Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era
tahun 1950-an, Amerika bangsa yang pertama kali
menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat
dikatakan bapak dari ilmu manajemen proyek, dan
namanya pun menjadi metode yang digunakan, bernama
“Gantt Chart”. Perlu diingat bahwa mempelajari
Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena
didalamnya terdapat hal-hal yang terbiasa dilakukan
oleh manusia, hanya ditambahkan sedikit logika dan
aturan yang khusus. Sedangkan Proyek itu usaha yang
harus dilakukan dari awal hingga akhir pada suatu
kejadian, yang mempunyai batasan waktu – anggaran –
sumber daya yang dibutuhi oleh pelanggan.
Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah
untuk memuaskan pelanggan.“Maksudnya begini ketika
ada suatu perusahaan besar maupun kecil me manajemen
proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat
dalam membuat dan memustuskan prediksi, serta
penggunaan sumber daya dan laporan dalam penyampaian
produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.”
Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah
“proyek”? Diperlukan beberapa
1
ciri-ciri/karakteristik dari proyek, yaitu : ada
sasaran/tujuan, memiliki rentang waktu/deadline,
waktu biaya dan syarat kerja yang lengkap, berurutan
dari a hingga z, terkadang merupakan sesuatu
event/kejadian yang sebelumnya belum pernah
dilakukan.
Sebagai mahasiswa sistem informasi kita dituntut
untuk memahami bagaimana manajemen proyek sistem
informasi itu agar ilmu ini bisa di implementasikan
dalam kehidupan nyata.
Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang
manajemen proyek sistem informasi maka selanjutnya
akan dibahas lebih mendetail mulai dari pengertian
hingga metodologi umum pelaksanaan proyek sistem
informasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian proyek ?
2. Apa sajakah macam-macam proyek ?
3. Bagaimanakah tata urutan perencanaan proyek ?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian-
pengertian manajemen, proyek dan manajemen proyek
2
Proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang
dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang
pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai
suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana
pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis
atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
Pengertian manajemen proyek menurut para ahli :
Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner :
Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun
organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek
yang telah ditentukan.
Pengertian manajemen proyek menurut Hughes dan
Cotteral (2002;8-9) manajemen proyek adalah suatu
cara untuk menyelesaikan masalah yang harus
dipaparkan oleh user, kebutuhan user harus
terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang
baik agar kebutuhan user bisa diketahui.
Pengertian manajemen proyek menurut PMBOK (Project
Management Body of Knowledge) dalam buku Budi
Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi
pengetahuan (knowledges), ktrampilan (skills),
alat (tools) dan teknik (techniques) dalam
aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan proyek.
4
Pengertian manajemen proyek menurut Schawalbe
(2004;8) manajemen proyek merupakan aplikasi dari
ilmu pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk
aktifitas suatu proyek dengan maksud memenuhi atau
melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari
sebuah proyek.
Pengertian manajemen proyek menurut Wulfram I.
Ervianto (2003:19) Manajemen proyek adalah semua
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) samapi
selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek
dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat
mutu.
Pengertian manajemen proyek menurut Chase,
Aquilano, Jacobs (2001;58) Manajemen proyek dapat
didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan
pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan
baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya dan
waktu suatu proyek.
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan, mengendalikan dan
mengawasi sumber daya organisasi yang dimiliki
perusahaan sehingga mencapai sasaran dan tujuan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan.
5
2.2 Macam-macam Proyek
Dilihat dari komponen kegiatannya, proyek dapat
dibedakan menjadi :
1. Proyek Engineering-Konstruksi
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri
dari pengkajian kelayakan, desain engineering,
pengadaan, dan konstruksi. Proyek seperti ini
contohnya pembangunan gedung, jembatan, jalan raya,
fasilitas industri dan lain-lain.
2. Proyek Engineering-Manufaktur
Proyek manufaktur merupakan proses untuk
menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut
adalah hasil usaha kegiatan proyek. Kegiatan
utamanya meliputi desain engineering, pengembangan
produk (product development), manufaktur, perakitan,
uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.
Contohnya seperti pembuatan generator listrik, mesin
pabrik, kendaraan. Bila kegiatan manufaktur
dilakukan berulang-ulang, rutin dan menghasilkan
produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini
tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan
6
Proyek ini bertujuan melakukan penelitian dan
pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk
tertentu. Dalam mengejar proses akhir, proyek ini
seringkali menempuh proses yang berubah-ubah,
demikian pula dengan lingkup kerjanya. Proyek ini
dapat berupa proyek yang meningkatkan dan
memperbaiki mutu produk. Contoh : Proyek membuat
robot yang difungsikan untuk membantu pekerjaan
rumah tangga, penelitian mengenai ditemukannya bibit
unggul dari suatu tanaman.
4. Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun
instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa :
perusahaan merancang reorganisasi, ,perancangan
struktur organisasi, merancang sistem informasi
manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun
perangkat keras, merancang program efisiensi dan
penghematan, serta melakukan diversifikasi,
penggabungan dan pengambil alihan.
5. Proyek kapital
Kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya
digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah.
Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk
pembebasan tanah, pembelian materiil, pembelian
7
peralatan, pemasangan fasilitas, desain mesin dan
konstruksi guna pembangunan instalasi pabrik/gedung
baru.
Pada kenyataan yang sesungguhnya tidak mudah
memilah-milah macam proyek berdasarkan criteria
diatas karena seringkali satu proyek mengandung
macam-macam komponen kegiatan dengan bobot(harga,
atau jam, orang) yang tidak jauh berbeda. Sebagai
contoh, proyek instalasi pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU). Dari segi pembangunannya dapat
digolongkan sebagai proyek engineering-konstruksi.
Namun bila dilihat komponen utamanya seperti ketel
uap, generator listrik, turbin uap, dan peralatan
lainnya yang semuanya melibatkan engineering-
manufaktur, maka secara keseluruhan kegiatan
manufaktur akan memiliki bobot(biaya) tidak jauh
berbeda dari kegiatan konstruksi, bahkan mungkin
lebih. Atas dasar itulah pengelompokan seperti
diatas tidak boleh diartikan secara sempit karena
memang tidak terdapat batas yang jelas, tetapi
hendaknya dilihat dari komponen kegiatan yang
diperkkirakan memiliki bobot terbesar.
2.3 Tata Urutan Perencanaan Proyek
8
Perencanaan adalah suatu tahapan dalam
manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar
tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala
program teknis dan administratif agar dapat di
implementasikan.
Filosofi Perencanaan :
1. Aman : keselamatan terjamin
2. Efektif : produk perencanaan berfungsi
sesuai yang diharapkan
3. Efisien : produk yang dihasilkan hemat biaya
4. Mutu terjamin, tidak menyimpang dari
spesifikasi yang ditentukan
Tujuan perencanaan proyek :
1. Mempermudah perumusan permasalahan proyek
2. Menentukan metode atau cara yang sesuai
3. Kelancaran kegiatan lebih terorganisir
4. Mendapatkan hasil yang optimum
Manfaat Perencanaan tersebut bagi proyek yaitu :
1. Mengetahui keterkaitan antar kegiatan
2. Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi
perhatian (kegiatan kritis)
3. mengetahui dengan jelas kapan memulai
kegiatan dan kapan harus menyelesaikanya.
9
Setelah kontrak proyek ditandatangani, maka
perusahaan harus memberi wewenang untuk melakukan
perencanaan sebagai berikut :
1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan‐
kebutuhannya. Dalam hal ini perlu ditentukan
hasil akhir proyek, waktu, biaya dan
performansi (cacatan outcome yang dihasilkan
dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau
kegiatan selama suatu periode waktu
tertentu.) yang ditargetkan.
2. Pekerjaan‐pekerjaan apa saja yang diperlukan
untuk mencapai tujuan proyek harus diuraikan dan
didaftar.
