Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI
PABRIK BARU PT. XYZ TOOLS MANUFACTURING
DI CIKARANG”
Oleh :
Suryadi
NIM. 004201205088
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik
Mencapai Gelar Strata Satu
pada Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Industri
2016
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Analisis Kelayakan Bisnis Ekspansi Pabrik
Baru PT. XYZ Tools Manufacturing di Cikarang” yang disusun
dan diajukan oleh Suryadi sebagai salah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah
ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh
karena itu, Saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.
Cikarang, Indonesia, 27 Maret 2016
Anastasia Lidya Maukar, S.T., M.Sc., MMT.
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Kelayakan
Bisnis Ekspansi Pabrik Baru PT. XYZ Tools Manufacturing di
Cikarang” adalah hasil dari pengetahuan terbaik Saya dan belum
pernah diajukan ke Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian
maupun secara keseluruhan.
Cikarang, Indonesia, 27 Maret 2016
Suryadi
iii
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS EKSPANSI PABRIK
BARU PT. XYZ TOOLS MANUFACTURING DI
CIKARANG
Oleh :
Suryadi
NIM: 004201205088
Disetujui Oleh :
Anastasia Lidya Maukar, S.T., M.Sc., MMT.
Pembimbing Skripsi
Ir. Andira, M.T.
Ketua Program Studi Teknik Industri
iv
ABSTRAK
Studi kelayakan harus dilakukan sebelum memulai usaha. Tujuannya untuk
mengetahui layak atau tidak bisnis dijalankan. PT. XYZ Tools Manufacturing
bermaksud membuka pabrik baru yang berlokasi di Cikarang. Alasan pembukaan
pabrik untuk memenuhi permintaan konsumen yang tidak bisa dipenuhi
perusahaan. Permintaan yang tidak terpenuhi rata-rata 16,30% pertahun. Oleh
karena itu pembukaan pabrik baru yang berlokasi di Cikarang perlu dianalisis dari
aspek ekonomi, lingkungan, pemasaran, teknik, dan keuangan. Hasil dari aspek
ekonomi tahun 2010 sampai 2015, diperoleh kondisi ekonomi stabil. Hasil dari
aspek lingkungan adalah kondisi lingkungan disekitar lokasi aman dan huru-hara
yang dapat mengakibatkan terhentinya proses produksi dan lokasi bisnis tidak
mengganggu masyarakat. Hasil analisis aspek pemasaran bahwa PT. XYZ Tools
Manufacturing telah menguasai pasar Cikarang sebesar 2,63%. Sedangakan
analisis aspek teknik menunjukan ketersediaan teknologi, tenaga kerja, dan luas
pabrik yang dibutuhkan cukup untuk pembangunan pabrik baru, yang terakhir
analisis aspek keuangan menunjukan nilai perhitungan memenuhi syarat empat
kriteria investasi yaitu, Net Present Value Rp 1.678.588.406 > 1, IRR 23,00% >
I=7%, Payback Period 3 tahun 2 bulan 13 hari, BEP Penjualann 13.167.658.924,
BEP Produk 19.220. Dari empat aspek menyatakan bahwa bisnis layak untuk
dijalankan.
Kata kunci: analisis kelayakan, aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek
pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya dan tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang harus
ditempuh oleh mahasiswa President University jurusan Teknik Industri untuk
mencapai gelar sarjana teknik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dr.-Ing. Erwin Sitompul selaku Dekan Fakultas Teknik President
University.
2. Ibu Ir. Andira, M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik Industri President
University.
3. PT. XYZ Tools Manufacturing yang telah menyediakan tempat dan fasilitas.
4. Ibu Anastasia Lidya Maukar, S.T., M.Sc., MMT. selaku Dosen
Pembimbing. Terima kasih atas dukungan, saran, dan evaluasi pada
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen President University yang telah memberikan ilmu dan
pembelajaran yang berharga selama proses perkuliahan.
6. Bapak Aryanto selaku meneger yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan observasi di PT. XYZ Tools Manufacturing.
7. Seluruh Staff Fakultas Teknik Industri President University yang telah
membantu pada kelancaran proses perkuliahan.
8. Kedua orang tua yang tidak henti-hentinya memberikan do’a, kasih sayang,
dan dukungan hingga penyelesaian skripsi ini dan seterusnya.
9. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan, dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
maupun dalam menyelesaikan penelitian di President University.
vi
10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa President University Jurusan Teknik
Industri angkatan 2012 atas kebersamaan dan dukungannya. Tetap semangat
dan semoga kita dapat melaksanakan wisuda bersama-sama.
11. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membantu
dalam penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi rekan-
rekan maupun pihak lain yang berkepentingan.
Bekasi, 27 Maret 2016
Suryadi
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah .......................................................................................... 3
1.5 Asumsi ......................................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 4
BAB II STUDI LITERATUR ................................................................................. 5
2.1 Studi Kelayakan .......................................................................................... 5
2.2 Analisis Aspek Lingkungan ........................................................................ 6
2.2.1 Penanggulangan Secara Non Teknis .................................................... 7
2.2.2 Penanggulangan Secara Teknis ............................................................ 9
2.3 Aspek Pemasaran ........................................................................................ 9
2.3.1 Analisis Permintaan (demand) dan Penawaran (supply) .................... 10
2.4 Aspek Teknis ............................................................................................. 11
2.4.1 Penentuan Lokasi Bisnis .................................................................... 11
2.4.2 Penentuan Luas Produksi ................................................................... 13
2.4.3 Penentuan Teknologi, Mesin dan Alat-Alat Penunjang Produksi. ..... 14
2.4.4 Penentuan Layout dan Bangunan ....................................................... 15
2.4.4.1 Pengertian Layout ................................................................... 15
viii
2.4.4.2 Perancangan Tata Letak dan Fasilitas .................................... 16
2.4.4.3 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Fasilitas ..... 18
2.4.4.4 Process Flow Diagram........................................................... 18
2.4.4.5 Systematic Layout Planning (SLP) ....................................... 19
2.4.4.6 Routing Sheet......................................................................... 20
2.4.4.7 From to Chart (FTC).............................................................. 21
2.4.4.8 Tata Letak Dengan Bantuan Komputer .................................. 22
2.4.5 Manajemen Proyek ............................................................................. 24
2.4.5.1 GANTT Chart ........................................................................ 24
2.4.5.2 PERT (Program Evaluation and Review Tecnque) ................ 25
2.5 Aspek Keuangan ....................................................................................... 25
2.5.1 Kebutuhan Biaya Modal ( Investasi) ................................................. 26
2.5.2 Sumber Dana ...................................................................................... 26
2.5.3 Prediksi Rugi-Laba ............................................................................. 27
2.5.4 Prediksi Aliran Kas (Cash Flow) ....................................................... 27
2.5.5 Analisis Sensitivitas ........................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 30
3.1 Langkah – Langkah Penelitian .................................................................. 30
3.2 Observasi Awal ......................................................................................... 32
3.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 32
3.4 Metode Penelitian ...................................................................................... 32
3.5 Studi Literatur ........................................................................................... 32
3.6 Pengumpulan Data .................................................................................... 33
3.7 Analisis Data ............................................................................................. 33
3.8 Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 34
BAB IV DATA DAN ANALISIS ........................................................................ 35
4.1 Proyeksi Pertumbuhan Otomotif di Indonesia .......................................... 35
4.2 Aspek Ekonomi ......................................................................................... 36
4.2.1 Ekonomi Makro ...................................................................................... 36
4.2.2 Produk Domestik Bruto ........................................................................... 36
4.2.3 Pertumbuhan Bisnis ................................................................................. 37
4.2.4 Prospek Kerja .......................................................................................... 38
ix
4.2.5 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi ..................................................... 38
4.2.6 Gaji ..................................................................................................... 39
4.2.7 Kesimpulan Aspek Ekonomi .............................................................. 40
4.3 Aspek Lingkungan .................................................................................... 40
4.3.1 Geografis Kondisi .............................................................................. 40
4.3.2 Budaya ................................................................................................ 41
4.3.3 Pengelolaan Limbah ........................................................................... 41
4.3.4 Dasar Hukum Lingkungan Industri .................................................... 42
4.3.5 Kesimpulan Aspek Lingkungan ......................................................... 42
4.4 Aspek Pemasaran ...................................................................................... 43
4.4.1 Pesaing Langsung di Cikarang ........................................................... 43
4.4.2 Pesaing Tidak Langsung .................................................................... 44
4.4.3 Pemasok ............................................................................................. 44
4.4.4 Pelanggan ........................................................................................... 45
4.4.5 Positioning Perusahaan (Penetapan Posisi Pasar) .............................. 46
4.4.6 Analisis SWOT .................................................................................. 46
4.4.7 Lokasi Pemasaran ............................................................................... 48
4.4.8 Ukuran dan Kapasitas Produk ............................................................ 48
4.4.9 Harga .................................................................................................. 49
4.4.10 Prospek Penjualan .............................................................................. 49
4.4.11 Kesimpulan Aspek Pemasaran ........................................................... 52
4.5 Aspek Teknik ............................................................................................ 53
4.5.5 Penentuan Lokasi Bisnis .................................................................... 53
4.5.6 Produk ................................................................................................ 54
4.5.3 Operational Process Chart (OPC) ..................................................... 55
4.5.4 Aliran Proses Produksi ....................................................................... 56
4.5.5 Spesifikasi dan Dimensi Mesin .......................................................... 57
4.5.6 Mesin dan Peralatan ........................................................................... 58
4.5.7 Routing Sheet .................................................................................... 59
4.5.8 Jumlah Kebutuhan Mesin dan Karyawan........................................... 63
4.5.9 Luas kebutuhan Lantai Produksi ........................................................ 64
4.5.10 Luas Kebutuhan Area Kantor ............................................................. 65
x
4.5.11 Luas Kebutuhan Area Pendukung ..................................................... 66
4.5.12 Total Luas Pabrik yang Dibutuhkan.................................................. 68
4.5.13 Qualitative Aliran Material From to Chart (FTC) ............................ 68
4.5.14 Perhitungan Movement Dengan Menggunakan Software CRAFT .... 73
4.5.15 Layout Akhir Area Produksi .............................................................. 76
4.5.16 Layout Akhir ..................................................................................... 76
4.5.17 Biaya Operasional Mesin ................................................................... 78
4.5.17.1 Biaya Kebutuhan Listrik ..................................................... 78
4.5.17.2 Biaya Tenaga Kerja ............................................................. 78
4.5.17.3 Biaya Perawatan Mesin ........................................................ 79
4.5.17.4 Biaya Total Operasional Mesin ............................................ 80
4.5.18 Perencanaan Produksi ....................................................................... 80
4.5.19 Menejemen Proyek ............................................................................. 81
4.5.20 Kesimpulan Aspek Teknis ................................................................. 84
4.6 Aspek Keuangan ....................................................................................... 84
4.6.1 Biaya Investasi ................................................................................... 84
4.6.2 Biaya Produksi Langsung................................................................... 85
4.6.3 Biaya Overhead .................................................................................. 88
4.6.4 Kenaikan Biaya Produksi .................................................................. 89
4.6.5 Kenaikan Harga Pokok Penjualan ...................................................... 90
4.6.6 Asumsi Kenaikan Biaya Setiap Tahun Dari Tahun 2016–2020 ........ 90
4.6.6.1Kenaikan Biaya Produksi ........................................................ 90
4.6.4.2 Kenaikan Biaya Overhead Tahun Dari Tahun 2016 – 2020 .. 91
4.6.7 Perkiraan Rugi-Laba .......................................................................... 91
4.6.8 Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow) ..................................................... 92
4.6.9 Kriteria Penilaian Investasi ............................................................... 93
4.6.9.1 Net Present Value (NPV) ....................................................... 93
4.6.9.2 Internal Rate of Return (IRR) ................................................ 94
4.6.9.3 Payback Period (PP) ............................................................. 95
4.6.9.4 Break Event Point (BEP)........................................................ 96
4.6.10 Analisis Sensitivitas ........................................................................... 97
4.6.10.1 Skenario I ............................................................................ 97
xi
4.6.10.2 Skenario II ........................................................................... 97
4.6.10.3 Skenario III ......................................................................... 98
4.6.11 Kesimpulan Aspek Keuangan ........................................................... 98
4.7 Ringkasan Analisis Ekonomi, Lingkungan, Pemasaran, Teknis, dan
Keuangan............................................................................................................... 99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 100
5.1 Simpulan .................................................................................................. 100
5.2 Saran ........................................................................................................ 100
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101
Lampiran ............................................................................................................. 102
Lampiran 1 Layout Akhir PT. XYZ Tools Manufacturing ................................. 103
Lampiran 2 Dana Depresiasi PT. XYZ Tools Manufacturing (Rp) .................... 105
Lampiran 3 Kenaikan Target Produksi PT. XYZ Tools Manufacturing ............ 106
Lampiran 4 Kenaikan Biaya Produksi Tiap Tahun ............................................. 107
Lampiran 5 Kenaikan Harga Jual Produk ........................................................... 107
Lampiran 6 Kenaikan Biaya Material Tiap Tahun ............................................. 109
Lampiran 7 Kenaikan Biaya Overhead ............................................................... 110
Lampiran 8 Perkiraan Rugi – Laba (Rp) ............................................................. 111
Lampiran 9 Proyeksi Aliran kas Tahun ( Cashflow) 2016 – 2020 (Rp) ............. 113
Lampiran 10 Skenario I ....................................................................................... 117
Lampiran 11 Skenario II ..................................................................................... 117
Lampiran 12 Skenario III .................................................................................... 119
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Routing Sheet ........................................................................... 21
Tabel 4.1 Produksi Motor dan Mobil di Indonesia ............................................... 35
Tabel 4.2 Rata-rata Pertumbuhan PDB (%) .......................................................... 36
Tabel 4.3 PDB Indonesia Pada Tahun 2013 ......................................................... 37
Tabel 4.4 Pertumbuhan Bisnis di Indonesia .......................................................... 37
Tabel 4.5 Tenaga Kerja di Indonesia .................................................................... 38
Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi di Indonesia ................................... 39
Tabel 4.7 Upah Minimum Regional Kota Bekasi Sektor 1 .................................. 39
Tabel 4.8 Peramalan Upah Minimum Regional bekasi Tahun 2016-2021 ........... 40
Tabel 4.9 Presentase Omset Penjualan Per Bulan ................................................. 43
Tabel 4.10 Pesaing Tidak Langsung PT. XYZ Tools manufacturing ................... 44
Tabel 4.11 Data Pemasok dan Proses Subkontrak ................................................ 45
Tabel 4.12 Permintaan Cutting Tools Tahun 2010-2015 ...................................... 49
Tabel 4.13 Proyeksi Permintaan Cutting Tools Tahun 2016-2020 ....................... 51
Tabel 4.14 Jenis Cutting Tools PT. XYZ Tools Manufacturing ........................... 54
Tabel 4.15 Spesifikasi dan Dimensi Mesin ........................................................... 57
Tabel 4.16 Routing Sheet Reamer Brazing Type .................................................. 60
Tabel 4.17 Routing Sheet Endmill Brazing Type .................................................. 61
Tabel 4.18 Routing Sheet Special Cutter Brazing Type ....................................... 62
Tabel 4.19 Jumlah Kebutuhan Mesin Produksi dan Karyawan Langsung ........... 63
Tabel 4.20 Jumlah karyawan Tak Langsung ........................................................ 64
Tabel 4.21 Jumlah Total Kebutuhan Karyawan .................................................... 64
Tabel 4.22 Kebutuhan Lantai Produksi ................................................................. 64
Tabel 4.23 Luas Kebutuhan Lantai Produksi ........................................................ 65
Tabel 4.24 Kebutuhan Lantai Kantor .................................................................... 65
Tabel 4.25 Kebutuhan Area Parkir........................................................................ 66
Tabel 4.26 Data Material Steel .............................................................................. 67
Tabel 4.27 Data material Carbidge ....................................................................... 67
Tabel 4.28 Luas Fasilitas Pendukung.................................................................... 68
xiii
Tabel 4.29 Luas Area Pabrik ................................................................................. 68
Tabel 4.30 Movement Reamer Brazing Type ........................................................ 69
Tabel 4.31 Movement Endmill Brazing Type ........................................................ 69
Tabel 4.32 Movement Special Cutter Brazing Type.............................................. 70
Tabel 4.33 From to Chart Iterasi 0 ....................................................................... 71
Tabel 4.34 From to Chart Iterasi 1 ....................................................................... 72
Tabel 4.35 Perhitungan CRAFT Iterasi 0 ............................................................. 73
Tabel 4.36 CRAFT Iterasi 0 Lanjutan................................................................... 73
Tabel 4.37 Perhitungan CRAFT Iterasi 1 ............................................................. 74
Tabel 4.38 Perhitungan CRAFT Iterasi 1 Lanjutan .............................................. 75
Tabel 4.39 Perbandingan Total Movement ........................................................... 76
Tabel 4.40 Biaya Kebutuhan Listrik Per Hari ....................................................... 78
Tabel 4.41 Biaya Tenaga Kerja Per Hari .............................................................. 79
Tabel 4.42 Biaya Perawatan Mesin ....................................................................... 79
Tabel 4.43 Biaya Operasional Produksi ................................................................ 80
Tabel 4.44 Waktu Proses Pembuatan Cutting Tools ............................................. 80
Tabel 4.45 Perencanaan Produksi 2016 sampai 2020 ........................................... 81
Tabel 4.46 Aktifitas Rehab Gedung ...................................................................... 81
Tabel 4.47 Perhitungan Waktu Proyek ................................................................. 82
Tabel 4.48 Biaya Training dan Persiapan ............................................................. 84
Tabel 4.49 Biaya Investasi PT. XYZ Tools Manufacturing ................................. 85
Tabel 4.50 Biaya Bahan Baku PT. XYZ Tools Manufacturing ............................ 86
Tabel 4.51 Upah Minimum Regional Kota Bekasi ............................................... 87
Tabel 4.52 Peramalan Upah Minimum Regional (UMR) Bekasi ......................... 87
Tabel 4.53 Biaya Tenaga Kerja Langsung ............................................................ 88
Tabel 4.54 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung.................................................. 88
Tabel 4.55 Total Biaya Overhead Per Tahun........................................................ 89
Tabel 4.56 Kenaikan Biaya Produksi Per Tahun .................................................. 89
Tabel 4.57 Kenaikan Harga Pokok Penjualan....................................................... 90
Tabel 4.58 Kenaikan Biaya Bahan Baku .............................................................. 90
Tabel 4.59 Kenaikan Gaji Tenaga kerja Langsung ............................................... 91
Tabel 4.60 Kenaikan Biaya Overhead .................................................................. 91
xiv
Tabel 4.61 Perkiraan Rugi-Laba ........................................................................... 92
Tabel 4.62 Total Kas Bersih Setiap Tahun ........................................................... 92
Tabel 4.63 Perhitungan Payback Period (PP) ....................................................... 95
Tabel 4.64 Break Even Point (BEP) PT XYZ Tools Manufacturing .................... 96
Tabel 4.65 Kesimpulan BEP Produk dan BEP harga ........................................... 96
Tabel 4.66 Hasil Perhitungan Aspek Keuangan ................................................... 98
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lingkungan Bisnis............................................................................... 7
Gambar 2.2 Alternatif Saluran Distribusi Barang Industri ................................... 10
Gambar 2.3 Keterkaitan Pasar Input, Proses Produksi, dan Pasar Output ............ 11
Gambar 2.4 Flowchart Systematic Layout Planning ............................................ 20
Gambar 3.2 Flowchart Metodologi Penelitian (Lanjutan) .................................... 31
Gambar 4.1 Presentase Omset Per Bulan .............................................................. 43
Gambar 4.2 Potitioning PT. XYZ Tools Manufacturing ...................................... 46
Gambar 4.3 Analisis SWOT ................................................................................. 47
Gambar 4.4 Grafik Permintaan Vs Kapasitas ....................................................... 50
Gambar 4.5 Grafik Permintaan Tahun 2016-2020 ................................................ 52
Gambar 4.6 Lokasi Bisnis ..................................................................................... 53
Gambar 4.7 Operational Process Chart (OPC) .................................................... 55
Gambar 4.8 Bench Saw Machine .......................................................................... 58
Gambar 4.9 Lathe/ Bubut Winho S530x1000 ....................................................... 58
Gambar 4.10 Milling Profil Phoebus + Dro Pbm 5 ............................................. 58
Gambar 4.11 Universal Grinding Top Work M40 ................................................ 59
Gambar 4.12 Cylindrical Grinding Rowa Gu-3260 .............................................. 59
Gambar 4.13 CRAFT Iterasi 0 .............................................................................. 74
Gambar 4.14 CRAFT Iterasi 1 .............................................................................. 75
Gambar 4.15 Layout Area Produksi ...................................................................... 77
Gambar 4.16 Precendence Diagram ..................................................................... 82
Gambar 4.17 Gantt Chart Early dan Late Time .................................................... 83
Gambar 4.18 Aliran Kas Tahun 2016-2020 .......................................................... 92
Gambar 4.19 Hasil Printscreen Mencari NPV Menggunakan Rumus Exel ......... 93
Gambar 4.20 Hasil Printscreen Mencari IRR dengan Rumus Excel .................... 94
xvi
DAFTAR ISTILAH
Flowchart : Diagram yang menunjukkan urutan suatu
proses.
From to Chart : Tabel yang berisi tentang berapa total
momen dari suatu bagian aktivitas dalam
pabrik menuju aktivitas dalam pabrik
lainnya.
Route Sheet : Lembar yang berisi urutan proses dan
kegiatan yang dilakukan pada setiap
proses secara detail.
HSS : Kepanjangan dari hight speed steel yaitu
bahan cutting tools steel yang memiliki
kandungan karbon 1,5- 2,0 %.
Movement : Total perpindahan part dari satu proses ke
proses yang selanjutnya dalam satuan
kg.m.
Rectilinear : Perhitungan jarak antar departemen yang
dihitung dari titik tengah departemen
tersebut.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Industri cutting tools kini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Seiring dengan perkembangan dunia otomotif dan berbagai ragam tipe kendaraan,
penggunaan cutting tools menjadi bagian penting untuk produsen komponen
otomotif. Cutting tools juga tidak hanya untuk memaksimalkan fungsi mesin
produksi, tetapi menjadi bagian penting untuk kelengkapan kebutuhan kerja mesin
produksi. Hal ini menyebabkan permintaan pasar terhadap cutting tools semakin
meningkat dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Tingginya
permintaan pasar dan bervariasinya spesifikasi permintaan pengguna terhadap
cutting tools memicu teknologi dalam industri manufaktur cutting tools selalu
berkembang. Hal ini mendorong perusahaan cutting tools melakukan perubahan
agar dapat bersaing dengan kompetitor lain.
PT. XYZ Tools Manufacturing adalah perusahaan trading yang merupakan
distributor tunggal barang keperluan industri produk–produk Jepang. PT. XYZ
Tools Manufacturing yang berkantor pusat di Jakarta bermaksud membuka pabrik
baru yang berlokasi di Cikarang untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal khususnya
cutting tools. Selama ini kebutuhan pasar lokal masih terkendala waktu proses yang
lama, harga yang relatif mahal, dan permintaan konsumen yang belum bisa
terpenuhi karena harus diproduksi di Jepang. Cikarang dinilai sebagai lokasi yang
strategis dan potensial untuk membuka usaha baru, oleh karena itu perlu dilakukan
analisis kelayakan untuk mengetahui layak atau tidak pabrik tersebut dibangun di
Cikarang.
Cikarang sebagai salah satu kota industri terbesar di Asia Tenggara, dan didukung
tingkat kemajuan teknologi yang tinggi, serta banyaknya perusahaan otomotif baik
sepeda motor maupun mobil. Dimana tingkat penjualan sepeda motor dan mobil
tersebut terus meningkat tiap tahunnya, dengan besar rata-rata peningkatan sebesar
2
8% per tahun. Hal tersebut pastinya akan berimbas dengan semakin meningkatnya
permintaan akan cutting tools tiap tahunnya. Dengan semakin meningkatnya
permintaan tersebut sehingga pasar Cikarang merupakan pasar dengan permintaan
cutting tools yang cukup potensial. Dengan semakin tingginya permintaan tersebut,
kapasitas perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan pasar. Permintaan pasar
yang tidak dapat terpenuhi dari tahun 2010 sampai 2015 sebesar 16,30%. Hal
tersebut menuntut PT. XYZ Tools Manufacturing sebagai produsen cutting tools
yang sedang berkembang untuk selalu melakukan inovasi agar dapat mengimbangi
persaingan tersebut. Untuk menjaga konsumen agar tidak beralih ke perusahaan
lain, maka cara yang digunakan adalah dengan perluasan pasar berupa pembuatan
sebuah pabrik baru.
Dalam proses operasional, biaya transportasi adalah bagian yang sangat
berpengaruh dengan harga jual. Agar dapat bersaing dengan produsen cutting tools
lain, dengan melakukan pembangunan pabrik baru, PT. XYZ Tools Manufacturing
berharap bahwa biaya transportasi dapat berkurang, permintan dari konsumen bisa
terpenuhi dan lead time pengiriman akan menjadi lebih cepat. Namun, yang harus
digaris bawahi bahwa dalam perluasan sebuah pabrik terdapat banyak faktor yang
harus dipertimbangkan, seperti lingkungan ekonomi, pasar, teknik, dan keuangan.
Maka diperlukan sebuah studi lanjut mengenai analisis semua faktor yang
berpengaruh terhadap proyek ini.
Dengan melakukan studi kelayakan akan memungkinkan investor untuk
menghindari risiko–risiko bisnis yang mungkin tejadi di masa yang akan datang,
Selain itu investor juga dapat melihat dari sisi prospek bisnis dan kompetitor
apakah bisnis tersebut layak untuk dijalankan atau tidak dari sistem manajemen,
keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan manajemen pamasaran serta
keuangan. Apalagi dalam berinvestasi bukan hanya uang saja yang dilibatkan,
tetapi melibatkan Sumbar Daya Manusia (SDM), Sumbar Daya Alam (SDA), serta
sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3
1.2 Rumusan Masalahn
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas perumusan masalah
yang dihadapi pada penelitian ini adalah :
Bagaimana kelayakan pembuatan pabrik baru PT. XYZ Tools
Manufacturing di Cikarang ditinjau dari aspek lingkungan, ekonomi,
pemasaran, teknis, dan keuangan?
