36
LAPORAN HARIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI SUB LABORATORIUM KESLING Pelaksanaan PKL di Sub Labolatorium Kesling dimulai dari tanggal 3 April sampai dengan 5 April 2012. Kegiatan yang dilakukan di Sub Labolatorium Kesling adalah memeriksa sampel berupa air bersih, air limbah/buangan yang diterima dari dalam RS Sanglah Denpasar maupun dari luar baik perorangan, kelompok, perusahaan atau instansi. Jenis pemeriksaan sampel air bersih yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan kimia dan mikrobiologi. Parameter kimia yang diperiksa biasanya disesuaikan dengan Peraturan Meneteri Kesehatan RI No. 416/IX/1990. Berdasarkan Peraturan tersebut maka parameter kimia yang harus diperiksa untuk sampel air bersih adalah bau, warna, kekeruhan, TDS, besi, kesadahan, nitrat, nitrit dan zat organik. Parameter kimia yang diperiksa untuk sampel air limbah menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/IX/1990 atau disesuaikan dengan permintaan konsumen dan asal limbah tersebut. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/IX/1990 maka parameter kimia yang diperiksa untuk sampel air limbah adalah pH, DO, BOD, COD, nitrat, nitrit, TSS, pemeriksaan mikrobiologi yang dilakukan adalah uji penyaringan kuman, dan penegasan jenis kuman. 1

92979013-KESLING-I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 92979013-KESLING-I

LAPORAN HARIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI SUB LABORATORIUM KESLING

Pelaksanaan PKL di Sub Labolatorium Kesling dimulai dari tanggal 3 April sampai dengan

5 April 2012. Kegiatan yang dilakukan di Sub Labolatorium Kesling adalah memeriksa sampel

berupa air bersih, air limbah/buangan yang diterima dari dalam RS Sanglah Denpasar maupun

dari luar baik perorangan, kelompok, perusahaan atau instansi.

Jenis pemeriksaan sampel air bersih yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan kimia dan

mikrobiologi. Parameter kimia yang diperiksa biasanya disesuaikan dengan Peraturan Meneteri

Kesehatan RI No. 416/IX/1990. Berdasarkan Peraturan tersebut maka parameter kimia yang

harus diperiksa untuk sampel air bersih adalah bau, warna, kekeruhan, TDS, besi, kesadahan,

nitrat, nitrit dan zat organik.

Parameter kimia yang diperiksa untuk sampel air limbah menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI No 416/IX/1990 atau disesuaikan dengan permintaan konsumen dan asal limbah

tersebut. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/IX/1990 maka parameter kimia

yang diperiksa untuk sampel air limbah adalah pH, DO, BOD, COD, nitrat, nitrit, TSS,

pemeriksaan mikrobiologi yang dilakukan adalah uji penyaringan kuman, dan penegasan jenis

kuman.

Pemeriksaan usap alat makan dan makanan yang dilakukan di Sub Lab Kesling adalah

pemeriksaan mikrobiologi untuk jumlah angka kuman dan pemeriksaan jenis kuman patogen.

Pemeriksaan udara yang dilakukan terdiri dari parameter kimia dan mikrobiologi untuk

sterilisasi udara ruang, misalnya untuk ruang operasi. Pemeriksaan kimia yang dilakukan di Sub

Lab Kesling terdiri dari pemeriksaan kadar debu, timbal, gas S, , , .

Peralatan utama yang terdapat di Sub Lab Kesling RS Sanglah Denpasar antara lain

Spektrofotometri (spektrofotometri Hach), peralatan titrimetri, peralatan gravimetric, COD

reactor, autoclave, oven, coloni counter, dan peralatan pendukung lainnya.

1

Page 2: 92979013-KESLING-I

PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH ATAU AIR MINUM

A. Tujuan

1. Untuk dapat melakukan sampling air bersih atau air minum.

2. Untuk memperoleh sampel pemeriksaan yang memenuhi syarat pemeriksaan.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

- Jerigen

- Botol steril berwarna gelap

- Tissu

- Lampu spiritus

- APD (sarung tangan, masker)

- Kertas label, spidol

2. Bahan

- Sampel air bersih atau air minum

C. Prosedur Kerja

1. Sampling air bersih atau air minum

a. Pemeriksaan kimia

- Alat dan bahan disiapkan.

