Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN
RISIKO DALAM PEMBIAYAAN
MUDHÂRABAH PADA BTN KANTOR
CABANG SYARIAH TANGERANG
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Magister Hukum (M.H.) Dalam Bidang Hukum Ekonomi Syariah
Oleh :
Nur Afriani Hasanah
NIM. 216420253
Pembimbing:
Dr. dr. H. Endy Muhammad Astiwara, MA.,AAAIJ.,CPLHI.,ACS.,FIIS
Dr. H. Ahmad Syukron, MA
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1441 H/2019 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Analisis Efektivitas Pengendalian Risiko dalam
Pembiayaan Mudhârabah pada BTN Kantor Cabang Syariah Tangerang”
yang disusun oleh Nur Afriani Hasanah dengan nomor induk mahasiswa
(NIM) 216420253 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai
oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan pada sidang
munaqasyah.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. dr. H. Endy Muhammad Astiwara, MA., Dr. H. Ahmad Syukron, MA.,
AAAIJ.,CPLHI.,ACS.,FIIS
Tanggal: 22 februari 2019 Tanggal: 23 februari 2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
Tesis dengan judul “Analisis Efektivitas Pengendalian Risiko dalam
Pembiayaan Mudhârabah pada BTN Kantor Cabang Syariah Tangerang”
oleh Nur Afriani Hasanah dengan NIM 216420253 telah diujikan di sidang
munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
pada tanggal 26 Juni 2019. Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Magister Hukum (M.H.) dalam bidang Hukum
Ekonomi Syariah.
Direktur Program Pasca Sarjana IIQ
Dr. H. M. Azizan Fitriana, MA.
PANITIA SIDANG
Keterangan Tanda Tangan Tanggal
Dr. H.M. Azizan Fitriana, MA. ____________ _______
Ketua Sidang
Dr. Syarif Hidayatullah, S.S.I., MA. ____________ _______
Sekretaris
Dr. H. Hendra Kholid, MA. ____________ _______
Penguji I
Dr. H. Hidayat, MA. ____________ _______
Penguji II
Dr. dr. H. Endy Muhammad Astiwara,
MA., AAAIJ.,CPLHI.,ACS.,FIIS ____________ _______
Pebimbing I
Dr. H. Ahmad Syukron, MA. ____________ _______
Pembimbing II
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nur Afriani Hasanah
NIM : 216420253
Tempat/ Tanggal Lahir : Pelalawan, 29 April 1995
Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Analisis Efektivitas Pengendalian
Risiko dalam Pembiayaan Mudhârabah pada BTN Kantor Cabang Syariah
Tangerang” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang
telah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 22 Februari 2019
Nur Afriani Hasanah
iv
بسم الله الر حمن الر حيم
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini
sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Magister Hukum (M.H.) dalam
program studi Hukum Ekonomi Syariah di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada tauladan
umat manusia sepanjang zaman yaitu Nabi Muhammad Saw beserta
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang selalu setia mengikuti jejak
tauladanya.
Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan, pada akhirnya tesis ini
dapat diselesaikan, meskipun penulis menyadari bahwa proses penyelesaian
tesis ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik
secara moril maupun materil. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Prof. Dr. Hj. Huzaemah T.
Yanggo, MA., dan Direktur Pasca Sarjana, Dr. H. Muhammad Azizan
fitriana, MA., yang memberikan arahan serta kemudahan kepada
mahasiswa dalam menyelesaikan tesis.
2. Kepala Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Dr. Syarif Hidayatulah,
MA, yang telah membimbing mahasiswanya dalam perkuliahan dan
penyusunan tesis.
3. Dosen pembimbing, Dr. dr. H. Endy Muhammad Astiwara, MA.,
AAAIJ.,CPLHI.,ACS.,FIIS dan Dr. H. Ahmad Syukron, MA., yang
berkenan meluangkan waktu di tengah aktifitas yang cukup padat,
senantiasa sabar dalam membimbing penulis selama penyusunan tesis
ini.
4. Seluruh dosen dan staff Program Pasca Sarjana IIQ Jakarta yang telah
membantu dari proses awal sampai akhir perkuliahan serta membantu
mendapatkan data-data yang penulis perlukan sehingga tesis ini dapat
diselesaikan.
5. Bank BTN KCS Tangerang, terutama kepada bapak Taufiq Anwar
selaku bagian Financing Administration dan bapak Hero Indrivanto
selaku bagian Restructuring, serta seluruh jajaran staff yang telah
bersedia membantu penulis untuk memperoleh data penelitian yang
diperlukan demi kemudahan dalam penyelesaian tesis ini.
6. Staff Perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
7. Kedua orang tua penulis tercinta, Bapak sakum dan Ibu Juju Jueriyah
yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, terima
v
kasih ibu bapak atas segala do’a dan dukungan moril maupun materil
yang telah diberikan sehingga dapat mengantarkan penulis pada
kesuksesan.
8. Suami tercinta, Muhammad Abdul Wahab, M.H, yang selalu membantu
dan memberikan motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
tesis ini.
9. Kakak tersayang, Habibah Nur Fadillah, M.Pd.I. dan Bakhtiar Rezky
Habibie, SQ., M. Pd.I., yang telah memberikan banyak motivasi dan
arahan demi terselesaikannya tesis ini.
Terima kasih atas segala bantuan dan dukunganya. Akhirnya penulis
berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Kritik dan saran penulis harapkan demi
kesempurnaan karya tulis ini.
Jakarta, 22 Februari 2019M
17 Jumadil Akhir 1440 H
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN TESIS ................................................................. ii
PERNYATAAN PENULIS .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... x
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 8
D. Perumusan Masalah ................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
F. Manfaat penelitian ................................................................... 8
G. Kajian Pustaka ......................................................................... 9
H. Metodologi Penelitian ............................................................. 12
I. Sistematika penulisan .............................................................. 16
BAB II TEORI PENGENDALIAN RISIKO DAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH
A. Risiko
1. Defenisi Risiko .................................................................... 19
2. Jenis-Jenis Risiko ................................................................ 21
B. Pengendalian Risiko
1. Hakikat Pengendalian Risiko .............................................. 25
2. Peran dan Fungsi Pengendalian Risiko ............................... 26
3. Jenis-Jenis Risiko Perbankan Syariah ................................. 27
4. Pengendalian Risiko Dalam Perspektif Islam ..................... 31
5. Pengendalian risiko menurut Peraturan Bank Indonesia
(PBI) .................................................................................... 35
C. Pembiayaan Mudhârabah
1. Akad Mudhârabah .............................................................. 39
a. Definisi Akad Mudhârabah ............................................ 39
b. Landasan Hukum Akad Mudhârabah ............................. 42
c. Rukun dan Syarat Akad Mudhârabah ............................ 46 d. Ketentuan Akad Mudhârabah Menurut Fatwa DSN
MUI ................................................................................. 49
e. Macam-Macam Mudhârabah ......................................... 50
vii
f. Aplikasi Akad Mudhârabah ........................................... 52
2. Pembiayaan di Perbankan Syariah ......................................... 55
a. Definisi Pembiayaan ....................................................... 55
b. Pembiayaan Mudhârabah (Pembiayaan dengan
Prinsip Bagi Hasil) .......................................................... 59
c. Pembiayaan Mudhârabah dan Tujuan ekonomi
Islam ................................................................................ 62
d. Risiko Pembiayaan Mudhârabah .................................... 64
e. Pembiayaan Bermasalah ................................................ 70
f. Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (POJK) tentang Restrukturisasi
Pembiayaan Bermasalah ................................................. 73
D. Pengendalian Risiko Pembiayaan Mudhârabah ...................... 76
BAB III TINJAUAN UMUM BANK TABUNGAN NEGARA (BTN)
SYARIAH
A. Pengertian dan Fungsi Bank Syariah ....................................... 79
1. Pengertian bank Syariah ...................................................... 79
2. Fungsi Bank Syariah ............................................................ 79
B. Gambaran Umum Bank Tabungan Negara (BTN)
Syariah ...................................................................................... 80
1. Sejarah dan Perkembangan BTN Syariah ........................... 80
2. Latar Belakang BTN Syariah .............................................. 81
3. Tujuan Pendirian ................................................................. 81
4. Visi dan Misi ....................................................................... 82
5. Nilai Dasar BTN Syariah ..................................................... 82
6. Produk dan Jasa BTN Syariah ............................................. 83
C. Kebijakan Manajemen Risiko BTN Syariah ............................ 91
D. Struktur Organisasi BTN KC Syariah Tangerang .................... 95
BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN RISIKO
PEMBIAYAAN MUDHÂRABAH
A. Analisis Strategi Pengendalian Risiko Pembiayaan
Mudhârabah BTN KC Syariah Tangerang .............................. 99
1. Jenis-Jenis Risiko Pembiayaan Mudhârabah di BTN
Syariah ................................................................................. 99
2. Strategi Pengendalian Risiko Pembiayaan
Mudhârabah di BTN Syariah .............................................. 103
3. Pemindahan Risiko .............................................................. 112
B. Analisis Kesesuaian Sistem Pengendalian Risiko
Pembiayaan Mudhârabah BTN Syariah dengan
Ketentuan Akad Mudhârabah dalam Fatwa DSN MUI ........... 113
viii
C. Analisis Kesesuaian Sistem Pengendalian Risiko BTN
Syariah dengan Peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) ....... 118
D. Efektivitas Pengendalian Risiko Pembiayaan
Mudharabah di BTN Syariah KC Tangerang ........................... 121
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 125
B. Saran-Saran .............................................................................. 126
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 127
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perbandingan karakteristik pokok pembiayaan mudhârabah
dalam literatur klasik dan praktik Indonesia.................................54
Tabel 4.1 : Pembiayaan Mudhârabah BTN Syariah KC tangerang Tahun
2017..............................................................................................121
Tabel 4.2 : Pembiayaan Mudhârabah BTN Syariah KC tangerang Tahun
2018..............................................................................................122
Tabel 4.3 : Pembiayaan Mudhârabah BTN Syariah KC tangerang Tahun
2019..............................................................................................123
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Skema al-Mudhârabah ............................................................... 53
Gambar 3.1
: Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara (BTN) KC
Syariah Tangerang ...................................................................... 99
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
No. Arab Latin No. Arab Latin
Th ط A 16 أ 1
Zh ظ B 17 ب 2
′ ع T 18 ت 3
Gh غ Ts 19 ث 4
F ف J 20 ج 5
Q ق H 21 ح 6
K ك Kh 22 خ 7
L ل D 23 د 8
M م Dz 24 ذ 9
N ن R 25 ر 10
W و Z 26 ز 11
H ه S 27 س 12
′ ء Sy 28 ش 13
Y ي Sh 29 ص 14
Dh ض 15
B. Vokal Vokal tunggal vokal panjang vokal rangkap
Fathah : a أ : â ي…: ai
Kasrah : i ي : Î و…: au
Dhammah : u و : Û
C. Kata Sandang
1. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah.
xi
Kata sandang yangdiikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: البقرة : al-
Baqarah,المدينة : al-Madînah
2. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah. Kata sandang
yang diikuti oteh alif-lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan sesuai
dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh: الرجل : ar- Rajul
asy- Syams :الشمس
السيدة : as- Sayyidah
3. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( _ ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan
ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di
akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah بااللأمنا : Âmannâ billâhi
Âmana as- Sufahâ’u : أمنالسفهاء
الذي ن Inna al- Ladzîna : ان
كع Wa ar- Rukka’i : والر
4. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah(ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh: الافئدة : al- Af’idah
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di
washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh: عاملةالناصبة : ‘Âmilatu an- Nâshibah
5. Huruf kapital
Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan, maka berlaku Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dll.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula pada alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nam diri yang diawali dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata
sandangnya. Contoh : ‘Ali Ḫasan al- ‘Âridh, al- ‘Asqallânî, al-
Farmawî dan seterusnya khusus untuk penulisan kata Alqur’an dan
nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-
Qur’an, Al- Baqarah, Al- Fâtiḫah dan seterusnya.
xii
ABSTRAK
Nur Afriani Hasanah (216420253), Analisis Efektivitas Pegendalian
Risiko dalam Pembiayaan Mudhârabah pada BTN Kantor Cabang Syariah
Tangerang , Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Program Pasca Sarjana (S2),
Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
Latar belakang penulisan tesis ini yaitu menanggapi kenyataan di
lapangan terkait dengan akad mudhârabah yang merupakan akad amanah,
saling percaya tentunya memiliki risiko yang tinggi, terlebih jika akad ini
dilaksanakan di Lembaga Keuangan Syariah seperti perbankan syariah dalam
bentuk penyaluran pembiayaan, sehingga perlu diterapkan suatu tindakan
pengendalian risiko sebagai bentuk antisipasi dan juga penanggulangan bagi
risiko. Berdasarkan kenyataan akan adanya suatu kemungkinan risiko yang
terjadi selama menjalani akad mudhârabah tentunya bank memiliki strategi
tersendiri sebagai sebuah ketetapan untuk meminimalisir maupun
menyelesaikan berbagai risiko yang terjadi.
Metodologi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan menggunakan pendekatan secara deskriptif analisis.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, strategi dalam
pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah yang dilakukan oleh BTN
Syariah yaitu melalui beberapa langkah. Pertama, dengan menganalisa
kelengkapan dokumen pembiayaan melalui sumber data yang ada. Kedua,
menentukan apakah nasabah tersebut termasuk dalam kategori pembiayaan
yang bermasalah. Ketiga, jika risiko telah terjadi, maka pihak BTN Syariah
akan melakukan langkah-langkah mitigasi risiko yaitu dengan melakukan
tindakan restrukturisasi, kemudian, tahapan terakhir yang akan dilakukan
oleh pihak bank adalah dengan melakukan penyitaan dan pelelangan terhadap
jaminan. Kedua, Prosedur pengendalian risiko yang dilakukan oleh BTN
Syariah sudah sesuai dengan ketentuan dalam Fatwa DSN MUI Nomor
O7/DSN-MUI/IV/2000 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
53/POJK.04/2015, dimana pada prinsipnya dalam pembiayaan mudhârabah
tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS
dapat meminta jaminan. Jaminan ini tidak dimaksudkan untuk memastikan
kembalinya modal yang telah dipinjamkan, akan tetapi untuk menyakinkan
bahwa mudhârib benar-benar melaksanakan segala ketentuan yang telah
disepakati dalam kontrak. Ketiga, Penerapan prosedur pengendalian risiko
pembiayaan mudhârabah oleh BTN KCS Tangerang dinilai cukup efektif
dalam meminimalisir risiko, terbukti dengan nasabah yang bermasalah dalam
pembiayaan mudhârabah di BTN KCS Tangerang saat ini kurang dari 1%
dan risiko operasional bank juga terpantau dengan baik.
xiii
ملخص البحث
خاط ر ف التمو يل 216420253ن ور أفر ين حسنة ) ( تل يل ف عال ية إ دارة الم
ضاربة ع ند الب نك ال لم ية ل ن يل BTNسلم ي ب ف مكتب ه الفرع ي ب تانرانج، ر سالة ع لم
ام عة علوم القرآن ) عاملت ب ست ي ف ف قه الم اج
( جاكرت. IIQدرجة الم
ست جابة ل ل ضاربة الذ ي خلف ية ك تابة هذ ه الر سالة ه ي الا ت عل ق ب عقد الم
واق ع ف المجال المفة ي نطو ي على ماط ر عال ية، خاصة ذ ه الص ؤكد أن العقد ب
هو عقد أمانة. وم ن الم
ؤسسات المال ي ية ف إ ذا ت ت نف يذ هذا العقد ف الم سلم ثل الب ن وك ال ية م سلم ة ال
يث يكون م ن الضرور ي ت نف يذ أي عمل ية م ن العمل يات ، ب شكل ت وز يع التمو يل خاط ر كشكل م ن أشكال الت وقع والحد
نها. واست نادا إ ل حق ي قة ل تدب ي إ دارة الم م
لطبع ضاربة ، فإ ن لدى الب نك ب خاط ر أث ناء الت نف يذ ل عقد الم
وجود احت مال حدوث الم
ختل فة الت ت خاط ر الم
ي ته الخاصة كحكم ل ت قل يل الم ات يج ها.ا ست ن دث والحد م
هج تل يل ي ست خدام من ستخدمة ف هذ ه الد راسة ه ي طر ي قة ن وع ية ب ية الم ن هج
الم. وصف ي
ضار لم ية ف إ دارة ماط ر التمو يل ب ات يج بة وأظهرت ن تائ ج الد راسة ما يل ي:أولا، الا ست
سلم ي لل BTNالت أجراها الب نك ال لل ع دة خطوات. أولا، م ن خ ه ي م ن خ وجودة . ثن يا، تل يل مدى
لل مصاد ر الب يانت الم اكت مال وثئ ق التمو يل م ن خ
. ثل ثا، إ ذا حدث الخطر، شكال يل مدرجا ف ف ئة التمو يل ال تد يد ما إ ذا كان العم سلم ي لل ت نف يذ س BTNفإ ن الب نك ال خاط ر م ن خ
ي ن ف ذ إ جراءات تف يف الم
لت زامات ه ، فإ ن .إ جراءات يل على الوفاء ب ع العم وإ ذا كانت هذ ه العمل يات لا تشج ا الب نك ه ي ت ية الت سيضطل ع ب .الخطوة الأخ د الضمان زاد ض
نف يذ الا ست يلء والم
xiv
سلم ي ثن يا ا الب نك ال خاط ر الت ي قوم ب مع BTN، ت ت وافق إ جراءات إ دارة الم
ولائ حة DSN-MUI/IV/2000/07رقم MUI DSNالأحكام الوار دة ف ف ت وى ئ ال ية )هي
، حيث لا ي وجد ضمان POJK.04/2015/53( رقم OJKة الخدمات الم، يك ن ل لمؤسسات خالفات
ضاربة ، ولك ن ل تجنب الم
لم بدإ ف التمو يل ب
م ن حيث الم
ية ) سلم ال ية ال لض LKSالم ن هذا الضمان ( الطلب ب قصود م
. وليس الم مانت
يع م لف عل ب ضار ب ي قوم ب ، ولك ن ل لتأكد م ن أن الم قتض
ال الم
ضمان عودة رأس الم
ها ف العقد . ت فق علي خاط ر ل لتمو يل ,ثل ثاالشروط الم
ي عتب تطب يق إ جراءات إ دارة الم
سلم ي ضاربة م ن ق بل الب نك ال لم خاط ر ، كما BTNب
ف عالا ل لغاية ف ت قل يل الم
شاك ل ف هون الم ح م ن كون العملء الذ ين ي واج ضاربة ف الب نك ي تض
لم التمو يل ب
سل مي ٪ حال يا وكذال ك ت راقب 1ف مكتب ه الفرع ي ب تانرانج، أقل م ن BTNال خاط ر التشغ يل ية ل لب نك جي دة.
الم
xv
ABSTRACT
Nur Afriani Hasanah (216420253), Analysis of Risk Control
Effectiveness in Mudhârabah Financing at BTN Tangerang Sharia Branch
Office, Islamic Economics Law Study Program, Postgraduate Program (S2),
Jakarta Institute of Quran Sciences (IIQ).
The background of this thesis writing is responding to the reality in
the field related to mudhârabah contract which is a trust contract, mutual
trust certainly has a high risk, especially if this contract is implemented in a
Sharia Financial Institutions such as Islamic banking in the form of financing
distribution, so that it is necessary to implement a risk control measure as a
form of anticipation and risk reduction. Based on the fact that there is a
possibility of risks that occur during the course of the contract, of course the
bank has its own strategy as a provision to minimize and resolve various risks
that may occur.
The methodology used in this study is a qualitative method using a
descriptive analysis.
The results of the study show that: First, the strategy in risk
management of mudhârabah funds conducted by BTN Syariah is through
several steps. First, by analyzing the completeness of financing documents
through existing data sources. Second, determine whether the customer is
included in the problematic financing category. Third, if the risk has
occurred, then the BTN Syariah will carry out risk mitigation steps, namely
by carrying out restructuring actions, then the last step that will be carried out
by the bank is to carry out the seizure and auction against the guarantee.
Second, the risk control procedures carried out by BTN Syariah are in
accordance with the provisions in the Fatwa of DSN-MUI Number O7 /
DSN-MUI / IV / 2000 and the regulation of Financial Services Authority
(OJK) Number 53 / POJK.04 / 2015, where in principle in mudhârabah
financing there is no guarantee, but in order to avoid irregularities, Sharia
Financial Institutions (LKS) can request collateral. This collateral is not
intended to ensure the return of loaned capital, but to ensure that mudhârib
truly carries out all the conditions agreed upon in the contract. Third, the
implementation of risk control procedures for mudhârabah financing by BTN
Tangerang Sharia Branch Office is considered to be quite effective in
minimizing risk, as evidenced by customers who have problems in
mudhârabah financing at Tangerang Sharia Branch Office, currently less
than 1% and bank operational risks are also well monitored.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi di sebuah Negara tentunya tidak terlepas
dari peran sebuah lembaga keuangan sebagai penghubung, penghimpun,
dan penyalur dana masyarakat yakni salah satunya adalah bank. Peranan
perbankan dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa adalah sangat
vital, dimana keduanya saling mempengaruhi dalam arti “bank yang sehat
akan memperkuat kegiatan ekonomi suatu bangsa. Namun sebaliknya,
kegiatan ekonomi yang tidak sehat, lesu atau rapuh juga akan sangat
mempengaruhi kesehatan dunia”.1
Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam
perekonomian seiring dengan fungsinya untuk menyalurkan dana dari
pihak yang mempunyai dana (surplus of funds) kepada pihak-pihak yang
membutuhkan dana (lack of funds).2 Oleh karena itu, keberadaan bank
sebagai mitra masyarakat sangat dibutuhkan kehadirannya selama
peredaran uang masih berlangsung.
Bank dalam aktivitasnya melayani kebutuhan pembiayaan serta
melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor
perekonomian.3Berkaitan dengan aktifitasnya yang bergerak di bidang
keuangan, tentunnya bank perlu menghadirkan berbagai sistem baru
sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman, karena
pada dasarnya sistem hubungan perekonomian dan keuangan zaman
sekarang baik dalam maupun luar negeri adalah melalui saluran bank
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada suatu Negara mana pun yang
tidak mempunyai perusahan bank, karena bank dapat melancarkan dan
lebih menjamin keselamatan dalam hal transaksi keuangan.
Di samping itu, transaksi keuangan yang ditawarkan oleh bank
memiliki berbagai macam tujuan, meskipun tujuan tersebut ditujukan
bagi kemaslahatan masyarakat secara umum, namun muncul asumsi yang
menyatakan bahwa aktifitas perbankan lebih cenderung mencari
keuntungan semata sehingga hal ini yang menjadikan ketimpangan sosial
terkait dengan aktifitas perbankan. Sebab, “bank sebagai institusi yang
1Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan dalam Perspektif Hukum, Kanisius,
(Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 5 2Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2008), h. 3 3Sentosa Sembiring, Hukum Perbankan, (Bandung: CV Mandar Maju, 2000), h. 7
2
memiliki izin untuk melakukan banyak aktivitas, memiliki peluang yang
sangat luas dalam memperoleh pendapatan (income/return).”4
Dalam hal mensejahterakan ekonomi masyarakat, tentunya
keberadaan bank dapat dimaknai sebagai suatu yang sentral namun perlu
berlandaskan pada ketentuan norma dan moral Islam, sebagaimana yang
diungkapkan oleh CC. Torrey dalam The Commercial Theological Term
in the Koran, yang dikutip oleh Lukma Fauroni menyimpulkan bahwa
“istilah ekonomi dan bisnis dalam Al-Qur’an bukan hanya merupakan
kiasan kiasan ilustratif tetapi merupakan butir butir doktrin yang paling
mendasar dalam bidang ekonomi dan bisnis”.5
Berbicara tentang bank, perekonomian Islam ditunjang dengan
kehadiran perbankan syariah sebagai suatu lembaga keuangan yang
berlandaskan pada etika yang kemudian menjadikan Al-Qur’an dan
Hadist sebagai pondasi dalam setiap penetapan kebijakan bertransaksi di
perbankan syariah.Merujuk pada kata Syari’at menetapkan ada lima
kebutuhan pokok manusia yang harus dilindungi oleh hukum, yaitu
“agama, jiwa, harta, akal, dan keturunan”6, sehingga tujuan utama dari
syari’at yaitu demi kemaslahatan.
Perbedaan yang mendasar dalam praktik perbankan syariah
dibandingkan dengan perbankan konvensional adalah penghapusan
penerapan riba yang kemudian digantikan oleh prinsip syariah yaitu bagi
hasil atau kerjasama yang lebih adil.7Dimana unsur riba, Al-Qur’an
secara tegas telah mengharamkannya.8Selain itu, pada bank konvesional,
penentuan harga dan keuntungan didasarkan pada bunga sebagai harga
dan penetapan biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu
yang dikenal sebagai fee based income.9Menindak lanjuti kata adil yang
dimaksud di atas bahwa “kepada peminjam bank Islam tidak menentukan
bunga dan kepada penabung tidak diberikan bunga, yang diberikan adalah
4Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar
Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, (t.tp: PT
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 21 5Lukma Fauroni, Arah dan Strategi Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Magistra Insania
Press, 2006), h. 1 6Daud Rosyid, Indahnya Syari’at Islam, (Jakarta: Usamah Press, 2003), h. 35 7Muhammad, Konstruksi Mudhârabah Dalam Bisnis Syariah. Mudhârabah Dalam
Wacana Fiqh dan Praktik Ekonomi Modern, (Yogyakarta: PSEI STIS Yogyakarta, 2003), h.
31 8T.M Hasbi ash-Shiddiqi, Hukum-hukum Fiqih Islam: Tinjauan Antar Mazhab,
(Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2001), h. 328 9Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Rajagrafindo, 2008), h. 25-26.
3
keuntungan yang diperhitungkan atas dasar besar kecilnya laba yang
didapat.”10
Maka dari itu, dengan adanya bank syariah diharapkan dapat
menjawab segala pertanyaan terkait dengan ketimpangan tersebut, hal ini
sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang tertera di dalam Al-Qur’an
Surah al-Baqarah ayat 168 yaitu:
ان يا يأطا ات الش بعوا خطوا لا تات باا وا ي لا طا لا ض حا رأ ا ف الأ اا الناس كوا مم أيه
ه لاكأ عادو مبين ن(168)ا
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu”. (QS.Al-Baqarah [2]: 168).
Berdasarkan pada ayat tersebut, faktor yang menjadi pendukung
atas keyakinan sebagian masyarakat yang melakukan transaksi melalui
perbankan syariah yaitu memperoleh keberkahan rezeki, sehingga sebagai
Negara dengan mayoritas muslim, Indonesia menjadikan perbankan
syariah memiliki visi terkait hal tersebut yaitu “terwujudnya sistem
perbankan syariah yang sehat, kuat, dan istiqamah terhadap prinsip-
prinsip syariah dalam kerangka keadilan, kemaslahatan, dan
keseimbangan guna mencapai masyarakat yang sejahtera secara material
dan spiritual (falah).”11Oleh karena itu, diharapkan perbankan syariah
yang menjalankan operasionalnya sesuai kaidah Islami akan membawa
berkah dalam menawarkan produk dan jasa keuangan serta melayani
kebutuhan nasabah yang menggunakan prinsip syariah.12
Perbankan syariah memiliki tiga fungsi pokok dalam
operasional, yaitu penghimpunan dana, penyaluran dana dan
pelayanan jasa. Adapun metode yang digunakan dalam upaya penyaluran
dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dapat di lakukan
dengan cara yaitu jual beli, pembiayaan, investasi dan bagi
10A. Hafiz Ansory, AZ, ed, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, t.tt), h. 49 11Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syari’ah: Teori Kebijakandan Studi Empiris
di Indonesia, (t,tp: Erlangga, 2010), h. tt 12Iman Hilman, Perbankan Syariah, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003), h.
155
4
hasil”.13Sehingga dalam pelaksanakan salah satu fungsi penyaluran dana
kepada nasabah, bank syariah melakukannya melalui produk pembiayaan,
oleh karena itu, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut
menurut sifat penggunaannya:
Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan
usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.14
Sebagai suatu sistem, bank syariah memerlukan perantara untuk
menjelaskan kegiatan transaksi yang berlandaskan pada suatu akad atau
perjanjian, sebagaimana yang telah diketahui akad sebagai penunjang
dalam transaksi keuangan memiliki kegunaan yaitu dapat memberikan
gambaran tentang konsistensi kegiatan sesuai dengan ketentuan yang
terdapat dalam perjanjian yang berlaku. Dimana para ulama terdahulu
menetapkan akad sebagai “suatu indikasi”15, dalam arti indikasi yang
memungkinkan adanya rasa suka sama suka dari pihak yang mengadakan
transaksi, sehingga bank syariah memiliki kegiatan transaksi yaitu
penyaluran dana kepada nasabah salah satunya dengan menggunakan
prinsip bagi hasil yakni melalui akad mudhârabah.
Mudhârabah sebagai salah satu akad yang menganut sistem bagi
hasil atau profit and loss sharing system berupaya memposisikan diri
sebagai sebuah sistem ekonomi dengan cita rasa dan memenuhi standar
keadilan dalam Islam, sehingga memberikan kejelasan akan karakteristik
yang membedakan bank konvensional dengan bank syariah “terletak pada
sistem bagi hasil atau profit and loss sharing system yang merupakan
sebuah instrumen lain yang sangat berbeda dari instrumen selama ini
yang umumnya dipraktikkan dalam bank-bank konvensional yaitu
interest rate system (sistem bunga).”16Menindak lanjuti larangan riba
menurut konsep ajaran Islam dipandang merupakan suatu tindakan yang
memperalat dan memakan harta orang lain tanpa melalaui jerih payah
yang diperoleh orang kaya di atas penderitaan orang miskin.17Oleh karena
13Tim Pengembangan perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk
dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2002), h. 65 14Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 160 15Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana, 2003), h, 195 16Muhammad, Paradigma,Metodologi, dan Aplikasi Ekonomi Syariah, (Yogyakarta:
Garaha Ilmu, 2008), h. 155 17Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers,
1997), h. 184
5
itu, “Bank dengan sistem bagi hasil dinilai dapat mengalokasikan sumber
daya dan sumber dana secara efisien.”18
Selain itu, “kerjasama mudhârabah dalam sistem perbankan
syariah menempatkan bank sebagai mudhârib dan shâḫib al- mâl.
Sebagai mudhârib, bank mengelola dana yang dititipkan depositor untuk
mencari keuntungan. Sementara sebagai shohibul maal, bank
memberikan dana para depositor kepada debitur untuk dikelola dalam
sebuah usaha.”19 Oleh karena itu, hubungan kontrak dalam mudhârabah
ini menuntut adanya transparansi bagi kedua belah pihak. Transparansi
dari berbagai segi yang nantinya akan menjadikan transaksi akad
mudhârabah dipandang sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Praktik mudhârabah pada prinsipnya, Islam menawarkan suatu
pandangan yang komprehensif dalam arti segala aktivitas ekonomi
ditujukan dalam rangka pemenuhan tuntutan ekonomis dan ruhaniyah
secara serentak20 kemudian dilandasi dengan pertimbangan moral dan
nilai agama sehingga bersifat religius.21
Berkaitan dengan hal tersebut, sehingga mudhârabah dapat
dikatakan sebagai akad yang amanah, hal ini dapat ditinjau dari sistem
bagi hasil yang diperoleh melalui pengelolaan dana setelah melakukan
aktivitas usaha diasumsikan merupakan salah satu penerapan sistem yang
berisiko tinggi, hal ini dapat terjadi apabila pengelolaan berjalan kurang
baik. Selain itu, produk pembiayaan yang diberikan terhadap nasabah
bertujuan untuk memberikan bantuan berupa modal kepada nasabah yang
akan melaksanakan usaha.
Pembiayaan di bank syariah juga berpotensi timbulnya risiko dari
pembiayaan yang dijalankan, sebagaimana difokuskan pada akad
mudhârabah sebagai suatu bentuk investasi, maka dalam kegiatan
investasi ini dapat dijelaskan bahwa ketika shâḫib al- mâl memberikan
dananya untuk dikelola oleh mudhârib akan selalu ada risiko atas
kegiatan pengelolaan ini.22Ringkasnya, dana yang telah diberikan kepada
nasabah tidak kembali dengan berbagai faktor yang melatar belakangi
ketimpangan tersebut sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak bank.
Risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi kegiatan
operasional bank pun dapat terjadi akibat dari banyak peristiwa. Hal itu
18M. Nijatullah Siddiqi, Bank Islam, (Bandung: Pustaka Bandung, 1984), h. 161 19Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudhârabah di Bank Syariah, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada,2008), h. 29 20Ahmad Dimyati, Teori Keuangan Islam Rekonstruksi Metodologis terhadap Teori
Keuangan Al-Ghazali, (Yogyakarta: UII Press, 2008), h. 2 21Yusuf Qardhawi, Fiqh Peradaban: Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan, Terj. Faizah Firdaus, (Jakarta: Rabani Pers, 1997), h. 17 22Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, UU No. 10 Tahun 1998, LN No. 182, TLN No. 3790, Pasal 8 ayat (1)
6
dapat terjadi kapan saja, menimpa bank mana saja, dan dimana saja.
Peristiwa itu dapat pula berawal dari dalam diri bank sendiri atau dari luar
bank.23Risiko menjadi satu hal yang harus senantiasa menjadi
pertimbangan bank ketika akan melakukan suatu akad mudhârabah. Hal
ini untuk mencegah risiko terealisasi dan mengakibatkan kerugian
terhadap mudhârabah yang telah disepakati oleh mudhârib dan shâḫib al-
mâl, dan bahkan mengancam kesehatan bank, sehingga perlu diterapkan
suatu tindakan pengendalian risiko sebagai bentuk antisipasi dan juga
penanggulangan bagi risiko.
Adapun menurut data statisik perbankan syariah diketahui bahwa
pada tahun 2015 total pembiayaan berbasis bagi hasil (mudhârabah) pada
Bank Umum Syariah berjumlah 35,81% atau Rp. 55.336 milyar dari total
pembiayaan yaitu Rp. 154.527 milyar. Sedangkan pada tahun 2016
mengalami penurunan yaitu 34,64% atau Rp. 61.675 milyar dari total
pembiayaan yang berjumlah Rp. 178.043 milyar. Adapun pada akhir
tahun 2017 persentase pembiayaan basis mudhârabah kembali
mengalami peningkatan yaitu 35,22% dari total pembiayaan atau Rp.
67.083 milyar dari Rp. 190.445 milyar (total keseluruhn pembiayaan).
Sedangkan pada maret 2018 terjadi penurunan total pembiayaan basis
mudhârabah yaitu 34,83% atau Rp. 66.381 milyar dari total pembiayaan
yang berada di angka Rp. 190.587 milyar.24
Dari data tersebut dapat simpulkan bahwa total pembiayaan
mudhârabah yang disalurkan oleh perbankan syariah di Indonesia pada
dasarnya bersifat fluktuatif, artinya masih mengalami kenaikan dan
penurunan, namun demikian tidak terjadi kenaikan ataupun penurunan
yang dinilai sangat drastis, hanya berkisar di antara 34-35% dari total
keseluruhan pembiayaan.
Selain itu, menurut data kegiatan Bank Umum Syariah dalam data
statistik perbankan syariah pada tahun 2015-2018, pembiayaan bagi hasil
mudhârabah yang disalurkan oleh bank umum syariah kepada pihak
ketiga bukan bank yang masuk kedalam komponen aset bank, diketahui
mengalami penurunan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2015
berjumlah Rp. 7.979 milyar, sedangkan pada 2018 hanya berjumlah Rp.
6.333 milyar.25
Adapun berkenaan dengan risiko pada pembiayaan mudhârabah,
data statistik perbankan syariah juga menyebutkan dalam tabel rasio
keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, dimana data
menunjukkan bahwa potensi kerugian pembiayaan bagi hasil terhadap
portofolio investasi mudharabah pada tahun 2015-2018 mengalami
23Masyhud Ali, Manajemen Risiko, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 ), h. 5 24Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah, Maret 2018, h. 2 25Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah, Maret 2018, h. 9
7
kenaikan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2015 tercatat bahwa
potensi kerugian berada di nominal Rp. 1.557 milyar sedangkan di tahun
2018 mencapai Rp. 2.435 milyar. Artinya pembiayaan mudharabah ini
memiliki risiko yang cukup tinggi, sehingga setiap tahunnya mengalami
kenaikan potensi kerugian.26
Berdasarkan kenyataan akan adanya suatu risiko kemungkinan
yang terjadi selama menjalani akad mudhârabah tentunya bank memiliki
strategi tersendiri sebagai sebuah ketetapan untuk meminimalisir maupun
menyelesaikan berbagai risiko yang terjadi.
Berkenaan dengan masalah tersebut, sehingga peneliti ingin
mengetahui bagaimana pengendalian risiko bank syariah terkait dengan
pembiayaan mudhârabah sebagai suatu penyikapan atas risiko yang dapat
timbul dari sisi nasabah sebagai mudhârib agar dapat memenuhi tujuan
asal penerapan prinsip syariah dan efektivitas tindakan penanggulangan
oleh bank syariah yang ditujukan demi keuntungan baik bagi pihak bank,
maupun masyarakat (nasabah secara khusus, dan masyarakat luas secara
umum) yang kemudian dituangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa
tesis dengan judul: “Analisis Efektivitas Pengendalian Risiko dalam
Pembiayaan Mudhârabah pada BTN KC Syariah Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian
ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kurangnya pelaksanaan pembiayaan mudhârabah di lembaga
keuangan syariah karena mudhârabah yang bersifat amanah (saling
percaya).
2. Pengendalian risiko yang dipandang tepat oleh bank belum tentu
efektif mengatasi sepenuhnya permasalahan nasabah dalam hal
pembiayaan.
3. Nasabah tidak memahami isi perjanjian diawal akad sehingga
menimbulkan kendala dalam pelaksanannya.
4. Minimnya kontrol atau pengawasan dari pihak Dewan Pengawas
Syariah (DPS) dalam operasional pembiayaan mudhârabah.
5. Komitmen bank syariah untuk menjalankan pembiayaan sesuai
ketentuan yang berlaku.
6. Perbedaan sistem pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah antar
bank syariah.
26Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah, Maret 2018, h. 2
8
C. Pembatasan Masalah
Mengakaji latar belakang di atas dan agar lebih terarahnya
penelitian ini, maka penulis membatasi masalah ini dengan
memfokuskan pada beberapa hal yaitu:
1. Strategi pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah pada BTN
Syariah.
2. Kesesuaian strategi pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah
terhadap ketentuan Fatwa DSN MUI dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).
3. Efektivitas pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah di BTN
Syariah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka penulis
dapat membuat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana strategi pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah
pada BTN Syariah?
2. Bagaimana kesesuaian strategi pengendalian risiko pembiayaan
mudhârabah terhadap ketentuan Fatwa DSN MUI dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)?
3. Bagaimana efektivitas pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah
di BTN Syariah?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam upaya pengendalian
risiko pembiayaan mudhârabah pada BTN Syariah.
2. Untuk mengetahui kesesuaian strategi pengendalian risiko
pembiayaan mudhârabah terhadap ketentuan Fatwa DSN MUI dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian risiko pembiayaan
mudhârabah di BTN Syariah.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut akan diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi bahan
masukan berkenaan dengan efektivitas pengendalian risiko
pembiayaan mudhârabah bagi peneliti sejenis berikutnya.
9
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di bidang
muamalah terutama dalam upaya mengantisipasi risiko yang
terjadi dalam pembiayaan mudhârabah.
b. Sebagai bahan acuan bagi lembaga keuangan syariah untuk
pengendalian risiko yang sesuai dengan dengan ketentuan Islam.
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi
pengelola modal (nasabah) yang berkaitan dengan pembiayaan
mudhârabah dalam lembaga keuangan syariah.
G. Kajian Pustaka
Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan pembahasan
yang terdapat dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mukhsinun, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dengan judul
tesis yaitu evaluasi manajemen risiko produk mudhârabah dan
musyarakah dalam meminimalisir risiko pembiayaan bagi hasil (studi
kasus pada BPD DIY cabang syariah dan BSM cabang Yogyakarta)
dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa mudhârabah pada BPD
DIY cabang syariah dan BSM cabang Yogyakarta disalurkan dengan
menerapkan linkage program yang bertujuan untuk mengurangi
tingginya risiko dari pembiayaan berbasis bagi hasil. Selanjutnya
proses penanganan pembiayaan bermasalah dilakukan dengan
kolektabilitas pembiayaan, yaitu dengan pembiayaan lancar,
pembiayaan potensial bermasalah, dan pembiayaan diragukan atau
macet.27
Adapun perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian
yang peneliti lakukan yaitu peneliti di atas lebih mengarah pada
pengukuran atas tingkat manajemen risiko dalam pembiayaan yang
tidak hanya mencakup mudhârabah namun juga produk musyârakah
sedangkan pada penelitian ini lebih memfokuskan pada pengendalian
risiko pembiayaan mudhârabah pada BTN Syariah.
2. Hartanto 2012 Universitas Diponegoro dengan judul tesis realisasi
akad mudhârabah dalam penyaluran dana di BPRS Amanah Insani
Bekasi, dengan hasil penelitian yaitu terdapat masalah dalam
pembiayaan mudhârabah terkait kualitas mudhârib/nasabah hanya
mampu menyediakan atau mengembalikan modal dengan tingkat
pengembalian diluar batas ketentuan yang ditentukan (biasanya lebih
27Mukhsinun, Evaluasi Manajemen Risiko Produk Mudhârabah dan Musyarakah
dalam Meminimalisir Risiko Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Kasus pada BPD DIY Cabang
Syariah dan BSM cabang Yogyakarta), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga:
Yogyakarta, 2015)
10
kecil dari yang di minta oleh shâḫib al- mâl/bank). Sehingga
dilakukan upaya pencegahan oleh bank dengan melakukan monitoring
pendapatan dan monitoring proyek. Selain itu terdapat masalah lain
yaitu nasabah atau mudhârib melakukan reaksi menyimpang atas
kontrak mudhârabah yang telah disepakati. Upaya yang dilakukan
oleh bank adalah dengan cara screening terhadap calon nasabah yang
mau dibiayai, screening atas proyek, membuat kontrak yang lengkap
dalam arti mencantum dalam kontrak tentang jangka waktu, nisbah
bagi hasil, dan jaminan, nisbah di tentukan dengan Revenue
(Pendapatan).28
Berdasarkan penelitian tersebut, apabila dikaji dari sisi
perbedaan, penelitian di atas menjabarkan tentang implementasi akad
mudhârabah dalam bentuk pembiayaan tanpa memberikan gambaran
risiko di dalam pembiayaan tersebut, sedangkan penelitian ini secara
rinci menjelaskan terkait risiko pembiyaan mudhârabah serta
efektivitas sistem pengendalian risiko yang dilakukan oleh bank
syariah.
3. Eka Jati Rahayu dalam jurnal Muqtasid, dengan judul penelitian
mitigasi risiko dalam akad pembiayaan mudhârabah di perbankan
syariah. dengan dengan hasil penelitian bahwa terdapat beberapa
risiko dalam akad mudhârabah dan perbankan syariah dapat
menerapkan mitigasi resiko yaitu: Pertama, penetapan adalanya
penjamin dan fix asset sebagai agunan. Kedua, menetapkan rasio
maksimal biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Ketiga,
penerapan prinsip profit and loss sharing pada akad penyertaan modal
dan revenue sharing pada akad penghimpunan dana.29
Mengkaji dari penelitian di atas, perbedaan dapat difahami
bahwa penelitian di atas memaparkan terkait risiko pembiayaan
mudhârabah secara umum atau dengan kata lain tidak
menitikberatkan pada salah satu bank sedangkan pada penelitian ini
ditujukan pada sistem pengendalian risiko pada BTN Syariah, yang
kemudian dapat diketahui tingkat efektivitas setiap kebijakan yang
digunakan.
4. Jurnal yang berjudul analisis akad mudhârabah di perbankan syariah
yang ditulis oleh Hidayati Nasrah, menyatakan bahwa praktek
mudhârabah di perbankan syariah belum benar-benar diterapkan
sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia. Perbankan syariah tidak bersedia menanggung kerugian
28Hartanto, Realisasi Akad Mudhârabah dalam Penyaluran Dana di BPRS Amanah
Insani Bekasi, (Universitas Diponegoro: Semarang, 2012) 29Eka Jati Rahayu, Mitigasi Risiko Akad Pembiayaan Mudhârabah di Perbankan
Syariah, (Jurnal Muqtashid: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013), Vol. 4, No. 1
11
sebagaimana yang dinyatakan dalam fatwa No 07/DSN-MUI/IV/2000
tentang pembiayaan mudhârabah. Selanjutnya, pemberian hadiah
dimuka yang dilakukan oleh perbankan syariah pada saat nasabah
menyetorkan dana tidak dapat dibenarkan menurut syariat karena
diiringi dengan maksud-maksud tertentu.30
Dari penelitian di atas, dapat dijelaskan perbedaan bahwa
penelitian tersebut di atas mengkaji akad secara keseluruhan
mudhârabah di perbankan syariah tanpa adanya pembahasan terpusat
pada pembiayaan mudhârabah sebagaimana yang peneliti lakukan,
hal ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut bersifat umum yang
dapat diasumsikan pada penghimpunan dana maupun penyaluran
dana, sedangkan penelitian ini menjadikan pembiayaan mudhârabah
sebagai fokus utama penelitian.
5. Jurnal dengan judul mudhârabah dalam fiqh dan perbankan syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mudhârabah adalah kontrak
antara dua pihak dimana satu pihak disebut shâḫib al- mâl (investor)
mempercayakan uang kepada pihak kedua, yang disebut mudhârib,
untuk tujuan menjalankan usaha dagang. Kontrak mudhârabah
dikembangkan oleh para fuqaha berdasarkan realitas dagang pada
zaman mereka dan prinsip-prinsip umum syariah tentang keadilan.
Syarat-syarat klausal yang terkait dengan beragam aspek mudhârabah
dimaksudkan untuk melindungi kepentingan mudhârib maupun
investor. Kontrakmudhârabah pada bank syariah sangat berbeda
dengan kontrak mudhârabah seperti yang umumnya digambarkan
oleh maszhab-mazhab fiqih, ataupun seperti yang dibayangkan oleh
para teoritis bank syari’ah sebagai suatu model pembiayaan modal
kongsi, atau pendanaan industrial bagi pembangunan.31
Dari hasil penelitian di atas, perbedaan secara spesifik dapat
dikemukakan bahwa penelitian di atas menjabarkan terkait akad
mudhârabah dengan membandingkan antara ketentuan dalam
perspektif Islam atau dapat dikatakan ketentuan akad mudhârabah
dalam sudut pandang zaman dahulu (gambaran oleh mazhab fiqih)
dengan kenyataan yang terjadi di perbankan syariah saat ini
sedangkan penelitian ini membahas akad mudhârabah pada
prakteknya di perbankan syariah dalam bentuk pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah kepada nasabahnya.
30Hidayati Nasrah, Analisis Akad Mudhârabah di Perbankan Syariah, (Jurnal al-
Iqtishad, 2015), Edisi 11, Vol. 1 31Mahmudatus Sa’diyah dan Meuthiya Athifa Arifin, Mudhârabah dalam Fiqh dan
Perbankan Syariah, (Jurnal Equilibrium, 2013), Vol. 1, No. 2
12
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Adapun metode dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dimana, “Penelitian kualitatif yaitu jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik.”32
Sedangkan pendekatan penelitian ini mengarah pada
penelitian deskriptif analisis, dimana penelitian ini digunakan untuk
mengetahui nilai setiap variabel yang sifatnya independen tanpa
membuat hubungan maupun perbandingan dengan variabel lain
sehingga variabel tersebut dapat menggambarkan secara sistematik
dan akurat mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui sistem
pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah yang diberlakukan pada
BTN Syariah, yang kemudian akan dilakukan analisis dari setiap
kebijakan, serta menentukan tingkat efektivitas setiap kebijakan
dalam meminimalisir risiko.
2. Sumber Data
Sumber data merupakan “subjek dari mana asal data penelitian
itu diperoleh.”33 Berdasarkan defenisi tersebut, dalam hal ini sumber
data yang diperoleh peneliti dapat digolongkan menjadi beberapa
sumber yaitu:
Sumber data primer
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah
hasil wawancara kepada narasumber terkait, yakni pada BTN
Syariah yang kemudian hasil wawancara tersebut akan dianalisa
dan ditarik kesimpulan guna menjawab pertanyaan penelitian ini.
Sumber data sekunder
Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa
data dokumentasi, buku-buku dan literatur lain untuk mendukung
teori-teori dalam penelitian.
Dalam penelitian ini selain data yang diperoleh melalui
field reseach (penelitian lapangan), data penelitian juga diperoleh
melalui Library reseach (penelitian kepustakaan). Penelitian
lapangan dimaksudkan agar dapat diperoleh data, fakta dan
32V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian,(Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2014), h. 7 33V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, h. 74
13
informasi yang lebih akurat mengenai bagaimana penanganan BTN
Syariah dalam mengendalikan risiko pembiayaan mudhârabah.
Sedangkan penelitian kepustakaan dimaksudkan untuk
memperoleh informasi berupa teori-teori yang berkenaan dengan
permasalahan dalam tesis ini yang diperoleh dari berbagai literatur
yang ada kaitanya dengan masalah yang akan dibahas dan peneliti
akan menelaah, mengkaji, dan mempelajari setiap literatur yang
diperoleh guna membantu memecahkan masalah dalam penelitian
ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Observasi
Observasi merupakan cara menganalisa serta mengadakan
pencatatan secara sistematis berdasarkan penglihatan, baik individu
maupun kelompok secara langsung”.34Sejalan dengan pandangan
di atas, Observasi adalah “pencatatan secara sistematik kejadian-
kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang
diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.”35
Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
observasi adalah kegiatan pencatatan sekaligus pengamatan secara
langsung mengenai masalah-masalah yang diteliti. Sedangkan
bentuk observasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu:36
1) Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan dimana peneliti terlibat dalam
keseharian informan.
2) Observasi tidak terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan
tanpa pedoman observasi sehingga peneliti mengembangkan
pengamatanya berdasarkan perkembangan yang terjadi di
lapangan.
3) Observasi kelompok adalah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap isu yang diangkat menjadi
objek penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil teknik observasi
tidak terstruktur. Teknik ini diambil dengan tujuan agar peneliti
dapat melakukan pengamatan terhadap perkembangaan
34Nasrun Harahap, Teknik penelitian Hasil Belajar, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985),
h. 60 35Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta:
Alfabeta, 2008), h. 224. 36V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, h. 33
14
berlangsungnya pelaksanaan akad pembiayaan mudhârabah di
BTN Syariah.
Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data
kualitatif sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan
yang berbentuk dokumentasi. Untuk memperoleh data dari
responden, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi ini
yang ditujukan untuk menggali informasi yang terjadi namun tak
terbatas ruang maupun waktu. Menurut Sukardi37, sumber
dokumentasi terbagi menjadi dua macam yaitu:
1) Dokumentasi resmi adalah dokumentasi yang dikeluarkan oleh
lembaga yang bersangkutan, seperti: surat keputusan, surat
intruksi, dan surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh kantor
atau organisasi yang bersangkutan.
2) Dokumentasi tidak resmi seperti catatan pribadi, nota dinas,
surat penting lainya yang memberikan informasi kuat terhadap
suatu kejadian.
Peneliti memperoleh data dari dokumentasi pihak BTN
Syariah berupa data yang berkenaan dengan keberadaan BTN
Syariah serta data penunjang lainnya demi kelengkapan penelitian
ini.
Wawancara
“Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk
memperoleh informasi dari interviewee (terwawancara)”.38
Ringkasnya, wawancara dapat diartikan sebagai “percakapan
dengan maksud tertentu.”39
Adapun jenis wawancara yang penulis gunakan adalah
wawancara bebas terpimpin. ”wawancara bebas terpimpin
merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Jadi,
pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan
diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung
mengikuti situasi yang diwawancarai.”40
37Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-1, h. 81 38Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 130 39Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 135. 40Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h. 85
15
Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
data dan informasi berkenaan dengan pengendalian risiko
berdasarkan kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh BTN Syariah
dalam menangani risiko pada pembiayaan mudhârabah.
4. Analisis Data
Menganalisa data secara teknik adalah “kegiatan aplikatif dari
RAD (Rencana Analisis Data). Namun secara teoritis dan umum,
analisis data adalah suatu kegiatan yang bersifat untuk
“mentransformasikan” data menjadi informasi”.41Sedangkan menurut
redaksi lain, analisis data adalah “suatu proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data.”42
Lebih lanjut, analisis data dalam penelitian kualitatif dapat
dilakukan pada saat berlangsungnya pengumpulan data dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.43Adapun beberapa
tahapan analisis data yaitu:44
Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data
terperinci, dan laporan disusun berdasarkan data yang diperoleh
direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok berdasarkan
satuan konsep, tema, dan kategori tertentu.
Penyajian data
Data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga
mempermudah peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data
dengan data lainnya.
Penyimpulan dan Verifikasi
Data yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis
akan disimpulkan sementara.
41Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,
(Depok: FISIP UI, 2006), h.178 42Sabian Utsman, Dasar-Dasar Sosiologi Hukum Makna Dialog Antara Hukum dan
Masyarakat Dilengkapi Proposal Penelitian Hukum, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.
103 43Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 430 44V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, h. 34-36
16
Kesimpulan Akhir
Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan
sementara yang telah diverifikasi.
I. Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan tesis ini penulis membagi kedalam lima bab,
dan dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun rincianya
adalah sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan, yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, serta sistematika
penulisan.
Bab II: Teori Pengendalian Risiko dan Pembiayaan Mudharabah yaitu
berisi analisis teoritik mengenai risiko, meliputi: Definisi Risiko,
Jenis-Jenis Risiko Perbankan Syariah, Pengendalian Risiko dalam
Pembiayaan Mudhârabah, meliputi: Hakikat Pengendalian
Risiko, Peran dan Fungsi Pengendalian Risiko, , Pengendalian
Risiko dalam Perspektif Islam, Pengendalian Risiko Menurut
Fatwa DSN MUI, Pengendalian Risiko Menurut Regulasi,
Pembiayaan Mudhârabah yang meliputi: Defenisi Akad
Mudhârabah, Landasan Hukum Akad Mudhârabah, Rukun dan
Syarat Akad Mudhârabah, Ketentuan Akad Mudhârabah
Menurut Fatwa DSN MUI, Macam-macam Mudhârabah,
Aplikasi Pembiayaan Mudhârabah, Definisi Pembiayaan,
Pembiayaan Mudhârabah, Pembiayaan Bermasalah,
Pengendalian Risiko Pembiayan Mudhârabah.
Bab III: Gambaran Umum BTN Syariah
Bab IV: Analisis Efektivitas Pengendalian Risiko Pembiayaan
Mudhârabah, meliputi: Analisis Strategi Pengendalian Risiko
Pembiayaan Mudhârabah, Analisis Kesesuaian Sistem
Pengendalian Risiko BTN Syariah dengan Ketentuan Akad
Mudhârabah dalam Fatwa DSN MUI, dan Analisis Kesesuaian
Sistem Pengendalian Risiko BTN Syariah dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan, Efektifitas Pengendalian Risiko
Pembiayaan Mudhârabah di BTN Syariah KC Tangerang
Bab V : Merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-
saran.
17
127
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan analisis
efektivitas pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah, maka dapat
ditarik kesimpulan:
1. Strategi dalam pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah yang
dilakukan oleh BTN Syariah yaitu melalui beberapa langkah.
Pertama, dengan menganalisa kelengkapan dokumen pembiayaan
melalui sumber data yang ada, sehingga dapat teridentifikasi risiko-
risiko yang mungkin terjadi pada pembiayaan yang diajukan oleh
nasabah tersebut. Kedua, menentukan apakah nasabah tersebut
termasuk dalam kategori pembiayaan yang bermasalah. Ketiga, jika
risiko telah terjadi, maka pihak BTN Syariah akan melakukan
langkah-langkah mitigasi risiko yaitu dengan melakukan tindakan
restrukturisasi yang terdiri dari restructuring (penataan kembali),
reconditioning (persyaratan kembali), dan rescheduling (penjadwalan
kembali). Jika dengan tindakan restrukturisasi ini, nasabah tetap tidak
dapat memenuhi kewajibannya, maka tahapan terakhir yang akan
dilakukan oleh pihak bank adalah dengan melakukan penyitaan dan
pelelangan terhadap jaminan.
2. Prosedur pengendalian risiko yang dilakukan oleh BTN Syariah sudah
sesuai dengan ketentuan dalam Fatwa DSN MUI Nomor O7/DSN-
MUI/IV/2000 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
53/POJK.04/2015, dimana pada prinsipnya dalam pembiayaan
mudhârabah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya
penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan. Jaminan ini tidak
dimaksudkan untuk memastikan kembalinya modal yang telah
dipinjamkan, akan tetapi untuk menyakinkan bahwa mudhârib benar-
benar melaksanakan segala ketentuan yang telah disepakati dalam
kontrak. Jaminan yang diberikan dijadikan sebagai ganti atas kerugian
yang dialaminya yang diakibatkan dari kelalaian mudhârib yang tidak
memanfaatkan dana atau tidak menjaga barang dagangan
sebagaimana mestinya berdasarkan ketentuan persyaratan dari shâḫib
al- mâl.
3. Penerapan prosedur pengendalian risiko pembiayaan mudhârabah
oleh BTN KCS Tangerang dinilai cukup efektif dalam meminimalisir
risiko, terbukti dengan nasabah yang bermasalah dalam pembiayaan
mudhârabah di BTN KCS Tangerang saat ini kurang dari 1% dan
risiko operasional bank juga terpantau dengan baik.
128
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagaimana yang
telah dikemukakan di atas, maka selanjutnya diajukan saran-saran
sebagai berikut:
1. Sebaiknya BTN Syariah lebih teliti dan hati-hati dalam memberikan
pembiayaan. Untuk memastikan efektifitas proses pengendalian risiko
bagi perbankan syariah maka perlu adannya tindakan supervisi bank
demi peningkatan perbankan syariah dimasa yang akan datang.
Kemudian kepada pihak bank agar lebih mengikuti ketentuan dalam
pembiayaan bagi hasil tekait dengan menggunakan sistem profit and
loss sharing atau revenue sharing, sehingga tidak ada salah satu pihak
yang menanggung kerugian sendiri.
2. Untuk peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti secara mendalam
bukan hanya terkait dengan pengendalian risiko namun lebih kepada
strategi pengelolaan aset bank sehingga tidak menimbukan kerugian
terhadap bank dan nasabah.
3. Adapun berkaitan dengan ketentuan fatwa DSN sebaiknya DSN-MUI
memberikan dasar hukum terperinci pada objek fatwa seperti halnya
permasalahan jaminan dalam penyaluran pembiayaan di LKS.
129
DAFTAR PUSTAKA
A Karim, Adimarwan, Perbankan Syari’ah: Peluang, Tantangan dan
Strategi Pengembangan, Jurnal Agama, Filsafat dan Sosial, 2001.
______, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Ahmed, Tariqullah Khan Habib, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan
Syariah, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Alif, M. Nur, Dasar-Dasar dan Pemasaran Bank Syariah, Bandung:
Alfabeta, 2010.
Arif, M. Nur Rianto dan Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan
Syari’ah, Jakarta: UIN Press, 2015.
Ali, Masyhud, Manajemen Risiko, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Ali, Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Anshori, Abdul Ghofur, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 2007.
Ansory, A. Hafiz, AZ, ed, Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta:
Pustaka Firdaus, t.t.
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Wacana Ulama & Cedekiawan,
Bogor: Tazkia Institute, 1999.
_____, Bank Syariah, Jakarta: Gema Insani, 2001.
Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka
Alfabet, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007.
130
Ascarya dan Diana Yumanita, Gambaran Umum Bank Syariah, Jakarta:
Pusat Pendidikan dan studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia,
2005.
Al Asqalâni, Ibnu Hajar, Bulûghul Marâm, Riyâdh: Dârul Qubs, 2014.
Ayat, Safri, Manajemen Risiko, Jakarta: Gema Aksari, 2003.
Al Bukhâri, Muhammad bin Ismâîl, Shahîh Bukhâri, tt.p: Dâr Thouq an-
Najâh, 1422 H.
Darmawi, Herman, Manajemen Risiko, Jakarta: Bumi Aksara , 2004.
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, Salinan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.3/2016 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, 2016.
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan , POJK Nomor
12/POJK.03/2015 Tentang Ketentuan Kehati-hatian Dalam Rangka
Stimulus Perekonomian Nasional Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit
Usaha Syariah, 2015.
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, Salinan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 53/POJK.04/2015 Tentang
Akad YANG Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah Di Pasar
Modal, 2015.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional Edisi Revisi, Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006.
Dewi, Gemala, dkk. Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Fakultas hukum
Universitas Indonesia, 2006.
Dimyati, Ahmad, Teori Keuangan Islam Rekonstruksi Metodologis terhadap
Teori Keuangan Al-Ghazali, Yogyakarta: UII Press, 2008.
Dusuki, Asyraf Wajdi, Understanding the Objectives of Islamic Banking : A
Survey of Stakeholders Perspective. International Journal of Islamic
and Middle Eastern Finance and Management, Volume 1, Issue 2,
2008.
131
El- Diwany, Tarek, The Problem With Interest: Sistem Bunga dan
Permasalahannya, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.
Djojosoedarso, Soesino, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi,
Jakarta: Selemba Empat,1999.
Echols, John M. dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia, t.t.
Fattah, Nanang, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT.Remaja
Yosdakarya, 2007.
Fauroni, Lukma, Arah dan Strategi Ekonomi Islam, Yogyakarta: Magistra
Insania Press, 2006.
El-Gamal, Mahmoud, “An Economics Explication of The Prohibition of
Gharar In Clasical Islamic Jurisprudeence,” Islamics Economics
Studies, vol. 8 ,2001.
Greuning, Hennie van dan Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah,
Terj. Yulianti Abbas, Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Hâmid, Husayn, Hukm asy-Syâri’ah al-Islâmiyyah li ‘Uqûd al-Ta’mîn,
Kairo: Dâr al-I‘tishâm, t.t.
Harahap, Nasrun, Teknik penelitian Hasil Belajar, Jakarta: Bulan Bintang,
1985.
Hardanto, Sulad Sri, Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Jakarta:Elex
Media Komputindo kelompok Gramedia, 2006.
Hartanto, Realisasi Akad Mudhârabah dalam Penyaluran Dana di BPRS
Amanah Insani Bekasi, Universitas Diponegoro: Semarang, 2012.
Haroen, Nasrun, Perdagangan Saham di Bursa Efek tinjauan Hukum Islam,
Jakarta: Yayasan Kalimah, 2000.
Hasibuan, Malayu, Dasar - dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara,t.t.
Hayati, Sri, Manajemen Risiko Untuk Bank Perkreditan rakyat dan lembaga
Keuangan mikro, Yogyakarta: CV. Andi Offset, t.t.
132
Hendi, Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2005.
_____, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Prenada Media
Group, 2008.
_____, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: Prenada Media
Group, 2014.
Hilman, Iman, Perbankan Syariah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003.
Husein, Hasbullah, Manajemen Islamologi, Jakarta: Biro Konsultasi
Manajemen Islamlogi, t.t.
Idroes, Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3
Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan
Pelaksanaannya di Indonesia, tt.p: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2014.
_____, Manajemen Risiko 1, Jakarta: PT: Gramedia Pustaka Utama, 2015.
_____, Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2016.
_____, Memahami Bisnis Bank, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013.
_____, Mengelola Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014.
Irawan, Prasetya, Penelitian Kualitatif & Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,
Depok: FISIP UI, 2006.
Janwari, Yadi, Lembaga Keuangan syariah, Bandung: PT.Remaja
Yosdakarya, 2015.
Karim, Helmi, Fiqih Mu’amalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993.
Kasidi, Manajemen Risiko, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
133
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo, 2008.
Machmud, Amir dan Rukmana, Bank Syari’ah: Teori Kebijakandan Studi
Empiris di Indonesia, t,tp: Erlangga, 2010.
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:
Prenada Media, 2015.
Moleong, Lexy j., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004.
Mohammad, Mustofa Omar & Syahidawati Shahwan, The Objective of
Islamic Economics and Islamic Banking in Light of Maqasid Al-
Shariah : A Critical Review, Middle-East Journal of Scientific
Research13 (Research in Contemporary IslamicFinance and Wealth
Management), tt.p:t.p, 2013.
Mubin, Muhammad Ufuqul, Islamic Banking and Interest a Study of The
Prohibition of Riba and Its Contempory Interpretation, Diterjemahkan
dalam buku Bank Islam dan Bunga studi Kritis Larangan Riba dan
Interpretasi Kontemporer, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Muhammad, Konstruksi Mudhârabah Dalam Bisnis Syariah. Mudhârabah
Dalam Wacana Fiqh dan Praktik Ekonomi Modern, Yogyakarta: PSEI
STIS Yogyakarta, 2003.
_____, Manajemen Pembiayaan Mudhârabah di Bank Syariah, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008.
_____, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Pers, 1997.
_____, Paradigma, Metodologi, dan Aplikasi Ekonomi Syariah, Yogyakarta:
Garaha Ilmu, 2008.
_____, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014.
Mukhsinun, Evaluasi Manajemen Risiko Produk Mudhârabah dan
Musyarakah dalam Meminimalisir Risiko Pembiayaan Bagi Hasil
(Studi Kasus pada BPD DIY Cabang Syariah dan Bank Syariah
Mandiri cabang Yogyakarta), Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga: Yogyakarta, 2015.
134
Muslehuddin, Muhammad, Sistem Perbankan dalam Islam, Terj. Aswin
Simamora, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi
Aksara, 2007.
Nasehudin, Toto Syatori dan Nanang Gozali, Metode Penelitian Kuantitatif,
Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012.
Nasrah, Hidayati, Analisis Akad Mudhârabah di Perbankan Syariah, Jurnal
al-Iqtishad, 2015.
Nawawi, Ismail, Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer: Hukum
Perjanjian, Ekonomi, Bisnis, dan Sosial, Bogor: Ghalia Indonesia,
2012.
Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah, Maret 2018.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/9/PBI/2011 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 Tentang
Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Qardhawi, Yusuf, Fiqh Peradaban: sunnah sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan, Terj. Faizah Firdaus, Jakarta: Rabani Pers, 1997.
Qudâmah, Ibnu, Al-Mughni, tt.p: Hajr, 1412H.
Rahayu, Eka Jati, Mitigasi Risiko Akad Pembiayaan Mudhârabah di
Perbankan Syariah, Jurnal Muqtashid: UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2013.
Rivai, Veithzal, Islamic Financial Management: Teori, Konsep, dan Aplikasi,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
135
Rivai, Veithzal dan Rifki Ismal, Islamic Risk Management For Islamic Bank,
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2013.
Rosyadi, Imron, Jaminan Kebendaan Berdasarkan Akad Syariah, Jakarta:
Kencana, 2017.
Rosyid, Daud, Indahnya Syari’at Islam, Jakarta: Usamah Press, 2003.
Rustam, Bambang Rianto, Manajemen Risiko Perbankan Syariah Indonesia,
Jakarta: Salemba Medika, 2013.
Sâbiq, Sayyid, Fiqh al- Sunnah, Beirut: Dâr al- Fikr, 1981.
Sa’diyah, Mahmudatus dan Meuthiya Athifa Arifin, Mudhârabah dalam
Fiqh dan Perbankan Syariah, Jurnal Equilibrium, 2013.
Saeed, A, Menyoal Bank Syariah : Kritik atas Interpretasi Bunga Bank Kaum
Neo-Revivalis, terj. Arif Maftuhin, Jakarta: Paramadina, 2004.
Sarwono, Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta:
Alfabeta, 2008.
Sembiring, Sentosa, Hukum Perbankan, Bandung: CV Mandar Maju, 2000.
Shaikh, Ahmed, A Critical Analysis of Mudarabah & New Approach to
Equity Financing in Islamic Finance. Journal of Islamic Banking and
Finance, 2011.
Ash-Shiddiqi, T.M Hasbi, Hukum-hukum Fiqih Islam: Tinjauan Antar
Mazhab, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2001.
Siddiqi, M. Nijatullah, Bank Islam, Bandung: Pustaka Bandung, 1984.
_____, Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, Yogyakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 1996.
Solihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2010.
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Prenada
Media, 2017.
136
Al-Suwailem, Sami, Towards An Objective Measure of Gharar in Exchange,
Islamic Economic Studies, 2000.
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah: Deskripsi dan
Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2012.
Suhardi, Gunarto, Usaha Perbankan dalam Perspektif Hukum, Kanisius,
Yogyakarta: Kanisius, 2003.
Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2014.
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2003.
Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 2000.
Sweet & Maxwll, Penerapan Manajemen Aset Islami, Jakarta: Universitas Al
Azhar Indonesia, Terj. Erman Raja G dan Akhmad Safik, t.t.
Asy Syâfi’i, Muhammad bin Idris, Al-Umm, Terj. lsmail Yakub, Kuala
Lumpur: Victory Agencie, 2000.
Syahdeni, Sutan Remy, Pebankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata
Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999.
Syarifuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Bogor: Kencana, 2003.
Taimiyah, Ibnu, Majmu’ Fatâwâ Syaikh al Islâm, Madinah: Majma’ al Malik
Fahd, 1995.
Tampubolon, Robert, Risk Management Qualitative Approach Applied to
Comercial banks, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004.
Ath-Thayyâr, Abdullah bin Muhammad, Al-Bunûk Al-Islâmiyyah Baina An-
Nadzariyyât wa Tathbîq, Riyâdh: Muassasah al-Jurais, 1414H.
Taswan, Manajemen Perbankan, Yogyakarta: UPPS TIM YKPN
Yogyakarta, 2006.
137
Tim Pengembangan perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep,
Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta:
Djambatan, 2002.
Tim Primapena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ttp: Gitamedia, t.th.
Tisnawati, Ernie dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta:
Kencana, 2005.
Umam, Khotibul, Perbankan Syariah: Dasar-Dasar dan dinamika
Perkembangannya di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2016.
Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan, UU No. 10 Tahun 1998.
Usman, Iskandar, Istihsan dan pembaharuan Hukum Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1994.
Utsman, Rachmadi, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta:
Sinar Grafika, 2012.
Utsman, Sabian, Dasar-Dasar Sosiologi Hukum Makna Dialog Antara
Hukum dan Masyarakat Dilengkapi Proposal Penelitian Hukum,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Wawancara dengan Bagian Restructuring BTN Syariah KC Tangerang, Hero
Indrivanto, Serpong, 10 Desember 2018.
Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia, Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2005.
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah,
Jakarta: PT. Grasindo, 2005.
Yaya, Rizal, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik
Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Yusmad, Muammar Arafat , Aspek Hukum Perbankan Syariah dari Teori ke
Praktik, Yogyakarta: Deepublish, 2018.
138
Z , A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2013.
Zuhaili, Wahbah, Al- Fiqh al-Islâm wa Adilatuh, Juz V, Damaskus: Dâr al-
Fikr, t.t.
Bank Tabungan Negara, Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bank Tabungan Negara, Visi, Misi, dan Nilai Budaya Perusahaan dalam
Laporan Tahunan 2016.
Brosur (Product Profile) PT. BTN KC Syariah Tangerang.
Bank Tabungan Negara, "Giro Syariah" dalarn Laporan Tahunan 2016.
Bank Tabungan Negara, “Deposito Syariah” Dalam Laporan Tahun 2016.
Dokumen Bank BTN Syariah Kantor Cabang Tangerang tahun 2017.
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang Akad Mudhârabah,
www.dsnmui.or.id, diakses pada 19 Mei 2018.