34
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembuatan makalah ini didasari untuk memenuhi tugas kuliah Kewirausahaan sebagai Mata Kuliah wajib yang memiliki bobot 3 SKS. Tujuan dari tugas ini adalah menjelaskan sumber-sumber dana melalui utang dan ekuitas untuk perencanaan kebutuhan modal, perbedaan modal ekuitas dengan modal utang, sifat-sifat pembiayaan piutang, dan metode-metode pembiayaan internal. Mengumpulkan uang untuk memulai suatu usaha baru selalu menjadi tantangan bagi wirausahawan. Pasar modal berfluktuasi sesuai dengan keadaan pasar saham, kondisi perekonomian keseluruhan, dan keberuntungan investor. Perubahan pada salah satu atau beberapa bagian tersebut akan memengaruhi yang lain sehingga usaha mencari pembiayaan mirip dengan naik roller coaster yang bergerak sangat cepat dan liar. Dewasa ini, tantangan menarik modal untuk memulai atau memperluas perusahaan masih tetap ada. Kebanyakan wirausahawan, terutama mereka yang bergerak di sektor industri yang kurang glamor atau mereka yang baru saja mulai, menghadapi kesulitan menemukan sumber-sumber dana

makalah modal hutang

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang

Pembuatan makalah ini didasari untuk memenuhi tugas

kuliah Kewirausahaan sebagai Mata Kuliah wajib yang

memiliki bobot 3 SKS. Tujuan dari tugas ini adalah

menjelaskan sumber-sumber dana melalui utang dan ekuitas

untuk perencanaan kebutuhan modal, perbedaan modal

ekuitas dengan modal utang, sifat-sifat pembiayaan

piutang, dan metode-metode pembiayaan internal.

Mengumpulkan uang untuk memulai suatu usaha baru selalu

menjadi tantangan bagi wirausahawan. Pasar modal

berfluktuasi sesuai dengan keadaan pasar saham, kondisi

perekonomian keseluruhan, dan keberuntungan investor.

Perubahan pada salah satu atau beberapa bagian tersebut

akan memengaruhi yang lain sehingga usaha mencari

pembiayaan mirip dengan naik roller coaster yang bergerak

sangat cepat dan liar.

Dewasa ini, tantangan menarik modal untuk memulai atau

memperluas perusahaan masih tetap ada. Kebanyakan

wirausahawan, terutama mereka yang bergerak di sektor

industri yang kurang glamor atau mereka yang baru saja

mulai, menghadapi kesulitan menemukan sumber-sumber dana

dari luar. Banyak bank menghindari pemberian pinjaman

untuk perusahaan yang baru mulai, pemberian modal

ventura pun menjadi semakin berhati-hati memandang

risiko dan memindahkan investasi mereka dari perusahaan

yang baru mulai ke perusahaan yang telah lama berdiri.

Investor swasta semakin berhati-hati, dan penawaran

saham umum menjadi pilihan yang berlaku hanya untuk

segelintir perusahaan yang tumbuh dengan catatan yang

mengesankan. Hasilnya adalah krisis kredit bagi sebagian

besar wirausahawan yang berusaha mendapatkan modal awal

dalam jumlah kecil hingga menengah. Wirausahawan dan

pemilik perusahaan yang memerlukan modal antara $100.000

hingga $3 juta merupakan mereka yang terkena guncangan

paling hebat karena adanya kevakuman dalam tingkatan

pembiayaan tersebut.

Akibat krisi modal, kebutuhan modal untuk bisnis menjadi

lebih besar daripada sebelumnya. Pada waktu mencari

modal untuk memulai perusahaan, wirausahawan harus

mengingat beberapa ‘rahasia’ keberhasilan pembiayaan

v  Memilih sumber-sumber modal yang tepat bagi bisnis

sama pentingnya dengan memilih bentuk kepemilikan atau

lokasi yang tepat.

v  Uangnya ada, kuncinya adalah mengetahui dimana harus

mencari dan menemukannya

v  Mengumpulkan uang butuh waktu dan usaha

v  Kretivitas sangat berpengaruh

v  World Wide Web menyediakan sumber informasi yang

sangat luas yang dapat dimanfaatkan oleh wirausahawan

untuk mendapatkan pembiayaan, gunakan.

v  Persiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mendekati

calon pemberi pinjaman dan investor

v  Wirausahawan tidak boleh terlalu yakin bahwa

“hubungan dekat” antara dirinya, perusahaan, dan sumber

pembiayaannya sudah cukup.

Alih-alih hanya bergantung pada sumber dana tunggal

seperti yang mereka miliki di masa lampau. Wirausahawan

harus mengumpulkan modal dari berbagai sumber, dan

metode ini dikenal dengan istilah pembiayaan berlapis

(layered financing).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Tujuan Instruksi Khusus mata kuliah

Kewirausahaan, masalah yang dibahas adalah mengenai

Sumber-sumber Dana: Utang dan Ekuitas. Dengan pokok

bahasan lebih spesifik yaitu:

1. Bagaimana Perencanaan Kebutuhan Modal ?

2. Apa perbedaan Modal Ekuitas dengan Modal Utang ?

3. Apa saja Sifat-sifat Pembiayaan Utang ?

4. Metode-metode apakah yang ada untuk Pembiayaan

Internal ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan

umum dan khusus:

1.3.1. Tujuan Umum

1. Memahami Perencanaan Kebutuhan Modal

2. Memahami Modal Ekuitas versus Modal Utang

3. Mengetahui Sifat-sifat Pembiayaan Utang

4. Mengetahui Metode-metode Pembiayaan Internal

5. Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca

makalah

1.3.2 Tujuan Khusus

Memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintahan.

1.4. Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa agar dapat

mengetahui dan memahami  lebih rinci tentang proses

penyusunan Sebagai wacana awal bagi penyusunan

karya tulis selanjutnya.

2. Sebagai literature untuk lebih memahami kegiatan

kewirausahaan.

1.5. Metodologi Penelitian

Dalam penulisan Karya Tulis ini, metodologi penelitian

yang digunakan adalah :

1. Studi pustaka yaitu dengan mencari referensi dari

buku-buku yang berkaitan dengan penulisan karya

tulis ini

2. Penjelajahan internet yaitu dengan mencari beberapa

informasi di mesin pencari yang tidak penulis tidak

dapatkan dari buku-buku

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

SUMBER-SUMBER DANA: PIUTANG DAN EKUITAS

2.1Perencanaan Kebutuhan Modal

Untuk menjadi wirausahawan yang berhasil, seseorang

harus ahli penggalang dana, sebuah pekerjaan yang

biasanya memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak

daripada yang dibayangkan oleh sebagian besar pendiri

bisnis. Pada perusahaan yang baru diluncurkan,

pengumpulan dana bisa dengan cepat menyita kira-kira

setengah dari seluruh waktu wirausahawan dan bisa

selesai dalam waktu berbulan-bulan. Selain itu, banyak

wirausahawan yang menyadari pentingnya untuk selalu

menambah modal demi perusahaan mereka yang berkembang

dengan cepat.

Modal (capital) adalah segala bentuk kekayaan yang

digunakan untuk memproduksi kekayaan yang lebih banyak

lagi untuk perusahaan. Dalam perusahaan, modal memiliki

beragam bentuk, termasuk kas, persediaan, pabrik, dan

peralatan. Wirausahawan harus merencanakan ketiga jenis

modal berikut ini:

i.            Modal Tetap

Modal Tetap (fixed capital) adalah modal yang diperlukan

untuk membeli asset tetap atau permanen, seperti

bangunan, tanah, computer, dan perlengkapan. Uang yang

diinvestasikan dalam aset tetap ini sifatnya cenderung

beku karena tidak dapat digunakan untuk tujuan lain.

Biasanya, diperlukan sejumlah besar uang untuk membeli

aset tetap, dan kredit pun biasanya diberikan dalam

jangka panjang. Pemberi pinjaman modal tetap berharap

asset yang telah dibeli digunakan untuk memperbaiki

efisiensi dan juga meningkatkan profitabilitas

perusahaan, selain juga untuk menciptakan perbaikan arus

kas yang pada gilirannya akan menjamin pembayaran

kembali.

ii.            Modal Kerja

Modal Kerja (working capital) merepresentasikan dana-

dana temporer perusahaan; modal tersebut digunakan untuk

mendukung operasi normal perusahaan dalam jagka pendek.

Akuntan menyebutkan modal kerja sebagai asset lancar

dikurangi kewajiban lancar. Kebutuhan akan modal kerja

meningkat dikarenakan adanya ketidakseimbangan dalam

arus kas masuk dan keluar dari bisnis akibat fluktuasi

musiman yang biasa terjadi. Penjualan kredit, penjualan

musiman, atau perubahan permintaan yang tidak dapat

diramalkan akan menciptakan fluktuasi dalam arus kas

perusahaan kecil. Modal kerja biasanya digunakan untuk

membeli persediaan, membayar tagihan, membiayai

penjualan kredit, membayar upah dan gaji, serta

mengatasi berbagai kondisi darurat yang tidak terduga.

Pemberi pinjaman modal kerja berharap bahwa modal ini

dapat memproduksi arus kas yang lebih tinggi guna

memastikan pembayaran kembali pada akhir siklus

produksi/penjualan.

iii.            Modal Pertumbuhan

Modal Pertumbuhan (growth capital), tidak seperti modal

kerja, tidak berkaitan dengan fluktuasi musiman dari

perusahaan kecil. Sebaliknya, kebutuhan akan modal

pertumbuhan muncul manakal perusahaan yang telah

berjalan mulai melakukan perluasan atau mengubah arah

utamanya. Misalnya, sebuah pemanufaktur kecil pembuat

chip silikon untuk computer melihat perusahaannya meroket

dalam waktu singkat. Dengan pemesanan chip yang terus

berdatangan, perusahaan yang tengah berkembang tersebut

memerlukan suntikan dana yang ckup besar untuk

meningkatkan ukuran pabriknya, memperluas angkatan kerja

penjualan dan produksinya, dan membeli lebih banyak

peralatan. Selama waktu-waktu perluasan yang cepat ini,

kebutuhan modal perusahaan yang sedang tumbuh menjadi

sama dengan kebutuhan modal perusahaan yang baru mulai.

Seperti halnya pemberi pinjaman modal tetap, pemberi

pinjaman modal pertumbuhan berharap dana tersebut

digunakan untuk memperbaiki profitabilitas dan posisi

arus kas perusahaan, sehingga menjamin pembayaran

kembali.

Walaupun ketiga jenis modal ini saling berkaitan,

masing-masing memiliki sumber, ciri, dan pengaruh

tertentu pada perusahaan dan pertumbuhan jangka

panjangnya yang berbeda-beda dan harus disadari oleh

wirausahawan.

 

2.2 Modal Ekuitas versus Modal Utang

Modal ekuitas (equity capital) merupakan investasi

pribadi dari seorang pemilik (atau beberapa pemilik)

dalam suatu perusahaan, dan kadang-kadang juga disebut

dengan modal risiko karena para investor ini menanggung

risiko terbesar akan kehilangan dana mereka jika

perusahaan tersebut gagal.

Akan tetapi, jika perusahaan berhasil, para pendiri dan

investor inilah juga yang mendapatkan keuntungan yang

kadang-kadang berjumlah cukup besar. Pendiri dan

investor awal Yahoo, Federal Express, Intel, dan

Microsoft menjadi multijutawansewaktu perusahaan mereka

akhirnya membuahkan hasil. Bagi wirausahawan, keuntungan

utama modal ekuitas adalah bahwa modal ini tidak harus

dibayar kembali seperti pada pinjaman. Investor ekuitas

berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan

(jika ada) dan biasanya memiliki suara berkaitan dengan

masa depan perusahaan.

Kelemahan utama dari modal ekuitas adalah bahwa

wirausahawan tersebut harus memberikan beberapa-kadang

kadang bahkan sebagian besar—dari kepemilikannya dalam

perusahaan kepada orang-orang luar. Walaupun 50 persen

dari jumlah total lebih baik daripada tidak sama sekali,

menyerahkan kendali perusahaan Anda dapat menjadi

membingungkan dan berbahaya.

Wirausahawan kemungkinan besar harus mengeluarkan lebih

banyak modal ekuitas untuk perusahaan mereka pada tahap

awal dibandingkan dengan pada tahap-tahap selanjutnya.

Untuk menghindari keharusan menyerahkan kendali utama

perusahaan sejak awal, para wirausahawan harus berusaha

keras untuk meluncurkan perusahaan mereka dengan uang

sesedikit mungkin.

Modal pinjaman (debt capital) adalah pembiayaan yang

didapatkan oleh pemilik perusahaan kecil dengan meminjam

dan harus dibayarkan kembali bersama dengan bunganya.

Tidak banyak wirausahawan yang memiliki tabungan pribadi

yang cukup untuk membiayai seluruh biaya awal perusahaan

kecil; kebanyakan harus bergantung pada bentuk-bentuk

modal pinjaman untuk menjalankan perusahaan mereka.

Jumlah pemberi pinjaman modal lebih banyak daripada

investor, namun pinjaman untuk perusahaan kecil tidak

mudah (atau mungkin bahkan lebih sulit) untuk diperoleh.

Walaupun modal pinjaman memungkinkan wirausahawan untuk

mempertahankan kepemilikan bisnis mereka, hal tersebut

dianggap sebagai kewajiban pada neraca dan harus

dibayarkan kembali dengan bunga di masa mendatang.

Selain itu, karena menganggap perusahaan kecil memiliki

risiko yang lebih besar dibandingkan dengan peminjam

dari perusahaan yang lebih besar, pemberi pinjaman

menerapkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pada

pinjaman kepada perusahaan kecil sebagai penerapan dari

prinsip risk-return tradeoff—semakin tinggi risiko, semakin

besar pengembalian yang diminta.

Sebagian besar perusahaan kecil membayar tingkat bunga

perdana (prime rate) —tingkat suku bunga yang diterapkan

oleh bank kepada pelanggan yang paling layak mendapatkan

kredit- ditambah beberapa poin persentase. Tetap saja,

biaya dari pembiayaan utang sering lebih rendah daripada

pembiayaan modal ekuitas. Oleh karena pemberian modal

ekuitas kepada perusahaan kecil berkaitan dengan risiko

yang lebih tinggi, para investor meminta bagian yang

lebih besar daripada lembaga-lembaga pemberi pinjaman.

Selain itu, tidak seperti pembiayaan ekuitas, pembiayaan

utang tidak membuat wirausahawan harus kehilangan

sebagian kepemilikannya di dalam perusahaan.

 

2.3Sifat-sifat Pembiayaan Utang

Pembiayaan utang mencakup dana yang dipinjam oleh

pemilik perusahaan kecil dan harus dibayarkan kembali

dengan bunga. Pemberi pinjaman modal utang lebih beragam

daripada investor, meskipun pinjaman perusahaan kecil

sulit (bahkan malah lebih sulit) untuk diperoleh.

Wirausahawan yang mencari modal pinjaman akan segera

berhadapan dengan kisaran pilihan kredit yang sangat

beragam dalam hal kompleksitas, ketersediaan, dan

fleksibilitas. Namun demikian, tidak semua sumber modal

pinjaman ini sama menguntungkannya. Dengan memahami

berbagai sumber modal ini-baik pemberi pinjaman

komersial maupun pemerintah- dan karakteristik mereka,

wirausahawan dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan

pinjaman.

Bank Umum

Bank umum merupakan jantung dari pasar keuangan, yang

memberikan jumlah dan ragam pinjaman terbesar kepada

bisnis kecil. Studi yang dilakukan oleh Small Business

Administration menyimpulkan bahwa bank umum memberikan

64 persen dari kredit yang tersedia untuk perusahaan

kecil, dibandingkan dengan 12,3 persen yang dipasok oleh

perusahaan keuangan umum, sumber pinjaman perusahaan

kecil terbesar berikutnya.

Bank cenderung bersifat konservatif dalam praktik

peminjaman mereka dan lebih suka memberikan pinjaman

kepada perusahaan kecil yang telah mantap daripada

perusahaan baru berdiri yang mempunyai risiko tinggi.

Seorang ahli memperkirakan bahwa hanya 5 sampai 8 persen

perusahaan yang baru berdiri memperoleh pembiayaan dari

bank. Bankir perlu melihat bukti rekam keberhasilan

perusahaan sebelum memberikan pinjaman. Mereka

memerhatikan operasi perusahaan di masa lalu dan juga

meneliti catatannya untuk memproyeksikan posisinya di

masa yang akan datang. Mereka menginginkan adanya bukti

stabilitas penjualan perusahaan dan kemampuan produk

atau jasa yang diproduksi perusahaan untuk menghasilkan

arus kas yang cukup untuk menjamin angsuran pinjaman.

Jika mereka hendak memberikan pinjaman kepada perusahaan

yang baru berjalan, bank ingin memiliki jaminan angsuran

pembayaran dengan cara melihat arus kas perusahaan yang

cukup, atau jaminan SBA untuk memastikannya.

Ketika mengevaluasi aplikasi pinjaman, bank berfokus

pada kapasitas perusahaan untuk dapat menciptakan arus

kas yang positif karena mereka mengetahui itulah sumber

uang yang akan digunakan untuk membayar pinjaman.

Pertanyaan pertama di benak bankir sewaktu meninjau

rencana bisnis seorang wirausahawan adalah “Dapatkah

perusahaan ini menghasilkan cukup uang untuk

mengembalikan pinjamannya?” Walaupun mereka bergantung

pada agunan untuk menjamin pinjaman mereka, hal terakhir

yang diinginkan bank adalah kegagalan pinjaman, yang

mermaksa mereka untuk menjual agunan (kadang-kadang pada

harga yang rendah) dan menggunakan hasilnya untuk

membayar pinjamannya. Itulah alasan bankir untuk

menekankan arus kas sewaktu menganalisis pinjamannya,

terutama bagi perusahaan yang baru berjalan.

Pinjaman Jangka Pendek. Pinjaman jangka pendek, yang

berdurasi kurang dari satu tahun, merupakan jenis

pinjaman paling umum yang diberikan ke perusahaan kecil.

Dana itu biasanya digunakan untuk menambah jumlah modal

kerja guna membiayai pembelian lebih banyak persediaan,

meningkatkan output, membiayai penjualan kredit pada

pelanggan, atau memanfaatkan diskon pembayaran tunai.

Hasilnya, pemilik perusahaan mampu mengembalikan

pinjaman setelah mengubah persediaan dan piutang menjadi

uang tunai. Terdapat beberapa jenis pinjaman jangka

pendek.

PINJAMAN KOMERSIAL (PINJAMAN BANK TRADISIONAL). Pinjaman

jangka pendek merupakan kekhususan yang ada di bank

umum. Pemilik bisnis menggunakan pinjaman komersial

untuk pengeluaran tertentu—untuk membeli peralatan atau

barang khusus, dan biasanya dibayarkan sekaligus dalam

waktu tiga sampai enam bulan. Ada dua jenis pinjaman

komersial: dengan agunan dan tanpa agunan. Pinjaman

dengan agunan adalah pinjaman yang akan dibayarkan

kembali oleh pihak peminjam dengan memberikan bunga

dalam sejumlah aset (agunan) kepada pihak bank. Walaupun

pinjaman dengan agunan memberi rasa aman kepada pihak

bank jika peminjam tidak mampu membayar pinjamannya,

pengelolaan dan pemeliharaan pinjaman dengan agunan jauh

lebih mahal. Dengan pinjaman tanpa agunan, bank

memberikan pinjaman kepada pemilik perusahaan tanpa

persyaratan bahwa peminjam harus menyerahkan agunan

tertentu untuk mendukung pinjaman tersebut jika terjadi

kegagalan. Sebelum bisa membuktikan kekuatan keuangan

yang memenuhi keinginan pihak bank, suatu perusahaan

kecil semacam itu mungkin tidak akan mendapatkan

pinjaman tanpa agunan. Baik dalam pinjaman dengan agunan

maupun tanpa agunan, wirausahawan diharapkan untuk

membayar total jumlah pinjaman pada saat jatuh tempo.

Kadang-kadang, bunga pinjaman dibayar di muka—yaitu,

dikurangi dari total jumlah yang dipinjam.

PAGU PINJAMAN. Salah satu persyaratan umum yang diajukan

wirausahawan kepadan bank dan perusahaan-perusahaan

keuangan komersial adalah untuk menetapkan pagu pinjaman

(line of credit), yaitu pinjaman jangka pendek dengan batasan

yang telah ditentukan menyediakan modal kerja bagi

operasi sehari-hari. Dengan pagu pinjaman yang telah

disetujui, pemilik perusahaan dapat meminjam sampai

batas maksimal yang telah ditentukan sebelumnya kapan

saja seklama setahun dengan cepat dan nyaman dengan cara

mengambil pinjaman untuk mereka sendiri. Bank membuat

pagu pinjaman yang bisa diperbarui mulai dari 90 hari

hingga beberapa tahun, dan biasanya membatasi pagu

pinjaman terbuka 40 sampai 50 persen dari modal kerja

perusahaan saat itu, walaupun mereka akan memberikan

pinjaman lebih besar dari bisnis musiman. Bankir bisa

meminta perusahaan untuk membayar lunas pagu pinjaman

mereka dalam setahun itu, mempertahankan saldo nol,

sebagai bukti bahwa pagu pinjaman tidak secara terus-

menerus menjadi penyokong. Seperti pinjaman komersial,

pagu pinjaman dapat dibuat dengan atau tanpa agunan.

Perusahaan biasanya membayar biaya penanganan yang kecil

(1 sampai 2 persen dari jumlah kredit maksimal) plus

bunga pada jumlah yang dipinjam—biasanya suku bungan

perdana ditambah tiga poin atau lebih.

FLOOR PLANNING. Floor planning adalah bentuk pembiayaan yang

sering diterapkan oleh peritel “barang-barang besar”

yang mudah dibedakan satu dari lainnya (biasanya dengan

nomor seri), seperti mobil, perahu, dan peralatan besar

lain. Sebagai contoh, bank umum membiayai pembelian

persediaan mobil Auto City dan menentukan bunga untuk

setiap mobil dan memegang hak atas mobil tersebut

sebagai jaminan. Auto City membayar bunga pada pinjaman

bulanan dan membayar angsuran pokoknya sambil menual

mobil tersebut. Semakin lama barang tersebut berada

dalam persediaan, semakin besar beban bunga yang harus

dibayar oleh pemilik bisnis. Bank dan floor planner sering

kali tidak mendukung peritel untuk menggunakan uang

mereka tanpa otorisasi dengan cara melaksanakan

pemeriksaan di tmpat umum untuk memverifikasi pembayaran

angsuran pokok langsung setelah barang-barang terjual.

Pinjaman Jangka Menengah dan Panjang.  Bank terutama dan

pertama-tama merupakan pemberi pinjaman modal jangka

pendek kepada bisnis kecil, walaupun ia juga bersedia

memberikan pinjaman jangka menengah dan panjang.

Pinjaman jangka menengah dan panjang, yang biasanya

menggunakan jaminan, berlaku untuk satu tahun atau lebih

lam dan biasanya dipakai untuk meningkatkan saldo modal

tetap dan pertumbuhan. Perusahaan kecil sering

menghadapi tantangan yang lebih besar untuk mendapatkan

pinjaman jangka menengah dan panjang karena bank

menganggap perusahaan kecil memiliki risiko yang lebih

besar. Bank umum memberikan pinjaman ini untuk

mendirikan pabrik, membeli real estat dan peralatan,

mengembangkan bisnis, serta investasi jangka panjang

lainnya. Pembayaran pinjaman biasanya dilakukan setiap

bulan atau setiap kuartal. Salah satu jenis pinjaman

jangka menengah yang umum adalah pinjaman angsuran

(installment loans), yang diberikan oleh bank kepada

perusahaan kecil untuk membeli peralatan fasilitas real

estat serta asset tetap lainnya. Dalam membiayai

peralatan, bank biasanya meminjamkan 60 sampai 80 persen

dari nilai peralatan kepada perusahaan kecil sebagai

ganti untuk bunga sekuritas dalam peralatan. Jadwal

amortisasi pinjaman biasanya bersamaan dengan lamanya

masa guna peralatan tersebut. Dalam membiayai real estat

(commercial mortgages), bank biasanya akan meminjamkan sampai

dengan 75 sampai 80 persen dari nilai property dan akan

memberikan jadwal pembayaran yang lebih lama yaitu 10

sampai 39 tahun.

Jenis pinjaman umum lainnya yang diberikan bank kepada

perusahaan kecil adalah term loan. Biasanya tanpa agunan,

bank memberikan pinjaman jenis ini kepada perusahaan

yang sejarah operasi bisnisnya memperlihatkan peluang

pembayaran yang baik atau tinggi. Meskipun demikian,

beberapa bank hanya membuat term loan dengan agunan. Term

loan memberlakukan pembatasan (disebut covenant) terhadap

keputusan bisnis yang dibuat wirausahawan sehubungan

dengan operasi perusahaannya. Sebagai contoh, term loan

mungkin menetapkan batasan gaji pemilik, melarang

pinjaman lain tanpa persetujuan bank, atau

mempertahankan rasio-rasio keuangan tertentu.

Wirausahawan harus memahami seluruh persyaratan yang

terkandung dalam term loan sebelum menerimanya.

Menyesuaikan jumlah dan tujuan suatu pinjaman dengan

jenis dan jangka waktu yang sesuai merupakan hal yang

penting.

Sumber Modal Utang Nonbank

Walaupun biasanya menjadi tujuan pertama para

wirausahawan ketika mencari modal utang, bank bukanlah

satu-satunya lembaga peminjaman. Banyak pilihan-pilihan

lain sumber modal utang lainnya yang dapat diandalkan

oleh wirausahawan untuk mendapatkan tambahan tunai bagi

perusahaan mereka.

Pemberi Pinjaman Berbasis Aset. Pemberi pinjaman

berbasis asset, yang biasanya adalah bank umum berskal

kecil, perusahaan pembiayaan umum, atau pemberi pinjaman

khusus, memungkinkan perusahaan kecil untuk meminjam

uang dengan cara menaruh asset menganggur seperti

piutang dagang, persediaan, atau pesanan pembelian

sebagai jaminan. Bentuk pembiayaan sangat cocok untuk

pabrik, pedagang besar, distributor, dan perusahaan lain

dengan persediaan atau piutang dagang yang cukup besar.

Bahkan, perusahaan yang tidak menguntungkan—yang laporan

keuntungannya tidak dapat meyakinkan pejabat pemberi

pinjaman untuk mendapatkan pinjaman konvensional—dapat

memperoleh pinjaman berdasarkan aset ini. Perusahaan

yang kurang uang, tetapi kaya akan aset biasanya dapat

menggunakan asset yang tidak produktif—piutang dagang,

persediaan, peralatan, dan pesanan pembelian—untuk

membiayai pertumbuhan yang cepat dan mengatasi krisis

uang tunai yang biasa menyertainya.

Sama seperti bank, pemberi pinjaman berbasis aset

mempertimbangkan arus kas perusahaan, tetapi mereka

lebih menaruh minat pada kualitas aset yang dijadikan

agunan. Jumlah uang yang dapat dipinjam perusahaan kecil

melalui pemberi pinjaman berdasarkan aset ini bergantung

pada advance rate, persentase nilai aset yang akan

dipinjamkan oleh pemberi pinjaman. Sebagai contoh,

perusahaan memberikan piutang dagang sebesar $100.000

dapat menegoisasikan advance rate sebesar 70 persen dan

berhak mendapatkan pinjaman berdasarkan aset sebesar

$70.000. Advance rate dapat menjadi sangat bervariasi

bergantung pada kualitas aset yang diagunkan dan pada

keinginan pemberi pinjaman. Oleh karena persediaan

merupakan aset yang tidak likuid (artinya sulit untuk

dijual), advance rate pada pinjaman berdasarkan persediaan

menjadi cukup rendah, biasanya 10 sampai 50 persen. Akan

tetapi, perusahaan yang memberikan piutang dagang

berkualitas tinggi sebagai jaminan mungkin dapat

menegoisasikan advance rate sampai dengan 85 persen. Jenis

pembiayaan berbasis aset yang paling umum digunakan

adalah piutang dagang diskonton dan pembiayaan

persediaan.

PIUTANG DAGANG DISKONTO. Bentuk kredit dengan agunan

paling banyak ditemui adalah pembiayaan piutang dagang.

Menurut pengaturan ini, perusahaan kecil memberikan

piutang dagang sebagai jaminan; sebaliknya, bank umum

memberikan pinjaman di muka kepada pemiliknya sebesar

nilai piutang dagang yang telah disepakati sebelumnya.

Akan tetapi, jumlah pinjaman yang ditawarkan ini tidak

sama dengan nilai nominal piutang dagang. Walaupun

menyaring provisi perusahaan tersebut dan hanya menerima

piutang yang memenuhi syarat, bank memberikan

kelonggaran untuk risiko yang tercakup karena beberapa

di antaranya akan dicoret sebagai piutang yang tidak

tertagih. Perusahaan kecil biasanya dapat meminjam uang

yang setara dengan 55 sampai 80 persen dari piutangnya,

bergantung pada kualitas piutang tersebut. Pada umumnya,

pemberi pinjama tidak mau menerima piutang yang telah

jatuh tempo.

PEMBIAYAAN PERSEDIAAN. Di sini, pinjaman perusahaan

kecil dijamin oleh persediaan bahan baku mentah, barang

dalam proses, barang dalam proses, dan persediaan barang

jadi milik perusahaan. Jika pemilik perusahaan gagal

membayar pinjamannya, bank dapat mengajukan klaim atas

persediaan perusahaan, menjualnya, dan menggunakan

hasilnya untuk melunasi pinjaman (dengan mengasumsikan

klaim bank tersebut lebih besar daripada klaim kreditor

lainnya). Oleh karena persediaan biasanya bukan

merupakan aset yang mudah dicairkan atau tidak likuid

dan nilainya sulit ditentukan, bank hanya bersedia

meminjamkan sebagian kecil dari nilainya, biasanya tidak

lebih dari 50 persen dari nilai persediaan tersebut.

Kunci untuk memenuhi kualifikasi pembiayaan persediaan;

adalah membuktikan bahwa suatu perusahaan memiliki

rencana atau proses yang memastikan bahwa persediaan

yang mendapatkan pinjaman tersebut dapat dijual cepat.

Pembiayaan berbasis aset adalah alat penggalang dana

yang sangat bagus, terutama untuk perusahaan kecil yang

memiliki potensi penjualan besar, tetapi rekam jejaknya

belum memadai untuk dapat memenuhi kualifikasi

peminjaman yang ditentukan oleh bank tradisional. Untuk

memastikan kualitas aset yang menjadi jaminan bagi

pinjaman yang mereka berikan, pemberi pinjaman harus

memonitor aset peminjam, membuat persyaratan

administrasi atas peminjam, terutama untuk perusahaan

yang baru pertama kali melakukan pinjaman. Selain itu,

Pinjaman berdasarkan aset menjadi lebih mahal

dibandingkan dengan pinjaman bank tradisional karena

tingginya biaya memperoleh dan mempertahakannya selain

tingginya risiko yang ada. Tingkat suku bunganya

biasanya dua sampai tujuh persen di atas suku bunga

perdana. Oleh karena perbedaan tingkat ini, pemilik

perusahaan kecil tidak boleh menggunakan pinjaman

berdasarkan aset untuk jangka panjang; strategi mereka

semestinya adalah mendapatkan kredit melalui pembiayaan

berbasis aset dan kemudian beralih pada pagu pinjaman.

Pembiayaan Pemasok. Banyak perusahaan kecil meminjam

uang dari para penjual dan pemasok mereka dalam bentuk

kredit usaha. Kredit usaha adalah sumber pembiayaan

penting bagi banyak wirausahawan. Pada dasarnya,

perusahaan menerima kredit usaha dari pemasok untuk

mendapatkan pinjaman jangka pendek bebas bunga senilai

harga barang yang dibeli. Kunci untuk mempertahankan

kredit usaha sebagai sumber dana adalah dengan memiliki

sejarah pembayaran yang konsisten dana andal dengan tiap

pemasok.

Pemasok Peralatan. Sebagian besar pemasok peralatan

mendorong pemilik perusahaan untuk membeli peralatan

mereka dengan cara membiayai pembeliannya. Metode

pembiayaan ini serupa dengan kredit perdagangan, tetapi

dengan persyaratan yang sedikit berbeda, yaitu dengan

sedikit uang muka dan sisa pembayaran selama masa guna

peralatannya (biasanya beberapa tahun). Pada beberapa

kasus, vendor akan membeli kembali peralatan dengan

nilai simpan di akhir masa gunanya dan menawarkan

perjanjian kredit atas peralatan baru kepada pemilik

perusahaan. Beberapa perusahaan mendapatkan pinjaman

untuk menyewa alih-alih untuk membeli aset tetap.

Perusahaan Pembiayaan Komersial. Perusahaan pembiayaan

komersial merupakan lembaga kedua setelah bank yang

memberikan pinjaman kepada perusahaan kecil dan bersedia

menoleransi risiko yang lebih besar dalam portofolio

pinjaman mereka. Pertimbangan utama mereka adalah

memperoleh kembali pinjaman mereka, tetapi penekanan

mereka lebih pada usaha mendapatkan bunga sekuritas pada

beberapa jenis jaminan, mengingat pinjaman berisiko

tinggi yang menyusun portofolio mereka. Oleh karena

perusahaan pembiayaan komersial bergantung pada jaminan

untuk memulihkan diri mereka setelah menderita kerugian,

mereka dapat memberikan pinjaman ke berbagai perusahaan

kecil dengan arus kas yang sangat tidak teratur atau ke

perusahaan yang belum menghasilkan laba. Namun, karena

pinjaman mereka berisiko lebih besar, perusahaan

pembiayaan menetapkan suku bunga yang lebih tinggi

dibandingkan dengan bank pada umumnya. Metode paling

lazim dalam memberikan kredit bisnis kecil adalah

berdasarkan aset-pinjaman pembiayaan piutang dagang dan

persediaan.

Asosiasi Simpan-Pinjam. Asosiasi simpan pinjam (saving and

loan association-S&L) mengkhususkan diri pada pinjaman untuk

properti perumahan. Selain peran tradisional mereka

untuk memberikan pinjaman bagi kepemilikan rumah

pribadi, S&L menawarkan pembiayaan untuk properti

komersial serta industri. Dalam pinjaman komersial atau

industrial pada umumnya, S&L akan meminjamkan hingga 80

persen dari nilai properti tersebut dengan jadwal

pembayaran hingga 30 tahun. Kebanyakan S&L enggan

meminjamkan uang untuk bangunan yang secara khusus

didesain bagi kebutuhan tertentu pelanggan. S&L

mengharapkan hipotek tersebut akan dibayar kembali dari

laba perusahaan di masa mendatang.

Stock Brokerage Houses. Pialang saham juga merambah

bisnis peminjaman, dan banyak diantaranya menawarkan

pinjaman kepada pelanggan mereka pada tingkat bunga yang

lebih rendah daripada bank. Margin Loan (pinjaman dari

pialang saham yang menggunakan saham dan obligasi dalam

portofolio pelanggan sebagai jaminan) ini memiliki

tingkat bunga yang lebih rendah karena jaminan yang

mendukung mereka- saham dan obligasi dalam portofolio

pelanggan-sangat berkualitas dan likuid. Margin

(maintenance) call terjadi manakala nilai portofolio

peminjaman turun dan pialang menarik kembali

pinjamannya, dan meminta pinjaman untuk menyediakan

lebih banyak uang dan sekuritas sebagai jaminan.

Perusahaan Asuransi. Perusahaan asuransi menawarkan dua

jenis pinjaman: pinjaman polis dan pinjaman hipotek.

Pinjaman polis (policy loan)diberikan atas dasar jumlah

uang yang dibayarkan melalui premi pada polis asuransi.

Biasanya dibutuhkan waktu dua tahun bagi polis asuransi

untuk mengakumulasi cukup uang sebagai jaminan bagi

suatu pinjaman. Jika nilai uang telah terakumulasi dalam

polis, seorang wirausahawan dapat meminjam sampai dengan

95 persen dari nilai tersebut untuk jangka waktu

tertentu. Pinjaman hipotek (mortgage loan) merupakan

pinjaman yang disediakan oleh perusahaan asuransi dalam

jangka panjang untuk nilai minimum properti sebesar

$500.000. pinjaman terutama didasakan pada nilai

properti yang telah dibeli. Perusahaan akuntansi akan

memberikan pinjaman sampai dengan 75 atau 80 persen dari

nilai suatu real estate,dan akan mengizinkan jadwal

pembayaran sekitar 25 atau 30 tahun sehingga pembayaran

tidak terlalu membebani arus kas perusahaan.

Koperasi Simpan Pinjam. Koperasi simpan pinjam (credit

union), koperasi keuangan nirlaba yang menawarkan

tabungan dan menyediakan kredit bagi para anggotanya,

merupakan tempat terbaik untuk melakukan pinjaman demi

membeli barang konsumsi dan mobil. Akan tetapi, banyak

diantara koperasi semacam itu yang saat ini mau

meminjamkan uang kepada anggotanya untuk membuka bisnis.

Koperasi simpan pinjam tidak memberikan pinjaman pada

setiap orang, agar memenuhi persyaratan menerima

pinjaman, seorang wirausahawan harus menjadi anggota

dari koperasi tersebut. Praktik-praktik peminjaman pada

koperasi simpan-pinjam hampir sama dengan bank, tetapi

mereka biasanya bersedia memberikan pinjaman dalam

jumlah yang lebih kecil.

Obligasi. Obligasi, yang merupakan korporasi IOU, selalu

menjadi sumber pembiayaan utang yang populer di antara

perusahaan-perusahaan besar. Walaupun bisnis berskala

kecil bukan merupakan kandidat yang potensial untuk

mengeluarkan obligasi, semakin banyak perusahaan kecil

yang mendapatkan pembiayaan yang mereka perlukan melalui

obligasi sewaktu bank dan pinjaman lainnya menolaknya.

Kelemahan obligasi adalah jika penerbitnya adalah

privat, perusahaan tersebut harus mendaftarkan penawaran

dan memasukkan laporan periodik ke SEC. Selain itu,

perusahaan penerbit harus mengikuti peraturan yang sama

yang mengatur bisnis dalam menjual saham ke investor

umum.

Penempatan Privat. Suatu penempatan privat melibatkan

penjualan utang kepada satu atau sejumlah kecil

investor, biasanya perusahaan asuransi atau dana

pensiun. Utang penempatan privat merupakan sebuah

hibrida antara pinjaman konvensional dan obligasi. Akan

tetapi, syarat-syaratnya dapat ditetapkan sesuai dengan

kebutuhan pribadi peminjamnya. Sekuritas swasta

menawarkan beberapa keuntungan lebih jika dibandingkan

dengan pinjaman standar dari bank. Pertama, mereka

biasanya memberikan tingkat bunga tetap, bukan tingkat

bunga variabel yang biasa ditetapkan oleh bank. Kedua,

jatuh tempo penempatan privat lebih lama daripada

sebagian besar pinjaman bank. Penempatan privat tidak

memerlukan adanya konsultan bankir investasi yang mahal.

Perusahaan Investasi Bisnis Kecil. Perusahaan investasi

bisnis kecil (Small Business Investment Compsnies-SBIC) merupakan

lembaga keuangan swasta yang diberi lisensi dan diatur

oleh SBA. Terdapat 418 SBIC di AS, dan mereka

menggunakan kombinasi utang jaminan modal ekuitas dan

pemerintah federal untuk menyediakan modal jangka

panjang bagi bisnis-bisnis kecil. Akan tetapi, karena

berbagai perubahan dalam struktur keuangan yang mereka

lakukan beberapa tahun belakangan, SBIC kini lebih siap

untuk berinvestasi dalam perusahaan yang baru berdiri.

SBIC dapat menyediakan pembiayaan utang maupun ekuitas

kepada bisnis-bisnis kecil. Oleh karena peraturan SBA

memengaruhi pengaturan pembiayaan yang dapat ditawarkan

oleh SBIC, sebagian besar SBIC memberikan investasi

mereka sebagai pinjaman dengan pilihan untuk

mengonversikan alat utang menjadi modal sendiri di

kemudian hari. Bentuk pembiayan SBIC yang paling umum

ditemui (dalam urutan frekuensinya) adalah pinjaman

dengan pilihan membeli saham, convertible debenture, pinjaman

langsung (straight loan), dan saham preferen.

c. Perusahaan Peminjaman Bisnis Kecil ( Smal Business

Lending Companies- SBLC) hanya memberikan pinjaman

bergaransi SBA untuk jangka menengah dan jangka panjang.

Sebagian besar pinjaman SBLC berlaku sampai minimal 10

tahun. Tingkat bunga maksimum untuk pinjaman  tujuh

tahun atau lebih adalah 2,75 persen diatas tingkat bunga

utama, untuk pinjaman berjangka waktu lebih rendah,

batasnya adalah 2,25 persen diatas tingkat bunga

perdana. Ciri lain dari pinjaman SBLC adalah kemampuan

SBLC untuk menawarkan pinjaman kepada perusahaan di

daerah rawan. Banyak perusahaan memiliki SBLC negara,

memberi mereka dasar permodalan yang solid.

2.4 Metode-Metode Pembiayaan Internal

Perusahaan seharusnya tidak  boleh bergantung pada

lembaga keuangan dan badan pemerintahan untuk

mendapatkan suntikan modal, melainkan mengembangkan dan

memiliki kapasitas untuk memperoleh modalnya sendiri.

Jenis pembiayaan ini, yang disebut pembiayaan bootstrap,

tersedia bagi perusahan kecil dan mencakup factoring,

strategi menyewa alih-alih membeli peralatan yang

diperlukan, menggunakan kartu kredit, dan mengelola

bisnis secara sederhana.

Pemfaktoran Piutang Dagang

Alih-alih menaruh penjualan kredit dalam bukunya sendiri

(beberapa di antaranya tidak pernah ditagih), perusahaan

kecil dapat menjual hak piutang dagangnya kepada suatu

faktor. Faktor (factor) membeli piutang dagang perusahaan

dan membayarnyadalam dua bagian. Pembayaran pertama,

yang dilakukan langsung oleh faktor, adalah sebesar 50

sampai 80 persen dari nilai piutang yang telah disetujui

bersama (dan biasanya dengan harga diskon). Faktor

membuat pembayaran kedua sebesar 15 hingga 18 persen,

yang merupakan saldo dikurangi biaya jasa faktor

tersebut, ketika pelanggan yang sebenarnya membayar

faktur kredit. Pemfaktoran merupakan jenis pembayaran

yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pinjaman

dari bank maupun perusahaan pembiiayaan umum, tetapi

bagi perusahaan yang tidak memenuhi syarat untuk

mendapatkan pinjaman-pinjaman dari lembaga keuangan

tradisional semacam itu, pendekatan ini menjadi satu-

satunya pilihan.

Transaksi pemfaktoran bisa berupa dengan penolong atau

tanpa penolong. Di dalam transaksi dengan penolong,

tanggung jawab terhadap pelanggan yang gagal membayar

utangnya berada pada pemilik perusahaan kecil. Pemilik

tersebut harus menarik piutang dagang yang tidak bisa

ditagih. Akan tetapi, di bawah perjanjian tanpa penolong

pemiliknya melepaskan tanggung jawab menagihnya. Jika

beberapa rekening tidak bisa di tagih, faktor tersebut

akan menanggung kerugiannya. Faktor akan memotong dua

hingga 40 peren dari nilai nominal piutang dagang

perusahaan, bergantung pada empat kondisi berikut.

Kekuatan keuangan dan peringkat kredit pelanggan

perusahan kecil tersebut.

Industri dan industri pelanggannya karena beberapa

industri memiliki reputasi melakukan pembayaran

yang lambat

Sejarah dan kekuatan perusahaan yang bersangkutan,

terutama dalam perjanjian yang diatur dengan

penolong

Kebijakan kredit

Tingkat bunga diskonto dalam perjanjian tanpa penolong

lebih tinggi daripada tingkat bunga diskonto dengan

penolong karena tingkat risiko yang lebih tinggi bagi

faktor.

Sewa

Sewa merupakan teknik pembiayaan bootstrap yang umum

ditemui. Dewasa ini, perusahaan kecil dapat melakukan

sewa untuk hampir setiap jenis aset, dari ruangan kantor

dan telepon hingga komputer dan peralatan berat. Dengan

menyewa aset yang mahal, pemilik perusahaan kecil bisa

menggunakan aset tersebut tanpa menyediakan modal yang

berharga selama periode waktu yang lama. Dengan kata

lain, manajer dapat mengurangi persyaratan modal jangka

panjang dari perusahaan dengan cara melakukan sewa

peralatan dan fasilitas, dan ia tidak menginvestasikan

modalnya dalam aset yang mengalami penyusutan. Selain

itu, karena tidak perlu menyediakan uang muka dan karena

biaya aset tersebut disebarkan dalam waktu yang lebih

lama (menurunkan pembayaran bulanan), arus kas

perusahaan dapat diperbaiki.

Kartu Kredit

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh small Business

Administration melaporkan bahwa selain tabungan pribadi,

sumber pembiayaan yang paling umum digunakan oleh

perusahaan baru adalah kartu kredit. Mendapatkan biaya

awal bisnis dengan menggunakan kartu kredit yang

membebankan sukku bunga tahunan sebesar 21 persen atau

lebih merupakan hal yang mahal dan beresiko, tetapi

beberapa wirausahawan tidak memiliki pilihan lain.

BAB III

PENUTUP

 

3.1 KESIMPULAN

Modal adalah setiap bentuk kekayaan yang dimiliki untuk

memproduksi lebih banyak kekayaan. Ketiga bentuk modal

yang biasanya diidentifikasi: modal tetap, modal kerja,

dan modal pertumbuhan. Modal tetap digunakan untuk

membeli aset permanen atau aset tetap perusahaan; modal

kerja mewakili dana sementara perusahaan tersebut dan

digunakan untuk mendukung operasi normal jangka pendek;

kebutuhan akan modal pertumbuhan timbul sewaktu

perusahaan yang telah berjalan bermaksud untuk atau

sedang memperluas atau mengubah arah utama mereka.

Pembiayaan ekuitas mencerminkan investasi pribadi dengan

pemilik (atau para pemilik), dan hal itu memiliki

keuntungan karena tidak ada keharusan untuk

mengembalikannya beserta bunga. Modal utang adalah

pembiayaan yang dipinjam oleh perusahaan kecildan harus

dibayarkan kembali dengan bunga. Utang tidak

mengharuskan wirausahawan untuk menyerahkan

kepemilikannya dalam perusahaan.

Banyak bank komersial menawarkan jenis-jenis pinjaman

walaupun mereka termasuk pemberi pinjaman yang

konservatif. Pinjaman bank jangka pendek biasanya

mencakup pinjaman komersial, pagu pinjaman, piutang

dagang berdiskonto, pembiayaan persediaan, dan floor

planning.

Pemilik perusahaan kecil dapat pula mencari modal

didalam perusahaan mereka sendiri. Dengan pemfaktoran

piutang dagang, strategi menyewa peralatan alih-alih

membelinya, dan pengurangan biaya, para pemilik bisa

mengonversi pasokan mereka menjadi modal