1.3 Tujuan
Dari penjelasan pada latar belakang masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis layak atau tidak pembuatan pabrik baru di Cikarang yang ditinjau dari
aspek lingkungan, ekonomi, pemasaran, teknis, dan keuangan.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah untuk penelitian ini adalah:
a) Data permintaan berdasarkan permintaan yang berasal dari Indonesia.
b) Data permintaan cutting tools berdasarkan permintaan dari tahun 2010 –
2015.
c) Pihak manajemen telah menentukan lokasi pendirian pabrik berada di
Cikarang.
d) Cutting tools yang digunakan untuk penyusunan layout adalah cutting tools
dengan bahan HSS.
e) Cutting tools yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah permintaan
new cutting tools.
f) Mesin dan peralatan telah ditentukan oleh perusahaan.
g) Supplier telah dipilih oleh pihak manajemen.
1.5 Asumsi
Beberapa asumsi pada penelitian ini antara lain :
a) Permintaan cutting tools sama dengan pertumbuhan otomotif di Indonesia.
b) Tidak ada inflasi atau ekonomi stabil.
4
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian pembahasan, 5 bagian
pembahasan tersebut adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjelaskan hal-hal yang menjadi latar
belakang penulis melakukan pengamatan dan penelitian di
PT. XYZ Tools Manufacturing, rumusan masalah, tujuan,
batasan masalah dan asumsi yang digunakan untuk
mempermudah dalam proses penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan mengenai dasar teori yang
digunakan dalam proses pengolahan data untuk melakukan
pemecahan permasalahan yang ditemukan di PT. XYZ Tools
Manufacturing. Teori-teori yang digunakan khususnya yang
berkaitan dengan analisis kelayakan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam
melaksanakan penelitian. Tahapan dimulai dengan
mengidentifikasi masalah, perumusan masalah, penetapan
tujuan, pembatasan masalah, pengumpulan dan pengolahan
data, analisis, serta simpulan dan saran.
BAB IV DATA DAN ANALISIS
Pada bab ini dimulai dengan pengumpulan data, kemudian
data digunakan untuk melakukan pengolahan dengan metode
yang sesuai dengan analisis kelayakan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir memberikan simpulan dan pemecahan masalah
dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, serta
memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk
memperbaiki permasalahan di PT. XYZ Tools Manufacturing
dan proses penelitian berikutnya.
5
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1 Studi Kelayakan
Dalam memulai sebuah proyek sangat diperlukan analisis kelayakan untuk
mendapatkan kesimpulan mengenai proyek tersebut. Analisis kelayakan secara luas
dan lengkap mengenai faktor-faktor penting sebuah proyek, akan sangat
menentukan masa depan sebuah proyek dalam mempertahankan keberadaannya dan
untuk menghemat dalam kurun waktu yang tidak terbatas. Kurangnya analisis
kelayakan ini, sering menjadi penyebab utama kegagalan sebuah proyek.
Untuk keputusan investasi pada suatu proyek industri, studi kelayakan harus
menyajikan dasar teknis, ekonomis, dan komersial. Studi kelayakan ini harus
mampu mendefinisikan dan menganalisa elemen–elemen kritis yang berhubungan
dengan produksi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. (R.S. Mohnot,
1978).
Bahasan pokok dan bentuk studi kelayakan sebagian besar hampir sama. Perbedaan
hanya terdapat pada pengembangan dan penyesuaian terhadap aspek–aspek penting
dalam industri, penanaman modal dan banyaknya tingkat produktivitas sebuah
industri. Selain itu, untuk mengambil keputusan dalam penanaman modal, biasanya
tidak mudah menemukan investor yang bersedia berinvestasi jadi tidak diharuskan
sesuai dengan kesimpulan studi kelayakan. Karena hal yang terjadi dilapangan
terkadang tidak sama seperti teori / kesimpulan yang ada.
Dalam analisis ini ada tiga aspek penting yang perlu diketahui, yaitu aspek teknis,
aspek pemasaran dan aspek keuangan. Tapi, sebelum menganalisis ketiga aspek
tersebut, terlebih dahulu kita melakukan analisis aspek lingkungan dan analisis
aspek ekonomi.
6
2.2 Analisis Aspek Lingkungan
Lingkungan bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehingga dapat
mengakibatkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan
kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa
ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya
penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga
kerja dari luar daerah. Sedangkan dampak ekonomi berupa penyerapan tenaga
kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat, atau bahkan tergerusnya bisnis yang
telah berjalan di masyarakat. Sementara itu dampak bagi lingkungan ekologi dapat
berupa polusi, baik polusi udara, tanah, air, ataupun polusi suara. Semua dampak
terhadap lingkungan harus dianalisis secara cermat, apabila sekarang ini tuntutan
terhadap kelestarian lingkungan semakin kuat dengan adanya isu pemanasan global
dan bisnis berorientasi sosial masyarakatan. (Suliyanto, 2010)
Analisis lingkungan dalam studi kelayakan bisnis bisa dikategorikan menjadi
beberapa aspek. Hal tersebut dikarenakan lingkungan mempunyai banyak arti.
Namun dalam penerapan di lapangan ruang lingkup pada analisa lingkungan
industri tidak dianalisis secara menyeluruh. Kebutuhan dalam Studi kelayakan
yang ditentukan oleh besar kecilnya penanaman modal, tingkat ketentuan bisnis,
dan pengaruh dari bisnis itu sendiri sangat tergantung pada intensitas dan dimensi
pada aspek lingkungan.
Lingkungan perusahaan dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu lingkungan
industri, lingkungan operasional dan lingkungan jauh. (Pearce dan Robinson,
2007). Ketiga macam kelompok lingkungan tersebut dijelaskan oleh gambar
berikut :
7
Lingkungan Jauh
# Ekonomi
# Sosial dan Budaya
# Politik
# Teknilogi
# Ekologi
# GlobalLingkungan Industri
# Pesaing Antar Perusahaan
# Kekuatan Pemasok
# kekuatan Pembeli
# Barang Subsitusi
# Hambatan Masuk
Lingkungan Operasional
# pesaing
# Pemasok
# pelanggan
# Kreditor
# pegawaiPerusahaan
Gambar 2.1 Lingkungan Bisnis
Dalam realisasi kemajuan industri harus diadakan pengkajian ulang, harus
dipertimbangkan kembali supaya dalam pelaksanaannya bisa menghasilkan
manfaat dan tujuan yang lebih baik bagi kehidupan manusia. Karena jika dicermati
secara seksama, kemajuan teknologi dan industri sangat mempengaruhi kehidupan
manusia yakni dalam peningkatan kesejahteraan di lingkungan sekitar industri.
Selain itu, kemajuan industri juga memberikan dampak buruk bagi lingkungan
seperti pencemaran dan polusi. Hal ini harus dicegah dengan berbagai cara untuk
mempertahankan keamanan dan kelestarian lingkungan. Ada 2 macam cara utama
untuk mengurangi pencemaran lingkungan, yaitu :
2.2.1 Penanggulangan secara Non Teknis
Penanggulangan non teknis adalah upaya penekanan dan pencegahan pencemaran
lingkungan dengan menbuat peraturan perundang–undangan yang dapat
menyusun, mengatur dan mengawasi semua bentuk aktivitas teknologi dan industri
agar tidak terjadi pencemaran lingkungan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) merupakan analisis tentang beberapa kasus atau kejadian yang
berhubungan dengan pengajuan rencana kegiatan. Dimana kegiatan yang
direncanakan ini, akan memberikan kemungkinan terjadi banyak perubahan yakni
8
perubahan biofisik lingkungan ataupun perubahan sosial ekonomi di masyarakat.
Selain itu AMDAL adalah hasil analisis tentang pengaruh sebuah kegiatan yang
direncanakan untuk lingkungan hidup sebagai materi untuk mengambil keputusan.
Jadi, tujuan dari AMDAL adalah untuk menelaah dan memperhitungkan
konsekuensi yang mungkin terjadi dari kegiatan yang direncanakan tersebut.
Kondisi sebuah lingkungan sebelun diadakannya suatu kegiatan terlebih dahulu
harus dipastikan kelayakannya karena hal tersebut sangat penting sebagai acuan
atau standar untuk menjadi tolak ukur pencemaran lingkungan yang ada. Hal
tersebut harus diketahui lebih awal sebelum memastikan melakukan AMDAL.
Kondisi sebelum dan sesudah diadakannya sebuah kegiatan bisa dianalogikan
bersumber pada AMDAL yang dibuat. Jika tidak terjadi konsekuensi dari
pencemaran lingkungan maka hasilnya ideal. Tapi, jika terdapat adanya
konsekuensi yang positif maka kegiatan tersebut meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakat di sekitar industri.
Aspek lingkungan hidup memiliki fungsi sebagai acuan untuk mengetahui
konsekuensi yang akan terjadi apabila penanaman modal dilakukan, mengenai hal
yang positif ataupun negatif.
AMDAL adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan
penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain adalah teknik untuk
menganalisis apakah usaha yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungan
atau tidak dan jika ya, maka akan diberikan jalan alternative pencegahannya. ( PP
No 27 Tahun 1999 pasal 1).
Konsekuensi yang ada bisa terlihat secara langsung maupun tidak langsung. Jika
secara langsung maka akan memberi dampak pada aktivitas bisnis yang sedang
berjalan. Sedangkan jika secara tidak langsung makan akan terlihat di waktu
mendatang. Oleh sebab itu, analisa mengenai dampak lingkungan untuk
mengetahui konsekuensi yang akan terjadi dan pencarian solusi dalam
mengatasinya sebelum aktivitas bisnis dijalankan disebut dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL).
9
AMDAL sangat dibutuhkan dalam analisis kelayakan dikarenakan dua hal sebagai
berikut :
1. Peraturan pemerintah dan Undang–Undang (UU) menginginkan demikian.
2. AMDAL perlu dilakukan supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan dimana
aktivitas bisnis atau industri sedang berjalan.
a. Peran AMDAL Dalam Pengolahan Lingkungan.
Kegiatan pengolahan pada lingkungan baru bisa dikerjakan jika rencana
pengolahan lingkungan tersebut sudah tersusun yang berlandaskan pada
prediksi atau evaluai adanya dampak yang muncul apabila dibangun sebuah
bisnis atu industri.
b. Peran AMDAL Dalam Pengolahan Usaha
AMDAL adalah analisis kelayakan lingkungan sebagai ketentuan agar
memperoleh perizinan selain bagian–bagian lainnya mengenai analisis
kelayakan bisnis.
c. AMDAL Sebagai Dokumen Penting
Laporan AMDAL adalah informasi utama secara spesifikasi yang memaparkan
tentang kedaan lingkungan pada masa dan prediksi keadaan lingkungan setelah
dibangunnya sebuah industri.
2.2.2 Penanggulangan Secara Teknis
Jika dengan pembahasan mengenai analisis dampak lingkungan (AMDAL) bisa
memprediksikan bahwa adanya kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka
tindakan yang akan diambil selanjutnya adalah merencanakan penanggulangan
secara teknis. Dalam menetapkan dan memastikan upaya yang seperti apa yang
akan dipilih sebagai penanggulangan secara teknis memiliki beberapa syarat, yaitu :
1. Memprioritaskan keamanan lingkungan.
2. Penguasaan teknologi yang baik.
3. Bisa dipertanggungjawabkan secara teknis dan ekonomis.
2.3 Aspek Pemasaran
Sebuah gagasan didalam bidang usaha dianggap memadai apabila berlandaskan
pada aspek pemasaran dan pasar jika gagasan tersebut membuahkan hasil produk
10
yang diinginkan, dibutuhkan dan diterima pasar dengan kadar penjualan yang
memberikan keuntungan. (Suliyanto, 2010).
Secara khusus penelitian tentang aspek pemasaran dan pasar dalam analisis
kelayakan memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Meneliti permintaan tentang hasil produk.
b. Meneliti penawaran tentang produk yang sama atau sejenis.
c. Meneliti adanya rekan atau supplier untuk kebutuhan produksi.
d. Meneliti tentang akurasi rencana yang digunakan dalam pemasaran.
ProdusenPemakai
Industri
Pemakai
Industri
Pemakai
Industri
Pemakai
Industri
Agen
Produsen
Produsen
Produsen
Agen
Distributor
Industri
Distributor
Industri
1
4
3
2
Gambar 2.2 Alternatif saluran Distribusi Barang Industri
2.3.1 Analisis Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)
Besar kecilnya sebuah permintaan dan penawaran terhadap suatu produk sangat
menentukan masa depan perusahaan. Tersedianya pasokan bahan baku yang
digunakan sangat mempengaruhi kelancaran proses produksi. Dengan kata lain,
pasokan bahan baku harus selalu tersedia bagi perusahaan pembuat produk dengan
hasil produksi yang memberikan keunungan. Implikasi antara pusat input, proses
produksi dan pasar output digambarkan sebagai berikut :
11
Pasar Input
A
Kemampuan
perusahaan untuk
Pengadaan
Pasar Output
B
Break Evem Point
(BEP)
Proses
Produksi
Bahan
Produk
Gambar 2.3 Keterkaitan Pasar Input, Proses Produksi, dan Pasar Output
2.4 Aspek Teknis
Apabila analisis pemasaran dan pasar mengindikasikan sebuah gagasan tentang
usaha industri atau bisnis patut dilaksanakan maka tahapan selanjutnya adalah
analisis kelayakan berdasarkan aspek teknis. Jika ditinjau berdasakan aspek teknis
bahwa bisnis tersebut tidak sesuai, walaupun berdasarkan aspek pemasaran dan
pasar bisa dijalankan, sebaiknya dilakukan penundaan pada bisnis tersebut. Secara
khusus penelitian aspek teknis dan teknologi dalam analisa kelayakan memiliki
tujuan tertentu, yaitu:
1. Meneliti tentang kelayakan tempat dimana bisnis tersebut akan dijalankan.
2. Meneliti tingginya perbandingan produksi dalam pencapaian pada
perbandingaan ekonomis.
3. Meneliti persyaratan dalam menentukan peralatan penunjang produksi dan
teknologi dalam proses produksi.
4. Meneliti layout pabrik, layout bangunan dan beberapa fasilitas lain.
5. Meneiti teknologi yang akan digunakan.
Dalam aspek teknis dan teknologi ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan,
meliputi :
2.4.1 Penentuan Lokasi Bisnis
Lokasi bisnis merupakan tempat bisnis tersebut akan dibangun seperti lokasi
pendirian pabrik, pergudangan ataupun perkantoran sebagai tempat administrasi.
Biaya operasional dan penanaman modal (investasi) sangat dipengaruhi oleh lokasi
12
bisnis. Jadi penentuan letak lokasi bisnis tersebut tidak boleh salah, agar tidak
membebani dan merugikan perusahaan. Ketentuan lokasi bisnis dipasikan oleh
Variabel Utama (primer) dan Variabel Pendukung (sekunder). Variabel utama dan
Variabel pendukung mempunyai kadar kepentingan yang berbeda, tergantung pada
bisnis yang dijalankan. (Suliyanto, 2010). Variabel utama tersebut meliputi hal –
hal sebagai berikut :
1. Ketersediaan Barang Mentah (Bahan Baku)
Faktor-faktor yang perlu di perhitungkan sebelum menentukan lokasi yang
bersangkutan dengan barang mentah (bahan baku) yaitu:
a. Benyaknya bahan baku yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
produksi dalam rentang waktu tertentu selama periode investasi.
b. Harga bahan baku yang digunakan pada saat ini ataupun prediksi perubahan
harga dimasa mendatang. Biaya awal yang dibutuhkan sebelum bahan baku
diproses, biaya pengemasan, biaya angkut dan biaya lainnya.
2. Lokasi Pasar Tujuan
Biaya distribusi meruakan biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut barang
mentah ke tempat produksi (pabrik) dan biaya pengangkutan barang – barang
yang sudah jadi ke pasar–pasar yang dituju (konsumen). Jadi, biaya transportasi
dan ditribusi barang jadi dari lokasi produksi ke konsumen atau pasar harus di
cermati.
3. Ketersediaan Sumber Energi, Air dan Udara
Ketiga perihal tersebut sangat dibutuhkan untuk menggerakkan mesin dan
peralatan pendukung proses produksi.
4. Ketersediaan Tenaga Kerja
Tersedianya tenaga kerja professional ataupun tenaga kerja kasar juga
mempegaruhi proses produksi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
ketersediaan tenaga kerja yaitu :
a. Kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan.
b. Biaya yang harus dikeluarkan untuk upah tenaga kerja.
c. Kualitas sikap, etos kerja dan tingkat profesionalisme tenaga kerja yang ada.
d. Biaya awal seperti biaya rekruitmen dan biaya training para tenaga kerja
sebelum mereka bekerja.
13
5. Ketersediaan Fasilitas Transportasi
Tersedianya transportasi tidak hanya untuk pengangkutan bahan baku ke
tempat produksi dan biaya distribusi ke pasar saja, melainkan untuk keperluan
transportasi karyawan menuju lokasi industri dari berbagai tempat dimana
mereka tinggal.
Dalam menentukan lokasi sebuah industri selain variabel utama seperti yang
dijabarkan diatas, perlu memperhitungkan variabel pendukung sebagai berikut :
1. Norma, adat- istiadat dan tata aturan yang ada di masyarakat.
2. Struktur topologis dan geografis yang ada di lokasi industri.
3. Pandangan masyarakat perihal industri yang akan dijalankan.
4. Rancangan masa depan industri dalam perkembangannya.
5. Biaya untuk pengurukan tanah sebagai lahan industri.
2.4.2 Penentuan Luas Produksi
Luas produksi adalah kuantitas atau jumlah dari hasil produksi yang harus dicapai
sebuah perusahaan pada kurun waktu tertentu. Luas produksi harus di perhitungkan
secara cermat untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. (Suliyanto, 2010)
Ada beberapa indikator yang sebagai pengukur luas produksi, indikator tersebut
adalah:
1. Pengunaan bahan baku
Indikator ini bisa digunakan jika sebuah proses tertentu di dipengaruhi oleh
bahan baku yang digunakan.
2. Barang Hasil Produksi
Indikator ini bisa digunakan apabila bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi mempunyai kualitas yang sama.
3. Mesin dan Alat-Alat yang Dipakai.
Apabila mesin dan alat–alat untuk keperluan produksi sangat mendominasi
dalam waktu yang lama, maka indikator ini bisa digunakan.
4. Kuantitas Karyawan
Indikator ini bisa digunakan ketika sebuah perusahaan memerlukan banyak
karyawan dalam proses produksinya.
14
Dalam menentukan luas produksi, tidak semua perusahaan mengoptimalkan luas
produksi, karena ada beberapa hal yang membatasi, antara lain adalah :
a. Batasan permintaan pasar
b. Batasan daya atau kinerja mesin
c. Batasan kuantitas dan kualitas karyawan
d. Batasan kapabilitas management dan keuangan perusahaan
e. Batasan terpenuhinya bahan baku untuk produksi
f. Batasan adanya hal- hal lain yang mempengaruhi produksi.
2.4.3 Penentuan Teknologi, Mesin dan Alat-Alat Penunjang Produksi.
Penentuan alat–alat penunjang produksi, mesin dan teknologi ini adalah hal yang
krusial dimana jika ada kesalahan dalam menentukannnya maka akan menjadi
penyebab kerugian perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam menentukan teknologi, mesin dan alat–alat penunjang produksi, yang perlu
diperhatikan dalah :
a. Koherensi dengan Teknologi
Koherensi teknologi merupakan kesesuaian antara mesin dan alat–alat penujang
produksi dengan teknologi terkini. Apabila teknologi yang dipakai oleh
perusahaan tidak menyesuaian dengan perkembangan zaman dan keadaan
lingkungan maka bisa dipastikan perusahaan akan mengalami kerugian karena
tertinggal dengan para pesaing.
b. Penerimaan Harga
Peneriamaan harga mengenai besar kecilnya anggaran yang harus dikeluarkan
untuk pembelian mesin, teknologi dan alat- alat penunjang produksi lainnya
harus sesuai dengan besarnya penanaman modal agar perusahaan tidak
terbebani pada jangka waktu tertentu.
c. Kapasitas
Kapasitas teknologi, mesin dan peralatan produksi harus disesuaikan dengan
rencana penentuan luas produksi.
d. Adanya Pemasok (Supplier)
Adanya supplier harus dipastikan agar tidak terjadi penghambat/kendala saat
berlangsungan proses pembangunan.
15
e. Adanya Komponen Mesin (Spare part)
Komponen mesin (spare part) yang ada harus dipastikan untuk mempermudah
proses maintenance saat kegiatan produksi berlangsung.
f. Karakteristik/Mutu
Karakteristik sebuah mesin sangat mempengaruhi daya tahan dan kualitas hasil
produksi. Jadi, dalam menentukannya harus diperhatikan kesesuaiannya dengan
anggaran yang ada.
g. Umur Ekonomi Mesin
Umur ekonomi mesin harus dipastkan kesesuaiannya dengan usaha yang
dijalankan sampai mencapai tingkat pengembalian modal/investasi.
Dalam menentukan teknologi yang akan digunakan oleh perusahaan, perlu
disesuaikan dengan kondisi dan manfaat ekonomi yang diharapkan perusahaan.
Selain itu,dalam memilih teknologi ada faktor–faktor yang harus dipertimbangkan,
meliputi :
a. Kemampuan penggunaan teknologi oleh para tenaga kerja
b. Kesesuaian teknologi dengan penggunaan bahan baku
c. Perkiraan pengembangan teknologi dimasa depan
d. Hasil produksi yang memuskan di tempat lain saat memakai teknologi yang
sama
2.4.4. Penentuan Layout dan Bangunan
2.4.4.1 Pengertian Layout
Layout atau tata letak merupakan desain atau konfigurasi dari bagian–bagian, pusat
kerja dan alat–alat penunjang adanya proses perubahan bahan baku menjadi barang
jadi yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka waktu tertentu. Selain
itu pengertian layout adalah kebijakan mengenai penyusunan sarana kerja yang
konstan dan efektif tentang gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses
produksi baik diluar maupun di dalam. Sehingga kegiatan tersebut lancar. Sebuah
layout yang efektif bisa memberikan sarana terhadap arus informasi, bahan dan
orang di dalam dan diluar wilayah. Pendekatan dalam layout atau tata letak ada 2
hal, yaitu :
16
1. Layout dengan Posisi Tetap
Layout atau tata letak ini digunakan untuk memenuhi syarat layout pada
proyek besar dan luas. Contohnya: proyek pembuatan jalan tol, gedung,
bandara dll.
2. Layout yang bertujuan pada proses, bervariasi tinggi dan mempunyai hubungan
produksi yang bervolume rendah.
3. Layout yang bertitik fokus pada produk, mencari fungsi karyawan dan
kegunaan mesin dengan kualitas terbaik pada proses produksi yang berulang.
2.4.4.2 Perancangan Tata Letak dan Fasilitas
Dalam dunia industri yang merupakan dasar utama dalam pembangungan adalah
tata letak sebuah pabrik atau fasilitas. Sistematika atau pengaturan prasarana
penunjang proses produksi sebuah pabrik adalah pengertian dari tata letak pabrik
atau tata letak fasilitas.
Sistematika tersebut digunakan untuk memanfatkan luas area dalam menentukan
letak mesin dan beberapa fasilitas penunjang produksi lainnya , kelancaran gerakan
perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat sementara maupun
permanen, personal dan sebagainya. (Wignjosoebroto, 2003).
Pengaturan aktivitas yang berupa benda bisa mencapai tujuan dari benda tersebut
agar sesuai dengan fungsinya diatur dalam perencanaan fasilitas. Dan hal tersebut
akan menetukan fasilitas produksi yang dapat mendukung dengan baik pada proses
produksi. (Tompkins, 1996).
Pada dasarnya perencanaan layout suatu pabrik bertujuan untuk meminimalisir
anggaran dana yang menyangkut faktor–faktor biaya sebagai berikut :
1. Biaya untuk instalasi, dan arsitektur pembangunan, mesin, dan fasilitas
produksi.
2. Biaya perpindahan material (material handling cost).
3. Biaya produksi, tenaga kerja, keselamatan kerja, dan biaya penyimpanan.
(Wignjosoebroto, 1996).
17
Semua bentuk dan tata letak fasilitas penujang produksi pada lokasi bisnis
ditentukan dengan berbagai pertimbangan merupakan pengertian dari layout pabrik.
Dalam penentuan tersebut, layout pabrik yang ideal memiliki ciri–ciri sebagai
berikut:
a. Memperkecil jarak perpindahan barang antar bagian
b. Alur material yang teratur
c. Pemanfaatan ruang yang efisien
d. Rapi dan fleksibel
e. Menjaga keamanan barang yang dipindahkan
f. Adanya peluang bisnis bisa berkembang
g. Menekan anggaran untuk produksi
h. Adanya jaminan perlindungan keamanan dan keselamatan bagi tenaga kerja
Secara konvensional layout dibagi menjadi 3 macam, yakni :
a. Layout Fungsional/Proses
Pada layout ini, penempatan dan pengelompokkan mesin–mesin dan alat penunjang
produksi dibedakan berdasarkan fungsinya. Jika memiliki fungsi yang sama maka
ditempatkan pada satu ruang tertentu. Layout ini biasanya digunakan oleh pabrik
yang melakukan produksi berdasarkan pesanan. Banyak pesanan yang beragam
baik dari segi kualitas atau kuantitas.
b. Layout Garis/Produk
Pada layout ini tata letak mesin dan alat penunjang produksi disusun sesuai alur
operasi atau proses produksi. Layout ini biasa digunakan oleh pabrik yang
memproduksi barang yang sama secara terus menerus dalam jumlah yang tak
terbatas.
c. Layout Kelompok
Pada layout ini adalah gabungan dari layout proses dan layout produk dimana
penempatan mesin–mesin dan alat penunjang produksi dikategorikan berdasarkan
kemampuannya dalam membuat serangkaian komponen yang sama dan diletakkan
pada tempat tertentu.
18
2.4.4.3 Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Fasilitas
Tata letak sebuah pabrik memiliki orieantasi primer yaitu pengontrolan volume
produksi. alur proses produksi, keteraturan aliran material, dan anggaran dana. Jadi,
dengan adanya pengontrolan dari hal–hal tersebut proses produksi akan berjalan
lancar dan mendapatkan keuntungan yaitu:
1. Menambah hasil produksi
2. Mengurangi waktu tunggu (delay time)
3. Mengurangi proses pergeseran material (material handling)
4. Mengurangi proses kerja (work in process)
5. Mempersingkat waktu untuk proses produksi
6. Mengurangi resiko kecelakaan kerja bagi karyawan produksi
7. Memperbaiki disiplin dan kinerja yang lebih maksimal
8. Memudahkan pengontrolan
9. Mengurangi penyebab penurunan kualitas produksi baik dari material
/bahan baku maupun product yang sudah jadi.
