12
LAPORAN PENDAHULUAN Defisit Perawatan Diri Pada pasien Stroke/Cedera Serebrovaskuler Oleh: NI MD MELAN SARI DEWI 09C10331 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS STIKES BALI A. Tinjauan Kasus

98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

LAPORAN PENDAHULUAN

Defisit Perawatan Diri

Pada pasien Stroke/Cedera Serebrovaskuler

Oleh:

NI MD MELAN SARI DEWI

09C10331

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS

Page 2: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

STIKES BALI

A. Tinjauan Kasus

1. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan defisit perawatan dirinya jika

tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Menurut Nurjannah, 2000

defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas

perawatan diri baik itu mandi, berhias, makan, dan toileting. Menurut Poter.Pery

(2005), Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, defisit perawatan diri

adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan

untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

2. Jenis-jenis Defisit Perawatan Diri

Jika seseorang tidak mampu melakukan semua perawatan diri,situasi ini digambarkan

sebagai defisit perawatan diri total. Namun menurut batasan karakteristiknya defisit

perawatan diri dapat dibedakan jenisnya, yaitu:

a. Defisit Perawatan Diri Mandi

Adalah gangguan kemampuan dalam melakukan aktivitas mandi atau kebersihan

diri. Batasan karakteristik:

1. Tidak mampu untuk mengeringkan badan

2. Tidak mampu mengambil perlengkapan mandi

3. Tidak mampu keluar dan masuk kamar mandi

4. Tidak mampu mendapatkan atau menyediakan air

5. Tidak mampu mengatur suhu dan aliran air

6. Tidak mampu membersihkan tubuh atau anggota tubuh

b. Defisit Perawatan Diri Berhias

Adalah gangguan kemampuan dalam memakai pakaian dan berhias sendiri.

Batasan karakteristik:

1. Hambatan untuk mengenakan dan melepaskan pakaian

Page 3: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

2. Hambatan untuk mengambil atau mengganti pakaian

c. Defisit Perawatan Diri Makan

Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas makan sendiri. Batasan

karakteristik:

1. Ketidakmampuan untuk menyuap makanan dari piring ke mulut

2. Ketidakmampuan untuk mengunyah makanan

3. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan makan

4. Ketidakmampuan untuk meletakkan makanan ke piring

5. Ketidakmampuan untuk memegang alat makan

6. Ketidakmampuan untuk menelan makanan

7. Ketidakmampuan untuk menggunakan alat bantu, dll

d. Defisit Perawatan Diri Toileting

Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan dan menyelesaikan aktivitas

toileting sendiri. Batasan karakteristik:

1. Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan eliminasi atau ke kamar kecil

2. Ketidakmampuan untuk duduk atau bangun dari toilet atau kamar kecil

3. Ketidakmampuan untuk melepas atau mengenakan pakaian

4. Ketidakmampuan untuk membersihkan diri sehabis eliminasi

5. Ketidakmampuan untuk menyiram toilet atau commode

3. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, 2000

a. Kelelahan fisik

b. Penurunan kesadaran

Menurut Depkes, 2000: 20

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan

inisiatif terganggu

b. Biologis

Penyakit yang diderita klien sehingga tidak mampu melakukan perawatan diri

Page 4: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

menyebabkan ketidak pedulian terhadap dirinya, lingkungan termasuk terhadap

perawatan diri

d. Sosial

Situasi lingkungan mempengaruhi terhadap latihan kemampuan dalam perawatan

diri

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

a. Body Image

b. Praktik social

c. Status sosial ekonomi

d. Pengetahuan

e. Budaya

f. Kebiasaan seseorang

g. Kondisi fisik atau psikis

5. Manifestasi Klinis

a. Fisik:

- Badan bau, pakaian kotor

- Rambut dan kulit kotor

- Kuku panjang dan kotor

- Gigi kotor disertai mulut yang bau

- Penampilan tidak rapi

b. Psikologis

- Malas, tidak ada inisiatif

- Menarik diri, isolasi diri

- Merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa hina

c. Social

Page 5: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

- Interaksi kurang

- Kegiatan kurang

- Tidak mampu berprilaku sesuai norma

- Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat , gosok gigi dan

mandi tidak mampu mandiri

6. Penatalaksanaan

a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

- Bina hubungan saling percaya

- Bicarakan tentang pentingnya kebersihan

- Kuatkan kemampuan klien merawat diri

b. Membimbing dan menolong klien merawat diri

- Bantu klien merawat diri

- Ajarkan keterampilan secara bertahap

- Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

c. Ciptakan lingkungan yang mendukung

- Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan perawatan diri

- Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau oleh klien

- Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman

Page 6: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk memperoleh

informasi dan data yang nantinya akan dipergunakan sebagai dasar dalam pembuatan

rencana asuhan keperawatan klien. Dari wawancara akan diperoleh informasi tentang

identitas klien, riwayat kesehatan klien, kebutuhan bio-psiko-sosial- spiritual klien,

sementara dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan data sebagai berikut:

a. Keadaan umum, meliputi:

- Kesadaran pasien

- Bangun tubuh

- Postur tubuh

- Cara berjalan

- Gerak motorik

- GCS

- Keadaan kulit

- Tanda-tanda vital

- Ukuran lain-lain

b. Kepala, meliputi:

kulit kepala, keadaan rambut, dan adanya luka

c. Mata, meliputi:

konjungtiva, sclera, adanya pengeluaran, dan adanya luka

d. Hidung, meliputi:

Adanya secret, kebersihan, adanya alat yang terpasang

e. Telinga, meliputi:

Kesimetrisan, adanya nyeri tekan, pendengaran, dan adanya luka

f. Mulut, meliputi:

Mukosa, keadaan gusi, lidah dan gigi

g. Leher, meliputi:

Adanya pembesaran kelenjar

h. Thorax, meliputi:

Page 7: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

Kesimetrisan, dan adanya luka

i. Abdomen, meliputi:

Kesimetrisan, adanya luka, bising usus, adanya distensi atau asites

j. Genetalia, meliputi:

Kebersihan dan pengeluaran

k. Anus, meliputi:

Kebersihan dan kekuatan otot spingter

l. Ekstremitas, meliputi:

Kesimetrisan, adanya edema, dan adanya luka

m. Kekuatan otot

2. Data Subjektif

a. Pasien mengatakan badannya terasa lemah

b. Pasien mengatakan tidak berdaya

c. Pasien mengatakan malas untuk beraktivitas

3. Data Objektif

a. Rambut pasien kotor dan acak-acakan

b. Badan dan pakaian pasien kotor dan bau,

c. Mulut dan gigi pasien kotor dan bau

d. Kulit pasien kotor dan kusam

e. Kuku pasien panjang dan tidak terawatt

4. Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri berhubungan dengan

kelemahan dan kelelahan ditandai dengan pasien mengeluh malas dan lemah,

rambut, badan serta mulut pasien tampak kotor dan bau

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan ketahanan otot ditandai

dengan pasien lemah dan tidak berdaya, serta rambut, badan serta mulut pasien

tampak kotor dan bau

Page 8: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

5. Perencanaan

a. Diagnosa Keperawatan : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan ditandai dengan pasien mengeluh

malas dan lemah, rambut, badan serta mulut pasien tampak kotor dan bau

- Tujuan:

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat meningkatkan

minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri

- kriteria hasil:

1. tidak malas untuk merawat diri

2. rambut tidak kotor dan bau

3. badan tidak kotor dan bau

4. mulut tidak kotor dan bau

- Intervensi

1. Diskusi bersama pasien tentang pentingnya kebersihan diri

Rasional: memberikan pengertian pada pasien agar pasien mempunyai

keinginan untuk melakukan perawatan diri

2. Bantu pasien untuk melakukan perawatan diri

Rasional: mempermudah pasien yang lemah sehingga mampu melakukan

perawatan diri

3. Ingatkan pasien untuk selalu memelihara kebersihan diri baik mandi,

mencuci rambut dan menggosok gigi

Rasional: mendorong pasien untuk melakukan perawatan diri secara rutin

4. Sediakan segala peralatan perawatan diri dan bila perlu juga sediakan alat

bantu

Rasional: mempermudah pasien untuk mandi, keramas, ataupun

menggosok gigi dalam kondisi yang lemah

5. Berikan pujian pada setiap hasil tindakan

Rasionalnya: membuat pasien puas dan senang sehingga mau dan ingin

terus melakukan perawatan diri dengan teratur

Page 9: 98534779 Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan ketahanan otot ditandai

dengan pasien lemah dan tidak berdaya, serta rambut, badan serta mulut pasien

tampak kotor dan bau

- Tujuan:

Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan perawatan diri pasien dapat

teratasi

- Kriteria hasil

1. Ketahanan otot meningkat

2. Rambut tidak kotor dan bau

3. Badan tidak kotor dan bau

4. Mulut tidak kotor dan bau

- Intervensi

1. Latih kekuatan otot pasien dengan cara menggerak-gerakkan otot tangan,

kaki, dan yang lainnya

Rasional: membiasakan otot untuk bergerak sehingga kembali ke keadaan

awal

2. Hindari membantu pasien jika pasien memungkinkan melakukan

aktivitasnya sendiri

Rasional: membiasakan pasien untuk melakukan segala aktivitas sendiri

3. Beri pasien waktu yang cukup dalam melakukan perawatan diri

Rasional: melatih peningkatan fungsi otot secara bertahap dan tidak

terburu-buru

4. Berikan alat bantu tempat duduk

Rasional; member rasa nyaman dan menghindari kelelahan saat mandi dan

mencuci rambut

5. Berikan gelas berbahan plastik dan ember kecil

Rasional: mempermudah pasien menggosok gigi tanpa harus turun dari

bed