17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrosfer merupakan bagian dari bumi yang sangat penting. Lebih dari 71% permukaan bumi tertutup lapisan air, baik sebagai air samudera, air laut, air tanah, danau, sungai, gletser, salju, maupun uap air di atmosfer. Seluruh lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi tersebut disebut hidrosfer. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable). Air mempunyai daya regenerasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air (water circle). Pemanasan air laut oleh sinar matahari dapat terus menerus berlangsung. Untuk itu, hidrosfer atau air haruslah terjaga. Namun yang kita dapati sekarang ini adalah banyak sungai maupun lautan yang telah tercemar oleh berbagai macam limbah baik dari perorangan maupun limbah industri. Seiring dengan kemajuan teknologi, semakin banyak pula bahan-bahan kimia yang bisa mencemari perairan. Limbah- limbah yang mencemari perairan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Banyak penyakit dapat bermunculan, bahkan ada yang menyebabkan kematian. 1.2 Tujuan Penulisan

kesling hidrosfer

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan kesehatan lingkungan jurusan teknik lingkungan universitas andalas Padang

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hidrosfer merupakan bagian dari bumi yang sangat penting. Lebih dari 71% permukaan bumi tertutup lapisan air, baik sebagai air samudera, air laut, air tanah, danau, sungai, gletser, salju, maupun uap air di atmosfer. Seluruh lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi tersebut disebut hidrosfer. Air merupakan salah satu sumber daya secara alamiah dapat diperbaharui (renewable). Air mempunyai daya regenerasi dalam suatu sirkulasi yang disebut siklus air (water circle). Pemanasan air laut oleh sinar matahari dapat terus menerus berlangsung.

Untuk itu, hidrosfer atau air haruslah terjaga. Namun yang kita dapati sekarang ini adalah banyak sungai maupun lautan yang telah tercemar oleh berbagai macam limbah baik dari perorangan maupun limbah industri.

Seiring dengan kemajuan teknologi, semakin banyak pula bahan-bahan kimia yang bisa mencemari perairan. Limbah-limbah yang mencemari perairan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Banyak penyakit dapat bermunculan, bahkan ada yang menyebabkan kematian.

1.2Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah dapat memahami pentingnya hidrosfer bagi manusia baik itu bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, serta dapat mengetahui bagaimana perlakuan atau tindakan yang semestinya terhadap hidrosfer.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Hidrosfer

Hidrosfer berasal dari kata hydros yang berarti air, dan dari kata spheira yang berarti bulatan atau bola. Jadi arti hidrosfer adalah bola atau bulatan air yang menyelubungi bumi.

Hampir tiga per empat (3/4) bumi ditutupi oleh air dengan jumlah yang tetap dan hanya mengalami perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena air mengalami siklus yang disebut daur hidrologi atau water cycle.

Bentangan air yang terdapat di daratan dipelajari dalam ilmu hidrologi. Bentangan air yang terdapat di lautan dipelajari dalam ilmu oceanografi. Bentangan air yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi iklim dan cuaca, dipelajari dalam ilmu meteorologi dan klimatologi.

2.2Siklus Air

Siklus air (daur hidrologi) meliputi gerakan air mulai dari laut ke atmosfer, atmosfer ke tanah dan dari tanah kembali lagi ke laut. Air naik ke udara dari permukaan laut dan daratan melalui penguapan. Penguapan terjadi karena penyinaran matahari. Matahari memancarkan energi panas ke seluruh bumi akibatnya terjadilah penguapan dari laut, sungai, danau, rawa, dan wilayah perairan lainnya. Uap air yang terbentuk bergerak naik ke udara. Semakin tinggi uap air bergerak, maka suhu udara semakin rendah. Di daerah yang bersuhu rendah tersebut, uap air itu mengalami kondensasi. Di daerah yang sangat tinggi, uap air tersebut membeku menjadi salju yang disebut proses sublimasi. Oleh sebab itu, air di permukaan bumi terdiri dari tiga macam yaitu, cair, gas dan padat.

Ada tiga macam siklus air, yaitu siklus pendek, sedang dan panjang.

a. Siklus pendek

Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi di atas laut, selanjutnya membentuk awan dan jatuh sebagai hujan di laut setempat. Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,50C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).

b. Siklus sedang

Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya membentuk awan yang terbawa angin menuju daratan dan jatuh sebagai hujan. Namun, terbentuknya awan tidak selalu di atas laut sehingga ada kemungkinan yang terbawa angin adalah uap airnya. Setelah di atas daratan uap air berubah menjadi awan dan selanjutnya turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh di darat ada yang menjadi aliran permukaan, meresap ke dalam tanah, mengalir di sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

c. Siklus panjang

Siklus ini terjadi jika uap air laut mengalami kondensasi, selanjutnya seperti pada siklus sedang, uap air atau awan terbawa angin menuju daratan hingga pegunungan tinggi. Karena pengaruh suhu, uap air berubah menjadi kristal-kristal es atau salju. Kemudian jatuh sebagai hujan es atau salju yang membentuk gletser, mengalir masuk ke sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

Gambar mengenai siklus air:

Gambar Siklus Hidrologi

2.3 Pemanfaatan Sumber Daya Air

Air memiliki beberapa manfaat, antara lain:

a) Sumber air minum;

b) Pengairan (irigasi);

c) Pembangkit tenaga listrik;

d) Rekreasi dan olahraga;

e) Penghasil bahan bangunan;

f) Sarana transportasi;

g) MCK;

h) Mendukung kegiatan industri.

2.4 Penyediaan Air minum

2.4.1. Kualitas Air Minum

Secara umum air minum harus memenuhi persyaratan:

a. Bebas dari unsur penyakit;

b. Dapat diterima dari segi warna, bau, rasa, dan suhu;

c. Bebas dari unsur yang dapat menganggu jaringan perpipaan transmisi dan yang dapat menyebabkan kerak dan korosi pada pipa distribusi.

Sehubungan dengan persyaratan kualitas untuk air minum diatas ada 4 parameter yang dipenuh dalam air minum yaitu;

1. Parameter Fisis

2. Parameter Kimiawi

3. Parameter Biologis

4. Parameter Radiologis

2.4.2 Standar Air Minum

Standar air minum diatur dalam berbagai peraturan mengenai kesehatan air. Salah satunya adalah Permenkes RI No 416/ MENKES/PER/IX/1990.

PARAMETER

KARAKTER

FISIS

- tidak berbau dan tidak berasa

- TDS (Total Dissolved Solid)

- Kekeruhan

- Suhu

- Warna

KIMIAWI

- ORGANIK (Aldrin, Benzene,

Chloform, detergen, dll)

- ANORGANIK (Al, As, Ba, Fe, F, CD,

Cl, Cr, Mn, kesadahan, Na, Ag, dll)

BIOLOGIS & MIKROBIOLOGI

- coliform tinja

- total coliform

RADIOAKTVITAS

- AKTIVITAS ALPHA (tidak tembus) apabila tertelan maka akan mengakibatkan kerusakan sel-sel saluran pencernaan

- AKTIVITAS BETA (tembus ke dalam kulit)

2.5 Pengendalian Kualitas Hidrosfer

Mengelola pemanfaatan air yang meliputi 3 aspek:

1. Penghematan dan konservasi

2. Minimasi pengotoran dan pencemaran ( pengolahan air buangan:

a. Preliminary : mencegah komplikasi pada pengolahan selanjutnya ( Screen, grit chamber, dan lain-lain.

b. Primer : menghilangkan benda terapung, dan tersuspensi (pengolahan fisik dan kimia) ( sedimentasi, koagulasi dan flokulasi .

c. Sekunder : pengolahan biologis (lumpur aktif, trickling filter, lagoon, dan lain-lain).

3. Pengolahan khusus untuk menghilangkan zat-zat kimia berbahaya, dan lain-lain, serta maksimalkan daur ulang.

2.6 Penilaian Kualitas Hidrosfer

Untuk menilai kualitas hidrosfer diperlukan kemampuan memeriksa air baik dari segi fisis, kimiawi, biologis dan radiologis sehingga:

1. Diperlukan prosedur standar untuk pemeriksaan air;

2. Diperlukan tenaga ahli dalam pemeriksaan air ( pendidikan dan pelatihan;

3. Laboratorium beserta peralatan yang lengkap.

4.Pengambilan sampel air ( perlakuan khusus dalam pengambilan dan dalam perjalanan menuju laboratorium. Jenis sampel:

a. Grab ( mewakili kualitas air pada saat dan tempat tertentu saja;

b. Grab terintegrasi ( sampel sesaat yang diambil pada saat yg sama diberbagai kedalaman dan kejauhan, kemudian sampel dicampur untuk seterusnya dianalisis (untuk sumber air yang bervariasi berdasarkan tempatnya);

c. Komposit ( sampel sesaat yang diambil pada interval waktu tertentu pada tempat yang sama (untuk sumber air yang kualitasnya bervariasi terhadap waktu).

Frekuensi pengambilan sampel adalah disesuaikan dengan perubahan kualitasnya akibat aktivitas. Lokasi sampel adalah pada tempat yang dianggap mewakili kualitas air yang benar-benar tercampur.

2.7 Pengaruh Air terhadap Kesehatan

Hidrosfer / air memiliki pengaruh yang besar terhadap manusia. Secara garis besar, pengaruh air terbagi dua, yaitu:

a. Pengaruh tidak langsung

Pengaruh yang timbul akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan (pembangkit tenaga listrik, irigasi, industri, perikanan, pertanian dan rekreasi) dan menurunkan kesehatan (pengotoran zat-zat kimia sehingga DO menurun, kekeruhan meningkat).

b. Pengaruh langsung, disebabkan oleh:

Zat-zat kimia persisten;

Tidak dapat diuraikan dalam jangka waktu lama sehingga zat-zat ini akan berakumulasi dalam perairan (hewan dan tumbuhan air bahkan manusia). Contoh: detergen (Alkil Sulfonat) dan DDT.

Zat radioaktif;

Zat radioaktif dalam jumlah besar dapat menimbulkan masalah kesehatan. Zat radioaktif dalam jumlah kecil dapat menimbulkan masalah jika terjadi biomagnifikasi (rantai makanan). Pengendalian buangan zat radioaktif yang ketat dapat meminimalisisr efek yang ditimbulkan

Penyebab penyakit.

Air juga bisa menjadi penyebab penyakit. Penyebab penyakit dalam air dapat menyebabkan efek langsung terhadap kesehatan. Penyebab penyakit pada air dapat disebabkan oleh:

a. Penyebab hidup yang menyebabkan penyakit menular

Peran air terhadap terjadinya penyakit menular dapat berfungsi sebagai:

1. Penyebar mikroba patogen ( chlolera, Thypus Abdominalis, Hepatitis A, Poliomyelitis, Dysentririe Amoeba, dan lain-lain.

2. Sarang insekta penyebar penyakit ( Filariasis, Demam Berdarah, Malaria.

3. Jumlah air tidak mencukupi untuk menjaga kebersihan diri ( Trachoma, Scabies.

4. Sarang hospes sementara penyakit ( Schistosomiosia, Dracontiasis .

b. Penyebab tidak hidup yang menyebabkan penyakit tidak menular.

Keracunan Air Raksa, seperti cacat bawaan pada bayi (kasus Minamata). Keracunan Cadmium apabila cadmium memasuki tubuh akan diserap oleh hati, ginjal dan sebagian dikeluarkan mel\ewati pencernaan. Cadmium dapat mempengaruhi otot polos sehingga kenaikan tekanan darah, gagal jantung, dan pelunakan terhadap tulang. Keracunan Cobalt, konsentrasi 150 ppm cobalt dapat mengakibatkan gondok, gagal jantung (anak-anak), naiknya tekanan darah.

2.8 Cara Mencegah Terjadinya Penyakit

Untuk mencegah terjadinya penyakit bawaan air maka harus dilakukan pengelolaan air minum dan air buangan secara terpadu.

Cara penularan penyakit dilihat dari segi sebabnya ditentukan oleh:

a. Periode paten suatu mikroba untuk menjadi infeksius.Contoh: larva Schistosoma perlu memasuki hospes sementara (keong air) untuk menjadi infektif sedangkan bakteri Cholera langsung infektif ;

a. Persistensinya diluar tubuh;

b. Dapat tidaknya berkembang diluar tubuh manusia ( salmonella dapat berkembang biak dalam makanan.

BAB III

STUDI KASUS

Pencemaran akibat limbah merkuri pernah terjadi di kawasan Teluk Minamata Jepang tahun 1950 an lalu. Sekitar 3.000 warga menjadi korban dan mengalami berbagai penyakit aneh yang kemudian disebut debagai penyakit Minamata. Minamata adalah sebuah teluk dengan kota kecil di Jepang. Kota Nelayan menghadap ke Laut Siranul, Jepang, ini menjadi terkenal ke seluruh dunia. Karena lebih dari 3.000 warga kota ini pernah menderita penyakit yang diakibatkan pencemaran logam raksa atau merkuri. Limbah merkuri di Perairan Minamata berasal dari Pabrik Cisso yang memproduksi batrai.

Akibat limah merkuri tersebut, warga menderita penyakit dengan ciri-ciri sulit tidur, kaki dan tangan merasa dingin, gangguan penciuman, kerusakan pada otak, gagap bicara, hilangnya kesadaran, bayi-bayi terlahir cacat hingga mmenyebabkan kematian. Penyakit aneh ini kemudian dikenal dunia dengan nama Penyakit Minamata. Penyakit Minamata tidak hanya menyerang manusia. Tetapi juga binatang yang mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar merkuri atau menghirup udara yang mengandung merkuri.

Parahnya, penyakit Minamata tidak ada obatnya. Tahun 1956, kecurigaan mulai muncul setelah Direktur Rumah Sakit Ciso melaporkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat Minamata. Atas masuknya gelombang pasien dengan gejala sama yaitu kerusakan system syaraf.

Namun penyakit Minamata ini, amat lambat penanganannya oleh Pemerintah Jepang Baru 12 tahun, yakni pada tahun 1968, pemerintah Jepang mengakui, penyakit aneh ini bersumber dari Ciso yang dibuang ke Perairan Minamata. Merkuri dikelompokkan menjadi merkuri anorganik dan organik (metal merkuri). Logam merkuri adalah merkuri anorganik yang digunakan dalam pembuatan lampu fluoresen, baterei dan thermometer. Metil merkuri adalah merkuri organik yang berbentuk serbuk putih dan berbau seperti belerang pada sumber air panas. Senyawa ini mudah terserap oleh organ pencernaan dan dibawa oleh darah ke dalam otak, liver dan ginjal bahkan ke dalam janin.

Merkuri anorganik dapat berubah menjadi metil merkuri karena ditransformasi oleh bakteri di perairan misalnya Desulfovibrio desulfuricans LS. Merkuri organik akan terserap oleh ikan dan kerang melalui insang atau saluran pencernaan. Metil merkuri yang terbentuk di perairan secara bertahap diakumulasi dalam tubuh ikan dan kerang dan konsentrasinya berlipat ganda dalam rantai makanan biota perairan. Contohnya merkuri dalam plankton diserap oleh ikan kecil dan jumlahnya berlipat sesuai dengan jumlah plankton yang dimakan ikan, kemudian ikan kecil dimakan oleh ikan besar dan merkurinya berlipat ganda. Beberapa polutan seperti metil merkuri dan dioksin yang dilepaskan ke lingkungan menunjukkan konsentrasi yang tinggi pada organisme yang menempati puncak rantai makanan. Metil merkuri dalam ikan tidak dapat direduksi dengan memasaknya karena metil merkuri dalam ikan terikat erat pada protein dan pemanasan pada temperatur yang biasa digunakan saat memasak kecuali jika ikan dibakar pada suhu diatas 400 dan ikan akan menjadi arang.

Merkuri dalam bentuk logam sebenarnya tidak begitu berbahaya, karena hanya sampai 15% yang bisa terserap tubuh manusia. Tetapi begitu terekspos ke alam, dalam suasana asam ia bisa teroksidasi menjadi metil merkuri. Dalam bentuk metil merkuri, sebagian besar akan berakumulasi di otak. Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan, tidak bisa berkonsentrasi, tuli dan berbagai gangguan lain seperti yang terjadi pada kasus Minamata. Metil merkuri makin berbahaya pada ibu hamil. Meski semua merkuri dapat menembus plasenta, namun metil merkuri diserap bayi 30% lebih tinggi daripada di darah ibunya. Akibatnya bila tidak keguguran, bayi yang dilahirkan akan banyak masalah. Keseimbangan terganggu, terlambat gerak motoriknya, IQ rendah, cacat, dan sebagainya. Suatu hal yang sekali lagi sudah terbukti di minamata. Sementara bila terisap bisa berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, bronkitis, sampai rusaknya paru-paru.

BAB IV

PENUTUP

4.1Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang dibuat oleh penulis, dapat disimpukan bahwa:

1. Air merupakan kebutuhan yang sangat essensial bagi manusia dan sekitarnya 71% dari bumi ditutupi oleh air;

2. Jumlah air di bumi adalah konstan, akan tetapi air di bumi tidak pernah diam, melainkan bersirkulasi akibat cuaca, proses ini disebut siklus hidrologi;

3. Siklus air ada 3 jenis yaitu siklus pendek, sedang, dan panjang, hal ini tergantung pada jarak yang ditempuh dan waktu yang digunakan untuk melakukan sekali siklus;

4. Kualitas air banyak sediktnya akan terganggu tergantung kepada beberapa faktor;

5. Kualitas air akan berdampak pada kesehatan manusia karena air mempunyai sifat sebagai distributor dari apa yang terdapat di dalam badan air. Oleh karena itu, kualitas air diatur oleh pemerintah. Contohnya, dalam PP No. 82 tahun 2001 dan kepmenkes, terhadap limbah pabik maupun domestik dngan masing-masing cara pengolahannya.

6. Hidrosfer berdampak besar pada penyebaran penyakit bawaan air. Seperti pada contoh kasus minamata. Penyakit Minamata adalah penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan laut yang telah tercemar limbah berbahaya, yaitu merkuri.

7. Penyakit minamata sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan kematian. Sampai sekarang, belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit ini.

4.2Saran

Adapun saran-saran yang dapat pemakalah berikan adalah:

1. Dalam menyusun makalah, pemakalah harus punya referensi yang cukup, tidak hanya dari internet tetapi juga dari buku panduan;

2. Makalah yang disusun harus mudah dimengerti dan sistematis.

DAFTAR PUSTAKA

Slamet, Juli Soemirat. Tanpa tahun. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anonymous A. 2010. Hidrosfer. (http://id.wikipedia.org), diakses pada 9 September 2012.

Anonymous B. 2010. Minamata. (http://wikipedia.com), diakses pada 10 september 2012.

Anonymous C. 2010. Dinamika Hidrosfer. (http://gudangmakalah.blogspot.com), diakses pada 9 September 2012.