  • Upload
    others

  • View
    61

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASAINDONESIA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(KAJIAN LINGUISTIK)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhmadiyah Makassar

Oleh

MUAWANA

105331109016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA
Page 3: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA
Page 4: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA
Page 5: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA
Page 6: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Jika kamu ingin hidup bahagia

Terikatlah pada tujuan, bukan orang atau benda.

Kupersembahkan karya ini buat

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 7: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

ABSTRAK

Muawana, 2020. Analisis Kontrastif Fonologi Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesiapada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UniversitasMuhammadiyah Makassar (Kajian Linguistik). Jurusan Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas MuhammadiyahMakassar. Pembimbing I Muhammad Akhir dan Pembimbing II Asis Nojeng.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana bentuk kontrastif fonologiBahasa Bugis dan Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kontrastif fonologi Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia pada MahasiswaUniversitas Muhammadiyah Makassar. Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptifkualitatif dengan menggunakan metode rekaman dan catat.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan antar keduabahasa tersebut terletak pada bentuk pengucapan yakni sistem kebahasaan dan budayabahasa Indonesia serta bahasa Bugis. Penelitian ini diambil melalui media sosialWhatsapp, penggunaan media tersebut merupakan pengganti dari metode penelitiansebelumnya. Media jejaring sosial merupakan salah satu gaya hidup yang tidak dapatdipisahkan dari masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan hasil penelitian terhadapbeberapa responden, diketahui bahwa bentuk kontrastif fonologi bahasa Indonesia danbahasa bugis terletak pada bunyi-bunyi ujaran yang didengarkan melalui rekamansuara whatsapp. Bunyi-bunyi ujaran ini dapat dipandang melalui dua sisi yaknikontrastif persamaan dan kontrastif perbedaan.

Kata kunci : kontrastif, fonologi dan media sosial whatsapp

Page 8: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt,

yang selalu senantiasa memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah, serta karunia-

Nya sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Shalawat

serta salam tak pula terucap atas junjungan nabi Muhammad Saw, yang

menyempurnakan Islam serta membawa manusia dari zaman biadab menuju zaman

yang beradap karena atas nikmat kesehatan yang diberikan penulis mampu

menyelesaikan proposal yang berjudul “Analisis Kontrastif Fonologi Bahasa Bugis dan

Bahasa Indonesia pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. (Kajian

Linguistik)” dapat dirampungkan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan

akademis guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas

Muhammadiyah Makassar.

Penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun

sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari segala kekurangan dan keterbatasan

sehingga masih jauh dari sempurna, baik dari segi sistematika penulisan maupun isi

yang terkandung dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun

penulis harapkan.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak hingga kepada semua

pihak yang membantu kelancaran skripsi ini, baik berupa moril dan materil. Karena

Page 9: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

penulis yakin tanpa bantuan dari mereka, sulit rasanya bagi penulis menyelesaikan

skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan terimakasih kepada Allah Swt, yang telah

memberikan nikmat, kesehatan dan kelancaran serta petunjuk menyelesaikan skripsi

ini.

Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan luar biasa sangat spesial

penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis. Ibunda Herniati dan Ayahanda Aribe

yang selaku keluarga penulis dengan segala pengorban dan jasa-jasa mereka. Doa,

restu, nasihat, dan petunjuk dari mereka merupakan dorongan moril yang efektif.

Terima kasih kepada rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., terima kasih kepada dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D., serta para wakil Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ketua

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia Ibu Dr. Munirah, M.Pd., dan sekretaris

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Bapak Dr. Muhammad Akhir,

M.Pd., sekaligus selaku pembimbing ( satu ) dan Bapak Dr. Asis Nojeng, M. Pd., selaku

pembimbing II ( dua ) yang telah meluangkan waktunya untuk bimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini penulis berharap semoga bantuan, bimbingan, motivasi,

dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang

berlipat ganda dari Allah Subahanahu wa taala, akhirnya penulis dengan segala

kerendahn hati , penulis menyampaikan tidak ada manusia yang sempurna dan tak luput

dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu penulis senantiasa menghrapakan

Page 10: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

tanggapan, kritikan dan saran sehingga penulis dapat berkarya di masa yang akan

datang. Semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak mendapat berkat dan

rahmat Allah. Mudah-muahan dapat meberi manfaat bagi pembaca, terutama bagi diri

penuis. Amin ya rabbal alamin.

Makassar, Juni 2020

Penulis

Page 11: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

KARTU KONTROL I................................................................................. ii

KARTU KONTROL II .............................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. iv

SURAT PERNYATAAN............................................................................ v

SURAT PERJANJIAN .............................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii

ABSTRAK ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................. ……….ix

DAFTAR ISI................................................................................. ……….xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 7

1. Penelitian Relevan....................................................................... 7

2. Pengertian Bahasa ....................................................................... 8

3. Kajian Linguistik......................................................................... 15

Page 12: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

4. Analisis Kontrastif ...................................................................... 18

5. Fonilogi ....................................................................................... 24

B. KARANGKA PIKIR ........................................................................ 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 34

B. Lokasi dan Subjek Penelitian............................................................ 35

C. Definisi Istilah................................................................................... 35

D. Data dan Sumber Data ...................................................................... 36

E. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 37

F. Teknik Analisis Data......................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 39

B. Pembahasan....................................................................................... 55

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................... 74

B. Saran.................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam

kehidupan manusia. Manusia mampu menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan

perasaan yang ada dalam dirinya. Bahasa tanpa disadari setelah menjadi suatu

kebutuhan yang sangat mendominasi dalam kehidupan manusia.

Keraf (2011:15) menyatakan ada dua pengertian bahasa. Pertama

bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi

yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem

komunikasi yang menggunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang

bersiat arbitrer. Tarigan (2011:15) memberikan pula dua definisi bahasa.

Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis dan juga sistem generatif.

Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang manasuka atau simbol-

simbol arbitrer.

Sunaryo (2000:6) bahasa didalam struktur budaya ternyata memiliki

kedudukan, fungsi dan peran ganda yaitu sebagai akar dan produk budaya

yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Wikipedia

menjelaskan baahwa bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang

digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat

Page 14: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

tulisan, maupun lisan dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau

kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain.

Berdasarkan beberapa pengertian bahasa yang dikemukakan oleh para

ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa bahasa adalah rangkaian sistem

bunyi atau simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang memiliki

makna dan sacara konvensional digunakan oleh sekelompok manusia

(penutur) untuk berkomunikasi (melahirkan pikiran dan perasaan) kepada

orang lain.

Mugnifar Ilham (2019) jenis-jenis bahasa secara umum diantaranya

sebagai berikut yakni bahasa lisan/tulisan, bahasa isyarat, bahasa

pemrograman, bahasa batin. Adapun pengertian dari keempat jenis bahasa

tersebut :

a) Bahasa Lisan yaitu suatu komunikasi antara manusia untuk

mengutarakan maksudnya melalui kata-kata yang terucap dari mulut.

Sedangkan, Bahasa Tulisan merupakan suatu bentuk komunikasi yang

terbentuk dari berbagai kosa kata yang disusun sehingga terbentuk suatu

kalimat yang memiliki arti dan dituangkan kedalam bentuk tulisan.

b) Bahasa Isyarat merupakan suatu bentuk komunikasi yang menggunakan

anggota tubuh seperti tangan dan gerak bibir. Biasanya yang

menggunakan jenis bahasa ini adalah kaum tunarungu mereka

Page 15: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

mengkombinasikan antara gerakan tangan, gerak bibir, dan ekspresi

wajah agar lawan bicaranya mengerti apa yang ia maksud.

c) Bahasa Pemrograman yaitu suatu bahasa yang digunakan untuk

memerintah komputer dengan menggunakan syntax syntax yang telah

diatur oleh bahasa pemrograman itu sendiri, tujuannya agar komputer

mampu menjalankan apa yang kita perintahkan.

d) Bahasa Batin merupakan suatu interaksi mental secara langsung

menggunakan isi hati kita, bahasa batin tidak memerlukan sarana kata

kata seperti jenis bahasa yang lainnya. Istilah yang lebih mirip dengan

komunikasi bahasa batin yaitu telepati.

Hasan Alwi (2008:3) bahasa Indonesia yang amat luas wilayah

pemakaiannya dan bermacam ragam penuturnya, mau tidak mau, takluk pada

hukum perubahan. Arah perubahan itu tidak selalu tidak terelekkan karena

kita pun dapat merubah bahasa secara berencana. Faktor sejarah dan

perkembangan masyarakat turut pula berpengaruh pada timbulnya sejumlah

ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang beraneka macam itu masih tetap

disebut “bahasa Indonesia” karena masing-masing berbagi teras dan inti sari

bersama yang umum.

Risa Mutafarihah (2015:2) Bahasa Indonesia adalah bahasa

berkembang dari Bahasa Melayu (yang selanjutnya disebut BM). Bahasa

Page 16: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Indonesia adalah bahasa yang dipilih dan berkembang dari bahasa daerah

Melayu Riau. Bahasa daerah Melayu Riau merupakan perkembangan dan

kelanjutan Bahasa Melayu. Pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Melayu

menjadi Bahasa Indonesia diperkaya oleh bahasa-bahasa lain, terutama

bahasa-bahasa daerah.

Misdawati (2018:7) Bahasa Bugis merupakan milik suku bugis dan

suku bangsa yang terbesar jumlahnya di provinsi Sulawesi Selatan. Pada

zaman dahulu, bahasa ini merupakan sebagai bahasa untuk semua kegiatan

kebudayaan orang bugis. Bahasa bugis ini disamping digunakan sebagai alat

komunikasi utama sehari-hari bagi penutur bugis, juga digunakan untuk

kegiatan-kegiatan dan penyebaran agama Islam, perdagangan, pertanian,

kesusastraan dan lain-lain. Bahasa bugis dapat memenuhi berbagai fungsinya

itu sebab ia mempunyai lambang-lambang bunyi atau aksara sendiri yang

disebut aksara Lontara.

(Ria Yulianti, 2018:1) fonologi merupakan cabang ilmu linguistik

yang mempelajari bunyi bahasa secara umum. Kehidupan sehari-sehari, kita

tidak akan lepas dari bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antar sesame

manusia. Hampir setiap aktivitas manusia, dari bangun tidur, pasti

memerlukan aktivitas bunyi bahasa sebagai alat komunikasi.

(Hadi Susanto, 2017) analsisi kontrastif adalah kajian sistematis

terhadap pasangan bahasa untuk mengenali perbedaan dan persamaan diantara

Page 17: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

kedua bahasa. Analisis kontrastif merupakan salah satu cabang linguistik yang

mengkaji dan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan struktur atau aspek-

aspek yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih. Aspek dan struktur bahasa

tersebut mencakup semua objek kajian linguistik, seperti fonologi, morfologi,

sintkasis, semantik bahkan pragmatik. Dalam penelitian ini penulis fokuskan

pada analisis kontrastif kajian linguistic Fonologi.

Penulis memilih judul Analisis Kontrastif Fonologi Bahasa Bugis dan

Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar. ( Kajian Linguistik ) ini karena untuk

mengetahui perbedaan dan persamaan Bahasa yang digunakan oleh

mahasiswa tersebut dengan menggunakan kajian linguistik (Fonologi).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

“Bagaimanakah analisis kontrastif fonologi Bahasa Bugis dan Bahasa

Indonesia pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar?”

Page 18: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui hasil analisis

kontrastif fonologi Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia pada Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat toritis penelitian ini dapat memberikan gambaran

terhadap pembaca mengenai analisis kontrastif fonologi bahasa bugis

dan bahasa Indonesia pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan dan masukan

untuk menambahkan pengetahuan peneliti tentang ilmu yang dikaji.

b. Bagi Mahasiswa

Untuk mengetahui perbedaan bahasa dalam berkomunikasi di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 19: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Relevan

Penelitian relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang sudah

pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan

dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari

terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama.

Risa Mutafahirah (2015) dengan judul “Analisis Kontrastif

Kosakata Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia pada Film Animasi Upin

dan Ipin” peneliti tersebut menganalisis kontrastif kosakata. Misdawati

(2018) “Analisis Kontrastif Struktur Kalimat Bahasa Arab dan Bahasa

Bugis” peneliti tersebut menganalisis kontrastif struktur kalimat.

Berdasarkan beberapa jurnal yang telah diuraikan, maka penulis

menyimpulkan persamaan dan perbedaan dari masing-masing jurnal.

Persamaan jurnal tersebut yaitu membahas tentang analisis kontrastif,

sedangkan perbedaannya berada pada bahasa yang dianlisis.

Page 20: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

2. Pengertia Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam

kehidupan manusia. Manusia mampu menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan

perasaan yang ada dalam dirinya dengan menggunakan bahasa. Bahasa tanpa

disadari stelah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendominasi dalam

kehidupan manusia. Salah satu hal penting yang menjadi pembeda antara

manusia dengan makhluk lain adalah bahasa dengan alasan banyak ahli bahasa

yang melakukan penelitian diberbagai disiplin ilmu yang berkaitan langsung

dengan bahasa.

Keraf (2011:15) ada dua pengertian bahasa. Pengertian pertama

menyatakan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat

berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa

adalah sistem komunikasi yang menggunakan simbol-simbol vokal (bunyi

ujaran) yang bersiat arbitrer. Tarigan (2011:15) memberikan dua definisi

bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis dan juga sistem

generative. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang manasuka

atau simbol-simbol arbitrer.

Sunaryo (2000:6) bahasa didalam struktur budaya ternyata memiliki

kedudukan, fungsi dan peran ganda yaitu sebagai akar dan produk budaya yang

sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan

dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 21: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Wikipedia menjelaskan bahwa bahasa adalah alat atau perwujudan

budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau

berhubungan, baik lewat tulisan, maupun lisan dengan tujuan menyampaikan

maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain.

Berdasarkan beberapa pengertian bahasa yang dikemukakan oleh para

ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa bahasa adalah rangkaian sistem

bunyi atau simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang memiliki makna

dan sacara konvensional digunakan oleh sekelompok manusia (penutur) untuk

berkomunikasi (melahirkan pikiran dan perasaan) kepada orang lain.

Misdawati (2018:1) fungsi utama bahasa sebagai alat komunikasi,

selain fungsi utama tersebut, bahasa juga mempunyai fungsi lain yang

bergantung pada faktor siapa, apa, kepada siapa, tentang siapa, di mana,

bilamana, berapa lama dan untuk apa bahasa itu diujarkan. Bahasa merupakan

satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan

gerak manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial yang berbudaya dan

bermasyarakat.

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi sebagai alat untuk

mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk

mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi

tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial. Fungsi dari bahasa

itu sendiri sebagai alat komunikasi penting dalam lingkup masyarakat. Fungsi

Page 22: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

lain bahasa itu sendiri adalah sebagai alat berinteraksi dengan manusia, sebagai

alat untuk berfikir, sebagai alat menyalurkan arti kepercayaan di masyarakat,

dan sebagai metode pembelajaran pada lingkup bahasa itu sendiri.

Selain fungsi, bahasa juga memiliki manfaat yang penting dalam

kehidupan salah satu dari manfaat itu sendiri adalah sebagai pengantar dalam

dunia pendidikan.

Mugnifar Ilham (2019) jenis-jenis bahasa secara umum diantaranya

sebagai berikut yakni bahasa lisan/tulisan, bahasa isyarat, bahasa

pemrograman, bahasa batin. Adapun pengertian dari keempat jenis bahasa

tersebut :

a) Bahasa Lisan yaitu suatu komunikasi antara manusia untuk

mengutarakan maksudnya melalui kata-kata yang terucap dari mulut.

