Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Fadilatul Musyarofah
1
PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN BEBAN PAJAK
TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA
PERUSAHAAN SUB SEKTOR MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2013-2017
Fadilatul Musyarofah1) Monang Situmorang2) dan Haqi Fadillah3)
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
E-mail: [email protected]
Abstrak
Kinerja perusahaan diatur sepenuhnya oleh manajemen. Sebagai pengelola perusahaan, manajer harus dapat
mengakses informasi secara lebih baik dan berkualitas mengenai kinerja perusahaan. Salah satu ukuran kinerja
perusahaan yang sering digunakan sebagai pengambilan keputusan bisnis adalah laba yang dihasilkan
perusahaan. Laba merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen untuk kepentingan sendiri. Oleh karena
itu banyak manajer yang memanfaatkan peluang untuk merekayasa angka laba. Perencanaan pajak dan beban
pajak tangguhan dapat dilakukan oleh perusahaan dalam praktik manajemen laba. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh perencanaan pajak dan beban pajak tangguhan terhadap
manajemen laba pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 5 perusahaan.
Sampel dipilih menggunakan metode Purposive Sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis kuantitatif bersifat verifikatif yang berfungsi sebagai penganalisis data yang telah dikumpulkan.
Data diuji dengan menggunakan Software Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi 23 dengan menggunakan uji
regresi linear berganda dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan
perencanaan pajak dan beban pajak tangguhan mempunyai pengaruh positif terhadap manajemen laba pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017.
Kata Kunci : Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan dan Manajemen Laba.
Abstract
Company performance is fully regulated by management. As a company manager, managers must be able to
access better and better quality information about company performance. One measure of company performance
that is often used as business decision making is profit generated by the company. Profit is a tool used by
management for its own benefit. Therefore, many managers take advantage of opportunities to manipulate profit
figures. Tax planning and deferred tax expense can be carried out by companies in earnings management
practices. The purpose of this study is to analyze how much influence the tax planning and deferred tax burden has on earnings management in the Food and Beverage Sub Sector Companies Listed on the Indonesia Stock
Exchange for the period 2013-2017. This research was conducted on food and beverage sub-sector companies
listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2017. The sample used in this study were 5
companies. Samples were selected using the Purposive Sampling method. The analytical method used in this
study is a quantitative analysis that is verification that functions as an analyzer of the data that has been
collected. Data were tested using Microsoft Excel 2010 Software and SPSS version 23 using multiple linear
regression tests and hypothesis testing. The results showed that partially or simultaneously tax planning and
deferred tax expense had a positive effect on earnings management on food and beverage companies listed on
the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2013-2017 period.
Keywords: Tax Planning, Deferred Tax Burden and Profit Management
Fadilatul Musyarofah
2
Pendahuluan
Di era seperti sekarang ini, perusahaan
dihadapkan dengan persaingan yang keras untuk
dapat eksis dalam pasar global, khususnya untuk
industri manufaktur di Indonesia. Perusahaan
dituntut agar mampu bersaing dan memiliki
keunggulan kompetitif dari perusahaan lainnya.
Perusahaan tidak hanya dituntut untuk
menghasilkan produk yang bermutu bagi
konsumen, tetapi juga mampu mengelola
keuangannya dengan baik, artinya kebijakan
pengelolaan keuangan harus dapat menjamin
keberlangsungan usaha perusahaan dan hal tersebut
ditunjukkan dengan besarnya laba yang dicapai
suatu perusahaan. Situasi inilah yang biasanya
mendorong manajer untuk melakukan perilaku
menyimpang dalam menyajikan dan melaporkan
informasi laba tersebut yang dikenal dengan praktik
manajemen laba (earnings management).
Manajemen laba adalah tindakan manajemen
untuk menaikan atau menurunkan laba perusahaan
dengan cara memilih kebijakan akuntansi yang
dapat digunakan oleh manajemen (Scott, 2015).
Earnings management sering dilakukan manajemen
dengan memanfaatkan celah dari standar akuntansi.
Dalam manajemen laba, pajak merupakan salah satu
motivasi manajemen untuk mengorganisir laba
perusahaan. Manajemen cenderung untuk
menghindari pembayaran pajak kepada pemerintah,
karena manajemen cenderung berpikir bahwa pajak
merupakan beban bagi perusahaan yang harus
diminimalisir karena perusahaan tidak mendapatkan
manfaat atas hal tersebut.
Tindakan manajemen laba telah
memunculkan beberapa kasus dari adanya skandal
pelaporan akuntansi, beberapa kasus terjadi di
Indonesia, yaitu adanya praktik manajemen laba,
skandal manipulasi laporan keuangan terjadi pada
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dimana
perolehan laba bersih perusahaan dianggap janggal.
Pada tahun 2018 GIAA mencatat laba bersih US$
809,85 ribu atau setara Rp 11,33 miliar (kurs Rp
14.000). Laba itu berkat melambungnya pendapatan
usaha lainnya yang totalnya mencapai US$ 306,88
juta. Ternyata ada dua komisaris yang enggan
menandatangani laporan keuangan itu. Mereka
merasa keberatan dengan pengakuan pendapatan
atas transaksi perjanjian kerja sama penyediaan
layanan konektivitas dalam penerbangan, antara PT
Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia.
Pengakuan itu dianggap tidak sesuai dengan
pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
nomor 23. Sebab manajemen Garuda mengakui
pendapatan dari Mahata sebesar US$ 239.940.000,
yang diantaranya sebesar US$ 28.000.000
merupakan bagian dari bagi hasil yang didapat PT
Sriwijata Air. Padahal uang itu masih dalam bentuk
piutang, namun diakui perusahaan sebagai
pendapatan. Namun pemegang saham terbesar
yakini pemerintah berpandangan sebaliknya.
Mereka menyetuji laporan keuangan tersebut.
Banyak upaya yang dilakukan oleh
perusahaan dalam meminimalisir besarnya pajak,
salah satunya dengan melakukan perencanaan
pajak. Perencanaan pajak terkait dengan pelaporan
laba perusahaan. Laba yang tinggi akan
menyebabkan beban pajak perusahaan juga tinggi
Menurut PSAK No.46 beban pajak (tax
expense) adalah jumlah gabungan pajak kini dan
pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam
menentukan laba rugi pada suatu periode. Beban
pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban
pajak tangguhan. Jika pajak tangguhan berupa
beban maka jumlah pajak terutang
(dibayarkan)/pajak kini lebih kecil dari beban pajak
yang berarti kekurangannya harus dibayarkan
dimasa yang akan datang. Oleh karena itu
pengakuan beban pajak tangguhan mengakibatkan
harus diakuinya liabilitas pajak tangguhan.
Beban pajak tangguhan dapat diukur
menggunakan rumus DTE (deferred tax expense)
beban yang timbul akibat perbedaan atara laba
akuntansi ( yaitu laba dalam laporan keuangan
untuk kepentingan pihak eksternal) dengan laba
fiskal ( laba yang digunakan sebagai dasar
perhitungan pajak) (Harnanto, 2003).
Dalam penelitian ini peneliti memilih
perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan
minuman, karena perusahaan yang bergerak
dibidang makanan dan minuman cukup banyak
dilirik para investor untuk menginvestasikan dana
milik mereka. Perusahaan dan bisnis makanan dan
minuman sedang mengalami pertumbuhan yang
pesat, hal ini pun terjadi di Indonesia seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk serta meningkatnya
kebutuhan manusia, khususnya dibidang makanan
dan minuman. Selain itu terdapat kesenjangan
antara teori dengan fenomena antara rata-rata
Fadilatul Musyarofah
3
perencanaan pajak, beban pajak tangguhan dan
manajemen laba pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2013-2017.
Berikut ini disajikan grafik nilai rata-rata
perencanaan pajak dan beban pajak tangguhan
terhadap manajemen laba pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2013-2017 (sumber:
idx.co.id):
Gambar 1.1
Rata-rata Perencanaan Pajak (TRR),Beban Pajak
Tangguhan (DTE), dan Manajemen Laba (SEC)
Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang terdaftar di BEI Periode 2013-2017
Berdasarkan Gambar 1.1, menunjukkan
bahwa rata-rata perencanaan pajak, beban pajak
tangguhan, dan manajemen laba mengalami
kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pada
tahun 2015 dan 2017 TRR mengalami penurunan,
sedangkan pada tahun 2014 dan 2016 TRR
mengalami kenaikan. Nilai TRR terendah terjadi
pada tahun 2017 yaitu sebesar 73,50%, sedangkan
TRR tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar
78,45%. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas
tertinggi perusahaan sub sektor makanan dan
minuman dalam melakukan perencanaan pajak
terjadi pada tahun 2016. Berdasarkan pasal 17 ayat
(1) bagian b UU No. 36 Tahun 2008 mengenai tarif
pajak yang dikenakan pada badan sebesar 25%
dimana perusahaan makanan dan minuman hanya
membayar pajak sebesar 22% hasil ini didapatkan
dari (1-TRR) dimana nilai TRR dapat mengukur
besarnya pajak yang harus dibayarkan (F.K.Reilly,
K.C. Brown, 2011), dikatakan bahwa pajak yang
dibayarkan perusahaan lebih kecil dari pada tarif
idealnya. Apabila tingkat efektivitas perencanaan
pajak semakin tinggi maka upaya perusahaan dalam
melakukan manajemen laba adalah dengan
menaikan nilai laba perusahaan. Selain perencanaan
pajak yang mengalami kenaikan dan penurunan
setiap tahunnya, beban pajak tangguhan juga
mengalami hal tersebut dimana pada tahun 2015
dan 2017 DTE mengalami penurunan, sedangkan
pada tahun 2014 dan 2016 mengalami kenaikan.
Nilai DTE terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu
sebesar -0,08% dan nilai tertinggi pada tahun 2016
yaitu sebesar 0.36%. semakin tinggi nilai beban
pajak tangguhan maka upaya perusahaan dalam
melakukan manajemen laba semakin tinggi pula.
Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para
peneliti terdahulu tentang pengaruh perencanaan
pajak dan beban pajak tangguhan terhadap
manajemen laba. Sebagaimana penelitian yang
dilakukan oleh Intan (2018) tentang pengaruh beban
pajak tangguhan, dan perencanaan pajak terhadap
manajemen laba. Peneliti Intan menyatakan bahwa
variabel independen beban pajak tangguhan tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan variabel perencanaan pajak berpengaruh terhadap
manajemen laba, Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Intan, penelitian Herdawati (2015)
tentang pengaruh perencanaan pajak dan beban
pajak tangguhan terhadap manajemen laba,
menyatakan bahwa perencanaan pajak berpengaruh
terhadap manajemen laba untuk menghindari
laporan rugi pada perusahaan dan beban pajak
tangguhan berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap manajemen laba untuk menghindari
laporan kerugian perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban Pajak
Tangguhan Terhadap Manajemen Laba pada
Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2017”.
Telaah Teori dan Literatur
Manajemen Laba
manajemen laba menurut para ahli:
Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer
untuk menaikkan (menurunkan) laba periode
berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya
tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan)
keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang
(Fisher dan Rosenzweig, 1995).
Scott (2003) menyatakan bahwa manajemen
laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh
manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara
alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka dan
atau nilai pasar perusahaan.
Menurut Sitorus (2006) dalam Gina (2017),
menyatakan bahwa manajemen laba merupakan
tindakan manajemen laba untuk mempengaruhi laba
Fadilatul Musyarofah
4
untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu
standar tertentu untuk mempengaruhi laba yang
akan terjadi menjadi seperti yang mereka inginkan
melalui pengelolaan faktor internal yang dimiliki
atau digunakan perusahaan.
Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak merupakan suatu alat dan
suatu tahap awal dari manajemen perpajakan. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi
jenis tindakan penghematan yang akan dilakukan.
Pada umumnya penekanan perencanaan pajak
adalah untuk meminimumkan kewajiban pajak.
Suandy (2017) mendefinisikan perencanaan
pajak sebagai langkah awal dalam manajemen
pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat
diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang
akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan
perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk
meminimumkan kewajiban pajak.
Beban Pajak Tangguhan
Menurut Indriyanti (2018), beban pajak
tangguhan adalah beban yang timbul akibat
perbedaan temporer antara laba akuntansi (laba
dalam laporan keuangan untuk pihak eksternal)
dengan laba fiskal ( laba yang digunakan sebagai
dasar perhitungan pajak). Perbedaan yang terjadi
yaitu laba akuntansi lebih besar dibandingkan laba
fiskal. Pengakuan pajak tangguhan berdampak
terhadap berkurangnya laba atau rugi bersih sebagai
akibat adanya kemungkinan pengakuan beban pajak
tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
Menurut Hakim (2015) beda waktu terjadi
adanya perbedaan pengakuan besarnya waktu
secara akuntansi komersial dibandingkan dengan
secara fiskal dan selisih dari perbedaan pengakuan
antara laba akuntansi komersial dan laba akuntansi
fiskal yang akan menghasilkan koreksi positif dan
koreksi negatif. Koreksi positif akan menghasilkan
aktiva pajak tangguhan sedangkan koreksi negatif
akan menghasilkan beban pajak tangguhan.
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang
relevan dan kerangka berfikir, dapat di rumuskan
Hipotesis penelitian yang dapat penulis ambil dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 :oPerencanaan Pajak berpengaruh terhadap
iiiiiiiiiiManajemen Laba.
H2ii:oBeban Pajak Tangguhan berpengaruh
iiiiiiiii terhadap Manajemen Laba.
H3 :oPerencanaan Pajak dan Beban Pajak
iiiiiiiiiiiiiTangguhan secara bersama-sama
oooooiberpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
penelitian verifikatif mengenai pengaruh
perencanaan pajak dan beban pajak tangguhan
terhadap manajemen laba pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2017. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh perencanaan
pajak dan beban pajak tangguhan yang dikaitkan
dengan manajemen laba yang dilakukan
perusahaan. Adapun jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini, yakni berkaitan
dengan penelitian kuantitatif dan menggunakan
data-data sekunder.
Objek, Unit Analisis dan Lokasi Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah
variabel X (variabel independen/variabel bebas)
yaitu Perencanaan Pajak (X1), dan Beban Pajak
Tangguhan (X2). Sedangkan untuk variabel Y
(variabel dependen/variabel terikat) dalam
penelitian ini adalah Manajemen Laba.
Unit analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah organization, yaitu sumber
data yang unit analisisnya merupakan respon dari
divisi organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini unit
analisisnya adalah perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017. dengan menggunakan data
tahunan sebagai dasar penelitian.
Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah
perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
pengambilan data pada website resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu (www.idx.co.id),
(www.sahamok.com), dan situs
(wwww.idnfinancials.com) serta website masing-
masing perusahaan untuk memperoleh data dan
informasi yang diperlukan peneliti dalam
melakukan penelitian atas variabel-variabel tersebut
pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2017.
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang diteliti dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif, yang merupakan data
sekunder yang diperoleh dengan mengakses
Fadilatul Musyarofah
5
website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)
(www.idx.co.id) dan (www.idnfinancials.com)
berupa laporan keuangan (audit) perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tergabung ke
dalam perusahaan sub sektor makanan dan
minuman (www.sahamok.com).
Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Perencanaan Pajak dan Beban Pajak Tangguhan
Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Sub
Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017
Metode Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini populasi yang diambil
adalah 14 perusahaan dari 18 perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan pengambilan data pada website
resmi Bursa Efek Indonesia yaitu (www.idx.co.id),
(www.sahamok.com) dan
(wwww.idnfinancials.com).
Sampel diambil dengan menggunakan Hasil Uji
Statististik Deskriptif
metode purposive sampling, artinya
pengambilan sampel yang didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti.
Metode Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian
ini diperoleh dari data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung, tetapi diperoleh dari penyedia data
seperti: media masa, perusahaan penyedia data,
bursa efek, data yang digunakan peneliti dalam
penelitian sebelumnya, data yang disediakan pada
statistic software, dsb. Pada penelitian ini data
sekunder didapat dalam bentuk dokumentasi, yaitu
data yang diterbitkan oleh pihak-pihak
berkompeten (Baca: BEI), melalui data laporan
keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahunnya
dalam bentuk data dengan cara mengunduh dari
internet.
Metode Pengolahan/Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis kuantitatif, berupa pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Analisis kuantitatif ditekankan untuk
mengungkapkan perilaku variabel penelitian. Dalam
melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan
untuk mencapai suatu kesimpulan, peneliti
melakukan perhitungan pengolahan dan
penganalisaan dengan bantuan dari program
Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
versi 23. Adapun teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolienaritas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Autokoleras
3. Analisis Regresi Linier Berganda
4. Uji Hipotesis
- Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
- Uji Parsial (Uji-t)
- Uji Simultan (Uji F)
Hasil dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Tabel 4.6
Hasil Uji Statististik Deskriptif
Sumber : (Data diolah oleh penulis, 2019)
Descriptive Statistics
N
Minim
um
Maxi
mu
m
Mea
n
Std.
Deviation
TRR 25 69,35
87,3
6
75,3
636 3,09557
DTE 25 ,00 2,60
,322
0 ,58052
SEC 25 ,00
35,6
4
2,76
96 7,45940
Valid N
(listwise
)
25
Fadilatul Musyarofah
6
Berdasarkan tabel 4.6 maka diketahui jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 5 sampel dan jangka waktu pengambilan
sampel sebanyak 5 tahun penelitian maka n = 25.
Selain itu diketahui bahwa nilai SEC (Y) memiliki
nilai minimal sebesar 0,00, maksimal 35,64 dan
rata-rata sebesar 2,7696 dengan standar deviasi
7,45940.
TRR (X1) memiliki nilai minimal sebesar
69,35, maksimal 87,36 dan rata-rata 75,3636
dengan standar deviasi 3,09557, DTE (X2)
memiliki nilai minimal 0,00 maksimal 2,60 dan
rata-rata 0,3220 dengan standar deviasi 0,58052.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan agar hasil analisis
regresi memenuhi kriteria BLUE (Best, Linear,
Unbiased Estimator). Uji ini terdiri dari uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Berikut hasil
uji asumsi klasik:
Uji Normalitas
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Normal P-Plot
Sumber: (Data diolah oleh penulis, 2019)
Pada grafik histogram di atas tampak bahwa
grafik berbentuk lonceng (bell-shaped), artinya
bahwa data residual terdistribusi dengan normal.
Dan pada grafik Normal P-P Plot of regression
standardized residual, tampak bahwa titik-titik
menyebar mengikuti garis diagonal, maka dapat
disimpulkan bahwa data residual terdistribusi
dengan normal.
Tabel 4.7
Sumber: (Data diolah oleh penulis, 2019)
Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui nilai
signifikansi (Asym. Sig. 2-tailed) adalah 0,158
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,158 >
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandar
dized
Residual
N 25
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation
4,246274
29
Most Extreme
Differences
Absolute ,149
Positive ,149
Negative -,091
Test Statistic ,149
Asymp. Sig. (2-tailed) ,158c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Fadilatul Musyarofah
7
Uji Multikolinieritas
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Unstandardized
Standardized Collinearity
Coefficients Coefficient
s Statistics
Mode
Tolera
L B Std. Error Beta T Sig. nce VIF
(Con
-
92,4
40
27,625
-
3,346
,003
1,24
2
,372 ,515 3,342 ,003 ,620 1,614
stant)
5,10
7
1,981 ,397 2,578 ,017 ,620 1,614
PAD
-
92,4
40
27,625 -
3,346
,003
DAK
1,24
2
,372 ,515 3,342 ,003 ,620 1,614
a. Dependent Variable: SEC
Sumber: (Data diolah oleh penulis, 2019)
Dari tabel 4.8 Dari hasil uji multikolinearitas
di atas nilai Tolerance untuk variabel TRR sebesar
0,620 dengan VIF sebesar 1,614 menunjukkan tidak
terjadinya Multikolinieritas karena nilai Tolerance
lebih dari 0,01 yaitu 0,620 > 0,01 dan VIF kurang
dari 10 yaitu 1,614 < 10. Syarat suatu model regresi
bebas dari multikolinearitas adalah nilai Tolerance
lebih dari 0,01 dan nilai VIF kurang dari 10.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi
tersebut.
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: (Data diolah oleh penulis, 2019)
Berdasarkan gambar 4.6 di atas
menunjukkan bahwa Scatterplot terlihat pada titik-
titik menyebar dengan pola tidak jelas. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi adanya
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Unstandardized
Residual
Test Valuea 2,21
Cases < Test Value 12
Cases >= Test Value 13
Total Cases 25
Number of Runs 14
Z ,008
Asymp. Sig. (2-tailed) ,993
a. Median
(Sumber: Data diolah penulis, 2019)
Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui nilai
signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) melebihi 0,05
(0,993 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
residual bersifat acak sehingga tidak terjadi gejala
autokorelasi antar nilai residual. Dengan demikian,
masalah autokorelasi yang tidak terselesaikan
dengan Durbin Watson dapat teratasi melalui uji
Run test sehingga analisis regresi linier dapat
dilanjutkan.
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi berganda pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = -92,440+1,242 + X1 + 5,107 X2+ e
Dari hasil persamaan regresi berganda
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar -92,440 artinya apabila semua
variabel independen dianggap konstan (bernilai
0) maka manajemen laba bernilai sebesar -
92,440.
2. TRR sebesar 1,242 artinya apabila TRR naik
sebesar 1 satuan sedangkan variabel lainnya
dianggap konstan maka manajemen laba akan
mengalami penurunan sebesar 1,242 satuan.
3. DTE sebesar 5,107 artinya apabila DTE naik
sebesar 1 satuan sedangkan variabel lainnya
Fadilatul Musyarofah
8
dianggap konstan maka manajemen laba akan
mengalami penurunan sebesar 5,107 satuan.
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Mode Adjusted
R Std. Error of Durbin-
L R R
Square Square the Estimate Watson
1 ,822a ,676 ,646 4,43509 1,293
a. Predictors: (Constant), DTE, TRR
b. Dependent Variable: SEC
Sumber: (Data diolah oleh penulis, 2019)
Nilai R yang merupakan simbol dari
koefisien. Pada tabel diatas nilai kolerasi adalah
0,822. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa
hubungan kedua variabel berada pada kategori
sangat kuat.
Berdasarkan hasil pengujian uji koefisien
determinasi menjelaskan bahwa besarnya nilai
Adjusted R Square adalah 0,646. Hal ini berarti
bahwa 65% variabel manajemen laba dapat
dijelaskan oleh variabel perencanaan pajak dan
beban pajak tangguhan sedangkan sisanya sebesar
35% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
Adjusted R Square adalah nilai R Square
yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil
dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga
negatif. Menurut Santoso (2001) bahwa untuk
regresi dengan lebih dari dua variabel bebas
digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien
determinasi.
Standard Error of the Estimate adalah
suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi
dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi
didapat nilai 4,43509. Hal ini berarti banyaknya
kesalahan dalam prediksi manajemen laba sebesar
4,43509. Sebagai pedoman jika Standard Error of
the Estimate kurang dari standar deviasi Y, maka
model regresi semakin baik dalam memprediksi
nilai Y.
Uji Statistik t (Parsial)
Tabel 4.12
Hasil Uji t Coefficientsa
Unstandarized Standarized Coefficients Coefficients
Std. Model B Error Beta T Sig
1 (Constant) -
92,440 27,625 -3,346 .003
PAD 1,242 ,327 ,515 3,342 .003
DAK 5,107 1,981 ,397 2,576 .017
a. Dependent Variable: SEC
Sumber: (Data diolah oleh penulis, 2019)
Berdasarkan hasil tabel 4.12 pengujian
secara parsial (uji t) dapat diuraikan sebagai berikut:
Nilai ttabel dapat dilihat pada tabel statistik t
(pada taraf signifikansi α = 5%:2 = 0,025 (uji 2 sisi)
dan derajat bebas db = n-k-1, atau db = 25-2-1 = 22.
Diperoleh nilai ttabel sebesar 2,074.
Dari hasil uji t dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap
Manajemen Laba
Variabel independen perencanaan pajak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen manajemen laba. Hal ini karena thitung >
ttabel (3,342 >2,074).
2. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap
Manajemen Laba
Variabel independen beban pajak tangguhan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen manajemen laba. Hal ini karena thitung
> ttabel (2,578 > 2,074).
Uji Statistik F (Simultan)
Tabel 4.13
Hasil Uji F ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
Regression .7718525627
71,295 2 385926281385,648 13,057 .010b
Residual 1477849061
48,205 5 29556981229,641
Total 9196374689
19,500 7
a. Dependent Variable: SEC
b. Predictors: (Constant), DTE, TRR
Sumber: (Data diolah oleh penulis, 2019)
Fadilatul Musyarofah
9
Dari tabel 4.13 di atas, nilai Fhitung adalah
sebesar 22,946. Sedangkan nilai Ftabel dapat dilihat
pada tabel statistik F (pada taraf signifikansi α = 5%
dan derajat bebas db1 = k dan db2 = n-k-1), atau db1
= 5 dan db2 = 25-2-1 = 22. Diperoleh nilai Ftabel =
3,44. Karena nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel
(22,946 > 3,44) maka dapat disimpulkan bahwa
semua variabel independen (Perencanaan Pajak dan
Beban pajak Tangguhan) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(Manajemen Laba).
PEMBAHASAN
Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Sub Sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017
Pada hasil pengujian uji t variabel
perencanaan pajak (X1) memiliki nilai thitung sebesar
3,342 dan ttabel sebesar 2,074, maka (thitung > ttabel)
yaitu (3,342 > 2,074) memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf nyatanya 0,05
atau (0,003 < 0,05). dengan arah koefisien positif,
Dengan demikian hasil uji t dapat disimpulkan
secara parsial perencanaan pajak berpengaruh
positif terhadap manajemen laba. Sehingga
hipotesis 1 diterima.
Secara teoritis perencanaan pajak merupakan
suatu upaya dalam meminimalkan beban pajak yang
akan dibayarkan perusahaan dalam berbagai celah
didalam koridor peraturan perpajakan. Dari hasil
pengujian variabel perencanaan pajak memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba, yang berarti
besar kecilnya perencanaan pajak akan
mempengaruhi praktik manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan. artinya jika perencanaan
pajak naik maka manajemen laba juga mengalami
kenaikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa
perencanaan pajak mempengaruhi perusahaan
dalam melakukan praktik manajemen laba. Tujuan
perusahaan melakukan manajemen laba yaitu untuk
menghindari penurunan laba.
Berdasarkan hasil perhitungan data pada
tabel diatas, maka dapat dinyatakan bahwa semakin
tinggi perencanaan pajak akan berpengaruh
terhadap besarnya tingkat signifikansi perusahaan
dalam melakukan praktik manajemen laba.
Perencanaan pajak dan manajemen laba terkait satu
sama lain, karena sama-sama bertujuan untuk
mencapai target laba dengan merekayasa angka laba
dalam laporan keuangan. Berbagai tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menggelapkan
pajak menunjukkan bahwa perencanaan pajak
dilakukan dengan memanipulasi aktivitas operasi
perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Herdawati (2015),
Negara (2017), Fatimatu (2017), dan Puput (2018)
menyatakan bahwa perencanaan pajak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Serta penelitian Dewi
(2018) yang menyatakan bahwa perencanaan pajak
berpengaruh secara simultan terhadap manajemen
laba. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan Ria (2017) dan Riska (2019) yang
menyatakan bahwa perencanaan pajak tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Serta
penelitian Setyawan (2016) dan Ferry (2016) yang
menyatakan bahwa perencanaan pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan Sub Sektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017
Pada hasil pengujian uji t variabel (X2)
memiliki nilai nilai thitung sebesar 2,578 dan ttabel
sebesar 2,074, maka (thitung > ttabel) yaitu (2,578 >
2,074) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,017
lebih kecil dari taraf nyatanya 0,05 atau (0,017 <
0,05). dengan arah koefisien positif, Dengan
demikian hasil uji t dapat disimpulkan secara parsial
perencanaan pajak berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Sehingga hipotesis 2 diterima.
Beban pajak tangguhan merupakan beban
pajak yang timbul akibat perbedaan temporer antara
laba akuntansi dengan laba fiskal. Dalam penelitian
ini beban pajak tangguhan memiliki hubungan
positif terhadap manajemen laba, artinya jika beban
pajak tangguhan naik maka manajemen laba juga
mengalami kenaikan menurut Pindiharti (2011)
beban pajak tangguhan memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap manajemen laba untuk
menhindari melaporkan kerugian pada perusahaan
dengan nilai parameter yang positif.
Berdasarkan hasil perhitungan data pada
tabel diatas, maka dapat dinyatakan bahwa semakin
tinggi beban pajak tangguhan akan berpengaruh
terhadap besarnya tingkat signifikansi perusahaan
dalam melakukan praktik manajemen laba.
Perusahaan manufaktur di Indonesia memanfaatkan
celah untuk melakukan manipulasi labanya dengan
menggunakan besarnya beban pajak tangguhan.
Fadilatul Musyarofah
10
Beban pajak tangguhan timbul akibat perbedaan
antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Perbedaan
tersebut disebabkan karena dalam menyusun
laporan keuangan standar akuntansi lebih
memberikan keleluasaan bagi manajemen untuk
menentukan prinsip dan asumsi akuntansi
dibandingkan yang diperbolehkan menurut pajak.
Hal ini membuat manajemen memanfaatkan celah
untuk melakukan manipulasi besarnya beban pajak
tangguhan yang dimiliki.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Herdawati (2015),
Negara (2017), Ria (2017), Puput (2018) dan Riska
(2019) menyatakan bahwa beban pajak tangguhan
berpengaruh terhadap manajemen laba. Serta
penelitian Dewi (2018) yang menyatakan bahwa
beban pajak tangguhan berpengaruh secara simultan
terhadap manajemen laba. Namun hasil penelitian
ini bertolak belakang dengan Fatimatu (2017 yang
menyatakan bahwa beban pajak tangguhan tidak
berpengaruh secara simultan terhadap manajemen
laba. Serta penelitian Setyawan (2016) dan ikhsan
(2014)) yang menyatakan bahwa beban pajak
tangguhan tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban Pajak
Tangguhan terhadap Manajemen Laba pada
Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2017
Pada hasil pengujian uji F variabel
perencanaan pajak dan beban pajak tangguhan
memiliki nilai Fhitung sebesar 22,946 dan Ftabel
sebesar 3,44 maka (Fhitung > Ftabel) yaitu (22,946 >
3,44) memiki nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih
kecil dari taraf nyatanya 0,05 atau (0,000 < 0,05).
Sehingga hipotesis 3 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa perencanaan pajak dan
beban pajak tangguhan secara simultan berpengaruh
positif terhadap manajemen laba.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
perencanaan pajak dan beban pajak tangguhan
berpengaruh terhadap manajemen laba artinya jika
kedua variabel tersebut (perencanaan pajak dan
beban pajak tangguhan) digunakan sebagai faktor
untuk mengetahui praktik manajemen laba maka
dapat memberi peluang bagi perusahaan makanan
dan minuman dalam melakukan praktik manajemen
laba. Dimana semakin tinggi perencanaan pajak
akan semakin tinggi juga praktik manajemen
labanya dan semakin tinggi beban pajak tangguhan
akan semakin tinggi juga praktik manajemen
labanya. Akan tetapi kedua variabel tersebut bukan
berarti menjadi patokan yang mengetahui suatu
perusahaan melakukan praktik manajemen laba atau
tidak.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Puput Intan (2018) dan Dewi
Purwati (2018) yang menyatakan bahwa
perencanaan pajak dan beban pajak berpengaruh
secara bersama-sama terhadap manajemen laba.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai “Pengaruh Perencanaan Pajak
dan Beban Pajak Tangguhan terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan Sub
Sektor Makanan dan Minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017”. Maka peneliti memperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perencanaan pajak
berpengaruh terhadap manajemen
laba pada perusahaan sub sektor
makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017. Hal ini
dibuktikan dengan pengujian statistik
dimana thitung sebesar 3,342 dan ttabel
sebesar 2,074, maka (thitung > ttabel)
dan memiliki nilai signifikansi lebih
kecil dari taraf nyatanya 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil penelitian ini sesuai dengan
hipotesis 1 yang menyatakan bahwa
perencanaan pajak berpengaruh
terhadap manajemen laba atau H1
diterima.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa beban pajak tangguhan
berpengaruh terhadap manajemen
laba pada perusahaan sub sektor
makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017. Hal ini
dibuktikan dengan pengujian statistik
Fadilatul Musyarofah
11
dimana thitung sebesar 2,578 dan ttabel
sebesar 2,074, maka (thitung > ttabel)
dan memiliki nilai signifikansi lebih
kecil dari taraf nyatanya 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil penelitian ini sesuai dengan
hipotesis 2 yang menyatakan bahwa
beban pajak tangguhan berpengaruh
terhadap manajemen laba atau H2
diterima.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perencanaan pajak dan beban
pajak tangguhan secara bersama-
sama berpengaruh terhadap
manajemen laba pada perusahaan sub
sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017. Berdasarkan
hasil pengujian statistik uji F dimana
Fhitung sebesar 22,946 dan Ftabel
sebesar 3,44 maka (Fhitung > Ftabel)
dan memiliki nilai signifikasi sebesar
dari taraf nyatanya 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis
3 yang menyatakan bahwa
perencanaan pajak dan beban pajak
tangguhan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap manajemen
laba atau H3 diterima.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil Pengaruh Perencanaan Pajak dan
Beban Pajak Tangguhan terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan Sub
Sektor Makanan dan Minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017, maka peneliti memberikan
saran guna meningkatkan kualifikasi
penelitian selanjutnya. Adapun saran yang
peneliti ajukan sebagai berikut:
1. Bagi investor, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan
gambaran sebelum melakukan
investasi pada perusahaan. Sebaiknya
sebelum melakukan investasi seorang
investor harus menganalisis faktor apa
saja yang digunakan dalam melakukan
praktik manajemen laba. Penelitian ini
dapat digunakan sebagai referensi
untuk membantu investor dalam
memecahkan serta mengantisipasi
masalah sebelum pengambilan
keputusan bisnis.
2. Bagi manajemen, perusahaan harusnya
melaporkan laporan keuangan sesuai
dengan keadaan dan kondisi
perusahaan tersebut, tanpa merekayasa
angka laba yang ada pada perusahaan,
karena dapat mengakibatkan kesulitan
bagi manajemen dalam meramalkan
fenomena yang mungkin akan terjadi
di masa yang akan datang.
3. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan
dapat memperluas penelitian dengan
menambahkan sampel yang tidak
hanya terfokus pada perusahaan
makanan dan minuman saja melainkan
terfokus pada perusahaan lain yang
terindikasi melakukan manajemen laba
contohnya perusahaan bidang
manufaktur, sehingga dapat diperoleh
hasil penelitian yang lebih akurat.
Penelitian selanjutnya hendaknya
menganalisis praktik manajemen laba
yang dilakukan perusahaan tidak
hanya pada perencanaan pajak dan
beban pajak tangguhan tetapi juga
pada komponen lain contohnya seperti
profitabilitas, akrual dan indikator-
indikator lain yang mendukung adanya
praktik manajemen laba yang
dilakukan oleh manajemen
perusahaan.
Fadilatul Musyarofah
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Boedijoewono, Noegroho. (2016). Pengantar
Statistika Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Fahmi, I. (2013). Analisis Laporan Keuangan.
Bandung: Alfabeta, Halaman 135.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Edisi Ketujuh. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Harnant
Abstrak
. (2013). Perencanaan Pajak. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Hery, (2015). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1.
Yogyakarta: Center For Academic
Publishing Services.
Phillips. John, M. Pincus and S. Rego, (2003).
Earnings management: New Evidence
Based On Deferred Tax Expense. The
Accounting Review, Vol 78.
Pohan, Chairil Anwar. (2015). Manajemen
Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak
dan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Reilly, F. and Brown, K. (2011). Invesment
Analysis and Fortpolio Management.
China Citic Press.
Santoso, Singgih. (2012). Panduan Lengkap SPSS
Versi 20. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Scoot, William R. (2003). Financial Accounting
Theory – Third Edition. New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
______________. (2009). Effective Public Relation.
Jakarta: Kencana.
______________. (2015). Financial Accounting
Theory – Sevent Edition. New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
Siregar, Sofyan. (2017). Stastika Terapan Untuk
Program Perguruan Tinggi. Jakarta:
Penerbit Kharisma Putra Utama.
Suandy, Erly. (2014). Perencanaan Pajak.
Yogyakarta: Salemba Empat.
___________. (2017). Hukum Pajak. Edisi 7.
___________________. (2018). Perpajakan
Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Subramanyam, K. R. (2017). Analisis Laporan
Keuangan. (11th ed.). Jakarta: Salemba
Empat.
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif R&B. Bandung: Aflabeta.
Sulistyanto, H. Sri. (2014). Manajemen Laba. Teori
dan Metode Empiris. Jakarta: Penerbit
Grasindo.
Waluyo, (2014). Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba
Empat.
Watt, R.L., and Zimmerman J.L. (1986). Positive
Acounting Theory. A Ten Year
Perspective, The Accounting Review,
Vol 65, No.1.
Wild, Jhon. J, K. R. Subramanyam and Robert F.
Halsey. (2004). Financial Statement Analysis (Analisis Laporan Keuangan).
Penerbit Salemba Empat, Edisi 8, buku
satu. Teknik Analisis Laporan Keuangan.
Penerjemah Dewi Yanti. Jakarta:
Salemba Empat.
Yulianti. (2004). Penggunaan Distribusi Laba
Dalam Mendeteksi Manajemen Laba.
Vol 1, No.2.
Jurnal :
Aditama, Ferry. (2016). Pengaruh Perencanaan
Pajak terhadap Manajemen Laba pada
Perusahaan Non Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal, [online] Volume 26, No.1.
Aulia, Ikhsan Fikri. (2014). Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Hutang terhadap Manajemen
Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2013).
Universitas Bung Hatta. Jurnal {0nline}.
Effendi, Igna. (2014). Analisis Pengaruh
Perencanaan Pajak sebagai Upaya
Menekan Beban Pajak Penghasilan
Perusahaan terhadap Ekuitas ( Studi
Kasus pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di BEI Periode 2011-2012).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Febrianto, Arief. (2014). Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan, dan Struktur Kepemilikan
terhadap Praktik Manajemen Laba pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Fadilatul Musyarofah
13
Indonesia. Jurnal, [online] Volume V,
No.2.
Hairu, Ningsih. (2009). Hubungan antara
Manajemen Laba, Good Corporate
Governance, dan Struktur Pengendalian
Intern terhadap Perencanaan Audit.
Skripsi. Fakultas Ekonomi UTIRA-
IBEK.
Hakim. (2015). Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan
dan Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba . Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi. Vol 4, No.7.
Herawati & Ekawati. (2016). Pengaruh
Perencanaan Pajak terhadap Nilai
Perusahaan. E-journal Akuntansi Vol 4,
No.1 [online]. Tersedia di:
https://ejournal.upi.edu/index.php/jrak.
Herdawati. (2015). Analisis Pengaruh Perencanaan
Pajak dan Beban Pajak Tangguhan
terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014).
Repository Unhas. [online]. Tersedia di:
http://repository.unhas.ac.id/handle/1234
56789/16407.
Intan, Puput. (2018). Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan dan Perencanaan Pajak
terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus
pada Perusahaan Property dan Real
Estate yang Terdaftar di BEI Periode
2012-2016). Skripsi. Universitas Pakuan.
Kurnia, Ria. (2017). Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan
dan Perencanaan Pajak terhadap
Manajemen Laba (Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI Periode 2013-2016). Skripsi.
Universitas Muhammadiyah. Surakarta.
Negara, A.A. Gede Raka Plasa. (2017). Pengaruh
Perencanaan Pajak dan Beban Pajak
Tangguhan terhadap Manajemen Laba
(Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2013-2015. E-journal Akuntansi Vol 20, No.3 [online]. Tersedia di:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntan
si/article/view/28499.
Ningsih, Fatimatu Cahya. (2017). Pengaruh Aset
Pajak Tangguhan, Beban Pajak
Tangguhan dan Perencanaan Pajak
terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus
pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2013-2016).
Skripsi. Universitas Muhammadiyah.
Surakarta.
Pindiharti, Dewi. (2011). Pengaruh Aktiva Pajak
Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan
dan Akrual terhadap Earning
Management. Skripsi. Fakultas Ekonomi
& Bisnis, Uin-Jakarta.
Purwati, Dewi. (2018). Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan, Profitabilitas dan Perencanaan Pajak terhadap
Manajemen Laba (Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI Periode 2012-2016). Skripsi.
Universitas Pakuan.
Sari, Riska. (2019) Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan, Perencanaan Pajak dan
Profitabilitas terhadap Manajemen
Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2017).
Universitas Pakuan.
Setyawan, Budi. (2015) Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan, Profitabilitas dan
Perencanaan Pajak terhadap
Manajemen Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Otomotif dan Komponen yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2014).Universitas Pamulang. Jurnal
{0nline}.
Tundjung, Ghafara. M.M. (2015). Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen
Laba (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Skripsi. Universitas
Diponegoro.
Website :
https://www.academia.edu./29184752/Resume
Earning Management Financial
Accounting Theory William R. Scoot.
https://www.detikfinance.com.
https://www.bisnis.news.viva.co.id.
https://www.idnfinancial.com.
https://www.idx.co.id.
https://www.sahamok.com.