Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
GUBERNUR PAPUA BARAT
PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT
NOMOR 18 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PENDEK DAERAH
PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012-2025
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR PAPUA BARAT,
GUBERNUR PAPUA BARAT,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahaan Daerah, kepada Daerah
diwajibkan menyusun dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk periode 20
tahun mendatang sebagai arah dan pedoman
pembangunan di Daerah ;
b. bahwa untuk memberikan arah dan pedoman terhadap
pembangunan di Provinsi Papua Barat, maka
dipandang perlu disusun Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Papua Barat Tahun
2012 -2031 secara sistimatis, terarah, terpadu,
menyeluruh, bertahap, dan berkesinambungan,
serta berwawasan lingkungan yang tanggap
terhadap perubahan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
tersebut pada huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Papua
Barat Tahun 2012-2031;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah, Provinsi
Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten
Mimika, Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 173, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3894) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 45 Tahun 1999
tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah,
Provinsi Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai,
Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya dan Kota
Sorong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3960) sesuai Putusan Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia Nomor
018/PPU-I/2003;
2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4151) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang
Penetapan Peraturan Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4884);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4431)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara PemerintahPusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
12.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
13.Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014;
14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Pembangunan;
15.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun
2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
16.Peraturan Daerah Provinsi Papua Barat Nomor 1
Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintah yang
Menjadi Kewenangan Provinsi Papua Barat;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PAPUA BARAT
dan
GUBERNUR PAPUA BARAT
MEMUTUSKAN:Menetapka
n
: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANGDAERAH PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN
2012-2025.
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia;
2. Daerah adalahProvinsi Papua Barat.
3. Pemerintah Daerah adalahGubernur, Bupati atau Walikota,dan
perangkat daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan
daerah.
4. Gubernur adalah Gubernur Papua Barat.
5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
6. DewanPerwakilan Rakyat Papua Barat yang
selanjutnyadisingkat DPRPB adalah Dewan Perwakilan Rakyat
Provinsi Papua Barat sebagai badan legislatif Daerah
Provinsi Papua Barat.
7. Kabupaten/kota adalah kabupaten/kota yang termasuk ke dalam
wilayah administrasi Provinsi Papua Barat sesuai ketetapan
peraturan perundang-undangan.
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disebut RPJPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 20 (duapuluh) tahun.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disebut RPJM Daerah adalah rencana pembangunan Daerah yang
merupakan dokumen perencanaan pembangunan Daerah untuk
periode 5 (lima) tahun.
10. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut
RKPD adalah rencana pembangunan tahunan daerah yang
merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disebut
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah
yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat
SKPD, adalah perangkat daerah pada Pemerintah Provinsi
Papua Barat yang bertugas mengelola anggaran dan
menyelenggarakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam
Rencana Kerja Pembangunan Daerah.
13. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD),
adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun ;
14. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya
disingkat Musrenbangda adalah forum antar pelaku dalam
rangka menyusun rencana pembangunan.
15. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang,
termasuk masyarakat hukum adat atau badan hukum yang
berkepentingan dengan kegiatan dan hasil pembangunan.
16. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disebut RTRW
adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah yang mengatur
struktur ruang, pola ruang, kawasan strategis, dan lain-
lain yang terkait dengan ruang wilayah dan fungsinya.
17. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
pada akhir periode perencanaan.
18. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
Pasal 2
RPJPD Provinsi Papua Barat Tahun 2012-2031 adalah Dokumen
Perencanaan Pembangunan Daerah yang berisi Visi dan Misi serta
arah Pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.
Pasal 3
RPJPD Provinsi Papua Barat Tahun 2012-2031 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2, menjadi pedoman dalam penyusunan:
a. RPJMD Provinsi Papua Barat yang memuat Visi, Misi dan
Program Gubernur;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; dan
c. Dokumen perencanaan pembangunan lainnya.
Pasal4
VisipembangunanjangkapanjangProvinsi Papua Barat adalah
“MEWUJUDKAN PROVINSI PAPUA BARAT YANG MANDIRI, BERDAYA SAING,
SEJAHTERA, ADIL DAN LESTARI”
Pasal5
UntukmencapaivisipembangunanjangkapanjangProvinsi Papua Barat
sebagaimanadimaksuddalamPasal 4, Provinsi Papua Barat mengusung
14 (empatbelas) misipembangunanjangkapanjang, yang meliputi:
a. Mewujudkan stabilitas politik. pertahanan, dan keamanan
wilayah;
b. Mewujudkan ketahanan pangan wilayah;
c. Mewujudkan kemandirian prasarana dan sarana wilayah;
d. Mewujudkan kemandirian keuangan daerah;
e. Mewujudkan kemandirian tata kelola pemerintahan;
f. Mengembangkan ekonomi wilayah yang berdaya saing;
g. Membina SDM Papua Barat yang berdaya saing;
h. Mendorong kesejahteraan ekonomi masyarakat;
i. Mendorong kesejahteraan sosial masyarakat;
j. Menciptakan sistem ekonomi dan regulasi ekonomi yang
berkeadilan;
k. Menciptakan hukum dan sistem pembangunan yang berkeadilan;
l. Mengelola sekaligus memelihara SDA Papua Barat dengan
prinsip berkelanjutan;
m. Memelihara kualitas lingkungan alam dan lingkungan hidup;
dan
n. Memeliharakeberagamanadatistidatdanbudayaluhur Papua Barat.
BAB I
SISTEMATIKA
Pasal 6
RPJPD Provinsi Papua Barat Tahun 2012-2031 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
a. BAB I : PENDAHULUAN
b. BAB II : KONDISI UMUM KONDISI PROVINSI PAPUA BARAT
c. BAB III : VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
PROVINSI PAPUA BARAT
d. BAB IV : ARAH, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN
PROVINSI
PAPUA BARAT TAHUN 2012-2031
e. BAB V : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
f. BAB VI : PENUTUP
Pasal 7
Isi beserta uraian RPJPD Provinsi Papua Barat Tahun 2012-2031
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tercantum dalam Lampiran,
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
Pasal 8
(1) RPJPD Provinsi Papua Barat Tahun 2012-2031 menjadi acuan
dalam penyusunan RPJP Daerah Kabupaten/Kota yang memuat
Visi, Misi, dan Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten/Kota.
(2) RPJP Daerah Kabupaten/Kota menjadipedomandalampenyusunan
RPJM Daerah Kabupaten/Kota yang memuatVisi, Misi, dan
Program Bupati/Walikota.
(3) RPJM Daerah Kabupaten/Kotasebagaimana dimaksud pada ayat
(2) disusun dengan memperhatikan RPJM Daerah Provinsi Papua
Barat.
Pasal 9
(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan untuk
menghindarkan kekosongan rencana pembangunan Daerah,
Gubernur yang sedang menjabat pada tahun terakhir
jabatannya, diwajibkan menyusun RKPD untuk tahun pertama
periode jabatan Gubernur berikutnya.
(2) RKPD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) digunakan
sebagai pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) tahun pertama periode masa jabatan
Kepala Daerah berikutnya.
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 10
(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan RPJPD.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sepanjang periode pelaksanaan RPJPD.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
kurun waktu tertentu sesuai dengan kondisi dan perubahan
lingkungan strategis daerah.
(4) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2),Gubernur bersama DPRD dapat menyempurnakan RPJPD.
(5) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
(1) RPJPD Kabupaten/Kota yang telah ada masih tetap berlaku dan
wajib disesuaikandengan RPJPD Provinsi ini paling lambat 1
(satu) tahun sejak diundangkan.
(2) RPJMD Kabupaten/Kota yang telah ada masih tetap berlaku dan
wajib sesuaikandengan RPJPD Provinsi paling lambat 6 (enam)
bulan.
BAB II
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
menyangkut teknis pelaksanaannya diatur dengan Peraturan
Gubernur.
Pasal 13
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Provinsi Papua Barat.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT 2006-2011
VISI pembangunan Provinsi Papua Barat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2006-2011 yaitu :
“ TERWUJUDNYA MASYARAKAT PAPUA BARAT YANG BERSATU,
BERPENDIDIKAN DAN BERBUDAYA SERTA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN
BERWIBAWA GUNA MEWUJUDKAN EKONOMI KERAKYATAN YANG DEMOKRATIS,
ADIL SEJAHTERA DAN MANDIRI ”.
Upaya pencapaian VISI diatas dilaksanakan melalui MISI
yaitu :
PERTAMA : RE-ORIENTASI PARADIGMA PEMBANGUNAN ; PARADIGMA
PEMBANGUNAN YANG MENGACU PADA PEMBERDAYAAN POTENSI
LOKAL DAN INSTITUSI EKONOMI RAKYAT,
KEDUA : REVITALISASI POTENSI SDM DAN SDA; SEMUA POTENSI
SDA DIKELOLA DALAM PERSPEKTIF UNTUK KEMASLAHATAN
MASYARAKAT SECARA FUNGSIONAL DAN AKUNTABEL DAN
TRANSPARAN YANG DITUNJANG OLEH PENGEMBANGAN
KUALITAS SDM DENGAN KOMPETENSI SEKTORAL,
KETIGA : RE-AKTUALISASI BUDAYA LOKAL MENJADI PENDORONG DAN
WAHANA PROSES PEMBANGUNAN SEMUA SEKTOR SEHINGGA
PROSES PEMBANGUNAN MENJADI KONTEKSTUAL,
KEEMPAT : REFUNGSIONALISASI LEMBAGA; PEMBERDAYAAN SEMUA
LEMBAGA PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM SEMANGAT
KEWIRAUSAHAAN YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL GUNA
MENDORONG PERCEPATAN PEMBANGUNAN YANG BERBASIS
EKONOMI KERAKYATAN,
KELIMA : PERSATUAN ADALAH PERSYARATAN YANG DIPERLUKAN DALAM
PROSES PEMBANGUNAN SEMUA SEKTOR, KEHARMONISAN
KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT PAPUA BARAT SELAMA INI
HARUS DIPERTAHANKAN DAN DIKEMBANGKAN DENGAN
MEMPOSISIKAN SEMUA KOMPONEN MASYARAKAT DALAM
KEBERSAMAAN UNTUK BERPERAN SERTA DALAM PROSES
PEMBANGUNAN, PERSATUAN JUGA DIMAKSUD SEBAGAI
KOMITMEN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
BARAT DALAM KERANGKA NEHGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA,
KEENAM : PENGEMBANGAN GOOD GOVERNANCE YAITU PEMERINTAHAN
DEMOKRATIS DAN PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM.
Secara opersionil ditetapkan 6 (enam) Agenda Pokok
Pembangunan yang meliputi :
Pertama,
Membangun Kapasitas Kelembagaan dengan sasaran meningkatnya
kapasitas kelembagaan yang mampu melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat sampai ke tingkat Kampung serta mampu melaksanakan
tugas pokok kelembagaan.
Kedua,
Meningkatkan mutu sumber daya manusia Papua Barat, dengan
sasaran meningkatnya kwalitas sumber daya manusia Papua Barat
dalam berbagai bidang sehingga mampu dan mandiri dalam
mengelola sumber daya alam bagi kesejahteraannya.
Ketiga,
Mengembangkan dan memperkuat basis ekonomi wilayah Papua Barat,
dengan sasaran terbangunnya kemampuan ekonomi wilayah Papua
Barat guna mempercepat perbaikan taraf hidup masyarakat serta
menciptakan landasan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan.
