35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal. Untuk perseorangan, istilah ekuitas (ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity) lebih merefleksi kata yang ingin dikandungnya. Istilah modal sering digunakan pula sebagai padanan kata Ekuitas walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Ekuitas mengandung unsur kepemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya kepemilikan. karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan, informasi tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan "utang" perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang saham. karena konsep kesatuan usaha menuntut artikulasi antar statemen keuangan, tidak terdapat Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 1

Modal Saham Keiso

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering

disebut modal. Untuk perseorangan, istilah ekuitas

(ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity)

lebih merefleksi kata yang ingin dikandungnya.

Istilah modal sering digunakan pula sebagai padanan

kata Ekuitas walaupun modal lebih dekat maknanya

dengan istilah capital. Ekuitas mengandung unsur

kepemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit

ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets)

untuk menghindari kesan adanya kepemilikan.

karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan

antara manajemen dan kepemilikan, informasi tentang

ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena

hal tersebut menunjukan hubungan antara perusahaan

(perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut

pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan

hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam

perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan

usaha, ekuitas pemegang saham merupakan "utang"

perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena

itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang

sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan

dan pemegang saham.

karena konsep kesatuan usaha menuntut

artikulasi antar statemen keuangan, tidak terdapat

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 1

masalah definisional dalam pembahasan ekuitas

seperti halnya elemen pendapatan, biaya dan laba.

Teori ekuitas yang bersifat semantik adalah teori

sudut pandang atau teori entitas. Ekuitas pemegang

saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting

yaitu modal setoran (paid-in atau contributed

capital) dan laba ditahan (retained earnings).

sebagai pasangan modal setoran, laba ditahan dapat

disebut sebagai modal bentukan atau cioptaan (earned

capital).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah karakteristik bentuk perusahaan

perseroan?

2. Apakah komponen-komponen utama dari ekuitas

pemegang saham?

3. Bagaimanakah prosedur akuntansi untuk

penerbitan saham?

4. Bagaimanakah akuntansi untuk saham treasuri?

5. Bagaimanakah akuntansi dan pelaporan saham

preferen?

6. Apa sajakah kebijakan yang digunakan dalam

pembagian dividen?

7. Apa sajakah bentuk-bentuk dalam pembagian

dividen?

8. Bagaimanakah cara penyajian dan analisis

ekuitas pemegang saham?

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 2

C. Tujuan

1. Mampu menjelaskan karakteristik bentuk

perusahaan perseroan.

2. Mampu menjelaskan komponen-komponen utama dari

ekuitas pemegang saham.

3. Mampu menjelaskan prosedur akuntansi untuk

penerbitan saham.

4. Mampu menjelaskan akuntansi untuk saham

treasuri.

5. Mampu menjelaskan akuntansi dan pelaporan saham

preferen.

6. Mampu menjelaskan kebijakan yang digunakan

dalam pembagian dividen.

7. Mampu menjelaskan bentuk-bentuk dalam pembagian

dividen.

8. Mampu menjelaskan cara penyajian dan analisis

ekuitas pemegang saham.

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Bentuk Perusahaan

Bentuk perusahaan terdiri atas tiga jenis yaitu

perusahaan perseorangan, persekutuan, dan perseroan.

Bentuk yang paling dominan dari ketiga jenis

perusahaan tersebut adalah perseroan, hal itu

disebabkan karena keunggulan perseroan dalam hal

mudah menarik dan mengakumulasi sejumlah modal yang

besar.

Karakter khusus dari bentuk perseroan yang

mempengaruhi akuntansi adalah

1. Pengaruh hukum perseroan Negara bagian

Siapapun yang ingin mendirikan perusahaan

harus menyerahkan anggaran dasar perusahaan

(articles of incorporation) pada Negara bagian

tempat perusahaan itu didirikan.

Setiap negara bagian memiliki undang-undang

pendirian bisnisnya sendiri. Akuntansi untuk

ekuitas pemegang saham mengikuti ketentuan dari

undang-undang tersebut. Hukum negara bagian

bersifat kompleks dan bervariasi baik pada

ketentuaannya maupun pada defenisinya mengenai

beberapa istilah.

2. Penggunaan modal saham atau sistem saham

Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan

umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 4

lembar saham. Setiap saham memiliki hak dan

keistimewaaan tertentu yang hanya dapat dibatasi

oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan.

Seseorang harus meneliti anggaran dasar

perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hukum

Negara bagian untuk meyakinkan pembatasan atas

atau variasi dari hak dan keistimewaan standar.

Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka

setiap saham memiliki hak-hak berikut :

a. Untuk membagi laba dan rugi secara

proporsional

b. Untuk ikut serta dalam manajemen secara

proporsional

c. Untuk membagi aktiva perusahaan apabila

terjadi likuidasi secara roporsional

d. Untuk ikut serta secara proporsional dalam

setiap penerbitan saham baru dari kelompok

yang sama disebut hak istimewa.

Hak Istimewa untuk melindungi seorang

pemegang saham dari kehilangan kepentingan

kepemilikan di luar kemauannya. Tanpa hak ini,

pemegang saham yang memiliki persentase

kepentingan tertentu akan merasa dirugikan akibat

penerbitan saham tambahan tanpa sepengetahuannya

pada tingkat harga yang tidak menguntungkan

mereka. Namun banyak perseroan yang menghapus hak

istimewa ini. Mengapa? karena hak istimewa ini

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 5

melekat pada saham yang akan membuat perusahaan

tidak dapat menerbitkan lebih banyak saham

tambahan, seperti yang sering dilakukan ketika

mengakuisisi perusahaan lain.

3. Pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan

Dalam setiap perseroan ada kelompok saham

yang mewakili kepemilikan dasar, yaitu saham

biasa dan saham preferen. Saham Biasa (common

stock) adalah hak residu perseroan yang menanggung

risiko besar bila terjadi kerugian dan menerima

manfaat bila terjadi keuntungan. Pemegang saham

ini tidak dijamin akan menerima dividen bila

perusahaan dilikuidasi tetapi mereka megendalikan

manajemen perusahaan dan memperoleh laba lebih

besar jika perusahaan sukses.

Dalam usaha menarik investor lebih besar,

perusahaan menawarkan dua atau lebih kelompok

saham dengan hak atau keistimewaan yang berbeda.

Menurut kontrak saham khusus antara perusahaan

dan pemegang saham, beberapa hak dikorbankan oleh

pemegang saham sebagai pengganti hak atau

keistimewaan khusus lainnya dan inilah yang

disebut sebagai saham preferen (preferred stokc).

Prioritas yang biasanya diberikan untuk pemegang

saham preferen dalah prioritas untuk mengklaim

laba. Mereka dijamin akan menerima laba pada

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 6

tingkat yang ditetapkan sebelum ada jumlah

tertentu yang dibayarkan kepada pemegang saham

biasa. Sebagai pengganti atas pengganti preferen

ini, saham preferen akan mengorbankan hak

suaranya pada manajemen dan haknya untuk menerima

laba diluar yang ditetapkan.

B. Modal Perusahaan

Ekitas pemilik dalam perseroan didefinisikan

sebagai ekuitas pemegang saham (shareholders equity).

Tiga kategori berikut ini biasanya muncul sebagai

bagian dari ekuitas pemegang saham :

1. Modal Saham

2. Tambahan Modal Disetor

3. Laba Ditahan

Dua kategori pertama merupakan modal kontribusi

(contributed in capital), maksudnya adalah total jumlah

yang disetorkan ke modal saham kepada perseroan

untuk digunakan dalam bisnis. Sedangkan, laba

ditahan merupakan modal yang dikembangkan perusahaan

jika bisnis berjalan dengan menguntungkan yang

terdiri dari laba yang tidak dibagi dan tetap

diinvestasikan dalam perusahaan. Dapat disimpulkan

Ekuitas pemilik atau pemegang saham (stockholders’ /

owner’s equity) merupakan kontribusi kumulatif bersih

oleh pemegang saham ditambah laba yang telah

ditahan. Ekuitas pemegang saham bertambah jika

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 7

perusahaan memperoleh keuntungan dan menurun jika

perusahaan mengalami kerugian.

1. Penerbitan Saham

Dalam penerbitan saham ada beberapa prosedur

yang perlu dilakukan. Pertama, saham harus

diotoritas oleh negara bagian, umumnya dalam

suatu sertifikat atau akta perusahaan. Kedua,

saham ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak

untuk menjual saham tersebut. Ketiga, dana saham

dikumpulkan dan akhirnya saham diterbitkan.

Perusahaan biasanya tidak membuat ayat jurnal

dalam akun buku besar ketika menerima otoritas

sahamnya dari negara bagian dalam proses

sertifikasi.

Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan

saham akan dibahas dalam pembahasan berikut :

a. Saham dengan Nilai Pari (Par Value Stock )

Nilai pari saham tidak memiliki hubungan

dengan nilai pasar wajarnya. Oleh karena itu,

hasil pembayaran dari penerbitan saham dengan

nilai pari bisa sama, lebih besar, atau lebih

kecil dari nilai nominalnya.

Untuk memperlihatkan informasi tentang

penerbitan saham dengan nilai pari, akun harus

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 8

dipertahankan untuk masing-masing kelompok

saham berikut :

1. Saham Preferen atau Saham Biasa.

Kedua akun ini mencerminkan nilai pari

saham perseroan yang diterbitkan. Ketika

penerbitan saham biasa secara tunai dicatat,

nilai nominal saham akan di kredit ke akun

saham biasa. Tidak ada ayat jurnal tambahan

pada akun ini kecuali saham tambahan yang

diterbitkan atau saham yang ditarik.

Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa

Hydro-Slide,inc. Menerbitkan 1.000 saham dengan

nilai nominal $1 per lembar secara tunai. Ayat

jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah

:

Kas $1.000

Saham Biasa

$1.000

(mencatat penerbitan 1000 saham dengan

nilai nominal $1)

Jika Hydro-Slide menerbitkan tambahan 1.000

saham secara tunai seharga $5 per lembar dengan

nilai nominal $1, maka jurnalnya adalah :

Kas $5.000

Saham Biasa

$1.000

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 9

Agio Saham (Nilai Nominal)

$4.000

(Mencatat penerbitan tambahan

1000 saham biasa)

2. Modal Disetor yang Melebihi Nilai Pari atau

Tambahan Modal (Additional Paid-in Capital)

Menunjukkan setiap nilai pari yang disetor

oleh pemegang saham sebagai pengganti saham

yang diterbitkan untuk mereka. Setelah disetor,

kelebihan atas nilai pari akan menjadi bagian

dari tambahan modal disetor perusahaan, dan

pemegang saham perorangan tidak memiliki klaim

yang lebih besar atas kelebihan setoran

dibandingkan semua pemegang saham lainnya dari

kelompok saham yang sama.

Berdasarkan ilustrasi di atas, total modal

disetor dari kedua transaksi ini adalah $6.000

dan modal dasar $2.000.

b. Saham Tanpa Nilai Pari (No-Par Value Stock)

Banyak Negara bagian mengizinkan penerbitan

modal saham tanpa nilai pari. Alasan untuk

penerbitan saham tanpa nilai pari bersifat dua

arah. Pertama, penerbitan saham tanpa nilai

pari menghindari kewajiban kontinjensi yang

mungkin terjadi bila saham dengan nilai pari

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 10

diterbitkan pada disagio. Kedua, masih ada

kerancuan dalam hubungan antara nilai pari dan

nilai pasar. Jika saham tidak memiliki nilai

pari maka perlakuan yang dapat dipertanyakan

dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar

untuk nilai wajar tidak akan muncul.

Saham tanpa nilai pari, dijual berapapun

harga yang akan diperoleh. Tetapi tidak seperti

saham dengan nilai pari, saham tanpa nilai pari

diterbitkan tanpa agio atau disagio. Jumlah

yang diterima merepresentasikan kredit pada

saham preferen atau saham biasa.

Untuk mengilustrasikannya, asumsikan Video

Electronik Corporation didirikan dengan 10.000

lembar saham biasa yang diotorisasi tanpa nilai

nominal. Jika 500 lembar saham kemudian

diterbitkan dengan harga $10 per saham, maka

ayat jurnalnya adalah

Kas $5000

Saham Biasa-Tanpa Nilai Pari $5000

Saham tanpa nilai pari yang sebenarnya

harus dicatat pada akun sebesar harga

penerbitannya tanpa kerumitan akibat tambahan

modal disetor atau disagio. Namun beberapa

negara bagian mengizinkan penerbitan saham

tanpa nilai pari yang memiliki nilai ditetapkan

(stated value).

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 11

Asumsikan jika 1.000 lembar saham dengan

nilai ditetapkan $5 diterbitkan pada $15 per

lembar saham secara tunai, maka ayat jurnanya

adalah

Kas $15.000

Saham Biasa

$5.000

Modal disetor yang melebihi nilai

ditetapkan $10.000

c. Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya

(Penjualan Lump Sum)

Kadangkala, satu atau lebih kelompok

sekuritas diterbitkan oleh perusahaan untuk

suatu pembayaran tunggal atau sekaligus (Lump

sum). Masalah akuntansi dalam penjualan lump

sum adalah mengalokasikan hasil di antara

beberapa kelompok sekuritas. Perusahaan

menggunakan dua metode alokasi yang tersedia

yaitu :

1. Metode Proporsional

Jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya

yang baik untuk menentukan nilai relatif setiap

kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump

sum yang diterima dialokasikan antara kelompok-

kelompok sekuritas atas dasar proporsional.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa sebuah

perusahaan menerbitkan 1.000 lembar saham biasa

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 12

dengan nilai ditetapkan $10 per lembar yang

memiliki harga pasar $20 per lembar saham, dan

1.000 lembar saham preferen dengan nilai pari

$10 per lembar yang memiliki harga pasar $12

per lembar saham diterbitkan dengan nilai lump

sum sebesar $30.000. maka pengalokasian $30.000

ke dalam kedua kelompok saham tersebut

Nilai pasar saham biasa (1.000 x $20)

= $20.000

Nilai pasar saham preferen (1.000 x $12)

= $12.000

Nilai Pasar wajar agregat

$32.000

Dalokasikan ke saham biasa : $20.000$32.000×$30.000

= $18.750

Dialokasikan ke saham preferen :$20.000$32.000

×$30.000= $11.250

2. Metode Inkremental

Jika nilai pasar wajar semua kelompok

sekuritas tidak dapat ditentukan, maka metode

inkremental dapat digunakan. Nilai pasar

sekuritas itu digunakan sebagai dasar untuk

kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 13

dari nilai lump sum dialokasikan ke kelompok di

mana nilai pasar tidak diketahui. Sebagai

contoh, asumsikan jika 1.000 lembar saham biasa

dengan nilai pasar $20 dan 1.000 lembar saham

preferen dengan niali pari $10 yang tidak

memiliki harga pasar ditetapkan diterbitkan

dengan nilai lump sum sebesar $30.000, maka

alokasi dari $30.000 untuk kedua kelompok

adalah

Peneriamaan lump sum

$30.000

Dialokasikan ke saham biasa (1.000 x $20)

$20.000

Saldo yang dialokasikan ke saham preferen

$10.000

d. Saham yang Diterbitkan dalam Transaksi Nonkas

Akuntansi untuk penerbitan saham atas

properti atau jasa kadang-kadang menimbulkan

masalah dalam penilaian. Aturan umumnya adalah

saham yang diterbitkan untuk jasa atau properti

selain kas harus dicatat, baik pada nilai pasar

wajar saham yang diterbitkan maupun pada nilai

pasar wajar pertimbangan non kas yang diterima,

tergantung mana yang dapat ditentukan secara

jelas. Jika keduanya telah dapat ditentukan,

dan transaksi itu merupakan hasil pertukaran

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 14

jarak jauh, maka kemungkinan terjadinya

perbedaan nilai pasar wajar sangatlah kecil.

Jika nilai pasar wajar saham yang

diterbitkan dan properti atau jasa yang

diterima belum dapat ditentukan, maka

seharusnya digunakan teknik penilaian

berdasarkan pada data yang tersedia.

penelitian dapat didasarkan pada transaksi

pasar yang melibatkan aktiva yang dapat

dibandingkan atau menggunakan aliran kas

diskonto masa depan yang diharapkan. Penggunaan

nilai buku, pari, atau ditetapkan sebagai dasar

penilaian transaksi harus dihindari.

Serangkaian transaksi berikut menggambarkan

prosedur pencatatan penerbitan 10.000 lembar

saham biasa dengan nilai pari $10 yang ditukar

dengan paten pada Marlowe Company, dalam

beberapa keadaan.

1. Nilai pasar wajar paten belum dapat

ditentukan oleh Marlowe, tetapi nilai pasar

wajar saham diketahui sebesar $140.000.

Paten $140.000

Saham Biasa (10.000 x $10 per lembar)

$100.000

Agio Saham Biasa

$40.000

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 15

2. Nilai pasar wajar saham maupun nilai pasar

wajar paten belum diketahui oleh Marlowe.

Konsultan independen menetapkan nilai paten

sebesar $125.000 berdasarkan pada aliran kas

diskonto yang di harapkan.

Paten $125.000

Saham Biasa (10.000 x $10 per lembar)

$100.000

Agio Saham Biasa

$25.000

e. Biaya Penerbitan Saham

Ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham,

maka seharusnya melaporkan biaya yang

dikeluarkan untuk menjual saham, seperti biaya

penjaminan, biaya akuntansi dan hukum, biaya

percetakan dan pajak sebagai pengurang jumlah

yang disetor. Oleh karena itu, biaya penerbitan

didebet ke Tambahan Modal Disetor karena biaya

tersebut tidak berhubungan dengan operasi

perusahaan. Gaji manajemen dan biaya tidak

langsung lainnya yang berhubungan dengan

penerbitan saham harus dibebankan pada saat

dikeluarkan karena sulit untuk menetapkan

hubungan antara biaya-biaya tersebut yang

diterima dari hasil penjualan saham.

Gaji manajemen dan biaya tidak langsung

lainnya yang berhubungan dengan penerbitan

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 16

saham harus dibebankan pada saat dikeluarkan

karena sulit untuk menetapkan hubungan antara

biaya-biaya tersebut dengan hasil yang diterima

dari penjualan.

2. Reakuisisi Saham

Alasan perusahaan membeli kembali sahamnya

yang beredar cukup bervariasi. Beberapa alasan

utamanya adalah :

1. Untuk memenuhi distribusi pajak yang

efisien dari kelebihan kas kepada pemegang

saham.

2. Untuk meningkatkan laba per saham dan

pegembalian atas ekuitas (ROE).

3. Untuk memenuhi saham dalam kontrak

kompensasi saham karyawan atau memenuhi

kebutuhan merger yang potensial.

4. Untuk mengurangi upaya pengambilalihan atau

mengurangi jumlah pemegang saham.

5. Membentuk pasar bagi saham.

a. Pembelian saham treasuri

Ada dua metode yang umum digunakan :

1. Metode Biaya

Metode biaya atau metode harga perolehan

menghasilkan pendebetan akun Saham Treasuri

untuk biaya reakusisi, serta dalam pelaporan

akun ini sebagai suatu pengurangan dari total

modal disetor dan laba ditahan di neraca

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 17

2. Motode Nilai Pari atau Nilai Ditetapkan

Motode nilai pari atau nilai ditetapkan

Mencatat semua transaksi saham treasuri pada

nilai parinya dan melaporkan saham treasuri

hanya sebagai pengurang atas modal saham.

Metode biaya atau harga pokok umumnya

digunakan dalam akuntansi untuk saham treasuri.

Metode ini mengambil namanya dari kenyataan

bahwa akun saham treasuri dibuat pada biaya

atau harga pokok saham yang dibeli. Contoh,

Asumsikan pada tanggal 20 Januari 2007, Pacific

Company memperoleh 10.000 lembar sahamnya pada

$11 per saham. Ayat jurnal yang dibuat untuk

mencatat reakuisisi ini adalah

Saham Treasuri $110.000

Kas $110.000

b. Penjualan saham treasuri

Ada dua metode yang digunakan, yaitu :

1. Penjualan Saham Traesuri di Atas Harga

Pokoknya.

Apabila harga jual saham treasuri lebih

besar dari harga pokonya, maka perbedaan ini

dikredit ke Modal Disetor dari Saham Treasuri.

Untuk ilustrasi, asumsikan bahwa 1.000 lembar

saham treasuri Pacific Company yang diperoleh

sebelumnya pada $11 per saham dijual dengan

harga $15 per saham pada tanggal 10 Maret.

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 18

Pacific mencatat ayat jurnalnya sebagai berikut

:

Kas $15.000

Saham Treasuri $11.000

Modal disetor dari saham treasuri

$4.000

2. Penjualan Saham Treasuri di Bawah Harga

Pokok.

Apabila saham treasuri dijual di bawah

harga pokok, maka kelebihan harga pokok atas

harga jual didebet ke Modal Disetor dari Saham

Treasuri. Untuk ilustrasi, asumsikan bahwa

1.000 lembar saham treasuri tambahan pada

tanggal 21 Maret pada harga $8 per lembar

saham,. Pacific mencatat ayat jurnalnya sebagai

berikut :

Kas $8.000

Modal Disetor dari saham Treasuri

$3.000

Saham Treasuri $11.000

Apabila saldo kredit Modal Disetor dari

saham Treasuri dieliminasi, maka setiap

kelebihan tambahan harga pokok atas harga jual

didebet ke Laba Ditahan. Untuk ilustrasi,

anggaplah bahwa Pacific Company menjual

tambahan 1.000 lembar seharga $8 per saham pada

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 19

tanggal 10 April. Dalam kasus ini, saldo akun

Modal Disetor dari akun Saham Treasuri sebelum

pembeli 10 April adalah sebesar $1.000,

kelebihan tersebut didebet ke Modal Disetor

dari Saham Treasuri, dan sisanya didebet ke

laba Ditahan. Ayat jurnalnya adalah

Kas $8.000

Modal Disetor dari Saham Treasuri$1.000

Laba Ditahan $2.000

Saham Treasuri

$11.000

c. Penarikan saham treasuri

Dewan direksi dapat menyetujui penarikan

saham treasuri. Penarikan saham treasuri

mempunyai status sebagai saham yang diotorisasi

dan saham yang belum diterbitkan. Pengaruh

akuntansinya adalah sama dengan penjualan saham

treasuri kecuali bahwa debet dilakukan ke akun

modal disetor yang dapat diaplikasikan ke

penarikan saham, bukan ke kas. Sebagai contoh,

jika saham pada awalnya dijual dengan nilai

pari, maka saham biasa didebet sebesar nilai

pari persaham. Jika saham pada awalnya dijual

seharga $3 di atas nilai pari, maka debet ke

Agio Saham sebesar $3 per saham juga

diperlukan.

C. Saham Preferen (Preferen Stock)

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 20

Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus

yang memiliki beberapa preferensi atau kelebihan

atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.

Karakteristik yang paling sering berkaitan dengan

penerbitan saham preferen :

1. Preferensi atas dividen

2. Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi

3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa

4. Dapat ditebus pada opsi perseron

5. Tidak mempunyai hak suara

1. Karakteristik Saham Preferen

a. Saham Preferen Kumulatif

Dinyatakan bahwa jika perseroan gagal

membayar dividen dalam satu tahun, maka harus

dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba

dapat dbagikan kepada pemegang saham biasa.

b. Saham Preferen Partisipasi

Pemegang saham ini membagi rata dengan

pemegang saham biasa setiap pembagian laba di

luar tingkat yang ditentukan.

c. Saham Preferen Konvertibel

Mengizinkan pemegang saham, menurut

opsinya, menukar saham preferen menjadi saham

biasa pada rasio yang telah ditentukan

sebelumnya.

d. Saham Preferen yang Dapat Ditarik

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 21

Mengizinkan perusahaan penerbit saham untuk

menarik atau menebus, pada opsinya, saham

preferen yang beredar pada tanggal tertentu di

masa depan dan pada harga yang telah

ditentukan.

e. Saham Preferen yang Dapat Ditebus

Terbitan saham preferen yang mempunyai

karakter yang membuat sekuritas itu bersifat

seperti hutang (mempunyai kewajiban hukum untuk

membayar) dan bukan seperti instrumen ekuitas.

Misalnya pada saham preferen yang dapat ditebus

ini mempunyai periode penebusan wajib atau

karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol

oleh perusahaan penerbit saham.

2. Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen

Akuntansi saham preferen pada saat

penerbitannya sama dengan akuntansi saham

biasa. Perusahaan mengalokasikan proceeds

antara nilai pari saham preferen dan tambahan

modal disetor. Sebagai gambaran, asumsikan

Bishop Co. Menerbitkan 10.000 saham preferen

dengan nilai pari sebesar $10 seharga $12 per

saham. Bishop mencatat penerbitan ini sebagai

berikut :

Kas $120.000

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 22

Saham Preferen

$100.000

Modal Disetor sebagai Kelebihan dari

Nilai Pari $20.000

Berkebalikan dengan obligasi konvertibel

(dicatat sebagai kewajiban saat tanggal

penerbitan), perusahaan memasukkan saham

preferen konvertibel sebagai ekuitas pemegang

saham. Di samping itu, ketika menerbitkan saham

preferen konvertibel, tidak ada justifikasi

teoritis untuk mengakui keuntungan atau

kerugian. Perusahaan tidak mengakui keuntungan

atau kerugian ketika berurusan dengan pemegang

saham dalam kapasitas mereka sebagai pemilik

perusahaan. Namun perusahaan memakai metode

nilai buku : mendebet saham preferen dan

tambahan modal disetor yang terkait dan

mengkredit saham biasa dan tambahan modal

disetor (apabila ada kelebihan).

Saham preferen umumnya tidak mempunyai

tanggal jatuh tempo. Sehingga, tidak ada

kewajiban hukum untuk membayar pemegang saham

preferen. Akibatnya, perusahaan klasifikasi

saham preferen sebagai bagian dari ekuitas

pemegang saham. Setiap kelebihan atas nilai

pari dilaporkan sebagai dari tambahan modal

disetor. Dividen saham preferen diperlakukan

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 23

sebagai distribusi laba dan bukan sebagai beban

perseroan. Perusahaan harus mengungkapkan hak-

hak yang berhubungan dengan saham preferen yang

beredar.

D. Kebijakan Dividen

Penentuan jumlah dividen yang tepat yang harus

dibayarkan merupakan keputusan manajemen keuangan

yang sulit. Perusahaan yang membayar dividen secara

ekstrim enggan untuk mengurangi atau mengeliminasi

dividennya, karena mereka percaya bahwa tindakan ini

akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas. Sangat

sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam

jumlah yang sama dengan laba ditahan yang tersedia

secara legal.

1. Kondisi Keuangan dan Pembagian Dividen

Eksistensi kewajiban lancar sangat kuat

menyatakan bahwa sebagian dari kas diperlukan

untuk membayar kewajiban lancar ketika jatuh

tempo. Selain itu kebutuhan akan uang tunai

sehari-hari untuk penggajian dan pengeluaran

lainnya yang tidak dimasukkan dalam kewajiban

lancar juga memerlukan kas.

Jadi, sebelum dividen diumumkan, manajemen

harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk

membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak

dibayarkan kecuali posisi keuangan sekarang

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 24

ataupun yang akan datang tampak menjamin

pembagian dividen.

2. Jenis-Jenis Dividen

a. Dividen Tunai

Pengumuman dividen tunai merupakan

kewajiban dan karena pembayaran biasanya harus

dilakukan dengan segera dan biasanya disebut

sebagai kewajiban lancar. Untuk

mengilustrasikan, asumsikan Roadway Corp. pada

tanggal 10 juni mengumumkan dividen tunai

sebesar 50 sen per lembar saham atas 1,8 juta

lembar saham yang dibayarkan 16 juli kepada

semua pemegang saham yang tercatat per 24 juni.

Pada tanggal pengumuman ( 10 Juni )

Laba ditahan (Dividen Tunai yg Diumumkan)

900.000

Hutang Dividen

900.000

Pada tanggal pencatatan ( 24 Juni )

Tidak ada ayat jurnal

Pada tanggal pembayaran ( 16 Juli )

Hutang Dividen

900.000

Kas 900.000

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 25

Untuk membuat akun buku besar yang

memperlihatkan jumlah dividen yang diumumkan

selama tahun berjalan, Dividen tunai yang

diumumkan dapat didebet sebagai pengganti Laba

Ditahan pada waktu diumumkan. Akun ini kemudian

ditutup ke Laba Ditahan pada akhir tahun.

b. Dividen Properti (Dividend in Kind)

Hutang dividen dalam bentuk aktiva

perusahaan selain kas disebut sebagai dividen

properti. Ketika dividen properti diumumkan,

maka perusahaan harus menetapkan kembali nilai

wajar properti yang akan dibagikan dengan

mengakui setiap keuntungan atau kerugian

sebagai perbedaan nilai wajar dengan nilai buku

pada tanggal pengumuman.

Untuk mengilustrasikan, Asumsikan trendler

Inc., mentransfer sebagian investasinya dalam

sekuritas yang mudah dipasarkan senilai

$1.250.000 kepada pemegang saham dengan

mengumumkan dividen properti pada tanggal 28

Desember 2009, dan membagikan pada tanggal 30

Januari 2010 kepada pemegang saham yang

tercatat per 15 Januari 2010. Pada tanggal

pengumuman sekuritas itu memiliki nilai pasar

sebesar $2.000.000. Ayat jurnal yang terkait

yaitu

Pada tanggal pengumuman (28 Des 2009)

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 26

Investasi dalam Sekuritas

$750.000

Keuntungan atas Apresiasi Sekuritas

$750.000

Laba Ditahan (Dividen Properti)

$2.000.000

Hutang Dividen Properti

$2.000.000

Pada tanggal Pembayaran (30 Jan 2010)

Hutang Dividn Properti

$2.000.000

Investasi dalam Sekuritas

$2.000.000

c. Dividen Likuiditas

Dividen yang tidak didasarkan pada laba

ditahan, yang menyiratkan bahwa dividen ini

merupakan pengembalian dari investasi pemegang

saham dan bukan dari laba. Dengan kata lain,

setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba

merupakan pengurangan modal disetor perusahaan

dan sejauh itu merupakan dividen likuidasi.

Sebagai ilustrasi, asumsikan McMhesney

Mines Inc., menerbitkan dividen kepada para

pemegang sahambiasanya sebesar $1.200.000.

Pemunguman dividen tunai itu menyatakan bahwa

$900.000 harus dipertimbangkan sebagai laba dan

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 27

sisanya meruoakan pengembalian modal. McChesney

Mines mencatat ayat jurnal terkait sebagai

berikut

Tanggal Pengumuman

Laba Ditahan $900.000

Tambahan Modal Dietor $300.000

Hutang Dividen

$1.200.000

Pada tanggal pembayaran

Hutang Dividen $900.000

Kas $900.000

Dalam beberapa kasus, manajemen secara

sederhana dapat memutuskan untuk menghentikan

bisnis dan mengumumkan dividen likuidasi. Dalam

kasus ini, likuidasi dapat dilakukan selama

beberapa tahun untuk menjamin penjualan aset

secara wajar dan biasa.

d. Dividen Saham

Dividen saham merupakan penerbitan oleh

suatu perseroan atas saham miliknya sendiri

kepada pemegang saham atas dasar prorata.

Beberapa akuntan berpendapat bahwa nilai pari

saham yang diterbitkan sebagai dividen harus

ditransfer dari laba ditahan ke modal saham.

Sementara yang lain berpendapat bahwa nilai

wajar saham yang diterbitkan harus ditransfer

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 28

dari laba ditahan ke modal saham dan tambahan

modal disetor. Dividen yang lebih kecil dari

20-25% saham biasa sering kali disebut sebagai

dividen saham kecil (biasa).

Untuk mengilustrasikan dividen saham biasa,

asumsikan bahwa Vine Corporation memiliki 1.000

lembar modal saham yang beredar dengan nilai

pari $100 dan laba ditahan sebesar $50.000.

Jika Vine mengumumkan dividen saham sebesar

10%, maka perusahaan itu harus menerbitkan 100

lembar saham tambahan kepada pemegang sahamnya

sekarang. Jika diasumsikan bahwa nilai wajar

saham pada saat dividen saham diumumkan adalah

$130 per lembar saham, maka ayat jurnal terkait

untuk mencatat pengumumannya.

Pada tanggal pengumuman

Laba Ditahan $13.000

Dividen Saham Biasa bisa dibagikan

$10.000

Agio Saham

$3.000

Pada tanggal pembagian

Dividen saham biasa bisa dibagikan

$10.000

Saham biasa

$10.000

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 29

3. Pemecahan Saham

Makin tinggi harga pasar saham, makin kecil

kesempatan saham tersebut dapat dibeli oleh para

investor. Manajemen dari banyak perusahaan merasa

yakin bahwa untuk menjalin hubungan dengan

masyarakat yang lebih baik, kepemilikan yang

lebih luas sangat diperlukan. Karena itu, mereka

ingin memiliki harga pasar yang cukup rendah

sehingga berada dalam batas kemampuan mayoritas

calon investor. Untuk mengurangi nilai pasar

saham, cara yang biasa dilakukan adalah dengan

melakukan pemecahan saham.

Dari sudu pandang akuntansi, tidak ada ayat

jurnal untuk mencatat pemecahan saham. Namun

suatu catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan

bahwa nilai pari saham telah berubah, dan jumlah

saham telah bertambah.

Perbedaan pemecahan saham dan dividen saham

Pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah

saham yang beredar dan penurunan nilai pari atau

nilai ditetapkan per saham. Sementara dividen

saham, meskipun menghasilkan kenaikan jumlah

saham yang beredar, namun tidak mengurangi nilai

pari, jadi dividen itu menambah total nilai pari

saham yang beredar.

Ketika tambahan saham diterbitkan

dengan tujuan mengurangi harga pasar per unit,

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 30

maka pembagian itu lebih merupakan pemecahan

saham daripada dividen saham. Pembagian ini

biasanya timbul jika jumlah saham yang

diterbitkan lebih besar dari 20%-25% jumlah saham

yang beredar sebelumnya.

Selain itu, karena nilai pari saham yang

beredar juga tidak berubah, maka transfer dari

laba ditahan hanya dilakukan jumllah yang

disyaratkan menurut akta. Biasanya hal ini

merupakan transfer laba ditahan ke modal saham

sebesar nilai pari saham yang diterbitkan yang

berlawanan dengan transfer nilai pasar sham yang

diterbitkan.

4. Pengungkapan Pembatasan atas Laba Ditahan

Dalam banyak perusahaan terdapat pembatasan

atas laba ditahan atau dividen, tapi tidak ada

ayat jurnal formal yang dibuat. Namun pembatasan

seperti itu diungkapkan dengan catatan.

Pengungkapan catatan harus menjelaskan sumber

pembatasan, ketentuan yang berkaitan, dan jumlah

laba ditahan yang terkena pembatasan atau

sebaliknya.

Pembatasan dapat didasarkan atas penahanan

saldo laba ditahan tertentu, kemampuan perusahaan

untuk mengamati kebutuhan modal kerja tertentu,

pinjaman tambahan, dan pertimbangan lainnya.

E. Penyajian dan Analisis Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 31

1. Penyajian

a. Neraca

Salah satu kelompok yang disajikan didalam

laporan posisi keuangan adalah ekuitas pemegang

saham. Dalam penyajian ekuitas pemegang saham,

perusahaan harus mengungkapkan hak-hak dan

keistimewaan yang berkaitan dengan berbagai

sekuritas yang beredar. Misalnya, perusahaan

harus mengungkapkan semua dividen yang

dikeluarkan setelahnya dan preferensi

likuidasi, hak partisipasi, harga dan tanggal

penarikan, persyaratan modal tertanam, hak

suara khusus, dan syarat-syarat kontrak lain

yang penting dalam menerbitkan saham tambahan

b. Laporan Ekuitas Pemegang Saham

Laporan ekuitas pemegang saham biasanya

disajikan dalam format dasar sebagai berikut :

1. Saldo pada awal periode

2. Penambahan

3. Pengurangan saldo pada akhir periode.

2. Analisis

Analisis Rasio ekuitas pemegang sahamm

digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dan

solvensi jangka panjang perusahaan. Tiga rasio

yang digunakan yaitu :

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 32

1. Tingkat Pengembalian atas ekuitas saham

biasa

Tingkat Pengembalian atas saham biasa =

( Laba Bersih - Dividen Saham Preferen ) / Rata -

Rata Ekuitas Pemegang Saham

2. Rasio pembayaran

Rasio Pembayaran = Dividen Tunai / Laba

Bersih - Dividen Preferen

3. Nilai buku per saham

Nilai Buku Per Saham = Ekuitas Pemegang Saham

Biasa / Saham yang Beredar.

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 33

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakter khusus dari bentuk perseroan yang

mempengaruhi akuntansi adalah Pengaruh hukum

perseroan Negara bagian, Penggunaan modal saham atau

sistem saham, Pengembangan berbagai kepentingan

kepemilikan.

Ekuitas pemegang saham atau pemilik

diklasifikasikan menjadi dua kategori: modal

kontribusi (modal disetor) dan modal yang diperoleh.

Dalam penerbitan saham ada beberapa prosedur

yang perlu dilakukan. Pertama, saham harus

diotoritas oleh negara bagian, umumnya dalam suatu

sertifikat atau akta perusahaan. Kedua, saham

ditawarkan untuk dijual dan dibuat kontrak untuk

menjual saham tersebut. Ketiga, dana saham

dikumpulkan dan akhirnya saham diterbitkan.

Metode biaya atau harga pokok umumnya digunakan

dalam akuntansi untuk saham treasuri. Metode ini

mengambil namanya dari kenyataan bahwa akun saham

treasuri dibuat pada biaya atau harga pokok saham

yang dibeli.

Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus

yang memiliki beberapa preferensi atau kelebihan

atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.

Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya

sama dengan akuntansi saham biasa.

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 34

Penentuan jumlah dividen yang tepat yang harus

dibayarkan merupakan keputusan manajemen keuangan

yang sulit. Perusahaan yang membayar dividen secara

ekstrim enggan untuk mengurangi atau mengeliminasi

dividennya, karena mereka percaya bahwa tindakan ini

akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas.

Analisis Rasio ekuitas pemegang sahamm

digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dan

solvensi jangka panjang perusahaan. Tiga rasio yang

digunakan yaitu : tingkat Pengembalian atas ekuitas

saham biasa, rasio pembayaran, nilai buku per saham

B. Saran

Apabila perusahaan terlihat tidak bagus, sebaiknya saham biasa dijual dan membeli saham preferen karena saham biasa memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan saham preferen.

Ekuitas Pemegang Saham HAlaman 35