Upload
vino-g-albert
View
43
Download
4
Embed Size (px)
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas izinNya penulis
dapat menyelesaikan makalah refarat ini yang berjudul “Amnioinfusion pada Ketuban
Pecah Dini”
Makalah ini dibuat untuk melengkapi persyaratan dalam mengikuti kegiatan
Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi yang dilaksanakan di
RSU. dr. R.M.Djoelham, Binjai.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Arusta Tarigan,
Sp.OG selaku pembimbng dan dokter-dokter di SMF Obgyn.
1. dr. Marwan Indamirsyah, Sp.OG
2. dr. Anwar Affandi.H, Sp.OG
3. dr. Sugianto, Sp.OG
4. dr. Herizal, Sp.OG
Yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan agar makalah
ini lebih akurat dan bermanfaat
Tentunya penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca agar kedepannya
penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakan kekurangan tersebut.
Besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta
dapat memberikan suatu pengetahuan baru bagi mahasiswa untuk meningkatkan keilmuannya
Binjai, Juni 2012
MUSTASYAR (08171040) Page 1KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………….………………………………………………………….1
DAFTAR ISI……………………….…………………………………………………………2
Pendahuluan……………….……………………………………………………..…..3
Definisi………………………………………………………………………………...4
Epidemiologi……………………………………………………………………….....5
Air ketuban……………………………………………………………………….......5
Klasifikasi……………………………………………………………………………..8
Etiologi…………………………………………………………………………….…..8
Patofisiologi………………………………………………………………………….10
Gambaran Klinis……………………………………………………………………10
Diagnosa……………………………………………………………………………..12
Penanganan………………………………………………………………………….14
Amnioinfusion Pada KPD.........................................................................................17
Terapi Kelainan Pola Frekuensi Denyut Jantung...................................................19
Amnioinfusi Untuk Cairan Amnion Yang Tercemar Mekonium.........................20
Komplikasi……………………………………………………………………….….20
Prognosis…………………………………………………………………………….21
Kesimpulan………………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………23
MUSTASYAR (08171040) Page 2KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
PENDAHULUAN
Pecah ketuban merupakan proses yang pasti akan dilalui setiap wanita yang
melahirkan. Pecah ketuban merupakan hal yang umum terjadi sebelum proses melahirkan,
namun ada juga kasus “ketuban pecah dini” dan diikuti proses melahirkan.5
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup ke
dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.10
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini
merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, serta menyebabkan
infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
Ketuban pecah dini kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya
kompresi tali pusat, maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk
pemantauan ibu maupun janin dengan ketat.10
KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian
perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan,
dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan
yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif.
Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama
pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan,
sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan
MUSTASYAR (08171040) Page 3KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan
kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang
cukup. 10
Definisi
Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi cairan dan janin
selama masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut
amnion, terdapat di sebelah dalam. Sedangkan bagian kedua, yang terdapat di sebelah luar
disebut korion.6
Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ini
dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing
janin, serta cairan otak pada anensefalus.6
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda inpartu yaitu
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm. Bila periode laten
terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat
meningkatkan angka kematian ibu dan anak.10
Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa
juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).9
Prinsip – prinsip dasar ketuban pecah dini10 :
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
MUSTASYAR (08171040) Page 4KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetrik berkaitan dengan
penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khoriokarsinoma sampai sepsis,
yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya
kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya
infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan.
Epidemiologi
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari
semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan
penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.8
Air Ketuban
Anatomi dan struktur Membran Fetal
Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak
mengandung pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion.
Lapisan paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini
mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein non kolagen (laminin, nidogen dan
fibronectin) dari membran basalis, lapisan amnion disebelahnya. Lapisan kompakta jaringan
konektif yang melekat pada membran basalis ini membentuk skeleton fibrosa dari amnion.
Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan oleh sel mesenkim dari lapisan fibroblast.
Kolagen interstitial (tipe I dan III) mendominasi dan membentuk parallel bundles yang
mempertahankan integritas mekanikan amnion. Kolagen tipe V dan VI membentuk koneksi
filamentosa antara kolagen interstitial dan membran basalis epithelial. Tidak ada interposisi
MUSTASYAR (08171040) Page 5KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
dari materi yang menyusun fibril kolagen pada jaringan konektif amniotik sehingga amnion
dapat mempertahankan tensile strength selama stadium akhir kehamilan normal. Lapisan
fibroblas merupakan lapisan amniotik yang paling tebal terdiri dari sel mesenkimal dan
makrofag di antara matriks seluler. Kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan longgar
dari glikoprotein non kolagenosa. Lapisan intermediate (spongy layer atau zona spongiosa)
terletak diantara amnion dan korion. Lapisan ini banyak mengandung hydrated proteoglycan
dan glikoprotein yang memberikan sifat “spongy” pada gambaran histologi. Lapisan ini juga
mengandung nonfibrillar meshwork yang terdiri dari sebagian besar kolagen tipe III. Lapisan
intermediate ini mengabsorbsi stress fisik yang terjadi. Walaupun korion lebih tebal dari
amnion, amnion memiliki tensile strength yang lebih besar. Korion terdiri dari membrane
epithelial tipikal dengan polaritas langsung menunggu desidua maternal. Pada proses
kehamilan, vili trofoblastik di antara lapisan korionik dari membran fetal (bebas plasenta)
mengalami regresi. Dibawah lapisan sitotrofoblas (dekat janin) merupakan membran basalis
dan jaringan konektif korionik yang kaya akan serat kolagen. Membran fetal memperlihatkan
variasi regional. Walaupun tidak ada bukti yang menunjukan adanya titik lemah dimana
membran akan pecah, observasi harus dilakukan untuk menghindari terjadinya perubahan
struktur dan komposisi membran yang memicu terjadinya ketuban pecah dini.9
Ciri-ciri kimiawi2
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc
Air ketuban berwarna putih keruh
Berbau amis
Berasa manis
Reaksi agak alkalis atau netral
Berat jenis 1,008
Komposisi air ketuban2
98% terdiri dari air
Protein 2,6% g/l (albumin)
Urea
MUSTASYAR (08171040) Page 6KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Asam uric
Kreatinin
Sel-sel epitel
Rambut lanugo
Vernik kaseosa
Garam anorganik
Lesitin dan sfingomielin
Fungsi air ketuban2
Untuk proteksi janin
Mencegah perlekatan janin dengan amnion
Agar janin dapat bergerak dengan bebas
Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
Untuk menambah suplai cairan janin dengan cara ditelan atau diminum yang
kemudian dikeluarkan melalui kencing janin, Diperkirakan janin menelan
lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen dari seluruh volume dalam tiap
jam
Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban
pecah
Untuk diagnosis, seperti
o Jenis kelamin bayi
o Golongan darah ABO
o Rhesus iso-imunisasi
o Maturitas janin
o Pemeriksaan tentang penyakit-penyakit
Asal air ketuban2
Kencing janin
Transudasi dari darah ibu
MUSTASYAR (08171040) Page 7KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Sekresi dari epitel amnion
Asal campuran
Cara membedakan air ketuban dengan air seni5
1. Warna
Air ketuban umumnya tidak berwarna/transparan, bila bercampur dengan lendir akan
menjadi pink tipis. Air seni umumnya berwarna agak kekuningan.
2. Bau
Air seni berbau amoniak, tapi air ketuban berbau seperti cairan sperma.
3. Bisa tidaknya dihentikan.
Bila anda menahan daerah sekitar anus dan berhenti, maka itu adalah air seni. Bila tidak
berhenti maka merupakan air ketuban. Bila keluar saat anda bergerak itu pun adalah air
ketuban.
Klasifikasi
Ada 2 macam pecah ketuban
1. Pecah ketuban posisi atas
Selaput yang robek adalah yang jauh dari mulut rahim, dan hanya menyebabkan
basahnya celana dalam, dan sulit membedakan apakah ini air seni yang bocor atau air
ketuban.
2. Pecah ketuban total
Pecah ketuban total, selaput yang robek adalah yang berada dekat mulut rahim, dan
air ketuban yang keluar banyak5
MUSTASYAR (08171040) Page 8KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Etiologi
Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD, namun
faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang menjadi faktor
penyebabnya adalah 10:
1. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
2. Servik yang inkompetensia
Kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat
persalinan, kuretase).
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus)
MUSTASYAR (08171040) Page 9KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai
faktor predisposisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya
hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya
KPD karena biasanya disertai infeksi.
4. Kelainan letak
Misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas
panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
Beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya ketuban pecah dini ialah9:
Kehamilan multipel : kembar dua (50%), kembar tiga (90 %).
Riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2-4x
Tindakan koitus : tidak berpengaruh kepada risiko, kecuali jika higienitas buruk,
predisposisi terhadap infeksi.
Perdarahan pervaginam: trimester pertama (risiko 2x), trimester kedua/ketiga (20x)
Bakteriuria : risiko 2x (prevalensi 7%)
PH vagina di atas 4,5 : risiko 32% (vs. 16%)
Servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% (vs 7%)
Flora vagina abnormal : risiko 2-3x
Fibronektin > 50 mg/ml : risiko 83% (vs 19%)
Kadar CRH (corticotropoin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress
psikologis, dsb. Dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecah adalah selaput ketuban berfungsi untuk
menahan air ketuban keluar dari kantongnya, ini semua dipengaruhi oleh infeksi, tekanan
intra uteri, servik yang inkompeten, apabila faktor-faktor di atas ada kelainan umpamanya
tekanan intra uteri meningkat maka uterus menegang sehingga selaput ketuban makin tipis
dan lemah dan tidak sanggup menahan dorongan dari dalam sehingga pecah dan keluarlah air
ketuban.
MUSTASYAR (08171040) Page 10KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Gambaran Klinis
Tanda yang terjadi adalah3,8
Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
Warnanya putih agak keruh
Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila ibu hamil duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah
biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara.
Uterus lunak
Kalau ada gejala seperti ini: demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut
jantung janin bertambah cepat menunjukkan kalau infeksi sudah terjadi.
MUSTASYAR (08171040) Page 11KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Hal-hal yang harus diperhatikan jika mengalami KPD5,6
Hindari Infeksi
Usahakan daerah vagina selalu bersih untuk menghindari infeksi. Bersihkan selalu daerah ini
dari arah depan ke belakang. Jangan sekali-kali melakukan dengan gerakan sebaliknya.
Puasa
Untuk sementara waktu, hindari melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang
menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.
Istirahat
Istirahatlah sesuai anjuran dokter. Jangan merasa diri wanita super dengan melakukan semua
kegiatan. Ingatlah, setiap kehamilan selalu berbeda.
Menjaga Kebersihan
Bila cairan ketuban merembes, gunakanlah pembalut yang dapat menyerap air ketuban. Pada
minggu-minggu terakhir kehamilan sebaiknya gunakan pembalut tipis pada celana dalam
agar terasa segar dan nyaman. Sebab, pada umumnya pengeluaran cairan dari vagina akan
MUSTASYAR (08171040) Page 12KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
lebih banyak. Penggunaan pembalut ini pun berguna untuk memudahkan untuk membedakan
cairan ketuban dengan urin.
Yang harus segera dilakukan:
Pakai pembalut atau handuk yang bersih.
Tenangkan diri sambil bersiap mau kerumah sakit. Jangan bergerak terlalu banyak pada
saat ini. Ambil nafas dan tenangkan diri.
Yang tidak boleh dilakukan:
Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi kuman.
Jangan bergerak mondar-mandir atau berlari kesana kemari, karena air ketuban akan
terus keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal supaya lebih tinggi.
Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena diagnosa yang positif palsu
berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal atau melakukan seksio yang
sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti akan
membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin,
MUSTASYAR (08171040) Page 13KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
ibu atau keduanya. Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa KPD
ditegakkan dengan cara :
1. Anamnesa Penderita merasa basah pada vagina
Mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir
Cairan berbau khas
His belum teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban
baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan lebih jelas.
Auskultasi
Denyut jantung janin cepat (fetal distress)
Inspekulum
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari orifisium uteri
eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri ditekan, penderita
diminta batuk, mengejan atau mengadakan manuver valsava, atau bagian terendah
digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada fornik
anterior.
Pemeriksaan dalam (VT)
Didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Mengenai
pemeriksaan dalam vagina dengan vagina toucher perlu dipertimbangkan, pada
kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan
pemeriksaan dalam. Karena pada waktu pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan
mengakumulasi segmen bawah rahim dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme
tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen. Pemeriksaan dalam vagina hanya dilakukan
MUSTASYAR (08171040) Page 14KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
kalau KPD yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan dan
dibatasi sedikit mungkin.
3. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboraturium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH nya.
Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urin atau sekret
vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah
warna, tetap kuning.
a. Tes Lakmus (Tes Nitrazin)
Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban
(alkalis), pH air ketuban 7-7,5, darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes
yang positif palsu.
b. Mikroskopik (Tes Pakis)
Dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan
mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum
uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Walaupun
pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya, namun pada
umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan pemeriksaan
sederhana.10
Penanganan
Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan tidak
diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui
MUSTASYAR (08171040) Page 15KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang
bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan
perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur
kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru-paru sudah matang, chorioamnionitis yang
diikuti dengan sepsi pada janin merupakan sebab utama meningginya morbiditas dan
mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan
lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya periode laten.10
1. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu)
Beberapa penelitian menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD keduanya
mempunyai hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian infeksi dan
komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan dari
persalinan disebut periode laten = L.P = latent period. Makin muda umur kehamilan
makin memanjang L.P-nya. Pada hakekatnya kulit ketuban yang pecah akan
menginduksi persalinan dengan sendirinya. Sekitar 70-80% kehamilan genap bulan
akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah. Bila dalam 24 jam
setelah kulit ketuban pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi
persalinan, dan bila gagal maka dilakukan bedah caesar.
Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu. Walaupun
antibiotik tidak berfaedah terhadap janin dalam uterus namun pencegahan terhadap
chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatannya sehingga pemberian antibiotik
profilaksis perlu dilakukan. Waktu pemberian antibiotik hendaknya diberikan segera
setelah diagnosis KPD ditegakkan dengan pertimbangan : tujuan profilaksis, lebih
dari 6 jam kemungkinan infeksi telah terjadi, proses persalinan umumnya berlangsung
lebih dari 6 jam.
Beberapa penulis menyarankan bersikap aktif (induksi persalinan) segera diberikan
atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan penderita akan menjadi inpartu dengan
sendirinya. Dengan mempersingkat periode laten durasi KPD dapat diperpendek
sehingga resiko infeksi dan trauma obstetrik karena partus tindakan dapat dikurangi.
MUSTASYAR (08171040) Page 16KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat ketat terhadap keadaan
janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan komplikasinya.
Pengawasan yang kurang baik dapat menimbulkan komplikasi yang fatal bagi bayi
dan ibunya (his terlalu kuat) atau proses persalinan menjadi semakin kepanjangan (his
kurang kuat). Induksi dilakukan dengan mempehatikan pelvis score jika >5 induksi
dapat dilakukan, sebaliknya jika <5 dilakukan pematangan servik, jika tidak berhasil
akhiri persalinan dengan seksio sesaria.10
2. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (<37 minggu)
Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang bulan dan tidak dijumpai
tanda-tanda infeksi pengelolaannya bersifat konservatif disertai pemberian antibiotik
yang adekuat sebagai profilaksis.
Penderita perlu dirawat di rumah sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak
perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan kehamilan
diusahakan bisa mencapai 37 minggu, obat-obatan uteronelaksen atau tocolitic agent
diberikan juga tujuan menunda proses persalinan.
Tujuan dari pengelolaan konservatif dengan pemberian kortikosteroid pada penderita
KPD kehamilan kurang bulan adalah agar tercapainya pematangan paru, jika selama
menunggu atau melakukan pengelolaan konservatif tersebut muncul tanda-tanda
infeksi, maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa memandang umur kehamilan
Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai berlangsung dengan jalan
merangsang timbulnya his ternyata dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi yang
kadang-kadang tidak ringan. Komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi gawat janin
sampai mati, tetani uteri, ruptura uteri, emboli air ketuban, dan juga mungkin terjadi
intoksikasi.
Kegagalan dari induksi persalinan biasanya diselesaikan dengan tindakan bedah sesar.
Seperti halnya pada pengelolaan KPD yang cukup bulan, tindakan bedah sesar
hendaknya dikerjakan bukan semata-mata karena infeksi intra uterin tetapi
MUSTASYAR (08171040) Page 17KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
seyogyanya ada indikasi obstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat janin,
partus tak maju, dll.
Selain komplikasi-komplikasi yang dapat terjadi akibat tindakan aktif, ternyata
pengelolaan konservatif juga dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya, maka
perlu dilakukan pengawasan yang ketat. Sehingga dikatakan pengolahan konservatif
adalah menunggu dengan penuh kewaspadaan terhadap kemungkinan infeksi
intrauterin.
Sikap konservatif meliputi pemeriksaan leukosit darah tepi setiap hari, pemeriksaan
tanda-tanda vital terutama temperatur setiap 4 jam, pengawasan denyut jantung janin,
pemberian antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya stiap 6 jam.
Pemberian kortikosteroid antenatal pada preterm KPD telah dilaporkan secara pasti
dapat menurunkan kejadian RDS. The National Institutes of Health (NIH) telah
merekomendasikan penggunaan kortikosteroid pada preterm KPD pada kehamilan 30-
32 minggu yang tidak ada infeksi intra amnion. Sedian terdiri atas betametason 2
dosis masing-masing 12 mg i.m tiap 24 jam atau dexametason 4 dosis masing-masing
6 mg tiap 12 jam.10
Kesimpulan penanganan KPD 9,10
3. Kehamilan > 37 minggu
Setelah ketuban pecah tunggu samapai 8 jam, selama menunggu diberikan
medikamentosa seperti antibiotik dan kortikosteroid
o Jika selama 8 jam ada tanda-tanda inpartu maka lahir spontan
o Jika tidak ada tanda-tanda inpartu maka lakukan induksi persalinan
o Jika induksi persalinan gagal maka lakukan sectio caesarea
4. Kehamilan < 37 minggu
Kehamilan dipertahankan dengan melakukan tindakan konservatif seperti
o Antibiotik untuk mencegah infeksi
Pemberian antibiotic pada pasien ketuban pecah dini dapat menekan infeksi
neonatal dan memperpanjang periode latensi. Sejumlah antibiotik yang
MUSTASYAR (08171040) Page 18KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
digunakan meliputi ampisilin 2 gram dengan kombinasi eritromisin 250 mg
setiap 6 jam selama 48 jam, diikuti pemberian amoksisilin 250 mg dan
eritromisin 333 mg setiap 8 jam untuk lima hari. Pasien yang mendapat
kombinasi ini dimungkinkan dapat mempertahankan kandungan selama 3
minggu setelah penghentian pemberian antibiotik setelah 7 hari.
o Kortikosteroid untuk pematangan paru janin bila kehamilan tidak bisa
dipertahankan
Pemberian kortikosteroid dapat menekan morbiditas dan mortalitas perinatal
pasca ketuban pecah dini preterm. Kortikosteroid juga menekan risiko
terjadinya sindrom distress pernafasan (20-35,4%), hemoragi intraventrikular
(7,5-15,9%), enterokolitis nekrotikans (0,8-4,6%). National Institute of
Health merekomendasikan pemberian kortikosteroid sebelum masa gestasi
30-23 minggu, dengan asumsi viabilitas fetus dan tidak ada infeksi intra
amniotik.
o Agent tokolitik
Pemberian agent tokolitik diharapkan dapat memperpanjang periode latensi
namun tidak memperbaiki luaran neonatal. Tidak banyak data yang tersedia
mengenai pemakaian agen tokolitik untuk ketuban pecah dini. Pemberian
agen tokolitik jangka panjang tidak diperkenankan dan hingga kini masih
menunggu hasil penelitian lebih jauh.
o Posisi trendelenburg
Kehamilan diterminasi bila ada tanda-tanda infeksi dengan cara
o Induksi persalinan,jika gagal maka lakukan sesar caesarea
AMNIOINFUSION PADA KPD
Amnioinfusion pada KPD dilakukan pada pasien dengan fetal distress. Kompresi tali pusat
dan prolaps tali pusat merupakan komplikasi tersering ketuban pecah dini, terutama pada
presentasi bokong yang tidak maju (engaged), letak lintang dan oligohidramnion berat. Jika
MUSTASYAR (08171040) Page 19KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
DJJ menunjukkan pola deselerasi sedang atau berat maka pasien harus cepat diterminasi. Jika
janin dalam presentasi belakang kepala, maka dapat dilakukan amnioinfusion, induksi dan
dapat dilakukan persalinan pervaginam. Namun bila janin tidak dalam presentasi kepala maka
terapi yang dapat dilakukan adalah sectio caesarea.
Infus kristaloid untuk menggantikan cairan amnion yang berkurang secara patologis paling
sering digunakan selama persalinan untuk mencegah kompresi tali pusat. Hasil-hasil
amnioinfusi intrapartum untuk mencegah morbiditas janin akibat air ketuban tercemar
mekonium―sering berkaitan dengan oligohidramnion―masih simpang siur. Pierce dkk.
(2000) melakukan meta-analisis terhadap 13 penelitian dengan 1924 wanita yang dibagi
secara acak untuk mendapatkan amnioinfus atau tanpa terapi. Mereka mendapatkan
penurunan bermakna hasil yang merugikan: mekonium di bawah tali pusat (odds ratio, OR
0,18), sindrom aspirasi mekonium (OR 0,30), asidemia neonatus (OR 0,42), dan angka seksio
sesarea (0,74). Wenstrom dkk. (1995) mensurvei departemen-departemen obstetri di fakultas
kedokteran dan melaporkan bahwa amnioinfusi digunakan secara luas dengan penyulit yang
relatif sedikit.
Gabbe dkk. (1976) mendemonstrasikan manfaat amnioinfusi untuk menghilangkan deselerasi
variabel dalam persalinan pada suatu model monyet rhesus. Miyazaki dan Taylor (1983)
menerapkan teknik ini pada janin manusia yang mengalami deselerasi denyut jantung
variabel dalam persalinan. Kemudian diperkirakan bahwa amnioinfusi juga dapat mencegah
aspirasi mekonium karena janin lebih kecil kemungkinannya mengalami megap-megap
(gasping) dengan berkurangnya deselerasi variabel yang disebabkan penekanan tali pusat.
Untuk menguji hal ini, Wenstrom dan Parsons (1989) melakukan suatu uji acak tentang
amnioinfusi pada kehamilan dengan penyulit mekonium kental. Mereka memperlihatkan
bahwa tindakan ini secara bermakna menurunkan insiden adanya mekonium di bawah pita
suara dan pelahiran dengan operasi, dan tidak ada bayi yang mendapat amnioinfusi
mengalami sindrom aspirasi mekonium. Pada saat yang sama, Sadovsky dkk. (1989)
melaporkan hasil serupa. Sejak itu sejumlah penelitian umumnya mengkonfirmasi temuan ini,
dan dalam suatu metaanalisis terhadap 13 penelitian, Pierce dkk. (2000) mendapatkan bahwa
MUSTASYAR (08171040) Page 20KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
amnioinfusi secara bermakna menurunkan insiden adanya mekonium di bawah pita suara
(OR 0,18), sindrom aspirasi mekonium (OR 0,30) dan asidemia neonatus (OR 0,42).
