89
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA PA’BENTENGANG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA NURDIANSYAH 105960122012 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

i

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA

PA’BENTENGANG KECAMATAN BAJENG

KABUPATEN GOWA

NURDIANSYAH

105960122012

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

i

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA

PA’BENTENGANG KECAMATAN BAJENG

KABUPATEN GOWA

NURDIANSYAH

105960122012

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 3: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Faktor Produksi Yang Berpengaruh Terhadap

Usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa

Nama : Nurdiansyah

Stambuk : 105960122012

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.Syafiuddin, M.Si St. Aisyah. R, S.Pt., M.Si

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Ir. Saleh Mollah, M.M Amruddin, S.Pt., M.Pd., M.Si

Page 4: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

iii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Faktor Produksi Yang Berpengaruh Terhadap

Usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa

Nama : Nurdiansyah

Stambuk : 105960122012

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1.Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si

2.St. Aisyah R, S.Pt., M.Si

3.Dr. Mohammad Natsir, SP., MP

4. Isnam Junais, STP., M.Si

Tanggal Lulus : 15 Desember 2016

Page 5: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Faktor

Produksi Yang Berpengaruh Terhadap Usahatani Jagung Manis di Desa

Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” adalah benar merupakan

hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun.

Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, September 2016

Nurdiansyah

105960122012

Page 6: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

v

ABSTRAK

NURDIANSAYAH 10960122012 Analisis Faktor Produksi Yang Berpengaruh

Terhadap Usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa Dibimbing oleh SYAFIUDDIN dan ST.AISYAH.

Penelitian bertujuan untuk menganalisis besar pengaruh lahan, benih,

pupuk, pestisida, tenaga kerja, terhadap hasil produksi usahatani jagung manis dan

mengidentifikasi pengaruh lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, terhadap

hasil produksi usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa. Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif dengan sumber data adalah data Primer dan Sekunder. Pengambilan data

dilakukan metode wawancara dan menggunakan alat bantu koesioner sesuai dengan

kebutuhan data dan informasi yang diperlukan. Analisis data yang digunakan

adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil

produksi jagung manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang di gunakan secara simultan

menunjukkan bahwa variabel lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, secara

bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi. Hal tersebut ditunjukkan

dengan koefisiensi F hitung (16.243) lebih besar dari nilai F tabel (4.00). atau

disamping itu nilai determinan (R2) sebesar 0.575. Artinya variabel-vaiabel lahan,

benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja tersebut hanya 57,5 % menunjukkan hubungan

pengaruh yang kuat terhadap produksi jagung manis. Dan sisanya diduga di

pengaruhi dari variabel-variabel yang tidak di masukkan dalam model. Hasil

pengujian yang di lakukan secara parsial variabel lahan, benih, pupuk, pestisida,

tenaga kerja, tersebut hanya pestisida yang menunjukkan pengaruh signifikan. Hal

itu ditunjukkan nilai t hitung (6.593) lebih besar dari pada t tabel (2.00029) atau dengan

nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0.05.

Kata Kunci: Produksi, Usahatani, Jagung Manis.

Page 7: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya. Shalawat dan salam tak

lupa penulis kirimkan kepeda Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan

para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Analisis Faktor Produksi Yang Berpengaruh Terhadap Usahatani Jagung Manis di

Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Syafiuddin,M.Si. Selaku pembimbing I dan St. Aisyah S.Pt.,M.Si

Selaku pembimbing II yang senangtiasa meluangkan waktunya membimbing

dan mengarahkan penulis, sehingga skipsi dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Pertanian Universitas

Muhammdiyah Makassar.

3. Bapak amruddin, S.Pt, M.Si selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

vii

4. Kedua orangtua ayahanda Kaharuddin, ibunda Nursyamsi ,dan saudara-

saudaraku tercinta, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan,

baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Bajeng yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Kepada teman-teman seperjuangan di jurusan Agribisnis khususnya angkatan

2012, serta semua pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu oleh penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran

dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi

ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Teriring do’a penulis panjatkan kepada Allah SWT kiranya semua pihak

yang telah memberikan sumbangsihnya dalam bentuk apapun, dilimpahkan

anugrah, berkat, rahmat dan ridho-nya, Amin.

Makassar, Oktober 2016

Nurdiansyah

Page 9: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ..................................................................... iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ........................................................ iv

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DARTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung................................................................................... 6

2.2 Jagung Manis ....................................................................................... 8

2.3 Usahatani ............................................................................................. 13

2.4 Teori produksi ...................................................................................... 15

2.5 Faktor-faktor Produksi ......................................................................... 17

2.6 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 23

Page 10: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

ix

2.7 Hipotesis .............................................................................................. 24

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 25

3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 25

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 27

3.5 Tekhnik Analisis Data ......................................................................... 28

3.6 Defenisi Operasional ........................................................................... 29

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis Wilayah ................................................................. 31

4.2 Kondisi Demografis ............................................................................ 33

4.3 Sarana dan prasarana ........................................................................... 36

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ..................................................................... 38

5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung Manis ............... 44

5.3 Uji Analisis.......................................................................................... 48

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 52

6.2 Saran ................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

x

DAFTAR TEBEL

No Teks Halaman

1. Luas wilayah Menurut Penggunaannya di Desa Pa’bentengang Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa............................................................................... 32

2. Jumlah Penduduk Desa Pa’bentengang Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 33

3. Jumlah Penduduk Desa Pa’bentengang Menurut Mata Pencarian ................ 35

4. Jumlah penduduk Desa Pa’bentengang berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 36

5. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Pa’bentengang ........................ 37

6. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa

Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa .................................. 39

7. Jumlah Petani Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ................................... 40

8. Jumlah Petani Responden berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa

Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .................................. 41

9. Jumlah Petani Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di

Desa Pabentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten gowa ........................... 43

10. Luas Lahan Usahatani Jagung Manis Petani Responden, di Desa

Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .................................. 44

11. Nilai Koefisien Determinan Dan Hasil Uji-F Berdasarkan Analisis Regresi

Berganda ....................................................................................................... 45

12. Hasil Analisis Regresi faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi Jagung

Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa .......... 46

Page 12: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman Teks Halaman

1. Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 57

2. Identitas Responden Petani Jagung Manis Di Desa Pa’bentengang

Kec.Bajeng Kab.Gowa .................................................................................. 60

3. Total Produksi dan penerimaan Usahatani Jagung Manis di Desa

Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa ......................................................... 62

4. Total biaya Benih, Pupuk, dan Pestisida pada Usahatani Jagung Manis di

Desa Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa ................................................ 64

5. Biaya tenaga Kerja pada Usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang

Kec.Bajeng Kab.Gowa .................................................................................. 67

6. Data yang dianalisis ...................................................................................... 70

7. Hasil Analisis Regresi menggunanakan Program SPSS ............................... 73

Page 13: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian Indonesia, karena

pertanian memberikan porsi yang cukup besar dalam memberikan sumbangan

untuk pendapatan Negara, sebagai pasar yang potensial bagi produk - produk

dalam negeri baik untuk barang produksi maupun barang konsumsi, terutama

produk yang dihasilkan oleh subsektor tanaman pangan. Pangan berasal dari

sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi manusia termasuk bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam

proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.

Jagung merupakan salah satu bahan pangan penting karena merupakan

sumber karbohidrat penting kedua setelah beras. Di Indonesia selain sebagai

bahan pangan dan bahan baku industri, jagung juga merupakan sumber pakan

bagi ternak. Penggunaan jagung sebagai bahan pangan dan pakan terus

mengalami peningkatan. Sementara ketersediaannya terbatas, untuk itu perlu

dilakukan upaya peningkatan produksi melalui perluasan lahan, penanaman dan

peningkatan produktivitas. Dari sisi pasar, potensi pemasaran jagung terus

mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya

industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan jagung

tua sebagai campuran pakan ternak. Untuk pakan ternak terutama unggas

kebutuhan akan jagung mencapai 40% (Departemen Pertanian 2005 dalam

Page 14: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

2

Mukhlis 2007) Selain bahan pakan ternak, saat ini juga berkembang produk

pangan dari jagung muda seperti jagung rebus, jagung bakar, pergedel jagung dan

lainnya.

Salah satu jenis jagung yang mempunyai prospek bisnis yang baik dan

menguntungkan adalah jagung manis. Jagung manis semakin populer dan banyak

dikonsumsi karena memiliki rasa yang manis dibandingkan jagung biasa. Selain

itu jagung manis mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di pasaran, karena selain

mempunyai rasa yang manis, faktor lain yang menguntungkan adalah masa

produksi yang relatif lebih cepat. Buah tanaman jagung manis ini digemari untuk

sayur, lauk-pauk, kue, jagung bakar, ataupun dikonsumsi langsung dalam bentuk

buah rebusan, serta dapat diolah dalam bentuk produk kalengan, susu jagung dan

lain-lain (Purwono dan Hartono, 2005).

Provinsi Sulawesi Selatan adalah provinsi penghasil jagung terbesar

keempat di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Lampung (Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1988). Produksi jagung di provinsi

Sulawesi Selatan tahun 2003 sebanyak 639.555 ton. Areal tersebut pada beberapa

Kabupaten, seperti Bone, Sinjai, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar,

Gowa (Dinas TPH Sulsel,2005).

Selama ini, potensi jagung di Sulawesi Selatan terbilang besar dengan

lahan yang luas pula yakni 303,812 Ha (Dinas TPH Sul-sel, 2005). Namun

produktivitas tanaman jagung masih rendah sekitar 3 ton per Ha. Hal ini

disebabkan karena jagung ditanam pada lahan dengan potensi produktivitas yang

rendah (Swastika, 2002).

Page 15: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

3

Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah yang terdapat di daerah

provinsi Sulawesi Selatan yang menghasilkan jagung, namun produksi yang

dihasilkan belum mampu memenuhi kebutuhan jagung yang dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan.

Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan, yang

mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian

Nasional khususnya Kabupaten Gowa. Komoditas ini mempunyai fungsi

multiguna, baik untuk konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku utama

industri pakan serta industri pangan. Kabupaten Gowa merupkan salah satu

wilayah pengembangan tanaman jagung luas panen 36,115 ha dengan

produktivitas 5.751 ton ha (Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, 2011). Pentingnya

peranan komoditi jagung terhadap perekonomian nasional khusunya Kabupaten

Gowa yang telah menempatkan jagung sebagai kontributor terbesar kedua

terhadap Produk.

Di Desa Pa’bentengang merupakan salah satu daerah penghasil jagung

manis di Kabupaten Gowa mempunyai potensi besar untuk mengembangkan

usahatani jagungnya. Hal ini dapat diketahui dari luas lahan petani dimana luas

lahan yang ditanami jagung manis di Desa Pa’bentengang rata-rata 30 are. Luas

lahan akan mempengaruhi skala usahatani, besar kecilnya jumlah produksi petani

tergantung dari luas lahannya, petani yang memiliki lahan yang luas biasanya

selalu menghasilkan produksi yang besar pula.

Page 16: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

4

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul

“Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produksi Usahatani Jagung Manis

di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang dapat

dikemukakan yaitu

1. Bagaimana pengaruh Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida, Tenaga kerja

terhadap produksi usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

2. Berapa besar tingkat pengaruh Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida, Tenaga

kerja terhadap produksi usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi pengaruh Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida, Tenaga

kerja terhadap hasil produksi usahatani jagung manis di Desa

Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

2. Untuk menganalisis besar pengaruh Lahan, Benih, Pupuk, Pestisida,

Tenaga kerja terhadap hasil produksi usahatani jagung manis di Desa

Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Page 17: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

5

1.4.Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan, adalah ;

1. Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis terkait dengan bahan

yang dikaji.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dan

refernsi bagi pengkajian penelitian masalah yang sama.

3. Bagi petani supaya mendapatkan pengetahuan khususnya dalam fungsi

produksi usahatani jagung manis.

Page 18: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan

dunia yang terpenting selain gandum dan padi. Tanaman jagung merupakan

tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80 sampai

150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan

paruh kedua untuk pertumbuhan generatif.

Tanaman jagung mempunyai adaptasi yang luas dan relatif mudah

dibudidayakan sehingga komoditas ini ditanam oleh petani di Indonesia pada

lingkungan fisik dan sosial ekonomi yang sangat beragam. Menurut Kasryno

(2002), sekitar 57% jagung dihasilkan dari lahan kering dan sisanya (43%) pada

lahan sawah tadah hujan.

Tanaman jagung merupakan komoditi penting bagi perekonomian

masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari tingkat kebutuhannya sepanjang

tahun yang cukup besar. Kebutuhan akan jagung selain untuk konsumsi langsung

juga merupakan bahan baku utama dalam industri peternakan. Sebagai salah satu

bahan pangan masyarakat, jagung dapat digolongkan sebagai bahan makanan

utama di Indonesia yang memiliki kedudukan sangat penting setelah beras yaitu

sumber utama karbohidrat dan protein. Oleh sebab itu, jagung termasuk salah satu

komoditas strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk

dikembangkan (Mahdi, 2009).

Page 19: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

7

Menurut sejarah tanaman jagung bersaal dari Amerika. Jenis jagung

menurut bijinya antara lain dent corn (jagung gigi kuda-Zea mays indentata), flint

corn (jagung mutiara-Zea mays indurate), sweet corn (jagung manis-Zea mays

saccharata), pop corn (jagung berondong-Zea mays everta), Flour corn (jagung

tepung-Zea mays amylaceae), pod corn (jagung bungkus-Zea mays turnicata) dan

waxy corn (jagung lilin-Zea mays certain) yang memiliki kandungan amilopektin

lebih besar dalam endospemnya (Warisno, 1998).

Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mengandung

sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubtitusi)

beras sebab:

a. Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang terkandung

pada padi.

b. Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi sehingga

jagung dapat pula menyumbang sebagian kebutuhan protein yang

diperlukan manusia.

c. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi

tanah yang agak kering pun jagung masih dapat ditanam.(Aksi Agraris

Kanisius, 1993)

Tanaman jagung banyak sekali gunanya, hampir seluruh bagian tanaman

dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan daun tanaman

yang masih muda bisa digunakan untuk pakan ternak. Batang dan daun tanman

jagung yang sudah tua (setelah dipanen) dapat digunakan untuk pupuk hijau atau

pupuk kompos. Biji jagung yang telah tua bisa digunakan untuk pengganti nasi.

Page 20: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

8

Kegunaan lain jagung ialah sebagai ahan baku pembuatan pakan ternak, sebagai

bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin termasuk perekat, dan industri

tekstil (Warisno, 1998).

2.2.Jagung Manis

Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan komoditas palajiwa dan

termasuk dalam keluarga (family) rumput-rumputan (Gramineae). Pengenalan

taksonomi, morfologi, jenis atau varietas jagung manis (Zea mays saccharata)

akan meningkatkan apresiasi dalam pengembangan dan pelestarian tanaman

jagung manis.

Jagung manis termasuk gelongan tanaman semusim yaitu tanaman yang

berumur kurang dari satu tahun dan hanya sekali berproduksi dan setelah

berproduksi akan mati. Tanaman jagung manis ini (Zea mays L.) ini digolongkan

ke dalam dua bagian yaitu bagian vegetatif yang terdiri dari akar, batang dan daun

serta bagian generatif yang terdiri dari bunga, buah dan biji. (Anonim, 1995)

Menurut Anonim (2001) secara morfologi, bagian atau organ-organ

penting pada tanaman jagung manis adalah sebagai berikut :

1. Akar

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman

8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Akar tanaman jagung

manis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kondisi tanah yang

sesuai untuk pertumbuan dan perkembangan. Pada kondisi tanah yang subur dan

gembur, jumlah akar tanaman jagung manis cukup banyak sedangkan pada tanah

yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas atau sedikit. Perakaran

Page 21: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

9

tanaman jagung manis diawali dengan proses perkecambahan biji. Pertumbuhan

kecambah biji jagung manis dimulai dengan akar kecambah, kemudian diikuti

calon batang, bersamaan dengan tumbuhnya akar kecambah akan tumbuh pula

akar primer yang muncul pada buku terbawah.

Selanjutnya setelah l0 hari berkecambah akan tumbuh akar adventif yang

muncul pada buku di atasnya. Akar kecambah dan akar primer tumbuhnya

bersifat sementara, sedangkan akar adventif terus tumbuh selama tanaman jagung

manis tetap hidup. Pertumbuhan akar tanaman jagung manis pada umur 4 minggu

mencapai kedalaman 45 cm, dan disekitar pangkal batang juga dipadati sejumlah

akar dan cabang-cabang akar. Fungsi akar adventif adalah untuk memperkuat

berdirinya dan membantu menyangga tegaknya tanaman jagung dan menambah

organ penghisap air dan garam-garam tanah.

2. Batang

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,

namun tidak seperti padi atau gandum. Batang tanaman jagung manis bentuknya

bulat silindris, tidak berlubang dan beruas-ruas sebanyak 8 - 20 ruas. Ruas

terbungkus pclepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh

namun tidak banyak menganduag lignin. Jumlah ruas tersebut teryantung pada

varietas jagung manis yang ditanam dan umur tanaman. Fungsi batang yang berisi

berkas-berkas pembuluh adalah sebagai media pengangkut zat-zat makanan dari

atas ke bawah atau sebaliknya, zat-zat yang diserap oleh akar berupa unsur-unsur

hara yang diangkut ke atas melalui berkas-berkas pembuluh menuju daun

Page 22: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

10

tanaman untuk selanjutnya dengan proses asimilasi dihasilkan zal-zat makan yang

dikirim keberbagai jaringan tanaman.

3. Daun

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara

pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang

daun. Peunukaan daun ada yang licin dan ada yang berarnbut. Stoma pada daun

jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma

dikelilingi sel-sel epideunis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam

respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.

Struktur daun terdiri atas tiga bagan, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan

helaian daun. Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun

berbeda-beda yaitu panjang antara 30-l50 cm dan lebar mencapai 15 cm. Letak

daun pada batang bersilangan. Daun jagung mempunyai lidah dan telinga daun

yang terletak dipangkal daun. Lidah daun berfungsi untuk mengatasi masuknya

air dari atas (air hujan) kedatam batang tanaman jagung, sehingga terhindar dari

kebusukan. Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya prosesing makanan

tanaman makanan (asimilasi), mengatur kelebihan air dan sekaligus menstabilkan

suhu yang dibutuhkan tanaman, serta sumber zar hijau daun (klorofil) sebagai

organ potosintesis.

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)

dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas

bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi

oleh sepasangg glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak

Page 23: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

11

tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning

dan beraroma khas. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh

semacam pelepah dengan "rambut". Tongkol tumbuh dari buku, diantara batang

dan pelepah daun. Pada urnumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu

tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina Beberapa varietas

unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai

varietas prolific. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari

lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).

Bunga betina terdiri atas sel telur atau ovari yang dilindungi oleh carpel.

Carpel ini tumbuh menjadi rambut-rambut. Tangkai kepala putik merupakan

rambut atau benang yang berjumbai diujung tongkol sehingga kepala putiknya

menggantung diluar tongkol. Persarian bunga jagung manis terjadi pada pagi hari.

Jumlah serbuk sari sekitar 2-5 juta per tanaman. Serbuk sari terbentuk selama 7

sampai 15 hari, Persarian tanaman jagung manis dibantu oleh angin dan serangga

penyerbuk. Persarian silang dapat terjadi pada jarak sejauh 400 m. Persarian akan

gagal apabila suhu udara panas dan kering, maka keluarnya serbuk sari

berlangsgng cepat, sedangkan rambut pada.

4. Bakal Biji

Bakal biji yang siap diserbuki ditandai dengan rambit yang memanjang

dan keluar melalui sela-sela antar tongkol dan kelobot (pembungkus). Semakin

banyak bunga betina yang siap untuk dibuahi, maka semakin bertambah jumlah

rambut yang keluar melewat iujung tongkol jagung. Fungsi tongkol jagung adalah

sebagai tempat menempelnya calon biji, tempat menyimpan persediaan makanan,

Page 24: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

12

dan sebagai tempat lembaga muda (calon biji). Proses persarian bunga jagung

berlangsung selama 12-28 jam. Serbuk sari tumbuh mencapai sel telur dalam

bakal biji. Bersatunya sel telur dan sel jantan disebut pembuahan, yang diikuti

dengan perkembangan biji. Mula-mula selama 7 sampai 10 hari, perkembangan

biji berlangsung lambat, tetapi setelah itu berlangsung cepat secara linear sampai

berat maksimal. Pertumbuhan sejak keluar bunga jantan sampai dengan masaknya

biji disebut pertumbuhan generatif. Lamanya pertimbuhan generatif berlangsung

antara 50 sampai 55 hari, bergantung dari jenis atau varietas jagung dan

kesuburan tanah.

Setiap batang tanaman jagung manis idealnya dipelihara satu tongkol,

bergantung varietas dan kesuburan tanaman. Namun, kadeng-kadang ditemukan

lebih dari satu tongkol pertanaman. Anak-anak tongkol yang tumbuh dibagian

bawah sebaiknya dibuang. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun

pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endospeun

yang bervariasi pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan

yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8 hingga 20

baris biji. Biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (seed

coat), endospeun, dan embrio. Biji jagung merupakan organ tanaman generatif

untuk memperbanyak tanaman.

Jagung Manis (Zea mays saccharata) merupakan komoditas pertanian

yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan karena rasanya yang

enak dan manis karena banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan

Page 25: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

13

lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung relatif tinggi bila

diusahakan secara efektif dan efisien (Suprapto, 1986).

Di Indonesia jagung manis (Zea mays saccharata sturt) sudah lama

dikenal masyarakat. Jagung manis merupakan salah satu komoditi pertanian yang

disukai oleh masyarakat, karena rasanya yang enak juga mangandung karbohidrat,

protein dan vitamin yang tinggi serta kandungan lemak yang rendah (Direktorat

Gizi Depkes RI, 1997).

2.3. Usahatani

Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan,

dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan

seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal

mungkin (Suratiyah dalam Acon Sutrisno, 2009).

Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai

ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumberdaya yang ada

secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada

waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan

sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya; dan dikatakan

efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output)

yang melebihi masukan (input).

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di

tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti sinar matahari, tubuh

tanah, air, perbaikan-perbaikan yag telah dilakukan terhadap tanah tersebut, dan

bangunan-bangunan yang telah didirikan di atasnya. Usahatani dapat berupa

Page 26: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

14

usaha bercocok tanam atau memelihari ternak. Usahatani yang produktif adalah

usahatani yang produktivitasnya tinggi. Produktivitas merupakan penggabungan

antara efisiensi usaha (fisik) dan kapasitas tanah. Efisiensi ini mengukur

banyaknya hasil produksi yang dpat diperoleh dari satu kesatuan input (Mubyarto,

1989).

Menurut Hadisapoetra (1973), biaya usahatani dibagi menjadi tiga

kategori, yaitu:

a. Biaya alat-alat luar yaitu pengorbanan yang diberikan dalam usahatani

untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bungaseluruh aktiva yang

dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha (keuntungan

pengusaha) dan upah tenaga kerja keluarga sendiri.

b. Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah

tenaga kerja keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang

dibayarkan kepada tenaga luar.

c. Biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahan ditambah dengan bunga dari

aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.

Jadi usahatani adalah semua barang kegiatan yang dilaksanakan pada

suatu tempat dengan mempergunakan atau memanfaatkan sumber-sumber alam

yang tersedia di tempat tersebut, baik untuk bercocok tanam maupun untuk

pemeliharaan ternak. Atau dengan kata lain usahatani diartikan sebagai suatu

kegiatan pertanian baik usahatani rakyat/keluarga yang tujuan utamanya adalah

untuk memenuhi keperluan komsumsi/kebutuhan hidup mupun kebutuhan

perdagangan (Mubyarto, 1989).

Page 27: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

15

2.4. Teori Produksi

Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan

produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan

dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi, orang

memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala

bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi

(factors of production). Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai

atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi.

Soekartawi (2003) mendefinisikan produksi sebagai hasil akhir dari suatu

proses produksi yang dapat bervariasi karena adanya perbedaan kualitas.

Selanjutnya Mubyarto (1989) mengemukakan bahwa produksi pertanian

merupakan hasil yang diperoleh akibat bekerjanya beberpa faktor sekaligus, yaitu:

tanah, tenaga kerja, dan modal.

Produksi adalah usaha manusia untuk menambah, mempertinggi dan

menggandakan nilai atau barang (benda) hingga barang-barang itu berbeda bagi

manusia. Pada dasarnya produksi ditujukan untuk memperoleh keuntungan

setinggi-tingginya dengan biaya serendah-rendahnya. Atau dengan kata lain,

memperoleh rentabilitas yang tinggi (Tohir, 1991).

Mubyarto (1989) mengemukakan bahwa produksi adalah proses

menggunakan sumber daya untuk menghasilkan barang-barang dan jasa atau

keduanya. Produsen dapat menggunakan salah satu atau ketiga faktor produksi

(tenaga kerja, modal dan bahan baku) itu dengan kombinasi yang berbeda guna

meghasilkan satu atau banyak produk.

Page 28: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

16

Teori produksi akan membahas bagaimana penggunaan input untuk

menghasilkan sejumlah output tertentu. Hubungan antara input dan output seperti

yang diterangkan pada teori produksi akan dibahas lebih lanjut dengan

menggunakan fungsi produksi. Dalam hal ini, akan diketahui bagaimana

penambahan input sejumlah tertentu secara proporsional akan dapat dihasilkan

sejumlah output tertentu. Teori produksi dapat diterapkan pengertiannya untuk

menerangkan sistem produksi yang terdapat pada sektor pertanian. Dalam system

produksi yang berbasis pada pertanian berlaku pengertian input atau output dan

hubungan di antara keduanya sesuai dengan pengertian dan konsep teori produksi.

Pengertian produksi lainnya yaitu hasil akhir dari proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian

ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi diartikan sebagai aktivitas dalam

menghasilkan output dengan menggunakan teknik produksi tertentu untuk

mengolah atau memproses input sedemikian rupa (Sukirno, 2002).

Menurut Sukirno (2002) teori produksi menerangkan sifat hubungan di

antara tingkat produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi

yang digunakan. Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya

kepada pendekatan berikut:

1. Teori Produksi dengan satu faktor perubah.

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan

diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang

digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.

Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya

Page 29: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

17

adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak

mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang diubah jumlahnya

adalah tenaga kerja.

2. Teori Produksi dengan dua faktor berubah

Di dalam analisis yang berikut ini dimisalkan terdapat dua jenis faktor

produksi yang dapat diubah jumlahnya misalnya yang dapat diubah adalah

tenaga kerja dan modal. Misalkan pula bahwa dua faktor produksi yang dapat

berubah ini dapat dipertukar-tukarkan penggunaannya; yaitu tenaga kerja dapat

menggantikan modal atau sebaliknya, apabila misalkan pula harga tenaga kerja

dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang

bangunan perusahaan akan membingungkan biaya dalam usahanya untuk

mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukan.

2.5.Faktor-Faktor Produksi

Segala kegiatan proses produksi selalu akan ada penggunaan faktor-

faktor produksi (input), proses produksi tidak akan berjalan tanpa adanya faktor

produksi. Faktor produksi dalam proses produksi digolongkan sebagai input atau

masukan yang selanjutnya menghasilkan output. Oleh karena itu faktor produksi

akan berpengaruh langsung terhadap produksi. Penggunaan faktor produksi input

secara efektif akan menghasilkan output yang lebih tinggi, sebaliknya penggunaan

faktor produksi yang efektif dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas yang

dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam kegiatan proses produksi penggunaan

faktor-faktor produksi harus mampu mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas

yang tinggi (Soekartawi, 2003).

Page 30: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

18

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi produksi adalah

(Soekartawi,2002):

1. Lahan

Lahan merupakan sumber daya paling utama khususnya produksi hasil

pertanian. Oleh sebab itu maka tanah merupakan salah satu faktor produksi yang

sangat penting atau faktor produksi yang mendasar. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Mubyarto (1989) bahwa, lahan sebagai salah satu faktor

produksi adalah merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu dimana produksi

berjalan dari produksi keluaran.

Dari pendapat di atas, dapat diambil gambaran bahwa dalam sektor

pertanian, utamanya negara kita yang merupakan negara agraris, faktor produksi

lahan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Di dalam menganilisa

sebidang lahan terlihat berbagai macam hal, seperti; keadaan lahan, jenis lahan,

letak dan tingkat kesuburan lahan, yang kesemuanya ini erat hubungannya dengan

masalah pertanian. Disamping luas garapan, maka kualitas (produktivitas) lahan

merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya produksi dan pendapatan

yang dapat diperoleh dari tanah garapan petani (Soekartawi, 2003).

Pengertian yang lebih khusus berkaitan dengan kegiatan usahatani

dikemukan oleh Moehar (2002) “Faktor produksi lahan pada dasarnya

merangkum beberapa faktor produksi lainnya seperti udara, temperatur, sinar

matahari, sementara faktor produksi tanah itu meliputi sub faktor seperti keadaan

fisik dan unsur kimianya yang turut menentukan tingkat kesuburan tanah”. Defiisi

Page 31: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

19

ini memberikan pengertian tentang faktor produksi lahan yang mencakup pula

sumber daya alam lainnya seperti udara dan matahari.

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat

produktivitas lahan yaitu tingginya intensitas penanaman dalam setahun.

Sedangkan intensitas penanaman tergantung dai intensitas pengolahan lahan dan

irigasi. Misalnya pada lahan yang sepanjang tahun mendapat air pengairan yang

cukup yang memungkinkan petani menanam tanaman yang berumur pendek

sebntak dua kali dalam setahun (Moehar, 2002).

2. Modal

Modal atau kapital mengandung banyak pengertian, tergantung dari

penggunaannya. Dalam pengertian sehari-hari modal artinya dengan kekayaan,

yaitu semua harta dan berupa uang tabungan, tanah, rumah, mobil dan lain-lain

yang dimilikinya. Modal tersebut dapat mendatangkan keuntungan bagi

pemiliknya bergantung pada penggunaannya (Mubyarto, 1989).

Menurut Van Bohm Bawerk dalam Moehar (2002), memberikan

pengertian tentang modal atau kapital adalah “segala jenis barang yang akan

dihasilkan dan dimiliki masyarakat”. Sebagian kekayaan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan memproduksi

barang-barang baru inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial.

Menurut Mubyarto (1989), bagi seseorang petani yang merupakan

modalnya adalah tanah disamping tenaga kerja nya yang dinilai rendah. Jadi

modal pertanian dapat diartikan semua input yang digunakan dalam usahatani

mulai dari proses penanaman sampai panen, atau dengan kata yang lain semua

Page 32: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

20

biaya yang dikeluarkan untuk pembeli input-input dan kebutuhan-kebutuhan lain

yang diperlukan dalam bercocok tanam.

Modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal bergerak.

Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang

dapat digunakan beberapa kali, meskipun pada akhirnya akan habis juga, seperti

pabrik, mesin gudang dan kendaraan. Modal bergerak adalah barang-barang yang

hanya digunakan satu kali atau barang yang habis pakai pada setiap aktivitas

proses produksi, misalnya: bahan mentah, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.

Dalam kegiatan usahatani, khususnya pertanian rakyat, modal yang digunakan

adalah medal tetap berupa cangkul, parang, sabit dan peralatan usahatani

sederhana lainnya. Sedangkan modal bergerak berupa pupuk dan obat-obatan

(Tohir,1991).

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah unsur (bagian) yang penting dalam sektor pertanian,

sebab tenaga kerja adalah faktor pergerak bagi penggunaan faktor-faktor

produksi. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian,

penggunaan tenaga kerja dinyatakan oeh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan

tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai skala

usaha akan mempengaruhi besar-kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan

dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimna diperlukan. Biasanya

usaha pertanian sakla kecil akan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan

tidak perlu mengunakan tenaga kerja ahli (skilled). Sebaiknya pada usaha

pertanian skala besar, lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga

Page 33: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

21

dengan cara sewa dan sering dijumpai diperlukannya tenaga kerja yang ahli,

misalnya tenaga kerja yang mampu mengerjakan traktor, dan sebagainya

(Soekartawi, 2003).

4. Benih

Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses

seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar

(Anonymous, 2010).

Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman

muda (bibit), kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukan

bunga berkembang menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali.

Benih dapat dikatakan pula sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman,

jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif.

Benih berasal dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek batang, setek

daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman

dewasa (Sumpena, 2005).

5. Pupuk

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Pupuk adalah substansi / bahan yang mengandung satu

atau lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Page 34: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

22

pupuk memang sengaja dibuat mengandung bahan-bahan yang mendukung

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pupuk memiliki peranan penting sebagai salah satu faktor dalam

peningkatan produksi komuditas pertanian. Hal ini menjadikan pupuk sebagai

sarana produksi yang strategis. Untuk menyediakan pupuk petani diupayakan

memenuhi azas 6 tepat yaitu : Tempat, jenis, waktu, jumlah, mutu, dan harga yang

layak sehingga petani dapat menggunakan pupuk sesuai kebutuhan (Lingga,

Pinus, dan Marsono, 2001 ).

6. Pestisida

Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh

organisme yang hidup dan menggangu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang di

budidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau

mengendalikan berbagai hama. Kata pestisida berasal dari kata “Pest” yang

berarti Hama, dan “Cida” yang berarti Pembunuh. Jadi pestisida diartikan secara

sederhana berarti pembunuh hama.

Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang

digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang merugikan kepentingan

manusia (Sudarmo, 2010).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu proses produksi akan

berjalan lancar apabila terjadi perpaduan antara ke enam faktor produksi yaitu

lahan, modal, tenaga kerja, benih, pupuk, pestisida.

Page 35: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

23

2.6.Kerangka Pemikiran

Jagung Manis (Zea mays saccharata) merupakan komoditas pertanian

yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan karena rasanya yang

enak dan manis karena banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan

lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung relatif tinggi bila

diusahakan secara efektif dan efisien (Suprapto, 1986).

Pada faktor yang mempengaruhi produksi usahatani jagung manis di

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang mempengaruhi yaitu lahan dimana

hasil produksi pertanian diambil atau sebagai pabrik dimana hasil-hasil pertanian

diperoleh. Modal yang merupakan sumber daya yang digunakan dalam kegiatan

seperti pembelian pupuk atau membayar tenaga kerja. Tenaga kerja unsur yang

sangat penting dalam sektor pertanian dimana tenaga kerja sebagai sektor

penggerak dalam faktor produksi. Benih sebagai bahan untuk menanam tanaman

atau tumbuhan. Pupuk untuk memenuhi kebutuhan hara pada tanaman. Pestisida

dalam pertanian sebagai bahan racun untuk membunuh organisme yang hidup

untuk membunuh tanaman.

Page 36: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

24

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah :

Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produksi

Usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengan Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa.

2.7.Hipotesis

H0 : Pada variabel X1 , X2, X3, X5 berpengaruh tidak nyata terhadap variabel

Y.

H1 : Pada variabel X4 berpengaruh nyata terhadap variabel Y.

Tenaga Kerja

Tanaman jagung

manis

Usahatani

Fator-faktor

Produksi

Benih Lahan Pupuk Pestisida

Hasil Produksi

Page 37: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

25

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa. Penelitian berlangsung dari bulan Maret sampai bulan Mei

2016.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani jagung manis yang

berada dalam wilayah Desa Pa'bentengang sebanyak 200 petani. Menurut (Riduan

dan Akdon dalam Taro Yamane, 2007) teknik penentuan sampel digunakan

rumus sebagai berikut:

N

n=

N.d2 + 1

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Presesi yang ditetapkan

Page 38: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

26

Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel (n) sebanyak 66

orang.

N 200 200

n= = = = 66 orang

N.d2 + 1 (200).(0,1

2)+1 3

Sampel merupakan petani yang terpilih dari sejumlah populasi, dimana

penarikan sampel yang dilakuan memilih subjek bedasarkan kriteria spesifik yang

ditetapkan penelti. Jadi teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah

(Purposive Sampling).

3.3. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Kualitatif Data yang berisi pernyataan-pernyataan yang diambil

dilapangan penelitian di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, seperti:

(nama, agama, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja).

b. Data Kuantitatif Data yang berbentuk angka-angka, yang diambil

dilapangan penelitian di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, seperti

data yang dianalisa dan dijelaskan dengan menggunakan teknik analisis

data.

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui

observasi maupun wawancara. Data tersebut meliputi : identitas

responden, biaya dan pegeluaran petani jagung, luas panen dan

Page 39: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

27

produksi, serta keterangan atau gambaran umum dari komuditas

tersebut.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan atau dokumen

yang dikeluarkan oleh instansi terkait seperti : BPS Kabupaten Gowa,

Dinas pertanian Gowa, Kantor Kecamatan dan Kantor Desa yang

dijadikan sampel, dan kepustakaan yang relevan dengan penelitian ini.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Observasi

Metode pengamatan langsung terhadap kegiatan Petani responden.

Kegiatan ini meliputi proses penanaman, pemeliharaan, produksi, penanganan

pasca panen dan distribusi/pemasaran yang diperoleh.

3.4.2 Wawancara

Metode komunikasi dua arah yang dilakukan peneliti dengan petani

responden dengn menggunakan media kuisioner dan pedoman wawancara sebagi

alat bantu untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan terkait kegiatan Petani

Jagung.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dalam pengumpulan data adalah terkait

dengan pengambilan gambar/foto sebagai dokumentasi peneliti untuk mendukung

data primer/empiris dilapangan.

Page 40: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

28

3.5. Teknik Analisis data

Teknik penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitaif artinya adalah

menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel

penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik

kemudian di lengkapi dengan penjelasan secara deskriptif mengenai fonomena-

fonomena yang terjadi dilapangan. (Sugiono,2008)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analsis

regresi linear berganda, dengan menggunakan rumus formulasi/persaman regresi,

dimana Y (variabel terkait) dan X (variabel bebas) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Y = a0+a1.x1+a2.x2+…..x5+e

Dimana:

Y : Produksi (kg)

a : Konstanta

X1 : Lahan

X2 : Benih

X3 : Pupuk

X4 : Pestisida

X5 : Tenaga kerja

Page 41: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

29

3.6. Definisi Operasional

a) Responden adalah Petani Jagung Manis yang ada di Desa Pa’bentengang

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

b) Usahatani Jagung Manis adalah kegiatan yang dilakukan dalam

mengusahakan tanaman jagung manis pada suatu area dengan luasan

tertentu.

c) Jagung manis merupakan komoditas palajiwa dan termasuk dalam

keluarga (family) rumput-rumputan (Gramineae). Yang dibudidayakan

oleh Petani di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

d) Produksi merupakan hasil akhir dari suatu proses produksi yang dapat

bervariasi karena adanya perbedaan kualitas.

e) Faktor produksi dalam proses produksi digolongkan sebagai input atau

masukan yang selanjutnya menghasilkan output.

f) Lahan merupakan sumber daya yang paling utama khususnya produksi

hasil pertanian

g) Tenaga kerja adalah unsur (bagian) yang penting dalam sektor pertanian,

sebab tenaga kerja adalah faktor penggerak bagi penggunaan faktor-faktor

produksi.

h) Modal artinya kekayaan. Jadi modal pertanaian semua input yang

digunakan dalam usahatani mulai dari proses penanaman sampai panen,

atau dengan kata yang lain semua biaya yang dikeluarkan untuk pembeli

input-input dan kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan dalam

bercocok tanam.

Page 42: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

30

i) Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses

seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar.

j) Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga

mampu berproduksi dengan baik.

k) Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh

organisme yang hidup dan menggangu tumbuhan, ternak dan sebagainya

yang di budidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.

Page 43: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

31

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis Wilayah

Wilayah Desa Pa’bentengang secara umum mempunyai cirri geografis

berupa daerah dataran rendah dengan hamparan persawahan dan perkebunan yang

dijadikan sebagai lahan pertanian dan pengembalaan ternak sapi, Desa

Pa’bentengang juga merupakan daerah aliran irigasi Bendungan Bissua.

Selain itu, kondisi alam Desa Pa’bentengang yang merupakan daerah.

Dataran rendah dengan panorama alam yang masih asri. Oleh karena itu, Desa

Pa’bentengang sangat cocok sebagai tempat pertanian dan perkebunan.

Di sebelah selatan wilaya Pa’bentengang terdapat hamparan tambang

Golongan C diantaranya pasir, sirtu dan batu kali. Di setiap Dusun terdapat lubang

bekas galian sirtu dan batu bata yang sangat cocok untuk pengembangan ikan air

tawar. Di Sebelah Timur Dusun Lanra-lanra Paukiri terdapat puluhan hektar

hamparan rumput ilalang (lahan tidur) yang sangat cocok dijadikan sebagai

tempat pengembalaan ternak, dan sebagian lahan ditanami tebu (bahan baku

pembuatan gula pasir).

Di Desa Pa’bentengang terdapat TPA (tempat pembuangan akhir sampah

Kabupaten Gowa) dimana TPA bayak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

mencari nafkah. Di Dusun Sunggumanai juga terdapat lokasi perkemahan yang

mempunyai lahan yang luas, selain dimanfaatkan sebagai tempat perkemahan

merupakan juga lapangan Desa Pa’bentengang.

Page 44: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

32

4.1.1. Luas Wilayah Desa Pa’bentengang

Luas wilayah Desa Pa’bentengang 570,33 Ha dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Luas lahan Menurut penggunaanya di Desa Pa’bentengang Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa

No Jenis Lahan Luas lahan (Ha) Persentase (%)

1 Pemukiman 99,33 17,42

2 Persawahan 392,06 68,75

3 Sawah 58, 54 10,27

4 Perkebunan 20,00 3,51

Total 570,33 100 %

Sumber Data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengang Oktober 2015

Luas wilayah Desa Pa’bentengang adalah 570,33 ha yang terdiri dari

beberapa jenis lahan diantaranya lahan pemukiman engan luas 99,33 ha, lahan

persawahan 392,06 ha, lahan sawah 58,54 ha dan lahan untuk perkebunan dengan

luas 20,00 ha. Luas lahan tertinggi dimiliki oleh jenis lahan persawahan, ini jelas

membuktikan bahwa desa ini memiliki potensi besar di bidng pertanian

4.1.2. Letak Wilayah Desa Pa’bentengang

Secara administrasi Desa Pa’bentengang terletak di Wilayah Timut

Kecamatan Bajeng Kabupateng Gowa, yang merupakan salah satu Desa dati 10

desa dan 4 kelurahan dan Wilayah desa Pa’bentengan secara Administrasi dibatasi

oleh wilayah Kabupaten dan Kecamatan serta Desa Tetangga.

4.1.3. Kondisi Iklim Dan Curah Hujan

Desa Pa’bentengang mengenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim

hujan yang biasanya musim kemarau terjadi pada bulan Mei hingga Oktober,

sedangkan musim hujan dimulai pada bulan November Hingga Maret. Keadaan

ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan, yaitu bulan

April-Mei Dan Oktober-November. Dengan curah tertinggi diperkirakan bulan

Page 45: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

33

Januari yang mencapai rata-rata 1.182 mm. Sedangkan curah hujan terendah pada

bulan Agustus-September yang biasanya hamper dikatakan tidak ada hujan. Suhu

rata-rata pertahun adalah 320C.

4.2 Kondisi Demografis Desa Pa’bentengang

Demografi/Batas Desa Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paraikatte dan

Desa Bontoramba Kecamatan Pallangga. Sebelah Selatan Berbatasan dengan

Desa Lassang Kabupaten Takalar Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Maccini

Baji Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Towata Kabupaten Takalar.

Sedangkan jarak batas wilayah Desa Pabbentengang yaitu :

a. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan 7 km

b. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten 20 km

c. Jarak dari Ibu Kota Provinsi 30 km

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Pa’bentengang Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-laki 2.499 50,81

2 Perempuan 2.428 49,19

Total 4.927 100

Sumber Data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengang Oktober 2015

Tabel 2 menunjukkan jumlah total penduduk Desa Pa’bentengang 4.927

jiwa, terdiri dari 2.499 jiwa laki-laki (50,81%), dan 2,428 jiwa perempuan

(49,19%)dari jumlah total yang tercatat.

Dari hasil pendataan penduduk yang dilakukan oleh Badap Pusat Statistik

(BPS) Kabupateng Gowa dibandingkan dengan data administrasi terdapat selisih

Page 46: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

34

766 Jiwa dengan rincian umlah laki-laki 213 Jiwa sedangkan perempuan 303

Jiwa, yang tidak tercatat dalam monografi kelurahan.

Hal ini yang mendorongpemerintah Desa Pa’bentengang untuk

memperbaiki sistem administrasinya dan melakukang cek ulang terhadap

penyebab terjadinya selisih data penduduk tersebut. Sampai saat ini didapatkan

kesimpulan sementara bahwa terjadinya selisih tersebut dikarenakan beberapa

faktor lain, misalnya banyaknya warga Desa Pa’bentengang mencari nafkah di

luar Desa. Dan banyaknya pendatang yang tidak melaporkan kedatangannya, baik

yang bersifat permanen maupun tinggal sementara.

4.2.2 Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

Penduduk Desa Pa’bentengang pada umumnya bermata pencaharian

sebagai petani sumber daya alam yang dihasilkan seperti padi, jagung, kedelai,

kacang hijau, kacang panjang, ubi kayu dan ubi jalar.

Bertani merupakan pekerjaan pokok bagi sebagian masyarakat, dan

mempunyai pekerjaan sampingan pada sector peternakan, pengrajin batu bata dan

usaha warung. Petani juga ada 2 yaitu petani pemilik dan petani penggarap

dimana sebagian besar masyarakat petani memasarkan hasil pertanian kepada

pedagang eceran (Padandeng), serta sebagian kecil masyarakat di Desa

Pa’bentengang bekerja di bidang Pemerintahan (PNS).

Adapun jenis mata pencarian pokok masyarakat Desa Pa’bentengang

berdasarkan hasil sensus terdiri dari : PNS, pengusaha, pedagang, petani/peternak,

karyawan swasta, tukang ojek, tukang bangunan, supir, buruh bangunan, buruh

tani, pegawai/guru honor. Pekerjaan pokok ini dapat diliat pada Table 3.

Page 47: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

35

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Pa’bentengang Menurut Mata Pencarian

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 PNS 59 4,47

2 Polri 3 0,22

3 TNI 12 0,91

4 Pensiunan/LVRI 21 1,59

5 Pedagang/Jualan 64 4,85

6 Petani 690 52,59

7 Tukang 102 7,74

8 Wiraswasta 10 0,75

9 Karyawan Swasta 27 2,05

10 Buruh Tani 121 9,18

11 Sopir 47 3,56

12 Buruh Bangunan 83 6,30

13 Ojek 39 2,96

Total 1317 100

Sumber data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengang Oktober 2015

4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam memajukan tingkat

kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan

tingklat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan.

Tingkat kecakapan juga mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru

Dengan demikian akan membantu program pemerintahan untuk membuka

lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan

dapat mempertajam sistematika berpikir atau pola fikir individu, selain iti akan

mempermudah menerima informasi yang lebih maju. Tabel 4 mennjukan tingkat

rata-rata pendidikan warga Desa Pa’bentengang.

Page 48: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

36

Tabel 4. Jumlah penduduk Desa Pa’bentengang berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 534 10,86

2 Belum Sekolah 490 9,97

3 Masih TK 66 1,34

4 Masih SD 683 13,89

5 Masih SMP 260 5,29

6 Masih SMA 169 3,43

7 Masih Kuliah 28 0,56

8 Tamat SD 1105 22,48

9 Tamat SMP 699 14,22

10 Tamat SMA 544 11,07

11 Diploma 57 1,15

12 Sarjana 32 0,65

13 Tidak Tamat SD 241 4,90

14 Tidak tamat SMP 19 0,38

Total 4927 100

Sumber Data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengang Oktober 2015

4.3 Sarana Dan Prasarana Desa

Jalan poros desa penghubung antar Desa dan Kecamatan sudah memadai

dan sudah beraspal 8 km, rusak parah 1.700 m. Jalan dusun belum beraspal 8.200

m, belum dipaving block 2.000290 m, jalan lingkungan warga yang belum

bersetapak atau semen 1.450 m, perintisan jalan tani kurang lebih 5.300 m, serta

perkerasan jalan 3.400 m. untuk memudahkan masyarakat Desa Pa’bentengang

dalam akses transportasi. Transportasi yang digunakan oleh warga adalah mobil

pribadi, sepeda motor dan angkutan umum. Transportasi umum yang digunakan

masyarakat yaitu ojek. Transportasi kurang begitu lancer wlaupun jarak Desa

Pa’bentengan hanya 7 km dari jalan poros provinsi ini diakibatkan kondisi jalan

yang kurang baik

Page 49: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

37

Tabel 5. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Pa’bentengang.

No Sarana dan Prasaran Jumlah (unit) Persentase (%)

1 PUAD (Pendidikan Anak Usia Dini) 1 6,66

2 TK 2 13,33

3 SD 4 26.66

4 SMP 1 6,66

5 Puskesmas 1 6,66

6 Puskesdes 1 6,66

7 Mesjid 1 6,66

8 Kantor Desa 1 6,66

9 Lapangan Perkemahan/Lapangan

Sepak Bola

1 6,66

10 Jembatan 1 6,66

11 Posyandu 1 6,66

Total 15 100

Sumber Data : Hasil Sensus KPM Desa Pa’bentengan Oktober 2015

Pada Tabel 5 Menunjukkan bahwa secara umum penyediaan dan

pemenuhan sarana dan prasarana di bidang perhubungan, komonikasi secara

sosial dan ekonomi telah cukup membantu mendukung kegiatan masyarakat, ini

ditandai dengan adanya jalan aspal dan angkutan sehingga distribusi hasil-hasil

pertanian akan lancar. Kelancaraan distribusi ini secara tidak langsung dapat

meningkatkan harga produksi hasil-hasil bumi sebagai ketergantungan masyarakat

di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Sarana dan

prasarana lain seperti masjid, lapangan olahraga, posyandu, akan mempermudah

masyarakat dalam melaksanakan kegiatan baik berupa kegiatan sosial maupun

berupa kegiatan ekonomi.

Page 50: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

38

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan faktor internal dari petani yang

menggambarkan keadaan dan kondisi status responden dalam kegiatan usaha yang

dijalankannya. Petani adalah orang yang berusaha mengatur atau mengusahakan

tumbuh-tumbuhan dan hewan serta menggunakan hasilnya. Mereka mengubah

tempat tumbuhan dan hewan serta lingkungannya agar dapat memenuhi

kebutuhannya. Dalam kegiatan usahatani petani merangkap dua peranan yaitu

sebagai penggarap dan manajer (Soetriono dkk, 2003).

Responden penelitian ini meliputi petani jagung manis di Desa

Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Identitas responden

meliputi umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah

tanggungan keluarga dan luas lahan.

5.1.1. Umur Petani

Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut

semakin berat pekerjaan secara fisik dan semakin tua tenaga kerja akan semakin

turun pula prestasinnya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur

tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman.

Sementara untuk tenaga kerja keluarga karena tidak diupah, tingginya prestasi

kerja di pengaruhi oleh yang paling utama yaitu besarnnya kebutuhan keluarga

disamping faktor-faktor yang lain (Suratiyah,2008).

Page 51: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

39

Keadaan petani responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa

Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1

2

3

<40

40- 50

>50

27

13

26

40.90

19.69

39.41

Jumlah 66 100.00

Sumber: Data primer setelah Diolah, 2016

Tabel 6, Menunjukkan bahwa dari 66 responden terdapat 27 responden

(40.90%) yang berumur di bawah 40 tahun, 13 responden (19.69%) berumur

antara 40-50 tahun, dan 26 responden (39.41%) berumur di atas 50 tahun.

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata petani responden masih tergolong usia

produktif yaitu responden dengan jumlah terbanyak pada usia di bawah 40 tahun.

Hal ini sesuai dengan pendapat Wirosuharjo dan Novianti (2007) bahwa usia yang

termasuk produktif terdapat pada kisaran umur 15 – 64 tahun. Hal ini berarti fisik

dan tenaga mereka masih mampu untuk bekerja dan terlibat langsung dalam

mengelola usahataninya. Dengan demikian kesempatan untuk melakukan aktivitas

atau kegiatan pertanian lebih besar dengan melihat persentase dari masing-masing

kelompok umur tersebut.

5.1.2. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan petani dapat mempengaruhi pola piker petani. Petani

yang berpendidikan lebih cepat mengerti dan dapat memahami penggunaan

teknologi baru, sehingga parah penyuluh lebih mudah dalam menyampaikan

Page 52: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

40

konsep yang dibawakannya. Dengan demikian penerapan konsep dalam

mengelola usaha taninnya lebih baik da dapat tercapai sesuai dengan yang

diharapkan. Selain itu penanggulangan masalah-masalah yang timbul dalam usaha

tani lebih mudah di kendalikan. Tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh

dalam penentuan dan pengambilan keputusan yang tepat untuk pengembangan

usahataninnya (soekartawi 2005). Keadaan petani responden berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah Petani Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, 2016.

No Tingkat Pendidikan Jumlah(Orang) Persentase (%)

1

2

3

4

Tidak tamat SD

SD/ Sederajat

SLTP/ Sederajat

SLTA/ Sederajat

11

13

11

31

16.66

19.69

16.66

46.99

Total 66 100.00

Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2016

Tabel 7, menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden sudah

mengecap pendidikan formal. Jumlah responden yang terbanyak adalah pada

tingkat pendidikan SLTA yakni 31 responden (46.99%), kemudian tingkat

pendidikan SD yakni 13 responden (19.69%), tingkat pendidikan SLTP yakni 11

responden (16.66%), serta ada pula beberapa petani yang tidak melanjutkan

pendidikan (tidak tamat sekolah dasar) yakni 11 responden (16.66%).

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir petani walaupun

sebagian besar hanya sampai di tingkat pendidikan SD/ Sederaja . Hal ini sesuai

dengan pendapat Patong (2000), bahwa proses adopsi dan transformasi teknologi

dalam pengembangan suatu usahatani sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

Page 53: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

41

petani disamping kondisi lingkungan usahatani. Tetapi keinginan dan motivasi

memperoleh informasi dan teknologi baru untuk peningkatan produksi, kualitas

dan pendapatan usahatani sangat besar. Hal ini tampak pada usaha petani yang

telah membentuk Gapoktan di Desa Pabbentengang serta selalu aktif di setiap

penyuluhan yang diadakan oleh instansi pemerintah.

5.1.3 Pengalaman Usahatani

Pengalaman berusahtani mempengaruhi perilaku petani dalam mengelolah

usahataninnya. Biasannya petani yang memiliki pengalaman berusahatani lebih

lama mempunyai kebiasaan dan keterampilan dalam mengelola usahataninnya.

Pengalaman berusahatani yang dimaksud adalah terhitung sejak melepaskan diri

dari keluarga dan mengusahakan sendiri usahannya (Soekartawi, 2005). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Petani Responden berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa

Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 2016.

No Range Frekuensi (orang) Presentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

2 - 14

15 -29

30 - 44

45 - 59

60 – 70

22

19

16

3

6

33.33

28.78

24.24

4.54

9.09

Total 66 100.00

Sumber:Data Primer setelah diolah, 2016

Tabel 8, menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani responden petani

rata-rata berada pada kisaran 2-14 tahun sebanyak 22 responden (33.33%), pada

kisaran 15-29 tahun sebanyak 19 responden (28.78%), pada kisaran 30-44 tahun

Page 54: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

42

sebanyak 16 responden (24.24%), 45-59 tahun sebanyak 3 responden (4.54%),

dan pada kisaran 60-70 tahun sebanyak 6 responden (9.09%).

Hal ini tentu berpengaruh dalam pengelolaan usahatani masing-masing

responden khususnya dalam pencapaian hasil produksi yang lebih baik. Sesuai

dengan pendapat Soekartawi (2005), bahwa pengalaman berusahatani yang cukup

lama menjadikan petani lebih matang dan lebih berhati-hati, dalam mengambil

keputusan terhadap usahataninnya. Kegagalan dimasa lalu dapat dijadikan

pelajaran sehingga ia lebih berhati-hati dalam bertindak. Sedangkan petani yang

kurang berpengalaman umumnya lebih cepat dalam keputusan karena lebih berani

menanggung resiko.

5.1.4. Jumlah Tanggungan Petani

Tanggungan keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam suatu rumah

dengan biaya dan kebutuhan hidup lainnya ditanggung kepala keluarga. Makin

besar tanggungan keluarga petani, maka cenderung untuk lebih giat berusaha

mengembangkan usahataninnya demi kebutuhan hidup keluargannya. Jumlah

tanggungan keluarga petani mempunyai peranan yang penting terhadap

ketersediaan tenaga kerja, tetapi dilain pihak menyebabkan beban biaya hidup

yang ditanggung oleh petani (Soekartawi,2005). Banyaknya tanggungan keluarga

petani dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 55: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

43

Tabel 9. Jumlah Petani Responden berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di

Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten gowa, 2016.

No Tanggungan Keluarga(Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1

2

3

1 -2

3 - 4

5 – 6

35

28

3

53.03

42.42

4.55

Jumlah 66 100.00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

Tabel 9 menunjukkan bahwa sebanyak 25 responden (29.76%) memiliki

tanggungan 1-2 orang, sebanyak 35 responden (53.03%) memiliki tanggungan

keluarga sejumlah 3-4 orang, sebanyak 28 responden (42.42%) memiliki

tanggungan keluarga 5-6 orang sebanyak 3 resonden (4.55%). Jumlah tanggungan

keluarga sangat mempengaruhi responden dalam mengelola usahataninya, yaitu

selain karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya juga

karena anggota keluarga tersebut membantu dalam mengambil keputusan dan

dalam mengelolah usahataninya sehingga dapat meningkatkan penghasilan

keluarga (Soekartawi,2005).

5.1.5 Luas Lahan

Luas lahan merupakan kepemilikan lahan oleh petani yang digunakan

khusus untuk usahatani jagung manis yang biasannya dinyatakan dalam hektar

(Ha). Luas suatu lahan usahatani turut berpengaruh besar terhadap tingkat

produksi yang dihasilkan. Petani yang memiliki lahan usahatani yang besar akan

menghasilkan produksi yang besar dibandingkan dengan petani yang memiliki

lahan yang sempit. Akan tetapi hal tersebut tidak menjamin bahwa usahatani

jagung manis yang luas lebih produktif dibanding dengan usahatani jagung manis

Page 56: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

44

yang sempit dalam hal perolehan produksi (Mas’ud 2011). Luas lahan Usahatani

jagung manis yang dimiliki oleh petani responden di Desa Pabbentengang dapat

dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Luas Lahan Usahatani Jagung Manis Petani Responden, di Desa

Pa’bentengang, Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 2016.

No Range (ha) Frekuensi Persentase (%)

1

2

3

4

0.07-0.18

0.19-0.37

0,38-0.93

0.94-1

30

27

5

4

45.45

40.90

7.57

6.06

Jumlah 66 100.00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

Tabel 10, menunjukkan frekuensi tertinggi luas lahan usahatani jagung

manis yaitu 30 responden yang memiliki luas lahan antara 0.07-0.18 (45.45%),

kemudian 27 responden yang memilki luas dengan kisaran 0.19-0.37 ha (40.90%),

Sedangkan frekuensi luas lahan terendah masing-masing 4 dan 5 responden pada

luas antara 0.38-0.93 ha (7.57%) dan pada kisaran 0.94-1 ha (6.06%). Status

kepemilikan lahan petani responden rata-rata adalah petani pemilik. Dalam hal

perolehan produksi yang tinggi, lahan usahatani jagung manis petani responden

yang luas tidak menjamin bahwa usahatani jagung lebih produktif dibandingkan

dengan luas lahan yang sempit (Mas’ud, 2016).

5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jagung Manis

Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

jagung manis dengan Analisis Regresi, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah

Luas lahan (X1), jumlah penggunaan benih (X2), Pupuk (X3), Pestisida (X4), dan

Page 57: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

45

Tenaga Kerja (X5) sebagai variabel bebas dan Y (produksi) sebagai variabel

terikat.

Hasil analisis regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien determinan

dan hasil uji-F dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai Koefisien Determinan Dan Hasil Uji-F Berdasarkan Analisis

Regresi Berganda

Model

Derajat

bebas (DF)

Koefisien

Determinan (R2)

Fhitung Ftabel (0,05)

Regresi

Residual

5

60

.575 16.243 4.00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

Pada Tabel 11, berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh

nilai koefisien determinan atau Risidual Square (R2) adalah .575 atau R

2=57,5%.

Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu luas lahan, benih,

tenaga keja, pupuk, dan pestisida secara gabungan (simultan) terhadap produksi

jagung manis sebesar 57,5% pada model regresi. Sisanya yaitu sebesar 42.5%

merupakan pengaruh dari luar faktor kebutuhan yang tidak diteliti. Hal ini sesuai

dengan penelitian Setiyono (2008) bahwa luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan

tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap produksi usahatani jagung.

Untuk melihat besaran nilai Fhitung model regresi yaitu F hitung adalah

16.243 dengan tingkat signifikan 0,000 sedangkan F tabel dilihat pada tabel

distribusi (tabel f) pada taraf kepercayaan 95% (0,05). Pada kedua perhitungan F

hitung > F tabel dan signifikansinya 0,000 < 0,05, hal ini berarti hipotesi secara

silmutan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat f hitung

sebesar 16.243 dan nilai Ftabel sebesar 4.00. Dari hasil perhitungan uji-F terlihat

bahwa nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel ini bahwa ada pengaruh yang signifikan

Page 58: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

46

sehingga adanya hubungan yang linier antara variabel bebas (luas lahan, benih,

tenaga kerja, pupuk, dan pestisida) dengan variabel terikat (produksi)

(Susetyo.B,2010).

Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung manis

tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Analisis Regresi faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi

Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, Kabupaten

Gowa, 2016.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 169.651 110.195 1.540 .129

LuasLahan_X1 (ha) 1549.438 1011.866 .913 1.531 .131

Benih_X2 (kg) -134.553 95.878 -.527 -1.403 .166

Pupuk_X3 (kg) -2.461 1.666 -.684 -1.477 .145

Pestisida_X4 (ml) .736 .112 .609 6.593 .000

Tenagakerja_X5 (hok) .571 2.921 .058 .196 .846

t tabel = 2.00029

a. Dependent Variable: produksi_y

Hasil persamaan regresinya:

Y = a0+a1.X1+a2.X2+a3.X3+a4.X4+a5.X5

Y= 169.651+ 1549.438X1+-134.553X2+-2.461X3+0.736X4 + 0.571X5

Pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa nilai konstanta (a0) sebesar 169.651

dengan t hitung sebesar 1.540 dan nilai signifikan .129, ini berarti bahwa

koefisien regresi bernilai positif berarti bahwa secara simultan variabel bebas

memiliki pengaruh nyata terhadap variabel terikat (y) artinya nilai konstanta

Page 59: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

47

menunjukkan pengaruh positif variabel independent/bebas ( luas lahan, benih,

pupuk, pestisida, tenaga kerja). Bila variabel independent/bebas naik dalam satu

satuan, maka variabel produksi (y) akan naik.

Selanjutnya penjelasan pada persamaan regresi dapat diamati sebagai

berikut :

a. Nilai a1X1 : Luas lahan (koefisien X1 = 1549.438 ha)

Nilai a1X1 atau koefisien X1 sebesar 131.237 menunjukkan bahwa luas

lahan mempunyai pengaruh sebesar 131.237 terhadap produksi jagung manis.

Koefisien regresi bernilai positif menunjukkan pengaruh yang searah, artinya

apabila luas lahan ditambah satu satuan berdasarkan pengukuran yang dibuat

dalam kusioner, maka produksi akan meningkat sebesar 1549.438 dengan

asumsi variable yang lain tidak mengalami perubahan atau bersifat konstan.

b. Nilai a2X2 : benih (koefisien X2 =-134.553 kg)

Nilai a2X2 dengan koefisien X2 sebesar -134.553 menunjukkan bahwa

benih mempunyai pengaruh sebesar -134.553 terhadap produksi jagung manis.

Koefisien regresi bernilai negatif, artinya apabila benih ditambah satu satuan

berdasarkan pengukuran yang dibuat dalam kusioner, maka produksi akan

meningkat sebesar -134.553 dengan asumsi variable yang lain tidak

mengalami perubahan atau bersifat konstan.

c. Nilai a3X3 pupuk (koefisien X3 = -2.461kg )

Nilai a3X3 dengan koefisien X3 sebesar -2.461 menunjukkan bahwa

Pupuk mempunyai pengaruh sebesar -2.461 terhadap produksi jagung manis.

Koefisien regresi bernilai negative menunjukkan pengaruh yang searah,

Page 60: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

48

artinya apabila pupuk ditambah satu satuan berdasarkan pengukuran yang

dibuat dalam kusioner, maka produksi akan meningkat sebesar -2.461 dengan

asumsi variable yang lain tidak mengalami perubahan atau bersifat konstan.

d. Nilai a4X4 pestisida (koefisien X4 = 0.736 ml)

Nilai a4X4 dengan koefisien X4 sebear 0.736 menunjukkan bahwa

pestisida mempunyai pengaruh sebesar 0.736 terhadap produksi jagung manis.

Koefisien regresi bernilai positif menunjukkan pengaruh yang searah, artinya

apabila pestisida ditambah satu satuan berdasarkan pengukuran yang dibuat

dalam kusioner, maka produksi akan meningkat sebesar 0.736 dengan asumsi

variable yang lain tidak mengalami perubahan atau bersifat konstan.

e. Nilai a5X5 (koefisien X5 = 0.571 hok)

Nilai a5X5 dengan koefisien sebesar 0.571 menunjukkan bahwa tenaga

kerja mempunyai pengaruh sebesar 0.571 terhadap produksi jagung manis.

Koefisien regresi bernilai positif menunjukkan pengaruh yang searah, artinya

apabila tenaga kerja ditambah satu satuan berdasarkan pengukuran yang

dibuat dalam kusioner, maka produksi akan meningkat sebesar 0.571 dengan

asumsi variable yang lain tidak mengalami perubahan atau bersifat.

5.3 Uji Analisis

5.3.1 Uji F (Simultan)

Uji F atau uji simultan atau uji regresi secara serentak digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel

dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau non signifikan. (Susetyo.B,2010).

Page 61: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

49

Berdasarkan analisis uji F diperoleh tingkat signifikan sebesar 0,000 pada

tingkat kepercayaan 95 persen. Dimana F hitung (16.243) lebih besar dari F tabel

(4,00) Maka dapat disimpulkan bahwa luas lahan (X1), Benih (X2), Pupuk (X3),

Pestisida (X4), Tenaga kerja (X5) berpengaruh terhadap produksi jagung manis

(y).

5.3.2 Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhya signifikan atau tidak.

Karena uji F sebelumnya signifikan maka dilanjut pengujian perbedaannya.

Setelah dilakukan uji t maka diperoleh tingkat signifikan. (Susetyo.B,2010).

X1 Luas lahan t hitung = 1,531 < t tabel = 2.00029 sig 0,131

X2 Jumlah Benih t hitung = -1,403 < t tabel = 2.00029sig 0,166

X3 Pupuk t hitung = -1,477 < t tabel = 2.00029sig 0,145

X4 Pestisida t hitung = 6,593 > t tabel 2.00029sig 0,000

X5 Tenaga Kerja t hitung = 0,196 < t tabel 2.00029sig.0,845

a. Luas Lahan

Tingkat pengaruh Luas Lahan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi jagung manis ditunjukkan oleh nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel

(1,531 < 2.00029) menunjukkan nilai signifikan 0,131 tingkat kepercayaan 95 %

= α 5 % artinya bahwa luas lahan menunjukkan pengaruh tidak nyata (tidak

signifikan) terhadap produksi jagung manis.

Page 62: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

50

b. Benih

Tingkat pengaruh benih terhadap faktor yang mempengaruhi produksi

jagung manis tidak berpengaruh langsung hal ini dibuktikan oleh nilai t hitung

lebih kecil dari nilai t tabel (-1,403< 2.00029) menunjukkan nilai signifikan 0,166

dengan tingkat kepercayaan 95 % = α 0,5% artinya bahwa jumlah benih (X2)

berpengaruh tidak nyata (tidak signifikan) terhadap produksi jagung.

Petani jagung manis di Desa Pabbentengan yang menggunakan 2 jenis

benih yaitu benih jenis Bonangsa dan jenis Secada petani menggunakan benih

secada yang lebih besar maka kebutuhan benih dalam 1 hektarnya lebih banyak di

bandingkan dengan petani yang menggunakan benih yang lebih kecil yaitu

bonangsa. Dari data yang diperoleh dari penelitian ini bahwa petani yang

menggunakan benih yang lebih besar memperoleh hasil yang lebih banyak dari

pada petani yang menggunakan benih kecil, yang berarti penggunaan benih yang

lebih besar produksinya lebih bagus dari pada benih yang berukuran kecil. Namun

ukuran benih disini lebih kepada selera masyarakat untuk menanam jagung sesuai

dengan keinginan mereka.

c. Pupuk

Tingkat pengaruh pupuk terhadap faktor yang mempengaruhi produksi

jagung manis tidak berpengaruh langsung (tidak nyata) hal ini dibuktikan oleh

nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-1,477 < 2.00029) menunjukkan nilai

signifikan .145 dengan tingkat kepercayaan 95 % = α 0,5% artinya bahwa jumlah

pupuk berpengaruh tidak nyata (tidak signifikan) terhadap produksi jagung

manis.

Page 63: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

51

d. Pestisida

Tingkat pengaruh nyata jumlah penggunaan pestisida terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi produksi jagung manis ditunjukkan oleh nilai t hitung

lebih besar dari nilai t tabel (6,593 > 2.00029) menunjukkan nilai signifikan 0,000

tingkat kepercayaan 99 % = α 1 % artinya bahwa jumlah pestisida menunjukkan

pengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi jagung manis sehingga setiap 1

persen penambahan petisida maka semakin bertambah produksi jagung manis.

Berdasarkan hasil penelitian ini, pemberian jumlah pestisida berpengaruh

nyata terhadap produksi jagung manis, maka untuk meningkatkan produksi, perlu

penambahan pasokan pestisida dengan pemberian secara optimal dengan

mengutamakan pestisida jenis alami (organik).

e. Tenaga Kerja

Tingkat pengaruh jumlah penggunaan Tenaga Kerja terhadap faktor yang

mempengaruhi produksi jagung manis tidak berpengaruh langsung hal ini

dibuktikan oleh nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (0,196 < 2.00029)

menunjukkan nilai signifikan .845 dengan tingkat kepercayaan 95 % = α 0,5%

artinya bahwa jumlah penggunaan tenaga kerja berpengaruh tidak nyata (tidak

signifikan) terhadap produksi jagung manis.

Page 64: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

52

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil pengamatan yang terbaru dapat disimpulkan berdasarkan sebuah uraian

yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa :

1. Hasil analisis regresi linier berganda yang di gunakan secara simultan

menunjukkan bahwa variabel lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja,

yang dilakukan secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan koefisiensi F hitung (16.243) lebih

besar dari nilai F tabel (4.00) atau disamping itu nilai determinan (R2)

sebesar 0.575. Artinya variabel-vaiabel lahan, benih, pupuk, pestisida,

tenaga kerja tersebut hanya 57,5 % menunjukkan hubungan pengaruh yang

kuat terhadap produksi jagung manis. Dan sisanya diduga di pengaruhi

dari variabel-variabel yang tidak di masukkan dalam model.

2. Berdasarkan hasil pengujian yang di lakukan secara parsial variabel-

variabel lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, tersebut hanya

pestisida yang menunjukkan pengaruh signifikan. Hal itu di tunjukkan

nilai t hitung (6.593) lebih besar dari pada t tabel (2.00029) atau dengan nilai

signifikan 0.000 lebih kecil dari Ftabel 0.05. Sedangkan variabel-variabel

lain menunjukkan pengaruh tidak nyata.

Page 65: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

53

6.2 Saran

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa produksi jagung manis di Desa

Pa’bentengang Kecamaan Bajeng Kabupaten Gowa cukup banyak sehingga

disarankan kepada Dinas pertanian dalam penyediaan sarana produksi jagung

manis dapat diperhatikan. Terkhusus pada penyediaan pasokan pestisida yang

sangat mempengaruhi hasil produksi jagung manis.

Dengan keadaan luas Lahan yang tersedia cukup luas untuk lahan

pertanian yg dimiliki para petani, maka disarankan kepada instansi terkait untuk

memberikan subsidi kepada para petani sehingga lahan para petani dapat

tertanami.

Page 66: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

54

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2001.Pertanian dan Agribisnis.http://www.JournalLitbangBlogspotCom.

Di askes 02 Februari 2016

Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa. 2013, http://google.com diakses pada

tangal 01 Maret 2016

Mahdi, 2009. Analisis Usahatani Jagung Manis dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya di Kecamatan Payakunbuh Kabupaten Lima Puluh

Kota. Jurnal. Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

Marvelia,A., S. Darmanti, dan S. Parman. 2006. Produksi Tanaman Jagung Manis

(Zea mays L. Saccharata) yang Diperlakukan dengan Kompos Kascing

dengan Dosis yang Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. 16,

No. 5.

Moehar, 2002. Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong Pada Industri

Rumah Tangga Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Mubyarto, 1989 dan Tohir, 1991. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-

faktor Produksi pada Usahatani Jagung Varietas Bisi-2 Di Kecamatan

Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Riyadi. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung di

Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Tesis: MIESP Universitas

Diponegoro.

Setiyanto, Aries.2008. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani

Jagung (Studi Kasus di Desa Beketel, Kecamatan Kayen, Kabupaten

Pati,Provinsi Jawa Tengah). Skrispi :Institut Pertanian Bogor. Bogor

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, Dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Jakarta

Sugiono,2008. Metode penelitian kuantitaf kualitatif dan R & D. Bandung

Alfabeta

Sukirno,2005. Analisis Fungsi Produksi, http ://www. JurnalLitbang.com diakses

01 Maret 2016.

Page 67: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

55

Suprapto, 1986 dan Warisno, 1998. Pengaruh pemberian beberapa dosis kompos

dengan stimulator Trichoderma terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman jagung manis varietas Bonanza F-1. Jurnal. Universitas

Muhammadiyah Sumatera Barat.

Susetyo.B, 2010. Statistika Untuk Analisis Data Peneitian.PT Refika Aditama.

Bandung.

Yusniar,2015. Analisis Trend Produksi Jagung di Sentra Kabupaten Gowa.

Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 68: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

56

LAMPIRAN

Page 69: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

57

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

NURDIANSYAH (105960122012)

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

Judul Penelitian :

Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Produksi Usahatani Jagung Manis

Di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

I.IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden : .......………………………...............................

2. Umur : ..…..…….. tahun

3. Pendidikan Terakhir : TT SD / SD / SLTP / SLTA / Diploma / Sarjana

4. Perkerjaan Pokok : ………………………………………………..

5. Pengalaman Berusahatani : ……………………………………………….

6. Jumlah Tanggungan Kel. : .......………………………...............................

7. Luas Lahan :………………...ha

a) Milik……….ha

b) Sewa……….ha

c) Sakap……....ha

II.DAFTAR PERTANYAAN

A. Daftar Pertanyaan Responden

1. Dari mana bapak/ibu mendapatkan benih jagung manis yang berkualitas?

:……………………………

2. Pupuk apa saja yang bapak/ibu gunakan?

: ………………………………………

3. Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan alat apa?

: ………………………………………

4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan lahan?

Jawab: ……………………………………

Page 70: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

58

5. Dimana biasanya jagung manis di pasarkan?

Jawab: ………………………………

B. Biaya

a) Benih

No Jenis Benih Jumlah(Kg) Harga(Rp/Kg) Nilai

b) Pupuk

No Jenis Pupuk Jumlah(Kg) Harga(Rp/Kg) Nilai

c) Tenaga Kerja

No Jenis Kegiatan Jumlah TK HOK Jam Kerja Upah/Hari Nilai

Page 71: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

59

d) Obat-obatan

No Jenis Obat Jumlah

Pemakaian per ml

Satuan Harga Nilai

e) Biaya Air =……………../Sekali Tanam

f) Pajak Lahan =……………./Tahun

g) Sewa Lahan =…………..../Sekali Tanam

h) Hasil Produksi =….……..…...Kg

i) Harga Jual =……………..Rp

Page 72: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

60

Lampiran 2. Identitas Responden Petani Jagung Manis Di Desa

Pa’bentengangKec.Bajeng. Kab.Gowa

No.

Nama

Responden

Umur

(tahun)

Tingkat

Pendidikan

Jml.

Tangg.

Kel

(orang)

Luas

Lahan

(ha)

Pengalaman

Usahatani

(thn)

1 Dg.Salang 36 SLTP 3 0,08 13

2 Dg.Kilo 51 SD 2 0,30 29

3 Pak Sunari 45 SLTA 3 1,00 7

4 Dg.rani 57 SD 5 0,14 32

5 Ramli 20 SLT 2 0,25 5

6 Dg.Rate 29 SLTA 3 0,70 10

7 Dg.Sanre 29 SLTA 4 0,23 7

8 Dg.Rola 38 SLTA 3 0,08 19

9 Dg.Leo 34 SLTA 1 0,20 12

10 Dg.Nai 49 SLTP 1 0,13 27

11 Rahmat 20 SLTA 3 0,20 3

12 Dg.Rurung 83 SD 3 0,50 70

13 Dg.Liwang 41 SLTP 3 0,10 20

14 Baharuddin 69 TTSD 3 0,27 3

15 Dg.Rate 61 TTSD 1 0,07 35

16 Dg.Tutu 32 SLTA 3 1,00 8

17 Dg.Janggo 70 TTSD 1 0,09 51

18 Dg.Koromma 31 SLTA 2 0,23 7

19 Dg.Ngewa 45 SLTA 4 0,50 21

20 DG.Naba 41 SLTA 2 0,42 22

21 Dg.Tia 59 SD 1 0,17 27

22 Dg.Talli 50 SLTA 3 0,20 30

23 Dg.Bumbung 71 TTSD 2 0,35 50

24 Dg.Timung 62 SD 1 0,14 40

25 Dg.Ngerang 71 TTSD 2 0,13 50

26 Dg.Boko 70 TTSD 2 0,19 47

27 Dg.Ngangka 42 SD 3 0,15 20

28 G Dg.Nai 56 SLTP 2 0,30 32

29 Dg.Sijaya 50 SD 2 0,07 29

30 Dg.Ngewa 35 SLTA 4 0,28 15

31 Dg.Tutu 58 SD 1 0,23 35

32 Dg.Nawang 47 SLTP 5 0,10 35

33 Dg.Ngoyo 71 TTSD 3 0,30 50

34 Dg.Ngemba 39 SD 3 0,15 14

35 Dg.Tinri 32 SLTP 2 0,15 8

Page 73: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

61

No.

Nama

Responden

Umur

(tahun)

Tingkat

Pendidikan

Jml.

Tangg.

Kel

(orang)

Luas

Lahan

(ha)

Pengalaman

Usahatani

(thn)

36 K Dg.Kilo 67 TTSD 1 0,14 40

37 Dg.Bonto 35 SLTA 2 0,15 10

38 D.Situru 32 SLTA 3 0,20 11

39 Dg.Rate 59 TTSD 2 0,12 24

40 Dg.Sewang 38 SLTA 3 0,35 20

41 Dg Siajang 34 SLTA 3 0,17 10

42 Adi 38 SLTA 2 0,70 10

43 Baso dg Nai 60 SLTP 2 0,17 32

44 Dg Tuppu 68 SLTA 3 0,08 21

45 Marwan 20 SLTA 1 0,15 2

46 T dg Naba 37 SLTP 3 0,19 17

47 Dg Siala 65 TTSD 2 0,18 46

48 Dg Sikki 32 SLTA 3 0,10 10

49 Dg Bantang 51 SLTA 3 0,29 25

50 Dg Bali 39 SLTA 2 0,15 15

51 Dg Limpo 61 TTSD 2 0,25 44

52 Kaharuddin 48 SLTA 4 0,25 30

53 Azis 33 SLTA 1 0,18 10

54 A dg Nuru 29 SLTA 2 0,30 15

55 Dg Mile 71 SD 2 0,27 47

56 Dg Gassing 30 SLTA 3 0,19 9

57 Dg Tayang 37 SLTP 2 0,10 19

58 Sudirman 25 SLTA 3 0,15 3

59 Dg Ngepi 32 SLTA 1 0,12 9

60 A dg Talli 57 SD 2 0,18 35

61 H Empo 57 SLTP 2 1,00 37

62 Dg.Sialle 47 SD 3 0,19 21

63 Dg Ngitung 62 SLTP 2 0,27 37

64 Dg Raga 55 SD 2 0,30 32

65 A dg Ngitung 47 SLTA 3 0,27 30

66 Dg Tola 49 SLTP 1 0,23 29

Jumlah 3109 0 158 16,79 1583

Rata-rata 47,11 2,39 0,25 23,98

Page 74: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

62

Lampiran 3. Total Produksi dan Penerimaan UT Jagung Manis

Desa Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa

Nomor

Responden

Luas

Lahan

(ha)

Produksi

(kg)

Harga per

kg (Rp)

Penerimaan

(Rp)

1 0,08 560 1.250 700.000

2 0,30 2.800 1.250 3.500.000

3 1,00 9.600 1.250 12.000.000

4 0,14 720 1.250 900.000

5 0,25 2.400 1.250 3.000.000

6 0,70 5.680 1.250 7.100.000

7 0,23 2.000 1.250 2.500.000

8 0,08 800 1.250 1.000.000

9 0,20 2.000 1.250 2.500.000

10 0,13 560 1.250 700.000

11 0,20 2.000 1.250 2.500.000

12 0,50 4.000 1.250 5.000.000

13 0,10 840 1.250 1.050.000

14 0,27 2.100 1.250 2.625.000

15 0,07 800 1.250 1.000.000

16 1,00 9.600 1.250 12.000.000

17 0,09 800 1.250 1.000.000

18 0,23 2.240 1.250 2.800.000

19 0,50 4.800 1.250 6.000.000

20 0,42 4.000 1.250 5.000.000

21 0,17 1.600 1.250 2.000.000

22 0,20 2.000 1.250 2.500.000

23 0,35 3.040 1.250 3.800.000

24 0,14 800 1.250 1.000.000

25 0,13 800 1.250 1.000.000

26 0,19 2.000 1.250 2.500.000

27 0,15 1.200 1.250 1.500.000

28 0,30 2.800 1.250 3.500.000

29 0,07 400 1.250 500.000

30 0,28 2.720 1.250 3.400.000

31 0,23 2.240 1.250 2.800.000

32 0,10 800 1.250 1.000.000

33 0,30 2.800 1.250 3.500.000

34 0,15 800 1.250 1.000.000

Page 75: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

63

Nomor

Responden

Luas

Lahan

(ha)

Produksi

(kg)

Harga per

kg (Rp)

Penerimaan

(Rp)

35 0,15 1.200 1.250 1.500.000

36 0,14 800 1.250 1.000.000

7 0,15 850 1.250 1.062.500

38 0,20 2.000 1.250 2.500.000

39 0,12 560 1.250 700.000

40 0,35 3.200 1.250 4.000.000

41 0,17 1.360 1.250 1.700.000

42 0,70 7.200 1.250 9.000.000

43 0,17 1.120 1.250 1.400.000

44 0,08 800 1.250 1.000.000

45 0,15 800 1.250 1.000.000

46 0,19 2.000 1.250 2.500.000

47 0,18 1.200 1.250 1.500.000

48 0,10 840 1.250 1.050.000

49 0,29 3.200 1.250 4.000.000

50 0,15 800 1.250 1.000.000

51 0,25 2.400 1.250 3.000.000

52 0,25 2.400 1.250 3.000.000

53 0,18 1.333 1.250 1.666.250

54 0,30 2.880 1.250 3.600.000

55 0,27 2.720 1.250 3.400.000

56 0,19 1.900 1.250 2.375.000

57 0,10 1.000 1.250 1.250.000

58 0,15 1.400 1.250 1.750.000

59 0,12 800 1.250 1.000.000

60 0,18 1.520 1.250 1.900.000

61 1,00 9.600 1.250 12.000.000

62 0,19 2.000 1.250 2.500.000

63 0,27 2.800 1.250 3.500.000

64 0,30 2.640 1.250 3.300.000

65 0,27 2.100 1.250 2.625.000

66 0,23 2.000 1.250 2.500.000

Jumlah 16,79 149.723,00 82.500,00 187.153.750,00

Rata-rata 0,25 2.268,53 1.250,00 2.835.662,88

Per hektar 9.074,12 5.000,00 11.342.651,52

Page 76: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

60

Lampiran 4. Total biaya Benih, Pupuk, dan Pestisida pada usahatani Jagung Manis di Desa Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa

Nomor

Biaya Benih

Biaya Pupuk

biaya pestisida Responden Pupuk Urea Pupuk NPK Pupuk PONSKA Total

kg Rp/unit Nilai (Rp) kg Rp/kg Nilai (Rp) kg Rp/kg Nilai (Rp) kg Rp/kg Nilai (Rp) nilai (Rp) ml Rp/ml nilai(Rp)

1 0.50 100,000 200000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 0 2,500.00 0 125,000.00 600 60 36000

2 1.75 100,000 700000 150 2,000.00 300,000.00 25 2,500.00 62,500.00 25 2,500.00 62,500.00 425,000.00 3,750 60 225000

3 6 100,000 2400000 400 2,000.00 800,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 1,050,000.00 12,000 60 720000

4 0.45 100,000 185000 50 2,000.00 100,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 162,500.00 750 60 45000

5 1.5 110,000 660000 100 2,000.00 200,000.00 20 2,500.00 50,000.00 30 2,500.00 75,000.00 325,000.00 3,000 60 180000

6 3.6 100,000 1410000 250 2,000.00 500,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 750,000.00 3,000 60 180000

7 1.3 100,000 520000 75 2,000.00 150,000.00 40 2,500.00 100,000.00 2,500.00 0 250,000.00 3,000 60 180000

8 0.5 100,000 200000 50 2,000.00 100,000.00 15 2,500.00 37,500.00 2,500.00 0 137,500.00 900 60 54000

9 1.25 110,000 560000 100 2,000.00 200,000.00 35 2,500.00 87,500.00 2,500.00 0 287,500.00 600 60 36000

10 0.45 100,000 150000 60 2,000.00 120,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 145,000.00 2,400 60 144000

11 1.25 100,000 500000 70 2,000.00 140,000.00 30 2,500.00 75,000.00 20 2,500.00 50,000.00 265,000.00 600 60 36000

12 2.5 100,000 1000000 150 2,000.00 300,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 425,000.00 6,000 60 360000

13 0.52 100,000 125000 60 2,000.00 120,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 145,000.00 600 60 36000

14 1.75 100,000 625000 125 2,000.00 250,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 375,000.00 3,000 60 180000

15 0.5 100,000 200000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 125,000.00 900 60 54000

16 6 100,000 2400000 400 2,000.00 800,000.00 50 2,500.00 125,000.00 25 2,500.00 62,500.00 987,500.00 12,000 60 720000

17 0.5 100,000 200000 50 2,000.00 100,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 150,000.00 1,050 60 63000

18 1.4 100,000 580000 100 2,000.00 200,000.00 40 2,500.00 100,000.00 2,500.00 0 300,000.00 2,700 60 162000

19 3 100,000 1200000 200 2,000.00 400,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 650,000.00 6,000 60 360000

20 2.5 100,000 1000000 150 2,000.00 300,000.00 40 2,500.00 100,000.00 20 2,500.00 50,000.00 450,000.00 1,650 60 99000

21 1 100,000.00 400000 75 2,000.00 150,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 200,000.00 2,250 60 135000

22 1.25 100,000.00 500000 100 2,000.00 200,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 275,000.00 2,400 60 144000

23 1.9 100,000.00 790000 150 2,000.00 300,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 425,000.00 3,750 60 225000

Page 77: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

61

24 0.5 110000 220000 50 2,000.00 100,000.00 15 2,500.00 37,500.00 15 2,500.00 37,500.00 175,000.00 1,500 60 90000

25 0.5 100000 200000 50 2,000.00 100,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 162,500.00 750 60 45000

26 1.25 100000 500000 90 2,000.00 180,000.00 30 2,500.00 75,000.00 10 2,500.00 25,000.00 280,000.00 2,250 60 135000

27 0.75 100000 300000 70 2,000.00 140,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 215,000.00 1,500 60 90000

28 1.75 100000 700000 150 2,000.00 300,000.00 50 2,500.00 125,000.00 15 2,500.00 37,500.00 462,500.00 3,600 60 216000

29 0.25 100000 100000 35 2,000.00 70,000.00 7 2,500.00 17,500.00 2,500.00 0 87,500.00 600 60 36000

30 1.7 100000 690000 50 2,000.00 100,000.00 120 2,500.00 300,000.00 2,500.00 0 400,000.00 3,600 60 216000

31 1.4 100000 585000 100 2,000.00 200,000.00 40 2,500.00 100,000.00 2,500.00 0 300,000.00 2,700 60 162000

32 0.5 100000 200000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 125,000.00 600 60 36000

33 1.75 100000 700000 125 2,000.00 250,000.00 75 2,500.00 187,500.00 2,500.00 0 437,500.00 3,750 60 225000

34 0.5 100000 200000 70 2,000.00 140,000.00 15 2,500.00 37,500.00 2,500.00 0 177,500.00 600 60 36000

35 0.75 110000 330000 70 2,000.00 140,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 190,000.00 1,500 60 90000

36 0.5 110000 220000 70 2,000.00 140,000.00 13 2,500.00 32,500.00 2,500.00 0 172,500.00 750 60 45000

7 0.53 100000 225000 70 2,000.00 140,000.00 15 2,500.00 37,500.00 2,500.00 0 177,500.00 600 60 36000

38 1.25 110000 550000 90 2,000.00 180,000.00 35 2,500.00 87,500.00 2,500.00 0 267,500.00 2,400 60 144000

39 0.45 100000 150000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 125,000.00 600 60 36000

40 2 100000 800000 150 2,000.00 300,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 425,000.00 3,750 60 225000

41 0.85 110000 350000 75 2,000.00 150,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 225,000.00 2,100 60 126000

42 4 100000 1800000 250 2,000.00 500,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 750,000.00 9,000 60 540000

43 0.7 100000 280000 70 2,000.00 140,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 190,000.00 1,500 60 90000

44 0.5 100000 200000 50 2,000.00 100,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 125,000.00 1,200 60 72000

45 0.5 100000 200000 70 2,000.00 140,000.00 15 2,500.00 37,500.00 2,500.00 0 177,500.00 150 60 9000

46 1.3 100000 520000 100 2,000.00 200,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 275,000.00 2,100 60 126000

47 0.8 110000 352000 80 2,000.00 160,000.00 30 2,500.00 75,000.00 2,500.00 0 235,000.00 2,100 60 126000

48 0.53 100000 125000 58 2,000.00 116,000.00 10 2,500.00 25,000.00 2,500.00 0 141,000.00 600 60 36000

49 1 100000 800000 125 2,000.00 250,000.00 60 2,500.00 150,000.00 2,500.00 0 400,000.00 3,750 60 225000

50 0.5 100000 200000 70 2,000.00 140,000.00 13 2,500.00 32,500.00 2,500.00 0 172,500.00 600 60 36000

51 1.5 100000 600000 100 2,000.00 200,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 325,000.00 3,000 60 180000

52 1.5 100000 600000 100 2,000.00 200,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 325,000.00 3,000 60 180000

Page 78: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

62

53 1 100000 400000 75 2,000.00 150,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 212,500.00 2,400 60 144000

54 1.8 100000 710000 130 2,000.00 260,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 385,000.00 3,750 60 225000

55 1.7 100000 645000 100 2,000.00 200,000.00 50 2,500.00 125,000.00 10 2,500.00 25,000.00 350,000.00 3,750 60 225000

56 1.2 100000 495000 70 2,000.00 140,000.00 25 2,500.00 62,500.00 25 2,500.00 62,500.00 265,000.00 2,250 60 135000

57 0.63 100000 275000 50 2,000.00 100,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 150,000.00 1,200 60 72000

58

0.87

5 100000 350000 70 2,000.00 140,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 190,000.00 1,875 60 112500

59 0.5 100000 200000 50 2,000.00 100,000.00 20 2,500.00 50,000.00 2,500.00 0 150,000.00 1,500 60 90000

60 0.95 100000 385000 70 2,000.00 140,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 202,500.00 2,250 60 135000

61 6 110000 2640000 350 2,000.00 700,000.00 100 2,500.00 250,000.00 2,500.00 0 950,000.00 12,000 60 720000

62 1 110000 440000 75 2,000.00 150,000.00 25 2,500.00 62,500.00 2,500.00 0 212,500.00 2,100 60 126000

63 1.75 100000 700000 130 2,000.00 260,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 385,000.00 3,360 60 201600

64 1.7 100000 680000 130 2,000.00 260,000.00 50 2,500.00 125,000.00 2,500.00 0 385,000.00 3,600 60 216000

65 1.75 120000 960000 100 2,000.00 200,000.00 50 2,500.00 125,000.00 20 2,500.00 50,000.00 375,000.00 3,000 60 180000

66 1.25 100000 500000 100 2,000.00 200,000.00 35 2,500.00 87,500.00 2,500.00 0 287,500.00 27,000 60 1620000

JUMLAH 91.2

4

6,720,000.0

0

##########

#

6,953.0

0

132,000.0

0

##########

#

2,403.0

0

165,000.0

0

6,007,500.0

0

215 165,000.0

0

537,500.0

0

20,451,000.0

0

#######

#

3,960.0

0

##########

#

RATA-RATA

1.43 101,818.18 584,575.76 105.35 2,000.00 210,696.97 36.41 2,500.00 91,022.73 17.9

2

2,500.00 8,143.94 309,863.64 3,077.05 60 184,622.73

Rata-rata/ha 5.7 407,272.73 2,338,303.03 421.39 8,000.00 842,787.88 145.64 10,000.00 364,090.91 71.6

7

10,000.00 32,575.76 1,239,454.55 12,308.1

8

240 738,490.91

Page 79: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

63

Lampiran 5. Biaya tenaga Kerja pada Usahatani jagung manis di Desa Pa’bentengang Kec.Bajeng Kab.Gowa

Nomor Tenaga Kerja total

Responden persiapan lahan menanam pemupukan 1 pemupukan 2 Pengairan tenaga kerja

HO

K

Upah(Rp) Nilai (Rp) HOK Upah(Rp) Nilai (Rp) HOK Upah(Rp) Nilai (Rp) HOK Upah(Rp) Nilai (Rp)

1 1 75,000 240,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 135,000 19

2 1 75,000 75,000 20 5,000 100,000 12 5,000 60,000 12 5,000 60,000 315,000 45

3 2 75,000 800,000 48 5,000 240,000 48 5,000 240,000 48 5,000 240,000 576,000 146

4 1 75,000 110,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 126,000 25

5 1 75,000 200,000 20 5,000 100,000 12 5,000 60,000 12 5,000 60,000 126,000 45

6 1 75,000 560,000 24 5,000 12,000 24 5,000 12,000 24 5,000 12,000 252,000 73

7 1 75,000 184,000 15 5,000 75,000 12 5,000 60,000 12 5,000 60,000 252,000 40

8 1 65,000 65,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 126,000 25

9 1 75,000 160,000 15 5,000 75,000 12 5,000 60,000 12 5,000 60,000 144,000 40

10 1 75,000 100,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 162,000 25

11 1 75,000 170,000 15 5,000 75,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 225,000 32

12 1 75,000 300,000 40 5,000 20,000 40 5,000 20,000 40 5,000 20,000 315,000 121

13 1 75,000 85,000 6 5,000 3,000 6 5,000 3,000 6 5,000 3,000 180,000 19

14 1 75,000 220,000 20 5,000 100,000 8 5,000 40,000 8 5,000 40,000 270,000 37

15 1 55,000 55,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 126,000 19

16 2 75,000 800,000 64 5,000 320,000 64 5,000 320,000 64 5,000 320,000 504,000 194

17 1 70,000 70,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 6 5,000 30,000 126,000 19

18 1 75,000 185,000 18 5,000 90,000 18 5,000 90,000 18 5,000 90,000 126,000 55

19 1 75,000 400,000 36 5,000 180,000 36 5,000 180,000 36 5,000 180,000 378,000 109

20 1 75,000 330,000 24 5,000 120,000 18 5,000 90,000 18 5,000 90,000 252,000 61

21 1 75,000 150000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 225000 37

Page 80: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

64

22 1 75,000 180000 12 5,000 60000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 270000 29

23 1 75,000 280000 20 5,000 100000 15 5,000 75000 15 5,000 75000 252000 51

24 1 75,000 110000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 252000 25

25 1 70,000 70000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 135000 25

26 1 75,000 150000 12 5,000 60000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 216000 29

27 1 75,000 120000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 19000 37

28 1 75,000 240000 20 5,000 100000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 315000 41

29 1 50,000 50000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 216000 19

30 1 75,000 225000 16 5,000 80000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 270000 41

31 1 75,000 185000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 252000 37

32 1 75,000 85000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 144000 19

33 1 75,000 240000 20 5,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 324000 37

34 1 100,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 180000 25

35 1 80,000 80000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 180000 25

36 1 100,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 162000 25

37 1 120,000 120000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 216000 25

38 1 75,000 170000 15 5,000 75000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 270000 32

39 1 75,000 90000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 162000 25

40 1 75,000 285000 24 5,000 120000 18 5,000 90000 18 5,000 90000 315000 61

41 1 75,000 130000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 189000 37

42 1 75,000 480000 40 5,000 200000 40 5,000 200000 40 5,000 200000 450000 121

43 1 75,000 135000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 189000 25

44 1 75,000 65000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 6 5,000 30000 126000 19

45 1 100,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 162000 25

46 1 75,000 150000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 216000 37

47 1 75,000 150000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 270000 37

48 1 85,000 85000 7 5,000 35000 7 5,000 35000 7 5,000 35000 180000 22

49 1 75,000 230000 20 5,000 100000 15 5,000 75000 15 5,000 75000 315000 51

50 1 100,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 162000 25

Page 81: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

65

51 1 75,000 200000 20 5,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 324000 37

52 1 75,000 200000 20 5,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 270000 37

53 1 75,000 150000 12 4,000 48000 12 4,000 48000 12 4,000 48000 225000 37

54 1 75,000 240000 24 5,000 120000 20 5,000 10000 20 5,000 10000 252000 65

55 1 75,000 220000 20 5,000 100000 15 5,000 75000 15 5,000 75000 270000 51

56 1 75,000 155000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 126000 37

57 1 75,000 90000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 126000 31

58 1 75,000 120000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 126000 25

59 1 75,000 95000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 189000 31

60 1 75,000 140000 12 5,000 60000 ` 5,000 60000 12 5,000 60000 216000 25

61 1 75,000 800000 60 5,000 300000 60 5,000 300000 60 5,000 300000 504000 181

62 1 75,000 150000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 12 5,000 60000 126000 37

63 1 75,000 215000 20 5,000 100000 15 5,000 75000 15 5,000 75000 252000 51

64 1 75,000 240000 20 5,000 100000 20 5,000 100000 20 5,000 100000 252000 61

65 1 75,000 220000 20 5,000 100000 8 5,000 40000 8 5,000 40000 270000 37

66 1 75,000 185000 20 5,000 100000 10 5,000 50000 10 5,000 50000 126000 41

JUMLAH 68 5,045,000.0

0

13,184,000.00 1,083.0

0

329,000.0

0

5,088,000.0

0

907 329,000.0

0

4,178,000.0

0

919 329,000.0

0

4,178,000.00 15,004,000.00

RATA-RATA 1.03 76,439.39 199,757.58 16.41 4,984.85 77,090.91 13.9

5

4,984.85 63,303.03 13.92 4,984.85 63,303.03 227,333.33

Rata-rata/ha 799,030.30 65.64 19,939.39 308,363.64 55.8

2

19,939.39 253,212.12 55.7 19,939.39 253,212.12 909,333.33

Page 82: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

66

Lampiran 6. Data yang dianalisis

Responden Y

(Produksi)

X1 (Luas

lahan)

X2 (Jumlah

Benih)

X3 (Jumlah

Pupuk)

X4

(Pestisida)

X5(Tenaga

kerja)

1 560 0,08 0.50 50 600 19

2 2.800 0,30 1.75 150 3.750 45

3 9.600 1,00 6,00 400 12.000 146

4 720 0,14 0,45 50 750 25

5 2.400 0,25 1,50 100 3.000 45

6 5.680 0,70 3,60 250 3.000 73

7 2.000 0,23 1,30 75 3.000 40

8 800 0,08 0,50 50 900 25

9 2.000 0,20 1,25 100 600 40

10 560 0,13 0,45 60 2.400 25

11 2.000 0,20 1,25 70 600 32

12 4.000 0,50 2,50 150 6.000 121

13 840 0,10 0,52 60 600 19

14 2.100 0,27 1,75 125 3.000 37

15 800 0,07 0,50 50 900 19

16 9.600 1,00 6,00 400 12.000 194

17 800 0,09 0,50 50 1.050 19

18 2.240 0,23 1,40 100 2.700 55

19 4.800 0,50 3,00 200 6.000 109

20 4.000 0,42 2,50 150 1.650 61

21 1.600 0,17 1,00 75,00 2.250 37

22 2.000 0,20 1,25 100,00 2.400 29

23 3.040 0,35 1,90 150,00 3.750 51

24 800 0,14 0,5 50,00 1.500 25

25 800 0,13 0,5 50,00 750 25

26 2.000 0,19 1,25 90,00 2.250 29

27 1.200 0,15 0,75 70,00 1.500 37

28 2.800 0,30 1,75 150,00 3.600 41

29 400 0,07 0,25 35,00 600 19

30 2.720 0,28 1,7 50,00 3.600 41

31 2.240 0,23 1,4 100,00 2.700 37

32 800 0,10 0,5 50,00 600 19

Page 83: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

67

33 2.800 0,30 1,75 125,00 3.750 37

34 800 0,15 0,5 70,00 600 25

35 1.200 0,15 0,75 70,00 1.500 25

36 800 0,14 0,5 70,00 750 25

Responden Y

(Produksi)

X1 (Luas

lahan)

X2 (Jumlah

Benih)

X3 (Jumlah

Pupuk)

X4

(Pestisida)

X5(Tenaga

kerja)

37 850 0,15 0,53 70,00 600 25

38 2.000 0,20 1,25 90,00 2.400 32

39 560 0,12 0,45 50,00 600 25

40 3.200 0,35 2 150,00 3.750 61

41 1.360 0,17 0,85 75,00 2.100 37

42 7.200 0,70 4 250,00 9.000 121

43 1.120 0,17 0,7 70,00 1.500 25

44 800 0,08 0,5 50,00 1.200 19

45 800 0,15 0,5 70,00 150 25

46 2.000 0,19 1,3 100,00 2.100 37

47 1.200 0,18 0,8 80,00 2.100 37

48 840 0,10 0,53 58,00 600 22

49 3.200 0,29 1 125,00 3.750 51

50 800 0,15 0,5 70,00 600 25

51 2.400 0,25 1,5 100,00 3.000 37

52 2.400 0,25 1,5 100,00 3.000 37

53 1.333 0,18 1 75,00 2.400 37

54 2.880 0,30 1,8 130,00 3.750 65

55 2.720 0,27 1,7 100,00 3.750 51

56 1.900 0,19 1,2 70,00 2.250 37

57 1.000 0,10 0,63 50,00 1.200 31

58 1.400 0,15 0,875 70,00 1.875 25

59 800 0,12 0,5 50,00 1.500 31

60 1.520 0,18 0,95 70,00 2.250 25

61 9.600 1,00 6 350,00 12.000 181

62 2.000 0,19 1 75,00 2.100 37

63 2.800 0,27 1,75 130,00 3.360 51

64 2.640 0,30 1,7 130,00 3.600 61

65 2.100 0,27 1,75 100,00 3.000 37

66 2.000 0,23 1,25 100,00 27.000 41

Page 84: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

68

Lampiran 7. Hasil Analisis Regresi menggunanakan Program SPSS

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Tenagakerja_X

5,

Pestisida_X4,

Pupuk_X3,

Benih_X2,

LuasLahan_X1a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: produksi_y

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .758a .575 .540 237.93950

a. Predictors: (Constant), Tenagakerja_X5, Pestisida_X4,

Pupuk_X3, Benih_X2, LuasLahan_X1

b. Dependent Variable: produksi_y

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4597981.252 5 919596.250 16.243 .000a

Residual 3396912.409 60 56615.207

Total 7994893.660 65

a. Predictors: (Constant), Tenagakerja_X5, Pestisida_X4, Pupuk_X3, Benih_X2,

LuasLahan_X1

b. Dependent Variable: produksi_y

Page 85: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

69

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 169.651 110.195 1.540 .129

LuasLahan_X1 1549.438 1011.866 .913 1.531 .131

Benih_X2 -134.553 95.878 -.527 -1.403 .166

Pupuk_X3 -2.461 1.666 -.684 -1.477 .145

Pestisida .736 .112 .609 6.593 .000

Tenagakerja_X5 .571 2.921 .058 .196 .846

a. Dependent Variable: produksi_y

Page 86: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

70

Gambar 1.1 Pengambilan Data

Gambar 1.2 Pengambilan Data

Page 87: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

71

Gambar 1.3 Pengolahan Lahan

Gambar 1.4 Pemupukan

Page 88: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

72

Gambar 1.5 Tanaman Jagaung Manis

Gambar 1.6 Tanaman Jagung Manis

Page 89: ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI

73

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Limbung pada tanggal 08 Juli 1993

dari ayah Kaharuddin dan ibu Nursyamsi. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis

masuk Sekolah Dasar pada tahun 1999 di SD Inpres

Pa’bentengang Kecamatan Bajeng Kabubaten Gowa dan

tamat tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 2 Bajeng di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dan lulus tahun 2008.

Tahun 2008 penulis melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Limbung

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dan lulus tahun 2011.

Pada tahun 2012 penulis lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama mengikuti

perkuliahan penulis pernah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Baji

Pa’mai Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Tugas akhir yang di selesaikan

dengan menulis skripsi yang berjudul “ Analisis Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Produksi Usahatani Jagung Manis Di Desa Pa’bentengang Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa.