2.6 Teknik Infiltrasi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    1/22

    2.6 Teknik Anestesi Infiltrasi untuk Rahang Atas dan Rahang Bawah

    2.6.1 Teknik Anestesi Infiltrasi untuk Rahang Atas

    Teknik anestesi lokal infiltrasi merupakan teknik anestesi daerah yang

    diinervasi oleh ujung-ujung saraf terminal. Teknik anestesi infiltrasi adalah

    metode untuk kontrol nyeri atau untuk anestesi dengan cara mendepositkan

    larutan anestesi di dekat serabut terminal dari saraf dan akan terinfiltrasi di

    sepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan menimbulkan efek anestesi

    dari daerah terlokalisir yang disuplai oleh saraf tersebut. (Malamed, 200 !

    "ambar. #okasi local anestsi untuk gigi insisif.

    $umber % Malamaed, 200

    Teknik anestesi infiltrasi untuk rahang atas dapat digunakan karena

    cortical plate pada rahang atas tipis secara alami sehingga larutan anestesi yang

    diberikan dapat berdifusi ke dalam jaringan yang kemudian akan mencapai saraf

    yang dituju. &ndikasi teknik infiltrasi adalah untuk anestesi pulpal bagi satu atau

    dua gigi maksila dan untuk anestesi jaringan lunak. (Malamed, 200 !

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    2/22

    'ontraindikasi teknik ini antara lain apabila terdapat inflamasi akut ataupun

    infeksi pada area yang ingin dianestesi dan apabila ada tulang padat yang

    menutupi apikal gigi yang ingin dianestesi. 'euntungan dari teknik infiltrasi

    adalah mudah diterapkan, umumnya atraumatik dan memiliki tingkat keberhasilan

    yang tinggi yaitu )*.

    +rea yang dianestesi adalah area yang diinervasi oleh cabang-cabang

    nervus terminal besar antara lain pada area pulpa dan apeks gigi, periosteum

    bukal, dan membrane mukosa serta jaringan ikat. (Malamed, 200 !

    "ambar % &njeksi supraperiosteal pada region maksila. arna

    kuning menunjukan area yang akan dianestesi.

    $umber % Malamaed, 200

    'elemahn dari teknik ini adalah tidak sesuai jika diterapkan pada daerah

    yang luas karena membutuhkan insersi jarum yang banyak dan larutan anestesi

    yang banyak pula. Teknik ini menggunakan jarum 27 gauge yang diinsersikan

    dengan target area yaitu daerah apical dari gigi tersebut. rosedur teknik infiltrasi

    ini adalah sebagai berikut % (Malamed, 200 !

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    3/22

    Teknik &nfiltrasi untuk "igi remolar $atu ahang +tas

    ($umber % Malamed Te/tbook of #ocal +nesthesia th edition!

    1. ersihkan area yang akan dianestesi dengan gauze steril yang kering2. +plikasikan antiseptic local bila perlu.3. +plikasikan anestesi topikal minimal 1 menit4. +rahkan jarum suntikan dengan bevel menghadap tulang). +ngkat bibir dan tarik mukosa hingga tegang

    . egang syringe paralel dengan sumbu panjang gigi

    . &nsersikan jarum ke lipatan mukobukal vertikal pada gigi target

    5. Masukkan jarum lebih dalam hingga bevel mencapai region apikal dari

    gigi target. +spirasi dua kali

    10. 6ika aspirasi negative, masukkan larutan anestesi 0, ml perlahan selama

    20 detik ( jangan sampai jaringan menggembung!11. Tarik syringe perlahan12. Tunggu tiga hingga lima menit sebelum prosedur dental dilakukan

    "ambar % 6arum suntik harus dalam posisi parallel terhadap sumbu

    panjang gigi dan dimasukkan sedalam mukobukofold.

    $umber % Malamaed, 200

    +da dua gejala dan tanda apabila anestesi infiltrasi ini berhasil, yang

    pertama adalah gejala subjektif yaitu rasa baal7kebal pada area admistrasi, dan

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    4/22

    gejala objektif yaitu tidak adanya rasa nyeri selama prosedur dental dilakukan,

    dan dengan 8 T ( electrical pulp testing ! tidak menimbulkan respon dari gigi

    hingga output (50750!.

    'egagalan teknik ini dapat terjadi apabila ujung jarum terletak di ba9ah

    apeks gigi target yang menyebabkan tertumpuknya larutan anestesi di ba9ah gigi

    maksila sehingga menyebabkan anesthesia jaringan lunak namun gigi tidak

    teranestesi dengan baik. 'egagalan juga dapat terjadi apabila ujung jarum terletak

    jauh dari tulang yang menyebabkan tertumpuknya larutan di jaringan bukal. :ara

    membenarkan kesalahan tersebut yaitu dengan mengarahkan jarum lebih dekat ke

    jaringan periosteum. (Malamed, 200 !

    Tabel 1. Rata – rata tinggi gigi

    $umber % Malamaed, 200

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    5/22

    2.6.2 Teknik Anestesi Infiltrasi untuk Rahang Bawah

    &nfiltrasi lokal pada membrane mukosa (submucosal injection!. $araf yang

    teranestesi adalah sama seperti pada infiltrasi rahang atas yaitu ujug cabang saraf

    terminal. ;aerah yang teranestesi terbatas pada tempat di mana larutan anestesi

    local diinjeksikan. #angsung pada tempat yang dituju, Teknik ini diindikasikan u

    ntuk menganestesi membrane mukosa dan jaringan submukosa pada daerah yang

    akan dilakukan tindakan, misalnya %

    1. ada insisi mukosa, gingivektomi, atau eksisi lesi pada jaringan lunak 2.

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    6/22

    "ejala subjektif yang ditimbulkan yaitu terasa kebas pada daerah yang dianestesi..

    (Malamed, 200 !

    "ambar % &nfiltrasi lokal dengan teknik submucosal injection pada

    mukosa bukal rahang ba9ah (kiri! dan mukosa alveolaris lingual

    rahang ba9ah (kanan!, jarum ditusukkan pada membran mukosa

    sedalam jaringan submukosa kemudian cairan anestesi diinjeksikan

    dengan perlahan-lahan

    "ambar % >ield lock dengan teknik paraperiosteal injection untuk

    gigi anterior rahang ba9ah.

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    7/22

    2.7 Teknik Anestesi Blok Nervus alatinus

    "ambar % ersyarafan pada rahang atas$umber % Malamaed, 200

    2.7.1 Blok Nervus alatinus Anterior

    lok nervus palatinus anterior atau dapat disebut dengan greater palatine

    nervus blok . ?ervus palatinus anterior keluar dari foramen palatinus major.

    $edangkan daerah yang teranestesi adalah bagian posterior dari palatum durum

    mulai dari premolar atau mukoperiosteum dan mukosa palatal duapertiga

    posterior palatum durum, mulai dari pertengahan kaninus atau sampai dengan

    batas posterior palatum durum.

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    8/22

    "ambar % ;aerah yang teranastesi pada teknik anestesi blok nervus

    palatine anterior.

    $umber % Malamaed, 200

    &ndikasinya adalah untuk anestesi daerah palatum dari premolar satu

    sampai molar tiga dan operasi daerah posterior dari palatum durum dan untuk

    mengontrol rasa sakit saat bedah periodontal atau bedah mulut yang mencakup

    palatum keras dan palatum lunak. 'euntungan dari teknik anestesi ini adalah

    meminimalisasi dari penetrasi jarum dan jumlah larutan yang masuk (valume

    minimum larutan 0,4) = 0. m#!. (Malamed, 200 !

    Tekniknya adalah sebagai berikut %

    (1! ?ervus palatinus anterior keluar dari foramen palatinus mayor yang

    terletak antara molar dua, molar tiga dan 173 bagian dari gingiva molar

    menuju garis median. 6ika tempat tersebut telah ditentukan, tusuklah

    jarum dari posisi berla9anan mulut (bila di suntikkan pada sebelah kanan,

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    9/22

    maka arah jarum dari kiri menuju kanan! sehingga membentuk sudut 0@

    dengan curve tulang palatinal(2! Tusukkan jarum tersebut perlahan-lahan hingga kontak dengan tulang(3! injeksikan anestetikum sebanyak 0,2)-0,) cc secara perlahan = lahan.

    "ejala subjektif yang dirasakan kebas pada mukosa palatum bagian posterior

    apabila dirasa dengan lidah.

    "ambar % ;aerah target anestesi blok nervus palatina anterior

    $umber % Malamaed, 200

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    10/22

    "ambar % osisi operator saat penetrasi jarum pada anestesi blok

    nervus palatina anterior.

    $umber % Malamaed, 200

    "ambar % $udut jarum saat di masukan ke dalam jaringan.

    ;igunakan teknik prepuncture yaitu bevel dari jarum ditempatkan pada jaringan lunak, berikan tekanan dengan cotton bud. #arutan anestesi lokal

    masuk sebelum jarum masuk kejaringan.

    $umber % Malamaed, 200

    2.7.2 Anestesi Blok Nervus Naso!alatinus

    &ndikasi dari pera9atan ini adalah ketika anestesi jaringan lunak palatal

    diperlukan untuk terapi restorative pada lebih dari dua gigi (misalnya pada

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    11/22

    restorasi subgingival dan insersi matriks band secara subgingival!.$elain itu

    teknik ini diindikasikan untuk mengkontrol rasa nyeri selama prosedur

    periodontal atau oral surgical yang melibatkan jaringan lunak dan keras pada

    palatal.'ontraindikasi dari pera9atan ini adalah adanya inflamasi atau infeksi

    pada area yang mau diinjeksi dan area terapi yang kecil dimana hanya melibatkan

    satu atau dua gigi.'euntungan dari teknik ini adalah meminimalisir penetrasi

    jarum dan volume dari solusi.Teknik ini juga dapat mengurangi rasa

    ketidaknyamanan pasien dari penetrasi beberapa jarum dan merupakan teknik

    yang paling sering menyebabkan trauma pada pasien.$araf yang teranestesi adalah nervus nasopalatinus bilaterally yang keluar

    dari foramen incisivus . ;aerah yang teranestesi yaitu daerah anterior dari palatum

    keras ( soft dan hard tissue ! dari mesial gigi premolar pertama kanan ke mesial

    gigi premolar pertama kiri. (Malamed, 200 !

    "ambar % ;aerah yang teranestesi oleh nasoplatine nerve block .$umber % Malamaed, 200

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    12/22

    "ambar " ;aerah target nasopalatine nerve blok.$umber % Malamaed, 200

    Teknik anestesi blok nervus nasopalatine %

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    13/22

    "ambar % +plikasikan anestesi topical selama 2 menit

    kemudian tekan pada papilla insisivus.$umber % Malamaed, 200

    "ambar % :otton bud terus ditekan sampai pemasukan

    larutan anestesi selesai. 6arum dimasukan di lateral papilla insisvus

    atau sekitar 4) o

    $umber % Malamaed, 200

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    14/22

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    15/22

    penyimpanan dan tidak berinteraksi dengan material anaesthetic circuit atau

    dengan soda, tidak mudah terbakar dan eksplosif, dapat menyebabkan kehilangan

    kesadaran dengan analgesik dan relaksasi otot, cukup poten untuk adanya

    penggunaan inspirasi oksigen dengan konsentrasi tinggi ketika dibutuhkan, tidak

    dimetabolisme oleh tubuh, tidak beracun, dan tidak merangsang reaksi alergik.

    Menghasilkan depresi yang minimal pada sistem kardiovaskuler dan

    pernapasan dan harus tidak berinteraksi dengan obat-obat lain yang juga dipakai

    selama anestesi dan juga inert, berkurang secara cepat dan menyeluruh dalam

    bentuk yang tidak berubah melalui paru-paru. ( $ingh.200 !

    Minimal alveolar concentration (M+:! adalah konsentrasi anestesi terendah

    pada alveolus pulmonalis yang dibutuhkan untuk menghasilkan imobilitas

    terhadap respon hingga stimulus sakit (incisi bedah! pada )0* individu. Aal ini

    diterima sebagai perhitungan yang valid terhadap potensi anestesi umum inhalasi

    karena tetap konstan pada tiap jenis bahkan pada beragam kondisi. M+:

    merefleksikan kapasitas anestesi untuk masuk ke dalam sistem saraf pusat dan

    untuk mencapai konsentrasi yang cukup pada membran neuronal.:ontoh obat

    untuk anestesi inhalasi% halothane, isoflurane, desflurane, sevoflurane, nitrous

    o/ide.

    1. Nitrous o*ide

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    16/22

    "ambar % Tabung gas nitrous o/idehttp%77999.cironpharma.com7

    "as nitrous oksida merupakan gas tidak ber9arna, tidak berbau, tidak

    mengiritaasi, non-inflammable dan memilik rasa manis. +nestesi lemah, dengan

    nilai M+: lebih dari 100. 'urang poten untuk induksi, sehingga dipakai untuk

    penjagaan anestesi.

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    17/22

    "ambar % "ambar anestesi inhalasi halothane

    http%77999.slideshare.net7aramshah2

    Aalothane merupakan agen anestesi volatile liquid yang poten, bersifat

    non-iritan dan non-inflammable . ;apat menghambat refleks pada laring dan

    faring. Aalothane menyebabkan depresi pernapasan yang lebih besar,

    menghambat kontraksi usus dan uterin. :urah jantung juga dikurangi sebesar 20

    = )0 persen apabila anestesi dihisap pada konsentrasi 0,5 sampai 1,2 persen yang

    diperlukan untuk anestesi bedah. 'onsentrasi inspirasi sekitar 30*, jika

    berlebihan akan segera menyebabkan depresi miokardia dan pernapasan yang

    fatal.Ebat ini dapat menurunkan tonus otot bronkial, sehingga menguntungkan

    untuk pasien yang berisiko mengalami bronkokonstriksi. engulangan pemakaian

    halothane harus berselang 12 minggu karena dapat menyebabkan disfungsi hepar

    jika digunakan dengan tidak bijak. ( $ingh.200 D "ilder.200 !

    ,. Isoflurane- esflurane dan /evoflurane

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    18/22

    &soflurane memiliki aksi yang serupa dengan halothane,tetapi potensinya

    kurang sebagai depresan kardiak dan tidak bersifat hepatotoksik. ;esflurane

    serupa dengan isoflurane, namun kurang poten. $evoflurane bersifat non-

    inflammable dan non irritant lebih poten daripada desflurane dan pemulihannya

    lebih cepat. 8fek pernapasan dan peredaran darahnya mirip dengan isoflurane.

    ( $ingh.200 D "ilder.200 !

    Tabel 2 % 6enis +nestesi umum

    $umber % $ingh, 200

    I. Inhalational Anasthethics

    a. "ases ?itrous o/ide 0 * dengan agen lain:yclopropane ) = 2) *

    b. Folatile liGuids8ther ( ;iethyl ether ! 3-10*Trichloroethylene (T ?8! 0,2) = 0, ) *

    Aakothane (>#E +?8! 0,5 = 2.0 *

    &&. &ntravenous anestheticsa. entanyl roperidol 2.! mg " fentanyl #.#!

    mg$ml% &-'

    ml is diluted in glucose solution and

    infused

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    19/22

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    20/22

    "ambar % +nestesi intravena thiopentone

    http%77999.cironpharma.com7

    Thiopentone merupakan obat anestesi umum dari golongan barbiturat.+ksi

    cepat, biasanya dengan onset tidur perlahan, pasien hilang kesadaran dalam

    9aktu 30 = 4) detik, kemudian pulih kembali setelah 4- menit.Ebat ini

    tidak memiliki efek analgesik, alkalin kuat, dapat menyebabkan nekrosis

    parah pada kecelakaan administrasi ekstravaskuler. $ebaiknya diinjeksikan

    melalui cateter untuk mencegah hal ini.

    Tidak digunakan sebagai anestesi utama pada prosedur pembedahan,

    karena menyebabkan zero-order elimination kinetic . ;imetabolisme di

    hepar. 8fek samping% hipotensi, apnea, obstruksi jalan napas, aritmia,

    batuk, bersin, reaksi hipersensitif. ;osisnya untuk anak dan de9asa 3-)

    mg7kg diberikan perlahan selama 10-1) detik. ( $ingh.200 D "ilder.200 !

    2. ro!ofol

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    21/22

    "ambar % +nestesi intravena propofol

    http%77999.cironpharma.com7

    &nduksi cepat (30 detik! dan pemulihan cepat pula (4 menit!. ;igunakan untuk

    induksi dan maintenance .Terkadang terasa sakit ketika diinjeksikan intravena,

    dapat dikurangi rasa sakitnya dengan lidocaine. ( $ingh.200 D "ilder.200 !

    ,. 0eta&ine

    "ambar % +nestesi umum ketamine

    http%77999.cironpharma.com7

  • 8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi

    22/22

    'etamine sudah jarang digunakan 9alaupun obat ini memiliki efek analgesik

    yang baik. +nestesi bertahan hingga 1) menit dan tidak menyebabkan hipotensi,

    jarang menyebabkan bronkospasme,tidak menghasilkan relaksasi otot,

    meningkatkan detak jantung juga meningkatkan tekanan intrakranial dan

    intraokular. ;osis untuk induksi intravena 1-2 mg7kg, intramuskular -5 mg7kg,

    dosis untuk maintenance+ yaitu dengan dosis serial )0* dosis &F dan 2)* dosis

    &M, dan dosis sebagai analgesik 0,) mg7kg. ( $ingh.200 D "ilder.200 !

    "irdler,?M. Aill,:M. ilson '8. 200 . :linical $edation in ;entistry.