57
TUGAS PAPER PENGANTAR MANAJEMEN “PENGORGANISASIAN” Disusun Oleh: 1. Ayu Anggraeni (2013.4.21019) 2. Diah Ayu Solekha ( ) 3. Lana Ni’matul Maula ( ) 4. Lina Marlina ( ) 5. Viskha Haryani ( )

Makalah manajemen

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS PAPER

PENGANTAR MANAJEMEN

“PENGORGANISASIAN”

Disusun Oleh:

1. Ayu Anggraeni (2013.4.21019)

2. Diah Ayu Solekha ( )

3. Lana Ni’matul Maula ( )

4. Lina Marlina ( )

5. Viskha Haryani ( )

Kelas: Keuangan 1 B

AKADEMI PIMPINAN PERUSAHAAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

      Berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan

kemampuan yang terbataslah yang mendorong manusia untuk

berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini diperkuat

dengan pendapat, bahwa manusia merupakan mahluk social.

Sejalan dengan tingkat kematangan (keinginan dan

kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak dinamis

dimulai dari tingkat yang sederhana, hingga tingkat

hubungan yang modern. Sebuah organisasi adalah pola

hubungan banyak yang saling terjalin secara simultan

yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari

manajer, untuk mencapai sasaran bersama.

      Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua

dalam Manajemen. Organisasi identik dengan sekelompok

Individu yang terstruktur dan sistematis yang berada

dalam sebuah sistem. pengorganisasian didefinisikan

sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi

sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan

lingkungannya. Dengan hasil pengorganisasian adalah

struktur organisasi.

      Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang

juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi

perecanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh

sumber daya yang di miliki oleh organisasi (manusia dan

bukan manusia) akan diatur penggunanya secara efektif

dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

      Organisasi sering di jumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Sehingga organisasi merupakan suatu hal

yang penting yang harus di pelajari dengan baik.

Contohnya jika kita bekerja pada sebuah perusahaan,

kita kan melakukan suatu organisasi. Oleh sebab itu

kita harus mengetahui apa yang dimaksud dari

organisasi, fungsinya dan apa manfaatnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Pengorganisasian dan Organisasi?

2. Apa saja Unsur-unsur Pengorganisasian?

3. Teori-teori Organisasi!

4. Apa saja Asas-asas atau Prinsip-prinsip Organisasi?

5. Bagaimana Bentuk-bentuk Organisasi?

6. Struktur Organisasi!

7. Bagaimana Pola-pola Pengorganisasian?

8. Bagaimana Proses atau Langkah-langkah

Pengorganisasian?

9. Perilaku Organisasi!

10. Apa saja Fungsi-fungsi Pengorganisasian?

11. Apa Tujuan dari Pengorganisasian?

12. Apa Manfaat Pengorganisasian?

1.3 Tujuan

     Dari rumusan masalah diatas dapat di ambil tujuan

yaitu, untuk mengetahui bagian-bagian dalam

Pengorganisasian atau sub-sub bab dalam

Pengorganisasian (definisi, unsur, teori, asas atau

prinsip, bentuk, sruktur, pola, langkah atau proses,

perilaku, fungsi, tujuan, dan manfaat) yang sangat

berpengaruh dalam Pengorganisasian.

1.4 Batasan Masalah

     Hal yang dibahas dalam makalah ini hanya bagian-

bagian atau sub bab yang terdapat dalam

Pengorganisasian (definisi, unsur, teori, asas atau

prinsip, bentuk, sruktur, pola, langkah atau proses,

perilaku, fungsi, tujuan, dan manfaat).

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Organisasi dan Pengorganisasian

            Secara konseptual ada dua batasan yang

perlu dikemukakan, yakni istilah “organization” sebagai

kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai

kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang

harus dilakukan secara sistematis.

            Istilah organisasi memiliki dua arti umum,

pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau

kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada

perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu

perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses

pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi

manajemen.

            Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam

arti dinamis disebut pengorganisasian, dan dalam arti

statis disebut organisasi.

2.1.1 Pengertian Organisasi

2.1.1.1 Pengertian Menurut Ahli

a) Menurut Stoner

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

melalui mana orang-orang di bawah pengarahan

manajer mengejar tujuan bersama.

b) Menurut James D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan

manusia untuk mencapai tujuan bersama.

c) Menurut Chester I. Bernard

Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja

sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

d) Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian

Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara

dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta

secara formal terikat dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu

terdapat seorang atau sekelompok orang yang

disebut bawahan.

e) Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro

Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan

struktur tata hubungan kerja antara sekelompok

orang pemegang posisi yang bekerja sama secara

tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan

tertentu.

2.1.1.2 Pengertian Organisasi Secara Umum

Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang

(dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk

bekerjasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan

tanggung jawab tertentu dalam sistem koordinasi,

kooperatif, dorongan-dorongan, dan pengaturan guna

memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah

ditetapkan.

2.1.2 Pengertian Pengorganisasian

2.1.2.1 Pengertian Menurut Ahli

a) Menurut G.R Terry

Pengorganisasian berasal dari kata organism

(organisme) yang merupakan sebuah eititas dengan

bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa

sehingga hubungan mereka satu sama lain

dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap

keseluruhan.

b) Menurut Siagian (1983)

Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan

orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan

dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga

tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan

sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah

ditetapkan.

c) Drs.H. Malayu S. P. Hasibuan

Suatu proses penentuan, pengelompokan, dan

pengaturan bermacam-macam aktifitas yang

diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan

orang-orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan

alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang

yang secara relatif didelegasikan kepada setiap

individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas

tersebut.

d) T. Hani Handoko

Sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang

tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat

terspesialisasikan.

e) Kamus lengkap bahasa Indonesia

Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan

merancang dan merumuskan struktur.

2.1.2.2 Pengertian Pengorganisasi Secara Umum

Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang

struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur

berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok,

wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan

kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi

dengan efisien.

2.2 Unsur-unsur Pengorganisasian

Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur,

yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama.

Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-

sendiri, akan tetapi saling terkait atau saling

berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang

utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci

adalah:

a. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau

ketatalembagaan sering disebut dengan istilah

pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel

terdiri dari semua anggota atau warga organisasi,

yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari

unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur

pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer

yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan

fungsinya masing-masing dan para pekerja (non

management/workers). Semua itu secara bersama-sama

merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

b. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu

akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-

sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu,

semua anggota atau semua warga yang menurut

tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi

administrator, manajer, dan pekerja (workers),

secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi

(man power) organisasi.

c. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai.

Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai

atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir

tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga

menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui

prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan

(policy), strategi, anggaran (budgeting), dan

peraturan-peraturan (regulation) yang telah

ditetapkan.

d. Peralatan (Equipment), merupakan unsur yang keempat

yaitu peralatan atau equipment yang terdiri dari

semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan

barang modal lainnya (tanah,

gedung/bangunan/kantor).

e. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya

keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang

termasuk dalam unsur lingkungan:

1. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun

secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya

gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau

situasi akan selalu mengalami perubahan.

2. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan

masalah komunikasi dan transportasi yang harus

dilakukan oleh organisasi.

3. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan

organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi :

Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan

atau macam kegiatan apa saja yang boleh

dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.

Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau

wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau

daerah operasi organisasi.

Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-

orang, badan-badan) yang mempunyai hubungan dan

kepentingan dengan organisasi.

Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut

semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas,

tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus

dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak

boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang

telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam

ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca

(geografi, hidrografi, geologi, klimatologi),

flora dan fauna.

2.3 Teori-teori Organisasi

            Teori organisasi adalah suatu konsepsi,

pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan

tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat

lebih berhasil bahkan pada gilirannya organisasi dapat

mencapai sasaran yang ditetapkan, adapun yang dimaksud

masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang

memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.

            Para ilmuan sejak lama menyadari bahwa

adanya teori-teori dari berbagai disiplin ilmu yang

berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan

suatu masalah, dan isu organisasi. Walaupun demikian,

fenomena ini justru membantu para ilmuan untuk

memberikan sejumlah jawaban terhadap 1 (satu) persoalan

yang sama. Dengan berpegang kepada sejumlah teori dan

konsep, kita dapat menghadirkan berbagai pandangan

(perspectives) untuk mengkaji isu, masalah, dan

pertanyaan yang sama tentang organisasi (Champoux,

2003).

Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks

dari setiap masalah organisasi yang sangat kompleks itu

memunculkan berbagai kajian untuk lebih memahami

efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual itu

kemudian berkembanglah berbagai teori organisasi dengan

berbagai kaidah dan rumusnya.  

Ada 9 macam teori organisasi yaitu:

1) Teori Organisasi Klasik

Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional”

atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai

1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi

digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan

tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan

petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak

mengandung kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori

pokok pendekatan klasik yakni, scientific

management, administrative management, the

bureaucratic model of organization (Beach, 1980:

133).

2) Teori Human Relations

Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori

hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia,

teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human

relations theory. Teori ini muncul akibat

ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori ini

merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini

menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan

sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok

kerja”. Suatu hubungan dikatakan hubungan

kemanusiaan apabila hubungan tersebut sudah dapat

memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak

lain merasa puas.

3) Teori Organisasi Perilaku

Teori ini merupakan suatu teori yang memandang

organisasi dari segi perilaku anggota organisasi.

Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya,

berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang

telah ditetapkan berasal dari para anggotanya.

4) Teori Birokrasi

Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan

bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus

menjalankan strategi sebagai berikut:

a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus.

b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung

jawab kepada atasannya langsung.

c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi

kerja, dan dilindungi dari pemberhentian sewenang-

wenang dan yang demikian disebut prinsip

loyalitas.

d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak

memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status

sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan

prinsip impersonal.

e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi

dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu

berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak.

Strategi ini dinamakan prinsip uniformitas.

5) Teori Organisasi Proses

Teori ini merupakan suatu teori yang memandang

organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok

orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal.

Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis,

selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian

tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum

(Universal).

6) Teori Organisasi Kepemimpinan

Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya

organisasi mencapai tujuan tergantung sampai

seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi

para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan

semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat

dicapai secara efisien dan efektif, adapun

sedikitnya kajian atas teori organisasi yang

berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat

dibedakan atas:

a. Teori Otokratis

b. Teori Demokrasi

c. Teori Kebebasan (Teory laissez fairre)

d. Teori Petnernalisme

e. Teori Personal atau Pribadi

f. Teori Non-Personal

7) Teori Organisasi Fungsi

Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang

harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai

kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna

mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang

menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri

dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning),

pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi

atau bimbingan (Motivating), pengawasan

(Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision

making).

8) Teori Pengambilan Keputusan

Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai

keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap

tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang

memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum,

keputusan di tingkat menengah yang memuat program-

progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif,

maupun keputusan di tingkat bawah.

9) Teori Kontingensi (Teori Kepentingan)

Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa

pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik

dan lancar apabila pemimpin organisasi mampu

memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang

sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis

sendiri.

          Dari semua teori ini, tidak satu teori pun

yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna,

teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan

saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat

apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan

lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi

tertentu.

2.4     Asas-asas  atau Prinsip Organisasi

2.4.1        Asas atau Prinsip Menurut Ahli

       Menurut Alford dan Russel:

a. Situation Analysis (Analisis Situasi).

b. Objectives (obyektif).

c. Strategy (strategi).

d. Tactics (taktik).

e. Actions (aksi) .

f. Control (pengawasan)

Menurut Louis A. Allen

a. Forecasting yaitu memperkirakan pekerjaan-

pekerjaan yang akan dilakukan pada saat yang akan

datang yang akan dilakukan oleh manajer. Kegiatan

yang dilakukan oleh manajer ini atas dasar

sistematisasi dan kontinitas pekerjaan serta

berdasarkan dimana ia bekerja.

b. Establising objectives yaitu menentukan tujuan akhir

yang akan dicapai dari apa yang telah direncanakan

keseluruhannya baik tujuan tiap pekerjaan maupun

tujuan globalnya.

c. Programming yaitu dibuat suatu program yang

terdiri dari serangkaian tindakan kegiatan untuk

mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada prioritas

pelaksanaan.

d. Sceduling yaitu membuat jadwal pekerjaan sehingga

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

e. Budgeting yaitu penyusunan anggaran untuk

mengalikasikan sumber-sumber yang ada atas dasar

efisiensi dan efektifitas, anggaran belanja ini

dinyatakan dalam bentuk uang.

f. Developing prosedur yaitu menentukan cara yang

tepat dalam penyelenggaraan pekerjaan di dalam

rangka adanya efisiensi, efektivitas dan keseragaman

pekerjaan.

g. Establising dan interpreting policy yaitu manajer

harus dapat menafsirkan kebijakan yang akan diambil

agar terjamin dalam keselarasan dan keseragaman

kegiatan serta tindakan yang akan dilakukan.

2.4.2        Asas  atau Prinsip Organisasi Secara Umum

a. Perumusan Tujuan

Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas.

Tujuan yang akan memandu setiap orang dalam

organisasi. Semakin jelas tujuan yang akan diraih

maka semakin mudah pula organisasi menentukan

langkah yang tepat.

b. Departementasi

Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan

tugas-tugas sesuai bidang tertentu. Dapat

dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas

sejenis.

c. Pembagian kerja

Setelah dilakukan departemetasi perlu pengisian

aktifitas kerja sesuai dengan bidangnya masing-

masing Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk

mencapai keselarasan dalam organisasi

d. Kesatuan perintah

Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku

hanya bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu

dan hanya menerima perintah darinya.

e. Fleksibilitas

Organisasi semestinya menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut antara

lain mencakup revisi tujuan, teknologi, SDM yang

spesialis.

f. Berkesinambungan

Organisasi setelah dibentuk diharapkan terus

beroperasi dan memenuhi kebutuhan stakeholders-nya.

g. Keseimbangan

Bagian atau satuan dalam organisasi yang memiliki

peran yang sama pentingnya harus ditempatkan pada

level yang sama pula.

h. Koordinasi

Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan

dalam organisasi.

i. Pelimpahan wewenang

Pelimpahan kewenangan dari pejabat yang lebih

tinggi ke pejabat yang lebih rendah atau antar

pejabat yang setara.

j. Rentang kendali (span of control)

Jumlah bawahan yang dipimpin dengan baik oleh

seorang pemimpin di atasnya.

k. Jenjang organisasi/hiraki

Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan yang perlu

dilewati dalam menentukan sebuah keputusan.

l. Pemisahan fungsi lini dan staf

Fungsi lini seharusnya dipisahkan dengan fungsi

staff walaupun mereka memiliki karakter yang

mirip. Fungsi lini langsung terhubung dengan

kegiatan operasi sedangkan fungsi staf adalah

pelengkap dari fungsi lini. Fungsi ini harus

dikoordinaiskan jika dibutuhkan tetapi secara

normal harus dipisahkan.

m. Efisiensi

Struktur organisasi seharusnya mampu untuk

meningkatkan fungsi secara lebih efisien. Untuk

itu, struktur harus sesuai dengan nature, ukuran,

aktifvitas, dll dari organisasi.

n. Prinsip pengecualian

Eksekutif pada level yang level lebih tinggi sibuk

dengan hal-hal yang penting dan memiliki batas

waktu untuk mempelajari hal-hal administratif

rutin. Masalah yang sangat rumit dan luar biasa

kompleks harus diselesaikan oleh top management

dan masalah rutin harus dihadapi oleh eksekutif

yunior pada tingkat yang lebih rendah. Lebih dari

itu, waktu dari top management ditabung. Mereka

dapat mempergunakan waktu mereka untuk menghadapi

masalah yang lebih penting dan kompleks.

o. Chain of command

Prinsip dari chain of command adalah batas

kewenangan dari kepala eksekutif kepada atasan

level pertama sudah didefinisikan dengan jelas.

Batas kewenangan harus didefinisikan dengan wajar

untuk menghindari kebingungan.

p. Simple/sederhana

Struktur organisasi harus dibuat sederhana untuk

pemahaman yang lebih jelas dari karyawan. Struktur

juga seharusnya lebih mudah untuk diatur.

Komunikasi internal akan lebih mudah jika struktur

organisasi lebih sederhana. Struktur organisasi

harus sesederhana mungkin.

2.5     Bentuk-bentuk Organisasi

a. Bentuk Organisasi Garis (Henry Fayol (Paris))

      Bentuk organisasi yang paling sederhana dan

paling tua, digunakan di kalangan militer dengan

jumlah karyawan yang masih sedikit dan saling kenal,

dan spesialisasi kerja yang belum begitu tinggi.

Kelebihan:

Kesatuan komando baik karena pimpinan beradadi atas

satu tangan.

Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat.

Solidaritas karyawan tinggi karena saling kenal.

Kekurangan:

Jika sang pemimpin tidak mampu maka akan mudah

jatuh

Ada kecenderungan bertindak otokratis (berkuasa

sendiri secara mutlak)

Kesempatan berkemang terbatas

b. Bentuk Organisasi Fungsional (F.W. Taylor.)

Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau

segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang

jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan

komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan

oleh FW Taylor.

Kelebihan:

Pembagian tugas-tugas jelas.

Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan

digunakan semaksimal mungkin.

Digunakannya tenaga-tenaga ahli dalam berbagai

bidang sesuai dengan fungsinya.

Kekurangan:

Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit

untuk mengadakan tour of duty.

Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga

sukar untuk melaksanakan koordinasi.

c. Bentuk organisasi Fungsional dan Garis

Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan

tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian

dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta

sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang

koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.

d. Bentuk Organisasi Garis dan Staf (Harrington

Emerson)

Biasanya digunakan oleh organisasi besar dengan

daerah kerja yang luas dengan bidang tugas yang

beraneka ragam serta rumit. Memiliki satu atau lebih

tenaga staf tenaga ahli yang memberi saran atau

nasihat.

Kelebihan:

Dapat digunakan oleh tenaga organisasi sebesar

apapun dan sekompleks apa pun.

Keputusan yang matang dan sehat dapat diperoleh

karena adanya tenaga ahli.

Dapat mewujudkan “The right man in the right

place”.

Kekurangan:

Solidaritas sukar diwujudkan karena tidak saling

kenal

Koordinasi antara departemen  atau divisi kadang

sukar diterapkan karena terlalu luasnya organisasi

e. Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf

Merupakan kombinasi organisasi fungsional dan

staf, memiliki kekurangan dan kelebihan seperti

halnya organisasi staf dan fungsional.

f. Bentuk Organisasi Komite

Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan

tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh

sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan

atau board dengan pluralistic manajement

g. Bentuk Organisasi Matrix

    Organisasi dimana penggunaan struktur

organisasi menunjukkan dimana para spesialis yang

mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari

bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu

untuk mengerjakan suatu proyek yang harus

diselesaikan.

2.6  Struktur Organisasi

2.6.1        Definisi Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan komponen-

komponen (unit kerja) dan hubungan antara tiap bagian

secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur

organisasi menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau

kegiatan, pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan

dikoordinasikan (integrasi) secara formal.

2.6.2        Elemen Struktur Organisasi

Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh

para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara

lain:

a. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas

dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa

pekerjaan tersendiri.

b. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk

mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama.

Departementalisasi dapat berupa proses, produk,

geografi, dan pelanggan.

c. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang

membentang dari puncak organisasi ke eselon paling

bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada

siapa.

d. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan

oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.

e. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi

mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan

keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam

organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari

sentralisasi.

f. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di

dalam organisasi dibakukan.

2.6.3        Desain Struktur Organisasi yang Umum

a. Struktur Sederhana

Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang

dicirikan dengan kadar departementalisasi yang

rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang

terpusat pada seseorang saja, dan sedikit

formalisasi.Struktur sederhana paling banyak

dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer

dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.Kekuatan

dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang

tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan,

ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan

akuntabilitas.Satu kelemahan utamanya adalah

struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun

selain di organisasi kecil karena struktur sederhana

menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi

berkembang karena formalisasinya yang rendah dan

sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan

kelebihan beban (overload) di puncak.

b. Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-

tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui

spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat

formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam

berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat,

rentang kendali yang sempit, dan pengambilan

keputusan yang mengikuti rantai komando.Kekuatan

utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan

kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat

efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan

spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan

konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit

fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan

organisasi.Kelemahan besar lainnnya adalah ketika

ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan

aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena

birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan

menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka

hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram

yang mapan.

c. Struktur matriks

Struktur matriks adalah sebuah struktur yang

menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan

departementalisasi fungsional dan produk.Struktur

matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan,

perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian

dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah

sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas,

perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan

hiburan.

Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan

dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk

Kekuatan departementalisasi fungsional terletak,

misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang

meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari

memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya

khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan

terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para

spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan

mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.

Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki

keuntungan dan kerugian yang berlawanan.

Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di

antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas

tepat waktu dan memenuhi target anggaran.Lebih jauh,

departementalisasi ini memberikan tanggung jawab

yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan

sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan

kegiatan.Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut

sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.

Karakteristik struktural paling nyata dari matriks

adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando

sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki

dua atasan manajer departemen fungsional dan manajer

produk.Karena itulah matriks memiliki rantai komando

ganda.

2.6.4        Desain Struktur Organisasi Modern

a. Struktur tim

Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai

perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-

kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim

adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala

departemental dan mendesentralisasi pengambilan

keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga

mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus

spesialis.

b. Organisasi virtual

Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil

yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis

secara detail.

c. Organisasi Nirbatas

Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang

berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki

rentang kendali tak terbatas, dan mengganti

departemen dengan tim yang diberdayakan.

2.6.5        Model Desain Struktur Organisasi

a. Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang

dicirikan oleh departementalisasi yang luas,

formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang

terbatas, dan sentralisasi.

b. Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata,

menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi,

memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan

informasi yang komprehensif, dan mengandalkan

pengambilan keputusan secara partisipatif.

c. Model Piramid, model ini di buat persis sebuah

piramida.

d. Model Horizontal, model ini dibuat dengan manarik

garis lurus secara horizontal dengan pembagian

funsional masing-masing bersama tugasnya masi-

masing.

2.6.6        Faktor Penentu Struktur Organisasi

     Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang

lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti

karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor

utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu

struktur suatu organisasi:

a. Strategi

Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang

digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya.

Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi

secara keseluruhan, logis kalau strategi dan

struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur

harus mengikuti strategi.  Jika manajemen melakukan

perubahan signifikan dalam strategi organisasinya,

struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan

mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka

strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi

inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada

desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk

masing-masing dimensi.

Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan

diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi

andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi

yang menekankan pengendalian biaya secara ketat,

menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran

yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi

imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke

produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah

viabilitas terbukti.

b. Ukuran organisasi

Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa

ukuran sebuah organisasi secara signifikan

memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-

organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau

lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi,

departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan

dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun,

hubungan itu tidak bersifat linier.

Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan

kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi

kurang penting saat organisasi meluas.

c. Teknologi

Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah

organisasi mengubah input menjadi output. Setiap

organisasi paling tidak memiliki satu teknologi

untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan

sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.

d. Lingkungan

Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari

lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar

organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja

organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi

pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan

pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan

sebagainya.

Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya

karena lingkungan selalu berubah. Beberapa

organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis

tidak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang

berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak

ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini,

atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok

tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi.

Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan

yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat

berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru,

kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi

pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan

semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang

statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi

para manajer dibanding lingkungan yang dinamis.

Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi

keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan

menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk

mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui

penyesuaian struktur organisasi.

2.7  Pola Organisasi

a. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari orang-orang

yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama

secara sadar serta dengan hubungan kerja yang

rasional. Contoh : Perusahaan, sekolah dan negara

Bagian-bagian organisasi formal :

1. Organisasi Lini

Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan

wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara

pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal

ini sangat dominan dimana semua kekuasaan di

tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan

kegiatan yang utama adalah wewenang dan

perintah.  Memang bentuk organisasi semacam ini,

khususnya didalam institusi-institusi yang kecil

sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat

diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat.

Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang

manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas

bawahan hanya dipandang sebagai robot yang

senantiasa siap melaksanakan perintah. 

2. Organisasi Staf

Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis

pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran

staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan

namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan.

Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin

kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga

pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan

semuanya dan memerlukan bantuan orang lain

(biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan

pemikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang

dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari

yang pertama karena keputusan-keputusan dapat

lebih baik namun kadang-kadang keputusan-keputusan

tersebut akan memakan waktu yang lama karena

melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang

melelahkan

3. Organisasi Lini dan Staf

Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis

organisasi yang terdahulu disebutkan (line dan

staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar

pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang

untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan

secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar

memberikan perintah atau nasehat tetapi juga

bertanggung jawab atas perintah atau nasehat

tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain

ialah keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih

baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang

dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena

mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Dalam

kehidupan sehari-hari apabila unit kerja

(departemen, perusahaan dan sebagainya) akan

melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung

diikuti oleh penyusunan organisasi baru. Struktur

organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu

dan ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih

struktur organisasi departemen.  Disamping itu

unit-unit kerja tersebut dijabarkan kedalam unit-

unit yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit

kerja yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan

wewenang yang berbeda-beda (dirjen, direktorat,

bidang, seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-

masing unit kerja tersebut sudah barang tentu akan

menyusun perencanaan dan kegiatan-kegiatan. Untuk

pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada

sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru. 

b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari orang-

orang  yang telibat pada suatu aktifitas serta

tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : RT dan

arisan.

2.8  Proses atau Langkah-langkah Pengorganisasian

     Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses

pengorganisasian terdiri dari lima langkah:

a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan

untuk mencapai tujuan organisasi

b. Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang

secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh

seseorang atau oleh sekelompok orang.

c. Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan

cara yang logis dan efisien

d. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan

anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis

e. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil

langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan

atau meningkatkan efektivitas.

     Menurut T.Hani Handoko (1999) proses

pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah

prosedur sebagai berikut:

a. Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan

untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-

kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh

satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak

terlalu berat juga tidak terlalu ringan.

c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk

mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi

menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

2.9  Perilaku Organisasi

2.9.1    Definisi Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu

yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan

tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya

terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok,

maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal

sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah

sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari

organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari

ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan

psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan

studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan

psikologi industri.

Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang

studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada

umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis,

meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program

psikologi industri dan ekonomi industri pula.

          Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia

bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan

Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi

praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin

penting dalam ekonomi global ketika orang dengan

berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja

bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang

ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi

karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-

kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis).

2.9.2    Kepribadian Utama yang Mempengaruhi Perilaku

Organisasi

2.9.2.1            Menurut Ahli

a. Menurut Duncan (Thoha, 2005), perilaku organisasi

adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek

tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau

suatu kelompok tertentu.

b. Menurut Larry L. Cummings (Thoha, 2005), perbedaan

dari perilaku organisasi dengan disiplin ilmu lain

yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku adalah

sebagai berikut:

1. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan

psikologi organisasi, antara lain: psikologi

organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada

tingkat psikologi saja, akan tetapi perilaku

organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari

multi disiplin. Kesamaan keduanya ialah kedua

bidang tersebut menjelskan perilaku orang-orang di

dalam suatu organisasi.

2. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori

organisasi didasarkan pada dua perbedaan antaranya

unit analisisnya dan pusat variabel tak bebas.

Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi

dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam

suatu organisasi dan penerapan dari ilmu

pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah

studi tentang susunan, proses, dan hasil-hasil

dari organisasi itu sendiri.

3. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan

personnel dan human resources adalah, bahwa

perilaku organisasi lebih menekankan pada

orientasi konsep, sedangkan personnel dan human

resources (P&HR) menekankan pada teknik dan

teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti

misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi yang

efektif dalam organisasi, seringkali muncul pada

keduanya. P&HR nampaknya berada pada permukaan

antara organisasi dan individu dengan menekankan

pada pengembangan dan pelaksanaan sistem

pengangkatan, pengembangan, dan motivasi dari

individu-individu di dalam suatu organisasi.

c. Menurut Davis dan Newstorm (1985), ada empat model

perilaku organisasi yang menunjukkan evolusi

pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan

manajer. Empat model atau kerangka kerja organisasi

adalah:

1. Otokratis – Dasar dari model ini adalah kekuatan

dengan orientasi manajerial otoritas. Para

karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap

ketaatan dan ketergantungan pada bos. Kebutuhan

karyawan yang terpenuhi adalah subsisten. Hasil

kinerja minimal.

2. Kustodian – Dasar dari model ini adalah sumber

daya ekonomi dengan orientasi manajerial uang.

Para karyawan pada gilirannya berorientasi pada

keamanan dan manfaat dan ketergantungan pada

organisasi. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi

adalah keamanan. Hasil kinerja adalah kerjasama

pasif.

3. Mendukung – Dasar dari model ini adalah

kepemimpinan dengan orientasi manajerial dukungan.

Para karyawan pada gilirannya berorientasi

terhadap prestasi kerja dan partisipasi. Kebutuhan

karyawan yang terpenuhi adalah status dan

pengakuan. Hasil kinerja terbangun drive.

4. Kolegial – Dasar dari model ini adalah kemitraan

dengan orientasi manajerial kerja sama tim. Para

karyawan pada gilirannya berorientasi ke arah

perilaku yang bertanggung jawab dan disiplin diri.

Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah

aktualisasi diri. Hasil kinerja adalah antusiasme

moderat.

2.9.2.2 Secara Umum

a. Evaluasi inti diri

Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu

menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri,

apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan

efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali

atau tidak berdaya atas [lingkungan] mereka.

Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh

dua elemen utama: harga diri dan lokus

kendali. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat

menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana

individu menganggap diri mereka berharga atau tidak

berharga sebagai seorang manusia. 

b.MachiavellianismeMachiavellianisme adalah tingkat di mana seorang

individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional,

dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses.

Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal

dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad

keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan

dan menggunakan kekuasaan.

c.NarsisismeNarsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan,

mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan,

membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan

diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa

ketika individu narsisis berpikir mereka adalah

pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan

rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai

mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu

narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari

individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka

sehingga individu narsisis cenderung memandang

rendah dnegan berbicara kasar kepada individu yang

mengancam mereka.

Individu narsisis juga cenderung egoisdan

eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang

dimiliki individu lain untuk keuntungannya.

d.Pemantauan diriPemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk

menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional

eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri

yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik

dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor

situasional eksternal. Bukti menunjukkan bahwa

individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi

cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain

dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan

dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan

diri yang rendah.

e. Kepribadian tipe A

Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara

agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk

mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit

dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang

atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara,

karakteristik ini cenderung dihargai dan dikaitkan

secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-

barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A

adalah:

1. Selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat

2. Merasa tidak sabaran

3. Berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua

hal pada saat yang bersamaan

4. Tidak dapat menikmati waktu luang

5. Terobsesi dengan angka-angka, mengukur

keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa

mereka peroleh.

f.Kepribadian proaktifKepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung

oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun

hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti.

Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif

daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau

halangan.

2.10      Fungsi Pengorganisasian

Fungsi Pengorganisasian adalah proses yang

menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah

dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah

struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem

dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat

memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat

bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian

tujuan organisasi.

2.10.1    Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian yaitu:

a. Mengalokasikan sunber daya,merumuskan dan

menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang

diperlukan.

b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan

adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.

c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan

pengambangan sunber daya manusia/tenaga kerja.

d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi

yang paling tepat.

2.10.2    Fungsi Tujuan Organisasi

a. Patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam

organisasi.

Melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan

datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan

kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan

tidak harus dilakukan.

b. Sumber Legitimasi

Dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan,berguna untuk meningkatkan kemampuan

organisasi untuk mendapatkansumber daya dan dukungan

dari lingkungan di sekitarnya.

c. Standar pelaksanaan

Jika tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami,

akan memberikan standar langsung bagi penilaian

pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah organisasi

menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat

dikuantifikasikan.

d. Sumber Motivasi

Untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan

tugas, misalnya dengan memberikan intensif bagi

anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik,

menghasilkan produk di atas standar dan lain

sebagainya yang akhirnya dapat mendorong para

anggota lainnya.

e. Dasar Rasional Pengorganisasian

Tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan

organisasi yang saling berinteraksi dalam kegiatan-

kegiatan untuk mencapai tujuan.

2.11      Tujuan Pengorganisasian

Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian

tugas dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota

organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara

khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas

yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu

dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan

bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat

menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan

itu.

Tujuan organisasi harus dirumuskan dan ditetapkan

dengan jelas. Hal ini penting karena:

a. Tanpa tujuan yang jelas maka organisasi tidak akan

mempunyai arah.

b. Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tidak ada

artinya dan hanya akan menimbulkan pemborosan

belaka.

c. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan

bentuk dan struktur organisasi.

d. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan

jumlah dan penempatan pegawai.

e. Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja

pada para anggota organisasi.

f. Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan

koordinasi, karena mereka menyadari bahwa semua

anggota organisasi bekerja ketujuan yang sama, yaitu

tujuan organisasi.

g. Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan

strategi. Siasat, metode, dan prosedur yang akan

dipergunakan.

h. Tujuan yang jelas merupakan dasar dari pada

organisasi untuk bergerak.

          Dalam menetapkan tujuan organisasi hendaknya

hal-hal berikut diperhatikan:

a. Tujuan haarus selalu ditinjau kembali untuk

disesuaikan dengan perkembangan keadaan dan

perkembangan organisasi.

b. Tujuan organisasi harus dapat dimengerti dan

dipahami oleh setiap anggota, dan dicamkan benar-

benar, sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka.

          Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh

para anggota. Apabila tujuan organisasi itu dapat

diterima oleh para anggota, hal ini berarti para

anggota organisasi mempunyai keyakinan bahwa tujuan

pribadi mereka pun akan dapat tercapai sehingga tujuan

mereka dapat dengan mudah digerakkan.

          Dalam merumuskan tujuan hendaknya dibedakan

antara tujun utama, tujuan sekunder, tujun jangka

panjang, tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah,

tujuan organisasi dan tujuan pribadi.

a. Tujuan utama atau yang disebut juga tujuan pokok

atau tunggal yang menyebab kan timbulnya organisasi

dan yang menjadi dasar dibentuknya organisasi.

Menurut jenis organisasi yang didirikan, tujuan

utama atau tujuan pokok dapat dibedakan menjadi

beberapa macam, misalnya tujuan mendapat keuntungan,

tujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi para

angora, dan tujuan untuk memberikan kesejahteraan

masyarakat dalam pemberian pelayanan kepentingan

umum, misalnya: telekomunikasi (dalam bidang

komunikasi), Bank Tabungan Negara (persero) (dalam

bidang penyediaan kredit perumahan rakyat),

Perusahaan Air minum (dalam penyediaan air bersih).

b. Jangka Panjang: merupakan tujuan akhir yang hendak

dicapai oleh suatu organisasi. Kadang-kadang tujuan

akhir merupakan tujuan abstrak karena kurang jelas.

Misalnya tujuan masyarakat adil dan makmur. Sangat

sulit untuk menggambarkan bagaimana bentuk dan wujud

dari pada masyarakat adil dan makmur tersebut.

Tujuan jangka panjang dapat pula diukur dengan

jangka waktu yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

akhir, misalnya waktu 25 tahun sampai dengan 30

tahun.

c. Tujuan Organisasi dan Tujuan Pribadi: Tujuan

organisasi adalah tujuan yang telah ditentukan dalam

konsep tujuan organisasi oleh organisasi yang

bersangkutan. Tujuan pribadi merupakan tujuan setiap

individu yang ada dalam organisasi. Pada dasarnya

setiap individu yang ada dalam organisasi sudah

mempunyai konsep tentang tujuan pribadi. Antara

tujuan pribadi dan tujuan organisasi harus ada

kesesuaian sehingga akan memperoleh manfaat timbal

balik.

Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:

a. Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan

kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan

organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan

efektif. Koordinasai dibutuhkan tatkala harus

membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis,

tetapi berada dalam satu organisasi.

b. Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu

pengawasan dengan menempatkan seorang anggota

manajer yang berkompetensi dalam setiap unit

organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat

ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan

sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran

kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama.

c. Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan

dengan sistem pengawasan yang identik pula secara

terpadu.

d. Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan

konsentrasi kegiatan, maka dapat membantu seorang

menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan

tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar

keahlian dapat menghasilkan produk yang

berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk

dapat

e. Memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan

masyarakat pengguna.

f. Penghematan biaya, artinya dengan

pengorganisasian, maka akan tumbuh pertimbangan

yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian

pelaku organisasi akan selalu berhati-hati dalam

setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene

menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif

banyak membutuhkan biaya tambahan berupa

gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya

dipertimbangkan berdasarkan nilai sumbangan

pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah

buruh yang berlebihan.

g. Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia,

dengan pengorganisasian, maka masing-masing

pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling

melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa

saling membutuhkan, mengurangi pendekatan

materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu

mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa

solidaritas dan berusaha menampung serta

menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat

individual.

Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya

pertimbangan, yaitu:

a. Membatasi idealisme tujuan

yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu

muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas

kemampuan teknis dan pengetahuan dengan besarnya

harapan yang hendak dicapai.

b. Pertimbangan waktu

artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya,

sehingga efektivitas kerja dapat terjamin.

c. Pertimbangan sumber daya

yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan

kualitas anggota organisasi untuk kepentingan

kemudahan mencapai tujuan.

d. Keseimbangan tujuan-tujuan

artinya perlu memperhatikan keseimbangankepentingan

antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada

kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi

saja, melainkan juga memperhatikan kepentingan

pemerintah dan publik.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan

yang ditetapkan relatif dapat diseimbangkan. Oleh

karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi,

seorang manajer harus dapat menentukan dan menciptakan

suatu keseimbangan dari tujuan- tujuan ganda, di

samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar

tujuan akhir dapat memberikan keseimbangan pula antara

kepentingan pribadi, organisasi, pemerintah dan

masyarakat pada umumnya.

2.12      Manfaat Organisasi

Beberapa manfaat organisasi yaitu:

a. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan.

Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya

organisasi yang baik.

b. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat.

Contoh dari manfaat ini ialah, jika organisasi

bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk

masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat.

Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi

mudah yang tangguh dan ksatria.

c. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan

dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita

menginginkan karier untuk kemajuan hidup,

berorganisasi dapat menjadi solusi.

d. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan.

Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya

fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran

penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan

sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah

ilmu pengetahuan.

Pengorganisasian  bermanfaat untuk hal-hal berikut :

a. Memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan

perusahaan.

b. Mengakibatkan adanya spesialisasi dalam melaksanakan

tugas.

c. Anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan

dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

sangat penting Pengorganisasian (organizing) dalam

manajemen. Karena merupakan fungsi dari manajemen yang

pasti ada dan sangat dibutuhkan maka peran

Pengorganisasian sangat penting dan sangat menentukan

langkah selanjutnya dalam manajemen.

            Pengertian organisasi dapat diartikan

menjadi dua artian yaitu, dalam arti dinamis disebut

pengorganisasian dan dalam arti statis.

            Secara sederhana organisasi memiliki tiga

unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan

bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri

sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling

berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang

utuh.

            Dalam pengorganisasian terdapat 9 macam

teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori

organisasi birokrasi, teori organisasi human relations,

teori organisasi perilaku, teori proses, teori

organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori

organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi

kontingensi. Dari semua teori ini, tidak satu teori pun

yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna,

teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan

saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat

apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan

lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi

tertentu.

     Sub bab lain yang terdapat dalam

Pengorganisasian yakni, asas atau prinsip, bentuk,

sruktur, pola, langkah atau proses, perilaku, fungsi,

tujuan, dan manfaat juga mempengaruhi baik atau

tidaknya, berhasil tidaknya  pengorganisasian maupun

manajemen yang menjalankannya.

Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti

berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu

keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik

antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat

disebabkan karena adanya faktor internal di

pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.

3.2 Saran

Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu

kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-

baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka

sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan.

Dan untuk para pemimpin  sebaiknya harus mengetahui

semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik

secara individu maupun kelompok.

            Agar suatu organisasi berhasil para anggota

harus saling bekerjasama dengan baik dan menjaga

kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat

diselesaikan dengan baik-baik tanpa jarus mengganggu

proses organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. 1982. Pengantar

Operasional    Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Saud, Udin Syaefudin. 2005. Perencanaan Pendidikan Suatu

Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kadarman, A.M. et.al. 1996. Pengantar Ilmu Manajemen.

Jakarta, Gramedia.

Sutisna, Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan. Bandung:

Angkasa.

Handoko, T. Hani (2003), Manajemen.  Edisi Kedua.

Cetakan Kedelapanbelas.    Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

http://mia-amel.blogspot.com/2011/12/tugas-makalah-

tentang-pengorganisasian.html

http://randyheksa.blogspot.com/2012/03/

pengorganisasian.html

http://komunikasi-samsul-huda.blogspot.com/2009/04/

perbedaan-organisasi-dan-manajemen.html

http://jandakembangs.blogspot.com/2011/11/tugas-

pengertian-pengorganisasian-dan.html

http://careabouteducation.wordpress.com/2011/09/22/

asas-asas-organisasi/

http://www.scribd.com/doc/21783340/Manajemen-

Pengorganisasian

http://www.jtanzilco.com/main/index.php/component/

content/article/1-kap-news/462-prinsip-prinsip-

organisasihttp://www.jtanzilco.com/main/index.php/

component/content/article/1-kap-news/462-prinsip-

prinsip-organisasi

http://thelastmemoris.blogspot.com/2012/05/pola-

organisasi.html

http://qinoy-smarttecnology.blogspot.com/2011/10/

struktur-organizing.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi

http://ais-zakiyudin.blogspot.com/2012/05/fungsi-

tujuan-dalam-organisasi.html

http://luffybersahabat.blog.com/2011/01/19/bentuk-

bentuk-organisasi/

http://elqorni.wordpress.com/2012/04/21/modul-3-fungsi-

organizing-dalam-manajemen-pertemuan

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/

copywriting/2073164-definisi-pengorganisasian-menurut-

para-ahli/

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/

copywriting/2073168-tujuan-pengorganisasian/

http://tkampus.blogspot.com/2011/11/

pengorganisasian.html

http://edwinnisme.wordpress.com/2011/11/28/

pengorganisasian/

http://wahyu410.wordpress.com/2010/11/07/

pengorganisasian/

http://suryantara.wordpress.com/2007/12/08/definisi-

dan-manfaat-organisasi/

http://ariflobster.blogspot.com/2011/12/pengertian-

organisasi-dan-manajemen.html

http://chasingsign.wordpress.com/2010/10/25/konsep-

dasar-dan-teori-organisasi/

http://zeincom.wordpress.com/2011/10/22/pomo/

http://bluebarley.blog.com/2011/11/22/pengorganisasian-

manajemen/