108
FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII DAFTAR ISI Daftar isi .................................................................................................. 1 Kata Pengantar ....................................................................................... 3 Bab I Pendahuluan .................................................................. 4 Bab II Anatomi ................................................................. 6 2.1 Topografi regio antebrachii ............................................ 6 2.2 Tulang pada regio antebrachii ................................. 9 2.3 Otot pada regio antebrachii ........................................... 13 2.4 Articulatio pada regio antebrachii ................................ 19 2.5 vaskularisasi regio antebrachii ............................... 24 2.6 Inervasi regio antebrachii .......................................... 34 Bab III Fracture ........................................................................ 44 3.1 Definisi ........................................................................ 44 3.2 Clasifikasi Fracture .................................................... 44 3.3 Diagnosis .............................................................. 49 Bab IV Fracture Antebrachii .................................................... 51 4.1 Clasifikasi Fracture Antebrachii .............................. 51 4.2 Dislocasi Elbow .................................................... 52 4.3 Fracture pada caput dan collum radius ......................... 55 4.4 Fracture processus olecranon .......................... 58 Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta FK UNIVERSITAS TRISAKTI 1

212025041-fraktur-antebrachii (1).pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    DAFTAR ISI

    Daftar isi .................................................................................................. 1

    Kata Pengantar ....................................................................................... 3

    Bab I Pendahuluan .................................................................. 4

    Bab II Anatomi ................................................................. 6

    2.1 Topografi regio antebrachii ............................................ 6

    2.2 Tulang pada regio antebrachii ................................. 9

    2.3 Otot pada regio antebrachii ........................................... 13

    2.4 Articulatio pada regio antebrachii ................................ 19

    2.5 vaskularisasi regio antebrachii ............................... 24

    2.6 Inervasi regio antebrachii .......................................... 34

    Bab III Fracture ........................................................................ 44

    3.1 Definisi ........................................................................ 44

    3.2 Clasifikasi Fracture .................................................... 44

    3.3 Diagnosis .............................................................. 49

    Bab IV Fracture Antebrachii .................................................... 51

    4.1 Clasifikasi Fracture Antebrachii .............................. 51

    4.2 Dislocasi Elbow .................................................... 52

    4.3 Fracture pada caput dan collum radius ......................... 55

    4.4 Fracture processus olecranon .......................... 58

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 1

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    4.5 Fracture Antebrachii ..................................... 65

    4.6 Fracture Satu Tulang ..................................... 70

    4.7 Fracture Antebrachii Yang Khas ................. 71

    4.7.1 Fracture Monteggia ............................ 71

    4.7.2 Fracture Galeazzi ............................ 78

    4.7.3 Fracture Colles ...................................... 81

    4.7.4 Fracture Smiths ...................................... 93

    4.8 Fracture atau dislocasi tulang carpal ................. 96

    4.8.1 Fracture Scaphoid ............................... 98

    Bab V Kesimpulan ................................................................ 104

    Bab VI Daftar pustaka ....................................................... 105

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 2

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    berkat-Nya sehingga penyusunan referat ini dapat berjalan dengan lancar dari

    awal hingga akhir. Adapun tujuan penulisan referat yang berjudul Fracture

    pada daerah antebrachii ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik

    ilmu bedah di Rumah Sakit AL Mintohardjo yang dilaksanakan pada periode

    1 April 8 Juni 2013.

    Selama kepaniteraan klinik ilmu bedah yang berlangsung selama 10

    minggu dan selama proses penyusunan referat ini, penulis telah mendapatkan

    banyak ilmu dan pelajaran berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

    penulis mengucapkan terimakasih kepada :

    1. dr. H. Subagyo, FICS, SpB,SpOT selaku dokter pembimbing

    2. dr. T. Nurrobi, SpOT(K)Hand selaku dokter pembimbing

    atas segala bimbingan, arahan, dukungan, tenaga, dan waktu yang telah

    beliau berikan selama ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

    seluruh pihak yang juga telah banyak membantu dan mendukung penulis, yang

    tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Fracture pada daerah antebrachii merupakan salah satu jenis Fracture

    yang dapat terjadi pada siapa saja, pada semua tingkat usia, baik pada anak-

    anak, orang usia muda, hingga pada orang usia lanjut. Melalui penyusunan

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 3

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    referat ini, diharapkan sedikit banyak dapat memberikan gambaran umum

    mengenai Fracture pada daerah antebrchii, mulai dari manifestasi klinis,

    diagnosis, tata laksana, hingga pencegahannya.

    Melalui pemahaman yang baik mengenai cara mendiagnosis dan

    menangani Fracture ini, diharapkan mampu menekan tingkat complikasi yang

    mungkin terjadi. Selain itu, melalui pengetahuan mengenai faktor resiko dan

    cara pencegahannya, diharapkan juga mampu menekan angka kejadian Fracture

    di daerah antebrachii.

    Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih atas kesediaannya untuk

    membaca referat ini. Semoga dapat memberikan wawasan baru dan bermanfaat

    bagi kita semua.

    Jakarta, Mei 2013

    Penulis

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 4

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Fracture adalah rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang yang

    disebabkan adanya ruda paksa yang timbul secara mendadak. Trauma yang

    menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan

    pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat

    berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang

    menyebabkan tulang clavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada

    tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. (1)

    Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat

    menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang, yang disebut

    patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat

    menyebabkan patah tulang disertai luxasi sendi yang disebut Fracture dislocasi.

    Fracture pada kedua batang tulang lengan bawah amat sering terjadi dalam

    kecelakaan lalu lintas. Daya putar (biasanya jatuh pada tangan) menimbulkan

    Fracture spiral dengan kedua tulang patah pada tingkat yang berbeda. Pukulan

    langsung atau daya tekukan menyebabkan Fracture melintang kedua tulang

    pada tingkat yang sama. Deformitas rotasi tambahan dapat ditimbulkan oleh

    tarikan otot-otot yang melekat pada radius. Perdarahan dan pembengkakan

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 5

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    compartemen otot pada lengan bawah dapat menyebabkan gangguan peredaran

    darah. (2)

    BAB II

    ANATOMI

    2.1 Topografi regio antebrachii

    Regio antebrachii tersusun atas berbagai struktur anatomi yang berhubungan

    satu sama lain, yakni kulit, otot-otot, tulang, persendian, nervus, dan

    pembuluh darah. Regio antebrachii dibagi menjadi 2 yaitu regio antebrachii

    anterior dan regio antebrachii poserior.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 6

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang

    diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari caput radius dan di distal

    oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar yang mengandung

    fibrocartilago triangularis. Membrana interossius memperkuat hubungan ini

    sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu,

    patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya

    hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislocasi sendi radioulnar

    yang dekat dengan patah tersebut. Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 7

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    otot antar tulang, yaitu m. supinator, m.pronator teres, m.pronator quadratus

    yang membuat gerakan pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot

    lain yang berinsersi pada radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan

    bawah disertai dislocasi angulasi dan rotasi, terutama pada radius. (1)

    Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus, yaitu tulang lunatum

    dan naviculare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah

    medial. Bagian distal sendi radiocarpal diperkuat dengan simpai di sebelah

    volar dan dorsal, dan ligamen radiocarpal collateral ulnar dan radial. Antara

    radius dan ulna selain terdapat ligamen dan simpai yang memperkuat hubungan

    tersebut, terdapat pula discus articularis, yang melekat dengan semacam

    meniscus yang berbentuk segitiga, yang melekat pada ligamen collateral ulnar.

    Ligamen collateral ulnar bersama dengan meniscus homolognya dan

    discus articularis bersama ligamen radioulnar dorsal dan volar. yang

    kesemuanya menghubungkan radius dengan ulna, disebut complex cartilage

    fibroid triangularis (TFCC = triangularjibro cartilage complex). Gerakan sendi

    radiocarpal adalah flexi dan extensi pergelangan tangan serta gerakan deviasi

    radial dan ulnar. Gerakan flexi dan extensi dapat mencapai 90 oleh karena

    adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-

    capitatum dan sendi lain di corpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah

    gerak rotasi. (1)

    2.2 Tulang pada regio antebrachii

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 8

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Os Radii

    Ujung proximal radius membentuk caput radii (caput radii), berbentuk roda,

    letak melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis (fossa

    articularis) yang serasi dengan caput radii. Caput radii dikelilingi oleh facies

    articularis, yang disebut circumferentia articularis dan berhubungan dengan

    incisura radialis ulnae. caput radii terpisah dari corpus radii oleh collum radii.

    Di sebelah caudal collum pada sisi medial terdapat tuberositas radii. Corpus

    radii di bagian tengah membentuk margo interossea(crista interossea), margo

    anterior (margo volaris), dan margo poserior. Ujung distal radius melebar ke

    arah lateral membentuk processus styloideus radii, dibagian medial membentuk

    incisura ulnaris, dan pada facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati

    oleh tendo. Permukaan ujung distal radius membentuk facies articularis carpi

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 9

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 10

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Os ulna

    Ujung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang sebaliknya

    terdapat pada radius. Pada ujung proximal ulna terdapat incisuratrochlearis

    (incisura semiulnaris), menghadap ke arah ventral, membentuk persendian

    dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal disebut olecranon. Di

    sebelah caudal incisura trochlearis terdapat processus coronoideus, dan

    disebelah caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan m.brachialis.

    dibagian lateral dan incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang

    berhadapan dengan caput radii. Di sebelah caudal incisura radialis terdapat

    crista musculisupinatoris. Corpus ulnae membentuk facies anterior, facies

    poserior, faciesmedialis, margo interosseus, margo anterior dan margo

    poserior. Ujung distal ulna disebut caput ulnae (caput ulnae). Caput ulnae

    berbentuk circumferentia articularis, dan di bagian dorsal terdapat processus

    styloideus serta sulcus m.extensoris carpi ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan

    dengan cartilago triangularis dan dengan radius

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 11

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 12

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    2.3 Otot pada regio antebrachii

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 13

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 14

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 15

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 16

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 17

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    2.4 Articulatio pada regio antebrachii

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 18

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Articulatio Cubiti

    Articulatio cubiti atau disebut juga sendi siku di bentuk oleh tiga komponen

    tulang yang bersendi yaitu os humerus,os radius, dan os ulna yang demikian

    disebut articulatio composite.

    Pada sendi ini dapat di bedakan menjadi 3 bagian, yaitu :

    Articulatio humeroulnaris : sendi yang di bentuk oleh trochlea humeri dan

    incisura semilunaris ulnae.Berdasarkan bentuk tulang yang

    bersendi,articulation ini diclasifikasikan sebagai articulation trochlearis

    karena salah satu tulang bersendi berbentuk seperti pada katrol yang

    mempunyai axis tranversal yang melalui trochlea humeri.

    Articulatio humeroradialis : sendi yang dibentuk oleh capituculum

    humeri dan fovea capituli radii articulatio ini diclasifikasikan sebagai

    articulatio globoidea atau sendi peluru yang mempunyai tiga axis yaitu

    axis sagital,tranversal, dan longitudinal.

    Articulatio radioulnaris proximalis : sendi yang di bentuk oleh

    cirumferentia articularis radii dan incisura radialis ulnae. Articulatio ini di

    clasifikasikan sebagai articulatio trochoidea yang mempunyai satu axis

    yaitu axis longitudinal.

    Ketiga articulatio terebut mempunyai ligamentum bersama-sama dalam satu

    kapsul sendi.Ligamentum tersebut adalah :

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 19

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    a. Ligamentum collaterale ulnae, berdasarkan tempat perletakannya di bagi

    jadi tiga, yaitu:

    Pars anterior, dari epicondyulus humeri ke processus

    coronodeus.

    Pars poserior, dari epicondyulus medialis humeri ke

    olecranon.

    Pars tranversa, dari perlekatan ulna antara kedua

    ligamentum terdahulu.

    b. Ligamentum collaterale radiale : terbentang dari epicondylus lateralis

    humeri ke ulna dan ligamentum anulare radii.

    c. Ligamentum anulare radii yaitu ligamentum yang melingkari

    circumferentina articularis radii dan melekat pada tepi ventral dan dorsal

    incisura radialis radii

    HUBUNGAN ANTARA RADIUS DAN ULNA

    Hubungan antara radius dan ulnae ada dua macam :

    Diarthrosis

    1.articulatio radioulnaris proximale

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 20

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    2.articulatio radioulnaris distalis,yaitu sendi antara incisura ulnaris radii dengan

    circumferentia articularis ulnae.

    Synarthosis

    Hubungan synarthosis berupa syndesmosis radioulnaris sebagai

    membrana interossea antebracii, dengan arah serabut yang berlainan sehingga

    pada saat pronasi maupun supinasi jaringan ikat ini tidak seluruhnya tegang

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 21

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 22

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 23

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Articulatio RadioUlnaris distalis

    2.5 vaskularisasi regio antebrachii

    ARTERIA RADIALIS

    Arteria brachialis di dalam fossa cubiti berada pada linea mediana, dan

    setinggi collum radii membentuk bifurcatio menjadi arteria radialis dan

    arteria ulnaris. Dari arah perjalanannya tampak seolah-olah arteria radialis

    merupakan kelanjutan dari arteria brachialis. Diameter arteria radialis adalah

    lebih kecil daripada arteria ulnaris.

    Arteria radialis dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:

    1. bagian pertama, terletak antara collum radii dan sisi medial processus

    styloideus radii,

    2. bagian kedua, mulai dari arteria radialis membelok ke poserior di

    sebelah distal processus styloideus radii sampai ketika arteri itu

    meninggalkan Anatomical Snuffbox.

    3. bagian ketiga, mulai dari tempat di mana arteria radialis berjalan melalui

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 24

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    kedua caput m.interosseus dorsalis I menuju ke vola manus.

    Bagian pertama arteria radialis berada pada regio brachium, ditutupi oleh

    m.brachioradialis di bagian proximal, berjalan pada facies ventralis tendo

    m.biceps brachii, m.supinator, insertio m.pronator teres, caput radialis

    m.flexor digitorum superficialis, m.flexor pollicis longus, m.pronator

    quadratus dan ujung distal os radius [ di sini dapat diraba pulsasinya ]. Pada

    sepanjang antebrachium m.brachioradialis berada di sebelah lateral arteria

    radialis. Di sepertiga bagian medial antebrachium nervus radialis berjalan di

    sebelah lateral arteria radialis. M.flexor carpi radialis berada di sebelah

    medial dari arteria radialis.

    Memberi percabangan :

    1. rami musculares

    2. ramus carpalis palmaris

    3. ramus palmaris superficialis

    4. arteria recurrens radialis

    Ad.1. Rami musculares memberi suplai darah kepada otot-otot di bagian

    radialis antebrachium.

    Ad.2. Ramus carpalis palmaris adalah sebuah cabang kecil yang keluar dekat

    tepi caudal m.pronator quadratus, berjalan pada facies palmaris ossa carpalia,

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 25

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    membentuk anastomose dengan ramus carpalis palmaris yang

    dipercabangkan oleh arteria ulnaris. Anastomose ini dilengkapi oleh cabang-

    cabang dari arteria interossea anterior dan ramus recurrens dari arcus

    palmaris profundus. Jaringan anastomose ini membentuk rete carpi volare,

    yang memberi suplai darah kepada wrist joint.

    Ad.3. Ramus palmaris superficialis, dipercabangkan pada saat arteria radialis

    membelok pada sisi lateral pergelangan tangan menuju ke dorsal. Cabang ini

    berjalan menembus otot thenar, memberi vascularisasi pada daerah ini, dan

    membentuk anastomose dengan ujung distalis arteria ulnaris yang

    dinamakan arcus palmaris superficialis.

    Ad.4. Arteria recurrens radialis, dipercabangkan di bagian distal articulatio

    cubiti, berjalan ascendens di antara m.brachioradialis dan m.brachialis,

    melayani otot-otot tersebut, dan mengadakan anastomose dengan arteria

    collateralis radialis [cabang dari a.pofunda brachii].

    Bagian kedua dari arteria radialis adalah ketika arteri ini berada di sebelah

    distal processus styloideus radii dan membelok ke dorsal pada sisi radialis

    ujung distal radius dan masuk ke dalam spatium interosseum I. Arteria

    radialis berjalan di dalam Anatomical Snuff box, disilangi oleh tendo

    m.abductor pollicis longus, m.extensor pollicis brevis dan m.extensor

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 26

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    pollicics longus. Dari bagian ini dipercabangkan ramus carpalis dorsalis,

    yang mengadakan anastomose dengan ramus carpalis dorsalis a.ulnaris

    membentuk rete carpi dorsale.

    Dari rete carpi dorsale dipercabangkan 3 buah arteriae metacarpales dorsales,

    berjalan ke arah distal pada permukaan m.interosseus dorsalis II, III dan IV,

    lalu masing-masing bercabang dua membentuk aa.digitales dorsales, yang

    memberi vascularisasi jari III, IV dan V, membentuk anastomose dengan

    aa.digitales palmaris propriae yang dipercabangkan oleh arcus palmaris

    superficialis.

    Cabang yang lain adalah arteria metacarpalis dorsalis I sebelum a.radialis

    berjalan melalui kedua caput m.interosseus dorsalis I, yang memberi suplai

    darah kepada jari I dan II.

    Bagian ketiga dari arteria radialis berjalan ke arah vola manus dengan

    melalui kedua caput m.interosseus dorsalis I. Di daerah vola manus

    dipercabangkan arteria princeps pollicis, yang selanjutnya bercabang dua

    untuk melayani kedua sisi jari I. Selanjutnya arteria radialis memberi cabang

    arteria radialis indicis yang menuju ke sisi lateral jari II.

    Kemudian arteria radialis membelok ke arah medial di antara kedua caput

    m.adductor pollicis, melanjutkan diri menjadi arcus palmaris profundus;

    arcus ini ditutupi oleh tendo m.flexor digitorum profundus dan berada

    setinggi basis ossis metacarpalis, berada pada facies ventralis mm.interossei.

    Arcus palmaris profundus dilengkapi di bagian medial oleh ramus palmaris

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 27

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    profundus arteria ulnaris, dan terletak kira-kira 2 cm di sebelah proximal dari

    arcus palmaris superficialis.

    Dari arcus palmaris profundus dipercabangkan cabang-cabang ke arah

    proximal, turut membentuk rete carpi volare, dan ke arah distal memberi

    cabang yang dinamakan arteriae metacarpales palmaris, beranastomose

    dengan aa.digitales palmaris communes yang dipercabangkan oleh arcus

    palmaris superficialis.

    ARTERIA ULNARIS

    Mempunyai bentuk yang lebih besar daripada arteria radialis. Setelah

    dipercabangkan oleh arteria brachialis maka arteria ulnaris berjalan oblique

    ke arah caudal, mencapai sisi ulnaris antebrachium kira-kira pada

    pertengahan antebrachium. Selanjutnya berjalan sepanjang sisi ulnaris

    pergelangan tangan, menyilang ligamentum carpi transversum di sebelah

    radialis os pisiforme. Tepat di sebelah distal os pisiforme arteria ulnaris

    bercabang dua dan masing-masing cabang tersebut bergabung dengan arcus

    palmaris superficialis dan arcus palmaris profundus.

    Memberi percabangan sebagai berikut :

    a. pada antebrachium :

    1. arteria recurrens ulnaris anterior

    2. arteria recurrens ulnaris poserior

    3. arteria interossea communis

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 28

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    4. rami musculares

    b. pada pergelangan tangan :

    1. arteria interossea anterior

    2. arteria interossea poserior

    c. pada manus :

    1. arcus palmaris superficialis

    2. ramus palmaris profundus

    Ad.a.1. Arteria recurrens ulnaris anterior, dipercabangkan di sebelah distal

    articulatio cubiti, berjalan kembali ke cranialis, berada di antara m.brachialis

    dan m.pronator teres, memberi suplai darah kepada otot-otot tersebut, berada

    di sebelah ventral dari epicondylus medialis humeri, mengadakan anatomose

    dengan arteria collateralis ulnaris superior et inferior.

    Ad.a.2. Arteria recurrens ulnaris poserior, dipercabangkan di sebelah distal

    dari pangkal arteria recurrens ulnaris anterior, mempunyai bentuk yang lebih

    besar daripada arteria tersebut tadi. Berjalan ke dorsal dan medial di antara

    m.flexor digitorum sublimis dan m.flexor digitorum profundus, lalu berjalan

    ascendens di sebelah dorsal epicondylus medialis humeri. Berada di antara

    epicondylus medialis humeri dan olecranon, ditutupi oleh m.flexor carpi

    ulnaris, mengadakan anastomose dengan arteria collateralis ulnaris superior,

    arteria collateralis ulnaris inferior dan arteria interossea recurrens.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 29

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Ad.a.3. Arteria interossea communis, panjang 1 cm, dipercabangkan tepat di

    sebelah caudalis tuberositas radii, berjalan ke arah dorsal pada tepi cranialis

    membrana interossea antebrachii, lalu bercabang dua membentuk arteria

    interossea anterior dan arteria interossea poserior.

    Ad.b.1. Arteria interossea anterior, berjalan ke distal pada permukaan ventral

    membrana interossea, bersama-sama dengan ramus interosseus palmaris

    nervi mediani, ditutupi oleh m.flexor digitorum profundus dan m.flexor

    pollicis longus; memberi rami musculares dan arteria nutricia kepada os

    radius dan os ulna.

    Pada tepi cranialis m.pronator quadratus arteria interosseus poserior,

    mencapai facies dorsalis pergelangan tangan, dan beranastomase dengan rete

    carpi dorsale.

    Arteria interossea anterior memberi cabang arteria mediana, yang berjalan

    bersama-sama dengan nervus medianus menuju ke vola manus.

    Sebelum arteria interossea anterior menembus membrana interossea

    dipercabangkan sebuah cabang yang berjalan ke distal, ditutupi oleh

    m.pronator quadratus, bergabung dengan rete carpi volare.

    Ad.b.2. Arteria interossea poserior, berjalan ke dorsal di antara chorda

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 30

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    obliqua dan tepi cranialis membrana interossea, berada di antara m.supinator

    dan m.abductor pollicis longus, selanjutnya berjalan ke distal pada facies

    dorsalis antebrachium di antara lapisan otot-otot yang terletak superficialis

    dan profundus; memberi rami muculares untuk otot-otot tersebut.

    Di cranialis m.abductor pollicis longus dan m.extensor pollicis brevis arteria

    interossea poserior ditemani oleh nervus interosseus dorsalis. Pada bagian

    distal antebrachium arteria interossea poserior mengadakan anastomose

    dengan ujung terminal arteria interossea anterior dan dengan rete carpi

    dorsale.

    Dekat pada pangkal arteria interossea poserior dipercabangkan arteria

    interossea recurrens, yang berjalan ascendens di antara epicondylus lateralis

    humeri dan olecranon, menembus m.supinator, membentuk anastomose

    dengan arteria collateralis media, yang dipercabangkan oleh arteria profunda

    brachii, dengan arteria recurrens ulnaris poserior dan dengan arteria

    collateralis ulnaris inferior.

    Ramus carpalis palmaris merupakan cabang kecil yang menyilang di sebelah

    ventral ossa carpalia, ditutupi oleh tendo m.flexor digitorum profundus,

    mengadakan anastomose dengan cabang yang sama dari arteria radialis.

    Ramus carpalis dorsalis dipercabangkan setinggi os pisiforme, berjalan ke

    arah dorsal ditutupi oleh tendo m.flexor carpi ulnaris, berjalan pada facies

    dorsalis ossa carpalia, ditutupi oleh tendo otot-otot extensor dan membentuk

    anastomose dengan cabang yang sama dari arteria radialis.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 31

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Ad.c.1. Arcus palmaris superficialis dibentuk oleh arteria ulnaris, dan sering

    dilengkapi oleh suatu cabang yang keluar dari ramus palmaris superficialis

    arteria radialis, dan dapat juga dilengkapi oleh cabang dari arteria radialis

    indicis dan arteria princeps pollicis. Arcus ini menyilang vola manus dengan

    lengkungannya yang menghadap ke arah distal.

    Ad.c.2. Ramus palmaris profundus berjalan di antara m.abductor digiti

    minimi dan m.flexor digiti minimi brevis, menembus origo m.opponens

    digiti minimi, mengadakan anastomose dengan arteria radialis, dan

    melengkapi arcus palmaris profundus.

    Arteriae digitales palmaris communes

    Ada 2 buah yang dipercabangkan dari sisi distalis arcus palmaris

    superficialis, berjalan ke distal menuju m.lumbricalis II, III dan IV. Setiap

    arteria ini menerima cabang yang sama dari arteria metacarpalis palmaris,

    dan segera bercabang dua membentuk aa.digitales palmaris propriae yang

    berjalan sepanjang sisi ulnaris jari II dan sisi radialis jari III, sisi ulnaris jari

    III dan sisi radialis jari IV, sisi ulnaris jari IV dan sisi radialis jari V.

    PEMBULUH VENA

    Terdiri dari vena superficialis dan vena profunda. Vena superficialis terdiri

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 32

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    dari vena cephalica dan vena basilica.

    Vena cephalica dimulai pada dorsum manus, berjalan ke proximal pada sisi

    radialis antebrachium.

    Vena basilica berjalan pada sisi ulnaris antebrachium.

    Pada facies dorsalis dan facies ventralis antebrachium terdapat vena-vena

    yang menghubungkan kedua vena tersebut tadi.

    Pada fossa cubiti terdapat vena mediana cubiti, yang menghubungkan vena

    cephalica dengan vena basilica dengan arah cranio medial.

    Selanjutnya vena cephalica berjalan pada sisi lateral m.biceps brachii,

    menembus fascia dan berjalan di dalam trigonum deltoideo-pectorale dan

    bermuara ke dalam vena axillaris.

    Vena basilica berjalan pada sisi medial m.biceps brachii. Pada pertengahan

    brachium vena basilica berjalan melalui hiatus basilicus dan bermuara

    kedalam vena brachialis.

    Vena profunda berjalan bersama-sama dengan arteri bersangkutan.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 33

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    2.6 Inervasi regio antebrachii

    NERVUS MEDIANUS

    Dibentuk oleh radix superior [ radix lateralis ] dari fasciculus lateralis dan

    radix inferior [ radix medialis ] dari fasciculus medialis, berada di sebelah

    lateral arteria axillaris. Dibentuk oleh serabut-serabut nervus yang berpusat pada

    medulla spinalis segmental C 5 Thoracal 1.

    Sepanjang brachium n.medianus berjalan berdampingan dengan arteria

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 34

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    brachialis, mula-mula berada di sebelah lateral, lalu menyilang di sebelah

    ventral arteria tersebut kira-kira pada pertengahan brachium; selanjutnya

    memasuki fossa cubiti dan berada di sebelah medial arteria brachialis. Di daerah

    brachium nervus ini tidak memberi percabangan.

    Memasuki daerah antebrachium n.medianus berada di antara kedua caput

    m.pronator teres, berjalan ke distal di bagian medial antebrachium, oleh karena

    itu disebut nervus medianus, berada di sebelah profunda m.flexor digitorum

    sublimis. Memberikan rami musculares untuk :

    1. m.pronator teres

    2. m.palmaris longus

    3. m.flexor carpi radialis

    4. m.flexor digitorum superficialis.

    Segera setelah n.medianus masuk ke dalam regio antebrachium, dipercabangkan

    ramus interosseus anterior yang berjalan pada permukaan ventral membrana

    interossea, dan mempernervusi m.flexor pollicis longus, pars lateralis m.flexor

    digitorum profundus dan m.pronator quadratus. Cabang ini berakhir pada

    m.pronator quadratus.

    Ramus palmaris nervi mediani adalah cabang yang menembus fascia

    antebrachii, berjalan ke distal menuju ke pergelangan tangan dan terbagi

    menjadi ramus medialis dan ramus lateralis. Ramus medialis mempernervusi

    kulit manus dan mengadakan anastomose dengan ramus palmaris nervi ulnaris,

    sedangkan ramus lateralis mempernervusi kulit daerah thenar dan mengadakan

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 35

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    anastomose dengan nervus cutaneus antebrachii lateralis.

    Pada daerah pergelangan tangan n.medianus berada di sebelah profunda

    tendo m.palmaris longus, berjalan di antara tendo m.flexor digitorum

    superficialis [di sebelah medial] dan tendo m.flexor carpi radialis [di sebelah

    lateral], kemudian berjalan di dalam canalis carpi, melekat pada facies profunda

    ligamentum carpi transversum. Di tempat tersebut seringkali n.medianus terjepit

    dan disebut The carpal Tunnel Syndrome. Sesaat setelah meninggalkan tepi

    distal ligamentum carpi transversum n.medianus mempercabangkan suatu

    ramus muscularis yang berjalan kembali [recurrent] untuk mempernervusi

    m.abductor pollicis brevis, m.opponens pollicis dan m.flexor pollicis brevis.

    N. medianus berakhir dengan membentuk 3 buah nervi digitales palmaris

    communes (= nervi digitales volares communes), masing-masing bercabang lagi

    membentuk nervi digitales palmaris proprii.

    Nervus digitalis palmaris communis I bercabang tiga membentuk nervi digitales

    palmaris proprii, yang masing-masing berjalan menuju kepada kedua sisi ibu

    jari, serta sisi lateral jari II.

    Nervus digitalis palmaris communis II bercabang dua menuju ke sisi medial jari

    II dan sisi lateral jari III [masing-masing disebut nervus digitalis palmaris

    proprius].

    Nervus digitalis palmaris communis III memberi dua cabang nervi digitales

    palmaris proprii, menuju ke sisi medial jari III dan sisi lateral jari IV. Innervasi

    ini sering disebut innervasi kulit 3 jari bagian lateral.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 36

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Nn.digitales palmaris communes mempernervusi juga m.lumbricalis I, II dan

    III.

    NERVUS ULNARIS

    Merupakan cabang utama dari fasciculus medialis, berada di sebelah medial

    a.axillaris, selanjutnya berjalan di sebelah medial a.brachialis. pada pertengahan

    brachium nervus ini berjalan ke arah dorsal menembus septum intermusculare

    mediale, berjalan terus ke caudal dan berada pada facies dorsalis epicondylus

    medialis humeri, yaitu di dalam sulcus nervi ulnaris humeri; di tempat ini

    n.ulnaris ditutupi oleh kulit sehingga dapat dipalpasi. Di daerah brachium

    n.ulnaris tidak memberi percabangan.

    Nervus ini masuk regio antebrachium dengan melewati celah di antara kedua

    caput m.flexor carpi ulnaris, lalu berjalan di antara m.flexor carpi ulnaris dan

    m.flexor digitorum profundus. Caput kedua otot tersebut diberikan rami

    musculares.

    Di sebelah distal pertengahan antebrachium n.ulnaris memberi dua cabang

    cutaneus, sebagai berikut :

    1. ramus dorsalis, yang berjalan ke dorsal, berada di sebelah profunda tendo

    m.flexor carpi ulnaris, mempernervusi kulit pada sisi ulnaris manus dan facies

    dorsalis 1 jari, sejauh phalanx intermedia;

    2. ramus palmaris, yang mempernervusi kulit sisi ulnaris pergelangan tangan

    dan manus.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 37

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Pada ujung distal antebrachium n.ulnaris berjalan berdampingan dengan arteria

    ulnaris, a.ulnaris berada di sebelah lateral, kemudian berjalan bersama-sama

    memasuki daerah manus, terletak di sebelah superficialis dari ligamentum carpi

    transversum, berada di antara os pisiforme [di bagian medial] dan hamulus ossis

    hamati [ di bagian lateral ].

    Pada regio manus n.ulnaris terbagi ke dalam ujung-ujung terminal, sebagai

    berikut :

    1. ramus superficialis, mempernervusi m.palmaris brevis, lalu terbagi dua

    membentuk nn.digitales palmaris [volares] communes. Cabang ini

    mempernervusi kulit 1 jari bagian medial, pada facies palmaris seluruhnya

    dan pada facies dorsalis sampai phalanx distalis;

    2. ramus profundus, yang berjalan bersama-sama dengan arteria ulnaris, arteri

    berada di sebelah lateral sampai pada arcus volaris profundus. Mempernervusi

    otot-otot hypothenar, memberi dua buah cabang, yang masing-masing menuju

    ke ruang interossea, bersifat motoris untuk mm.interossei. Juga mempernervusi

    kedua otot lumbricales bagian medial. Ramus profundus ini berakhir dengan

    mempernervusi m.adductor pollicis dan m.interosseus palmaris I.

    NERVUS RADIALIS

    Merupakan cabang yang terbesar dari plexur brachialis dan adalah lanjutan

    dari fasciculus poserior. Berjalan menyilang tendo m.latissimus dorsi, berada di

    sebelah dorsal arteria axillaris, melewati tepi caudal m.teres major, di antara

    caput longum m.triceps brachii dan humerus, selanjutnya berada di antara caput

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 38

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    medial dan caput lateral m.triceps brachii. Nervus ini berjalan ke distal

    melingkari humerus [ berbentuk spiral ], berada di dalam sulcus spiralis

    bersama-sama dengan arteria profunda brachii. Tiba pada sisi lateral brachium

    n.radialis menembus septum intermusculare laterale, berjalan di antara

    m.brachialis dan m.brachioradialis, di sebelah ventral epicondylus lateralis

    humeri, terbagi dua menjadi ramus superficialis dan ramus profundus.

    Memberi percabangan :

    1. rami musculares untuk m.triceps brachii, m.anconeus, m.brachioradialis,

    m.brachialis dan m.extensor carpi radialis longus,

    2. nervus cutaneus brachii poserior, dipercabangkan di daerah axilla,

    mempernervusi kulit brachium di bagian poserior sampai setinggi olecranon,

    3. nervus cutaneus antebrachii poserior, dipercabangkan di dalam sulcus nervi

    radialis, menembus caput laterale m.triceps brachii, mempernervusi kulit

    antebrachium di bagian poserior sampai mencapai pergelangan tangan,

    4. ramus articulus untuk articulatio cubiti.

    Ramus superficialis nervi radialis merupakan lanjutan dari n.radialis, berjalan

    pada sisi lateral antebrachium, ditutupi oleh m.brachioradialis. Pada kira-kira

    sepertiga bagian cranial antebrachium nervus ini berjalan makin mendekati

    arteria radialis, pada daerah sepertiga bagian medial antebrachium nervus ini

    sudah berjalan pada sisi lateral arteria radialis, dan pada sepertiga bagian distal

    nervus radialis meninggalkan a.radialis lalu berjalan ke arah dorsal dengan

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 39

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    ditutupi oleh tendo m.brachioradialis, mencapai facies dorsalis pergelangan

    tangan, dan bercabang dua membentuk ramus lateralis dan ramus medialis.

    Ramus lateralis kecil dan mempernervusi kulit bagian radialis. Ramus medialis

    mengadakan anastomose dengan cabang-cabang dari nervus cutaneus

    antebrachii lateralis dan ramus dorsalis nervi ulnaris, selanjutnya membentuk 4

    buah nervus digitalis dorsalis, yang mempernervusi :

    sisi ulnaris jari I

    sisi radialis jari II

    sisi ulnaris jari II dan sisi radialis jari III

    sisi ulnaris jari III dan sisi radialis jari IV.

    Ramus profundus nervi radialis berjalan ke dorsal, berada pada sisi radialis os

    radius, menembus m.supinator, berjalan ke distal pada facies dorsalis membrana

    interossea, ditutupi oleh m.extensor pollicis longus, kini disebut nervus

    interosseus poserior. Sebelum berjalan ke dorsal nervus ini memberi

    rr.musculares untuk m.extensor carpi radialis brevis dan m.supinator. Setelah

    menembus m.supinator dipercabangkan rami musculares untuk m.extensor

    digitorum communis, m.extensor digiti minimi, m.extensor carpi ulnaris,

    m.extensor pollicis longus et brevis, m.abductor pollicis longus dan m.extensor

    indicus proprius.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 40

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 41

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    2.3 Patofisiologi dan diagnosis.

    Trauma yang menyebabkan Fracture di daerah pergelangan tangan

    biasanya merupakan trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan

    sebelah volar atau dorsal. Jatuh pada permukaan tangan sebelah volar

    menyebabkan dislocasi fragmen Fracture sebelah distal ke arah dorsal. Dislocasi

    ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping

    menyerupai garpu, seperti yang terjadi pada Fracture Colles*. Sebaliknya, jatuh

    pada permukaan tangan sebelah dorsal menyebabkan dislocasi fragmen distal ke

    arah volar seperti yang terjadi pada Fracture Smiths. Pada keduanya masih

    terdapat komponen gaya ke arah deviasi radial dan deviasi ulna yang dapat

    menyebabkan patahnya tulang karpus. Jatuh pada permukaan tangan bagian

    volar dengan tangan dalam posisi deviasi radial dapat menyebabkan Fracture

    pada tulang naviculare (os scaphoid) sedangkan Jatuh dengan tangan dorsoflexi

    maksimal dapat menyebabkan dislocasi tulang lunatum. (1)

    Diagnosis Fracture dengan fragmen terdislocasi tidak menimbulkan

    kesulitan. Secara klinis, dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang

    Colles atau Fracture Smiths. Bila Fracture terjadi tanpa dislocasi fragmen

    patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah tulang. Hal

    yang mungkin terlewat dalam diagnosis adalah adanya Fracture tulang

    naviculare atau adanya dislocasi tulang lunatum. Secara klinis pada Fracture

    naviculare didapati nyeri tekan pada tabatier anatomik. Diagnosis kedua

    kelainan ini ditegakkan dengan foto Rontgen. Pada foto antero-poserior biasa

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 42

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    sering tidak terlihat adanya Fracture naviculare. Untuk ini perlu foto dengan

    proyeksi oblik 45 dan 135 atau foto diulang setelah satu minggu karena

    mungkin retak tidak kelihatan pada cedera baru. (1)

    Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat

    Fracture comminutiva dan mengetahui letak persis patahannya. Fracture radius

    distal intraarticular, dengan patahan distal radius terdislocasi ke arah volar

    disebut Fracture Barton volar, sedangkan bila patahan distal pindah ke arah

    dorsal, disebut Fracture Barton dorsal. (1)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 43

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    BAB III

    FRACTURE

    3.1 Definisi

    Fracture adalah rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang yang

    disebabkan adanya ruda paksa yang timbul secara mendadak. Selain itu fracture

    juga dapat didefinisikan sebagai rusaknya kontinuitas tulang normal yang

    disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap

    oleh tulang.

    3.2 Clasifikasi Fracture

    Fracture dibedakan atas beberapa clasifikasi, antara lain:

    1. Clasifikasi etiologis

    Fracture traumatik. Terjadi karena trauma yang tiba-tiba.

    Fracture patologis. Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat

    kelainan patologis di dalam tulang.

    Stress fracture. Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada

    suatu tempat tertentu.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 44

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    2. Clasifikasi klinis

    Fracture tertutup (simple fracture). Suatu Fracture yang tidak mempunyai

    hubungan dengan dunia luar

    Fracture terbuka (compound fracture). Fracture yang mempunyai

    hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak,

    dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from without (dari luar)

    Fracture dengan complikasi (compicated fracture). Fracture yang disertai

    dengan complikasi misalnya malunion, delayed union, infeksi tulang

    3. Clasifikasi radiologis

    Clasifikasi ini berdasarkan atas:

    1. Lokalisasi

    Diaphysis

    Metafysis

    Intra-articular

    Fracture dengan dislocasi

    2. Configurasi

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 45

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Fracture transversal

    Fracture oblik

    Fracture spiral

    Fracture Z

    Fracture segmental

    Fracture comminutiva, Fracture lebih dari dua fragmen

    Fracture baji, biasanya pada vertebra karena trauma compressi

    Fracture avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo, misalnya

    Fracture epicondylus humeri, Fracture trochanter mayor, Fracture patella

    Fracture depresi, karena trauma langsung, misalnya pada tulang

    tengkorak

    Fracture impaks

    Fracture pecah (burst), dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah,

    misalnya pada Fracture vertebra, patella, talus, calcaneus

    Fracture epiphysis

    3. Menurut extensi

    Fracture total

    Fracture tidak total (Fracture crack)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 46

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Fracture buckie atau torus

    Fracture garis rambut

    Fracture green stick

    4. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya

    Tidak bergeser (undisplaced)

    Bergeser (displaced)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 47

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    3.3 Diagnosis

    Anamnesis

    Mendapatkan mekanisme dari cidera

    Pemeriksaan(Look, Feel,Move)

    Pada pemeriksaan fisik didapati tanda Fracture, Pemeriksa harus

    memperhitungkan kemungkinan adanya gangguan syaraf atau kerusakan

    pembuluh darah. Pada pemeriksaan radiologis yang perlu diperhatikan

    adalah adanya luxasi sendi radioulnar proximal atau distal yang lebih

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 48

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    dicurigai apabila ditemukan Fracture hanya pada salah satu tulang disertai

    dislocasi. (1)

    Pemeriksaan Penunjang

    pemeriksaan penunjang pada kasus Fracture :

    1. Scan tulang, tomogram, magnetic resonance imaging (MRI)

    memperlihatkan Fracture, juga dapat digunakan untuk

    mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak.

    2. Arteriogram, dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan vasculer

    3. Profil koagulasi

    4. Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi multiple atau

    cairan hati.(6)

    Penanganan

    Pada Fracture yang tidak berubah posisinya dilakukan pemasangan gips

    di atas siku. Pada Fracture yang posisinya berubah harus dilakukan

    reposisi tertutup untuk kemudian dipasang gips di atas siku. Untuk

    Fracture radius ulnar proximal, lengan bawah diimobilisasi dalam gips

    pada posisi supinasi. Posisi ini dimaksudkan untuk mengatasi rotasi

    radius dan mengendurkan otot supinator. Fracture bagian distal umumnya

    diimobilisasi dalam posisi pronasi dan patah tulang bagian tengah dalam

    posisi netral. Akan tetapi, pada umumnya Fracture kedua tulang radius

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 49

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    dan ulna sulit untuk dilakukan reposisi tertutup dengan baik sehingga

    diperlukan operasi reposisi terbuka dan fixasi interna. Reposisi terbuka

    juga lebih sering diperlukan pada patah tulang yang disertai dislocasi

    sendi. (1)

    Penyulit

    Lesi nervus jarang terjadi pada Fracture tertutup. Apabila terjadi, bisa

    mengenai nervus radialis, ulnaris maupun medianus atau cabangnya.

    Cedera nervus radialis ditemukan pada Fracture Monteggia. sedangkan

    cedera nervus medianus sering terjadi pada Fracture radius distal. (1)

    Karena di lengan bawah terdapat banyak pembuluh darah collateral,

    kerusakan pembuluh darah jarang berakibat berat terhadap lengan bawah.

    Penyulit yang segera tampak berupa syndrome compartemen juga relatif

    jarang. Apabila terdapat syndrome ini, biasanya sulit didiagnosis atau

    terlambat karena denyut nadi sering masih teraba. Pengobatannya adalah

    fasiotomi yang cukup luas. Pada pembedahan memang tidak boleh

    dilakukan penjahitan kembali fasia. (1)

    Complikasi

    Complikasi lambat yang tersering adalah mallunion dan apabila union

    berupa angulasi disertai dengan ketidaksejajaran radius dan ulna, akan

    terjadi gangguan gerak pronasi dan supinasi. Complikasi lain adalah

    terbentuknya sinososis atau jembatan callus, yaitu callus antara radius

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 50

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    dan ulna sehingga kemungkinan supinasi dan pronasi hilang. Sinososis

    ini dapat terjadi pada Fracture dislocasi, seperti Fracture Monteggia atau

    Fracture Galeazzi. (1)

    Complikasi yang tidak jarang terjadi adalah pseudoarthrosis karena gagal

    union, misalnya akibat terjadinya infeksi, operasi yang terlalu merusak

    perios, atau terselipnya otot di antara fragmen patahan tulang. Complikasi

    infeksi yang menyebabkan osteomyelitis biasanya merupakan akibat dari

    Fracture terbuka meskipun tidak jarang terjadi setelah reposisi terbuka. (1)

    BAB IV

    FRACTURE ANTEBRACHII

    4.1 Clasifikasi Fracture Antebrachii

    Pada bab ini akan dibahas mengenai fracture dan dislokasi yang sering

    terjadi di regio antebrachii, antara lain :

    1. Dislocasi Elbow

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 51

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    2. Fracture Caput radii

    3. Fracture Olecranon ulna

    4. Fracture antebrachii

    5. Fracture Montegia

    6. Fracture Galeazzi

    7. Fracture Colles

    8. Fracture Smiths

    9. Fracture Scaphoid

    4.2 Dislocasi Elbow

    Dislocasi sendi siku merupakan dislocasi sendi humeroulnar dan humeroradial.

    Biasanya terjadi dislocasi fragmen distal ke poserior dan lateral terhadap

    fragmen proximal. Paling sering terjadi pada anak anak karena proses

    ossifikasinya belum sempurna. Penyebabnya karena terjadi trauma

    tidak langsung, benturan pada tangan dan lengan bawah dengan siku dalam

    posisi extensi disertai sedikit flexi dan lengan atas terdorong kearah volar dan

    medial. Pada pemeriksaan klinis terdapat bengkak, nyeri spontan, nyeri sumbu,

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 52

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    dan gerakan abnormal sangat terbatas pada posisi kurang dari 30. Pada pemeriksaan

    dari dorsal siku, didapatkan perubahan pada segitiga sama kaki yang dibentuk

    oleh olecranon, epicondylus lateral, dan epicondylus medial. Segitiga yang

    normalnya sama kaki, berubah menjadi segitiga yang tidak sama kaki. Dislocasi

    siku ini dapat menyebabkan robeknya ligamentum yang mempertahankan

    stabilitas sendi siku dan ini mempengaruhi cara pengobatannya. Bila tidak

    terjadi instabilitas, setelah reposisi dapat dimulai dengan imobilisasi selama tiga minggu

    dalam gips sebelum mobilisasi. Luxasi caput radius yang disebut siku tertarik

    dapat terjadi karena siku ditarik sehingga caput ditarik lepas dari lingkaran

    ligamentum. Hal ini terjadi pada anak yang jatuh ketika tangannya ditarik

    secara abnormal.

    Diagnosis menjadi jelas dari anamnesa dan pemeriksaan fisik. Terapi dengan

    reposisi pada siku flexi dengan tekanan di arah sumbu supinasi dan reposisi caput ke

    arah ulnar.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 53

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Treatment

    Nonoperatif

    reduction manuver

    perlahan dan hati-hati dan biasanya dilakukan oleh 2 orang. Dengan kondisi

    sendi siku dalam keadaan flexi, lengan bawah ditarik. Lalu dengan satu tangan

    lagi dokter melakukan koreksi di tempat dislokasi. Dengan menggunakan

    jempol processus olecranon ditekan. Setelah tereduksi lalu dilakukan

    pemeriksaan gerakan sendi siku dan kestabilannya serta pemeriksaan arteri serta

    persarafan di bagian distal dari sendi siku. Lalu dilakukan pemeriksaan x-ray.

    Sendi lalu diimobilisasi menggunakan splint atau sling selama 2-3 minggu lalu

    diikuti dengan latihan pergerakan sendi.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 54

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    operatif

    Apabila dislokasi disertai dengan adanya fracture maka tindakan operatif

    diperlukan. Setelah operasi sendi siku harus dilindungi menggunakan external

    Inge untuk mencegah terjadinya dislokasi lagi.

    Complikasi

    Dini

    1. Kerusakan pada pembuluh darah arteri brachialis

    2. Cidera pada nervus medianus dan nervus ulnaris

    Lanjut

    1. Kekakuan sendi

    2. Myositis Osifikans

    3. Osteoartritis

    4. Dislokasi berulang

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 55

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    4.3 Fracture pada caput dan collum radius.

    Mekanisme cidera

    Terjatuh dalam posisi out stretched hand dengan siku ekstensi dan tangan dalam

    posisi pronasi sehingga mengakibatkan caput radial berbenturan dengan

    capitulum.

    Sign

    Look : siku tampak bengkak

    Feel : nyeri tekan

    Move : nyeri saat digerakkan

    X Ray:

    Clasifikasi :

    1.Tipe 1 : terbelah vertikal

    2.Tipe 2 : terbelah miring

    3.Tipe 3 : terbelah

    4.Tipe 4 : hancur

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 56

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Treatment

    1. Tipe 1 & 2 : istirahatkan sendi siku dengan mitela

    2. Tipe 3 & 4 : exisi

    Operatif

    1. Expose ujung fracture dengan dissection jaringan yang minimal, lalu

    hilangkan hematoma dan lakukan irigasi luka.Reduksi fraktur

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 57

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    menggunakan reduction forceps lalu stabilkan menggunakan 1.0 mm K-

    wire

    2. Gunakan T-plate 1.5 atau 2.0

    3. Gunakkan 2 atau 3 screw (1.5 mm or 2.0 mm) pada T plate. Gunakan satu

    Hook kecil di bagian lubang distal lalu tarik ke arah distal. Saat itu K

    wire bisa dipindahkan. Lalu gunakan clamp untuk menstabilkan.

    4. Stabilkan T plate dengan 2 atau 3 bicortical screws (1.5 or 2 mm)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 58

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Complikasi :

    1. Kekakuan sendi

    2. Myositis Ossificans

    4.4 Fracture processus Olecranon

    Mekanisme cidera

    Trauma langsung sendi siku

    Sign

    Look : siku tampak bengkak

    Feel : kadang dapat ditemukan kap saat palpasi

    Move : tidak dapat mengextensikan siku melawan tahanan

    X Ray:

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 59

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Clasifikasi :

    Tipe 1 : keretakan olecranon tanpa adanya pemisahan

    Tipe 2 : keretakan disertai pemisahan

    Tipe 3 : Fracture komunitif tidak stabil

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 60

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Treatment

    Tipe 1 : konservatif

    Tipe 2 : operatif dan fixasi internal mempergunakan screw/tension And wiring

    Tipe 3 : exisi fragmen dan melekatkan kembali trisep pada olecranon

    Fracture olecranon dap ditangani tanpa tindakan operatif jika fragmen masih

    terhubung dengan baik dan Ligamen serta jaringan di sekitar fraktur masih

    cukup kuat untuk menjaga fragmen di tempatnya. biasanya dapat menggunakan

    splint untuk jangka waktu 1-2 minggu. setelah bengkak berkurang dapat diganti

    dengan long arm Cast. Lalu dipertuankan selama 6-8 minggu.

    Tension band Wire

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 61

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    tension band mengubah tekanan dari arah posterior olecranon menjadi tenaga

    kompresi dijoint line. Pada olecranon, ikatan figure-of-eight wire (1.0 mm)

    berlaku sebagai tension band selama flexi sendi siku.

    1. Reduksi

    Lakukan reduksi dari fracture transverse olecranon dengan menggunakan

    forceps.

    2.Siapkan lubang wire

    Drilling

    40 mm distal dari garis fracture dan 5 mm dari posterior cortex, buat lubang

    melalui ulna menggunakan drill ukuran 2.0 mm

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 62

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Persiapan memasukkan Wire

    Siapkan wire 1.0 mm dan buatlah simpul di 1/3 dari panjangnya. Lalu

    masukkan bagian yang lebih pendek melewati lubang.

    Memasukkan K-wires

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 63

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    K-wire pertama

    Dengan bantuan dril masukkan K-wire 1.6 mm di medial caput olecranon.

    Arahkan dril ke cortex anterior , sedekat mungkin ke sendi. Siapkan tempat

    yang cukup disisi lateral untuk K-wire yang kedua.

    K-wire kedua

    Masukkan drill tepat diatas K-wire pertama, lalu masukkan K-wire 1.6 mm

    sejajar wire pertama.

    3.Fixasi Wire

    Membuat Figure-of-eight

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 64

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Pindahkan forceps, lalu wire yang sudah disimpul dilewatkan di belakang k

    wire sehingga membentuk figure-of-eight. Gabungkan kedua wire dengan

    sedikit putaran.

    Kencangkan wire

    Potong ujung wire.

    Benamkan K-wires

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 65

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Dengan menggunakan bantuan forceps, bengkokkan kedua K-wire 180 degrees.

    Lalu benamkan wire ke arah tulang untuk mencegah menonjolnya wire dan juga

    iritasi kulit.

    4.Konfirmasi hasil menggunakan x ray

    Complikasi :

    1.Nonunion

    2.Oseoarthritis

    4.5 Fracture Antebrachii

    Mekanisme cidera

    Mekanisme trauma pada antebrachii yang paling sering adalah jatuh dengan

    outstreched hand atau trauma langsung. Gaya twisting menghasilkan fraktur

    spiral pada level tulang yang berbeda. Trauma langsung atau gangguan angulasi

    menyebabkan fraktur transversal pada level tulang yang sama.

    Sign

    Look :

    Bandingkan dengan bagian yang sehat

    Posisi anggota gerak

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 66

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Keadaan umum penderita secara keseluruhan

    Ekspresi wajah karena nyeri

    Adanya tanda-tanda anemia karena perdarahan

    Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk

    membedakan fraktur tertutup atau fraktur terbuka

    Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa

    hari

    Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan

    Lakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-

    organ lain

    Perhatikan kondisi mental penderita

    Keadaan vaskularisasi

    Feel :

    Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya

    mengeluh sangat nyeri.

    Temperatur setempat yang meningkat

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 67

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Nyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan

    oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang

    Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan

    secara hati-hati.

    Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri

    radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan

    anggota gerak yang terkena.

    Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal

    daerah trauma , temperatur kulit.

    Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui

    adanya perbedaan panjang tungkai.

    Move

    Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif

    dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma.

    Pada pederita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri

    hebat sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar,

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 68

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak

    seperti pembuluh darah dan saraf.

    X Ray

    Treatment

    Metode Penanganan Konservatif

    Prinsipnya dengan melakukan traksi ke distal dan kembalikan posisi

    tangan berubah akibat rotasi. Posisi tangan dalam arah benar dilihat

    letak garis patahnya

    1/3 proksinal posisi fragmen proksimal dalam supinasi untuk dapat

    kesegarisan fragmen distal supinasi.

    1/3 tengah posisi radius netral maka posisi distal netral.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 69

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    1/3 distal radius pronasi maka posisi seluruh lengan pronasi,

    setelah itu dilakukan immobilisasi dengan gips atas siku

    Metode Penanganan Operatif

    Empat eksposur dasar yang direkomendasikan:

    a) Straight ulnar approach untuk fraktur shaft ulna

    b) Volar antecubital approach untuk fraktur radius proximal

    c) Dorsolateral approach untuk fraktur shaft radius, mulai dari

    kapitulum radius sampai distal shaft radius

    d) Palmar approach untuk fraktur radius 1/3 distal

    i. Posisikan pasien terlentang pada meja operasi. Meja hand sangat

    membantu untuk memudahkan operasi. Tourniquet dapat digunakan

    kecuali bila didapatkan lesi vaskuler.

    ii. Ekspos tulang yang mengalami fraktur sesuai empat prinsip diatas.

    iii. Reposisi fragmen fraktur seoptimal mungkin

    iv. Letakkan plate idealnya pada sisi tension yaitu pada permukaan

    dorsolateral pada radius, dan sisi dorsal pada ulna. Pada 1/3 distal

    radius plate sebaiknya diletakkan pada sisi volar untuk menghindari

    tuberculum Lister dan tendon-tendon ekstensor.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 70

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    v. Pasang drain, luka operasi ditutup lapis demi lapis

    Complikasi

    1. Ischaemia

    2. Non union

    3. Mal union

    4. Joint stiffness

    4.6 Fracture Satu Tulang

    Fracture radius saja biasanya terjadi akibat suatu trauma langsung dan

    sering terjadi pada bagian proximal radius. Fragmen Fracture akan terdislocasi

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 71

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    ad latitudinem dan ad periferam. Untuk penantalaksanaan dapat dilakukan

    reposisi tertutup kemudian imobilisasi dengan lengan pronasi pada Fracture 1/3

    distal, netral pada Fracture 1/3 tengan dan supinasi pada Fracture 1/3 proximal,

    imobilisasi selama 4-6 minggu. . Fracture ini sulit direposisi secara tertutup atau

    akan mengalami redislocasi bila reposisi berhasil. Oleh karena itu, dianjurkan

    reposisi terbuka dan biasanya dipasang fixasi interna dengan plat jenis

    compressi.

    Fracture ulna biasanya disebabkan oleh trauma langsung, misalnya

    menangkis pukulan dengan lengan bawah. Relatif sering terjadi Fracture yang

    tidak berubah posisinya. Pada gejala klinis : didapatkan adanya tanda-tanda

    Fracture seperti edema, deformitas. false movement, krepitasi dan nyeri.

    Radiologis : anteroposerior dan lateral, akan didapakan adanya diskontinuitas

    tulang. Pengobatan biasanya konservatif dengan pemasangan gips (long arm

    cast), jika reposisi tertutup gagal atau terjadi complikasi nonunion, malunion,

    maka dapat dilakukan reposisi secara terbuka. Kadang Juga terjadi Fracture

    yang terdislocasi, dalam hal Ini harus diteliti apakah ada juga Fracture tulang

    radius atau dislocasi sendi radioulnar. Pada Fracture yang comminutiva dapat

    terjadi penyatuan lambat atau pseudoarthrosis dan ini memerlukan tindak

    operatif disertai cangkok tulang. (1)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 72

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    4.6 Fracture Antebrachii Yang Khas

    4.6.1 Fracture Monteggia

    Definisi

    Monteggia mempublikasikan Fracture ini sebagai Fracture sepertiga

    proximal ulna disertai dislocasi ke anterior dari caput radius(1,2). Ternyata

    kemudian terbukti bahwa dislocasi ini dapat terjadi ke lateral dan juga ke pose-

    rior. Penyebabnya biasanya trauma langsung terhadap ulna, misalnya sewaktu

    melindungi kepala pada pukulan, sehingga disebut patah tulang tangkis. (1)

    Klasifikasi Fraktur dislokasi Monteggia menurut Bado:

    Bado 1, dislokasi kaput radius ke anterior

    Bado 2, dislokasi radius ke kaput posterior

    Bado 3, dislokasi kaput radius ke lateral

    Bado 4, dislokasi kaput radius disertai fraktur radius dan ulna

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 73

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    - Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi anterior disertai

    dislokasi anterior kaput radius

    - Fraktur 1/3 tengah / proksimal ulna dengan angulasi posterior disertai

    dislokasi posterior kaput radii dan fraktur kaput radii

    - Fraktur ulna distal processus coracoideus dengan dislokasi lateral

    kaput radii

    - Fraktur ulna 1/3 tengah / proksimal ulna dengan dislokasi anterior

    kaput radii dan fraktur 1/3 proksimal radii di bawah tuberositas

    bicipitalis.

    Mekanisme cidera

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 74

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    biasanya terjadi karena tangan menjadi titik tumpuan saat jatuh, lalu tubuh

    mengalami rotasi dan momentumnya memaksa tangan untuk pronasi.

    Sign

    Pada umumnya menyerupai Fracture pada lengan bawah dan apabila

    terdapat dislocasi ke anterior, caput radius akan dapat diraba pada fossa kubitus.

    (1). Pergelangan tangan dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya

    tanda-tanda cedera pada nervus radialis. (2) . Terdapat 2 tipe yaitu tipe extensi

    (lebih sering) dan tipe flexi. Pada tipe extensi gaya yang terjadi mendorong ulna

    kearah hyperextensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe flexi, gaya mendorong

    dari depan kearah flexi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi

    ke poserior. (3)

    Gambaran radiologis

    Gambaran radiologis jelas memperlihatkan adanya Fracture ulna yang

    disertai dislocasi sendi radio-humeral. (1) Pada kasus biasa kaput radius

    berdislocasi kedepan, dan terdapat Fracture pada sepertiga bagian atas ulna

    dengan pelengkungan kedepan. Kadang-kadang dislocasi radius disertai dengan

    Fracture olecranon. Kadang-kadang kaput radius berdislocasi keposerior dan

    Fracture ulna melengkung kebelakang ( Monteggia kebelakang). Pada Fracture

    ulna yang terisolasi, selalu diperlukan pemeriksaan sinar X pada siku. (2)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 75

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Pengobatan

    Dengan cara konservatif biasanya berhasil pada anak, tetapi metode

    operatif sering menjadi pilihan pada Fracture Monteggia pada orang dewasa. (1) .

    Petunjuk untuk keberhasilan terapi adalah memulihkan panjangnya ulna yang

    mengalami Fracture, hanya setelah itu sendi yang berdislocasi dapat sepenuhnya

    direduksi. Pada anak-anak kadang-kadang dapat dilakukan manipulasi, tetapi

    pada orang dewasa lebih baik dilakukan reduksi terbuka dan pemasangan flat.

    Kalau kaput radius dapat direduksi secara tertutup, begitu lebih baik dan bila

    tidak harus diterapi dengan operasi. Lengan diimobilisasi dalam gips dengan

    siku yang diflexikan selama 6 minggu. Setelah itu dianjurkan gerakan aktif. (2)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 76

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Metode Penanganan Konservatif

    Prinsipnya dengan melakukan traksi ke distal dan kembalikan posisi

    tangan berubah akibat rotasi

    Posisi tangan dalam arah benar dilihat letak garis patahnya

    - 1/3 proksinal posisi fragmen proksimal dalam supinasi untuk dapat

    kesegarisan fragmen distal supinasi

    - 1/3 tengah posisi radius netral maka posisi distal netral

    - 1/3 distal radius pronasi maka posisi seluruh lengan pronasi, setelah itu

    dilakukan immobilisasi dengan gips atas siku

    Metode Penanganan Operatif

    - Empat eksposur dasar yang direkomendasikan

    1. Straight ulnar approach untuk fraktur shaft ulna

    2. Volar antecubital approach untuk fraktur radius proximal

    3. Dorsolateral approach untuk fraktur shaft radius, mulai dari

    kapitulum radius sampai distal shaft radius

    4. Palmar approach untuk fraktur radius 1/3 distal

    - Posisikan pasien terlentang pada meja operasi. Meja hand sangat

    membantu untuk memudahkan operasi. Tourniquet dapat digunakan

    kecuali bila didapatkan lesi vaskuler.

    - Ekspos tulang yang mengalami fraktur sesuai empat prinsip diatas.

    - Reposisi fragmen fraktur seoptimal mungkin

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 77

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    - Letakkan plate idealnya pada sisi tension yaitu pada permukaan

    dorsolateral pada radius, dan sisi dorsal pada ulna. Pada 1/3 distal radius

    plate sebaiknya diletakkan pada sisi volar untuk menghindari tuberculum

    Lister dan tendon-tendon ekstensor. Plat yang digunakan yaitu 3,5-mm

    dynamic compression (DC) plate atau limited contact dynamic

    compression (LC-DC) plate.

    - Pasang drain, luka operasi ditutup lapis demi lapis

    .

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 78

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Prosedur tetap

    1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum, serta imobilisasi

    dengan gips (long arm cast) dengan posisi lengan supinasi, selama 4-6

    minggu.

    2. Bila reposisi tertutup gagal maka dilakukan fiksasi internal, post

    operasi dilakukan tes pada sendi radioulnar bila tidak stabil imobilisai

    dengan gips pada posisi lengan supinasi selama 3 minggu dilakukan

    fiksasi internal.

    3. Pada fraktur terbuka terlebih dahulu dilakukan debridement

    kemudian imobilisasi, sedangkan pada derajat III dilakukan eksternal

    fiksasi.

    Komplikasi

    Malunion

    Kompartemen sindrom

    Cross union

    Atropi sudeck

    Trauma N. Medianus

    Rupture tendo ekstensor sendi pergelangan tangan, pronasi,

    supinasi, fleksi palmar, pergerakan serta ekstensi

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 79

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    4.6.2 Fracture Galeazzi

    Definisi

    Fracture ini merupakan Fracture distal radius disertai dislocasi atau

    subluxasi sendi radioulnar distal. Terjadinya Fracture ini biasanya akibat trauma

    langsung sisi lateral ketika jatuh. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang

    menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu

    menahan berat badan yang memberi gaya supinasi. (1,3)

    Gambar 2.1. Fracture Galeazzi

    Gambaran klinis

    Fracture Galeazzi jauh lebih sering terjadi daripada Fracture Monteggia.

    Ujung bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok.

    Perlu dilakukan pemeriksaan untuk lesi nervus ulnaris yang sering terjadi. (2).

    Gambaran klinisnya bergantung pada derajat dislocasi fragmen Fracture. Bila

    ringan. nyeri dan tegang hanya dirasakan pada daerah Fracture; bila berat,

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 80

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    biasanya terjadi pemendekan lengan bawah. Tampak tangan bagian distal dalam

    posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung

    distal ulna.(1)

    Gambaran radiologis

    Fracture melintang atau oblique yang pendek ditemukan pada sepertiga

    bagian bawah radius, dengan angulasi atau tumpang-tindih. Sendi radioulnar

    inferior subluxasi atau dislocasi. (2)

    Gambar 2.2 Radiologi Fracture Galeazzi

    Pengobatan

    Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral

    untuk dislocasi radius ulna distal, deviasi ulnar, dan flexi. Secara konservatif

    mungkin kurang memuaskan dan bila demikian. terapi bedah menjadi pilihan. (1)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 81

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Operatif

    General anastesi

    Atur tourniquet 200-250 mm Hg.

    Menggunakan approach volar Henry atau Thompson approach

    Mereduksi fraktur menggunakan bantuan broad fracture reduction forceps

    Menggunakan C-arm untuk mengconfirmasi fracture/bone alignment.

    Plat yang digunakan yaitu 3,5-mm dynamic compression (DC) plate atau

    limited contact dynamic compression (LC-DC) plate.

    Mengevaluasi alignment dan stabilitas.

    Melepaskan tourniquet

    memeriksa reducsi menggunakan foto rontgent.

    Irrigasi and tutup luka operasi.

    Pasang long arm splint

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 82

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    4.6.3 Fracture Colles

    Definisi

    Cedera yang diuraikan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah

    Fracture melintang pada radius tepat diatas pergelangan tangan dengan

    pergeseran dorsal fragmen distal. Ini adalah Fracture yang paling sering

    ditemukan pada manula, insidennya yang tinggi berhubungan dengan

    permulaan oseoporosis pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita

    yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang terentang.(5)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 83

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Clasifikasi

    Ada banyak sistem clasifikasi yang digunakan pada Fracture extensi dari

    radius distal. Namun yang paling sering digunakan adalah sistem clasifikasi

    oleh Frykman. Berdasarkan sistem ini maka Fracture Colles dibedakan menjadi

    4 tipe berikut : (4)

    Tipe IA : Fracture radius extra articular

    Tipe IB : Fracture radius dan ulna extra articular

    Tipe IIA : Fracture radius distal yang mengenai sendi radiocarpal

    Tipe IIB : Fracture radius distal dan ulna yang mengenai sendi

    radiocarpal

    Tipe IIIA : Fracture radius distal yang mengenai sendi radioulnar

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 84

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Tipe IIIB : Fracture radius distal dan ulna yang mengenai sendi

    radioulnar

    Tipe IVA : Fracture radius distal yang mengenai sendi radiocarpal dan

    sendi radioulnar

    Tipe IVB : Fracture radius distal dan ulna yang mengenai sendi

    radiocarpal dan sendi radioulnar

    Gambar 2.4 Clasifikasi Fracture Colles

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 85

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Trauma / Kelainan yang Berhubungan

    Fracture extensi radius distal sering terjadi bersamaan dengan trauma atau

    luka yang berhubungan, antara lain : (4)

    1. Fracture processus styloideus (60 %)

    2. Fracture collum ulna

    3. Fracture carpal

    4. Subluxasi radioulnar distal

    5. Ruptur tendon flexor

    6. Ruptur nervus medianus dan ulnaris

    Manifestasi Klinis

    Kita dapat mengenali Fracture ini (seperti halnya Colles jauh sebelum

    radiografi diciptakan) dengan sebutan deformitas garpu makan malam, dengan

    penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien

    dengan sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri

    bila pergelangan tangan digerakkan. (2) Selain itu juga didapatkan kekakuan,

    gerakan yang bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena. (4)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 86

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Gambar 2.5. Dinner fork deformity

    Diagnosis

    Diagnosis Fracture dengan fragmen terdislocasi tidak menimbulkan

    kesulitan. Secara klinis dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang

    Colles. Bila Fracture terjadi tanpa dislocasi fragmen patahannya, diagnosis

    klinis dibuat berdasarkan tanda klinis patah tulang. (1,3)

    Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat

    hancurnya Fracture comminutiva dan mengetahui letak persis patahannya. (1)

    Pada gambaran radiologis dapat diclasifikasikan stabil dan instabil. Stabil bila

    hanya terjadi satu garis patahan, sedangkan instabil bila patahnya comminutiva.

    Pada keadaan tipe tersebut perioseum bagian dorsal dari radius 1/3 distal tetap

    utuh. (4). Terdapat Fracture radius melintang pada sambungan corticocanselosa,

    dan processus styloideus ulnar sering putus. Fragmen radius :

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 87

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    1. Bergeser dan miring ke belakang

    2. Bergeser dan miring ke radial

    3. Terimpaksi. Kadang-kadang fragmen distal mengalami pehancuran dan

    comminutiva yang hebat. (4)

    Gambar 2.6 (a) Dinner fork deformity,

    (b) Fracture tidak masuk dalam sendi pergelangan

    tangan

    (c) Pergeseran ke belakang dan ke radial

    Penatalaksanaan (2)

    - Fracture tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), Fracture

    dibebat dalam gips gips yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah

    dan pergelangan tangan dan dibalut kuat dalam posisinya.

    - Fracture comminutiva berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan

    dengan gips; untuk keadaan ini sebaiknya dilakukan fixasi luar, dengan

    pen proximal yang mentransfiksi radius dan pen distal, sebaiknya

    mentransfiksi dasar-dasar metacarpal kedua dan sepertiga. (2)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 88

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    - Fracture yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan

    dipegang dengan erat dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu

    (kadang-kadang dengan extensi pergelangan tangan untuk melepaskan

    fragmen; fragmen distal kemudian didorong ke tempatnya dengan

    menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan

    tangan ke dalam flexi, deviasi ulnar dan pronasi.

    Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X. Kalau posisi memuaskan,

    dipasang circulair gips, membentang dari tepat di bawah siku sampai

    collum metacarpal. Gips ini dipertahankan pada posisinya dengan

    pembalut kain krep. Posisi deviasi ulnar yang extrim harus dihindari;

    cukup 20 derajat saja pada tiap arah.

    Gambar 2.7 Reduksi : (a) Pelepasan impaksi

    (b) Pronasi dan pergeseran ke depan,

    (c) Deviasiulnar

    Pembebatan :

    a. penggunaan sarung tangan

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 89

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    b. gips yang basah

    c. gips yang dibalutkan dan reduksi dipertahankan hingga gips mengeras.

    Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari ; latihan bahu dan jari

    segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak, mengalami

    cyanosis atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut.

    Setelah 7-10 hari dilakukan pengambilan sinar X yang baru; pergeseran ulang

    sering terjadi dan biasanya diterapi dengan reduksi ulang; sayangnya, sekalipun

    manipulasi berhasil, pergeseran ulang sering terjadi lagi.

    Fracture menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti penyatuan

    secara radiologi, gips dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan pembalut

    kain krep sementara.

    Fracture Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap

    menyebabkan complikasi jangka panjang. Karena itulah hanya Fracture Colles

    tipe IA atau IB dan tipe IIA yang boleh ditangani oleh dokter IGD. Selebihnya

    harus dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan pada ahli orthopedik. Dalam

    perawatannya, ada 3 hal prinsip yang perlu diketahui, sebagai berikut :

    Tangan bagian extensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan

    dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen

    Angulasi normal sendi radiocarpal bervariasi mulai dari 1 sampai 23

    derajat di sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak.

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 90

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    Angulasi normal sendi radioulnar adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut

    ini dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu

    yang lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difixasi.

    Bila kondisi ini tidak dapat segera dihadapkan pada ahli orthopedik, maka

    beberapa hal berikut dapat dilakukan :

    1. Lakukan tindakan di bawah anestesi regional

    2. Reduksi dengan traksi manipulasi. Jari-jari ditempatkan pada Chinese

    finger traps dan siku dielevasi sebanyak 90 derajat dalam keadaan

    flexi. Beban seberat 8-10 pon digantungkan pada siku selama 5-10

    menit atau sampai fragmen disimpaksi. Kemudian lakukan penekanan

    fragmen distal pada sisi volar dengan menggunakan ibu jari, dan sisi

    dorsal tekanan pada segmen proximal menggunakan jari-jari lainnya.

    Bila posisi yang benar telah didapatkan, maka beban dapat

    diturunkan.

    3. Lengan bawah sebaiknya diimobilisasi dalam posisi supinasi atau

    midposisi terhadap pergelangan tangan sebanyak 15 derajat flexi dan

    20 derajat deviasi ulna. Lengan bawah sebaiknya dibalut dengan

    selapis Webril diikuti dengan pemasangan anteroposerior long arms

    splint. Lakukan pemeriksaan radiologik pasca reduksi untuk

    memastikan bahwa telah tercapai posisi yang benar, dan juga

    pemeriksaan pada nervus medianusnya

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RSAL Dr. Mintohardjo JakartaFK UNIVERSITAS TRISAKTI 91

  • FRAKTUR PADA DAERAH ANTEBRACHII

    4. Setelah reduksi, tangan harus tetap dalam keadaan terangkat selama

    72 jam untuk mengurangi bengkak. Latihan gerak pada jari-jari dan

    bahu sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan pemeriksaan radiologik

    pada hari ketiga dan dua minggu pasca trauma.

    5. Immobilisasi Fracture yang tak bergeser selama 4-6 minggu,

    sedangkan untuk Fracture yang bergeser membutuhkan waktu 6-12

    minggu.