Upload
rizca-maulida
View
13
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
CASE REPORTMORBILI
Pembimbing :
Dr. Thomas H. Adoe, Sp. A
Disusun oleh :
Rahel Kristianingrum
( 06-105 )
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD BEKASI
PERIODE 27 JUNI - 20 AGUSTUS 2011
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA
CASE REPORT
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Tgl lahir (umur) : 12 Juli 2008 (3 tahun)
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : -
Ayah
Nama : Tn. M
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Karyawan
Penghasilan: < 5.000.000
Ibu
Nama : Ny. S
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan orang tua : anak kandung
Riwayat penyakit
Keluhan utama :
Bintik-bintik merah di kulit sejak 1 hari SMRS
Keluhan tambahan :
Panas, batuk, pilek, mual, muntah, mencret.
Riwayat perjalanan penyakit
± 5 hari SMRS, pasien panas tinggi mendadak.Panas tersebut timbul terus
menerus terutama pada malam hari.Pasien diberikan paracetamol tiap hari sebanyak
3x1 sendok selama 4 hari.Panas sempat turun namun naik kembali.Panas tidak
disertai dengan kejang dan tidak terdapat penurunan kesadaran.Pasien juga batuk
dengan dahak yang sulit dikeluarkan.Selain itu juga terdapat pilek dengan lendir
encer, tidak disertai sesak napas.Pasien juga muntah sebanyak 2x dan muntahan
berisi air ASI, lendir (-), darah (-).
± 1 hari SMRS timbul bintik bintik merah pada tubuh pasien.Bintik-bintik
tersebut muncul pertama kali di wajah, lalu ke leher dan ke seluruh tubuh
pasien.Bintik-bintik tersebut terasa gatal.Ibu pasien belum memberikan obat untuk
mengurangi bintik-bintik merah tersebut.
Selain itu sejak± 3 hari SMRS pasien juga mencret, konsistensi cair, warna
kuning, lendir (-), darah (-).Pasien belum mendapatkan obat untuk mengurangi
keluhan batuk, pilek, maupun mencretnya.pasien juga menjadi kurang nafsu makan
dan lemas. BAK pasien normal. Di lingkungan sekitar rumah pasien banyak yang
menderita penyakit seperti pasien.
Riwayat kehamilan dan kelahiran
Kehamilan :
Perawatan antenatal : teratur di bidan
Penyakit kehamilan : disangkal
Kelahiran :
Tempat kelahiran : rumah bersalin
Penolong persalinan : bidan
Cara persalinan : spontan pervaginam
Penyulit persalinan : disangkal
Masa gestasi : cukup bulan
Keadaan bayi :
Berat badan lahir : 2900 gram
Panjang badan lahir : 49 cm
Langsung menangis
Kelainan bawaan : disangkal
Riwayat perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan
Psikomotor
- Tengkurap : 5 bulan
- Duduk : 6 bulan
- Merangkak: 9 bulan
Gangguan perkembangan : disangkal
Riwayat imunisasi
B.C.G : 1 bulan
Hepatitis B : 0, 1 bulan
D.P.T : 2, 4,6 bulan
Polio : 0, 2,4,6 bulan
Campak : -
Riwayat makanan
Umur
(bulan)A.S.I/P.A.S.I Buah/biskuit Bubur susu Nasi tim
0-2 ASI
2-4 ASI
4-6 PASI ü ü
6-8 PASI ü ü
8-10 PASI ü ü
10-12 PASI ü ü
Jenis makanan Frekuensi dan jumlahnya
bubur 3 X/hari, ½ piring
Sayur 3 X/hari,
Daging -
Telur 2X/hari, ½ butir
Ikan 3X/hari
Tahu -
Tempe 1X/hari
Susu (merk/takaran) 1 gelas/hari, SGM, 2 sendok takar
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Batuk pilek 1 bulan yang lalu
Demam 1 bulan yang lalu
Riwayat keluarga
Corak reproduksi
Nomor Umur
(tahun)
Jenis
kelamin Hidup Lahir mati Abortus
Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
1 5 P ü sehat
Keterangan Ayah/wali Ibu/wali
Perkawinan ke 1 1
Umur saat menikah 30 tahun 25 tahun
Konsanguitas - -
Keadaan
kesehatan/penyakit bila
ada
sehat sehat
Riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat TBC, Asma, sakit jantung, darah tinggi, kencing manis, sakit kuning
disangkal.
Pemeriksaan fisik
Tanggal :11 Agustus
Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
- Kesadaran : compos mentis
- Frekuensi nadi : 115 X/mnt
- Frekuensi napas : 23 X/mnt
- Suhu tubuh : 39°C
Pemeriksaan Sistematis
a.Kepala
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Bentuk dan ukuran : bulat, normocephali
- Rambut dan kulit kepala : hitam , lebat , distribusi merata
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Telinga : liang lapang, sekret -/-, m. tympani utuh.
- Hidung : mukosa hiperemis, secret + warna putih encer.
- Bibir : kering
- Gigi-geligi : karies (-)
- Mulut : langit-langit utuh, bercak koplik pd mukosa bukal.
- Lidah : kotor
- Tonsil : T1-T1 hiperemis, membran putih (-)
- Faring : hiperemis
- Leher : KGB tdk teraba
b. Toraks
- Dinding toraks : pergerakan simetris
- Paru : Ins: pergerakan dinding dada simetris,
Pal: VF melemah
Per: Sonor kanan=kiri,
Aus:BND vesikuler, ronki (+/+).
- Jantung : BJ I/II murni, murmur (-)
c. Abdomen : perut datar, BU (+) 5X/mnt, timpani, turgor baik, H/L tdk teraba, nyeri
Tekan (-)
d. Anus dan rektum : Haemoroid (-)
e. Anggota gerak : akral hangat, edema (-), sianosis (-).
f. Tulang belakang : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-).
g. Kulit : ruam makula pada belakang telinga, leher, dada, dan perut dan ekstrimitas.
h. Pemeriksaan neurologis : refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)
Pemeriksaan laboratorium
Darah tepi :
- LED : 35 mm/jam
- Hb : 11,5 g/dl
- eri : 4,94 jt /ųL
- Leu : 8500 /ųL
- Hit.jenis : 0/3/3/46/46/1
- Tromb : 226.000/ųL
- Ht : 31,6%
Elektrolit:
- Na : 132
- K : 3,5
- Cl : 99
Ringkasan
Anamnesa
± 5 hari SMRS, pasien panas tinggi mendadak, terus menerus, tidak disertai dengan
kejang dan tidak terdapat penurunan kesadaran. Pasien juga batuk dengan dahak yang
sulit dikeluarkan, pilek dengan lendir encer, sesak napas (-),muntah sebanyak 2x .
± 1 hari SMRS timbul bintik bintik merah pada tubuh pasien.Bintik-bintik
tersebut pertama muncul di wajah, lalu ke leher dan ke seluruh tubuh pasien dan
terasa gatal.
Selain itu sejak± 3 hari SMRSpasien juga mencret, konsistensi cair, warna
kuning, lendir (-), darah (-). pasien juga menjadi kurang nafsu makan dan lemas. BAK
pasien normal.Di lingkungan sekitar rumah pasien banyak yang menderita penyakit
seperti pasien.
Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
- Kesadaran : Kompos mentis
- Frekuensi nadi : 115 X/menit
- Frekuensi napas : 23 X/menit
- Suhu tubuh : 39 °C
a. Kepala
- Mata : Kelopak mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret +/+, warna putih encer.
- Mulut : langit-langit utuh, bercak koplik pd mukosa bukal.
- Tonsil : T1-T1 hiperemis, membran putih (-)
- Faring : hiperemis
b. Kulit : ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut dan ekstrimitas
Pemeriksaan laboratorium
- LED : 35 mm/jam
- Leu : 8.500 /ųL
- Hit.jenis : 0/3/3/46/46/1
Diagnosis Kerja
- Morbili stadium erupsi
- bronkopneumonia
Diagnosis Banding
- eksantema
Anjuran Pemeriksaan Penunjang
- foto thoraks
Prognosis
- Ad vitam : Dubia ad bonam
- Ad sanationum : Bonam
- Ad functionum : Bonam
Penatalaksanaan
- Rawat inap di ruangan isolasi
- Diet : bubur
- IVFD :Kaen 3A, 12 tetes/menit
- Obat :
- cefotaxim 3x300 mg
- PCT 3x1 cth
- L-Bio 3x1 sach
- Zink sirup 2x1 cth
- Ambroxol syr 3x1 cth
- vitamin A 1x200.000 IU
Follow Up
Tgl 12 Agustus 2011 (ph: 2)
S : Demam, batuk, pilek, mencret 1x
O : KU: TSS F.Napas: 24x/mnt
Kes: CM F.Nadi: 104 x/mnt S: 38,8°C
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret +/+, warna kuning agak kental.
- Mulut : tonsil : T1-T1 hiperemis, membran putih (-), faring hiperemis.
- Leher : KGB tdk teraba
- Toraks : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : hangat
- Kulit: ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut, punggung
ekstrimitas
A : - Morbili stadium erupsi
- Bronkopneumonia
P : - Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg
L. Bio 3x1 sach
- Inhalasi: ventolin 1 cc, NaCl 1 cc (tiap 6 jam)
Tgl 2 Juli 2010 (ph:3)
S : Demam, pilek
O : KU: TSS RR: 20x/mnt
Kes: CM N: 102 x/mnt S: 37,5°C
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret +/+, warna kuning agak kental.
- Mulut : tonsil : T1-T1, membran putih (-)
- Leher : KGB tdk teraba
- Toraks : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : hangat
- Kulit: ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut, punggung dan
ekstrimitas berkurang
A : - Morbili stadium erupsi
- Bronkopneumonia
P : - Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg
Tgl 3 Juli 2011 (ph:4)
S : tidak ada keluhan
O : KU: TSS RR: 22x/mnt
Kes: CM N: 108 x/mnt S: 36,5°C
- Ubun-ubun besar : tidak cekung
- Mata : Kelopak mata simetris, tidak cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva
hiperemis.
- Hidung : mukosa tidak hiperemis, sekret (-)
- Mulut : tonsil : T1-T1, membran putih (-)
- Leher : KGB tdk teraba
- Toraks : DBN
- Abdomen : DBN
- Ekstremitas : hangat
- Kulit: ruam makula pd belakang telinga, leher, dada, perut, punggung,
ekstrimitas berkurang, terjadi hiperpigmentasi
A : - Morbili stadium konvalesens
P : - Diet : bubur
- IVFD : Tridex 27B, 20 tetes/menit
- Obat :
Anbacim 2x350 mg
Gentamycin 2x15 mg
Analisa kasus
Pasien An. N didiagnosis morbili dan bronkopneumonia karena ditemukan
pada anamnesis demam, ada batuk, pilek, timbul bintik kemerahan yang
berawal dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
- Mulut : tonsil T1-T1 hiperemis, faring hiperemis,
- Hidung : mukosa hiperemis, sekret ++
- Kulit : ditemukan eritema, makula, papula di daerah muka,
leher, dada, punggung, kedua tungkai atas dan bawah.
Pasien ini telah dirawat di RSUD Bekasi selama 4 hari dan telah mendapatkan
pengobatan :
- Antibiotik: Cefotaxim ,Anbacim, Gentamycin untuk bronkopneumonia
- Inhalasi: untuk mengurangi lendir yang menyumbat saluran napas
Pasien mendapatkan vitamin A sesuai dengan dosis yang dianjurkan untuk
usia 9 bulan yaitu 1x100.000 IU.
Pasien masuk dengan diagnosis morbili stadium erupsi dengan komplikasi
bronkopneumonia dan pulang dengan diagnosis morbili stadium konvalesensi tanpa
komplikasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus
Morbili, menular,cenderung meningkat pada musim – musim tertentu, dan banyak
ditemukan pada pemukiman padat Penyebab kematian pada morbili terutama akibat
komplikasi dari penyakit tersebut, antara lain ensefalitis, diare akut dengan dehidrasi
berat, dan bronkopneumonia.. Bronkopneumonia sebagai komplikasi sering
ditemukan pada penyakit Morbili, dengan gejala klinis demam, sesak nafas dan
ditemukannya ronki basah, halus, nyaring pada pemeriksaan jasmani thoraks.
Untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian maka penanganan penyakit
morbili, khususnya dengan komplikasi harus adekuat. Selain hal tersebut, sebagai
tindakan preventif, Departemen Kesehatan telah melaksanakan Program
Pengembangan Imunusasi sebagaimana yang telah dikampanyekan oleh WHO
Penulisan ini dibuat untuk mengingat kembali penatalaksanaan morbili,
khususnya morbili dengan komplikasi bronkopneumonia.
PATOLOGI DAN PATOGENESIS
Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara, terjadi antara 1 – 2 hari
sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Morbili ditandai
dengan 3 stadium, yaitu :
1. Stadium prodormal (kataral)
- Biasanya stadium ini berlangsung selam 4 – 5 hari
- disertai gejala – gejala panas, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza
yang timbul dalam 24 jam, bertambah hebat secara bertahap dan mencapai
puncaknya pada saat timbul erupsi pada hari keempat.
- bercak Koplik, salah satu tanda patognomonik morbili, yaitu gambaran bercak-
bercak kecil yang ireguler sebesar ujung jarum/pasir yang berwarna merah terang
dan pada bagian tengah berwarna putih kelabu, terletak di mukosa buccalis
berhadapan dengan molar bawah .
2. Stadium erupsi
- Koriza bertambah, dan timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan
palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula – papula disertai
meningkatnya suhu badan.
- Mula – mula eritema timbul di belakang telinga, di bagian lateral tengkuk,
sepanjang rambut dan bagian belakang bawah, disertai rasa gatal dan muka
bengkak.
- Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang sesuai
dengan urutan timbulnya..
3. Stadium Konvalesensi
- Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)
yang lama – kelamaan akan hilang sendiri
- pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hperpigmentasi
ini mrupakan gejala patognomonik untuk Morbili.
- Demam turun sampai suhu tubuh menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan adanya leukopenia dan limfositosis.
- Dalam sputum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cell yang khas.
- Pemeriksaan serologis Haemmaglutination Inhibition Test dan Complement
Fixation Test : antibodi spesifik dalan 1 – 3 hari, setelah timbulnya rash dan
mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian.
Morbili dengan komplikasi bronkopneumonia
- Merupakan penyebab kematian utama dari morbili, akibat perluasan infeksi virus
Secara klinis manifestasinya dapat berubah bronkiolitis, bronkopneumonia dan
pneumonia lobaris.
Bronkopneumonia akibat komplikasi dari Morbili sering disebabkan oleh
Streptotokus, Pneumokokus, Stafilokokus, Haemofilus Influenza, virus Morbili dan
kadang-kadang dapat disebabkan oleh Pseudomonas dan Klebsiela.
Komplikasi ini harus dicurigai bila anak dengan morbili menunjukan adanya
gangguan pernafasan disertai panas yang menetap.Diagnosis diperkuat dengan foto
toraks.
PENGOBATAN
- Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya bersifat
simptomatis yaitu memperbaiki keadaan umum, antipiretika bila suhu tinggi,
sedativum, dan obat batuk.
- Antibiotika diberikan bila ternyata terdapat infeksi sekunder, misalnya pada
morbili dengan bronkopneumonia, ensefalitis.
- Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang
mengalami ensefalitis yaitu:
- Hidrokortison 100-200 mg/hari selama 3-4 hari
- Prednison 2 mg/kg.bb/hari untuk jangka waktu 1 minggu
- Indikasi Masuk Rumah Sakit Dianjurkan Bila:
o Morbili yang disertai komplikasi berat
o Morbili dengan kemungkinan terjadinya komplikasi berat yaitu bila
ditemukan:
Bercak/exenthem merah kehitaman yang menimbulkan desquamasi
dengan squama yang lebar dan tebal
Suara parau, terutama disertai tanda penyumbatan seperti langritis dan
pneumonia
Dehidrasi berat
Kejang dengan Kesadaran menurun
PEM berat
PENANGANAN MORBILI DENGAN KOMPLIKASI BRONKOPNEUMONIA
- Penanganannya adalah dengan pemberian oksigen dan pemberian
bronkodilator untuk mengurangi sesak, antipiretik untuk demam, dan
antibiotik.
- Antibiotik diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Tetapi hal ini tidak
selalu dikerjakan. Biasanya penanganannya adalah pemberian antibiotic
polifragmasi, yaitu kombinasi antibiotik untuk kuman gram (+), contohnya
Ampicillin, dan antibiotik untuk kuman gram (-), misalnya Kloramfenikol.
Atau dapat juga diberikan Sefalosporin generasi III.