Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini didasari untuk memenuhi tugas
kuliah Kewirausahaan sebagai Mata Kuliah wajib yang
memiliki bobot 3 SKS. Tujuan dari tugas ini adalah
menjelaskan sumber-sumber dana melalui utang dan ekuitas
untuk perencanaan kebutuhan modal, perbedaan modal
ekuitas dengan modal utang, sifat-sifat pembiayaan
piutang, dan metode-metode pembiayaan internal.
Mengumpulkan uang untuk memulai suatu usaha baru selalu
menjadi tantangan bagi wirausahawan. Pasar modal
berfluktuasi sesuai dengan keadaan pasar saham, kondisi
perekonomian keseluruhan, dan keberuntungan investor.
Perubahan pada salah satu atau beberapa bagian tersebut
akan memengaruhi yang lain sehingga usaha mencari
pembiayaan mirip dengan naik roller coaster yang bergerak
sangat cepat dan liar.
Dewasa ini, tantangan menarik modal untuk memulai atau
memperluas perusahaan masih tetap ada. Kebanyakan
wirausahawan, terutama mereka yang bergerak di sektor
industri yang kurang glamor atau mereka yang baru saja
mulai, menghadapi kesulitan menemukan sumber-sumber dana
dari luar. Banyak bank menghindari pemberian pinjaman
untuk perusahaan yang baru mulai, pemberian modal
ventura pun menjadi semakin berhati-hati memandang
risiko dan memindahkan investasi mereka dari perusahaan
yang baru mulai ke perusahaan yang telah lama berdiri.
Investor swasta semakin berhati-hati, dan penawaran
saham umum menjadi pilihan yang berlaku hanya untuk
segelintir perusahaan yang tumbuh dengan catatan yang
mengesankan. Hasilnya adalah krisis kredit bagi sebagian
besar wirausahawan yang berusaha mendapatkan modal awal
dalam jumlah kecil hingga menengah. Wirausahawan dan
pemilik perusahaan yang memerlukan modal antara $100.000
hingga $3 juta merupakan mereka yang terkena guncangan
paling hebat karena adanya kevakuman dalam tingkatan
pembiayaan tersebut.
Akibat krisi modal, kebutuhan modal untuk bisnis menjadi
lebih besar daripada sebelumnya. Pada waktu mencari
modal untuk memulai perusahaan, wirausahawan harus
mengingat beberapa ‘rahasia’ keberhasilan pembiayaan
v Memilih sumber-sumber modal yang tepat bagi bisnis
sama pentingnya dengan memilih bentuk kepemilikan atau
lokasi yang tepat.
v Uangnya ada, kuncinya adalah mengetahui dimana harus
mencari dan menemukannya
v Mengumpulkan uang butuh waktu dan usaha
v Kretivitas sangat berpengaruh
v World Wide Web menyediakan sumber informasi yang
sangat luas yang dapat dimanfaatkan oleh wirausahawan
untuk mendapatkan pembiayaan, gunakan.
v Persiapkan diri sebaik-baiknya sebelum mendekati
calon pemberi pinjaman dan investor
v Wirausahawan tidak boleh terlalu yakin bahwa
“hubungan dekat” antara dirinya, perusahaan, dan sumber
pembiayaannya sudah cukup.
Alih-alih hanya bergantung pada sumber dana tunggal
seperti yang mereka miliki di masa lampau. Wirausahawan
harus mengumpulkan modal dari berbagai sumber, dan
metode ini dikenal dengan istilah pembiayaan berlapis
(layered financing).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Tujuan Instruksi Khusus mata kuliah
Kewirausahaan, masalah yang dibahas adalah mengenai
Sumber-sumber Dana: Utang dan Ekuitas. Dengan pokok
bahasan lebih spesifik yaitu:
1. Bagaimana Perencanaan Kebutuhan Modal ?
2. Apa perbedaan Modal Ekuitas dengan Modal Utang ?
3. Apa saja Sifat-sifat Pembiayaan Utang ?
4. Metode-metode apakah yang ada untuk Pembiayaan
Internal ?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini di bagi menjadi 2 yaitu, tujuan
umum dan khusus:
1.3.1. Tujuan Umum
1. Memahami Perencanaan Kebutuhan Modal
2. Memahami Modal Ekuitas versus Modal Utang
3. Mengetahui Sifat-sifat Pembiayaan Utang
4. Mengetahui Metode-metode Pembiayaan Internal
5. Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca
makalah
1.3.2 Tujuan Khusus
Memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintahan.
1.4. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa agar dapat
mengetahui dan memahami lebih rinci tentang proses
penyusunan Sebagai wacana awal bagi penyusunan
karya tulis selanjutnya.
2. Sebagai literature untuk lebih memahami kegiatan
kewirausahaan.
1.5. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan Karya Tulis ini, metodologi penelitian
yang digunakan adalah :
1. Studi pustaka yaitu dengan mencari referensi dari
buku-buku yang berkaitan dengan penulisan karya
tulis ini
2. Penjelajahan internet yaitu dengan mencari beberapa
informasi di mesin pencari yang tidak penulis tidak
dapatkan dari buku-buku
BAB II
PEMBAHASAN
SUMBER-SUMBER DANA: PIUTANG DAN EKUITAS
2.1Perencanaan Kebutuhan Modal
Untuk menjadi wirausahawan yang berhasil, seseorang
harus ahli penggalang dana, sebuah pekerjaan yang
biasanya memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak
daripada yang dibayangkan oleh sebagian besar pendiri
bisnis. Pada perusahaan yang baru diluncurkan,
pengumpulan dana bisa dengan cepat menyita kira-kira
setengah dari seluruh waktu wirausahawan dan bisa
selesai dalam waktu berbulan-bulan. Selain itu, banyak
wirausahawan yang menyadari pentingnya untuk selalu
menambah modal demi perusahaan mereka yang berkembang
dengan cepat.
Modal (capital) adalah segala bentuk kekayaan yang
digunakan untuk memproduksi kekayaan yang lebih banyak
lagi untuk perusahaan. Dalam perusahaan, modal memiliki
beragam bentuk, termasuk kas, persediaan, pabrik, dan
peralatan. Wirausahawan harus merencanakan ketiga jenis
modal berikut ini:
i. Modal Tetap
Modal Tetap (fixed capital) adalah modal yang diperlukan
untuk membeli asset tetap atau permanen, seperti
bangunan, tanah, computer, dan perlengkapan. Uang yang
diinvestasikan dalam aset tetap ini sifatnya cenderung
beku karena tidak dapat digunakan untuk tujuan lain.
Biasanya, diperlukan sejumlah besar uang untuk membeli
aset tetap, dan kredit pun biasanya diberikan dalam
jangka panjang. Pemberi pinjaman modal tetap berharap
asset yang telah dibeli digunakan untuk memperbaiki
efisiensi dan juga meningkatkan profitabilitas
perusahaan, selain juga untuk menciptakan perbaikan arus
kas yang pada gilirannya akan menjamin pembayaran
kembali.
ii. Modal Kerja
Modal Kerja (working capital) merepresentasikan dana-
dana temporer perusahaan; modal tersebut digunakan untuk
mendukung operasi normal perusahaan dalam jagka pendek.
Akuntan menyebutkan modal kerja sebagai asset lancar
dikurangi kewajiban lancar. Kebutuhan akan modal kerja
meningkat dikarenakan adanya ketidakseimbangan dalam
arus kas masuk dan keluar dari bisnis akibat fluktuasi
musiman yang biasa terjadi. Penjualan kredit, penjualan
musiman, atau perubahan permintaan yang tidak dapat
diramalkan akan menciptakan fluktuasi dalam arus kas
perusahaan kecil. Modal kerja biasanya digunakan untuk
membeli persediaan, membayar tagihan, membiayai
penjualan kredit, membayar upah dan gaji, serta
mengatasi berbagai kondisi darurat yang tidak terduga.
Pemberi pinjaman modal kerja berharap bahwa modal ini
dapat memproduksi arus kas yang lebih tinggi guna
memastikan pembayaran kembali pada akhir siklus
produksi/penjualan.
iii. Modal Pertumbuhan
Modal Pertumbuhan (growth capital), tidak seperti modal
kerja, tidak berkaitan dengan fluktuasi musiman dari
perusahaan kecil. Sebaliknya, kebutuhan akan modal
pertumbuhan muncul manakal perusahaan yang telah
berjalan mulai melakukan perluasan atau mengubah arah
utamanya. Misalnya, sebuah pemanufaktur kecil pembuat
chip silikon untuk computer melihat perusahaannya meroket
dalam waktu singkat. Dengan pemesanan chip yang terus
berdatangan, perusahaan yang tengah berkembang tersebut
memerlukan suntikan dana yang ckup besar untuk
meningkatkan ukuran pabriknya, memperluas angkatan kerja
penjualan dan produksinya, dan membeli lebih banyak
peralatan. Selama waktu-waktu perluasan yang cepat ini,
kebutuhan modal perusahaan yang sedang tumbuh menjadi
sama dengan kebutuhan modal perusahaan yang baru mulai.
Seperti halnya pemberi pinjaman modal tetap, pemberi
pinjaman modal pertumbuhan berharap dana tersebut
digunakan untuk memperbaiki profitabilitas dan posisi
arus kas perusahaan, sehingga menjamin pembayaran
kembali.
Walaupun ketiga jenis modal ini saling berkaitan,
masing-masing memiliki sumber, ciri, dan pengaruh
tertentu pada perusahaan dan pertumbuhan jangka
panjangnya yang berbeda-beda dan harus disadari oleh
wirausahawan.
2.2 Modal Ekuitas versus Modal Utang
Modal ekuitas (equity capital) merupakan investasi
pribadi dari seorang pemilik (atau beberapa pemilik)
dalam suatu perusahaan, dan kadang-kadang juga disebut
dengan modal risiko karena para investor ini menanggung
risiko terbesar akan kehilangan dana mereka jika
perusahaan tersebut gagal.
Akan tetapi, jika perusahaan berhasil, para pendiri dan
investor inilah juga yang mendapatkan keuntungan yang
kadang-kadang berjumlah cukup besar. Pendiri dan
investor awal Yahoo, Federal Express, Intel, dan
Microsoft menjadi multijutawansewaktu perusahaan mereka
akhirnya membuahkan hasil. Bagi wirausahawan, keuntungan
utama modal ekuitas adalah bahwa modal ini tidak harus
dibayar kembali seperti pada pinjaman. Investor ekuitas
berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan
(jika ada) dan biasanya memiliki suara berkaitan dengan
masa depan perusahaan.
Kelemahan utama dari modal ekuitas adalah bahwa
wirausahawan tersebut harus memberikan beberapa-kadang
kadang bahkan sebagian besar—dari kepemilikannya dalam
perusahaan kepada orang-orang luar. Walaupun 50 persen
dari jumlah total lebih baik daripada tidak sama sekali,
menyerahkan kendali perusahaan Anda dapat menjadi
membingungkan dan berbahaya.
Wirausahawan kemungkinan besar harus mengeluarkan lebih
banyak modal ekuitas untuk perusahaan mereka pada tahap
awal dibandingkan dengan pada tahap-tahap selanjutnya.
Untuk menghindari keharusan menyerahkan kendali utama
perusahaan sejak awal, para wirausahawan harus berusaha
keras untuk meluncurkan perusahaan mereka dengan uang
sesedikit mungkin.
Modal pinjaman (debt capital) adalah pembiayaan yang
didapatkan oleh pemilik perusahaan kecil dengan meminjam
dan harus dibayarkan kembali bersama dengan bunganya.
Tidak banyak wirausahawan yang memiliki tabungan pribadi
yang cukup untuk membiayai seluruh biaya awal perusahaan
kecil; kebanyakan harus bergantung pada bentuk-bentuk
modal pinjaman untuk menjalankan perusahaan mereka.
Jumlah pemberi pinjaman modal lebih banyak daripada
investor, namun pinjaman untuk perusahaan kecil tidak
mudah (atau mungkin bahkan lebih sulit) untuk diperoleh.
Walaupun modal pinjaman memungkinkan wirausahawan untuk
mempertahankan kepemilikan bisnis mereka, hal tersebut
dianggap sebagai kewajiban pada neraca dan harus
dibayarkan kembali dengan bunga di masa mendatang.
Selain itu, karena menganggap perusahaan kecil memiliki
risiko yang lebih besar dibandingkan dengan peminjam
dari perusahaan yang lebih besar, pemberi pinjaman
menerapkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pada
pinjaman kepada perusahaan kecil sebagai penerapan dari
prinsip risk-return tradeoff—semakin tinggi risiko, semakin
besar pengembalian yang diminta.
Sebagian besar perusahaan kecil membayar tingkat bunga
perdana (prime rate) —tingkat suku bunga yang diterapkan
oleh bank kepada pelanggan yang paling layak mendapatkan
kredit- ditambah beberapa poin persentase. Tetap saja,
biaya dari pembiayaan utang sering lebih rendah daripada
pembiayaan modal ekuitas. Oleh karena pemberian modal
ekuitas kepada perusahaan kecil berkaitan dengan risiko
yang lebih tinggi, para investor meminta bagian yang
lebih besar daripada lembaga-lembaga pemberi pinjaman.
Selain itu, tidak seperti pembiayaan ekuitas, pembiayaan
utang tidak membuat wirausahawan harus kehilangan
sebagian kepemilikannya di dalam perusahaan.
2.3Sifat-sifat Pembiayaan Utang
Pembiayaan utang mencakup dana yang dipinjam oleh
pemilik perusahaan kecil dan harus dibayarkan kembali
dengan bunga. Pemberi pinjaman modal utang lebih beragam
daripada investor, meskipun pinjaman perusahaan kecil
sulit (bahkan malah lebih sulit) untuk diperoleh.
Wirausahawan yang mencari modal pinjaman akan segera
berhadapan dengan kisaran pilihan kredit yang sangat
beragam dalam hal kompleksitas, ketersediaan, dan
fleksibilitas. Namun demikian, tidak semua sumber modal
pinjaman ini sama menguntungkannya. Dengan memahami
berbagai sumber modal ini-baik pemberi pinjaman
komersial maupun pemerintah- dan karakteristik mereka,
wirausahawan dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan
pinjaman.
Bank Umum
Bank umum merupakan jantung dari pasar keuangan, yang
memberikan jumlah dan ragam pinjaman terbesar kepada
bisnis kecil. Studi yang dilakukan oleh Small Business
Administration menyimpulkan bahwa bank umum memberikan
64 persen dari kredit yang tersedia untuk perusahaan
kecil, dibandingkan dengan 12,3 persen yang dipasok oleh
perusahaan keuangan umum, sumber pinjaman perusahaan
kecil terbesar berikutnya.
Bank cenderung bersifat konservatif dalam praktik
peminjaman mereka dan lebih suka memberikan pinjaman
kepada perusahaan kecil yang telah mantap daripada
perusahaan baru berdiri yang mempunyai risiko tinggi.
Seorang ahli memperkirakan bahwa hanya 5 sampai 8 persen
perusahaan yang baru berdiri memperoleh pembiayaan dari
bank. Bankir perlu melihat bukti rekam keberhasilan
perusahaan sebelum memberikan pinjaman. Mereka
memerhatikan operasi perusahaan di masa lalu dan juga
meneliti catatannya untuk memproyeksikan posisinya di
masa yang akan datang. Mereka menginginkan adanya bukti
stabilitas penjualan perusahaan dan kemampuan produk
atau jasa yang diproduksi perusahaan untuk menghasilkan
arus kas yang cukup untuk menjamin angsuran pinjaman.
Jika mereka hendak memberikan pinjaman kepada perusahaan
yang baru berjalan, bank ingin memiliki jaminan angsuran
pembayaran dengan cara melihat arus kas perusahaan yang
cukup, atau jaminan SBA untuk memastikannya.
Ketika mengevaluasi aplikasi pinjaman, bank berfokus
pada kapasitas perusahaan untuk dapat menciptakan arus
kas yang positif karena mereka mengetahui itulah sumber
uang yang akan digunakan untuk membayar pinjaman.
Pertanyaan pertama di benak bankir sewaktu meninjau
rencana bisnis seorang wirausahawan adalah “Dapatkah
perusahaan ini menghasilkan cukup uang untuk
mengembalikan pinjamannya?” Walaupun mereka bergantung
pada agunan untuk menjamin pinjaman mereka, hal terakhir
yang diinginkan bank adalah kegagalan pinjaman, yang
mermaksa mereka untuk menjual agunan (kadang-kadang pada
harga yang rendah) dan menggunakan hasilnya untuk
membayar pinjamannya. Itulah alasan bankir untuk
menekankan arus kas sewaktu menganalisis pinjamannya,
terutama bagi perusahaan yang baru berjalan.
Pinjaman Jangka Pendek. Pinjaman jangka pendek, yang
berdurasi kurang dari satu tahun, merupakan jenis
pinjaman paling umum yang diberikan ke perusahaan kecil.
Dana itu biasanya digunakan untuk menambah jumlah modal
kerja guna membiayai pembelian lebih banyak persediaan,
meningkatkan output, membiayai penjualan kredit pada
pelanggan, atau memanfaatkan diskon pembayaran tunai.
Hasilnya, pemilik perusahaan mampu mengembalikan
pinjaman setelah mengubah persediaan dan piutang menjadi
uang tunai. Terdapat beberapa jenis pinjaman jangka
pendek.
PINJAMAN KOMERSIAL (PINJAMAN BANK TRADISIONAL). Pinjaman
jangka pendek merupakan kekhususan yang ada di bank
umum. Pemilik bisnis menggunakan pinjaman komersial
untuk pengeluaran tertentu—untuk membeli peralatan atau
barang khusus, dan biasanya dibayarkan sekaligus dalam
waktu tiga sampai enam bulan. Ada dua jenis pinjaman
komersial: dengan agunan dan tanpa agunan. Pinjaman
dengan agunan adalah pinjaman yang akan dibayarkan
kembali oleh pihak peminjam dengan memberikan bunga
dalam sejumlah aset (agunan) kepada pihak bank. Walaupun
pinjaman dengan agunan memberi rasa aman kepada pihak
bank jika peminjam tidak mampu membayar pinjamannya,
pengelolaan dan pemeliharaan pinjaman dengan agunan jauh
lebih mahal. Dengan pinjaman tanpa agunan, bank
memberikan pinjaman kepada pemilik perusahaan tanpa
persyaratan bahwa peminjam harus menyerahkan agunan
tertentu untuk mendukung pinjaman tersebut jika terjadi
kegagalan. Sebelum bisa membuktikan kekuatan keuangan
yang memenuhi keinginan pihak bank, suatu perusahaan
kecil semacam itu mungkin tidak akan mendapatkan
pinjaman tanpa agunan. Baik dalam pinjaman dengan agunan
maupun tanpa agunan, wirausahawan diharapkan untuk
membayar total jumlah pinjaman pada saat jatuh tempo.
Kadang-kadang, bunga pinjaman dibayar di muka—yaitu,
dikurangi dari total jumlah yang dipinjam.
PAGU PINJAMAN. Salah satu persyaratan umum yang diajukan
wirausahawan kepadan bank dan perusahaan-perusahaan
keuangan komersial adalah untuk menetapkan pagu pinjaman
(line of credit), yaitu pinjaman jangka pendek dengan batasan
yang telah ditentukan menyediakan modal kerja bagi
operasi sehari-hari. Dengan pagu pinjaman yang telah
disetujui, pemilik perusahaan dapat meminjam sampai
batas maksimal yang telah ditentukan sebelumnya kapan
saja seklama setahun dengan cepat dan nyaman dengan cara
mengambil pinjaman untuk mereka sendiri. Bank membuat
pagu pinjaman yang bisa diperbarui mulai dari 90 hari
hingga beberapa tahun, dan biasanya membatasi pagu
pinjaman terbuka 40 sampai 50 persen dari modal kerja
perusahaan saat itu, walaupun mereka akan memberikan
pinjaman lebih besar dari bisnis musiman. Bankir bisa
meminta perusahaan untuk membayar lunas pagu pinjaman
mereka dalam setahun itu, mempertahankan saldo nol,
sebagai bukti bahwa pagu pinjaman tidak secara terus-
menerus menjadi penyokong. Seperti pinjaman komersial,
pagu pinjaman dapat dibuat dengan atau tanpa agunan.
Perusahaan biasanya membayar biaya penanganan yang kecil
(1 sampai 2 persen dari jumlah kredit maksimal) plus
bunga pada jumlah yang dipinjam—biasanya suku bungan
perdana ditambah tiga poin atau lebih.
FLOOR PLANNING. Floor planning adalah bentuk pembiayaan yang
sering diterapkan oleh peritel “barang-barang besar”
yang mudah dibedakan satu dari lainnya (biasanya dengan
nomor seri), seperti mobil, perahu, dan peralatan besar
lain. Sebagai contoh, bank umum membiayai pembelian
persediaan mobil Auto City dan menentukan bunga untuk
setiap mobil dan memegang hak atas mobil tersebut
sebagai jaminan. Auto City membayar bunga pada pinjaman
bulanan dan membayar angsuran pokoknya sambil menual
mobil tersebut. Semakin lama barang tersebut berada
dalam persediaan, semakin besar beban bunga yang harus
dibayar oleh pemilik bisnis. Bank dan floor planner sering
kali tidak mendukung peritel untuk menggunakan uang
mereka tanpa otorisasi dengan cara melaksanakan
pemeriksaan di tmpat umum untuk memverifikasi pembayaran
angsuran pokok langsung setelah barang-barang terjual.
Pinjaman Jangka Menengah dan Panjang. Bank terutama dan
pertama-tama merupakan pemberi pinjaman modal jangka
pendek kepada bisnis kecil, walaupun ia juga bersedia
memberikan pinjaman jangka menengah dan panjang.
Pinjaman jangka menengah dan panjang, yang biasanya
menggunakan jaminan, berlaku untuk satu tahun atau lebih
lam dan biasanya dipakai untuk meningkatkan saldo modal
tetap dan pertumbuhan. Perusahaan kecil sering
menghadapi tantangan yang lebih besar untuk mendapatkan
pinjaman jangka menengah dan panjang karena bank
menganggap perusahaan kecil memiliki risiko yang lebih
besar. Bank umum memberikan pinjaman ini untuk
mendirikan pabrik, membeli real estat dan peralatan,
mengembangkan bisnis, serta investasi jangka panjang
lainnya. Pembayaran pinjaman biasanya dilakukan setiap
bulan atau setiap kuartal. Salah satu jenis pinjaman
jangka menengah yang umum adalah pinjaman angsuran
(installment loans), yang diberikan oleh bank kepada
perusahaan kecil untuk membeli peralatan fasilitas real
estat serta asset tetap lainnya. Dalam membiayai
peralatan, bank biasanya meminjamkan 60 sampai 80 persen
dari nilai peralatan kepada perusahaan kecil sebagai
ganti untuk bunga sekuritas dalam peralatan. Jadwal
amortisasi pinjaman biasanya bersamaan dengan lamanya
masa guna peralatan tersebut. Dalam membiayai real estat
(commercial mortgages), bank biasanya akan meminjamkan sampai
dengan 75 sampai 80 persen dari nilai property dan akan
memberikan jadwal pembayaran yang lebih lama yaitu 10
sampai 39 tahun.
Jenis pinjaman umum lainnya yang diberikan bank kepada
perusahaan kecil adalah term loan. Biasanya tanpa agunan,
bank memberikan pinjaman jenis ini kepada perusahaan
yang sejarah operasi bisnisnya memperlihatkan peluang
pembayaran yang baik atau tinggi. Meskipun demikian,
beberapa bank hanya membuat term loan dengan agunan. Term
loan memberlakukan pembatasan (disebut covenant) terhadap
keputusan bisnis yang dibuat wirausahawan sehubungan
dengan operasi perusahaannya. Sebagai contoh, term loan
mungkin menetapkan batasan gaji pemilik, melarang
pinjaman lain tanpa persetujuan bank, atau
mempertahankan rasio-rasio keuangan tertentu.
Wirausahawan harus memahami seluruh persyaratan yang
terkandung dalam term loan sebelum menerimanya.
Menyesuaikan jumlah dan tujuan suatu pinjaman dengan
jenis dan jangka waktu yang sesuai merupakan hal yang
penting.
Sumber Modal Utang Nonbank
Walaupun biasanya menjadi tujuan pertama para
wirausahawan ketika mencari modal utang, bank bukanlah
satu-satunya lembaga peminjaman. Banyak pilihan-pilihan
lain sumber modal utang lainnya yang dapat diandalkan
oleh wirausahawan untuk mendapatkan tambahan tunai bagi
perusahaan mereka.
Pemberi Pinjaman Berbasis Aset. Pemberi pinjaman
berbasis asset, yang biasanya adalah bank umum berskal
kecil, perusahaan pembiayaan umum, atau pemberi pinjaman
khusus, memungkinkan perusahaan kecil untuk meminjam
uang dengan cara menaruh asset menganggur seperti
piutang dagang, persediaan, atau pesanan pembelian
sebagai jaminan. Bentuk pembiayaan sangat cocok untuk
pabrik, pedagang besar, distributor, dan perusahaan lain
dengan persediaan atau piutang dagang yang cukup besar.
Bahkan, perusahaan yang tidak menguntungkan—yang laporan
keuntungannya tidak dapat meyakinkan pejabat pemberi
pinjaman untuk mendapatkan pinjaman konvensional—dapat
memperoleh pinjaman berdasarkan aset ini. Perusahaan
yang kurang uang, tetapi kaya akan aset biasanya dapat
menggunakan asset yang tidak produktif—piutang dagang,
persediaan, peralatan, dan pesanan pembelian—untuk
membiayai pertumbuhan yang cepat dan mengatasi krisis
uang tunai yang biasa menyertainya.
Sama seperti bank, pemberi pinjaman berbasis aset
mempertimbangkan arus kas perusahaan, tetapi mereka
lebih menaruh minat pada kualitas aset yang dijadikan
agunan. Jumlah uang yang dapat dipinjam perusahaan kecil
melalui pemberi pinjaman berdasarkan aset ini bergantung
pada advance rate, persentase nilai aset yang akan
dipinjamkan oleh pemberi pinjaman. Sebagai contoh,
perusahaan memberikan piutang dagang sebesar $100.000
dapat menegoisasikan advance rate sebesar 70 persen dan
berhak mendapatkan pinjaman berdasarkan aset sebesar
$70.000. Advance rate dapat menjadi sangat bervariasi
bergantung pada kualitas aset yang diagunkan dan pada
keinginan pemberi pinjaman. Oleh karena persediaan
merupakan aset yang tidak likuid (artinya sulit untuk
dijual), advance rate pada pinjaman berdasarkan persediaan
menjadi cukup rendah, biasanya 10 sampai 50 persen. Akan
tetapi, perusahaan yang memberikan piutang dagang
berkualitas tinggi sebagai jaminan mungkin dapat
menegoisasikan advance rate sampai dengan 85 persen. Jenis
pembiayaan berbasis aset yang paling umum digunakan
adalah piutang dagang diskonton dan pembiayaan
persediaan.
PIUTANG DAGANG DISKONTO. Bentuk kredit dengan agunan
paling banyak ditemui adalah pembiayaan piutang dagang.
Menurut pengaturan ini, perusahaan kecil memberikan
piutang dagang sebagai jaminan; sebaliknya, bank umum
memberikan pinjaman di muka kepada pemiliknya sebesar
nilai piutang dagang yang telah disepakati sebelumnya.
Akan tetapi, jumlah pinjaman yang ditawarkan ini tidak
sama dengan nilai nominal piutang dagang. Walaupun
menyaring provisi perusahaan tersebut dan hanya menerima
piutang yang memenuhi syarat, bank memberikan
kelonggaran untuk risiko yang tercakup karena beberapa
di antaranya akan dicoret sebagai piutang yang tidak
tertagih. Perusahaan kecil biasanya dapat meminjam uang
yang setara dengan 55 sampai 80 persen dari piutangnya,
bergantung pada kualitas piutang tersebut. Pada umumnya,
pemberi pinjama tidak mau menerima piutang yang telah
jatuh tempo.
PEMBIAYAAN PERSEDIAAN. Di sini, pinjaman perusahaan
kecil dijamin oleh persediaan bahan baku mentah, barang
dalam proses, barang dalam proses, dan persediaan barang
jadi milik perusahaan. Jika pemilik perusahaan gagal
membayar pinjamannya, bank dapat mengajukan klaim atas
persediaan perusahaan, menjualnya, dan menggunakan
hasilnya untuk melunasi pinjaman (dengan mengasumsikan
klaim bank tersebut lebih besar daripada klaim kreditor
lainnya). Oleh karena persediaan biasanya bukan
merupakan aset yang mudah dicairkan atau tidak likuid
dan nilainya sulit ditentukan, bank hanya bersedia
meminjamkan sebagian kecil dari nilainya, biasanya tidak
lebih dari 50 persen dari nilai persediaan tersebut.
Kunci untuk memenuhi kualifikasi pembiayaan persediaan;
adalah membuktikan bahwa suatu perusahaan memiliki
rencana atau proses yang memastikan bahwa persediaan
yang mendapatkan pinjaman tersebut dapat dijual cepat.
Pembiayaan berbasis aset adalah alat penggalang dana
yang sangat bagus, terutama untuk perusahaan kecil yang
memiliki potensi penjualan besar, tetapi rekam jejaknya
belum memadai untuk dapat memenuhi kualifikasi
peminjaman yang ditentukan oleh bank tradisional. Untuk
memastikan kualitas aset yang menjadi jaminan bagi
pinjaman yang mereka berikan, pemberi pinjaman harus
memonitor aset peminjam, membuat persyaratan
administrasi atas peminjam, terutama untuk perusahaan
yang baru pertama kali melakukan pinjaman. Selain itu,
Pinjaman berdasarkan aset menjadi lebih mahal
dibandingkan dengan pinjaman bank tradisional karena
tingginya biaya memperoleh dan mempertahakannya selain
tingginya risiko yang ada. Tingkat suku bunganya
biasanya dua sampai tujuh persen di atas suku bunga
perdana. Oleh karena perbedaan tingkat ini, pemilik
perusahaan kecil tidak boleh menggunakan pinjaman
berdasarkan aset untuk jangka panjang; strategi mereka
semestinya adalah mendapatkan kredit melalui pembiayaan
berbasis aset dan kemudian beralih pada pagu pinjaman.
Pembiayaan Pemasok. Banyak perusahaan kecil meminjam
uang dari para penjual dan pemasok mereka dalam bentuk
kredit usaha. Kredit usaha adalah sumber pembiayaan
penting bagi banyak wirausahawan. Pada dasarnya,
perusahaan menerima kredit usaha dari pemasok untuk
mendapatkan pinjaman jangka pendek bebas bunga senilai
harga barang yang dibeli. Kunci untuk mempertahankan
kredit usaha sebagai sumber dana adalah dengan memiliki
sejarah pembayaran yang konsisten dana andal dengan tiap
pemasok.
Pemasok Peralatan. Sebagian besar pemasok peralatan
mendorong pemilik perusahaan untuk membeli peralatan
mereka dengan cara membiayai pembeliannya. Metode
pembiayaan ini serupa dengan kredit perdagangan, tetapi
dengan persyaratan yang sedikit berbeda, yaitu dengan
sedikit uang muka dan sisa pembayaran selama masa guna
peralatannya (biasanya beberapa tahun). Pada beberapa
kasus, vendor akan membeli kembali peralatan dengan
nilai simpan di akhir masa gunanya dan menawarkan
perjanjian kredit atas peralatan baru kepada pemilik
perusahaan. Beberapa perusahaan mendapatkan pinjaman
untuk menyewa alih-alih untuk membeli aset tetap.
Perusahaan Pembiayaan Komersial. Perusahaan pembiayaan
komersial merupakan lembaga kedua setelah bank yang
memberikan pinjaman kepada perusahaan kecil dan bersedia
menoleransi risiko yang lebih besar dalam portofolio
pinjaman mereka. Pertimbangan utama mereka adalah
memperoleh kembali pinjaman mereka, tetapi penekanan
mereka lebih pada usaha mendapatkan bunga sekuritas pada
beberapa jenis jaminan, mengingat pinjaman berisiko
tinggi yang menyusun portofolio mereka. Oleh karena
perusahaan pembiayaan komersial bergantung pada jaminan
untuk memulihkan diri mereka setelah menderita kerugian,
mereka dapat memberikan pinjaman ke berbagai perusahaan
kecil dengan arus kas yang sangat tidak teratur atau ke
perusahaan yang belum menghasilkan laba. Namun, karena
pinjaman mereka berisiko lebih besar, perusahaan
pembiayaan menetapkan suku bunga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bank pada umumnya. Metode paling
lazim dalam memberikan kredit bisnis kecil adalah
berdasarkan aset-pinjaman pembiayaan piutang dagang dan
persediaan.
Asosiasi Simpan-Pinjam. Asosiasi simpan pinjam (saving and
loan association-S&L) mengkhususkan diri pada pinjaman untuk
properti perumahan. Selain peran tradisional mereka
untuk memberikan pinjaman bagi kepemilikan rumah
pribadi, S&L menawarkan pembiayaan untuk properti
komersial serta industri. Dalam pinjaman komersial atau
industrial pada umumnya, S&L akan meminjamkan hingga 80
persen dari nilai properti tersebut dengan jadwal
pembayaran hingga 30 tahun. Kebanyakan S&L enggan
meminjamkan uang untuk bangunan yang secara khusus
didesain bagi kebutuhan tertentu pelanggan. S&L
mengharapkan hipotek tersebut akan dibayar kembali dari
laba perusahaan di masa mendatang.
Stock Brokerage Houses. Pialang saham juga merambah
bisnis peminjaman, dan banyak diantaranya menawarkan
pinjaman kepada pelanggan mereka pada tingkat bunga yang
lebih rendah daripada bank. Margin Loan (pinjaman dari
pialang saham yang menggunakan saham dan obligasi dalam
portofolio pelanggan sebagai jaminan) ini memiliki
tingkat bunga yang lebih rendah karena jaminan yang
mendukung mereka- saham dan obligasi dalam portofolio
pelanggan-sangat berkualitas dan likuid. Margin
(maintenance) call terjadi manakala nilai portofolio
peminjaman turun dan pialang menarik kembali
pinjamannya, dan meminta pinjaman untuk menyediakan
lebih banyak uang dan sekuritas sebagai jaminan.
Perusahaan Asuransi. Perusahaan asuransi menawarkan dua
jenis pinjaman: pinjaman polis dan pinjaman hipotek.
Pinjaman polis (policy loan)diberikan atas dasar jumlah
uang yang dibayarkan melalui premi pada polis asuransi.
Biasanya dibutuhkan waktu dua tahun bagi polis asuransi
untuk mengakumulasi cukup uang sebagai jaminan bagi
suatu pinjaman. Jika nilai uang telah terakumulasi dalam
polis, seorang wirausahawan dapat meminjam sampai dengan
95 persen dari nilai tersebut untuk jangka waktu
tertentu. Pinjaman hipotek (mortgage loan) merupakan
pinjaman yang disediakan oleh perusahaan asuransi dalam
jangka panjang untuk nilai minimum properti sebesar
$500.000. pinjaman terutama didasakan pada nilai
properti yang telah dibeli. Perusahaan akuntansi akan
memberikan pinjaman sampai dengan 75 atau 80 persen dari
nilai suatu real estate,dan akan mengizinkan jadwal
pembayaran sekitar 25 atau 30 tahun sehingga pembayaran
tidak terlalu membebani arus kas perusahaan.
Koperasi Simpan Pinjam. Koperasi simpan pinjam (credit
union), koperasi keuangan nirlaba yang menawarkan
tabungan dan menyediakan kredit bagi para anggotanya,
merupakan tempat terbaik untuk melakukan pinjaman demi
membeli barang konsumsi dan mobil. Akan tetapi, banyak
diantara koperasi semacam itu yang saat ini mau
meminjamkan uang kepada anggotanya untuk membuka bisnis.
Koperasi simpan pinjam tidak memberikan pinjaman pada
setiap orang, agar memenuhi persyaratan menerima
pinjaman, seorang wirausahawan harus menjadi anggota
dari koperasi tersebut. Praktik-praktik peminjaman pada
koperasi simpan-pinjam hampir sama dengan bank, tetapi
mereka biasanya bersedia memberikan pinjaman dalam
jumlah yang lebih kecil.
Obligasi. Obligasi, yang merupakan korporasi IOU, selalu
menjadi sumber pembiayaan utang yang populer di antara
perusahaan-perusahaan besar. Walaupun bisnis berskala
kecil bukan merupakan kandidat yang potensial untuk
mengeluarkan obligasi, semakin banyak perusahaan kecil
yang mendapatkan pembiayaan yang mereka perlukan melalui
obligasi sewaktu bank dan pinjaman lainnya menolaknya.
Kelemahan obligasi adalah jika penerbitnya adalah
privat, perusahaan tersebut harus mendaftarkan penawaran
dan memasukkan laporan periodik ke SEC. Selain itu,
perusahaan penerbit harus mengikuti peraturan yang sama
yang mengatur bisnis dalam menjual saham ke investor
umum.
Penempatan Privat. Suatu penempatan privat melibatkan
penjualan utang kepada satu atau sejumlah kecil
investor, biasanya perusahaan asuransi atau dana
pensiun. Utang penempatan privat merupakan sebuah
hibrida antara pinjaman konvensional dan obligasi. Akan
tetapi, syarat-syaratnya dapat ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan pribadi peminjamnya. Sekuritas swasta
menawarkan beberapa keuntungan lebih jika dibandingkan
dengan pinjaman standar dari bank. Pertama, mereka
biasanya memberikan tingkat bunga tetap, bukan tingkat
bunga variabel yang biasa ditetapkan oleh bank. Kedua,
jatuh tempo penempatan privat lebih lama daripada
sebagian besar pinjaman bank. Penempatan privat tidak
memerlukan adanya konsultan bankir investasi yang mahal.
Perusahaan Investasi Bisnis Kecil. Perusahaan investasi
bisnis kecil (Small Business Investment Compsnies-SBIC) merupakan
lembaga keuangan swasta yang diberi lisensi dan diatur
oleh SBA. Terdapat 418 SBIC di AS, dan mereka
menggunakan kombinasi utang jaminan modal ekuitas dan
pemerintah federal untuk menyediakan modal jangka
panjang bagi bisnis-bisnis kecil. Akan tetapi, karena
berbagai perubahan dalam struktur keuangan yang mereka
lakukan beberapa tahun belakangan, SBIC kini lebih siap
untuk berinvestasi dalam perusahaan yang baru berdiri.
SBIC dapat menyediakan pembiayaan utang maupun ekuitas
kepada bisnis-bisnis kecil. Oleh karena peraturan SBA
memengaruhi pengaturan pembiayaan yang dapat ditawarkan
oleh SBIC, sebagian besar SBIC memberikan investasi
mereka sebagai pinjaman dengan pilihan untuk
mengonversikan alat utang menjadi modal sendiri di
kemudian hari. Bentuk pembiayan SBIC yang paling umum
ditemui (dalam urutan frekuensinya) adalah pinjaman
dengan pilihan membeli saham, convertible debenture, pinjaman
langsung (straight loan), dan saham preferen.
c. Perusahaan Peminjaman Bisnis Kecil ( Smal Business
Lending Companies- SBLC) hanya memberikan pinjaman
bergaransi SBA untuk jangka menengah dan jangka panjang.
Sebagian besar pinjaman SBLC berlaku sampai minimal 10
tahun. Tingkat bunga maksimum untuk pinjaman tujuh
tahun atau lebih adalah 2,75 persen diatas tingkat bunga
utama, untuk pinjaman berjangka waktu lebih rendah,
batasnya adalah 2,25 persen diatas tingkat bunga
perdana. Ciri lain dari pinjaman SBLC adalah kemampuan
SBLC untuk menawarkan pinjaman kepada perusahaan di
daerah rawan. Banyak perusahaan memiliki SBLC negara,
memberi mereka dasar permodalan yang solid.
2.4 Metode-Metode Pembiayaan Internal
Perusahaan seharusnya tidak boleh bergantung pada
lembaga keuangan dan badan pemerintahan untuk
mendapatkan suntikan modal, melainkan mengembangkan dan
memiliki kapasitas untuk memperoleh modalnya sendiri.
Jenis pembiayaan ini, yang disebut pembiayaan bootstrap,
tersedia bagi perusahan kecil dan mencakup factoring,
strategi menyewa alih-alih membeli peralatan yang
diperlukan, menggunakan kartu kredit, dan mengelola
bisnis secara sederhana.
Pemfaktoran Piutang Dagang
Alih-alih menaruh penjualan kredit dalam bukunya sendiri
(beberapa di antaranya tidak pernah ditagih), perusahaan
kecil dapat menjual hak piutang dagangnya kepada suatu
faktor. Faktor (factor) membeli piutang dagang perusahaan
dan membayarnyadalam dua bagian. Pembayaran pertama,
yang dilakukan langsung oleh faktor, adalah sebesar 50
sampai 80 persen dari nilai piutang yang telah disetujui
bersama (dan biasanya dengan harga diskon). Faktor
membuat pembayaran kedua sebesar 15 hingga 18 persen,
yang merupakan saldo dikurangi biaya jasa faktor
tersebut, ketika pelanggan yang sebenarnya membayar
faktur kredit. Pemfaktoran merupakan jenis pembayaran
yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pinjaman
dari bank maupun perusahaan pembiiayaan umum, tetapi
bagi perusahaan yang tidak memenuhi syarat untuk
mendapatkan pinjaman-pinjaman dari lembaga keuangan
tradisional semacam itu, pendekatan ini menjadi satu-
satunya pilihan.
Transaksi pemfaktoran bisa berupa dengan penolong atau
tanpa penolong. Di dalam transaksi dengan penolong,
tanggung jawab terhadap pelanggan yang gagal membayar
utangnya berada pada pemilik perusahaan kecil. Pemilik
tersebut harus menarik piutang dagang yang tidak bisa
ditagih. Akan tetapi, di bawah perjanjian tanpa penolong
pemiliknya melepaskan tanggung jawab menagihnya. Jika
beberapa rekening tidak bisa di tagih, faktor tersebut
akan menanggung kerugiannya. Faktor akan memotong dua
hingga 40 peren dari nilai nominal piutang dagang
perusahaan, bergantung pada empat kondisi berikut.
Kekuatan keuangan dan peringkat kredit pelanggan
perusahan kecil tersebut.
Industri dan industri pelanggannya karena beberapa
industri memiliki reputasi melakukan pembayaran
yang lambat
Sejarah dan kekuatan perusahaan yang bersangkutan,
terutama dalam perjanjian yang diatur dengan
penolong
Kebijakan kredit
Tingkat bunga diskonto dalam perjanjian tanpa penolong
lebih tinggi daripada tingkat bunga diskonto dengan
penolong karena tingkat risiko yang lebih tinggi bagi
faktor.
Sewa
Sewa merupakan teknik pembiayaan bootstrap yang umum
ditemui. Dewasa ini, perusahaan kecil dapat melakukan
sewa untuk hampir setiap jenis aset, dari ruangan kantor
dan telepon hingga komputer dan peralatan berat. Dengan
menyewa aset yang mahal, pemilik perusahaan kecil bisa
menggunakan aset tersebut tanpa menyediakan modal yang
berharga selama periode waktu yang lama. Dengan kata
lain, manajer dapat mengurangi persyaratan modal jangka
panjang dari perusahaan dengan cara melakukan sewa
peralatan dan fasilitas, dan ia tidak menginvestasikan
modalnya dalam aset yang mengalami penyusutan. Selain
itu, karena tidak perlu menyediakan uang muka dan karena
biaya aset tersebut disebarkan dalam waktu yang lebih
lama (menurunkan pembayaran bulanan), arus kas
perusahaan dapat diperbaiki.
Kartu Kredit
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh small Business
Administration melaporkan bahwa selain tabungan pribadi,
sumber pembiayaan yang paling umum digunakan oleh
perusahaan baru adalah kartu kredit. Mendapatkan biaya
awal bisnis dengan menggunakan kartu kredit yang
membebankan sukku bunga tahunan sebesar 21 persen atau
lebih merupakan hal yang mahal dan beresiko, tetapi
beberapa wirausahawan tidak memiliki pilihan lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Modal adalah setiap bentuk kekayaan yang dimiliki untuk
memproduksi lebih banyak kekayaan. Ketiga bentuk modal
yang biasanya diidentifikasi: modal tetap, modal kerja,
dan modal pertumbuhan. Modal tetap digunakan untuk
membeli aset permanen atau aset tetap perusahaan; modal
kerja mewakili dana sementara perusahaan tersebut dan
digunakan untuk mendukung operasi normal jangka pendek;
kebutuhan akan modal pertumbuhan timbul sewaktu
perusahaan yang telah berjalan bermaksud untuk atau
sedang memperluas atau mengubah arah utama mereka.
Pembiayaan ekuitas mencerminkan investasi pribadi dengan
pemilik (atau para pemilik), dan hal itu memiliki
keuntungan karena tidak ada keharusan untuk
mengembalikannya beserta bunga. Modal utang adalah
pembiayaan yang dipinjam oleh perusahaan kecildan harus
dibayarkan kembali dengan bunga. Utang tidak
mengharuskan wirausahawan untuk menyerahkan
kepemilikannya dalam perusahaan.
Banyak bank komersial menawarkan jenis-jenis pinjaman
walaupun mereka termasuk pemberi pinjaman yang
konservatif. Pinjaman bank jangka pendek biasanya
mencakup pinjaman komersial, pagu pinjaman, piutang
dagang berdiskonto, pembiayaan persediaan, dan floor
planning.
Pemilik perusahaan kecil dapat pula mencari modal
didalam perusahaan mereka sendiri. Dengan pemfaktoran
piutang dagang, strategi menyewa peralatan alih-alih
membelinya, dan pengurangan biaya, para pemilik bisa
mengonversi pasokan mereka menjadi modal