Upload
independent
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering
disebut modal. Untuk perseorangan, istilah ekuitas
(ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity)
lebih merefleksi kata yang ingin dikandungnya.
Istilah modal sering digunakan pula sebagai padanan
kata Ekuitas walaupun modal lebih dekat maknanya
dengan istilah capital. Ekuitas mengandung unsur
kepemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit
ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets)
untuk menghindari kesan adanya kepemilikan.
karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan
antara manajemen dan kepemilikan, informasi tentang
ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena
hal tersebut menunjukan hubungan antara perusahaan
(perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut
pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan
hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam
perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan
usaha, ekuitas pemegang saham merupakan "utang"
perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena
itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang
sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan
dan pemegang saham.
karena konsep kesatuan usaha menuntut
artikulasi antar statemen keuangan, tidak terdapat
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 1
masalah definisional dalam pembahasan ekuitas
seperti halnya elemen pendapatan, biaya dan laba.
Teori ekuitas yang bersifat semantik adalah teori
sudut pandang atau teori entitas. Ekuitas pemegang
saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting
yaitu modal setoran (paid-in atau contributed
capital) dan laba ditahan (retained earnings).
sebagai pasangan modal setoran, laba ditahan dapat
disebut sebagai modal bentukan atau cioptaan (earned
capital).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah karakteristik bentuk perusahaan
perseroan?
2. Apakah komponen-komponen utama dari ekuitas
pemegang saham?
3. Bagaimanakah prosedur akuntansi untuk
penerbitan saham?
4. Bagaimanakah akuntansi untuk saham treasuri?
5. Bagaimanakah akuntansi dan pelaporan saham
preferen?
6. Apa sajakah kebijakan yang digunakan dalam
pembagian dividen?
7. Apa sajakah bentuk-bentuk dalam pembagian
dividen?
8. Bagaimanakah cara penyajian dan analisis
ekuitas pemegang saham?
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 2
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan karakteristik bentuk
perusahaan perseroan.
2. Mampu menjelaskan komponen-komponen utama dari
ekuitas pemegang saham.
3. Mampu menjelaskan prosedur akuntansi untuk
penerbitan saham.
4. Mampu menjelaskan akuntansi untuk saham
treasuri.
5. Mampu menjelaskan akuntansi dan pelaporan saham
preferen.
6. Mampu menjelaskan kebijakan yang digunakan
dalam pembagian dividen.
7. Mampu menjelaskan bentuk-bentuk dalam pembagian
dividen.
8. Mampu menjelaskan cara penyajian dan analisis
ekuitas pemegang saham.
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk Perusahaan
Bentuk perusahaan terdiri atas tiga jenis yaitu
perusahaan perseorangan, persekutuan, dan perseroan.
Bentuk yang paling dominan dari ketiga jenis
perusahaan tersebut adalah perseroan, hal itu
disebabkan karena keunggulan perseroan dalam hal
mudah menarik dan mengakumulasi sejumlah modal yang
besar.
Karakter khusus dari bentuk perseroan yang
mempengaruhi akuntansi adalah
1. Pengaruh hukum perseroan Negara bagian
Siapapun yang ingin mendirikan perusahaan
harus menyerahkan anggaran dasar perusahaan
(articles of incorporation) pada Negara bagian
tempat perusahaan itu didirikan.
Setiap negara bagian memiliki undang-undang
pendirian bisnisnya sendiri. Akuntansi untuk
ekuitas pemegang saham mengikuti ketentuan dari
undang-undang tersebut. Hukum negara bagian
bersifat kompleks dan bervariasi baik pada
ketentuaannya maupun pada defenisinya mengenai
beberapa istilah.
2. Penggunaan modal saham atau sistem saham
Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan
umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 4
lembar saham. Setiap saham memiliki hak dan
keistimewaaan tertentu yang hanya dapat dibatasi
oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan.
Seseorang harus meneliti anggaran dasar
perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hukum
Negara bagian untuk meyakinkan pembatasan atas
atau variasi dari hak dan keistimewaan standar.
Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka
setiap saham memiliki hak-hak berikut :
a. Untuk membagi laba dan rugi secara
proporsional
b. Untuk ikut serta dalam manajemen secara
proporsional
c. Untuk membagi aktiva perusahaan apabila
terjadi likuidasi secara roporsional
d. Untuk ikut serta secara proporsional dalam
setiap penerbitan saham baru dari kelompok
yang sama disebut hak istimewa.
Hak Istimewa untuk melindungi seorang
pemegang saham dari kehilangan kepentingan
kepemilikan di luar kemauannya. Tanpa hak ini,
pemegang saham yang memiliki persentase
kepentingan tertentu akan merasa dirugikan akibat
penerbitan saham tambahan tanpa sepengetahuannya
pada tingkat harga yang tidak menguntungkan
mereka. Namun banyak perseroan yang menghapus hak
istimewa ini. Mengapa? karena hak istimewa ini
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 5
melekat pada saham yang akan membuat perusahaan
tidak dapat menerbitkan lebih banyak saham
tambahan, seperti yang sering dilakukan ketika
mengakuisisi perusahaan lain.
3. Pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan
Dalam setiap perseroan ada kelompok saham
yang mewakili kepemilikan dasar, yaitu saham
biasa dan saham preferen. Saham Biasa (common
stock) adalah hak residu perseroan yang menanggung
risiko besar bila terjadi kerugian dan menerima
manfaat bila terjadi keuntungan. Pemegang saham
ini tidak dijamin akan menerima dividen bila
perusahaan dilikuidasi tetapi mereka megendalikan
manajemen perusahaan dan memperoleh laba lebih
besar jika perusahaan sukses.
Dalam usaha menarik investor lebih besar,
perusahaan menawarkan dua atau lebih kelompok
saham dengan hak atau keistimewaan yang berbeda.
Menurut kontrak saham khusus antara perusahaan
dan pemegang saham, beberapa hak dikorbankan oleh
pemegang saham sebagai pengganti hak atau
keistimewaan khusus lainnya dan inilah yang
disebut sebagai saham preferen (preferred stokc).
Prioritas yang biasanya diberikan untuk pemegang
saham preferen dalah prioritas untuk mengklaim
laba. Mereka dijamin akan menerima laba pada
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 6
tingkat yang ditetapkan sebelum ada jumlah
tertentu yang dibayarkan kepada pemegang saham
biasa. Sebagai pengganti atas pengganti preferen
ini, saham preferen akan mengorbankan hak
suaranya pada manajemen dan haknya untuk menerima
laba diluar yang ditetapkan.
B. Modal Perusahaan
Ekitas pemilik dalam perseroan didefinisikan
sebagai ekuitas pemegang saham (shareholders equity).
Tiga kategori berikut ini biasanya muncul sebagai
bagian dari ekuitas pemegang saham :
1. Modal Saham
2. Tambahan Modal Disetor
3. Laba Ditahan
Dua kategori pertama merupakan modal kontribusi
(contributed in capital), maksudnya adalah total jumlah
yang disetorkan ke modal saham kepada perseroan
untuk digunakan dalam bisnis. Sedangkan, laba
ditahan merupakan modal yang dikembangkan perusahaan
jika bisnis berjalan dengan menguntungkan yang
terdiri dari laba yang tidak dibagi dan tetap
diinvestasikan dalam perusahaan. Dapat disimpulkan
Ekuitas pemilik atau pemegang saham (stockholders’ /
owner’s equity) merupakan kontribusi kumulatif bersih
oleh pemegang saham ditambah laba yang telah
ditahan. Ekuitas pemegang saham bertambah jika
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 7
perusahaan memperoleh keuntungan dan menurun jika
perusahaan mengalami kerugian.
1. Penerbitan Saham
Dalam penerbitan saham ada beberapa prosedur
yang perlu dilakukan. Pertama, saham harus
diotoritas oleh negara bagian, umumnya dalam
suatu sertifikat atau akta perusahaan. Kedua,
saham ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak
untuk menjual saham tersebut. Ketiga, dana saham
dikumpulkan dan akhirnya saham diterbitkan.
Perusahaan biasanya tidak membuat ayat jurnal
dalam akun buku besar ketika menerima otoritas
sahamnya dari negara bagian dalam proses
sertifikasi.
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan
saham akan dibahas dalam pembahasan berikut :
a. Saham dengan Nilai Pari (Par Value Stock )
Nilai pari saham tidak memiliki hubungan
dengan nilai pasar wajarnya. Oleh karena itu,
hasil pembayaran dari penerbitan saham dengan
nilai pari bisa sama, lebih besar, atau lebih
kecil dari nilai nominalnya.
Untuk memperlihatkan informasi tentang
penerbitan saham dengan nilai pari, akun harus
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 8
dipertahankan untuk masing-masing kelompok
saham berikut :
1. Saham Preferen atau Saham Biasa.
Kedua akun ini mencerminkan nilai pari
saham perseroan yang diterbitkan. Ketika
penerbitan saham biasa secara tunai dicatat,
nilai nominal saham akan di kredit ke akun
saham biasa. Tidak ada ayat jurnal tambahan
pada akun ini kecuali saham tambahan yang
diterbitkan atau saham yang ditarik.
Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa
Hydro-Slide,inc. Menerbitkan 1.000 saham dengan
nilai nominal $1 per lembar secara tunai. Ayat
jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah
:
Kas $1.000
Saham Biasa
$1.000
(mencatat penerbitan 1000 saham dengan
nilai nominal $1)
Jika Hydro-Slide menerbitkan tambahan 1.000
saham secara tunai seharga $5 per lembar dengan
nilai nominal $1, maka jurnalnya adalah :
Kas $5.000
Saham Biasa
$1.000
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 9
Agio Saham (Nilai Nominal)
$4.000
(Mencatat penerbitan tambahan
1000 saham biasa)
2. Modal Disetor yang Melebihi Nilai Pari atau
Tambahan Modal (Additional Paid-in Capital)
Menunjukkan setiap nilai pari yang disetor
oleh pemegang saham sebagai pengganti saham
yang diterbitkan untuk mereka. Setelah disetor,
kelebihan atas nilai pari akan menjadi bagian
dari tambahan modal disetor perusahaan, dan
pemegang saham perorangan tidak memiliki klaim
yang lebih besar atas kelebihan setoran
dibandingkan semua pemegang saham lainnya dari
kelompok saham yang sama.
Berdasarkan ilustrasi di atas, total modal
disetor dari kedua transaksi ini adalah $6.000
dan modal dasar $2.000.
b. Saham Tanpa Nilai Pari (No-Par Value Stock)
Banyak Negara bagian mengizinkan penerbitan
modal saham tanpa nilai pari. Alasan untuk
penerbitan saham tanpa nilai pari bersifat dua
arah. Pertama, penerbitan saham tanpa nilai
pari menghindari kewajiban kontinjensi yang
mungkin terjadi bila saham dengan nilai pari
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 10
diterbitkan pada disagio. Kedua, masih ada
kerancuan dalam hubungan antara nilai pari dan
nilai pasar. Jika saham tidak memiliki nilai
pari maka perlakuan yang dapat dipertanyakan
dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar
untuk nilai wajar tidak akan muncul.
Saham tanpa nilai pari, dijual berapapun
harga yang akan diperoleh. Tetapi tidak seperti
saham dengan nilai pari, saham tanpa nilai pari
diterbitkan tanpa agio atau disagio. Jumlah
yang diterima merepresentasikan kredit pada
saham preferen atau saham biasa.
Untuk mengilustrasikannya, asumsikan Video
Electronik Corporation didirikan dengan 10.000
lembar saham biasa yang diotorisasi tanpa nilai
nominal. Jika 500 lembar saham kemudian
diterbitkan dengan harga $10 per saham, maka
ayat jurnalnya adalah
Kas $5000
Saham Biasa-Tanpa Nilai Pari $5000
Saham tanpa nilai pari yang sebenarnya
harus dicatat pada akun sebesar harga
penerbitannya tanpa kerumitan akibat tambahan
modal disetor atau disagio. Namun beberapa
negara bagian mengizinkan penerbitan saham
tanpa nilai pari yang memiliki nilai ditetapkan
(stated value).
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 11
Asumsikan jika 1.000 lembar saham dengan
nilai ditetapkan $5 diterbitkan pada $15 per
lembar saham secara tunai, maka ayat jurnanya
adalah
Kas $15.000
Saham Biasa
$5.000
Modal disetor yang melebihi nilai
ditetapkan $10.000
c. Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya
(Penjualan Lump Sum)
Kadangkala, satu atau lebih kelompok
sekuritas diterbitkan oleh perusahaan untuk
suatu pembayaran tunggal atau sekaligus (Lump
sum). Masalah akuntansi dalam penjualan lump
sum adalah mengalokasikan hasil di antara
beberapa kelompok sekuritas. Perusahaan
menggunakan dua metode alokasi yang tersedia
yaitu :
1. Metode Proporsional
Jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya
yang baik untuk menentukan nilai relatif setiap
kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump
sum yang diterima dialokasikan antara kelompok-
kelompok sekuritas atas dasar proporsional.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa sebuah
perusahaan menerbitkan 1.000 lembar saham biasa
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 12
dengan nilai ditetapkan $10 per lembar yang
memiliki harga pasar $20 per lembar saham, dan
1.000 lembar saham preferen dengan nilai pari
$10 per lembar yang memiliki harga pasar $12
per lembar saham diterbitkan dengan nilai lump
sum sebesar $30.000. maka pengalokasian $30.000
ke dalam kedua kelompok saham tersebut
Nilai pasar saham biasa (1.000 x $20)
= $20.000
Nilai pasar saham preferen (1.000 x $12)
= $12.000
Nilai Pasar wajar agregat
$32.000
Dalokasikan ke saham biasa : $20.000$32.000×$30.000
= $18.750
Dialokasikan ke saham preferen :$20.000$32.000
×$30.000= $11.250
2. Metode Inkremental
Jika nilai pasar wajar semua kelompok
sekuritas tidak dapat ditentukan, maka metode
inkremental dapat digunakan. Nilai pasar
sekuritas itu digunakan sebagai dasar untuk
kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 13
dari nilai lump sum dialokasikan ke kelompok di
mana nilai pasar tidak diketahui. Sebagai
contoh, asumsikan jika 1.000 lembar saham biasa
dengan nilai pasar $20 dan 1.000 lembar saham
preferen dengan niali pari $10 yang tidak
memiliki harga pasar ditetapkan diterbitkan
dengan nilai lump sum sebesar $30.000, maka
alokasi dari $30.000 untuk kedua kelompok
adalah
Peneriamaan lump sum
$30.000
Dialokasikan ke saham biasa (1.000 x $20)
$20.000
Saldo yang dialokasikan ke saham preferen
$10.000
d. Saham yang Diterbitkan dalam Transaksi Nonkas
Akuntansi untuk penerbitan saham atas
properti atau jasa kadang-kadang menimbulkan
masalah dalam penilaian. Aturan umumnya adalah
saham yang diterbitkan untuk jasa atau properti
selain kas harus dicatat, baik pada nilai pasar
wajar saham yang diterbitkan maupun pada nilai
pasar wajar pertimbangan non kas yang diterima,
tergantung mana yang dapat ditentukan secara
jelas. Jika keduanya telah dapat ditentukan,
dan transaksi itu merupakan hasil pertukaran
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 14
jarak jauh, maka kemungkinan terjadinya
perbedaan nilai pasar wajar sangatlah kecil.
Jika nilai pasar wajar saham yang
diterbitkan dan properti atau jasa yang
diterima belum dapat ditentukan, maka
seharusnya digunakan teknik penilaian
berdasarkan pada data yang tersedia.
penelitian dapat didasarkan pada transaksi
pasar yang melibatkan aktiva yang dapat
dibandingkan atau menggunakan aliran kas
diskonto masa depan yang diharapkan. Penggunaan
nilai buku, pari, atau ditetapkan sebagai dasar
penilaian transaksi harus dihindari.
Serangkaian transaksi berikut menggambarkan
prosedur pencatatan penerbitan 10.000 lembar
saham biasa dengan nilai pari $10 yang ditukar
dengan paten pada Marlowe Company, dalam
beberapa keadaan.
1. Nilai pasar wajar paten belum dapat
ditentukan oleh Marlowe, tetapi nilai pasar
wajar saham diketahui sebesar $140.000.
Paten $140.000
Saham Biasa (10.000 x $10 per lembar)
$100.000
Agio Saham Biasa
$40.000
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 15
2. Nilai pasar wajar saham maupun nilai pasar
wajar paten belum diketahui oleh Marlowe.
Konsultan independen menetapkan nilai paten
sebesar $125.000 berdasarkan pada aliran kas
diskonto yang di harapkan.
Paten $125.000
Saham Biasa (10.000 x $10 per lembar)
$100.000
Agio Saham Biasa
$25.000
e. Biaya Penerbitan Saham
Ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham,
maka seharusnya melaporkan biaya yang
dikeluarkan untuk menjual saham, seperti biaya
penjaminan, biaya akuntansi dan hukum, biaya
percetakan dan pajak sebagai pengurang jumlah
yang disetor. Oleh karena itu, biaya penerbitan
didebet ke Tambahan Modal Disetor karena biaya
tersebut tidak berhubungan dengan operasi
perusahaan. Gaji manajemen dan biaya tidak
langsung lainnya yang berhubungan dengan
penerbitan saham harus dibebankan pada saat
dikeluarkan karena sulit untuk menetapkan
hubungan antara biaya-biaya tersebut yang
diterima dari hasil penjualan saham.
Gaji manajemen dan biaya tidak langsung
lainnya yang berhubungan dengan penerbitan
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 16
saham harus dibebankan pada saat dikeluarkan
karena sulit untuk menetapkan hubungan antara
biaya-biaya tersebut dengan hasil yang diterima
dari penjualan.
2. Reakuisisi Saham
Alasan perusahaan membeli kembali sahamnya
yang beredar cukup bervariasi. Beberapa alasan
utamanya adalah :
1. Untuk memenuhi distribusi pajak yang
efisien dari kelebihan kas kepada pemegang
saham.
2. Untuk meningkatkan laba per saham dan
pegembalian atas ekuitas (ROE).
3. Untuk memenuhi saham dalam kontrak
kompensasi saham karyawan atau memenuhi
kebutuhan merger yang potensial.
4. Untuk mengurangi upaya pengambilalihan atau
mengurangi jumlah pemegang saham.
5. Membentuk pasar bagi saham.
a. Pembelian saham treasuri
Ada dua metode yang umum digunakan :
1. Metode Biaya
Metode biaya atau metode harga perolehan
menghasilkan pendebetan akun Saham Treasuri
untuk biaya reakusisi, serta dalam pelaporan
akun ini sebagai suatu pengurangan dari total
modal disetor dan laba ditahan di neraca
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 17
2. Motode Nilai Pari atau Nilai Ditetapkan
Motode nilai pari atau nilai ditetapkan
Mencatat semua transaksi saham treasuri pada
nilai parinya dan melaporkan saham treasuri
hanya sebagai pengurang atas modal saham.
Metode biaya atau harga pokok umumnya
digunakan dalam akuntansi untuk saham treasuri.
Metode ini mengambil namanya dari kenyataan
bahwa akun saham treasuri dibuat pada biaya
atau harga pokok saham yang dibeli. Contoh,
Asumsikan pada tanggal 20 Januari 2007, Pacific
Company memperoleh 10.000 lembar sahamnya pada
$11 per saham. Ayat jurnal yang dibuat untuk
mencatat reakuisisi ini adalah
Saham Treasuri $110.000
Kas $110.000
b. Penjualan saham treasuri
Ada dua metode yang digunakan, yaitu :
1. Penjualan Saham Traesuri di Atas Harga
Pokoknya.
Apabila harga jual saham treasuri lebih
besar dari harga pokonya, maka perbedaan ini
dikredit ke Modal Disetor dari Saham Treasuri.
Untuk ilustrasi, asumsikan bahwa 1.000 lembar
saham treasuri Pacific Company yang diperoleh
sebelumnya pada $11 per saham dijual dengan
harga $15 per saham pada tanggal 10 Maret.
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 18
Pacific mencatat ayat jurnalnya sebagai berikut
:
Kas $15.000
Saham Treasuri $11.000
Modal disetor dari saham treasuri
$4.000
2. Penjualan Saham Treasuri di Bawah Harga
Pokok.
Apabila saham treasuri dijual di bawah
harga pokok, maka kelebihan harga pokok atas
harga jual didebet ke Modal Disetor dari Saham
Treasuri. Untuk ilustrasi, asumsikan bahwa
1.000 lembar saham treasuri tambahan pada
tanggal 21 Maret pada harga $8 per lembar
saham,. Pacific mencatat ayat jurnalnya sebagai
berikut :
Kas $8.000
Modal Disetor dari saham Treasuri
$3.000
Saham Treasuri $11.000
Apabila saldo kredit Modal Disetor dari
saham Treasuri dieliminasi, maka setiap
kelebihan tambahan harga pokok atas harga jual
didebet ke Laba Ditahan. Untuk ilustrasi,
anggaplah bahwa Pacific Company menjual
tambahan 1.000 lembar seharga $8 per saham pada
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 19
tanggal 10 April. Dalam kasus ini, saldo akun
Modal Disetor dari akun Saham Treasuri sebelum
pembeli 10 April adalah sebesar $1.000,
kelebihan tersebut didebet ke Modal Disetor
dari Saham Treasuri, dan sisanya didebet ke
laba Ditahan. Ayat jurnalnya adalah
Kas $8.000
Modal Disetor dari Saham Treasuri$1.000
Laba Ditahan $2.000
Saham Treasuri
$11.000
c. Penarikan saham treasuri
Dewan direksi dapat menyetujui penarikan
saham treasuri. Penarikan saham treasuri
mempunyai status sebagai saham yang diotorisasi
dan saham yang belum diterbitkan. Pengaruh
akuntansinya adalah sama dengan penjualan saham
treasuri kecuali bahwa debet dilakukan ke akun
modal disetor yang dapat diaplikasikan ke
penarikan saham, bukan ke kas. Sebagai contoh,
jika saham pada awalnya dijual dengan nilai
pari, maka saham biasa didebet sebesar nilai
pari persaham. Jika saham pada awalnya dijual
seharga $3 di atas nilai pari, maka debet ke
Agio Saham sebesar $3 per saham juga
diperlukan.
C. Saham Preferen (Preferen Stock)
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 20
Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus
yang memiliki beberapa preferensi atau kelebihan
atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
Karakteristik yang paling sering berkaitan dengan
penerbitan saham preferen :
1. Preferensi atas dividen
2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4. Dapat ditebus pada opsi perseron
5. Tidak mempunyai hak suara
1. Karakteristik Saham Preferen
a. Saham Preferen Kumulatif
Dinyatakan bahwa jika perseroan gagal
membayar dividen dalam satu tahun, maka harus
dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba
dapat dbagikan kepada pemegang saham biasa.
b. Saham Preferen Partisipasi
Pemegang saham ini membagi rata dengan
pemegang saham biasa setiap pembagian laba di
luar tingkat yang ditentukan.
c. Saham Preferen Konvertibel
Mengizinkan pemegang saham, menurut
opsinya, menukar saham preferen menjadi saham
biasa pada rasio yang telah ditentukan
sebelumnya.
d. Saham Preferen yang Dapat Ditarik
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 21
Mengizinkan perusahaan penerbit saham untuk
menarik atau menebus, pada opsinya, saham
preferen yang beredar pada tanggal tertentu di
masa depan dan pada harga yang telah
ditentukan.
e. Saham Preferen yang Dapat Ditebus
Terbitan saham preferen yang mempunyai
karakter yang membuat sekuritas itu bersifat
seperti hutang (mempunyai kewajiban hukum untuk
membayar) dan bukan seperti instrumen ekuitas.
Misalnya pada saham preferen yang dapat ditebus
ini mempunyai periode penebusan wajib atau
karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol
oleh perusahaan penerbit saham.
2. Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen
Akuntansi saham preferen pada saat
penerbitannya sama dengan akuntansi saham
biasa. Perusahaan mengalokasikan proceeds
antara nilai pari saham preferen dan tambahan
modal disetor. Sebagai gambaran, asumsikan
Bishop Co. Menerbitkan 10.000 saham preferen
dengan nilai pari sebesar $10 seharga $12 per
saham. Bishop mencatat penerbitan ini sebagai
berikut :
Kas $120.000
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 22
Saham Preferen
$100.000
Modal Disetor sebagai Kelebihan dari
Nilai Pari $20.000
Berkebalikan dengan obligasi konvertibel
(dicatat sebagai kewajiban saat tanggal
penerbitan), perusahaan memasukkan saham
preferen konvertibel sebagai ekuitas pemegang
saham. Di samping itu, ketika menerbitkan saham
preferen konvertibel, tidak ada justifikasi
teoritis untuk mengakui keuntungan atau
kerugian. Perusahaan tidak mengakui keuntungan
atau kerugian ketika berurusan dengan pemegang
saham dalam kapasitas mereka sebagai pemilik
perusahaan. Namun perusahaan memakai metode
nilai buku : mendebet saham preferen dan
tambahan modal disetor yang terkait dan
mengkredit saham biasa dan tambahan modal
disetor (apabila ada kelebihan).
Saham preferen umumnya tidak mempunyai
tanggal jatuh tempo. Sehingga, tidak ada
kewajiban hukum untuk membayar pemegang saham
preferen. Akibatnya, perusahaan klasifikasi
saham preferen sebagai bagian dari ekuitas
pemegang saham. Setiap kelebihan atas nilai
pari dilaporkan sebagai dari tambahan modal
disetor. Dividen saham preferen diperlakukan
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 23
sebagai distribusi laba dan bukan sebagai beban
perseroan. Perusahaan harus mengungkapkan hak-
hak yang berhubungan dengan saham preferen yang
beredar.
D. Kebijakan Dividen
Penentuan jumlah dividen yang tepat yang harus
dibayarkan merupakan keputusan manajemen keuangan
yang sulit. Perusahaan yang membayar dividen secara
ekstrim enggan untuk mengurangi atau mengeliminasi
dividennya, karena mereka percaya bahwa tindakan ini
akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas. Sangat
sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam
jumlah yang sama dengan laba ditahan yang tersedia
secara legal.
1. Kondisi Keuangan dan Pembagian Dividen
Eksistensi kewajiban lancar sangat kuat
menyatakan bahwa sebagian dari kas diperlukan
untuk membayar kewajiban lancar ketika jatuh
tempo. Selain itu kebutuhan akan uang tunai
sehari-hari untuk penggajian dan pengeluaran
lainnya yang tidak dimasukkan dalam kewajiban
lancar juga memerlukan kas.
Jadi, sebelum dividen diumumkan, manajemen
harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk
membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak
dibayarkan kecuali posisi keuangan sekarang
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 24
ataupun yang akan datang tampak menjamin
pembagian dividen.
2. Jenis-Jenis Dividen
a. Dividen Tunai
Pengumuman dividen tunai merupakan
kewajiban dan karena pembayaran biasanya harus
dilakukan dengan segera dan biasanya disebut
sebagai kewajiban lancar. Untuk
mengilustrasikan, asumsikan Roadway Corp. pada
tanggal 10 juni mengumumkan dividen tunai
sebesar 50 sen per lembar saham atas 1,8 juta
lembar saham yang dibayarkan 16 juli kepada
semua pemegang saham yang tercatat per 24 juni.
Pada tanggal pengumuman ( 10 Juni )
Laba ditahan (Dividen Tunai yg Diumumkan)
900.000
Hutang Dividen
900.000
Pada tanggal pencatatan ( 24 Juni )
Tidak ada ayat jurnal
Pada tanggal pembayaran ( 16 Juli )
Hutang Dividen
900.000
Kas 900.000
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 25
Untuk membuat akun buku besar yang
memperlihatkan jumlah dividen yang diumumkan
selama tahun berjalan, Dividen tunai yang
diumumkan dapat didebet sebagai pengganti Laba
Ditahan pada waktu diumumkan. Akun ini kemudian
ditutup ke Laba Ditahan pada akhir tahun.
b. Dividen Properti (Dividend in Kind)
Hutang dividen dalam bentuk aktiva
perusahaan selain kas disebut sebagai dividen
properti. Ketika dividen properti diumumkan,
maka perusahaan harus menetapkan kembali nilai
wajar properti yang akan dibagikan dengan
mengakui setiap keuntungan atau kerugian
sebagai perbedaan nilai wajar dengan nilai buku
pada tanggal pengumuman.
Untuk mengilustrasikan, Asumsikan trendler
Inc., mentransfer sebagian investasinya dalam
sekuritas yang mudah dipasarkan senilai
$1.250.000 kepada pemegang saham dengan
mengumumkan dividen properti pada tanggal 28
Desember 2009, dan membagikan pada tanggal 30
Januari 2010 kepada pemegang saham yang
tercatat per 15 Januari 2010. Pada tanggal
pengumuman sekuritas itu memiliki nilai pasar
sebesar $2.000.000. Ayat jurnal yang terkait
yaitu
Pada tanggal pengumuman (28 Des 2009)
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 26
Investasi dalam Sekuritas
$750.000
Keuntungan atas Apresiasi Sekuritas
$750.000
Laba Ditahan (Dividen Properti)
$2.000.000
Hutang Dividen Properti
$2.000.000
Pada tanggal Pembayaran (30 Jan 2010)
Hutang Dividn Properti
$2.000.000
Investasi dalam Sekuritas
$2.000.000
c. Dividen Likuiditas
Dividen yang tidak didasarkan pada laba
ditahan, yang menyiratkan bahwa dividen ini
merupakan pengembalian dari investasi pemegang
saham dan bukan dari laba. Dengan kata lain,
setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba
merupakan pengurangan modal disetor perusahaan
dan sejauh itu merupakan dividen likuidasi.
Sebagai ilustrasi, asumsikan McMhesney
Mines Inc., menerbitkan dividen kepada para
pemegang sahambiasanya sebesar $1.200.000.
Pemunguman dividen tunai itu menyatakan bahwa
$900.000 harus dipertimbangkan sebagai laba dan
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 27
sisanya meruoakan pengembalian modal. McChesney
Mines mencatat ayat jurnal terkait sebagai
berikut
Tanggal Pengumuman
Laba Ditahan $900.000
Tambahan Modal Dietor $300.000
Hutang Dividen
$1.200.000
Pada tanggal pembayaran
Hutang Dividen $900.000
Kas $900.000
Dalam beberapa kasus, manajemen secara
sederhana dapat memutuskan untuk menghentikan
bisnis dan mengumumkan dividen likuidasi. Dalam
kasus ini, likuidasi dapat dilakukan selama
beberapa tahun untuk menjamin penjualan aset
secara wajar dan biasa.
d. Dividen Saham
Dividen saham merupakan penerbitan oleh
suatu perseroan atas saham miliknya sendiri
kepada pemegang saham atas dasar prorata.
Beberapa akuntan berpendapat bahwa nilai pari
saham yang diterbitkan sebagai dividen harus
ditransfer dari laba ditahan ke modal saham.
Sementara yang lain berpendapat bahwa nilai
wajar saham yang diterbitkan harus ditransfer
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 28
dari laba ditahan ke modal saham dan tambahan
modal disetor. Dividen yang lebih kecil dari
20-25% saham biasa sering kali disebut sebagai
dividen saham kecil (biasa).
Untuk mengilustrasikan dividen saham biasa,
asumsikan bahwa Vine Corporation memiliki 1.000
lembar modal saham yang beredar dengan nilai
pari $100 dan laba ditahan sebesar $50.000.
Jika Vine mengumumkan dividen saham sebesar
10%, maka perusahaan itu harus menerbitkan 100
lembar saham tambahan kepada pemegang sahamnya
sekarang. Jika diasumsikan bahwa nilai wajar
saham pada saat dividen saham diumumkan adalah
$130 per lembar saham, maka ayat jurnal terkait
untuk mencatat pengumumannya.
Pada tanggal pengumuman
Laba Ditahan $13.000
Dividen Saham Biasa bisa dibagikan
$10.000
Agio Saham
$3.000
Pada tanggal pembagian
Dividen saham biasa bisa dibagikan
$10.000
Saham biasa
$10.000
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 29
3. Pemecahan Saham
Makin tinggi harga pasar saham, makin kecil
kesempatan saham tersebut dapat dibeli oleh para
investor. Manajemen dari banyak perusahaan merasa
yakin bahwa untuk menjalin hubungan dengan
masyarakat yang lebih baik, kepemilikan yang
lebih luas sangat diperlukan. Karena itu, mereka
ingin memiliki harga pasar yang cukup rendah
sehingga berada dalam batas kemampuan mayoritas
calon investor. Untuk mengurangi nilai pasar
saham, cara yang biasa dilakukan adalah dengan
melakukan pemecahan saham.
Dari sudu pandang akuntansi, tidak ada ayat
jurnal untuk mencatat pemecahan saham. Namun
suatu catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan
bahwa nilai pari saham telah berubah, dan jumlah
saham telah bertambah.
Perbedaan pemecahan saham dan dividen saham
Pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah
saham yang beredar dan penurunan nilai pari atau
nilai ditetapkan per saham. Sementara dividen
saham, meskipun menghasilkan kenaikan jumlah
saham yang beredar, namun tidak mengurangi nilai
pari, jadi dividen itu menambah total nilai pari
saham yang beredar.
Ketika tambahan saham diterbitkan
dengan tujuan mengurangi harga pasar per unit,
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 30
maka pembagian itu lebih merupakan pemecahan
saham daripada dividen saham. Pembagian ini
biasanya timbul jika jumlah saham yang
diterbitkan lebih besar dari 20%-25% jumlah saham
yang beredar sebelumnya.
Selain itu, karena nilai pari saham yang
beredar juga tidak berubah, maka transfer dari
laba ditahan hanya dilakukan jumllah yang
disyaratkan menurut akta. Biasanya hal ini
merupakan transfer laba ditahan ke modal saham
sebesar nilai pari saham yang diterbitkan yang
berlawanan dengan transfer nilai pasar sham yang
diterbitkan.
4. Pengungkapan Pembatasan atas Laba Ditahan
Dalam banyak perusahaan terdapat pembatasan
atas laba ditahan atau dividen, tapi tidak ada
ayat jurnal formal yang dibuat. Namun pembatasan
seperti itu diungkapkan dengan catatan.
Pengungkapan catatan harus menjelaskan sumber
pembatasan, ketentuan yang berkaitan, dan jumlah
laba ditahan yang terkena pembatasan atau
sebaliknya.
Pembatasan dapat didasarkan atas penahanan
saldo laba ditahan tertentu, kemampuan perusahaan
untuk mengamati kebutuhan modal kerja tertentu,
pinjaman tambahan, dan pertimbangan lainnya.
E. Penyajian dan Analisis Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 31
1. Penyajian
a. Neraca
Salah satu kelompok yang disajikan didalam
laporan posisi keuangan adalah ekuitas pemegang
saham. Dalam penyajian ekuitas pemegang saham,
perusahaan harus mengungkapkan hak-hak dan
keistimewaan yang berkaitan dengan berbagai
sekuritas yang beredar. Misalnya, perusahaan
harus mengungkapkan semua dividen yang
dikeluarkan setelahnya dan preferensi
likuidasi, hak partisipasi, harga dan tanggal
penarikan, persyaratan modal tertanam, hak
suara khusus, dan syarat-syarat kontrak lain
yang penting dalam menerbitkan saham tambahan
b. Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Laporan ekuitas pemegang saham biasanya
disajikan dalam format dasar sebagai berikut :
1. Saldo pada awal periode
2. Penambahan
3. Pengurangan saldo pada akhir periode.
2. Analisis
Analisis Rasio ekuitas pemegang sahamm
digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dan
solvensi jangka panjang perusahaan. Tiga rasio
yang digunakan yaitu :
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 32
1. Tingkat Pengembalian atas ekuitas saham
biasa
Tingkat Pengembalian atas saham biasa =
( Laba Bersih - Dividen Saham Preferen ) / Rata -
Rata Ekuitas Pemegang Saham
2. Rasio pembayaran
Rasio Pembayaran = Dividen Tunai / Laba
Bersih - Dividen Preferen
3. Nilai buku per saham
Nilai Buku Per Saham = Ekuitas Pemegang Saham
Biasa / Saham yang Beredar.
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 33
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Karakter khusus dari bentuk perseroan yang
mempengaruhi akuntansi adalah Pengaruh hukum
perseroan Negara bagian, Penggunaan modal saham atau
sistem saham, Pengembangan berbagai kepentingan
kepemilikan.
Ekuitas pemegang saham atau pemilik
diklasifikasikan menjadi dua kategori: modal
kontribusi (modal disetor) dan modal yang diperoleh.
Dalam penerbitan saham ada beberapa prosedur
yang perlu dilakukan. Pertama, saham harus
diotoritas oleh negara bagian, umumnya dalam suatu
sertifikat atau akta perusahaan. Kedua, saham
ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak untuk
menjual saham tersebut. Ketiga, dana saham
dikumpulkan dan akhirnya saham diterbitkan.
Metode biaya atau harga pokok umumnya digunakan
dalam akuntansi untuk saham treasuri. Metode ini
mengambil namanya dari kenyataan bahwa akun saham
treasuri dibuat pada biaya atau harga pokok saham
yang dibeli.
Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus
yang memiliki beberapa preferensi atau kelebihan
atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.
Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya
sama dengan akuntansi saham biasa.
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 34
Penentuan jumlah dividen yang tepat yang harus
dibayarkan merupakan keputusan manajemen keuangan
yang sulit. Perusahaan yang membayar dividen secara
ekstrim enggan untuk mengurangi atau mengeliminasi
dividennya, karena mereka percaya bahwa tindakan ini
akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas.
Analisis Rasio ekuitas pemegang sahamm
digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dan
solvensi jangka panjang perusahaan. Tiga rasio yang
digunakan yaitu : tingkat Pengembalian atas ekuitas
saham biasa, rasio pembayaran, nilai buku per saham
B. Saran
Apabila perusahaan terlihat tidak bagus, sebaiknya saham biasa dijual dan membeli saham preferen karena saham biasa memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan saham preferen.
Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 35