Sedangkan, Bahasa Tulisan merupakan suatu bentuk komunikasi yang

terbentuk dari berbagai kosa kata yang disusun sehingga terbentuk suatu

kalimat yang memiliki arti dan dituangkan kedalam bentuk tulisan.

b) Bahasa Isyarat merupakan suatu bentuk komunikasi yang menggunakan

anggota tubuh seperti tangan dan gerak bibir. Biasanya yang

menggunakan jenis bahasa ini adalah kaum tunarungu mereka

mengkombinasikan antara gerakan tangan, gerak bibir, dan ekspresi

wajah agar lawan bicaranya mengerti apa yang ia maksud.

Page 23: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

c) Bahasa Pemrograman yaitu suatu bahasa yang digunakan untuk

memerintah komputer dengan menggunakan syntax syntax yang telah

diatur oleh bahasa pemrograman itu sendiri, tujuannya agar komputer

mampu menjalankan apa yang kita perintahkan.

d) Bahasa Batin merupakan suatu interaksi mental secara langsung

menggunakan isi hati kita, bahasa batin tidak memerlukan sarana kata

kata seperti jenis bahasa yang lainnya. Istilah yang lebih mirip dengan

komunikasi bahasa batin yaitu telepati.

Hasan Alwi (2008:3) bahasa Indonesia yang amat luas wilayah

pemakaiannya dan bermacam ragam penuturnya, mau tidak mau, takluk pada

hukum perubahan. Arah perubahan itu tidak selalu tidak terelekkan karena kita

pun dapat merubah bahasa secara berencana. Faktor sejarah dan perkembangan

masyarakat turut pula berpengaruh pada timbulnya sejumlah ragam bahasa

Indonesia. Ragam bahasa yang beraneka macam itu masih tetap disebut “bahasa

Indonesia” karena masing-masing berbagi teras dan inti sari bersama yang

umum.

Risa Mutafariha (2015) bahasa Indonesia, kedudukan bahasa Indonesia

(yang selanjutnya disingkat BI) di negara Indonesia sebagai bahasa negara dan

bahasa nasional pada 18 Agustus 1945. Bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional disahkan dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Sebagai bahasa

Page 24: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

negara dan bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat

komunikasi dan bahasa persatuan.

Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36, yang menyatakan

bahwa bahasa negara adalah Bahasa Indonesia, memberikan dasar yang kuat

dan resmi pemakaian BI sebagai bahasa perhubungan pada tingkat nasional

tetapi sebagai bahasa resmi kenegaraan. Di dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal

36 ini juga dijelaskan secara tersirat BI sebagai bahasa nasional.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang disahkan dalam

peristiwa Sumpah Pemuda 1928 berisi pengakuan bahwa BI adalah bahasa

nasional. Artinya BI berfungsi sebagai bahasa persatuan negara Indonesia. Isi

Sumpah Pemuda ketiga yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia,

menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia merupakan langkah awal yang

menentukan kebijakan mengenai bahasa nasional di Indonesia. Fungsi dan

kedudukan BI termuat dalam Sumpah Pemuda 1928, Undang-Undang Dasar

1945, dan keputusan

Kongres Bahasa Indonesia 1954 fungsi dan kedudukan BI yaitu (1) BI

sebagai bahasa nasional adalah lambang kebulatan 2 semangat kebangsaan

Indonesia, alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang

kebahasaan, kebudayaan, dan kesukuannya dalam satu masyarakat nasional

Indonesia. (2) di dalam kedudukannya, BI adalah sebagai bahasa resmi

pemerintahan, bahasa pengatar dalam dunia pendidikan, bahasa pada tingkat

nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta

Page 25: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

pemerintah, bahasa sebagai pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan

teknologi. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang berkembang dari bahasa

Melayu (yang selanjutnya disebut BM).

Risa Mutafariha (2015:2) bahasa Indonesia adalah bahasa yang dipilih

dan berkembang dari bahasa daerah Melayu Riau. Bahasa daerah Melayu Riau

merupakan perkembangan dan kelanjutan bahasa Melayu. Kongres Bahasa

Indonesia 1954 di Medan mengakui bahwa BI tumbuh dan berkembang dari

BM. Pertumbuhan dan perkembangan BM menjadi BI telah diperkaya oleh

bahasabahasa lain, terutama bahasa-bahasa daerah.

Bangsa Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan sejak diikrarkannya pada tanggal 28 Oktober 1928, bukan berarti

menutup dan mematikan penggunaan bahasa daerah yang ada di Indonesia.

Keragaman bahasa yang ada di seluruh penjuru daerah Nusantara menjadi

sumber kekayaan untuk pengembangan dan kekuatan bagi bahasa Indonesia.

Bahasa daerah merupakan bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi antar

sesama penutur dalam wilayah daerah tersebut, yang sekaligus sebagai cermin

budaya bagi generasi berikutnya dan salah satunya adalah bahasa bugis.

Bahasa Bugis merupakan salah satu bahasa daerah diantara puluhan ribu

bahasa daeraah yang ada di Nusantara dengan jumlah penutur yang banyak

pada wilayah yang luas. Nuraidar Agus (2018) menyatakan dalam

penelitiannya bahwa penutur Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan kurang lebih

empat juta jiwa.

Page 26: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Misdawati (2018:7) Bahasa Bugis juga merupakan salah satu

pendukung kebudayaan daerah yang memilki sejarah dan tradisi yang cukup

lama. Bahasa bugis sebagai pendukung kebudayaan merupakan perwujudan

dari amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Dalam amandemen UUD 1945

tersebut dijelaskan bahwa negara wajib menghormati dan memelihara bahasa

daerah, karena bahasa tersebut merupakan bagian dari kebudayaan bahasa

Indonesia.

Bahasa Bugis milik suku bugis dan merupakan suku bangsa yang

terbesar jumlahnya di Provinsi Sulawesi Selalatan. Pada zaman dahulu, bahasa

ini berfungsi sebagai bahasa untuk semua kegiatan kebudayaan orang bugis.

Bahasa tersebut selain digunakan sebagai alat komunikasi utama sehari-hari,

juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan dalam penyebaran agama Islam.

Bahasa bugis dapat memenuhi berbagai fungsinya itu sebab ia mempunyai

lambing-lambang bunyi atau aksara sendiri yang disebut aksara Lontaraq.

Bagi orang bugis, bahasa bugis merupakan sarana pendukung

kebudayaan daerah yang memiliki sejarah dan tradisi yang cukup tua dan tetap

dipelihara oleh anggota masyarakat pemakainya. Bahasa bugis tetap merupakan

alat komunikasi sehari-hari yang penting di kawasan Sulawesi Selatan,

terutama di daerah pedesaan.

Page 27: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

3. Kajian Linguistik

Kajian linguistik merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

menerangkan secara ilmiah fenomena-fenomena kebahasaan dengan tetap

mempertahankan prinsip obyektif dan konsisten dalam memberikan penjelasan

penjelasan. Kata linguistik berasal dari bahasa latin lingua yang

berarti ’bahasa’. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang

menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.

Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum

(general linguistics). Artinya, ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah

bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, yang

dalam peristilahan Perancis disebut langage. Pakar linguistik disebut linguis.

Ilmu atau disiplin lain yang juga mengkaji bahasa diantaranya: ilmu

susastra, ilmu sosial (sosiologi), psikologi, dan fisika. Perbedaan linguistik

dengan ilmu-ilmu tersebut adalah pendekatan terhadap objek kajiannya yaitu

bahasa. Ilmu susastra mendekati bahasa sebagai wadah seni. Ilmu sosial

mendekati dan memandang bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam

masyarakat. Psikologi mendekati dan memandang bahasa sebagai pelahiran

kejiwaan. Fisika mendekati dan memandang bahasa sebagai fenomena alam.

Sedangkan linguistik mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa atau

wujud bahasa itu sendiri.

Page 28: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Abdul Chaer (2014:25) linguisitk memberi banyak kegunaan bagi

orang-orang yang bekerja di dunia bahasa seperti linguis, guru bahasa,

penerjemah, penyusun kamus, penyusun buku teks, politikus dan lain-lain.

Manfaat linguistik sebagai berikut: Bagi masyarakat umum linguistik

membantu agar masyarakat secara umum dapat berkomunikasi lisan maupun

tulis dengan baik pula di masyarakat.

a. Bagi para linguis sendiri pengetahuan yang luas mengenai linguistik

tentu akan sangat membantu dalam menyelesaikan dan

melaksanakan tugasnya.

b. Bagi guru, terutama guru bahasa pengetahuan linguistik sangat

penting, mulai dari subdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis,

semantik leksikologi, sampai dengan pengetahuan mengenai

hubungan bahasa dengan kemasyarakatan dan kebudayaan.

c. Bagi para penerjemah linguistik dapat berguna dalam memilih

terjemahan kata, kelompok kata atau kalimat yang tepat sehingga

menghasilkan terjemahan teks yang baik.

d. Bagi penyusun kamus linguistik sangat bermanfaat dalam

menyusun kamus dengan baik dan lengkap.

e. Bagi para penulis linguistik dapat membantu memilih kosa kata dan

membuat kalimat dengan baik.

Page 29: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

f. Bagi para negarawan linguistik dapat memberikan manfaat dalam

berbagai kegiatan politisnya supaya dapat berkomunikasi ;isan dan

tulis dengan baik.

Para ahli dalam bidang linguistik membagi bidang kajian linguistik

dalam dua bagian, yaitu bidang mikrolinguistik dan bidang makrolinguistik.

Mikrolinguistik merupakan bagian kajian linguistik yang mengkaji bahasa

untuk kepentingan ilmu bahasa itu sendiri tanpa mengaitkannya dengan ilmu-

ilmu lain, dengan meliputi pembahasan tentang linguistik deskriptif (terdiri dari

fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, semantik dan leksikologi), teori-teori

linguistik (terdiri dari teori tradisional, teori struktural dan turunannya, serta

teori transformasional dan turunanannya), linguistik historis komparatif dan

linguistik kontrastif.

Adapun makrolingustik merupakan bagian kajian linguistik yang

mengkaji bahasa berkaitan hubungannya dengan iterdisipliner dan bidang

terapan, meliputi linguistik interdisipliner (antara lain sosiolingustik,

psikolinguistik, etnolinguistik, antropolinguistik, komputer linguistik, filologi,

etimologi serta dialektologi) dan linguistik terapan (meliputi perencanaan

bahasa, pengajaran bahasa, penerjemahan dan leksikografi). Berdasarkan pada

kedua pembagian tersebut, linguistik kontrastif atau disebut juga analisis

kontrastif termasuk dalam kategori linguistik mikrolnguistik.

Page 30: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

4. Analisis kontrastif

Hadi Susanto (2017:1) secara umum analisis kontrastif adalah suatu

kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan. Analisis kontrastif bukan saja untuk

membandingkan unsur-unsur kebahasaan dan sistem kebahasaan dalam bahasa

pertama (B1) dengan bahasa kedua (B2), tetapi sekaligus untuk

membandingkan dan mendeskripsikan latar belakang budaya dari kedua bahasa

tersebut sehingga hasilnya dapat digunakan pengajaran bahasa kedua atau

bahasa asing.

Kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan itu dilakukan dengan cara

membandingkan dua data kebahasaan, yakni data bahasa pertama (B1) dengan

data bahasa kedua (B2). Kedua data bahasa itu dideskripsikan atau dianalisis,

hasilnya akan diperoleh suatu penjelasan yang menggambarkan perbedaan dan

kesamaan dari kedua bahasa itu. Pembahasan data itu harus juga

mempertimbangkan faktor budaya, baik budaya bahasa maupun budaya peserta

didik. Hasil dari pembahasan tersebut akan diperoleh gambaran kesulitan

dankemudahan peserta didik dalam belajar suatu bahasa.

Linguistik dan pembelajaran bahasa indonesia dalam analisis kontrastif

dalam pelajaran bahasa Indonesia, mengarang merupakan salah satu pelajaran

yang dianggap sulit bagi sebagian peserta didik. Menurut penulis salah satu

penyebabnya adalah peserta didik tidak hanya harus menulis kalimat-kalimat

sesuai kaidah bahasa Indonesia, namun lebih dari itu peserta didik juga harus

memikirkan (baca: mengarang) kalimat apa yang akan ditulis. Akibatnya

Page 31: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

banyak karangan peserta didik yang baik secara penulisan dalam bahasa

indonesia namun kurang menarik dari segi isi/ceritanya ataupun sebaliknya.

Peseerta didik penguasaan dominan dalam bahasa I (bahasa Daerah) baik secara

sadar maupun tidak sadar membuat banyak peserta didik menerapkan sistem

campur kode saat mengarang dalam bahasa Indonesia dimana peserta didik

terlebih dahulu berfikir dalam bahasa daerahnya tentang hal yang ingin

diceritakan lalu baru ditulis dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa II.

Sementara itu, latihan sebagai salah satu bagian dari proses penguasaan

bahasa II adalah hal yang penting, oleh karenanya berdasarkan hal-hal ini.

Namun sistem campur kode yang dilakukan kebanyakan peserta didik saat

mengarang dalam bahasa Indonesia, terutama bagi peserta didik tingkat dasar,

bahasa I (bahasa daerah) masih sangat dominan dibanding bahasa II (bahasa

Indonesia), kemungkinan terjadinya penyimpangan sangatlah besar. Jika

sedikit melihat cara pemerolehan B1, anak-anak menguasai bahasa ibunya

melalui peniruan.

Melalui kegiatan penirukan, anak-anak mengembangkan

pengetahuannya mengenai struktur dan pola bahasa ibunya. Peristiwa semacam

ini terjadi pula dalam pemerolehan B2. Melalui peniruan para peserta didik

mengidentifikasi bentuk-bentuk bahasa yang merupakan kebiasaan dalam B2.

Dari hal ini mungkin terjadi transfer negatif dalam pemerolehan bahasa II

dimana peserta didik akan menggunakan sistem B1 dalam ber B2, padahal

kedua sistem itu berbeda. Peristiwa ini dikenal juga dengan istilah interferensi.

Page 32: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Interferensi menimbulkan penyimpangan, dan penyimpangan inilah yang

menimbulkan kesalahan berbahasa. Kesalahan ini dapat terjadi secara lisan

maupun tulisan. Namun kesalahan berbahasa dapat dihilangkan melalui laithan,

pengulangan, dan penguatan.

Peserta didik perlu mengetahui secara nyata perbedaan-perbedaan dan

persamaan antara bahasa I yang dimilikinya dan B2 yang sedang dipelajarinya.

Aspek persamaan bermanfaat untuk mencegah kekeliruan dan kesalahan,

sedangkan aspek persamaan bermanfaat sebagai motivator bagi peserta didik

untuk memahami lebih jauh dan mendalam. Hal ini bertujuan menjelaskan

bagaimana kalimat yang benar dalam bahasa II (bahasa Indonesia) dan

menjelaskan pada aspek-aspek apa kemungkinan peserta didik akan melakukan

kesalahan dalam penggunaan kalimat bahasa Indonesia. Jadi analisis kontrastif

dalam linguistik dan pembelajaran bahasa dapat memberikan manfaat jika

diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Secara historis munculnya analisis kontrastif dalam perspektif kajian

ilmiah yaitu pada tahun empat puluhan masehi. Konteks ini berdasarkan asumsi

dasar bahwa ‚teknik pemilihan bahan ajar bahasa dipersiapkan untuk buku

daras‛. Selain itu, dalam literatur lain dikatakan bahwa analisis kontrastif

pernah memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa kedua atau

bahasa asing pada tahun lima puluan sampai tahun enam puluan.Terkait dengan

pembahasan analisis kontrastif terdapat dua profesor ternama yakni Fries dan

Lado yang mengemukakan pendapatnya bahwa ‚bahan ajar bahasa yang ideal

Page 33: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

adalah mendeskripsikan dua kajian bidang ilmu bahasa, yaitu ilmu bahasa yang

sedang dipelajari dikontraskan dengan ilmu bahasa asli peserta didik.

Pada tahun 1957 terbit pertama kali buku yang ditulis dalam bahasa

Inggris yang disusun oleh pakar linguistik populer yakni Dr. Robert Lado

sebagai referensi para peneliti terkait dengan teknik studi analisis kontrastif.

Analisis kontrastif berkembang berdasarkan teori belajar behavioris, terutama

yanng dikembangkan oleh B.F.Skinner. Aliran psikologi behavioris mengkaji

unsur kejiwaan manusia berdasarkan fakta yang dapat diamati secara langsung.

Pengaplikasian teori ini harus mengikuti prosedur yang terdiri dari tiga

tahap yaitu stimulus, respon dan penguatan atau umpan balik. Apabila teori ini

diimplementasikan dalam pendidikan, dapat dikatakan bahwa proses belajar

terjadi. Analisis kontrastif memiliki beberapa karakteristik yakni merupakan

kajian bahasa deskriptif dan praktis, mengkomparasikan secara kontrastif

antara dua bahasa atau lebih dan memprioritaskan kajian bahan ajar.

Miftahur Rohim, 2013 analisis kontrastif memiliki dua aspek kajian

yaitu aspek kajian lingustik dan aspek kajian psikologis. Hal ini pun

dikemukakan oleh James bahwa ada dua aspek kajian analisis kontrastif yaitu

analisis kontrastif terapan dan analisis kontrastif murni.

Analisis kontrastif terapan adalah analisis bahasa dengan cara

membandingkan bahasa pertama dan bahasa kedua yang bertujuan untuk

memecahkan masalah pedagogis pengajaran bahasa, sedangkan analisis

kontrastifmurni adalah analisis bahasa dengan cara membandingkan bahasa

Page 34: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

pertama dan bahasa kedua yang berorientasi pada studi tipologi bahasa yaitu

perbandigan bahasa didasarkan pada ciri-ciri/tipe-tipe bahasa yang dominan

dalam bahasa tersebut.

Peneliti linguistik murni dapat bekerjasama dengan para peneliti

linguistik terapan dalam hal pengajaran bahasa kedua atau bahasa

asing.Analisis kontrastif merupakan salah satu metode untuk menemukan dan

menjelaskan kesalahan berbahasa peserta didik bahasa. Pengontrasan dua

bahasa tidak mungkin dilakukan secara menyeluruh. Oleh karena itu perlu

diseleksi. Para linguis menerima bahwa bahasa merupakan satu sistem yang

mempunyai beberapa subsistem. Setiap subsistem mempunyai pula beberapa

kategori.

Analisis kontrastif memiliki dua aspek penting, yaitu hakikat linguistik

kontrastif dan analisis linguistik kontrastif. Hakikat Linguistik Kontrastif

adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaan-perbedaan, persamaan, dan

keterkaitan yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih.

Kridalaksana (2008:145) mengungkapkan bahwa linguistik kontrastif

adalah metode sinkronis yang digunakan untuk menganalisis bahasa yang

bertujuan untuk memperlihatkan perbedaan dan persamaan antara bahasa-

bahasa atau dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan secara

praktis, seperti pengajaran berbahasa dan penerjemahan.

Page 35: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Bapak linguistik kontrastif yaitu Robert Lado menyatakan bahwa

linguistik kontrastif adalah perbandingan bahasa-bahasa pada periode tertentu

atau satu zaman.

Linguistik kontrastif membatasi pada pembangunan bahasa pada

periode-periode tertentu atau satu zaman. Berdasarkan tiga pengertian di atas

dapat ditarik kesimpulan ciri-ciri linguistik kontrastif yaitu (1) membandingkan

dua bahasa atau lebih secara sinkronis (satu kurun waktu) dan (2) mencari

persamaan dan perbedaan dua bahasa atau lebih. Aspek linguistik kontrastif

berhubungan dengan perbandingan struktur dua bahasa untuk menentukan

perbedaannya.

Analisis kontrastif membutuhkan modal tata bahasa yaitu tata bahasa

struktural. Tata bahasa struktural adalah tata bahasa yang ada dalam bahasa itu

sendiri. Maksudnya tatabahasa meliputi tataran fonologi, morfologi, dan

sintaksis

Berdasarkan pendapat beberapa rujukan di atas dapat disimpulkan

bahwa Analisis kontrastif sebuah metode yang digunakan untuk mencari satu

perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Secara umum memahami

pengertian analisis kontrastif dapat dipahami sebagai pembahasan atau uraian.

Adapun yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau cara membahas

yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu dan memungkinkan dapat

menemukan inti permasalahannya. Permasalahan itu kemudian dikupas,

Page 36: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

dikritik, diulas, dan ahirnya disimpulkan dengan hasil analisis yang sudah

dilakukan.

5. Fonologi

(Ria Yulianti, 2018:1) fonologi merupakan cabang ilmu linguistik yang

mempelajari bunyi bahasa secara umum. Dalam kehidupan sehari-sehari, kita

tidak akan lepas dari bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antar sesame

manusia. Hampir setiap aktivitas manusia, dari bangun tidur, pasti memerlukan

aktivitas bunyi bahasa sebagai alat komunikasi.

Fonologi secara bahasa memiliki makna ilmu tentang bunyi. Hal ini

sesuai dengan makna dari kata fonologi itu sendiri yang terdiri atas fon=bunyi

dan logis=ilmu. Akan tetapi, bunyi yang dipelajari dalam fonologi bukan bunyi

sembarang bunyi, melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam

bahasa lisan ataupun tulisan yang digunakan oleh manusia. Bunyi yang

dipelajari dalam fonologi kita sebut dengan istilah fonem.

Kridalaksana (2002) yang di kutip dari kamus linguistik, fonologi

mempunyai arti bidang pada linguistik yang mempelajari tentang berbagai

bunyi bahasa berdasarkan fungsinya. Kamus Besar Bahasa Indonesia fonologi

berarti ilmu yang mempelajari tentang bunyi suara, khususnya terkiat dengan

sejarah dan teori perubahan bunyi.

Page 37: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Fromkin & Rodman (1998:96) menjelaskan definisi fonologi adalah

suatu bidang linguistik yang mengamati, mempelajari, mengalisa serta

membecirakan terkait dengan tata bunyi bahasa. Telaah tentang fonem inilah

yang dikatakan fonemik. Telaah bunyi bahasa yang dikaitkan dengan fungsinya

sebagai pembeda arti ini baru berkembang pada permulaan abad ke duapuluh.

Seorang Polandia, Kurszweski dianggap sebagai pelopornya. Namun, dia

sendiri tidak mengembangkan idenya.

Fonemik menggunakan materi yang diambil dari hasil penelitian

fonetik. Namun, tidak seluruh materi fonetik menarik perhatian fonemik.

Karena itulah fonemik mengadakan pemilihan materi, yaitu hanya bunyi-bunyi

bahasa yang mampu membedakan arti serta variasi-variasinya yang muncul

dalam ucapan. Karena bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara kita itu

banyak ragamnya, bunyi-bunyi itu dikelompok-kelompokkan ke dalam unit-

unit yang disebut fonem. Fonem inilah yang dijadikan objek penelitian

fonemik. Jadi, tidak seluruh bunyi bahasa yang bisa dihasilkan oleh alat bicara

dipelajari oleh fonemik. Bunyi-bunyi bahasa yang fungsional yang menjadi

kajian fonemik

Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, fonemik mengambil

sikap yang sesuai dengan harapan penelitian linguistik. Jika pembedaan bunyi

bahasa (ucapan) hanya didasarkan pada sikap dan posisi alat bicara yang relatif

banyak jumlahnya, tak akan mudah bunyi bahasa itu ditentukan jumlahnya

Page 38: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

secara pasti. Fonem /k/ pada kata “paku” dan /k/ pada kata “maki” tidak

dihasilkan pada posisi artikulasi yang sama. Bunyi /k/ pada kata “paku”

terpengaruh oleh vokal /u/ yang tergolong vokal belakang, sehingga /k/ tertarik

ke belakang menjadi velar belakang, sedangkan vokal /i/ yang mempengaruhi

/k/ pada kata “maki” tergolong vokal depan, yang mengakibatkan /k/ pada

“maki” tertarik ke depan (disebut velar depan).

Fonologi dan bidang pembahasaannya, bahasa adalah system bunyi ujar

sudah disadari oleh para linguistik. Objek utama kajian linguistik adalah bahasa

lisan, yaitu bahasa dalam bentuk bunyi ujar. Dalam praktik berbahasa dijumpai

ragam bahasa tulis, dianggap sebagai bahasa sekunder, yaitu “rekaman” dari

bahasa lisan. Bahasa tulis bukan menjadi sasaran utama kajian linguistik.

Konsekuensi logis dari angggapan-bahkan keyakinan-ini adalah dasar

analisis cabang-cabang linguistik apa pun (fonologi, morfologi, sintaksis,

semantik, leksikologi, dan lainnya) berkiblat pada korpus data yang bersumber

dari bahasa lisan, walaupun yang dikaji sesuai dengan kosentrasinya masing-

masing. Misalnya, fonologi berkosentrasi pada persoalan bunyi, morfologi

pada persoalan struktur internal kata, sintaksis pada persoalan susunan kata dan

kalimat, semantik pada persolan makna kata, dan leksikologi pada persoalan

perbendaharaan kata. Disini dapat kita pahami bahwa material bahasa adalah

bunyi-bunyi ujar. Kajian mendalam tentang bunyi-bunyi ujar diselediki oleh

cabang linguistik yang disebut fonologi.

Page 39: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Bunyi-bunyi ujar ini dapat dipelajari dengan dua sudut pandang.

Pertama, bunyi-bunyi ujar dipandang sebagai media bahasa semata, tak

ubahnya seperti benda atau zat. Bunyi-bunyi dianggap sebagai bahan mentah,

bagaikan batu, pasir, semen sebagai bahan mentah bangunan rumah. Fonologi

yang memandang bunyi-bunyi ujar demikian lazim disebut fonotik. Kedua,

bunyi-bunyi ujar dipandang sebagai bagian dari sistem bahasa.

Bunyi-bunyi ujar merupakan unsur-unsur bahasa terkecil yang

merupakan bagian dari struktur kata dan yang sekaligus berfungsi untuk

membedakan makna. Fonologi yang memandang bunyi-bunyi ujar itu sebagai

bagian dari sistem bahasa lazim disebut fonemik dari dua sudut pandang

tentang bunyi ujar tersebut dapat disimpulkan bahwa fonologi mempunyai dua

cabang kajian, yaitu (1) fonetik, dan (2) fonemik. Secara lebih rinci, kedua

cabang kajian fonologi ini diuraikan pada bab-bab berikutnya.

Kedudukan fonologi dalam cabang-cabang linguistik

sebagai bidang yang berkosentrasi dalam diskripsi dan analisis bunyi-bunyi

ujar, hasil kerja fonologi berguna bahkan sering dimanfaatkan oleh cabang-

cabang linguistik yang lain, baik linguistik teoritis maupun terapan. Misalnya

morfologi, sintaksis, simantik, leksikologi, dialektologi, pengajaran bahasa,

dan psikolinguistik. Apalagi korpus data yang menjadi sasaran analisisnya

adalah bahasa lisan.

Page 40: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Bidang morfologi yang konsentrasi analisisnya pada tataran struktur

internal kata (mulai dari perilaku kata, proses pembentukan kata, sampai

dengan nosi yang timbul akibat pembentukan kata) sering memanfaatkan hasil

studi fonologi. Ketika ingin menjelaskan, mengapa morfem dasar {pukul}

diucapkan secara bervariasi antara [pukUl] dan [pUkUl], serta diucapkan

[pukulan] setelah mendapatkan proses morfologis dengan penambahan morfem

sufiks {-an}, praktis “minta bantuan” hasil studi morfologi. Begitu juga,

mengapa morfem prefix {m ə N-} ketika bergabung dengan morfem dasar

{baca}, {daki}, {garap}, {jerit} menjadi [məmbaca]. [məndaki], [mənggarap’],

dan [məηjərit], dan ketika bergabung dengan morfem dasar {pacu}, {tari},

{kuras}, {sayat} menjadi [məmacu], [mənari], [məηguras], [məňyayat]?

Jawabannya juga memanfaatkan hasil studi fonologi.

Bidang sintaksis yang konsentrasi analisisnya pada tataran kalimat

ketika berhadapan dengan kalimat Kamu di sini. (kalimat berita), Kamu di sini?

(kalimat tanya), dan Kamu di sini! (kalimat seru/perintah) yang ketiganya

mempunyai maksud yang berbeda, padahal masing-masing terdiri atas tiga kata

yang sama, bisa dijelaskan dengan memanfaatkan hasil analisis fonologi, yaitu

tentang intonasi. Begitu juga, persoalan jeda dan tekanan pada kalimat, yang

ternyata bisa membedakan maksud kalimat, terutama dalam bahasa Indonesia.

Bidang semantik yang berkonsentrasi pada persoalan makna kata pun

tidak jarang memanfaatkan hasil telaah fonologi. Kapan sebuah kata bisa

Page 41: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

divariasikan ucapannya, dan kapan tidak. Mengapa kata tahu dan teras kalau

diucapkan secara bervasiasi [tahu], [tau], [teras], dan [təras] akan bermakna

lain, sedangkan kata duduk dan bidik ketika di ucapkan secara bervariasi

[dudU?], [dUdU?], [bidī?], [bīdī?] tidak membedakan makna? hasil analisis

fonologisnya yang bisa membantunya.

Bidang leksikologi juga leksikografi yang berkontrasi pada persoalan

perbendaharaan kata suatu bahasa baik dalam rangka penyusunan kamus

maupun tidak sering memanfaatkan hasil kajian fonologi. Cara-cara

pengucapan suatu pengucapan yang khas dan variasi pengucapannya hanya bisa

di deskripsikan secara cermat lewat transkripsi fonetis.

Bidang alektologi yang bermaksud memetahkan wilayah pemakaian

dialek atau variasi bahasa tertentu yang sering memanfaatkan hasil kajian

fonologi, terutama variasi-variasi ucapan pemakai bahasa baik secara sosial

maupun geografi variasi-variasi uacapan hanya bisa dijelaskan dengan tepat

kalau memanfaatkan hasil analisis fonologi.

Manfaat fonologi dalam penyusunan ejaan bahasa

adalah peraturan penggambaran atau pelambang bunyi ujar suatu bahasa karena

bunyi ujar ada dua unsur yaitu segmental dan suprasegmental, maka ejaanpun

menggambarkan atau melambangkan kedua unsur bunyi ujar tersebut.

Page 42: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Perlambangan unsur segmental ini ujar tidak hanya bagaimana

melambangkan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan atau huruf tetapi juga

bagaimana menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata, frase, dan kalimat,

bagaimana memenggal suku kata, bagaimana menuliskan singkatan, nama

orang, lambing-lambang teknis keilmuan dan sebagainya.

Perlambangan unsur suprasegmental bunyi ujar menyangkut bagaimana

melambangkan tekanana, nada, durasi, jeda, dan intonasi. Perlambangan unsur

suprasegmental ini dikenal dengan istilah tanda baca atau

pugtuasi. Penyelidikan bunyi-bunyi bahasa suatu bahasa mempunyai fungsi

yang besar dalam hal menciptakan tanda-tanda/lambang-lambang yang

menyatakan bunyi ujaran. Lambang-lambang bunyi ujaran itu disebut huruf,

sedangkan aturan penulisan huruf itu disebut ejaan.

Munculnya ejaan jelas merupakan usaha yang memiliki manfaat

besar,terutama untuk menyimpan informasi. Kalau ejaan dapat diterapkan

sesuai dengan bunyi ujaran, tentunya, informasi yang diabadikan lewat tulisan

itu juga akan lebih komunikatif. Namun, harus disadari bahwa tidak pernah ada

sistem tulisan yang sempurna.

Penggunaan secara praktis, bunyi-bunyi bahasa yang beragam itu akan

sulit digambarkan. Andaikan dapat menghafalkannya (dalam usaha

menggunakan bahasa tulis) bukanlah pekerjaan yang gampang, apalagi jika

Page 43: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

bunyi-bunyi itu mirip karena itu hasil penyelidikan fonemiklah yang

seharusnya dijadikan dasar pembentukan sistem tulisan.

Dasar yang harus digunakan di sini adalah sebuah fonem dilambangkan

dengan satu huruf/tanda/lambing/grafem. Sistem tulisan (ejaan) yang demikian

ini disebut ejaan fonemis. Dengan kata lain, ejaan fonemis ini menganut

sistem monograf.

Disamping itu, fonem /ə/ dan /è/ yang terbukti sebagai fonem-fonem

yang berbeda dilambangkan dengan huruf yang sama, yakni (è). Telah terbukti

pula bahwa antara /?/ (apostrof) /bisat ( ‘ ) dengan /k/ terdapat perbedaan yang

fungsional, tetapi kenyataannya keduanya dilambangkan dengan huruf yang

berbeda, yakni (k) atau ( ‘ ) tetapi ada perbedaan dalam pengucapannya. Satu

grafem/huruf yang melambangkan dua fonem yang berbeda ini dikenal dengan

istilah diafon.

Tata cara penulisan bunyi ujar (baik segmental maupun

suprasegmental) ini bisa memanfaatkan hasil kajian fomologi terutama hasil

kajian fonomik terhadap bahasa yang bersangkutan. Sebagai contoh ejaan

bahasa Indonesia yang selama ini telah diterapkan dalam penulisan

memanfaatkan hasil studi fonologi bahasa Indonesia, terutama yang berkaitan

dengan pelambang fonem.

Page 44: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

B. Karangka Pikir

Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugis adalah dua bahasa yang banyak

digunakan pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penelitian ini adalah penelitian analisis kontranstif Bahasa Bugis dan Bahasa

Indonesia, bahasa ini dibandingkan dari segi kosakatanya, yaitu kosakata yang

bentuknya mirip amtara bahasa bugis dan bahasa Indonesia serta kosakata yang

bentuknya sama tetapi maknanya berbeda antara Bahasa Indonesia dan Bahasa

Bugis juga kosakata yang maknanya sama tetapi bentuknya berbeda.

Penggunaan bahasa pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar ditinjau dari dua aspek yaitu

bahasa nasional dan bahasa daerah. Bahasa nasional itu sendiri yakni bahasa

Indonesia, sedangkan, bahasa daerah yakni bahasa bugis yang sering

digunakan oleh masyarakat Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya

pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia karena kebanyakan

masyarakatnya termasuk suku bugis. Kedua hal tersebut akan dianalisis

perbandingannya (analisis kontrastif) dalam penggunaan bahasanya.

Membandingkan kedua bahasa tersebut akan dikaji ke dalam aspek

pengucapannya (fonologi). Setelah mengkaji dari segi pengucapannya, akan

mendapatkan hasil atau temuan yakni perbandingan antara bahasa bugis dan

bahasa indonesia dari segi pengucapannya (fonologi).

Page 45: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Bagan Karangka Pikir

Penggunaan bahasa pada Mahasiswa Pendidikanbahasa dan sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar

Bahasa Indonesia Bahasa Bugis

Fonologi

Kontrastif

Analisis

Temuan

Bahasa DaerahBahasa Nasional

Page 46: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode yang bersifat analisis deskriptif

kualitatif. Analisisnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan

mendalam. Jenis penelitian ini juga berupa metode penelitian yang dilakukan

terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat

sampai tuntas. Kasus yang dimaksud bisa berupa individu atau kelompok.

Menurut Amiruddin (1990:16) metode kualitatif artinya menganalisis

bentuk deskripsi, tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antar

variablel. Data yang terkumpul berupa kosakata, kalimat, dan kata yang

mempunyai arti (Sutopo, 2006:35).

Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif mengarah pada

pendeskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun proses, dan

juga hubungan atau saling berkaitnya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan

pada sasaran penelitian.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi studi kasus

terpancang. Penelitian terpancang digunakan karena masalah dan tujuan

penelitian telah ditetapkan sejak awal penelitian. Strategi ini dipilib agar

34

Page 47: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

penelitian tidak berubah arah dan desain asli penelitian sesuai dengan

permasalahan yang diajukan sebelumnya.

Tujuan penelitian ini adalah bagaimana perbandingan bahasa Bugis dan

bahasa Indonesia pada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Universitas Muhammadiyah Makassar dan memusat pada mahasiswa diluar

kelas terkhusus mahasiwa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia akan

dianalisis perbandingan bahasanya dengan mengkaji dari segi pengucapannya

(fonologi).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Makassar

dan subjek penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang ada di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar.

C. Definisi Istilah

Definisi istilah dari judul penulis konsepkan untuk memperoleh

gambaran yang jelas untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran. Maka

penulis memberikan beberapa istilah yaitu analisis kontrastif, fonoologi dan

bahasa mahasiswa. Adapun yang dimaksud dengan istilah ini sebagai berikut :

Page 48: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

1. Analisi Kontrastif

Analisis kontrastif adalah kajian sistematis terhadap pasangan bahasa

untuk mengenali perbedaan dan persamaan di antara kedua bahasa tersebut

yakni bahasa bugis dan bahasa Indonesia.

2. Fonologi

Fonologi adalah pengucapan atau cabang ilmu linguistik yang

mempelajari bahasa secara umum. Bunyi yang dipelajari dalam bahasa disebut

dengan istilah fonem.

3. Bahasa Mahasiswa

Bahasa mahasiswa yakni hasil campur aduk dari kedua bahasa dan

berbagai perubahasa yang dimaksud kedua bahasa tersebut bahasa bugis dan

bahasa Indonesia.

D. Data dan Sumber Data

Data dari penelitian ini berupa tuturan, ucapan kata-kata atau kalimat

yang disampaikan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar. Sumber data ini diambil dari

mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik rekam (simak)

Menurut Mahsun (2017:91) dalam penelitian ini, metode

penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang

Page 49: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak

penggunaan bahasa mahasiswa. Oleh karena itu peneliti harus merekan

atau menyimak bahasa yang digunakan pada Mahasiswa Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indoneisa di kampus Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Teknik Catat

Teknik catat adalah mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi

penelitiannya dari pengguna bahasa secara tertulis. Teknik catat yaitu

cara yang dilakukan peneliti untuk mencatat data-data atau bahasa yang

digunakan pada Mahasiswa Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang ada hubungannya dengan masalah peneliti, kemudian diseleksi,

diatur dan diklarifikasikan.

F. Teknik Analisis Data

Moelong (2005:103) mengemukakan bahwa teknik analisis data adalah

proses mengatur urutan data dengan menggolongkannya ke dalam suatu pola,

kategori, satuan uraian dasar. Kegiatan analysis data itu dilakukan dalam suatu

proses. Proses mulai sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara

intensif.

Data yang diperoleh melalui teknik rekam dan teknik catat dianalisis

dengan kontrastif fonologi bahasa bugis dan bahasa Indonesia agar dapat

diketahui perbedaan dan persamaan bahasa tersebut yang digunakan pada

Page 50: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Mahasiswa Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 51: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang dilakukan peneliti pada

mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Peneliti banyak menemukan

perbedaan terhadap fonologi pengucapan Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugis. Berikut

hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti dapatkan sebagai berikut.

a. Hasil Penelitian

1. Sumber

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Makassar jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Data sampel

sebagai berikut.

Sampel pertama (Bahasa Bugis)

Nama : Muhammad Anis Saputra

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Daerah Asal : Kabupaten Barru.

Oke bismillah, makkue to enri to, yero eh enri. Makkuroh taseng to yero

makkeda aga, pertanyaan ta yero makkeda e menurut kalian semua, semua

covid-19 merupakan konspirasi pemerintah atau tidak? Bisakah anda

jelaskan sesuai pandangan kalian, mapakue yeku iyya’ to yaku makeda

mabbicara covid-19 ni tau e to, uerosi menre enre asengna sekarang to e

mega laddeni tau rampe-rampe makkuroh mega sennai gare aga na kenna,

Page 52: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

tafi ku iritai ku media-media e naseng mega naseng mega anu kasus-kasus

makeda e aga’ memanfaatkanmi makkuroeh sebagai lahan-lahan meraut

keuntungan naseng tau’e jadi mega nakenna cifu’ aga gare naseng tae. Tapi

ku isangkut pautkan sibawa pemerintah e mungkin engka mua roh cuman

tidak makeda siddimi, makeda pemerintah bawang. Engkato kapang

instansi” lain yang bersangkutan pautto apalagi ku ge covid e kan pasti juga

ada instansi kesehatan lah , instansi wali kota lah intinya banyaklah.

Makkuroh lah naseng tau e jadi to yaku iyya menurutku to makeda konspirasi

ye coronae. Konspirasilah tapi nda di semua sisi makeda ku makeda

engkanaga de’na gaga na ye coronae engkasa cuma yero bawang makeda

anunna agae makkeda mega tau nafalebbi –lebbingi anunna ceritana

makkedae makku naseng sikenning siketenning lelesi naseng yero coronae

lelesi na de toma sebenarna makkuro afa mega sennasennawi wita cerita-

cerita engkato sibola aga sibawa lakkeng na na yero lakkengna engka

corona nan a de’ma nakenna benena. Jadi yanaro to mega tau melebih-

lebihkan makku roe na fenre-enre anunna makeda bahaya-bahaya makkue

na sulitni perekonomianna Indonesia jadi menrasani. na ku loki mala contoh

aga to iritani aga anunna ku ,wuhan sibawa itali ,itani gare na iku ku wuhan

naseng dampana naseng corona e engkatu tau lengeng-lengeng ,deje na

lengeng lenne’- lenne’ lalo mabuang aga ku laleng ena kennai gare corona

na itali makkuro tona Indonesia gare engka ga pura mita mkkeda engka tau

tiba’’ lengeng lenne’ ki lalengng e de’gaga. Yero meni bawang furani

Page 53: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

mapparessa ki dottoro e nappa nakenna, nakenna corona, jadi yeroto

anunna,e agae ku iyya to yaku masalah makkuro na mega lah,engka

lah,engkalah pastie campur tanganna anue, pasti engka.engka afa odding

jadi protes besar agae make we je e sebenarna afa itasi gare geku elo tae

lette lokka atau lette fulau to loki mappasewa aga makemaja ki si afa isuru

ki si mapparessa mapparessa ki si rapit tes makemaja ki si 500 700 agafi

mega ladde afa mega ne de’na nulle lesu kampong tawe nataro pasti

makkuro fikiranna, makafalu makku metto dega urusang, jadi mewatang

ladde. Konspirasi-konspirasi sekarang yg me okelah nafegratis I, tapi meto

de yapparessa, lebbireng de’ ilesu ku makkuitu yanaro tanna jadi yero je

anunna ko masalah kospirasinna atau dde,yaku iyya masuk konspirasi ma ,

Cuma yaku masalah engka na de’na , engka corona engka-engka pasti engka

, ya yamiro kapang lo ufau. Iya pale furani ee assalamualaikum.

Sampel kedua (Bahasa Indonesia)

Nama : Sunandari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Daerah Asal : Kabupaten Maros.

Kalau menurutku mengenai Covid-19 itu setauku sih memang Covid-19 itu ada,

tapi kita tidak tahu dia separah yang sekarang atau bagaimana mestiny, karena

setau saya Covid-19 itu adalah virus, virus tetapi bukan virus yang mematikan

langsung. Setau saya dia hanya virus yang menyerang paru-paru namun tidak

langsung, apayah kek tidak langsung mematikan seperti itu. Nah, kalaupun

Page 54: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

ditanyakan merupakan konspirasi pemerintah atau tidak, kalua saya menurut

saya yang memang dari awalnya bukan bentuk konspirasi pemerintah tapi lama

kelamaan yang dijadikan bentuk konspirasi pemerintah karena dalam hal ini,

yang kita lihat pemerintah memberikan banyak tanggungan pada masyarakat,

nah tanggungan tersebut kan bisa dibilang itu dari kas pemerintah, kalau kita

ketahui, kalau kas setaunya itu kita dipake seterusnya pasti bakal berkurang,

nah mungkin dengan adanya hal seperti ini pemerintah menjadikan covid-19

ini untuk lading, lading untuk mencari, lading untuk mencari keuntungan

seperti itu dengan cara e pembiayaan rapit tes misalnya, pembayaran biaya

swab seperti itu. Bisa jadi, bisa jadi kita dibodoh-bodohi oleh pemerintah yang

awalnya covid-19 ini santai-santai saja, tapi dijadikan kehebohan, kehebohan

yang sangat luar biasa oleh pemerintah, maka dari itu, kita juga sebagai warga

masyarakat menjadi panic dengan adanya covid-19 ini. Kita, menu, kalau saya

kita dikelabui misalnya seperti itu. Hal lain dari ini, hal lain dari itu pemerintah

manfaatkan keadaan seperti ini untuk mengambil keuntungan yakni menutup,

menutup beberapa kasus, saya la, menutup beberapa kasus dan kayak misalnya

pemerintah mengangkat covid ini sudah beberapa bulan, empat bulanan,

mungkin untuk mengangkat topik covid ini menjadi trending topik hingga

sekarang yang mulai dari awal bul, awal bulan maret hingga eh awal bulan april

eh pertengahan ah ini menjadi trending topik di Indonesia hingga saat ini pada

bulan Juli hingga saat ini karena pemerintah tidak menginginkan adanya kasus-

kasus lain yang menjadi trending maka itu kayak misalnya kemarin banyak hal-

Page 55: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

hal yang yang sebenarnya bisa diperbincangkan kita lihat covid ketika masa

pandemi ini pemerintah masih membahas tentang eeeee undang-undang yang

akan di, yang akan di apa lagi, yang akan disahkan, padahal undang-undang itu

memicu banyaknya kontroversi kontroversi , maka karena perbedaan pendapat

masyarakat di mah , kaum mahasiswa, kaum pekerja, kaum buruh dan

pemerintah tapi pemerintah menutupi hal-hal tersebut dengan covid-19 ini.

Fonologi Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Iyya’

Vokal “I” gigi atas dan gigi bawah

hampir bertemu lidah. Sedangkan

pengucapan “Yya” gigi atas dan gigi

bawah terbuka, bibir terbuka sedikit

lebar dan posisi lidah tidak menyentuk

langit-langit.

Saya

Pengucapan “Sa” gigi atas dan gigi

bawah bertemu lalu berpisah lidah

tidak menyentuh langit-langit.

Sedangkan pengucapan “Ya” gigi

atas dan gigi bawah terbuka, bibir

terbuka sedikit lebar dan posisi lidah

juga seperti biasa tidak menyentuh

langit-langit.

Page 56: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

De’

Pengucapan “De” Lidah menyentuh

langit-langit dan bibir agak terbuka

serta menghembuskan udara keluar.

Tidak

Pengucapan “Ti” lidah menyentuh

langit-langit, gigi atas dan gigi bawah

tidak bersentuhan. Sedangkan

pengucapan “Dak” lidah menyentuh

langit-langit, bibir terbuka dan lidah

ditarik masuk.

Makkuroh

Pengucapan “Mak” yaitu ketika bibir

atas dan bibir bawah bertemu dan pada

konsonan “K” bibir terbuka dan lidah

sedikit lagi menyentuh langit-langit.

Sedangkan pengucapan “Ku” bibir

monyong bentuk bentuk bulat

menyerupai pengucapan huruf O. Dan

pengucapan “Roh” bibir monyong

bentuk bulat dan lidah bergetar.

Seperti Itu

Pengucapan “Se” gigi atas dan bawah

bertemu dan lidah agak ditarik

kebelakang tidak menyentuh langit-

langit. Pengucapan “Per” dengan

bibir atas dan bibir bawah bertemu

lalu berpisah serta lidah digetarkan

dan menyentuh langit-langit.

Pengucapan “Ti” lidah menyentuh

langit-langit, gigi atas dan gigi bawah

tidak bersentuhan. Sedangkan vokal

“I” gigi atas dan gigi bawah hampir

bertemu dan bibir agak merentang

Page 57: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

kesamping. Dan penguvapan “Tu”

dengan lidah menyentuh langit-

lsangit lalu lidah ditarik kebelakang

disertai dengan menghembuskan

udara keluar dan bentuk bibir agak

membundar.

Yero

Pengucapan “Ye” dengan rahan atas

dan rahan bawah terbuka, bibr terbuka

sedikit lebar serta menghembuskan

udara ke luar. Sedangkan pengucan

“Roh” bibir monyong bentuk bulat dan

lidah bergetar.

Itu

Vokal “I” gigi atas dan gigi bawah

hampir bertemu dan bibir agak

merentang kesamping. Dan

penguvapan “Tu” dengan lidah

menyentuh langit-lsangit lalu lidah

ditarik kebelakang disertai dengan

menghembuskan udara keluar dan

bentuk bibir agak membundar.

Nulle

Pengucapan “Nu” dengan lidah

menyentuh langit-langit dan lidah

ditarik kebelakang serta bibir agak

bundar. Sedangkan pengucapan “Lle”

Mungkin

Pengucapan “Mung” dengan bibir

atas dan bibir bawah bertemu, lalu

lidah ditarik kebelakang dengan bibir

bentuk bulat serta mendengung.

Page 58: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

dengan lidah menyentuh langit-langit

dan bibir terbuka sedikit.

Sedangkan pengucapan “Kin” rahan

atas dan rahan bawah hampir bertemu

serta lidah dan bibir agak merentang

kesamping dengan pengucapan kin.

Page 59: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

2. Sumber

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Makassar jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Data sampel

sebagai berikut.

Sampel pertama (Bahasa Bugis)

Nama : Karlina

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Daerah Asal : Kabupaten Pangkep.

Menurutku iya to kalo covid – 19 yero , e pertayaan mu kan menurut kalian

semua covid -19 merupakan konspirasi pemerintah atau tidak? Bisakah kalian

jelaskan sesuai pandangan kalian. Menurutku iyya’ to konspirasi atau de’

engka sebagian konspirasi tapi de keda yamaneng yaseng konspirasi apana

yero covid- pasien covid 19 pasti mega tangani to ,keda yamanengmanui yero

covid- e apa yero ta seddi pasien e maega dana na engkato ubaca baca berita

makeda engkato dottoro malo keuntungan pole kuro , pole kuro dcana na.

covid-e to.nalai keuntungan ceritanya nappa yero e disisi lain to ku makkedaki

konspirasi atau de apa yero covid e engka mette, benar’’ adanya, nappa ero

masyarakat e mega to de na mateppe’ makeda aga yero covid lah afa engka

dottoro fura ubaca to beritana yero dottoro e na palsukan , rapit tes na warga

e mega warga de na mateppe afa fappada makkeda kaya ya aga sennae politiki

to jadi mega to warga denamateppe ‘ adanya yero covid e. yero dotoro e manu

to na napalsukan i rapit e tes na tau’ e jadi mega tau denamateppe tafi di sisi

Page 60: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

lain makkedaki yaku yita I to benar’’ metto engka , engka yero covid-e fa

penyakit , penyakit to ku nakennaki loki maga magani, lo no makkeda

konspirasi to , tapi disisi lain engka meto mala keuntungan pole kuro dana na

pasien e covid e jadi menurutku iyya konspirasi atau de’ na , jelas ,jelas ada

konspirasi lah tapi de keda yamaneng apa de’to magani tau nakenna. Contoh

na ye essoe magani tau nakenna jadi menurutku iyya yero ada konspirasi

sebagian’’, de makeda yamaneng. Yero iyya menurutku ku witai situasi covid e

makekkue.

Sampel kedua (Bahasa Indonesia)

Nama : Putri Safitli Kusumasari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Daerah Asal : Kota Makassar

Kan pertanyaan mu, menurut kalian semua covid-19 merupakan

konspirasi pemerintah atau tidak ? bisakah kalian jelaskan sesuai pendapat

kalian! Menurutku itu covid 19 bukan kospirasi pemerintah , karena memang

covid 19 benar adanya covid 19 kan virus yang berbahaya , tapi tidak

langsung mematikan , prosesnya lama kalau kita mau tau positif atau negatif

kalau kenna virus itu ,kan banyak mi yang positif kenna covid 19 , di

Insonesia saja sudah lebih dari tujuh puluh , tujuh puluh ribu orang.yang

positif dan meninggal itu lebih dari 3000 orang itu sudah membuktikan covid

– 19 itu bukan konspirasi pemerintah dan bukan main- main atau hoax ada

juga berita yang kubaca , ada berapa orang itu covid konspirasi pemerintah,

Page 61: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

salah satu itu ada orang asing atau orang luar negeri itu sudah kennami ,

positif mi Covid-19 dan oran itu sudah mengakumi , bukan mi bilang covid-

19 itu konspirasi karna merasakan mi sendiri tapi kita tidak tau kedepannya

itu apakah memang konpirasi atau tidak dari pemerintah apalagi negara kita

ini di Indonesia.

Fonologi Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Maega

Pengucapan “Ma” dengan bibir atas

dan bibir bawah bertemu lalu terpisah

dan bibir terbuka agak lebar. Vokal

“E” dengan menganjurkan lidah

ketengah dan bibir terbuka lalu

mengembuskan udara keluar serta

bentuk bibir netral. Sedangkan

pengucapan “Ga” rahan atas dan

rahan bawah terbuka, bibir terbuka

sedikit lebar serta posisi lidah tidak

menyentuh langit-langit.

Banyak

Pengucapan “Ba” bibir atas dan bibir

bawah bertemu lalu terpisah dan bibir

terbuka agak lebar. Sedangkan

pengucapan “Nyak” lidah sedikit

menyentuh langit-langit dan bentuk

bibir terbuka dengan penyebutan

akhiran “K”

Fura Sudah

Page 62: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Pengucapan “Fu” lidah tidak

menyentuh langit-langit dan lidah

ditarik kebelakang serta bibir

berbentuk agak bulat. Sedangkan

pengucapan “Ra” rahan atas dan

rahan bawah terbuka dan lidah

bergetar hampir menyentuh langit-

langit.

Pengucapan “Su” rahan atas dan rahan

bawah hampir bertemu dan lidah

ditarik kebelakang serta bibir agak

bundar. Sedangkan pengucapan “Dah”

lidah menyentuh langit-langit dan bibir

dibuka agak lebar sedikit

menggembuskan udara keluar.

Tau

Pengucapan “Ta” lidah menyentuh

langit-langit dan rahan atas dan rahan

bawah tidak bersentuhan. Sedangkan

vokal “U” dengan menarik lidah

kebelakang disertai dengan

menghembuskan udara keluar

sedangkan bentuk bibir agak

membundar.

Orang

Vokal “O” menarik lidah kebelakang

disertai dengan menghembuskan udara

keluar dan bentuk bibir bulat.

Sedangkan pengucapan “Rang” lidah

bergetar dan tidak menyentuh langit-

langit serta bibir terbuka lalu

berdengung.

Seddi Satu

Page 63: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Pengucapan “Se” dengan gigi atas

dan gigi bawah bertemu, lidah agak

ditarik kebelakang tidak menyentuh

langit-langit. Sedangkan pengucapan

“Ddi” lidah menyentuh langit-langit

dan gigi atas dan gigi bawah tidak

bersentuhan.

Pengucapan “Sa” gigi atas dan gigi

bawah bertemu lalu berpisah dan lidah

tidak menyentuh langit-langit.

Sedangkan pengucapan “Tu” dengan

lidah menyentuh langit-langit lalu

lidah ditarik kebelakang disertai

dengan menghembuskan udara keluar

dan bentuk bibir agak bundar.

Engka

Pengucapan “Eng’ bibir bawah dan

bibir atas tidak bersentuhan, bibir

agak ditarik kesamping serta

bersengung. Sedangkan pengucapan

“Ka” dengan bibir terbuka dan lidah

tidak menyentuh langit-langit.

Ada

Vokal “A” menarik lidah kebelakang

dan kebawah disertai dengan

menghembuskan udara keluar dengan

menghembuskan udara keluar dan

mulut terbuka lebar. Sedangkan

pengucapan “Da” dengan lidah

menyentuh langit-langit dan bibir

dibuka agak lebar.

3. Sumber

Page 64: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Makassar jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Data sampel

sebagai berikut.

Sampel pertama (Bahasa Bugis)

Nama : Rahmawati

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Daerah Asal : Kabupaten Soppeng

Menurut kalian apakah covid merupakan konspirassi pemerintah atau

bukan, menurut ku iyya, kayaknya, kayaknya engka memang konspirasi fole

pemerintah, wedding yita ku berita de yang beredar naseng, semakin, ku

mega pasien terkena covid, megato keuntungan na runtu oleh para medis

tapi engkata, berpendapat bahwa covid memang engka, sehingga

masyarakat mengeluh sampai=sampai denulle, massu leluasa seperti biasa

massapa nafkah untuk keluarga.

Sampel kedua (Bahasa Indonesia)

Nama : Anik Wulandari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Daerah Asal : Masamba

Baik, pertanyaanmu kan menurut kalian apakah covid-19 merupakan

konspirasi pemerintah atau bukan. Ok, menurut saya kayaknya ada memang

konspirasi dari pemerintah, tapi tidak semuantya konspirasi karena ada juga

Page 65: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

kenyataan. Disini bisa kita lihat pada masyarakat yang sudah terkena covid.

Dan dilihat di berita yang beredar bahwa covid-19 merupakan virus yang

tidak mematikan pada masyarakat. Tapi banyak juga keuntungan na dapat

oleh para medis, tapi ada juga yang berpendapat bahwa covid memang ada,

sehingga masyarakat mengeluh sampai-sampai massyarakat tidak bisa keluar

seperti biasa mencari nafkah untuk keluarga kecil. Jadi konspirasi pemerintah

bisa dikatakan ada dan bisa juga tidak.

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Fole

Pengucapan “Fo” dengan bibir bentuk

bulat menyerupai huruf O. Sedangkan

“Le” dengan lidah menyentuh langit-

langit serta bibir atas dan bibir bawah

tidak bersentuhan.

Dari

Pengucapan “Da” dengan lidah sedikit

menyetuh langit-langit, bibir terbuka

dan lidah ditarik sedikit masuk.

Sedangkan pengucapan “Ri” dengan

bibir sedikit bergetar, lidak tidak

menyentuh langit-langit .

Wedding

Pengucapan “We” dengan bibir atas

dan bibir bawah tidak bersentuhan

serta bibir dibuka sedikit lebar dngan

mengembuskan udara keluar.

Sedangang “Dding” dengan lidah

Bisa

Pengucapan “Bi” dengan bibir atas dan

bibir bawah bersentuhan dan lidah

tidak menyentuh langit-langit.

Sedangkan “Sa” dengan gigi atas dan

Page 66: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

menyentuh langit-langit dan bibir

terbuka sedikit serta sedikit

didengungkan.

gigi bawahbertemu lalu berpisah dan

lidah tidak menyentuh langit-langit.

Runtu’

Pengucapan “Run” dengan bibir

digetarkan serta menarik lidah

kebelakang dan mengembuskan

udara keluar dan bibir agak

membundar dan berdengung.

Sedangkan “Tu” dengan lidah

menyentuh langit-langit serta

menghembuskan udara keluar dan

bibir agak membundar.

Dapat

Pengucapan “Da” dengan lidah

menyentuh langit-langit bibir terbuka

dan lidah ditarik masuk. Sedangkan

“Pat” dengan bibir atas dan bibir

bawah bersentuhan lalu dibuka serta

sedikit mengakhiri dengan lidah

digigit.

Massu’

Pengucapan “Ma” dengan bibir atas

dan bibir bawah bertemu dan bibir

agak dibuka lebar. Sedangkan “Ssu”

dengan rahan atas dan rahan bawah

hampir bertemu dan lidah ditarik

kebelakang serta bibir agak bundar.

Keluar

Pengucapan “Ke” dengan bibir atas

dan bibir bawah tidak bersentuhan

serta dibuka agak lebar. “Lu” dengan

lidah menyentuh langit-langit dan

bibir agak bundar menyerupai huruf

Page 67: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

O. Dan pengucapan “Ar” dengar bibir

dibuuka lebar dan lidah digetarkan.

Massappa’

Pengucapan “Ma” dengan bibir

bawah dan bibir atas bibir atas bibir

terbuka agak lebar. Pengucapan

“Ssa” dengan gigi atas dan gigi

bawah bertemu lalu berpisah dan

lidah tidak menyentuh langit-langit.

Dan “Ppa” dengan bibir atas dan

bibir bawah bersentuhan lalu bibir

dibuka agak lebar.

Mencari

Pengucapan “Men” dengan bibir atas

dan bibi bawah bersentuhan lalu bibir

dibuka lebar serta didengungkan.

Pengucapan “Ca” dengan gigi atas dan

gigi bawah bertemu lalu bibir dibuka

sedikit lebar. Dan pengucapan “Ri’

dengan lidah digetarkan dan gigi atas

dan gigi bawah hampir bertemu lidah.

B. Pembahasan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

manusia. Manusia mampu menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan

yang ada dalam dirinya. Bahasa tanpa disadari setelah menjadi suatu kebutuhan

yang sangat mendominasi dalam kehidupan manusia.

Keraf (2011:15) ada dua pengertian bahasa. Pengertian pertama

menyatakan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat

berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa

Page 68: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

adalah sistem komunikasi yang menggunakan simbol-simbol vokal (bunyi

ujaran) yang bersiat arbitrer. Tarigan (2011:15) memberikan dua definisi

bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis dan juga sistem

generative. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang manasuka

atau simbol-simbol arbitrer.

Bahasa memiliki fungsi-fungsi sebagai alat untuk mengekspresikan diri,

sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan

beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk

melakukan kontrol sosial. Fungsi dari bahasa itu sendiri sebagai alat

komunikasi penting dalam lingkup masyarakat. Fungsi lain bahasa itu sendiri

adalah sebagai alat berinteraksi dengan manusia, sebagai alat untuk berfikir,

sebagai alat menyalurkan arti kepercayaan di masyarakat, dan sebagai metode

pembelajaran pada lingkup bahasa itu sendiri.

Ilham (2019) jenis-jenis bahasa secara umum diantaranya sebagai

berikut yakni bahasa lisan/tulisan, bahasa isyarat, bahasa pemrograman, bahasa

batin. Adapun pengertian dari keempat jenis bahasa tersebut :

e) Bahasa Lisan yaitu suatu komunikasi antara manusia untuk

mengutarakan maksudnya melalui kata-kata yang terucap dari mulut.

Sedangkan, Bahasa Tulisan merupakan suatu bentuk komunikasi yang

terbentuk dari berbagai kosa kata yang disusun sehingga terbentuk suatu

kalimat yang memiliki arti dan dituangkan kedalam bentuk tulisan.

Page 69: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

f) Bahasa Isyarat merupakan suatu bentuk komunikasi yang menggunakan

anggota tubuh seperti tangan dan gerak bibir. Biasanya yang

menggunakan jenis bahasa ini adalah kaum tunarungu mereka

mengkombinasikan antara gerakan tangan, gerak bibir, dan ekspresi

wajah agar lawan bicaranya mengerti apa yang ia maksud.

g) Bahasa Pemrograman yaitu suatu bahasa yang digunakan untuk

memerintah komputer dengan menggunakan syntax syntax yang telah

diatur oleh bahasa pemrograman itu sendiri, tujuannya agar komputer

mampu menjalankan apa yang kita perintahkan.

h) Bahasa Batin merupakan suatu interaksi mental secara langsung

menggunakan isi hati kita, bahasa batin tidak memerlukan sarana kata

kata seperti jenis bahasa yang lainnya. Istilah yang lebih mirip dengan

komunikasi bahasa batin yaitu telepati.

(Ria Yulianti, 2018:1) fonologi merupakan cabang ilmu linguistik yang

mempelajari bunyi bahasa secara umum. Dalam kehidupan sehari-sehari, kita

tidak akan lepas dari bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antar sesame

manusia. Hampir setiap aktivitas manusia, dari bangun tidur, pasti memerlukan

aktivitas bunyi bahasa sebagai alat komunikasi.

Fonologi secara bahasa memiliki makna ilmu tentang bunyi. Hal ini

sesuai dengan makna dari kata fonologi itu sendiri yang terdiri atas fon=bunyi

dan logis=ilmu. Akan tetapi, bunyi yang dipelajari dalam fonologi bukan bunyi

sembarang bunyi, melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam

Page 70: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

bahasa lisan ataupun tulisan yang digunakan oleh manusia. Bunyi yang

dipelajari dalam fonologi kita sebut dengan istilah fonem.

Dilihat dari hasil analisis dengan sistem memberi pertanyaan melalui

daring lalu responden memberi tanggapannya. Dapat dilihat dari beberapa

responden bahwa pengucapan Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia memiliki

perbedaan dan persamaan dalam segi pengucapan (fonologi).

Perbandingan antar kedua bahasa tersebut terletak pada bentuk

pengucapan yakni sistem kebahasaan dan budaya bahasa Indonesia serta bahasa

bugis. Penelitian ini diambil melalui media sosial Whatsapp, penggunaan media

tersebut merupakan pengganti dari metode penelitian sebelumnya. Media

jejaring sosial merupakan salah satu gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan

dari masyarakat hingga saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa responden, diketahui

bahwa bentuk kontrastif fonologi bahasa Indonesia dan bahasa bugis terletak

pada bunyi-bunyi ujaran yang didengarkan melalui rekaman suara whatsapp.

Bunyi-bunyi ujaran ini dapat dipandang melalui dua sisi yakni kontrastif

persamaan dan kontrastif perbedaan.

Bentuk pengucapan Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugis jika di

bandingkan memiliki perbedaan pengucapan dari segi kebudayaannya. Bentuk

pengucapan bahasa bugis yang tergolong ramah dan lembut. Penggunaan

artikulator pada bahasa bugis yang terdengar seperti berbicara sambil

Page 71: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

malantunkan lagu atau yang bisa disebut dengat logat bahasa bugis yang

memiliki ciri khas tersendiri. Dilihat dari sistem kebudayaan pengucapan

bahasa bugis ini yang terdiri dari beberapa dialek. Seperti dialek Pinrang yang

mirip dengan dialek Sidrap. Dialek Bone (dialek Bone Utara dan Selatan yang

berbeda). Dialek Soppeng, dialek Wajo (yang juga berbeda dengan dialek wajo

bagian Utara dan Selatan), dialek Barru, Dialek Sinjai, dan sebagainya.

Sedangkan bentuk pengucapan bahasa Indonesia yang tergolong santai dan

biasa saja. Penggunaan artikulator pada bahasa Indonesia ini terdengar biasa

saja namun terkadang dengan nada tinggi dan nada rendah.

Susanto (2017:1) secara umum analisis kontrastif adalah suatu kajian

terhadap unsur-unsur kebahasaan. Analisis kontrastif bukan saja untuk

membandingkan unsur-unsur kebahasaan dan sistem kebahasaan dalam bahasa

pertama (B1) dengan bahasa kedua (B2), tetapi sekaligus untuk

membandingkan dan mendeskripsikan latar belakang budaya dari kedua bahasa

tersebut sehingga hasilnya dapat digunakan pengajaran bahasa kedua atau

bahasa asing.

Analisis kontrastif kedua bahasa tersebut yaitu perbedaan pengucapan

antara responden bahasa bugis dan responden bahasa Indonesia terletak pada

responden bahasa Bugis dengan nada bicara yang ramah dengan logat ciri

khasnya seperti melantunkan sebuah lagu. Sedangkan responden bahasa

Indonesia yang menggunakan nada bicara santai namun dengan nada tinggi dan

nada rendah.

Page 72: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Analisis kontrastif membutuhkan modal tata bahasa yaitu tata bahasa

struktural. Tata bahasa struktural adalah tata bahasa yang ada dalam bahasa itu

sendiri. Maksudnya tatabahasa meliputi tataran fonologi, morfologi, dan

sintaksis

Berdasarkan pendapat beberapa rujukan di atas dapat disimpulkan

bahwa Analisis kontrastif sebuah metode yang digunakan untuk mencari satu

perbedaan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Secara umum memahami

pengertian analisis kontrastif dapat dipahami sebagai pembahasan atau uraian.

Adapun yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau cara yang

bertujuan untuk mengetahui sesuatu dan memungkinkan dapat menemukan inti

permasalahannya. Permasalahan itu kemudian dikupas, dikritik, diulas, dan

ahirnya disimpulkan dengan hasil analisis yang sudah dilakukan.

a) Dilihat dari hasil penelitian diatas sumber pertama, analisi kontrastif sebagai

berikut:

Bahasa bugis Bahasa indonesia

Iyya’ Saya

Sejalan dengan pendapat Hadi Susanto bahwa analisis kontrastif

adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan. Dilihat

dari hasil analisis di atas penggunaan Bahasa Bugis “Iyya”

Page 73: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

berarti “Saya” dalam Bahasa Indonesia. Perbandingan

pengucapan keduanya terletak pada artikulator pengucapan

“Iyya” menggunakan alat bicara manusia gigi atas dan gigi

bawah hampir bertemu, sedangkan pada pengucapan “Saya”

bibir terbuka agak lebar dan posisi lidah tidak menyentuh langit-

langit. Kaidah kebahasaan sendiri merupakan unsur yang

mampu membangun sebuah kalimat yang yang efektif. Dapat

disimpulkan bahwa analisis yakni kajian yang meneliti antara

perbedaan dan persamaan.

Bahasa bugis Bahasa indonesia

De’ Tidak

Analisis kontrastif bukan saja untuk membandingkan unsur-

unsur kebahasaan dan sistem kebahasaan dalam bahasa pertama

dengan bahasa kedua, tetapi sekaligus untuk membandingkan

dan mendeskripsikan bahasa diatas. Pengucapan bahasa Bugis

“De” responden mengucapkannya dengan bentuk artikulator

bibir atas dan bawah terbuka sedikit dengan nada khasnya yang

lembut. Sedangkan pengucapan bahasa Indonesia “Tidak”

responden mengucapkannya dengan bentuk artikulator bibir atas

Page 74: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

dan bawah terbuka cukup lebar dengan nada yang cukup

menekan ketika mengucapkan kosa kata terakhir “dak”.

Bahasa bugis Bahasa indonesia

Makkuroh Seperti itu

Sejalan dengan pendapat Hadi Susanto bahawa analisis

kontrastif adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan.

Analisis kontrastif juga dibandingkan dengan nada bicara santai

namun dengaan nada bicara tinggi bentuk pengucapan Bahasa

Indonesia dan Bahasa Bugis jika dibandingkan memiliki

perbedaan pada pengucapan. Analisis kontrastif kedua bahasa

tersebut yaitu pada pengucapan Bahasa Bugis “Makkuroh” yang

memiliki arti “Seperti itu” dalam Bahasa Indonesia, bentuk

perbandingan keduanya terletak pada penggunaan alat ucap

Bahasa Bugis “Makkuroh” lidah dominan menggunakan

artikulator bibir. Sedangkan Bahasa Indonesia “Seperti itu”

lebih dominan terhadap artikulator gigi dan lidah. Kaidah

kebahasaan sendiri merupakan unsur yang mampu membangun

sebuah kalimat yang yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa

Page 75: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

analisis yakni kajian yang meneliti antara perbedaan dan

persamaan.

Bahasa bugis Bahasa indonesia

Yero Itu

Bentuk pengucapan Bahasa Indonesia dan Bahasa Bugis jika

dibandingkan memiliki perbedaan pada pengucapan dari segi

Bahasa Bugis “Yero” memiliki arti “Itu” dalam bahasa Indonesia

, bentuk perbandingan keduanya terletak pada artikulator yang

menyerupai huruf “O” ketika mengucapkan Bahasa Bugis

“Yero” sedangkan pengucapan kata “Itu” bentuk pengucapannya

hampir sama dengan pengucapan Bahasa Bugis “Yero” namun

bentuk artikulator yang mempunyai huruf “U. Hal ini sejalan

dengan pendapat Ria Yulianti tentang fonologi adalah cabang

ilmu linguistik yang mempelajari tentang bunyi bahasa.

Bahasa bugis Bahasa Indonesia

Nulle Mungkin

Page 76: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Analisis kontrastif juga dibandingkan dengan nada bicara santai

namun dengaan nada bicara tinggi dapat juga dibandingkan

dengan cara pengucapan Bahasa Bugis “Nulle” memiliki arti

“Mungkin” dalam Bahasa Indonesia, bentuk perbandingan

keduanya terletak pada artikulator manusia di akhiran kata “Lle”

dengan lidah menyentuh langit-langit dan bibir terbuka sedikit,

sedangkan akhiran “Kin” rahan bawah hampir bertemu lidah dan

bibir agak merentang.

b) Dilihat dari hasil penelitian diatas sumber kedua, analisi kontrastif sebagai

berikut:

Bahasa bugis Bahasa indonesia

Maega Banyak

Sejalan dengan pendapat Hadi Susanto bahawa analisis

kontrastif adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan.

Analisis kontrastif juga dibandingkan dengan nada bicara santai

namun dengaan nada bicara tinggi bentuk pengucapan Bahasa

Indonesia dan Bahasa Bugis jika dibandingkan memiliki

perbedaan pada pengucapan dari segi penggunaan Bahasa Bugis

Page 77: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

“Maega” berarti “Banyak” dalam Bahasa Indonesia. Bentuk

perbandingan (Kontrastif) antar keduanya terletak pada akhiran

pengucapan sama-sama diakhiri dengan bentuk alat ucap yang

bibir atas dan bibir bawah terbuka lebar sejalan dengan pendapat

Ria Yulianti tentang fonologi. Kaidah kebahasaan sendiri

merupakan unsur yang mampu membangun sebuah kalimat

yang yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa analisis yakni

kajian yang meneliti antara perbedaan dan persamaan.

Bahasa bugis Bahasa indonesia

Fura Sudah

Sejalan dengan pendapat Sunaryo bahasa didalam struktur

budaya ternyata memilik kedudukan, fungsi dan peran ganda

yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi

sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa

merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam

kehidupan manusia. Terutama pada hasil penelitian dengan

menggunaka Bahasa Bugis “Fura” berarti “Sudah” dalam

Bahasa Indonesia. Bentuk kontrastif antar keduanya yakni

Page 78: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

pengucapan “Fura” seperti meniup udara keluar, sedangkan kata

“Sudah” pengucapannya diakhiri dengan hembusan nafas.

Disini kita dapat melihat perbandingan pada bahasa pertama dan

bahasa kedua (Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia) Kaidah

kebahasaan sendiri merupakan unsur yang mampu membangun

sebuah kalimat yang yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa

analisis yakni kajian yang meneliti antara perbedaan dan

persamaan.

Bahasa bugis Bahasa indonesia

Tau Orang

Sejalan dengan pendapat Keraf bahasa adalah alat komunikasi

antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi dan dihasilkan

oleh alat ucap manusia sehingga kata diatas dapat dibandingkan

dengan pengucapan Bahasa Bugis “Tau” berarti “Orang” dalam

Bahasa Indonesia. Bentuk pengucapan “Tau” menyerupai

pengucapan huruf “U” yang bentuk bibir agak dimonyongkan

kedepan. Sedangkan pengucapan “Orang” bentuk artikulator

bibir atas dan bibir bawah terbuka lebar dan sedikit berdengung.

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa kajian tentang

Page 79: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

alat ucap manusia yang berupa simbol-simbol bunyi yakni

cabang ilmu linguistic fonologi.

Bahasa bugis Bahasa Indonesia

Seddi Satu

Bahasa memiliki fungsi-fungsi sebagai alat untuk

mengekspresikan diri sebagai alat untuk berkomunikasi

sehingga dapat kita menhanalisi perbandingan pengucapan

Bahasa Bugis “Seddi” berarti “Satu” dalam Bahasa Indonesia.

Bentuk kontrastif pada pengucapan “Seddi” yakni bentuk

artikulator diakhiri dengan bibir atas dan bibir bawah tidak

bersentuhan, namun gigi saling bersentuhan. Sedangkan

pengucapan “Satu” bentuk akhir artikulator menyerupai

pengucapan “U” dengan bibir agak monyong kedepan.

Bahasa bugis Bahasa Indonesia

Engka Ada

Sejalan dengan pendapat Ria Yulianti fonologi merupakan

cabang ilmu liguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara

Page 80: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

umum. Dilihat dari hasil analisis di atas penggunaan Pengucapan

Bahasa Bugis “Engka” berarti “Ada” dalam Bahasa Indonesia.

Bentuk perbandingannya pada pengucapan “Engka” yakni

bentuk artikulator dengan bibir bawah dan bibir atas tidak

bersentuhan serta bibir agak kesamping lalu berdengung dan

bibir terbuka serta lidah tidak menyentuh langit-langit.

Sedangkan pengucapan “Ada” bentuk artikulator yakni menarik

lidah kebelakang dan bibir dibuka agak lebar lala lidah sedikit

menyentuh langit-langit.

c) Dilihat dari hasil penelitian diatas sumber pertama, analisi kontrastif sebagai

berikut:

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Fole Dari

Sejalan dengan pendapat Hadi Susanto bahwa analisis kontrastif

adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan. Dilihat

dari kontrastif atau perbandingan dalam penggunaan Bahasa

Bugis “Fole” berarti “Dari” dalam Bahasa Indonesia.

Perbandingan pencucapan keduanya terletak pada artikulator

Page 81: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

pengucapan “Fole” menggunakan alat bicara manusia dengan

bibir bentuk bulat menyerupai huruf O. Dan lidah menyentuh

langit-langit serta bibir atas dan bibir bawah tidak bersentuhan.

Sedangkan pengucapan “Dari” dengan lidah sedikit menyetuh

langit-langit, bibir terbuka dan lidah ditarik sedikit masuk. Dan

bibir sedikit bergetar, lidak tidak menyentuh langit-langit .

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Wedding Bisa

Sejalan pendapat Ria Yulianti fonologi merupakan cabang ilmu

linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum. Dalam

kehidupan sehari-sehari, kita tidak akan lepas dari bunyi bahasa

sebagai alat komunikasi antar sesame manusia. Hampir setiap

aktivitas manusia, dari bangun tidur, pasti memerlukan aktivitas

bunyi bahasa sebagai alat komunikasi. Analisis kontrastif

bahasa tersebut yaitu pada pengucapan Bahasa Bugis

“Wedding” berarti “Bisa” dalam Bahasa Indonesia.

Perbandingan pencucapan keduanya terletak pada artikulator

pengucapan “Wedding” menggunakan alat bicara manusia

dengan bibir atas dan bibir bawah tidak bersentuhan serta bibir

dibuka sedikit lebar dngan mengembuskan udara keluar. Dan

Page 82: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

lidah menyentuh langit-langit dan bibir terbuka sedikit serta

sedikit didengungkan. Sedangkan pengucapan “Bisa” dengan

bibir atas dan bibir bawah bersentuhan dan lidah tidak

menyentuh langit-langit. Dan gigi atas dan gigi bawahbertemu

lalu berpisah dan lidah tidak menyentuh langit-langit.

