refarat konversi

Preview:

Citation preview

  • 8/15/2019 refarat konversi

    1/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Gangguan somatoform berasal dari kata ‘soma’ bearti tubuh. Merupakan kelmpok gangguan

    yang meliputi simtom fisik yang tidak ditemukan penjelasan secara medis. Gejala gangguan ini adalah

    gangguan fisik yang tampak seperti disebabkan adanya kelainan fisik tetapi sebenarnya kelainan

    tersebut tidak ada. Orang yang mengalami gangguan ini mengeluh simtom-simtom fisik yang

    mengindikasikan kerusakan fisik (disfungsi) sehingga menyebabkan penderita stres emosional baik 

    dalam kehidupan sosial maupun pekerjaan. imoom-simtom fisik gangguan somatoform ini diduga

    terkait dengan factor-faktor psikologis! diperkirakan kecemasan! sehingga diasumsikan memiliki

     penyebab psikologis. Macam-macam gangguan somatoform yaitu gangguan somatisasi! gangguan

    kon"ersi! gangguan nyeri! gangguan dismorfik tubuh dan hipokondriasis.

    Gangguan kon"ersi atau dapat diistilahkan sebagai gangguan disosiatif dikarenakan

    dahulu dianggap terjadi hilangnya asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas

     pribadi dan memori! sensori dan fungsi motorik. Gangguan disosiatif merupakan suatu

    mekanisme pertahanan alam ba#ah sadar yang membantu seseorang melindungi aspek 

    emosional dirinya dari mengenali dampak utuh beberapa peristi#a traumatik atau peristi#a

    yang menakutkan dengan membiarkan pikirannya melupakan atau menjauhkan dirinya dari

    situasi atau memori yang menyakitkan. $iri utamanya adalah hilangnya fungsi yang tidak 

    dapat dijelaskan secara medis.(%) 

    &ada penderita didapatkan hilangnya fungsi seperti memori (amnesia psikogenik)!

     berjalan-jalan dalam keadaan trans ( fugue)! fungsi motorik (paralisis dan pseudoseizure)! atau

    fungi sensorik (anesthesia sarung tangan dan kaus kaki!  glove and stocking anaesthesia).

    'stilah kon"ersi didasarkan pada teori kuno bah#a perasaan dan anietas dikon"ersikan

    menjadi gejala-gejala dengan akibat terselesaikannya konflik mental (keuntungan primer)

    1

  • 8/15/2019 refarat konversi

    2/23

    dan didapatkannya keuntungan praktis seperti perhatian dari orang lain (keuntungan

    sekunder). (%)  Gangguan tersebut cukup laim terjadi sebagai suatu pertahanan terhadap

    trauma! khususnya timbul pada orang yang masa kanak-kanaknya mengalami kekerlasan fisik 

    atau seksual dan sering timbul dalam bentuk komorbiditas dengan depresi mayor! gangguan

    somatisasi! gangguan stress pasca trauma! penyalahgunaan at! gangguan kepribadian

    ambang! gangguan konduksi dan gangguan kepribadian antisosial.(*)

    2

  • 8/15/2019 refarat konversi

    3/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. DEFINISI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.2. LATAR BELAKANG

    Gangguan somatoform berasal dari kata ‘soma’ bearti tubuh. Merupakan kelmpok 

    gangguan yang meliputi simtom fisik yang tidak ditemukan penjelasan secara medis. Gejala

    gangguan ini adalah gangguan fisik yang tampak seperti disebabkan adanya kelainan fisik 

    tetapi sebenarnya kelainan tersebut tidak ada. Orang yang mengalami gangguan ini mengeluh

    simtom-simtom fisik yang mengindikasikan kerusakan fisik (disfungsi) sehingga

    menyebabkan penderita stres emosional baik dalam kehidupan sosial maupun pekerjaan.

    imoom-simtom fisik gangguan somatoform ini diduga terkait dengan factor-faktor 

     psikologis! diperkirakan kecemasan! sehingga diasumsikan memiliki penyebab psikologis.

    Macam-macam gangguan somatoform yaitu gangguan somatisasi! gangguan kon"ersi!

    gangguan nyeri! gangguan dismorfik tubuh dan hipokondriasis.(%)

    Gangguan kon"ersi atau dapat diistilahkan sebagai gangguan disosiatif dikarenakan

    dahulu dianggap terjadi hilangnya asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas

     pribadi dan memori! sensori dan fungsi motorik. Gangguan disosiatif merupakan suatu

    mekanisme pertahanan alam ba#ah sadar yang membantu seseorang melindungi aspek 

    emosional dirinya dari mengenali dampak utuh beberapa peristi#a traumatik atau peristi#a

    3

  • 8/15/2019 refarat konversi

    4/23

  • 8/15/2019 refarat konversi

    5/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. DEFINISI

    Gangguan kon"ersi (con"ersion disorders) menurut +M-', didefinisikan sebagai

    suatu gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau lebih gejala neurologis (sebagai

    contohnya paralisis! kebutaan! dan parastesia) yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan

    neurologis atau medis yang diketahui. +isamping itu diagnosis mengharuskan bah#a faktor 

     psikologis berhubungan dengan a#al atau perburukan gejala.() dapun menurut &&+G/ '''

    gangguan kon"ersi atau disosiatif adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari

    integrasi normal antara0 ingatan masa lalu! kesadaran akan identitas dan penghayatan segera

    (awareness of identity and immediate sensations)! dan kendali terhadap gerakan tubuh.(1)

    ecara normal terdapat pengendalian secara sadar! sampai taraf tertentu! terhadap

    ingatan dan penghayatan! yang dapat dipilih untuk digunakan segera! serta gerakan-gerakan

    yang harus dilaksanakan. &ada gangguan kon"ersi diperkirakan bah#a kemampuan

    mengendalikan secara sadar dan selektif ini terganggu! sampai suatu taraf yang dapat

     ber"ariasi dari hari ke hari atau bahkan dari jam ke jam. 2iasanya sangat sulit untuk menilai

    sejauh mana beberapa kehilangan fungsi masih berada dalam pengendalian "olunter.(4)

    2.2. ETIOLOGI

    5

  • 8/15/2019 refarat konversi

    6/23

    %. 3aktor psikodinamik

    +isebabkan oleh represi konflik-konflik intrapsikik yang tidak disedari dan kon"ersi

    dari kecemasan ke dalam gejalan fisik. 4onflik terjadi antara dorongan intrinsik (agresi atau

    seksual) mela#an larangan untuk mengekspresikan hal tersebut. &asien mendapat

    kesempatan mengekspresikan sebagian dorongan atau hasrat terlarang tersebut le#at gejala-

    gejala yang muncul namun tersamar! sehingga secara sadar pasien dapat menghindar dari

    konfrontasi terhadap impuls terlarangnya. /adi! gejala pada kon"ersi memiliki hubungan

    simbolik dengan konflik yang tak disedari. Gejala gangguan kon"ersi juga memberi peluang

     bagi pasien untuk mengatakan bah#a mereka membutuhkan perhatian dan penanganan

    khusus. Gejala semacam itu berfungsi sebagai pemberitahuan secara non"erbal bah#a pasien

    memiliki kontrol dan manipulasi terhadap orang lain.(%)

    *. 5eori pembelajaran

    Gejala yang dipelajari sejak masa anak digunakan sebagai coping dalam situasi tidak 

    disukainya.(%)

    . 3aktor biologis

    &emeriksaan pencitraan otak menunjukkan adanya hipometabolisme pada hemisfer 

    dominan dan hipermetabolisme pada hemisfer non dominan sehingga terganggu

    komunikasi antara hemisfer sehingga menimbulkan gejala kon"ersi(%)

    2.3 KLASIFIKASI

    Menurut &&+G/-'''! gangguan disosiatif (kon"ersi) dibedakan atau diklasifikasikan

    atas beberapa pengolongan yaitu 0(*!1!6)

    311.7 mnesia +isosiatif 

    311.% 3ugue +isosiatif 

    311.* tupor +isosiatif 

    311. Gangguan 5rans dan 4esurupan

    311.1 Gangguan Motorik +isosiatif 

    6

  • 8/15/2019 refarat konversi

    7/23

    311.6 4on"ulsi +isosiatif 

    311.8 nestesia dan 4ehilangan ensorik +isosiatif 

    311.9 Gangguan +isosiatif (4on"ersi) $ampuran

    311.: Gangguan +isosiatif (4on"ersi) lainnya

    .:7 indrom Ganser 

    .:% Gangguan 4epribadian Multipel

    .:* Gangguan +isosiatif ementara 5erjadi pada Masa 4anak dan ;emaja

    .: Gangguan +isosiatif (4on"ersi) lainnya

  • 8/15/2019 refarat konversi

    8/23

    gangguan kronik yang dapat terjadi! terutama kelumpuhan (paralyse) dan anestesia

    (anaesthesias)! jika kejadiannya berhubungan dengan masalah yang tidak dapat diselesaikan

    atau mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal. Gangguan ini pada a#alnya

    dianggap bersifat psikogenik dan dahulu diklasifikasikan ke dalam histeria kon"ersi. Gejala

    sering kali merepresentasikan konsep pasian tentang bagaimana penyakit fisik akan

    dimanifestasikan. &emeriksaan medis dan penunjang biasanya tidak membuktikan adanya

    gangguan fisik atau gangguan neurologik apapun. (%!!8)

