Alfred Adler n Horney

Embed Size (px)

Citation preview

ALFRED ADLER(Psikologi Individual)

I. PENGERTIAN TEORI KEPRIBADIAN MENURUT ALFRED ADLER

a. Biografi singkat Alfred AdlerAlfred Adler lahir di Wina pada tahun 1870 dari keluarga kelas menengah dan meninggal di Aberden, Skotlandia pada tahun 1937 pada saat itu ia mengadakan perjalanan keliling untuk melakukan ceramah. Ia meraih gelar dokter pada tahun 1895 dari Universitas Wina. Awalnya ia mengambil spesialisasi di bidang ophthalmologi, kemudian setelah menjalani praktik dokter umum ia menjadi seorang psikiater. Ia menjadi anggota kemudian ketua masyarakat psikoanalisis Wina. Akan tetapi, Adler segera mengembangkan ide yang menyimpang dari ide Freud dan anggota lain di masyarakat Wina itu, dan ketika perbedaan menjadi tajam, ia diminta untuk menyajikan pandangannya di hadapan masyarakat itu. Ini terjadi pada tahun 1911 dan sebagai akibat dari kritik dan celaan terhadap pendirian Adler oleh anggota lain dari masyarakat itu, Adler mengundurkan diri dari jabatan ketua dan memutuskan hubungan dengan psikoanalisis Freudian.Ia lalu membentuk kelompoknya sendiri, yang lalu dikenal sebagai psikologi individual, yang menarik pengikut dari seluruh dunia. Selama perang dunia 1, ia bekerja sebagai dokter pada lascar tentara Austria dan setelah perang ia tertarik pada bimbingan anak dan memberikan klinik bimbingan pertama yang berhubungan dengan system aliran Wina. Ia juga mendorong munculnya aliran eksperimental di Wina yang menerapkan teori di bidang pendidikan (Furtmuller dalam Calvin dan Gardner, 1993).

b. Teori kepribadian menurut Alfred AdlerBerbeda dengan pandangan pokok Freud bahwa tingkah laku manusia didorong oleh insting yang dibawa sejak lahir sedangkan dengan aksioma pokok Jung yang mengatakan bahwa tingkah laku manusia dikuasai archetype yang dibawa sejak lahir. Adler berpendapat bahwa manusia awalnya dimotivasikan oleh dorongan sosial mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan kerja sama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri, dan mengembangkan gaya hidup yang mengembangkan orientasi sosial. Adler tidak berkata bahwa manusia disosialisasikan hanya dengan melibatkan diri pada proses sosial. Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun tipe khusus hubungan dengan orang dan pranata sosial yang berkembang ditentukan oleh corak masyarakat tempat orang itu dilahirkan. Ketiganya berpendapat bahwa seseorang mempunyai kodrat inherent yang membentuk kepribadiannya. Frued menekankan seks, Jung menekankan pola pemikirian primordial, dan Adler menekankan minat sosial. Faktor-faktor sosial tingkah laku merupakan sumbangan paling besar Adler bagi teori psikologi.Adler memilih menggunakan istilah Individual Psychology bagi teori yang ia kembangkan. Adler tidak bermaksud menyiratkan bahwa manusia merupakan makhluk egois yang hanya termotivasi untuk memuaskan dorongan biologisnya semata. Namun, dalam hal ini Adler lebih menekankan bahwa walaupun manusia merupakan kumpulan individu yang unik, mereka tetap dibentuk oleh harmoni dan dorongan untuk bekerja sama dengan manusia lainnya. Bagi Adler, manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah dan tak berdaya. Kondisi tersebut kemudian menimbulkan perasaa inferioritas dan ketergantungan pada orang lain. Individual Psychology memandang individu sebagai makhluk yang saling tergantung secara sosial. Teori Adler juga sangat terkait dengan humanisme karena memusatkan perhatian pada hubungan positif antarmanusia dan makna keberadaan manusia. Adler percaya bahwa keberadaan manusia terkait dengan orientasi masa depan, kebebasan menentukan nasib sendiri, dan pencarian mengenai makna kehidupan. Pada akhirnya, Adler menyatakan bahwa manusia pada dasarnya termotivasi untuk mengatasi perasaaan inferiornya dengan berusaha menjadi sosok yang superior. Adler berpendapat bahwa superioritas adalah bagian dari hidup yang membawa individu ke tahap-tahap perkembangan yang berkelanjutan.

c. Perbedaan pandangan Adler dan Freud Freud mementingkan seks sedangkan Adler mementingkan minat sosial. Freud memandang kepribadian sebagai proses biologik-mekanistik sedangkan Adler termasuk pelopor ego kreatif. Adler menekankan adanya keunikan pribadi. Adler memandang kesadaran sebagai pusat kepribadian bukan ketidaksadaran. Adler keras berpendapat bahwa semua kehidupan selalu bergerak. Dia memilih tidak berfikir dalam kerangka struktur dan perkembangannya karena konsep semacam itu dianggap cenderung membuat konkret sesuatu yang abstrak.

d. Rincian pokok-pokok teori Adler Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktifitas manusia adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (striving for superiority). Persepsi subjektif (subjective perception) individu membentuk tingkah laku dan kepribadian. Semua fenomena psikologis disatukan (unity of personality) di dalam diri individu dalam bentuk self. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interest sosial (social interest). Semua potensi manusia dikembangkan sesuai dengan gaya hidup (life of style) dari self. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif (creative power) individu.

II. STRUKTUR, DINAMIKA DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MENURUT ALFRED ADLERTeori-teori yang dikembangkan Adler disebut juga sebagai struktur kepribadian (Agus Sujanto, dkk.). Adapun teori-teori tersebut dijabarkan sebagai berikut.a. Perjuangan menjadi sukses atau superioritaAdler yakin bahwa individu memulai hidup dengan kelemahan fisik yang mengaktifkan perasaan inferior, perasaan yang menggerakkan orang untuk berjuang menjadi superiorita atau untuk menjadi sukses. Perjuangan bisa jadi mempunyai motivasi yang berbeda, tetapi semuanya diarahkan menuju tujuan final (final goal). Fictional Final GoalsMenurut Adler, untuk membimbing tingkah laku, setiap orang menciptakan tujuan final yan semu (fictional final goals), memakai bahan yang diperoleh dari keturunan dan lingkungan. Tujuan ini semu karena mereka tidak harus didasarkan pada kenyataan tetapi tujuan itu lebih menggambarkan pikiran orang itu mengenai bagaimana seharusnya kenyataan itu, didasarkan pada interpretasi subjektifnya mengenai dunia. Tujuan final adalah hasil kekuatan kreatif indvidu: kemampuan untuk membentuk tingkah laku diri dan menciptakan kepribadian diri.

Mengatasi inferioritas dan menjadi superiorita: dorongan majuBagi Adler, kehidupan manusia dimotivasi oleh satu dorongan utama yaitu dorongan mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Inferior bagi Adler berarti perasaan lemah dan tidak terampil dalam menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Adapun superiorita bukan berarti lebih baik dari orang lain atau mengalahkan orang lain, tetapi berjuang menuju superiorita berarti terus menerus berusaha menjadi lebih baik dan menjadi semakin dekat dengan tujuan final. Adalah perasaan inferiorita yang melahirakan perjuangan superiorita, dan bersama-sama keduanya menjadi dorongan maju yang sangat besar yang mendorong orang terus bergerak ke arah yang lebih baik. Menurut Adler dorongan ini dibawa sejak lahir dan menjadi tenaga semua dorongan lainnya.

b. Pengamatan subjektif (subjective perspective)Tujuan final yang fiktif bersifat subjektif, artinya orang menetapkan tujuan-tujuan untuk diperjuangkan berdasarkan interpretasinya tentang fakta, bukan berdasarkan fakta itu sendiri. Kepribadian manusia dibangun bukan oleh realita, teteapi oleh keyakinan subjektif orang itu mengenai masa depannya. Pandangan subjektif yang terpenting adalah tujuan menjadi superiorita atau tujuan menjadi sukses, tujuan yang diciptakan pada awal kehidupan, yang hanya terpahami secara kabur. Tujuan final fiktif itu membimbing gaya hidup manusia.

c. Kesatuan (unity) kepribadianAdler memilih menggunakan istilah Psikologi Individu (Individual Psychology) dengan harapan dapat menekankan keyakinan bahwa setiap individu itu unik dan tidak dapat dipecah-pecah. Psikologi Individu menekankan pentingnya unitas kepribadian. Pikiran, perasaan, dan semua kegiatan diarahkan ke satu tujuan tunggal dan mengejar satu tujuan. Logat organ (organ dialect)Kesatuan kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek kejiwaan sepeti motivasi, perasaan, dan pikiran, tetapi juga kesatuan meliputi seluruh organ tubuh. Gejala-gejala fisik seperti kelemahan organ tertentu bukan suatu peristiwa yang terpisah, tetapi mungkin kelemahan itu berbicara tentang tujuan individu, yang oleh Adler dinamakan logat organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon). Kesadaran dan tak sadarUnitas kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan tak sadar. Menurut Adler, tingkah laku tak sadar adalah bagian dari tujuan final yang belum diformulasikan dan belum dipahami secara jelas. Adler menolak dikotomi antara sadar dan tak sadar yang dianggapnya sebagai bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unifi.

d. Minat sosial (social interest)Minat sosial adalah sikap keterikatan diri dengan kemanusiaan secara umum, serta empati kepada setiap anggota orang perorang. Menurut Adler, minat sosial adalah bagian dari hakekat manusia dan dalam besaran yang berbeda muncul pada tingkah laku setiap orang. Minat sosiallah yang kemudian membuat seseorang mampu berjuang mengejar superiorita dengan cara yang sehat. Perkembangan minat sosialWalaupun minat sosial itu dilahirkan, menurut Adler terlalu lemah atau terlalu kecil untuk dapat berkembang sendiri. Oleh karena itu, menjadi tugas ibu mengembangkan potensi innate bayinya. Adapun ayah merupakan orang penting kedua dalam lingkungan sosial anak. Menurut Adler, ayah yang ideal bekerja sama dengan istrinya dalam mengasuh anak. Dampak hubungan sosial awal merupakan hal sangat penting, hubungan anak dengan ibu dan ayahnya akan melemahkan peran hereditas. Dorongan adalah kunci konsep untuk membantu orang tua dalam meningkatkan hubungan keluarganya. Dorongan positif dari orang tua dapat berpengaruh pada perkembangan tanggung jawab, kemandirian anak, dan membentuk demokrasi keluarga.

Perlunya minat sosialKehidupan sosial dalam pandangan Adler merupakan sesuatu yang alami bagi manusia, dan minat sosial adalah perekat kehidupan sosial tersebut. Jadi, minat sosial itu sangat diperlukan, sebab jika laki-laki dan perempuan tidak bekerja sama dalam melindungi keturunannya, ras manusia akan punah.

Kriteria nilai-nilai kemanusiaanMinat sosial menjadi satu-satunya kriteria untuk mengukur kesehatan jiwa. Tingkat seberapa tinggi minat sosial seseorang menunjukkan kematangan psikologisnya. Minat sosial merupakan satu-satunya sarana penilaian keberhargaan, standar untuk menentukan kemanfaatan hidup seseorang yang oleh Adler disebut barometer normalitas.

e. Gaya hidup (style of life)Dengan konsep gaya hidup ini, Adler menjelaskan keunikan manusia. Gaya hidup adalah cara yang unik yang dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan orang itu dalam kehidupan tertentu diman orang tersebut berada. Gaya hidup telah terbentuk pada usia 4-5 tahun. Gaya hidup ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, tetapi juga oleh anak melaui pengamatan dan intrepertasinya terhadap keduanya. Gaya hidup ini tidak mudah berubah.

f. Kekuatan kreatif self (creative power of the self)Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoritis kepribadian. Self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku, penggerak utama, sendi, dan obat mujarab kehidupan. Adler berpendapat bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri-sendiri. Kekuatan diri kreatif itu membuat setiap manusia menjadi manusia bebas, bergerak menuju tujuan yang terarah.

g. Perkembangan abnormalMenurut Adler, minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor yang melatarbelakangi semua jenis salah suai atau ketidakmampuan beradaptasi (maladjustment).Disamping minat sosial yang buruk, penderita neurotic cenderung membuat tujuan yang terlalu tinggi, memakai gaya hidup yang dogmatik dan kaku, dan gaya hidup dalam dunianya sendiri. Tiga cirri ini mengiringi minat sosial yang buruk. Faktor eksternal dalam salah suaiAda tiga faktor yang membuat orang bisa menjadi salah suai, tidak perlu ketiga faktor itu muncul secara bersamaan, satu faktor saja sudah cukup membuat orang menjadi abnormal. Tiga faktor tersebut adalah:1. Cacat fisik yang buruk2. Gaya hidup manja (pampered)3. Gaya hidup diabaikan

Kecenderungan pengamanan (safeguardian)Semua penderita neurotik menciptakan pengamanan terhadap harga dirinya. Gejala itu berperan sebagai kecenderungan pengamanan, memproteksi inflasi image-diri dan mempertahankan gaya hidup neurotik. Konsep kecenderungan pertahanan ini mirip dengan konsep mekanisme pertahanan dari Freud. Ada tiga kecenderungan pertahanan yang umum dipakai yaitu:1. Sesalan (excuses)2. Agresi3. Menarik diri (withdrawal)

III. APLIKASI TEORI ALFRED ADLER

a. Keadaan keluargaDalam teori Adler hampir selalu menanyai kliennya mengenai keadaan keluarga yakni urutan kelahiran, jenis kelamin, dan usia saudara-saudara sekandung. Adler mengembangkan teori uruan lahir didasarkan pada keyakinannya bahwa keturunan, lingkungan dan kreatifitas individual bergabung menentukan kepribadian karena itu penting untuk melihat urutan kelahiran (anak pertama, kedua dan seterusnya) dan perbedaan cara orang menginterpretasi pengalamannya.1) Anak pertama atau sulung Kerap terbebani dengan harapan atau keinginan orangtua. Anak pertama sangat penting bagi ego orangtua. Itu sebabnya, si sulung didorong untuk mencapai standar sangat tinggi sebagai representasi orangtua. Cenderung tertekan. Senang menjadi pusat perhatian. Perkembangan kepribadiannya lebih optimal saat ia memperoleh perhatian. Orangtua cenderung lebih memperhatikan dalam mendidik anak pertama. Anak pertama biasanya seorang high achiever (memiliki keinginan berprestasi tinggi). Saat adik lahir, ia mempunyai tempat kehormatan bagi adik. Meski begitu, saat pusat perhatiannya terganggu oleh adik, ia bisa iri dan tidak aman. Cenderung diberi tanggung jawab oleh orangtua untuk menjaga adiknya. Belajar bertanggung jawab dan mandiri melalui kegiatan sehari-hari. Dapat diandalkan. Cenderung terikat pada aturan-aturan. Dominan, konservatif, dan otoriter. Mempunyai pemikiran yang tajam. Lebih sensitif. Bertanggungjawab, melindungi dan memperhatikan orang lain. Organisator yang baik.

2) Anak kedua atau tengah Cenderung lebih mandiri sehingga dapat membentuk karakternya sendiri. Misalnya, sang ibu menggendong adik dan bapak memegang kakak, ia tidak tahu harus bergantung pada siapa. Akhirnya ia menjadi anak yang lebih mandiri. Karena terabaikan, anak kedua atau tengah cenderung mempunyai motivasi tinggi, bisa dalam hal prestasi maupun sosialisasi. Cenderung lebih bebas dari harapan orangtua dan independen. Pandai melihat situasi. Aturan yang diterapkan lebih longgar. Anak kedua umurnnya diperbolehkan melakukan hal-hal tertentu dengan sedikit batasan. Berjiwa petualang. Suka berteman dan hidup berkelompok. Bebas mengekspresikan kepribadiannya yang unik. Cenderung lebih ekspresif. Berambisi untuk melampaui kakaknya, terlebih bila jarak usianya berdekatan. Walau cenderung suka melawan, anak kedua biasanya lebih mudah beradaptasi. Fleksibel dan cinta damai. Memiliki bakat seni. Motivasinya tinggi. Memiliki interes sosial. Lebih mudah menyesuaikan diri dibandingkan kakaknya. Cenderung sangat membutuhkan kasih sayang. Kerap kesulitan menggambarkan kepribadiannya. Cenderung merasa tidak disayang orangtua dan merasa tidak bisa lebih baik daripada kakaknya.

