93
PELATIHAN PENGUATAN KEMAMPUAN PENGAWAS SEKOLAH WORKSHOP ON-IN-ON PENGUATAN KEMAMPUAN PENGAWAS SEKOLAH DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010

Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

PELATIHAN PENGUATAN KEMAMPUAN PENGAWAS SEKOLAH

WORKSHOP ON-IN-ON PENGUATAN KEMAMPUAN PENGAWAS SEKOLAHDIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKANKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

2010

Page 2: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

PEMBELAJARAN TERPADU

Pembelajaran yang bersifat menyeluruh atau holistik. Pendekatan ini menempatkan siswa dalam posisi sentral, siswa sebagai peserta didik yang aktif, terutama dalam keterampilanberpikir.

Page 3: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Pengintegrasian Kurikulum

Page 4: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Page 5: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Model pembelajaran dalam Pembelajaran Terpadu

Model-model pembelajaran berpikir yang dapat digunakan dalam pembelajaran terpadu adalah: pemecahan masalah, evaluasi kritis, penyelidikan, pengambilan keputusan, berpikir kritis, berpikir kreatif.

Beberapa kegiatan utama dari model-model pembelajaran berpikir ini diuraikan sebagai berikut:

1. Pemecahan Masalah · Menghimpun fakta-fakta, · Merumuskan masalah, · Mengembangkan ide, pemikiran, alternative pemecahan, · Menentukan alternatif pemecahan, · Menyusun rencana tindakan pelaksanaan.

Page 6: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

2. Berpikir Kritis · Menjelaskan ide dan pemikiran · Menentukan tingkat ketepatan informasi dasar (hasil pengamatan dan komunikasi). · Menyusun argumentasi dan penyimpulan

(berdasarkan data dan konsep)

3. Berpikir Kreatif · Pengembangan ide-ide dalam beberapa kategori

(kelenturan berpikir) · Pengembangan ide baru (kemurnian berpikir) · Penyempurnaan ide (elaborasi pemikiran)

Page 7: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

4. Evaluasi Kritis · Menentukan kriteria · Menyusun alternatif pemikiran, pemecahan, · Membuat perkiraan dan menentukan keputusan, · Memberikan alas an, argumentasi bagi keputusan.

Page 8: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Terpadu Meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pembelajaran Meningkatkan minat dan motivasi Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai

sekaligus Motivasi belajar peserta didik dapat

diperbaiki dan ditingkatkan. Pembelajaran terpadu membantu

menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait

Page 9: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru sub bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik/guru dengan nara sumber; sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu, karena ketiga atau lebih disiplin ilmu dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.

Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi dari mata pelajaran yang dipadukan.

Page 10: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Jenis Pembelajaran Terpadu di SMP/A Pembelajaran yang dimungkinkan untuk dipadukan

adalah mata pelajaran Kimia, Biologi dan Fisika menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu.

Sedangkan kajian tentang sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, psikologi sosial menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu.

Dalam hal ini Guru bekerja sama melihat dan memberikan topik-topik yang berkaitan dan tumpang tindih (dengan mencermati indikator yang telah disusun) dan memadukannya. Kemungkinan pada pemaduan IPA adalah Connected, Webbed (tematik) dan Integrated.

Page 11: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Pembelajaran IPA Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan

ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistematis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya.

Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.

Page 12: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Hakikat IPAHakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,

mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;

Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;

Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 13: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Sikap terhadap IPA Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta

didik yang menyukai mata pelajaran IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai peserta didik yang dituangkan dalam empat aspek yaitu;

makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta.

Page 14: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Karakteristik Mata Pelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya.

Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu: (1)kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah.

Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi.

Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah.

Page 15: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan) Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: (1) memberikan pengalaman pada peserta didik sehingga

mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran fisis,

(2) menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari pengamatan terhadap kejadian sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah,

(3) latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika, sebagai penerapan matematika pada masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam,

(4) memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alatalat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab berbagai masalah.

