19
Dari gambaran umum kawasan perencanaan yang diperoleh dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun untuk selanjutnya dipakai sebagai pijakan awal untuk menentukan langkah dalam pengumpulan data dan pembahasan berdasarkan pada teknik pengumpulan data, jenis dan jumlah data yang terkumpul. Pada bab ini akan diuraikan secara menditail tentang teknis analisis data, perolehan data yang berhasil dikumpulkan serta pembahasan untuk dilakukan telaah lanjut guna penyusunan strategi dan pendekatan dalam penentuan kebutuhan prasarana dan sarana persampahan di Kecamatan Entikong khususnya pada Kota Kecamatan Entikong. 2.1. TEKNIK PENGUMPULAN Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survey lapangan (data primer) dan survey instansional (data sekunder), meliputi: a. Data primer merupakan kegiatan pengumpulan data berdasarkan survei/ pengecekan di lapangan baik mengenai kondisi fisik, biotik maupun sosial budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara bebas dan terarah. b. Data sekunder merupakan kegiatan yang berupa data angka, peta, produk kajian dan deregulasi yang berlaku terkait dengan pengolahan persampahan. Uraian keadaan wilayah pada berbagai instansi terkait untuk perumusan masalah, identifikasi dan kendala pelaksanaan program pengelolaan sampah. ANALISA DATA DAN SPESIFIKASI 1 PERHITUNGAN PERENCANAAN WADAH SAMPAH, TPS DAN TPA

perencanaan tpa

Embed Size (px)

Citation preview

Dari gambaran umum kawasan perencanaan yang diperoleh dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun untuk selanjutnya dipakai sebagai pijakan awal untuk menentukan langkah dalam pengumpulan data dan pembahasan berdasarkan pada teknik pengumpulan data, jenis dan jumlah data yang terkumpul.

Pada bab ini akan diuraikan secara menditail tentang teknis analisis data, perolehan data yang berhasil dikumpulkan serta pembahasan untuk dilakukan telaah lanjut guna penyusunan strategi dan pendekatan dalam penentuan kebutuhan prasarana dan sarana persampahan di Kecamatan Entikong khususnya pada Kota Kecamatan Entikong.

2.1. TEKNIK PENGUMPULAN Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survey lapangan

(data primer) dan survey instansional (data sekunder), meliputi:a. Data primer merupakan kegiatan pengumpulan data berdasarkan

survei/ pengecekan di lapangan baik mengenai kondisi fisik, biotik maupun sosial budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara bebas dan terarah.

b. Data sekunder merupakan kegiatan yang berupa data angka, peta, produk kajian dan deregulasi yang berlaku terkait dengan pengolahan persampahan. Uraian keadaan wilayah pada berbagai instansi terkait untuk perumusan masalah, identifikasi dan kendala pelaksanaan program pengelolaan sampah.

ANALISA DATA DAN SPESIFIKASI

1

PERHITUNGAN PERENCANAAN WADAH SAMPAH, TPS DAN TPA

Beberapa data yang berhasil dikumpulkan dalam rangka penyusunan bantuan Teknis Perencanaan Manajemen Persampahan di Wilayah Perbatasan Entikong Kab. Saggau adalah sebagai berikut:

Analisa Jumlah Penduduk dan ProyeksinyaJumlah penduduk pada kondisi sekarang beserta proyaksinya

untuk perencanaan 20 tahun ke depan. Untuk menghitung jumlah penduduk proyeksi 20 tahun ke kepan menggunakan metode geometrik dengan persamaan sebagai berikut:

Pn = Po (1+r)n

dimana:Pn = Jumlah penduduk pada tahun rencana (jiwa)Po = Jumlah penduduk pada tahun inisial (jiwa)r = Rasio pertambahan penduduk (%)n = Tahun proyeksi

Berdasarkan hasil pengumpulan data jumlah penduduk dari laporan antara adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kec. Entikong (Contoh)

NO NAMA DESA JUMLAH KK

JUMLAH PENDUDUK (jiwa)

