14
PERILAKU KEORGANISASIAN DASAR – DASAR PERILAKU INDIVIDUAL OLEH KELOMPOK 1: CRISTINE WIJAYA (0613054) JULIANTI P. (0813049) FEMMY BARNECE (0813090) LIA SUHERLIN (0813078) HYPPO CRATES D. (0813068) UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2010 0

Dasar-dasar Perilaku Individu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dasar-dasar Perilaku Individu

PERILAKU KEORGANISASIAN

DASAR – DASAR PERILAKU INDIVIDUAL

OLEH KELOMPOK 1:

CRISTINE WIJAYA (0613054)

JULIANTI P. (0813049)

FEMMY BARNECE (0813090)

LIA SUHERLIN (0813078)

HYPPO CRATES D. (0813068)

UNIVERSITAS ATMA JAYA

MAKASSAR

2010

DASAR – DASAR PERILAKU INDIVIDUAL

0

Page 2: Dasar-dasar Perilaku Individu

Kecerdasan adalah satu karateristik yang di bawa individu ketika mereka bergabung

dalam suatu organisasi. Perbedaan individu terdapat dalam bentuk kemampuan (yang termasuk

kecerdasan) dan karateristik biografis (seperti usia, gender, ras, dan masa jabatan) yang

mempengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan.

Kemampuan

Yang kita akui adalah bahwa setiap individu memiliki kekuatan dan kelemahan dalam

kemampuan yang membuatnya relative lebih unggul atau kurang unggul di bandingkan individu

lain dalam melakukan tugas atau aktivitas tertentu. Dari sudut pandang managemen, adalah

mengetahui bagaimana setiap individu bisa memiliki kemampuan yang berbeda dan

memanfaatkan kemampuan tersebut untuk meningkatkan kemungkinan seseorang melakukan

pekerjaannya dengan baik.

Kemampuan berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam

pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yg dapat di lakukan seseorang.

Kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok factor, yaitu

Kemampuan Intelektual dan Fisik.

Kemampuan Intelektual

Kemampuan intelektual (intellectual ability) adalah kemampuan yang di butuhkan untuk

melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar, dan memecahkan masalah.

Tujuh dimensi yang paling sering di sebutkan yang membentuk kemmpuan intelektual

adalah

a. Kecerdasan Angka – Kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat dan akurat.

b. Pemahaman Verbal – Kemampuan memahami apa yang di baca atau di dengar dan

hubungan antara kata-kata.

c. Kecepatan Persepsi – Kemampuan mengidentifikasi kemiripan dan perbedaan visual

secara cepat dan akurat.

d. Penalaran Induktif – Kemampuan mengidentifikasi uruytan logis dan sebuah masalah

dan kemudian memecahkan masalah tersebut.

1

Page 3: Dasar-dasar Perilaku Individu

e. Penalaran Deduktif – Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari

sebuah argument.

f. Visualisasi spasial – Kemampuan membayangkan bagaimana sebuah objek akan

terlihat bila posisinya dalam ruang di ubah.

g. Daya Ingat – Kemampuan menyimpan dan mengingat pengalaman masa lalu.

Sejumlah peneliti yakin bahwa kecerdasan dapat di pahami secara lebih baik dengan

membaginya ke dalam empat subbagian :

Kecerdasan Kognitif meliputi Kecerdasan yang telah lama diliput oleh tes-tes

kecerdasan tradisional.

Kecerdasan Sosial adalah kemampuan seseorang untuk berhubungan secara

efektif dengan individu lain.

Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami

dan mengelola emosi.

Kecerdasan Kultural adalah kesadaran akan perbedaan-perbedaan

lintaskultural dan kemampuan untuk berfungsi secara berhasil dalam situasi

lintaskultural.

Penting untuk diperhatikan bahwa penyelidikan ini terhadap multikecerdasan (muiltiple

intelligences) masih berada dalam tahap awal, dan klaim yang dibuat tidak selalu sesuai

dengan bukti ilmiah.