3. Organisasi proyek dirancang untuk
menentukan departemen‐departemen yang ada,
subkontraktor yang diperlukan dan manajer
manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas
pekerjaan yang ada.
10
4. Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan dibuat
yang memperlihatkan waktu tiap aktifitas dan
batas selesai.
5. Ramalan mengenai waktu, biaya dan
performansi penyelesaian proyek.
Alat-alat perencanaan :
1. Work breakdown structure (WBS) untuk
menentukan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam
proyek
2. Matriks tanggung jawab untuk menentukan
organisasi proyek , orang-orang kunci dan
tanggung jawabnya.
3. Gantt charts untuk mennunjukkan jadwal
induk proyek, dan jadwal pekerjaan secara detail
4. Jaringan kerja (network) untuk
memperlihatkan urutan pekerjaan, kapan dimulai,
kapan selesai, kapan proyek secara keseluruhan
akan selesai.
Organisasi dan Penyusunan Tim Proyek
Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir
adalah mengatur unsure-unsur sumber daya perusahaan
yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli,
11
material, dana, dan lain-lain dalam suatu gerak
langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan
organisasi dengan efektif dan efisien.
Proses mengorganisir proyek mengikuti urutan berikut
:
a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi
pekerjaan
b. Mengelompokkan pekerjaan
c. Menyiapkan pihak yang akan menangani
pekerjaan
d. Mengetahui wewenang, dan tanggung jawab
serta melakukan pekerjaan
e. Menyusun mekanisme koordinasi
Agar proses diatas berlangsung dengan baik,
dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur
organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan
formal, bentuk bentuk struktur formal yang terkenal
adalah fungsional, produk, area dan matriks
a. Organisasi fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan
organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang
terdapat dalam suatu organisasi. Mereka yang
mengerjakan pekerjaan sejenis dikelompokkan dalam
12
satu unit yang dinamakan bidang atau departemen.
Dengan maksud yang sama bidang dipecah lagi menjadi
subunit yang lebih kecil.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam
organisasi proyek ini antara lain memudahkan
pengawasan dan kepenyeliaan karena personil melapor
hanya pada 1 atasan, adanya potensi meningkatkan
keterampilan dan keahlian individu serta kelompok
untuk menjadi spesialis pada bidangnya, konsentrasi
perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang
bersangkutan, penggunaan sumberdaya yang semakin
efisien sebagai akibat pekerjaan yang sejenis dan
berulang-ulang, memudahkan pengendalian kinerja
personil serta biaya jadwal dan mutu produk.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam
organisasi proyek fungsional antara lain cenderung
memprioritaskan kinerja dan keluaran (output)
masing-maisng bidang. Hal ini dapat mengurangi
perhatian tujuan perusahaan secara menyeluruh, sulit
mengkoordinasi dan mengintegrasikan pekerjaan yang
multidisiplin dan melibatkan banyak pihak di luar
organisasi dan kurangnya jalur komunikasi
horizontal.
13
TATA URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
UNTUK LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH (DAN SWASTA)
Suatu pekerjaan memiliki standar acuan tersendiri
sesuai dengan Dokumen Rencana Kerja (RKS) atau Dokumen
Lelang/Tender. Di dalam dokumen tersebut, telah dimuat
hal-hal yang terkait dengan suatu pekerjaan sebelum,
sedang, dan setelah dilaksanakan. Dalam tulisan ini
tidak akan dibahas tentang dokumen tender. Namun akan
membahas pelaksanaan pekerjaan di lapangan setelah
Pemenang Tender menandatangani SPK dan Pengajuan Uang
Muka (jika ada). Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
secara umum adalah:
1. Rapat PraKonstruksi (RPK)
Rapat yang diusulkan oleh salah satu dari para Pihak
yang terdapat di dalam Kontrak suatu Pekerjaan. Rapat
ini bisa diusulkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
atau bisa juga diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana
Pekerjaan. Rapat ini dihadiri oleh semua pihak yang
terkait pekerjaan: PPK beserta Direksi Pekerjaan,
Kontraktor, dan Konsultan Pengawas.
Hal-hal yang dibahas di dalam RPK adalah antara
lain: 1) Pengukuran Ulang (Uitzet), 2) Pembuatan
Laporan Pekerjaan, 3) Tata Cara Opnam, 4) Prosedur
Penagihan Prestasi Pekerjaan, 5) Serah Terima
14
Pekerjaan, dan lain-lain. Di bawah ini akan disinggung
masing-masing secara singkat dan sederhana.
2. Pengukuran Ulang Lapangan (Uitzet)
Pengukuran Ulang Lapangan di awal suatu pekerjaan
untuk memastikan berapa besar perubahan yang terjadi
akibat pelaksanaan dari perencanaan yang ada. Suatu
perencanaan masih mengandung galat. Pelaksana
Pekerjaan, Direksi Lapangan, dan Konsultan Pengawas
harus memastikan lagi legalitas kepastian
pekerjaan. Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan
MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana Pelaksanaan Kerja,
Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran yang
diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam
Pengukuran Ulang ini wajib disetujui oleh para pihak.
Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan
Dokumen Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk
Dokumen Tambah Kurang (Change Contract Order) atau
Dokumen Tambahan (Addendum). Hal ini tergantung mazab
yang digunakan di suatu satuan kerja. Selain itu,
terkadang Dokumen Perubahan ini bisa berbentuk serial
sepanjang pekerjaan dilaksanakan, sehingga tim yang
diusulkan dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan
dengan tingkat perubahan yang dialami. Semakin berat
15
tingkat perubahan, maka Tim yang diusulkan (dibentuk)
semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan
hanya kecil, maka Tim yang dibentuk cukup sesuai dengan
yang ada di Dokumen Kontrak. Jika perubahan yang
ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal
dalam Kontrak, maka harus melibatkan Bidang Hukum,
Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen
perubahan yang besar, diperlukan Justifikasi Teknis dan
Tim Negosiasi Harga. Dokumen Perubahan tidak akan
dibahas pada kesempatan ini, karena terdapat berbagai
pendapat tentang dokumen perubahan (tambah-kurang)
sesuai jenis kontrak, tingkat perubahan, dan
kepentingan pekerjaan.
3. Pembuatan Laporan Pekerjaan:
No Urai
an
Bobo
t
(%)
Prestasi
Pekerjaan*
Harg
a
Juml
ah
Bobot Hari
ini (%)
Sisa
Bobo
t
(%)Har
i
Lal
u
Ha
ri
In
i
s.d.
Hari
ini
1 2 3 4 5 6=4+
5
7 8=6x
7
9=8/
Px100**∑
10=9
-3
16
8∑ 9∑ 10∑
Dokumen-dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran
Ulang dipakai sebagai Acuan dalam pembuatan Laporan
Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S:
a. Laporan Harian
Laporan yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian
yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana. Laporan ini
memuat sekurang-kurangnya:
1) Identitas Pekerjaan
2) Hari ke…. Minggu ke… dan Bulan ke….
3) Isi Laporan Harian:
a) Laporan Utama
b) Daftar Tenaga Kerja yang terlibat.
c) Daftar Peralatan yang digunakan.
d) Cuaca.
e) Alasan Percepatan/Kelambatan Pekerjaan.
4) Laporan Utama:
a) Acuan RAB Uitzet
17
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini,
dan Total Bobot Prestasi
d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total
Capaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai dengan Hari
ini.
e) Format Laporan Harian secara umum dapat dilihat
pada tabel berikut:
* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, ** P∑
= Total Nilai Paket Pekerjaan
f) Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan
harian: Petugas Lapangan dari masing-masing Kontraktor
Pelaksana, Petugas Lapangan yang ditunjuk oleh PPK
(PPTK), dan Petugas Lapangan Konsultan Pengawas (bila
ada).
b. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian
selama 1 (satu) minggu. Hal-hal yang dimuat dalam
Laporan Mingguan antara lain:
18
1) Identitas Pekerjaan
2) Minggu ke…. Bulan ke…
3) Laporan Utama:
a) Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang
bersangkutan.
