250358738 Laporan Kasus Stroke Perdarahan Intras

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapuran kasus stroke pendarahan

Citation preview

LAPORAN KASUSSTROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL

Disusun oleh:Nurrahma Putri Hapsari10700219

Pembimbing:dr. Aziz Abdullah, Sp.S

SMF ILMU SARAFRSUD BANGILJAWA TIMUR 2015

BAB ITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stroke Perdarahan Intraserebral2.1.1 Definisi Stroke perdarahan intraserebral atau perdarahan intraserebral primer adalah suatu sindroma yang ditandai adanya perdarahan spontan ke dalam substansi otak. Perdarahan intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang terjadi di otak yang disebabkan oleh pecahnya (ruptur) pada pembuluh darah otak. Perdarahan dapat terjadi hanya pada satu hemisfer (lobar intracerebral hemorrhage), atau dapat pula terjadi pada struktur dari otak, seperti thalamus, basal ganglia, pons, ataupun cerebellum (deep intracerebral hemorrhage). 9

2.1.2 Epidemiologi Perdarahan intraserebral lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, terutama yang lebih tua dari 55 tahun, dan dalam populasi tertentu, termasuk orang kulit hitam dan Jepang. Selama periode 20 tahun studi The National Health and Nutrition Examination Survey Epidemiologic menunjukkan insiden perdarahan intraserebral antara orang kulit hitam adalah 50 per 100.000, dua kali insiden orang kulit putih. 32.1.3 EtiologiEtiologi terbanyak adalah hipertensi yang berlangsung lama atau kronis (60-90%). PIS juga dapat disebabkan karena adanya kelainan bentuk vascular misalnya AVM (Arteriovenous Malforamation). Pada pasien tumor otak baik primer atau metastase, penggunaan obat-obat simpatomimetik serta antikoagulan yang lama juga dapat menimbulkan PIS. 52.1.4 Patofisiologi Perdarahan Intraserebral paling sering terjadi ketika hipertensi kronis melemahkan arteri, menyebabkannya robek. Penggunaan kokain atau amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah dan perdarahan sementara tapi sangat tingg. Pada beberapa orang tua, protein abnormal yang disebut amiloid terakumulasi di arteri otak. Akumulasi ini disebut angiopati amiloid melemahkan artei dan dapat menyebabkan perdarahan. 92.1.5 Gejala klinisPada PIS yang akut dapat dijumpai : 3,71. Gejala awal biasanya pada waktu melakukan kegiatan2. Nyeri kepala, mual, muntah3. Biasanya terdapat hipertensi sedang dan berat4. Riwayat kejang5. Riwayat penggunaan obat antikoagulan atau trombolitik 2.1.6 DiagnosisCara yang paling akurat untuk mendefinisikan stroke hemoragik dengan stroke non hemoragik adalah dengan CT SCAN, MRI, tetapi alat ini membutuhkan biaya yang besar sehingga diagnosis ditegakkan atas dasar adanya suatu kelumpuhan gejala yang dapat membedakan manifestasi klinis antara perdarahan infark. 4Pemeriksaan Penunjang Kimia Darah Lumbal pungsi EEG CT SCAN Arterografi

2.1.7 Komplikasi Stroke hemoragik Kehilangan fungsi otak permanen Efek samping obat-obatan dalam terapi medikasi 1

2.1.8Penatalaksanaan1. Terapi Umum 8a. Breathing: menjaga jalan nafas dengan memposisikan kepala sedikit ekstensi untuk mencegah lidah jatuh ke belakang, pemberian oksigen 2-3 L/menit. b. Blood: kontrol tekanan darah dan nadic. Brain : mengurangi edema, memenuhi intake cairan dengan pemberian cairan isotonis seperti RL 12 jam/kolf, atasi gelisah dan kejang. d. Bladder: pasang kateter untuk miksi dan mengetahui output urinee. Bowel: memenuhi asupan makanan, kalori dan elektrolitf. Body skin, bone: apakah ada dekubitus, bila ditemukan dekubitus bisa dilakukan rawat luka2. Terapi Khusus 3a. Operatif Tindakan operatif pada stroke perdarahan intraserebral dilakukan secara elektif sesuai dengan indikasinya yaitu derajat kesadaran, lokasi dan besar hematoma serta tidak adanya penyakit lain yang memperberat keadaan. Tindakan operatif dilakukan pada kasus dengan efek massa atau perdarahan pada fossa posterior atau perdarahan cerebellum. peradarahan serebelum dengan diameter lebih dari 3 cm dilakukan kraniotomi dekompresi Volume hematoma : bila massa hematoma >60 cc Maasa dengan pergeseran midlineshift > 5 mm Pasien dengan penurunan kesadaran disertai berkembangnya tanda-tanda local dan peningkatan tekanan intracranial > 25mmHg. Bila ditemukan hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikel atau serebelum dapat dilakukan VP shuntingb. Non operatif 3 Rehabilitasi : penderita perlu perawatan lanjutan secara intensif dan dimobilisasi sesegera mungkin bila klinis neurologis dan hemodinamik stabil. Perubahan posisi badan dan ekstremitas setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus.

2.1.8 PrognosisPrognosis bervariasi bergantung pada tingkat keparahan stroke dan lokasi serta volume dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah dapat berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang menggunakan antikoagulan oral yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral juga memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortalitas yang tinggi. 6

BAB IILAPORAN KASUS

Identitas PasienNama : Tn. SUsia : 76 tahunAgama: IslamAlamat: Winongan - PasuruanPekerjaan: Tidak BekerjaTgl masuk: 15 Maret 2015Anamnesa Keluhan Utama: Tidak bisa bicara dan lemas

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan tidak bisa bicara dan lemas sejak 10 hari yang lalu saat pasien sholat, tiba- tiba kaki dan tangan sebelah kanan tidak bisa digerakkan, disertai mual-muntah, Sebelumnya pasien sering mengeluh nyeri kepala, kejang (-), kesemutan (-), pusing berputar (-), gelap mendadak (-), sakit sendi (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien merasakan sakit seperti ini pertama kali. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi diakui keluarga pasien sejak 2 tahun. Pasien tidak rutin berobat dan jarang mengontrol sakit hipertensi ini. Penyakit jantung, ginjal, diabetes disangkal oleh keluarga pasien.

Riwayat Penyakit KeluargaKeluarga pasien menyangkal bahwa terdapat riwayat penyakit keluarga seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, ginjal ataupun keganasan.

Riwayat PengobatanPasien sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan hipertensi dan obat-obatan lainnya

Riwayat PsikososialPasien merokok 3 batang per hari. Makan teratur 3 x sehari. Sering makan goreng-gorengan dan makanan berlemak. Jarang berolahraga

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: Tampak sakit sedangKesadaran: Composmentis Tanda-tanda vital: nadi : 98 x/menit RR: 22 x/menit Suhu : 37,2 C TD: 210/100 mmHgStatus Generalis Kepala: Normochepal Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung: Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-). Telinga: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-). Mulut : bibir kering (-), bibir simetris, sianosis (-) Leher: Pembesaran KGB (-), tiroid (-). Thoraks Paru Inspeksi: simetris, retraksi dinding dada (-/-) Palpasi: vocal fremitus kedua paru sama Perkusi: sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) JantungInspeksi: iktus kordis tidak terlihatPalpasi: iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistraPerkusi: Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistraAuskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi: tampak cembung (-), jejas (-), ascites (-) Auskultasi: BU (+) normal pada 4 kuadran Perkusi: timpani pada seluruh abdomen, ascites (-) Palpasi: supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar, lien tidak teraba. ExtremitasEkstremitasAtas: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)Bawah: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

STATUS NEUROLOGISPemeriksaan dilakukan tanggal 27 Maret 2015 GCS : 4XX ( Fungsi Luhur : afasia global)Meningeal Sign :- Kaku Kuduk (-)- Kernig sign (-) - Brudzinski I (-) - Brudzinski II (-)

N. cranialis DextraSinistra

N.I (Olfaktorius) Daya pembau Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.II (Optikus) Visus Lapang PandangFunduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.III (Okulomotorius)

PtosisUkuran PupilBentuk PupilGerakan Bola Mata - Atas - Bawah - Medial

Refleks Cahaya

-3 mmBulat (isokor)

NormalNormalNormal+

-3 mmBulat (isokor)

NormalNormalNormal+

N. CranialisDextra Sinistra

N.IV (Trokhlearis) Gerakan Mata Ke Medial Bawah Normal Normal

N.V (Trigeminus) Menggigit Membuka MataSensibilitas Refleks Kornea Tidak dilakukan Baik Baik Tidak Dilakukan Tidak dilakukan Baik Baik Tidak Dilakukan

N.VI (Abdusens) Gerakan Mata Ke Lateral Normal Normal

N. cranialis DextraSinistra

N.VII (Fasialis) Kerutan Kulit Dahi Lipatan Nasolabialis Menutup MataMengangkat Alis Menyeringai Daya Kecap Lidah 2/3 Depan SDE SDE SDE SDE Normal Normal SDE SDESDE SDE

Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.VIII (Vestibulokokhlearis) Tes Bisik Tes Rinne Tes WeberTes Schwabach

Tidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukan

Dextra Sinistra

N.IX (Glosofaringeus) & X (Vagus)Daya Kecap Lidah 1/3 Belakang Uvula Secara Pasif Refleks Muntah Menelan

Tidak dilakukan Normal Normal Tidak dilakukan Normal

N.XI (Aksesorius) Memalingkan Kepala Mengangkat Bahu Normal

SDENormal

SDE

N.XII (Hipoglosus) Deviasi Lidah Atrofi Otot Lidah Fasikulasi Lidah --- - --

MOTORIK Lateralisasi dextra

Tonus otot : N N Atrofi otot (-)

SENSORIK Nyeri: Ektremitas Atas: dextra : SDE ; sinistra : SDE Ekstremitas Bawah: dextra : SDE; sinistra : SDERaba: Ektremitas Atas: dextra : SDE ; sinistra : SDEEkstremitas Bawah: dextra : SDE; sinistra : SDESuhu: Ektremitas Atas: Tidak dilakukan Ekstremitas Bawah: Tidak dilakukan

FUNGSI VEGETATIFMiksi: baikDefekasi: baikFUNGSI LUHURAfasia globalREFLEK FISIOLOGIReflek bisep: (+1/+2)Reflek trisep: (+1/+2)Reflek patella: (+2/+2)Refleks tendo Achiles : (+2/+2)REFLEK PATOLOGISBabinski: (+/-)Chaddock: (+/-)Oppenheim: (-/-)PEMERIKSAAN PENUNJANG : 1. Laboratorium JenisHasilNilai Normal

WBC10,44,3-10,5 10x3/L

LYM1,61,2-3,4 10x3/L

RBC4,844,00-6,00 10x4/L

HGB13,911,0-16,0 g/dL

HCT40,335,0-60,0%

MCV83,280,0 99,0 fL

MCH28,727,0-31,0 pG

MCHC34,533,0-37,0 g/dL

RDW13,011,6-13,7 %

PLT443150-450 10x3/L

MPV6.67,8-11,0 fL

2. Gula darah acak : 140 mg/dl

3. Faal HatiSGOT : 17,0 (L < 39 P