31
USUL PENELITIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Judul : Implementasi Pembelajaran Tematik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri Kota Palembang Nama : Eviarina Indriyanti NIM : 06111003012 Pembimbing : 1. Dra. Hj. Yulia Djahir, M.M 2. Dra. Siti Fatimah, M.Si I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penerapan Kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) telah membawa perubahan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dimana pada kurikulum 2013 diterapkan pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu yang kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai prespektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah (Kadir dan Asrohah, 2014:1). Tentu saja dengan diterapkannya pembelajaran tematik dapat memberi warna baru pada mata 1

Pembelajaran Tematik

  • Upload
    reny

  • View
    30

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembelajaran Tematik Eviarina

Citation preview

USUL PENELITIAN MAHASISWAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

Judul : Implementasi Pembelajaran Tematik pada Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri Kota Palembang

Nama : Eviarina Indriyanti

NIM : 06111003012

Pembimbing : 1. Dra. Hj. Yulia Djahir, M.M

2. Dra. Siti Fatimah, M.Si

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penerapan Kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)

telah membawa perubahan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dimana pada kurikulum 2013

diterapkan pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran tematik adalah program

pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu yang kemudian

dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai prespektif mata

pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah (Kadir dan Asrohah, 2014:1). Tentu

saja dengan diterapkannya pembelajaran tematik dapat memberi warna baru pada

mata pelajaran IPS jenjang SMP. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada

keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,

sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat

menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya (Daryanto,

2014:210).

Pada beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Kurikulum 2013

sudah tidak diterapkan lagi. Banyak sekolah yang memberlakukan kembali KTSP

2006 berbasis pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPS. Setelah dilakukan

survei dari 58 SMP Negeri di kota Palembang dan wawancara tidak terstruktur

yang dilakukan dengan Wakil Kurikulum Sekolah, terdapat empat Sekolah

1

2

Menengah Pertama (SMP) masih menerapkan kurikulum 2013 dan

menggunakan pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS.

Setelah dilakukan wawancara dengan salah satu guru IPS yang

menggunakan pembelajaran tematik di SMPN 3 Palembang mengatakan bahwa

pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan cara

menggabungkan inter mata pelajaran IPS menggunakan sebuah tema, dalam

pembelajaran IPS pada kurikulum 2013 ini, tema sudah ditetapkan, sehingga

mempermudah dalam pelaksanaan dalam proses pembelajaran. Begitu pula

menurut salah satu guru IPS dari SMPN 1 yang menerapkan pembelajaran tematik

berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang

mengaitkan antara mata pelajaran sejarah, geografi, sosiologi dan ekonomi, pada

pembelajaran ini menuntut guru untuk dapat mengkaitkannya inter mata pelajaran,

hal itulah yang menjadi tantangan seorang guru dalam pembelajaran tematik.

Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sundari (2013)

dari Universitas Pendidikan Indonesia berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran IPS”

mengatakan penerapan model pembelajaran tematik sangat membantu siswa

SMPN 12 Bandung kelas VIII E, dalam memahami konsep dan generalisasi

masing-masing disiplin ilmu sosial yang berbeda dengan menggunakan sebuah

tema dalam proses pembelajaran. Siswa lebih memahami makna keterpaduan

materi IPS yang berasal dari berbagai disiplin ilmu sosial, pengembangan

kreativitas siswa pun lebih meningkat karena guru mampu menciptakan pola

kegiatan belajar yang kreatif dan variatif.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan

adalah sama-sama meneliti tentang pembelajaran tematik. Namun pada penelitian

terdahulu, peneliti melihat penerapan model pembelajaran tematik terhadap

kreativitas siswa sedangkan pada penelitian ini, peneliti melihat bagaimana

penerapan pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS dalam kurikulum 2013.

Pada penelitian sebelumnya peneliti meneliti pada satu sekolah, sedangkan

penelitian sekarang, peneliti meneliti beberapa sekolah yang masih menggunakan

kurikulum 2013 dan menerapkan pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS.

3

Maka, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Implementasi

Pembelajaran Tematik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di

SMP Negeri Kota Palembang”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka

yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

Implementasi Pembelajaran Tematik pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial di SMP Negeri Kota Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi

pembelajaran tematik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP

Negeri Kota Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara

lain adalah :

1.4.1 Secara Teoretis

Penelitian ini dapat mendukung teori-teori pembelajaran tematik dalam

proses pembelajar di sekolah.

1.4.2 Secara Praktis

1.4.2.1 Membantu peserta didik dalam hal menyesuaikan diri terhadap

pembelajaran tematik yang diterapkan sehingga dapat meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam mengkaitkan materi dengan lingkungan

sekitar.

1.4.2.2 Membantu guru mengenal pembelajaran tematik yang memiliki tiga

model tema, yang dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

4

1.4.2.3 Membantu sekolah dalam proses pembelajaran mengenai

pembelajaran tematik guna meningkatkan mutu peserta didik, mutu

sekolah dan mutu lulusannya.

1.4.2.4 Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai

implementasi pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS.

II. Tinjauan Pustaka

2.1 Pembelajaran Tematik

2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik yang berlaku untuk tingkat SMP/MTs berbeda

dengan yang berlaku di SD/MI. Pada tingkatan SMP, pembelajaran tematik

digunakan untuk pelajaran IPS dan IPA, bukan untuk semua mata pelajaran

sebagaimana yang ada di SD. Pelajaran tematik untuk SMP hanya berlaku inter

mata pelajaran bukan antar mata pelajaran.

Prastowo (2013:117) mengatakan pembelajaran tematik adalah model

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran, sehingga dapat memberi pengalaman bermakna bagi siswa.

Kurniawan (2014: 95) juga berpendapat, pembelajaran tematik adalah

model dari pembelajaran terpadu, yaitu model terjala (webbed), yang pada intinya

menekankan pada pola pengorganisasian materi yang terintegrasi dipadukan oleh

sebuah tema.

Khoiru dan Amri (2014: 90) Pembelajaran tematik merupakan

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Dari pendapat Prastowo, Kurniawan, Khoiru dan Amri memiliki

kesamaan dalam mendifinisikan pembelajaran tematik, dimana teori di atas

mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik

adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema pada proses belajar dengan

5

mengintegrasikan beberapa materi pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.

2.1.2 Landasan Pembelajaran Tematik

Pada pelaksanaan pembelajaran tematik memerlukan landasan-landasan

yang kuat dan harus diperhatikan oleh guru. Pembelajaran tematik tentunya

memiliki landasan sebagai acuan untuk pelaksanaan proses pembelajaran yang

lebih baik.

Landasan pembelajaran tematik menurut Daryanto (2014:3-4) yaitu:

a. Landasan Filosofis:

1. Progresivisme

2. Konstruktivisme

3. Humanisme

b. Landasan Psikologis

1. Psikologi perkembangan untuk menentukan tingkat keluasan dan

kedalaman isi sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

2. Psikologis belajar untuk menentukkan bagaimana isi sesuai dengan

tahap perkembangan peserta didik.

c. Landasan Yuridis

1. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Tiga landasan dalam pembelajaran tematik menurut Kadir dan Asrohah

(2014: 18-22) yaitu:

1. Landasan Filosofis

2. Landasan Psikologis

3. Landasan Yuridis

Landasan dalam pembelajaran tematik (Khoiru dan Amri, 2014:92):

1. Aliran Progresivisme

2. Aliran Konstruktivisme

3. Aliran Humanisme.

4. Landasan Psikologis

6

5. Landasan Yuridis, yaitu UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan

anak yang berhak memperoleh pendidikan dan UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Dari pernyataan Daryanto, Kadir dan Asrohah menyatakan bahwa

pembelajaran tematik memiliki tiga landasan yang sama, yaitu Filosofis,

Psikologis dan Yuridis. Akan tetapi Khoiru dan Sofan menyatakan bahwa terdapat

5 landasan pembelajaran tematik sedangkan progresivisme, konstruktivisme dan

humanisme merupakan pembagian yang terdapat pada landasan filosofis.

Berdasarkan tiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran tematik memiliki tiga landasan yang utama yaitu landasan Filosofis,

Psikologi dan Yuridis.

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Tematik

Setiap pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda antara satu

dengan yang lain.

Prastowo (2013: 314) berpendapat bahwa karakteristik bahan ajar tematik

itu ada empat macam, yaitu:

1. Aktif

Artinya, bahan ajar membuat materi yang menekankan pada pengalaman

belajar, mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,

mental, intelektual, maupun emosional, guna tercapainya hasil belajar

yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan

siswa, sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

2. Menarik atau Menyenangkan

Artinya, bahan ajar memiliki sifat mempesona, merangsang, nyaman

dilihat, dan banyak kemanfaatanny, sehingga siswa senantiasa terdorong

untuk terus belajar dan belajar darinya. Bahkan, siswa sampai terlibat dan

asik dengan bahan ajar tersebut sampai lupa waktu, karena penuh

tantangan yang memicu adrenalin siswa.

7

3. Holistik

Artinya, bahan ajar menurut kajian suatu fenomena sari beberapa bidang

kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. Dengan

demikian, keberadaan bahan ajar tersebut memungkinkan siswa dapat

memahami suatu fenomena dari segala sisi, menjadi lebih arif dan

bijaksana.

4. Autentik

Artinya, karakteristik dari bahan ajar tematik yang menekankan pada sisi

autentik atau pengalaman langsung yang diberikan oleh suatu bahan ajar.

Dengan kata lain, bahan ajar memberikan sebuah pengalaman dan

pengetahuan yang dapat diperoleh oleh siswa sendiri. Selain itu, bahan ajar

tersebut memberikan informasi yang kontekstual dengan kenyataan

empiris aau fenomena sosial budaya di sekitar siswa. Hal ini berdampak

pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

Prastowo (2014: 100) menurutnya karakteristik pada pembelajaran tematik

yaitu:

1. Adanya efisiensi2. Konstekstual3. Student Centered (Berpusat Pada

Siswa)4. Memberikan Pengalaman

Langsung (Autentik)5. Pemisahan Mata Pelajaran yang

Kabur6. Holistis7. Fleksibel8. Hasil Pembelajaran Berkembang

Sesuai Minat dan Kebutuhan Siswa9. Kegiatan Pembelajaran Sangat

Relevan dengan Kebutuhan Siswa10. Kegiatan yang Dipilih Bertolak dari

Minat dan Kebutuhan Siswa

11. Kegiatan Belajar akan Lebih Bermakna

12. Mengembangkan Keterampilan Berpikir (Metakognis) Siswa

13. Menyajikan Kegiatan Belajar yang Sesuai dengan Permasalahan

14. Mengembangkan Keterampilan Siswa

15. Aktif16. Menggunakan Prinsip Bermain

Sambil Belajar17. Mengembangkan Komunikasi

Siswa18. Lebih Menekankan Proses

Ketimbang Hasil

Pada bukunya yang berjudul “Pembelajaran Tematik” Kadir dan Asrohah

(2014: 23) menyatakan dalam pembelajaran tematik memiliki delapan

karakteristik sebagai berikut:

8

a. Anak didik sebagai pusat pembelajaran

b. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences)

c. Menghilangkan batas pemisahan antar mata pelajaran

d. Fleksibel (luwes)

e. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik

f. Menggunakan prinsip PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif

dan Menyenangkan)

g. Holistik

h. Bermakna,

Berdasarkan pendapat Prastowo, Kadir dan Asrohah memandang

karakteristik pembelajaran tematik dari sudut pandang yang berbeda-beda, yang

membedakan adalah bahan ajar tematik didesain sedemikian rupa untuk

mendukung proses pembelajaran tematik yang lebih menarik.

Berdasarkan teori diatas peneliti akan meneliti karakteristik peserta didik

dalam pembelajaran tematik menurut Prastowo (2013), yaitu aktif, menarik atau

menyenangkan, holistik, dan autentik (memberikan pengalaman langsung).

2.1.4 Model Pembelajaran Tematik

Pembalajaran tematik memiliki model-model pembelajaran yang

menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna. Kadir dan

Asrohah (2014: 39) mengatakan bahwa model pembelajaran tematik adalah:

1. Model Keterhubungan/Terkait (Connect Model)

Model terhubung (connect) merupakan model integrasi inter bidang

studi.

2. Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (Webbed Model)

Model webbed adalah pembelajaran yang pengembangannya dimulai

dengan menentukan tema tetentu yang menjadi tema sentral bagi

keterhubungan berbagai bidang studi.

9

2.1.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik dilakukan dengan

menggunakan tiga tahapan kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

kegiatan penutup.

Prastowo (2013:384) mengatakan dalam langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran tematik terdiri dari:

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini dilakukan untuk membangun keterkaitan atau

motivasi atau pengait dengan pemahaman terdahulu (apersepsi). Kegiatan

pendahuluan dapat dilakukan dengan contoh sebagai berikut:

1) Guru membuat kaitan dengan cara bertanya jawab tentang apa yang

telah dipelajari dan hubungannya dengan yang akan dipelajari.

2) Guru mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di sekitar

atau yang dialami siswa

3) Guru menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab tentang

kaitannya dengan apa yang dipelajari

4) Guru bercerita atau membuat visualisasi yang menarik. Guru

menyediakan cerita fiksi, gambar, grafik, atau alat visual lain yang

relevan dan menarik perhatian siswa terhadap apa yang dipelajari.

5) Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran yang

akan disampaikan.

6) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, sehingga mereka

termotivasi untuk mengikuti pelajaran

2. Kegiatan Inti

1) Kegiatan Eksplorasi

a. Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentang topik

atau tema.

b. Guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media dan

sumber belajar lain.

c. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa

dengan guru, lingkungan dan sumber belajar.

10

d. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

e. Guru memfasilitasi siswa melakukan percobaan dilaboratorium,

studio atau lapangan.

2)Kegiatan Elaborasi

a. Guru membiasakan siswa membaca dan menulis, melalui beragam

tugas yang bermakna.

b. Guru memfasiltasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-

lain untuk memunculkan gagasan baru, baik secara lisan maupun

tulisan.

c. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut.

d. Guru memfasilitasi ssiswa dalam pelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

e. Guru memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk

meningkatkan hasil belajar individual maupun kelompok

f. Guru memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual maupun

kelompok.

g. Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok

h. Guru memfasilitsi siswa melakukan pameran, turnamen dan festival

untuk produk yang dihasilkan.

i. Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggan percaya diri siswa.

3) Kegiatan Konfirmasi

a. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

lisan, tulisan isyarat, maupun hadia terhadap keberhasilan siswa.

b. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

siswa melalui berbagai sumber.

c. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan.

11

d. Guru memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai KD.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan me-review isi pelajaran , penyimpulan

atau refleksi materi yang telah dipelajari dan melakukan tes dalam bentuk

tertulis ataupun lisan.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tematik menurut Rusman (2012:

268) yaitu:

a. Kegiatan Pendahuluan

Merupakan kegiatan pembukaan yang harus ditempuh guru dan

siswa pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran tematik

1) Melakukan apersepsi, yaitu mengaitkan materi yang telah diberikan

dengan materi yang kan dipelajari, sehingga pemahaman siswa

menjadi utuh

2) Menginformasikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam

kegiatan pembelajaran

3) Melakukan pretest atau kuis, yaitu untuk mengetahui kemampuan awal

siswa terhadap materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran tematik bersifat situsional, dalam

arti perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana proses

pembelajaran itu berlangsung.

c. Kegiatan Penutup

1. siswa menyimpulkan KBM di bwah arahan guru

2. melaksanakan post test atau penilaian akhir

3. melaksanakan tindak lanjut pembelajaran melalui kegiatan pemberian

tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumaah

4. menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa

5. menginformasikan topik atau tema yang akan dibahas pada pertemuan

yang akan datang

6. menutup kegiatan pembelajaran

12

Langkah-langkah pembelajaran tematik (Daryanto, 2014:216)

1. Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran untuk mendorong siswamemfokuskan dirinya agar mampu

mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah

apersepsi

2. Kegiatan Inti

Kegiatan pembelajaran diutamakan pada kegiatan-kegiatan yang

berkadar aktivitas tinggi, yaitu yang berorientasi pada aktifitas siswa ,

sedangkan guru banyak bertindak sebagai fasilitator.

3. Kegiatan Penutup/Akhir/Tindak Lanjut

Pada kegiatan penutup dilakukan adalah menyimpulkan/

mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, menjelaskan

kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, melakukan

penetian, melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian

tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, membaca materi

pelajaran tertentu, memberi motivasi atau bimbingan kepada siswa

Berdasarkan pendapat Prastowo, Rusman dan Daryanto diatas, langkah-

langkah pembelajaran tematik sama seperti pembelajaran yang lain, hanya saja

langkah-langkah pembelajaran prastowo lebih terperinci dibandingkah langkah-

langkah pembelajaran yang lain.

Dari ketiga teori diatas maka dapat disimpulkan, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran menurut Prastowo yaitu

kegiatan pendahuluan berupa apersepsi, kegiatan inti terdiri dari kegiatan

eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi terakhir kegiatan penutup

yang merupakan kegiatan me-riview materi kembali.

2.2 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Mata pelajaran IPS merupakan program pendidikan yang banyak

mengandung muatan nilai sebagai salah satu karakteristiknya. Mulyana (2013: 6)

13

mengatakan IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan

penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasi-kan dari

konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,

Antropologi dan Ekonomi. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat.

Ciri khas ini dalam pelajaran IPS memilki karakteristik ilmu tertentu

dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain. Daryanto (2014: 131) mengatakan

karakteristik mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial:

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,

sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan

juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)

tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai

masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan

multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa

dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,

kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan

masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar supervive seperti

pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan.

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga

dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan

manusia secara keseluruhan.

Tujuan utama dari mata pelajaran IPS ini untuk membina para peserta

didik menjadi warga negara yang mampu mengambil keputusan secara demokratis

14

dan rasional yang dapat diterima oleh semua golongan yang ada di dalam

mesyarakat. Tujuan mata pelajaran IPS menurut Kemendikbud (2013:4):

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungan

2. Memiliki kemampuan dasar dan keterampilan dalam kehidupan sosial

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah

dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusian

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

III. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

III.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Tematik.

III.2 Definisi Operasional Variabel

Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran terpadu yang dilakukan dengan

cara mengaitkan antar mata pelajaran IPS melalui sebuah tema “Dinamika

Interaksi Manusia” dilihat dari proses pembelajaran tematik pada mata pelajaran

IPS semester genap tahun pelajaran 2014/2015, mulai dari kegiatan pendahuluan

berupa kegiatan apersepsi, kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi,

kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi dan kegiatan penutup yaitu

menyimpulkan atau mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan

secara aktif, yaitu mendorong keaktifan peserta didik dalam pembelajaran

kemudian menyenangkan karena bahan ajar memiliki sifat mempesona sehingga

peserta didik tertarik untuk terus belajar, lalu holistik yaitu bahan ajar memuat

kajian dari berbagai bidang kajian sehingga memungkinkan peserta didik menjadi

15

lebih bijaksana dan terakhir memiliki karakteristik yang autentik, berarti peserta

didik mengaitkan materi dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh diri

sendiri.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah guru IPS SMP Negeri Kota Palembang

yang sudah menerapkan pembelajaran tematik berjumlah 10 orang yang mengajar

di 4 sekolah.Subjek penelitian didapat melalui observasi pra penelitian dan

wawancara dengan wakil kurikulum sekolah. Subjek penelitian dapat dilihat dari

table 1:

Tabel 1. Subjek Penelitian

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu

dilakuan pengumpulan data secara sistematis. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah :

3.4.1 Observasi

Teknik pengumpulan data observasi pada penelitian ini digunakan untuk

mencari data mengenai implementasi pembelajaran tematik pada mata pelajaran

Nama Sekolah Nama Guru

SMPN 01HdFhDS

SMPN 03RdHm

SMPN 09KDAmFf

SMPN 11SsRh

TOTAL 10 GURU

16

IPS yang dilakukan guru IPS dilihat dari pelaksanaan pembelajaran tematik terdiri

dari:

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini dilakukan untuk membangun keterkaitan

atau motivasi atau pengait dengan pemahaman terdahulu (apersepsi).

b. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti adalah proses pembelajaran untuk

mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan

dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif.

1. Kegiatan Eksplorasi

2. Kegiatan Elaborasi

3. Kegiatan Konfirmasi

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan me-review isi pelajaran ,

penyimpulan atau refleksi materi yang telah dipelajari dan melakukan tes

dalam bentuk tertulis ataupun lisan.

3.4.2 Wawancara

Wawancara ini dilakukan terhadap guru yang diobersevasi dan peserta

didik yang telah melakukan proses pembelajaran tematik. Wawancara terhadap

peserta didik bertujuan untuk mengetahui pandangan peserta didik mengenai

implementasi pembelajaran tematik, sedangkan terhadap guru untuk mengetahui

pendapat mengenai implementasi pembelajaran tematik pada mata pelajaran IPS

dilihat dari:

1. Aktif

Artinya, bahan ajar membuat materi yang menekankan pada pengalaman

belajar, mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,

mental, intelektual, maupun emosional, guna tercapainya hasil belajar

yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan

siswa, sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.

17

2. Menarik atau Menyenangkan

Artinya, bahan ajar memiliki sifat mempesona, merangsang, nyaman

dilihat, dan banyak kemanfaatanny, sehingga siswa senantiasa terdorong

untuk terus belajar dan belajar darinya.

3. Holistik

Artinya, bahan ajar menurut kajian suatu fenomena sari beberapa bidang

kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. bijaksana.

4. Autentik

Artinya, karakteristik dari bahan ajar tematik yang menekankan pada sisi

autentik atau pengalaman langsung yang diberikan oleh suatu bahan ajar.

Dengan kata lain, bahan ajar memberikan sebuah pengalaman dan

pengetahuan yang dapat diperoleh oleh siswa sendiri.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data observasi dan wawancara pada penelitian ini

menggunakan rumus persentase. Untuk menghitung data yang telah terkumpul

dari observasi dan wawancara digunakan rumus persentase dengan langkah–

langkah sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada setiap jawaban, baik itu pada lembar observasi

maupun pada lembar wawancara. Skor yang diberikan berdasarkan skala

penilaian berikut.

Tabel 3. Skala Penilaian

b. Memberikan skor 1 pada jawaban “Ya” dan 0 pada jawaban “tidak” yang

ada di lembar dokumentasi.

Skala Nilai

Sangat Baik 4

Baik 3

Sedang 2

Kurang 1

(Sugiyono, 2012:135)

18

c. Skor yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus presentase

sebagai berikut.

P =f

× 100%N

Keterangan :

P = Presentase yang dicari untuk setiap jawaban

f = Frekuensi jawaban yang diperoleh

N = Frekuensi seluruh jawaban

(Arikunto,2006:200)

d. Hasil akhir yang dihitung menggunakan rumus presentase, baik itu dari

observasi maupun wawancara .

Tabel 4. Interpretasi Nilai Presentase

Persentase (%) Kategori

81 – 100 Sangat Baik

61 – 80 Baik

41 – 60 Cukup

21 – 40 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

(Arikunto,2006:200)

Daftar Pustaka

19

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Daryanto.2014.Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013).Yogyakarta: Gaya Media

Gunawan,Rudy.2011.Pendidikan IPS.bandung:Alfabeta

Imam, Mohammad. 2013. Kurikulum Rekonstruksionis Dan Implikasinya Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial: Analisis Dokumen Kurikulum 2013. Surakarta: Sebelas Maret University Press (UNS Press)

Isjoni.2007.Integrated Learning (Pendekatan Pembelajaran IPS Di Pendidikan Dasar).Bandung: Falah Production

Kadir, Abd dan Asrohah,.2014.Pembelajaran Tematik.Jakarta: PT RajaGrafindo Prasada

Kemendikbud.2013.Kurikulum 2013 IPS SMP/Mts. https://mgmpips3gw.wordpress.com/2013/08/01/kurikulum-2013-ips-smpmts/, Di akses tanggal 16 Februari 2015

Khoiru, Iif dan Sofan Amri.2014.Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif.Jakarta: Prestasi Pustaka

Kunandar.2009.Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.Jakarta:PT RajaGrafindo

Kurniawan, Deni.2014.Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori,Praktik, dan Penilaian).Bandung: Alfabeta

Mardiyah.2008.Pengaruh Strategi Tematik terhadap Kemampuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMPN 1 Inderalaya.Skripsi.Palembang: Universitas Sriwijayyya

Mulyana, Agus. 2013. Kurikulum Dan Pengembangan Materi IPS di SMP.

Jakarta:Universitas Pendidikan Indonesia

Nurhadi.2011.Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan cet. II hal. 4-5.Jakarta: Multi Kresi Satudelapan

20

Prastowo, Andi. 2013.Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikatif.Jogjakarta:Diva Press

_____________.2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teorits dan Praktis.Jakarta: Kencana Prenamedia Group

Riduwan.2012.Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula.Bandung: Alfabeta

Rusman.2010.Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru edisi kedua.Jakarta: PT RajaGrafindo

Sapriyah.2009.Pendidikan IPS.Bandung:PT Rosdakarya

Suryosubroto.2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta:Rineka Cipta

Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D.Bandung:Alfabeta.

Sundari, Nita Awalita.2013.Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Jakarta: Universitan Pendidikan Indonesia

Trianto.2010.Model Pembelajaran Terpadu Konsep, strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara

PROPOSAL PENELITIAN

21

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA MATA

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP

NEGERI KOTA PALEMBANG

DISUSUN OLEH :

EVIARINA INDRIYANTI

06111003012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDERALAYA

2015