17
9 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan Sesuai dengan pasal 5 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa No. 870, yang dimaksudkan dengan wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya yang biasa, dengan alasan apapun juga, kecuali mengusahakan sesuatu pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya. Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu (Spillane, 2003). Sedangkan UU RI Nomor 9 tahun 1990 dalam Yoeti (2007), mendefinisikan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan pengertian pengunjung di atas, adapun bagian-bagian yang termasuk di dalamnya, yaitu: 1. Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal 24 jam di negara yang dikunjunginya. 2. Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya (termasuk pelancong dengan kapal pesiar). Jenis dan macam wisatawan yang terlihat dari sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana wisata itu dilakukan, wisatawan dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Wisatawan asing (foreign tourist) yaitu orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang ke suatu negara lain yang bukan merupakan negara dimana wisatawan tersebut menetap. Wisatawan asing bagi suatu negara dapat ditandai dari status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan yang dimilikinya serta dari jenis mata uang yang dibelanjakannya, karena pada umumnya golongan wisatawan ini hampir selalu menukarkan uangnya terlebih dahulu pada Bank atau Money Changer sebelum berbelanja. 2. Domestic foreign tourist yaitu wisatawan asing yang menetap pada suatu negara untuk berwisata di wilayah negara tempat tinggalnya. Wisatawan tersebut bukan warga negara dimana ia berada, melainkan adalah warga

2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

9

Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Wisatawan

Sesuai dengan pasal 5 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan

Bangsa-Bangsa No. 870, yang dimaksudkan dengan wisatawan adalah setiap

orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya

yang biasa, dengan alasan apapun juga, kecuali mengusahakan sesuatu pekerjaan

yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya. Wisatawan adalah orang yang

bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan

menikmati perjalanan dari kunjungannya itu (Spillane, 2003). Sedangkan UU RI

Nomor 9 tahun 1990 dalam Yoeti (2007), mendefinisikan wisatawan adalah orang

yang melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan pengertian pengunjung di atas,

adapun bagian-bagian yang termasuk di dalamnya, yaitu:

1. Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit

tinggal 24 jam di negara yang dikunjunginya.

2. Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang

dari 24 jam di negara yang dikunjunginya (termasuk pelancong dengan

kapal pesiar).

Jenis dan macam wisatawan yang terlihat dari sifat perjalanan dan ruang

lingkup dimana wisata itu dilakukan, wisatawan dapat digolongkan sebagai

berikut:

1. Wisatawan asing (foreign tourist) yaitu orang asing yang melakukan

perjalanan wisata, yang datang ke suatu negara lain yang bukan

merupakan negara dimana wisatawan tersebut menetap. Wisatawan asing

bagi suatu negara dapat ditandai dari status kewarganegaraannya,

dokumen perjalanan yang dimilikinya serta dari jenis mata uang yang

dibelanjakannya, karena pada umumnya golongan wisatawan ini hampir

selalu menukarkan uangnya terlebih dahulu pada Bank atau Money

Changer sebelum berbelanja.

2. Domestic foreign tourist yaitu wisatawan asing yang menetap pada suatu

negara untuk berwisata di wilayah negara tempat tinggalnya. Wisatawan

tersebut bukan warga negara dimana ia berada, melainkan adalah warga

Page 2: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

10

Universitas Kristen Petra

negara asing yang karena tugasnya hingga kedudukannya menetap dan

tinggal pada suatu negara serta memperoleh penghasilan dengan mata

uang negara asalnya.

3. Domestic tourist yaitu seorang warga negara yang berwisata dalam batas

wilayah negaranya sendiri.

4. Indigenous foreign tourist yaitu warga negara suatu negara tertentu yang

bertugas atau menjabat di luar negeri, kembali ke negara asalnya dan

melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.

5. Transit tourist yaitu wisatawan yang berwisata ke suatu negara, yang

menggunakan transportasi dan terpaksa singgah pada suatu

pemberhentian seperti stasiun, bandar udara, dan stasiun bukan atas

keinginan sendiri.

6. Business tourist yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan untuk

tujuan lain bukan untuk berwisata, akan tetapi perjalanan wisata akan

dilakukan setelah tujuan utamanya telah terselesaikan.

