Upload
deartrana
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 refarat konversi
1/23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Gangguan somatoform berasal dari kata ‘soma’ bearti tubuh. Merupakan kelmpok gangguan
yang meliputi simtom fisik yang tidak ditemukan penjelasan secara medis. Gejala gangguan ini adalah
gangguan fisik yang tampak seperti disebabkan adanya kelainan fisik tetapi sebenarnya kelainan
tersebut tidak ada. Orang yang mengalami gangguan ini mengeluh simtom-simtom fisik yang
mengindikasikan kerusakan fisik (disfungsi) sehingga menyebabkan penderita stres emosional baik
dalam kehidupan sosial maupun pekerjaan. imoom-simtom fisik gangguan somatoform ini diduga
terkait dengan factor-faktor psikologis! diperkirakan kecemasan! sehingga diasumsikan memiliki
penyebab psikologis. Macam-macam gangguan somatoform yaitu gangguan somatisasi! gangguan
kon"ersi! gangguan nyeri! gangguan dismorfik tubuh dan hipokondriasis.
Gangguan kon"ersi atau dapat diistilahkan sebagai gangguan disosiatif dikarenakan
dahulu dianggap terjadi hilangnya asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas
pribadi dan memori! sensori dan fungsi motorik. Gangguan disosiatif merupakan suatu
mekanisme pertahanan alam ba#ah sadar yang membantu seseorang melindungi aspek
emosional dirinya dari mengenali dampak utuh beberapa peristi#a traumatik atau peristi#a
yang menakutkan dengan membiarkan pikirannya melupakan atau menjauhkan dirinya dari
situasi atau memori yang menyakitkan. $iri utamanya adalah hilangnya fungsi yang tidak
dapat dijelaskan secara medis.(%)
&ada penderita didapatkan hilangnya fungsi seperti memori (amnesia psikogenik)!
berjalan-jalan dalam keadaan trans ( fugue)! fungsi motorik (paralisis dan pseudoseizure)! atau
fungi sensorik (anesthesia sarung tangan dan kaus kaki! glove and stocking anaesthesia).
'stilah kon"ersi didasarkan pada teori kuno bah#a perasaan dan anietas dikon"ersikan
menjadi gejala-gejala dengan akibat terselesaikannya konflik mental (keuntungan primer)
1
8/15/2019 refarat konversi
2/23
dan didapatkannya keuntungan praktis seperti perhatian dari orang lain (keuntungan
sekunder). (%) Gangguan tersebut cukup laim terjadi sebagai suatu pertahanan terhadap
trauma! khususnya timbul pada orang yang masa kanak-kanaknya mengalami kekerlasan fisik
atau seksual dan sering timbul dalam bentuk komorbiditas dengan depresi mayor! gangguan
somatisasi! gangguan stress pasca trauma! penyalahgunaan at! gangguan kepribadian
ambang! gangguan konduksi dan gangguan kepribadian antisosial.(*)
2
8/15/2019 refarat konversi
3/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. LATAR BELAKANG
Gangguan somatoform berasal dari kata ‘soma’ bearti tubuh. Merupakan kelmpok
gangguan yang meliputi simtom fisik yang tidak ditemukan penjelasan secara medis. Gejala
gangguan ini adalah gangguan fisik yang tampak seperti disebabkan adanya kelainan fisik
tetapi sebenarnya kelainan tersebut tidak ada. Orang yang mengalami gangguan ini mengeluh
simtom-simtom fisik yang mengindikasikan kerusakan fisik (disfungsi) sehingga
menyebabkan penderita stres emosional baik dalam kehidupan sosial maupun pekerjaan.
imoom-simtom fisik gangguan somatoform ini diduga terkait dengan factor-faktor
psikologis! diperkirakan kecemasan! sehingga diasumsikan memiliki penyebab psikologis.
Macam-macam gangguan somatoform yaitu gangguan somatisasi! gangguan kon"ersi!
gangguan nyeri! gangguan dismorfik tubuh dan hipokondriasis.(%)
Gangguan kon"ersi atau dapat diistilahkan sebagai gangguan disosiatif dikarenakan
dahulu dianggap terjadi hilangnya asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas
pribadi dan memori! sensori dan fungsi motorik. Gangguan disosiatif merupakan suatu
mekanisme pertahanan alam ba#ah sadar yang membantu seseorang melindungi aspek
emosional dirinya dari mengenali dampak utuh beberapa peristi#a traumatik atau peristi#a
3
8/15/2019 refarat konversi
4/23
8/15/2019 refarat konversi
5/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Gangguan kon"ersi (con"ersion disorders) menurut +M-', didefinisikan sebagai
suatu gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau lebih gejala neurologis (sebagai
contohnya paralisis! kebutaan! dan parastesia) yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan
neurologis atau medis yang diketahui. +isamping itu diagnosis mengharuskan bah#a faktor
psikologis berhubungan dengan a#al atau perburukan gejala.() dapun menurut &&+G/ '''
gangguan kon"ersi atau disosiatif adalah adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari
integrasi normal antara0 ingatan masa lalu! kesadaran akan identitas dan penghayatan segera
(awareness of identity and immediate sensations)! dan kendali terhadap gerakan tubuh.(1)
ecara normal terdapat pengendalian secara sadar! sampai taraf tertentu! terhadap
ingatan dan penghayatan! yang dapat dipilih untuk digunakan segera! serta gerakan-gerakan
yang harus dilaksanakan. &ada gangguan kon"ersi diperkirakan bah#a kemampuan
mengendalikan secara sadar dan selektif ini terganggu! sampai suatu taraf yang dapat
ber"ariasi dari hari ke hari atau bahkan dari jam ke jam. 2iasanya sangat sulit untuk menilai
sejauh mana beberapa kehilangan fungsi masih berada dalam pengendalian "olunter.(4)
2.2. ETIOLOGI
5
8/15/2019 refarat konversi
6/23
%. 3aktor psikodinamik
+isebabkan oleh represi konflik-konflik intrapsikik yang tidak disedari dan kon"ersi
dari kecemasan ke dalam gejalan fisik. 4onflik terjadi antara dorongan intrinsik (agresi atau
seksual) mela#an larangan untuk mengekspresikan hal tersebut. &asien mendapat
kesempatan mengekspresikan sebagian dorongan atau hasrat terlarang tersebut le#at gejala-
gejala yang muncul namun tersamar! sehingga secara sadar pasien dapat menghindar dari
konfrontasi terhadap impuls terlarangnya. /adi! gejala pada kon"ersi memiliki hubungan
simbolik dengan konflik yang tak disedari. Gejala gangguan kon"ersi juga memberi peluang
bagi pasien untuk mengatakan bah#a mereka membutuhkan perhatian dan penanganan
khusus. Gejala semacam itu berfungsi sebagai pemberitahuan secara non"erbal bah#a pasien
memiliki kontrol dan manipulasi terhadap orang lain.(%)
*. 5eori pembelajaran
Gejala yang dipelajari sejak masa anak digunakan sebagai coping dalam situasi tidak
disukainya.(%)
. 3aktor biologis
&emeriksaan pencitraan otak menunjukkan adanya hipometabolisme pada hemisfer
dominan dan hipermetabolisme pada hemisfer non dominan sehingga terganggu
komunikasi antara hemisfer sehingga menimbulkan gejala kon"ersi(%)
2.3 KLASIFIKASI
Menurut &&+G/-'''! gangguan disosiatif (kon"ersi) dibedakan atau diklasifikasikan
atas beberapa pengolongan yaitu 0(*!1!6)
311.7 mnesia +isosiatif
311.% 3ugue +isosiatif
311.* tupor +isosiatif
311. Gangguan 5rans dan 4esurupan
311.1 Gangguan Motorik +isosiatif
6
8/15/2019 refarat konversi
7/23
311.6 4on"ulsi +isosiatif
311.8 nestesia dan 4ehilangan ensorik +isosiatif
311.9 Gangguan +isosiatif (4on"ersi) $ampuran
311.: Gangguan +isosiatif (4on"ersi) lainnya
.:7 indrom Ganser
.:% Gangguan 4epribadian Multipel
.:* Gangguan +isosiatif ementara 5erjadi pada Masa 4anak dan ;emaja
.: Gangguan +isosiatif (4on"ersi) lainnya
8/15/2019 refarat konversi
8/23
gangguan kronik yang dapat terjadi! terutama kelumpuhan (paralyse) dan anestesia
(anaesthesias)! jika kejadiannya berhubungan dengan masalah yang tidak dapat diselesaikan
atau mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal. Gangguan ini pada a#alnya
dianggap bersifat psikogenik dan dahulu diklasifikasikan ke dalam histeria kon"ersi. Gejala
sering kali merepresentasikan konsep pasian tentang bagaimana penyakit fisik akan
dimanifestasikan. &emeriksaan medis dan penunjang biasanya tidak membuktikan adanya
gangguan fisik atau gangguan neurologik apapun. (%!!8)
2.4.2 A$ne!"a D"!o!"a%"& a%au A$ne!"a P!"'ogen"'
mnesia disosiatif dipercaya sebagai tipe yang paling umum dari gangguan disosiatif.
4ehilangan memori karena penyebab psikologik disebut amnesia disosiatif. mnesia diambil
dari kata ipnosis dapat membantu
untuk mengembalikan memorinya.(*!6)
5erdapat jenis-jenis dalam kerusakan ingatan yang diantaranya ialah ketidak mampuan
untuk mengingat semua insiden yang berhubungan dengan suatu kejadian traumatik untuk
suatu periode #aktu spesifik setelah kejadian tersebut (biasanya beberapa jam sampai
beberapa hari) yang disebut dengan A$ne!"a (o'a(. edangkan a$ne!"a !e(e'%"&) indi"idu
dapat mengingat beberapa! namun tidak semua! peristi#a-peristi#a dalam periode #aktu
terbatas. /adi! indi"idu dapat mengingat bagian dari peristi#a traumatik! tetapi tidak pada
bagian lain. 2eberapa indi"idu melaporkan! dirinya menderita baik amnesia terlokalisasi dan
8
8/15/2019 refarat konversi
9/23
amnesia selektif. +engan kata lain yang dapat diingat hanyalah kejadian pasti yang
berhubungan dengan kejadian traumatik. (*!6)
2erbeda dengan amnesia selektif dan amnesia lokal! A$ne!"a $en*e(uu+
penghilangan memori keseluruhan dari sejarah kehidupan seseorang! dan hal tersebut jarang.
'ndi"idu dengan amnesia keseluruhan dapat melupakan identitas pribadi. 2eberapa
kehilangan pengetahuan sebelumnya tentang dunia (pengetahuan semantik) dan tidak dapat
melakukan keahlian-keahlian yang telah dipelajari (pengetahuan prosedural). mnesia
menyeluruh mempunyai onset akutA membingungkan! disorientasi! dan pengeluyuran yang
tidak bertujuan dari indi"idu dengan amnesia menyeluruh biasanya memba#a mereka pada
perhatian polisi atau pelayan psikiater darurat. mnesia menyeluruh dapat menjadi lebih
umum di antara korban kekerasan seksual dan indi"idu yang memiliki pengalaman stress
emosional yang ekstrim atau konflik. (*!6)
+an yang terakhir ialah a$ne!"a 'on%"nu yakni ketidakmampuan mengingat kejadian-
kejadian berikutnya sampai suatu #aktu yang spesifik dan termasuk kejadian-kejadian saat
ini. Memorinya tidak kembali setelah suatu periode #aktu yang pendek! seperti pada amnesia
lokal. 'ndi"idu tersebut benar-benar tidak mampu membentuk memori baru. (*!6)
'ndi"idu dengan amnesias disosiatif seringkali tidak menyadari (atau hanya sebagian
sadar) permasalahan memori mereka. 4ebanyakan! terkhusus mereka yang mengalami
amnesia terlokalisasi! meminimalisir kepentingan dari kehilangan memori mereka dan dapat
menjadi tidak nyaman ketika diarahkan untuk mengingat memori tersebut. +alam a$ne!"a
%e!"!%e$a%"!! indi"idu kehilangan memori untuk kategori informasi yang spesifik (semua
ingatan tentang keluarga! orang penting! pelecehan seksual masa kecil). +alam a$ne!"a
,e'e!"na$,ungan! indi"idu melupakan tiap peristi#a yang terjadi. (*!6)
2.4.3 Fugue D"!o!"a%"& a%au Fuga P!"'ogen"'
3ugue berasal dari bahasa latin fugere! yang berarti melarikan diri! fugue sama
dengan amnesia @dalam pelarian@. +alam fugue disosiatif memori yang hilang lebih luas dari
9
8/15/2019 refarat konversi
10/23
pada amnesia dissosiative, indi"idu tidak hanya kehilangan seluruh ingatanya (misalnya
nama! keluarga atau pekerjaanya)! mereka secara mendadak meninggalkan rumah dan
pekerjaanya serta memiliki identitas yang baru (parsial atau total). Bamun mereka mampu
membentuk hubungan sosial yang baik dengan lingkungan yang baru. 3ugue! seperti
amnesia! relatif jarang dan diyakini mempengaruhi sekitar * orang di %.777 di antara populasi
umum. etelah pulih! tidak ada ingatan sama sekali terhadap kejadian-kejadian yang terjadi
selama fuga (fugue). &rosesnya secara singkat-beberapa jam sampai beberapa hari dan jarang
sampai beberapa bulan. 4ekambuhan jarang terjadi. (*!6)
Gangguan ini muncul sesudah indi"idu mengalami stress atau konflik yang berat!
