Upload
khangminh22
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35 Universitas Kristen Petra
3. PERENCANAAN
Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana rangkaian filter butterworth
dirancang dengan menggunakan analisa dari segi elektronika dan segi kontrol.
Bab ini juga menjelaskan cara-cara pemasangan filter yang dirancang pada NI
ELVIS.
3.1. LOW-PASS FILTER BUTTERWORTH ORDE SATU
Gambar 3.1. menunjukkan sebuah low-pass filter Butterworth orde satu
yang menggunakan sebuah jaringan RC untuk penyaringan. Perhatikan bahwa op-
amp digunakan dalam konfigurasi tidak terbalik, karena ini tidak membebani
jaringan RC. Tahanan/resistor R1 dan RF menentukan penguatan filter
Gambar 3.1. low-pass filter Butterworth orde satu
Sumber: Gayakwad, Ramakan A. (2nd ed.).Op-Amps and Linear Integrated
Circuits. Pretince Hall,Inc., Englewood Cliffs: New Jersey. 1988.
U1
LM741J
3
2
4
7
6
51
R1
10kΩ
RF
10kΩ
2
VEE-15V
VEE
0
R20KΩ_LINKey = A
50%
C10nF
0
3
VCC15V
VCC
J1
HDR1X2vin
4
0
J2
HDR1X2
0
5
Universitas Kristen Petra
36
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan tegangan output. (Gayakwad,
Ramakan A, 1988. p. 272-273) adalah:
fRCjR
R inF
πυυ21
11
0 +⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+=
atau
( )⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
=H
F
in ffjA
/10
υυ
dimana inυυ0 = penguatan filter sebagai sebuah fungsi frekuensi
AF = 1
1RRF+ = penguatan passband filter
f = frekuensi signal input
fH = RCπ21 frekuensi Cut off tinggi filter
3.1.1. Rancangan Filter
Sebuah filter low-pass dapat dirancang dengan mengimplementasikan
langkah-langkah berikut:
1. Memilih sebuah nilai frekuensi Cut off tinggi fH
2. Memilih sebuah nilai C kurang dari atau sama dengan 1 μF. kapasitor-
kapasitor non-polar direkomendasikan untuk kinerja yang lebih baik.
3. Kalkulasikan nilai R menggunakan
Cf
RHπ2
1=
4. Akhirnya, pilihlah nilai-nilai R1, dan RF, bergantung pada penguatan
passband AF yang diinginkan, menggunakan
1
1RR
A FF +=
3.1.2. Perhitungan filter
Untuk mendapatkan tegangan output yang diinginkan lebih dulu
ditentukan nilai frekuensi Cut off fH, kapasitansi dan resistansi yang diinginkan.
Universitas Kristen Petra
37
Cf
RHπ2
1=
Di mana fH = 1000 Hz ; frekuensi Cut off tinggi filter
C = 10 nF
AF = 2 ; penguatan filter
Gain = -3 dB
θ = - 45° ; sudut phase
Maka,
00000001.0*1000*2
1π
=R
000062831.0
1=R
Ω= KR 915.15
3.2. HIGH-PASS FILTER BUTTERWORTH ORDE SATU
Filter-filter high-pass sering dibentuk hanya dengan mempertukarkan
resistor-resistor dan kapasitor-kapasitor penentu frekuensi dalam filter-filter low-
pass. Yakni, sebuah filter high-pass urutan pertama dibentuk dari sebuah tipe low-
pass orde satu dengan mempertukarkan komponen-komponen R dan C. Serupa
dengan itu, sebuah filter high-pass urutan kedua diperoleh dari sebuah filter low-
pass orde dua jika R dan C dipertukarkan, dan sebagainya. Gambar 3.2.
menunjukkan sebuah filter Butterworth high-pass orde satu dengan sebuah
frekuensi Cut off rendah fL. Ini adalah frekuensi dimana besarnya penguatan
adalah 0,707 kali nilai passband-nya. Jelasnya, semua frekuensi yang lebih tinggi
daripada fL adalah frekuensi-frekuensi passband, dengan frekuensi paling tinggi
yang ditentukan oleh lebar sabuk transmisi lingkaran tertutup op-amp.
Perhatikan bahwa filter high-pass gambar 3.2 dan filter low-pass gambar
3.1 adalah rangkaian-rangkaian yang sama, terkecuali bahwa komponen-
komponen penentu frekuensi (R dan C) dipertukarkan.
Untuk filter high-pass orde dua gambar 3.2, tegangan outputnya adalah
(Gayakwad, Ramakan A, 1988. p. 280).
Universitas Kristen Petra
38
in1
F0 fRCj1
fRCj2RR
1υ υπ2+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+=
atau
( )( )⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+
=υυ
l
LF
in f/fjf/fj
A1
0
dimana AF = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+
1
F
RR1 = penguatan passband filter
f = frekuensi signal input (Hz)
fH = RCπ21 = frekuensi Cut off rendah (Hz)
( )( )2/1
/
L
LF
in
0
ff
ffAυυ
+=
Karena filter-filter high-pass dibentuk dari filter-filter low-pass hanya
dengan mempertukarkan R dan C, prosedur-prosedur penetapan skala frekuensi
dan rancangan filter-filter low-pass juga berlaku untuk filter-filter high-pass
3.2.1. Rancangan Filter
Sebuah filter high-pass dapat dirancang dengan mengimplementasikan
langkah-langkah berikut:
1. Memilih sebuah nilai frekuensi Cut off tinggi fL
2. Memilih sebuah nilai C kurang dari atau sama dengan 1 μF. kapasitor-
kapasitor non-polar direkomendasikan untuk kinerja yang lebih baik.
3. Kalkulasikan nilai R menggunakan
Cf
RLπ2
1=
4. Akhirnya, pilihlah nilai-nilai R1, dan RF, bergantung pada penguatan
passband AF yang diinginkan, menggunakan
1
1RRA F
F +=
Universitas Kristen Petra
39
3.2.2. Perhitungan filter
Untuk mendapatkan tegangan output yang diinginkan lebih dulu
ditentukan nilai frekuensi Cut off fH, kapasitansi dan resistansi yang diinginkan.
Cf
RLπ2
1=
Di mana fL = 1000 Hz ; frekuensi Cut off rendah
C = 10 nF
AF = 2 ; penguatan filter
Gain = -3 dB
θ = 45° ; sudut phase
Maka,
00000001.0*1000*2
1π
=R
000062831.0
1=R
Ω= KR 915.15
Universitas Kristen Petra
40
U1
LM741J
3
2
4
7
6
51
R1
10kΩ
RF
10kΩ
RL10kΩ
VEE-15V
R
20KΩ_LINKey = A 50%
C
10nF
VCC15V
VCC
0
VEE
2
4
0
J1
HDR1X2
3
0
J2
HDR1X2
1
0
Gambar 3.2. high-pass filter Butterworth orde satu
Sumber: Gayakwad, Ramakan A. (2nd ed.).Op-Amps and Linear Integrated
Circuits. Pretince Hall,Inc., Englewood Cliffs: New Jersey. 1988.
3.3. BAND-PASS FILTER BUTTERWORTH ORDE SATU
Sebuah filter band-pass memiliki sebuah passband antara dua frekuensi
Cut off fH dan fL sehingga fH > fL. Suatu frekuensi input yang diluar passband ini
terlemahkan.
Untuk filter band-pass, frekuensi pusat fc dapat ditentukan dengan
LHc fff =
dimana fH = frekuensi Cut off tinggi (Hz)
fL = frekuensi Cut off rendah filter band-pass lebar (Hz).
Besarnya penguatan tegangan filter band-pass sama dengan produk
besarnya penguatan tegangan untuk filter-filter high-pass dan low-pass. Oleh
karena itu, dari persamaan (3-2) dan (3-4), (Gayakwad, Ramakan A, 1988. p.
288).
( ) ( )[ ]22 /1/1
)/(υυ
HL
LFT
in
0
ffff
ffA
++=
dimana AFT = penguatan passband total
Universitas Kristen Petra
41
f = frekuensi signal input (Hz)
fL = frekuensi Cut off rendah (Hz)
fH = frekuesi pemutusan tinggi (Hz)
3.2.1. Rancangan Filter
Sebuah filter band-pass dapat dirancang dengan mengimplementasikan
langkah-langkah berikut:
1. Memilih sebuah nilai frekuensi Cut off tinggi fL &fH
2. Memilih sebuah nilai C kurang dari atau sama dengan 1 μF. kapasitor-
kapasitor non-polar direkomendasikan untuk kinerja yang lebih baik.
3. Kalkulasikan nilai R menggunakan
CfR
Lπ21
= & '2
1'Cf
RLπ
=
3.3.2. Perhitungan filter
Untuk mendapatkan tegangan output yang diinginkan lebih dulu
ditentukan nilai frekuensi Cut off fH, kapasitansi dan resistansi yang diinginkan.
Cf
RHπ2
1= &
'21'
CfR
Lπ=
Di mana fH = 2000 Hz
fl = 200 Hz
C = 10 nF
C’ = 50 nF
AF = 1.586 ; penguatan filter
Gain = -3 dB
θ = 45° ; sudut phase
Maka,
00000001.0*2000*2
1π
=R
000125661.0
1=R
Ω= KR 957.7
Universitas Kristen Petra
42
dan 00000005.0*200*2
1'π
=R
000062831.0
1'=R
Ω= KR 915.15'
U1
LM741J
3
2
4
7
6
51
Ra1
10kΩ
RaF
10kΩ
VEE-15V
Ra
20KΩ_LINKey = A 50%
Ca
10nF
VCC15V
0
4
VCC
0
VEE
2
U2
LM741J
3
2
4
7
6
51
Rb1
10kΩ
RbF
10kΩ
VEE-15V
Rb20KΩ_LINKey = B
50%
Cb10nF
VCC15V
VCC
7
0
0
VEE
6
8
J1
HDR1X2 0
1
J2
HDR1X2
5
0
Gambar 3.3. band-pass filter Butterworth orde satu
Sumber: Gayakwad, Ramakan A. (2nd ed.).Op-Amps and Linear Integrated
Circuits. Pretince Hall,Inc., Englewood Cliffs: New Jersey. 1988.
3.4. LOW-PASS FILTER BUTTEERWORTH ORDE DUA
Sebuah Low-pass filter orde satu dapat diubah menjadi sebuah tipe orde
dua hanya dengan menggunakan sebuah jaringan RC tamabahan, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.4.
Filter-filter orde dua dapat dikatakan sebagai filter penting karena filter-
filter orde yang lebih tinggi dapat dirancang menggunakannya. Penguatan filter
orde dua ditetapkan dengan R1 dan R2, sedangkan frekuensi Cut off tinggi fH
ditentukan oleh R2, C2, R3 dan C3, (Gayakwad, Ramakan A, 1988. p. 277) sebagai
berikut:
32322
1CCRR
fH π=
Universitas Kristen Petra
43
Selanjutnya, untuk sebuah respon Butterworth low-pass orde dua,
persamaan besarnya penguatan tegangan adalah
( ) F
H
F
in
Aff
A 707,0/1 4
0 =+
=υυ
dimana AF = 1 1R
RF = penguatan passband filter
f = frekuensi signal input (Hz)
fH = 32322
1CCRRπ
= frekuensi Cut off tinggi (Hz)
3.4.1. Rancangan Filter
Proses perancangan low-pass filter orde dua mirip dengan perancangan
filter orde satunya. Oleh karena itu, langkah-langkah rancangan filter orde dua
mirip dengan yang untuk filter orde satu, sebagai berikut:
1. Pilihlah sebuah nilai untuk frekuensi Cut off tinggi FH.
2. Untuk menyederhanakan perhitungan-perhitungan rancangan, tetapkan R2
= R3 = R dan C2 = C3 = C. Kemudian pilihlah sebuah nilai C ≤ 1 μF.
3. Hitunglah nilai R menggunakan Persamaan:
CfR
Hπ21
=
4. Akhirnya, karena nilai-nilai resistor (R2 = R3) dan kapasitor (C2 = C3)
yang sama, penguatan tegangan passband AF = (1 + RF = R1) untuk filter
low-pass orde dua harus sama dengan 1,586. Yakni, RF = 0,586R1.
Penguatan diperlukan untuk menjamin respon Butterworth. Maka pilihlah
sebuah nilai R1 ≤ 100 kΩ dan hitunglah nilai RF.
3.4.2. Perhitungan filter
Untuk mendapatkan tegangan output yang diinginkan lebih dulu
ditentukan nilai frekuensi Cut off fH, kapasitansi dan resistansi yang diinginkan.
Cf
RHπ2
1=
Universitas Kristen Petra
44
Di mana fH = 100 Hz
C = 47 Nf
AF = 1.586 ; penguatan filter
Gain = -3 dB
θ = 45° ; sudut phase
Maka,
000000047.0*100*2
1π
=R
0000295.0
1=R
Ω= KR 8.33
Gambar 3.4. low-pass filter Butterworth orde dua
Sumber: Gayakwad, Ramakan A. (2nd ed.).Op-Amps and Linear Integrated
Circuits. Pretince Hall,Inc., Englewood Cliffs: New Jersey. 1988.
U1
LM741J3
2
4
7
6
51
VEE-15V
VCC15V
VCC
VEE
R1
27kΩ0 RF
50KΩ_LINKey = B
60%
2
R2
33kΩ
R3
33kΩ
C34.7nF
C14.7nF
0
34J1
HDR1X2
5
0
J2
HDR1X2
1
0
Universitas Kristen Petra
45
3.5. HIGH-PASS FILTER BUTTERWORTH ORDE DUA
Seperti dalam filter orde satu, sebuah filter high-pass orde dua dapat
dibentuk dari sebuah filter low-pass orde dua hanya dengan menukarkan resistor-
resistor dan kapasitor-kapasitor penentu frekuensi. Gambar 3.5. menunjukkan
filter high-pass orde dua.
Persamaan besarnya penguatan tegangan untuk filter high-pass orde dua
(Gayakwad, Ramakan A, 1988. p. 283) adalah sebagai berikut:
( )4/1 L
F
in
0
ff
Aυυ
+=
dimana AF = 1,586 = penguatan passband untuk respon Butterworth orde dua.
f = frekuensi signal input (Hz)
fL = 32322
1CCRRπ
= frekuensi Cut off rendah (Hz)
Karena filter-filter low-pass dan high-pass orde dua adalah rangkaian-
rangkaian sama terkecuali bahwa posisi-posisi resistor-resistor dan kapasitor-
kapasitor dipertukarkan, prosedur-prosedur penetapan skala frekuensi dan
rancangan untuk filter high-pass adalah sama seperti untuk filter low-pass.
3.5.1. Rancangan Filter
Proses perancangan high-pass filter orde dua mirip dengan perancangan
filter orde satunya. Oleh karena itu, langkah-langkah rancangan filter orde dua
mirip dengan yang untuk filter orde satu, sebagai berikut:
1. Pilihlah sebuah nilai untuk frekuensi Cut off tinggi FL.
2. Untuk menyederhanakan perhitungan-perhitungan rancangan, tetapkan R2
= R3 = R dan C2 = C3 = C. Kemudian pilihlah sebuah nilai C ≤ 1 μF.
3. Hitunglah nilai R menggunakan Persamaan:
CfR
Lπ21
=
4. Akhirnya, karena nilai-nilai resistor (R2 = R3) dan kapasitor (C2 = C3)
yang sama, penguatan tegangan passband AF = (1 + RF = R1) untuk filter
Universitas Kristen Petra
46
low-pass orde dua harus sama dengan 1,586. Yakni, RF = 0,586R1.
Penguatan diperlukan untuk menjamin respon Butterworth. Maka pilihlah
sebuah nilai R1 ≤ 100 kΩ dan hitunglah nilai RF.
3.5.2. Perhitungan filter
Untuk mendapatkan tegangan output yang diinginkan lebih dulu
ditentukan nilai frekuensi Cut off fH, kapasitansi dan resistansi yang diinginkan.
Cf
Rlπ2
1=
Di mana fl = 100 Hz
C = 47 nF
AF = 1.586 ; penguatan filter
Gain = -3 dB
θ = 45° ; sudut phase
Maka,
000000047.0*100*2
1π
=R
0000295.0
1=R
Ω= KR 8.33
Universitas Kristen Petra
47
Gambar 3.5. high-pass filter Butterworth orde dua
Sumber: Gayakwad, Ramakan A. (2nd ed.).Op-Amps and Linear Integrated
Circuits. Pretince Hall,Inc., Englewood Cliffs: New Jersey. 1988.
3.6. BAND-PASS FILTER BUTTERWORTH ORDE DUA
Seperti dalam filter orde satu, sebuah filter band-pass orde dua dapat
dibentuk dari sebuah filter low-pass orde dua dengan high-pass orde dua. Gambar
3.6. menunjukkan filter band-pass orde dua.
Besarnya penguatan tegangan filter band-pass sama dengan produk
besarnya penguatan tegangan untuk filter-filter high-pass dan low-pass. Oleh
karena itu, persamaannya:
( ) ( )[ ]22 11υ
υ
HL
LFT
f/ff/f
f/f(A
++=
in
0
dimana AFT = penguatan passband total
f = frekuensi signal input (Hz)
fL = frekuensi Cut off rendah (Hz)
fH = frekuesi pemutusan tinggi (Hz)
U1
LM741J3
2
4
7
6
51
VEE-15V
VCC15V
R1
27kΩ RF
50KΩ_LINKey = B
60%
R233kΩ
R333kΩ
C3
4.7nF
C2
4.7nF
1
0
VCC
VEE
5
0
4J1
HDR1X2
3
0
J2
HDR1X2
2
0
Universitas Kristen Petra
48
3.6.1. Rancangan Filter
Proses perancangan banf-pass filter orde dua mirip dengan perancangan
filter orde satunya. Oleh karena itu, langkah-langkah rancangan filter orde dua
mirip dengan yang untuk filter orde satu, sebagai berikut:
1. Pilihlah sebuah nilai untuk frekuensi Cut off tinggi FL dan FH.
2. Untuk menyederhanakan perhitungan-perhitungan rancangan, tetapkan R2
= R3 = R =R’ dan C2 = C3 = C =C’. Kemudian pilihlah sebuah nilai C ≤
1 μF.
3. Hitunglah nilai R menggunakan Persamaan:
CfR
Lπ21
= & Cf
RHπ2
1' =
4. Akhirnya, karena nilai-nilai resistor (R2 = R3) dan kapasitor (C2 = C3)
yang sama, penguatan tegangan passband AF = (1 + RF = R1) untuk filter
low-pass orde dua harus sama dengan 1,586. Yakni, RF = 0,586R1.
Penguatan diperlukan untuk menjamin respon Butterworth. Maka pilihlah
sebuah nilai R1 ≤ 100 kΩ dan hitunglah nilai RF.
3.6.2. Perhitungan filter
Untuk mendapatkan tegangan output yang diinginkan lebih dulu
ditentukan nilai frekuensi Cut off fH, kapasitansi dan resistansi yang diinginkan.
Cf
RHπ2
1= &
'21'
CfR
Lπ=
Di mana fH = 1000 Hz
fl = 200 Hz
C = 47 nF
C’ = 47 nF
AF = 1.586 ; penguatan filter
Gain = -3 dB
θ = 45° ; sudut phase
Universitas Kristen Petra
49
Maka,
000000047.0*1000*2
1π
=R
00002953.0
1=R
Ω= KR 386.3
dan 000000047.0*200*2
1'π
=R
00005906.0
1'=R
Ω= KR 931.16'
Gambar 3.6. band-pass filter Butterworth orde dua
Sumber: Gayakwad, Ramakan A. (2nd ed.).Op-Amps and Linear Integrated
Circuits. Pretince Hall,Inc., Englewood Cliffs: New Jersey. 1988.
3.7. PERANGKAIAN FILTER pada NI ELVIS
NI ELVIS memiliki kemampuan untuk mengetes dan menganalisa sebuah
rancangan alat elektronika. Untuk merangkai sebuah alat pada NI ELVIS
dibutuhkan bagian hardware dari NI ELVIS yang disebut dengan NI ELVIS
Prototyping Board.
U1
LM741J3
2
4
7
6
51
VEE-15V
VCC15V
RFl
50KΩ_LINKey = B
60%
C2l4.7nF
C3l4.7nF
4 3
0
1
0
VCC
VEE
U2
LM741J3
2
4
7
6
51
VEE-15V
VCC15V
10
0
9
6
0
VCC
VEE
7
R1h
20kΩ
R2h
16.9KΩ-SMT
J1
HDR1X20
5
R3h
16.9KΩ-SMT
R2l
16.9KΩ-SMT
R3l
16.9KΩ-SMT
C1h
47nF
C2h
47nF
RFh
20KΩ_LINKey = A
50%
R1l
20kΩ
J2
HDR1X2
2
0
Universitas Kristen Petra
50
Pemasangan filter Butterworth ke NI ELVIS memiliki urutan pemasangan
sebagai berikut:
1. Perhatikan fungsi software NI ELVIS yang akan digunakan. Jika kita ingin
menggunakan NI ELVIS untuk menguji bode diagram yang di bentuk oleh
alat yang kita rancang maka software NI ELVIS yang kita gunakan adalah
Bode Analyzer.
2. Yang kita perlukan untuk menguji bode diagram adalah Function
Generator dan Power Supply yang dimiliki oleh NI ELVIS Prototyping
Board.
3. Untuk dapat mengetes bode diagram dari sebuah filter, hubungkan input
(+) ke Func_Out dan ACH1+ pada Prototyping Board NI ELVIS dan
Input (-) ke ACH1- dan ke Ground pada Prototyping Board NI ELVIS.
4. Hubungkan Output (+) pada ACH0+ pada Prototyping Board NI ELVIS
sedang Output (-) pada ACH0- dan ke Ground pada Prototyping Board NI
ELVIS.
5. Hubungkan input supply (+) dan (-) dari Op-Amp filter tersebut ke DC
Power Supplies ± 15 volt dari NI ELVIS Prototyping Board.
Berikut ini adalah contoh pemasangan filter Butterworth pada NI ELVIS
dalam pengetesan bode diagram: