Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MakalahSISTEM PERDAGANGAN DARK POOL DALAM PASAR MODAL DITINJAU
DARI HUKUM POSITIF INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Surat Berharga dan Pasar Modal
Dosen Mata Kuliah:
Dr. Hj. Lastuti Abubakar, S.H., M.H.
Pupung Faisal, S.H., M.H.
Ema Rahmawati, S.H., M.H.
Oleh Kelompok IV:
Christin Melinda (110110110408)
I Gusti Agung Dennis M. (110110110419)
Amanda Mayangsari (110110110423)
Alvin Akbar Niode (110110110431)
Triani Rahmah Budiarti (110110110433)
1
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG2014
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Permasalahan Hukum
4
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pasar Modal dan Pengaturannya5
B. Mekanisme Perdagangan di Luar dan di Dalam Bursa Efek
dan
Pengawasan Perdagangan di Luar Bursa
6
C. Perkembangan Sistem Pasar Modal di Indonesia
7
BAB III ANALISIS
2
A. Mekanisme Perdagangan Dark Pool dikaitkan dengan
Hukum Positif yang berlaku di Indonesia
11
B. Lembaga yang Berwenang dalam Hal Pasar Modal
di Indonesia Menyikapi Permasalahan Dark Pool
12
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
14
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan pasar modal dibentuk berdasarkan
kebutuhan perkembangan ekonomi nasional yang
menuntut adanya sarana penarikan dana masyarakat
3
melalui lembaga pasar modal. Perkembangan secara
evolutif ini banyak ditemui di negara-negara
kapitalis liberal. Di Indonesia pendekatannya
lebih terarah kepada kebijaksanaan pembangunan
nasional. Dengan demikian tujuan pembentukan pasar
modal di Indonesia mempunyai jangkauan dan misi
yang lebih luas dari pada pasar modal di banyak
negara.1 Jangkauan yang dirangkum adalah mencakup 3
(tiga) aspek mendasar, yaitu:2
1. Mempercepat proses perluasan keikutsertaan
masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan;
2. Diarahkan pada aspek pemerataan pendapatan
masyarakat melalui pemerataan pemilikan saham
perusahaan;
3. Untuk lebih menggairahkan partisipasi
masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan
dana untuk digunakan secara produktif.
Jangkauan tersebut mempunyai misi yang sejalan
dengan isi yang terkandung dalam Pasal 33 Ayat
(1) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang
menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia dijalankan
berdasarkan usaha bersama dan asas kekeluargaan.
Atas dasar itu, maka pasar modal mempunyai1 Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Jakarta: Badan Penerbit Iblam, 2005,
hlm. 142 Jasso Winarto, Pasar Modal Indonesia: Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi
BEJ, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997, hlm. 32
4
landasan idiil dan konstitusional yang sesuai dengan
norma yang terdapat dalam falsafah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. 3
Berdasarkan prinsip tersebut, maka pasar modal
Indonesia ditujukan terutama untuk mendemokrasikan
ekonomi, yaitu keadilan ekonomi yang menjadi tujuan
cita-cita nasional. Hal ini selaras dengan apa
yang ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 yakni
mencapai kesejahteraan umum bagi seluruh bangsa
Indonesia. Atas dasar itu, maka pasar modal
Indonesia harus diarahkan kepada usaha-usaha
pemerataan pendapatan masyarakat demi mencapai
keadilan sosial yang lebih tinggi dalam struktur
ekonomi Indonesia. Demokrasi ekonomi yang
diinginkan adalah sistem ekonomi pasar terkendali
yang diabadikan bagi kesejahteraan masyarakat,
swasta memegang peranan dalam kegiatan ekonomi,
sedangkan pemerintah bertindak sebagai fasilitator
dan pengendali melalui kebijakan yang dilandasi oleh
tatanan hukum yang berlaku.4
Memiliki pasar modal yang maju dan berkembang pesat
merupakan impian banyak negara. Pasar modal memiliki
peran besar bagi perekonomian suatu negara, karena3 Umaran Mansyur, Teknik Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia, Jakarta:
Aksara Kencana, 1986, hlm. 74 Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan
Investasi, Bandung: PT Alumni Bandung, 2007, hlm. 6.
5
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yakni
fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal
dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar
menyediakan fasilitas atau sarana yang mempertemukan
dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan
dana (yaitu investor) dan pihak yang memerlukan dana
(yaitu issuer, pihak yang menerbitkan efek atau emiten).
Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki
kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut
dengan harapan memperoleh imbal hasil, sedangkan pihak
issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana
tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal
hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik
investasi yang dipilih.5
Persaingan global yang ada saat ini telah
mengedepankan kualitas sistem perdagangan efek,
khususnya sarana perdagangan sebagai faktor penentu
bagi keberhasilan suatu pasar dalam menarik pemodal.
Sistem perdagangan Efek yang mengutamakan kecepatan,
5 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Pasar Modal di
Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab Edisi 2, Jakarta: Salemba
Empat, 2006, hlm. 2
6
biaya yang efisien dan akses terhadap teknologi
perdagangan elektronik merupakan spesifikasi minimum
bagi suatu pasar untuk dapat memenangkan persaingan
menjaring pemodal. Persaingan bebas dan hilangnya
batasan negara di dunia Pasar Modal pada akhirnya
mendorong munculnya sistem perdagangan Efek yang
memungkinkan para pemodal untuk melakukan transaksi
Efek tanpa terikat oleh tempat dan waktu. Kecenderungan
ini cepat atau lambat akan menggantikan pola
perdagangan tradisional yang menggunakan sistem
perdagangan berbasis tempat (lantai Bursa).
Sejalan dengan perkembangan pasar global,
perdagangan Efek di atas mengalami perubahan dan
perkembangan, dimana para pemodal dapat melakukan
perdagangan Efek melalui sistem yang disediakan oleh
Perusahaan Efek atau pihak lain yang menyediakan pasar
atau fasilitas selain yang terdapat di Bursa atau
menyelenggarakan kegiatan Bursa untuk mempertemukan
penawaran jual dan penawaran beli sebagai alternatif
sistem perdagangan Efek. Mulai dekade 1990-an, negara-
negara dengan pasar modal yang telah maju telah
memperkenalkan suatu sistem perdagangan Efek di luar
Bursa yang berbasis perdagangan elektronik. Terobosan
baru sistem perdagangan efek di luar Bursa tersebut
dikenal sebagai Alternative Trading System (ATS).
7
Dark Pool atau yang disebut dengan transaksi di
bawah tangan merupakan sistem alternatif perdagangan di
luar bursa yang terutama ditujukan bagi investor
institusi besar yang ingin melakukan jual beli saham
dalam jumlah besar (block sale). Sistem itu mengakomodasi
aksi jual dalam volume besar yang akan dilakukan
investor tanpa harus mempengaruhi harga saham di pasar.
Permasalahan timbul karena mekanisme Dark Pool ini
hanya melibatkan broker dan investor tanpa melakukan
pelaporan ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Mekanisme ini
pun dilakukan tanpa fee transaksi serta tidak ada
kewajiban bagi para investornya untuk membayar pajak.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik membuat
makalah dengan judul “SISTEM PERDAGANGAN DARK POOL
DALAM PASAR MODAL DITINJAU DARI HUKUM POSITIF
INDONESIA”.
B. Permasalahan Hukum
1. Apakah mekanisme perdagangan Dark Pool bertentangan
dengan hukum positif yang berlaku di Indonesia?
2. Bagaimana lembaga yang berwenang dalam hal pasar
modal di Indonesia menyikapi permasalahan Dark Pool
ini?
8
A. Pengertian Pasar Modal dan Pengaturannya
Secara umum Pasar Modal dapat dikatakan sebagai
tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran
atas produk instrument keuangan jangka panjang, umumnya
lebih dari satu tahun.
Menurut Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal:
“Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungandengan penawaran umum dan perdagangan efek,perusahaan publik yang berkaitan dengan efekyang diterbitkannya, serta lembaga dan profesiyang berkaitan dengan efek.”
Tjiptono Darmadji mengartikan pasar modal sebagai
pasar untuk memperjualbelikan berbagai macam instrumen
keuangan berjangka panjang, baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri6.
6 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar modal di
Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta: Salemba Empat, 2001,
hlm. 8
10
Pasar Modal
Perusahaan/ institusipemerintah yangmembutuhkan dana
tambahan
Pemodal/investor yangmemiliki kelebihan
dana
Gambar diagram alir dana dan efek pada pasar
modal7
Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak
berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini
dikenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar
menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai
sebuah wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan
dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
Saat ini undang-undang yang terkait dengan Pasar
Modal di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal;
b. Peraturan Pemerintah No. 45 dan 46 Tahun 1995
tentang Pelaksanaan Kegiatan di Pasar Modal dan
Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal;
c. Keputusan Menteri Keuangan;
d. Keputusan Ketua Bapepam;
e. Peraturan Bursa Efek.