misalnya pertengkaran rumah tangga! mengalami penolakan! kesulitan dalam pekerjaan dan
keuangan! perang atau bencana alam. &erilaku seseorang pasien dengan fugue disosiatif
adalah lebih bertujuan dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan
amnesia disosiatif. &asien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah
dan situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka sebelumnya
(nama!keluarga! pekerjaan). &asien tersebut seringkali! tetapi tidak selalu! mengambil
identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru! #alaupun identitas baru biasanya kurang
lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang terlihat pada gangguan identitas disosiatif. (*!6)
&enyebab dissociative fugue serupa kepada dissociative amnesia. Dissociative fugue
sering disalaharti sebagai malingering ! karena kedua kondisi bisa terjadi diba#ah keadaan
bah#a seseorang mungkin tidak bisa memahami keinginan untuk menghindar. 4ebanyakan
fugue tampak melambangkan pemenuhan keinginan yang disembunyikan (misal! lari dari
tekanan yang berlebihan! seperti perceraian atau kegagalan keuangan). 3ugues lainnya
berhubungan dengan perasaan ditolak atau dipisahkan atau mereka bisa melindungi orang
tersebut dari bunuh diri atau impul pembunuhan. 4etika dissociative fugue berulang labih
dari beberapa #aktu! orang tersebut biasanya memiliki gangguan identitas dissociative yang
10
8/15/2019 refarat konversi
11/23
mendasari. 3ugue bisa berlangsung dari hitungan jam sampai mingguan! atau kadangkala
bahkan lebih lama. (*!6)
2.4.4 S%u-o D"!o!"a%"&
tupor! sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan "olunter dan respon
normal terhadap rangsangan luar seperti misalnya cahaya! suara! dan perabaan (sedangkan
kesadaran tidak hilang). 5idak ditemukan adanya gangguan fisik ataupun gangguan ji#a lain
yang dapat menjelaskan keadaan stupor tersebut. 4ondisinya tidak bergerak dan bisu! namun
ia sadar akan kondisi sekelilingnya. (*!6)
2.4. Gangguan Tan! /an Ke!uu-an
Gangguan ini menunjukan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran akan lingkungannya. +alam beberapa kejadian! indi"idu tersebut
berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain! kekuatan gaib! malaikat atau
?kekuatan lain@ . hanya gangguan trans yang ?in"olunter@ (diluar kemampuan indi"idu) dan
bukan merupakan akti"itas yang biasa dan bukan merupakan kegiatan keagamaan ataupun
budaya! yang boleh dimasukan dalam pengertian ini. 5idak ada penyebab organik misalya
epilepsi! cidera kepala! dan lain-lain! dan bukan bagian gangguan ji#a tertentu. (*!6)
2.4.0 Gangguan o%o"' D"!o!"a%"&
2entuk yang umum dari gangguan ini adalah ketidakmampuan menggerakan seluruh
atau sebagian dari anggota gerak (tangan atau kaki). Gejala tersebut seringkali
menggambarkan konsep dari penderita mengenai gangguan fisik yang berbeda dengan prinsip
fisiologik dan anatomik. (*!6)
2.4. Gangguan Konvu(!" D"!o!"a%"&
11
8/15/2019 refarat konversi
12/23
4on"ulsi disosiatif (pseudo seizures) dapat sangat mirip dengan kejang!epileptik
dalam hal gerakan gerakannya! akan tetapi sangat jarang disertai lidah tergigit! luka serius
karena jatuh saat serangan dan mengompol juga tidak dijumpai kehilangan kesadaran atau hal
tersebut diganti dengan keadaan seperti stupor atau trans. Gangguan ini biasanya terjadi di
dalam rumah ketika pasien sendiri! di mana pola kejangnya ber"ariasi tiap episode. >al ini
membedakan dengan epilepsy! di mana polanya cenderung tetap tiap serangan kon"ulsi.
elain itu! pada saat serangan pasien terkadang dapat berbicara! dan terkadang ada pencetus
psikologik serta pada rekaman CCG dapat normal di antara dua serangan kon"ulsi. &ada
kejang epileptik! terjadi secara tiba-tiba (tanpa pencetus)! dan pada rekaman CCG di antara
dua serangan! terdapat abnormal interictal waves. 5erapinya pun berbeda! pada kon"ulsi
disosiatif! terapinya kompleks melibatkan psikoterapi kognitif! antidepresan! antipsikotik! dan
antikon"ulsan. edangkan pada epilesi! biasanya diberikan antikon"ulsan! pada saat serangan
dan sebagai profilaksis episode bangkitan. (*!6)
2.4. Ane!%e!"a /an Ke+"(angan Sen!o"' D"!o!"a%"&
Gejala anestesia pada kulit seringkali mempunyai batas-batas yang tegas
(menggambarkan pemikiran pasien mengenai kondisi tubuhnya dan bukan menggambarkan
kondisi klinis sebenarnya). +apat pula terjadi perbedaan antara hilangnya perasaan pada
berbagai jenis modalitas penginderaan yang tidak mungkin desebabkan oleh kerusakan
neurologis! misalnya hilangnya perasaan dapat disertai dengan keluhan parestesia.
4ehilangan penglihatan jarang bersifat total! leih banyak berupa gangguan ketajaman
penglihatan! kekaburan atau ?tunnel vision@. Meskipun ada gangguan penglihatan! mobilitas
penderita dan kemampuan motoriknya masih baik. 5uli disosiatif dan anosmia jauh lebih
jarang terjadi dibandingkan dengan hilang rasa dan penglihatan. (*!6)
12
8/15/2019 refarat konversi
13/23
2.4.1 Gangguan Ke-",a/"an u(%"-e(
uatu gangguan disosiatif dimana seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang
berbeda atau kepribadian pengganti (alter). 5erdapat beberapa "ariasi dari kepribadian ganda!
seperti kepribadian tuan rumah atau utama mungkin tidak sadar akan identitas lainnya!
sementara kepribadian lainnya sadar akan keberadaan si tuan rumah ada juga kepribadian
yang berbeda benar-benar tidak sadar satu sama lain. 5erkadang dua kepribadian bersaing
untuk mendapatkan kontrol terhadap orang tersebut ada juga satu kepribadian dominan. da
juga yang menyebutnya dengan gangguan kepribadian multipel. eseorang memperlihatkan
dua atau lebih identitas yang berbeda yang sering kali mengendalikan perilakunya. Gangguan
ini disertai dengan ketidakmampuan untuk mengingat informasi personal yang penting. (*!6)
Orang dengan kepribadian ganda seringkali sangat imajinatif pada masa kecilnya
karena terbiasa dengan permainan ?make-believe@ (pura-pura atau bermain peran) mereka
mungkin sudah mengadopsi identitas pengganti! terutama bila mereka belajar bagaimana
menampilkan peran kepribadian ganda. +alam kasus kepribadain ganda masih terdapat
kontro"ersi! karena selama tahun %=*7-%=97 dilaporkan hanya sedikit kasus di seluruh dunia
tentang kepribadian ganda. ejumlah ahli percaya bah#a gangguan tersebut terlalu cepat
didiagnosis pada orang-orang yang sangat mudah tersugesti yang bisa saja hanya mengikuti
sugesti bah#a mereka mungkin memiliki gangguan tersebut. (*!6)
4epribadian ganda berbeda dengan skiofrenia. +alam kepribadian ganda
kepribadiannya seperti terbagi kedalam dua atau lebih kepribadian namun masing-masing
biasanya menunjukkan fungsi yang lebih terintegrasi pada tingkat kognitif! afektif dan
perilaku. edangkan skiofrenia adalah kelainan mental yang ditandai oleh gangguan proses
berpikir dan respon emosi yang lemah. 4eadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam
bentuk halusinasi pendengaran! paranoid atau #aham yang ganjil! atau cara berbicara dan
berpikir yang kacau! dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan. (*!6)
13
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_mental&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Halusinasi_pendengaran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Paranoiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Waham&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_mental&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Halusinasi_pendengaran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Paranoiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Waham&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelainan_berpikir&action=edit&redlink=1
8/15/2019 refarat konversi
14/23
8/15/2019 refarat konversi
15/23
2.0.1 Gangguan Konve!" !e#aa U$u$
Entuk diagnosis pasti maka hal-hal berikut ini harus ada 0 (1)
%. $iri-ciri klinis yang ditentukan untuk masing-masing gangguan yang tercantum
pada 311.-
*. 5idak ada bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan gejala tersebut.
. 2ukti adanya penyebab psikologis dalam bentuk hubungan #aktu yang jelas
dengan problem dan peristi#a yang stressful atau hubungan interpersonal yang
terganggu (meskipun disangkal pasien).
2.0.2 A$ne!"a D"!o!"a%"& 5F44.6 (1)
• $iri utama adalah hilangnya daya ingat! biasanya mengenal kejadian penting yang
baru terjadi yang bukan disebabkan karena gangguan mental ogranik atau terlalu luas
untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atau atas dasar
kelelahan.
• +iagnostik pasti memerlukan 0
%. mnesia! baik total maupun parsial! mengenai kejadian baru yang bersifat stressful
atau traumatik yang baru terjadi (hal ini mungkin hanya dapat dinyatakan bila ada
saksi yang memberi informasi).
*. 5idak ada gangguan mental organik! intoksikasi atau kelelahan berlebihan
(indrom amnesik organik! 371! 3%.8).
•
8/15/2019 refarat konversi
16/23
• Entuk diagnosis pasti harus ada 0
a. $iri-ciri amnesia disosiatif (311.7)
b. +engan sengaja melakukan perjalanan tertentu melampaui jerak yang biasa
dilakukannya sehari-hari.
c. 5etap mempertahankan kemampuan mengurus diri yang mendasar dan melakukan
interaksi sosial sederhana dengan orang yang belum dikenalnya.
• >arus dibedakan dari post-ictal fugue yang terjadi setelah serangan epilepsi lobus
temporalis! biasanya dapat dibedakan dengan cukup jelas atas dasar ri#ayat
penyakitnya! tidak adanya problem atau kejadian yang stressful dan kurang jelasnya
tujuan berkepergian serta kegiatan dari penderita epilepsi tersebut.
2.0.4 S%u-o D"!o!"a%"& 5F44.26 (1)
• Entuk diagnosis pasti harus ada 0
%. tupor! sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-gerakan "oulunter dan respon
normal terhadap rangsangan luar! seperti misalnya cahaya! suara! dan perabaan
( sedangkan kesadaran dalam artian fisiologis tidak hilang ).
*. 5idak ditemukan adanya gangguan fisik atau gangguan psikiatrik lain yang dapat
menjelaskan keadaan stupor tersebut.
. danya masalah atau kejadian-kejadian baru yang penuh stress.
• >arus dibedakan dari stupor katatonik (pada skiofrenia) dan stupor depresif atau
manik (pada gangguan afektif! berkembang sangat lambat! sudah jarang ditemukan).
2.0. Gangguan Tan! /an Ke!uu-an 5F44.36 (1)
• Gangguan ini menunjukkan adanya kehilangan sementara penghayatan akan identitas
diri dan kesadaran terhadap lingkungannyaA dalam beberapa kejadian! indi"idu
tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain! kekuatan gaib atau
malaikat.
16
8/15/2019 refarat konversi
17/23
• >anya gangguan trans yang in"olunter (di luar kemauan indi"idu) dan bukan
merupakan akti"itas yang biasanya! dan bukan merupakan kegiatan keagamaan
ataupun budaya! yang boleh dimasukkan dalam pengertian ini.
• 5idak ada penyebab organik (misalnya epilepsi lobus temporal! cedera kepala!
intoksikasi at psikoaktif) dan bukan bagian dari gangguan ji#a tertentu (misalnya
skiofrenia! gangguan kepribadian multipel).
2.0.0 Gangguan o%o"' D"!o!"a%"& 5F44.46 (1)
• 2entuk yang paling laim dari gangguan ini adalah kehilangan kemampuan untuk
menggerakkan seluruh atau sebagian dari anggota gerak (tangan atau kaki). &aralisis
dapat bersifat parsial dengan gerakan yang lemah atau lambat atau total. 2erbagai
bentuk inkoordinasi dapat terjadi! khusussnya pada kaki dengan akibat cara jalan yang
bizarre. +apat juga terjadi gemetar.
• Gejala tersebut seringkali menggambarkan konsep dari penderita mengenai gangguan
fisik yang berbeda dengan prinsip fisiologik maupun anatomik.
2.0. Konvu(!" D"!o!"a%"& 5F44.6 (1)
• +apat menyerupai kejang epileptic dalam hal gerakannya akan tetapi jarang disertai
lidah tergigit! luka serius karena jatuh saat serangan dan inkontinensia urin! tidak
dijumpai kehilangan kesadaran tetapi diganti dengan keadaan seperti stupor atau
trans.
2.0. Ane!%e!"a /an Ke+"(angan Sen!o"' D"!o!"a%"& 5F44.06 (1)
• 2agian kulit yang mengalami anestesi sering kali mempunyai batas yang tegas yang
menjelaskan bah#a hal tersebut lebih berkaitan dengan pemikiran pasien mengenai
fungsi tubuhnya dan bukan menggambarkan kondisi klinis sebenarnya.
17
8/15/2019 refarat konversi
18/23
8/15/2019 refarat konversi
19/23
2.. PENATALAKSANAAN
&enatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan neurologiknya. 2ila tidak
ditemukan kelainan fisik! perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan pendekatan psikologik
terhadap penanganan gejala-gejala yang ada. &enanganan penyakit ini sebagai berikut0
• &enatalaksanaan 3armakologis (psikotropika)
&enatalaksanaan farmakologis (psikotropika) bukan merupakan modalitas terapi
utama yang digunakan untuk menyembuhkan gangguan kon"ersi! melainkan terapi yang
digunakan untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala-gejala yang timbul. 5erapi ini
sangat baik untuk dijadikan penanganan a#al! #alaupun tidak ada obat yang spesifik
dalam menangani gangguan kon"ersi ini. 2iasanya pasien diberikan resep berupa anti-
psikotik! anti-depresan dan obat anti-cemas untuk membantu mengontrol gejala mental
pada gangguan kon"ersi. (%!)
2arbiturat kerja sedang dan singkat! seperti tiopental! dan natrium amobarbital dapat
diberikan secara intra"ena dan 2enodiaepine seperti loraepam 7!6-% mg tab (bersama
dengan saran bah#a gejala cenderung dikirim pada satu jam atau lebih) dapat berguna
untuk memulihkan ingatannya yang hilang. nti-kon"ulsan juga dapat diberikan jika
terdapat kon"ulsif disosiatif. Entuk anti-psikotik dapat diberikan dosis insial Fuetiapin
*6-67 mgoral%* jam dan ditingkatkan untuk dosis optimal 67 mgoral: jam sampai
gejala psikotik hilang. nti-depresan dapat diberikan ;' seperti fluoetin atau sertalin!
karena ;' memiliki efek samping minimal dalam hal otonomik dan sedatif. /ika
terdapat gejala-gejala agitasi! cemas yang menonjol! dapat diberikan benodiaepin.
&engobatan sangat bergantung pada gejala pasien. (%!)
• &enatalaksanaan Bon-3armakologis (&sikoterapi)
&sikoterapi adalah -enanganan -"$e terhadap gangguan /"!o!"a%"& ! yang
diharapkan mampu mengobati kondisi keji#aan pasien. 2entuk terapinya berupa terapi
bicara! konseling atau terapi psikososial! meliputi berbicara tentang gangguan yang
19
8/15/2019 refarat konversi
20/23
diderita oleh pasien ji#a. 5erapinya akan membantu anda mengerti penyebab dari kondisi
yang dialami. &sikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik
seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala
disosiatif. (*)
• >ipnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam pikiran. aat
terhipnotis! pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik. 4arena pasien lebih
terbuka terhadap sugesti saat pasien terhipnotis. da beberapa konsentrasi yang
menyatakan bah#a bisa saja ahli hipnotis akan menanamkan memori yang salah dalam
mensugesti. (*)
• 5erapi kesenian kreatif. +alam beberapa referensi dikatakan bah#a tipe terapi ini
menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit mengekspresikan pikiran
dan perasaan mereka. eni kreatif dapat membantu meningkatkan kesadaran diri. 5erapi
seni kreatif meliputi kesenian! tari! drama dan puisi. (*)
• 5erapi kognitif. 5erapi kognitif ini bisa membantu untuk mengidentifikasikan kelakuan
yang negatif dan tidak sehat dan menggantikannya dengan yang positif dan sehat! dan
semua tergantung dari ide dalam pikiran untuk mendeterminasikan apa yang menjadi
perilaku pemeriksa. (*)
2.. PROGNOSIS
Emumnya prognosisnya baik. 3aktor yang terkait dengan prognosis yang baik adalah
sebagai berikut0 (%)
20
8/15/2019 refarat konversi
21/23
erangan yang akut
&enyebab tekanan pada saat terjadi serangan jelas
/arak antara serangan dengan memulai pengobatan tidak terlalu jauh
+aya kognitif dan kecerdasan baik
Gejala aphonia! kelumpuhan! dan atau kebutaan (yang bertentangan dengan kejang
dan gemetaran! yang berhubungan dengan prognosis buruk)
2.7. PEN8EGAHAN
nak- anak yang secara fisik! emosional dan seksual mengalami gangguan! sangat
beresiko tinggi mengalami gangguan mental yang dalam hal ini adalah gangguan kon"ersi.
/ika terjadi hal yang demikian! maka bersegeralah mengobati secara sugesti! agar penangan
tidak berupa obat anti depresan ataupun obat anti stress! karena diketahui bah#a jika
menanamkan sugesti yang baik terhadap usia belia! maka nantinya akan didapatkan hasil
yang maksimal! dengan penangan yang minimal. ()
BAB III
PENUTUP
3.1 Ke!"$-u(an
ecara umum gangguan kon"ersi (dissociati"e disorders) bisa didefinisikan sebagai
adanya kehilangan ( sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (diba#ah kendali sadar)
21
8/15/2019 refarat konversi
22/23
meliputi ingatan masa lalu! kesadaran identitas dan penginderaan segera (a#areness of
identity and immediate sensations) serta kontrol terhadap gerak tubuh. (9)
Gangguan kon"ersi bukanlah penyakit yang umum ditemukan dalam masyarakat.
+ari penelitian pada pasien psikiatri ra#at jalan! terdapat sekitar *=H pasien didiagnosis
sebagai pasien gangguan disosiasi! dengan amnesia disosiatif merupakan subtype terbanyak
(%7H) dari sampel penelitian. Gangguan ini secara umum! masih sulit dideteksi! karena
ber"ariasinya gejala dan keterbatasan dalam instrumen dalam penegakan diagnosis masih
menjadi permasalahan. Bamun dari beberapa hasil penelitian! diperkirakan sekitar %7H
pasien psikiatri baik ra#at inap maupun ra#at jalan merupakan gangguan disosiatif! dengan
6H (%*) dari populasi tersebut mengalami gangguan identitas disosiatif (bentuk terparah dari
gangguan disosiasi). (%)
da beberapa penggolongan dalam gangguan kon"ersi! antara lain adalah mnesia
+isosiatif! 3ugue +isosiatif! tupor +isosiatif! Gangguan 5rans dan 4esurupan! Gangguan
Motorik +isosiatif! 4on"ulsi disosiatif dan juga nestesia dan 4ehilangan ensorik
+isosiatif. (*!6)
&enatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan neurologiknya. 5erapi obat.
sangat baik untuk dijadikan penangan a#al! #alaupun tidak ada obat yang spesifik dalam
menangani gangguan kon"ersi ini. 2iasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan
obat anti-cemas untuk membantu mengontrol gejala mental pada gangguan kon"ersi ini. 2ila
tidak ditemukan kelainan fisik! perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan pendekatan
psikologik terhadap penanganan gejala-gejala yang ada. (%)
DAFTAR PUSTAKA
%. Noorhana W. Gangguan Disosiatif. In: Elira !" #a$isu%anto" G" &$itor. 'u%u
()ar *si%iatri. 2 &$. +a%arta: 'a$an *&n&r,it -a%ultas &$o%t&ran /ni&rsitas
In$on&sia 2014. . 3049.
22
8/15/2019 refarat konversi
23/23
2. . !a$o% '+!" irginia (lott. Dissoiati& Disor$&rs. In: Gr&, +&a" &$itor. alan
!a$o%s !nosis of *shiatr: '&haioral !i&n&slinial *shiatr" 10th
E$ition. N& ;or%: