51
KEWIRAUSAHAAN Tugas Individu JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 Gustian Lestianto 0605888

46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

KEWIRAUSAHAANTugas Individu

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESINFAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006

Gustian Lestianto

0605888

Page 2: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah ke hadirat illahi rabbi, atas segala

rakhmat dan hidayah-Nya lah, tugas ini bisa saya selesaikan walaupun masih banyak

terdapat kesederhanaan pada tugas ini.

Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis tidak lepas dari kesulitan-kesulitan,

baik berupa penulisan maupun pengguaan buku sumbernya. Hal ini disebabkan

karena kemampuan penulis yang masih terbatas.

Hanya kepada Allah SWT jualah, penyusun serahkan segalanya agar segala

bentuk kebaikan, jasa serta pengrbanan yang telah tercurah demi keberhasilan penulis

untuk memperoleh pahala yang berlipat.

Akhirnya, hanya milik-Nya pula segala kesempurnaan itu dan jelaslah bahwa

tugas ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun

sistematikanya. Untuk itu, segala tegur sapa dan saran dari pembaca, dengan senang

hati akan saya terima, meskipun seberkas harapan tetap ada di dalam hati kecilpenulis

agar karya tulis ini dapat bermaanfaat di kemudian hari.

Bandung, Desember 2006

Gustian Lestianto 0605888 2

Page 3: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Gustian Lestianto

DAFTAR ISI

I. BAB I KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan

2. Objek Studi Kewirausahaan

3. Hakikat Kewirausahaan

4. Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

a. Karakteristik Kewirausahaan

b. Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan

5. Sikap dan Kepribadian Wirausaha

6. Motif Berprestasi Kewirausahaan

II. BAB II PROSES KEWIRAUSAHAAN

1. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan

2. Model Proses Kewirausahaan

3. Ciri-ciri penting fase permulaan dan pertumbuhan

kewirausahaan

4. Langkah menuju keberhasilan wirausaha

5. Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausahaan

6. Keuntungan dan kerugian berwirausaha

III. BAB III FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA

1. Profil wirausaha

2. Fungsi makro dan mikro wirausaha

3. Tantangan kewirausahaan dalam konteks global

Gustian Lestianto 0605888 3

Page 4: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

IV. IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

1. Ide kewirausahaan

2. Sumber-sumber potensial peluang

3. Bekalpengetahuan dan kompetensi kewirausahaan

V. MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL

PENGEMBANGANNYA

1. Cara memasuki dunia usaha

a. Merintis usaha baru

b. Membeli perusahaan yang sudah didirikan

c. Franchising ( Kerja sama manajemen )

2. Profil usaha kecil dan model pengembangannya

3. Kerangka hipotesis pengembangan usaha kecil

VI. PENGELOLAAN USAHA DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

1. Pengelolaan usaha

a. Perencanaan usaha

b. Pengelolaan keuangan

2. Teknik dan strategi pemasaran

a. Perencanaan pemasaran

b. Strategi pemasaran

c. Kiat pemasaran bagi usaha baru

3. Teknik pengambangan usaha

a. Perluasan skala ekonomi ( economic of scale )

b. Perluasan cakupan usaha ( economic of scope )

4. Manajemen dan startegi Kewirausahaan

a. Manajemen kewirausahaan

b. Strategi kewirausahaan

5. Memelihara spirit wirausaha

VII. KOMPETENSI INTI DAN STRATEGI BERSAING DALAM

KEWIRAUSAHAAN

1. Kompetensi inti kewirausahaan

Gustian Lestianto 0605888 4

Page 5: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

2. strategi bersaing dalam kewirausahaan

VIII. ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA

1. Pentingnya studi kelayakan bisnis

2. proses dan tahapan studi kelayakan

3. Analisis kelayakan bisnis

4. Kreiteria investasi

5. Penyusunan studi kelayakan bisnis

6. Evaluasi akhir persiapan bisnis baru

IX. ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

1. Etika dan norma-norma bisnis

2. Prinsip-prinsip Etika dan perilaku bisnis

3. Cara-cara mempertahankan standar etika

4. Tanggung jawab perusahaan

Gustian Lestianto 0605888 5

Page 6: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Ilmu kewirusahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang

berhubungan dengan usaha atau kewirausahaan. Kewirausahaan adalah semangat,

sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan

yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,

teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih

besar. Sedangkan wirausaha adalah proses menciptakan barang/jasa baru, proses

produksi baru, organisasi(manajemen) baru,bahan baku baru, pasar baru.

Dengan sifat kreativitas dan inovatif, seseorang dapat meemukan puluang.

Tidak semua orang dapat melihat peluang dengan jelas dan tidak semua orang mampu

mewujudkan peluang yang dapat menciptakan nilai. Kreativitas dan sifat inovatif

pada diri seseorang terbentuk karena lingkungan, rangsangan dan motivasi atau

dorongan. Berdasarkan pada kreativitas dan sifat inovatif, dengan mudah dapat

membedakan antara kewirausahaan dan yang bukan bersifat kewirausahaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, wirausaha itu mengarah kepada orang

yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya.

Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang

wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Kegiatan yang bersifat kewirausahaan :

Menghasilkan produk baru dengan cara-cara baru.

Gustian Lestianto 0605888 6

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

Page 7: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru.

Mengkombinasikan factor-faktor produksi dengan cara baru

Menciptakan struktur organisasi yang bersifat terbuka dan desentralistis

Mendukng budaya yang mendorong ekperimen yang kreatif

Mendorong prilaku yang eksperimental

Mengedarkan cerita keberhasilan

Toleransi teradap kegagalan, dan lain-lain

Kegiatan-kegiatan yang tidak bersifat kewirausahaan:

Menitikberatkan kepada prilaku dan struktur birokrasi

Bersandar kepada tradisi dan budaya baku

Menitikberatkan kepada prosedur standar dan baku, dan lain-lain

2. Objek Studi Kewirausahaan

Objek studi kewirausahaan mengarah pada kegiatan wirausaha. Kegiatan

wirausaha adalah kegiatan yang menciptakan barang atau jasa baru, proses produksi

baru, organisasi (manajemen) baru, bahan baku baru, pasar baru. Hasil dari kegiatan

wirausaha tersebut yaitu menciptakan nilai atau laba bagi perusahaan itu. Semua itu

dapat terwujud apabila seorang wirausaha itu memiliki sifat kreatif dan inovatif serta

dapat melihat / memanfaatkan peluang dengan efektif.

3. Hakikat Kewirausahaan

Kewirausahaan pada hakekatnya ialah sifat, ciri dan watak seseorang yang

memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan yang inovatif ke dalam dunia nyata

secara kreatif dan inovatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang

Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai

kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang

dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta

memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam

Gustian Lestianto 0605888 7

Page 8: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan

pendapatan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,

pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

Ada Enam (6) Hakekat Kewirausahaan, antara lain :

Kewirausahaan ialah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil

bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)

Kewirausahaan ialah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

(kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai

lebih.

Kewirausahaan ialah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk

memenangkan persaingan.

Kewirausahaan ialah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah

usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)

Kewirausahaan ialah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda (Drucker, 1959)

Kewirausahaan ialah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian

dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki

kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)

4. Karakteristik dan Nilai – nilai Hakiki Kewirausahan

a. Karakteristik Kewirausahaan

Orang yang memiliki sikap, semangat, perilaku kewirausahaan yang dilandasi

oleh kemampuan berkreasi disertai dengan penerapan pembaharuan (inovatif) yang

unggul dalam hal kualitas, harga dan pelayanan pelanggan, berani mengambil resiko,

memanfaatkan peluang, ulet dan memiliki etos kerja yang tinggi.

Karakteristik Kewirausahaan;

Mempunyai tugas untuk mencari peluang yang menguntungkan dari dua

kondisi yang berbeda sepanjang memberikan tambahan keuntungan bagi

perusahaan,

Gustian Lestianto 0605888 8

Page 9: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Bersifat dan bersikap inovatif yang berarti selalu mencari,

memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru dan selalu tidak puas

dengan kondisi yang ada. Sikap seperti ini sangat diperlukan pada saat

perusahaan mengalami kemunduran dan upaya untuk memperbaiki dan

meningkatkan kinerja perusahaan

berhubungan dengan pelaksanaan evaluasi, pengendalian dan koreksi

terhadap pengelolaan sumber daya

giat untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang

sumber daya, pencapaian tujuan perusahaan dan masalah yang dihadapi

berusaha mengurangi pengaruh ketidakpastian yang dapat

memungkinkan wirausaha memaksimumkan pencapaian tujuan.

b. Nilai – nilai Hakiki Kewirausahaan

memiliki sikap mental yang positif

mempunyai daya pikir yang kreatif

memiliki semangat juang (motivasi)

. memiliki keahlian di bidangnya

rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif)

mampu mengantisipasi berbagai resiko dan persaingan.

5. Sikap dan Kepribadian Wirausaha

Dengan bertumbuhnya perusahaan, kebutuhan akan perencanaan semakin

besar. Waktu tidak dapat ditabung, waktu harus digunakan secara bijaksana. Para

wirausaha harus mengelola waktunya efektif dan efisien, dan kunci penggunaan

waktu secara efektif dan efisien terletak dalam manajemen yang lebih baik.

Wirausahaan adalah individu-individu yang berorientasi pada tindakan, dan

bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.

Sikap dan Kepribadian Seorang Wirausaha :

berpikir teliti, inovatif dan kreatif

berani mengambil resiko dan percaya pada diri sendiri

Gustian Lestianto 0605888 9

Page 10: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

berorientasi ke depan

mengutamakan prestasi, tahan uji, tekun dan tidak mudah menyerah

jujur, bertanggung jawab dan teguh pendirian

memiliki etos kerja tinggi dan tangguh menghadapi persaingan

membiasakan diri bersikap positif dan selalu bersemangat dalam setiap

pekerjaan

mensyukuri diri, waktu dan lingkungan

selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan

selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya yang lebih baik untuk

langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan Negara.

Hal di atas merupakan sikap yang harus anda miliki dan kembangkan jika

anda ingin menjadi seorang wirausaha. Tidak semua wirausaha sama baik dalam

sikap ini ataupun satu dari yang lain; beberapa dari mereka ada yang sombong dan

muluk-muluk; beberapa bersifat hangat dan bersahabat; beberapa ada yang menarik

diri dan pemalu. Namun jika diukur menurut berbagai sifat pribadi dan

keterampilannya, maka mereka sebagai suatu kelompok, para wirausaha sangat

berbeda dari pada yang bukan wirausaha.

6. Motif Berprestasi Kewirausahaan

Ada beberapa motif berprestasi dalam kewirausahaan, yaitu :

Disiplin : Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus

memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah

ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.

Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu,

kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu,

dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan

dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat

seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen

akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan

Gustian Lestianto 0605888 10

Page 11: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat

tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem

kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-

kesepakatan yang dibuatnya ialah contoh dari kedisiplinan akan kualitas

pekerjaan dan sistem kerja.

Berkomitmen Tinggi : Komitmen ialah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang

dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam

melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten

yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan).

Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-

cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan

contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya

adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas

produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving

bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh

menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik

(goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan

mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus

meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh

laba yang diharapkan.

Jujur : Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh

seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.

Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan,

kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan

purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait

dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.

Realistis : Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu

menggunakan fakta/realita sebagai lAndasan berpikir yang rasionil dalam setiap

pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya. Banyak seorang calon

wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami

kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan

rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan

kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang

Gustian Lestianto 0605888 11

Page 12: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang

dirintis. Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang

harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak

kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau

kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan

pengalaman usaha.

Mandiri : Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat

melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain

dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan

hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian

merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada

prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam

memenuhi kegiatan usahanya.

Kreatif dan Inovatif : Untuk memenangkan persaingan, maka seorang

wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreatifitas

tersebut sebaiknya adalah dilAndasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan

gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada

selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat

dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang

memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah

dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya

mustahil. Namun,gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan

dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-

gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari

wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan

sentuhan inovasi agar laku di pasar. Inovasi yang dibutuhkan adalah

kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai manfaat

terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan

“market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya

nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual

produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis

bagi produk tersebut bagi konsumen.

Gustian Lestianto 0605888 12

Page 13: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

1. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan

Baru-baru ini, pemerintah lebih menyadari akan pentingnya peningkatan

tenaga sumber daya manusia ( SDM ). Jika kualitas sumber daya manusia meningkat,

secara otomatis akan meningkatkan tingkat produktivitasnya secara normal pula.

Jumlah pengangguran di Indonesia cukup memprihatinkan di karenakan sempitnya

lapangan pekerjaan. Pengangguran dapat di atasi dengan menempatkan pengangguran

pada lapangan pekerjaan. Untuk mempekerjakan para penganggur tersebut harus

diciptakan lapangan kerja baru yaitu dengan wirausaha.Oleh karena itu, apabila

seseorang dapat mendirikan perusahaan / badan usaha, maka jumlah pengangguran

yang ada akan berkurang.

2. Model Proses Kewirausahaan

Dalam proses kewirausahaan, terdapat 4 proses kewirausahaan, yaitu :

a) Evaluasi dan Identifikasi terhadap Kesempatan

Gustian Lestianto 0605888 13

PROSES KEWIRAUSAHAAN

Page 14: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Terdiri dari : creation and lenth opportunity, real and perceived, value of

opportunity, risk and return of opportunity, dan Opportunity versus personal

skill and goals.

b) Perkembangan Rencana Bisnis

Terdiri dari : desciption of business, description of industry, marketing plan,

financial plan, production plan, organization plan, operational plan, summary.

c) Sumber yang dibutuhkan

Terdiri dari : Existing resourceses of entrepreneur, resources gaps and

available supplies, dan aspect to need resources.

d) Manajemen Perusahaan

Terdiri dari : management style of structure, key variable for success, identify

problem and potential problem, dan implement control system.

3. Ciri-ciri penting fase permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan

Ciri-ciri penting fase permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan yaitu :

menghasilkan produk baru dengan cara baru

menemukan peluang pasar baru dengan menghasil kan produk baru

mengkombinaikan faktor-faktor produksi dengan cara baru

menciptakan struktur organisasi yang bersifat terbuka dan disentralistis

mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif

mendorong perilaku eksperimental

mengedarkan cerita keberhasilan

menitik beratkan pada peran “kanpiun”

toleransi terhadap kegagalan

menitik beratkan kepada komunikasi yang efektif untuk semua tingkat

4. Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha

Gustian Lestianto 0605888 14

Page 15: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Apabila kita ingin berhasil dalam berwirausaha, ada beberapa langkah untuk

mendapatkan itu, antara lain :

keyakinan dalam berusaha

sikap mental yang positif dalam berusaha

keyakinan penuh terhadap diri sendiri

tingkah laku yang bertanggung jawab

kreatifitas dan inovatif

5. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausahaan

Jelaslah bahwa kemampuan tertentu mutlak diperlukan bagi seorang

wirausaha. Seperti telah dikemukakan dalam Small Busines Development Centre

(5-6) bahwa wirausaha yang berhasil ada lima kompetensi yang merupakan fungsi

dari kapabilitas yang diperlukan, yaitu technical, marketing, financial, personnel,

and management. Wirausaha sebagai manajer dan sekaligus sebagai pemilik

perusahaan dalam mencapai keberhasilan usahanya harus memiliki pengetahuan,

keterampilan dan sikap, tujuan, pAndai mencari peluang, dan adaptif dalam

menghadapi perubahan. Menurut "Small Business Development Center", bahwa

untuk mencapai keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri, sangatlah tergantung

pada:

(1) Individual skills and attitudes, yaitu keterampilan dan sikap individual

(2) Knowledg of business, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan

(3) Establishment of goal, yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan

perusahaan

(4) Take advantages of the apportunities, yaitu keunggulan dalam mencari

peluang-peluang

(5) Adapt to the change, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan

(6) Minimize the threats to business, yaitu kemampuan untuk meminimalkan

ancaman terhadap perusahaan.

6. Keuntungan dan Kerugian dalam Berwirausaha

Gustian Lestianto 0605888 15

Page 16: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Wirausaha memang tidak bisa dilakukan semua orang. Tapi mereka yang cocok

dengan dunia ini mengatakan, itulah buah upaya mengejar impian atau gagasan. Ada

beberapa orang yang ingin bekerja secara lebih fleksibel, ada yang niatnya supaya

lebih dihargai. Ada yang karena suka menghadapi tantangan, atau ingin memiliki

autonomi dan kewenangan, serta pertanggungjawaban. Beberapa orang memilih

berwirausaha karena ingin mengendalikan karier dan bahkan kendali atas

kehidupannya.

Keuntungan berwirausaha antara lain terdapat dalam kebebasan, tanggung

jawab, dan keluwesan. Ada juga keuntungan lain, misalnya keragaman jenis dan

irama pekerjaan, kesempatan untuk menciptakan tantangan, serta kepuasan ketika

menggapai impian.

Tentu, kegagalan dan kekecewaan juga ada. Beberapa ahli menyatakan, dua

pertiga dari semua usaha gagal di tahun pertama perintisannya. Beberapa sebab

kegagalan antara lain: sumberdana yang minim, tidak memberi peluang bagi

pendelegasian wewenang, kurang semangat, dedikasi tidak sepenuhnya, daya tahan

rendah, kegairahan yang cepat pudar, serta riset dan perencanaan yang lemah.

Kekurangan lain masih ada, misalnya waktu senggang yang jadi berkurang,

ketiadaan penghasilan tetap, juga tak terpikirkan berbagai tunjangan atau fasilitas lain

seperti yang biasa diperoleh seorang pegawai.

Tapi bagaimanapun, wirausahawan termasuk salah satu profesi yang dijalani

dengan penuh kegembiraan. Jika Anda menciptakan pekerjaan, Anda mengendalikan

pekerjaan itu beserta gaya hidup yang dibawanya.

Gustian Lestianto 0605888 16

Page 17: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

1. Profil Wirausaha

a) Syarat-syarat menjadi seorang wirausaha :

Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya.

Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dilakukan dengan

mempertahankan internal focus of control, yaitu minat kewirausahaan dalam

dirinya.

Memiliki peluang untuk mencapai obsesi dalam mencapai prestasi tinggi.

Toleran terhadap risiko, keraguan dan ketidakpastiaan.

Yakin pada dirinya sendiri.

Kreatif dan fleksibel.

Ingin memperoleh hasil dalam waktu yang singkat.

Mempunyaikeinginan kuat untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman

guna memperbaiki penampilan.

Mempunyai energi yang lebih tinggi dibandingkan denga orng lain.

Mempunyai motivasi untuk lebih unggul dan lebih baik dari apa yang sudah

dikerjakan.

Berorientasi ke masa depan.

Mempunyai kemampuan untuk memimpin.

b) Klasifikasi Wirausaha

Wirausaha Andal

Wirausaha Tangguh

Wirausaha Unggul

2. Fungsi Makro dan Mikro Wirausaha

Pembangunan ekonomi memerlukan kehadiran para wirausaha. Mengapa

demikian? Karena peranan kewirausahaan telah teruji dalam menciptakan lapangan kerja,

meningkatkan kualitas hidup, pemerataan pendpatan, mengurangi ketegangan social, dan

memobilisasi sumber daya untuk menciptakan produktivitas. Hal ini terbukti ketika krisis

Gustian Lestianto 0605888 17

FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA

Page 18: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

moneter yang menghantam Indonesia beberapa waktu lalu. Ketika banyak perusahaan

besar gulung tikar, industri kecil yang dikelola para wirausaha mampu bertahan. Industri-

industri kecil inilah yang masih menggerakkan perekonomian nasional di tengah krisis.

Akibatnya, kehidupan perekonomian nasional masih berjalan, meskipun dalam skala kecil.

Dengan demikian, secara kualitatif peran kewirausahaan dalam perekonomian ialah

sebagai berikut.

a. Memperkokoh perekonomian nasional.

b. Dapat memperkokoh perekonomian nsional melalui berbagai keterkaitan usaha,

seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur, dan penjualan hasil produksi industri besar.

Kewirausahaan berfungsi sebagai penghubung sector, baik yang mempunyai kaitan

kedepan maupun kebelakang. Bahkan, dalam perekonomian modern seperti sekarang ini

tidak ada satupun mata rantai ekonomi yang terdiri hanya dari perusahaan besar dan dari

perusahaan kecil.

c. Meningkatkan efisiensi ekonomi.

d. Mampu meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap

sumberdaya yang ada. Kewirausahaan sangat fleksibel karena dapat menyerap

tenaga kerja local, sumber daya manusia untuk menjadi wiraswasta yang

tangguh. Sifatnya yang relative fleksibel membuat kewirausahaan mudah

beradaptasi dengan lingkungan yang terbatas infrastrukturnya. Berbeda

dengan usaha besar yang pada umumnya membutuhkan sumber daya dan dana

yang besar. Dalam kewirausahaan, biaya umum dan risiko relatif kecil karena

pemilihan lokasi mudah dilakukan.

e. Mendistribusikan pendapatan nasional

f. Kewirausahaan dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan

nasional. Kewirausahaan tersebar di pelosok tanah air, mulai dari perkotaan

sampai dengan pedesaan. Dalam peralihan struktur ekonomi nasional dari

ekonomi agraris ke ekonomi industri, kewirausahaan berfungsi sebagai

transformator dan mobilisator tenaga kerja lokal.

3. Tantangan Kewirausahaan dalam Konteks Global

Ada sejumlah alasan menarik mengapa perusahaan terdorong untuk

menembus pasar global. Alasan sederhana atmpak dari pembeli barang dan jasa di

negara-neara lain, baik pembeli dari pihak swasta, institusi , maupun badan-badan

Gustian Lestianto 0605888 18

Page 19: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

pemrintahan. Jika diperinci, maka beberapa alasan utama mengapa perusahaan-

perusahaan itu melakukan penetrasi kepasar global adalah:

1. rendahnya daya beli domestik

2. pasar domestik yang jenuh

3. mengeringnya pasar domestik

4. potensi pasar yang lebih besar

5. citra mutu yang terjamin

6. peremajaan tahapan daur kehidupan produk

7. perlindungan pangsa pasar yang ada

8. dorongan ekspor

alasan marketir tidak menembus pasar global:

a. pasaar dalam negeri yang kuat

b. ketidaktahuan pasar global

c. biaya relatif tinggi kebjakan negara sudah berkembang

d. perbedaan kebudayan

1. Ide Kewirausahaan

Dewasa ini pemerintah lebih menyadari pentingnya peningkatan tenaga

sumber daya manusia. Jika kualitas sumber daya manusia meningkat, otomatis akan

meningkatkan tingkat produktivitasnya secara normal pula. Jumlah pengangguran

diIndonesia dewasa ini cukup memprihatinkan di karenakan sempitnya lapangan

pekerjaan. Pengangguran dapat di atasi dengan menempatkan penganggur pada

lapangan pekerjaan. Untuk mempekerjakan para penganggur tersebut harus

diciptakan lapangan kerja baru yaitu dengan wirausaha.

2. Peluang Kewirausahaan

Gustian Lestianto 0605888 19

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

Page 20: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Untuk menggali peluang usaha atau bisnis, seorang wirausahawan harus

berfikir secara positif dan kreatif, diantaranya :

Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilakukan

Harus menerima gagasan-gagasan baru dalam dunia usaha atau bisnis

Harus bertanya kepada diri sendiri

Harus mendengarkan saran-saran orag lain

Pandai berkomunikasi

3. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan

memiliki pendidikan formal dan berdaya kreasi

mempunyai semangat etos kerja yang tinggi, berani, dan bertanggung jawab

terampil dan berpikir ulet

berwatak dan berkepribadian dengan kemampuan tinggi

mampu mengorganisasi diri sendiri, bawahan dan teman sekerja

mampu bergaul atau luwes dalam pergaulan

mengutamakan keberahasilan yang menguntungkan

tidak konsumtif, tidak boros, dan dapat berhemat

mempunyai pengalaman dalam berbisnis.

1. Cara Memasuki Dunia Usaha

a. Merintis Usaha Baru

Yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakann

modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk

usaha baru yang dapat dirintis, yaitu:

Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha

yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh satu orang.

Gustian Lestianto 0605888 20

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

Page 21: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Persekutuan (partnership), yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih

yang secara bersama-sama menjalankan usahanya.

Perusahaan berbadan hokum (corporation), yaitu perusahaan yang

didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.

b. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan

Yaitu membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan

diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang

sudah ada.

c. Kerjasama manajemen

Yaitu kerja sama antara wirausaha (franchise) dan perusahaan besar

(franchisor/parent company) dalam mengadaan persetujuan jual beli hak

monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Kerja sama ini biasanya dilakukan

dengan dukungan awal, seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian

peralatan, pola arus kerja pemilihan karyawan, iklan, pembukuan, pencatatan

dan akuntansi, konsultasi, standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat

hukum, dan sumber-sumber permodalan.

2. Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil

Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian pada suatu obyek

hendaknya dibawah tuntunan suatu hipotesis, yang berungsi sebagai pegangan

sementara atuau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya

didalam kenyataan.

Jenis-jenis hipotesis :

1) Prelimary hypothesis,yaitu hipotesis pendahuluan atau semntara, yang belum

atau sedang di uji kebenarannya

2) Hipotesis, yaitu hipotesis pada umumnya yang sudah diuji kebenarannya dan

telah diterima sebagai hipotesis

3) Hipotesis penelitian, yaitu hipotesis yang berfungsi sebagai penuntun dalam

melakukan penelitian

Gustian Lestianto 0605888 21

Page 22: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

4) Hipotesis kerja, yaitu hipotesis yang menuntun pelaksanaan penelitian,

merupakan rekomendasi yang disusun berdasarkan penelitian ilmiah.

5) Asumsi, yaitu anggapan, hipotesis ini berdasarkan aumsi-asumsi tertentu,

seperti pertambahan penduduk begini begitu

6) Hipotesis nol

Fungsi hipotesis :

Sebagai jawaban sementra yang masih perlu diuji kebenarannya

Petunjuk arah penidikan lebih lanjut

Sebagai shipotesis kerja

Suatu ramalan atu dugaan tentang sesuatu yang bakal dating atau bakal

ditemukan.

1. Pengelolaan Usaha

a) Perencanaan Usaha

Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan

tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi usaha,

peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan

pengelolanya.

Fungsi Perencanaan Usaha :

Sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan usaha

Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan Perencanaan Usaha Secara Detail

(Detailed Business Pland)

Langkah-langkah membuat perencanaan Usaha :

Latar Belakang Usaha

Gambaran Usaha Secara Detail

Analisis Pasar

Analisis Pesaing

b) Pengelolaan KeuanganGustian Lestianto 0605888 22

PENGELOLAAN USAHA DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

Page 23: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan, yaitu:

Aspek sumber dana

Aspek rencana dan penggunaan dana

Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan

2. Teknik dan Strategi Pemasaran

a) Perencanaan Pemasaran

Langkah-langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:

Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, langkah

pertama harus dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar

harus diarahkan pada kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa

yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang

bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset

pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar yang kita tuju dan

karakteristik konsumen.

Memilih Pasar Sasaran Khusus

Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen langkah

berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus ada tiga jenis pasar sasaran

khusus, yaitu:

1. Pasar Individual (individual market)

2. Relung Pasar (niche market)

3. Segmentasi Pasar (market segmentation)

Dari tiga alternative pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan

usaha baru lebih tepat bila memilih relung pasar atau peluang pasar (niche

market) dan pasar individual (individual market). Sedangkan untuk

perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar (market

segmentation).

Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan

Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan

lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam

Gustian Lestianto 0605888 23

Page 24: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

segmentasi pasar sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan

permintaan dari lingkungan persaingan. Ada 6 strategi untuk memenuhi

permintaan dari lingkungan yang bersaing:

1. Berorientasi pada pelanggan (Customer Orientation)

2. Kualitas (Quality), ialah mengutamakan TQM (Total Quality

Management) yaitu efektif, efesien, dan tepat.

3. Kesenangan (Convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada

kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.

4. Inovasi (Innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi

dalam produk, jasa, maupun proses.

5. Kecepatan (Speed), atau disebut juga TCM (Time Compression

Management), yang diwujudkan dalam bentuk :

a. Kecepatan untuk menempatkan produk baru dipasar

b. Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan

pelanggan (customer response time).

6. Pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Pemilihan Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil

pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan

keberhasilan strategi pemasaran.

Untuk menarik konsumen, wirausaha bisnis merekayasa indicator-

indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu

probe, product, price, place, promotion.

b) Strategi Pemasaran

Ada beberapa strategi dalam pemasaran sebuah usaha, antara lain :

Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)

Berorientasi pada Konsumen

Maksudnya :

1. Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah

secepat mungkin kekurangan tersebut.

Gustian Lestianto 0605888 24

Page 25: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

2. Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang

memuaskan.

3. Mintalah umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang

upaya perbaikan pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggan.

4. Buatlah komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada

konsumen.

5. Izinkan manajer untuk menunggu pelanggan temporer.

6. Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan

berhubungan dengan pelanggan.

7. Kembangkan pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi

betul-betul mengarah pada pelanggan.

Menurut Zimmer (1996:117), bagi usaha baru sangatlah cocok untuk

menerapkan Strategi “market driven”. Strategi ini dibangun berdasarkan enam

fundasi:

1. Orientasi konsumen,

2. Kualitas,

3. Kenyamanan dan kesenangan,

4. Inovasi,

5. Kecepatan,

6. Pelayanan dan kepuasan pelanggan.

c) Kiat Pemasaran bagi Usaha baru

Ada beberapa kiat untuk memasarkan suatu produk, antara lain :

Cari Peluang Pasar

Tempat yang Tepat

Tentukan target apa yang hendak kita capai

Banyaknya Barang yang dibutuhkan

3. Teknik PengembanganUsaha

a) Economic of Scale

Gustian Lestianto 0605888 25

Page 26: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja,

teknologi, system distribusi, dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha

atau peningkatan out-put akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti skala

usaha yang ada ekonomis (economics of scale). Sebaliknya bila peningkatan output

mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (disecominics of scale), maka tidak

baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, bila produk barang dan jasa yang dihasilakn

sudah mencapai titik yang paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa

dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan biaya. Economic of scale terjadi apabila

perluasan usaha atau peningkatan output menurunkan biaya jangka panjang.

b) Economic of Scope

Cara ini bisa dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru, produk,

dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta

dengan teknologi berbeda. Misalkan, usaha jasa angkutan kota diperluas dengan

usaha jasa bus pariwisata, usaha jasa pendidikan diperluas dengan usaha jasa

pelatihan, dan kursus-kursus. Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis (economics

of scope) dapat didefinisikan sebagai suatau diversifikasi usaha ekonomis yang

ditandai oleh biaya produksi total bersama (joint total production cost) dalam

memproduk dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil

daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing produk itu apabila

diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila

wirausaha memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya, lingkup usaha tidak

ekonomis (diseconomics of scope), dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi

usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama (joint total

production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-

sama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing

jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah.

4. Manajemen dan Strategi Kewirausahaan

a) Manajemen Kewirausahaan

Para wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan

sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi

dikendalikan dengan cara kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara

pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber-sumber

Gustian Lestianto 0605888 26

Page 27: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis kedalam suatu inovasi

yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-

sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesuatu dalam alam.

Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan

yang menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin

berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, di antaranya:

Fokuskan terhadap pasar, bukan pada teknologi.

Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiyainya

perusahaan.

Bangun team manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a”one-

person”show).

Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.

b) Strategi Kewirausahaan

Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi

pertumbuhan, yaitu:

a. Perubahan produk barang dan jasa. Hal ini menyangkut pertanyaan :

Produk dan jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? Bagaimana

perubahan kebutuhan mereka apakah dapat ditentukan?

b. Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, divesifikasi

produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha. Ini menyangkut

pertanyaan: Bagaimana pasar dapat dicapai? Bagaimana posisi strategis

perusahaan harus diperbaiki? Peluang mana yang akan diambil?

c. Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka

penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan,

dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal ini menyangkut

pertanyaan: Berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut dan

darimana sumbernya?

d. Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang

unik untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaan adalah bagaimana

sumber daya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses di

pasar?

e. Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk

memantapkan strategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku,

Gustian Lestianto 0605888 27

Page 28: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

sumber daya, dan komitmen yang dimiliki pesaing dimasa lalu. Apakah

pesaing akan merespons strategi yang kita terapkan? Kemampuan dan

perencanaan apa yang diperlukan untuk respons mereka?

f. Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan

untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan

pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan

selalu mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya?

g. Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka

panjang. Apakah keputusan penentuan harga dibandingkan dengan strategi

lain? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar sudah

dipahami?

h. Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi

strategis untuk merespons kebutuhan masyarakat?

i. Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas. Apakah

pertumbuhan perusahaan menimbulkan kekurangan likuiditas perusahaan.

5. Memelihara Spirit Wirausaha

Spirit wirausaha dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khusus tentang alasan

mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi

pelanggan, dan tentang apa kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari

pelanggan.

2) Mendidik wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan

pemasarannya, tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksinya

untuk dapat bersaing.

3) Minciptakan iklim kerja yang positif yang mendorong terciptanya ide-ide

baru. Dengan iklim yang kondusif, para intrepreuneur akan lebih kreatif

dalam mentrasformasikan ide-idenya. Para intrepreuneur secara ideal adalah

individu-individu yang bertanggung jawab dalam bidang marketing,

Gustian Lestianto 0605888 28

Page 29: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

teknologi, dan keuangan. Mereka adalah para creator dan inovator pada

perusahaan orang lain.

1. Kompetensi inti Kewirausahaan

Menurut A. Kuriloff, John M. Memphil, Jr dan Douglas Cloud (1993-1998) ada

empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang

seimbang agar kewirausahaan berhasil, di antaranya:

Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang

bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Misalnya,

kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-

betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.

Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar

yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup

perusahaan. Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang

spesifik, misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing.

Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan,

mengatur pembelian, penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba/rugi. Ia harus

mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya.

Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan

hubungan per-sonal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar

perusahaan. Ia harus mengetahui hubungan interpersonal secara sehat.

Pada umumnya, wirausaha yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut,

cenderung berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan yang

berupa pengetahuan dan bekal keterampilan kewirausahaan perlu dimiliki. Beberapa

bekal pengetahuan yang perlu dimiliki misalnya:

Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang ada

disekitarnya

Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

Gustian Lestianto 0605888 29

KOMPETENSI INTI DAN STRATEGI BERSAING DALAM KEWIRAUSAHAAN

Page 30: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri

Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis

Pengetahuan tentang siapa konsumennya.

2. Strategi Bersaing dalam Kewirausahaan

Strategi usaha yang dibuat oleh seorang wirausahawan , harus

dieksperimenkan dengan teknik dan metode baru.ada 5 langkah dasar yang harus

diikuti:

1) menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha (kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman)

2) memformulasikan strategi usaha jangka pendek dan jangka panjang (misi,

visi, obyektif, strategi dan kebijakan)

3) menerapkan rencana strategi (program, pnggaran, dan prosedur)

4) mengevaluasi kinerja strategi usaha

5) melakukan folow up dengan feed back yang berkesinaambungan

Sedangkan langkah-langkah penyusunan perencanaan lainnya yang perlu

ditempuh, yaitu:

1. menjelaskan masalah

2. memperoleh informasi yang lengkap

3. menanalisis dan menggolongkan informasi

4. perkiraan dan hambatan dalam perencanaan

5. menentukan perencaan pengganti

6. memiih rencana yang diusulkan

7. menyusun urutan dan waktu secara terperinci untuk rencana yang

diusulkan

8. memeriksa kemajuan-kemajuan rencana yang diusulkan

Gustian Lestianto 0605888 30

Page 31: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

1. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha

Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut

berbagai aspek baik itu dari aspek hokum, social ekonomi dan budaya, aspek pasar

dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajamen dan

keuanganya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitihan studi kelayakan

dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis

dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.

Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama

bagi para Investor yang selaku pemrakarsa, Bank selaku pemberi kredit, dan

Pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hokum dan perundang

undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya.

Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari

investasi, Bank berkepentingan untuk mengetahuitingkat keamanan kredit yang

diberikan dan kelancaran pengembalianya, Pemerintah lebih menitik beratkan

manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan

kesempatan kerja dll.

Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian,

maka diperlukan pertimbangan pertimbangan tertentu karena didalam studi kelayakan

terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakanya sehingga hasil dari

pada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau

bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.

Hal tersebut diatas adalah menunjukan bahwa dalam setudi kelayak akan

melibatkan banyak tim dari berbahai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek

Gustian Lestianto 0605888 31

ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA

Page 32: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

masing masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan

lain sebagainya.

2. Proses dan Tahapan Studi Kelayakan Usaha

Penemuan Ide Proyek

Produk yang akan dibuat harus berpotensi untuk laku dijual dan

menguntungkan, sehingga harus dilakukan penelitian terhadap kebutuhan paar dan

jenis produk. Penelitian jenis produk dapat dilakukan dengan criteria bahwa suatu

produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi,

memenuhi kebutuhan manusia tetapi produknya belum ada, dan untuk mengganti

produk yang sudah ada dengan produk yang lain yang mempunyai nilai lebih.

Sedangkan mengenai kebutuhan pasar, hasil penelitian yang diharapkan adalah bahwa

produk yang akan dihasilkan dapat dijual dipasar yang cukup sehat (permintaan yang

cukup baik dalam jangka panjang).

Selanjutnya, untuk menghasilkan ide proyek, perlu dilakukan yang

terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Ide proyek

yang dipilih pengamil keputusan biasanya tergantung pada tiga factor. Pertama, ide

proyek cocok dengan ‘kata hatinya’; kedua, mampu melibatkan diri dalam hal-hal

teknis, dan ketiga, keyakinan akan kemampuan proyek untuk menghasilkan laba.

Pada tahapan ini id eproyek dapat saja lebih dari satu, tetapi pada gilirannya akan

dipilih sesuai dengan prioritasnya.

Tahap Penelitian

Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam

dengan memakai metode ilmiah. Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah

data dengan memasukkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan

menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai,

menyimplkan hail hingga membuat laporan hasil penelitian.

Tahap evaluasi Proyek Bisnis

Ada tiga macam evaluasi proyek. Pertama, mengevaluasikan usulan proyek yang

akan didirikan; kedua, mengevaluasi terhadap proyek yang sedang beroperasi; ketiga,

mengevaluasi terhadap proyek yang baru selesai dibangun.

Gustian Lestianto 0605888 32

Page 33: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih standar atau

criteria kuantitatif maupun kualitatif. Untuk evaluasi proyek, yang dibandingkan

adalah seluruh ongkos yang ditimbulkan oleh usulan proyek serta manfaat atau

benefit yang akan diperoleh.

Tahap Pengurutan Usulan yang Layak

Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang dianggap layak dan terdapat

keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan semua proyek tersebut,

maka perlu dilakukan pemilihan proyek yang dianggap paling penting untuk

direalisasikan. Sudah tentu proyek yang diprioritaskan itu mempunyai nilai tertinggi

jiak dibandingkan dengan usulan proyek yang lain, berdasarkan criteria penilaian

yang telah ditentukan.

Tahap Rencana Pelaksanaan Bisnis

Setelah proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan

pembangunan proyek itu. Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan waktu

yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana,

ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain.

Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis

Setelah semua persiapan selesai, tahap pelaksanaan proyek dimulai. Semua tenaga

pelaksana proyek, mulai dari pemimipin proyek sampai pada tingkat yang paling

bawah, harus bekerja sama dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Memang pada kenyataannya sulit ditemukan bahwa rencana yang ibuat

sama persis dengan realisinya.

3. Analisis Studi Kelayakan Bisnis

Analisis aspek pemasaran

Dalam analisis pasar, biasanya terdapat komponen yang harus dianalisis dan

dicermati diantaranya :

a. Kebutuhan dan keinginan konsumen

Gustian Lestianto 0605888 33

Page 34: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

b. Segmentasi pasar

c. Target

d. Nilai tambah

e. Masa hidup produk

f. Struktur pasar

g. Persaingan dan strategi pesaing

h. Ukuran pasar

i. Pertumbuhan pasar

j. Laba kotor

k. Pangsa pasar

Analisis aspek produksi/operasi

Beberapa unsure dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis, diantaranya :

a. Lokasi operasi

b. Volume operasi

c. Mesin dan peralatan

d. Bahan baku dan bahan penolong

e. Tenaga kerja

f. Lay-out

Analisis aspek manajemen

Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen ada beberapa unsur yang harus

dianalisis meliputi komponen :

a. Kepemilikan

b. Organisasi

c. Tim manajemen

d. Karyawan

Analisis aspek keuangan

Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :

a. Kebutuhan dana

b. Sumber dana

Gustian Lestianto 0605888 34

Page 35: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

c. Proyeksi neraca

d. Proyeksi rugi dan laba

e. Proyeksi aliran kas ( Cas Flow )

Ada tiga jenis aliran kas, yaitu :

1. Aliran kas masuk

2. Aliran kas keluar

3. Aliran kas masuk bersih

4. Kriteria Investasi

1. Payback Period (PBP)

Adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran

investasi.

Contoh :

Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar

Rp.24.000.000. Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan setelah wajib

pajak sebesar Rp.5.000.000. Depresi sebesar Rp.3.000.000,00, maka periodnya

adalah :

Investasi Rp.24.000.000,00

Keuntungan setelah pajak Rp.5.000.000,00

Depresi Rp.3.000.000,00

Aliran kas masuk Rp.8.000.000,00

Payback period = 24.000.000,00 × 1 tahun = 3 tahun

8.000.000,00

2. Kriteria nilai bersih sekarang

Rumus :

Gustian Lestianto 0605888 35

Payback Period = Nilai investasi × 1 tahun

Kas masuk bersih

NPV(i) = Σ PFt (Bt) – Σ PFt (Ct) dimana t = 1,2,3…,n

Page 36: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Sedangkan PFt = (1+ i)-t adalah factor nilai sekarang .

Dimana ;

NPV = Nilai bersih sekarang

Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t)

i = Interest (tingkat bunga bank yang berlaku)

t = Periode waktu

(1+ i)-t = Discount factor atau Faktor Nilai Sekarang atau ( PFt )

3. Kriteria rasio manfaat-biaya (Benefit Cost Ratio)

Untuk menghitung Benefit Cost Ratio (BCR) digunakan rumus sebagai berikut :

4. Kriteria Internal Rate of Return (IRR)

Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai Net Preset Value (NPV) adalah

nol atau disebut indeks keuntungan. Kriteria IRR adalah :

Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara ekonomis

Dimana :

MARR = Minimum Atractive Rate of Return.

5. Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis

Investasi Modal Kerja

Manajemen modal kerja menyangkut keputusaninvestasi pada aktiva lancar

dan utang lancar. Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan

operasioanal. Perusahaan yang tidak mempunyai cukup modal kerja, tidak akan

mampu membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Investasi modal

kerja merupakan proses terus-menerus selama perusahaan beroperasi. Investasi modal

kerja biasanya akan berputar kurang dari satu periode normal operasi perusahaan.

Siklus operasi perusahaan terdiri atas tiga kegiatan pokok, yaitu: pengadaan bahan,

proses produksi, dan distribusi (penjualan). Aliran kas pada kegiatan ini sering tidak

sinkron, pengeluaran kas sering dilakukan jauh sebelum penerimaan kas, disamping

itu juga penjualan dan biaya yang harus dikeluarkan sering tidak pasti. Karenanya

Gustian Lestianto 0605888 36

BCR(i)

= Σ (Bt/(1+i)t)

(Co + Σ (Ct/

(1+i)t)

Page 37: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

perusahaan perlu menjaga agar modal kerja tetap tersedia. Investasi untuk modal

kerja pada umumnya merupakan investasi jangka pendek-menengah. Besar kecilnya

modal kerja tergantung beberapa factor, seperti:

- jenis produk yang dibuat

- Siklus operasi perusahaan

- Tingkat penjualan

- Kebijakan persediaan

- Kebijakan penjualan

- Efisiensi manajeman aktiva lancar

Investasi Jangka Panjang

Perusahaan memutuskan untuk menginvestasikan dananya saat ini dengan

harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan dating. Dalam kenyataannya,

setia medan investasi mempinyai tingkat keuntungan resiko kerugian yang berbeda.

Misalnya, dana sebesar Rp. 5 juta jika diinvestasikan dideposito dengan bunga 18%

setahun akan lebih aman, tetapi tingkat keuntungan lebih kecil dibandingkan

investasikan di kafe tenda yang dapat menghasilkan keuntungan sampai 75% dari

modal tetapi resiko kebangkrutan lebih besar.

Tindakan wirausaha berarti perencanaan dan pengendalian. Wirausaha

mengidentifikasi aspek-aspek bisnis yang vital bagi perkembangan masa depannya.

Mereka selalu berhasrat untuk meningkatkan prestasi mereka untuk menghilangkan

kelemahan-kelemahan, meningkatkan kekuatan dan belajar baik bagi keberhasilan

maupun kegagalan dan merencanakan, mengorganisasi masa depan perusahaan.

Wirausaha perlu bersikap positif dalam merencanakan masa depan dan

tekanannya adalah pada tindakan sebagai langkah lanjut dari perencanaan keuangan,

yang meliputi kesepuluh langkah berikut ini:

- Menetapkan tujuan-tujuan keuangan yang tepat bagi prusahaan anda

- Mengevaluasi strategi-strategi keuangan alternative

- Mengumpulkan dan mengevaluasi fakta dan angka keuangan untuk

melengkapkan rencana-rencana

- Menetapkan tingkat dan target efisiensi (baik jangka panjang maupun jangka

pendek) bagi para bisnis dipandang dari sudut imbalan bagi pemilik dan karyawan

Gustian Lestianto 0605888 37

Page 38: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

- Mengembangkan sebuah rencana keuangan menyeluruh untuk memberikan “peta

besar” masa depan

- Memeriksa kebenaran rencana menyeluruh dengan memeriksa setiap unsur untuk

memastikan bahwa setiap unsur itu realistic dalam hubungan dengan pengalaman

masa lampau

- Menganalisis rencana dengan membanndingkan dengan prestasi standar yang

sudah ditetapkan, baik intern maupu ekstern

- Meninjau kembali rencana, merevisi perlunya sampai tercapai sebuah kombinasi

strategi dan factor-faktor yang dapat diterima

- Menggunakan rencana sebagai kekuatan motivasi dengan mengkomunukasikan

hasil perencanaaan kepada personalia inti pada semua tahap proses

- Memastikan bahwa proses perencanaan diikuti oleh pengendalian yang

mencukupi dan memberitahukan serta memotivasi staf yang terlihat

Kesepuluh langkah ini dapat diringkaskan dan dimasukkan kedalam tahap

berikut:

- Hasilkan target-target keuangan jangka pendek dan jangka panjang.

- Menetapkan imbalan-imbalan jangka pendek dan jangka panjang .

- Menetapkan standar efisiensi yang meliputi semua aspek operasi.

- Mendokumentasi rencana keuangan yang menyuluruh.

- Memeriksa kebenaran rencana dan merevisinya bilamana perlu.

- Menganalisis rencana dan membuat perbandingan dengan standar yang sudah ada.

- Mengkomunikasikan rencana itu kepada karyawan dan menyiapkan tahap

pelaporan dan pengendalian.

6. Evaluasi Akhir Persiapan Bisnis Baru

1. Ringkasan pelaksanaan usaha, memuat tentang :

a. Kegiatan pokok perusahaan dan sistem pengelolaan.

b. Ciri-ciri dari produk/jasa dan pelayanannya.

c. Ukuran pasar dan prospek/potensi pasar.

d. Ringkasan proyek keuangan.

e. Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya.

Gustian Lestianto 0605888 38

Page 39: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

2. Deskripsi usaha memuat tentang :

a. Visi dan misi perusahaan

b. Tujuan jangka pendek

c. Struktur usaha

d. Bentuk perusahaan

3. Produk dan pelayanan-pelayanan yang disajikan memuat tentang :

a. Produk barang dan jasa yang akan disajikan

b. Keunggulan dari barang dan jasa

c. Peluang-peluang pengembangan barang dan jasa

d. Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa

4. Analisis industri memuat tentang :

a. Kecendrungan industri yang disenangi

b. Lingkungan industri yang berpengaruh

c. Izin dan peraturan untuk membangun industri

d. Ukuran industri yang akan didirikan

e. Keunggulan dan kelemahan industri

5. Analisis pasar memuat tentang :

a. Target pasar atau pasar sasaran

b. Kebutuhan pelanggan

c. Potensi penjualan

d. Perkiraan perolehan pangsa pasar

6. Strategi pemasaran memuat tentang :

a. Lokasi pemasaran

b. Saluran industri atau jaringan usaha yang dipilih

c. Personal yang akan melakukan penjualan

d. Kebijaksanaan harga yang sesuai

e. Tujuan-tujuan promosi untuk mencapai tujuan

7. Pengelolaan memuat tentang :

a. Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing

b. Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan

c. Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan

d. Pimpinan direktur atau pengelola

Gustian Lestianto 0605888 39

Page 40: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

8. Operasi usaha memuat tentang :

a. Leveransir utama

b. Kebutuhan pegawai

c. Sistem dan prosedur operasi

d. Tata ruang dan denah rencana

9. Proyeksi keuangan biasanya meliputi :

a. Jumlah modal sendiri

b. Jumlah dan jenis keuangan

c. Rencana penggunaan dana dan Proyeksi aliran dana

1. Etika dan Norma-norma Bisnis

Ethical issues dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori umum, yaitu:

1. Bribery (suap).

Merupakan tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima, atau

meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan

seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik.

Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli

pengaruh. ‘Pembelian’ itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan

sejumlah uang atau barang, maupun ‘pembayaran kembali’ setelah deal

terlaksana.

Suap kadangkala tidak mudah dikenali. Pemberian cash atau

penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara

suap, tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai

Gustian Lestianto 0605888 40

ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

Page 41: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

suap, tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh

pemberi hadiah.

2. Coercion (paksaan)

Merupakan tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan

menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman

untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri

terhadap seorang individu.

3. Deception (penipuan)

Merupakan tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan

mengucapkan atau melakukan kebohongan.

4. Theft (pencurian)

Merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau

mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya.

Properti tersebut dapat berupa property fisik atau konseptual.

5. Unfair discrimination

www.nofieiman.com 2

Merupakan perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang

tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan,

atau agama…. Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang

dengan sama (setara) tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara

mereka yang ‘disukai’ dan tidak.

THE IMPORTANCE OF ETHIC IN BUSINESS

Perilaku etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam

sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif

baik lingkup makro ataupun mikro, yang akan dijelaskan dalam bab dua ini.

1. Perspektif Makro

Pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan

lebih efektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan

barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan market sysem untuk

dapat efektif :

a. hak memiliki dan mengelola properti swasta

b. kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa

Gustian Lestianto 0605888 41

Page 42: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

c. ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa

Jika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang

tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan

mengambat pertumbuhan sistem secara makro.

Pengaruh dari perilaku tidak etis pada perspektif makro :

a. penyogokan atau suap

Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih dengan

cara mengubah kondisi yang mendasari penfambilan keputusan.

b. coercive act

Mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan ancaman

atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis.

c. deceptive information

d. Pecurian dan penggelapan

e. unfair discrmination

www.nofieiman.com 3

2. Perspektif Mikro

Dalam lingkup ini perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam

lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana supplier, perusahaan, konsumen,

karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada

lingkup makro. Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga

etika sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga

dengan baik.

MORAL STANDARDS

Standar moral merupakan tolok ukur etika bisnis. Dimensi etis

merupakan dasar kajian dalam pengambilan keputusan. Etika bisnis yang

berfokus pada cenderung etika terapan daripada etika normatif. Dua prinsip

yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan

keputusan yaitu :

1. Prinsip Consequentialist

Konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan.

Artinya

ialah keputusan dinilai etis atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak)

Gustian Lestianto 0605888 42

Page 43: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

keputusan tersebut.

2. Prinsip Nonconsequentialist

Terdiri dari rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan

pengambilan keputusan etis dan berdasarkan alasan bukan akibat

(konsekuensi).

a. Prinsip Hak

Menjamin hak asasi manusia. Hak ini berhubungan dengan kewajiban

untuk tidak saling melanggar hak orang lain.

b. Prinsip Keadilan

Keadilan biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan kesamaan.

Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

1. Keadilan distributif

Keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefit dan beban

antar anggota kelompok. Benefit terdiri dari pendapatan, pekerjaan,

www.nofieiman.com 4

kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas

kerja, pajak dan kewajiban sosial.

2. Keadilan retributif

Keadilan yang terkait dengan retribution (ganti rugi) dan hukuman

atas kesalahan tindakan. Seseorang bertanggungjawab atas

konsekuensi negatif atas tindakan yang dilakukan kecuali tindakan

tersebut dilakukan atas paksaan pihak lain.

3. Keadilan kompensatoris

Keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi pihak yang

dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan

medis, pelayanan dan barang penebus kerugian. Masalah terjadi

apabila kompensasi tidak dapat menebus kerugian, misalnya

kehilangan nyawa manusia.

THE EMPIRICAL EVIDENCE

Riset empiris dalam rangka memahami masalah etika dalam lingkungan

perusahaan sebagian besar dilakukan dengan cara survei. Hasil riset tersebut

sangat tergantung oleh pertanyaan dalam kuesioner dan sampel pada riset

Gustian Lestianto 0605888 43

Page 44: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

tersebut. Secara garis besar, kajian dalam riset etika tersebut adalah karakter

pribadi, karakter perusahaan dan pengambilan keputusan.

Karakter Pribadi

Kajian karakter pribadi dibatasi pada nilai pribadi, tingkat perkembangan

moral dan karakter demografi yang dipilih. Nilai pribadi sangat

mempengaruhi

perilaku etis.

Karakter Perusahaan

Riset etika bisnis sebagian besar berfokus pada beberapa hal yaitu iklim

perusahaan, tujuan perusahaan dan investigasi stakeholder. Salah satu ukuran

yang digunakan dalam mengevaluasi etika perusahaan adalah iklan. Pesan

www.nofieiman.com 5

yang disampaikan melalui iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap

nama baik perusahaan.

Pemahaman iklim perusahaan juga dapat memberikan petunjuk

mengenai perilaku individu yang sesuai untuk mencapai tujuan perusahaan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku etis adalah sebagai berikut :

1. Tekanan atasan terhadap karyawan yang menyangkut perintah

melanggar aturan.

2. Pengaruh rekan kerja, atasan dan pasangan perkawinan.

3. Sistem informal dalam perusahaan.

4. Kondisi kritis perusahaan.

Pengambilan Keputusan

Dimensi etika dipengaruhi oleh jenis masalah yang dihadapi oleh

pengambil keputusan,sebagai contoh adalah manajer pemasaran menghadapi

permasalahan etika yang berbeda dengan manajer operasional karena bidang

yang dihadapi juga berbeda.

Harvard Business Review memaparkan bahwa manajer pemasaran lebih

berpeluang untuk melakukan tindakan melanggar etika. Hasil riset Chonko

dan Hunt menyatakan bahwa faktor utama terjadinya masalah etika oleh

manajer pemasaran adalah tuntutan untuk menyeimbangkan antara target

penjualan perusahaan dengan kebutuhan customer.

ETHICS AND DECISION MAKING

Gustian Lestianto 0605888 44

Page 45: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Personal Traits

Etika seseorang dipegaruhi oleh berbagai hal, seperti:

- Personal values

Value _ kepercayaan yang menjadi dasar seseorang bersikap.

Ethical values_ keyakinan preskriprif mengenai yang benar dan yang

salah.

Jenis values ada 2, yakni instrumental (konsepsi mengenai cara

bertingkah laku yang diinginkan yang instrumental dalam pencapaian

www.nofieiman.com 6

hasil akhir, contoh: ambisius, pekerja keras, dll) dan terminal

(konsepsi mengenai tujuan utama, cth: hidup yang nyaman).

_ Personal values dipengaruhi oleh 3 personal traits, yaitu: ego strength,

field dependence, dan locus of control.

- Stage of moral development

Menurut Kohlberg ada 6 tahapan pengembangan moral, yang

domasukkan dalam 3 level, yaitu preconventional (tahap 1&2),

conventional (tahap 3&4), postconventional (tahap 5&6). Tahapantahapan

tersebut bergerak dari self-centered menuju group centered dan

principled. Orang-orang pada tahapan atas cenderung lebih mampu

membuat keputusan etis daripada orang-orang yang pada tahapan di

bawahnya. Hanya sedikit orang yang mampu mencapai dua tahpan yang

terakhir.

- Moral approbation

_ hasrat untuk menghindari hal-hal yang tidak sesuai moral.

Teori moral approbation berdasarkan pada empat komponen perbuatan:

besar-kecilnya konsekuensi (magnitude of consequences), certitude of

evil, tingkat keterlibatan , dan tekanan untuk patuh.

_ Organizational traits

- Organizational climate: persepsi bersama akan aspek-aspek yang

secara psikologis penting dalam lingkungan kerja.

- Organizational goals: organizational terminal values. Tujuan- tujuan

organizational tersebut diharapkan dapat memberi pengaruh besar

dalam pengembangan corporate codes, kebijaksanaan dan perilaku

Gustian Lestianto 0605888 45

Page 46: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

manajemen.

_ Decision Process

Komponen-komponen decision process: Management problem, decision

alternatives, decision dimension dan two-stage decision process.

www.nofieiman.com 7

MAKING MORAL DECISION

Kondisi yang diperlukan untuk memasukkan etika kedalam pengambilan

keputusan, yaitu (1) kultur organisasional harus mendukung pembuatan

keputusan etis (2) manajer harus memiliki alat (ethics tools) untuk melakukan

evaluasi terhadap dimensi etika dari suatu keputusan.

1) Kultur organisasional (Chp 5) adalah kumpulan dasar-dasar asumsi,

kepercayaan dan nilai yang dibentuk didalam organisasi yang mencakup

baik lingkungan internal maupun eksternal. Menurut Kotter & Heskett, ada 2

level kultur perusahaan, yaitu (a) mencakup nilai – nilai yang di- share oleh

anggota organisasi, (b) mencakup norma-norma yang dijadikan pedoman

prilaku anggota organisasi dalam aktivitas sehari-hari. High-performing

cultures pasti mempromosikan prilaku etis. Kultur yang mendukung prilaku

etis akan memotivasi manajer untuk menghasilkan alat-alat keputusan yang

diinginkan.

2) Ada 3 level dimensi keputusan yaitu unacceptable, marginally acceptable,

dan acceptable. Sebelum membuat suatu keputusan, manajer

mengumpulkan informasi mengenai suatu masalah dan alternatif yang

dipertimbangkan, untuk itu digunakan decision support model. Dari model

tersebut dapat ditentukan apakah keputusan tersebut unacceptable,

marginally acceptable atau acceptable. Ethics tools dapat dibentuk melalui

program pelatihan ataupun self-study.

Perubahan kultur yang signifikan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan

tiada jaminan keinginan tersebut dapat berpengaruh. Menurut Kotter &

Heskett,

untuk berubah secara sukses menjadi performance-enhaching culture, seorang

manajer harus menemukan yang memiliki 3 karekteristik, yaitu (a) pemimpin

yang efektif (b) memiliki perspektif outsider (c) memiliki insider’s resources.

Gustian Lestianto 0605888 46

Page 47: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

2. Cara-cara Mempertahankan Standar Etika

1. Pengendalian diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu

mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun

dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri

tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak

lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan

pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu

merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus

memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,

bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan,

melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang

dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi

sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian

bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup

keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku

bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung

jawab terhadap masyarakat sekitarnya.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-

ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi

Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,

tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan

kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang

dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan

kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan

sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan

golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan

besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya.

Gustian Lestianto 0605888 47

Page 48: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang

seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada

saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa

mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak

meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal

mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang

walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh

keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,

Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita

yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi

dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai

kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima

kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan

menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan kongkalikong"

dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan

“kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha

kuat dan golongan pengusaha kebawah

Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling

percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha

lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha

lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya

ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan

kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam

dunia bisnis.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah

disepakati bersama

Gustian Lestianto 0605888 48

Page 49: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat

terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan

etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati,

sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain

mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas

semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap

apa yang telah disepakati

Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua

memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu

hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut,

seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.

3. Tanggung Jawab Perusahaan

Pemeliharaan hubungan antara produsen dan konsumen terletak pada nilai-

nilai komparatif yang dianut, tentang pengakuan atas hak-hak yang bersifat mendasar

atau asasi. Biasanya perusahaan harus bertanggung jawab atas keselamatan konsumen

agar dapat mempertahankan kepercayaan yang diberikan konsumen kepada

perusahaan. Sehingga perusahaan berkewajiban untuk melakukan hal-hal sebagai

berikut:

• Memproduksi barang yang benar-benar aman untuk digunkan

• Menginformasikan secara lengkap tentang produknya

• Memberikan petunjuk tentang cara pengunaannya

• Menyampaikan batasan-batasan penggunaan

• Menjelaskan komposisi produk.

Bentuk kepedulian yang harus dilakukan perusahaan kepada konsumen

diantaranya yaitu:

1. Dalam memproduksi suatu produk, keselamatan pengguna harus

diprioritaskan paling tinggi

Gustian Lestianto 0605888 49

Page 50: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

2. Kalangan bisnis harus meninggalkan kebiasaan menyalahkan konsumen

dengan lasan salah menggunakan, tidak mengikuti tata cara penggunaan.

3. Pentingnya pemantauan proses produksi

4. Jika suatu produk telah lulus dari semua persyaratan yang telah ditentukan,

terutama yang menyangkut keamanan penggunaannya, berarti produk tersebut

teleh siap dipasarkan

5. Kesediaan produsen untuk menanggapi secara cepat, rasional, dan objektif

keluhan yang mungkin timbul dari kalangan pengguna.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Hamzah Sendut, John Madsen & Gregory Thong Tin Sin “ Managing

in A Plural Society “, (1989) , Longman, Singapore .

Umar Husein, business in introducttion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama, 2000.

Gustian Lestianto 0605888 50

Page 51: 46842625 Tugas Individu Kewirausahaan Gustian Lestianto 0605888

Iec (innovative entrepreneurship challenge),ENTREPRENEUSHIP: THE NEXT

EVOLUTION / seminar wirausaha 1 ITB.

Madura Jeff, Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba 4, 2001.

Asdep, Kewirausahaan. Jakarta: Kementrian koperasi dan usaha kecil menengah,

2003.

Tejasutisna Ating, Kewirausahaan SMK tingkat 2. Bandung: Amirco, 2001.

Gustian Lestianto 0605888 51