Keempat,
Menanggulangi kemiskinan, dengan sasaran menurunnya angka
kemiskinan di Papua Barat menjadi sepertiga (35 %) dari angka
kemiskinan saat ini ( 70 % ).
Kelima,
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat Papua Barat yang terjamin kelestariannya, dengan
sasaran termanfaatkannya sumber daya alam di Papua Barat bagi
kepentingan masyarakat dan terpelihara kelestariannya.
Keenam.
Revitalisasi nilai sosial masyarakat sebagai modal pembangunan
di Papua Barat, dengan sasaran tumbuhnya nilai sosial masyakat
Papua Barat sebagai kekuatan yang berperan aktif dalam
pembangunan.
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pencapaian sasaran dan
prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014,
perlu mensinergikan perencanaan pembangunan
tahunan antar pusat dan daerah serta
antardaerah;
b. bahwa untuk menjamin tercapainya sasaran dan
prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014,
diperlukan pedoman penyusunan, pengendalian
dan evaluasi hasil rencana kerja pembangunan
daerah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di
maksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Tahun 2014;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2010-2014; dan
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
517);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN
EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
2014.
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah
Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati dan Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
3. Kepala Daerah adalah Gubernur bagi daerah provinsi atau
Bupati bagi daerah kabupaten dan/atau Walikota bagi daerah
kota.
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
dengan SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya
disebut dengan Bappeda atau sebutan lain adalah unsur
perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan
tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
7. Rencana Strategis SKPD yang selanjutnya disebut dengan
Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5
(lima) tahun.
8. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat
RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1
(satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan
daerah
9. Rencana Kerja SKPD yang selanjutnya disebut Renja SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu)
tahun.
10. Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah
dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja,
dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode
1 (satu) tahun.
11. Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya
disingkat PPAS adalah rancangan program prioritas dan
patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD
untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
sebelum disepakati dengan DPRD.
Pasal 2
Ruang lingkup peraturan menteri ini meliputi:
a. Penyusunan RKPD Tahun 2014.
b. Pengendalian dan evaluasi RKPD Tahun 2014.
c. Pembinaan dan pengawasan.
PENYUSUNAN RKPD
Pasal 3
Pemerintah Daerah menyusun RKPD Tahun 2014 sebagai penjabaran
dari RPJMD, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan penyusunan RKPD;
b. Penyusunan rancangan awal RKPD;
c. Penyusunan rancangan RKPD;
d. Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
RKPD;
e. Perumusan rancangan akhir RKPD; dan
f. Penetapan RKPD.
Pasal 4
(1) RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 memuat:
a. rancangan kerangka ekonomi daerah;
b. program prioritas pembangunan daerah; dan
c. rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju.
(2) Rancangan kerangka ekonomi daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, memuat gambaran kondisi ekonomi,
kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah paling
sedikit 2 (dua) tahun sebelumnya, dan perkiraan untuk tahun
yang direncanakan
(3) Program prioritas pembangunan daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, memuat program-program yang
berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan
pencapaian keadilan yang berkelanjutan sebagai penjabaran
dari RPJMD pada tahun yang direncanakan.
(4) Rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, memperhatikan kerangka
pendanaan dan pagu indikatif, yang bersumber dari APBD
maupun sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk tahun-tahun berikutnya dari
tahun anggaran yang direncanakan.
(5) Sumber-sumber lain yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
yaitu kebijakan, program dan kegiatan pemerintah daerah yang
didanai APBD dalam pencapaian sasarannya, melibatkan peran
serta masyarakat baik dalam bentuk dana, material maupun
sumber daya manusia dan teknologi.
Pasal 5
(1) Penyusunan rancangan awal RKPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf b, harus selaras dan konsisten dengan
prioritas, sasaran dan program yang telah ditetapkan untuk
tahun 2014 dalam RPJMD.
(2) Penyusunan rancangan awal RKPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), mengacu pada pencapaian prioritas dan sasaran
pembangunan nasional dalam RKP Tahun 2014.