Kemampuan Fisik

Kemampuan Fisik (physical abilities) adalah kemampuan melakukan tugas-tugas yang

menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karateristik serupa. Penelitian terhadap

berbagai persyaratan yang di butuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi

Sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik.

Faktor Kekuatan

1. Kekuatan Dinamis – Kemampuan menggunakan kekuatan otot secara berulang atau

terus-menerus.

2

Page 4: Dasar-dasar Perilaku Individu

2. Kekuatan Tubuh – kemampuan memanfaatkan kekuatan otot menggunakan otot

tubuh (khususnya otot perut).

3. Kekuatan Statis – kemampuan menggunakan kekuatan terhadap objek eksternal.

4. Kekuatan Eksplosif – kemampuan mengeluarkan energy maksimum dalam satu atau

serangkaian tindakan ekslosif.

Faktor Fleksibilitas

5. Fleksibilitas Luas – kemampuan menggerakkan tubuh dan otot punggung sejauh

mungkin.

6. Fleksibilitas Dinamis – kemampuan membuat gerakan-gerakan lentur yang cepat dan

berulang-ulang.

Faktor Lainnya

7. Koordinasi Tubuh – kemampuan mengoordinasikan tindakan secara bersamaan dari

bagian-bagian tubuh yang berbeda.

8. Keseimbangan – kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun terdapat

gaya yang mengganggu keseimbangan.

9. Stamina – kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang membutuhkan usaha

berkelanjutan.

Karateristik-Karateristik Biografis

Karateristik-karateristik biografis merupakan karateristik perseorangan seperti usia,

gender, ras, dan masa jabatan, yang diperoleh secara mudah dan objektif dari arsip pribadi

seseorang.

Usia

Pengaruh usia terhadap perputaran karyawan. Semakin tua, semakin kecil kemungkinan

untuk keluar dari suatu pekerjaan yang sedang dijalani. Selain itu, para pekerja yang lebih tua

berkemungkinan lebih rendah untuk mengundurkan diri.

Pengaruh usia terhadap ketidakhadiran. Sebagian hubungan tersebut merupakan fungsi

dari apakah ketidakhadiran tersebut dapat dihindari atau tidak. Secara umum, para pekerja yang

lebih tua memiliki tingkat ketidakhadiran yang dapat dihindari yang lebih rendah dibandingkan

3

Page 5: Dasar-dasar Perilaku Individu

para pekerja yang lebih muda. Tetapi, tingkat ketidakhadiran yang tidak dapat dihindari lebih

tinggi.

Pengaruh usia terhadap produktivitas. Kesimpulan alamiah bahwa tuntutan bagi sebagian

besar pekerjaan, bahkan untuk pekerjaan dengan persyaratan tenaga kerja manual yang berat,

tidaklah cukup ekstrem sehingga penurunan dalam keterampilan fisik yang berkaitan dengan usia

memiliki dampak para produktivitas; atau, jika terdapat sedikit penurunan yang dikarenakan

usia, hal tersebut akan tergantikan oleh keuntungan yang didapatkan dari pengalaman.

Pengaruh usia terhadap kepuasan kerja. Yang paling masuk akal adalah penelitian yang

mencampuradukkan karyawan profesional dan nonprofesional. Kepuasan cenderung meningkat

secara terus-menerus di antara profesional seiring bertambahnya usia mereka, sedangkan di

antara nonprofesional kepuasan tersebut menurun selama usia tengah baya dan meningkat lagi

pada tahun-tahun selanjutnya.

Gender

Bukti menunjukkan bahwa hanya terdapat sedikit, jika ada, perbedaan penting antara pria

dan wanita yang memengaruhi kinerja mereka. Penelitian psikologis menunjukkan bahwa para

wanita lebih bersedia menyesuaikan diri terhadap otoritas dan pria lebih agresif serta lebih

mungkin memiliki pengharapan sukses dibandingkan para wanita, tetapi perbedaan-perbedaan

tersebut kecil. Kita harus berasumsi bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dalam

produktivitas pekerjaan anatara pria dan wanita.

Tingkat perputaran karyawan wanita sama dengan pria. Namun, penelitian terhadap

ketidakhadiran secara konsisten menunjukkan bahwa para wanita memiliki tingkat

ketidakhadiran yang lebih tinggi dibandingkan pria, hal ini karena adanya tanggung jawab rumah

tangga dan keluarga yang ditanggung para wanita.

Ras

Ras berhubungan terhadap hasil-hasil pekerjaan seperti keputusan pemilihan personel,

evaluasi kinerja, dan diskriminasi di tempat kerja.

Pertama, dalam situasi pekerjaan, terdapat sebuah kecenderungan bagi individu untuk

lebih menyukai rekan-rekan dari ras mereka sendiri dalam evaluasi kinerja, keputusan promosi, 4

Page 6: Dasar-dasar Perilaku Individu

dan kenaikan gaji. Kedua, terdapat sikap-sikap yang berbeda secara subtansial terhadap tindakan

afirmatif. Ketiga, adanya perlakuan yang buruk terhadap suatu ras yang dilakukan oleh ras lain.

Masa Jabatan

Jika mendefinisikan senioritas sebagai waktu pada suatu pekerjaan, maka terdapat

hubungan positif antara senioritas dan produktivitas pekerjaan. Sedangkan, senioritas berkaitan

secara negatif terhadap ketidakhadiran. Berhubungan dengan perputaran karyawan, semakin

lama seseorang berada dalam satu pekerjaan lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan

diri. Bukti juga menunjukkan bahwa masa jabatan dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang

positif.

Pembelajaran

Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relative permanen, terjadi sebagai

hasil dari pengalaman. Pembelajaran mengandung beberapa komponen yang memerlukan

penjelasan.

1. Pembelajaran melibatkan perubahan. Perubahan dapat berarti baik atau buruk. Individu

dapat mempelajari perilaku yang tidak menguntungkan dan juga perilaku yang

menguntungkan.

2. Perubahan tersebut haruslah mendarah daging. Perubahan sementara hanya bersifat

refleksi dan tidak dapat mewakili pembelajaran.

3. Beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk pembelajaran. pengalaman bisa didapat

secara langsung maupun tidak langsung melalui membaca. Jika pengalaman menghasilkan

suatu perubahan yang relatifpermanen dalam perilaku, maka kita dapat mengatakan

bahwa pembelajaran telah terjadi.

Teori Pembelajaran

1. Pengondisisan Klasik

Pengondisian klasik dikemukakan berdasarkan eksperimen oleh seorang ahli fisiolog Rusia

bernama Ivan Pavlov. Pengondisian klasik merupakan jenis pengondisian dimana individu

5

Page 7: Dasar-dasar Perilaku Individu

merespons beberapa stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru. Dikenal

beberapa istilah dalam pengondisian klasik yaitu rangsangan tidak berkondisi,

rangsangan berkondisi, respons tidak berkondisi, dan respons berkondisi.

Pengondisian klasik adalah pasif. Sesuatu terjadi dan kita bereaksi dalam cara tertentu.

Reaksi tersebut diperoleh sebagai respons terhadap kejadian tertentu yang dapat

dikenali. Dengan demikian hal ini dapat menjelaskan perilaku refleksi sederhana.

2. Pengondisian Operant

Pengondisian operant merupakan jenis pengondisian dimana perilaku sukarela yang

diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman. Perilaku

operant berkebalikan dengan perilaku refleksi. Kecenderungan untuk mengulang perilaku

seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi

yang dihasilkan perilaku. Konsep ini dikemukakan oleh psikolog Harvard, B. F. Skinner.

Pengondisian operant merupakan bagian dari konsep Skinner mengenai paham perilaku,

yang menyatakan bahwa perilaku mengikuti rangsangan dalam cara yang relative tidak

terpikirkan. Jika sebuah perilaku gagal untuk ditegaskan secara positif, probabilitas bahwa

perilaku tersebut akan terulang pun menurun.

3. Pembelajaran Sosial

Pembelajaran sosial merupakan pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui

pengamatan dan pengalaman langsung. Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah

sebuah fungsi dari konsekuensi, dan mengakui keberadaan pembelajaran melalui

pengamatan dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran. Individu merespons pada

bagaimana mereka merasakan dan mendefinisikan konsekuensi, bukan pada konsekuensi

objektif itu sendiri.

Pengaruh model-model adalah sentral pada sudut pandang pembelajaran sosial. Empat

proses untuk menentukan pengaruh sebuah model pada seorang individu:

a) Proses Perhatian. Individu belajar dari sebuah model hanya ketika mereka

mengenali dan mencurahkan perhatian terhadap fitur-fitur pentingnya.

6

Page 8: Dasar-dasar Perilaku Individu

b) Proses Penyimpanan. Pengaruh sebuah model akan bergantung pada seberapa

baik individu mengingat tindakan model setelah model tersebut tidak lagi tersedia.

c) Proses Reproduksi Motor. Setelah seorang melihat sebuah perilaku baru dengan

mengamati model, pengamatan tersebut harus diubah menjadi tindakan.

d) Proses penegasan. Individu akan termotivasi untuk menampilkan perilaku yang

dicontohkan jika tersedia insentif positif atau penghargaan yang tegas.

Pembentukan : Alat Manajerial

Karena pembelajaran terjadi pada saat sebelum dan selama bekerja, manajer akan

menaruh perhatian pada bagaimana mereka dapat mengajarkan karyawan untuk berperilaku

melalui cara-cara yang paling menguntungkan organisasi. Ketika kita mencoba membentuk

individu dengan membimbing mereka selama pembelajaran yang dilakukan secara bertahap, kita

sedang melakukan pembentukan perilaku (shaping behavior).

Pertimbangan sebuah situasi dimana perilaku seorang karyawan secara signifikan berbeda

dari apa yang diharapkan oleh manajemen. Jika manajemen memberikan penghargaan kepada

individu hanya disaat ia menunjukkan respons-respons yang diharapkan, mungkin hanya akan

terjadi penegasan yang sangat sedikit.

Metode Pembentukan Perilaku. Terdapat 4 cara pembentukan perilaku melalui penegasan

positif, penegasan negative, hukuman, dan peniadaan.

Menindaklanjuti respons dengan sesuatu yang menyenangkan disebut penegasaan

positif. Menindaklanjuti respons dengan prnghentian atau penarikan sesuatu yang tidak

menyenangkan disebut penegasan negative. Hukuman menyebabkan sebuah kondisi tidak

menyenangkan dalam upaya menghilangkan perilaku yang tidak diharapkan. Menghapuskan

semua penegasan yang mempertahankan sebuah perilaku disebut peniadaan.

Penegasan positif maupun negative memberi hasil dalam pembelajaran. Hal tersebut

memperkuat respons dan meningkatkan probabilitas pengulangan. Namun baik hukuman dan

peniadaan melemahkan perilaku dan cenderung mengurangi frekuensi setelahnya. Dalam

pembentukan perilaku, pemilihan waktu adalah sebuah isu penting.

7

Page 9: Dasar-dasar Perilaku Individu

Jadwal Penegasan. Dua jenis utama jadwal penegasan adalah berkesinambungan dan berkala.

Jadwal penegasan berkesinambungan (continuous reinforcement) menegaskan perilaku yang

diharapkan setiap kali dan setiap waktu penegasan tersebut dilakukan. Penegasan berkala

(intermittent reinforcement) dapat berupa tipe rasio atau interval. Jadwal rasio bergantung pada

seberapa banyakl respons yang dibuat oleh subjek. Jadwal interval bergantung pada seberapa

banyak waktu yang telah berlalu sejak penegasaan sebelumnya. Dalam jadwal interval, individu

ditegaskan pada perilaku sesuai yang pertama setelah kurun waktu tertentu berlalu. Penegasan

dapat juga diklasifikasikan menjadi tetap atau variable.

Jika penghargaan diberikan pada waktu tertentu sehingga penegasannya tidak dapat

diprediksikan, jadwal tersebut merupakan jadwal interval variable (variable interval schedule).

Pada jadwal rasio tetap (fixed ratio schedule), setelah sejumlah tetap atau konstan dari respons

diberikan, penghargaan pun dberikan.

Ketika penghargaan bergantung pada perilaku dari individu, maka individu tersebut

dikatakan ditegaskan menurut jadwal rasio variable. Tenaga penjualan yang memperoleh

imbalan kerja berdasarkan komisi adalah contoh individu menurut jadwal penegasan rasio

variable.

Jadwal dan Perilaku Penegasan. Jadwal penegasan berkesinambungan dapat memicu kejenuhan

dengan cepat, dan dibawah jadwal ini perilaku cenderung melemah dengan cepat ketika

penegasan tidak diterima. Namun, penegasan berksinambungan disediakan untuk respons-

respons yang baru dicetuskan, tidak stabil, dan jangka pendek. Sebaliknya, penegasan berkala

tidak menyebabkan kejenuhan dengan cepat karena tidak mengikuti setiap respons.

Modifikasi Perilaku

Terdapat sebuah studi yang sekarang dapat dikatakan klasik karena dilakukan beberapa

tahun yang lalu terhadap para pengemas barang kiriman di Emery Air Freight (sekarang Fedex).

Program pada Enemy Air Freight tersebut mengilustrasikan penggunaan modifikasi perilaku, atau

apa yang lebih popular disebut dengan Mod POB. Hal ini mewakili penerapan konsep-konsep

penegasan pada individu dalam situasi kerja. Program Mod PO yang umum mengikuti sebuah

mod lima langkah pemecahan masalah: (1) mengidentifikasi perilaku penting, (2)

mengembangkan data lini dasar, (3) mengidentifikasi konsekuensi-konsekuensi perilaku, (4) 8

Page 10: Dasar-dasar Perilaku Individu

mengembangkan dan menerapkan sebuah strategi intevensi dan (5) mengevaluasi perbaikan

kinerja.

Tidak semua hal yang dilakukan oleh seorang karyawan memiliki pengaruh kuat terhadap

kinerja. Dengan demikian, langkah pertama dalam Mod PO adalah mengidentifikasi perilaku

penting yang memiliki dampak signifikan terhadap kinerja karyawan. Langkah kedua

membutuhkan manajer untuk mengembangkan sejumlah data kinerja lini dasar. Langkah ketiga

adalah melakukan analisis fungsional untuk mengidentifikasi kemungkinan atau konsekuensi

perilaku dari kinerja

Setelah analisis fungsional selesai, manajer telah siap untuk mengembangkan dan

menerapkan sebuah strategi intervensi untuk menguatkan perilaku kinerja yang diharapkan dan

melemahkan perilaku yang tidak diharapkan. Strategi yang sesuai akan membutuhkan perubahan

beberapa elemen dari kinerja hubungan dengan penghargaan-struktur, proses, teknologi,

kelompok, atau tugas tersebut-dengan tujuan untuk membuat kinerja tingkat tinggi lebih

menguntungkan.

Langkah terakhir dalam Mod PO adalah untuk mengevaluasi perbaikan kinerja. Mod PO

telah digunakan oleh sejumlah organisasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan, untuk

mengurangi kesalahan, ketidakhadiran, keterlambatan, tingkat kecelakaan, dan untuk

meningkatkan keramahan produktivitas.

Masalah dengan Mod PO dan Teori Penegasan. Meskipun efektivitas dan penegasan dalam

bentuk penghargaan dan hukuman memiliki banyak dukungan dalam literatur, itu tidak secara

langsung berarti bahwa Skinner adalah benar atau bahwa Mod PO adalah cara terbaik untuk

memberikan penghargaan kepada individu. Satu masalah dengan paham perilaku adalah riset

yang menunjukkan bahwa pikiran dan perasaan dengan segera mengikuti rangsangan

lingkungan, bahkan terhadap rangsangan yang secara eksplisit ditujukan unutk membentuk

perilaku. Ini berlawanan dengan asumsi dari paham perilaku Mod PO, yang mengasumsikan

bahwa pikiran dan perasaan individu yang paling dalam, dalam respons terhadap lingkungan

adalah tidak relevan.

9