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Runtu Dapat

Analisis kontrastif juga dibandingkan dengan nada bicara santai

namun dengaan nada bicara tinggi bentuk pengucapan Bahasa

Indonesia dan Bahasa Bugis jika dibandingkan memiliki

perbedaan pada pengucapan dari segi penggunaan Bahasa Bugis

“Runtu” berarti “Dapat” dalam Bahasa Indonesia. Perbandingan

pencucapan keduanya terletak pada artikulator pengucapan

“runtu” dengan bibir digetarkan serta menarik lidah kebelakang

dan mengembuskan udara keluar dan bibir agak membundar dan

berdengung. Dan lidah menyentuh langit-langit serta

menghembuskan udara keluar dan bibir agak membundar.

Sedangkan pengucapan “dapat” dengan lidah menyentuh langit-

langit bibir terbuka dan lidah ditarik masuk. Dan bibir atas dan

Page 83: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

bibir bawah bersentuhan lalu dibuka serta sedikit mengakhiri

dengan lidah digigit.

Page 84: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Messu’ Keluar

Sejalan dengan pendapat Keraf analisis kontrastif membutuhkan

modal tata bahasa yaitu tata bahasa struktural. Tata bahasa

struktural adalah tata bahasa yang ada dalam bahasa itu sendiri.

Penggunaan Bahasa Bugis “Massu’” berarti “Keluar” dalam

Bahasa Indonesia. Perbandingan pencucapan keduanya terletak

pada artikulator pengucapan manusia dengan perbandingannya

pada akhiran “Messu’” diakhiri dengan bibir agak bundar

sedangkan pada akhiran “Keluar” diakhiri dengan lidah bergetar.

Dapat disimpulkan bahwa analisis kontrastif, yakni yang

meneliti antara perbedaan dan persamaan bahasa

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Massappa’ Mencari

Sejalan dengan pendapat Keraf bahasa adalah alat komunikasi

antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi dan dihasilkan

oleh alat ucap manusia sehingga kata diatas dapat dibandingkan

Page 85: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

dengan pengucapan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia mampu

menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan yang ada

dalam dirinya. Bahasa tanpa disadari setelah menjadi suatu

kebutuhan yang sangat mendominasi dalam kehidupan manusia.

Dapat dilihat analisis kontrastif dari penggunaan Bahasa Bugis

“massappa” berarti “mencari” dalam Bahasa Indonesia.

Perbandingan pencucapan keduanya terletak pada artikulator

pengucapan manusia bahasa bugis “Massappa” lebih dominan

pada bibir dan pengucapan manusia bahasa Indonesia “Mencari”

lebih dominan pada gigi. Dapat disimpulkan dari penjelasan

diatas bahwa kajian tentang alat ucap manusia yang berupa

simbol-simbol bunyi yakni cabang ilmu linguistic fonologi.

Page 86: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan dari hasil analisis kontrastif fonologi Bahasa Bugis dan Bahasa

Indonesia dengan sistem memberi pertanyaan melalui daring lalu responden

memberi tanggapannya. Dapat dilihat dari beberapa responden bahwa

pengucapan Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia memiliki perbedaan dan

persamaan dalam segi pengucapan (fonologi).

Perbandingan antar kedua bahasa tersebut terletak pada bentuk pengucapan

yakni sistem kebahasaan dan budaya Bahasa Indonesia serta Bahasa Bugis.

Penelitian ini diambil melalui media sosial Whatsapp, penggunaan media

tersebut merupakan pengganti dari metode penelitian sebelumnya. Media

jejaring sosial merupakan salah satu gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari

masyarakat hingga saat ini.

Kaidah kebahasaan merupakan unsur yang mampu membangun sebuah

kalimat yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa analisis kontrastif, yakni yang

meneliti antara perbedaan dan persamaan bahasa. Selain itu, dari penjelasan

diatas bahwa kajian tentang alat ucap manusia yang berupa simbol-simbol bunyi

yakni cabang ilmu linguistik fonologi.

Page 87: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa responden, diketahui

bahwa bentuk kontrastif fonologi bahasa Indonesia dan bahasa bugis terletak

pada bunyi-bunyi ujaran yang didengarkan melalui rekaman suara whatsapp.

Bunyi-bunyi ujaran ini dapat dipandang melalui dua sisi yakni kontrastif

persamaan dan kontrastif perbedaan.

Bentuk pengucapan bahasa Indonesia dan bahasa bugis jika di bandingkan

memiliki perbedaan pengucapan dari segi kebudayaannya. Bentuk pengucapan

bahasa bugis yang tergolong ramah dan lembut. Penggunaan artikulator pada

Bahasa Bugis yang terdengar seperti berbicara sambil malantunkan lagu atau

yang bisa disebut dengat logat bahasa bugis yang memiliki ciri khas tersendiri.

Seperti pengucapan bahasa Bugis “De” responden mengucapkannya

dengan bentuk artikulator bibir atas dan bawah terbuka sedikit dengan nada

khasnya yang lembut. Sedangkan pengucapan Bahasa Indonesia “Tidak”

responden mengucapkannya dengan bentuk artikulator bibir atas dan bawah

terbuka cukup lebar dengan nada yang cukup menekan ketika mengucapkan kosa

kata terakhir “dak”.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disimpulkan di

atas penggunaan Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia pada Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut.

Page 88: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

1. Pengucapan Bahasa Bugis diharapkan tetap menjadi bahasa daerah

yang dilestarikan oleh masyarakat Sulawesi Selatan khususnya Suku

Bugis.

2. Penggunaan Bahasa Indonesia diharapkan tetap menjadi bahasa

Nasional yang dilgunakan atau diutakan oleh masyarakat Sulewesi

Selatan.

Menggunakan Bahasa tersebut kearah positif, contohnya kita mampu

menjadikan Bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia dikalangan masyarakat

khususnya di Sulawesi Selatan sebagai bahasa Nasional pada Bahasa Indonesia

dan bahasa Nusantara pada Bahasa Bugis.

Page 89: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Neni. 2013. “Definisi Bahasa menurut Para Ahli”,https://cassieneni.blogspot.com/2013/03/definisi-bahasa-menurut-para-ahli_6972.html, diakses pada 22 Desember 2019 pukul 17.50.

Alwi, Hasan, dkk. 2014. "Tata bahasa baku bahasa Indonesia”. Jakarta: Balai Pustaka.

Bintara, Arif Alfian .“Linguistik Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia”https://www.google.co.id/amp/s/pangeransastra.wordpress.com/2014/10/13/linguistik-dan-pembelajaran-bahasa-analisis-kontrastif-2/amp/. Diakses pada 24Desember 2019 pukul 17.00.

Effendy, Moh Hafid. "TINJAUAN DESKRIPTIF TENTANG VARIAN BAHASADIALEK PAMEKASAN." OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra 5.1 (2011).

Fromkin, dkk. 1998. “Definisi Fonologi”https://www.google.co.id/search?q=definisi+fonologi+menurut+fromkin&ie=UTF-8&oe=UTF-8&hl=id-id&client=safari. Diakses pada 23 Desember 2019pukul 17.00.

Ilham, Mugnifar 2019 “ Jenis-jenis Bahasa”https://materibelajar.co.id/pengertianbahasa/. Diakses pada 7 Januari 2020pukul 17.00.

Keraf. 1978. Morfologi dialek Lamalera. Diss. FIB-UI.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik (edisi keempat). Gramedia Pustaka Utama,2013.

Misdawati. Analisis Kontrastif dalam Pembelajaran Bahasa. A Jamiy: Jurnal Bahasadan Sastra Arab, 2019, 8.1: 53-66.

Mutafariha. Risa. Analisis Kontrastif Kosakata bahasa Indonesia dan bahasaMalaysia pada film animasi Upin dan Ipin. Diss. UNIVERSITAS NEGERISEMARANG, 2015.

Materibelajar.co.id. “Pengertian Fonologi Menurut Para Ahli”https://materibelajar.co.id/pengertian-fonologi/. Diakses pada 23 Desember2019 pukul 17.00.

Nillas, Risha., dkk. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. JakartaSelatan: PT Wahyu Medika.

Page 90: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Rohim, Miftahur. ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASAARAB BERDASARKAN KALA, JUMLAH, DAN PERSONA. Diss. UniversitasNegeri Semarang, 2013.

Syahid, Ahmad Habibi. "Bahasa Arab Sebagai Bahasa Kedua (Kajian TeoretisPemerolehan Bahasa Arab pada Siswa Non-Native)." Arabiyat: JurnalPendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban 2.1 (2015): 86-97.

Susanto, Hadi “Analisis kontrastif”https://www.google.co.id/amp/s/bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/08/14/analisis-kontrastif/amp/. Diakses pada 24 Desember 2019 pukul 17.00.

Sunaryo. 2000 “Definisi Bahasa menurut Para Ahli”https://cassieneni.blogspot.com/2013/03/definisi-bahasa-menurut-para-ahli_6972.html, diakses pada 22 Desember 2019 pukul 17.50.

Suryabrata, Sumadi. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Telaah buku tekst bahasa Indonesia. Jakarta: Angkasa.

Yuliati Ria, Unsiah Frida. 2018. “Pengertian Fonologi”https://books.google.co.id/books?id=dOiJDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=inauthor:%22Ria+Yuliati%22&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjlhMq8hermAhU6_XMBHUpWAosQ6wEIKTAA#v=onepage&q&f=false, diakses pada9 Januari 2020 pukul 17.45

Page 91: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 92: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Nama : Muh Anis Saputrah

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Asal : Kabupaten Barru

Durasi : 3 menit, 50 detik.

Oke bismillah, makkue to enri to, yero eh enri. Makkuroh taseng to yero

makkeda aga, pertanyaan ta yero makkeda e menurut kalian semua, semua

covid-19 merupakan konspirasi pemerintah atau tidak? Bisakah anda jelaskan

sesuai pandangan kalian, mapakue yeku iyya’ to yaku makeda mabbicara

covid-19 ni tau e to, uerosi menre enre asengna sekarang to e mega laddeni tau

rampe-rampe makkuroh mega sennai gare aga na kenna, tafi ku iritai ku

Page 93: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

media-media e naseng mega naseng mega anu kasus-kasus makeda e aga’

memanfaatkanmi makkuroeh sebagai lahan-lahan meraut keuntungan naseng

tau’e jadi mega nakenna cifu’ aga gare naseng tae. Tapi ku isangkut pautkan

sibawa pemerintah e mungkin engka mua roh cuman tidak makeda siddimi,

makeda pemerintah bawang. Engkato kapang instansi” lain yang

bersangkutan pautto apalagi ku ge covid e kan pasti juga ada instansi

kesehatan lah , instansi wali kota lah intinya banyaklah. Makkuroh lah naseng

tau e jadi to yaku iyya menurutku to makeda konspirasi ye coronae.

Konspirasilah tapi nda di semua sisi makeda ku makeda engkanaga de’na gaga

na ye coronae engkasa cuma yero bawang makeda anunna agae makkeda mega

tau nafalebbi –lebbingi anunna ceritana makkedae makku naseng sikenning

siketenning lelesi naseng yero coronae lelesi na de toma sebenarna makkuro

afa mega sennasennawi wita cerita-cerita engkato sibola aga sibawa lakkeng

na na yero lakkengna engka corona nan a de’ma nakenna benena. Jadi yanaro

to mega tau melebih-lebihkan makku roe na fenre-enre anunna makeda

bahaya-bahaya makkue na sulitni perekonomianna Indonesia jadi menrasani.

na ku loki mala contoh aga to iritani aga anunna ku ,wuhan sibawa itali ,itani

gare na iku ku wuhan naseng dampana naseng corona e engkatu tau lengeng-

lengeng ,deje na lengeng lenne’- lenne’ lalo mabuang aga ku laleng ena kennai

gare corona na itali makkuro tona Indonesia gare engka ga pura mita mkkeda

engka tau tiba’’ lengeng lenne’ ki lalengng e de’gaga. Yero meni bawang furani

mapparessa ki dottoro e nappa nakenna, nakenna corona, jadi yeroto anunna,e

Page 94: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

agae ku iyya to yaku masalah makkuro na mega lah,engka lah,engkalah pastie

campur tanganna anue, pasti engka.engka afa odding jadi protes besar agae

make we je e sebenarna afa itasi gare geku elo tae lette lokka atau lette fulau

to loki mappasewa aga makemaja ki si afa isuru ki si mapparessa mapparessa

ki si rapit tes makemaja ki si 500 700 agafi mega ladde afa mega ne de’na nulle

lesu kampong tawe nataro pasti makkuro fikiranna, makafalu makku metto

dega urusang, jadi mewatang ladde. Konspirasi-konspirasi sekarang yg me

okelah nafegratis I, tapi meto de yapparessa, lebbireng de ileus ku makkuitu

yanaro tanna jadi yero je anunna ko masalah kospirasinna atau dde,yaku iyya

masuk konspirasi ma , Cuma yaku masalah engka na de’na , engka corona

engka-engka pasti engka , ya yamiro kapang lo ufau. Iya pale furani ee

assalamualaikum.

Page 95: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Nama : Sunandari

Kelas : BSI C 16

Asal Daerah : Kabupaten Maros

Durasi : 2 menit, 27 detik dan 2 menit 5 detik

Kalau menurutku mengenai Covid-19 itu setauku sih memang Covid-19 itu ada,

tapi kita tidak tahu dia separah yang sekarang atau bagaimana mestiny, karena

setau saya Covid-19 itu adalah virus, virus tetapi bukan virus yang mematikan

langsung. Setau saya dia hanya virus yang menyerang paru-paru namun tidak

Page 96: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

langsung, apayah kek tidak langsung mematikan seperti itu. Nah, kalaupun

ditanyakan merupakan konspirasi pemerintah atau tidak, kalua saya menurut

saya yang memang dari awalnya bukan bentuk konspirasi pemerintah tapi lama

kelamaan yang dijadikan bentuk konspirasi pemerintah karena dalam hal ini,

yang kita lihat pemerintah memberikan banyak tanggungan pada masyarakat,

nah tanggungan tersebut kan bisa dibilang itu dari kas pemerintah, kalau kita

ketahui, kalau kas setaunya itu kita dipake seterusnya pasti bakal berkurang,

nah mungkin dengan adanya hal seperti ini pemerintah menjadikan covid-19

ini untuk lading, lading untuk mencari, lading untuk mencari keuntungan

seperti itu dengan cara e pembiayaan rapit tes misalnya, pembayaran biaya

swab seperti itu. Bisa jadi, bisa jadi kita dibodoh-bodohi oleh pemerintah yang

awalnya covid-19 ini santai-santai saja, tapi dijadikan kehebohan, kehebohan

yang sangat luar biasa oleh pemerintah, maka dari itu, kita juga sebagai warga

masyarakat menjadi panic dengan adanya covid-19 ini. Kita, menu, kalau saya

kita dikelabui misalnya seperti itu. Hal lain dari ini, hal lain dari itu pemerintah

manfaatkan keadaan seperti ini untuk mengambil keuntungan yakni menutup,

menutup beberapa kasus, saya la, menutup beberapa kasus dan kayak misalnya

pemerintah mengangkat covid ini sudah beberapa bulan, empat bulanan,

mungkin untuk mengangkat topik covid ini menjadi trending topik hingga

sekarang yang mulai dari awal bul, awal bulan maret hingga eh awal bulan april

eh pertengahan ah ini menjadi trending topik di Indonesia hingga saat ini pada

bulan Juli hingga saat ini karena pemerintah tidak menginginkan adanya kasus-

Page 97: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

kasus lain yang menjadi trending maka itu kayak misalnya kemarin banyak hal-

hal yang yang sebenarnya bisa diperbincangkan kita lihat covid ketika masa

pandemi ini pemerintah masih membahas tentang eeeee undang-undang yang

akan di, yang akan di apa lagi, yang akan disahkan, padahal undang-undang itu

memicu banyaknya kontroversi kontroversi , maka karena perbedaan pendapat

masyarakat di mah , kaum mahasiswa, kaum pekerja, kaum buruh dan

pemerintah tapi pemerintah menutupi hal-hal tersebut dengan covid-19 ini.

Page 98: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Nama : Karlina

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Asal : Kabupaten Pangkep

Durasi : 2 menit, 56 detik.

Menurutku iya to kalo covid – 19 yero , e pertayaan mu kan menurut kalian

semua covid -19 merupakan konspirasi pemerintah atau tidak? Bisakah kalian

jelaskan sesuai pandangan kalian. Menurutku iyya’ to konspirasi atau de’

Page 99: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

engka sebagian konspirasi tapi de keda yamaneng yaseng konspirasi apana

yero covid- pasien covid 19 pasti mega tangani to ,keda yamanengmanui yero

covid- e apa yero ta seddi pasien e mega dana na engkato ubaca baca berita

makeda engkato dottoro malo keuntungan pole kuro , pole kuro dcana na.

covid-e to.nalai keuntungan ceritanya nappa yero e disisi lain to ku makkedaki

konspirasi atau de apa yero covid e engka mette, benar’’ adanya, nappa ero

masyarakat e mega to de na mateppe’ makeda aga yero covid lah afa engka

dottoro fura ubaca to beritana yero dottoro e na palsukan , rapit tes na warga

e mega warga de na mateppe afa fappada makkeda kaya ya aga sennae politiki

to jadi mega to warga denamateppe ‘ adanya yero covid e. yero dotoro e manu

to na napalsukan i rapit e tes na tau’ e jadi mega tau denamateppe tafi di sisi

lain makkedaki yaku yita I to benar’’ metto engka , engka yero covid-e fa

penyakit , penyakit to ku nakennaki loki maga magani, lo no makkeda

konspirasi to , tapi disisi lain engka meto mala keuntungan pole kuro dana na

pasien e covid e jadi menurutku iyya konspirasi atau de’ na , jelas ,jelas ada

konspirasi lah tapi de keda yamaneng apa de’to magani tau nakenna. Contoh

na ye essoe magani tau nakenna jadi menurutku iyya yero ada konspirasi

sebagian’’, de makeda yamaneng. Yero iyya menurutku ku witai situasi covid e

makekkue.

Page 100: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Nama : Putri Safitli Kusumasari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Asal : Kota Makassar

Durasi : 2 menit, 11 detik.

Kan pertanyaan mu, menurut kalian semua covid-19 merupakan konspirasi

pemerintah atau tidak ? bisakah kalian jelaskan sesuai pendapat kalian!

Menurutku itu covid 19 bukan kospirasi pemerintah , karena memang covid 19

Page 101: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

benar adanya covid 19 kan virus yang berbahaya , tapi tidak langsung

mematikan , prosesnya lama kalau kita mau tau positif atau negatif kalau kenna

virus itu ,kan banyak mi yang positif kenna covid 19 , di Insonesia saja sudah

lebih dari tujuh puluh , tujuh puluh ribu orang.yang positif dan meninggal itu

lebih dari 3000 orang itu sudah membuktikan covid – 19 itu bukan konspirasi

pemerintah dan bukan main- main atau hoax ada juga berita yang kubaca , ada

berapa orang itu covid konspirasi pemerintah, salah satu itu ada orang asing

atau orang luar negeri itu sudah kennami , positif mi Covid-19 dan oran itu

sudah mengakumi , bukan mi bilang covid-19 itu konspirasi karna merasakan

mi sendiri tapi kita tidak tau kedepannya itu apakah memang konpirasi atau

tidak dari pemerintah apalagi negara kita ini di Indonesia.

Page 102: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Nama : Rahmawati

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Asal : Kabupaten Soppeng

Durasi : 58 detik.

Menurut kalian apakah covid merupakan konspirassi pemerintah atau bukan,

menurut ku iyya, kayaknya, kayaknya engka memang konspirasi fole

pemerintah, wedding yita ku berita de yang beredar naseng, semakin, ku mega

pasien terkena covid, megato keuntungan na runtu oleh para medis tapi

engkata, berpendapat bahwa covid memang engka, sehingga masyarakat

mengeluh sampai=sampai denulle, massu leluasa seperti biasa massapa

nafkah untuk keluarga.

Page 103: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA
Page 104: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Nama : Anik Wulandari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Asal : Masamba

Durasi : 1 menit, 17 detik.

Baik, pertanyaanmu kan menurut kalian apakah covid-19 merupakan konspirasi

pemerintah atau bukan. Ok, menurut saya kayaknya ada memang konspirasi

dari pemerintah, tapi tidak semuantya konspirasi karena ada juga kenyataan.

Disini bisa kita lihat pada masyarakat yang sudah terkena covid. Dan dilihat di

berita yang beredar bahwa covid-19 merupakan virus yang tidak mematikan

pada masyarakat. Tapi banyak juga keuntungan na dapat oleh para medis, tapi

ada juga yang berpendapat bahwa covid memang ada, sehingga masyarakat

mengeluh sampai-sampai massyarakat tidak bisa keluar seperti biasa mencari

Page 105: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

nafkah untuk keluarga kecil. Jadi konspirasi pemerintah bisa dikatakan ada dan

bisa juga tidak.

Page 106: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

KORPUS DATA

Sumber

Bahasa Bugis : Muh Anis Saputra

Bahasa Indonesia : Sunandari

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Iyya’

Vokal “I” gigi atas dan gigi bawah hampir

bertemu lidah. Sedangkan pengucapan

“Yya” gigi atas dan gigi bawah terbuka, bibir

terbuka sedikit lebar dan posisi lidah tidak

menyentuk langit-langit.

Saya

Pengucapan “Sa” gigi atas dan gigi bawah

bertemu lalu berpisah lidah tidak

menyentuh langit-langit. Sedangkan

pengucapan “Ya” gigi atas dan gigi bawah

terbuka, bibir terbuka sedikit lebar dan

posisi lidah juga seperti biasa tidak

menyentuh langit-langit.

De’

Pengucapan “De” Lidah menyentuh langit-

langit dan bibir agak terbuka serta

menghembuskan udara keluar.

Tidak

Pengucapan “Ti” lidah menyentuh langit-

langit, gigi atas dan gigi bawah tidak

bersentuhan. Sedangkan pengucapan

“Dak” lidah menyentuh langit-langit, bibir

terbuka dan lidah ditarik masuk.

Page 107: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Makkuroh

Pengucapan “Mak” yaitu ketika bibir atas

dan bibir bawah bertemu dan pada konsonan

“K” bibir terbuka dan lidah sedikit lagi

menyentuh langit-langit. Sedangkan

pengucapan “Ku” bibir monyong bentuk

bentuk bulat menyerupai pengucapan huruf

O. Dan pengucapan “Roh” bibir monyong

bentuk bulat dan lidah bergetar.

Seperti Itu

Pengucapan “Se” gigi atas dan bawah

bertemu dan lidah agak ditarik kebelakang

tidak menyentuh langit-langit.

Pengucapan “Per” dengan bibir atas dan

bibir bawah bertemu lalu berpisah serta

lidah digetarkan dan menyentuh langit-

langit. Pengucapan “Ti” lidah menyentuh

langit-langit, gigi atas dan gigi bawah

tidak bersentuhan. Sedangkan vokal “I”

gigi atas dan gigi bawah hampir bertemu

dan bibir agak merentang kesamping. Dan

penguvapan “Tu” dengan lidah

menyentuh langit-lsangit lalu lidah ditarik

kebelakang disertai dengan

menghembuskan udara keluar dan bentuk

bibir agak membundar.

Yero

Pengucapan “Ye” dengan rahan atas dan

rahan bawah terbuka, bibr terbuka sedikit

Itu

Vokal “I” gigi atas dan gigi bawah hampir

bertemu dan bibir agak merentang

Page 108: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

lebar serta menghembuskan udara ke luar.

Sedangkan pengucan “Roh” bibir monyong

bentuk bulat dan lidah bergetar.

kesamping. Dan penguvapan “Tu” dengan

lidah menyentuh langit-lsangit lalu lidah

ditarik kebelakang disertai dengan

menghembuskan udara keluar dan bentuk

bibir agak membundar.

Nulle

Pengucapan “Nu” dengan lidah menyentuh

langit-langit dan lidah ditarik kebelakang

serta bibir agak bundar. Sedangkan

pengucapan “Lle” dengan lidah menyentuh

langit-langit dan bibir terbuka sedikit.

Mungkin

Pengucapan “Mung” dengan bibir atas dan

bibir bawah bertemu, lalu lidah ditarik

kebelakang dengan bibir bentuk bulat

serta mendengung. Sedangkan

pengucapan “Kin” rahan atas dan rahan

bawah hampir bertemu serta lidah dan

bibir agak merentang kesamping dengan

pengucapan kin.

Page 109: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Sumber

Bahasa Bugis : Karlina

Bahasa Indonesia : Putri Safitli Kusuma Sari

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Maega

Pengucapan “Ma” dengan bibir atas dan bibir

bawah bertemu lalu terpisah dan bibir

terbuka agak lebar. Vokal “E” dengan

menganjurkan lidah ketengah dan bibir

terbuka lalu mengembuskan udara keluar

serta bentuk bibir netral. Sedangkan

pengucapan “Ga” rahan atas dan rahan

bawah terbuka, bibir terbuka sedikit lebar

serta posisi lidah tidak menyentuh langit-

langit.

Banyak

Pengucapan “Ba” bibir atas dan bibir

bawah bertemu lalu terpisah dan bibir

terbuka agak lebar. Sedangkan

pengucapan “Nyak” lidah sedikit

menyentuh langit-langit dan bentuk bibir

terbuka dengan penyebutan akhiran “K”

Fura

Pengucapan “Fu” lidah tidak menyentuh

langit-langit dan lidah ditarik kebelakang

serta bibir berbentuk agak bulat. Sedangkan

pengucapan “Ra” rahan atas dan rahan bawah

Sudah

Pengucapan “Su” rahan atas dan rahan

bawah hampir bertemu dan lidah ditarik

kebelakang serta bibir agak bundar.

Sedangkan pengucapan “Dah” lidah

menyentuh langit-langit dan bibir dibuka

Page 110: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

terbuka dan lidah bergetar hampir menyentuh

langit-langit.

agak lebar sedikit menggembuskan

udara keluar.

Tau

Pengucapan “Ta” lidah menyentuh langit-

langit dan rahan atas dan rahan bawah tidak

bersentuhan. Sedangkan vokal “U” dengan

menarik lidah kebelakang disertai dengan

menghembuskan udara keluar sedangkan

bentuk bibir agak membundar.

Orang

Vokal “O” menarik lidah kebelakang

disertai dengan menghembuskan udara

keluar dan bentuk bibir bulat. Sedangkan

pengucapan “Rang” lidah bergetar dan

tidak menyentuh langit-langit serta bibir

terbuka lalu berdengung.

Seddi

Pengucapan “Se” dengan gigi atas dan gigi

bawah bertemu, lidah agak ditarik

kebelakang tidak menyentuh langit-langit.

Sedangkan pengucapan “Ddi” lidah

menyentuh langit-langit dan gigi atas dan

gigi bawah tidak bersentuhan.

Satu

Pengucapan “Sa” gigi atas dan gigi

bawah bertemu lalu berpisah dan lidah

tidak menyentuh langit-langit.

Sedangkan pengucapan “Tu” dengan

lidah menyentuh langit-langit lalu lidah

ditarik kebelakang disertai dengan

menghembuskan udara keluar dan

bentuk bibir agak bundar.

Engka Ada

Page 111: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Pengucapan “Eng’ bibir bawah dan bibir atas

tidak bersentuhan, bibir agak ditarik

kesamping serta bersengung. Sedangkan

pengucapan “Ka” dengan bibir terbuka dan

lidah tidak menyentuh langit-langit.

Vokal “A” menarik lidah kebelakang

dan kebawah disertai dengan

menghembuskan udara keluar dengan

menghembuskan udara keluar dan mulut

terbuka lebar. Sedangkan pengucapan

“Da” dengan lidah menyentuh langit-

langit dan bibir dibuka agak lebar.

Page 112: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

Sumber

Bahasa Bugis : Rahmawati

Bahasa Indonesia : Anik Wulandari

Bahasa Bugis Bahasa Indonesia

Fole

Pengucapan “Fo” dengan bibir bentuk bulat

menyerupai huruf O. Sedangkan “Le” dengan

lidah menyentuh langit-langit serta bibir atas

dan bibir bawah tidak bersentuhan.

Dari

Pengucapan “Da” dengan lidah sedikit

menyetuh langit-langit, bibir terbuka dan

lidah ditarik sedikit masuk. Sedangkan

pengucapan “Ri” dengan bibir sedikit

bergetar, lidak tidak menyentuh langit-

langit .

Wedding

Pengucapan “We” dengan bibir atas dan bibir

bawah tidak bersentuhan serta bibir dibuka

sedikit lebar dngan mengembuskan udara

keluar. Sedangang “Dding” dengan lidah

menyentuh langit-langit dan bibir terbuka

sedikit serta sedikit didengungkan.

Bisa

Pengucapan “Bi” dengan bibir atas dan

bibir bawah bersentuhan dan lidah tidak

menyentuh langit-langit. Sedangkan

“Sa” dengan gigi atas dan gigi

bawahbertemu lalu berpisah dan lidah

tidak menyentuh langit-langit.

Runtu’

Pengucapan “Run” dengan bibir digetarkan

serta menarik lidah kebelakang dan

Dapat

Pengucapan “Da” dengan lidah

menyentuh langit-langit bibir terbuka

Page 113: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

mengembuskan udara keluar dan bibir agak

membundar dan berdengung. Sedangkan “Tu”

dengan lidah menyentuh langit-langit serta

menghembuskan udara keluar dan bibir agak

membundar.

dan lidah ditarik masuk. Sedangkan

“Pat” dengan bibir atas dan bibir bawah

bersentuhan lalu dibuka serta sedikit

mengakhiri dengan lidah digigit.

Massu’

Pengucapan “Ma” dengan bibir atas dan bibir

bawah bertemu dan bibir agak dibuka lebar.

Sedangkan “Ssu” dengan rahan atas dan rahan

bawah hampir bertemu dan lidah ditarik

kebelakang serta bibir agak bundar.

Keluar

Pengucapan “Ke” dengan bibir atas dan

bibir bawah tidak bersentuhan serta

dibuka agak lebar. “Lu” dengan lidah

menyentuh langit-langit dan bibir agak

bundar menyerupai huruf O. Dan

pengucapan “Ar” dengar bibir dibuuka

lebar dan lidah digetarkan.

Massappa’

Pengucapan “Ma” dengan bibir bawah dan bibir

atas bibir atas bibir terbuka agak lebar.

Pengucapan “Ssa” dengan gigi atas dan gigi

bawah bertemu lalu berpisah dan lidah tidak

menyentuh langit-langit. Dan “Ppa” dengan

Mencari

Pengucapan “Men” dengan bibir atas

dan bibi bawah bersentuhan lalu bibir

dibuka lebar serta didengungkan.

Pengucapan “Ca” dengan gigi atas dan

gigi bawah bertemu lalu bibir dibuka

sedikit lebar. Dan pengucapan “Ri’

Page 114: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

bibir atas dan bibir bawah bersentuhan lalu bibir

dibuka agak lebar.

dengan lidah digetarkan dan gigi atas

dan gigi bawah hampir bertemu lidah.

Page 115: ANALISIS KONTRASTIF FONOLOGI BAHASA BUGIS DAN BAHASA

RIWAYAT HIDUP

Muawana. Dilahirkan di Jalan Salotungo Kabupaten Soppeng

pada tanggal 13 April 1998. dari pasangan Ayahanda Aribe. dan

Herniati. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di SDN 7

Salotungo Kabupaten Soppeng dan tamat tahun 2010, tamat SMP

Negeri 3 Watansoppeng tahun 2013, dan tamat SMA Negeri 2 Watansoppeng tahun

2016. Pada tahun yang sama penulis (2016) penulis melanjutkan pendidikan pada

program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan

Selesai tahun 2020.