19
FRAKTUR REGIO ANTEBRACHII I. Laporan Kasus A. Identitas Pasien Nama pasien/umur : Ny. S / 24 tahun No. Rekam Medik : 649292 Alamat : Batu Mattimboe Kab. Bulukumba Ruang perawatan : Lontara 2 Tanggal MRS : 2 Februari 2014 B. Anamnesis Keluhan utama: Nyeri pada tangan kanan. Anamnesis terpimpin: Dialami pasien sejak 9 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien dibonceng mengendarai motor, tiba-tiba ditabrak oleh mobil dari arah berlawanan. Tidak ada mual dan muntah. Terdapat luka dan patah pada tangan kanan. Pasien menggunakan helm saat kejadian. Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada. C. Pemeriksaan fisis Primary survey: A: Clear B: 22x/menit 1

Lapsus Fraktur Regio Antebrachii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kasus Orthopedi, Fraktru Regio Antebrachii

Citation preview

FRAKTUR REGIO ANTEBRACHII

I. Laporan Kasus

A. Identitas Pasien

Nama pasien/umur: Ny. S / 24 tahun

No. Rekam Medik: 649292

Alamat: Batu Mattimboe Kab. Bulukumba

Ruang perawatan: Lontara 2

Tanggal MRS: 2 Februari 2014

B. Anamnesis

Keluhan utama:

Nyeri pada tangan kanan.

Anamnesis terpimpin:

Dialami pasien sejak 9 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Pasien dibonceng mengendarai motor, tiba-tiba ditabrak oleh mobil dari arah berlawanan. Tidak ada mual dan muntah. Terdapat luka dan patah pada tangan kanan. Pasien menggunakan helm saat kejadian.

Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada.

Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada.

C. Pemeriksaan fisis

Primary survey:A: Clear

B: 22x/menit

C: Nadi: 95x/menit, tekanan: 100/80 mmHg

D: GCS 15, E4M6V5

E: Suhu: 36,5C

Secondary Survey:

Regio antebrachii dextra:

Inspeksi: Tampak deformative, kemerahan (+), edem (+)

Palpasi : Nyeri tekan (+), Krepitasi (+)

ROM:Gerak aktif pasif elbow dan wrist tidak dapat dievaluasi karena nyeri

NVD:Sensibilitas baik arteri radialis dan ulnaris teraba. CRT < 2 menit.

D. Laboratorium

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

DR

6/02/2014

WBC

5.75

4.00 10.00 x 103/ul

RBC

3.96

4.00 6.00 x 106/ul

HGB

11,1

12.0 16.0 g/dl

HCT

32.8

37.0 48.0 %

MCV

85.0

80.0 97.0 fl

MCH

25.8

26.5 33.5 pg

MCHC

33.8

31.5 35.0 g/dl

PLT

203

150 400 x 103/ul

RDW-5D

13.8

10.0-15.0 fL

RDW-CV

12.7

10.0-15.0 %

PDW

10.3

10.0 18.0 fL

MPV

9.4

6.0 -11.0 um3

P-LCR

20.8

13.0 - 43.0 %

PCT

0.19

0.15 0.50 %

NEU

4.97

LYM

0.50

MON

0.25

E. Radiologi

Foto antebrachii dextra AP lateral:

Alignment pembentuk antebrachii berubah

Tampak fraktur komunitif pada 1/3 distal os radius dextra dengan fragmen tulang yang tidak menyatu, callus forming belum ada, cortex tidak intak.

Tampak pula fraktur transversal 1/3 distal os ulna dextra dengan displace ke arah posterolateral dengan shortening 2,1 cm, callus forming belum ada, cortex tidak intak.

Tidak tampak tanda-tanda osteomyelitis.

Mineralisasi tulang berkurang (disuse osteoporosis).

Celah sendi yang tervisualisasi baik.

Jaringan lunak di sekitarnya kesan swelling pada regio 1/3 distal os radius dan os ulna dextra.

Kesan

Fraktur komunitif pada 1/3 distal os radius dextra

Fraktur transversal 1/3 distal os ulna dextra

F. Diagnosis

Closed fracture 1/3 distal os radius dan os ulna dextra

G. Terapi

Operasi Open Reduction Internal Fixation

Debridement

II. Diskusi

A. Pendahuluan

1. ANATOMI REGIO ANTEBRACHII

Gambar 1 Os radius dan os ulna dikutip dari kepustakaan 1

Lengan bawah atau antebrachium terdiri dari dua jenis tulang, yaitu os radius dan os ulna. Os ulna terletak pada bagian medial antebrachium, sejajar dengan jari kelingking. Os radius terletak pada bagian lateral antebrachium, sejajar dengan ibu jari.2

Os radius merupakan tulang yang paling sering mengalami fraktur pada orang-orang dengan usia lebih dari 50 tahun. Seringnya, fraktur tersebut terjadi sebagai akibat dari jatuh dengan kondisi tangan yang terulur. Bagian os radius yang peling sering mengalami fraktur adalah 2.5 cm proksimal terhadap pergelangan tangan, dan umumnya fraktur yang terjadi adalah fraktur kominutif, atau impaksi.2

Ketika lengan atas mengadakan fleksi, tampak muskulus brachioradialis sepanjang area radius. Pada pergelangan tangan terdapat tendon muskulus flexor carpi radialis, muskulus palmaris longus (yang kadang tidak tampak), dan sekumpulan tendon muskulus flexor digitorum superficialis. Tendon muskulus flexor carpi ulnaris terletak paling medial.2

Ekstremitas superior divaskularisasi dari percabangan arteri subclavia yang nantinya akan bercabang menjadi arteri brachialis pada os humerus, arteri radialis dan arteri ulnaris pada pergelangan tangan.2

Vena-vena pada ekstremitas superior berjalan seiring seluruh arteri utama, biasanya berpasangan, juga berdampingan vena-vena superfisial yang penting. Vena-vena superfisial ini dapat terlihat sebagai jaringan venous dorsalis pada bagian posterior tangan yang berjalan sebagai vena cephalica pada bagian lateral dan vena basilica pada bagian medial. Vena basilica berjalan sepanjang aspek posteromedial antebrachium, melewati aspek anterior di bawah elbow dan menembus permukaan dalam pada kira-kira pertengahan lengan atas.2

Beberapa nervus pada ekstremitas superior dapat dipalpasi, terutama pada orang dengan tubuh kurus. Nervus-nervus tersebut antara lain nervus supraklavikularis, plexus brachialis pada caput humerus (dengan lengan atas berabduksi), nervus medianus pada pertengahan lengan atas, nervus ulnaris pada sulcus epicondylus medialis, dan nervus radialis superfisial pada pergelangan tangan.2

2. DEFINISI

Fraktur adalah terjadinya diskontinuitas tulang, kartilago, atau keduanya disertai cedera jaringan lunak. Fraktur os radius dan fraktur os ulna adalah trauma yang sering terjadi pada bagian tungkai atas. Lokasi fraktur sering terjadi pada bagian tengah dari tulang radius dan ulna atau pada bagian distal atau keduanya.3

3. ETIOLOGI

Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang atau kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik).4

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran atau penarikan. Fraktur dapat disebabkan trauma langsung atau tidak langsung. Trauma langsung berarti benturan pada tulang mengakibatkan fraktur di tempat itu. Trauma tidak langsung bila titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.4

Tekanan yang berulang-ulang dapat menyebabkan keretakan pada tulang. Keadaan ini paling sering ditemui pada tibia, fibula, atau metatarsal. Fraktur dapat pula terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada Penyakit Paget).4

4. KLASIFIKASI FRAKTUR

a. Fraktur Komplit Inkomplit3

1) Fraktur komplit:Bila seluruh lingkaran tulang (tulang tubuler) atau kedua permukaan korteks (tulang ceper) terputus (disrupted), disebut simpel bilamana hanya terdiri atas dua fragmen fraktur

2) Fraktur inkomplit:Biasanya terjadi pada anak-anak yang meliputi bowing (bengkok), torus (buckling of cortex) yang pada dasarnya korteks masih intak dan infraction (greenstick fractures), fraktur pada satu sisi korteks

Gambar 2Jenis-Jenis Fraktur a) bowing, b) dan c) fraktur inkomplit, torus/buckling korteks dan greenstick, d) fraktur komplit, e) fraktur communited. Dikutip dari kepustakaan 3

b. Bentuk Garis Patah dengan Mekanisme Trauma3

1) Garis patah spiral (twisting)

2) Garis patah obliq (compression)

3) Triangle butterfly pattern (bending)

4) Transverse pattern (tension)

Gambar 3 Bentuk-Bentuk Garis Patahan dikutip dari kepustakaan 3

c. Jumlah Garis Patah3

1) Fraktur komunitif: Bilamana fraktur terdiri atas lebih dua garis fraktur

2) Fraktur segmental:Garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan. Bila dua garis patah disebut pula fraktur bifocal

3) Fraktur multipel: Garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya

Gambar 4 Fraktur Komunitif dikutip dari kepustakaan 5

Gambar 5 Fraktur Segmental dikutip dari kepustakaan 5

d. Fraktur Terbuka Tertutup3

1) Fraktur terbuka:Fraktur yang disertai luka pada kulit yang memungkinkan adanya komunikasi antara fraktur dengan lingkungan luar

2) Fraktur tertutup: Fraktur yang tidak disertai cedera pada kulit di level tersebut

Gambar 6 Fraktur Terbuka dan Tertutup dikutip dari kepustakaan 3

5. KOMPLIKASI FRAKTUR

a. Delayed union6,7

Sambungan tulang yang terlambat pada fraktur tulang, terjadi karena imobilisasi tidak lengkap, infeksi patah di situs, fraktur patologis i.e. patah tulang melalui lesi yang mendasari tulang, defisiensi vitamin C, atau pada pasien lanjut usia.

b. Non-union6,7

Tulang tidak akan pernah bersambung tanpa ada beberapa bentuk interfensi dari luar.

c. Malunion6,7

Proses penyambungan tulang patah telah terjadi, meskipun posisi antar tulang tidak kembali seperti sebelumnya atau kelainan dan sering menjadi penyebab awal osteoarthritis.

d. Avascular necrosis6,7

Adanya gangguan suplai darah yang mungkin terjadi pada fraktur.

e. Myositis ossificans6,7

Menunjuk pada formasi pasca-trauma non-neoplastik tulang dalam otot rangka.

B. RESUME KLINIS

Gambar 8 Fraktur Antebrachii

Pada pasien ini didiagnosa mengalami closed fracture 1/3 distal os radius dan os ulna dextra berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisis. Dan setelah melakukan pemeriksaan radiologik diketahui bahwa pasien ini mengalami fraktur komunitif pada 1/3 distal os radius dextra dengan fragmen tulang yang tidak menyatu, fraktur transversal 1/3 distal os ulna dextra dengan displace ke arah posterolateral dan shortening 2,1 cm dan jaringan lunak di sekitarnya kesan swelling pada region 1/3 distal os radius dan os ulna dextra.

Fraktur komunitif pada 1/3 distal os radius dextra karena adanya 3 fragmen tulang yang tidak menyatu.

Fraktur transversal pada os ulna karena garis fraktur yang terbentuk adalah transversal dan fragmen tulang yang tidak menyatu hanya ada 2 sehingga tidak dikatakan fraktur komunitif.

Berdasarkan foto radiologik di atas, pasien ini dapat di diferential diagnosis dengan fraktur Monteggia dan fraktur Galleazzi.

Fraktur Monteggia adalah fraktur pada ulna disertai dislokasi pada os radius proksimal. Ini dapat diketahui pada pemeriksaan fisis, yaitu dengan melakukan pergerakan pada siku. Jika terdapat fraktur pada lengan bawah dan disertai dengan siku yang tidak dapat bergerak, maka bisa dicurigai terjadi fraktur Monteggia.8

Gambaran radiologi fraktur Monteggia:

Gambar 9 Fraktur Monteggia dikutip dari kepustakaan 8

Gambar A (foto Antebrachii sinistra AP), tampak fraktur komunitif pada 1/3 medial os ulna kiri dengan fragmen yang tidak menyatu. Pada foto ini tidak tampak adanya dislokasi.8

Gambar B (foto Antebrachii sinistra lateral), tampak dislokasi caput radius kiri ke arah caudolateral.8

Fraktur Galleazzi adalah fraktur pada os radius dengan dislokasi os ulna bagian distal.8

Gambaran radiologi fraktur Galleazzi:

Gambar 10 Fraktur Galleazzi dikutip dari kepustakaan 8

Gambar A (foto antebrachii sinistra AP) tampak fraktur komunitif pada 1/3 distal os radius sinistra dengan fragmen tulang yang tidak menyatu.

Gambar B (foto antebrachii sinitra lateral) tampak dislokasi caput os ulna bagian distal kiri ke arah caudolateral.

DAFTAR PUSTAKA

1. Seeley, Stephens, Tate. Anatomy and physiology. 6th edition.USA: The McGraw-Hill Companies; 2004. p.198-9, 225-7.

2. Ellis, Harold. Clinical anatomy: Applied anatomy for students and junior doctors. 11th edition.UK: Blackwell Publishing; 2006. p.164-7, 172.

3. Murtala, Bachtiar. Radiologi trauma dan emergensi. Edisi Kedua. Makassar: IPB; 2012. p.57-65.

4. Mettler Jr, Fred A. Skeletal system. In: Essentials of radiology. 2nd Edition. USA: Saunders; 2005. p.203.

5. Patel, Pradip R. Lecture notes radiologi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga; 2007. p.222-3.

6. Rasjad Chairuddin. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Edisi Ketiga. Jakarta: Yarsif Watampone; 2007. p.360-9.

7. Lisle, David A. Imaging for student. USA: Oxford University Press Inc; 2001. p.166-7.

8. Helms, Clyde A. Skeletal trauma. In: Fundamentals of diagnostic radiology. 3rd Edition. Editors: Brant, William E. Clyde A. Helms. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p.1119-20.

12