26
BAB I PENDAHULUAN Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cedera oleh salah satu sebab. Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olah raga dan rumah tangga. Setiap tahun 60 juta penduduk di Amerika Serikat mengalami trauma dan 50% memerlukan tindakan medis, 3,6 juta (12% dari 30 juta) membutuhkan perawatan di rumah sakit dan menghabiskan biaya sebesar 100 milyar dollar (40%) dari biaya kesehatan di Amerika Serikat. Didapatkan 300 ribu orang diantaranya menderita kecacatan yang bersifat menetap (1%) dan 8,7 juta orang menderita kecacatan sementara (30%). Keadaan ini dapat menyebabkan kematian sebanyak 145 ribu orang per tahun (0,5%). Di Indonesia, kematian akibat kecelakaan lalu lintas + 12.000 orang per tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa trauma dapat menyebabkan: 1. Dibutuhkan biaya perawatan yang sangat besar 2. Angka kematian yang tinggi 3. Hilangnya waktu kerja yang banyak 4. Kecacatan sementara dan permanen Oleh karena itu diperlukannya suatu tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan cara dan sistem penanggulangan trauma di rumah sakit. Pertemuan pertama seorang dokter dengan penderita merupakan peristiwa yang penting, oleh karena pada saat tersebut tidak hanya dilakukan penilaian yang teliti dan pemeriksaan yang lengkap tetapi juga merupakan kesempatan untuk membangun hubungan rasa saling pengertian sehingga tujuan pengobatan yang maksimal dapat dicapai. Sebagaimana yang telah kita ketahui, hal ini dapat berhasil dengan baik bila sebelumnya dapat ditegakkan suatu diagnosis yang baik. Suatu diagnosis ditegakkan melalui beberapa tahapan pemeriksaan dan untuk itu seorang dokter dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan disamping pengalaman yang baik. Pemeriksaan yang dilakukan dalam menegakkan suatu diagnosis meliputi riwayat penderita, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan khusus. Jika berbicara mengenai trauma, tentu saja bisa sangat erat kaitannya dengan fraktur. Dan fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma yang berat, kadang-kadang trauma ringan saja dapat menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri terkena penyakit tertentu. Juga trauma ringan yang terus-menerus dapat menimbulkan fraktur. Seperti yang

118447345-Referat-Fraktur-Colles

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rehabilitasi medik

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Traumamerupakansuatukeadaandimanaseseorangmengalamicederaolehsalahsatu sebab.Penyebabutamatraumaadalahkecelakaanlalulintas,industri,olahragadanrumah tangga.Setiaptahun60jutapendudukdiAmerikaSerikatmengalamitraumadan50% memerlukantindakanmedis,3,6juta(12%dari30juta)membutuhkanperawatandirumah sakitdanmenghabiskanbiayasebesar100milyardollar(40%)daribiayakesehatandi AmerikaSerikat.Didapatkan300ribuorangdiantaranyamenderitakecacatanyangbersifat menetap(1%)dan8,7jutaorangmenderitakecacatansementara(30%).Keadaaninidapat menyebabkan kematian sebanyak 145 ribu orang per tahun (0,5%). Di Indonesia, kematian akibat kecelakaan lalu lintas + 12.000 orang per tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa trauma dapat menyebabkan: 1.Dibutuhkan biaya perawatan yang sangat besar 2.Angka kematian yang tinggi 3.Hilangnya waktu kerja yang banyak 4.Kecacatan sementara dan permanen Olehkarenaitudiperlukannyasuatutindakanuntukmemperbaikiataumeningkatkan caradansistempenanggulangantraumadirumahsakit.Pertemuanpertamaseorangdokter denganpenderitamerupakanperistiwayangpenting,olehkarenapadasaattersebuttidak hanyadilakukanpenilaianyangtelitidanpemeriksaanyanglengkaptetapijugamerupakan kesempatan untuk membangun hubungan rasa saling pengertian sehinggatujuan pengobatan yangmaksimaldapatdicapai.Sebagaimanayangtelahkitaketahui,halinidapatberhasil denganbaikbilasebelumnyadapatditegakkansuatudiagnosisyangbaik.Suatudiagnosis ditegakkanmelaluibeberapatahapanpemeriksaandanuntukituseorangdokterdituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan disamping pengalaman yang baik. Pemeriksaanyangdilakukandalammenegakkansuatudiagnosismeliputiriwayat penderita,pemeriksaanfisik,pemeriksaanradiologis,pemeriksaanlaboratorium,dan pemeriksaankhusus.Jikaberbicaramengenaitrauma,tentusajabisasangateratkaitannya denganfraktur.Danfrakturtidakselaludisebabkanolehtraumayangberat,kadang-kadang traumaringansajadapatmenimbulkanfrakturbilatulangnyasendiriterkenapenyakit tertentu.Jugatraumaringanyangterus-menerusdapatmenimbulkanfraktur.Sepertiyang telah kita ketahui, definisi dari fraktur itu sendiri adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Trauma bisa bersifatlangsungmaupuntidaklangsung,dimanajikamenyebabkantekananlangsungpada tulangdanterjadifrakturpadadaerahtekanan,biasanyafrakturyangterjadiadalahbersifat komunitifdanjaringanlunakikutmengalamikerusakan.Dantraumatidaklangsungterjadi apabilatraumadihantarkankedaerahyanglebihjauhdaridaerahfraktur,misalnyajatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.Frakturbisamengenaiberbagaibagiantubuh,salahsatunyadapatterjadifrakturdi daerah lengan bawah seperti fraktur Galeazzi, fraktur distal radiusyangterbagi lagi menjadi frakturColles,frakturSmith,danfrakturBarton.KhususuntukfrakturColles,frakturjenis ini termasuk fraktur yang juga cukup sering terjadi terutama mengenai dewasa dengan 8-15% kasusdariseluruhfraktur.Dansepertitelahapayangdituturkansebelumnya,untuk menegakkansuatudiagnosisdiperlukanjugasuatutahappemeriksaanradiologis.Makadari itu, pada refrat ini akan dibahas mengenai pemeriksaan radiologis pada fraktur Colles. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Kinesiologi Antebrakhii Distal Bagianantebrakhiidistalseringdisebutpergelangantangan,batasatasnyakira-kira 1,5-2inchidistalradius.Padatempatiniditemukanbagiandistaltulangradiusyang relatiflemahkarenatempatpersambunganantaratulangkortikaldantulangspongiosa dekatsendi.Dorsalradiusbentuknyacembungdenganpermukaanberalur-aluruntuk tempatlewatnyatendonekstensor.Bagianvolarnyacekungdanditutupiolehotot pronatorquadratus.Sisilateralradiusdistalmemanjangkebawahmembentukprosesus styloideusradiusdenganposisiyanglebihrendahdariprosesusstyloideusulna.Bagian ini merupakan tempat insersi otot brakhioradialis. Padaantebrakhiidistaliniditemui2sendiyaitusendiradioulnadistaldansendi radiocarpalia.Kapsulsendiradioulnadanradiocarpaliamelekatpadabataspermukaan sendi. Kapsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh beberapa ligamen antara lain: 1.Ligamentum carpal volar (yang paling kuat) 2.Ligamentum carpal dorsal 3.Ligamentum carpal dorsal dan volar 4.Ligamentum collateral Radiusbagiandistalbersendidengantulangkarpusyaitutulanglunatumdan navikularekearahdistal,dandengantulangulnabagiandistalkearahmedial.Bagian distalsendiradiokarpaldiperkuatdengansimpaidisebelahvolardandorsal,dan ligamentradiokarpalkolateralulnardanradial.Antararadiusdanulnaselainterdapat ligamentdansimpaiyangmemperkuathubungantersebut,terdapatpuladiskus artikularis,yangmelekatdengansemacammeniskusyangberbentuksegitiga,yang melekatpadaligamenkolateralulna.Ligamenkolateralulnabersamadenganmeniskus homolognyadandiskusartikularisbersamaligamentradioulnardorsaldanvolar,yang kesemuanyamenghubungkanradiusdanulna,disebutkompleksrawanfibroid triangularis(TFCC=triangularfibrocartilagecomplex)(Sjamsuhidayat&deJong, 1998). Gerakansendiradiokarpaladalahfleksidanekstensipergelangantanganserta gerakandeviasiradiusdanulna.Gerakanfleksidanekstensidapatmencapai90derajat oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatumdansendilaindikorpus.Gerakanpadasendiradioulnardistaladalahgerak rotasi. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998)