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu
Ini, dan Total Bobot Prestasi
d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total
Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai dengan
Minggu ini.
e) Format Laporan Mingguan dapat dilihat pada tabel
berikut:
No Urai
an
Bobo
t
(%)
Prestasi
Pekerjaan*
Harg
a
Juml
ah
Bobot
Minggu ini
(%)
Sisa
Bobo
t
(%)Mingg
u
Lalu
Mingg
u Ini
s.d.
Mingg
u ini
1 2 3 4 5 6=4+5 7 8=6x
7
9=8/
Px100**∑
10=9
-3
19
8∑ 9∑ 10∑
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap
Minggu, ** P = Total Nilai Paket Pekerjaan∑
c. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan.
Hal-hal yang dimuat dalam Laporan Bulanan adalah antara
lain:
1) Identitas Pekerjaan
2) Minggu ke….
3) Laporan Utama:
a) Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan
yang bersangkutan.
b) Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.
20
c) Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini,
dan Total Bobot Prestasi
d) Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total
Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai dengan Bulan
ini.
e) Format Laporan Bulanan dapat dilihat pada tabel
berikut:
No Urai
an
Bobo
t
(%)
Prestasi
Pekerjaan*
Harg
a
Juml
ah
Bobot
Bulan ini
(%)
Sisa
Bobo
t
(%)Bul
an
Lal
u
Bul
an
Ini
s.d.
Bula
n
ini
1 2 3 4 5 6=4+
5
7 8=6x
7
9=8/
Px100**∑
10=9
-3
21
8∑ 9∑ 10∑
* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap
Bulan, ** P = Total Nilai Paket Pekerjaan∑
d. Kurva S
Jadual Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam
berbagai cara, tapi yang paling umum digunakan dalam
pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang dimuat dalam
Kurva S adalah antara lain: Identitas Pekerjaan, Para
Pihak yang bertanggung jawab dalam Pekerjaan; Kepala
Dinas, PPK (PPTK), Konsultan Supervisi (Pengawas), dan
Kontraktor Pelaksana.
No Kod
e
Uraian
Pekerj
aan
Bo
bo
t
(%
)
Prestasi Pekerjaan* Ke
t.
(%
)
M1 M2 M3 M4 Mn
1 2 3 4 5 6 7 8 n
22
1
5=4/2
6=4/
2
10
0
2 6=4/
3
7=4/
3
8=4/
3
3 7=4 50
4 7=4/
2
8=4/
2
n 8=4/
2
n=4/
2
0
Rencan
a
Presta
si
Pekerj
aan
10
0%
M1∑ M2∑ M3∑ M4∑ Mn∑
23
Akumul
asi
Renc.
Presta
si
Pek.
M1∑ (M∑
1+M2
)
(M1∑
+M2+
M3)
(M1∑
+M2+
M3+M
4)
(M∑
1+M2
+M3+
M4+M
n)
Realis
asi
Presta
si
Pekerj
aan**
Input Inpu
t
Inpu
t
Inpu
t
Inpu
t
Devias
i
*Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia,
**Input diambil dari Laporan Mingguan, Minggu terakhir.
Kurva S dipakai untuk melihat progress
pekerjaan harian, mingguan, dan bulan. Dengan melihat
deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat
atau mendahului dari target. Target yang dimaksud
adalah jadual sesuai dengan kurva Rencana Prestasi
Pekerjaan. Direksi pekerjaan, konsultan supervisi, dan
kontraktor pelaksana dapat mengetahui sejak dini
24
tentang prestasi pekerjaan agar dapat dikoordinasikan
dengan para pihak untuk mencegah masalah-masalah.
Ciri suatu pekerjaan mengalami keterlambatan,
apabila garis kurva realisasi prestasi pekerjaan berada
di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu pekerjaan
mendahului (lebih cepat), apabila garis realisasi
berada di atas kurva S rencana. Deviasi yang
diperbolehkan dalam pekerjaan biasanya < -10%. Kalau
keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan
supervisi dan PPK sudah member surat peringatan kepada
Pihak Pelaksana Pekerjaan.
4. Opname Pekerjaan (Pemeriksaan Pekerjaan di
Lapangan):
a. Kuantitatif
Opnam kuantitatif adalah opnam volume yang
dikerjakan di lapangan (realisasi). Hal-hal yang
diperlukan dalam opnam kuantitatif adalah: Dokumen
Kontrak, Dokumen Perubahan, RAB Awal, RAB Perubahan,
Gambar Rencana, Gambar Perubahan, dan Gambar As Built
Drawing. Namun yang utama dalam opnam kuantitatif
adalah bahwa volume harus sesuai dengan RAB terakhir
yang telah disepakati. Bila kontrak unit price, maka
harga akan menjadi acuan utama. Harga tidak boleh
berubah walaupun volume terjadi perubahan. Tapi bila
25
kontrak lunsum, maka volume akan menjadi acuan dan
tidak boleh berubah.
b. Kualitatif
Opnam kualitatif adalah pemeriksaan mutu (kualitas)
suatu pekerjaan. Hal-hal yang diperlukan dalam opnam
kualitatif adalah antara lain: Dokumen Kontrak, Dokumen
Perubahan, Spesifikasi Teknis, Rencana Mutu Kontrak,
Sertifikasi-sertifikasi yang Dipakai sebagai
Standarisasi, Uji Laboratorium, Uji (test) Lapangan,
Mutu Pekerjaan di lapangan, Estetika, dan hal-hal yang
terkait dengan kualitas pekerjaan.
c. Pembenahan (Revisi)
Hal-hal yang ditemukan baik berkaitan dengan
kuantitas maupun kualitas pekerjaan, dituangkan dalam
Dokumen Pembenahan (Revisi). Dokumen Pembenahan harus
dikerjakan sesuai kesepakatan para pihak, karena hal
ini terkait dengan Pengakuan suatu pekerjaan. Bila
pekerjaan belum tuntas direvisi, maka akan berpengaruh
terhadap penagihan pekerjaan.
d. Pengakuan pasca Pembenahan
26
Apabila pekerjaan sudah sesuai dengan kuantitas
dan kualitas maka laporan-laporan harian, mingguan,
bulanan, dan dokumen-dokumen, perlu disetujui oleh para
pihak sesuai tingkatan jabatan di pekerjaan, yang
dituangkan dalam tanda tangan dan stempel instansi. Hal
ini akan dipakai untuk proses penagihan.
5. Penagihan Prestasi Pekerjaan:
Penagihan mengacu pada dokumen kontrak apakah
menggunakan Termjn atau Monthly Certificate (MC). Dalam
tulisan ini, tidak dibahas tentang kedua hal ini, namun
yang akan dibahas adalah pembuatan laporan prestasi
pekerjaan:
a. Penagihan 0% (biasa disebut MC-0 atau Termjn 0)
Diajukan setelah atau berbarengan ketika
Kontraktor Mengajukan Uang Muka sebagai lampirannya.
Bentuk laporan harian, mingguan, bulanan, dan Kurva S
telah dibahas pada awal tulisan ini. Dokumen lain
biasanya diikutkan dalam MC-0/Termjn 0 ini adalah Foto
Proyek 0, gambar rencana kerja (setelah perubahan) dan
Rencana Mutu Kontrak (Metodologi Pekerjaan).
b. Penagihan 50% (biasa disebut MC-50 atau Termjn
50)
27
Penagihan 50% ini dilakukan ketika prestasi
pekerjaan di lapangan harus sudah mencapai minimal 60%.
Syarat-syarat yang diperlukan dalam tagihan 50% ini
adalah Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S
harus menunjukkan lebih besar dari 50% (minimal 60%).
Lampiran-lampirannya adalah Foto Proyek 50%, As Built
Drawing 50%, Dokumen Perubahan, dan Dokumen-dokumen
lain yang dibutuhkan. Tagihan yang dibayarkan dikurangi
DP yang telah diminta oleh Kontraktor Pelaksana.
c. Penagihan 100% (biasa disebut MC-100 atau
Termjin 100)
Tagihan 100% dilakukan ketika pekerjaan di
lapangan telah mencapai prestasi 100%. Syarat-syarat
yang wajib dipenuhi oleh Kontraktor Pelaksana adalah
antara lain Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan
Kurva S 100%.
d. Dokumen-dokumen lampiran untuk Penagihan:
1) Foto Proyek
2) Gambar Kerja
3) As Bulit Drawing
4) Spesifikasi
5) Sertifikasi Acuan
28
6) Uji Laboratorium
7) Uji Lapangan
8) Dokumen Perubahan (CCO/Addendum)
9) Dokumen Mutu Kontrak
10) Dokumen-dokumen lain yang terkait
6. Komunikasi antar Pihak di Lapangan
Komunikasi antar Pihak di lapangan sangat
diperlukan untuk menjaga koordinasi, konsolidasi, dan
sinergi antar pihak. Hal ini semata-mata untuk
mengendalikan suatu pekerjaan agar tepat waktu, tepat
kuantitas, tepat kualitas, dan tepat anggaran.
Kompleksitas komunikasi disesuaikan dengan tingkat
besaran pekerjaan (kualifikasi pekerjaan). Namun ada
dua alat yang biasa diperlukan dalam komunikasi, yaitu:
Direksi Kits dan Alat Komunikasi (Radio HT, HP, LAN,
dan Online).
Direksi Kits merupakan bukti otentik yang berupa
catatan-catatan para pihak terhadap penyelesaian
(proses) pekerjaan. Variasi direksi kits, disesuaikan
dengan kualifikasi pekerjaan. Catatan-catatan yang
dituangkan dalam buku direksi misalnya digunakan
sebagai catatan resmi yang harus ditindaklanjuti oleh
para pihak.
29
7. Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah
terima yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana ketika
sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang
harus dilakukan adalah Kontraktor Pelaksana mengajukan
surat permohonan pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan PPTK (Pejabat
Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK akan
membuat surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di
lapangan maupun administrasi (dokumen-dokumen)
pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa tambahan
atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada.
Setelah pekerjaan diperiksa, PPK membuat surat hasil
pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan dalam
Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan Awal (PHO). Setelah semuanya terpenuhi,
Kontraktor Pelaksana menagihkan pekerjaan 95%, sisanya
5% ditagihkan setelah masa pemeliharaan selesai atau
ditagihkan dengan mengganti jaminan pemeliharaan.
8. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahap di mana Kontraktor
Pelaksana melaksanakan pemeliharaan terhadap hasil
pekerjaan selama waktu yang ditetapkan dalam Dokumen
30
Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil
pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi, kualitas,
dan kuantitas selama waktu pemeliharaan khususnya, dan
menjamin hingga umur rencana tercapai dengan
memperkirakan hasil deteksi selama masa pemeliharaan.
9. Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO)
Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir
sama dengan PHO, dimulai dari surat serah terima
pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana kepada
PPK. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain
berupa catatan-catatan, analisis, uji lapangan, dan
laboratorium paska pemeliharaan, dan prediksi hasil
pekerjaan terhadap umur rencana. Setelah diperiksa oleh
para pihak, PPK membuat Berita Acara Serah Terima Akhir
(FHO) guna mengambil Uang Retensi 5%.
BAB III
PENUTUP
31
3.1 KESIMPULAN
Proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang
dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang
pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai
suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana
pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis
atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.
Manajemen proyek merupakan suatu usaha
merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
mengendalikan dan mengawasi sumber daya organisasi
yang dimiliki perusahaan sehingga mencapai sasaran dan
tujuan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
3.2 SARAN
Semoga pembaca dapat mengerti dan memahami pengertian
dari proyek, tata cara perencanaan proyek dan macam-
macam proyek.
32