2.4.4.4 Process Flow Diagram
Langkah utama yang harus diperhatikan sebelum memulai aktivitas produksi adalah
process flow diagram. Diagram ini merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk
mengenali atau memastikan alur dari proses yang dilambangkan dengan simbol
kotak dan beberapa simbol lainnya yang diurutkan dengan anak panah. Dengan
adanyan process flow diagram, mempermudah kita untuk memperoleh beberapa
informasi secara pasti tetang langkah apa yang harus dijalani untuk proses produksi
barang. process flow diagram juga memiliki tujuan untuk mempermudah
penyederhanaan aliran proses produksi yang kompleks dan mengetahui jalannya
proses produksi dari elemen–elemen penyusun produk tersebut. Jadi, disain sebuah
flowchart harus singkat, transparan dan rasional. (Meyers, 1999).
Process flow diagram memberikan beberapa informasi tentang berapa lama waktu
yang digunakan, bahan baku yang terpakai, tempat, mesin dan alat untuk penunjang
produksi. Selain itu, analisis layout memanfaatkan variasi dari chart dan diagram
untuk memudahkan aliran proses bahan baku (material) pada sebuah pabrik. Salah
satunya adalah Assembly Chart yaitu suatu grafik yang menjadi bagian dari bill of
19
material. Assembly Chart memberikan cara untuk mempermudah memahami
tetang komponen pembentuk produk, cara merakit komponen–komponen tersebut
menjadi sebuah rangkaian dan alur komponen kedalam sebuah rakitan. Simbol–
simbol dalam peta rakitan diantaranya:
Lingkaran berdiameter 6 mm yang dengan nomor dan berada di pojok kiri
menunjukkan komponen assembly yang berdiri sendiri. Pada sebelah kanan
lingkaran dituliskan nama part.
Lingkaran berdiameter 8 mm yang diberi kode A-1 dan menjadi hulu dari
garis-garis yang berasal dari lingkaran lain merupakan proses
perakitan/assembly dari produk tersebut. Bila komponen assembly
membutuhkan komponen rakitan lain, maka komponen tersebut akan
disebut sub-assembly dan diberi koda SA-1, SSA-1, dan seterus dengan
pemberian angka yang jelas.
Kotak yang berarti Inspection atau pemeriksaan.
Segitiga terbalik berarti storage atau penyimpanan
2.4.4.5 Systematic Layout Planning (SLP)
Systematic Layout Planning merupakan sebuah sistem yang memiliki cara
pendekatan 2 area kerja yang saling berhubungan dan difungsikan sebagai
pengontrolan tata letak area kerja pada sebuah pabrik. (Heragu, 2008). Jika
pengontrolan dilakukan dengan tepat maka akan meghasilkan alur material yang
praktis dan ekonomis. Ada 4 tahapan untuk pembuatan SLP yaitu :
Tahap 1 – Penentuan lokasi
Tahap 2 – Pembuatan layout umum secara keseluruhan
Tahap 3 – Pembuatan layout secara detail
Tahap 4 – Aplikasi layout yang telah dipilih
20
Sumber: Muther,R, Systematic Layout Planning, Van Nostrand Reinhold Company, New York, 1973
Gambar 2.4 Flowchart Systematic Layout Planning
2.4.4.6 Routing Sheet
Routing sheet merupakan sistem yang mampu menjelaskan secara rinci tentang
alur dan aktivitas yang berjalan pada setiap proses. ada beberapa informasi yang
bisa diperoleh dari routing sheet yaitu, waktu spekulatif pada setiap proses, adanya
mesin dan efektifitas mesin yang bisa fungsikan sebagai acuan untuk menghitung
actual time, pada setia proses dari jenis produk. (Meyers, 1999). Dalam pembuatan
route sheet data sebagai berikut:
1. Kapabilitas mesin (waktu standar).
2. Skrap dalam proses produksi dalam bentuk persen
3. Efektifitas mesin.
Sebelum membuat route sheet ada hal–hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Kualitas material/bahan baku yang dipakai untuk produksi
2. Kuantitas satuan unit produk yang akan diproduksi
3. Sistematika aktivitas produksi yang teratur
4. Alat penunjang produksi
5. Komponen pendukung proses assembly setelah produksi
21
Secara universal, taksiran pada route sheet berawal dari proses akhir pada setiap
bagian. Route sheet mulai dilakukan dengan langkah mundur dari demand (produk
jadi), menuju ke operasi pertama (bahan baku). Gambaran yang ada pada setiap
route sheet dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Contoh Routing Sheet
No
OP
Nama
Proses Mesin
Waktu
(min) Effisiensi
mesin
Kapasitas Scrap
(%)
Prod.
Req.
No.Mesin Theo Act In Out
Kapasitas pada tabel 2.1 dapat dicari dengan rumus:
Theoritik =Jumlah jam kerja
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒𝑡𝑖𝑚𝑒
( 2-1)
Actual =Theoritik
Effisiensi Mesin
(2-2)
Sedangkan untuk produk requirement dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
in =produk 𝑂𝑢𝑡
(1 − Skrap)/100
(2-3)
2.4.4.7 From to Chart (FTC)
From to Chart (FTC) merupakan sebuah cara sederhana yang biasanya yang
dipakai dalam perancangan layout pabrik dan material handling pada proses
produksi. From to chart adalah penyesuaian dari mileage chart yang biasa ditemui
dalam peta perjalanan (road map), sehingga menunjukan total berat beban. From to
chart juga merupakan klasifikasi dari metode kuantitatif yang dipakai untuk
meneliti alur proses terbentuknya suatu produk melalui banyaknya material yang
dipindahkan dari posisi satu ke posisi yang lainnya. (Wignjosoebroto, 1996).
22
A. Kelebihan dari pemanfaatan from to Chart yaitu:
1. Mempermudah dalam analisa pergeseran bahan (Material handling)
2. Mempermudah dalam perancangan pola aliran.
3. Mempermudah penghitungan efektifitas pola aliran.
4. Mempermudah dalam mengetahui keterikatan antara kegiatan yang satu
dengan kegiatan lain.
5. Mempermudah perancangan korelasi antara beberapa produk, bagian,
dan komponen.
B. Jenis-jenis from to chart
1. FTC In Flow = Merupakan koefisien atas biaya pada FTC dilihat dari
biaya yang masuk ke suatu mesin.
2. FTC Out Flow = Merupakan koefisien atas biaya pada FTC dilihat dari
biaya yang keluar dari suatu mesin.
2.4.4.8 Tata Letak Dengan Bantuan Komputer
Secara sederhana, ekspansi dan pertimbangan layout sebuah pabrik dikerjakan oleh
ahli grafis dengan memakai teknik grafik dan perubahan pada template. Sejauh ini
sering diterapkan analisis dengan memanfaatkan komputer dalam pengembangan
layout. Pemanfaatan komputer dalam penyelesaian masalah layout memiliki nilai–
nilai positif yang lebih menguntungkan dari pada menggunakan cara yang manual
konservatif. (Heragu, 2008).
1. Penggunaan komputer dalam proses perhitungan terbukti lebih efektif dan
efisien dari pada prosedur manual.
2. Komputer mampu menyelesaikan masalah yang rumit.
3. Dalam proses perencanaan dengan komputer dinilai lebih hemat dan
cermat dibanding perencanaan manual (manusia).
Dalam komputer terdapat program yang dapat digunakan sebagai alat penunjang
produksi, meskipun pemakaian komputer belum memenuhi semua persyaratan
dalam perancangan layout / tata letak fasilitas. Penggunaan komputer algoritma tata
letak bisa diklasifikasikan dengan cara menghasilkan opsi–opsi lain tata letak akhir.
Komputerisasi perancangan tata letak fasilitas jika dibedakan berdasarkan jenis dan
23
alur atau keterkaitan antar divisi bisa berupa bentuk kuantitatif. Sedangkan
mekanisme ekspansi tata letak terdiri dari algoritma konstruksi dan algoritma
perbaikan.
A. CRAFT
Semenjak tahun 1983 teknik CRAFT (Komputerized Relative Allocation of
Facilities Techniques) memiliki tujuan untuk meminimalisir anggaran dana dari
material handling. Biaya dari material handling ini diartikan sebagai alur proses
produk, jarak dan biaya angkut per unit. Pada awalnya CRAFT dikemukakan oleh
Armour dan Bufa. CRAFT adalah representasi dari program tipe teknik Heuristic
yang berdasarkan pada interpretasi Quadratic Assignment program proses tata
letak, yaitu memiliki persyaratan pokok yang dipakai guna meminimalisir anggaran
material handling, dimana anggaran ini dipresentasikan fungsi linier dari jarak
perpindahan. Dalam CRAFT diperlukan masukan dana untuk material handling.
Pemasukan dana tersebut merupakan biaya material handling pada setiap
pengangkutan per satuan jarak (biaya material handling per satuan jarak/OMH per
satuan jarak). Asumsi dana material handling diantaranya:
1. Dana material handling tidak terikat pada pemakaian peralatan (bebas).
2. Dana material handling adalah terletak pada satu gari lurus dari jarak
perpindahan material.
Dalam metode CRAFT bisa dilakukan pergantian lebih dari satu departemen pada
waktu yang bersamaan. Pada setiap pergantian, CRAFT menjumlahkan biaya
angkut perpindahan barang. Pergantian yang memakan biaya yang paling banyak,
dipilih dan dicetak dalam layout. Langkah selanjutnya adalah sampai tidak ada lagi
pergantian lokasi yang memakan biaya paling sedikit dari jumlah anggaran dana
untuk layout tersebut.
CRAFT adalah rancangan pembaharuan, dimana dalam metode ini dicari
pemrograman optimal dengan berbagai pembaruan layout secara berkala. CRAFT
mengulas layout dengan melakukan pergantian/ pergeseran tata letak suatu
departemen.
24
2.4.5 Manajemen Proyek
Dalam manajemen proyek terdapat dua komponen yaitu perencanaan dan
penjadwalan proyek. Pengertian dari perencanaan dan penjadwalan adalah
perencanaan dan penjadwalan pembangunan suatu perusahaan mulai dari tahap
perencanaan, pembangunan, sampai perusahaan tersebut dapat berjalan. Dalam
membuat perencanaan, ada beberapa hal yang harus diidentifikasi lebih lanjut. Hal
tersebut adalah:
1. Kegiatan dan jenis pekerjaan yang diperlukan.
2. Fasilitas yang dibutuhkan dalam setiap tahap pelaksanaan proyek.
3. Waktu mulai pelaksanaan setiap tahapan proyek.
4. Waktu pelaksanaan proyek.
5. Waktu berakhirnya setiap tahapan proyek.
6. Peralatan dan bahan yang diperlukan.
7. Biaya yang dibutuhkan untuk setiap jenis pekerjaan.
8. Pengawasan yang dibutuhkan untuk setiap jenis tahapan pekerjaan.
Dalam penjadwalan dan perencanaan proyek ada beberapa teknik yang digunakan,
teknik tersebut diantaranya adalah bagan GANTT dan PERT ( Program Evaluation
and Review Tecnque). Pembahasan dari kedua teknik tersebut adalah sebagai
berikut.
2.4.5.1 GANTT Chart
GANTT Chart dikembangkan pertama kali oleh Hendry Laurent GANTT. Jenis
pekerjaan yang akan dilakukan dan waktu dari setiap kegiatan dapat di
informasikan oleh GANTT Chart. Penggunaan GANTT Chart sebagai alat
perencanaan proyek memiliki kekurangan dan kelebihan, kekurangan dan
kelebihan tersebut antara lain:
Kekurangan GANTT Chart
a. Hubungan keterkaitan antara kegiatan tidak ditunjukkan dengan jelas,
sehingga sulit diketahui dampak keterlambatan dari satu kegiatan pekerjaan.
b. Penyesuaian atau perbaikan sulit.
25
Kelebihan GANTT Chart
a. Mudah dipahami dan dibuat karena sangat sederhana.
b. Pada saat pelaporan dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan
kenyataan kemajuan sesungguhnya.
2.4.5.2 PERT ( Program Evaluation and Review Tecnque)
Booz Allen Hamilton memperkenalkan PERT (Program Evaluation and Review
Tecnque) pertama kali pada tahun 1958. PERT (Program Evaluation and Review
Tecnque) muncul untuk mengurangi keterbatasan yang ada pada GANTT chart.
Pada dasarnya PERT adalah teknik penjadwalan proyek dengan membagi proyek
menjadi jenis kegiatan yang lebih kecil dan menyusun proyek tersebut menjadi
jalur kerja yang masuk akal sehingga waktu dan biaya pengerjaan proyek menjadi
lebih optimal. Perhitungan waktu untuk menyelesaikan suatu aktifitas (TE) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TE= 1 x OE + 4 x OM +( 1 x PE )
6
(2-4)
Dimana
TE = Estimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
OE= Estimasi waktu optimis (minimal) yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
aktivitas.
EM= Estimasi waktu yang paling mungkin yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu aktivitas.
PE= Estimasi waktu psimis (maksimal) yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
aktivitas.
2.5 Aspek Keuangan
Analisis kelayakan seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah sebuah sistem
yang sangat membantu pengelola proyek/kontraktor dalam menentukan proposal
investasi/penanaman modal. Sebagai sarana dalam penentuan ini, penanaman
modal atau dana produksi harus disusun dengan transparan, dan perlu diingat jika
26
profit dari proyek sangat bergantung pada jumlah dan struktur penanaman modal,
anggaran dana produksi dan waktu yang tepat untuk kedua hal tersebut (Friedrich,
1978). Dalam mempelajari bagian keuangan pada analisa kelayakan bisnis, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
2.5.1 Kebutuhan Biaya Modal ( Investasi)
Kepentingan penanaman modal untuk dana investasi merupakan keseluruhan dari
modal tetap (investasi tetap ditambah biaya modal pre-produksi) dan modal kerja
bersih. Pada umumnya jenis proyek sangat berpengaruh, ketika memastikan
penentuan keperluan anggaran biaya pada proyek investasi. Proyek dengan skala
besar membutuhkan anggaran biaya yang tidak sedikit dan begitu juga sebaliknya.
Pembagian dana pada proyek investasi biasanya dibagi menjadi 2 kelompok, yakni
asset konstan dan modal kerja. Asset konstan merupakan modal yang lebih efisien
pada masa tertentu. Asset tersebut dibeli untuk dimanfaatkan sebagai alat penunjang
operasional dan nilai akan menurut pada setiap periode. Sedangkan modal kerja
ialah asset yang dipakai untuk proses kerja/opersional perusahaan pertahun dan bisa
berupa kas. Biaya yang dikeluarkan bersangkutan dengan modal kerja pada
umumnya disebut juga pengeluaran pendapatan.
2.5.2 Sumber Dana
Jika sudah diketahui besarnya biaya yang diperlukan, maka diperlukan penentuan
dalam bentuk apa dana tersebut didapat. Berikut adalah hal–hal yang penting dalam
sumber dana :
1. Modal awal yang telah disediakan pemilik perusahaan.
2. Adanya saham dari penerbitan saham di pasar modal.
3. Obligasi, yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.
4. Kredit yang diajukan ke pihak bank.
5. Tersedianya jasa sewa dari lembaga selain bank.
27
2.5.3 Prediksi Rugi-Laba
Prediksi rugi-laba (income statement atau profit and loss statement) merupakan
sebuah penjelasan tentang pemasukan dan pengeluaran pada beberapa dekade
tertentu. Prediksi rugi-laba bisa diperoleh dari perbandingan keluaran dengan
pendapatan untuk mendapatkan keuntungan bersih.
2.5.4 Prediksi Aliran Kas (Cash Flow)
Prediksi aliran kas (cash flow) ini bertujuan sebagai pemetaan jumlah uang yang
akan didapat dan adanya pembayaran di setiap bulan. Prediksi aliran kas
dipersiapkan untuk menghadapi adanya kemungkinan antisipasi alur posisi arus kas
dalam beberapa dekade. Selain itu prediksi arus kas digunakan untuk membantu
mengatasi adanya kekurangan dana dengan cepat, sehingga bisa mencegah
terjadinya krisis arus kas. Sebagai bahan pertimbangan anggaran dana dan
penanaman modal pada sebuah proyek, ada metode-metode yang digunakan
sebagai bahan evaluasi proses pengabilan keputusan penanaman modal yaitu :
1. Metode Payback Period (PP)
Payback Period adalah metode yang dipakai dalam perhitungan masa periode
yang dibutuhkan dalam pengembalian modal dari aliran kas masuk (proceeds)
pertahun yang merupakan hasil dari penanaman modal pada proyek tersebut.
Jika proceeds pertahun memiliki jumlah yang sama, maka payback period (PP)
dari penanaman modal bisa dikalkulasikan dengan cara membagi modal awal
(outlays) dengan proceed per tahun. Rumus yang digunakan untuk menghitung
payback period adalah sebagai berikut:
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 (𝑃𝑃) =Investasi kas bersih
Aliran kas masuk bersih tahunan
(2-5)
2. Metode Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value (NPV) pada dasarnya adalah teknik terbaik untuk
mengetahui prediksi keuntungan dari sebuah proyek. Pada medote ini, nilai
waktu dari uang diperhitungkan dengan cermat dan selisih dari penerimaan nilai
28
uang sekarang dengan jumlah penanaman modal, yang merupakan nilai dalam
analisis kelayakan proyek ialah nilai saat ini dimana proyek tersebut selesai
dibangun. Adapun persamaan yang dijelaskan sebagai berikut:
NPV = Present Value cash inflow - initial investment
(2-6)
3. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode yang digunakan
sebagai penghitung tingkat bunga dengan menyamakan antara present value dari
semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek.
Metode ini mempunyai prinsip untuk menghitung besarnya rate of return yang
biasanya dicari dengan trial dan error. Rumus yang digunakan untuk
menghitung IRR adalah sebagai berikut:
𝐴𝑡
(1+𝑟)²
𝑛
𝑛=0 = 0
(2-7)
Keterangan
r : Tingkat bunga yang akan menjadi PV dari proceeds sama dengan P.V
dari capital outlays.
At : Cash flow untuk periode 1.
N : Periode terakhir dimana cash flow diharapkan.
2.5.5 Analisis Sensitivitas
Karena nilai-nilai parameter dalam studi kelayakan biasanya besarnya
diestimasikan, maka nilai-nilai tersebut tidak akan lepas dari kesalahan. Artinya,
nilai-nilai parameter tersebut mungkin lebih besar atau lebih kecil dari hasil
estimasi yang diperoleh atau berubah pada saat-saat tertentu. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada nilai-nilai parameter tentunya akan mengakibatkan perubahan-
perubahan pula pada tingkat output atau hasil yang ditunjukkan oleh suatu alternatif
investasi. Perubahan-perubahan tingkat output atau hasil ini memungkinkan
keputusan akan berubah dari satu alternatif ke alternatif lainnya. Apabila terjadi
29
perubahan keputusan akibat adanya perubahan pada parameter maka keputusan
tersebut dikatakan sensitif terhadap perubahan nilai-nilai parameter tersebut.
Analisis sensitivitas memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan akan
cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter
yang mempengaruhi. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah nilai dari
suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat bagaimana pengaruhnya
terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi. Parameter-parameter yang
biasanya berubah dan perubahan tersebut dapat mempengaruhi keputusan-
keputusan dalam studi kelayakan investasi adalah biaya investasi, aliran kas, nilai
sisa, tingkat bunga, tingkat pajak dan sebagainya.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Langkah – Langkah Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Mulai
Observasi Awal
1. Interview Staff, Manager
2. Pengamatan Langsung
Identifikasi Masalah
Menentukan Latar Belakang,
Rumusan, Tujuan, dan
Sistematika Penelitian
Studi Literatur
Metodologi Penelitian
1. Menetapkan Metodologi
penelitian
A
Analisa Lingkungan
dan Ekonomi
1. Kondisi Geografis
dan Budaya
2. Pertumbuhan
ekonomi dan
Inflasi
3. Teknologi Daur
Ulang Skrap Besi
Baja
Aspek Pemasaran
1. Calon Pemasok
2. Calon Pesaing
3. Analisis Permintaan
(demand) dan
Penawaran (supply)
Aspek Teknis
1. Penentuan Lokasi
Bisnis
2. Penentuan Luas
Produksi
3. Pemilihan Mesin,
Peralatan dan
Teknologi
4. Penentuan Layout
dan Bangunan
5. Manajemen Proyek
Aspek Keuangan
1. Kebutuhan dana
investasi
2. Sumber dana
3. Proyeksi laba rugi
4. Proyeksi aliran kas
(cash flow)
5. Metode Payback
Period, NPV,dan IRR
6. Analisis Sensifitas
Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian
31
A
Data dan Analisis
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Analisa Lingkungan
dan Ekonomi
1. Kondisi Geografis
dan Budaya
2. Pertumbuhan
ekonomi dan
Inflasi
3. Teknologi Daur
Ulang Skrap Besi
Baja
Aspek Teknis
1. Penentuan Lokasi
Bisnis
2. Penentuan Luas
Produksi
3. Pemilihan Mesin,
Peralatan dan
Teknologi
4. Penentuan Layout
dan Bangunan
5. Manajemen Proyek
Aspek Keuangan
1. Kebutuhan dana investasi
2. Sumber dana
3. Proyeksi aliran kas
(cash flow)
4. Metode Payback Period,
NPV,dan IRR
5.Analisis Sensitifitas
Layak?
Stop
YA
Tidak
Layak?
Stop
YA
Tidak
Layak?
Stop
Tidak
YA
Penelitian
Selanjutnya
Tidak
YA
Layak? Stop
YA
Tidak
Pengumpulan Data
1. Produk
2. Permintaan
3. Cycle Time
4. Mesin yang digunakan
5. Dimensi Mesin
6. pangsa pasar
7. Waktu pembangunanpabrik
8. Kebutuhan investasi
Aspek Pemasaran
1. Pemasok
2. Pesaing
3. Analisis Permintaan
(demand) dan
Penawaran (supply)
Gambar 3.2 Flowchart Metodologi Penelitian (Lanjutan)
32
3.2 Observasi Awal
Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi perusahaan.
Pada tahap ini, dilakukan dengan observasi langsung ke perusahaan yang
bersangkutan dan melakukan wawancara dengan manager PT. XYZ Tools
Manufacturing beserta segenap jajarannya termasuk kepala produksi sampai staff
untuk mendapatkan gambaran keadaan perusahaan. Untuk memastikan
permasalahan dilakukan pengamatan terhadap proses-proses yang ada di bagian
produksi dan proyek yang akan dijalankan di PT. XYZ Tools Manufacturing.
3.2 Identifikasi Masalah
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian ditetapkan latar belakang
masalah yang dihadapi oleh PT. XYZ Tools manufacturing, setelah itu ditentukan
perumusan masalah dari latar belakang yang telah dijelaskan. Kemudian dari
rumusan masalah dapat diketahui tujuan penelitian yang akan menjawab semua
masalah yang telah dirumuskan. Lalu, ditentukanlah batasan-batasan agar tidak
menyimpang dari ruang lingkup penelitian yang telah ditetapkan. Setelah itu,
ditentukan asumsi untuk membantu dalam penyelesaian masalah yang telah
dirumuskan.
3.4 Metode Penelitian
Menentukan tahapan untuk berfikir secara sistematis yang akan menggambarkan
tahapan-tahapan untuk mengidentifikasi, merumuskan, menganalisis, memecahkan
suatu masalah dan sampai pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari masalah
yang telah diamati.
3.5 Studi Literatur
Studi pustaka ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk menunjang penelitian
dengan melengkapi teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian dan
berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap untuk memecahkan suatu
masalah. Landasan teori dapat berasal dari buku-buku atau referensi-referensi lain
yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahapan ini, literatur yang digunakan
33
adalah analisis kelayakan bisnis yang berdasarkan analisis aspek ekonomi, aspek
lingkungan, aspek pemasaran, aspek teknis dan aspek keuangan.
3.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendukung menyelesaikan perumusan masalah
yang telah dijelaskan sebelumnya. Beberapa data yang diperlukan sebagai
pendukung adalah sebagai berikut :
1. Produk
2. Permintaan
3. Cycle Time
4. Mesin yang digunakan
5. Dimensi Mesin
6. Pangsa pasar
7. Waktu pembangunan pabrik
8. Kebutuhan investasi
3.7 Analisis Data
Dari data yang telah dikumpulkan maka selanjutnya dilakukan pengolahan data.
Berikut adalah langkah dalam analisa kelayakan bisnis :
1. Analisis lingkungan dan industri yang menganalisa tentang aspek teknis dan
nonteknis tentang pengelolaan limbah dan dampak pembangunan pabrik
terhadap masyarakat sekitar.
2. Analisis aspek pemasaran yang meliputi analisis permintaan serta penawaran
dari perusahaan.
3. Analisis aspek teknis yang meliputi penentuan lokasi bisnis, penentuan luas
produksi, pemilihan mesin, peralatan, teknologi, penentuan layout pabrik, dan
menejemen proyek.
4. Analisis aspek keuangan yang meliputi kebutuhan dana investasi, sumber dana,
proyeksi rugi-laba, proyeksi aliran kas (cash flow), metode payback period
(PP), net present value (NPV), metode internal rate of return (IRR) dan
analisis sensitifitas.
34
3.8 Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini berisi kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan
untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian. Selain itu diberikan saran-saran
yang berhubungan dengan penelitian lanjutan.
35
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Proyeksi Pertumbuhan Otomotif di Indonesia
Jumlah kendaraan yang diproduksi di Indonesia khususnya sepeda motor dan mobil
mengalami peningkatan dan penurunan tiap tahunnya, tetapi angka penurunan tidak
terlalu besar, dan mengalami kenaikan lagi di tahun berikutnya, dari tahun 2009
sampai 2014 rata-rata mengalami kenaikan sebesar sebesar 8%. Data kenaikan
kendaraan tiap tahun tersebut nantinya akan menjadi acuan untuk meramalkan
permintaan cutting tools di tahun-tahun berikutnya. Data produksi otomotif (sepeda
motor dan mobil) di Indonesia yang diperoleh dari gaikindo mulai dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1. Produksi Motor dan Mobil di Indonesia
No Jenis
Kendaraan Periode
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Mobil 464.815 600.628 838.388 1.076.157 1.200.000 1.950.000
2 Motor 6.525.600 6.957.254 7.298.120 7.345.231 7.771.014 7.800.000
Jumlah 6.990.415 7.557.882 8.136.508 8.421.388 8.971.014 9.750.000
Presentase (%) 0 8,12% 7,66% 3,50% 6,53% 8,68%
Jumlah produksi diperkirakan akan terus meningkat pada tahun–tahun berikutnya,
seiring dengan semakin banyaknya pertumbuhan penduduk dan semakin
meningkatnya kualitas hidup dan pendapatan masyarakat Indonesia.