    2.4.2 A$ne!"a D"!o!"a%"& a%au A$ne!"a P!"'ogen"' 

    mnesia disosiatif dipercaya sebagai tipe yang paling umum dari gangguan disosiatif.

    4ehilangan memori karena penyebab psikologik disebut amnesia disosiatif. mnesia diambil

    dari kata ipnosis dapat membantu

    untuk mengembalikan memorinya.(*!6)

    5erdapat jenis-jenis dalam kerusakan ingatan yang diantaranya ialah ketidak mampuan

    untuk mengingat semua insiden yang berhubungan dengan suatu kejadian traumatik untuk 

    suatu periode #aktu spesifik setelah kejadian tersebut (biasanya beberapa jam sampai

     beberapa hari) yang disebut dengan A$ne!"a (o'a(. edangkan a$ne!"a !e(e'%"&) indi"idu

    dapat mengingat beberapa! namun tidak semua! peristi#a-peristi#a dalam periode #aktu

    terbatas. /adi! indi"idu dapat mengingat bagian dari peristi#a traumatik! tetapi tidak pada

     bagian lain. 2eberapa indi"idu melaporkan! dirinya menderita baik amnesia terlokalisasi dan

    8

  • 8/15/2019 refarat konversi

    9/23

    amnesia selektif. +engan kata lain yang dapat diingat hanyalah kejadian pasti yang

     berhubungan dengan kejadian traumatik. (*!6)

    2erbeda dengan amnesia selektif dan amnesia lokal! A$ne!"a $en*e(uu+

     penghilangan memori keseluruhan dari sejarah kehidupan seseorang! dan hal tersebut jarang.

    'ndi"idu dengan amnesia keseluruhan dapat melupakan identitas pribadi. 2eberapa

    kehilangan pengetahuan sebelumnya tentang dunia (pengetahuan semantik) dan tidak dapat

    melakukan keahlian-keahlian yang telah dipelajari (pengetahuan prosedural). mnesia

    menyeluruh mempunyai onset akutA membingungkan! disorientasi! dan pengeluyuran yang

    tidak bertujuan dari indi"idu dengan amnesia menyeluruh biasanya memba#a mereka pada

     perhatian polisi atau pelayan psikiater darurat. mnesia menyeluruh dapat menjadi lebih

    umum di antara korban kekerasan seksual dan indi"idu yang memiliki pengalaman stress

    emosional yang ekstrim atau konflik. (*!6)

    +an yang terakhir ialah a$ne!"a 'on%"nu yakni ketidakmampuan mengingat kejadian-

    kejadian berikutnya sampai suatu #aktu yang spesifik dan termasuk kejadian-kejadian saat

    ini. Memorinya tidak kembali setelah suatu periode #aktu yang pendek! seperti pada amnesia

    lokal. 'ndi"idu tersebut benar-benar tidak mampu membentuk memori baru. (*!6)

    'ndi"idu dengan amnesias disosiatif seringkali tidak menyadari (atau hanya sebagian

    sadar) permasalahan memori mereka. 4ebanyakan! terkhusus mereka yang mengalami

    amnesia terlokalisasi! meminimalisir kepentingan dari kehilangan memori mereka dan dapat

    menjadi tidak nyaman ketika diarahkan untuk mengingat memori tersebut. +alam a$ne!"a

    %e!"!%e$a%"!! indi"idu kehilangan memori untuk kategori informasi yang spesifik (semua

    ingatan tentang keluarga! orang penting! pelecehan seksual masa kecil). +alam a$ne!"a

    ,e'e!"na$,ungan! indi"idu melupakan tiap peristi#a yang terjadi. (*!6)

    2.4.3 Fugue D"!o!"a%"& a%au Fuga P!"'ogen"' 

    3ugue berasal dari bahasa latin fugere! yang berarti melarikan diri! fugue sama

    dengan amnesia @dalam pelarian@. +alam fugue disosiatif memori yang hilang lebih luas dari

