32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era tahun 1950-an, Amerika bangsa yang pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat dikatakan bapak dari ilmu manajemen proyek, dan namanya pun menjadi metode yang digunakan, bernama “Gantt Chart”. Perlu diingat bahwa mempelajari Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena didalamnya terdapat hal-hal yang terbiasa dilakukan oleh manusia, hanya ditambahkan sedikit logika dan aturan yang khusus. Sedangkan Proyek itu usaha yang harus dilakukan dari awal hingga akhir pada suatu kejadian, yang mempunyai batasan waktu – anggaran – sumber daya yang dibutuhi oleh pelanggan. Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah untuk memuaskan pelanggan.“Maksudnya begini ketika ada suatu perusahaan besar maupun kecil me manajemen proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat dalam membuat dan memustuskan prediksi, serta penggunaan sumber daya dan laporan dalam penyampaian produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.” Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah “proyek”? Diperlukan beberapa 1

Makalah Perencanaan Proyek Pemerintah

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era

tahun 1950-an, Amerika bangsa yang pertama kali

menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat

dikatakan bapak dari ilmu manajemen proyek, dan

namanya pun menjadi metode yang digunakan, bernama

“Gantt Chart”. Perlu diingat bahwa mempelajari

Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena

didalamnya terdapat hal-hal yang terbiasa dilakukan

oleh manusia, hanya ditambahkan sedikit logika dan

aturan yang khusus. Sedangkan Proyek itu usaha yang

harus dilakukan dari awal hingga akhir pada suatu

kejadian, yang mempunyai batasan waktu – anggaran –

sumber daya yang dibutuhi oleh pelanggan.

Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah

untuk memuaskan pelanggan.“Maksudnya begini ketika

ada suatu perusahaan besar maupun kecil me manajemen

proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat

dalam membuat dan memustuskan prediksi, serta

penggunaan sumber daya dan laporan dalam penyampaian

produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.”

Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah

“proyek”? Diperlukan beberapa

1

ciri-ciri/karakteristik dari proyek, yaitu : ada

sasaran/tujuan, memiliki rentang waktu/deadline,

waktu biaya dan syarat kerja yang lengkap, berurutan

dari a hingga z, terkadang merupakan sesuatu

event/kejadian yang sebelumnya belum pernah

dilakukan.

Sebagai mahasiswa sistem informasi kita dituntut

untuk memahami bagaimana manajemen proyek sistem

informasi itu agar  ilmu ini bisa di implementasikan

dalam kehidupan nyata.

Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang

manajemen proyek sistem informasi maka selanjutnya

akan dibahas lebih mendetail mulai dari pengertian

hingga metodologi umum pelaksanaan proyek sistem

informasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian proyek ?

2. Apa sajakah macam-macam proyek ?

3. Bagaimanakah tata urutan perencanaan proyek ?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian-

pengertian manajemen, proyek dan manajemen proyek

2

2. Mengetahui kebijakan dan perencanaan proyek

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Proyek

3

Proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang

dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang

pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai

suatu tujuan tertentu  dan dilaksanakan oleh pelaksana

pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis

atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.

Pengertian manajemen proyek menurut para ahli :

Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner :

Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun

organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya

perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek

yang telah ditentukan.

Pengertian manajemen proyek menurut Hughes dan

Cotteral (2002;8-9) manajemen proyek adalah suatu

cara untuk menyelesaikan masalah yang harus

dipaparkan oleh user, kebutuhan user harus

terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang

baik agar kebutuhan user bisa diketahui.

Pengertian manajemen proyek menurut PMBOK (Project

Management Body of Knowledge) dalam buku Budi

Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi

pengetahuan (knowledges), ktrampilan (skills),

alat (tools) dan teknik (techniques) dalam

aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan proyek.

4

Pengertian manajemen proyek menurut Schawalbe

(2004;8) manajemen proyek merupakan aplikasi dari

ilmu pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk

aktifitas suatu proyek dengan maksud memenuhi atau

melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari

sebuah proyek.

Pengertian manajemen proyek menurut Wulfram I.

Ervianto (2003:19) Manajemen proyek adalah semua

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan

koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) samapi

selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek

dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat

mutu.

Pengertian manajemen proyek menurut Chase,

Aquilano, Jacobs (2001;58) Manajemen proyek dapat

didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan

pengaturan sumber daya (manusia, peralatan, bahan

baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya dan

waktu suatu proyek.

Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan,

mengorganisasi, mengarahkan, mengendalikan dan

mengawasi  sumber daya organisasi yang dimiliki

perusahaan sehingga mencapai sasaran dan tujuan dalam

jangka waktu yang telah ditentukan.

5

2.2 Macam-macam Proyek

Dilihat dari komponen kegiatannya, proyek dapat

dibedakan menjadi :

1.      Proyek Engineering-Konstruksi

Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri

dari pengkajian kelayakan, desain engineering,

pengadaan, dan konstruksi. Proyek seperti ini

contohnya pembangunan gedung, jembatan, jalan raya,

fasilitas industri dan lain-lain.

2.      Proyek Engineering-Manufaktur

Proyek manufaktur merupakan proses untuk

menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut

adalah hasil usaha kegiatan proyek. Kegiatan

utamanya meliputi desain engineering, pengembangan

produk (product development), manufaktur, perakitan,

uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.

Contohnya seperti pembuatan generator listrik, mesin

pabrik, kendaraan. Bila kegiatan manufaktur

dilakukan berulang-ulang, rutin dan menghasilkan

produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini

tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.

3.      Proyek Penelitian dan Pengembangan

6

Proyek ini bertujuan melakukan penelitian dan

pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk

tertentu. Dalam mengejar proses akhir, proyek ini

seringkali menempuh proses yang berubah-ubah,

demikian pula dengan lingkup kerjanya. Proyek ini

dapat berupa proyek yang meningkatkan dan

memperbaiki mutu produk. Contoh : Proyek membuat

robot yang difungsikan untuk membantu pekerjaan

rumah tangga, penelitian mengenai ditemukannya bibit

unggul dari suatu tanaman.

4.      Proyek Pelayanan Manajemen

Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun

instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa :

perusahaan merancang reorganisasi, ,perancangan

struktur organisasi, merancang sistem informasi

manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun

perangkat keras, merancang program efisiensi dan

penghematan, serta melakukan diversifikasi,

penggabungan dan pengambil alihan.

5.      Proyek kapital

Kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya

digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah.

Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk

pembebasan tanah, pembelian materiil, pembelian

7

peralatan, pemasangan fasilitas, desain mesin dan

konstruksi guna pembangunan instalasi pabrik/gedung

baru.

Pada kenyataan yang sesungguhnya tidak mudah

memilah-milah macam proyek berdasarkan criteria

diatas karena seringkali satu proyek mengandung

macam-macam komponen kegiatan dengan bobot(harga,

atau jam, orang) yang tidak jauh berbeda. Sebagai

contoh, proyek instalasi pembangkit listrik tenaga

uap (PLTU). Dari segi pembangunannya dapat

digolongkan sebagai proyek engineering-konstruksi.

Namun bila dilihat komponen utamanya seperti ketel

uap, generator listrik, turbin uap, dan peralatan

lainnya yang semuanya melibatkan engineering-

manufaktur, maka secara keseluruhan kegiatan

manufaktur akan memiliki bobot(biaya) tidak jauh

berbeda dari kegiatan konstruksi, bahkan mungkin

lebih. Atas dasar itulah pengelompokan seperti

diatas tidak boleh diartikan secara sempit karena

memang tidak terdapat batas yang jelas, tetapi

hendaknya dilihat dari komponen kegiatan yang

diperkkirakan memiliki bobot terbesar.

2.3 Tata Urutan Perencanaan Proyek

8

Perencanaan adalah suatu tahapan dalam

manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar

tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala

program teknis dan administratif agar dapat di

implementasikan.

Filosofi Perencanaan :

1.      Aman : keselamatan terjamin

2.      Efektif : produk perencanaan berfungsi

sesuai yang diharapkan

3.      Efisien : produk yang dihasilkan hemat biaya

4.      Mutu terjamin, tidak menyimpang dari

spesifikasi yang ditentukan

Tujuan perencanaan proyek :

1.      Mempermudah perumusan permasalahan proyek

2.      Menentukan metode atau cara yang sesuai

3.      Kelancaran kegiatan lebih terorganisir

4.      Mendapatkan hasil yang optimum

Manfaat Perencanaan tersebut bagi proyek yaitu :

1.      Mengetahui keterkaitan antar kegiatan

2.      Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi

perhatian (kegiatan kritis)

3.      mengetahui dengan jelas kapan memulai

kegiatan dan kapan harus menyelesaikanya.

9

Setelah kontrak proyek ditandatangani, maka

perusahaan harus memberi wewenang untuk melakukan

perencanaan sebagai berikut :

1. Penentuan tujuan proyek dan kebutuhan‐

kebutuhannya. Dalam hal ini perlu ditentukan

hasil akhir proyek, waktu, biaya dan

performansi (cacatan outcome yang dihasilkan

dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau

kegiatan selama suatu periode waktu

tertentu.) yang ditargetkan.

2. Pekerjaan‐pekerjaan apa saja yang diperlukan

untuk mencapai tujuan proyek harus diuraikan dan

didaftar.

3. Organisasi proyek dirancang untuk

menentukan departemen‐departemen yang ada,

subkontraktor yang diperlukan dan manajer

manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas

pekerjaan yang ada.

10

4. Jadwal untuk setiap aktifitas pekerjaan dibuat

yang memperlihatkan waktu tiap aktifitas dan

batas selesai.

5.      Ramalan mengenai waktu, biaya dan

performansi penyelesaian proyek.

Alat-alat perencanaan :

1.      Work breakdown structure (WBS) untuk

menentukan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam

proyek

2.      Matriks tanggung jawab untuk menentukan

organisasi proyek , orang-orang kunci dan

tanggung jawabnya.

3.      Gantt charts untuk mennunjukkan jadwal

induk proyek, dan jadwal pekerjaan secara detail

4.      Jaringan kerja (network) untuk

memperlihatkan urutan pekerjaan, kapan dimulai,

kapan selesai, kapan proyek secara keseluruhan

akan selesai.

Organisasi dan Penyusunan Tim Proyek

Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir

adalah mengatur unsure-unsur sumber daya perusahaan

yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli,

11

material, dana, dan lain-lain dalam suatu gerak

langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan

organisasi dengan efektif dan efisien.

Proses mengorganisir proyek mengikuti urutan berikut

:

a.       Melakukan identifikasi dan klasifikasi

pekerjaan

b.      Mengelompokkan pekerjaan

c.       Menyiapkan pihak yang akan menangani

pekerjaan

d.      Mengetahui wewenang, dan tanggung jawab

serta melakukan pekerjaan

e.       Menyusun mekanisme koordinasi

Agar proses diatas berlangsung dengan baik,

dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur

organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan

formal, bentuk bentuk struktur formal yang terkenal

adalah fungsional, produk, area dan matriks

a.       Organisasi fungsional

Dalam organisasi proyek fungsional, susunan

organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang

terdapat dalam suatu organisasi. Mereka yang

mengerjakan pekerjaan sejenis dikelompokkan dalam

12

satu unit yang dinamakan bidang atau departemen.

Dengan maksud yang sama bidang dipecah lagi menjadi

subunit yang lebih kecil.

Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam

organisasi proyek ini antara lain memudahkan

pengawasan dan kepenyeliaan karena personil melapor

hanya pada 1 atasan, adanya potensi meningkatkan

keterampilan dan keahlian individu serta kelompok

untuk menjadi spesialis pada bidangnya, konsentrasi

perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang

bersangkutan, penggunaan sumberdaya yang semakin

efisien sebagai akibat pekerjaan yang sejenis dan

berulang-ulang, memudahkan pengendalian kinerja

personil serta biaya jadwal dan mutu produk.

Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam

organisasi proyek fungsional antara lain cenderung

memprioritaskan kinerja dan keluaran (output)

masing-maisng bidang. Hal ini dapat mengurangi

perhatian tujuan perusahaan secara menyeluruh, sulit

mengkoordinasi dan mengintegrasikan pekerjaan yang

multidisiplin dan melibatkan banyak pihak di luar

organisasi dan kurangnya jalur komunikasi

horizontal.

13

TATA URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 

UNTUK LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH (DAN SWASTA)

 Suatu pekerjaan memiliki standar acuan tersendiri

sesuai dengan Dokumen Rencana Kerja (RKS) atau Dokumen

Lelang/Tender. Di dalam dokumen tersebut, telah dimuat

hal-hal yang terkait dengan suatu pekerjaan sebelum,

sedang, dan setelah dilaksanakan. Dalam tulisan ini

tidak akan dibahas tentang dokumen tender. Namun akan

membahas pelaksanaan pekerjaan di lapangan setelah

Pemenang Tender menandatangani SPK dan Pengajuan Uang

Muka (jika ada). Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan

secara umum adalah:

1.         Rapat PraKonstruksi (RPK)

Rapat yang diusulkan oleh salah satu dari para Pihak

yang terdapat di dalam Kontrak suatu Pekerjaan. Rapat

ini bisa diusulkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

atau bisa juga diusulkan oleh Kontraktor Pelaksana

Pekerjaan. Rapat ini dihadiri oleh semua pihak yang

terkait pekerjaan: PPK beserta Direksi Pekerjaan,

Kontraktor, dan Konsultan Pengawas.

Hal-hal yang dibahas di dalam RPK adalah antara

lain: 1) Pengukuran Ulang (Uitzet), 2) Pembuatan

Laporan Pekerjaan, 3) Tata Cara Opnam, 4) Prosedur

Penagihan Prestasi Pekerjaan, 5) Serah Terima

14

Pekerjaan, dan lain-lain. Di bawah ini akan disinggung

masing-masing secara singkat dan sederhana.

2.         Pengukuran Ulang Lapangan (Uitzet)

Pengukuran Ulang Lapangan di awal suatu pekerjaan

untuk memastikan berapa besar perubahan yang terjadi

akibat pelaksanaan dari perencanaan yang ada. Suatu

perencanaan masih mengandung galat. Pelaksana

Pekerjaan, Direksi Lapangan, dan Konsultan Pengawas

harus memastikan lagi legalitas kepastian

pekerjaan. Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan

MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana Pelaksanaan Kerja,

Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran yang

diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam

Pengukuran Ulang ini wajib disetujui oleh para pihak.

Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan

Dokumen Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk

Dokumen Tambah Kurang (Change Contract Order)  atau

Dokumen Tambahan (Addendum). Hal ini tergantung mazab

yang digunakan di suatu satuan kerja. Selain itu,

terkadang Dokumen Perubahan ini bisa berbentuk serial

sepanjang pekerjaan dilaksanakan, sehingga tim yang

diusulkan dalam Dokumen Perubahan ini pun disesuaikan

dengan tingkat perubahan yang dialami. Semakin berat

15

tingkat perubahan, maka Tim yang diusulkan (dibentuk)

semakin lengkap dan lintas sektoral. Jika perubahan

hanya kecil, maka Tim yang dibentuk cukup sesuai dengan

yang ada di Dokumen Kontrak. Jika perubahan yang

ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal

dalam Kontrak, maka harus melibatkan Bidang Hukum,

Perencanaan, dan lain-lain. Selain itu, dokumen

perubahan yang besar, diperlukan Justifikasi Teknis dan

Tim Negosiasi Harga. Dokumen Perubahan tidak akan

dibahas pada kesempatan ini, karena terdapat berbagai

pendapat tentang dokumen perubahan (tambah-kurang)

sesuai jenis kontrak, tingkat perubahan, dan

kepentingan pekerjaan.

3.         Pembuatan Laporan Pekerjaan:

No Urai

an

Bobo

t

(%)

Prestasi

Pekerjaan*

Harg

a

Juml

ah

Bobot Hari

ini (%)

Sisa

Bobo

t

(%)Har

i

Lal

u

Ha

ri

In

i

s.d.

Hari

ini

1 2 3 4 5 6=4+

5

7 8=6x

7

9=8/

Px100**∑

10=9

-3

16

8∑ 9∑ 10∑

Dokumen-dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran

Ulang dipakai sebagai Acuan dalam pembuatan Laporan

Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S:

a.         Laporan Harian

Laporan yang dibuat dari data prestasi pekerjaan harian

yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana. Laporan ini

memuat sekurang-kurangnya:

1)      Identitas Pekerjaan

2)      Hari ke…. Minggu ke… dan Bulan ke….

3)      Isi Laporan Harian:

a)      Laporan Utama

b)      Daftar Tenaga Kerja yang terlibat.

c)       Daftar Peralatan yang digunakan.

d)      Cuaca.

e)      Alasan Percepatan/Kelambatan Pekerjaan.

4)      Laporan Utama:

a)      Acuan RAB Uitzet

17

b)      Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.

c)       Bobot Prestasi Pekerjaan Hari Lalu, Hari Ini,

dan Total Bobot Prestasi

d)      Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total

Capaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai dengan Hari

ini.

e)      Format Laporan Harian secara umum dapat dilihat

pada tabel berikut:

* Prestasi Pekerjaan didapat dari input lapangan, ** P∑

= Total Nilai Paket Pekerjaan

f)       Para pihak yang bertanda tangan di dalam laporan

harian: Petugas Lapangan dari masing-masing Kontraktor

Pelaksana, Petugas Lapangan yang ditunjuk oleh PPK

(PPTK), dan Petugas Lapangan Konsultan Pengawas (bila

ada).

b.         Laporan Mingguan

Laporan Mingguan adalah rekapitulasi laporan harian

selama 1 (satu) minggu. Hal-hal yang dimuat dalam

Laporan Mingguan antara lain:

18

1)      Identitas Pekerjaan

2)      Minggu ke…. Bulan ke…

3)      Laporan Utama:

a)      Acuan Laporan Harian 7 hari dalam minggu yang

bersangkutan.

b)      Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.

c)       Bobot Prestasi Pekerjaan Minggu Lalu, Minggu

Ini, dan Total Bobot Prestasi

d)      Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total

Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai dengan

Minggu ini.

e)      Format Laporan Mingguan dapat dilihat pada tabel

berikut:

No Urai

an

Bobo

t

(%)

Prestasi

Pekerjaan*

Harg

a

Juml

ah

Bobot

Minggu ini

(%)

Sisa

Bobo

t

(%)Mingg

u

Lalu

Mingg

u Ini

s.d.

Mingg

u ini

1 2 3 4 5 6=4+5 7 8=6x

7

9=8/

Px100**∑

10=9

-3

19

8∑ 9∑ 10∑

* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Hari ke-7 tiap

Minggu, ** P = Total Nilai Paket Pekerjaan∑

c.          Laporan Bulanan

Laporan Bulanan adalah rekapitulasi pekerjaan Mingguan.

Hal-hal yang dimuat dalam Laporan Bulanan adalah antara

lain:

1)      Identitas Pekerjaan

2)      Minggu ke….

3)      Laporan Utama:

a)      Acuan Laporan Mingguan (4 Minggu) dalam bulan

yang bersangkutan.

b)      Dibuat Bobot Persentase per Item Pekerjaan.

20

c)       Bobot Prestasi Pekerjaan Bulan Lalu, Bulan Ini,

dan Total Bobot Prestasi

d)      Sisa Bobot Pekerjaan setelah dikurangi Total

Pencapaian Bobot Prestasi Pekerjaan sampai dengan Bulan

ini.

e)      Format Laporan Bulanan dapat dilihat pada tabel

berikut:

No Urai

an

Bobo

t

(%)

Prestasi

Pekerjaan*

Harg

a

Juml

ah

Bobot

Bulan ini

(%)

Sisa

Bobo

t

(%)Bul

an

Lal

u

Bul

an

Ini

s.d.

Bula

n

ini

1 2 3 4 5 6=4+

5

7 8=6x

7

9=8/

Px100**∑

10=9

-3

21

8∑ 9∑ 10∑

* Diambil dari Prestasi Pekerjaan Minggu tiap

Bulan, ** P = Total Nilai Paket Pekerjaan∑

d.         Kurva S

Jadual Pelaksanaan Pekerjaan dapat dituangkan dalam

berbagai cara, tapi yang paling umum digunakan dalam

pekerjaan pemerintah adalah Kurva S. Yang dimuat dalam

Kurva S adalah antara lain: Identitas Pekerjaan, Para

Pihak yang bertanggung jawab dalam Pekerjaan; Kepala

Dinas, PPK (PPTK), Konsultan Supervisi (Pengawas), dan

Kontraktor Pelaksana.

No Kod

e

Uraian

Pekerj

aan

Bo

bo

t

(%

)

Prestasi Pekerjaan* Ke

t.

(%

)

M1 M2 M3 M4 Mn

1 2 3 4 5 6 7 8 n

22

1

5=4/2

6=4/

2

10

0

2 6=4/

3

7=4/

3

8=4/

3

3 7=4 50

4 7=4/

2

8=4/

2

n 8=4/

2

n=4/

2

0

Rencan

a

Presta

si

Pekerj

aan

10

0%

M1∑ M2∑ M3∑ M4∑ Mn∑

23

Akumul

asi

Renc.

Presta

si

Pek.

M1∑ (M∑

1+M2

)

(M1∑

+M2+

M3)

(M1∑

+M2+

M3+M

4)

(M∑

1+M2

+M3+

M4+M

n)

Realis

asi

Presta

si

Pekerj

aan**

Input Inpu

t

Inpu

t

Inpu

t

Inpu

t

Devias

i

*Dibagi sesuai dengan kebutuhan waktu yang tersedia,

**Input diambil dari Laporan Mingguan, Minggu terakhir.

       Kurva S dipakai untuk melihat progress

pekerjaan harian, mingguan, dan bulan. Dengan melihat

deviasinya, dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat

atau mendahului dari target. Target yang dimaksud

adalah jadual sesuai dengan kurva Rencana Prestasi

Pekerjaan. Direksi pekerjaan, konsultan supervisi, dan

kontraktor pelaksana dapat mengetahui sejak dini

24

tentang prestasi pekerjaan agar dapat dikoordinasikan

dengan para pihak untuk mencegah masalah-masalah.

       Ciri suatu pekerjaan  mengalami keterlambatan,

apabila garis kurva realisasi prestasi pekerjaan berada

di bawah garis rencana. Sebaliknya, suatu pekerjaan

mendahului (lebih cepat), apabila garis realisasi

berada di atas kurva S rencana. Deviasi yang

diperbolehkan dalam pekerjaan biasanya < -10%. Kalau

keterlambatan (deviasi) sudah mencapai -10%, konsultan

supervisi dan PPK sudah member surat peringatan kepada

Pihak Pelaksana Pekerjaan.

4.         Opname Pekerjaan (Pemeriksaan Pekerjaan di

Lapangan):

a.       Kuantitatif

Opnam kuantitatif adalah opnam volume yang

dikerjakan di lapangan (realisasi). Hal-hal yang

diperlukan dalam opnam kuantitatif adalah: Dokumen

Kontrak, Dokumen Perubahan, RAB Awal, RAB Perubahan,

Gambar Rencana, Gambar Perubahan, dan Gambar As Built

Drawing. Namun yang utama dalam opnam kuantitatif

adalah bahwa volume harus sesuai dengan RAB terakhir

yang telah disepakati. Bila kontrak unit price, maka

harga akan menjadi acuan utama. Harga tidak boleh

berubah walaupun volume terjadi perubahan. Tapi bila

25

kontrak lunsum, maka volume akan menjadi acuan dan

tidak boleh berubah. 

b.      Kualitatif

Opnam kualitatif adalah pemeriksaan mutu (kualitas)

suatu pekerjaan. Hal-hal yang diperlukan dalam opnam

kualitatif adalah antara lain: Dokumen Kontrak, Dokumen

Perubahan, Spesifikasi Teknis, Rencana Mutu Kontrak,

Sertifikasi-sertifikasi yang Dipakai sebagai

Standarisasi, Uji Laboratorium, Uji (test) Lapangan,

Mutu Pekerjaan di lapangan, Estetika, dan hal-hal yang

terkait dengan kualitas pekerjaan.

c.       Pembenahan (Revisi)

Hal-hal yang ditemukan baik berkaitan dengan

kuantitas maupun kualitas pekerjaan, dituangkan dalam

Dokumen Pembenahan (Revisi). Dokumen Pembenahan harus

dikerjakan sesuai kesepakatan para pihak, karena hal

ini terkait dengan Pengakuan suatu pekerjaan. Bila

pekerjaan belum tuntas direvisi, maka akan berpengaruh

terhadap penagihan pekerjaan.

d.      Pengakuan pasca Pembenahan

26

Apabila pekerjaan sudah sesuai dengan kuantitas

dan kualitas maka laporan-laporan harian, mingguan,

bulanan, dan dokumen-dokumen, perlu disetujui oleh para

pihak sesuai tingkatan jabatan di pekerjaan, yang

dituangkan dalam tanda tangan dan stempel instansi. Hal

ini akan dipakai untuk proses penagihan.

5.         Penagihan Prestasi Pekerjaan:

        Penagihan mengacu pada dokumen kontrak apakah

menggunakan Termjn atau Monthly Certificate (MC). Dalam

tulisan ini, tidak dibahas tentang kedua hal ini, namun

yang akan dibahas adalah pembuatan laporan prestasi

pekerjaan:

a.       Penagihan 0% (biasa disebut MC-0 atau Termjn 0)

Diajukan setelah atau berbarengan ketika

Kontraktor Mengajukan Uang Muka sebagai lampirannya.

Bentuk laporan harian, mingguan, bulanan, dan Kurva S

telah dibahas pada awal tulisan ini. Dokumen lain

biasanya diikutkan dalam MC-0/Termjn 0 ini adalah Foto

Proyek 0, gambar rencana kerja (setelah perubahan) dan

Rencana Mutu Kontrak (Metodologi Pekerjaan).   

b.      Penagihan 50% (biasa disebut MC-50 atau Termjn

50)

27

Penagihan 50% ini dilakukan ketika prestasi

pekerjaan di lapangan harus sudah mencapai minimal 60%.

Syarat-syarat yang diperlukan dalam tagihan 50% ini

adalah Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan Kurva S

harus menunjukkan lebih besar dari 50% (minimal 60%).

Lampiran-lampirannya adalah Foto Proyek 50%, As Built

Drawing 50%, Dokumen Perubahan, dan Dokumen-dokumen

lain yang dibutuhkan. Tagihan yang dibayarkan dikurangi

DP yang telah diminta oleh Kontraktor Pelaksana. 

c.       Penagihan 100% (biasa disebut MC-100 atau

Termjin 100)

Tagihan 100% dilakukan ketika pekerjaan di

lapangan telah mencapai prestasi 100%. Syarat-syarat

yang wajib dipenuhi oleh Kontraktor Pelaksana adalah

antara lain Laporan Harian, Mingguan, Bulanan, dan

Kurva S 100%.

d.      Dokumen-dokumen lampiran untuk Penagihan:

1)      Foto Proyek

2)      Gambar Kerja

3)      As Bulit Drawing

4)      Spesifikasi

5)      Sertifikasi Acuan

28

6)      Uji Laboratorium

7)      Uji Lapangan

8)      Dokumen Perubahan (CCO/Addendum)

9)      Dokumen Mutu Kontrak

10)   Dokumen-dokumen lain yang terkait

6.         Komunikasi antar Pihak di Lapangan

     Komunikasi antar Pihak di lapangan sangat

diperlukan untuk menjaga koordinasi, konsolidasi, dan

sinergi antar pihak. Hal ini semata-mata untuk

mengendalikan suatu pekerjaan agar tepat waktu, tepat

kuantitas, tepat kualitas, dan tepat anggaran.

Kompleksitas komunikasi disesuaikan dengan tingkat

besaran pekerjaan (kualifikasi pekerjaan). Namun ada

dua alat yang biasa diperlukan dalam komunikasi, yaitu:

Direksi Kits dan Alat Komunikasi (Radio HT, HP, LAN,

dan Online).

     Direksi Kits merupakan bukti otentik yang berupa

catatan-catatan para pihak terhadap penyelesaian

(proses) pekerjaan. Variasi direksi kits, disesuaikan

dengan kualifikasi pekerjaan. Catatan-catatan yang

dituangkan dalam buku direksi misalnya digunakan

sebagai catatan resmi yang harus ditindaklanjuti oleh

para pihak.

29

7.         Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)

      Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah

terima yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana ketika

sudah selesai mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang

harus dilakukan adalah Kontraktor Pelaksana mengajukan

surat permohonan pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah

disetujui oleh Konsultan Supervisi dan PPTK (Pejabat

Teknis yang ditunjuk oleh PPK) kepada PPK. PPK akan

membuat surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di

lapangan maupun administrasi (dokumen-dokumen)

pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa tambahan

atau cukup dengan petugas-petugas yang sudah ada.

Setelah pekerjaan diperiksa, PPK membuat surat hasil

pemeriksaan pekerjaan yang biasa dituangkan dalam

Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima

Pekerjaan Awal (PHO). Setelah semuanya terpenuhi,

Kontraktor Pelaksana menagihkan pekerjaan 95%, sisanya

5% ditagihkan setelah masa pemeliharaan selesai atau

ditagihkan dengan mengganti jaminan pemeliharaan.

  

8.         Pemeliharaan

     Pemeliharaan adalah tahap di mana Kontraktor

Pelaksana melaksanakan pemeliharaan terhadap hasil

pekerjaan selama waktu yang ditetapkan dalam Dokumen

30

Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil

pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi, kualitas,

dan kuantitas selama waktu pemeliharaan khususnya, dan

menjamin hingga umur rencana tercapai dengan

memperkirakan hasil deteksi selama masa pemeliharaan.

9.         Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO)

    Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir

sama dengan PHO, dimulai dari surat serah terima

pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana kepada

PPK. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain

berupa catatan-catatan, analisis, uji lapangan, dan

laboratorium paska pemeliharaan, dan prediksi hasil

pekerjaan terhadap umur rencana. Setelah diperiksa oleh

para pihak, PPK membuat Berita Acara Serah Terima Akhir

(FHO) guna mengambil Uang Retensi 5%.

BAB III

PENUTUP

31

3.1 KESIMPULAN

Proyek adalah sebuah kegiatan pekerjaan yang

dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang

pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai

suatu tujuan tertentu  dan dilaksanakan oleh pelaksana

pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis

atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada.

Manajemen proyek merupakan suatu usaha

merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,

mengendalikan dan mengawasi  sumber daya organisasi

yang dimiliki perusahaan sehingga mencapai sasaran dan

tujuan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

3.2     SARAN

Semoga pembaca dapat mengerti dan memahami pengertian

dari proyek, tata cara perencanaan proyek dan macam-

macam proyek.

32