2.2. Definisi Wisata Kuliner

Bidang makanan adalah peran yang sedang meningkat pada indsutri

makanan, banyak peneliti yang mempelajari hubungan antara makanan dan tujuan

wisata tertentu, seperti food tourism, culinary tourism, dan gastronomic tourism.

Hall dan Mitchell (2001) mendefinisikan food tourism sebagai kunjungan ke

produsen premier dan sekunder makanan, festival makanan, restoran, dan lokasi

tertentu yang dimana mencicipi dan mencoba makanan khas adalah faktor

pendorong untuk melakukan perjalanan. Sedangkan oleh Santich (2004),

gastronomic tourism dijelaskan sebagai perjalanan pariwisata yang termotivasi

oleh minat dalam makanan dan minuman, makan dan minum yang berhubungan

dengan budayanya, terkait dengan tempat dan orang. Culinary tourism adalah

gabungan dari partisipasi konsumsi, persiapan, dan presentasi dari item makanan,

masakan, sistem makan atau gaya makan yang tidak bisa dipisahkan (Long;

2004). Menurut penjelasan di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa penggunaan

makanan di bidang pariwisata memiliki kemampuan untuk meningkatkan

Page 3: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

11

Universitas Kristen Petra

keberlanjutan dan keaslian tujuan, memperkuat ekonomi suatu tempat, dan

membangun keramahan suatu daerah.

Definisi wisata kuliner harus dipertimbangkan dari perspektif

pengalaman pengunjung sebagai bentuk lain dari pariwisata (Soteriadis, 2015).

Wisata makanan adalah segmen pasar yang berkembang secara internasional dan

banyak tujuan wisata yang berkembang pada sektor penting ini dan

menjadikannya sebagai sarana untuk mendapatkan keunggulan kompetitif

(Mirtaghiyan et. al; 2013). Menurut teori Randall dan Sanjur (1981), faktor yang

mempengaruhi konsumsi makanan dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu:

1. Wisatawan

Menurut Rozin (2006) makanan memberi kontribusi sensorik melalui

rasa, aroma tekstur, penampilan, yang dimana lingkungan

mempresentasikan budaya, sosial, ekonomi dan faktor psikologi. Sosial

budaya, psikologi dan faktor psikologi mempengaruhi baik secara

langsung maupun tidak langsug perilaku wisatawan.

2. Makanan

Makanan mempresentasikan faktor antara lain atribut sensorik, food

content (Chang et. Al. 2010; Cohen dan Avieli, 2004), ketersediaan

makanan, dan harga, nilai dan kualitas (Randal dan Sanjur, 1981).

3. Lingkungan

Menurut Chung et. al. (2011), Fox (2007), Harrington (2005) lingkungan

suatu destinasi mempresentasikan citra/identitas dari makanan,

komunikasi pemasaran, pertemuan layanan dan servicescape (elemen

fisik dalam konsumsi lingkungan pengaturan gedung/tempat).

Menurut Wolf (2004) wisata kuliner adalah tentang makanan,

menjelajahi dan menemukan budaya dan sejarah melalui makanan dan kegiatan

terkait makanan dalam menciptakan pengalaman yang mengesankan. Sementara

itu, Wolf (2006) menyatakan bahwa “makanan dan minuman adalah komponen

yang sering diabaikan dari sebuah pengalaman perjalanan, dan saya yakin

makanan dan minuman masih menawarkan potensi terbesar untuk pengembangan

lebih lanjut dalam industri pariwisata global”. Selanjutnya Wolf dalam Suriani

Page 4: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

12

Universitas Kristen Petra

(2009, p. 13) memberikan beberapa contoh dari aktivitas yang memenuhi

persyaratan sebagai objek dan daya tarik kuliner, yaitu: (1) kelas memasak

maupun semiloka dalam suatu produk makanan, baik di daerah perkotaan maupun

pedesaan, (2) ruang mencicipi anggur yang menarik, misalnya di dalam gudang

tua, (3) sebuah restoran di pedesaan yang membuat makanan terbaik sehingga

orang-orang rela mengemudi lebih dari tiga jam untuk mencapainya, (4) bir yang

begitu unik, orang yang melakukan ziarah ke daerah pembuatan bir tersebut

setidak-tidaknya sekali seumur hidup.

Dalam pengembangannya, wisata kuliner akan mencakup: (1) wisata

kuliner adalah pasar yang berkembang, (2) mengetahui seperti apa wisatawan

kuliner, (3) wilayah sebagai tulang punggung dalam mempersembahkan kuliner,

(4) produk sebagai dasar wisata kuliner, (5) warisan budaya, (6) tradisi dan

inovasi, (7) keberlanjutan, (8) kerjasama (Gaztelumendi, 2012).

Karakteristik dan keunikan suatu daya tarik wisata adalah ciri khas yang

dimiliki oleh sebuah objek wisata yang menjadi tujuan utama wisatawan untuk

menikmatinya dan sebagai pembeda dengan obyek wisata yang lainnya. Kini,

daya tarik wisata pun mulai berkembang, salah satunya wisata kuliner. Kata

Kuliner itu sendiri diadopsi dari istilah dalam bahasa Inggris Culinary. Pengertian

tentang kuliner sebagai berikut:

“the word culinary derives from the latin word culina, meaning kitchen. It is

commonly used as reference to things related to cooking or the culinary

profession. The culinary profession is cooking or preparing food as a profession,

i.e. chefs, restaurant management, dieticians, nutritionist, etc.”

(http://en.wikipedia.org/wiki/Culinary_profession diakses pada 1 Juni

2016)

Menurut Harsana (2008), wisata kuliner adalah kegiatan perjalanan atau

sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati makanan atau minuman. Wisata kuliner adalah

perjalanan wisata yang berkaitan dengan hal masak memasak

(www.sinarharapan.co.id). Menurut Suryadana (2009), wisata kuliner adalah

wisata yang menyediakan berbagai fasilitas pelayanan dan aktivitas kuliner yang

terpadu untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang dibangun untuk rekreasi,

relaksasi, pendidikan dan kesehatan.

Page 5: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

13

Universitas Kristen Petra

Daya tarik utama wisata kuliner adalah produk makanan. Produk

makanan merupakan hasil proses pengolahan bahan mentah menjadi makanan

siap dihidangkan melalui kegiatan memasak. Lebih lanjut Davis dan Stone (2004,

p.44) mengemukakan bahwa karakteristik fisik dari produk makanan dan

minuman antara lain kualitas, penyajian, susunan menu, porsi makanan, siklus

hidup produk, dekorasi ruang maupun pengaturan meja. Sebagian makanan dan

minuman disajikan dan disediakan oleh suatu restoran. Suryadana (2009) dalam

seminarnya menyebutkan 12 point daya tarik wisata kuliner, yaitu:

1. Keragaman aktivitas kuliner

2. Makanan khas

3. Lokasi yang nyaman dan bersih

4. Desain ruangan (venue) yang unik dan menarik

5. Pelayanan yang baik

6. Pasar yang competitive

7. Harga dan proporsi nilai

8. Peluang bersosialisasi

9. Interaksi budaya dengan kuliner

10. Suasana kekeluargaan

11. Lingkungan yang menarik

12. Produk tradisional, nasional dan internasional

Telah disebutkan diatas mengenai daya tarik wisata kuliner sehingga bisa

disimpulkan bahwa produk makanan yang terdiri dari makanan dan minuman

yang enak, mempunyai keunikan dan penyajian yang khas merupakan tujuan dari

perjalanan wisata kuliner. Wisata ini tentu saja sangat diminati oleh wisatawan.

Pada mulanya makanan dan minuman hanyalah sebagai pelengkap dalam

kegiatan pariwisata, namun pada perkembangannya justru makanan dan minuman

itulah menjadi tujuan utama perjalanan seseorang. Wisata kuliner adalah salah

satu kegiatan dari pencarian keunikan atau ciri khas yang dimiliki oleh suatu

daerah berupa makanan khas lokal yang biasa disebut makanan tradisional. Dalam

wisata kuliner, wisatawan mengharapkan dalam wisatanya memperoleh masakan

khas lokal yang disajikan oleh masyarakat setempat, hal ini merupakan bagian

upaya mempromosikan keunikan potensi kepariwisataan daerah tersebut.

Page 6: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

14

Universitas Kristen Petra

2.3. Definisi Destination Image

Pentingnya memahami sikap dan minat pengunjung adalah penting untuk

keberhasilan manajemen destination image (Long, Scott, & Nick, 2002 dalam

Karim 2006). Guthrie dan Gale (1991) dalam Karim (2006) menyatakan bahwa

destination image bertindak sebagai sumber utama kredibilitas persepsi wisatawan

dibandingkan dengan produk lain yang ditawarkan pada tujuan tertentu.

Pada intinya, destination image adalah keputusan yang paling dapat

diandalkan sebagai sumber yang mempengaruhi wisatawan membuat proses

(Beerli & Martin, 2004). Destination image, seperti yang didefinisikan oleh

Crompton (1979) dalam Karim (2006) adalah jumlah keyakinan, ide dan kesan

bahwa seseorang memiliki tujuan. Di sisi lain, Lawson dan Obligasi-Bovy (1977)

mendefinisikan destination image sebagai ekspresi dari semua pengetahuan,

tayangan, prasangka, imajinasi, dan pikiran emosional tujuan kelompok individu

atau mungkin memiliki dari tujuan tertentu. Definisi ini menegaskan bahwa kita

dapat mengembangkan karakteristik unik untuk segmen pasar dari tujuan tertentu

yang mungkin menarik individu atau sekelompok wisatawan. Dengan demikian,

strategi menggunakan destination image penting dalam mempromosikan tujuan

(Tapachai & Waryszak, 2000 dalam Karim, 2006).

Baloglu (1996) dalam Karim (2006) lebih lanjut menyatakan bahwa

mengidentifikasi destination image adalah penting karena akan membantu untuk

memasarkan dan mempromosikan tujuan untuk segmen tertentu dari pasar. Selain

itu, pemasar telah lama menyadari hubungan antara destination image dan

perilaku konsumen (Jenkins, 1999). Menurut Long et al (2002), jenis image akan

tergantung pada dua faktor, yaitu khusus keunikan atau tujuan dan bagaimana

menarik pengunjung ke tujuan.

Menurut Echtner dan Brent Ritchie (2001, p.41): “Destination image is

frequently described as simply “impressions of a place” or “perceptions of an

area”. From the definitions, there is no concrete indication of whether the

researchers are considering the attribute-based or the holistic components of

image, or both.” Pendapat di atas menjelaskan bahwa destination image secara

sederhana mengacu pada impresi terhadap suatu tempat atau persepsi seseorang

Page 7: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

15

Universitas Kristen Petra

terhadap suatu area tertentu. Atas dasar ini, maka tidak ada komponen yang

bersifat baku guna mengukur destination image suatu tempat atau suatu kota.

Menurut Echtner dan Brent Ritchie (2001, p. 43): “lmages of destinations can

range from those based on „common‟ functiunal and psychological traits to those

based on more „unique‟ features, events, feelings or auras. In other words, on one

extreme of the continuum, the image of a destination can be composed of the

Impressions of a core group of traits on which all destinations are commonly

rated and compared.” Pendapat ini menjelaskan bahwa destination image

meliputi berbagai hal dari yang bersifat paling umum sampai pada hal-hal yang

menyangkut psikologis yang mendasarkan pada keunikan, features, event,

perasaan atau aura. Secara umum, komponen destination image ini sebagaimana

disajikan gambar berikut:

Gambar 2.1

Ilustrasi Empat Komponen Destination image

Sumber: Echtner dan Brent Ritchie (2001)

Menurut Echtner dan Brent Ritchie (2001, p.45) bahwa atribut-atribut

yang digunakan untuk mengukur destination image meliputi 34 komponen,

dimana komponen ini yang merupakan atribut dari obyek wisata mulai dari atribut

Page 8: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

16

Universitas Kristen Petra

yang bersifat functional sampai atribut yang bersifat psikologis. Secara terinci

Echtner dan Brent Ritchie (2001, p.45) menyebutkan empat komponen

pengukuran destination image, yaitu:

1. Attributes-functional characteristic

Atribut fisik yang berhubungan dengan sebuah kota sebagai menjadi

tujuan wisata. Atribut-atribut itu mencakup: (a) kondisi pemandangan

alam kota, (b) biaya untuk memenuhi kebutuhan, (c) iklim, (d) kondisi

obyek-obyek wisata, (e) kondisi kehidupan malam dan entertein, (f)

kondisi berbagai fasilitas olah raga, (g) kondisi taman-taman kota di kota,

(h) kondisi infrastruktur seperti transportasi, (i) kondisi berbagai

bangunan, (j) kondisi tempat-tempat purbakala, (k) kondisi pantai, (l)

kondisi pusat-pusat belanja, (m) kondisi berbagai akomodasi, (n) kondisi

kota, (o) kondisi berbagai event besar, dan (p) kondisi berbagai informasi

mengenai wisata.

2. Functional characteristic-holistic

Atribut fisik yang bersifat fungsional dan holistik berhubungan dengan

dengan sebuah kota sebagai tujuan wisata. Atribut-atribut ini mencakup:

(a) kondisi kepadatan hunian, (b) kondisi kebersihan, (c) kenyamanan

hidup, (d) keamanan pribadi, (e) pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dan

(f) kemudahan berbagai akses di kota.

3. Holistic - psychological characteristic

Atribut fisik yang bersifat holistik dan psikologis berhubungan dengan

sebuah kota sebagai tujuan wisata. Atribut-atribut ini mencakup: (a)

keteraturan urbanisasi, (b) pengembangan bisnis kota, (c) stabilitas

politik kota, (d) keramahan penduduk, dan (e) keperbedaan budaya.

4. Attributes - Psychological characteristic

Atribut fisik yang bersifat psikologis berhubungan dengan sebuah kota

sebagai tujuan wisata. Atribut-atribut ini mencakup: (a) perbedaan

kuliner (banyak makanan yang unik dari kota lain), (b) kenyamanan

tempat istirahat (penginapan-penginapan), (c) keasrian lingkungan, (d)

kesempatan untuk berpetualang, (e) kesempatan untuk mengembangkan

Page 9: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

17

Universitas Kristen Petra

pengetahuan, (f) rasa kekeluargaan masyarakat, (g) kualitas layanan (air

minum, penerangan, telpon, dan lainnya), dan (h) reputasi.

Menurut Karim (2006) pengukuran destination image dengan

menggunakan 20 atribut yaitu:

1. Masakan paling populer di dunia

2. Makanan daerah

3. Berbagai makanan

4. Kualitas makanan yang baik

5. Paket wisata yang berhubungan dengan makanan

6. Harga yang wajar untuk makan di luar

7. Banyak restoran yang menarik

8. Pengalaman budaya yang unik

9. Akses mudah ke restoran

10. Varietas restoran khusus

11. Regional dihasilkan produk makanan

12. Tenaga pelayanan ramah

13. Menu restoran dalam bahasa Inggris

14. Kesempatan untuk mengunjungi pasar jalanan

15. Penjual makanan unik

16. Berbagai kegiatan makanan, misalnya kelas memasak

17. Banyak literatur tentang makanan dan pariwisata

18. Makanan presentasi yang menarik

19. Metode memasak eksotis

20. Makanan lezat

Page 10: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

18

Universitas Kristen Petra

2.4. Hasil Pembelajaran Jurnal

Berikut ini hasi pembelajaran jurnal penelitian yang mendukung teori

penunjang penelitianyang akan dilakukan antara lain:

1. Culinary Tourism As A Destination Attraction: An Empirical

Examination Of The Destination‟s Food Image And Information Sources

(Karim, 2006)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) menjelaskan hubungan antara

destination food image dan niat wisatawan untuk mengunjungi, 2)

menguji pengaruh bahwa sumber-sumber informasi memiliki niat

wisatawan untuk mengunjungi tujuan, dan 3) mengidentifikasi efek

moderasi dari karakteristik demografi pada: a) hubungan antara

destination food image dan niat wisatawan untuk mengunjungi, b)

hubungan antara sumber informasi dan niat wisatawan untuk

mengunjungi. Sebuah survei sampel cross- sectional dilakukan. Populasi

penelitian ini adalah semua anggota perjalanan online dan makanan

kelompok di Yahoo dan MSN. Prosedur convenion sampling yang

digunakan dalam penelitian ini. Analisis data menggunakan statistik

Deskriptif, Analisis Faktor dan Hirarkis Regresi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa setiap tujuan memiliki gambar yang unik yang

menjadi ciri tujuan. Secara khusus, temuan penelitian ini bisa membantu

tujuan untuk merumuskan jenis gambar makanan yang mereka ingin

dirikan. Manajer juga dapat menggunakan berbagai sumber informasi

yang direkomendasikan dalam penelitian ini untuk memaksimalkan

upaya pemasaran mereka.

2. The Meaning and Measurement of Destination Image (Echtner dan Ben

Richie, 2001)

Meskipun citra produk telah lama didalilkan dalam literatur pemasaran

memiliki pengaruh kuat dalam proses pembelian, hanya relatif baru-baru

bahwa mereka di bidang pariwisata telah berusaha untuk memahami

peran image dalam proses pengambilan keputusan perjalanan dan untuk

mengukur destination image. Tujuan dari makalah ini adalah untuk

menguji konsep destination image. Penelitian sebelumnya di lapangan

Page 11: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

19

Universitas Kristen Petra

dirangkum dan ditinjau dan, dalam proses, kekuatan dan kekurangan dari

metode yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengukur destination

image yang dinilai. Akibatnya, saran untuk meningkatkan cara di mana

destination image dikonseptualisasikan dan diusulkan diukur. Saran ini

memiliki kedua implikasi manajerial dan teoritis.

3. Culinary Tourism as a Destination Attraction: An Empirical

Examination of Destinations' Food Image (Karim dan Chi, 2013)

Penelitian ini menggambarkan gambar makanan dari Perancis, Italia, dan

Thailand, negara yang dikenal untuk masakan populer. Survei dilakukan

secara online; populasi terdiri dari anggota wisata dan makanan

kelompok online dari Yahoo.com dan MSN.com. Total sebanyak 294

individu menanggapi survei online. Analisis regresi multiple dilakukan

untuk menentukan (a) hubungan antara citra makanan dan niat kunjungan

wisatawan dan (b) hubungan antara sumber informasi dan keputusan

pembelian wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

umum, Italia memiliki gambar makanan yang paling menguntungkan dan

potensi tertinggi untuk dikunjungi di masa depan, hubungan positif yang

signifikan ditemukan antara gambar makanan dan niat kunjungan.

Pembelajaran juga menegaskan bahwa keputusan pembelian wisatawan

secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai jenis sumber informasi.

Kesimpulan dan implikasi ditarik berdasarkan temuan penelitian.

Informasi ini akan sangat berguna untuk tujuan tertarik untuk

mempromosikan pariwisata kuliner.

4. The Measurement of Destination Image: An Empirical Assessment

(Echtner dan Ben Richie, 2003)

Penelitian ini bertujuan adalah untuk memeriksa konsep destinastion

image dengan tujuan merancang teknik yang lebih tepat dan ketat untuk

pengukurannya. Sebuah kerangka disajikan yang menunjukkan bahwa

untuk benar-benar mengukur destination image, beberapa komponen

harus ditangkap . Ini termasuk gambar berbasis atribut, tayangan holistik,

dan karakteristik fungsional, psikologis, unik dan umum. Diusulkan

bahwa kombinasi dari metodologi terstruktur dan tidak terstruktur

Page 12: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

20

Universitas Kristen Petra

diperlukan untuk mengukur destinasi image seperti yang disebutkan

dalam kerangka konseptual. Serangkaian pertanyaan openended dan item

skala yang dikembangkan dan terbukti berhasil menangkap semua

komponen dari destination image.

5. The Relationship between Destination Image, Food Image, and

Revisiting Pattaya, Thailand (Lertputtarak, 2012)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari persepsi terhadap

citra tujuan dan gambar makanan Thailand serta mempelajari hubungan

antara dua variabel dan niat wisatawan untuk kembali. Penelitian ini

dilakukan di Pattaya, Thailand. Kuesioner digunakan untuk survei 476

pengunjung asing dengan metode convenience sampling. Hasil

menunjukkan bahwa responden yang dirasakan gambar Pattaya sebagai;

kehidupan malam yang menarik dan hiburan, orang komunikatif,

menarik jalan-jalan wisata dan kegiatan. Responden merasakan gambar

makanan Thailand sebagai; pengalaman yang baik budaya, gaya porsi

yang unik, lezat, bergizi makanan, dan metode memasak eksotis, masing-

masing. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa citra tujuan dan

citra makanan Thailand memiliki hubungan positif dengan niat turis

untuk meninjau kembali.

Page 13: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

21

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1 Hasil Pembelajaran Jurnal

No. Poin-poin penting dalam jurnal yang berkaitan sebagai pembentuk destinasi wisata

kuliner

Karim (2006) Echtner dan

Ben Richie

(2001)

Karim dan

Chi (2013)

Echtner dan

Ben Richie

(2003)

Lertputtarak

(2012)

1

Masakan paling

populer di

dunia

Pemandangan

alam kota

Berbagai

makanan Hal alam

Kesempatan

untuk

petualangan

2 Makanan

daerah

Biaya untuk

memenuhi

kebutuhan

Kualitas yang

baik dari

makanan

Tingkat harga

Kehidupan

malam

Menyenangkan

dan hiburan

3 Berbagai

makanan Iklim

Produk

makanan

regional yang

dihasilkan

Iklim Bersantai

4

Kualitas

makanan yang

baik

Tempat wisata

Makanan

presentasi

yang menarik

Transportasi Pleasant

5

Paket wisata

yang

berhubungan

dengan

makanan

Kehidupan

malam

Metode

memasak

eksotis

Bangunan Ramah

6

Harga yang

wajar untuk

makan di luar

Fasilitas olah

raga Makanan lezat Museum

Masyarakat

Komunikatif

7

Banyak

restoran yang

menarik

Taman nasional

Harga yang

wajar untuk

makan di luar

Tingkat

urbanisasi Keamanan

8

Pengalaman

budaya yang

unik

Kondisi

Infrastruktur

Banyak

restoran yang

menarik

Tingkat

komersialisasi

Jalan-jalan

wisata dan

hiburan yang

menarik

9 Akses mudah

ke restoran Arsitektur

Akses mudah

ke restoran

Stabilitas

politik

10 Varietas

restoran khusus

Tempat

bersejarah

Varietas

restoran

khusus

Keramahan

11

Regional

dihasilkan

produk

makanan

Pantai

Tenaga

pelayanan

ramah

Budaya

12

Tenaga

pelayanan

ramah

Fasilitas

berbelanja

Restoran

menu dalam

bahasa Inggris

13

Menu restoran

dalam bahasa

Inggris

Fasilitas

akomodasi

Wilayah

makanan dan

minuman

anggur

Page 14: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

22

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1 Hasil Pembelajaran Jurnal

No. Poin-poin penting dalam jurnal yang berkaitan sebagai pembentuk destinasi wisata

kuliner

Karim (2006) Echtner dan

Ben Richie

(2001)

Karim dan

Chi (2013)

Echtner dan

Ben Richie

(2003)

Lertputtarak

(2012)

14

Kesempatan

untuk

mengunjungi

pasar jalanan

Festival

Paket tur yang

berhubungan

dengan

makanan dan

minuman

anggur

15 Penjual

makanan unik

Fasilitas untuk

informasi dan

tours

Pengalaman

budaya yang

unik

16

Berbagai

kegiatan

makanan,

misalnya kelas

memasak

Kepadatan

hunian

Kesempatan

untuk

mengunjungi

pasar jalanan

17

Banyak

literatur

tentang

makanan dan

pariwisata

Kebersihan

Penjual

makanan

jalanan yang

unik

18

Makanan

presentasi yang

menarik

Kenyamanan

hidup

Berbagai

kegiatan

makanan ,

misalnya kelas

memasak dan

kunjungan

pertanian

19

Metode

memasak

eksotis

Keamanan

pribadi

Banyak

literatur

tentang

makanan dan

pariwisata

20 Makanan lezat Aksesbilitas

21 Kondisi kota

22 Pertumbuhan

ekonomi

23 Keteraturan

urbanisasi

24 Pengembangan

bisnis di kota

25 Stabilitas politik

26 Keramahan

penduduk

27 Keperbedaan

budaya

Page 15: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

23

Universitas Kristen Petra

No. Poin-poin penting dalam jurnal yang berkaitan sebagai pembentuk destinasi wisata

kuliner

Karim (2006) Echtner dan

Ben Richie

(2001)

Karim dan

Chi (2013)

Echtner dan

Ben Richie

(2003)

Lertputtarak

(2012)

28 Perbedaan

kuliner

29 Kenyamanan

tempat istirahat

30 Keasrian

lingkungan

31

Kesempatan

untuk

berpetualang

32

Kesempatan

untuk

mengembangkan

pengetahuan

33

Rasa

kekeluargaan

masyarakat

34 Kualitas layanan

35 Reputasi

Berdasarkan hasil pembelajaran jurnal dan tabel 2.1, peneliti memilih

untuk mengkombinasi beberapa variabel dari jurnal Karim (2006) dan Echtner

dan Ben Richie (2001), hal ini disebabkan karena adanya beberapa

ketidakcocokkan variabel yang ada pada jurnal dengan topik penelitian yang

membahas hanya mengenai destinasi wisata kuliner, seperti stabilitas politik,

kondisi kehidupan malam, dan kepadatan hunian. Selain itu, pada jurnal dalam

penelitian ini, dapat dipahami bagaimana wisata kuliner yang ada dapat menjadi

salah satu minat wisatawan yang berkunjung ke sana. Subjek penelitian pada

penelitian ini juga diambil dari sumber data online yang menunjukkan bahwa

wisatawan domestik lebih banyak berkunjung ke Yogyakarta dibandingkan

dengan wisatawan asing.

2.5. Kerangka Berpikir

Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan digunakan dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah wisatawan, makanan dan

lingkungan. Obyek dalam penelitian ini adalah image kota Yogyakarta sebagai

Page 16: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

24

Universitas Kristen Petra

destinasi wisata kuliner. Berikut diagramnya akan disajikan pada gambar dibawah

ini:

Sumber: Olahan penulis dari jurnal Culinary Tourism As A Destination

Attraction: An Empirical Examination Of The Destination‟s Food Image And

Information Sources (karim 2006), The Meaning and Measurement of Destination

Image (Echtner dan Ben Richie, 2001), The Measurement of Destination Image:

An Empirical Assessment (Echtner dan Ben Richie, 2003)

Wisatawan

Fakta tentang Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta memiliki berbagai jenis atraksi wisata antara lain wisata

alam, wisata berbelanja, wisata sejarah, wisaya budaya, dan wisata kuliner

Kota Yogyakarta memiliki banyak jajanan pasar/makanan yang khas dan

unik

Wisata Kuliner

Yogyakarta sebagai destinasi wisata kuliner

1. Masakan paling populer di dunia 2. Makanan daerah 3. Berbagai makanan 4. Kualitas makanan baik 5. Paket wisata yang berhubungan dengan makanan 6. Harga yang wajar untuk makan di luar 7. Banyak restoran yang menarik 8. Pengalaman budaya yang unik 9. Akses mudah ke restoran 10. Varietas restoran khusus 11. Regional dihasilkan produk makanan 12. Tenaga pelayanan ramah 13. Kesempatan untuk mengunjungi pasar jalanan 14. Penjual makanan unik 15. Berbagai kegiatan makanan, misalnya kelas memasak 16. Banyak literatur tentang makanan dan pariwisata 17. Makanan presentasi yang menarik 18. Biaya untuk memenuhi kebutuhan 19. Iklim 20. Kondisi kebersihan 21. Kenyamanan hidup 22. Keamanan pribadi 23. Pertumbuhan ekonomi kota Yogyakarta 24. Rasa kekeluargaan masyarakat 25. Kualitas layanan (air minum, penerangan, telpon, dan

lainnya) 26. Reputasi

Page 17: 2. LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wisatawan

25

Universitas Kristen Petra

Berdasarkan diagram diatas Kota Yogyakarta menawarkan atraksi wisata

kuliner kepada wisatawan yang ingin berkunjung. Aspek-aspek tersebut menjadi

variabel wisata kuliner yang akan dijadikan acuan penelitian untuk mengetahui

kelayakan kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata kuliner.