30
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PEMBERIAN DAN PENYIMPANAN ASI DI RUANGAN KEBIDANAN RSUD PADANG Oleh : KELOMPOK C13 PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN (NERS) MATERNITAS

Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMBERIAN DAN PENYIMPANAN ASI

DI RUANGAN KEBIDANAN RSUD PADANG

Oleh :

KELOMPOK C13

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN (NERS) MATERNITAS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS 2014

Page 2: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : Pemberian dan Penyimpanan ASI

2. Tempat : Ruangan Kebidanan RSUD Padang

3. Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Januari 2014

4. Waktu : 09.00 – 09.30 WIB

5. Sasaran : 5 Orang Ibu Post Partum

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh

unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung

nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi

dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan

ciptaan Allah yang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi dan

melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-

zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk

paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda dan sangat kaya akan sari-sari makanan

yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak serta perkembangan sistem saraf.

Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0-6 bulan

tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi

(pengobatan penyakit), (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB

Kabupaten Grobogan, 2011).

Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan nutrisi, mengasuh

bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama,

dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga

tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya. Hal ini dapat menunjukan bahwa pemberian

ASI bagi bayi sangat penting (Varney, 2007).

Survey kesehatan demografi WHO (2000), menemukan bahwa pemberian ASI

eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan Utara,

Asia dan Amerika Latin. Oleh kerena itu, WHO menganjurkan agar bayi diberikan

ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama

6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan

menyusu selama 4 bulan. Sekitar ±15% bayi diseluruh dunia diberi ASIeksklusif

selama 4 bulan seringkali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak

Page 3: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

aman sehingga menyebabkan ±1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan

yang tidak benar.

Di Indonesia diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata

mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya

secara penuh tanpa makanan tambahan, selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang

gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan

tambahan selama tiga bulan pertama. Keberhasilan menyusui harus diawali dengan

kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum

sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI

berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.

Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-

faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik

rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan

medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini,

kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Hasselquist, 2006).

Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan

ASI secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang,

kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu

bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI

dan tidak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki

pengetahuan tentang manfaat ASI .

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai

masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana,

seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan

puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh

seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam

menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh

besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau

kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai

keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui

yang benar (Soetjingsih, 1997).

Page 4: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

Berdasarkan survey awal kelompok dari tanggal 30-31 Desember 2013 di

ruangan kebidanan RSUD Padang, ditemukan 3 dari 5 ibu post partum masih belum

mengerti tentang pemberian dan penyimpanan ASI.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu primipara dengan pengalamannya yang

sedikit membutuhkan pengetahuan yang cukup untuk dapat menyusui dengan benar.

Kemudian ibu dengan multipara kurang terpapar dengan sumber informasi. Dengan

demikian, maka kelompok tertarik untuk memberikan informasi melalui penyuluhan

kesehatan tentang “Pemberian dan Penyimpanan ASI” kepada ibu post partum agar

dapat menyusui dan menyimpan ASI dengan benar.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat memahami konsep tentang

Pemberian dan Penyimpanan ASI

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat:

a. Menyebutkan pengertian ASI

b. Menyebutkan manfaat ASI

c. Menyebutkan efek samping bila bayi tidak diberi ASI

d. Menyebutkan dan mendemonstrasikan teknik menyusui yang baik

e. Menyebutkan cara penyimpanan ASI

C. Pokok Bahasan

Pemberian dan Penyimpanan ASI

D. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian ASI

2. Manfaat ASI

3. Efek samping bila bayi tidak diberi ASI

4. Teknik menyusui

5. Cara menyimpan ASI

Page 5: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

E. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Mempraktekkan

F. Media dan Alat

1. Laptop

2. Infokus

3. Phantom bayi

4. Phantom ibu

5. Botol penyimpan ASI

6. Pompa ASI/ pompa susu

G. Materi : Terlampir

H. Pengorganisasian

Moderator : Firda Damba Wahyuni, S. Kep

Penyaji : Nola Asril S. Kep

Observer : Rorilawati Nasril, S. Kep

Fasilitator : Maya Syafni, S. Kep

Maharani, Z., S. Kep

Vivi Oktasari, S. Kep

Andina Ariesta, S. Kep

Almira Ghandi, S. Kep

Asnel Sartika, S. Kep

Sri Mardiah, S. Kep

I. Uraian Tugas

1. Moderator

Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan

Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing

Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien

Menyampaikan kontrak waktu

Page 6: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

Merangkum semua audien sesuai kontrak

Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi

2. Penyaji

Bertangung jawab memberikan penyuluhan

Memahami topik penyuluhan

Mengexplore pengetahuan audien tentang pnemonia

Menjelaskan pnemonia sesuai bahasa uang dipahami audiens

Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

3. Fasilitator

Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.

Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika

ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.

Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan

pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.

Membagikan leaflet di akhir acara.

4. Observer

Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target

Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan

Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

J. Setting Tempat

Keterangan:

= Moderator

= Penyaji

Page 7: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

= Audience/peserta

= Observer

= Fasilitator

= Pembimbing

K. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta

1. 5 menit Pembukaan

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan anggota kelompok dan

pembimbing

c. Menjelaskan topik penyuluhan

d. Menjelaskan tujuan penyuluhan

e. Membuat kontrak waktu dan meminta

kerja sama dengan audiens

a. Memperhatikan

b. Memperhatikan

c. Memperhatikan

d. Memperhatikan

e. Memperhatikan

2. 20 menit Pelaksanaan

a. Menggali pengetahuan klien tentang

pengertian ASI

b. Memberi reinforcement positif pada

peserta yang menjelaskan

c. Menjelaskan pengertian ASI

d. Menggali pengetahuan klien tentang cara

pemberian ASI

e. Memberi reinforcement positif pada

peserta yang menjelaskan

f. Menjelaskan cara pemberian ASI

g. Menggali pengetahuan peserta tentang

cara penyimpanan ASI

a. Menjelaskan

b. Memperhatikan

c. Mendengarkan dan

memperhatikan

d. Menjelaskan

e. Mendengarkan dan

memperhatikan

f. Mendengarkan dan

Memperhatikan

g. Menjelaskan

Page 8: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

h. Memberi reinforcement positif pada

peserta yang menjelaskan

i. Menjelaskan tentang cara penyimpanan

ASI

j. Memberi kesempatan pada pasien untuk

mempraktekkan teknik menyusui

k. Memberi kesempatan pada peserta untuk

bertanya

l. Memberikan reinforcement positif pada

peserta yang bertanya

m. Memberikan kesempatan pada peserta

lain peserta yang lain untuk memberikan

pendapat

n. Melengkapi jawaban peserta

h. Mendengarkan

i. Mendengarkan dan

memperhatikan

j. Mempraktekkan

k. Mengajukan

pertanyaan

l. Mendengarkan

m. Menjelaskan

n. Mendengarkan

3. 5 menit Penutup

a. Mengevaluasi atau menanyakan kembali

materi yang telah disampaikan pada

peserta

b. Menyimpulkan kembali materi yang

telah disampaikan

c. Memberikan motivasi kepada pasien

agar selalu

d. Memberi salam penutup

a. Menjawab pertanyaan

b. Memperhatikan

c. Memperhatikan

d. Menjawab salam

L. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Diharapkan mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan

b. Diharapkan tempat dan media serta alat sesuai rencana

c. Diharapkan mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

b. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

c. Diharapkan waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan

Page 9: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

d. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan

sampai selesai

e. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan

berjalan

3. Evaluasi Hasil

Peserta mampu :

a. 65% peserta mammpu menyebutkan pengertian ASI eksklusif

b. 65% peserta mampu menyebutkan teknik pemberian ASI

c. 65% peserta mampu menjelaskan cara penyimpanan ASI

d. 60% peserta mampu mempraktekkan teknik pemberian ASI

Page 10: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

ASI EKSKLUSIF

A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air

putih sampai bayi berumur 6 bulan.

ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi secara murni (tanpa

makanan tambahan lain atau pengganti air susu ibu) sejak bayi lahir sampai usia bayi 6

bulan.

B. KEUNTUNGAN ASI

1. Manfaat untuk bayi

a. Bayi mendapat kekebalan untuk melindunginya dari banyak penyakit dan

infeksi.

b. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan atas.

c. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lainnya.

d. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita penyakit tertentu.

e. Bayi lebih jarang mengalami alergi.

Page 11: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

2. Manfaat untuk ibu

a. Meningkatkan hormon yang berperan mengurangi perdarahan setelah

melahirkan karena rahim akan segera mengecil

b. Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung telur

c. Membantu mencapai berat badan sebelum hamil

d. Membantu meningkatkan mineralisasi tulang pasca persalinan dan mengurangi

resiko patah tulang panggul pada masa menapouse kelak. Makin lama meneteki

makan rendah resiko terjadinya patah tulang

e. Sebagai alat kontrasepsi alamiah, asalkan belum datang haid, sedikitnya

meneteki 2-3 kali semalam dan 4 kali atau lebih disiang hari tanpa diselingi susu

formula

f. Hubungan suami istri lebih cepat kembali seperti sebelum hamil karena rahim

lebih cepat kembali keposisi semula.

g. Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

Page 12: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

C. Bayi yang diberi susu formula sangat rentan terhadap penyakit-penyakit di

bawah ini :

1. Infeksi saluran pencernaan (muntah, mencret)

2. Infeksi saluran pernafasan

3. Meningkatkan resiko alergi

4. Meningkatka resiko serangan asma

5. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif

6. Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)

7. Meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah

8. Meningkatkan resiko kencing manis

9. Meningkatkan resiko kanker pada anak

10. Meningktakan resiko penyakit menahun

11. Meningkatkan kurang gizi

12. Meningkatkan resiko kematian

Mengapa susu formula berbahaya

Susu formula dianggap berbahaya karena alasan-alasan di bawah ini :

1. Menurut Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku: The Miracle of Enzyme (Keajaiban

Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama.

Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung

mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang

diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat.

Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna.

Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan enzim induk

yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan

tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak

Page 13: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena

osteoporosis.

2. Ahli kimia Dr Chris Exley, yang memimpin studi di Keele University,

Staffordshire, mengatakan: Kadar tinggi alumunium dalam susu formula

sebenarnya cukup berbahaya sebab berkaitan erat dengan kerusakan syaraf, tulang,

hingga potensi demensia pada kehidupan di kecil di masa depan

3. Dari member milis yang lain, yang pernah bekerja di perusahaan susu, ada 7 point

yang lebih komprehensif berikut :

Susu formula adalah susu sapi yang sampai kapanpun tidak akan pernah sama

dengan ASI.

Susu formula yang tagline-nya kaya akan AA, DHA, kolin, dll yang fungsinya

untuk otak, itu adalah semuanya premix atau bahan kimia sintetis & bukan

alami. Sebagaimana kita tahu bahan kimia sintetis/buatan yang bila diberikan

dalam jangka panjang akan memberikan efek samping yang dikhawatirkan akan

merugikan.

Gula pada susu formula mayoritas berupa sukrosa (dengan jumlah yang sangat

tinggi di salah satu susu formula). Ada juga susu formula yang klaimnya tidak

mengandung gula, tetapi gula karbohidrat berupa laktosa yang mirip dengan

ASI. Namun, sampai kapanpun tidak akan pernah ada produsen yang dapat

membuat gula persis dengan ASI. Gula tambahan itu yang akan menjadi bahan

aditif, sehingga bayi ketergantungan pada susu formula karena rasanya yang

manis. Gula itu juga bersamaan akan mengganggu kerja organ ginjal bayi

sehingga lebih berat untuk mencerna gula atau disebut Renal Salute Load (RSL).

Kasein pada susu formula susah dicerna oleh bayi, sehingga membuat gumpalan

di pencernaan bayi, yang membuat bayi mengalami gangguan pencernaan.

Memberatkan kantong

Jika diperhatikan di setiap kemasan susu formula pasti ada tulisan keciiiilll ASI

adalah makanan terbaik untuk bayi. Jadi di setiap kemasan ada warning, tetapi

tetap menggencarkan kampanye untuk menjaga kontinuitas usahanya. Hal ini

sebenarnya sudah melanggar peraturan dari WHO yang menyatakan bahwa susu

formula itu hanya untuk bayi yang benar-benar sangat tidak bisa mendapatkan

ASI dari ibunya, karena ibunya mengalami gangguan sehingga ASI tidak keluar

dalam jangka waktu lama) dan pemberiannya harus berdasarkan resep dokter.

Page 14: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

Business is business, dan target susu formula tetap berjalan, sehingga marketing

tetap digencarkan untuk mengeluarkan stock susu formula untuk bayi yang

sebenarnya tidak membutuhkan

D. CARA MENYUSUI

Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu.

Bidan / perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam minggu pertama setelah

persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak

menimbulkan masalah.

Cara-cara menyusui yang baik dan benar yakni sebagai berikut:

1. Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu

2. Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada putting susu dan

areola.

3. Jelaskan  pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya

Empat hal pokok yakni :

1. Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.

2. Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah putting

susu.

3. Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.

4. Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian belakang, disamping kepala

dan bahu.

5. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang

lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk

membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukkannya ke mulut

bayi.

6. Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan

bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi mulut bayi.

7. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.

8. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke payudara dan

bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan ke mulut bayi

9. Arahkan bibir bawah bayi di bawah puting susu hingga dagu bayi menyentuh

payudara

Page 15: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

10. Perhatikanlah selama menyusui itu.

Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa

dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang

berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakan di

samping kepala ibu dengan kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara

seperti memegang bola. Kedua bayi disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan.

Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu

sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak (Ieda

dkk, 2007).

Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:

1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu

dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan

menjaga kelembaban puting susu

2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi

yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada

sandaran kursi.

Posisi menyusui sambil duduk atau rebahan yang benar (Perinasia, 1994)

Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu

dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan

bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.

Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya

membelokkan kepala bayi).

Page 16: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah,

jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

4) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:

Menyentuh pipi dengan puting susu.

Menyentuh sisi mulut bayi.

5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara

ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.

Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga

puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI

keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.

Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga

lagi.

Page 17: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

6) Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti

menyusui pada payudara yang lain.

7) Cara melepas isapan bayi yaitu:

Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi.

Dagu bayi ditekan ke bawah.

8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada

puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.

9) Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak

muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:

Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian

punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau

Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk

perlahan-lahan.

Page 18: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

E. CARA MEMERAH ASI

Bila ibu harus bekerja sebelum usia bayi 6 bulan, ASI bisa diperas agar bayi

tetap mendapat ASI eksklusif.

1. Persiapan memeras ASI

a. Waktu yang paling tepat untuk memeras ketika payudara sedang penuh, bisa

diulang sekitar 3- 4 jam

b. Alat-alat yang digunakan untuk memeras harus dibersihkan/disterilisasi terlebih

dulu. Sebaiknya setiap selesai memeras langsung dicuci agar tetap terjaga

kebersihanya.

c. Ketika memeras sebaiknya dalam keadaan tenang dan nyaman. Pilih ruangan

yang nyaman agar ibu tidak terganggu. Ada yang menjaga bayi.

Page 19: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

d. Cuci tangan sebelum memeras dengan sabun setiap kali hendak memeras ASI,

dan payudara cukup dicuci dengan air, jangan menggunakan sabun.

e. Minumlah segelah air/sari buah/susu/secangkir sup atau kacang hijau sebelum

memeras ASI

2. Memeras bisa dengan menggunakan alat yang bersih atau dengan menggunakan

tangan, yaitu:

a. Posisikan tangan pada salah satu payudara, kemudian letakkan ibu jari terletak

berlawanan dengan jari telunjuk pertahankan tetap pada bagian yang coklat

(areola).

b. Tekan tangan kearah dada, lalu dengan lembut tekan jari tangan secara bersamaan

c. Tampung ASI peras pada cengkir (steril) yang bermulut lebar

Page 20: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

d. Lakukan juga pada payudara yang lainnya.

F. MENYIMPAN ASI PERAS

a. Masukkan kedalam botol penutup yang sudah direbus agar steril.

b. Taruh label pada botol, jam berapa ASI tersebut diperas

c. Cara penyimpanan:

No Metode Penyimpanan Dalam Lemari Es Waktu Penyimpanan

1Suhu 0-4

oC (32-39

oF)

8 hari

2 Dalam pembeku/ freezer

(lemari es 1 pintu) suhu -15oC (5

oF)

2 minggu

3 Dalam pembeku/ freezer

(lemari es 2 pintu) suhu -18oC (0

oF)

3 – 4 miggu

4Deep freezer -20

oC

6 – 12 minggu

Keterangan: Dalam freezer tahan hingga 3 bulan tetapi zat antibodinya berkurang

Page 21: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

Hangatkan ASI pada suhu tubuh (370C). jangan dimasak, sebaiknya dengan cara:

• Cairkan ASI beku dengan “penurunan suhu secara bertahap” selama satu malam

dalam lemari pendingin.

• Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku hingga hangat.

• Aduk dengan cara digoyangkan agar lemak tercampur lagi.

• Jangan gunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI.

• Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24 jam

• Teteskan ASI pada punggung tangan untuk merasakan suhu ASI. Bila ASI yang

diteteskan terasa tidak menyengat, ASI sudah bisa diberikan ke bayi.

Page 22: Web viewsatuan acara penyuluhan (sap) pemberian dan penyimpanan asi. di ruangan kebidanan rsu. d. padang. oleh : kelompok c. 13. praktek profesi keperawatan (ners) maternitas

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Grobogan.

(2011). Gema bersemi edisi 5 tahun 2011: Peranan ASI eksklusif bagi ibu dan

anak. Dikutip pada tanggal 1 Januari 2014 dari http://pppakb.grobogan.go.id

Bobak, Lowdermilk & Jensen (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta:

EGC.

Majalah Nikita. (2005). Perawatan ditahun pertama. Cetakan I. Jakarta: PT. Sarana

Kinasis Satya Sejati.

Roesli. Utami. 2007. Mengenal ASI Ekslusif Seni Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga

Kesehatan. EGC: Jakarta