- Mulut keran disterilkan dengan dilidah apikan pada api bunsen.

- Air keran dibiarkan mengalir selama 2-3 menit.

- Botol dibilas dengan air sampel 2-3 kali.

- Air sampel ditampung dengan botol hingga penuh.

- Botol ditutup dan diberi kode.

b. Pemeriksaan mikrobiologi

- Alat dan bahan disiapkan.

- Mulut keran dibersihkan dengan tissue atau air dibiarkan mengalir

- Mulut keran disterilisasikan dengan di lidah apikan pada api bunsen.

- Air keran dibiarkan mengalir selama 2-3 menit.2

Page 3: 92979013-KESLING-I

- Botol steril berwarna gelap disiapkan kemudian diisi dengan air keran sampai

2/3 botol kemudian botol ditutup.

- Botol steril diberi identitas sampel dan dimasukkan ke dalam kotak.

3

Page 4: 92979013-KESLING-I

PEMERIKSAAN MPN (Most Probable Number)

A. TUJUAN

Untuk mengetahui kualitas air bersih atau air minum secara mikrobiologi

B. METODE

MPN (Most Probable Number).

C. PRINSIP

Membiakkan kuman yang ada dalam media Lactose Broth (LB) dan Brillian Green

Lactose Bile Broth (BGLBB) serta melihat adanya pertumbuhan kuman melalui gelembung

udara (gas) hasil metabolisme kuman yang ada dalam tabung durham setelah sampel

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C dan 44oC.

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat:

- Tabung reaksi

- Tabung durham

- Kapas

- Pipet ukur

- Api spiritus

- Rak tabung reaksi

- Inkubator

- Ball pipet

2. Bahan:

- Sampel air bersih

- Lactose broth (single strength dan double strength)

- Brillian Green Lactose Bile Broth (BGLBB)

4

Page 5: 92979013-KESLING-I

E. PROSEDUR KERJA

1. Uji perkiraan

- Alat dan bahan disiapkan.

- Lima tabung reaksi yang telah berisi tabung durham disiapkan dan masing-masing

berisi ± 10 mL LB steril dengan konsentrasi double strength. Tabung diberi nomor

1-5.

- Dua tabung reaksi yang telah berisi tabung durham disiapkan dan masing-masing

berisi ± 10 mL LB steril dengan konsentrasi single strength. Tabung diberi nomer

6-7.

- Ke dalam tabung 1 s/d 5 diinokulasikan 10 mL sampel air bersih.

- Ke dalam tabung 6 diinokulasikan 1 mL sampel air bersih dan tabung 7

diinokulasikan 3 tetes (0,1 mL) sampel air bersih.

- Tabung dikocok agar sampel merata dalam tabung.

- Sampel diinkubasi selama 1 s/d 2 hari pada suhu 370 C.

- Hasil dinyatakan positif jika terdapat gelembung udara didalamnya.

- Jika hasil positif maka dilanjutkan dengan confirmative test (uji penegasan).

2. Uji penegasan

- Dua seri tabung reaksi yang telah berisi tabung durham disiapkan dan masing-

masing berisi ± 10 mL BGLBB steril. Satu seri tabung konfirmatif terdiri dari 7

tabung BGLBB.

- Satu tabung reaksi disiapkan sebagai pembanding.

- Dari masing-masing tabung presumtif dipindahkan masing-masing 1-2 ose ke

dalam tabung konfirmatif yang berisi 10 mL larutan BGLBB 2% steril. Masing-

masing tabung presumtif diinokulasikan ke dalam dua seri tabung konfirmatif.

- Tabung dikocok agar sampel merata dalam tabung.

- Satu seri tabung konfirmatif diinkubasi selama 1-2 hari pada suhu 370 C dan satu

seri yang lainnya diinkubasi pada suhu 440 C.

- Hasil dinyatakan positif jika terdapat gelembung udara pada tabung durham.

- Tabung yang diinkubasi pada suhu 370 C untuk melihat adanya coliform dan tabung

yang diinkubasi pada suhu 440 C untuk melihat adanya E. coli dalam sampel.

PEMERIKSAAN KIMIA PADA SAMPEL AIR BERSIH5

Page 6: 92979013-KESLING-I

I. Pemeriksaan pH (Derajat Keasaman)

A. Tujuan

Untuk mengetahui derajat keasaman pada sampel air bersih yang diperiksa

B. Metode

Pada pemeriksaan pH sampel air bersih dilakukan dengan metode elektrometrik

C. Prinsip

Aktivitas ion hidrogen dalam air diukur secara potensiometri dengan

menggunakan kombinasi elektroda gelas dan elektoda kalomel.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Spektrofotometer

Beaker glass

Tissue

2. Bahan

Sampel air bersih

Aquadest

E. Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Sampel air dimasukkan pada beaker glass

3. Pada gelas kimia yang lain dimasukkan aquades

4. Alat pH meter disiapkan

5. Pertama-tama elektroda alat ph meter dicelupkan kedalam aquades, tombol diatur

pada suhu tertentu

6. Elektroda dibersihkan atau dikeringkan dengan tissue

7. Elektroda dicelupkan kedalam sampel

6

Page 7: 92979013-KESLING-I

8. pH sampel diukur dan dicatat.

F. Hasil Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan pH pada sampel air yang diperiksa adalah 8,20

II. Pemeriksaan Besi (Fe)

7

Page 8: 92979013-KESLING-I

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar Fe (besi) dalam sampel air bersih yang dianalisa.

B. Metode

Pemeriksaan Besi (Fe) dilakukan dengan menggunakan metode Fenantrolin

C. Prinsip

Larutan besi yang dipanaskan dalam suasana asam dan adanya hidroksilamin direduksi

menjadi ion ferro. Ferro dengan 1,10-fenantrolin pada ph 3,2-3,3 membentuk senyawa

khelat ferro fenantrolin yang berwarna merah jingga. Warna yang terbentuk

dibandingkan terhadap warna baku yang telah diketahui kadarnya secara spektrofotometri

pada panjang gelombang 510 nm.

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Pipet ukur

2. Push ball

3. Beaker glass

4. Gelas ukur

5. Tabung reaksi dan raknya

6. Kuvet

7. Spektrofotometer

8. Tissue

Bahan

1. Sampel air bersih

2. HCl pekat (36 N)

3. Hidrosilamin hidroklorida

4. Buffer ammonium acetat

5. Reagen fenantrolin

6. Aquadest

8

Page 9: 92979013-KESLING-I

E. Cara Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.

2. 50 ml sampel air dimasukkan ke dalam beaker glass

3. Ditambahkan 2 ml reagen HCl pekat dan 1 ml reagen H-H (Hidrosilamin hidroklorida)

yang dilakukan di lemari asam.

4. Sampel dipanaskan hingga tersisa ± 10 ml.

5. Sampel didinginkan, ditambahkan 10 ml Buffer Ammonium Acetat dan 4 ml

Fenantrolin.

6. Ditambahkan aquadest hingga volume 50 ml.

7. Dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada λ 510 nm.

F. Hasil Pemeriksaan

Hasil Pengukuran (test) : 0,024

Perhitungan :

Fe = Test x 2,196

= 0,024 x 2,196

= 0,0527

Jadi, kadar Fe yang terkandung dalam sampel air bersih yaitu 0,0527 ppm.

III. Pemeriksaan Nitrit (NO2-)

9

Page 10: 92979013-KESLING-I

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar nitrit (NO2-) pada sampel air bersih yang dianalisa.

B. Metode

Pemeriksaan nitrit dilakukan dengan metode Kolorimetri

C. Prinsip

Ion nitrit dalam suasana asam akan bereaksi dengan sulfanilamid yang diasosiasikan

dengan N-(1-Naftil) etioendiamin dihidroklorida yang akan membentuk warna ungu

kemerahan. Absorbans (serapannya) diukur dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 543 nm.

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet ukur

3. Pushball

4. Gelas ukur

5. Kuvet

6. Spektrofotometer

Bahan

1. Sampel air bersih

2. Reagen warna

E. Cara Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.

2. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3. Ditambahkan 1 ml reagen warna dan dihomogenkan. Jika larutan berwarna ungu

kemerahan atau pink maka sampel positif.

4. Absorbans diukur dengan spektrofotometer pada λ 543 nm.

10

Page 11: 92979013-KESLING-I

F. Hasil Pemeriksaan

Hasil Pengukuran (test) : 0,035

Perhitungan :

NO2- = Test x 2,05

= 0,035 x 2,05

= 0,0717

Jadi, kadar Nitrit yang terkandung dalam sampel air yaitu 0,0717 ppm.

Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal nitrit yang

diperbolehkan dalam air bersih dan air minum adalah 1,0 mg/L

IV. Pemeriksaan Nitrat (NO3-)

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar nitrat (NO3-) pada sampel air bersih yang dianalisa.

11

Page 12: 92979013-KESLING-I

B. Metode

Pemeriksaan nitrat dilakukan dengan metode Brusin.

C. Prinsip

Ion nitrat direaksikan dengan brusin membentuk warna kuning yang absorbans

(serapannya) akan diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 410

nm.

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet ukur

3. Push ball

4. Gelas ukur

5. Beaker glass

6. Spektrofotometer

Bahan

1. Sampel air bersih

2. NaCl 0,0141 N

3. Reagen H2SO4 4 N

4. Brusin

E. Cara Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.

2. 5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3. Ditambahkan 1 ml NaCl.

4. Ditambahkan 5 ml H2SO4 dan 5 tetes Brusin yang dilakukan di lemari asam.

5. Dipanaskan menggunakan water bath.

6. Setelah dingin, absorban diukur dengan spektrofotometer pada λ 410 nm.

12

Page 13: 92979013-KESLING-I

F. Hasil Pemeriksaan

Hasil Pengukuran (test) : 0,116

Perhitungan :

NO3- = Test x 0,91

= 0,116 x 0,91

= 0,1055

Jadi, kadar Nitrat yang terkandung dalam sampel air yaitu 0,1055 ppm.

Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal nitrat yang

diperbolehkan dalam air bersih dan air minum adalah 10 mg/L.

V. Pemeriksaan Mangan (Mn)

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar mangan (Mn) pada sampel air yang dianalisa.

13

Page 14: 92979013-KESLING-I

B. Metode

Pada pemeriksaan mangan metode yang digunakan adalah Persulfat

C. Prinsip

Senyawa mangan akan dioksidasi dengan persulfat dan perak nitrat yang akan

membentuk permanganate. Warna yang terbentuk diukur abasorban (serapannya) pada

panjang gelombang 525 nm.

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet ukur

3. Push ball

4. Gelas ukur

5. Kuvet

6. Spektrofotometer

Bahan

1. Sampel air bersih

2. Reagen khusus

3. Serbuk ammonium peroxidisulfat

4. H2O2 (Hidrogen peroxida) 30%

E. Cara Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.

2. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3. Ditambahkan 17,5 ml aquadest.

4. Ditambahkan 2,5 ml reagen khusus, 1 tetes H2O2, dan sepucuk sendok ammonium

peroxidisulfat.

5. Dipanaskan dengan water bath.14

Page 15: 92979013-KESLING-I

6. Setelah dingin, diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada λ 525 nm.

F. Hasil Pemeriksaan

Hasil Pengukuran (test) : 0

Perhitungan :

Mn = Test x 1,55

= 0 x 1,55

= 0

Jadi, kadar Mangan yang terkandung dalam sampel air yaitu 0 ppm

Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal mangan yang

diperbolehkan dalam air bersih adalah 0,5 mg/L dan dalam air minum adalah 0,1 mg/L

VI. Pemeriksaan Sulfat (SO42-)

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar sulfat dalam sampel air bersih yang dianalisa.

B. Metode

15

Page 16: 92979013-KESLING-I

Pemeriksaan sulfat dilakukan dengan metode Turbidimetri.

C. Prinsip

Ion sulfat akan membentuk endapan putih. Turbidansinya diukur dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.

E. Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Pipet ukur

3. Push ball

4. Gelas ukur

5. Spektrofotometer

Bahan

1. Sampel air bersih

2. Buffer A

3. Serbuk BaCl2

E. Cara Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.

2. 50 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

3. Ditambahkan 10 ml larutan Buffer A.

4. Ditambahkan seujung sendok BaCl2 dan dihomogenkan. Jika larutan keruh berarti

positif.

5. Turbidansinya diukur dengan spektrofotometer pada λ 420 nm.

F. Hasil Pemeriksaan

Hasil Pengukuran (test) : 4,0

Perhitungan :

SO4 = Test x 2,04116

Page 17: 92979013-KESLING-I

= 4,0 x 2,041

= 8,164

Jadi, kadar Sulfat yang terkandung dalam sampel air yaitu 8,164 ppm

Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal sulfat yang

diperbolehkan dalam air bersih dan air minum adalah 400 mg/L

VII. Pemeriksaan TDS (Total Disolved Solid)

A. Tujuan

Untuk mengetahui jumlah zat padat terlarut dalam sampel air bersih yang diperiksa.

B. Metode

Pada pemeriksaan TDS dilakukan dengan metode Gravimetri

17

Page 18: 92979013-KESLING-I

C. Prinsip

Sampel yang telah tercampur dengan baik disaring melalui saringan fiberglass

standar, filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan yang telah ditimbang dan

dikeringkan sampai berat konstan pada 180ºC. Bertambahnya berat cawan menunjukkan

total zat padat terlarut.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Kompor pemanas

Beaker glass

Neraca analitik

Desikator

Tissue

2. Bahan

Sampel air bersih

E. Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Beaker glass yang sudah dikeringkan ditimbang dan dicatat beratnya (sebagai berat I)

3. Sampel diukur sebanyak 100 mL dengan gelas ukur

4. Sampel dimasukkan kedalam beaker glass yang sudah ditimbang

5. Sampel dipanaskan sampai air habis (endapannya saja yang tersisa)

6. Beaker glass didinginkan dalam desikator

7. Beaker glass yang berisi endapan ditimbang pada neraca analitik (sebagai berat II)

F. Hasil Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan pada sampel air diperoleh:

Berat I : 61,7003 mg

Berat II : 61,7370 mg

18

Page 19: 92979013-KESLING-I

Perhitungan :

TDS = ((B-A) mg x 10000))

= ((Berat II –Berat I) mg x 10000))

= (61,7370 – 61,7003) mg x 10000

= 367 mg/L

G. Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal TDS yang

diperbolehkan dalam air bersih adalah 1500 mg/L dan air minum adalah 1000 mg/L

VIII. Pemeriksaan Kesadahan (CaCO3)

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar kesadahan (CaCO3) dalam sampel air yang dianalisa.

B. Metode

Pada pemeriksaan kesadahan dilakukan dengan metode Titimetri dengan EDTA.

19

Page 20: 92979013-KESLING-I

C. Prinsip

EDTA akan bereaksi dengan kation logam tertentu membentuk senyawa kompleks

khelat yang mudah larut. Bila sejumlah kecil zat warna seperti EBT ditambahkan pada

larutan air yang mengandung ion logam (kalsium dan magnesium), maka larutan akan

menjadi berwarna merah anggur. Apabila EDTA ditambahkan pada larutan tersebut, ion

logam akan dikomplekskan dan larutan akan berubah dari merah anggur menjadi biru,

menandakan titik akhir titrasi. Warna biru yang pertama kali terbentuk menyatakan titik

akhir titrasi.

D. Reaksi

Ca2+ + EBT —> CaEBT } warna merah anggur

Mg2+ + EBT —> MgEBT } warna merah anggur

CaEBT } + EDTA

MgEBT } + EDTA CaEDTA + MgEDTA + EBT

E. Alat dan Bahan

Alat

1. Erlenmeyer

2. Pipet ukur

3. Gelas ukur

4. Buret

5. Statif

6. Stirrer magnetic

Bahan

1. Sampel air bersih

2. Buffer ammonium kesadahan

3. Indikator EBT (Eriochrom Black T)

4. Larutan EDTA (Ethylendiamine tetraacetate) 0,01 N

5. CaCO3 0,01 N

6. Aquadest

20

Page 21: 92979013-KESLING-I

F. Cara Kerja

1. Standarisasi EDTA dengan CaCO3 0,01 N

a. CaCO3 dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.

b. Buffer ammonium kesadahan ditambahkan sebanyak 1 ml ke dalam erlenmeyer

tersebut.

c. Ditambahkan indicator EBT sebanyak 1 sendok.

d. Campuran larutan tersebut dititrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna

dari merah anggur menjadi biru.

e. Volume EDTA yang digunakan dicatat.

2. Titrasi Sampel

a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.

b. Sampel air diencerkan sebanyak 5 kali dengan cara mengencerkan 20 ml sampel air

dengan aquadest hingga volume 100 ml menggunakan gelas ukur.

c. 100 ml sampel air yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.

d. Ditambahkan 2 ml Buffer ammonium kesadahan.

e. Ditambahkan 1 sendok indicator EBT.

f. Dititrasi dengan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi

biru.

g. Volume titran dicatat dan kadar kesadahan (CaCO3) dihitung

G. Perhitungan

Hasil titrasi : 3,9 ml

N EDTA : 0,01 N

Mr CaCO3 = 100

21

Page 22: 92979013-KESLING-I

Kesadahan (mg/L) = V titran x N EDTA x Mr CaCO3

= 3,9 ml x 0,01 N x 100

= 195 mg/mL CaCO3

Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal kesadahan yang

diperbolehkan dalam air bersih adalah 500 mg/L

IX. Pemeriksaan Klorida (Cl-)

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar klorida (Cl-) dalam sampel air yang dianalisa.

22

Page 23: 92979013-KESLING-I

B. Metode

Pada pemeriksaan klorida dilakukan dengan metode Argentometri.

C. Prinsip

Larutan ditambahkan K2CrO4 selanjutkanya dititrasi dengan AgNO3 hingga terbentuk

endapan putih (AgCl). Pada saat ion Cl habis maka akan terbentuk warna merah

(AgCrO4). Terbentuknya warna merah pertama menyatakan titik akhir titrasi.

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Erlenmeyer

2. Pipet ukur

3. Push Ball

4. Gelas ukur

5. Buret

6. Statif

Bahan

1. Indikator K2CrO4

2. AgNO3 0,0141 N

3. NaCl 0,0141 N

4. Aquadest

E. Cara Kerja

1. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl 0,0141 N

a. NaCl sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.

b. Ditambahkan indicator K2CrO4 sebanyak 1 ml.

c. Campuran larutan tersebut di titrasi dengan AgNO3 hingga terjadi perubahan

warna dari kuning menjadi orange.

d. Volume titran dicatat.

2. Titrasi Sampel

a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.

23

Page 24: 92979013-KESLING-I

b. Sampel air diencerkan sebanyak 5 kali dengan cara mengencerkan 20 ml sampel

air dengan aquadest hingga volume 100 ml.

c. 100 ml sampel air yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer.

d. Ditambahkan 11 tetes indikator K2CrO4.

e. Dititrasi dengan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi

orange.

f. Volume titran dicatat dan kadar klorida dihitung dengan rumus:

Perhitungan:

Klorida (mg/L) = V titrasi x N AgNO3

Ar Cl = 35,5

Hasil Titrasi : 1,3 ml

Klorida (mg/L) = 1,3 ml x 0,0141 N

= 32,5357 mg/L Cl-

Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal klorida yang

diperbolehkan dalam air bersih adalah 600 mg/L dan air minum adalah 250 mg/L

X. Pemeriksaan Zat Organik (ZO)

A. Tujuan

Untuk mengetahui kadar zat organik pada sampel air yang dianalisa.

24

Page 25: 92979013-KESLING-I

B. Metode

Pemeriksaan zat organik dilakukan dengan metode Titrimetri.

C. Prinsip

Zat organik dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dan pemanasan. Sisa

KMnO4 dioksidasi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi dengan

KMnO4.

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Erlenmeyer

2. Pipet ukur

3. Gelas ukur

4. Buret

5. Statif

Bahan

1. Sampel air bersih

2. H2SO4 4 N

3. KMnO4 0,01 N

4. Indikator H2C2O4 0,01 N

E. Cara Kerja

1. Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4 0,01 N

a. Alat dan bahan disiapkan

b. Dipipet H2C2O4 0,01 N sebanyak 15 ml dan dimasukkan kedalam labu erlenmeyer

250 ml

c. Ditambahkan H2SO4 4 N sebanyak 5 ml

d. Larutan tersebut dikocok hingga tercampur rata dan dipanaskan hingga mendidih

selama 10 menit

e. Kemudian larutan dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,01 N hingga

terjadi perubahan warna dari tidak berwarna berubah menjadi ungu25

Page 26: 92979013-KESLING-I

2. Titrasi Sampel

a. Alat dan bahan disiapkan diatas meja praktikum.

b. 100 ml sampel (tanpa pengenceran) dimasukkan ke dalam erlemeyer.

c. Ditambahkan 10 ml KMnO4 dari buret.

d. Larutan tersebut dipanaskan dan dibiarkan mendidih selama 10 menit.

e. Ditambahkan 10 ml indikator H2C2O4 0,01 N hingga terjadi perubahan warna

menjadi tidak berwarna. Apabila warna ungu tetap ada maka harus ditambahkan

H2C2O4 0,01N lagi (2 ml dan 5 ml).

f. Dititrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0,01 N hingga terjadi perubahan

warna menjadi pink.

g. Volume titran dicatat dan kadar zat organik dihitung dengan rumus:

Perhitungan:

Hasil titrasi : 6,8

ZO (mg/L)={(10+Vtitrasi)xNKMnO4–(10x NH2C2O4)} x x BE KMnO4

= {(10 + 6,8) x 0,01 – (10 x 0,01)} x 10 x 31,6

= 21,488 mg/mL ZO

Persyaratan Permenkes RI 416/Menkes/Per/IX/1990 kadar maksimal zat organik yang

diperbolehkan dalam air bersih adalah 10 mg/L

LAPORAN KEGIATAN

Nama lokasi PKL : Sub. Laboratorium Kesehatan Lingkungan

Nama pembimbing lapangan : I Komang Widiastra

26

Page 27: 92979013-KESLING-I

NIP : 19641231198703102

Nama mahasiswa : Putu Diyan Candrasaraswati

NIM : P07134009008

Garis-garis besar laporan kegiatan PKL tanggal 3 – 5 April 2012

No Hari/tanggal Kegiatan

1 Selasa, 3 April 2012 Menerima penjelasan tentang sub lab kesling dan

perkenalan staf pegawai

Mengamati dan mempelajari cara pengambilan sampel air

bersih

Melakukan penanaman sampel air bersih pada media

2 Rabu, 4 April 2012 Melakukan pemeriksaan kimia sampel air bersih

Melakukan penanaman sampel air bersih pada media

3 Kamis, 5 April 2012 Melakukan pemeriksaan kimia sampel air bersih

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan telah membaca dan memahami isi dari rencana

PKL mahasiswa tersebut diatas

Denpasar, 5 April 2012

Peserta PKL Pembimbing Lapangan

Kepala Sub Lab Kesling

Putu Diyan Candrasaraswati I Komang Widiastra

NIM : P07134009008 NIP : 1964 1231 1987 031022

27