3) Anak terakhir atau bungsu Tergolong anak yang sulit karena mempunyai kakak yang dijadikan model. Kerap merasa inferior (rendah diri), tidak sehebat kakak-kakaknya. Dalam pengasuhan kerap dibantu orang sekitar, sehingga tidak terlalu sadar dengan potensi dirinya. Cenderung dimanjakan dan kasih sayang banyak tercurah padanya. Lebih merasa aman. Cenderung tidak dewasa dan kurang bertanggung jawab. Biasanya paham bahwa mereka termasuk spesial. Dianggap sebagal anak kecil terus menerus. Aturan yang diberlakukan padanya lebih longgar. Hanya diberi sedikit tanggung jawab dalam keluarga. Umumnya tidak diberi banyak tugas, dan tak perlu mengasuh adik. Sedikitnya pengalaman dalam belajar bertanggung jawab membuat si bungsu menghindari tanggung jawab dan komitmen, terutama bila orangtua senang memperlakukannya sebagai bayi. Lebih spontan dan mempunyai jiwa yang lebih bebas. Banyak komedian dan pembawa acara merupakan anak tengah atau anak bungsu karena bebas mengembangkan kepribadian mereka yang unik.

b. PsikoterapiMenurut Adler psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya keberanian, perasaan inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang kurang kurang berkembang. Tujuan psikoterapinya adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial. Walaupun Adler cukup aktif dalam menentukan tujuan dan arah psikoterapi, dia tetap bersikap bersahabat dan longgar kepada kliennya. Hubungan teraputik membangunkan minat sosialnya seperti anak-anak yang memperoleh minat sosial dari orang tuanya. Seperti Freud dan Jung, Adler juga menggali masa lalu (early recollections) dan mimpi klien untuk memperoleh pemahaman kepribadian klien itu. Terapi yang dikembangkan Adler adalah sebuah pendekatan hubungan yang membangun dan secara konsekuen menyajikan jembatan penghubung antara kognisi dan terapi sosial.

1) Menggali masa lalu ( early recollections)Menurut Adler ingatan masa lalu seseorang selalu konsisten dengan gaya hidup orang itu sekarang, dan pandangan subyektf orang itu terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan fan gaya hidupnya. Adler memberi contoh bagaimana seorang laki-laki yang sukses sangat mencurigai wanita. Orang itu melaporkan ingatan masa kecilnya saya pegi ke pasar bersama ibu dan adik laki-laki saya. Tiba-tiba turun hujan dan ibu menggendong saya kemudian dia ingat saya yang lebih besar dia menurunkan saya dan menggendong adik saya. Adler mengamati ingatan ini berhubungan langsung dengan kecurigaan laki-laki itu kepada wanita. Mula-mula dia menerima posisi disenangi ibunya, namun dia kehilangan posisi itu direbut adiknya. Walaupun banyak orang yang mungkin mengatakan mencintainya mereka cepat menarik cinta itu. Perhatikan, Adler tidak menganggap pengalaman anak-anak menjadi sebab laki-laki itu sekarang menjadi mudah curiga kepada perempuan, tetapi justru sebaliknya, gaya hidup mencurigai perempuan sekarang itulah yang membentuk dan mewarnai ingatan masa lalu.Pada kasus itu, pengalaman masa lalu tidak menetukan gaya hidup sekarang tetapi gaya hidup sekaranglah yang membentuk ingatan masa lalu. Jadi, kalau gaya hidup sekarang dapat diubah, model peristiwa masa lalu bisa dilupa.

2) Mimpi Adler menolak pandangan Freud bahwa impi adalah ekspresi keinginan masa kecil. Menurut Adler mimpi bukan pemuas keingina yang tidak diterima ego. Terapi mimpi adalah bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masaalah yang tidak disenanginya atau masaalah yang tidak dapat dikuasainya. Mimpi bisa membuka selubung gaya hidup terapi membodohi sipemimpi dengan memproduksi sesuatu yang tidak realistic, kekuatan dan encapaian yang berlebihan. Jadi bagi Adler mimpi adalah usaha dari ketidaksadaran untuk menciptakan suasana hati atau keadaan yang emosional sesudah bangun nanti, yang bisa memaksa si pemimpi melakukan kegiatan yang semula tidak dikerjakan. Kalau Freud memandang mimpi itu sendiri sebagai memberi kepuasaan, Adler memandang mimpi sekedar alat untuk mencapai tujuan, suatu pertahanan yang emosional yang membuat orang menghidupkan apa yang ada dalam pikirannya.

IV. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI ALFRED ADLERa. KelebihanAdler berjuang untuk mengembangkan teorinya sendiri yang unik. Sumbangan utama Adler adalah konsep yang memberi kerangka kepribadian yang utuh, unifi, dan holistik. Penekanannya pada kreatifitas manusia cocok dengan teori yang berkembang kemudian, misalnya teori dari George Kelly, R.D. Liang, Carl Rogers, dan Abraham Maslow. Teori Adler menekankan pada integrasi kesadaran pikiran, motivasi sosial, tujuan masa depan, dan kebebasan individu. Adler dengan jelas menunjukkan bahwa dunia tempat seseorang tinggal merupakan dunia yang diciptakan sendiri oleh orang tersebut.

b. KekuranganSeperti Freud dan Jung, teori Adler secara empiris tidak memiliki dukungan yang berarti. Konsep-konsep dasar teorinya seperti perjuangan menjadi superiorita, kompleks inferior, dan kecenderungan pengamanan tidak disertai dengan bukti metodolgis sehingga orang lain yang mencoba mengulang apa yang dilakukan Adler akan sampai pada kesimpulan yang berbeda. Pendirian Adler yang menyatakan bahwa setiap hal juga dapat menjadi sesuatu yang berbeda membuat teori yang ia kemukakan menjadi sulit untuk diuji. Secara klinik, teori Adler banyak memberi manfaat, namun proporsi-proporsinya belum diformulasikan secara rinci agar bisa diuji secara ilmiah.

KAREN HORNEY(Psikoanalisis Sosial)

I. PENGERTIAN TEORI KEPRIBADIAN MENURUT KAREN HORNEY

a. Biografi singkat Karen HorneyKaren Horney lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 16 September, 1885 dan meninggal di New York City pada tanggal 14 Desember, 1952. Ia mendapat pendidikan kedokteran di Universitas Berlin, dan bekerja di Institut Psikoanalisis Berlin dari tahun 1918 sampai yahun 1932. Pada tahun 1932, ia pindah ke New York dimana ia melakukan praktik psikoanalisis dan mengajar pada Institut Psikoanalisis New York. Karena tidak puas dengan psikoanalisis ortodoks, ia bersama sejumlah tokoh lain yang miliki keyakinan sama, mendirikan Association for the Advancement of Psychoanalysis dan American Institute of Psychoanalysis. Ia menjadi Dekan dari institut ini sampai meninggal. Penilaian cukup baru terntang karya Horney dapat ditemukan dalam Martin (1975).

b. Teori kepribadian menurut Karen HorneyHorney pada mulanya pengikut Freud yang kemudian terpengaruh oleh Jung dan Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik. Menjadi seorang interpersonal, teori Horney menghindari objektifikasi orang ketiga yang membuat jarak palsu, dimana yang demikian berhubungan dengan (inter) subjektif. Horney merupakan pioner feminis dan teori self-help. Kesulitan dalam membaca teori Horney bukan karena kedalamannya tapi karena teorinya menolak masalah teknis. Horney memandang ide-idenya termasuk dalam kerangka psikologi Freud, bukan merupakan suatu pendekatan yang sama sekali baru terhadap pemahaman kepribadian. Ia yakin bahwa kesalahan-kesalahan dalam pemikiran Freud berakar dalam orientasinya yang mekanistik dan biologis agar psikoanalisis dapat mewujudkan potensial-potensialnya secara penuh sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang manusia. Horney berpendapat bahwa psikologi wanita didasarkan kepada kekurang percayaan diri serta penekanan yang terlalu berlebihan pada hubungan cinta, dan tidak ada sangkut pautnya dengan anatomi organ-organ seksual. Mengenai kompleks Oedipus, Horney berpendapat bahwa itu bukanlah suatu konflik seksual dan agresif yang terjadi antara anak dan orangtuanya, melainkan kecemasan yang timbul dari gangguan-gangguan dasar, misalnya penolakan, perlindungan yang berlebihan, dan hukuman dalam hubungan anak dengan ibu dan ayahnya. Agresi tidaklah bersifat bawaan, sebagaimana dinyatakan Freud melainkan merupakan cara dengan mana manusia berusaha melindungi keamanannya. Narsisisme pada dasarnya bukanlah cinta diri, melainkan pendewaan diri dan penilaian diri yang berlebihan akibat perasaan-perasaan tidak aman. Horney juga mempersoalkan konsep-konsep Freud yang berikut : kompulsi repetisi, id, ego dan super ego, kecemasan, dan masokhisme. Pada segi positif Horney menyatakan bahwa sumbangan-sumbangan teoristis fundamental Freud adalah doktrin-doktrinnya tentang determinisme psikis motifasi tak sadar serta motif-motif emosional dan tidak rasional. Menurut Horney, doktrin Freud yang terpenting adalah : Semua proses dan event psikis bersifat ditentukan (semua terjadi karena alasan tertentu, dan bukan terjadi secara random). Semua tingkahlaku mungkin ditentukan oleh motivasi tak sadar. Motivasi yang mendorong manusia adalah kekuatan yang bersifat emosional dan non-rasional.

Konsep utama Horney dalah kecemasan dasar yang dirumuskan sebagai berikut : perasaan yang terdapat pada anak karena terisolasi dan tidak berdaya dalam dunia yang secara potensial bermusuhan. Sejumlah besar faktor yang merugikan dalam lingkungan dapat menyebabkan anak merasa tidak nyaman, yakni dominasi langsung atau tak langsung, sikap masa bodoh, tingkah laku eratik, kurang mengharagai kebutuhan-kebutuhan anak, kurang sungguh-sungguh dibimbing, sikap-sikap yang meremehkan anak, terlalu membanggakan anak atau kurang membanggakannya, kurang adanya kehangatan yang dapat diandalkan harus berpihak dalam perselisishan orang tua, tanggung jawab terlalu banyak atau terlalu sedikit, terlalu terlindungi, terisolasi dari anak-anak lain, ketidak adilan, deskriminasi, janji-janji yang tidak ditepati, suasana bermusuhan, dan lainnya.

c. Pertentangan teori Freud dan Horney Teori freud terlalu mekanistik dan biologik sehingga tidak bisa menggambarkan keutuhan motivasi dan tingkalaku manusia. Perhatian Freud terhadap inter-relasi manusia sanagat kecil, sehingga berakibat penekanan yang salah pada motivasi seksual dan konflik. Menurut Horney, bukan libido yang mendorong kita, tetapi kekuatan membangun yang revolusioner dan seharusnya keamanan dan ketidakpuasan (nonseksual) yang menjadi pendorong berfungsinya kepribadian. Tingkahlaku agresi dan destruksi bukan hereditas seperti yan dikemukakan Freud, tetapi merupakan sarana bagaimana orang berusaha melindungi keamanannya. Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang inferior dn cemburu karena kelaminnya lebih rendah dari laki-laki, sedangkan Horney (dan Adler) berpendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang mengiginkan persamaan status dan kekuasaan seperti pria.

II. STRUKTUR, DINAMIKA, DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MENURUT KAREN HORNEYa. Kecemasan dan konflik Kecemasan dasar dan permusuhan dasar (Basic anxiety and basic hostility)Kecemasan dasar berasal dari takut. Kecemasan dasar selalu dibarengi dengan permusuhan dasar, berasal dari perasaan marah, suatu predisposisi untuk mengantisipasi bahaya dari orang lain dan untuk mencurigai orang itu. Bersama-sama, kecemasan dan permusuhan membuat orang yakin bahwa dirinya harus dilindungi keamanannya. Konflik interpersonalKonflik adalah pertentangan antarkekuatan yang berhadapan dalam fungsi manusia, yang tidak dapat dihindari. Konflik dalam diri sendiri adalah bagian yang integral dar kehidupan manusia, misalnya dihadapkan dengan 2 pilihan keinginan yang arahnya, antara harapan dengan kewajiban, atau antara perangkat nilai. Juga, nilai kultural sering mengalami dalam maupun danengan nilai luarnya. Misalnya, masyarakatmendorong anggotanya untuk berkompetisi meraih prestasi, tetapi juga mewajibkan orang mempedulikan orang lain dan mendahulukan minat dan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi. Teori Horney tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang terkuci dalam lingkaran yang membuat tingkahlaku tertekan tidak produktif. Horney mengemukakan 10 kebutuhan neurotik :1. Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan keinginan membabi-buta untuk menyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan orang lain. Orang itu mengharapkan dapat diterima baik orang lain, sehingga berusaha bertingkahlaku sesuai dengan harapan orang lain, cenderung takut berkemauan, dan sangat terganggu dangan permusuhan dan penolakanoleh orang lain.2. Kebutuhan partner yang bersedia menambil alih kehidupannya tidak memiliki kepercayaan diri, berusaha mengikatkan diri dengan partner yang kuat. Kebutuhan ini mencakup penghargaan yang erlebihan terhadap cinta, dan ketakutan akan kesepian dan diabaikan.3. Kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit berusaha untuk tetap tidak menarik perhatian, menjadi orang kedua, puas dengan serba sedikit. Mereka merendahkan nilai kemampuan mereka sendiri, dan takut menyuruh orang lain.4. Kekuasaan kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa, tidak menghormati orang lain, memuja kekuatan dan melecehkan kelemahan.5. Kebutuhan mengeksplorasi orang lain neurotik sering mengevaluasi orang lain berdasarka bagaimana mereka dapat dimanfaatkan dan dieksploitasi pada saat yang sama ereka takut dieksploitasi orang lain.6. Kebutuhan pengakuan sosial dan prestise kebutuhan memperoleh penghargaan sebesar-besarnya dari masyarakat.7. Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi.8. Kebutuhan ambisi dan prestasi pribadi penderita neurotik sering memiliki dorongan untuk menjadi yang terbaik. Mereka ingin menjadi yang terbaikdan memaksa diri untuk semakin berprestasi sebagai akibat dari perasaan tidak aman, harus mengalahkan orang lain untuk menyatakan superiorotasnya.9. Kebutuhan mencukupi diri sendiri dan indenendensi mereka memiliki keinginan yang kuat untuk jauh dari orang lain, membuktikan bahwa mereka bisa hidup tanpa orang lain.10. Kebutuhan kesempurnaan dan ketaktercelaan mereka sangat takut membuat kesalahan dan mati-matian berusaha menyembinyikan kelemahannya.

Konflik intrapsikisProses intrapsikis semula berasal dari pengalaman hubungan antar pribadi, yang sudah menjadi bagian dari sistem keyakinan, proses intrapsikis itu mengembangkan eksistensi dirinya terpisah dari konflik interpersonal. Untuk dapat memahami konflik intrapsikis yang sarat dengan dinamika diri, perlu dipahami 4 gambaran diri dari Horney (yang terdiri dari 3 konsep subjektif dan 1 konsep yang objektif). Deskripsi 4 konsep diri itu sebagai berikut :1. Diri rendah (Despised Real Self) konsep yang salah tentang kemampuan diri, keberhargaan dan kemenarikan diri, yang didasarkan pada evaluasi orang lain yang dipercayainya, khususnya orang tuanya.2. Diri nyata (Real Self) pandangan subjektif bagaimana diri yang sebenarnya, mencakup potensi untuk berkembang, kebahagiaan, kekuatan, kemauan, kemampuan khusus, dan keinginan untuk realisasi diri, keinginan untuk spontan menyatakan diri yang sebenarnya. Diri nyata mengarah kepada penilaian seluruh unsur kejiwaan. 3. Diri ideal (Ideal Self) bandangan subjektif mengenai diri yang seharusnya, suatu usaha untuk menjadi sempurna dalam bentuk hayalan, sebagai kompensasi perasaan tidak mampu dan tidak dicintai.4. Diri aktual (Actual Self) berbeda dengan real self yang subjektif, diri aktual adalah kenyataan kenyataan obyektif diri seseorang, fisik dan mental apa adanya tanpa dipengaruhi oleh perspsi orang lain.Konflik intrapsikis yang terpenting adalah antara gambaran diri ideal dengan diri yang dipandang rendah. Membangun diri-ideal adalah usaha untuk memecahkan konflik dengan membuat gambaran bagus mengenai diri sendiri. Menurut Horney, self merupakan pusat kekuatan bagi manusia dan setiap manusia memiliki hal unik di dalamnya. Diri idealHorney yakin bahwa manusia kalau mendapat lingkungan yag disiplin dan hangat, akan mengembangkan perasaan aman dan percaya diri dari kecenderungan untuk bergerak menuju realisasi diri. Pengaruh negatif pada awal perkembangan serig merusak kecenderungan alami menuju realisasi diri, yang membuat orang merasa terisolasi, inferior, dan asing dengan dirinya sendiri. Setelah mengalami perasaan negatif itu, orang sangat menginginkan memperoleh perasaan identitas yang mantap. Itu dilakukan dengan menciptakan gambaran diri ideal, suatu pandangan yang sangat positif yang hanya muncul dalam pikiran/khayalan. Horney juga mengemukakan ada 3 aspek diri ideal neurotik :1. Pencarian keagungan neurotik, gambaran orang yang menganggap diri ideal itu nyata, mereka memasukkannya secara komprehensif kedalam semua aspek hiduonya, menjadikannya sebagai acuan tujuan, konsep diri, dan hubungannya dengan orang lain. Orang seperti itu membutuhkan (a). Kebutuhan kesempurnaan, yang merupakan dorongan untuk menggabungkan keseluruhan kepribadian dalam diri ideal. Neurotik tidak puas dengan sedikt perubahan, tidak menerima yang belum sempurna. (b). Ambisi neurotik, pencarian keagungan diri melalui dorongan menjadi superior yang komplusif. Mereka secara teratur menyalurkan energinya ke aktivitas yang paling berpeluang sukses. (c). Dorongan untuk balas dendam, dorongan balas dendam tumbuh dari keinginan untuk membalas penghinaan yang nyata maupun yang khayal dengan tujuan ingin membuat orang lain malu. Dan dorongan ini munanjak setiap kali ada kemenangan.2. Penuntut yang neurotik, meyakini bahwa ada yang salah dengan dunia luar, mereka menganggap bahwa diri mereka itu khusus sehingga berhak untuk diperlakukan sesuai dengan gambaran diri ideal mereka sendiri.3. Kebanggaan neurotik, adalah kebanggaan yang semu, bukan didasarkan pada pandangan yang realistik, tapi didasarkan pada gambaran palsu dari diri ideal.

Menghina diri (Dispise self)Keagungan diri bukan hanya menjadi sesuatu yang terus dikejar, tetapi juga menjadi alat ukur untuk menilai kenyataan diri. Tentu diri aktual menjadi memalukan kalau dilihat dari perspektif kesempurnaan fantastis tiu, sehingga mau tidak mau orang lalu menghina diri sendiri. Orang neurotik yang mencari keagungan tidak pernah puas dengan dirinya, karena mereka akhirnya menyadari bahwa diri nyata tidak cocok dengan diri idealnya. Mereka kemudian mulai membenci dan memandang rendah dirinya. Horney mengemukakan 6 cara orang mengekspresikan kebencian diri :1. Menuntut kebutuhan pada diri tanpa ukuran, memunculkan kebutuhan diri yang tidak pernah berhenti. Bahkan ketika mereka mencapai keberhasilan, mereka masih menuntut kesempunaan.2. Menyalahkan diri tanpa ampun.3. Menghina diri, diekspresikan dalam wujud memandang kecil, meremehkan, meragukan, dan menertawakan diri sendiri.4. Frustasi diri, digunakan untuk aktualisasi diri yang rendah. Orang neurotik sering membelenggu diri dengan tabu untuk menentang kesenangan.5. Menyiksa diri.6. Tingkah laku dan dorongan merusak diri, dalam bentuk fisikal atau psikologikal, disadari atau tidak disadari,akut atau kronik, benar-benar dilakukan atau hanya dalam imajinasi.

b. Mengatasi konflik Gaya hubungan interpersonal, ada 3 macam gaya hidup interpersonal :1. Bergerak mendekati orang lain membutuhkan partner yang kuat yang dapat mengambil tanggungjawab terhadap kehidupannya.2. Bergerak melawan orang lain orang agresif memandang orang lain sebagai musuh, dan memakai strategi melawan orang lain untuk meredakan kecemasannya. Atau mengeksploitasi orang lain, dan memanfaatkan orang lain untuk kebutuhan pribadinya.3. Bergerak menjauh dari orang lain orang seperti ini tidak memiliki rasa kebersamaan dengan orang lain atau keinginan untuk berjuang.

III. APLIKASI TEORI KAREN HORNEYa. Psikologi wanitaSebagai pengikut Freud, Horney perlahan menyadari bahwa psikoanalitik tradisional tentang wanita itu tidak seimbang. Kemudian, ia mengembangkan teori tentang psikologi wanita yang menolak beberapa konsep dasar yang dikemukakan oleh Freud.1. Perbedaan Pria-wanitaMenurut Horney, perbedaan pria-wanita bukan sekedar pada perbedaan anatomi, tetapi lebih pada perbedaan harpan sosial dan cultural. Menurut Horney , kecemasan yang menjadi akar keinginan laki-laki menaklukkan wanita dan keinginan wanita menghinaa laki-laki.2. Odipus KompleksSeperti halnya Freud, Horney juga mengakui adanya Odipus Kompleks, hanya saja menurutnya hal itu berhubungan dengan kondisi lingkungan, bukan karena perkembangan biologis. Menurutnya, odipus hanya ditemukan pada beberapa orang dan hal tersebut merupakan ekspresi neurotic kebutuhan cinta, yang bersama-sama dengan 9 kebutuhan lain yang muncul pada usia dini seseorang. Bahkan jika aspek seksual dimasukkan dalam tingkah laku odipus, maka tujuannya hanya untuk memperoleh rasa aman, bukan karena hubungan seks.3. Cemburu penisHorney menolak adanya penis envy Freud, tapi ia justru sependapat dengan Adler. Beberapa perempuan yang memiliki Maskulin protest yaitu keyakinan patologik bahwa laki-laki lebih superior dari perempuan, yang kemudian menjadi keinginan perempuan tersebut untuk menjadi laki-laki. Meurutnya, keinginan tersebut bukan karena cemburu penis, melainkan kecemburuan terhadap penilaian laki-laki yang diberikan hak oleh budaya.

b. PsikoterapiTujuan terapi Horney adalah untuk membantu klien secara bertahap berkembang kearah realisasi-diri, berhenti dari berfantasi diri-ideal, melepaskan pencarian kemayuran neurotic, dan mengubah rasa benci-diri menjadi menerima diri. Horney juga memakai mimpi dan asosiasi bebas untuk memahami kliennya. Menurutnya, mimipi itu usaha mengatasi konflik, jika terapi dapat menginterpretasi dengan tepat, maka dapat membantuu klien memahami dirinya dengan baik. Sedangkan asosiasi bebas menurut Horney berhubungan dengan ungkapan gambaran diri ideal, dan kegagalan usaha-usaha untuk mengatasi kecemasan.

IV. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI ALFRED ADLERa. KelebihanHorney dinilai memiliki ide yang original dalam memberikan penjabaran mengenai kepribadian walupun banyak meminjam ide dari tokoh psikoanalisa lainnya. Kekuatan teori Horney ini berada pada deskripsi mengenai deskripsi neurosis. Deskripsi komperhensif mengenai kepribadian neurosis memberikan kerangka yang bagus untuk memahami seseorang yang memiliki jiwa yang tidak sehat.b. KekuranganTeori Horney tidak cukup kuat untuk mengembangkan penelitian untuk memenuhi kriteria falsifiability (kemungkinan logis bahwa sebuah ide dapat dianggap salah atau benar berdasarkan observasi atau penelitian). Spekulasi dari teori ini tidak dapat dengan mudah menghasilkan hipotesis yang bisa diteliti dan oleh karena itu, teori ini kurang dalam hal variability.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

DeRobertis, Eugene M. 2006. Deriving a Humanistic Theory of Child Development From the Works of Carl R. Rogers and Karen Horney. Journal of the Humanistic Psychlogist, 34(2): 177-199.

Feist, Jess., dan Gregory J. Feist. 2009. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Hergenhanh, B.R. 1994. An Introduction to Theories of Personality. Virginia: Prentice Hall.

Jacobs, May. 1923. The Comparative Individual Psychology of Dr. Alfred Adler. The Pedagogical Seminary, 30:1, 16-23.

L, Frederick, dkk. 2001. On the Relationship Between Karen Horneys Tripartite Neurotic Type Theory and Personality Disorder Features. Journal of Personality and Individual Differences, (online), 30 (2001): 1387-1400, (http://elsevier.com/locate/paid), diakses 23 Februari 2013.

Meredith, Cameron dan Timothy D. Evans. 1989. Encouragement in the Family. Journal of Individual Psychology, (online) (http://evanstheraphy.com), diakses 22 Februari 2013.

Rendon, Mario. 2008. The Vicissitudes of Affect in Horneys Theory. International Forum of Psychoanalysis. 2008; 17: 158-168.

Supratiknya, A. 1993. Psikologi Kepribadian 1 Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Terjemahan dari Calvin S. Hall dan Garner Linzey, Theories of Personality. Jogjakarta: Kanisius.

Tanner, Amy E. 1915. Adler's Theory of Minderwertigkeit , The Pedagogical Seminary, 22:2, 204-217.

Watts, Richard E. 2003. Adlerian Theraphy as a Relational Constructivist Approach. The Family Journal: Counseling and Theraphy for Couples and Families, Vol. 11 No. 2, April 2003: 139-147.

27