Contoh Proposal Ptk Pkn Smp

Embed Size (px)

Citation preview

CONTOH PROPOSAL PTK PKN SMPA. JUDUL PENELITIAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATA PELJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS .... SMP ...................... SEMESTER .... TAHUN PELAJARAN ............... B. BIDANG KAJIAN Pembelaiaran Pendidikan Kewarganegaraan dan pemberian metode examples non examples. C. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktiI dalam kegiatan belaiar-mengaiar. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelaiaran PKn, karena selama ini pelaiaran PKn dianggap sebagai pelaiaran yang hanya mementingkan haIalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belaiar PKn siswa di sekolah. Kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelaiaran berpengaruh terhadap hasil belaiar atau ketuntasan belaiar yang telah ditentukan kriteria ketuntasan minimalnya ( KKM ). KeaktiIan siswa rendah iustru disebabkan oleh pembelaiaran yang berpusat pada guru. Sebab guru hanya menggunakan model pembelaiaran yang bersiIat konvensional dan banyak didominasi guru, sehingga mengakibatkan keaktiIan siswa rendah. Di samping itu, nilai rata rata ulangan harian rendah yang dicapai siswa kelas VII D SMP Islam Al-Hikmah Mayong yaitu rata-rata 60,50 dengan iumlah siswa yang tuntas sebanyak 66 padahal KKM di sekolah adalah 68. Hal ini belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dan belum tuntas secara klasikal minimal 85 . Dari ketiga nilai , baik aspek kognitiI, nilai aIektiI, dan nilai psikomotorik yang ada, pada penelitian ini peneliti hanya mengambil nilai kognitiI saia. Oleh karena itu, diperlukan model pembelaiaran yang dapat meningkatkan kretivitas dan keaktiIan siswa di dalam proses pembelaiaran yang ditandai dengan aktivitas siswa yang meningkat, sehingga ketuntasan belaiar dapat tercapai. Model pembelaiaran tersebut adalah model example non example, Pembelaiaran Example Non Example adalah suatu proses belaiar mengaiar di dalam kelas dimana siswa diberikan contoh-contoh gambar yang menarik dan berhubungan dengan materi pembelaiaran. Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan secara kelompok, tugas guru adalah merangsang untuk berIikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru iuga mengarahkan siswa untuk berani menyampaikan pendapat,bertanya dan meniawab serta menyimpulkan permasalahan. D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:. Apakah dengan menggunakan model Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belaiar PKn kelas VII D di SMP Islam Al-Hikmah Mayong Jepara ?E.. PEMECAHAN MASALAH Dari rumusan masalah tersebut di atas , maka pemecahan masalah yang muncul adalah : Nilai Pendidikan Kewarganegaraan (khususnya nilai kognitiI) rendah. Model pembelaiaran selama ini yang dipakai adalah masih bersiIat konvensional, maka pada penelitian ini perlu menggunakan model pembelaiaran yang lain yaitu model Examples non Examples.Dengan menggunakan model pembelaiaran yang menyenangkan dan menarik,anak akan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belaiar mengaiar,sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai. . TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belaiar dengan model Examples non Examples. 2. Menemukan dan mengatasi masalah yang muncul selam proses belaiar mengaiar berlangsung. 3. Meningkatkan proIesionalisme dan kineria guru. G. MANAAT HASIL PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) terhadap perbaikan pembelaiaran memberi manIaat yang cukup signiIikan , baik bagi siswa, guru, maupun institusi ( sekolah ). 1. ManIaat bagi siswa : a) Membantu siswa meningkatkan pemahaman materi pembelaiaran. b) Meningkatkan rasa percaya diri siswa. c) MengaktiIkan siswa dalam pembelaiaran sehingga memperoleh hasil maksimal. 2. ManIaat bagi guru : a) Membantu guru memperpaiki pembelaiaran b) Membantu guru berkembang secara proIessional c) Menumbuhkan rasa percaya diri guru d) Memungkinkan guru secara aktiI mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya. 3. ManIaat bagi Institusi ( Sekolah ) : a) Membantu teman seiawat dapat melakukan PTK. b) Meningkatkan kualitas hasil belaiar siswa secara bertahap dan terus menerus c) Membuka wawasan para guru dan Kepala sekolah, bahwa permasalahan pembelaiaran dapat diatasi melalui PTK. d) Sebagai bahan ruiukan peneliti lain dan bahan kaiian untuk dapat memberikan kritik saran yang konstruktiI. e) Sebagai acuan dan perbandingan peneliti untuk mengambil tindakan dalam mengatasi masalah yang serupa / sama dalam pembelaiaran. H. KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakekat Pembelaiaran PKna. Pengertian belaiarBelaiar merupakan proses perubahan yang teriadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinIorcement), sehingga teriadi perubahan yang bersiIat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change oI behaviour as a result oI experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belaiar bersiIat progresiI dan akumulatiI, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu meniadi mampu, dari tidak mengerti meniadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek aIektiI (aIektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belaiar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan|4| 2. Ada empat pilar belaiar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu : W Learning to Know, yaitu suatu proses pembelaiaran yang memungkinkan siswa menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan.W Learning to do adalah pembelaiaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing. Belaiar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan iuga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekeriasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi koIlikW Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertia dan tanpa prasangka.W Learning to be adalah keberhasilan pembelaiaran yang untuk mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebut dituiukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari inIormasi dan menemukan ilmu pengetahua yang mampu memecahkan masalah, bekeriasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya behasil dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga meniadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi). b. Pengertian Pendidikan KewarganegaraanPendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung iawab. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaiaran PKn dalam rangka 'nation and character building : 1) Pertama : PKn merupakan bidang kaiian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psokoliogi dan disiplin ilmu lainnya yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kaiian-kaiian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan perilaku demokrasi warganegara. 2) Kedua : PKn mengembangkan daya nalar (state oI mind) bagi para peserta didik. Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan warga negara (civic intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi. 3) Ketiga : PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelaiaran yang digunakan adalah yang lebih inspiratiI dan partisipatiI dengan menekankan pelatihan penggunaan logika dan pealaran. Untuk menIasilitasi pembelaiaran PKn yang eIektiI dikembangkan bahan pembelaiaran yang interaktiI yang dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belaiar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belaiar yang digali dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung (hand oI experience). 4) Keempat: kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui mengaiar demokrasi (teaching democracy), tetapi melalui model pembelaiaran yang secara langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi iuga sebagai alat untuk memberikan bantuan belaiar bagi siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portoIolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas. B. Kerangka Berpikir 1. Meningkatkan hasil belaiar PKn melalui metode Examples Non ExamplesHasil belaiar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belaiar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatiI dalam rangka mewuiudkan manusia yang berkualitas, bertanggung iawab bagi diri sendir, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung iawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Hasil belaiar PKn adalah hasil belaiar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelaiara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belaiar didapat baik dari hasil tes (IormatiI, subsumatiI dan sumatiI), uniuk keria (perIormance), penugasan (Proyek), hasil keria (produk), portoIolio, sikap serta penilaian diri. Untuk meningkatkan hasil belaiar PKn, dalam pembelaiarannya harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belaiar. Diperlukan model pembelaiara interaktiI dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subiek belaiar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belaiar mengaiar yang melibatkan siswa secara integratiI dan komprehensiI pada aspek kognitiI, aIektiI dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belaiar. Agar hasil belaiar PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi pembelaiaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktiI baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belaiar mengaiar. Adapun pembelaiaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas adalah pembelaiaran dengan metode Examples Non Examples. Pembelaiaran dengan metode Examples Non Examples adalah suatu model pembelaiaran dimana sebelum proses belaiar mengaiar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu diberi contoh gambar-gambar yang menarik yang berhubungan dengan materi pelaiaran. Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan secara kelompok permasalahan dan mencari pemecahan masalah dari permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatiI dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk berani menyampaikan pendapat,bertanya dan mendengarkan pendapat yang berbeda diantara mereka. 3. Pendekatan dan penerapan metode Examples Non Examples dalam mata pelaiaran PKn. Bentuk kegiatan siswa bekeria dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan .Pembelaiaran metode Examples Non Examples berlangung secara alamiah dalam masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transIer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belaiar, apa manIaatnya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelaiari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide. Dalam pembelaiaran metode Examples Non Examples,guru mengatur strategi belaiar serta memIasilitasi belaiar siswa. Anak harus tahu makna belaiar dan menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dari pembahasan di atas dapat diduga bahwa pembelaiaran dengan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belaiar eIektiI dan kreatiI, dimana siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya dan keria kelompok. Peningkatan hasil belaiar yang didapatkan tidak hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikeriakan siswa pada saat melakukan proses pembelaiaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas) J. HIPOTESIS Dengan demikian dapat diduga bahwa: Pembelaiaran dengan metode Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belaiar mata pelaiaran PKn siswa kelas VII D SMP Islam Al-Hikmah Mayong . K. PERENCANAAN PENELITIAN 1. Desain penelitianPenelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelaiaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan. Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan, observasi,dan evaluasi. ReIleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya. Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktiIitas siswa saat mata pelaiaran PKn dengan metode Examples Non Examples untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat kemaiuan belaiarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belaiar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas. Data yang diambil adalah data kuantitatiI dari hasil tes, nilai tugas seta data kualitatiI yang menggambarkan keaktiIan siswa, antusias siswa, partisipasi dan keriasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil. Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan. 2. Tempat Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al Hikmah Mayong Kelas VIID, dengan iumlah siswa 35 orang, yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelaiaran pendidikan kewarganegaraan berlangsung dengan pokok bahasan ' Menampilkan sikap positiI terhadap perlindungan dan penegakkan HAM. 3. Waktu Penelitian Penelitian direncanakan selama 2 (dua) minggu dilaksanakan pada pertengahan bulan Maret 2010. 4. Prosedur Penelitian Siklus I A. PerencanaanIdentiIikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.Merencanakan pembelaiaran yang akan diterapkan dalam proses belaiar mengaiar.Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Memilih bahan pelaiaran yang sesuai Menentukan scenario pembelaiaran dengan model Examples non Examples. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan. Menyusun lembar keria siswa. Mengembangkan Iormat evaluasi. Mengembangkan Iormat observasi pembelaiaran. B. TindakanGuru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tuiuan pembelaiaran..Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui LCD..Guru memberi petuniuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.Melalui disiusi kelompok 23 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas..Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menielaskan materi sesuai dengan tuiuan yang ingin dicapai.. C. PengamatanMelakukan observasi dengan memakai Iormat observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.Menilai hasil tindakan dengan menggunakan Iormat yang telah disediakan. D. ReIleksiMelakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, iumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario pembelaiaran dan lembar keria siswa.Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. Siklus II A. PerencanaanIdentiIikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternatiI pemecahan masalah. Menentukan indikator pencapaian hasil belaiar.Pengembangan program tindakan II. B. TindakanPelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identiIikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatiI pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui: Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tuiuan pembelaiaran..Guru menempelkan gambar di papan tulis atau ditayangkan melalui LCD..Guru memberi petuniuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar. Melalui disiusi kelompok 23 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menielaskan materi sesuai dengan tuiuan yang ingin dicapai.. C. Pengamatan (Observasi)Melakukan observasi sesuai dengan Iormat yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang teriadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.Menilai hasil tindakan sesuai dengan Iormat yang sudah dikembangkan. D. ReIleksiMelakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelaiaran pada siklus II.Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus IIIEvaluasi tindakan IIIndikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemaiuan minimal 10 dari siklus I. Siklus III (bila diperlukan). Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui Pembelaiaran berbasis masalah dengan mengadakan diskusi kelompok belaiar, dimana para siswa dilatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat tentang masalah Hak Asasi Manusia. Belaiar PKn serasa lebih menyenangkan, meningkatkan motivasi / minat siswa, keriasama dan partisipasi siswa semakin meningkat. Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan anekdot dan iurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap PKn. Bila 70 siswa telah berhasil , permasalahan HAM, melalui metode Examples Non Examples, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil. Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi Perlindungan dan Penegakan HAM dan aktivitas siswa ditetapkan sebagai berikut : Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / masalah HAM. (buat sendiri) L. BIAYA PENELITIAN M. PERSONALIA PENELITI N. DATAR PUSTAKA Ahmad, Rohani. 1993. Pengelolaan Pengaiaran. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Asbi Mahastya. Asikin, Moh. 2009. Cara Cepat & Cerdas Menguasai Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Bagi Guru. Semarang : Manunggal Karso. Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit akultas Psikologi UGM. Nana, Sudiana. 1991. Dasardasar Proses Belaiar Mengaiar. Bandung: Rosdakarya. Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belaiar Mengaiar. Jakarta: CV. Raiawali Pers Selverius, Suke. 1993. Evaluasi hasil Belaiar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Gramedia.. Uzer, Usman. 1992. Meniadi Guru ProIesional. Bandung: Rosdakarya.