    9

  • 8/15/2019 refarat konversi

    10/23

     pada amnesia dissosiative,  indi"idu tidak hanya kehilangan seluruh ingatanya (misalnya

    nama! keluarga atau pekerjaanya)! mereka secara mendadak meninggalkan rumah dan

     pekerjaanya serta memiliki identitas yang baru (parsial atau total). Bamun mereka mampu

    membentuk hubungan sosial yang baik dengan lingkungan yang baru. 3ugue! seperti

    amnesia! relatif jarang dan diyakini mempengaruhi sekitar * orang di %.777 di antara populasi

    umum. etelah pulih! tidak ada ingatan sama sekali terhadap kejadian-kejadian yang terjadi

    selama fuga (fugue). &rosesnya secara singkat-beberapa jam sampai beberapa hari dan jarang

    sampai beberapa bulan. 4ekambuhan jarang terjadi. (*!6)

    Gangguan ini muncul sesudah indi"idu mengalami stress atau konflik yang berat!

    misalnya pertengkaran rumah tangga! mengalami penolakan! kesulitan dalam pekerjaan dan

    keuangan! perang atau bencana alam. &erilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif 

    adalah lebih bertujuan dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan

    amnesia disosiatif. &asien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah

    dan situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka sebelumnya

    (nama!keluarga! pekerjaan). &asien tersebut seringkali! tetapi tidak selalu! mengambil

    identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru! #alaupun identitas baru biasanya kurang

    lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang terlihat pada gangguan identitas disosiatif. (*!6)

    &enyebab dissociative fugue serupa kepada dissociative amnesia.  Dissociative fugue

    sering disalaharti sebagai malingering ! karena kedua kondisi bisa terjadi diba#ah keadaan

     bah#a seseorang mungkin tidak bisa memahami keinginan untuk menghindar. 4ebanyakan

    fugue tampak melambangkan pemenuhan keinginan yang disembunyikan (misal! lari dari

    tekanan yang berlebihan! seperti perceraian atau kegagalan keuangan). 3ugues lainnya

     berhubungan dengan perasaan ditolak atau dipisahkan atau mereka bisa melindungi orang

    tersebut dari bunuh diri atau impul pembunuhan. 4etika dissociative fugue berulang labih

    dari beberapa #aktu! orang tersebut biasanya memiliki gangguan identitas dissociative yang

    10

  • 8/15/2019 refarat konversi

    11/23

    mendasari. 3ugue bisa berlangsung dari hitungan jam sampai mingguan! atau kadangkala

     bahkan lebih lama. (*!6)

    2.4.4 S%u-o D"!o!"a%"& 

    tupor! sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan "olunter dan respon

    normal terhadap rangsangan luar seperti misalnya cahaya! suara! dan perabaan (sedangkan

    kesadaran tidak hilang). 5idak ditemukan adanya gangguan fisik ataupun gangguan ji#a lain

    yang dapat menjelaskan keadaan stupor tersebut. 4ondisinya tidak bergerak dan bisu! namun

    ia sadar akan kondisi sekelilingnya. (*!6)

    2.4. Gangguan Tan! /an Ke!uu-an

    Gangguan ini menunjukan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan

    identitas diri dan kesadaran akan lingkungannya. +alam beberapa kejadian! indi"idu tersebut

     berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain! kekuatan gaib! malaikat atau

    ?kekuatan lain@ . hanya gangguan trans yang ?in"olunter@ (diluar kemampuan indi"idu) dan

     bukan merupakan akti"itas yang biasa dan bukan merupakan kegiatan keagamaan ataupun

     budaya! yang boleh dimasukan dalam pengertian ini. 5idak ada penyebab organik misalya

    epilepsi! cidera kepala! dan lain-lain! dan bukan bagian gangguan ji#a tertentu.  (*!6)

    2.4.0 Gangguan o%o"' D"!o!"a%"& 

    2entuk yang umum dari gangguan ini adalah ketidakmampuan menggerakan seluruh

    atau sebagian dari anggota gerak (tangan atau kaki). Gejala tersebut seringkali

    menggambarkan konsep dari penderita mengenai gangguan fisik yang berbeda dengan prinsip

    fisiologik dan anatomik. (*!6)

    2.4. Gangguan Konvu(!" D"!o!"a%"& 

    11

  • 8/15/2019 refarat konversi

    12/23

    4on"ulsi disosiatif (pseudo seizures)  dapat sangat mirip dengan kejang!epileptik 

    dalam hal gerakan gerakannya! akan tetapi sangat jarang disertai lidah tergigit! luka serius

    karena jatuh saat serangan dan mengompol juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran atau hal

    tersebut diganti dengan keadaan seperti stupor atau trans.   Gangguan ini biasanya terjadi di

    dalam rumah ketika pasien sendiri! di mana pola kejangnya ber"ariasi tiap episode. >al ini

    membedakan dengan epilepsy! di mana polanya cenderung tetap tiap serangan kon"ulsi.

    elain itu! pada saat serangan pasien terkadang dapat berbicara! dan terkadang ada pencetus

     psikologik serta pada rekaman CCG dapat normal di antara dua serangan kon"ulsi. &ada

    kejang epileptik! terjadi secara tiba-tiba (tanpa pencetus)! dan pada rekaman CCG di antara

    dua serangan! terdapat abnormal interictal waves. 5erapinya pun berbeda! pada kon"ulsi

    disosiatif! terapinya kompleks melibatkan psikoterapi kognitif! antidepresan! antipsikotik! dan

    antikon"ulsan. edangkan pada epilesi! biasanya diberikan antikon"ulsan! pada saat serangan

    dan sebagai profilaksis episode bangkitan. (*!6)

    2.4. Ane!%e!"a /an Ke+"(angan Sen!o"' D"!o!"a%"&

    Gejala anestesia pada kulit seringkali mempunyai batas-batas yang tegas

    (menggambarkan pemikiran pasien mengenai kondisi tubuhnya dan bukan menggambarkan

    kondisi klinis sebenarnya). +apat pula terjadi perbedaan antara hilangnya perasaan pada

     berbagai jenis modalitas penginderaan yang tidak mungkin desebabkan oleh kerusakan

    neurologis! misalnya hilangnya perasaan dapat disertai dengan keluhan parestesia.

    4ehilangan penglihatan jarang bersifat total! leih banyak berupa gangguan ketajaman

     penglihatan! kekaburan atau ?tunnel vision@. Meskipun ada gangguan penglihatan! mobilitas

     penderita dan kemampuan motoriknya masih baik. 5uli disosiatif dan anosmia jauh lebih

     jarang terjadi dibandingkan dengan hilang rasa dan penglihatan. (*!6)

    12

  • 8/15/2019 refarat konversi

    13/23

    2.4.1 Gangguan Ke-",a/"an u(%"-e(

    uatu gangguan disosiatif dimana seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang

     berbeda atau kepribadian pengganti (alter). 5erdapat beberapa "ariasi dari kepribadian ganda!

    seperti kepribadian tuan rumah atau utama mungkin tidak sadar akan identitas lainnya!

    sementara kepribadian lainnya sadar akan keberadaan si tuan rumah ada juga kepribadian

    yang berbeda benar-benar tidak sadar satu sama lain. 5erkadang dua kepribadian bersaing

    untuk mendapatkan kontrol terhadap orang tersebut ada juga satu kepribadian dominan. da

     juga yang menyebutnya dengan gangguan kepribadian multipel. eseorang memperlihatkan

    dua atau lebih identitas yang berbeda yang sering kali mengendalikan perilakunya. Gangguan

    ini disertai dengan ketidakmampuan untuk mengingat informasi personal yang penting. (*!6)

    Orang dengan kepribadian ganda seringkali sangat imajinatif pada masa kecilnya

    karena terbiasa dengan permainan ?make-believe@ (pura-pura atau bermain peran) mereka

    mungkin sudah mengadopsi identitas pengganti! terutama bila mereka belajar bagaimana

    menampilkan peran kepribadian ganda. +alam kasus kepribadain ganda masih terdapat

    kontro"ersi! karena selama tahun %=*7-%=97 dilaporkan hanya sedikit kasus di seluruh dunia

    tentang kepribadian ganda. ejumlah ahli percaya bah#a gangguan tersebut terlalu cepat

    didiagnosis pada orang-orang yang sangat mudah tersugesti yang bisa saja hanya mengikuti

    sugesti bah#a mereka mungkin memiliki gangguan tersebut. (*!6)

    4epribadian ganda berbeda dengan skiofrenia. +alam kepribadian ganda

    kepribadiannya seperti terbagi kedalam dua atau lebih kepribadian namun masing-masing

     biasanya menunjukkan fungsi yang lebih terintegrasi pada tingkat kognitif! afektif dan

     perilaku. edangkan skiofrenia adalah kelainan mental yang ditandai oleh gangguan proses

     berpikir dan respon emosi yang lemah. 4eadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam

     bentuk halusinasi pendengaran!  paranoid atau #aham yang ganjil! atau cara berbicara dan

     berpikir yang kacau! dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan. (*!6)

    13

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_mental&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Halusinasi_pendengaran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Paranoiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Waham&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_mental&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Halusinasi_pendengaran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Paranoiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Waham&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1

  • 8/15/2019 refarat konversi

    14/23

  • 8/15/2019 refarat konversi

    15/23

    2.0.1 Gangguan Konve!" !e#aa U$u$

    Entuk diagnosis pasti maka hal-hal berikut ini harus ada 0 (1)

    %. $iri-ciri klinis yang ditentukan untuk masing-masing gangguan yang tercantum

     pada 311.-

    *. 5idak ada bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan gejala tersebut.

    . 2ukti adanya penyebab psikologis dalam bentuk hubungan #aktu yang jelas

    dengan problem dan peristi#a yang stressful atau hubungan interpersonal yang

    terganggu (meskipun disangkal pasien).

    2.0.2 A$ne!"a D"!o!"a%"& 5F44.6 (1)

    • $iri utama adalah hilangnya daya ingat! biasanya mengenal kejadian penting yang

     baru terjadi yang bukan disebabkan karena gangguan mental ogranik atau terlalu luas

    untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atau atas dasar 

    kelelahan.

    • +iagnostik pasti memerlukan 0

    %. mnesia! baik total maupun parsial! mengenai kejadian baru yang bersifat  stressful 

    atau traumatik yang baru terjadi (hal ini mungkin hanya dapat dinyatakan bila ada

    saksi yang memberi informasi).

    *. 5idak ada gangguan mental organik! intoksikasi atau kelelahan berlebihan

      (indrom amnesik organik! 371! 3%.8).

  • 8/15/2019 refarat konversi

    16/23

    • Entuk diagnosis pasti harus ada 0

    a. $iri-ciri amnesia disosiatif (311.7)

     b. +engan sengaja melakukan perjalanan tertentu melampaui jerak yang biasa

    dilakukannya sehari-hari.

    c. 5etap mempertahankan kemampuan mengurus diri yang mendasar dan melakukan

    interaksi sosial sederhana dengan orang yang belum dikenalnya.

    • >arus dibedakan dari  post-ictal fugue yang terjadi setelah serangan epilepsi lobus

    temporalis! biasanya dapat dibedakan dengan cukup jelas atas dasar ri#ayat

     penyakitnya! tidak adanya problem atau kejadian yang  stressful  dan kurang jelasnya

    tujuan berkepergian serta kegiatan dari penderita epilepsi tersebut.

    2.0.4 S%u-o D"!o!"a%"& 5F44.26 (1)

    • Entuk diagnosis pasti harus ada 0

    %. tupor! sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan "oulunter dan respon

    normal terhadap rangsangan luar! seperti misalnya cahaya! suara! dan perabaan

    ( sedangkan kesadaran dalam artian fisiologis tidak hilang ).

    *. 5idak ditemukan adanya gangguan fisik atau gangguan psikiatrik lain yang dapat

    menjelaskan keadaan stupor tersebut.

    . danya masalah atau kejadian-kejadian baru yang penuh stress.

    • >arus dibedakan dari stupor katatonik (pada skiofrenia) dan stupor depresif atau

    manik (pada gangguan afektif! berkembang sangat lambat! sudah jarang ditemukan).

    2.0. Gangguan Tan! /an Ke!uu-an 5F44.36 (1)

    • Gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara penghayatan akan identitas

    diri dan kesadaran terhadap lingkungannyaA dalam beberapa kejadian! indi"idu

    tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain! kekuatan gaib atau

    malaikat.

    16

  • 8/15/2019 refarat konversi

    17/23

    • >anya gangguan trans yang in"olunter (di luar kemauan indi"idu) dan bukan

    merupakan akti"itas yang biasanya! dan bukan merupakan kegiatan keagamaan

    ataupun budaya! yang boleh dimasukkan dalam pengertian ini.

    • 5idak ada penyebab organik (misalnya epilepsi lobus temporal! cedera kepala!

    intoksikasi at psikoaktif) dan bukan bagian dari gangguan ji#a tertentu (misalnya

    skiofrenia! gangguan kepribadian multipel).