Page 16: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

TUJUAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

b. Meningkatkan minat dan motivasi

c. Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus

Page 17: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Pembelajaran terpadu diawali dengan penentuan TEMA, karenapenentuan tema akan membantu peserta didik dalam beberapa aspekyaitu:a. peserta didik yang bekerja sama dengan kelompoknya akan lebihbertanggung jawab, berdisiplin, dan mandiri;b. peserta didik menjadi lebih percaya diri dan termotivas dalam belajarbila mereka berhasil menerapkan apa yang telah dipelajarinya;c. peserta didik lebih memahami dan lebih mudah mengingat karenamereka ‘mendengar’, ‘berbicara’, ‘membaca’, ‘menulis’ dan‘melakukan’ kegiatan menyelidiki masalah yang sedang dipelajarinya;

Page 18: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

d. memperkuat kemampuan berbahasa peserta didik;e. belajar akan lebih baik bila peserta didik terlibat secara aktif melalui tugas proyek, kolaborasi, dan berinteraksi dengan teman, guru, dan dunia nyata.Oleh karena itu, jika guru hendak melakukan pembelajaran terpadu dalam IPA, sebaiknya memilih tema yang menghubungkaitkan antaraIPA–lingkungan- teknologi-masyarakat.Berikut ini diberikan contoh pembelajaran IPA Terpadu dengan temayang bernuansa IPA-lingkungan-teknologi-masyarakat.

Page 19: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

4. PEMADUAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPA Mengingat pembahasan materi IPA pada tingkat lebih

tinggi semakin luas dan mendalam, maka pada jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA, akan lebih baik bila keterpaduan dibatasi pada mata pelajaran yang termasuk bidang kajian IPA saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak guru yang terlibat, yang akan membuka peluang timbulnya kesulitan dalam pembelajaran dan penilaian, mengingat semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin dalam dan luas pula pemahaman konsep yang harus diserap oleh peserta didik.

Page 20: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Contoh: Jaringan Tema

Page 21: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

5. Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu a. PERENCANAAN Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih

optimal jika perencanaan mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik sudah tercantum dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar per submata pelajaran IPA.

Ada berbagai model dalam mengembangkan pembelajaran IPA Terpadu yang dapat dilihat pada alur penyusunan perencanaanpembelajaran terpadu berikut ini:

Page 22: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Page 23: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

b. MODEL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU(Desain Pembelajaran/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)Model pembelajaran dalam hal ini adalah menjabarkan silabus menjadi desain pembelajaran/rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu, dikemas dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup/tindak lanjut.

Kegiatan awal/Pendahuluan:Langkah-langkah dalam kegiatan pendahuluan ini terdiri atas beberapatahap yaitu:· menarik perhatian peserta didik untuk menumbuhkan kesiapanbelajar;· memotivasi peserta didik: membangkitkan semangat dan minatpeserta didik untuk siap menerima pelajaran;

Page 24: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

· memberikan acuan topik yang akan dibahas;· mengaitkan topik yang akan dipelajari dengan topik yang telahdipelajari yang dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaantentang topik yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikankomentar atas jawaban peserta didik

Dalam kegiatan pendahuluan ini guru dapat pula melakukan penilaianvawal peserta didik (tes awal) yang dapat diberikan secara lisan maupun tertulis.

Page 25: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)Kegiatan Inti: Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu, di antaranya adalah sebagai berikut ini.

· Kegiatan yang paling awal: Guru memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis besar materi yang akan disampaikan. Cara yang paling praktis adalah menuliskannya di papan tulis dengan penjelasan secara lisanmengenai pentingnya kompetensi tersebut yang akan dikuasai olehpeserta didik.

Page 26: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

· Alternatif kegiatan belajar yang akan dialami peserta didik. Guru menyampaikan kepada peserta didik kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam mempelajari tema atau topik yang telah ditentukan. Kegiatan belajar hendaknya lebih mengutamakan aktivitas peserta didik, atau berorientasi pada aktivitas peserta didik. Guru hanya sebagai fasilitator yng memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri apa yang dipelajarinya. Prinsip belajar sesuai dengan ’konstruktivisme’ hendaknya dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu

Page 27: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu harus diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik, penyajian harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep di mata pelajaran yang satu dengan konsep di mata pelajaran lainnya. Guru harus berupaya untuk menyajikan bahan ajar dengan strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya penemuan pengetahuan baru, melalui pembelajaran yang bersifat klasikal, kelompok, dan perorangan.

Page 28: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Kegiatan akhir/Penutup dan tindak lanjutSecara umumkegiatan penutup ini terdiri atas hal-hal sebagai berikut ini.a) Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telahdiajarkan.b) Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugasatau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembalibahan yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca materipelajaran tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan belajar.c) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.d) Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

Page 29: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Penilaian dal Pembelajaran IPA Terpadu Jenis penilaian terpadu terdiri atas tes dan bukan tes.

Sistem penilaian dengan menggunakan tes merupakan sistem penilaian konvensional. Sistem ini kurang dapat menggambarkan kemampuan peserta didik secara menyeluruh, sebab hasil belajar digambarkan dalam bentuk angka yang gambaran maknanya sangat abstrak. Oleh karena itu untuk melengkapi gambaran kemajuan belajar secara menyeluruh maka dilengkapi dengan non-tes.

Page 30: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Page 31: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Contoh Penilaian untuk tema/topik tentang:LINGKUNGAN SEKITAR KITA

Klick di sini!

Page 32: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

6. Implikasi Pembelajaran IPA Terpadu

a. Guru Dalam pelaksanaannya, pembelajaran dapat dilakukan

oleh tim pengajar atau guru tunggal. Hal ini tergantung pada kondisi sekolah. Bila di suatu sekolah guru IPA terdiri atas guru fisika, kimia, biologi, maka dalam penyusunan silabus, perencanaan pembelajaran, penggunaan media, dan strategi mengajar sebaiknya dibuat bersama hingga penyusunan alat penilaiannya. Namun dalam pembelajarannya dapat dilakukan oleh guru tunggal. Bila di sekolah, seorang guru mengajar semua mata pelajaran IPA, dan mengalami kesulitan untuk memadukan kompetensi dasar, indikator, dan materi, maka sangat dianjurkan agar guru tersebut bekerja sama dalam kelompok MGMP

Page 33: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

b. Peserta didikBagi peserta didik, pembelajaran terpadu dapat mempertajamkemampuan analitis terhadap konsep-konsep yang dipadukan,karena dapat mengembangkan kemampuan asosiasi konsep danaplikasi konsep. Pembelajaran terpadu perlu dilakukan denganvariasi metode yang tidak membosankan. Aktivitaspembelajaran harus lebih banyak berpusat pada peserta didikagar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.

c. Bahan ajarBahan ajar yang digunakan tidak hanya buku mata pelajaransaja, tetapi dapat dari berbagai mata pelajaran yang direkatkan olehtema. Peserta didik dapat juga mencari berbagai sumber belajarlainnya. Bahkan bila memungkinkan mereka dapat menggunakanteknologi informasi yang ada.

Page 34: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan) d. Sarana dan Prasarana Dalam pembelajaran terpadu diperlukan

berbagai alat dan media pembelajaran. Karena digunakan untuk pembelajaran konsep yang direkatkan oleh tema, maka penggunaan sarana pembelajaran dapat lebih efisien jika dibandingkan dengan pemisahan mata pelajaran. Memang tidak semua konsep dapat dipadukan. Konsep-konsep yang dipilih untuk direkat oleh tema dapat menghemat waktu dan ruang.

Page 35: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Kekuatan dan kelemahan Pembelajaran IPA Terpadu

Kekuatan· Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadipenghematan waktu, karena ketiga disiplin ilmu (Fisika, Kimia, dan Biologi) dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga dapat dikurangi bahkan dihilangkan.· Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep Fisika, Kimia, dan Biologi.· Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.· Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehinggamemudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA.

Page 36: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

· Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.· Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih terorganisasi dan mendalam, sehingga memudahkan memahami hubungan materi IPA dari satu konteks ke konteks lainnya.· Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru submata pelajaran terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,peserta didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebihmenyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

Page 37: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Beberapa kelemahan yang perlu diatasidiuraikan sebagai berikut ini.a. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik,guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada mata pelajaran tertentu saja.b. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuanbelajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuanakademik maupun kreativitasnya.

Page 38: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan

d. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi padapencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan padapencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberikewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaiankeberhasilan pembelajaran peserta didik.

e. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaianyang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilanbelajar peserta didik dari beberapa mata pelajaran terkait yangDipadukan

f. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderunganmengutamakan salah satu mata pelajaran dan ‘tenggelam’nya matapelajaran lain.

Page 39: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

E. Pembelajaran IPS Terpadu1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan

integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).

Page 40: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Keterpaduan Cabang IPS

Sejarah

Geografi

Sosiologi

IlmuPengetahuan

Sosial

Ilmu Politik

Ekonomi

Psikologi Sosial

FilsafatAntropologi

Page 41: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980;20)

Page 42: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan) Karateristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

SMP/MTs antara lain sebagai berikut. · Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari

unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).

· Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

· Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

Page 43: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan) · Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat

menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).

· Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

Page 44: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Dimensi IPS dalam Kehidupan Manusia

Dimensi dalam kehidupan manusia

Ruang Waktu Nilai/Norma

Area dan substansi pembelajaran

Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya

Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang

Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam

Contoh Kompetensi Dasar yang

dikembangkan

Adaptasi spasial dan

eksploratif Berpikir kronologis,

prospektif, antisipatif Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamiah masing-

masing disiplin ilmu Alternatif penyajian

dalam mata pelajaran Geografi Sejarah Ekonomi,

Sosiologi/Antropologi

Page 45: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Tujuan Pembelajaran IPS

Secara rinci tujuan Pembelajaran IPS dapat dsampaikani sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998).

· Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

Page 46: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan) · Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

· Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

· Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

· Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

Page 47: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

4. KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU DALAM IPS

Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang.

Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Salah satu di antaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentanghal-hal yang dipelajarinya.

Page 48: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

a. Model Integrasi Berdasarkan TopikDalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait, misalnya ‘pariwisata’. Pariwisata dalam contoh yang dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam Ilmu Pengetahuan Sosial. Pengembangan pariwisata dalam halini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam disiplin Geografi.

Skema berikut memberikan gambaran keterkaitan suatu topik/tema dengan berbaga disiplin ilmu.

Page 49: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Page 50: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

b. Model Integrasi Berdasarkan Potensi UtamaKeterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah setempat; sebagai contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan dalam Kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, sosial/antropologis, historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka siswa selain dapat memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami Kompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalamIlmu Pengetahuan Sosial.

Page 51: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Page 52: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

c. Model Integrasi Berdasarkan PermasalahanModel pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalahberdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah “Pemukiman Kumuh”. Pada pembelajaran terpadu, Pemukiman Kumuh ditinjau dari beberapa faktor sosial yang mempengaruhinya. Di antaranya adalah faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Juga dapat dari faktor historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan/norma.

Page 53: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

5. Pelaksanaa Pembelajaran IPS Terpadu

a. PerencanaaUntuk menyusun perencanaan pembelajaran terpadu perlu

dilakukan langkah-langkah berikut ini.· Pemetaan Kompetensi Dasar· Penentuan Topik/tema· Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema· Pengembangan Silabus· Penyusunan Desain/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Contoh Pemetaan Kompetensi Dasar pada Mapel IPS yang

dapat diintegrasikan!

Click di sini!.

Page 54: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalampengembangan model pembelajaran terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut.· Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.· Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.· Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua Standar Kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPS pada kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga Kompetensi Dasar saja.· Kompetensi Dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik/tema masih bisa dipetakan dengan topik/tema lainnya.

Page 55: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Penentuan Topik/Tema

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada pembelajaran IPS Terpadu antara lain meliputi hal-hal berikut

• Topik, dalam pembelajaran IPS Terpadu, merupakan perekat antar-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu rumpun mata pelajaran IPS.

• Topik yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi siswa, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat

• Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Dasar pada satu rumpun yang telah

dipetakan Di bawah ini contoh Topik yg relevan dg Kompetensi Dasar

Click di sini!

Page 56: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

b. Implikasi Pembelajaran IPS TerpaduImplikasi pembelajaran IPS terpadu terhadap guru, peserta didik,bahan ajar, sarana dan prasarana dalam pelaksanaannya bergantung pada sekolah masing-masing sama seperti pada pembelajaran IPA terpadu. Diharapkan guru yang profesional sesuai dengan PP 74 dan minimal standar proses dapat melaksanakan pembelajaran IPS terpadu tanpa mengalami kendala.

Page 57: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik
Page 58: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

PEMBELAJARAN TEMATIK

a. Latar Belakang- Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu

memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.

- Mata pelajaran Matematika, perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Page 59: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

•Mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agarpeserta didik dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan bahasa Indonesia untukmeningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

•Demikian pula pada Kompetensi dasar Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan perlu dikaji

Page 60: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan)

Dalam rangka implementasi Standar Isi, standar proses yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan modelpelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.

Page 61: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

b. Kerangka berpikir 1. Karakteristik Perkembangan anak

usia kelas awal SD 2. Cara Anak Belajar Memperhatikan tahapanperkembangan

berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

a. Konkrit b. Integratif c. Hierarkis 3. Belajar dan Pembelajaran Bermakna

Page 62: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).

Page 63: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan) Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak

keuntungan, di antaranya: 1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu

tema tertentu, 2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan

mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;

3. pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

4. kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;

5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

Page 64: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;7. guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Page 65: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

d. Landasan Pembelajaran Tematik Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat

dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme.

Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.

Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.

Page 66: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

(lanjutan) Aliran humanism melihat siswa dari segi

keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

Page 67: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

Page 68: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

e. Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki karakteristik-

karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa 2. Memberikan pengalaman langsung 3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas 4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran 5. Bersifat fleksibel 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan

kebutuhan siswa 7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan

Page 69: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Implikasi Pembelajaran TematikImplikasi bagi:

Guru : harus kreatif dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi peserta didik, memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.

Peserta didik: harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal dan mengikuti secara aktif kegiatan pembelajaran yang bervariasi.

Page 70: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Implikasi Pembelajaran Tematik(lanjutan…)

Sarana prasarana, sumber belajar dan media:

Memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

Memanfaatkan berbagai sumber belajar Mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran yang bervariasi Masih dapat menggunakan bahan ajar

yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi

Page 71: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Pengaturan ruang kelas: Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang

sedang dilaksanakan. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah

disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung

Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/ karpet

Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar

Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

Pemilihan metode : pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi metode (percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap) baik di dalam kelas maupun di luar kelas

Implikasi Pembelajaran Tematik(lanjutan…)

Page 72: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Rambu-Rambu Pembelajaran Tematik

Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan

Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester.

Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan dapat diajarkan tersendiri.

Kompetensi dasar yang tidak tercakup dalam tema tertentu harus diajarkan baik melalui tema lain maupun berdiri sendiri.

Kegiatan ini ditekankan kepada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral dan cerita tanah air.

Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.

Page 73: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Tahap Persiapan:1. Pemetaan Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator dalam Tema

2. Penetapan Jaringan Tema3. Penyusunan Silabus4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Page 74: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Dalam Tema

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.

1.

Page 75: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Kegiatan Pemetaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan indikator:

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati

1. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator

Page 76: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Cara penentuan tema Cara pertama, mempelajari standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

2. Menentukan tema

Kegiatan Pemetaan (lanjutan...)

Page 77: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Prinsip Penentuan tema

Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik

Dari yang termudah menuju yang sulit Dari yang sederhana menuju yang kompleks Dari yang konkret menuju ke yang abstrak. Tema yang dipilih harus memungkinkan

terjadinya proses berpikir pada diri Peserta didik

Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan Peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya

Kegiatan Pemetaan (lanjutan...)

Page 78: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Mengidentifikasi dan menganalisis setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis dalam tema.

3. Identifikasi dan Analisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

Kegiatan Pemetaan (lanjutan...)

Page 79: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Menetapkan Jaringan Tema

Hubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu sehingga akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

2.

Page 80: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Penyusunan Silabus

Komponen silabus terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.

3.

Page 81: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi :

Identitas mata pelajaran Kompetensi dasar dan indikator yang

akan dilaksanakan. Materi pokok beserta uraiannya yang

perlu dipelajari Strategi pembelajaran (kegiatan

pembukaan, inti dan penutup). Alat dan media serta sumber bahan yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik

Penilaian dan tindak lanjut

4.

Page 82: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Tahap Pelaksanaan

1. Tahapan/jadwal kegiatan per hari- Kegiatan Pembukaan (± 1 jp)- Kegiatan Inti (± 3 jp)- Kegiatan Penutup (± 1 jp)

2. Pengaturan jadwal pelajaran

Page 83: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

1. Tahapan Kegiatan

a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan (1 jam pelajaran)Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran berupa kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan.

Page 84: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

b. Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

1. Tahapan Kegiatan (lanjutan…)

Page 85: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak LanjutSifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

1. Tahapan Kegiatan (lanjutan…)

Page 86: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Contoh Jadwal Harian (1)Pembukaan Anak berkumpul bernyanyi sambil menari

mengikuti irama musik

Inti Kegiatan untuk pengembangan kemampuan membaca

Kegiatan untuk pengembangan kemampuan menulis

Kegitan untuk pengembangan kemampuan berhitung

Penutup Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita

Page 87: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Contoh Jadwal Harian (2)

Pembukaan Waktu berkumpul (anak menceritakan pengalaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)

Inti Pengembangan kemampuan menulis (kegiatan kelompok besar)

Pengembangan kemampuan berhitung (kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)

Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan

Penutup MendongengPesan-pesan moralMusik/menyanyi

Page 88: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

2. Pengaturan Jadwal Pelajaran

•Pengaturan jadwal dilakukan untuk memudahkan administrasi sekolah

•Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan jasmani dan guru muatan lokal dapat bersama-sama menyusun jadwal pelajaran

•Jadwal pelajaran ini bersifat fleksibel sesuai dengan situasi dan keperluan sekolah

Page 89: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Contoh Jadwal Pelajaran

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

700-7.35 Mat B. Indo Mat B. Indo Penjaskes

IPA

7.35-8.10 Mat B. Indo Mat B.Indo Penjaskes

IPA

8.10-8.45 Mat B. Indo Mat KTK Agama Mulok

8.45-9.00 Istirahat Istirahat Istirahat

Istirahat Istirahat Istirahat

9.00-9.35 B. Indo Mat IPS KTK Agama Mulok

9.35-10.10

B. Indo Mat IPS KTK

Page 90: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik

Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran.

Penilaian di kelas I, II, dan III mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di Sekolah Dasar. Mengingat bahwa peserta didik kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.

Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.

Page 91: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator masing-masing Kompetensi Dasar dari masing-masing mata pelajaran.

Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu peserta didik bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti, dan menyanyi pada kegiatan akhir.

Hasil karya/kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengambil keputusan untuk peserta didik misalnya: penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.

Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik (lanjutan…)

Page 92: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Indikator mata pelajaran.

Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas I, II, dan III Sekolah Dasar.

Penilaian Dalam Pembelajaran Tematik (lanjutan…)

Page 93: Pembelajaran Terpadu Dan Tematik

SelesaiSelesai