7 Rusdin. Pasar Modal: Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik,
Bandung: Alfabeta, 2008, hlm.1
11
B. Mekanisme Perdagangan di Luar dan di Dalam Bursa
Efek dan Pengawasan Perdagangan di Luar Bursa
Secara umum, mekanisme perdagangan efek di pasar
modal dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
perdagangan efek melalui bursa efek (traditional stock
exchange) dan perdagangan efek tidak melalui bursa efek
(over the counter) market yang dianggap lebih maju.
Dalam mekanisme perdagangan efek melalui bursa,
bursa efek bertindak sebagai penyedia sarana atau
sistem perdagangan.8 Pemodal hanya dapat melakukan
transaksi di bursa efek dengan cara memberikan amanat
jual dan/atau beli melalui perusahaan efek ke anggota
bursa efek yang bersangkutan untuk selanjutnya amanat
atau order tersebut di teruskan ke dalam sistem
perdagangan yang disediakan di bursa efek. Di
Indonesia, hal ini terlihat pada Undang-Undang No 8
tahun 1995 tentang pasar modal, yang memberikan
definisi tentang bursa efek sebagai pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan jual dan beli efek pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.9
Sedangkan untuk keberadaan transaksi efek diluar
bursa efek secara legal-formal juga terdapat dalam8 Tim Studi Pengawasan Transaksi di Luar Bursa di Indonesia, Studi
tentang Pengawasan Transaksi di Luar Bursa di Pasar Modal Indonesia, diunduh
pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 18.20 WIB, hlm. 99 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
12
Peraturan Babepam Nomor : III.A.10 tentang transaksi
efek tersebut, prihal definisi disebutkan bahwa
transaksi di luar bursa adalah adalah transaksi antar
perusahaan efek atau antara perusahaan efek dengan
perusahaan lain yang tidak diatur oleh bursa efek, dan
transaksi antar pihak yang bukan perusahaan efek.
C. Perkembangan Sistem Pasar Modal di Indonesia
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar
modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:10
[Desember
1912]
Bursa Efek pertama di Indonesia
dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda.
[1914 – 1918] Bursa Efek di Batavia ditutup
selama Perang Dunia I.
[1925 – 1942] Bursa Efek di Jakarta dibuka
kembali bersama dengan Bursa Efek
di Semarang dan Surabaya.
[Awal tahun
1939]
Karena isu politik (Perang Dunia
II) Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya ditutup.
10 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx
13
[1942 – 1952] Bursa Efek di Jakarta ditutup
kembali selama Perang Dunia II.
[1956] Program nasionalisasi perusahaan
Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif.
[1956 – 1977] Perdagangan di Bursa Efek vakum.
[10 Agustus
1977]
Bursa Efek diresmikan kembali oleh
Presiden Soeharto. BEJ dijalankan
dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus
diperingati sebagai HUT Pasar
Modal. Pengaktifan kembali pasar
modal ini juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama19 Tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah
Negara.
[1977 – 1987] Perdagangan di Bursa Efek sangat
lesu. Jumlah emiten hingga 1987
baru mencapai 24. Masyarakat lebih
memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar
Modal.
[1987] Ditandai dengan hadirnya Paket
14
Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia.
[1988 – 1990] Paket deregulasi di bidang
Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka
untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat.
[2 Juni 1988] Bursa Paralel Indonesia (BPI)
mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan
Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker
dan dealer.
[Desember
1988]
Pemerintah mengeluarkan Paket
Desember 88 (PAKDES 88) yang
memberikan kemudahan perusahaan
untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal.
[16 Juni 1989] Bursa Efek Surabaya (BES) mulai
beroperasi dan dikelola oleh
15
Perseroan Terbatas milik swasta
yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
[13 Juli 1992] Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah
menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal. Tanggal ini diperingati
sebagai HUT BEJ.
[22 Mei 1995] Sistem Otomasi perdagangan di BEJ
dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automated
Trading Systems).
[10 November
1995]
Pemerintah mengeluarkan Undang-
Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal. Undang-Undang ini
mulai diberlakukan mulai Januari
1996.
[1995] Bursa Paralel Indonesia merger
dengan Bursa Efek Surabaya.
[2000] Sistem Perdagangan Tanpa Warkat
(scripless trading) mulai diaplikasikan
di pasar modal Indonesia.
[2002] BEJ mulai mengaplikasikan sistem
perdagangan jarak jauh (remote
trading)
16
[2007] Penggabungan Bursa Efek Surabaya
(BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI).
[02 Maret
2009]
Peluncuran Perdana Sistem
Perdagangan Baru PT Bursa Efek
Indonesia: JATS-NextG.
a. Di dala
17
BAB III
ANALISIS
A. Mekanisme Perdagangan Dark Pool dikaitkan dengan
Hukum Positif yang berlaku di Indonesia
Di dalam dunia pasar modal ada yang dinamakan
dengan perdangangan di luar bursa utama atau biasa
disebut dengan Over The Counter (OTC). Pengertian mengenai
OTC secara umum adalah pasar yang tidak memiliki tempat
tertentu bagi pertemuan pembeli dan penjual dalam
melakukan transaksi.11 Berbeda dengan pengaturan yang
ada di dalam bursa utama, transaksi yang terjadi di
luar bursa sangat berbeda dan fleksible jika
dibandingkan dengan yang ada di dalam bursa utama.12
11 Tim Studi Pengawasan Transaksi di Luar Bursa di Indonesia,
Op. Cit12 Dian Ediana Rae, Transaksi derivatif dan masalah regulasi ekonomi di
Indonesia, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008
18
Selama ini peraturan yang ada di Indonesia
mengenai permasalahan perdagangan di luar bursa yang
dapat kami temukan hanyalah diatur di dalam PERATURAN
NOMOR III.A.10 : TRANSAKSI EFEK yang dikeluarkan oleh
BAPPEPAM-LK pada tahun 1997 mengenai hal-hal seputar
perdagangan efek.13 Seperti definisi yang telah
dijabarkan diatas mengenai Dark Pool, bahwa Dark Pool
dapat dikategorikan sebagai suatu mekanisme yang
merupakan bagian dari alternatif dalam perdagangan
bursa dimana hal tersebut dilakukan di luar bursa. Hal
tersebut dapat berimplikasi bahwa sesungguhnya hal
mengenai dark pool pada dasarnya sudah diatur oleh
BAPPEPAM-LK.
Dark Pool hanya melibatkan broker dan investor,
tanpa pelaporan ke BEI. Mekanisme transaksi ini pun
tergolong berbiaya rendah karena tanpa fee transaksi.
Transaksi ini juga tidak memenuhi suatu asas yang
terdapat di dalam pasar modal Indonesia, yaitu
transparansi. Sehingga risiko yang akan ditempuh oleh
investor akan semakin besar.
Seperti yang telah kami kemukakan diatas bahwa
sistem Dark Pool, sebenarnya bukanlah suatu barang baru
di dunia pasar modal. Telah ada peraturan yang mengatur
mengenai hal ini melalui peraturan mengenai transaksi
13 IDX Newsletter, edisi April 2013, hlm 3
19
di luar bursa, namun tetap saja Dark Pool adalah suatu
transaksi yang tidak sesuai dengan asas yang memang
dianut di dalam pasar modal di Indonesia dimana dalam
suatu transaksi harus lah benar-benar transparan agar
tidak merugikan bagi investor sehingga dapat menaikan
gairah dalam dunia pasar modal di Indonesia.
B. Lembaga yang Berwenang dalam Hal Pasar Modal di
Indonesia Menyikapi Permasalahan Dark Pool
Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal menyatakan bahwa pengawasan sehari-hari terhadap
kegiatan pasar modal di Indonesia dilakukan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPPEPAM). Pengawasan kegiatan
pasar modal tersebut antara lain meliputi transaksi
efek baik di dalam bursa efek maupun diluar bursa efek
dengan tujuan agar terciptanya pasar modal yang
teratur, wajar, efisien, dan melindungi kepentingan
pemodal.
Dewasa ini pemerintah telah membuat lembaga baru
yang memiliki fungsi yang hampir serupa dengan apa yang
sudah ada di BAPPEPAM, yaitu dibentuknya Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Peran OJK ini kurang lebih sama dengan
BAPPEPAM yaitu dibidang pengawasan terhadap jalannya
pasar modal di Indonesia.
20
Seperti yang sudah disebutkan di atas, dimana
sebenarnya sebagai pihak yang berwenang dalam jalan-nya
proses pasar modal di Indonesia, OJK sudah paham betul
mengenai apa itu Dark Pool itu, hal itu ditunjukan dengan
sudah dikeluarkan Beleid, yang mengatur bagaimana
seharusnya perdagangan di luar bursa itu terjadi. Namun
nyatanya peraturan yang sudah cukup agak lama yaitu
dikeluarkan pada tahun 1997, dianggap tidak dapat
mengejar atau menyamai perkembangan dunia pasar modal
sekarang.
Seharusnya sebagai lembaga yang berwenang, OJK
dapat mengatur lebih terperinci mengenai suatu
transaksi yang berada di luar bursa, salah satunya
mengenai Dark Pool. Keberadaan Dark Pool ini sudah cukup
mengkhawatirkan karena tidak adanya transparansi
mengenai siapa pihak yang melakukan transaksi dan tidak
adanya pelaporan transaksi ke BEI. Selain itu, tidak
dibayarkanya hak negara dalam bentuk pajak dalam setiap
transaksi yang terjadi dengan menggunakan sistem Dark
Pool ini.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dark Pool dapat dikategorikan sebagai suatu
mekanisme yang merupakan bagian dari alternatif dalam
perdagangan bursa dimana hal tersebut dilakukan di luar
bursa. PERATURAN NOMOR III.A.10 : TRANSAKSI EFEK yang
dikeluarkan oleh BAPPEPAM-LK pada tahun 1997 mengatur
22
mengenai hal-hal seputar perdagangan efek. Hal tersebut
dapat berimplikasi bahwa sesungguhnya hal mengenai Dark
Pool pada dasarnya sudah diatur oleh BAPPEPAM-LK. Namun
Dark Pool ini tetap saja bertentangan dengan hukum
positif yang berlaku di Indonesia karena ia
bertentangan dengan suatu asas dalam Pasar Modal di
Indonesia yang mengharuskan adanya transparansi dalam
transaksinya. Selain itu, Dark Pool ini juga merugikan
banyak pihak selain karena tidak adanya transparansi
tersebut, ia juga tidak mewajibkan investornya
membayarkan pajak yang menimbulkan kerugian bagi
pemasukan kas negara.
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal menyatakan bahwa pengawasan sehari-hari terhadap
kegiatan pasar modal di Indonesia dilakukan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPPEPAM). Pengawasan kegiatan
pasar modal tersebut antara lain meliputi transaksi
efek baik di dalam bursa efek maupun diluar bursa efek
seperti mekanisme Dark Pool yang dibahas dalam makalah
ini. Dalam hal menyikapi permasalahan Dark Pool ini
BAPPEPAM atau yang sekarang ini lembaga yang
berwenangnya itu adalah OJK berusaha untuk membentuk
memperbaiki peraturan perundang-undangan yang ada
mengenai Pasar Modal dengan menambahkan pengaturan
mengenai transaksi perdagangan di luar bursa salah
satunya yaitu Dark Pool.
23
B. Saran
Dark Pool bukan merupakan hal baru lagi di
Indonesia, namun pengaturannya masih belum dapat
ditemukan secara pasti di dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku saat ini di Indonesia. Seharusnya
agar tercipta suatu kepastian hukum bagi masyarakat,
pemerintah segera membentuk pengaturan mengenai Dark
Pool ini mengingat transaksi dengan mekanisme ini cukup
diminati oleh banyak institusi. Selain itu, dengan
adanya pengaturan mengenai Dark Pool ini diharapkan
lebih banyak masyarakat yang tertarik untuk berinvetasi
di pasar modal Indonesia berkaitan dengan terjaminnya
perlindungan masyarakat dari bentuk kecurangan yang ada
dalam transaksi perdagangan di pasar modal.
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Jasso Winarto, Pasar Modal Indonesia: Retrospeksi Lima Tahun
Swastanisasi BEJ, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997.
Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan
Investasi, Bandung: PT Alumni Bandung, 2007.
Rusdin. Pasar Modal: Teori, Masalah dan Kebijakan dalam Praktik,
Bandung: Alfabeta, 2008.
25
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar modal di
Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, Jakarta: Salemba
Empat, 2001.
-------------, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya
Jawab Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Umaran Mansyur, Teknik Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia,
Jakarta: Aksara Kencana, 1986.
Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Jakarta: Badan Penerbit Iblam,
2005.
Peraturan Perundangan
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal:
Sumber Lain
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx (diakses
25/10/2014 pukul 14.06 WIB)
http://www.ksei.co.id/publication/200 3_1 (diakses 25/10/2014
pukul 14.35 WIB)
www.bapepam.go.id (diakses 26/10/2014 pukul 18.07)
www.ipotnews.com 25/10/2014 (diakses 26/10/2014 pukul
15.33)
26