Pasal 6
(1) Rancangan awal RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) menjadi acuan perumusan program, kegiatan,
indikator kinerja dan pagu indikatif Rancangan Renja SKPD
Tahun 2014.
(2) Rancangan awal RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok
sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan maju berdasarkan
pada prioritas,
sasaran dan program yang tercantum dalam rancangan awal RKPD
Tahun 2014 yang akan disusun kedalam rancangan Renja SKPD
Tahun 2014 harus selaras dan konsisten dengan yang
ditetapkan dalam Renstra SKPD.
Pasal 7
(1) RKPD Tahun 2014 ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
(2) Penetapan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk
RKPD provinsi dilakukan paling lambat pada minggu ketiga
bulan Mei Tahun 2013 dan untuk RKPD kabupaten/kota paling
lambat pada minggu keempat bulan Mei Tahun 2013
(3) Paling lambat 2 minggu setelah RKPD Tahun 2014 ditetapkan,
Renja SKPD Tahun 2014 disahkan oleh kepala daerah.
Pasal 8
(1) Gubernur menyampaikan Peraturan Gubernur tentang RKPD
Provinsi Tahun 2014 kepada Menteri Dalam Negeri melalui
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah paling lambat 7
(tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.
(2) Bupati/Walikota menyampaikan Peraturan Bupati/Walikota
tentang RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2014 kepada Gubernur
melalui Kepala Bappeda Provinsi paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja setelah ditetapkan.
Pasal 9
Penyampaian Peraturan Gubernur dan Bupati/Walikota tentang RKPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 disertai dengan lampiran:
a. Hasil pengendalian kebijakan penyusunan RKPD Tahun 2014 oleh
Kepala Bappeda; dan
b. Berita Acara Kesepakatan Hasil Musrenbang RKPD Tahun 2014.
Pasal 10
RKPD Tahun 2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
menjadi landasan penyusunan KUA dan PPAS untuk menyusun RAPBD
Tahun 2014.
Pasal 11
(1) Dalam hal RKPD Tahun 2014 tidak sesuai dengan perkembangan
keadaan dalam tahun berjalan, maka dapat dilakukan
perubahan.
(2) Perubahan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
(3) Perubahan RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi
landasan penyusunan perubahan KUA dan PPAS untuk menyusun
Perubahan RAPBD Tahun 2014.
Pasal 12
Tahapan dan tatacara penyusunan RKPD Tahun 2014 dan Perubahan
RKPD Tahun 2014 tercantum dalam Lampiran I sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini.
PENGENDALIAN DAN EVALUASI RKPD
Pasal 13
(1) Bappeda melakukan pengendalian dan evaluasi RKPD Tahun
2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b.
(2) Pengendalian dan evaluasi RKPD Tahun 2014 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. pengendalian kebijakan;
b. pengendalian pelaksanaan; dan
c. evaluasi hasil.
Pasal 14
(1) Pengendalian kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (2) huruf a untuk menjamin:
a. bahwa RKPD telah disusun sesuai tahapan dan tatacara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; dan
b. bahwa RKPD telah selaras dengan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD dan RKP
Tahun 2014.
(2) Pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (2) huruf b untuk menjamin:
a. bahwa prioritas dan sasaran pembangunan, rencana program
dan kegiatan prioritas daerah, serta indikator kinerja,
dan pagu indikatif dalam RKPD telah dipedomani dalam
penyusunan rancangan KUA dan PPAS; dan
b. bahwa KUA dan PPAS menjadi dasar penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014.
(3) Evaluasi hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(2) huruf c, dilaksanakan untuk:
a. menilai daya serap; dan
b. capaian target kinerja program/kegiatan mencakup masukan
(input), keluaran (output) dan hasil (outcome) yang telah
ditetapkan dalam dokumen RKPD tahun 2014.
Pasal 15
(1)Pengendalian kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1) dilaksanakan bersamaan dengan penyusunan RKPD Tahun
2014.
(2)Pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (2) dilaksanakan bersamaan dengan penyusunan KUA dan
PPAS Tahun 2014.
(3)Tahapan dan tatacara pengendalian dan evaluasi RKPD Tahun
2014 tercantum dalam Lampiran II sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 16
(1) Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Bina
Pembangunan Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyusunan, pengendalian dan evaluasi RKPD Provinsi
Tahun 2014.
(2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyusunan, pengendalian dan evaluasi RKPD Provinsi dan
Kabupaten/Kota di wilayahnya Tahun 2014.
(3) Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyusunan, pengendalian dan evaluasi RKPD
Kabupaten/Kota Tahun 2014.
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN 2015-2019 DALAM KERANGKA RPJPN 2005-2025
Visi Pembangunan 2005-2025INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL
DAN MAKMUR
"Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua, Drs. Tedjo
Soeprapto, MM menegaskan, penetapan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Provinsi Papua direncanakan, paling lambat
pengesahannya ditahun 2008 mendatang. RPJP yang ditetapkan
selama 20 tahun ini, diakui Sekda sudah mengacu kepada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 karena
didalamnya memuat 4 Program Pembangunan yang sejalan dengan 4
program prioritas Otsus, yakni dibidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi rakyat dan infrastruktur. RPJPN dimaksud adalah rencana
pembangunan yang baru-baru saja disosialisasikan di jajaran
RPJM Daerah
RPJP Daera
h
RKP RPJM Nasional
RPJP Nasional
RKP Daerah
Renstra KL
Renja - KL
Renstra SKPD
Renja - SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA -
SKPD
APBN
Rincian APBN
APBD
Rincian APBD
Diacu
Pedoman
Dijabar
kan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
Planning
Pemerintah Pusat
Budgeting
Pemerintah Provinsi Papua dan Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota
se-Papua, bertempat di Sasana Krida Kantor Gubernur, Selasa
(27/11). “RPJP Papua sudah disosialisasikan kepada aparat
Pemerintah Daerah di Kabupaten- kabupaten. Draftnya sudah ada
dan tinggal kita sahkan paling lambat ditahun 2008 mendatang,”
jelas Sekda, di Kantor Gubernur, kemarin.
Ditanya apabila ada pergantian Kepala Daerah yang baru, RPJP
tersebut masih akan diberlakukan, Tedjo Soeprapto mengatakan
bila ada pergantian Kepala Daerah yang baru maka penyusunan
visi misinya tidak boleh melenceng dari RPJP. Dengan kata lain,
para Kepala Daerah dalam penyusunan Visi Misi Pembangunan
selama lima Tahun menjabat harus mengacu kepada RPJP yang telah
ditetapkan itu. Sebab salah satu Tujuan pembentukan RPJP adalah
Pembangunan yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga
seluruh proses Pembangunan harus mengacu kepada RPJP. “Paling
bagus, kalau para calon Kepala Daerah yang sebelum dia
mengikuti Pilkada dia membaca RPJP. Sehingga setelah dia
terpilih dia tinggal menterjemahkannya saja melalui RPJP itu,”
tuturnya.
SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019
1. Meningkatnya kuantitas sarana prasarana dan kualitas
layanan
Rasio Elektrifikasi100 %
Jangka uanair bersih85%
Kelayakan jalan raya100 %
2. Menurunnya emisi GRK: mendekati26 % (2019)
3. Menurunnya kesenjangan:
4. Meningkatny aperanan PDRB di luar Jawa:
5. Luar Jawa: dari41 % (2014) menjadi45-47 % (2019)
6. Jawa:59 % (2014) menjadi53-55 % (2019)
7. Menurunnya jumlah kabupaten tertinggal:
8. Dari 114 Kab(2014) 39 Kab(2019)
9. Menurunnyapraktek korupsi
10. Meningkatnya konsolidasi demokrasi