Kapasitas perhari PT. XYZ Tools Manufacturing untuk menghasilkan cutting tools
dengan bahan dasar hight speed steels (HSS) dalam satu hari adalah 8 unit untuk
reamer brazing type, 10 unit untuk endmill brazing type, 9 unit untuk special
cutter brazing type. Sehingga dalam satu tahun mampu menghasilkan 27 dikali hari
kerja selama satu tahun, 27 x 260 = 7.020 unit, 27 merupakan kemampuan
produksi.
36
4.2 Aspek Ekonomi
4.2.1 Ekonomi Makro
Makro ekonomi mempelajari indikator gabungan seperti GDP, tingkat
pengangguran, dan indeks harga untuk memahami bagaimana fungsi ekonomi
secara keseluruhan. Makro ekonomi mengembangkan model yang menjelaskan
hubungan antara faktor-faktor seperti pendapatan nasional, output, konsumsi,
pengangguran, inflasi, tabungan, investasi, perdagangan internasional dan keuangan
internasional. Sebaliknya, ekonomi mikro terutama difokuskan pada tindakan agen
individu, seperti perusahaan dan konsumen, dan bagaimana perilaku mereka
menentukan harga dan jumlah dalam pasar.
4.2.2 Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto (PDB) didefinisikan oleh OECD sebagai "ukuran agregat
produksi sama dengan jumlah nilai tambah bruto dari semua unit institusional
penduduk terlibat dalam produksi (ditambah pajak, dan dikurangi subsidi, pada
produk tidak termasuk dalam nilai output). Berikut tabel 4.2 adalah pertumbuhan
PDB Indonesia yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
Tabel 4.2 Rata-Rata Pertumbuhan PDB (%)
No. Periode Rata-rata
Pertumbuhan PDB
(%)
1 1998-1999 -6,65
2 2000-2004 46
3 2005-2009 5,64
4 2005-2013 6,15
Tabel 4.3 menunjukkan tren pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia. Data
yang digunakan untuk analisis ini adalah data terbaru dan paling dekat. Ini berarti
pertumbuhan PDB Indonesia adalah 6.15 % .
37
Tabel 4.3 PDB Indonesia Pada Tahun 2013
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
PDB ( in Billion USD)
285.9 364.6 432.1 510.2 539.5 706.6 846.8 878
PDB (annual % change)
5,5 6,3 6,1 4,6 6,1 6,5 6,2 5,8
PDB per kapita (USD)
1.643 1.923 2.244 2.342 2.984 3.467 3.546 3.468
Tabel 4.3 menunjukkan PDB Indonesia pada tahun 2013 yang diperoleh dari bank
dunia International Monetary Fund (IMF) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Ini
menunjukkan selama 5 tahun terakhir kondisi PDB Indonesia stabil yang berarti
kondisi ekonomi mendukung bisnis dan pasar.
4.2.3 Pertumbuhan Bisnis
Pertumbuhan bisnis penting bagi bisnis karena mewakili kondisi negeri. Berikut
adalah pertumbuhan bisnis yang dilihat dari sektor pertanian, industri, dan jasa
yang diperoleh dari bank dunia dan CIA.
Tabel 4.4 Pertumbuhan Bisnis di Indonesia
No. Sektor Bisnis 1965 1980 1996 2010
1 Pertanian 51% 24% 16% 15%
2 Industri 13% 42% 43% 47%
3 Jasa 36% 34% 41% 38%
Tabel 4.4 diatas menunjukkan pertumbuhan bisnis dari tiga jenis usaha yaitu
pertanian, industri, dan bisnis jasa. Bisnis pertanian adalah pertumbuhan bisnis
paling lambat, hal itu terjadi karena Indonesia gagal untuk memodernisasi bisnis
pertanian. Pertumbuhan tercepat adalah bisnis industri seperti manufaktur,
perakitan, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena investasi besar yang masuk ke
Indonesia. Banyak investor asing menginvestasikan uang mereka untuk
membangun pabrik di Indonesia, hal tersebut membuat bisnis berkembang sangat
cepat ditengah perusahaan jasa. Perusahaan jasa meliputi perbankan, transportasi,
laundry, dan sebagainya. Pertumbuhan sektor ini adalah 38% pada tahun 2010.
Bisnis perbankan mendominasi persentase pertumbuhan. Ini berarti industri jasa
lain memiliki kesempatan besar untuk tumbuh, karena hanya memiliki sedikit
38
pesaing. Kesimpulannya adalah pertumbuhan bisnis di Indonesia mendukung
usaha.
4.2.4 Prospek Kerja
Aspek lain yang harus dianalisis adalah prospek kerja. Prospek kerja adalah
ketersediaan tenaga kerja untuk mendukung bisnis. Karena bisnis masih perlu
manusia untuk menjalankan usaha. Tabel 4.5 adalah prospek tenaga kerja dengan
pendidikan SMA sederajat di wilayah Bekasi.
Tabel 4.5 Tenaga Kerja di Indonesia
2010 2011 2012 2013 2014
Kerja 108.207.767 111.281.744 113.010.000 112.760.000 118.170.000 Pengang Guran
8.319.779 8.117.631 7.310.000 7.410.000 7.150.000
Total 1.165.27.546 119.399.375 120.320.000 120.170.000 125.320.000
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran mencapai 7,2
juta orang. Persentase tertinggi berasal dari sekolah kejuruan (9,87%) menjadi
target kami untuk merekrut tenaga. Alasannya mereka siap untuk bekerja, mereka
memiliki keterampilan untuk bekerja dan orang-orang berpengetahuan, sehingga
mereka mudah untuk dilatih. Alasan berikutnya adalah untuk mengurangi
pengangguran di Indonesia, tabel di atas menunjukkan ada 7.150.000 orang
Indonesia menganggur sampai kuartal pertama 2014. Ini tidak termasuk siswa
penuh waktu, pensiunan, anak-anak, atau mereka yang tidak aktif mencari
pekerjaan dengan gaji. Karena pengangguran di Indonesia masih tinggi, itu berarti
ada prospek kerja bagi bisnis. Dengan kata lain sumber lapangan kerja yang
tersedia, sehingga bisnis ini adalah mungkin untuk menjalankan.
4.2.5 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Pertumbuhan ekonomi dan inflasi digunakan untuk menghitung kenaikan gaji,
biaya material, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan keuangan. Tabel 4.6
dibawah ini adalah kenaikan ekonomi dan inflasi dari tahun 2010 sampai 2015 yang
diperoleh dari www.bps.go.id.
39
Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi di Indonesia
Tahun Inflasi (%) Pertumbuhan
Ekonomi
2010 6,33 6,1
2011 5,4 4,93
2012 4,3 6,23
2013 7,4 5,78
2014 7,9 5,14
2015 3,4 6,15
Rata-rata 5,8 5,7
4.2.6 Gaji
Upah adalah aspek sensitif di Indonesia sejak lama. Upah akan menentukan harga
layanan kepada pelanggan. Hal ini menjadi masalah ketika upah daerah terlalu
tinggi, maka pendapatan tidak dapat menutupi biaya. Tabel 4.7 dibawah ini adalah
Upah Minimum Regional (UMR) kota Bekasi sektor 1.
Tabel 4.7 Upah Minimum Regional Kota Bekasi Sektor 1
Tabel 4.7 menunjukkan tren peningkatan gaji standar di Indonesia. Perusahaan
harus mengikuti peraturan gaji standar regional yang ditetapkan oleh pemerintah
setempat.
Berdasarkan PP No.78 tahun 2015 besarnya upah minimum regional dihitung
berdasarkan formula X= UMR tahun sebelumnya + UMR tahun sebelumnya x
(Inflasi tahun sebelumnya + pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya).
Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dan inflasi 11.5% tiap tahun maka akan
diperoleh Upah Minimum Regional (UMR) dari tahun 2016 sampai 2021 dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut.
No Tahun Upah Minimum Regional
( UMR) Rp
1 2010 1.256.800
2 2011 1.475.000
3 2012 1.956.000
4 2013 2.468.000
5 2014 2.926.500
6 2015 3.268.000
40
Tabel 4.8 Peramalan Upah Minimum Regional bekasi Tahun 2016-2021
No Tahun Upah Minimum
Regional ( UMR)
Rp
1 2016 3.643.820
2 2017 4.062.859
3 2018 4.530.088
4 2019 5.051.048
5 2020 5.631.919
6 2021 6.279.589
4.2.7 Kesimpulan Aspek Ekonomi
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2015 dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil. Serta
pertumbuhan sektor industri yang mengalami kenaikan yang pesat maka bisnis
pembangunan pabrik baru di Cikarang layak untuk dijalankan.
4.3 Aspek Lingkungan
Analisis lingkungan adalah penilaian variabel tak terkendali eksternal yang dapat
mempengaruhi bisnis. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi tren
dan perubahan yang terjadi pada tingkat nasional dan internasional yang dapat
mempengaruhi usaha. Analisis ini meliputi kondisi geografis, budaya, teknologi,
dan hukum.
4.3.1 Kondisi Geografis
Kondisi geografis adalah kondisi alam di sekitar bisnis. Aspek ini akan
mempengaruhi ketersediaan pasar dan kondusifitas bisnis. Karena lokasi pabrik dan
pasarnya di Cikarang, maka kondisi yang dianalisis adalak kondisi Cikarang. Ada
lebih dari 2000 perusahaan di daerah Cikarang, yang merupakan pasar potensial
bisnis ini. Selain itu Cikarang merupakan daerah yang terbebas dari banjir,
sehingga akan mempermudah perusahaan dalam proses distribusi dan kelancaran
produksi.
41
4.3.2 Budaya
Setiap perusahaan memiliki budaya mereka sendiri, sehingga harus dianalisis untuk
menentukan bisnis tersebut layak atau tidak. Budaya perusahaan di Cikarang dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu kebersihan, keamanan, dan produktivitas. Perusahaan
yang termasuk dalam budaya kebersihan adalah perusahaan yang memiliki tujuan
dalam kebersihan seperti industri makanan, industri kimia, dan industri kosmetik.
Industri mereka memiliki tujuan untuk menjaga kebersihan mereka untuk
memastikan kualitas produk. Perusahaan yang termasuk dalam budaya keselamatan
adalah perusahaan yang berfokus pada keselamatan pekerja karena mereka bekerja
di daerah berbahaya. Contoh perusahaan adalah perusahaan manufaktur,
manufaktur logam berat, dan perusahaan otomotif, yang terakhir adalah perusahaan
yang termasuk dalam budaya produktivitas adalah perusahaan yang memiliki
kesadaran yang rendah dalam keselamatan karena mereka memproduksi barang
lembut seperti industri garmen.
Berdasarkan kategorinya PT. XYZ Tools Manufacturing merupakan perusahaan
yang menganut budaya keamanan dan produktifitas. Dari budaya keamanan dapat
dilihat bahwa perusahaan sangat mengutamakan keselamatan tenaga kerja yaitu
dengan memberikan alat pelindung diri, seperti sepatu safety dan kaca mata
pelindung. Selain itu dengan motto yang terpampang jelas di perusahaan yaitu “
Safety First”. Dari segi produktifitas PT. XYZ Tools Manufacturing juga
menghasilkan produk yang berkualitas. Hal itu terbukti dengan menjaga kepresisian
produk serta menghasilkan produk dengan jumlah yang banyak. Dengan menganut
budaya tersebut maka PT. XYZ Tools Manufacturing sudah mengaplikasikan
budaya yang dianut oleh perusahaan disekitarnya.
4.3.3 Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah industri harus ditangani dengan tepat agar tidak merusak
lingkungan di sekitar industri tersebut. Penanganan limbah yang tidak tepat akan
berdampak buruk terhadap lingkungan disekitar industri tersebut khususnya bagi
masyarakat sekitar. Dalam kasus ini limbah yang dihasilkan oleh PT. XYZ Tools
Manufacturing berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan
42
berupa sisa–sisa skrap yang berupa potongan bahan metal dari mesin bubut, frais,
dan grinda. Limbah tersebut bisa di daur ulang untuk dijadikan barang yang bernilai
ekonomis. Limbah cair yang dihasilkan adalah sisa oli mesin dan collan yang
digunakan untuk pendingin benda kerja dan cutting tools pada saat mesin berjalan.
PT. XYZ Tools Manufacturing telah bekerja sama dengan pengelolaan barang
bekas di daerah Cikarang untuk mengangkut limbah yang dihasilkan. Terjadi
simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan antara perusahaan dan
pengelolaan barang bekas. Dari pihak perusahaan mendapat untung karena
limbahnya bisa diambil dengan gratis tanpa mengeluarkan biaya. Sedangkan dari
pihak pengelolaan barang bekas bisa mendapat keuntungan dari limbah yang
diperoleh dapat dijual kembali.
4.3.4 Dasar Hukum Lingkungan Industri
Dalam mendirikan sebuah usaha industri ada beberapa hal yang harus dipatuhi
perusahaan agar tidak mengganggu kesetabilan lingkungan di sekitar lokasi
industri. Beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh PT. XYZ Tools Manufacturing
adalah
1. PP No.27 Tahun 1999 Pasal 1 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan ( AMDAL).
2. UU No. 23 Tahun 1992 pasal 22 yang berbunyi mengisyaratkan akan
pentingnya kesehatan lingkungan melalui antara lain pengamanan limbah
padat dan cair.
3. UU No. 32 tahun 2009 Tentang pengelolaan lingkungan hidup.
4. Permen LH 11/2006 tentang jenis rencana usaha dan/atau jenis usaha yang
wajib dilengkapi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
4.3.5 Kesimpulan Aspek Lingkungan
Lingkungan daerah Cikarang adalah lingkungan yang aman dari segi geografis,
budaya, maupun limbah yang dihasilkan perusahaan tidak menimbulkan kerugian
terhadap masyarakat sekitar dan aman bagi kelangsungan ekosistem di sekitar
lingkungan perusahaan. Sehingga dari aspek lingkungan bisnis layak untuk
dijalankan.
43
4.4 Aspek Pemasaran
Dalam aspek pemasaran ada beberapa hal yang harus dianalisis, hal yang harus
dianalisis oleh PT. XYZ Tools Manufacturing adalah:
4.4.1 Pesaing Langsung di Cikarang
Cikarang yang menjadi salah satu kawasan industri terbesar di Asia Tenggara
terdapat banyak perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur,
khususnya cutting tools, karena banyaknya perusahaan yang memproduksi cutting
tools maka semakin ketat pula persaingan antar perusahaan, oleh karena itu dalam
studi kelayakan diperlukan data dan kekuatan pesaing. Tabel 4.9 dan gambar 4.1
berikut ini adalah data presentase omset perbulan yang diperoleh dari prediksi
internal PT. XYZ Tools manufacturing dari perusahaan yang memproduksi cutting
tools yang berada di Cikarang tahun 2015.
Tabel 4.9 Presentase Omset Penjualan Per Bulan
No. Nama Perusahaan Omset Per Bulan
(Rp) Presentase
(%)
1 PT. Fuji Presisi Tools 10.000.000.000 26,32
2 PT. Santoso Teknido 8.000.000.000 21,05
3 PT. Dharma Polimetal 6.000.000.000 15,79
4 PT.Ghuring 6.000.000.000 15,79
5 PT.Suminden Hardmetal 4.000.000.000 10,53
6 PT. Ikitect 3.000.000.000 7,89
7 PT. XYZ Tools Mfg 1.000.000.000 2,63
Gambar 4.1 Presentase Omset Per Bulan
26,32%
21.05%
15.79%
15.79%
10.53%
7.89%
2.63% 1 PT. Fuji Presisi Tools
2 PT. Santoso Teknido
3 PT. Dharma Polimetal
4 PT.Ghuring
5 PT.Suminden Hardmetal
6 PT. Ikitect
7 PT. XYZ Tools Mfg
Presentase Omset Per Bulan
44
Dari gambar 4.1 dapat dilihat kekuatan PT. XYZ Tools Manufacturing adalah
2.63% dari total omset dari perusahaan pesaing. Data omset yang digunakan adalah
omset untuk pasar Cikarang yang diperoleh dari kantor pusat di Jakarta. Dengan
omset awal 2.63% perusahaan masih mendapatkan keuntungan dan masih
mempunya kesempatan untuk berkembang di tengah persaingan yang ketat.
4.4.2 Pesaing Tidak Langsung
Pesaing tidak langsung merupakan pesaing yang memproduksi barang yang hampir
mirip dengan barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Pesaing tidak
langsung perlu dianalisis kekuatannya karena pada kedepannya akan mengganggu
penjualan perusahaan dengan merebut konsumen yang telah dimiliki perusahaan.
Tabel 4.10 adalah data pesaing tidak langsung PT. XYZ Tools manufacturing yang
berada di Cikarang dan sekitarnya yang diperoleh dari data internal perusahaan.
Tabel 4.10 Pesaing Tidak Langsung PT. XYZ Tools manufacturing
No Nama Perusahaan Omset (Rp)
1 PT. Ultra Inova 100.000.000
2 PT. Mitra Seiki 150.000.000
3 PT. Wim Toolsindo 200.000.000
4 PT. Sugimoto 300.000.000
5 PT. Yusamasu 500.000.000
6 PT. Satya 200.000.000
Pesaing tidak langsung PT. XYZ Tools Manufacturing memiliki omset perbulan
yang cukup tinggi oleh karena itu perusahaan harus meluncurkan strategi
pemasaran agar bisa bersaing di pasaran.
4.4.3 Pemasok
PT. XTZ Tools Manufacturing memerlukan relasi dari perusahaan lain untuk
mendukung proses produksi. Oleh karena itu perlu mencari pemasok bahan baku
yang menawarkan harga yang optimal dan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan perusahaan. Selain pemasok bahan baku juga perlu mencari
perusahaan subkontrak, terutama untuk proses yang tidak bisa diproses di PT. XYZ
Tools Manufacturing. Untuk data pemasok dan perusahaan subkontrak tersaji pada
tabel 4.10 berikut ini
45
Tabel 4.11 Data Pemasok dan Proses Subkontrak
SUPPLIER / SUBCONTRACTOR KETERANGAN
PT.Nikita Indo Presisi proses edm dan wire cut PT.Chiyoda Kogyo Indonesia proses hardening PT.HPMT Artoda Indonesia proses coating
PT.Chiyoda Kogyo Indonesia Subcond-chiyoda PT.Gaya Steel Supplier Material Steel PT.Gaya Steel Subcond- Hardening SKS-3 16x50x21 PT.KHAWAS Proses Blackened PT.EDM Indonesia Subcond - Laser Marking PT.SJP Proses Flame Harden PT.NUR HIDAYAT Proses Brazing PT.Nano Coating Indonesia Proses Coating PT. Stillmetindo Supplier Material Steel PT. Rukun Sejahtera Teknik General Trading supporting smalll CT
PT. Roda Material HSS PT. Somagede Main General Trading PT. Kawan Lama Sejahtera General Trading
CV. SMT Suppiler Carbide (lokal) Ideal Carbide Co.Ltd Suppiler Carbide (Import) PT. Winter Supplier Grinding Wheel
4.4.4 Pelanggan
Pelanggan dari PT. XYZ Tools Manufacturing adalah perusahaan yang
memproduksi komponen otomotif yang menggunakan proses machining, baik itu
lathe. milling, maupun drilling. Pelanggan dari PT. XYZ Tools Manufacturing
diantaranya:
1. PT. Showa Indonesia
2. PT. Musahsi Autopart Indonesia
3. PT. Sinar Alum Sarana
4. PT. EDM Indonesia
5. PT. Isuzu Mesin Indonesia
6. PT. Astra Honda Motor
7. PT. Aisin Indinesia
8. PT. Astra Daihatsu Motor
9. PT. Inti Ganda Persada
10. PT. Yamaha Motor
11. PT. Denso Indonesia
46
12. PT. Yoshu Indonesia
13. PT. Menara Terus Makmur
14. PT. Komatsu
15. Toyota Motor Manufacturing
4.4.5 Positioning Perusahaan (Penetapan Posisi Pasar)
Berdasarkan nilai omset per bulan pesaing, baik pesaing langsung maupun tidak
langsung posisi pasar PT. XYZ Tools manufacturing merada di kelas menengah
(medium).
Gambar 4.2 Potitioning PT. XYZ Tools Manufacturing
4.4.6 Analisis SWOT
SWOT analisis bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menyusun strategi
pemasaran yang tepat untuk bisa bertahan dan berkembang di tengan ketatnya
persaingan yang terjadi. Berikut adalah analisis SWOT dari PT. XYZ Tools
Manufacturing.
47
Gambar 4.3 Analisis SWOT
a. Strength (Kekuatan)
Sudah memiliki pasar di wilayah jabodetabek.
Menghasilkan produk dengan tingkat kepresisian yang tinggi.
Merespon dengan cepat setiap permintaan pelanggan tanpa harus melalui
negosiasi yang panjang.
Lokasi perusahaan terletak di tempat yang strategis.
b. Weakness (Kelemahan)
Mesin yang digunakan masih manual.
c. Opportunities (Peluang)
Pertumbuhan pasar baru.
Dengan pertumbuhan otomotif yang mengalami peningkatan, maka
permintaan cutting tools juga meningkat.
48
d. Threat (Ancaman)
Munculnya pendatang baru yang dengan produk sejenis
Perubahan strategi pesaing.
e. Strength – Opportunities (Kekuatan-Peluang)
Dengan kekuatan dah kesempatan yang ada maka peruahaan memiliki
kesempatan untuk memperluas pemasaran keseluruh Indonesia.
f. Strength - Threats (Kekuatan-Ancaman)
Menjaga kepercayaan konsumen dengan memberikan supporting facility
yaitu selalu mendatangi konsumen setiap bulan.
g. Weakness-Opportunities (Kelemahan-Peluang)
Melakukan investasi mesin otomatis untuk memenuhi permintaan pasar.
h. Weakness-Threats (Kelemahan-Ancaman)
Melakukan investasi mesin otomatis untuk memenuhi permintaan pasar.
4.4.7 Lokasi Pemasaran
Lokasi pemasaran PT. XYZ Tools Manufacturing menargetkan lokasi pemasaran di
perusahaan yang berada di daerah Cikarang, Cibitung, Tangerang dan Karawang.
Lokasi tersebut dipilih karena lokasi perusahaan yang berada di Cikarang sehingga
mudah untuk proses pendistribusian barang.
4.4.8 Ukuran dan Kapasitas Produk
Dalam analisis ini ukuran dan kapasitas produk tidak bisa ditentukan, karena PT.
XYZ Tools Manufacturing merupakan perusahaan job order yang kapasitas
produksinya berdasarkan permintaan dari konsumen. Produk yang diproduksi juga
bermacam-macam sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh konsumen. Dalam
satu hari rata-rata dapat menghasilkan 25 produk cutting tools.
49
4.4.9 Harga
Harga yang ditawarkan perusahaan bermacam-macam sesuai dengan ukuran,
proses, waktu proses, dan material yang digunakan. Perhitungan harga jual produk
dapat dilihat pada lampiran 5.
4.4.10 Prospek Penjualan
PT. XYZ Tools Manufacturing yang merupakan anak dari perusahaan PT. X
Indonesia mempunyai kantor pemasaran sendiri di setiap wilayah. Setiap kantor
pemasaran memiliki sales engineer yang bertugas memasarkan produk cutting
tools, cara inilah yang digunakan peruahaan untuk memasarkan produknya. Selain
itu juga mengikuti even dan pameran, hal ini diikuti untuk memperkenalkan produk
kepada konsumen yaitu produsen komponen otomotif.
4.4.11 Peramalan Permintaan
Peramalan permintaan untuk tahun kedepan menggunakan data permintaan cutting
tools pasar Cikarang tahun 2010 sampai tahun 2015. Permintaan ini disajikan dalam
bentuk rupiah, karena permintaan cutting tools terdiri dari berbagai macam tipe dan
jenis, selain itu bentuknya juga berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi yang
diminta konsumen. Berikut adalah data permintaan dari tahun 2010 sampai dengan
2015 :
Tabel 4.12 Permintaan Cutting Tools Tahun 2010-2015
Tahun Permintaan milyar (Rp)
Total Permintaan Permintaan Terpenuhi
2010 11,89 8,56
2011 11,45 8,79
2012 12,01 9,58
2013 12,18 10,6
2014 12,36 11,5
2015 12,5 11,56
Terlihat jelas dari tabel 4.12 bahwa kapasitas pabrik tidak bisa memenuhi
permintaan pasar. Rata-rata permintaan yang tidak dapat dipenuhi dari tahun 2010
sampai 2015 mencapai 16,30%. Oleh karena itu PT. XYZ Tools Manufacturing
berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut agar konsumen tidak beralih ke
50
perusahaan kompetitor. Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat ploting pada grafik
dibawah ini:
Gambar 4.4 Grafik Permintaan Vs Kapasitas
Dari gambar 4.4 dapat dilihat perbedaan yang cukup jauh antara kapasitas produksi
dengan permintaan. Oleh karena itu untuk memenuhi permintaan pasar,
mempercepat lead time, dan untuk menurunkan biaya pengiriman, maka perlu
perluasan usaha dengan membuka pabrik baru di dekat lokasi konsumen yaitu di
Cikarang. Dari gambar 4.4 pula dapat dilihat selama tahun 2010 sampai 2015
permintaan pasar mengalami peningkatan. Oleh karena itu dapat diproyeksikan
permintaan untuk 5 tahun kedepan akan meningkat pula. Dibawah ini adalah
proyeksi permintaan menggunakan trend analisis dengan menggunakan tiga metode
proyeksi untuk tahun 2016 – 2020.
0
2
4
6
8
10
12
14
Permintaan vs Kapasitas
Permintaan
Tercapai
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Millyar
(Rp)
Tahun
51
Tabel 4.13 Proyeksi Permintaan Cutting Tools Tahun 2016-2020
Tahun Permintaan
Milyar (Rp) Permintaan
(Unit) Linear
Quadra
tic
Exponens
ial Grow S-Curve
2010 11,89 18.391 0 0 0 0
2011 11,45 17.710 19.582 19.938 20.095 19.539
2012 12,01 18.577 19.845 20.506 20.345 19.712
2013 12,18 18.840 20.108 21.150 20.597 19.863
2014 12,36 19.118 20.371 21.870 20.853 19.995
2015 12,50 19.335 20.634 22.667 21.112 20.109
MAPE 1 1,2 1 1
MAD 186 214 187 182
MSD 77.995 68.955 77.151 92.229
Metode pada tabel 4.13 Dperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Linear Yt = 17741 + 263*t ,
Quadratic Yt = 18097 - 4*t + 38.1*t**2,
Exponensial Grow Yt = 17755.6 * (1.01420**t),
S-Curve Yt = (10**5) / (4.80335 + 0.928471*(0.856807**t))
Perhitungan pada tabel 5.13 menggunakan trend analisis dengan bantuan aplikasi
minitab yang dijalankan dengan 4 metode , yaitu linier, quadratic, exponensial
grow dan s-curve. Selanjutnya dipilih metode yang mempunyai nilai MAPE, MAD,
dan MSD yang paling kecil. Metode yang dipilih adalah quadratic karena memiliki
nilai kesalahan yang paling kecil yaitu MAPE 1, MAD 182, dan MSD 92229.
Permintaan dalam unit diperoleh dengan cara permintaan pertahun dalam rupiah
dibagi dengan harga rata-rata produk yaitu Rp 646.512 . Dari tabel peramalan 5.13
dapat diperoleh grafik sebagai berikut:
52
1110987654321
21000
20500
20000
19500
19000
18500
18000
Index
C1
MAPE 1.0
MAD 186.6
MSD 77151.4
Accuracy Measures
Actual
Fits
Forecasts
Variable
Trend Analysis Plot for C1Growth Curve Model
Yt = 17755.6 * (1.01420**t)
Gambar 4.5 Grafik Permintaan Tahun 2016-2020
Dari total peramalan permintaan yang telayang telah dibuat, PT. XYZ Tools
Manufacturing yang akan dibangun memiliki kapasitas produksi 30% dari total
penjualan. Sehingga dapat proyeksi permintaan untuk perusahaan yang baru adalah
30% dari peramalan sehingga produksi pada tahun 2016 adalah 6.600 unit, tahun
2017 adalah 6.658 unit, tahun 2018 adalah 6.709 unit, tahun 2019 adalah 6.753
unit, dan tahun 2020 adalah 6.798 unit.
4.4.9 Kesimpulan Aspek Pemasaran
Cikarang merupakan lokasi yang strategis untuk mendirikan pabrik. Dilihat dari
sumber bahan baku dan vendor untuk proses subkontrak yang dekat yaitu masih di
daerah Cikarang serta pelanggan yang masih dijangkau dan berada di sekitar lokasi
perusahaan. Perusahaan telah menguasai pasar Cikarang sebesar 2,63%, angka yang
masih memenuhi target penjualan tiap tahunnya, maka lokasi Cikarang sangat
potensial untuk mendirikan usaha cutting tools. Alasan lain adalah permintaan
cutting tools yang tiap tahunnya mengalami peningkatan sesuai dengan kapasitas
perusahaan.
53
4.5 Aspek Teknis
4.5.1 Penentuan Lokasi Bisnis
Salah satu kawasan industri terbesar di Asia Tenggara berada di Cikarang.
Berbagai macam sektor industri berada di Cikarang ini. Selain itu pasar Cikarang
cukup besar dibanding dengan pasar yang lain. Kemudahan transportasi juga
dekat dengan sumber bahan baku dan pemasok juga menjadi pertimbangan
sendiri. Lokasi di Cikarang sangat strategis karena lokasi berada di tengah-tengah
konsumen. Selain itu perusahaan sudah memiliki gedung dan bangunan sehingga
biaya investasi menjadi lebih kecil.
PT. XYZ Tools Manufacturing akan dibangun di Kawasan Industri jababeka dua,
tepatnya di jalan Industri selatan IV Blok GG 5B, Cikarang-Bekasi 17530 Jawa
Barat Indonesia. Berikut adalah peta lokasi perusahaan.
Gambar 4.6 Lokasi Bisnis
Lokasi
54
4.5.2 Produk
Produk unggulan dari perusahaan adalah cutting tool dengan berbagai jenis dan
bentuk. Salah satunya adalah cutting tools dengan bahan dasar hight speed steel
(HSS), selain cutting tools dengan bahan HSS, PT. XYZ Tools Manufaturing juga
memproduksi cutting tools dengan bahan solid carbidge, brazing tip, juga
menerima pengerjaan modifikasi dan regrinding cutting tools. Berikut ini adalah
contoh cutting tools utama dari PT. XYZ Tools Manufacturing yang dapat dilihat
pada tabel 4.14 dan gambar 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.14 Jenis Cutting Tools PT. XYZ Tools Manufacturing
NO ITEM NAME ITEM CODE
1 HSS DRILL SGI ID-1022
2 HSS REAMER STRAIGHT SHANK 57970
3 DRILL SGHD 1038
4 STEP DRILL HSS SGI ID-1013
5 SIDE MILLING CUTTER HSS SCT 050 X 110
6 HSS REAMER Ø22.4
7 CENTER DRILL HSS D4X9.5XD12X66LXR12
8 DRILLS SGHD 1083A
9 HSS DRILL D12X55X105X130L-NR
10 STEP DRILL D73F D14,1XLC40XSD16X110L
11 DRILL V CUT CARBIDE SGI ID-5030A
12 STEP DRILL CARBIDE D5.5X33.5XD7.7X15.2XSD14X120L
13 STEP DRILL D73F D8.35XLC17XDS12X110L
14 REAMER CARBIDE Ø8.05 X 70FL X DS8 X 150L
15 REAMER D8X8X85L
16 REAMER DR-Y0365
17 MILLING SGHM 1033
18 DRILL CABIDE SGI ID-5002
19 FLAT DRILL D4 X FL45 X 95L
20 ENDMILL CARBIDE DIA 10X100FLX150L-4NT
21 CENTER DRILL SKH51 Ø4X4.2XØ12X66LX60˚
55
4.5.3 Operational Process Chart (OPC)
Aliran proses produksi dari cutting tools dapat dilihat pada operational process
chart (OPC) yang dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut:
Gambar 4.7 Operational Process Chart (OPC)
Potong Material
UGF
Inspection
Marking
0-1
0-10
0-9
0-8
0-7
0-6
0-5
0-4
0-3
0-2
0-13
0-11
0-12
Potong Material
Lathe
Milling Profile
Hardening
Brazing
Sand Blast
CGR
UGF
UGR
CGF
UGF
Inspection
Marking
Reamer Brazing Tip
5'
40'
5'
10'
30'
35'
30'
40'
30'
10'
30'
30'
45'
0-1
0-10
0-9
0-8
0-7
0-6
0-5
0-4
0-3
0-2
0-13
0-12
Lathe
Milling Profile
Hardening
Brazing
Sand Blast
CGR
UGR
CGF
Special Cutter Brazing Tip
5'
40'
45'
30'
30'
10'
25'
30'
40'
35'
10'
5'
0-1
0-4
0-3
0-2 UGR
CGR
CGF
End mill dan ndrill
5'
30'
30'
40'
CNC Lathe
Inspection
Marking
0-6
0-8
0-7
20'
10'
5'
0-5 UGF30'
56
4.5.4 Aliran Proses Produksi
Aliran proses produksi dari pembuatan cutting tools dengan bahan dasar Hight
Speed Steels (HSS) adalah sebagai berikut:
1. Potong Material
Pemotongan material dengan menggunakan mesin band saw. Proses ini
adalah proses pertama dalam pembuatan cutting tools. Material dipotong
sesuai ukuran yang telah ditentukan.
2. Proses Bubut (Lathe)
Proses bubut bertujuan untuk mendapatkan diameter yang diinginkan
sesuai dengan gambar dan spesifikasi dari pelanggan. Pada proses ini
memerlukan waktu rata– rata 30-40 menit.
3 Proses Milling
Proses milling pada pembuatan cutting tools untuk membuat pangkal dari
cutting tools agar pangkal bisa dimasukkan ke kepala mesin. Selain itu
juga bisa membuat countur dengan pemakanan yang tebal sebelum di
finishing di mesin universal grinding.
4 Hardening
Proses ini bertujuan untuk membuat strukur material sesuai dengan standar
kekerasan yang diinginkan. Pada proses harden, material dipanaskan
sampai suhu tertentu kemudian didinginkan dengan menggunakan air yang
bertekanan. Untuk proses harden PT. XYZ Tools masih subkon ke PT
lain.
5 Cylindrical Grinding
Tahapan cylindrical grinding ada dua yaitu cylindrical grinding roughing
yang membentuk countur awal dari cutting tools dan cylindrical grinding
finish yang merupakan bagian akhir dari proses cylindrical grinding,
dengan menggunakan cylindrical grinding part yang dihasilkan lebih
presisi. Proses cylindrical grinding memerlukan ketelitian dan kepresisian
yang sangat tinggi, penyimpangan satu micron saja berpengaruh besar
terhadap kualitas produk. Proses ini memerlukan operator yang sudah
berpengalaman.
57
6 Universal Grinding
Tahapan universal grinding ada dua yaitu universal grinding roughing
yang membentuk countur awal dari cutting tools dan universal grinding
finish yang merupakan bagian akhir dari proses universal grinding.
7 Pengecekan Kualitas
Pengecekan kualitas dengan menggunakan alat profil projector. Bagian
yang diukur dengan menggunakan alat ini antara lain ketepatan dan
kepresisian cutting tools seperti bentuk countur, kedalaman countur, sudut
kepala cutting tools.
8 Marking
Setelah cutting tools lulus Quality Control (QC), tahap terakhir adalah
marking. Tahap marking dengan memberi kode dan nama material pada
bagian yang telah ditentukan. Tujuan pemberian marking adalah untuk
memberi identitas part.
4.5.5 Spesifikasi dan Dimensi Mesin
Untuk mengetahui luas lantai produksi yang diperlukan data spesifikasi dan
dimensi mesin, data spesifikasi dan dimensi mesin dapat dilihat pada tabel 4.15
berikut ini:
Tabel 4.15 Spesifikasi dan Dimensi Mesin
Mesin Tipe Mesin Dimensi (mm)
p l t
Lathe/ Bubut Winho S530x1000 2.000 600 1.250
Milling Profile Phoebus + Dro Pbm 5k 1.775 1.565 2.250
UniversalGrinding Top Work M40 1.550 1.735 1.480
CylindricalGrinding Rowa Gu-3260 1.945 985 1.245
Brazing Machine Brazing Machine 765 890 895
Bench Saw
Machine Standard ( Taiwan ) 1.400 758 1665
Profile Projector Mitutoyo Pj-3515f 1.450 560 1.560
58
4.5.6 Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan merupakan aset yang sangat penting untuk keperluan
produksi. Untuk itu mesin yang digunakan harus mendukung produksi baik dari
segi kecepatan mesin maupun suku cadang dan kehandalan mesin. Untuk itu harus
memilih supplier mesin yang tepat agar biaya dan kemampuan produksi lebih
efisien. Supplier mesin yang digunakan tidak hanya berasal dari satu perusahaan,
dikarenakan tidak tersedia oleh satu supplier saja. Berikut adalah jenis mesin dan
peralatan yang akan digunakan di PT. XYZ Tools Manufacturing:
Gambar 4.8 Bench Saw Machine
Gambar 4.9 Lathe/ Bubut Winho S530x1000
Gambar 4.10 Milling Profil Phoebus + Dro Pbm 5
59
Gambar 4.11 Universal Grinding Top Work M40
Gambar 4.12 Cylindrical Grinding Rowa Gu-3260
4.5.7 Routing Sheet
Untuk membuat peta proses operasi membutuhkan suatu dokumen utama yang
dikenal dengan nama Master Route Sheet atau Routing Sheet, yang merupakan
tahap awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan produksi dimulai dengan
mengidentifikasi ataupun menentukan urut–urutan mesin/peralatan, proses dan
operasi yang sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi. Rata-rata produksi cutting
tools dalam sehari adalah 9 unit untuk tiap jenis cutting tools. Routing sheet
dihitung berdasarkan kapasitas produksi perhari, kapasitas untuk reamer brazing
type adalah 8 unit perhari, end mill brazing type adalah 10 unit perhari, dan
special cutter brazing type adalah 9 unit per hari, routing sheet proses produksi
PT. XYZ Tools Manufacturing dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:
60
Tabel 4.16 Routing Sheet Reamer Brazing Type
Op No Process Name Machine Time
(min) Machine
Efficiency
Capacity Scrap Prod.Requirement
(unit) Number
of
Machine Theoritic Actual (%) In Out
0-1 Potong Material Band Saw 5 85% 96,00 112,94 2 10,11 9,91 0,09
0-2 Lathe Lathe 40 85% 12,00 14,12 3 9,91 9,61 0,70
0-3 Milling Profil Milling 45 85% 10,67 12,55 4 9,61 9,23 0,77
0-4 Hardening Harden 30 85% 16 18,82 0 9,23 9,23 0,49
0-5 Brazing Brazing 30 85% 16 18,82 0 9,23 9,23 0,49
0-6 Sand Blast Sand Blast 10 85% 48 56,47 0 9,23 9,23 0,16
0-7 Cyclindrical Grinding
Roughing Cyclindrical
Grinding 30 85% 16 18,82 1 9,23 9,14 0,49
0-8 Universal Grinding
Finishing Universal
Grinding 40 85% 12 14,12 5 9,14 8,7 0,65
0-9 Universal Grinding
Roughing Universal
Grinding 30 85% 16 18,82 5 8,68 8,25 0,46
0-10 Cyclindrical Grinding
Finishing Cyclindrical
Grinding 35 85% 13,71 16,13 1 8,25 8,16 0,51
0-11 Universal Grinding
Roughing Universal
Grinding 30 85% 16 18,82 2 8,16 8 0,43
0-12 Quality Control Profile Projector 10 90% 48 53,33 0 8 8 0,15
0-13 Laser Marking Laser Marking 5 90% 96 106,67 0 8 8 0,08
2
60
61
Tabel 4.17 Routing Sheet Endmill Brazing Type
Op
No Process Name Machine
Time
(min)
Machine
Efficiency
Capacity Scrap Prod.Requirement
(unit) Number of
Machine Theoritic Actual (%) In Out
0-1 Potong Material Band Saw 5 85% 96.00 112,94 2 11,65 11,42 0,10
0-5 Universal Grinding
Roughing UGR 30 85% 16 18,82 5 11,42 10,85 0,61
0-6 Cyclindrical
Grinding Roughing CGR 10 85% 48 56,47 2 10,85 10,63 0,19
0-7 Cyclindrical
Grinding Finishing CGF 30 85% 16 18,82 1 10,6326 10,53 0,56
0-9 Universal Grinding
Finishing UGF 35 85% 13.71 16,13 5 10,53 10 0,65
0-10 Quality Control Profile Projector 10 90% 48 53,33 0 10 10 0,19
0-11 Laser Marking Laser Marking 5 90% 96 106,67 0 10 10 0,09
2
61
62
Tabel 4.18 Routing Sheet Special Cutter Brazing Type
Op
No Process Name Machine
Time
(min) Machine
Efficiency
Capacity Scrap Prod.Requirement
(unit) Number
of
Machine Theoritic Actual (%) In Out
0-1 Potong Material Band Saw 5 85% 96,00 112,94 2 11,15 10,93 0,10
0-2 Lathe Lathe 40 85% 12,00 14,12 3 10,93 10,60 0,77
0-3 Milling Profil Milling 45 85% 10,67 12,55 4 10,60 10,17 0,84
0-4 Hardening Harden 30 85% 16 18,82 0 10,17 10,17 0,54
0-5 Brazing Brazing 30 85% 16 18,82 0 10,17 10,17 0,54
0-6 Sand Blast Sand Blast 10 85% 48 56,47 0 10,17 10,17 0,18
0-7 Cyclindrical
Grinding Roughing Cyclindrical
Grinding 25 85% 19,2 22,59 1 10,17 10,07 0,45
0-8 Universal Grinding
Roughing Universal
Grinding 40 85% 12 14,12 5 10,07 9,57 0,71
0-9 Cyclindrical
Grinding Finishing Cyclindrical
Grinding 30 85% 16 18,82 5 9,57 9,09 0,51
0-10 Universal Grinding
Finishing Universal
Grinding 35 85% 13,71 16,13 1 9,09 9 0,56
0-11 Quality Control Profile Projector 10 90% 48 53,33 0 9 9 0,17
0-12 Laser Marking Laser Marking 5 90% 96 106,67 0 9 9 0,08
2
62
63
4.5.8 Jumlah Kebutuhan Mesin dan Karyawan
Berdasarkan Routing sheet pada tabel 4.16, 4.17, dan 4.18, dapat diketahui jumlah
mesin yang dibutuhkan. Dalam permasalahan ini jumlah mesin yang digunakan
untuk perhitungan adalah mesin yang paling sering digunakan dan bisa untuk
semua jenis cutting tools. Untuk proses harden dan sand blast perusahaan tidak
menggunakan mesin tersebut dikarenakan proses tersebut di subkontrakkan ke
perusahaan lain, sehingga mesin yang dipakai di perusahaan tidak sebanyak yang
tercantum pada Operational Process Chart (OPC). Perlu diketahui bahwa ketiga
jenis cutting tools tersebut tidak diproduksi secara bersamaan, melainkan setiap
hari bisa ganti produk sesuai dengan permintaan konsumen. Jumlah kebutuhan
mesin produksi dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.19 Jumlah Kebutuhan Mesin Produksi dan Karyawan Langsung
No. Nama Mesin Proses Layout
Theoritic Actual
1 Band Saw 0,10 1
2 Lathe 0,77 1
3 Milling 0,84 1
4 Harden 0,54 -
5 Brazing 0,54 -
6 Sand Blast 0,18 -
7 Cyclindrical Grinding 1,00 1
8 Universal Grinding 1,54 2
9 Profile Projector 0,19 1
10 Laser Marking 0,09 -
Dari tabel 4.19 dapat ditentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk
keperluan produksi yaitu 7 orang untuk setiap shift. Perusahaan merencanakan
akan dibuat 2 shift dalam sehari untuk memenuhi kebutuhan produksi, jadi
kebutuhan total karyawan adalah 7 orang untuk shift 1 dan 5 orang untuk shift 2,
karyawan band saw hanya masuk di shift 1. Sedangkan untuk karyawan tidak
langsung yang dibutuhkan adalah 9 orang. Satpam yang dibutuhkan ada 6 orang
tetapi dibagi 3 perusahaan jadi satu perusahaan menanggung 2 satpam. Kebutuhan
karyawan yang dapat dilihat pada tabel 4.20 dan kebutuhan total karyawan pada
tabel 4.21 dibawah ini.
64
Tabel 4.20 Jumlah karyawan Tak Langsung
No Kebutuhan Jumlah
1 Manager 1
2 Accounting dan
Finance 1
3 Admin 1
4 Kepala produksi 1
5 Mantenence 1
6 Cleaning Service 2
7 Satpam 2
Jumlah 9
Tabel 4.21 Jumlah Total Kebutuhan Karyawan
No karyawan Jumlah
1 Produksi 12
2 Office 9
Jumlah 21
4.5.9 Luas kebutuhan Lantai Produksi
Sebelum menghitung space requirement untuk lantai produksi diperlukan data–
data awal untuk dasar perhitungan. Data-data yang diperlukan antara lain jumlah
mesin yang diperlukan, dimensi mesin dan allowance yang dibutuhkan. Luas
kebutuhan lantai produksi dihitung berdasarkan luas dari masing-masing mesin
dikali kelonggaran atau Allowance (dalam hal ini diberi Allowance 300%).
Allowance 300% sangat cukup untuk lantai produksi, karena tidak terlalu sempit
juga tidak terlalu lebar. Luas kebutuhan lantai produksi dapat dilihat pada tabel
4.22 dan 4.23 berikut:
Tabel 4.22 Kebutuhan Lantai Produksi
No. Mesin Luas +
Allowance
(m2)
kebutuhan
Lantai (m)
P L
1 Lathe/ Bubut 4,8 2,4 2
2 Milling Profile 11,11 4 3
3 Universal Grinding 21,51 8 3
4 Cyclindrical
Grinding 7,35 2 4
5 Brazing machine 2,72 1,5 2
6 Bench Saw 4,24 2,52 2
65
Tabel 4.23 Luas Kebutuhan Lantai Produksi
No Mesin Jumlah Dimensi (mm)
Allowance Luas
(m2)
Luas +
Allowance
(m2)
(unit) P l
1 Lathe/ Bubut 1 2.000 600 300% 1,2 4,8
2 Milling
Profile 1 1.775 1.565 300% 2,78 11,11
3 Universal
Grinding 2 1.550 1.735 300% 2,69 21,51
4 cyclindrical
Grinding 1 1.945 945 300% 1,84 7,35
5 Brazing
machine 1 890 765 300% 0,68 2,72
6 Bench Saw 1 1.400 758 300% 1,06 4,24
Jumlah 51,75
Seperti yang dapat dilihat dari tabel 4.23 jumlah kebutuhan lantai produksi adalah
51,75 m2 ditambah dengan ruang Quality Control (QC) 23,7 m
2
4.5.10 Luas Kebutuhan Area Kantor
Berdasarkan tabel 5.19 jumlah karyawan untuk area kantor adakah 4 orang jadi
area yang dibutuhkan untuk kantor tidak terlalu luas. Perhitungan luas area kantor
dapat dilihat pada tabel 4.24 di bawah ini:
Tabel 4.24 Kebutuhan Lantai Kantor
No Ruang Kebutuhan ( m) Luas
(m2) P l
1 Manager 3 3 9
2 Kepala produksi 2 2 4
3 Accounting dan Finance 2 2 4
4 Admin 2 2 4
5 Arsip 2 2 4
6 Lobby dan Ruang Tamu 4 2 8
7 Ruang Pertemuan 8 4 32
Jumlah 63
66
4.5.11 Luas Kebutuhan Area Pendukung
Luas area pendukung terdiri dari parkir, mushola, toilet, ruang makan, ruang
kompresor, ruang bahan bakudan loker karyawan.
A. Area Parkir Karyawan
Total karyawan yang dibutuhkan untuk satu shift adalah 11 orang, dalam hal ini
maka untuk parkir motor disediakan untuk kapasitas 15 orang karena yang 4 di
sediakan jika ada tamu, sedangkan untuk parkir mobil cukup disediakan untuk
kapasitas 3 mobil saja karena diprediksikan jarang karyawan yang mengendarai
mobil. Perhitungan luas area parkir dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut:
Tabel 4.25 Kebutuhan Area Parkir
No Kendaraan Area 1 kendaraan
Luas (m2) Jumlah
kendaraan
Total
Luas (m2) P (m) L (m)
1 Motor 2 0,75 1,5 15 22,5
2 Mobil 3,5 2,5 8,75 3 26,25
Jumlah 48,75
B. Mushola dan Loker
Mushola dan loker akan ditempatkan berdekatan mushola akan dibuat dengan
ukuran 4m x 3m = 12m2 dan loker dibuat dengan ukuran 3 m x 2 m= 6 m
2 jadi
luas total untuk mushola dan loker karyawan adalah 18 m2.
C. Kebutuhan Toilet dan Janitor
Toilet yang dibutuhkan cukup 2 toilet saja yaitu untuk laki-laki dan perempuan
ukuran toilet yang diperlukan adalah panjang 4m dan lebar 3m sehingga luas yang
dibutuhkan hanya 12m2.
D. Kebutuhan Ruang Makan
Total karyawan yang dibutuhkan adalah 13 orang, sedangkan untuk satu set meja
makan memiliki kapasitas 6 orang dengan panjang 2.5m dan lebar 2m. Luas untuk
satu meja makan adalah 2.5 x 2 = 5 m2, meja yang dibutuhkan adalah 3 set
sehingga luas total yang dibutuhkan adalah 6 x 4 = 24m2.
67
E. Kebutuhan Ruang Kompresor
Kompresor yang dibutuhkan perusahaan berukuran 1.5m x 0.9m =1.35m2 jadi
cukup dengan ukuran 2m x 2m= 4m2.
F. Kebutuhan Ruang Bahan Baku
Bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan new cutting tools terdiri dari dua
bahan baku yaitu steel dan carbidge. Kedua bahan baku tersebut memiliki
berbagai tipe dan ukuran. Tipe dan ukuran material adalah sebagai berikut:
Tabel 4.26 Data Material Steel
No Material Maker Price/Kg Flate Plate Round Bar
1 S45C Posco Steel 18500 t16-t115
2 S45C Posco Steel 34000 Ø300-Ø505
3 S55C Posco Steel 25000 t43-t103
4 HP-1 Doosan Pm Steel 31000
5 STD11 Posco Speciality Steel 69000 t16-t130 Ø16-Ø405
6 SK3 Posco Speciality Steel 50000 t13-t33 Ø16-Ø100
7 SCM440 Posco Speciality Steel 28000 Ø16-Ø100
8 SUJ 2 Posco Steel 34000 Ø19-Ø150
9 SS400 11500 t16-t70
10 HMD5 Posco Speciality Steel 54000 t405
Tabel 4.27 Data material Carbidge
No Descripsi Jenis/ Kode Grade Harga
1 RD SR 0670 EW H10F Ø 6.7x320mm H10F 411120
2 RD SR 0720 EW H10F Ø 7.2x320mm H10F 454440
3 RD SR 0770 EW H10F Ø 7.7x320mm H10F 521040
4 RD SR 0820 EW H10F Ø 8.2x320mm H10F 565560
5 RD SR 0880 EW H10F Ø 8.8x320mm H10F 637560
6 RD SR 0930 EW H10F Ø9.3 x320mm H10F 699000
7 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm H10F 762480
8 RD SR 1030EW H10F Ø 10.3x320mm H10F 788160
9 RD SR 1080 EW H10F Ø10.8 x320mm H10F 894840
Material dalam perhitungan untuk kebutuhan satu bulan yang akan disimpan pada
4 rak yang memiliki ukuran 2000 mm x 500 mm x 2000 mm yang memiliki 4
tumpukan, yang masing-masing tumpukan berisi 19 material. Oleh karena itu
ruangan yang dibutuhkan adalah
68
L = (2000 x 500) x 300%
= 4000000 mm2 x 3
= 12000000 mm2
= 12 m2
G. Luas Total Fasilitas Pendukung
Luas total fasilitas pendukung dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut ini:
Tabel 4.28 Luas Fasilitas Pendukung
No Area Luas
(m2)
1 Parkir 48,75
2 Mushola dan Loker 18
3 Toilet 12
4 Ruang Makan 24
5 Compressor 4
6 Ruang Bahan Baku 12
Total 118,75
4.5.12 Total Luas Pabrik yang Dibutuhkan
Luas pabrik yang dibutuhkan adalah total luas area produksi, kantor dan luas
fasilitas pendukung. Luas total pabrik dapat dilihat pada tabel 4.29 berikut:
Tabel 4.29 Luas area Pabrik
No Area Luas (m2)
1 Produksi 75,45
2 Kantor 60
3 Fasilitas Pendukung 118,75
4 Area Jalan 52,3
5 Halaman dan Taman 63,22
Jumlah 369,72
4.5.13 Analisis Qualitative Aliran Material From to Chart (FTC)
From to chart (FTC) merupakan penggambaran tentang total movement, dari
suatu bagian aktivitas dalam pabrik menuju aktivitas dalam pabrik lainnya.
Sehingga dari From to chart (FTC) dapat dilihat total pergerakan movement
secara keseluruhan. Data-data diatas dimasukkan ke dalam from to chart dan
dilakukan proses iterasi dengan melakukan pertukaran posisi departemen untuk
69
mendapatkan total movement yang terkecil. Dibawah ini dilakukan percobaan
sebanyak 2 kali iterasi dengan menukar posisi beberapa departemen dan dilakukan
perhitungan total movement lagi. Total movement diperoleh dengan mengalikan
permintaan dengan berat komponen. Berikut adalah perhitungan movement dari
ketiga jenis cutting tools dalam satu hari:
Tabel 4.30 Movement Reamer Brazing Type
OP
No Process Name Machine
Scrap Prod.Requirement (kg)
(%) In Out
0-1 Potong Material Band Saw 2 4,60 4,51
0-2 Lathe Lathe 3 4,51 4,38
0-3 Milling Profil Milling 4 4,38 4,21
0-4 Hardening Harden 0 4,21 4,21
0-5 Brazing Brazing 0 4,21 4,21
0-6 Sand Blast Sand Blast 0 4,21 4,21
0-7 Cyclindrical Grinding
Roughing Cyclindrical
Grinding 1 4,21 4,17
0-8 Universal Grinding
Finishing Universal
Grinding 5 4,17 3,97
0-9 Universal Grinding
Roughing Universal
Grinding 5 3,97 3,78
0-10 Cyclindrical Grinding
Finishing Cyclindrical
Grinding 1 3,78 3,74
0-11 Universal Grinding
Roughing Universal
Grinding 2 3,74 3,67
0-12 Quality Control Profile
Projector 0 3,67 3,67
0-13 Laser Marking Laser Marking 0 3,67 3,67
Tabel 4.31 Movement Endmill Brazing Type
Op
No Process Name Machine Scrap
Prod.Requirement (kg)
In Out
0-1 Potong Material Band Saw 2 5,31 5,21
0-5 Universal Grinding
Roughing Universal Grinding 5 5,21 4,96
0-6 Cyclindrical
Grinding Roughing Cyclindrical Grinding 2 4,96 4,86
0-7 Cyclindrical
Grinding Finishing Cyclindrical Grinding 1 4,86 4,81
0-9 Universal Grinding
Finishing Universal Grinding 5 4,81 4,5844
0-10 Quality Control Profile Projector 0 4,5844 4,5844
0-11 Laser Marking Laser Marking 0 4,5844 4,5844
70
Tabel 4.32 Movement Special Cutter Brazing Type
Op
No Process Name Machine Scrap
(%)
Prod.Requirement
(Kg)
In Out
0-1 Potong Material Band Saw 2 5,07 4,97
0-2 Lathe Lathe 3 4,97 4,83
0-3 Milling Profil Milling Profil 4 4,83 4,64
0-4 Hardening Hardening 0 4,64 4,64
0-5 Brazing Brazing 0 4,64 4,64
0-6 Sand Blast Sand Blast 0 4.64 4,64
0-7 Cyclindrical
Grinding Roughing Cyclindrical
Grinding 1 4,64 4,59
0-8 Universal Grinding
Roughing Universal
Grinding 5 4,59 4,38
0-9 Cyclindrical
Grinding Finishing Cyclindrical
Grinding 5 4,38 4,17
0-10 Universal Grinding
Finishing Universal
Grinding 1 4,17 4,13
0-11 Quality Control Profile
Projector 0 4,13 4,13
0-12 Laser Marking Laser Marking 0 4,13 4,13
Dari data perpindahan movement dari masing-masing mesin, maka diperoleh
iterasi from to chart. Data yang dimasukan ke from to chart adalah data mesin
yang digunakan di PT. XYZ Tools Manufacturing, karena tidak semua mesin
yang ada dalam tabel movement masing-masing departemen dimiliki oleh
perusahaan. Untuk proses yang disubkon seperti proses hardening dan sand blast
tidak masuk ke dalam hitungan. Jarak yang digunakan dalam perhitungan from to
chart bukanlah jarak sesungguhnya, untuk itu setelah melakukan perhitungan
dengan metode kuantitatif from to chart harus dihitung lagi berdasarkan jarak
antar departemen yang sesungguhnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Perhitungan jarak yang digunakan berdasarkan diagonal pada tabel. Jadi dapat
diartikan bahwa semakin dekat nilai movement pada diagonal tengah, semakin
dekat pula jarak antara departemen tersebut, sebaliknya semakin jauh nilai
movement dengan diagonal tengah maka semakin jauh jarak antara depatemen.
berikut adalah perhitungan from to chart dari ketiga jenis cutting tools yang
diproduksi.
71
Tabel 4.33 From to Chart Iterasi 0
To Storage
Band
Saw Lathe Milling Brazing CGR UGF UGR QC Marking Total
From
Storage
14,98
14,98
Band Saw
9,48
5.,21
14,68
Lathe
9,20
9,20
Milling
8,85
9,20
Brazing
8,85
8,85
CGR
4.59 4,59
9,19
UGF
3,97 3,67
7,63
UGR
4.96
3,67
8,63
QC
3,67 3,67
Marking
0,00
Total 0 14,98 9,48 9,20 8,85 13,81 4,59 13,77 7,34 3,67 86,03 Forward
Backward
Distance From Diagonal
Distance From Diagonal
Diagonal Distance Diagonal Distance
Diagonal Distance
Diagonal Distance
1 67,25 8 0,00
1 0,00
8 0,00
2 1,52 9 41.66
2 19,84
9 0,00
3 0,00 10 0,00
3 0,00
10 0,00
4 0,00 11 0,00
4 0,00
11 0,00
5 0,00 12 0.00
5 0,00
12 0,00
6 0,00 Total 125,43
6 0,00
Total 19,84
7 0,00
7 0,00
2
71
72
Tabel 4.34 From to Chart Iterasi 1
To Storage
Band
Saw UGR Milling Brazing CGR UGF Lathe QC Marking Total
From
Storage
14,98
14,98
Band Saw
5,21
9,48
14,68
UGR
4,96
3,67
8,63
Milling
8,85
8,85
Brazing
8,85
8,85
CGR
4,59
4,59
9,19
UGF
3.97
3,67
7,63
Lathe
9,20
9,20
QC
3,67 3,67
Marking Total
14,98 13,77 9,20 8,85 13,81 4,59 9,8 7,34 0,00 85,68
Forward
Backward
Distance From Diagonal
Distance From Diagonal
Diagonal Distance Diagonal Distance
Diagonal Distance
Diagonal Distance
1 46,15 8 0,00
1 0,00
8 0,00
2 7,34 9 0,00
2 0,00
9 0,00
3 14,88 10 0,00
3 27,57
10 0,00
4 0,00 11 0,00
4 105,35
11 0,00
5 24,79 12 0,00
5 0,00
12 0,00
6 78,87 Total 172,02
6 0,00
Total 132,91
7 0,00
7 0,00
72
73
Dari kedua tabel iterasi from to chart di atas total movement yang paling kecil
adalah from to chart iterasi 0 yaitu 145,27 kg.m, maka from to chart yang dipilih
sebagai input layout adalah yang pertama dengan catatan untuk proses hardening
dan sand blast disubkontrakan sehingga tidak masuk dalam layout yang akan
dibuat. Hasil akhir layout berdasarkan from to chart adalah sebagai berikut:
Band saw – Lathe - Milling – Brazing – Cyclindrical grinding – Universal
grinding Finish- Universal grinding Rouging.
4.5.14 Perhitungan Movement Dengan Menggunakan Software CRAFT
Perhitungan movement dengan menggunakan from to chart masih belum akurat,
dikarenakan untuk menghitung jarak masih berdasarkan diagonal. Untuk lebih
akurat harus dihitung berdasarkan jarak sebenarnya, salah satunya dengan
menggunakan software CRAFT. Dalam penelitian untuk mendapatkan nilai
movement terkecil cukup satu kali iterasi, iterasi tersebut hanya menukar
departemen 7 dengan departemen 8. Hasil perhitungan dengan CRAFT adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.35 Perhitungan CRAFT Iterasi 0
Facility Layout Problem Name: Production
Method: Traditional
Number Depts.: 8
Layout: Aisle Length(cells): 20
Fill Departments: Yes
Width(cells): 6
Measure: Rectilinear Area (cells): 120
Number Aisles: 4
Movement: 305
Dept. Width: 3
Tabel 4.36 CRAFT Iterasi 0 Lanjutan
Department Color Area-
required Area-
defined x-
centroid y-
centroid Sequence
Storage 1 12 12 1,5 2 1
band saw 2 5 6 1,5 5 2
Lathe 3 5 6 1,5 7 3
Milling 4 12 12 1,5 10 4
Brazing 5 3 3 1,5 12,5 5
CGR 6 8 9 1,5 14,5 6
UGF 7 11 12 1,5 18 7
UGR 8 11 12 4,5 18 8
74
1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0
1 1
1 0 0 0
1 1 1 0 0 0
2 2 2 0 0 0
2 2 2 0 0 0
3 3 3 0 0 0
3 3 3 0 0 0
4 4 4 0 0 0
4 4 4 0 0 0
4 4 4 0 0 0
4 4 4 0 0 0
5 5 5 0 0 0
6 6 6 0 0 0
6 6 6 0 0 0
6 6 6 0 0 0
7 7 7 8 8 8
7 7 7 8 8 8
7 7 7 8 8 8
7 7 7 8 8 8 Gambar 4.13 CRAFT Iterasi 0
Tabel 4.37 Perhitungan CRAFT Iterasi 1
Problem Name: Production
Method: Traditional
Number Depts.: 8
Layout: Aisle
Length(cells): 20
Fill Departments: Yes
Width(cells): 6
Measure: Rectilinear
Area (cells): 120
Number Aisles: 2
Movement 274
Dept. Width: 3
75
Tabel 4.38 Perhitungan CRAFT Iterasi 1 Lanjutan
Department Color Area-
required Area-
defined x-
centroid y-
centroid Sequence
Storage 1 12 12 1,5 2 1 band saw 2 5 6 1,5 5 2
Lathe 3 5 6 1,5 7 3 Milling 4 12 12 1,5 10 4 Brazing 5 3 3 1,5 12,5 5
CGR 6 8 9 1,5 14,5 6 UGF 7 11 12 4,5 18 7 UGR 8 11 12 1,5 18 8
1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 0
2 1 1 1 0 0 0
3 1 1 1 0 0 0
4 1 1 1 0 0 0
5 2 2 2 0 0 0
6 2 2 2 0 0 0
7 3 3 3 0 0 0
8 3 3 3 0 0 0
9 4 4 4 0 0 0
10 4 4 4 0 0 0
11 4 4 4 0 0 0
12 4 4 4 0 0 0
13 5 5 5 0 0 0
14 6 6 6 0 0 0
15 6 6 6 0 0 0
16 6 6 6 0 0 0
17 8 8 8 7 7 7
18 8 8 8 7 7 7
19 8 8 8 7 7 7
20 8 8 8 7 7 7 Gambar 4.14 CRAFT Iterasi 1
76
4.5.15 Layout Akhir Area Produksi
Hasil dari perhitungan CRAFT dengan movement terkecil yaitu iterasi CRAFT
yang pertama akan diperoleh layout akhir, perhitungan tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.35 dan tabel 4.37. Perbandingan total movement antara iterasi 0 dan iterasi
1 dapat dilihat pada tabel 4.39 berikut ini:
Tabel 4.39 Perbandingan Total Movement
No. Nama Total Movement
(kg,m)
1 Iterasi 0 305
2 Iterasi 1 274,2
Penghematan 30,8
Dari tabel 4.39 diatas dapat dilihat penurunan movement antara iterasi 0 dan iterasi
1 memperoleh adalah 30,8 kg.m perhari atau sekitar 10,10%, sehingga hasil
perhitungan CRAFT iterasi 1 yang dipilih sebagai layout akhir karena memiliki
total perpindahan yang kecil, hal itu juga berdampak pada material handling cost
setiap hari.
4.5.16 Layout Akhir
Layout akhir merupakan gabungan dari semua layout, baik area produksi, kantor,
dan fasilitas pendukung. Layout ini disusun berdasarkan hubungan keterkaitan
antara departemen yang satu dengan yang lain. Departemen yang mampunyai
hubungan dekat maka penempatan ruangan didekatkan, sebaliknya jika jarang
berhubungan maka ruangan saling berjauhan. Ukuran pada layout ini sudah
dilengkapi dengan skala sehingga ukuran yang tertera pada gambar mewakili
ukuran sebenarnya. Gambar layout akhir dapat dilihat pada lampiran 1 yang
dicetak pada kertas A3.
77
Gambar 4.15 Layout Area Produksi
Keterangan :
1. Storage 6. Cyclindrical Grinding
2. Band Saw 7. Grinding Roughing
3. Lathe 8. Universal Grinding Finish
4. Milling 9. Quality Control Room (QC Room)
5. Brazing 10. Walking Area
Satuan : mm Skala 1 : 100
1 2 3 4
5 6
7
8
9
10
2
77
78
4.5.17 Biaya Operasional Mesin
Biaya operasioal mesin termasuk dalam variabel cost yang terdiri dari biaya
listrik, biaya tenaga kerja dan biaya perawatan.
4.5.17.1 Biaya Kebutuhan Listrik
Semua mesin yang ada di PT. XYZ Tools Manufacturing menggunakan tenaga
listrik dengan daya yang besar dan berbeda-beda, karena itu tidak heran jika biaya
yang dikeluarkan untuk biaya listrik cukup besar. Besarnya biaya listrik perhari
dapat dihitung dengan perhitungan daya pada mesin dikali biaya per kwh dikali
jam operasional mesin. Perhitungan biaya operasioal mesin dapat dilihat pada
tabel 4.40 berikut ini:
Tabel 4.40 Biaya Kebutuhan Listrik Per Hari
Nama Mesin Tipe Daya
(KWH) Biaya per
Kwh (Rp)
Jam
Operas
ional
Total Biaya
listrik
Perhari (Rp)
Lathe/ Bubut Winho
S530x1000 17 970 12 197.880
Milling Profile Phoebus + Dro
Pbm 5k 18 970 12 209.520
Universal Grinding Top Work
M40 14 970 12 162.960
Cylindrical
Grinding Rowa Gu-3260
23 970 12 267.720
Brazing Machine Brazing
Machine 970 5 0
Bench Saw Machine
Standard ( Taiwan )
7 970 4 27.160
Profile Projector Mitutoyo Pj-3515f
5 970 4 19.400
Jumlah 884.640
4.5.17.2 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja dihitung dengan cara gaji karyawan dibagi dengan jumlah hari
kerja, hasilnya dibagi lagi dengan jam kerja perhari. Mesin yang beroperasi
tentunya memerlukan operator untuk mengoperasikan mesin dan peralatan
produksi. Rincian biaya tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 4.41 berikut ini.
79
Tabel 4.41 Biaya Tenaga Kerja Per Hari
Nama Mesin Tipe Jumlah
Karyawan
Gaji dan
Tunjangan
Karyawan
(Rp)
Biaya
Karyawan
Perhari
(Rp)
Lathe/ Bubut Winho S530x1000 2 8.600.000 430.000
Milling Profile Phoebus+Dro Pbm 5k 2 8.600.000 430.000
Universal Grinding Top Work M40 4 17.200.000 860.000
Cylindrical Grinding Rowa Gu-3260 2 8.600.000 430.000
Brazing Machine Brazing Machine 0 0 0
Bench Saw Machine Standard ( Taiwan ) 1 4.300.000 215.000
Profile Projector Mitutoyo Pj-3515f 1 4.300.000 215.000
Jumlah 2.580.000
4.5.17.3 Biaya Perawatan Mesin
Biaya perawatan mesin meliputi biaya pembersihan, pelumasan, collant untuk
pendingin mesin, serta biaya untuk penggantian mata gerinda dan alat penunjang
produktivitas mesin yang lain. Perhitungan lebih lanjut tentang biaya perawatan
mesin dapat dilihat pada tabel 4.42 berikut ini:
Tabel 4.42 Biaya Perawatan Mesin
Nama Mesin Jam
Operasional
Biaya
Perawatan Per
Hari (Rp)
Total
Biaya Per
Hari (Rp)
Total
Biaya Per
Tahun
(Rp)
Lathe/ Bubut 12 12.000 144.000 1.728.000
Milling Profile 12 13.000 156.000 1.872.000
Universal Grinding 12 15.000 180.000 2.160.000
Cylindrical Grinding 12 17.000 408.000 4.896.000
Brazing Machine 5 0 0 0
Bench Saw Machine 4 5.000 20.000 240.000
Profile Projector 4 1.000 4000 48.000
Jumlah 912.000 10.944.000
80
4.5.17.4 Biaya Total Operasional Mesin
Biaya operasional total terdiri dari penjumlahan dari biaya listrik, biaya tenaga
kerja, dan biaya perawatan mesin, total biaya produksi dapat dilihat pada tabel
4.43 berikut ini:
Tabel 4.43 Biaya Operasional Produksi
Nama Mesin Tipe Biaya
Operasional
Mesin
Lathe/ Bubut Winho S530x1000 639.880
Milling Profile Phoebus + Dro Pbm 5k 651.520
Universal Grinding Top Work M40 2.045.944
Cylindrical Grinding Rowa Gu-3260 721.720
Brazing Machine Brazing Machine 0
Bench Saw Machine Standard ( Taiwan ) 246.160
Profile Projector Mitutoyo Pj-3515f 238.400
Jumlah 4.543.624
4.5.18 Perencanaan Produksi
Kapasitas produksi dalam satu tahun PT. XYZ Tools Manufacturing adalah 6600
unit cutting tools atau kapasitas per harinya adalah 25 unit untuk 2 shift. Produksi
yang meningkat setiap tahun membuat perusahaan harus merencanakan produksi
dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan dikemudian hari.
Perencanaan produksi dari PT. XYZ Tools Manufacturing dapat dilihat pada tabel
4.44 dan 4.45 berikut ini.
Tabel 4.44 Waktu Proses Pembuatan Cutting Tools
No Jenis Kegiatan Periode ( Hari)
1 Terima Order dari konsumen 1
2 Turun Surat Perintah Kerja(SPK) 2
3 Proses design 5
4 Proses Produksi Awal 6
5 Proses Subkontrak 12
6 Proses Produksi Akhir 16
7 Kirim ke kostumer 20
81
Tabel 4.45 Perencanaan Produksi 2016 sampai 2020
Periode Permintaan kapasitas Rencana Produksi Jumlah
Hari OT Biaya OT
(Rp) RT OT
2016 6.600 6.600 6.600 0 0 0
2017 6.658 6.600 6.600 58 2 10.475.951
2018 6.709 6.600 6.600 109 4 21.857.322
2019 6.753 6.600 6.600 153 6 34.299.735
2020 6.798 6.600 6.600 198 8 49.556.750
4.5.19 Menejemen Proyek
Menejemen proyek bertujuan untuk mempermudah pengerjaan suatu proyek.
Dengan menejemen proyek dapat mengetahui pekerjaan yang harus benar-benar
dipantau. Data yang diperlukan untuk menejemen proyek PT. XYZ Tools
Manufacturing adalah sebagai berikut:
Tabel 4.46 Aktifitas Rehab Gedung
Aktifitas Aktifitas Waktu
(Hari) Aktifitas
Pendahulu
A Pembersihan gedung 7
B Pengecatan Lantai dan dinding produksi 21 A
C Instalasi Kabel mesin dan slang angin area
produksi 5 B
D Instalasi kabel dan jaringan untuk Office 8 B
E Penandaan Area mesin produksi 15 C
F Menata mesin dan peralatan kantin serta peralatan
pendukung 14 D,E
G Verifikasi dan Pengecekan Mesin 10 F
H Trial Produk 7 G
Untuk mempermudah pembuatan menejemen proyek maka harus dibuat
precendence diagram. Dengan precendence diagram akan dapat dengan mudah
untuk menghitung waktu awal pengerjaan proyek serta slack. Berikut adalah
gambar precendence diagram dari menejemen proyek PT. XYZ Tools
Manufacturing. Dari precendence diagram akan mempermudah untuk perhitungan
slack, seperti pada tabel 4.47 berikut ini.
82
Presendence Diagram
Gambar 4.16 Precendence Diagram
Tabel 4.47 Perhitungan Waktu Proyek
Aktifitas Waktu Early
Time Early
Finish Late
Time Late
Finish Slack
Project 79
A 7 0 7 0 7 0
B 21 7 28 7 28 0
C 5 28 33 28 33 0
D 8 28 36 28 48 12
E 15 33 48 33 48 0
F 14 48 62 48 62 0
G 10 62 72 62 72 0
H 7 72 79 72 79 0
Waktu yang diperlukan untuk menbangun perusahaan adalah 79 hari. Waktu
tersebut 11 hari lebih cepat dari waktu yang diperkirakan yaitu 3 bulan atau 90
hari. Nilai Slack 0 menunjukan pekerjaan yang harus dipantau karena waktu
tersebut merupakan waktu kritis dalam proyek.
83
Gantt Chart ( Early and Late Times)
Gambar 4.17 Gantt Chart Early dan Late Time
2
83
84
4.5.20 Kesimpulan Aspek Teknis
Lokasi di Cikarang layak untuk menjalankan ide bisnis berdasarkan aspek teknis.
Hal ini berdasarkan bisa mencapai luas pabrik yang optimal 369,72m2. Luas
tersebut masih lebih kecil dari pada luas gedung yang telah dimiliki PT. XYZ
Tools manufacturing yang berada di Cikarang yaitu 400 m2. Teknologi yang
dibutuhkan juga tersedia di Cikarang terbukti dengan kedekatan dengan
subkontrak. Serta dapat menyusun layout produksi dan kantor secara optimal.
4.6 Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek penting bagi keberhasilan perusahaan dan
merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk menentukan keputusan
investasi, pendanaan, dan dividen (USU, 2007). Hampir semua hal penting dalam
perusahaan mengandung aspek keuangan. Pengelolaan keuangan suatu
perusahaan sangatlah penting artinya agar dapat dipakai sesuai dengan kebutuhan.
Terdapat banyak metode yang digunakan untuk menilai kelayakan ekonomi suatu
investasi. Pada analisa kelayakan bisnis PT. XYZ Tools Manufacturing, akan
digunakan empat metode untuk menganalisa kelayakan pembangunan dan
pengoprasian PT. XYZ Tools Manufacturing. Hal-hal yang harus dihitung dalam
aspek keuangan adalah sebagai berikut:
4.6.1 Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya tetap yang dikeluarkan oleh pengusaha, yang
nilainya tetap walaupun total produknya berubah. Dengan kata lain biaya ini tidak
berubah dan harus dibayar walau usaha tidak beroperasi. Berikut adalah biaya
investasi yang dilakukan untuk menjalankan PT. XYZ Tools Manufacturing.
Untuk biaya gedung merupakan nilai gedung dan biaya rehab gedung, sedangkan
tanah diamortisasikan.
Tabel 4.48 Biaya Training dan Persiapan
Description Jumlah Bulan
1 2 3
Manager 1 9.000.000 9.000.000 9.000.000 Kepala Produksi 1 6.000.000 6.000.000 6.000.000 TK Langsung 12 0 0 47.110.200 TK Tidak langsung 2 0 0 9.500.000
Jumlah 71.610.200
85
Tabel 4.49 Biaya Investasi PT. XYZ Tools Manufacturing
No Description Amount
1 Partisi Office 50.000.000
2 Gedung 1.128.389.800
3 Surat perizinan 10.000.000
Persiapan dan training 71.610.200
PERALATAN
3 Bench Saw 50.000.000
4 Kompressor 38.493.000
5 Small Measurement 21.006.050
MESIN
6 Mesin Lathe/Bubut 175.500.000
7 Milling Profile 188.500.000
8 Universal Grinding 463.320.000
9 Cylindrical Grinding 513.500.000
10 Brazing 125.000.000
11 Profile Projector 150.000.000
Total 2.985.319.050
Berdasarkan tabel 4.49 maka untuk menjalankan bisnis cutting tools atau PT.
XYZ Tools Manufacturing dibutuhkan biaya investasi sebesar Rp 2.985.319.050,-
dan sumber dana yang diperoleh berasal dari dana perusahaan.
4.6.2 Biaya Produksi Langsung
Biaya produksi langsung adalah biaya yang dikeluarkan yang berpengaruh
terhadap biaya penjualan produk. Dalam penelitan ini biaya yang ditimbulkan
berasal dari dua sumber yaitu sebagai berikut:
A. Biaya Bahan Baku ( Material )
Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku pembuat cutting tools. Pada
produksi membutuhkan bahan-bahan baku dan biaya sebagai berikut :
86
Tabel 4.50 Biaya Bahan Baku PT. XYZ Tools Manufacturing
Material Ukuran Harga Kebutuhan
Meterial Biaya Material/
produk Kapasitas
Produksi Qty
material Total Biaya
Material
SS400
11.500 1,5 17.250 432 648 7.452.000 S45C Ø300-Ø505 18.500 1 18.500 384 384 7.104.000 S45C t16-t115 18.500 1 18.500 192 192 3.552.000 S45C t16-t115 18.500 2 37.000 288 576 10.656.000 S55C 0 25.000 2 50.000 432 864 21.600.000
SCM440 Ø16-Ø100 28.000 1 28.000 48 48 1.344.000 HP-1
31.000 1,5 46.500 240 360 11.160.000
SUJ 2 Ø19-Ø150 34.000 2 68.000 384 768 26.112.000 SK3 Ø16-Ø100 50.000 1 50.000 384 384 19.200.000
STD11 Ø16-Ø405 69.000 1 69.000 432 432 29.808.000 RD SR 0670 EW H10F Ø 6.7x320mm 411.120 0,5 205.560 144 72 29.600.640 RD SR 0720 EW H10F Ø 7.2x320mm 454.440 0,5 227.220 144 72 32.719.680 RD SR 0770 EW H10F Ø 7.7x320mm 521.040 1 521.040 96 96 50.019.840 RD SR 0820 EW H10F Ø 8.2x320mm 565.560 1 565.560 192 192 108.587.520 RD SR 0880 EW H10F Ø 8.8x320mm 637.560 1 637.560 240 240 153.014.400 RD SR 0980 EW H10F Ø9.3 x320mm 699.000 0,5 349.500 96 48 33.552.000 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm 762.480 0,5 381.240 96 48 36.599.040 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm 762.480 1 762.480 144 144 109.797.120
HMD5 Ø 10.3x320mm 788.160 0,5 394.080 144 72 56.747.520 RD SR 1030EW H10F
788.160 1 788.160 144 144 113.495.040
RD SR 1080 EW H10F Ø10.8 x320mm 894.840 1 894.840 144 144 128.856.960 Total 6.129.990 4.800 5.928 990.977.760
2
86
87
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Didapat biaya tenaga kerja yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung
dengan produksi dan berdasarkan presentasi kenaikan Upah Minimum Regional
(UMR) kota Bekasi selama 6 tahun terakhir. Berikut adalah data Perubahan Upah
Minimum Regional (UMR) dari tahun 2010 sampai 2015
Tabel 4.51 Upah Minimum Regional Kota Bekasi
Berdasarkan PP No.78 tahun 2015 besarnya upah minimum regional dihitung
berdasarkan formula
X= UMR tahun sebelumnya + UMR tahun sebelumnya x (Inflasi tahun
sebelumnya + pertumbuhan Ekonomi Tahun sebelumnya).
Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dan inflasi 11.5% tiap tahun maka akan
diperoleh Upah Minimum Regional dari tahun 2016 sampai 2020 adalah seperti
pada tabel 4.53 dan untuk Biaya tenaga kerja langsung yang harus ditanggung
oleh PT. XYZ Tools Manufacturing dapat dilihat pada tabel 4.52 dibawah ini.
Tabel 4.52 Peramalan Upah Minimum Regional (UMR) Bekasi
No Tahun Kenaikan Biaya Tenaga kerja
Langsung (Rp)
1 2016 3.643.987
2 2017 4.063.046
3 2018 4.530.296
4 2019 5.051.280
5 2020 5.632.177
No Tahun Upah Minimum
Regional ( UMR) Rp
1 2010 1.256.800
2 2011 1.475.000
3 2012 1.956.000
4 2013 2.468.000
5 2014 2.926.500
6 2015 3.268.000
88
Tabel 4.53 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Operator
Mesin Jml UMK Tunjangan
BPJS
TK
3,7%
Total Per
Bulan Total Per
Tahun
Lathe/
Bubut 2 7.287.974 1.200.000 269.655 8.757.629 105.091.548
Milling
Profile 2 7.287.974 1.200.000 269.655 8.757.629 105.091.548
Universal
Grinding 4 14.575.948 2.400.000 539.310 17.515.258 210.183.097
Cylindrical
Grinding 2 7.287.974 1.200.000 269.655 8.757.629 1.050.915.48
Brazing
Machine 0 0 0 0 0 0
Bench Saw
Machine 1 3.643.987 600.000 134.828 4.378.815 52.545.774
Profile
Projector 1 3.643.987 600.000 134.828 4.378.815 52.545.774
Jumlah 52.545.774 630.549.291
4.6.3 Biaya Overhead
Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya telepon, biaya listrik, biaya administrasi,
biaya pajak dan gaji tenaga kerja tak langsung, dan biaya penyusutan. Berikut
adalah rincian untuk biaya overhead pabrik :
A. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah orang-orang yang berperan dalam proses
atau berjalannya perusahaan, hanya tidak mempengaruhi proses produksi atau
tidak turut serta dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja PT.XYZ Tools
Manufacturing dapat dilihat pada tabel 4.54 berikut.
Tabel 4.54 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
No Bagian Gaji Per Bulan (Rp) Gaji Per Tahun (Rp)
1 Manager 8.500.000 102.000.000
2 Kepala Produksi 4.900.000 58.800.000
3 Accounting 4.900.000 58.800.000
4 Admin 4.300.000 51.600.000
5 Maintenance 4.500.000 54.000.000
6 Cleaning Service 7.200.000 86.400.000
7 Satpam 7.800.000 93.600.000
Jumlah 34.300.000 411.600.000
89
B. Dana Deprisiasi
Jumlah dana penyusutan merupakan dana yang disesuaikan dengan jumlah dana
yang dihitung setiap tahunnya. Berdasarkan metode yang digunakan. Biaya
penyusutan ini biasanya dihitung dari biaya bangunan, peralatan dan mesin sesuai
dengan biaya ekonomis. Perhitungan dana depresiasi ini menggunakan metode
garis lurus (straight line), dan sesuai dengan pengelompokkan jenis-jenis asset
sesuai dengan peraturan pajak keuangan Indonesia. Perhitungan dana depresiasi
dapat dilihat pada lampiran 2. Total biaya overhead yang ditanggung perusahaan
tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.55 berikut ini:
Tabel 4.55 Total Biaya Overhead Per Tahun
No Jenis Biaya Biaya (Rp)
1 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 411.600.000
2 Biaya Telepone dan Internet 18.000.000
3 Biaya Air dan Maintenance fee 15.944.000
4 Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600
5 Biaya Administrasi 1.000.000
6 Biaya Pembelian ATK 6.000.000
7 Biaya Depresiasi 297.602.263
8 Biaya Perawatan Gedung 10.000.000
9 Biaya Perawatan Kawasan 14.400.000
10 Biaya lain-lain 4% 39.474.395
Total 1.026.334.257
4.6.4 Kenaikan Biaya Produksi
Biaya produksi diasumsikan akan mengalami kenaikan maksimal sebesar 11.5%
tiap tahun, hal ini didasari oleh data kenaikan ekonomi dan inflasi dari tahun 2010
sampai 2015. Perhitungan kenaikan biaya produksi dapat dilihat pada lampiran 4,
sedangkan jumlah total kenaikan biaya produksi dapat dilihat pada tabel 4.56
berikut.
Tabel 4.56 Kenaikan Biaya Produksi Per Tahun
No Tahun Kenaikan
(Rp)
1 2016 9.051.166
2 2017 10.092.050
3 2018 11.252.636
4 2019 12.546.689
5 2020 13.989.558
90
4.6.5 Kenaikan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan merupakan harga biaya produksi ditambah dengan laba
yang diinginkan. Persentase laba yang diharapkan oleh pengusaha adalah 50%
dari biaya produksi dan pajak 10%. Perhitungan harga pokok penjualan dapat
dilihat pada lampiran 5, sedangkan hasil perhitungan harga pokok penjualan dapat
dilihat pada tabel 4.57 berikut ini.
Tabel 4.57 Kenaikan Harga Pokok Penjualan
No Tahun Kenaikan (Rp)
1 2016 13.576.749
2 2017 15.613.261
3 2018 17.955.251
4 2019 20.648.538
5 2020 23.745.819
4.6.6 Asumsi Kenaikan Biaya Setiap Tahun Dari Tahun 2016–2020
4.6.6.1 Kenaikan Biaya Produksi
A. Kenaikan Biaya Bahan Baku
Kenaikan biaya bahan baku diasumsikan mengalami kenaikan 11,5% tiap tahun,
hal ini berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi di indonesia. Kenaikan
harga bahan baku dapat dilihat pada lampiran 6. Sedangkan total kenaikan dapat
dilihat pada tabel 4.58 berikut ini.
Tabel 4.58 Kenaikan Biaya Bahan Baku
No Tahun Kenaikan (Rp)
1 2016 1.362.594.420
2 2017 1.519.292.778
3 2018 1.694.011.448
4 2019 1.888.822.764
5 2020 2.106.037.382
B. Kenaikan Gaji Tenaga Kerja Langsung
Kenaikan biaya tenaga kerja diasumsikan 11,5% setiap tahun. Persentasi tersebut
didapat dari rata-rata kenaikan gaji dari tahun 2014–2015. Tidak ada pertambahan
tenaga kerja tiap tahun dikarenakan target produksi masih bisa tercapai dengan
lembur. Kenaikan gaji tenaga kerja langsung dapat dilihat pada tabel 4.59 berikut.
91
Tabel 4.59 Kenaikan Gaji Tenaga kerja Langsung
No Tahun Kenaikan Biaya
Tenaga kerja
Langsung (Rp)
Jumlah Tenaga
Kerja Langsung Total Biaya Tenaga Kerja
Langsung (Rp)
1 2016 52.545.774 12 630.549.291
2 2017 58.588.538 12 703.062.459
3 2018 65.326.220 12 783.914.642
4 2019 72.838.735 12 874.064.826
5 2020 81.215.190 12 974.582.281
4.6.4.2 Kenaikan Biaya Overhead Setiap Tahun Dari Tahun 2016 – 2020
Persentase kenaikan biaya overhead sebesar 11,5% disesuaikan dengan kenaikan
bahan baku atau material. Kenaikan biaya overhead dibuat berdasarkan kenaikan
biaya-biaya bahan pokok yaitu 11,5%, namun untuk komponen biaya penyusutan
akan sama setiap tahun. Rincian kenaikan biaya overhead dapat dilihat pada
lampiran 7, sedangkan total kenaikan biaya overhead dapat dilihat pada tabel 4.60
berikut ini.
Tabel 4.60 Kenaikan Biaya Overhead
No Tahun Kenaikan (Rp)
1 2016 683.594.742
2 2017 762.208.138
3 2018 849.862.074
4 2019 947.596.212
5 2020 1.056.569.777
4.6.7 Perkiraan Rugi-Laba
Berdasarkan biaya-biaya yang telah didapat, sehingga dapat dibuat kedalam
laporan rugi-laba (Income Statement). Berdasarkan laporan ini sudah dapat
diketahui bahwa PT. XYZ Tools Manufacturing mengalami keuntungan setiap
tahun sehingga dipastikan bisnis layak untuk dijalankan. Perhitungan rugi-laba
dapat dilihat pada lampiran 8, sedangkan hasil perhitungan rugi-laba dapat dilihat
pada tabel 4.61 berikut ini.
92
Tabel 4.61 Perkiraan Rugi-Laba
No Tahun Rugi-Laba (Rp)
1 2016 677.505.493
2 2017 880.724.167
3 2018 1.124.828.449
4 2019 1.417.190.329
5 2020 1.770.165.259
4.6.8 Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow)
Cash flow ini menunjukkan asumsi aliran kas yang akan terjadi PT. XYZ Tools
Manufacturing untuk periode 5 tahun kedepan yaitu dimulai dari tahun 2016-
2020. Cash flow dapat menentukan kriteria penilaian investasi. Perhitungan
proyeksi aliran kas (cash flow) dapat dilihat pada lampiran 9, sedangkan hasil
perhitungan kas bersih dapat dilihat pada tabel 4.62 berikut ini.
Tabel 4.62 Total Kas Bersih Setiap Tahun
No Tahun Kas Bersih
1 0 -2.985.319.050
2 2016 -2.307.813.557
3 2017 -1.427.089.391
4 2018 -302.260.941
5 2019 1.114.929.388
6 2020 2.885.094.646
1.114.929.388
2.985.319.050
2.307.813.557
1.427.089.391
302.260.941
2.885.094.646
0 54321
Gambar 4.18 Aliran Kas Tahun 2016-2020
93
4.6.9 Kriteria Penilaian Investasi
Berdasarkan biaya-biaya yang telah ditentukan, dan laporan keuangan yang telah
dibuat laporan untuk 5 tahun yang akan datang, maka akan dilakukan penilaian
kriteria investasi sesuai dengan metode kelayakan investasi. Berikut metode yang
akan digunakan untuk menentukan kelayakan untuk mejalankan bisnis cutting
tools oleh PT. XYZ Tools Manufacturing :
4.6.9.1 Net Present Value (NPV)
Berdasarkan laporan cash flow untuk periode 5 tahun kedepan, maka akan
ditentukan nilai NPV untuk mengetahui kelayakan untuk menjalankan perusahaan
ini, pada teori bab II dapat dilihat cara mencari NPV menggunakan rumus manual
dan menggunakan rumus pada ms.excel.
NP𝑉 = 𝑛𝑡=1
𝑅𝑡
( 1+𝑖 )𝑡− 𝐿𝑜
NPV =677.505.493
1 + 7% 1+
880.724.167
1 + 7% 2+
1.124.828.449
1 + 7% 3+
1.417.190.329
1 + 7% 4
+ 1.770.165.259
1 + 7% 5− 2.985.319.050
= Rp 1.678.588.406
=NPV (Discount rate,value1: value2)
Gambar 4.19 Hasil Printscreen Mencari NPV Menggunakan Rumus Exel
Dari perhitungan diatas didapat nilai NPV Rp 1.678.588.406, sehingga sesuai
kriteria ketentuan NPV yaitu Jika NPV > 0 maka usulan investasi diterima.
94
4.6.9.2 Internal Rate of Return (IRR)
Nilai IRR dapat dicari juga menggunakan cash flow seperti NPV, untuk
mengetahui kelayakan PT. XYZ Tools Manufacturing, mencari IRR dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
PW 20% = -2.985.319.050 +(677.505.493 x0,8333) + (880.724.167x
0,6944) +(1.124.828.449x 0,5787) + (1.417.190.329 x
0,4823) + (1.770.165.259 x 0,4019)
= -143.174.709
PW 25% = -2.985.319.050 +(677.505.493 x0,8000) + (880.724.167x
0,6400) +(1.124.828.449x 0,5120) + (1.417.190.329 x
0,4096) + (1.770.165.259 x 0,3277)
= 236.699.675
R = P1 − C1𝑃2−𝑃1
𝐶2−𝐶1
= 20 − 236.699.675 x 25−20
−143.174.709−236.699.675
= 20 –(-3.11)
= 23.11%
= 23 %
Atau bisa juga dengan menggunakan rumus dari Mc.excel sebagai berikut:
Gambar 4.20 Hasil Printscreen Mencari IRR dengan Rumus Excel
Dari perhitungan menggunakan rumus excel didapat hasil 23,00%, sehingga
23,00% > I, dimana nilai I = 7%, sehingga 23,00% > 7%, hal ini membuktikan
bahwa PT. XYZ Tools Manufacturing layak untuk dijalankan.
95
4.6.9.3 Payback Period (PP)
Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa lama modal yang dimiliki
kembali kepada investor, untuk mengetahui PP sebagai berikut:
Tabel 4.63 Perhitungan Payback Period (PP)
Tahun komulatif
Aliran kas Biaya
Perbulan kekurangan
dalam bulan Biaya Per
Hari Sisa Hari
0 -2.985.319.050
1 -2.307.813.557
2 -1.427.089.391
3 -302.260.941
4 1.114.929.388 118.099.194 -66.062.553 5.368.145 3.723.334
Total Waktu 3 Tahun 2 bulan 13 Hari
Modal akan kembali pada tahun ke-3. Untuk maka net cash flow mendapatkan
waktu yang tepat, maka tahun ke 4 dibagi 12 bulan
Biaya Per Bulan =Rp 1.417.190.329
12
= Rp 118.099.194
Bulan ke-2 = -302.260.941+ 236.198.388
= -66.062.553 (Kurang dari biaya per bulan jadi modal kembali
pada bulan ke-2)
Nilai kekurangan dihitung dengan menggunakan pendapatan harian, pendapatan
harian diperoleh dengan cara biaya bulanan dibagi 22 hari kerja
Biaya Per Hari =
= Rp 5.368.145
Hari ke-13 = -50134400 + (13 x 5.368.145)
= Rp 3.723.334 (Nilai positif dan kurang dari biaya per
hari)
PP terjadi pada tahun ke-3, bulan ke-2 hari yang ke-13 atau 3 tahun, 2 bulan, 13
hari, maka diketahui bahwa modal kembali pada waktu yang tidak begitu lama,
sehingga bisa dikatakan bahwa PT. XYZ Tools Manufacturing tergolong kedalam
kriteria layak.
Rp 118.099.194
22
96
4.6.9.4 Break Event Point (BEP)
Untuk mengetahui kelayakan bisnis PT. XYZ Tools Manufacturing, maka
digunakan metode BEP untuk mengetahuinya, sehingga untuk mengetahui
minimal produk yang harus terjual dan minimal biaya penjualan yang harus
diterima, sehingga dapat mengetahui kelayakan PT. XYZ Tools Manufacturing,
berikut cara yang digunakan dan menggunakan cash flow sebagai dasar
perhitungan BEP :
Tabel 4.64 Break Even Point (BEP) PT XYZ Tools Manufacturing
2016 2017 2018 2019 2020
Biaya Tetap
1.026.334.257 1.110.138.436 1.203.580.096 1.307.767.547 1.423.936.555
Biaya
Tidak Tetap
1.993.143.711 2.232.831.188 2.499.783.412 2.797.187.325 3.130.176.413
Prod.
(Qty) 6.600 6.658 6.709 6.753 6.798
Harga
Jual 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132
BEP Produk
4.661 4.187 3.785 3.442 3.144
BEP Harga
2.434.016.053 2.514.266.557 2.614.092.167 2.733.509.317 2.871.774.830
Berdasarkan perhitungan tabel 4.64 maka dapat dibuat kesimpulan mengenai BEP
PT. XYZ Tools Manufacturing, sehingga diketahui bahwa kelayakan PT. XYZ
Tools Manufacturing sebagai berikut:
Tabel 4.65 Kesimpulan BEP Produk dan BEP harga
Tahun BEP Produk (Qty) Produksi Produk BEP Harga Biaya Penjualan
2016 4.661 6.600 2.434.016.053 2.434.016.053
2017 4.187 6.658 2.514.266.557 2.514.266.557
2018 3.785 6.709 2.614.092.167 2.614.092.167
2019 3.442 6.753 2.733.509.317 2.733.509.317
2020 3.144 6.798 2.871.774.830 2.871.774.830
97
4.6.10 Analisis Sensitivitas
Dalam analisis setiap investasi usaha, termasuk usaha cutting tools, tentu terdapat
ketidakpastian yang akan mempengaruhi hasil perhitungan. Analisis sensitivitas
harus dilakukan guna menguji seberapa sensitif usaha yang akan dilaksanakan
terhadap perubahan jumlah dan harga-harga dari input dan output produksi.
Dalam analisis sensitivitas ini digunakan 3 skenario, yaitu :
4.6.10.1 Skenario I
Pendapatan usaha mengalami penurunan sebesar 5% sedangkan biaya investasi
dan biaya operasional diasumsikan tetap. Penurunan pendapatan bisa diakibatkan
oleh kenaikan harga material, jumlah permintaan yang menurun, ataupun jumlah
produksi yang menurun. Perhitunggan dari skenario 1 dapat dilihat pada lampiran
11, berikut adalah hasil perhitungannya.
NPV = Rp 832.516.951
IRR = 15,27%
PP = 3 Tahun 8 Bulan 13 Hari
BEP Harga = Rp 832.516.951
BEP Produk = 21.597 Unit
4.6.10.2 Skenario II
Biaya operasional mengalami kenaikan 5% sedangkan biaya investasi dan
penerimaan usaha diasumsikan tetap. Kenaikan biaya operasional bisa terjadi
akibat kenaikan harga input produksi, seperti bahan baku dan peralatan produksi.
Perhitunggan dari skenario II dapat dilihat pada lampiran 11, berikut adalah hasil
perhitungannya.
NPV = Rp 1.059.001.070
IRR = 17,36%
PP = 3 Tahun 6 Bulan 19 Har
BEP Harga = Rp 14.517.564.372
BEP Produk = 21.213 Unit
98
4.6.10.3 Skenario III
Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan skenario II, yaitu:
diasumsikan penerimaan usaha mengalami penurunan 5% dan biaya operasional
mengalami kenaikan 5%, sedangkan biaya investasi tetap. Perhitunggan dari
skenario III dapat dilihat pada lampiran 12, berikut adalah hasil perhitungannya.
NPV = Rp 213.345.503
IRR = 9,19%
PP = 4 Tahun 2 Bulan 5 Hari
BEP Harga = 15.595.383.636
BEP Produk = 24.026
4.6.11 Kesimpulan Aspek Keuangan
Berdasarkan Perhitungan yang telah dilakukan pada aspek keuangan maka
pembangunan PT. XYZ Tools Manufacturing di Cikarang layak untuk dijalankan,
dengan hasil perhitungan sebagai berikut.
Tabel 4.66 Hasil Perhitungan Aspek Keuangan
Kriteria Anslisis Data Skenario I
(Pendapatan
turun 5%)
Skenario II
(Pengeluaran
naik 5%)
Skenario III
(Pendapatan
turun 5%,
Pengeluaran
naik 5%)
Ket.
NPV 1.678.588.406 832.516.951 1.059.001.070 213.345.503 Layak
IRR 23,00% 15,27% 17,36% 9,19% Layak
PP 3 Tahun 2
Bulan 13 Hari 3 Tahun 8
Bulan 13 Hari 3 Tahun 6
Bulan 19 Hari 4 Tahun 2
Bulan 5 Hari Layak
BEP
Produk ( Unit)
19.220 21.597 21.213 24.026 Layak
BEP
Harga ( Rp)
13.167.658.924 14.036.950.656 14.517.564.372 15.595.383.636 Layak
99
4.7 Ringkasan Analisis Ekonomi, Lingkungan, Pemasaran, Teknis, dan
Keuangan
Ringkasan Analisis Ekonomi, Lingkungan, Pemasaran, Teknis, dan Keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Aspek Ekonomi
Hasil dari aspek ekonomi dari tahun 2010 sampai 2015, diperoleh kondisi
ekonomi stabil. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi setiap tahun rata-rata 1,67%,
serta pertumbuhan usaha dibidang industri mengalami peningkatan yang paling
besar dibandingkan pertanian dan jasa, yaitu 4% sepanjang tahun 1996 sampai
2010
2. Aspek Lingkungan
Hasil dari aspek lingkungan adalah kondisi lingkungan disekitar lokasi aman dari
banjir dan huru-hara yang dapat mengakibatkan terhentinya proses produksi dan
lokasi bisnis tidak mengganggu masyarakat. Limbah yang dihasilkan tidak
merusak lingkungan sekitar lokasi bisnis.
3. Aspek Pemasaran
Hasil analisis aspek pemasaran bahwa PT. XYZ Tools Manufacturing telah
menguasai pasar Cikarang sebesar 2,63%.
4. Aspek Teknis
Sedangakan analisis dari aspek teknik menunjukan bahwa ketersediaan teknologi,
tenaga kerja, dan luas pabrik yang dibutuhkan cukup untuk pembangunan pabrik
baru yaitu 369,72 m2.
5. Aspek Keuangan
analisis dari aspek keuangan menunjukan bahwa nilai perhitungan masih
memenuhi syarat empat kriteria investasi yaitu, PV Net Benefit (NPV)
1.678.588.406 > 1, IRR 23,00% > I=7%, Payback Period (PP) 3 tahun 2 bulan 13
hari, BEP Penjualan Harga 13.167.658.924, BEP Produk (Unit) 19.220.
100
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Dari hasil analisis ekonomi menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi
stabil. Lingkungan sebagai lokasi pendirian pabrik jauh terbebas dari hal-hal
yang membuat perusahaan berhenti produksi dan limbah yang dihasilkan
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Perusahaan telah
memiliki pasar di Cikarang sebesar 2,63%. Peralatan dan teknologi tersedia
di Cikarang, serta luas area yang dibutuhkan mencukupi untuk
pembangunan pabrik yang diinginkan yaitu 369,72 m2. Hasil analisis
keuangan memenuhi syarat dalam criteria investasi yaitu PV Net Benefit
(NPV) 1.678.588.406 > 1, IRR 23,00% > I=7%, Payback Period (PP) 3
tahun 2 bulan 13 hari, BEP Penjualan Harga 13.167.658.924, BEP Produk
(Unit) 19.220. Kelima analisis tersebut semuanya layak untuk dijalankan.
Sehingga pembangunan PT. XYZ Tools Manufacturing di Cikarang layak
untuk dijalankan.
5.2 Saran
1. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka saran dari penelitian ini
agar melakukan penelitan lebih lanjut dari aspek hukum, menejemen dan
organisasi.
101
DAFTAR PUSTAKA
Heragu, Sunderesh, S. Facilities Design, USA : CRC Press. 2008
http://www.gaikindo.or.id/gaikindo-pasar-mobil-domestik-2016-berpeluang-naik-
5/
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/dafault.aspx tahun 2010-2015
https://www.bps.go.id/linkTabelStatistik/view/id/1268 tahun 2010-2015
Meyers, Fred, E. Plant Layout and Material Handling. Prentice Hall. 1999
Pearch, John A. dan Robinson, Richard B.. Strategic management. McGra-
Hill/Irwin. New York. 2007
R.S. Mohnot., et. al,Manual for the Preparation of Industrial Feasibility Studies,
United Nation Publication, New York, 1978
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2010.
Tompkins, James A., et. al, Facilities Planning, Edisi Kedua, John Wiley & Sons,
Inc, New Jersey, 1996
Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Guna
Widya, Surabaya, 2003
102
Lampiran
103
Lampiran 1
Layuot PT. XYZ Tools Manufacturing
104
105
Lampiran 2 Dana Depresiasi PT. XYZ Tools Manufacturing (Rp)
No Description Amount Use Life (Years)
Periode
2016 2017 2018 2019 2020
1 Partisi Office 50.000.000 8 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000
2 Gedung 1.200.000.000 20 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000
3 Surat Perizinan 10.000.000 5 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000
PERALATAN
3 Bench Saw 50.000.000 4 12.500.000 12.500.000 12.500.000 12.500.000 12.500.000
4 Kompressor 38.493.000 4 9.623.250 9.623.250 9.623.250 9.623.250 9.623.250
5 Small Measurement 21.006.050 4 5.251.512 5.251.512 5.251.512 5.251.512 5.251.512
MESIN
.
6 Mesin Lathe/Bubut 175.500.000 8 21.937.500 21.937.500 21.937.500 21.937.500 21.937.500
7 Milling Profile 188.500.000 8 23.562.500 23.562.500 23.562.500 23.562.500 23.562.500
8 Universal Grinding 463.320.000 8 57.915.000 57.915.000 57.915.000 57.915.000 57.915.000
9 Cylindrical Grinding 513.500.000 8 64.187.500 64.187.500 64.187.500 64.187.500 64.187.500
10 Brazing 125.000.000 8 15.625.000 15.625.000 15.625.000 15.625.000 15.625.000
11 Profile Projector 150.000.000 8 18.750.000 18.750.000 18.750.000 18.750.000 18.750.000
Total 2.985.319.050 297.602.262 297.602.262 297.602.262 297.602.262 297.602.262
2
105
106
Lampiran 3 Kenaikan Target Produksi PT. XYZ Tools Manufacturing
No Produk Item Code Kenaikan Target Produksi ( Unit)
2016 2017 2018 2019 2020
1 Hss Drill SGI ID-1022 594 599 604 608 612
2 Hss Reamer Straight Shank 57970 528 533 537 540 544
3 Drill SGHD 1038 264 266 268 270 272
4 Step Drill Hss SGI ID-1013 396 399 403 405 408
5 Side Milling Cutter Hss SCT 050 X 110 594 599 604 608 612
6 Hss Reamer Ø22.4 66 67 67 68 68
7 Center Drill Hss D4X9.5XD12X66LXR12 330 333 335 338 340
8 Drills SGHD 1083A 528 533 537 540 544
9 Hss Drill D12X55X105X130L-NR 528 533 537 540 544
10 Step Drill D73f D14,1XLC40XSD16X110L 594 599 604 608 612
11 Drill V Cut Carbide SGI ID-5030A 198 200 201 203 204
12 Step Drill Carbide D5.5X33.5XD7.7X15.2XSD14X120L 198 200 201 203 204
13 Step Drill D73f D8.35XLC17XDS12X110L 132 133 134 135 136
14 Reamer Carbide Ø8.05 X 70FL X DS8 X 150L 264 266 268 270 272
15 Reamer D8X8X85L 330 333 335 338 340
16 Reamer DR-Y0365 132 133 134 135 136
17 Milling SGHM 1033 132 133 134 135 136
18 Drill Cabide SGI ID-5002 198 200 201 203 204
19 Flat Drill D4 X FL45 X 95L 198 200 201 203 204
20 Endmill Carbide DIA 10X100FLX150L-4NT 198 200 201 203 204
21 Center Drill Skh51 Ø4X4.2XØ12X66LX60˚ 198 200 201 203 204
Total 6.600 6.658 6.709 6.753 6.798
2
106
107
Lampiran 4 Kenaikan Biaya Produksi Tiap Tahun
No Produk Ukuran Material Kenaikan Biaya produksi tiap tahun 11.5% (Rp)
2016 2017 2018 2019 2020
1 HSS DRILL SGI ID-1022 152.806 170.379 189,972 211.819 236.178
2 HSS REAMER STRAIGHT
SHANK 57970 171.056 190.727 212.661 237.117 264.386
3 DRILL SGHD 1038 171.056 190.727 212.661 237.117 264.386
4 STEP DRILL HSS SGI ID-1013 185.056 206337 230.066 256.524 286.024
5 SIDE MILLING CUTTER HSS SCT 050 X 110 215.056 239.787 267.363 298.110 332.392
6 HSS REAMER Ø22.4 180.556 201.320 224.472 250.286 279.069
7 CENTER DRILL HSS D4X9.5XD12X66LXR12 182.056 202.992 226.337 252.365 281.387
8 DRILLS SGHD 1083A 216.056 240.902 268.606 299.496 333.938
9 HSS Drill D12x55x105x130L-NR 185.556 206.895 230.688 257.217 286.797
10 STEP DRILL D73F D14,1XLC40XSD16X110L 204.556 228.080 254309 283.555 316.163
11 DRILL V CUT CARBIDE SGI ID-5030A 333.116 371.424 414.138 461.764 514.867
12 STEP DRILL CARBIDE D5.5X33.5XD7.7X15.2XSD14X120L 354.776 395.575 441.066 491.789 548.345
13 STEP DRILL D73F D8.35XLC17XDS12X110L 648.596 723185 806.351 899.081 1.002.475
14 REAMER CARBIDE Ø8.05 X 70FL X DS8 X 150L 701.116 781.744 871645 971.884 1.083.651
15 REAMER D8X8X85L 790.116 880.979 982.292 1.095.256 1.221.210
16 REAMER DR-Y0365 485.056 540.837 603.034 672.383 749.707
17 MILLING SGHM 1033 516.796 576.228 642.494 716.380 798.764
18 DRILL CABIDE SGI ID-5002 890.036 992.390 1.106.515 1.233.764 1.375.647
19 FLAT DRILL D4 X FL45 X 95L 521.636 581.624 648.511 723.090 806.245
20 Endmill Carbide Dia 10x100FLx150L-4NT 923.716 1.029.943 1.148.387 1.280.451 1.427.703
21 Center Drill SKH51 Ø4X4.2XØ12X66LX60˚ 1.022.396 1.139.972 1.271.068 1.417.241 1.580.224
2
107
108
Lampiran 5 Kenaikan Harga Jual Produk
No Produk Item Code kenaikan Harga Jual Produk 15% (Rp)
201.6 2017 2018 2019 2020
1 HSS DRILL SGI ID-1022 229209 263.590 303.129 348.598 400.888
2 HSS REAMER STRAIGHT
SHANK 57970 256.584 295.072 339.332 390.232 448.767
3 DRILL SGHD 1038 256..584 295.072 339.332 390.232 448.767
4 STEP DRILL HSS SGI ID-1013 277.584 319.222 367.105 422.171 485.496
5 SIDE MILLING CUTTER
HSS SCT 050 X 110 322.584 370.972 426.617 490.610 564.201
6 HSS REAMER Ø22.4 270.834 311.459 358.178 411.905 473.690
7 CENTER DRILL HSS D4X9.5XD12X66LXR12 273.084 314.047 361.154 415.327 477.626
8 DRILLS SGHD 1083A 324.084 372.697 428.601 492.891 566.825
9 HSS Drill D12x55x105x130L-NR 278.334 320.084 368.097 423.311 486.808
10 STEP DRILL D73F D14,1XLC40XSD16X110L 306.834 352.859 405.788 466.656 536.655
11 DRILL V CUT CARBIDE SGI ID-5030A 499.674 574.625 660.819 759.942 873.933
12 STEP DRILL CARBIDE D5.5X33.5XD7.7X15.2XSD14X120L 532.164 611.989 703.787 809.355 930.758
13 STEP DRILL D73F D8.35XLC17XDS12X110L 972.894 1.118.828 1.286.652 1.479.650 1.701.598
14 REAMER CARBIDE Ø8.05 X 70FL X DS8 X 150L 1.051.674 1.209.425 1.390.839 1.599.465 1.839.384
15 REAMER D8X8X85L 1.185.174 1.362.950 1.567.393 1.802.502 2.072.877
16 REAMER DR-Y0365 727.584 836.722 962.230 1.106.564 1.272.549
17 MILLING SGHM 1033 775.194 891.473 1.025.194 1.178.973 1.355.819
18 DRILL CABIDE SGI ID-5002 1.335.054 1.535.312 1.765.609 2.030.450 2.335.018
19 FLAT DRILL D4 X FL45 X 95L 782.454 899.822 1.034.795 1.190.015 1.368.517
20 ENDMILL CARBIDE Dia 10x100FLx150L-4NT 1.385.574 1.593.410 1.832.422 2.107.285 2.423.378 21 Center Drill SKH51 Ø4X4.2XØ12X66LX60˚ 1.533.594 1.763.633 2.028.178 2.332.405 2.682.265
108
109
Lampiran 6 Kenaikan Biaya Material Tiap Tahun
No Material kode item Kenaikan Biaya Material Tiap Tahun 11.5% (Rp)
2016 2017 2018 2019 2020
1 SS400 0 10.246.500 11.424848 12.738.705 14.203.656 15.837.076
2 S45C Ø300-Ø505 9.768.000 10.891.320 12.143.822 13.540.361 15.097.503
3 S45C t16-t115 4.884.000 5.445.660 6.071.911 6.770.181 7.548.751
4 S45C t16-t115 14.652.000 16.336.980 18.215.733 20.310.542 22.646.254
5 S55C 0 29.700.000 33.115.500 36.923.783 41.170.017 45.904.569
6 SCM440 Ø16-Ø100 1.848.000 2.060.520 2.297.480 2.561.690 2.856.284
7 HP-1 0 15.345.000 17.109.675 19.077.288 21.271.176 23717.361
8 SUJ 2 Ø19-Ø150 35.904.000 40.032.960 44.636.750 49.769.977 55.493.524
9 SK3 Ø16-Ø100 26.400.000 29.436.000 32.821.140 36.595.571 40.804.062
10 STD11 Ø16-Ø405 40.986.000 45.699.390 50.954.820 56.814.624 63.348.306
11 RD SR 0670 EW H10F Ø 6.7x320mm 40.700.880 45.381.481 50.600.352 56.419.392 62.907.622
12 RD SR 0720 EW H10F Ø 7.2x320mm 44.989.560 50.163.359 55.932.146 62.364.342 69.536.242
13 RD SR 0770 EW H10F Ø 7.7x320mm 68.777.280 76.686.667 85.505.634 95.338.782 106.302.742
14 RD SR 0820 EW H10F Ø 8.2x320mm 149.307.840 166.478.242 185.623.239 206.969.912 230.771.452
15 RD SR 0880 EW H10F Ø 8.8x320mm 210.394.800 234.590.202 261.568.075 291.648.404 325.187.970
16 RD SR 0980 EW H10F Ø9.3 x320mm 46.134.000 51.439.410 57.354.942 63.950.760 71.305.098
17 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm 50.323.680 56.110.903 62.563.657 69.758.478 77.780.703
18 RD SR 0980 EW H10F Ø 9.8x320mm 150.971.040 168.332.710 187.690.971 209.275.433 233.342.108
19 HMD5 Ø 10.3x320mm 78.027.840 87.001.042 97.006.161 108.161.870 120.600.485
20 RD SR 1030EW H10F 0 156.055.680 174.002.083 194.012.323 216.323.740 241.200.970
21 RD SR 1080 EW H10F Ø10.8 x320mm 177.178.320 197.553.827 220.272.517 245.603.856 273.848.300 Total 0 1.362.594.420 1.519.292.778 1.694.011.448 1.888.822.764 2.106.037.382
2
109
110
Lampiran 7 Kenaikan Biaya Overhead
No Jenis Biaya Kenaikan Biaya Overhead Tiap Tahun 11.5% (Rp)
2016 2017 2018 2019 2020
1
Biaya tenaga kerja tidak
langsung 411.600.000 458.934.000 511.711.410 570.558.222 636.172.418
2 Biaya telepone dan internet 18.000.000 20.070.000 22.378.050 24.951.526 27.820.951
3 Biaya Air & Maintenance Fee 15.944.000 17.777.560 19.821.979 22.101.507 24.643.180
4 Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600 236.729.664 263.953.575 294.308.237 328.153.684
5 Biaya Administrasi 1.000.000 1.115.000 1.243.225 1.386.196 1.545.608
6 Biaya Pembelian ATK 6.000.000 6.690.000 7.459.350 8.317.175 9.273.650
7 Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263
8 Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11.150.000 12.432.250 13.861.959 15.456.084
9 Biaya perawatan Kawasan 14.400.000 16.056.000 17.902.440 19.961.221 22.256.761
10 Biaya lain -lain 4% 39.474.395 44.013.950 49.075.554 54.719.243 61.011.956
Total 1.026.334.257 1.144.362.697 1.275.964.407 1.422.700.313 1.586.310.849
2
110
111
Lampiran 8 Perkiraan Rugi – Laba (Rp)
No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020
I INFLOW
Sales (Penjualan) 3.446.335.530 3.998.162.775 4632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132
Total Inflow 3.446.335.530 3.998.162.775 4632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132
II OUTFLOW
Biaya Investasi 2.985.319.050
Biaya Operasional
1 Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.362.594.420 1.519.292.778 1.694.011.448 1.888.822.764 2.106.037.382
Upah Tenaga Kerja 630.549.291 703.062.459 783.914.642 874.064.826 974.582.281
Upah Lembur 0 10.475.951 21.857.322 34.299.735 49.556.750
2 Biaya Overhead
Biaya tenaga kerja tidak langsung 411.600.000 458.934.000 511.711.410 570.558.222 636.172.418
Biaya telepone dan internet 18.000.000 20.070.000 22.378.050 24.951.526 27.820.951
Biaya Air & Maintenance Fee
15.944.000 17.777.560 19.821.979 22.101.507 24.643.180
Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600 236.729.664 263.953.575 294.308.237 328.153.684
2
111
112
Lanjutan Lampiran 8
Biaya Administrasi 1.000.000 1.115.000 1.243.225 1.386.196 1.545.608
Biaya Pembelian ATK 6.000.000 6.690.000 7.459.350 8.317.175 9.273.650
Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263
Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11.150.000 12.432.250 13.861.959 15.456.084
Biaya perawatan Kawasan 14.400.000 16.056.000 17.902.440 19.961.221 22.256.761
Biaya lain lain 4% 39.474.395 44.013.950 49.075.554 54.719.243 61.011.956
Total Outflow 2.985.319.050 3.019.477.968 3.342.969.624 3.703.363.508 4.104.954.873 4.554.112.968
Net Inflow -2.985.319.050 426.857.562 655.193.151 929.467.626 1.257.964.120 1.654.565.164
3 Biaya Pajak
PPN 10% 42.685.756 65.519.315 92.946.763 125.796.412 165.456.516
PPH Usaha 4.268.576 6.551.932 9.294.676 12.579.641 16.545.652
Pendapatan Bersih Setelah Pajak -2.985.319.050 379.903.230 583.121.904 827.226.187 1.119.588.067 1.472.562.996
Pendapatan Bersih Setelah Pajak
+ Depresiasi -2.985.319.050 677.505.493 880.724.167 1.124.828.449 1.417.190.329 1.770.165.259
2
112
113
Lampiran 9 Proyeksi Aliran kas Tahun ( Cashflow) 2016 – 2020 (Rp)
No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020
I INFLOW
Sales (Penjualan) 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132
Total Inflow 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132
II OUTFLOW
Biaya Investasi 2.985.319.050
Biaya Operasional
1 Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.362.594.420 1.519.292.778 1.694.011.448 1888822.764 2.106.037.382
Upah Tenaga Kerja 630.549.291 703.062.459 783.914.642 874064.826 974.582.281
Upah Lembur 0 10.475.951 21.857.322 34299.735 49.556.750
2 Biaya Overhead
Biaya tenaga kerja tidak
langsung 411.600.000 458.934.000 511.711.410 570558.222 636.172.418
Biaya telepone dan internet 18.000.000 20.070.000 22.378.050 24951.526 27.820.951 Biaya Air& Maintenance Fee 15.944.000 17.777.560 19.821.979 22101.507 24.643.180
Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600 236.729.664 263.953.575 294308.237 328.153.684
Biaya Administrasi 1.000.000 1.115.000 1.243.225 1386.196 1.545.608
Biaya Pembelian ATK 6.000.000 6.690.000 7.459.350 8317.175 9.273.650
Biaya depresiasi 2.97.602.263 297.602.263 297.602.263 297602.263 297.602.263
2
113
114
Lanjutan Lampiran 9
Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11.150.000 12.432.250 13.861.959 15.456.084
Biaya perawatan Kawasan 14.400.000 16.056.000 17.902.440 19.961.221 22.256.761
Biaya lain lain 4% 39.474.395 44.013.950 49.075.554 54.719.243 61.011.956
Total Outflow 2.985.319.050 3.019.477.968 3.342.969.624 3.703.363.508 4.1049.54.873 4554.112.968
Net Inflow -2.985.319.050 426.857.562 655.193.151 929.467.626 1.257.964.120 1.654.565.164
3 Biaya Pajak
PPN 10% 42.685.756 65.519.315 92.946.763 125.796.412 165.456.516
PPH Usaha 4.268.576 6.551.932 9.294.676 12.579.641 16.545.652
Pendapatan bersih Setelah
Pajak -2.985.319.050 379.903.230 583.121.904 827.226.187 1.119.588.067 1.472.562.996
pendapatan bersih setelah
pajak + depresiasi -2.985.319.050 677.505.493 880.724.167 1.124.828.449 1.417.190.329 1.770.165.259
PV dengan I=7% 633.182.704 769.258.596 918.195.075 1.081.167.717 1.262.103.365
PV Net Benefit (NPV) 1.678.588.406 Positif > 0
IRR
23,00%
IRR > I = 7
Pay Backperiod (PP)
3 Tahun 2 Bulan 13 Hari Lebih cepat dari waktu yang ditentukan yaitu 5 tahun
BEP Produk (Unit)
19.220
Target penjualan produk lebih besar dari BEP
BEP Harga (Rp) 13.167.658.924 Target pendapatan (harga) lebih besar dari BEP
2
114
115
Lampiran 10 Skenerio 1 Pendapatan Turun 5% (Rp)
No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020
I INFLOW
Sales (Penjualan) 3.274.018.754 3.798.254.636 4.401.189.577 5.094.773.043 5.898.244.225
Total Inflow 3.274.018.754 3.798.254.636 4.401.189.577 5.094.773.043 5.898.244.225
II OUTFLOW Biaya Investasi 2.985.319.050
Biaya Operasional
1 Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.362.594.420 1.519.292.778 1694.011.448 1.888.822.764 2.106.037.382
Upah Tenaga Kerja 630.549.291 703.062.459 783.914.642 874.064.826 974.582.281
Upah Lembur 0 10.475.951 21.857.322 34.299.735 49.556.750
2 Biaya Overhead
Biaya tenaga kerja tidak langsung 411.600.000 458.934.000 511.711.410 570.558.222 636.172.418
Biaya telepone dan internet 18.000.000 20.070.000 22.378.050 24.951.526 27.820.951
Biaya Air & Maintenance Fee 15.944.000 17.777.560 19.821.979 22.101.507 24.643.180
Biaya Listrik Biaya Listrik 212.313.600 236.729.664 263.953.575 294.308.237 328.153.684
Biaya Administrasi 1.000.000 1.115.000 1.243.225 1.386.196 1.545.608
Biaya Pembelian ATK 6.000.000 6.690.000 7.459.350 8.317.175 9.273.650
Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263
2
115
116
Lanjutan Lampiran 10
Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11150.000 12.432.250 13.861.959 15.456.084
Biaya perawatan Kawasan 14.400.000 16056.000 17.902.440 19.961.221 22.256.761
Biaya lain lain 4% 39.474.395 44013.950 49.075.554 54.719.243 61.011.956
Total Outflow 2.985.319.050 3.019.477.968 3.342.969.624 3.703.363.508 4.104.954.873 4.554.112.968
Net Inflow -2.985.319.050 254.540.786 455.285.012 697.826.069 989.818.170 1.344.131.257
3 Biaya Pajak
PPN 10% 25.454.079 45.528.501 69.782.607 98.981.817 134.413.126
PPH Usaha 2.545.408 4.552.850 6.978.261 9.898.182 13.441.313
Pendapatan bersih Setelah Pajak -2.985.319.050 226.541.299 405.203.661 621.065.201 880.938.172 1.196.276.819
pendapatan bersih setelah pajak +
depresiasi -2.985.319.050 524.143.562 702.805.923 918.667.464 1.178.540.434 1.493.879.082
PV dengan I=7% 489.853.796 613.857.912 749.906.300 899.102.854 1.065.115.139
PV Net Benefit (NPV) 832.516.951 Positif > 0
IRR 15,27%
IRR > I = 7
Pay Backperiod (PP) 3 Tahun 8 Bulan 13 Hari
Lebih cepat dari waktu yang ditentukan yaitu 5 tahun
BEP Produk (Unit) 21.597
Target penjualan produk lebih besar dari BEP
BEP Harga (Rp) 14.036.950.656 Target pendapatan (harga) lebih besar dari BEP
2
116
117
Lampiran 11 Skenario 2 Pengeluaran Naik 5% (Rp)
No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020
I INFLOW
Sales (Penjualan) 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132
Total Inflow 3.446.335.530 3.998.162.775 4.632.831.134 5.362.918.992 6.208.678.132
II OUTFLOW Biaya Investasi 2.985.319.050
Biaya Operasional
1 Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.430.724.141 1595.257.417 1.778.712.020 1.983.263.903 2.211.339.251
Upah Tenaga Kerja 662.076.755 738.215.582 823.110.374 917.768.067 1.023.311.395
Upah Lembur 0 10.999.748 22.950.188 36.014.722 52.034.588
2 Biaya Overhead
Biaya tenaga kerja tidak
langsung 432.180.000 481.880.700 537.296.981 599.086.133 667.981.039
Biaya telepone dan internet 18.900.000 21.073.500 23.496.953 26.199.102 29.211.999 Biaya Air& Maintenance Fee 16.741.200 18.666.438 20.813.078 23.206.582 25.875.339
Biaya Listrik Biaya Listrik 222.929.280 248.566.147 277.151.254 309.023.648 344.561.368
Biaya Administrasi 1.050.000 1.170.750 1.305.386 1.455.506 1.622.889
Biaya Pembelian ATK 6.300.000 7.024.500 7.832.318 8.733.034 9.737.333
Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263
2
117
118
Lanjutan Lampiran 11
Biaya Perawatan Gedung 10.500.000 11.707.500 13.053.863 14.555.057 16.228.888
Biaya Perawatan Kawasan 15.120.000 16.858.800 18.797.562 20.959.282 23.369.599
Biaya lain lain 4% 41.448.114 46.214.647 51.529.332 57.455.205 64.062.554
Total Outflow 2.985.319.050 3.155.571.753 3.495.237.993 3.873.651.571 4.295.322.503 4.766.938.503
Net Inflow -2.985.319.050 290.763.777 502.924.783 759.179.563 1.067.596.489 1.441.739.629
3 Biaya Pajak
PPN 10% 29.076.378 50.292.478 75.917.956 106.759.649 144.173.963
PPH Usaha 2.907.638 5.029.248 7.591.796 10.675.965 14.417.396
Pendapatan bersih Setelah
Pajak -2.985319.050 258.779.762 447.603.056 675.669.811 950.160.876 1.283.148.270
Pendapatan bersih setelah
pajak + depresiasi -2.985319.050 556.382.024 745.205.319 973.272.074 1.247.763.138 1.580.750.532
PV dengan I=7% 519983.200 650.891.186 794.479.927 951.912.524 1.127.053.283
PV Net Benefit (NPV) 1.059.001.070 Positif > 0
IRR 17,36%
IRR > I = 7
Pay Backperiod (PP) 3 Tahun 6 Bulan 19 Hari
Lebih cepat dari waktu yang ditentukan yaitu 5 tahun
BEP Produk (Unit) 21.213
Target penjualan produk lebih besar dari BEP
BEP Harga (Rp) 14.517.564.372 Target pendapatan (harga) lebih besar dari BEP
2
118
119
Lampiran 12 Skenario III pendapatan turun 5% dan Pengeluaran naik 5% (Rp)
No Komponen Cash Flow 0 2016 2017 2018 2019 2020
I INFLOW
Sales (Penjualan) 3.274.018.754 3.798.254.636 4.401.189.577 5.094.773.043 5.898.244.225
Total Inflow 3.274.018.754 3.798.254.636 4.401.189.577 5.094.773.043 5.898.244.225
II OUTFLOW
Biaya Investasi 2.985.319.050
Biaya Operasional
1 Biaya Variabel
Biaya Bahan Baku ( COGS) 1.430.724.141 1.595.257.417 1.778.712.020 1.983.263.903 2.211.339.251
Upah Tenaga Kerja 662.076.755 738.215.582 823.110.374 917.768.067 1.023.311.395
Upah Lembur 0 10.999.748 22.950.188 36.014.722 52.034.588
2 Biaya Overhead
Biaya tenaga kerja tidak langsung 432.180.000 481.880.700 537.296.981 599.086.133 667.981.039
Biaya telepone dan internet 18.900.000 21.073.500 23.496.953 26.199.102 29.211.999
Biaya Air& Maintenance Fee 16.741.200 18.666.438 20.813.078 23.206.582 25.875.339
Biaya Listrik Biaya Listrik 222.929.280 248.566.147 277.151.254 309.023.648 344.561.368
Biaya Administrasi 1.050.000 1.170.750 1.305.386 1.455.506 1.622.889
Biaya Pembelian ATK 6.300.000 7.024.500 7.832.318 8.733.034 9.737.333
Biaya depresiasi 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263 297.602.263
Biaya Perawatan Gedung 10.000.000 11.707.500 13.053.863 14.555.057 16.228.888
2
119
120
Lanjutan Lampiran 12
Biaya perawatan Kawasan 15.120.000 16.858.800 18.797.562 20.959.282 23.369.599
Biaya lain lain 4% 41.448.114 46.214.647 51.529.332 57.455.205 64.062.554
Total Outflow 2.985.319.050 3.155.071.753 3.495.237.993 3.873.651.571 4.295.322.503 4.766.938.503
Net Inflow -2.985.319.050 118.947001 303.016.644 527.538.007 799.450.540 1.131.305.722
3 Biaya Pajak
PPN 10% 11.894.700 30.301.664 52.753.801 79.945.054 113.130.572
PPH Usaha 1.189.470 3.030.166 5.275.380 7.994.505 11.313.057
Pendapatan bersih Setelah Pajak -2.985.319.050 105.862.830 269.684.813 469.508.826 711.510.980 1.006.862.093
pendapatan bersih setelah pajak +
depresiasi -2.985.319.050 403.465.093 567.287.075 767.111.088 1.009.113.243 1.304.464.355
PV dengan I=7% 377.070.180 530.174.837 716.926.251 943.096.489 1.219.125.566
PV Net Benefit (NPV) 213.345.503
Positif > 0
IRR 9.19%
IRR > I = 7
Pay Backperiod (PP) 4 Tahun 2 Bulan 5 Hari
Lebih cepat dari waktu yang ditentukan yaitu 5 tahun
BEP Produk (Unit) 24.026
Target penjualan produk lebih besar dari BEP
BEP Harga (Rp) 15.595.383.636 Target pendapatan (harga) lebih besar dari BEP
2
120
121