Gambar 1a. Sudut normal sendi radiokarpal di bagian ventral (tampak lateral) Gambar 1b. Sudut normal yang dibentuk oleh ulna terhadap sendi radiokarpal Sendiradiokarpalnormalnyamemilikisudut1-23derajatpadabagianpalmar (ventral) seperti diperlihatkan pada gambar 1a. Fraktur yang melibatkan angulasi ventral umumnyaberhasilbaikdalamfungsi,tidaksepertifrakturyangmelibatkanangulasi dorsalsendiradiokarpalyangpemulihanfungsinyatidakbegitubaikbilareduksinya tidaksempurna.Gambar1bmemperlihatkansudutnormalyangdibentuktulangulna terhadapsendiradiokarpal,yaitu15-30derajat.Evaluasiterhadapangulasipenting dalamperawatanfrakturlenganbawahbagiandistal,karenakegagalanataureduksi inkomplityangtidakmemperhitungkanangulasiakanmenyebabkanhambatanpada gerakan tangan oleh ulna. (Simon & Koenigsknecht, 1987) 2.2 Definisi Frakturadalahhilangnyakontinuitastulang,tulangrawansendi,tulangrawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Bila trauma terjadi pada atau dekatpersendian,mungkinterdapatfrakturpadatulangdisertaidislokasisendi yangdisebutfrakturdislokasi.Dislokasiadalahkeadaantulangyangmembentuk senditidaklagiberhubungansecaraanatomis.Kebanyakanfrakturterjadikarena kegagalantulangmenahantekananterutamatekananmembengkok,memutardan tarikan. FrakturCollesadalahfrakturradiusbagiandistal(sampai1inchidariujung distal)denganangulasikeposterior,dislokasikeposterior,dandeviasifragmen distalkeradial;dapatbersifatkominutivadandapatdisertaifrakturprosesus stiloidulna.Dislokasi inimenyebabkanbentuklenganbawahdantanganbiladilihatdari samping menyerupai bentuk garpu( dinner-fork deformity). Abraham Colles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun 1814 dan sekarang dikenaldengannamafrakturColles(Armis,2000).Cederayangdigambarkanoleh AbrahamCollespadatahun1814adalahfrakturmelintangpadaradiustepatdiatas pergelangantangan,denganpergeserandorsalfragmendistal.Sejaksaatitufraktur jenisinidiberinamasebagaifrakturCollessesuaidengannamaAbrahamColles. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbukadanpronasi.Gayaakanditeruskankedaerahmetafisisradiusdistalyangakan menyebabkan patahradius 1/3 distal di managaris patah berjarak 2cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fraktur Colles 2.3 Epidemiologi FrakturdistalradiusterutamafiaktuiColleslebihseiinguitemukanpaua wanita, dan jarang ditemui sebelum umur 50 tahun (Clancey, 1984; Cooney, 1982). Secaraumuminsidennyakira-kira815%dariseluruhfrakturdanditerapidi ruanggawatdarurat.DarisuatusurveyepidemiologiyangdilakukandiSwedia, didapatkanangka74,5%dariseluruhfrakturpadalenganbawahmerupakan frakturdistalradius(Cooney,1980).Umurdiatas50tahunpriadanwanita1 berbanding5.Sebelumumur50tahun,insidenpadapriadanwanitalebihkurang samauimanafiaktuiColleslebihkuianguaiiseluiuhfiaktuiiauius (Cooney,1980).Sisikananlebihseringdarisisikiri.Angkakejadianrata-rata pertahun0,98%.Usiaterbanyakdikenaiadalahantaraumur5059tahun(Dias dkk, 1980; Sarmiento dkk, 1980). 2.4 Patofisiologi Traumayangmenyebabkanfrakturdidaerahpergelangantanganbiasanya merupakantraumalangsung,yaitujatuhpadapermukaantangansebelahvolar ataudorsal.Jatuhpadapermukaantangansebelahvolarmenyebabkandislokasi fragmenfraktursebelahdistalkearahdorsal.Dislokasiinimenyebabkanbentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu, seperti yang terjadi pada fraktur Colles. 0mumnyafiaktuiuistaliauiusteiutamafiaktuiCollesuapattimbulsetelah penderitaterjatuhdengantanganposisiterkedangdanmeyanggabadan(Appley, 1995 ; Salter, 1981). Pada saat terjatuh sebahagian energi yang timbul diserap oleh jaringanlunakdanpersendiantangan,kemudianbaruditeruskankedistalradius, hingga dapat menimbulkan patah tulang pada daerah yang lemah yaitu antara batas tulang kortikal dan tulang spongiosa.Padasaatjatuhterpeleset,posisitanganberusahauntukmenahanbadandalam posisiterbukadanpronasi.Laludenganterjadinyabenturanyangkuat,gayaakan diteruskan ke daerah metafisis radius distal dan mungkin akan menyebabkan patah radius1/3distaldimanagarispatahberjarak2cmdaripermukaanpersendian pergelangan tangan Sehinggatulangyangkemungkinanmengalamifraturpadaposisitersebutadalah radius distal Denganposisitanganpadasaatjatuhsepertigambardiatas,makagayayang kuatakanberlawananarahkedaerahpergelangantangan.Dansepertiyangtelah disebutkansebelumnyabahwayangmungkinmengalamifrakturadalahdistalradius sebabdilihatdaristrukturjaringannyasajatulangdaerahtersebutmemangrawan patah. 2.5 Diagnosis Klinis Biasanyapenderitamengeluhdeformitaspadapergelangantangandenganadanya riwayattraumasebelumnya.Padapenemuanklinisuntukfrakturdistalradiusterutama frakturCollesakanmemberikangambaranklinisyangklasikberupadinnerfork deformity atau silver fork deformity, yaitu bagian distal fragmen fraktur beranjak ke arah dorsaldanradial,bagiandistalulnamenonjolkearahvolar,sementaratanganbiasanya dalamposisipronasi,dangerakanaktifpadapergelangantangantidakdapatdilakukan. Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena, nyeri bila pergelangan tangan digerakkan. A.KLASIFIKASI FRAKTUR COLLESAdabanyaksistemklasifikasiyangdigunakanpadafrakturekstensidariradius distal.NamunyangpalingseringdigunakanadalahsistemklasifikasiolehFrykman. Berdasarkan sistem ini maka fraktur Colles dibedakan menjadi: 2.6 Pemeriksaan Radiologi Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan.Secara klinisdenganmudahdapatdibuatdiagnosispatahtulangColles.Bilafrakturterjadi tanpadislokasifragmenpatahannya,diagnosisklinisdibuatberdasarkantandaklinis patah tulang. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998) Pemeriksaanradiologikjugadiperlukanuntukmengetahuiderajatremuknyafraktur kominutifdanmengetahuiletakpersispatahannya(Sjamsuhidayat&deJong,1998). Padagambaranradiologisdapatdiklasifikasikanstabildaninstabil.Dikatakanstabil apabilahanyaterjadisatugarispatahan,daninstabilbilapatahannyakominutifdan crushing dari tulang cancellous. Bilasecaraklinisadaataudidugaadafraktur,makaharusdibuat2fototulangyang bersangkutan.Sebaiknyadibuatfotoantero-posterior(AP)danlateral.Bilakedua proyeksiinitidakdapatdibuatkarenakeadaanpasienyangtidakmengizinkan,maka dibuat 2 proyeksi tegak lurus satu sama lain. Perlu diingat bahwa bila hanya 1 proyeksi yangdibuat,adakemungkinanfrakturtidakdapatdilihat.Proyeksitambahanoblik biasanyajugadibutuhkanuntukmenilaitraumapadapersendian.Padafraktur ekstremitas,daerahyangdifotoharuscukupluasdenganmencakupsetidaknyasatu persendian.Namun,pemeriksaanradiologistulangyangberadadiantaraduasendi sebaiknya mencakup keseluruhan panjang tulang mulai dari persendian proksimal hingga persendian distal tulang tersebut. Untuk melihat fraktur pada tulang radiusbagian distal, khususnya fraktur Colles, dibuat foto proyeksi AP dan lateral. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan foto Roentgen: Adakah fraktur, dimana lokasinya? Tipe (jenis) fraktur dan kedudukan fragmen Bagaimana struktur tulang: biasa?patologik? Bila dekat/pada persendian:adakah dislokasi?fraktur epifisis? Pemeriksaan foto Roentgen pada kasus curiga fraktur digunakan untuk: a.Mendiagnosisadanyafrakturdenganmemperhatikanlokasinya,tipe(jenis fraktur), dan kedudukan fragmen. Bila dekat atau pada persendian, maka dapat diperhatikan adanya dislokasi, fraktur epifisis, dan pelebaran sela sendi karena efusi ke dalam rongga sendi. b.Menentukan struktur tulang apakah tulang dasarnya normal atau patologis. c.Memperlihatkan posisi ujung tulang sebelum dan sesudah terapifraktur.Foto roentgen dilakukan segera setelah reposisi untuk menilai kedudukan fragmen. Biladilakukanreposisiterbukaperludiperhatikankedudukanpen intramedular(kadang-kadangpenmenembustulang)ataupunplateand screw(kadang-kadang screw lepas). d.Pemeriksaan periodik untuk menilai penyembuhan fraktur -Pembentukan callus -Konsolidasi -Remodeling: terutama pada anak-anak -Adanya komplikasi Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan foto rontgen: 1.Foto tulang apa 2.Jenis tulang (anak/ dewasa) 3.Alignment: Simetris/tidak 4.Bone : Ada fraktur/ tidak Jika ada: oJenisnya olokasi fraktur okedudukan fraktur oada callus atau tidak oada komplikasi atau tidak oada reaksi periosteal atau tidak okeadaan struktur tulang(korteks dan medulla) 5.cartilago: oApakah ada dislokasi/tidak oDestruksi oBagaimana celah sendinya 6.Soft Tissue: apakah ada swelling atau tidak Pemeriksaan Radiologis Konvensional pergelangan tangan proyeksi PA dan lateral Colles Fracture-PA Radiograph Colles Fracture-Lateral Radiograph

Dinner Fork Deformity

PemeriksaanCT-Scan Ct-scanbersifatlebihsensitifdaripadaradiografikonvensionaluntukmendeteksi kerusakantulangkarenadapatmenampilkanpotonganaksial,koronaldansagitaldari objek.Selainituctscandigunakanjikainginmemperlihatkangambaranyangcukup pada sendi radiokarpal dan jaringan lunak,yang tidak dapat dilihat jelas pada radiografi konvensional Ct Scan penampang axial menunjukkan fraktur kominutif distal os.Radius Ct Scan penampang coronal menunjukkan adanya fraktur kominutif distal os.Radius Ct Scan penampang sagital menunjukkan adanya fraktur kominutif os.Radius MRI (Magnetic Resonance Imaging) MRI digunakan jika ingin melihat lebih jelas jaringan lunak khusunya adanya cedera ligamen dan triangular fibrocartilage complex ( TFCC)ataudapatjugadigunakanjika curiga terdapat fraktur yang tidak dapat diperlihatkan pada radiografi konvensional.MRI tidak rutin digunakan pada evaluasi awal fraktur radius distal akut pada trauma tangan.Namunbagaimanapun,pencitraaninibergunauntukmelilaikelainantulang, ligamen,danjaringanlunakyangberkaitandenganfrakturradiusdistal.MRIrutin digunakanuntukmenilaiintegritasligamentumintercarpal,kompleksrawanfibroid triangularis, dan nervus medianus pada carpal tunnel. 2.7 Diagnosis Banding 1)Fraktur Smith FrakturSmithadalahfrakturradiusbagiandistaldenganangulasiatau dislokasifragmendistalkevoler.FrakturSmithdikenalsebagaikebalikan darifrakturColles.JikafrakturCollesterjadikarenajatuhpadapermukaan tangan pada bagian volar, maka fraktur Smith terjadi karena seseorang jatuh padapermukaantanganbagiandorsal,sehinggaterjadidislokasifragmen distalkearahvolar.Gambaranklinisnyadikenalsebagaigardenspade deformity. 2)Fraktur Galeazzi Fraktur Galeazzi adalah fraktur sepertiga distal radius dengan dislokasi ulna bagian distal.Terjadinyafrakturinibiasanyaakibattraumalangsungsisilateralketika jatuh.