KEPADATAN PENDUDUK(Jiwa/Km2

)12345

Desa EntikongDesa SemangitDesa NekanDesa Pala PasangDesa Suruh Tembawang

1.443503588222506

5.7692.0592.1601.0012.243

2626262623

3.262 13.232 23Sumber: Sumber GURPP-Kec. Entikong 2007

Sedangkan rasio pertambahan penduduk untuk wilayah Kab. Sanggau secara rata- rata adalah 1,06% pertahun (Sanggau Dalam Angka, 2007), sehingga jumlah penduduk hasil proyeksi proyeksi adalah sebagai berikut:Proyeksi penduduk Desa Entikong tahun 2008 adalah:Po = 5.769 jiwa (2007)n = 1

2

r = 1,06/100Pn = 5.769 (1 + 1,06/100)1

= 5.830 jiwa

Proyeksi penduduk Desa Entikong tahun 2009 adalah:Po = 5.769 jiwa (2007)Pn = 5.769 (1+ 1,06/100)2

= 5892 jiwaUntuk hasil perhitungan berikut dapat dilihat seperti pada Tabel 2.2 di bawah ini

Tabel 2.2 Proyeksi penduduk Kecamatan EntikongNO TAHUN

PROYEKSIDESA

ENTIKONG(jiwa)

DESASEMANGET

(jiwa)

DESANEKAN(jiwa)

DESA PALA PASANG

(jiwa)

DESA SURUH

TEMBAWANG

(jiwa)1 2008 5830 2081 2183 1012 22672 2009 5892 2103 2206 1022 22913 2010 5954 2125 2229 1033 23154 2011 6211 2148 2253 1044 23405 2012 6276 2171 2277 1055 23656 2013 6343 2194 2301 1066 23907 2014 6410 2217 2326 1078 24158 2015 6478 2240 2350 1089 24409 2016 6547 2264 2375 1101 2466

10 2017 6616 2288 2400 1112 249211 2018 6686 2312 2426 1124 251912 2019 6757 2337 2451 1136 254613 2020 6829 2362 2477 1148 257314 2021 6901 2387 2504 1160 259815 2022 6974 2412 2530 1173 262716 2023 7048 2437 2557 1185 265517 2024 7129 2463 2584 1198 268318 2025 7198 2489 2612 1210 271219 2026 7275 2516 2639 1223 274120 2027 7352 2542 2667 1236 277021 2028 7430 2569 2695 1249 2799Sumber: Hasil Analisa Perhitungan,2008

2.2.2 Analisa Jumlah Timbulan Sampah dan Proyeksinya

3

Jumlah timbulan sampah berbanding lurus dengan jumlah penduduk dalam artian semakin banyak jumlah penduduk di suatu tempat maka semakin besar pula jumlah timblan sampah yang dihasilkan. Selain itu tingkat perekonomian serta gaya hidup juga menentukan besarnya jumlah timbulan sampah berdasarkan standart SNI 04-1993-03) jumlah timbulan sampah untuk kota kecil adalah 2,50 – 2.75 liter/orang/hari. Sehingga persamaan jumlah timbulan sampah perharinya adalah:Jumlah Sampah = (2,50 liter/orang/hari x jumlah penduduk) / 1000= m3//hari.Contoh Perhitungan: Jumlah timbulan sampah Desa Entikong tahun 2008 adalah sebagai berikut: - Jumlah penduduk tahun 2008 = 5830 jiwa (hasil perhitungan proyeksi)- Standart timbulan sampah= 2,50 liter/orang/hari.- Pelayanan sampah 80 % (untuk Desa Entikong)- Jumlah timbulan sampah (2008) = (2,5 liter/org/hr x 5830 orang) / 1000x 80%

= 11.66 M3/hari. Contoh Perhitungan: Jumlah timbulan sampah Desa Entikong tahun 2009 adalah sebagai berikut: - Jumlah penduduk tahun 2009 = 5892 jiwa (hasil perhitungan proyeksi)- Standart timbulan sampah= 2,50 liter/orang/hari.- Pelayanan sampah 80 %- Jumlah timbulan sampah (2009) = (2,5 liter/org/hr x 5892 orang) / 1000x 80 %

= 11.78 M3/hari

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Hasil Proyeksi Perhitungan Jumlah Timbulan Sampah

TAHUNPROYEKSI

DESAENTIKONG(M3/hari)(Palayana sampah

80%)

DESASEMANGET(M3/hari)(Palayana sampah

60%)

DESANEKAN

(M3/hari)(Palayana sampah

60%)

DESA PALA PASANG(M3/hari)(Palayana

sampah 60%)

DESA SURUH TEMBAWANG

(M3/hari)(Palayana

sampah 60%)

1 2008 11.660 3.122 3.275 1.518 3.4012 2009 11.780 3.1553 3.309 1.533 3.4373 2010 11.908 3.188 3.344 1.550 3.4734 2011 12.422 3.222 3.389 1.566 3.5105 2012 12.552 3.257 3.416 1.583 3.548

4

6 2013 12.686 3.291 3.452 1.599 3.5857 2014 12.820 3.326 3.489 1.617 3.6238 2015 12.956 3.360 3.525 1.634 3.6609 2016 13.094 3.396 3.563 1.652 3.699

10 2017 13.232 3.432 3.600 1.668 3.73811 2018 13.372 3.468 3.639 1.686 3.77912 2019 13.514 3.506 3.677 1.704 3.81913 2020 13.658 3.543 3.716 1.722 3.86014 2021 13.802 3.576 3.756 1.740 3.89715 2022 13.948 3.618 3.795 1.760 3.94116 2023 14.096 3.656 3.836 1.778 3.98317 2024 14.258 3.695 3.876 1.797 4.02518 2025 14.396 3.734 3.918 1.815 4.06819 2026 14.550 3.774 3.959 1.835 4.11220 2027 14.704 3813 4.001 1.856 4.15521 2028 14.860 3.854 4.043 1.874 4.199Sumber: Hasil Analisa Perhitungan, 2008

2.2.3 Analisa Jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah Dan Proyeksinya.

Analisa tempat pembuangan sampah sementara dapat direncanakan dengan beberapa alternatif; pertama TPS dapat direncanakan dengan pasangan batako, tentunya harganya murah dan perawaatannya tidak terlau mahal, sedangkan yang kedua adalah TPS dapat direncanakan dengan menggunakn TPS container. Keuntungan pemasangan TPS dengan sistem container adalah dimana sistem ini mudah dipindahkan. Apabila kita menganggap tempat tersebut sudah tidak layak lagi untuk dipasang TPS maka kita langsung dapat memindahkannya. Dalam perencanaan ini dibuat dalam dua model, hal ini mengingat volume sampah yang ada masih belum terlalu besar, maka dibuat dalam 2 model dengan perbandingan 50% bataco: 50% container.

a. Perhitungan Jumlah TPS menggunakan Pasangan Bataco.Perhitungan Jumlah TPS adalah sebagai berikut:1. TPS pasangan batako dengan dimensi: - Panjang = 2,50 meter

5

- Lebar = 1,75 meter- Tinggi = 1,20 metermaka volume TPS adalah= 2,50 x 1,750 x 1,20 meter= 5.25 M3.

Jika jumlah timbulan sampah yang terlayani 80% untuk kondisi sekarang (2010) adalah: 11.908 M3/hari, maka jumlah TPS yang diperlukan sekarang untuk jenis bataco adalah: n TPS = (VS/VT) x fg

dimana:nTPS = Jumlah TPS yang diperlukanVS = volume timbulan sampah (M3)/ hari = 11.908 M3/hariVT = volume dimensi TPS pasangan bataco (M3) = 5.25 M3.BJ = Berat jenis sampah = 1.30

Frekuensi pengangkutan = 1 hari sekaliJumlah TPS yang diperlukan di Kota Entikong (Desa Eintikong tahun 2010) adalah (nTPS):nTPS 2010 = (11.908 M3/5.25 M3) x 1,30 = 2.949 Buah TPS 3 buah.Catatan: Jumlah 3 buah TPS tersebut frekuaesi pengangkutan dilakukan sebanyak 1 hari sekali. Jika pengangkutan sampah dilakukan dalam waktu 2 hari sekali maka jumlah TPS yang dibutuhkan sebanyak 2 hari x 3 buah = 6 TPS.

b. Perhitungan TPS Menggunakan ContainerJika TPS direncanakan dengan menggunakan Container, maka jumlah TPS Yang diperlukan adalah sebagai berikut:nTPS = Jumlah TPS yang diperlukanVS = volume timbulan sampah (M3)/ hari = 11.908 M3/hariVT = volume dimensi TPS container (M3) = 6.00 M3.BJ = Berat jenis sampah = 1.30nTPS 2010 = (11.908 M3/6 M3) x 1,30 = 2.58 Buah TPS 3 buah.Catatan: Jumlah 3 buah TPS tersebut frekuensi pengangkutan dilakukan sebanyak 1 hari sekali. Jika pengangkutan sampah dilakukan dalam

6

0.20 1.20

0.30

Pintu Pelat Baja

0.20Batas Tinggi Jagaan

waktu 2 hari sekali maka jumlah TPS yang diperlukan sebanyak 2 hari x 3 buah = 6 TPS. c. Model TPS Bataco

d. Model TPS Container

7

Gambar 2.1 TPS Pasangan Bataco

2.50 1.75

2.50

DENAH TPS PASANGAN BATACO

2.50 1..75

Dinding Bataco

Paving Block

TAMPAK DEPAN

TAMPAK SAMPING

Pondasi menggunakan pondasi jalur dengan beton campuran 1:2:3

Rangka menggunakan beton bertulang camp. 1:2:3

Bata menggunakan pasangan bata tanah pres yang dipasang expose dan pada bagian luar diglasur dengan pernis.

Pintu menggunakan plat baja Parkir menggunakan paving block yang

dilengkapi dengan balok kasntin dari beton camp. 1:2:3

Volume TPS 5,25 M3

1.20

2.50 2.50

5.00

Paving Block

Beton Camp.1:2:3

TPS Container

Tutup C0ntainer

0.300.20

2.50 2.50

EAN GREEN Lukisan Lingkungan

DENAH TPS CONTAINER

TAMPAK SAMPING

TAMPAK DEPAN

Volume container ± 6 M3

Dilengkapi dengan penutup bajaPada bagian dinding luar dan dalam di lengkapi dengan lukisan yang bernuasa lingkungan dan menarik (lukisan pemandangan, gambar yang menarik anak-anakk seperti gambar hewan, dll)Landasan container (pondasi dan lantai) menggunakan beton campuran 1:2:3Parkir kendaraan mennggunakan paving block dan dilengkapi dengan balok kanstin dari beton camp.1:2:3

Gambar 2.2 Gambar TPS Kontainer

nTPS 2016 = (13.514 M3/5.25 M3) x 1,30 = 3.346 Buah TPS 4 buah.Catatan: Jumlah 4 buah TPS tersebut frekuaesi pengangkutan dilakukan sebanyak 1 hari sekali. Jika pengangkutan sampah dilakukan dalam waktu 2 hari sekali maka jumlah TPS sebanyak 2 hari x 4 buah = 8 TPS.

e. Penempatan TPSTPS direncanakan dan ditempatkan pada tempat strategis untuk

dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah dan diusahakan dekat dengan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut sampah, mudah dijangkau oleh masyarakat ketika memasukkan sampah kedalam TPS, dilengkapi dengan jalan masuk berupa atau tangga, TPS ditata sebersih mungkin sehingga kelihatan asri dan menarik untuk didekati. Penempatan lokasi dapat dilihat pada Gambar 2.2

f. Lokasi TPS dan Frekuensi Pengangkutan Sampah

8

Posisi TPS terhadap Jalan

Jalan

Ruko/perkim

Posisi TPSterhadap roko/perkim

Gambar 2.3 Posisi Perletakkan TPS

Frekuensi pengangkutan sampah dari TPS ke TPA tergantung dari volume TPS yang direncanakan. Ketika direncanakan 2 hari kedua TPS penuh jadwal pengangkutan harus diaksanakan. Penuhnya TPS juga tergantung pada musim yang ada, misalnya musim buah yang dijual dipasar serta kegiatan jumlah yang di wilayah tersebut. Untuk lokasi dan jumlah TPS serta ritasi pengangkutan dapat dilihat seperti pada Tabel. 2.9

Tabel 2. 4 Jumlah TPS dan Jumlah Frekuensi Pengangkutan Sampah

NO JUMLAH DAN JENIS TPS (BH)

VOLUME TPS(M3)

LOKASI TPS PREKUENSI PENGANGKUTAN

1 4 (TPS Container) 6,00 Pasar baru Entikong 2 hari sekali2 1 (TPS Container) 6,00 Pasar Lama Entikong 2 hari sekali3 1 (TPS Container) 6,00 Lokasi kantor

Pengelola Border2 hari sekali

4 1 (TPS Pasangan Bataco)

5,25 Pertigaan Permukiman Sontas

2 hari sekali

5 1 (TPS Pasangan Batako)

5,25 Pasar baru 2 hari sekali

6 1 (TPS Pasangan) 5,25 Depan Kantor Cukai 2 hari sekaliHasil: Perhitungan dan survey lapangan, 2009

2.2.4 Analisa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

Berdasarkan hasil survey dan pengamatan lapangan terhadap tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Kecamatan Entikong masih menggunakan TPA sementara yang dikelola dengan metoda open dumping, dimana sampah ditumpuk dan dibakar. Ujung dari TPA sementara berakhir disebuah lereng dan lereng tersebut mengalirkan air ke Sungai Sekayam. Sedangkan air sungai tersebut digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari- hari. Metode open dumping sudah tidak dibenarkan lagi, hal ini disebabkan karena dapat menyebabkan pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara udara/ bau selain itu dapat mengundang bermacam- macam binatang pembawa penyakit seperti lalat, tikus dan binatang lainnya.

Berdasarkan koordinasi dengan instansi terkait dengan pemerintah kecamatan Entikong bahwa rencana TPA sudah

9

dialokasikan. Adapun lokasinya terdapat di wilayah Sontas di tempat dengan jarak ± 2,00 km dari permukiman. Adapun jalan menuju ke rencana TPA ada fasilitas jalan.

Berdasarkan hasil survey terhadap lahan baru tersebut sangat baik dan cocok seperti persyaratan yang diisyaratkan dalam SNI Persampahanyaitu:- Lokasi yang ada sekarang bukan merupakan daerah rawan geologi

(daearah patahan, daerah rawan longsor, serta daerah gempa).- Bukan daerah rawah hidrologis yaitu daearah kedalam air tanah

minimal 3 m.- Bukan daerah rawan terhadap penerbangan.- Jauh dari permukiman.

Perhitungan Kebutuhan Lahan TPA SampahPerhitungan kebutuhan lahan untuk TPA akan mencangkup perhitungan volume sampah dan kebutuhan luas lahan TPA.

Untuk menghitung volume sampah dipergunakan perhitungan:V = A x E

dimana:A = volume sampahE = tingkat pemadatan (kg/m3), rata- rata: 600 kg/m3.

Perhitungan kebutuhan lahan TPA dapat digunakan rumus: V x 365

L = x 1,15 T

dimana:L =Luas lahan yang butuhkan setiap tahunnyaV = Volume sampah yang telah dipadatkanT = Tinggi timbunan yang rencanakan

a. Perhitunga Kebutuhan Lahan TPA Tahun 2010Perhitungan luas lahan direncanakan untuk tahun 2010

10

Jumlah timbulan volume untuk wilayah Entikong tahun 2010 adalah sebagai berikut:Desa Entikong = 11,908 m3/hariDesa semangat = 3,188 m3/hariDesa Nekan = 3,344 m3/hariDesa Pala Pasang = 1,550 m3/hariDesa Suruh Tembawang = 3,473 m 3 /hari Jumlah = 23,463 m3/ hari volume sampah yang dibuang ke TPA = 23,463 m3/hari (untuk sampah seluruh

Kec. Entikong). Volume sampah yang telah dipadatkan (V) = A x E

= 23,463 m3/hari x 0,6= 14,29 m3

Tinggi rencana timbunan (T) = 4 meter Kebutuhan Luas Lahan TPA tahun 2010: V x 365 L = x 1,15

T

14,290 x 365= x 1,15 = 1499,55 m2

4b. Perhitunga Kebutuhan Lahan TPA Tahun 2016Jumlah timbulan sampah untuk wilayah Entikong tahun 2016 adalah sebagai berikut:Desa Entikong = 13,094 m3/hariDesa semangat = 3,396 m3/hariDesa Nekan = 3,563 m3/hariDesa Pala Pasang = 1,652 m3/hariDesa Suruh Tembawang = 3,699 m 3 /hari Jumlah = 25,404 m3/ hari volume sampah yang dibuang ke TPA = 25,404 m3/hari (untuk sampah

seluruh Kec. Entikong). Volume sampah yang telah dipadatkan (V) = A x E

= 25,404 m3/hari x 0,6= 15,242 m3

Tinggi rencana timbunan (T) = 4 meter Kebutuhan Luas Lahan TPA tahun 2016: V x 365 L = x 1,15

T 15,242 x 365= x 1,15 = 1.599,46 m2

4

11

Kebutuhan Luas TPA secara keseluruhan dapat dihitung secara komulatif yang dimuali dari tahun awal rencana sampai tahun terakhir rencana. Untuk lebih jelasnya komulatif perhitungan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 2.6

Tabel 2.5 Luas Lahan TPA Yang Diperlukan Setiap TahunnyaTAHUN JUMLAH TOTAL SAMPAH

YANG M MASUK SETIAP HARINYA DARI

5 DESA (M3/Hari)

VOLUME SAMPAH YANG

TELAH DIPADATKAN

(m3/hari)

LUAS LAHAN YANG

DIPERLUKAN (M2)

KOMULATIF LUAS LAHAN YANG

DIPERLUKAN (M2)

KOMULATIF LUAS LAHAN YANG DIPERLUKAN

(Ha)

1 2 3 4 52008 22.976 13,796 1446,62

61446.626 0.1446

2009 23.250 13,950 1463,878 2910.505

0.210

2010 23,463 14,29 1499,55 4387.794

0.4387

2011 24.109 14.465 1517.963 5905.757

0.5905

2012 24.356 14.614 1533.515 7439.271

0.7439

2013 24.613 14.768 1549.696 8988.967

0.8988

2014 24.875 14,925 1566.192 10555.16

1.0555

2015 25.135 15,081 1582.562 12137.72

1.2137

2016 25.440 15,242 1.599,46 13739.49

1.3739

2017 25.670 15,402 1616.247 15355.74

1.5355

2018 25.926 15,556 1632.366 16988.1

1.6988

2019 26.22 15,732 1650.877 18638.98

1.8638

2020 26.499 15,899 1668.443 20307.42

2.0307

2021 26.771 16,063 1685.569 21992.99

2.1992

2022 27.062 16,237 1703.891 23696.88

2.3696

2023 27.349 16,409 1721.961 25418.84

2.5418

2024 27.561 16,537 1735.309 27154.15

2.7154

2025 27.931 16,759 1758.60 28912.76 2.8912

12

62026 28.230 16,938 1777.43

1 30690.193.0690

2027 28.529 17,117 1796.257 32486.45

3.2486

2028 28.830 17,298 1815.209 34301.66

3.4301

Sumber: Hasil Analisa Perhitungan, 2009

Kesimpulan; kebutuhan luas lahan untuk tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang diperlukan sampai pada tahun 2028 untuk dapat menampung sampah sekecamatan Entikong adalah 3.4301 Ha

4,00 Ha, tidak termasuk lahan pendukung TPA (kantor, laboratorium, jembatan timbang, gudang, jalan sel, kolam pengelola limbah, buffer zone, dll).

2.2.5. Analisa Sistem Pengumpulan Sampah Dari Rumah ke TPS

Berdasarkan pengamatan lapangan serta hasil wawancara dari masyarakat yang berada diwilayah permukiman Desa Entikong bahwa sebagian besar masyarakat memandang pengumpulan sampah yang paling efektip adalah menggunakan kantong yang dikumpul dihadapan rumah masing- masing atau menggunakan tong sampah/bin sampah, kemudian petugas dari kebersihan mengumpulkan sampah tersebut dengan menjemput dari rumah kerumah untuk bibawa ke TPS terdekat. Alternatif kedua adalah mobil pengangkut sampah langsung menjemput dan mengumpulkan sampah dari rumah kerumah dari sampah yang ada didalam tong sampah atau kantong plastik kemudian langsung dibaung ke TPA sampah.

Dari kedua metode tersebut masing- masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, dimana apabila pengumpulan menggunakan gerobak maka pekerjaan menjadi dua kali lebih lama yaitu dari gerobak ke TPS kemudian baru diangkut ke TPA, dan kelebihannya mampu mengumpulkan sampah walaupun pada jalan yang sempit. Jika menggunakan metode pengumpulan langsung,

13

L= 0,27 M

kekurangannya diperlukan jalan masuk yang lebar, mendukung untuk dilalui truk pengangkut sampah, dan kelebihannya pekerjaan lebih efektif kerena sampah lansung diangut ke TPA.Perhitungan Kotak Sampah: Volume timbulan sampah (standard SNI) untuk kota kecil 2,50 liter/orang/hari. Jumlah 1 KK 5 orang Durasi pengumpulan sampah 2 hari sekali. Volume sampah dalam 2 hari= 2,50 liter/org/hr x 5 org x 2 hr x 2 = 0,03 M3

1000Perhitungan Dimensi Tong Sampah Model 1: Volume = ¼. π x 0,30 2 x 0,60 M = 0,04 M3

Perhitungan Kotak Sampah: Volume timbulan sampah (standard SNI) untuk kota kecil 2,50

liter/orang/hari. Jumlah 1 KK 5 orang Durasi pengumpulan sampah 2 hari sekali. Volume sampah dalam 2 hari= 2,50 liter/org/hr x 5 org x 2 hr x 2 = 0,03 M3

1000Perhitungan Dimensi Tong Sampah Model 1: Volume = 0,30 x 0,30 x 0,60 = 0,05 M3Perhitungan Tong Sampah Model.2

14

T= 0.6 m= 0.27 M

= 0.33 M Volume tong sampah = 0,04 M3

Bahan fiber glass Dilengakapi penutup dan pemegang Mudah diangkat Jumlah KK 1.443 Jumlah BIN adalah 20% = 288 buah

Gambar 2.4 Tong Sampah Model 1

Volume tong sampah = 0,04 M3

Bahan fiber glass Dilengakapi penutup dan pemegang Mudah diangkat

T= 0,60 M

L=0,33 M

Kesimpulan; sistem pengumpulan sampah untuk kondisi wilayah perbatasan Entikong yang paling cocok adalah pengagkutan dengan sistem pengumpulan menggunakan gerobak yang menjemput dari rumah ke rumah kemudian diangkut ke TPS yang ada, dan disetiap rumah disiapkan tong sampah yang difasilitasi oleh pemerintah.

2.2.6 Analisa Kemampuan Armada Pengangkut Sampah:

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap armada pengangkut sampah Kecamatan Entikong adalah sebagai berikut:Nd= {H(1-W)-(t1+ t2)/TscsData pengamata lapangan: Pscs (waktu yang diperlukan untuk memuat sampah daril lokasi pertama

sampai terakhir = 1.56 jam. s (waktu rata- rata pembongkaran di TPA = 0.583 jam. x (jarak rata- rata TPS ke TPA) = 9,175 km t1 waktu dari pool ke TPS pertama = 0,08 jam t1 waktu dari TPA ke pool = 0,306 jam H waktu kerja perhari = 7 jam W waktu off route = 0,18

Tabel 2.6 Waktu Off Route Kendaraan Dump Truck

No Uraian KegiatanKendaraan

Dump TruckWaktu rata- Rata

Menit Jam Menit Jam1 Persiapan, Cheking Mesin sebelum

Persiapan15 0,25 15 0,25

2 Sarapan Pagi 15 0,25 15 0,253 Pencucian bak sebelum ke pool 20 0.25 20 0.254 Pengisian BBM 5 0,10 5 0,105 Kejadian tak terduga (ganti ban bocor,

dll)20 0,333 20 0,333

75 1,251,25/7=0,18

Hasil: Data Hasil Pengamatan, 2009

Perhitungan:Tscs = Pscs + a +bx + S , kecepatan dianggap konstan, sehingga

a=0, b=0, x=0= 1.56 + 0.56 = 2,12 jam/trip

15

Gambar 2.5 Tong Sampah Model 2

Nd = {H(1-W)-(t1+ t2)/Tscs= {7(1-0,18)-( 0,08 +0,306)/ 2,12= 1,433 trip/hari 1 kali sehari.

Kesimpulan; kemampuan pengangkutan sampah dari TPS ke TPA menggunakan Dam Truk sampah biasa hanya mempunyai ± 1 trip perhari, sedangkan jumlah TPS yang akan diangkut adalah 3 buah x 6 M3 = 18 M3 / hari, Sedangkan kapasitas angkut truk ± 6 M3, berarti diperlukan lagi 1 buah truk arm roll.

2.2.7 Analisa Petugas KebersihanJumlah petugas yang diperlukan dalam pengelolaa sampah

adalah sebagai berikut: Penyapu jalan untuk wilayah pelayanan border Entekong dan

sekitarnya 1 orang petugas. Penyapu jalan untuk wilayah pasar baru dan sekitarnya 1 orang

petugas Penyapu jalan untuk wilayah pasar lama Entikong 1 orang petugas Petugas armada pengangkut sampah dump truk adalah pengumpul

sampah 3 orang dan super truk 1 orang. Petugas armada pengangkut sampah dump truk adalah pengumpul

sampah 2 orang dan super truk 1 orang.

RENCANA ANGGARAN BIAYARencana anggaran biaya diperlukan adalah dalam rangka untuk

melengkapi fasilitas sarana persampahan, dengan tujuan agar pengelolaan persampahan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang direncanakan.

Dalam perhitungan rencana anggaran biaya ditampilkan dalam 3 tabel, yaitu tabel daftar harga bahan dan tenaga, daftar analisa biaya satuan dan daftar rencana anggaran biaya. Daftar tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.7, Tabel 2.8 dan Tabel 2.9 (perhitungan rebcana anggaran biaya termpair).

16

3.1. KESIMPULANDari hasil analisa data/ perhitungan pada bab 2 dari laporan akhir ini dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan manajmen persampahan ini dititk beratkan pada kawasa Entikong khususnya pada kawasan yang menjadi lintasan border dan sekitarnya, hal ini bertujuan border yang dijadikan teras Indonesia terhadap negara tetangga.

2. Perencanaan persampahan direncanakan selama 20 tahun yaitu sampai tahun 2028.

3. Dari hasil analisa dan perhitungan terhadap jumlah TPS maka didapat 6 unit TPS untuk tahun rencana 2009 dengan rincian 3 unit pasangan bataco dan 3 unit TPS container. Kemudian 8 unit TPS untuk tahun rencana 2016 dengan rincian 4 unit TPS pangan bataco 4 unit TPS container, serta 10 unit TPS untuk rencana tahun 2028 dengan rincian 5 unit TPS pasangan bataco dan 5 unit TPS container.

4. Dari hasil analisa didapat frekuensi pengangkutan sampah dari TPS yang ada adalah 2 hari sekali.

17

KESIMPULAN 3

5. Dari hasil analisa dan perhitungan terdap kendaraan armada pengangkut sampah maka didapat untuk tahun rencana 2009 diperlukan kendaraan pengangkut berjumlah 1 buah kendaraan dump truk dan 1 buah kendaraan arm roll, untuk tahun rencana 2016 diperlukan armada pengangkut 2 buah kendaraan Dump Truk 2 buah kendaraan arm roll, dan pada tahun rencana 2028 diperlukan 3 buah dump truk dan 3 buah arm roll.

6. Dari hasil analisa data juga didapat jumlah luasan terhadap pempat pembuangan akhir (TPA) sampah sampai tahun rencana 2028 diperlukan luas lahan untuk TPA adalah 3.4301 hekter, belum termasuk lahan pendukung seperti jalan, kantor, gudang, kolam airasi, green barier, bafer zone dan lain-lain.

7. Jumlah tong sampah yang diperlukan untuk menampug sampah untuk tahun rencana 2009 sebanyak 288 unit dan untuk tahun rencana 2016 sebanyak 450 unit serta tahun rencana 2028 sebanyak 594 unit.

8. Dari hasil analisa juga didapat jumlah tenaga yang diperlukan dilapangan adalah sebagai berikut:

- tenaga penyapu jalan 3 orang- tenaga pengangkut 5 orang untuk 2 armada pengangkut- tenaga supir trk 2 orang

8. Dari hasil terhadap rencana anggaran biaya maka didapat jmlah biaya yang diperlukan untuk tahun rencana 2009 sebesar Rp1.582.074.077,42.

3.2. SARANDari hasil pengamatan dilapangan dan analisa terhadap data

yang ada maka ditemukan bahwa TPA yang ada sekarang masih bersifat sementara, perlu mendesak TPA yang bersifat permanen. Berdasarkan pengamatan dilapangan lokasi yang ada juga sudah diperuntukan untuk TPA dimana lokasinya berada ± 2 km dari wilayah permukiman, tetapi luasannnya belum diketahui secara detail.

18

Kedepannya perlu perencanaan TPA yang bersifat permanen dan mempunyai standard TPA seperti yang diisyaratkan.

19