Amnioinfusi untuk mekonium mungkin bermanfaat hanya apabila mekonium kental dan
terjadi deselerasi variabel berulang yang dapat memicu aspirasi (Spong dkk., 1994).
Walaupun tampaknya hanya bermanfaat untuk sejumlah kehamilan, amnioinfusi mungkin
tidak atau hanya sedikit berisiko (Wenstrom dkk., 1995). Akhirnya, amnioinfusi tidak
bermanfaat bagi janin yang mengalami aspirasi mekonium jauh sebelum awitan persalinan
(Byrne dan Gau, 1987; Manning dkk., 1978).
Gabbe dkk. (1976) memperlihatkan bahwa pada monyet pengeluaran cairan amnion
menyebabkan deselerasi variabel dan bahwa penggantian cairan dengan saline akan
menghilangkan deselerasi. Miyazaki dan Taylor (1983) menginfuskan saline melalui kateter
tekanan intrauterus pada wanita yang sedang bersalin dan janinnya memperlihatkan
deselerasi variabel atau deselerasi berkepanjangan akibat lilitan tali pusat. Mereka
mendapatkan bahwa terapi ini memperbaiki pola frekuensi denyut jantung pada separuh
kasus. Miyazaki dan Nevarez (1985) kemudian membagi secara acak 96 wanita hamil dan
mendapatkan bahwa wanita nulipara dalam persalinan yang mengalami penekanan tali pusat
dan diterapi dengan amnioinfusi lebih jarang memerlukan seksio sesarea atas indikasi gawat
janin.
Berdasarkan laporan-laporan terdahulu ini, indikasi amnioinfusi transvaginal diperluas
menjadi tiga bidang klinis:
1. Sebagai terapi deselerasi variabel atau berkepanjangan
2. Sebagai profilaksis apabila diketahui terdapat oligohidramnion, misalnya ketuban pecah
lama
3. Sebagai usaha untuk mengencerkan atau membilas mekonium yang kental
Terdapat banyak protokol amnioinfusi yang berbeda-beda, tetapi umumnya berupa bolus 500
sampai 800ml salin normal yang dihangatkan dilanjutkan infus kontinu sekitar 3ml perjam
(owen dkk., 1990; Pressman dan Blakemore, 1996). Wenstrom dkk. (1995) menyurvei
penerapan amnioinfusi di berbagai rumah sakit pendidikan di Amerika Serikat. Prosedur ini
MUSTASYAR (08171040) Page 21KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
digunakan pada 96 persen di antara 186 sentra yang disurvei dan diperkirakan bahwa 3
sampai 4 persen wanita yang melahirkan di sentra-sentra ini mendapat infus tersebut.
Terapi Kelainan Pola Frekuensi Denyut Jantung
Seperti telah disebutkan, Miyazaki dan Nevarez (1985) mendapatkan bahwa wanita dalam
persalinan yang mengalami penekanan tali pusat dan mendapat terapi amnioinfusi lebih
jarang memerlukan seksio sesarea atas indikasi gawat janin. Spong dkk. (1996) melaporkan
bahwa meredanya deselerasi variabel frekuensi denyut jantung janin bersesuaian dengan
indeks cairan amnion = ICA (amnionic fluid index, AFI) yang ditentukan secara ultrasonik.
Sebagai contoh, deselerasi variabel lebih sering terlihat pada wanita dengan nilai ICA 4 cm
atau kurang (76 persen) dibandingkan dengan 33 persen apabila ICA 8 cm atau lebih. Namun,
pada sebuah studi teracak, owen dkk. (1990) menyimpulkan bahwa amnioinfusi tidak
bermanfaat dalam penatalaksanaan deselerasi variabel intrapartum.
Amnioinfusi Untuk Cairan Amnion Yang Tercemar Mekonium
Pierce dkk. (2000) meringkas hasil 13 uji prospektif amnioinfusi intrapartum pada 1924
wanita dengan cairan amnion tercemar mekonium sedang sampai kental. Bayi yang lahir dari
ibu yang diterapi amnioinfusi secara bermakna lebih kecil kemungkinan ditemukan
mekonium di bawah pita suaranya lebih kecil kemungkinannya dan mengalami sindrom
aspirasi mekonium daripada bayi yang tidak mendapat amnioinfusi. Angka sesio sesarea juga
lebih rendah pada kelompok yang mendapat amnioinfus. Sebaliknya, di University of
Tennessee, amnioinfusi terbukti tidak bermanfaat bagi wanita dengan mekonium sedang
sampai kental yang dipilih secara acak untuk mendapat terapi ini (Usta dkk., 1995). Para
peneliti ini juga tidak mampu membuktikan adanya manfaat bagi janin. Spong dkk. (1994)
juga menyimpulkan bahwa, walaupun memang mengencerkan mekonium, amnioinfusi
profilaktik tidak memperbaiki hasil akhir perinatal.4
Komplikasi
1. Tali pusat menumbung
MUSTASYAR (08171040) Page 22KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
2. Prematuritas, persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.
3. Oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban
habis.
4. Infeksi
5. Komplikasi ibu : endometritis, penurunan aktifitas miometrium (distonia, atonia),
sepsis CEPAT (karena daerah uterus dan intramnion memiliki vaskularisasi sangat
banyak), dapat terjadi syok septik sampai kematian ibu.
6. Komplikasi janin : asfiksia janin, sepsis perinatal sampai kematian janin.8
Prognosis
Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada kehamilan yang
mendekati aterm dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada kasus ketuban pecah dini
biasanya 80-90% akan mengalami partus dalam kurun waktu 24 jam. Ada beberapa hal perlu
dipertimbangkan pada ketuban pecah dini :
Ketuban pecah dini merupakan penyebab pentingnya persalinan prematur dan
prematuritas janin.
MUSTASYAR (08171040) Page 23KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
Resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi jika persalinan
dilakukan setelah 24 jam onset
Insiden prolaps tali pusat (cord prolapse) akan meningkat bila dijumpai
adanya malpresentasi
Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang lama akan menyebabkan dry
labour atau persalinan kering
Hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin, khususnya pada kasus
oligohidramnion.9
Kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda inpartu
Penanganan KPD tergantung pada usia kehamian
Prognosisnya semakin jelek apabila KPD terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
Medikamentosa seperti antibiotik, kortikosteroid dan anti tokolitik perlu diberikan
pada kasus KPD terutama pada usia kehamilan <37 minggu
MUSTASYAR (08171040) Page 24KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
Obstetri Fisiologi, Elstar offset, Bandung, 1981
2. Moctar, rustam. Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta, 1998
3. Taber Ben-Zion, Kedaruratan Obstetric dan Ginekologi, EGC, Jakarta, 1994
4. Gary Cunningham. F, Williams Obstetri Edisi 21. EGC, Jakarta, 2006
5. http://ibudanbayi.grc.jp/
6. http://istikuma.wordpress.com/2008/03/17/yang-terjadi-ketika-ketuban-pecah-dini/
MUSTASYAR (08171040) Page 25KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI
AMNIOINFUSION PADA KETUBAN PECAH DINI 2012
7. http://www.ayahbunda.co.id/artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/
ketuban.pecah.dini/001/001/1790/2
8. http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2011/04/04/249/ketuban-pecah-dini
9. http://www.indogamers.com/showthread.php?t=12429&page=1
10. http://www.scribd.com/doc/23903855/Asuhan-Keperawatan-Ibu-Hamil-Dengan-
Masalah-Ketuban-Pecah-Dini
MUSTASYAR (08171040) Page 26KKS ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGIRSUD.DR.R.M.DJOELHAM BINJAI