Upload
lamque
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga menurut Friedman (1998), merupakan kesatuan dari
orang-orang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau
adopsi dan tinggal dalam satu rumah.
Keluarga menurut Whall (1986), sebagai kelompok yang terdiri
atas dua atau lebih individu yang dicirikan oleh istilah khusus, yang
mungkin saja memiliki atau tidak memiliki hubungan darah atau hubungan
yang mencirikan orang tersebut kedalam satu keluarga.
Burgess (dalam Duval dan Agus Citra D. 2008), memberi
pandangan tentang definisi keluarga yang berorientaskan kepada tradisi,
yaitu:
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran-peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami-
6
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
7
istri, peran sebagai ayah dan ibu, peran sebagai anak laki-laki dan anak
perempuan.
d. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu : kultur
yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
2. Fungsi Keluarga.
Fungsi Keluarga menurut Friedman ( 1986 ) adalah:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling
mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi.
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi
dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi.
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi.
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu: sandang, pangan dan papan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
8
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan dalam mengatasi
masalah.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan.
3. Tipe dan Bentuk Keluarga.
Menurut Sussman ( 1974 ) dan Maclin ( 1988 ).
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
2) Pasangan inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
3) Keluarga dengan orang tua tunggal: satu orang yang mengepalai
keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
4) Bujangan yang tinggal sendirian.
5) Keluarga besar tiga generasi.
6) Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
7) Pasangn keluarga besar.
b. Keluarga Non Tradisional.
1) Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.
2) Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
3) Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah ( kumpul kebo).
4) Keluarga gay dan keluarga lesbian.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
9
5) Keluarga komuni: kerluarga dengan lebih satu pasangan
monogamy dengan anak-anak yang secara bersama-sama
menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki pasangan yang sama.
Menurut Anderson Carter
a. Keluarga inti (nuclear family), keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga besar (ekstended family), keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
c. Keluarga berantai (sereal family), keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga duda / janda (single family), keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi, keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas, dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu keluarga.
4. Tahap dan Perkembangan Keluarga.
Tahap-tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (2008), dikutip
dari Santun Setiawan dan Agus Citra Dermawan, edisi ke 2: (2008)
1. Tahap I Pasangan Pemula atau Pasangan Baru Menikah.
Tugas Perkembangan:
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
10
a. Saling memuaskan antar pasangan.
b. Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak.
c. Merencanakan dengan matang jumlah anak.
d. Memperjelas peran masing-masing pasangan.
2. Tahap II Keluarga Dengan “Child Bearing” ( Kelahiran Anak Pertama)
Dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan.
Tugas Perkembangan:
a. Mempersiapkan biaya persalinan.
b. Mempersiakan calon mental orang tua dan mempersiapkan
berbagai kebutuhan anak.
c. Memberi kasih sayang.
d. Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota
keluarga termasuk siklus hubungan seks.
e. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
3. Tahap III Keluarga Dengan Anak Prasekolah.
Dimulai saat anak pertama berusia 2.5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun.
Tugas Perkembangan:
a. Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan.
b. Mulai menanamkan keyakinan beragama.
c. Mengenalkan kultur keluarga.
d. Memenuhi kebutuhan bermain anak.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
11
e. Membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
f. Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil.
4. Tahap IV Tahap Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah.
Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak
berusia 12 tahun.
Tugas Perkembangan:
a. Memenuhi kebutuhan anak baik alat-alat sekolah maupun biaya
sekolah.
b. Membiasakan belajar teratur.
c. Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
d. Mempertahankan keintiman pasangan.
e. Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan
sekitar.
5. Tahap V Keluarga Dengan Anak Remaja.
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak
berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi
dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap
orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini
sering kali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak
remaja.
Tugas Perkembangan:
a. Memberi perhatian lebih pada remaja.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
12
b. Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah ataupun
kegiatan diluar sekolah.
c. Memberi kebebasan dalam batasan tanggung jawab.
d. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
6. Tahap VI Keluarga Dengan Melepas Anak Ke Masyarakat.
Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan
orang tua untuk memulai hidup baru, bekerja dan berusaha.
Tahap Perkembangan:
a. Mempertahankan keintiman pasangan.
b. Membantu anak untuk mandiri.
c. Mempertahankan komunikasi.
d. Memperluas hubungan keluarga antar orang tua dengan menantu.
e. Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan
anak-anak
7. Tahap VII Keluarga Dengan Usia Pertengahan.
Tugas Perkembangan:
a. Menjaga keintiman pasangan.
b. Merencanakan kegiatan yang akan datang.
c. Tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu.
d. Mempertahankan kesehatan masing-masing pasangan.
8. Tahap VIII Keluarga Dengan Tahapan Masa Tua.
Masa tua biasa dihinggapi perasan kesepian, tidak berdaya.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
13
Tugas Perkembangan:
a. Saling memberi perhatian yang menyenangkan antar pasangan.
b. Memperhatikan kesehatan pasangan.
c. Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan
berolahraga, berkebun dan mengasuh cucu.
5. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Nasrul Effendy ( 1998: 32 ) dibagi
menjadi lima.
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan ini disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan ini disusun melalui
garis ibu.
c. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah dengan suami.
d. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah dengan istri.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
14
6. Struktur Peran Keluarga.
Peran formal terdapat dalam keluarga sperti mencari nafkah, ibu
rumah tangga, supir, manajer dan lain-lain, tukang masak.
sedangkan peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak
kepermukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan emosional individual dan untuk menjagakeseimbangan dalam
keluarga seperti : sebagai pendorong, pengharmonis, pendamai,
penghalang, penyalah, pengikut, pencari pengangkutan, atau sahabat.
7. Proses dan Strategi Koping Keluarga.
a. Stressor-stressor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan
ekonomi dan sosialnya, apakah keluarga bisa memastikan lamanya dan
kekuatan dari stressor-stressor yang dialami oleh keluarga, apakah
keluarga dapat mengatasi stressor dan ketegangan setiap hari.
b. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang
objektif dan realistis terhadap situasi yang mengandung stress.
c. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan
stress, strategi koping yang bagaimana yang diambil oleh keluarga,
apakah anggota keluarga mempunyai koping yang berbeda-beda,
koping eksternal dan internal yang diajarkan apakah anggota keluarga
berbeda-beda dalam cara-cara koping. Strategi koping eksternal
keluarga: kelompok kepercayaan keluarga, penggunaan humor, self
evaluasi, penggunaan ungkapan, pengontrolan keluarga terhadap
masalah, pemecahan masalah keluarga secara bersama-sama.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
15
Strategi koping internal: mencari informasi, memelihara hubungan
dengan berkomunikasi, mencari dukungan sosial.
B. Masalah Kesehatan
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu tekanan darah tinggi yang lebih dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahan mempunyai
rentang dari tekanan darah (tidak) normal tinggi sampai hipertensi
maligna.Doengoes (1999 )
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik yang tidak normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti,
nilai yang dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Namun umumnya, sistolik berkisar antara 140-160 mmHg dan diastolik
antara 90-85 mmHg dianggap merupakan garis batas hipertensi. ( Prince &
Wilson. 1995 ).
Menurut WHO batas tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau diatas 190/95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Hipertensi adalah: Peningkatan tekanan darah dengan rata-rata nilai
sistolik lebih dari 140 mmHg dan nilai diastolik lebih dari 90 mmHg.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
16
2. Anatomi dan Fisiologi
Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu di antara
paru-paru. Perikardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan:
lapisan dalam disebut perikardium viseralis dan lapisan luar disebut
perikardium parietalis. Jantung sendiri terdiri dari tiga lapisan. Lapisan
terluar disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan otot yang
disebut miokardium, sedangkan lapisan terdalam yaitu lapisan endotel
disebut endokardium.
Gambar II. 1 Anatomi Jantung
Sumber : Sylvia, (1995)
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
17
3. Etiologi
Menurut Mansjoer (1998) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipetensi idiopatik. Faktor yang
mempengaruhi adalah system genetik, system rennin angiotensin, efek
dalam sekresi Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, dan
polisitemia
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifikasinya
diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal hipertensi
vaskuler renal, hiperaldosteroisme primer dan sindrom cushing,
phecytoma, coarstasto aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan.
Faktor pendukung menurut Sarwono & Waspadji (1998)
Kegemukan
Riwayat keturunan
Usia
Merokok
Jenis kelamin
Alkohol
Konsumsi lemak yang tinggi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
18
Konsumsi tinggi sodium
Emosi / stress
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO/ISH adalah klasifikasi yang
digunakan oleh perhimpunan Nefrologi Indonesia ( pernefri )
Tabel 2.1
Klasifikasi WHO / ISH
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normotensi < 140 < 90
Hipertensi ringan 140-159 90-104
Hipertensi sedang 160-180 105-114
Hipertensi berat > 180 > 115
Hipertensi sistolik terisolaso > 190 < 90
4. Patofisiologi
Faktor yang mempengaruhi curah jantung perifer akan
mempengaruhi tekanan darah. Tekanan terhadap aliran terutama
ditentukan oleh diameter dari pembuluh darah dan sedikit oleh viskositas
darah. Peningkatan tekanan perifer sebagai akibat dari penyempitan
arteroid merupakan karakteristik yang paling dikenal dalam hipertensi
( Long 1996 ).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
19
Dilatasi atau konstriksi anteriole dapat dikendalikan oleh bebagai
mekanisme, terutama stimulus pada system syaraf simpatis dan
pengaktifan system angiotensin.
Rangsangan pada system syaraf simpatis (seperti oleh stressor),
berdampak dari keluarnya Nonepinephrine dan Epinephrine.
Nonepinephrine dan Epinephrine membuat pembuluh darah berkontraksi
dan meningkatkan resistensi perifer. Epinephrine meningkatkan tenaga
kontraksi kardinal sambil menyempitkan saluran yang berdampak pada
tekanan darah menjadi meningkat (Long, 1996).
Cara hidup yang kurang gerak dan tegangan psikososial pada masa
kini menjadi salah satu faktor. Resonman dan Friedman telah
mempopulerkan hubungan yang menarik anatara apa yang dikenal sebagai
pola tingkah laku tipe A dengan aterogenesis yang dipercepat. Kepribadian
yang termasuk dalam tipe A adalah mereka yang mempersiapkan
persaingan yang kuat, ambisius, agresif dan merasa diburu waktu. Sudah
diketahui bahwa stress menyebabkan pelepasan katekolamine. Walau
masih dipertanyakan apakah strees memang bersifat ateroganik apa hanya
mempercepat serangan jantung ( Prince & Wilson, 1995 )
Renin dan angiotensin berperan dalam timbulnya tekanan darah.
Ginjal memproduksi enzim. Dalam protein plasma darah yang membentuk
angiotensin 1, angiotensin 1 digerakan untuk mengubah enzim dalam
paru-paru dalam bentuk angiotensin II, kemudian menjadi angiotensin III.
Angiotensin I dan III memiliki vasokontriksi yang kuat dalam pembuluh
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
20
darah. Maka sekreksi aldosteron akan meningkat dan menyebabkan retensi
natrium yang dapat mempengaruhi hipertensi (Black & Matassarin,
1997).
5. Tanda dan Gejala
Menurut Sarwono dan Waspadji (1997) peningkatan tekanan darah
kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian gejala baru
muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak dan jantung.
Dan gejala lain yang sering ditemukan dalah:
Sakit kepala
Epitaksis ( mimisan )
Mudah marah
Teling berdengung
Leher terasa kaku ( cengeng )
Susah tidur
Mata berkunang-kunang
Pusing dan mudah lelah
6. Penatalaksanaan
Hipertensi adalah awal untuk proses lanjut mencapai tarjet organ
untuk memberi kerusakan yang lebih berat. Karena itu diperlukan upaya-
upaya umtuk mencegah penyakit hipertensi.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
21
Beberapa cara hidup yang sehat untuk mencegah penyakit hipertensi:
a. Menurunkan berat badan jika mengalami kelebihan dengan cara
mengurangi kalori dan berolahraga.
b. Meningkatkan olahraga aerobik
c. Mengurangi konsumsi garam
d. Mempertahankan konsumsi kalium dalam jumlah yang cukup.
e. Mengurangi konsumsi lemak jenuh.
f. Mengurangi konsumsi kolesterol untuk kesehatan jantung.
g. Tidak merokok.
h. Periksa tekanan darah secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
22
7. Pathways
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
23
8. Fokus Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan
Dx 1 : Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi.
Dx 2 : Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga
dengan masalah hipertensi.
Dx3 : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal anggota keluarga dengan masalah
hipertensi.
Dx4 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah
hipertensi.
2. Fokus Intervensi
Dx 1 : Nyeri kronis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi.
Tujuan
Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali petemuan gangguan rasa
nyaman. nyeri dapat teratasi.
Kriteria Hasil:
Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan hipertensi.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
24
Intervensi:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi.
1) Jelaskan pada keluarga mengenai nyeri.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab rasa nyeri.
3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga.
4) Berikan reinforcemen positif pada keluarga atas jawaban yang
benar.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah
kesehatan hiprtensi.
1) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dan
tindakan tentang nyeri kepala.
2) Motivasi keluaraga untuk mengambil keputusan untuk
menangani nyeri kepala.
3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
4) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
masalah hipertensi.
1) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan pada anggota
keluarga dengan nyeri kepala.
2) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
25
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk
anggota keluarga dengan masalah hipertensi.
1) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang aman
bagi penderita hipertensi
2) Motifasi keluarga untuk mengatur pola makan bagi anggota
keluarga yang mengalami nyeri kepala..
3) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
4) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan fasilitas
kesehatan.
1) Diskusikan dengan keluarga tempat-tempat pelayanan
kesehatan yang ada.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan
kesehatan serta menyarankan supaya datang kepelayanan
kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit.
3) Evalusi kembali tentang manfaat pelayanan fasilitas kesehatan
yang ada.
4) Beri reinforcement positif atas tindakan keluarga yang sudah
benar.
Dx 2 : Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga
dengan masalah hipertensi.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
26
Tujuan:
Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali petemuan tidak terjadi
kerusakan perfusi serebral.
Kriteria Hasil:
Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan hipertensi.
Intervensi:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
1) Jelaskan mengenai pengertian, tanda dan gejala hipertensi.
2) Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan.
3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat.
1) Jelaskan mengenai tindakan yang tepat supaya tidak terjadi
hipertensi.
2) Jelaskan mengenai penanganan hipertensi menggunakan obat
anti hipertensi.
3) Beri pengertian pada pasien untuk supaya tidak terlalu banyak
pikiran
4) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
5) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
27
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
1) Jelaskan pada keluarga tentang cara perawatan hipertensi.
2) Anjurkan pada keluarga untuk mengidentifikasi cara perubahan
gaya hidup yang tepat supaya dapat mengurangi faktor
hipertensi.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam dalam memelihara rumah yang
sehat.
1) Jelaskan pada keluarga untuk mengurangi ketegangan atau
emosi yang dapat meningkatkan tekanan darah.
2) Anjurkan pada keluarga untuk memotifikasi gaya hidup untuk
mengatasi hipertensi dengan menggunakan sumber-sumber
yang ada dalamkeluarga.
3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
dimasyarakat.
1) Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya memeriksakan diri
pada pasien hipertensi.
2) Anjurkan untuk memeriksakan diri kefasilitas kesehatan secara
teratur untuk memonitor tekanan darah.
3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
28
Dx3 : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah
hipertensi
Tujuan
Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali pertemuan, intoleransi
aktifitas dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan hipertensi.
Intervensi :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi.
1) Jelaskan pada keluarga tentang pengertian istiharat.
2) Motivasi keluarga untuk mengulang pengertia istirahat.
3) Beri reinforcement atas jawaban yang benar.
b. Ketidakmampuan keluarga dalam mengatasi masalah dengan
hipertensi.
1) Motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk
mengatasi intoleransi aktifitas.
2) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan masalah hipertensi.
1) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga
dengan intoleransi aktifitas.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
29
2) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan untuk
anggota keluarga dengan masalah hipertensi.
1) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang
sehat.
2) Motivasi keluarga untuk menjaga pola makan.
3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
4) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
e. Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
1) Diskusikan dengan keluarga tempat pelayanan kesehatan yang
ada.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan
kesehatan dan datang bila ada anggota keluarga yang sakit.
3) Evaluasi kembali tentang manfaat pelayanan kesehatan yang
ada.
Dx4 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah
hipertensi.
Tujuan :
Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali pertemuan gangguan pola
tidur dapat teratasi.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
30
Kriteria Hasil :
Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan hipertensi.
Intervensi :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
1) Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian relaksasi.
2) Motivasi keluarga untuk mengulang pengertian relaksasi.
3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
b. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk
mengatasi gangguan pola istirahat.
1) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan
dantindakan yang tepat.
2) Ajak keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat.
3) Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar.
c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara relaksasi.
1) Diskusikan dengan keluarga untuk menyebutkan teknik
relaksasi nafas dalam.
2) Ajak keluarga teknuk relaksasi nafas dalam.
3) Beri reinforcement positif.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
31
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan untuk
menangani penyakit.
1) Jelaskan pada keluarga cara memodifikasi lingkungan untuk
penderita hipertensi.
2) Evaluasi kembali untuk menyebutkan penjelasan yang telah
disampaikan.
3) Beri reinforcement positif.
e. Ketidakmampuam keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.
1) Diskusikan dengan keluarga tentang tempat pelayanan
kesehatan yang ada.
2) Tanyakan fasilitas kesehatan yang ada.
3) Evaluasi kembali mengenai manfaat pelayanan kesehatan yang
ada.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Sukiswan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010