    2.0.0 Gangguan o%o"' D"!o!"a%"& 5F44.46 (1)

    • 2entuk yang paling laim dari gangguan ini adalah kehilangan kemampuan untuk 

    menggerakkan seluruh atau sebagian dari anggota gerak (tangan atau kaki). &aralisis

    dapat bersifat parsial dengan gerakan yang lemah atau lambat atau total. 2erbagai

     bentuk inkoordinasi dapat terjadi! khusussnya pada kaki dengan akibat cara jalan yang

    bizarre. +apat juga terjadi gemetar. 

    • Gejala tersebut seringkali menggambarkan konsep dari penderita mengenai gangguan

    fisik yang berbeda dengan prinsip fisiologik maupun anatomik.

    2.0. Konvu(!" D"!o!"a%"& 5F44.6 (1)

    • +apat menyerupai kejang epileptic dalam hal gerakannya akan tetapi jarang disertai

    lidah tergigit! luka serius karena jatuh saat serangan dan inkontinensia urin! tidak 

    dijumpai kehilangan kesadaran tetapi diganti dengan keadaan seperti stupor atau

    trans. 

    2.0. Ane!%e!"a /an Ke+"(angan Sen!o"' D"!o!"a%"& 5F44.06 (1)

    • 2agian kulit yang mengalami anestesi sering kali mempunyai batas yang tegas yang

    menjelaskan bah#a hal tersebut lebih berkaitan dengan pemikiran pasien mengenai

    fungsi tubuhnya dan bukan menggambarkan kondisi klinis sebenarnya.

    17

  • 8/15/2019 refarat konversi

    18/23

  • 8/15/2019 refarat konversi

    19/23

    2.. PENATALAKSANAAN

    &enatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan neurologiknya. 2ila tidak 

    ditemukan kelainan fisik! perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan pendekatan psikologik 

    terhadap penanganan gejala-gejala yang ada. &enanganan penyakit ini sebagai berikut0

    • &enatalaksanaan 3armakologis (psikotropika)

    &enatalaksanaan farmakologis (psikotropika) bukan merupakan modalitas terapi

    utama yang digunakan untuk menyembuhkan gangguan kon"ersi! melainkan terapi yang

    digunakan untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala-gejala yang timbul. 5erapi ini

    sangat baik untuk dijadikan penanganan a#al! #alaupun tidak ada obat yang spesifik 

    dalam menangani gangguan kon"ersi ini. 2iasanya pasien diberikan resep berupa anti-

     psikotik! anti-depresan dan obat anti-cemas untuk membantu mengontrol gejala mental

     pada gangguan kon"ersi. (%!)

    2arbiturat kerja sedang dan singkat! seperti tiopental! dan natrium amobarbital dapat

    diberikan secara intra"ena dan 2enodiaepine seperti loraepam 7!6-% mg tab (bersama

    dengan saran bah#a gejala cenderung dikirim pada satu jam atau lebih) dapat berguna

    untuk memulihkan ingatannya yang hilang. nti-kon"ulsan juga dapat diberikan jika

    terdapat kon"ulsif disosiatif. Entuk anti-psikotik dapat diberikan dosis insial Fuetiapin

    *6-67 mgoral%* jam dan ditingkatkan untuk dosis optimal 67 mgoral: jam sampai

    gejala psikotik hilang. nti-depresan dapat diberikan ;' seperti fluoetin atau sertalin!

    karena ;' memiliki efek samping minimal dalam hal otonomik dan sedatif. /ika

    terdapat gejala-gejala agitasi! cemas yang menonjol! dapat diberikan benodiaepin.

    &engobatan sangat bergantung pada gejala pasien. (%!)

    • &enatalaksanaan Bon-3armakologis (&sikoterapi)

    &sikoterapi adalah -enanganan -"$e  terhadap gangguan /"!o!"a%"& ! yang

    diharapkan mampu mengobati kondisi keji#aan pasien. 2entuk terapinya berupa terapi

     bicara! konseling atau terapi psikososial! meliputi berbicara tentang gangguan yang

    19

  • 8/15/2019 refarat konversi

    20/23

    diderita oleh pasien ji#a. 5erapinya akan membantu anda mengerti penyebab dari kondisi

    yang dialami. &sikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik 

    seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala

    disosiatif. (*)

    • >ipnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam pikiran. aat

    terhipnotis! pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik. 4arena pasien lebih

    terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis. da beberapa konsentrasi yang

    menyatakan bah#a bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan memori yang salah dalam

    mensugesti. (*)

    • 5erapi kesenian kreatif. +alam beberapa referensi dikatakan bah#a tipe terapi ini

    menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit mengekspresikan pikiran

    dan perasaan mereka. eni kreatif dapat membantu meningkatkan kesadaran diri. 5erapi

    seni kreatif meliputi kesenian! tari! drama dan puisi. (*)

    • 5erapi kognitif. 5erapi kognitif ini bisa membantu untuk mengidentifikasikan kelakuan

    yang negatif dan tidak sehat dan menggantikannya dengan yang positif dan sehat! dan

    semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk mendeterminasikan apa yang menjadi

     perilaku pemeriksa. (*)

    2.. PROGNOSIS

    Emumnya prognosisnya baik. 3aktor yang terkait dengan prognosis yang baik adalah

    sebagai berikut0 (%)

    20

  • 8/15/2019 refarat konversi

    21/23

    erangan yang akut

    &enyebab tekanan pada saat terjadi serangan jelas

    /arak antara serangan dengan memulai pengobatan tidak terlalu jauh

    +aya kognitif dan kecerdasan baik 

    Gejala aphonia! kelumpuhan! dan atau kebutaan (yang bertentangan dengan kejang

    dan gemetaran! yang berhubungan dengan prognosis buruk)

    2.7. PEN8EGAHAN

    nak- anak yang secara fisik! emosional dan seksual mengalami gangguan! sangat

     beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini adalah gangguan kon"ersi.

    /ika terjadi hal yang demikian! maka bersegeralah mengobati secara sugesti! agar penangan

    tidak berupa obat anti depresan ataupun obat anti stress! karena diketahui bah#a jika

    menanamkan sugesti yang baik terhadap usia belia! maka nantinya akan didapatkan hasil

    yang maksimal! dengan penangan yang minimal. ()

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Ke!"$-u(an

    ecara umum gangguan kon"ersi (dissociati"e disorders) bisa didefinisikan sebagai

    adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (diba#ah kendali sadar)

    21

  • 8/15/2019 refarat konversi

    22/23

    meliputi ingatan masa lalu! kesadaran identitas dan penginderaan segera (a#areness of 

    identity and immediate sensations) serta kontrol terhadap gerak tubuh. (9)

    Gangguan kon"ersi bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam masyarakat.

    +ari penelitian pada pasien psikiatri ra#at jalan! terdapat sekitar *=H pasien didiagnosis

    sebagai pasien gangguan disosiasi! dengan amnesia disosiatif merupakan subtype terbanyak 

    (%7H) dari sampel penelitian. Gangguan ini secara umum! masih sulit dideteksi! karena

     ber"ariasinya gejala dan keterbatasan dalam instrumen dalam penegakan diagnosis masih

    menjadi permasalahan. Bamun dari beberapa hasil penelitian! diperkirakan sekitar %7H

     pasien psikiatri baik ra#at inap maupun ra#at jalan merupakan gangguan disosiatif! dengan

    6H (%*) dari populasi tersebut mengalami gangguan identitas disosiatif (bentuk terparah dari

    gangguan disosiasi). (%)

    da beberapa penggolongan dalam gangguan kon"ersi! antara lain adalah mnesia

    +isosiatif! 3ugue +isosiatif! tupor +isosiatif! Gangguan 5rans dan 4esurupan! Gangguan

    Motorik +isosiatif! 4on"ulsi disosiatif dan juga nestesia dan 4ehilangan ensorik 

    +isosiatif. (*!6)

    &enatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan neurologiknya. 5erapi obat.

    sangat baik untuk dijadikan penangan a#al! #alaupun tidak ada obat yang spesifik dalam

    menangani gangguan kon"ersi ini. 2iasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan

    obat anti-cemas untuk membantu mengontrol gejala mental pada gangguan kon"ersi ini. 2ila

    tidak ditemukan kelainan fisik! perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan pendekatan

     psikologik terhadap penanganan gejala-gejala yang ada. (%)

    DAFTAR PUSTAKA

    %. Noorhana W. Gangguan Disosiatif. In: Elira !" #a$isu%anto" G" &$itor. 'u%u

    ()ar *si%iatri. 2 &$. +a%arta: 'a$an *&n&r,it -a%ultas &$o%t&ran /ni&rsitas

    In$on&sia 2014. . 3049.

    22

  • 8/15/2019 refarat konversi

    23/23

    2. . !a$o% '+!" irginia (lott. Dissoiati& Disor$&rs. In: Gr&, +&a" &$itor. alan

    !a$o%s !nosis of *shiatr: '&haioral !i&n&slinial *shiatr" 10th

    E$ition. N& ;or%: