95
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan manusia semakin dirasakan urgensinya, bukan saja disebakan kemajuan pengetahuan dan teknologi tetapi karena hasrt dalam social yang terdapat di dalam diri setiap individu. Dengan berkomunikasi manusia akan mendapatkan keperluannya yang sangat dibutuhkan dalam kehidupannya bahkan dalam kegiatan tersebut dapat pula merupakan salah satu sumber kebahagian mereka. Dengan berkomunikasi, manusia dapat menyampaikan pikiran, perasaa, kemauan, dan penolakan dirinya tentang sesuatu di samping itu dapat pula menjadi sarana mengekpresikan diri dan kehidupannya dengan sebaik- baiknya. Komunikasi juga sangat memerlukan keserasian atau keharmonisan di antara mereka yang memerlukan komunikasi. Keadaan yang serasi atau harmonis demikian sangat diperlukan dan diiinginkan, bukan saja oleh mereka yang sedang menjadi komunikator tetapi juga oleh komunikannya dalam suatu kegiatan komunikasi. Demikian pula dalam kehidupan sebuah keluarga. 1

Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

Page 1: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dalam kehidupan manusia semakin dirasakan urgensinya,

bukan saja disebakan kemajuan pengetahuan dan teknologi tetapi karena hasrt

dalam social yang terdapat di dalam diri setiap individu. Dengan berkomunikasi

manusia akan mendapatkan keperluannya yang sangat dibutuhkan dalam

kehidupannya bahkan dalam kegiatan tersebut dapat pula merupakan salah satu

sumber kebahagian mereka. Dengan berkomunikasi, manusia dapat

menyampaikan pikiran, perasaa, kemauan, dan penolakan dirinya tentang sesuatu

di samping itu dapat pula menjadi sarana mengekpresikan diri dan kehidupannya

dengan sebaik-baiknya.

Komunikasi juga sangat memerlukan keserasian atau keharmonisan di

antara mereka yang memerlukan komunikasi. Keadaan yang serasi atau harmonis

demikian sangat diperlukan dan diiinginkan, bukan saja oleh mereka yang sedang

menjadi komunikator tetapi juga oleh komunikannya dalam suatu kegiatan

komunikasi. Demikian pula dalam kehidupan sebuah keluarga.

Keluarga yang bahagia ternyata bukan saja diwarnai oleh terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan primer dan sekunder dalam kehidupan keluarga, tetapi juga

terkesan dan tidak kurang pentingnya terlihat dan dapat dirasakan pada keadaan

komunikasi yang berlangsung didalamnya.

Komunikasi bukan hanya sebagai ilmu pengetahuan yang secara

sistematis dapat dipelajari dan dikembangkan tetapi juga sebagai seni yang

dinikmati. Keindahan dan kebahagian, apalagi dalam sebuah keluarga.

Apabila kita melihat, fungsi dan tugas orang tua begitu besar, seperti

diungkapkan oleh Ngalim Purwanto (1995 : 85) dalam bukunya Ilmu Pendidikan

menjelaskan bahwa fungsi dan tanggung jawab orang tua terutama ibu yang

memegang peranan terhadap pendidikan anak-anaknya dalah :

1

Page 2: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

1. Sumber dan pemberian rasa kasih sayang

2. Pengasuh dan pemelihara

3. Tempat mencurahkan isi hati

4. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga

5. Pembimbing hubungan pribadi, dan

6. Pendidikan dalm segi-segi emosional

Jadi, fungsi dan tanggung jawab orang tua terutama ibu yang memegang

perenan penting terhadap pendidikan anak-anak terutama dalam pendidikan

agama. Ini dapat memberikan sumbangan yang besar bagi tercapainya

komunikasi yang akan dilakukan.

Dalam ajaran islam, banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang menerangkan

mengenai tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya. Salah satunya

terutama dalam firman allah SWT yang berbunyi :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka” (Depag, 1992 : 92).

Berdasarkan ayat tersebut di atas, bahwa Allah SWT memerintahkan

kepada setiap orang tua untuk menjaga dan memelihara keluarganya agar

terhindar dari siksa api neraka, lebih lanjut menurut pendapat para ahli

pendidikan, diantara Ag. Soejono (1984 : 4) mengatakan bahwa ;

Mendidik anak adalah salah satu keharusan, yang mutlak perlu dijalankan oleh yang bertanggung jawab, sebab apabila tidak ada pendidikan, ada kemungkinan anda berkembang kearah pihak yang buruk dan hina, yaitu tidak mengetahui Tuhan, arti kemanusian, rendah budi dan perbuatannya, bodoh canggung dan sebagainya.

Menurut Ngalim Purwanto (1995 : 79) bahwa pendidikan keluarga

merupakan fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya, baik di sekolah

maupun di masyarakat.

2

Page 3: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Keterangan di atas menjelaskan bahwa pendidikan agama baik

dilingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah tidak terlepas dari

kommunikasi yang dilakukan oleh orang tua. Karena pendidikan adalah tanggung

jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Akhlak adalah salah satu inti yang terkandung dalam syari’at Islam yang

diturunkan Allah SWT kepada umat manusia. Karena akhlak sangat penting untuk

membentuk tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dengan

akhlak manusia yang menentukan tinggi-rendahnya derajat seseorang.

Keberhasilan anak dalam pendidikan agama di sekolah bisa dilihat bukan

saja dari potensi tetapi juga dari segi tingkah lakunya sehari-hari, di lingkungan

sekolah khusunya. Bagaimana akan dapat menghindarkan diri dari hidup

ketertutupan, kebodohan, penuh prasangka bahkan tidak jarang kemungkinan

senantiasa dalam permusuhan dan saling berbunuhan. Dalam hal ini Hasan

Langgulung (1995 : 373) mengatakan bahwa tujuan tertinggi pendidikan Islam

adalah mendidik jiwa dan akhlak. Dan akhlak merupakan norma-norma yang

menentukan tinggi rendahnya derajat anak (manusia) dalam kehidupan sosialnya.

Sementara itu, setelah melakukan study pendahuluan diperoleh informasi

bahwa ada sebagian orang tua siswa di SMPN 3 Lemahsugih Kecamatan

Lemahsugih yang masih belum optimal mengkomunikasikan pendidikan pada

anaknya disebakan berbagai faktor, antara lain sarana komputer akibat

keterbelakangan dalam mendidik anak.

Dari kesenjangan di atas, maka tampaklah permasalahan-permasalahan

mendasar, seperti bagaimana komunikasi orang tua dalam pendidikan agama di

lingkungan sekolah? Bagaimana keadaan fasilitas di lingkungan keluarga dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan agama yang dilakukan orang tua?

Untuk menjawab permasalah-permasalah di atas, penulis terdorong untuk

mencoba menelitinya dengan mengambil judul : KOMUNIKASI ORANG TUA

DALAM PENDIDIKAN AGAMA DI LINGKUNGAN SISWA SISWI SMPN 3

LEMAHSUGIH KEC.LEMAHSUGIH KAB.MAJALENGKA.

3

Page 4: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

B. Perumusan Masalah

Pada uraian di atas nampaklah mengenai sumber daya manusia (skil) anak

mereka di sekolah. Karena salah satunya bisa dipengaruhi oleh adanya

komunikasi orang tua dalam pendidikan di lingkungan keluarga, maka akan

diteliti disini adalah sejauh mana komunikasi orang tua dalam pendidikan

computer,

Dari permasalahan tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana komunikasi orang tua dalam pendidikan computer di lingkungan

keluarga ?

2. Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi orang tua ?

3. Bagaimana pendidikan computer di keluarga ?

C. Tujuan Masalah

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, setiap hasil penelitian harus

dipublikasikan, dikomunikasikan, dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

dan lembaga pendidikan, selalu dengan prinsif itu, penelitian penulis akan

diarahkan pada pendeskripsian hasil analisis penomena empirik yang akan

dispesifikasikan pada pengungkapan tentang : komunikasi orang tua dalam

pendidikan computer di lingkungan siswa siswi SMPN 3 Lemahsugih

kec.Lemahsugih kab.Majalengka, yang rinciannya untuk mengetahui :

1. Komunikasi orang tua dalam pemdidikan Agama di lingkungan

keluarga.sekolah khususnya.

2. Bentuk-bentuk komunikasi orang tua

3. Pendidikanagama di keluarga.

D. Pentingnya Penelitian

1. Mengetahui secara jelas sikap orang tua dalam berkomunikasi terhadap

pendidikan agama di lingkungan keluarga.

2. Mengetahui secara jelas komunikasi yang dilakukan orang tua.

4

Page 5: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

3. Mengetahui secara jelas pelaksanaan Pendidikan agama di keluarga.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Yoesoep Adnan (1996 : 23) mengemukakan bahwa hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap penelitian secara teoritik dianggap paling mungkin

atau paling tinggi tingkat keberadaannya.

Dengan demikian hipotesis merupakan perumusan jawaban sementara

terhadap suatu masalah yang harus diuji keberadaannya melalui penelitian.

Sehubungan dengan penelitian ini akan dilakukan dengan analisis prosentase

frekuensi.

Hipotesis ini memperlihatkan keterkaitan antara variabel-variabel yang

diteliti yakni variabel komunikasi orang tua dalam Pendidikan Agama di

lingkungan keluarga. Dengan demikian penelitian dikembangkan hipotesis

semakin meningkat komunikasi orang tua dalam Pendidikan Agama, semakin

bertumbuh kembang pula penanaman nilai-nilai agama bagi anaknya.

5

Page 6: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Komunikasi Orang Tua dalam Pendidikan Agama di Lingkugan sekolah

1. Pengertian dan Indikator Komunikasi

a) Pengertian Komunikasi

Menurut asal katanya, istilah komunikasi bersaal dari bahasa latin

“Communication” dan perkataan ioni bersal dari comunis.Arti comunis di

sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna

mengenai suatu hal. Jadi komunis berlangsung apabila diantara orang-

orang yang terlibat tredapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang

dikomunikasikan. Jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang

dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi akan berlangsung.

Sebaliknya jika tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung.

Adapun secara terminologi komunikasi berarti proses penyampaian

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas

bahwa komunikasi melibatkan semua orang, dimana seseorang

menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam

komunikasi itu adalah manusia.

Sedangkan pengertian komunikasi secara pragmatis bersifat intensional

(intentional). Mengandung tujuan, karena itu harus dilakukan dengan

perencanaan. Sejauhmana kadar perencanaan itu, tergantung

kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikasi dijadikan

sasaran.

Jadi, komunikasi secara pragmatis adalah proses penyampaian suatu

pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku lisan, maupun tidak langsung

melalui media (Onong, 1993 : 1-5).

6

Page 7: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Jadi pengertian komunikasi dalam pendidikan agama, orang tua harus

mampu mengubah sikap, pendapat atau perilaku anak yang jelek menjadi

baik atau orang tua dapat memberikan contoh perbuatan-perbuatanyang

baik sesuai dengan ajaran agama.

b) Indikator Komunikasi

Bila orang tua ingin komunikasinya tercapai sesuai dengan tujuan

yang telah direncanakan, maka orang tua mempunyai langkah-langkah

komunikasi. Dalam prakteknya, komunikasi ini terdiri dari tiga bagian

yaitu sikap, pendapat dan perilaku. Tentang hal ini dijelaskan lebih rinci

dibawah ini :

a) Sikap

Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau

kecenderungan mental. Sikap adalah kecenderungan yang relative

menetap untuk berkreasi dengan cara baik atau buruk terhadap orang

tua atau barang tertentu.

Sikap adalah suatu kesimpulan kegiatan, suatu kecenderungan

pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau

menjauhi nilai-nilai sosial.

Seorang anak, misalnya perwujudkan perilaku belajar anak

akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru

yang telah berubah (malas menjadi rajin belajar) dengan adanya

kecenderungan itu anak dapat meningkatkan pengetahuannya.

(b) Pendapat

Pendapat adalah hasill pekerjaan pikiran meletakkan hubungan

anatara tanggap yang satu dengan yang lain, antara penegrtian yang

satu dengan pengertian yang lain, yang dinyaakan dalam satu kalimat.

Untuk menyebutkan sebuah pengertian atau tanggapan

biasanya cukup menggunakan satu kata, sedangkan untuk menyatakan

7

Page 8: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

suatu pendapat menggunakan satu kalimat (Abu Ahmadi, 1992 :

116:117).

Pendapat adalah upaya manusia memberi makna pada

fenomena sosial yang dihadapinya. Penadapat adalah “teori” untuk

mengorganisasikan pengalaman-pengalaman kita. Kita

mendeskripsikan apa yang terjadi, melacak apa yang menyebakan, dan

meramalkan apa akibatnya (Jalaluddin Rahmat, 1996 : 100).

Seorang anak, misalnya bisa dianggap baik perkataannya,

apabila ia mengeluarkan perkataannya, apabila ia mengeluarkan kata-

katanya dengan lemah lembut, sopan, baik dan tidak kasar dengan siap

saja ia berbicara.

(c) Perilaku

Bahwa perilaku individu itu adalah fungsi dari interaksi

pembawaan dan lingkungan.perilaku individu merupakan hasil proses

belajar.Shetzer & Stone (1974 : 198) selanjutnya mengatakan bahwa

belajar itu di lakukan dengan memanipulasi lingkungan.Menurut

paham behavioristik ini,hampir semua perilaku hasil belajar.Perilaku

dapat di bentuk dan diubah dengan mengubah lingkungannya,perilaku

tersebut akan berubah melalui proses belajar sosial (social learning)

dan penguatan (reinforcement). Thorese (1996 : 17) mengatkan

bahwa, perilaku manusia hanyalah perilaku yang tampak dan dapat di

ukur adanya (Arief, 1995 : 48-49)

Seorang anak, misalnya dapat dianggap baik atau sukses dalam

belajar agama apabila ia telah menyenangi dan menyadari dengan

ikhlas kebenaran ajaran agama yang dia pelajari, lalu menjadikan

sebagai “sistem nilai diri”, sebagai penuntun hidup, baik dikala suka

maupun duka.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

dalam pendidikan agama yang diberikan orang tua pada anaknya,

8

Page 9: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

dapat dilihat dari indikatornya. Maka dari indikator itulah dapat dilihat

apakah hal itu dilakukan oleh orang tua atau tidak. Sebab, bila

semuanya itu dilakukan, maka komunikasi yang dilakukan ormang tua

akan tercapai dengan baik.

Di sini terlihat peranan orang tua dalam mendidik anak-

anaknya. Orang tua tidak hanya mennyampaikannya saja tetapi orang

tua harus memberikan cintoh kepada anak-anaknya. Di samping orang

tua harus memberikan kasih sayang dan perhatian pa yang

disamapaikannya dapat diterima anak.

2. Fungsi Komunikasi guru dalam lingkungan sekolah

Keluarga merupakan pertama seorang anak dalam melakukan interaksi

dengan lingkungannya. Di dalam keluarga juga seorang anak suasana

lingkungan saling mempengaruhi anatara anggota keluarga.

M.I. Soelaeman ( 1994 : 6) mengemukakan arti keluarga dalam arti luas dan

arti sempit, yaitu :

a. Keluarga dalam arti luas

yaitu keluarga yang berkaitan dengan hubungan meliputi semua pihak yang

ada hubungan darah sehingga sering tampil sebagai arti clan atau marga.

b. Keluarga dalam arti sempit

Yaitu keluarga yang didasarkan pada hubungan darah dan terdiri atas ayah,

ibu, anak yang dijuluki dengan istilah keluarga inti.

Dan yang dimaksud disisni, adalah keluarga dalam arti sempit.

keluarga bagi anak merupakan suatu kelompok yang saling berhubungan

dan berinteraksi secara saling mempengaruhi. Kelompok inilah yang bagi

anak merupakan tempat berlindung dan bertanya serta mengarahkan diri

atau berorientasi.

Ditinjau dari sudut pandang pedagosis, ciri hakiki suatu keluarga

adalah bahwa keluarga merupakan suatu persekutuan hidup yang didalam

rumah tangga anatara pasangan dua jenis manusia di kukuhkan dengan

9

Page 10: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

pernikahan, yng bermaksud untuk saling menyempurnakan diri itu

terkandung pula perealisasian peran dan fungsi orang tua dalam keluarga

tersebut.

Adapun fungsi-fungsi keluarga yang didalamnya terkandung juga

fungsi orang tua dalam keluarga sebagai mana dikemukakan oleh M.I.

Soelaiman (1994:85-155) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Edukasi

Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan

pendidikan anak khususnya serta pembinaan anggota keluarga pada

umumunya. Jika fungsi ini disebut juga fungsi pendidikan yang

diberikan oleh keluarga. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan

pertama yang diberikan kepada anak harus dapat menciptakan fungsi

edukasi dengan sebaik-baiknya. Hal ini diemban oleh orang tua sebagai

pendidik dalam keluarga agar dapat menjadi landasan pendidikan

berikutnya yang akan diteirma anak.

b. Fungsi Sosialisasi

Tugas keluarga dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup

pengembang individu anak agar menjadi pribadi yang mantap, akan

tetapi meliputi pula upaya membantunya dan mempersiapkannya

menjadi anggota masyarakat yang baik, hal tersebut tercakup dalam

rumusan tujuan pendidikan di Indonesia dalam bagian kalimat :

“Serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”, karena peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan dan masyarakat (undang-undang RI Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Sehubungan dengan tugas pendidikan inilah perlu dilaksanakan

fungsi sosialisasi anak. Dengan demikian fungsi sosialisasi ini

dilaksanakan oleh keluarga agar dapat membentuk kepribadian yang

10

Page 11: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

mantap dalam mempersiapkan diri menjadi anggota masyarakat yang

baik.

c. Fungsi Proteksi

Fungsi proteksi ini bersifat melindungi anak dari ketidakmanpuan

bergaul dengan lingkungannnya. Oleh karena itu fungsi menjadi berarti

dengan adanya fungsi pendidikan dan fungsi sosialisasi. Mendidik pada

hakikatnya juga bersifat melindungi, yaitu melindungi dari tindakan-

tindakan yang tidak baik dan dari hidup yang menyimpang dari norma.

Anak akan merasa terlindungi lahir dan batin jika keluarga mampu

membentuk perlindungan yang akan melahirkan rasa aman pada diri

anak. Jika rasa aman telah dimilikinya, maka anak akan bebas

melakukan penyesuaian dan pemahaman terhadap lingkungannya. Yang

harus digarisbawahi adalah keluarga harus dapat memberikan iklim

perasaan yang baik dalam memberikan perlindungan kepada anak.

Keadaan inilah yang sangat penting, sehingga anak menerima

perlindungan orang tuanya disertai dengan sikap mandiri, tidak manja

dan mampu mengembangkan kreatifitasnya dengan baik.

Adapun fungsi lindungan ini dapat dilangsungkan dengan jalan

melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak

diharpakan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal

terntentu, mengajarkan atau menyuruhnya untuk perbuatan yang

diharapkan, mengajarkan bekerja sama tau membantu, memberikan

contoh atau tauladan, atau bahkan memberikannya dalam arti

memberikan kesepakatan pada anak untuk berbuat sendiri.

d. Fungsi Afeksi atau Fungsi Perasaan

Fungsi afeksi yang baik harus dilaksanakan oleh setiap anggota

keluarga. Suasana yang harmonis akan membantu anak mengenal arti

kasih sayang. Seorang anak sebenarnya sangat peka terhadap suasana

emosional yang mewarnai keluarganya. Ia dapat menilai melalui

11

Page 12: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

keseluruhan gerak-gerik, ucapan dan perbuatan orang tua. Anak

memerlukan kasih sayang yang wajar dalam keluarga, tidak berlebihan.

Karena akan melahirkan anak yang tenggelam dalam suasana

perasaannya dan tidak juga kurang kasih sayang yang akan

mengakibatkan perasaan tidak aman pada diri anak. Segi kualitaslah

yang perlu diperhatikan keluarga atau orang tua.

Dalam rangka membina keutuhan keluarga, fungsi afeksi atau

fungsi perasaan ini sangat vital, sebab kehidupan keluarga tidak

langsung muncul dengan berkumpulnya seluruh anggota dalam satu

rumah yang tapi juga diperlukan tumbuhnya suatu rasa kebersamaan,

rasa keseikatan dan keakraban yang menjiwai berkumpulnya anggota

keluarga tersebut.

e. Fungsi Religius

keluarga mempunyai fungsi religius, artinya keluarga

berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan keluarga lainnya

kepada kehidupan beragama. Tujuan bukan sekedar mengetahui kaidah-

kaidah agama melainkan untuk menjadi insan beragama, sebagai abdi

yang sadar akan kedudukannya sebagai makhluk yang dilimpahi nikmat

tanpa henti. Sehingga menggugahnya untuk mengisi dan mengarahkan

buka sekedar tahu berbagai kaidah aturan hidup beragama, tetapi benar-

beanar merealisasikannya dengan penuh kesungguhan.

Keluarga mempunyai kewajiban menciptakan suasana keagamaan

untuk para anggotanya. Keluarga hendaknya dapat menciptakan

kehidupan keagamaan yang dapat dihayati oleh seluruh anggota

keluarganya.

Adapun usaha-usaha yang dilaksanakan sebagai berikut:

a. Aspek fisik, berupa penyediaan lingkungan fisik yang mengandung

nilai-nilai dan cirri-ciri keagamaan seperti penyediaan fasilitas untuk

meleksanakan kegiatan-kegiatan baik berupa ibadah ritual yang

12

Page 13: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

dapat dilihat seperti shalat, berdo’a dan sebagainya, maupun perilaku

yang jelas sejalan dengan kehidupan beragama.

b. Aspek psikologi emosional yang dapat menggugah rasa keagamaan.

c. Aspek sosial, berupa hubungan sosial antara anggota keluarga serta

antara keluarga dengan luar keluarga.

Karena manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan

satu sama lainnya dan manusia adalah makhluk yang paling mulia di sisi

Allah SWT.

f. Fungsi Ekonomi

Keluarga tidak akan terlepas dengan masalah ekonomi, karena itu

fungsi ekonomi yang di emban keluarga dapat dikatakan sangat vital

bagi kelangsungan kehidupan keluarga. Fungsi ekonomis ini meliputi

pemberian nafkah, perencanaannya serta pembelajaran dan

pemanfaatannya.

Keluarga yang keadaan ekonominya kuat lebih banyak mempunyai

kemungkinan memenuhi kebutuhan material anak dibandingkan dengan

yang lemah. Tetapi hal tersebut belum menjamin pelaksanaan fungsi

ekonomis keluaga sebagai mana mestinya. Pelaksanaan fungsi keluarga

dalam bidang ini mengutamakan kualitas daripada kuantitas.

g. Fungsi Rekreasi

Seorang anak akan betah tinggal di dalam sebuah keluarga yang

mempunyai suasana tenteram dan damai. Suasana rumah seperti ini

sejalan dengan tujuan fungsi rekreasi keluarga yang mempunyai kesan-

kesan santai pada anggota keluarganya akan mengembalikan kesegaran

badan kesibukan yang telah dilalui oleh anggota keluarga di luar rumah.

Dengan suasana seperti itu anak akan mampu melaksanakan dan

menyelesaikan kegiatan di rumah dengan baik.

Ditinjau dari segi kehidupan keluarga, rekreasi berfungsi untuk:

1. Menggugah keseimbangan kepribadian anggota keluarga

13

Page 14: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

2. Menghindari dan mengurangi ketegangan karena kesibukan sehari-

hari

3. Menciptakan saling pengertian dan memperkokoh kerukunan antar

anggota keluarga

4. Adanya peranan kasih sayang dan rasa memiliki terhadap keluarga

5. Adanya saling memperhatikan kepentingan masing-masing dan

menghormati norma-norma atau aturan-aturan keluarga.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa rekreasi dalam keluarga ini

hendaknya diarahkan untuk membangkitkan kesadaran akan nikmat

hgidup bersama dalam keluarga secara tenang, tenteram, nyaman dan

aman yang diliputi suasana kasih sayang dalam naungan rahmat karunia

Allah SWT.

h. Fungsi Biologis

Keluarga mengemban tugas untuk memenuhi kebutuhan biologis

anggota keluarganya, diantara kebutuhan biologis ini adalah kebutuhan

akan keterlindungan fisik guna melangsungkan kehidupannya, seperti:

keterlindungan kesehatan, keterlindungan dari rasa lapar, haus,

kedinginan, kepanasan, kelelahan, juga kesegaran dan kenyamanan fisik,

serta keinginan mendapatkan keturunan.

Demikianlah fungsi keluarga, didalamnya terkandung fungsi orang

tua. Fungsi-fungsi tersebut tidak dapat berdiri sendiri, dalam

pelaksanaannya merupakan satu kesatuan yang menyeluruh.

Sedangkan fungsi komunikasi orang tua dan siswa menurut Hasan

(1997:94) secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa komunikasi dapat

berfungsi sebagai:

1. Sarana untuk mengungkapkan perasaan kasih sayang.

2. Media untuk menyatakan penerimaan atau penolakan atas pendapat

yang disampaikan.

14

Page 15: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

3. Sarana untuk menambah keakraban hubungan sesama warga dalam

keluarga.

4. Menjadi barometer baik-buruknya kegiatan komunikasi dalam

sebuah lingkungan sekolah.

3. Stratregi Komunikasi dalam Lingkungan sekolah

1) Strategi Komunikasi dalam keluarga

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen

untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi

tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, tetapi

harus menunjukkan bagaimana teknik operasionalnya.

Adapun strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan

komunikasi dan majemen komunikasi. Untuk mencapai suatu tujuan

tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana

operasional secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan

bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi

(Onong Uchyana, 1992:18).

Keluarga yang ideal dalam menjalankan komunikasi dalam

pendidikan agama adalah keluarga yang akan memberikan dorongan yang

kuat kepada anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama. Jika

mereka mampu dan berkesempatan, maka mereka melakukan sendiri

pendidikan agama ini. Tetapi apabila tidak mampu atau tidak ada

kesempatan dalam memberikan pendidikan agama, mereka tidak

membiarkan ank-anaknya begitu saja, maka mereka mendatangkan guru

agama untuk memberikan pelajaran private pada anak-anak mereka.

Mereka merasa kecewa dan berdosa pada Allah SWT apabila mereka

tidak memberikan perhatian pendidikan agama kepada anak-anaknya,

keluarga ini akan melahirkan anak-anak yang taat dalam menjalankan

agama.

15

Page 16: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Adapun keluarga yang acuh tak acuh atau tidak taat menjalankan

agama bahkan ia akan membenci pada ajaran agama. Keluarga ini tidak

akan memberikan kepada ank-anaknya untuk mempelajari agama. Karena

mereka berkeyakinan bahwa agama justru menghambat perkembangan

dan kehidupan anaknya. Keluarga ini akan melahirkan anak-anak bersifat

apatis terhadap agama bahkan mungkin menjadi ingkar terhadap

agamanya (Nur Uhbiyati, 1995 : 238).

Hasan (1997 : 99) mengemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan

terhadap anak yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan kasih

sayang adalah pemenuhan kewajiban agama dalam kehidupan manusia.

Ajaran agama islam yang mengajarkan dan mewajibkan kepada manusia

agar bersungguh-sungguh dalam mendidik dan mengasuh anak dengan

penuh kasih sayang dan tanggung jawab.ajaran agama dengan tuntunan

akhlak, ibadah serta akidah jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh

mampu menghasilkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak yang

shaleh. Agama telah memberikan sejumlah pedoman bertingkah laku pada

manusia, agar dalam melaksanakan hubungan, manusia hendaknya

memperhayikan kaidah-kaidah agama yang diyakininya.

2) Pembinaan komunikasi dalam keluarga

Dalam membina komunikasi harus diperhatikan syarat-syaratnya

serta pelu pula diketahui bagaimana cara yang terbaik dalam

melakukannya, komunikasi sangat memerlukan keserasian dan

keharmonisan diantara mereka yang melakukan komunikasi. Keadaan

yang serasi atau harmonis demikian sangat diperlukan diinginkan, bukan

saja oleh mereka yang sedang menjadi komunikator, tetapi juga oleh

komunikan atau audience dalam suatu kegiatan komunikasi. Situasi serasi

atau harmonis hanya mungkin diperoleh jika masing-masing individu

yang terlibat dalam kegiatan komunikasi saling memberikan arti atau

16

Page 17: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

makna yang sama kepada pesan atau lambing-lambang yang

dipergunakan. Demikian pula dalam kehidupan sebuah keluarga.

Kemudian bagaimana caranya jika mengadakan komunikasi yang

efektif dengan anak. Dalam hal ini ada tiga resep yang paling mendasar

dan merupakan kunci bagi keberhasilan membina keakraban dengan anak.

Pertama, kita harus mencintai anak tanpa pamrih dan sepenuh hati. Kedua,

kita harus memahami sifat dan perkembangan anak dan mau

mendengarkan mereka. Ketiga, berlaku kreatif dengan mereka dan mampu

menciptakan suasana menyegarkan ( Alex Sobur, 1985 : 9).

Menurut Hasan Basri ( 1997 : 77-84) mengemukakan bahwa

pembinaan komunikasi dalam keluarga mencakup beberapa segi, antara

lain:

1. Makna komunikasi dalam kehidupan

Dalam kehidupan bermasyarakat komunikasi memegang peran

penting, sebab dengan komunikasi akan terciptalah suasana saling

mengerti, terpelihara integritas kelompok, dapat bersosialisasi dengan

masyarakat, terpelihara suasana aman, nyaman, bersih dan segar,

bahkan dengan komunikasi pula taraf kesadaran masyarakat akan

nilai-nilai kehidupan dalam ditumbuhkan dan dikukuhkan, oleh karena

itu secara sederhana manfaat komunikasi dalam kehidupan sosial dan

kehidupan masyarakat pada umumnya.

1. menjadi media hubungan antar warga masyarakat

2. menjadi media kebahagiaan hidup warga

3. sebagai media untuk memperoleh keselamatan dan kesejahteraan

hidup

2. Makna komunikasi dalam lingkungan siswa siswi

Komunikasi yang lancer dan sehat dalam sebuah lingkunga

sekolah sebenarnya adalah merupakan realisasi harapan selama masa

pertunangan atau minimal harapan yang telah di letakan sejak

17

Page 18: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

menginjak kaki pertama kali pada jenjang perkawinan. Kehidupan

bersama sebenarnya sangat banyak memberi materi pembicaraan yang

dapat diketengahkan. Oleh karena itu suasana komunikasi yang hidup

dan segar sangat didambakan terbina dan terus berlangsung dalam

setiap rumah tangga.

Dalam kehidupan berkeluarga hendaknya masing-masing

warganya mempunyai kemauan yang baik untuk menyelenggarakan

komunikasi yang efektif hendaknya selalu di usahakan dan dijaga taraf

kebaikannya. Tidaklah terpuji salah seorang masyarakat

berkomunikasi tetapi yang lain berusaha dan bersikap untuk

menutupmya. Bermacam-macam perilaku yang tidak menyenangkan

pasangan dalam berkomunikasi sebenarnya menjadi penutup yang kuat

bagi terciptanya suatu komunikasi yang lancar.

3. Syarat komunikasi yang sukses

Sebagaimana di muka telah di kemukakan bahwa unsur-unsur

atau factor yang penting dalam proses komunikasi adalah

komunikator, massages, komunikan dan respons. Kesadaran yang baik

pelaksanaan komunikasi dalam hal-hal tersebut yang penting, sebab

kesuksesannya sangat tergantung kepada pengetahuan pelaksanaan

komunikasi dalam bidang-bidang tersebut.

4. Beberapa kendala dalam komunikasi

Walaupun berkomunikasi salah satu kebiasaan dan kegiatan

jika sepanjang kehidupan, namun tidak selamanya dan pasti akan

memberikan hasil sebagaimana diharapkan. Berapa banyak

komunikasi yang gagal karena tidak mencapai sasaran yang

diharapkan dan sedikit pula komunikasi yang di lakukan tidak

mendapatkan tanggapan atau respone sebagaimana yang sangat

dinanti-nantikan. Mengapa semua ini terjadi? Secara sederhana

18

Page 19: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

sumber penyebabnya dapat di ungkapkan sebagai berikut: Pertama,

dilaksanakan dengan tergesa-gesa. Kedua, sewaktu pelaksanaannya

pikirannya sedang kacau. Ketiga, perasaan sedang terganggu.

Keempat, kesehatan kurang atau tidak baik. Kelima, dalam

berprasangka. Keenam, kurang atau tidak baik dalam berbahasa dan,

ketujuh, mau menang sendiri.

Dalam menyelenggarakan suatu komunikasi hendaknya setiap

kendala tersebut perlu dihindarkan agar dapat mencapai hasil

sebagaimana diharapkan. Dalam kehidupan keluarga sangatlah tepat

jika komunikasi tersebut dilaksanakan secara cermat dan penuh kehati-

hatian.komunikasi yang bersifat pribadi akan lebih efektif dan akan

mampu membentuk pendapat seperti apa yang diharapkan.

Komunikasi yang baik antara sesama warga dalam sebuah

keluarga akan memberikan perasaan dan pemikiran yang baik dan

membahagiakan.

4. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama

Pengertian pendidikan berarti: usaha-usaha secara sistematis dan

pragmatis, dalam membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai

dengan ajaran islam (Zuhairini, 1983 : 27).

Adapun pengertian pendidikan menurut Djumberyah (1994 :

20-21), adalah:

1) Pendidikan mengandung tujuan yang ingin di capai, yaitu individu

yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehingga

bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu,

mampu sebagai warga negara atau warga masyarakat.

2) Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan memerlukan suatu usaha

yang sengaja dan terencana untuk memilih isi (bahan materi). Strategi

kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai.

19

Page 20: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

3) Kegiatan tersebut dapat diberikan di lingkungan kelurga, sekolah, dan

masyarakat berupa pendidikan jalur sekolah (formal), dan pendidikan

jalur luar sekolah (informal dan non formal

b. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan agama adalah membimbing anak agar mereka

menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh, dan berakhlak mulia

beserta berguna bagi masyarakat, agama dan negara(Zuhairini, 1983 : 45).

Adapun tujuan pendidikan agama dalam keluarga menurut Ahmat

(1991 : 163) ia mengatakan, secara sederhana tujuan pendidikan agama di

dalam keluarga ialah agar anak itu menjadi anak yang saleh.

Tujuan yang lain ialah sebaliknya, yaitu agar anak itu kelak tidak

menjadi musuh orang tuanya, yang akan mencelakakan orang tuanya.

Selanjutnya secara rinci Langeveld (Sutari, 1992 : 49)

membedakan adanya enam tujuan dalam pendidikan, yakni:

(1) Tujuan umum

(2) Tujuan khusus

(3) Tujuan seketika

(4) Tujuan sementara

(5) Tujuan tidak tetap, dan

(6) Tujuan perantara

(1) Tujuan umum

Tujuan umum merupakan tujuan akhir karena tujuan itulah

akan dicapai. Tujuan umum dikatakan tujuan lengkap, karena dengan

tercapainya tujuan umum tersebut, maka berarti lengkaplah usaha

pendidikan tersebut.ada juga yang mengatakan tujuan total; sebab

merupakan arah untuk melaksanakan dalam segala keseluruhannya

dengan segala daya dan kemampuan yang ada.

Tujuan umum tersebut erat kaitan dengan falsafah hidup

manusia, karena itu bersifat teoritis dan filosofis. Filsafat selalu

20

Page 21: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

mencoba mencakup dasar segala pandangan dan usaha manusia ke

dalam suatu kebulatan pandangan yang menjiwai dan mempersatukan

segala pengetahuan dan perilaku manusia.

(2) Tujuan khusus

Tujuan khusus, merupakan penjabaran dari tujuan umum.

Setiap anak mempunyai tujuan yang berbeda.

(3) Tujuan seketika

Tujuan seketika diberikan pada saat suatu pekerjaan

berlangsung pada saat lain akan berbeda pula.

(4) Tujuan Sementara

Tujuan seolah-olah tempat berhenti atau tempat istrahat dalam

perjalanan menuju tujuan umum.

(5) Tujuan Tidak Tetap

Tujuan ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

aspek kepribadian manusia,sebagai fungsi kerohanian pada bidang

etika,estetika,keagamaan dan sikap sosial dari anak tersebut.

(6) Tujuan Perantara

Tujuan ini sebenarnya sama dengan tujuan sementara tetapi

khusus mengenai teknik pelaksanaan tugas belajar bagi siswa.

Apabila dilihat secara seksama enam jenis/jengjang tujuan

dijelaskan d iatas akan terlihat dengan jelas,bahwa semua tujuan itu

tercakup dalam tujuan umum pendidikan kita menyadari,bahwa setiap

pendidikan itu mempunyai tujuan baik tujuan jangka pendek,tujuan

jangka menengah dan tujuan jangka panjang.hal tersebut karena anak

didik akan dibawa dan diarahkan(Arief, 101-118)

21

Page 22: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

5. Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga

Pendidikan agama dalam keluarga lebih ditujukan ke arah pendidikan

anak,ke arah pembinana pribadi anak yang dilaksanakan dalam keluarga,agar

kelak mereka mampu melaksanakan kehidupannya sebagai manusia

dewasa,baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota keluarga dan anggota

masarakat.Pelaksanaan dan penampilan kehidupan dewasa tidak mungkin

tanpa suatu landasan yang kuat yang tidak saja melandasi kehidupan di dunia

ini,melainkan juga di dunia kelak.

Perhatian banyak dicurahkan kepada upaya meletakan dasar

pendidikan yang melandasi pemekaran pemikiran.sikap maupun

prilakunya,ataun yang seperti dirumuskan dalam undang-undang tentang

sistem pendidikan nasional,sebagai memberikan dasar pedidikan keagamaan

dan kebudayan (M.I. Soelaeman,1994 : 1810).

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar bagi pembentukan

jiwa keagamaan.Perkembangan keagamaan menurut W.H. Clak yang dikutip

oleh jalaludin bahwa berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit

untuk didefinisikan secara jelas,karma menyangkut masalah kejiwaan

manusia yang demikian rumit dan kompleksnya.Dalam kaitan itu pula terlihat

peran pendidikan keluarga dalam menanamkan jiwa keagamaan pada anak

maka tidak mengherankan jika Rasul menekankan tanggung jawab itu kepada

kedua orang tua (Jalaludin, 1995:204)

Ngalim (1995:86-88) mengemukakan, untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik dari pendidikan anak-anak dalam lingkungan keluarga, perlu pula

diberikan beberapa petunjuk tentang aturan-aturan pendidikan dalam

lingkungan yang berdasarkan ilmu pendidikan, yaitu :

a. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga

Pengetahuan keluarga itu tergantung pada ayah dan ibu. Dasar dari

pendidikan keluarga adalah perasaan cinta-mencintai, tolong-menolong,

kasih sayang sesama anggota keluarga.

22

Page 23: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

b. tiap-tiap anggota hendaklah belajar perpegang pada hak dan tugas

kewajiban masing-masing. Tidak semua kewajiban itu sama diantar

angota-anggota keluarga

Seperti orang tua harus berusaha agar anak-anaknyasedikit demi sedikit

secara berangsur-angsur tahu akan kewajibannya sebagai anggota

keluarga.

c. Orang tua serta orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah

mengetahui tabiat dan watak anak-anak.

Hal ini mudah diusahakan, orang tualah yang setiap hari bergaul dan

bermain dengan anak-anaknya. Dari ikut serta bermain dengan anak-anak,

orang tua dapat mengetahui sifat-sifat dan tabiat serta watak anak-anaknya

masing-masing.

d. hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-

anak.

Orang tua tidak boleh sering mengejek atau mengecilkan hati anak-anak.

Besarkan hati anak-anak itu dengan segala usahanya yang baik. Dan

janganlah menggunakan hukuman itu sebagai alat pendidikan yang satu-

satunya.

e. Biarkan anak bergaul dengan teman-temannya di luar lingkungan keluarga.

Janganlah orang tua mengurus anak-anak di lingkungan rumah sendiri

saja. Biarkan anak-anak bermain dengan teman-temannya.

Dari seluruh keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

orang tua dalam pendidikan agama baik di lingkungan keluarga maupun di

lingkungan sekolah tidak terlepas dari komunikasi yang dilakukan orang tua,

karena pendidikan agama bukan saja tanggung jawab keluarga tetapi tanggung

jawab bersama antara masyrakat dengan pemerintah.

23

Page 24: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

B. Ahlak sebagai salah satu tujuan pendidikan agama islam

1. Pengertian Ahlak

Perkataan ahlak ” berasal dari bahasa arab, jama’ dari “khulqun”( )

yang menurut lughat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

“Khulqun” yang berarti kejadian serta erat hubungannya dengan

Komunikasi”yang berarti pencipa dan “makhlukyang berarti diciptakan.

Perumusan pengertian komunikasi timbul sebagai media

memungkinkan adanya hubungan baik antara manusia dengan manusia lainya

dan antara negara dengan negara lainya.

Adapun pengertian ahlak timbul sebagai media secara terminology

yang dikemukakan oleh ulama komunikasi antara lain sebagai berikut:

Menurut Ahmad Amin (1995 : 62) komunikasi adalah menangnya

keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan lansung berturut-turut.

Menurut Drs. Barwawie dalam bukunya Materi komunikasi

mengemukakan bahwa ilmu adalah ilmu yang menentukan batas antara yang

baik dan yang buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan dan perbuatan

manusia, lahir dan batin.

Dari keterangan di atas jelaslah bahwa komunikasi itu adalah

gabungan kehendak dan kebiasaan yang menimbulkan kekuatan-kekuatan

yang sangat besar untuk melakukan perbuatan-perbuatan.

2. Macam-macam Ahlak

Secara spesipik uraian tentang macam macam ahlak dapat dijelaskan

sebagai berikut antara lain:

1. Bertruktur kata yang baik dan sopan

Bertruktur kata yang baik sopan adalah istilsh lain yaitu halus budi

pekerti dan bahasa,halusnbudi bahasa merupakan pencerminan dari rendah

24

Page 25: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

hati,halus dan bahasa menempatkan sikap dan tingkah laku yang sederhana

tutur kata yang lemah lembut ,pandai bergaul dan menghargai pendapat

orang lain.dia berusaha agar setiap tutur kata dantingkah laku serta

perbuatan tidak menyiggung perasaan orang lain.

2.Memelihara kerapian diri

Memelihara keterampilan diri di samping kebersihan jasmani dan

rohani perlu diperhatikan faktor kerapihan sebagai manifestasi adanya

disiplin pribadi dan keharmonisan pribadi.

3.Perilaku jujur dan tepat janji

Jujur artinya benar perkataan sesuai dengan kata hati yang

sesungguhnya.Tidak menyembuyikan kebenaran atau kesalahan,Yang benar

dikatan benar yang salah dikatakan salah,dengan kata lain jujur adalah

konsekwensi dan kosisten atau teguh pendirian.

Sipat jujur dalam agama dikenal dengan sebutan sipat amanah,yang

artinya dapat diperaya,sifat jujur itu menjadi salah satu sifat rosul rasul

Allah SWT.Mereka telah memberikan contoh dari teladan dalam hal

kejujuran kepada umatnya.Oleh karenanya,kita harus jujur kepada orang

lain.Adapun prilaku tepat janji merupakan rangkaian dari sipat

amanah.Tepat janji adalah melaksanakan janji yang telah diucapkan tepat

pada waktu yang telah ditentkan.

4.Patuh dan hormat kepada guru

Sabda Rasullah SWT :

Mulailah orang yang kamu belajar dari padanya ( H.R Abul Hasan

AL- Mawardi )

25

Page 26: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Rasulullah juga mengulangin dengan kata kata

Muliakanlah guru-guru agama,karena barang siapa memuliaka

mereka,maka seperti ia memuliaka daku ( H.R.Abdul Hasan Al- Mawardi ).

5.Kemauan menolong /membantu sesamanya

Suka menolong dan membantu yang dimaksud disini adalah saling

memberikan pertolongan dan saling memberikan bantuan dalam segala hal

kebaikan serta berdasarkan keimanan dan ketakwaan.Prilaku tolong

menolong dan saling membantu merupakan ciri kehalusan budi,kesucian

jiwa,ketinggian ahlak dan membuahkan cinta antara sesama,penuh

solidaritas dan penguatan persahabatan dan persaudaraan,Firman Allah

SWT didalam Al-Quran menjelaskan :

Tolong menolong kamu dalam kebaikan,dan jangan tolong menolong

dalam kejahatan,

6.Menjalin keakraban sesama teman

Salah satu ikatan terkuat yang paling berakar dalam hubungan antara

sesama manusia adalah tal persaudaraan.Hubungan ini dapat menimbulkan

perasaan saling mencintai,kasih sayang dan hormat menghormati satu

dengan yang lain.Hubungan ini disebut dengan ukhuwah.Islam mengajarkan

untuk tali persaudaraan,sehingga dapat memperkokoh hubungan dan

memperkuat tatanan sosial serta meningkatkan komunikasi antara sesama

umat.Oleh karena itu ajaran islam mengatakan bahwa semua orang islam

yang beriman adalah bersaudara ( Q.S.Al-Hujurat)

26

Page 27: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang dimaksud adalah metode yang mengarah pada

cara kerja yang dilandasi oleh landasan teoritik yang ilmiah. Dengan kata lain cara

kerja yang ilmiah untuk memahami suatu objek penelitian. Dalam menentukan

metode yang pakai berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, sehingga metode

yang digunakan adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa masalah yang

diteliti akan digambarkan secara objektif sesuai dengan objek penelitian berdasarkan

gejala-gejala yang berkembang dilapangan dewasa ini.

Ketetapan penentuan metode ini juga didasarkan kepada pendapat Winarno

Surakhmad (1994:139) yang menyatakan bahwa metode aplikasi ini dimaksudkan

untuk penyelidikan yang bertuju pada pemecahan pada masalah yang ada masa

sekarang ini. Dengfan menggunakan metode ini, tidak hanya terbatas pada

pengumpulan data, tetapi juga meliputi analisis dan interprestasi data.

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 02 Mei 2009 sampai

dengan tanggal 02 Juli 2009.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di siswa siswi SMPN 3 Lemahsugih

kec.Lemahsugih kab.Majalengka.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi menurut Suharsimi Arikunto (1989 :

102) adalah keseluruhan objek penelitian. Adapun yang akan menjadi

populasi adalah seluruh siswa siswi SMPN 3 Lemahsugih kec.Lemahsugih

kab.Majalengka sebanyak 488 orang.

27

Page 28: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

2. Sampel

Adapun sampel menurut Suharsimi Arikunto (1989 : 104) adalah

sebagai atau wakil populasi yang diteliti.

Tujuan penetapan sampel adalah untuk memperoleh keterangan

mengenai objek penelitian dengan cara hanya sebagai dari populasi. Dalam

menentukan sampel ini, penulis akan menggunakan random sampling yaitu

setiap keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih.adapun mengenai penarikan sample sekedar ancer-ancer, apabila

subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian ini mengambil sampel

20% dari jumlah populasi, maka jumlah sampelnya adalah 149 x 20% = 37,25

dibulatkan menjadi 37 orang keluarga.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah seluruh siswa siswi SMPN 3 Lemahsugih

Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka sebanyak 149 orang x 20% = 37

orang keluarga.

D. Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data. Untuk penelitian teoritik menggunakan studi perpustakaan

dan untuk penelitian empirik digunakan studi observasi, wawancara dan

angket.

1) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan informasi

yang bersifat teoritik, yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yakni

yang berhubungan dengan komunikasi orang tua dalam pendidikan agama di

lingkungan keluarga dengan akhlak anak mereka di sekolah.

28

Page 29: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

2) Observasi

Observasi adalah suatu sendi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena

sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan (Kartini, 1990 : 157).

Melalui observasi ini diharapkan penulis dapat memperoleh gambaran yang

jelas mengenai kondisi objektif hasil penelitian.

3) Wawancara

Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban

dari respon dan dengan jalan tanya sepihak (Suharsimi, 1992 : 27). Teknik ini

diajukan kepada orang tua yang menjadi sampel dan perangkat desa dan staf

lainnya. Teknik dimaksud untuk memperoleh data tentang pelaksanaan

komunikasi orang tua tentang pendidikan agama islam anaknya.

4) Angket

Teknik angket adalah suatu yang dapat mengumpulkan makna yang ditujukan

kepada responden yang jumlahnya relatif besar. Menurut Suharsimi (1992 :

24), angket adalah suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang komunikasi orang tua

dalam pendidikan agama di lingkungan keluarga. Dengan teknik ini

diharapkan pengangkatan data yang kokoh akan terlaksana secara efisien.

Angket yang digunakan adalah angket langsung dan berstruktur, yakni dikirim

dan diisi langsung oleh responden serta pada setiap itemnya sudah tersedia

alternatif jawaban. Angket ini di berikan kepada orang tua yang dijadikan

sampel 488 siswa siswi SMPN 3 Lemahsugih kec.Lemahsugih

kab.Majalengka

2. Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian penulis melakukan

analisis data. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan

menggunakan persentase untuk analisis kuantitatifnya.

29

Page 30: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

Siswa kelas VII s/d IX merupakan salah satu siswa-siswi yang ada di

wilayah Kecamatan Lemahsugih, yang memiliki jumlah 488 siswa, yang terdiri

dari laki-laki 228 jiwa dan perempuan 220 siswa dengan jumlah 488.

Dilihat dari mata pencahariannya, orang tua siswa pada umumnya kaum

buruh berjumlah 1.165, petani 133, pegawai negeri 85 dan pedagang 36 orang.

Saementara jika dilihat dari pendidikan pada umumnya penduduk tamat Sekolah

Dasar. Hal ini terlihat di bawah ini:

1. Tamat SD : 1.445 Orang

2. Tamat SLTP : 36 Orang

3. Tamat SLTA : 19 Orang

4. Tamat Akademik : 9 Orang

5. Tamat Universitas : 13 Orang

Desa lemahputih yang memiliki luas darat 28.381 Ha dan luas

pegunungan 194.581 Ha dibatasi oleh Desa Cimungkal, sebelah utara Desa

margajaya, sebelah timur Kp.Mananti, sebelah barat Desa cikaracak Kec Jati

nunggal sumedang..

Komunikasi Orang Tua dalam Pendidikan Agama di Lingkungan

siswa siswi SMPN 3 Lemahsugih

Untuk memperoleh data tentang komunikasi orang tua dalam pendidikan

agama di lingkungan siswa siswi SMPN 3 Lemahsugih kec.Lemahsugih

kab.Majalengka yang berindikator pada sikap, pendapat dan perilaku

digali dengan menggunakan wawancara dan angket.

1) Sikap orang tua dalam komunikasi

Dari hasil wawancara dan angket ditemukan bahwa sikap orang tua

berkomunikasi dalam pendidikan agama islam di lingkungan siswa siswi

30

Page 31: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

SMPN 3 Lemahsugih kec.Lemahsugih kab.Majalengka pada umumnya,

bahkan masih ada sebagian orang tuayang berkomunikasi kasar. Hal ini

ditunjukan lewat pernyataan sebagai berikut:

TABEL 1

SIKAP ORANG TUA TERHADAP ANAK

Item No Uaraian Jawaban Jumlah Prosentase

1 a. Pernahb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

627

40 %13,3 %46,7 %

Jumlah 15 100 %

Item No. 1 berbunyi :

1. Pernahkah bapak dan ibu menyuruh anak berangkat sekolah dengan

memukul?

TABEL 2 : KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK

Item No Uaraian Jawaban Jumlah Prosentase

2 a. Pernahb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

114-

73,3 %26,7 %

-Jumlah 15 100 %

Item No. 2 berbunyi :

2. Bapak dan ibu pernah tidak mengingatkan anak yang malas belajar?

TABEL 3

KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK

Item No Uaraian Jawaban Jumlah Prosentase

3 a. Pernahb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

114-

80 %20 %

-Jumlah 15 100 %

Item No. 3 berbunyi :

3. Pernahkah Anda berkomunikasi dengan waktu yang lama?

31

Page 32: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

TABEL 4

KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK

Item No Uaraian Jawaban Jumlah Prosentase

4 a. Pernahb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

627

40 %13,3 %46,7 %

Jumlah 15 100 %Item No. 4 berbunyi :

4. Pernahkah berlaku kasar dalam menegur anak belajar?

TABEL 5

KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK

Item No Uaraian Jawaban Jumlah Prosentase

5 a. Pernahb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

123-

80 %20 %

-Jumlah 15 100 %

Item No. 5 berbunyi :

5. Pernahkah Anda dengan penuh perasaan kasih sayang menegur anak?

TABEL 6

KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK

Item No Uaraian Jawaban Jumlah Prosentase

1 a. Pernahb. Kadang-kadangc. Tidak pernah

682

40 %53,30 %6,7 %

Jumlah 15 100 %Item No. 6 berbunyi :

6. Pernahkah Anda Mengucapkan salam sebelum berbicara?

Berdasarkan analisa beberapa table tersebut di atas penulis dapat

disimpulkan bahwa jawaban alternatif seperti di bawah ini :

a. Pernah : 59 %

b. Kadang-kadang : 24,4 %

c. Tidak Pernah : 16,6 %

32

Page 33: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Jadi alternatif jawaban sejumlah orang tua yang diwawancarai

menjawab dengan jawaban pernah sebanyak 60 % dengan rumus sebagai

berikut :

A =

5390 x 100 % = 59 %

B =

2290 x 100 % = 24,4 %

C =

1590 x 100 % = 16,6 %

Demikian tiga alternatif jawaban yang penulis kemukakan semoga

dapat di pakai oleh semua pembaca.

B. Bentuk-bentuk Komunikasi Orang Tua dalam Pendidikan Agama

Dari hasil observasi diperoleh fakta bahwa pada umumnya bentuk-bentuk

komunikasi orang tua dalam pendidikan Agama islam di Desa Lemahputih

meliputi:

1. Pemberian Latihan dan Pembiasaan

Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan

aktivitas pedagosis orang tua dalam penanaman mental agama pada anak

adalah melatih atau membiasakan mereka untuk melakukan perbuatan dan

sikap-sikap yang baik. Untuk membicarakan ada dua masalah yang penting

yaitu (1) tentang pentingnya melatih atau membiasakan anak, dan (2)

pembentukan tingkah laku menjadi kebiasaan.

a) Pentingnya melatih atau membiasakan anak

Salah satu metode Rasulullah dalam mendidik para sahabat adalah

metode latihan atau pembiasaan. Metode ini dimaksud dengan pendidikan

memberikan latihan-latihan atau tugas-tugas kepada anak didik terhadap

suatu perbuatan tertentu. Menurut Tayar Yusuf (1985 : 94) pemberian

latihan atau pembiasaan adalah baik sekali diterapkan dalam penanaman

mental agama, istimewa manfaat dan efek positifnya untuk menanamkan

kebiasaan-kebiasaan akhlak yang baik, kesukaan beramal ibadah, seperti

33

Page 34: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

shalat secara tertib dan kontinyu adalah karma terbiasa atau berlatih sejak

kecil dan telah melakukannya sejak lama. Bahkan Tayar Yusuf dalam

bagian lain mengatakan, melatih diri atau pembiasaan-pembiasaan adalah

penting sekali di dalam pendidikan, terutama pendidikan agama

khususnya bagi anak-anak, agar agama itu dapat dikhayati dan mereka

dalam kehidupan sehari-hari dan tidak hanya sekedar tahu atau mengerti

tetapi kurang berpengaruh kepada diri maupun tindak-tanduk perbuatan

mereka sehari-hari.

Bila diperhatikan sesungguhnya pemberian latihan itu bertujuan

agar anak dilatih dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan yang berguna di

dalam melakukan tugas-tugas dan kewajiban-kewajibannya. Sebab

melakukan pembiasaan atau latihan yang terus-menerus, maka hal-hal

yang tadinya dirasakan berat untuk dilaksanakan akan menjadi ringan

adanya. Hal ini terbukti pada perintah Rasulullah SAW kepada setiap

orang tua yang beriman untuk memerintahkan kepada anak-anaknya yang

telah menginjak usia 7 tahun agar melakukan pendidikan. Padahal anak

usia 7 tahun belumlah berkewajiban memperoleh pendidikan, karena

belum mukhallaf. Bahkan lebih tegas lagi Nabi memerintahkan kepada

orang tua untuk mengarahkan anaknya, bila ternyata samapi usia 11 tahun

berkewajiban menunaikan salat,

1) Faktor Internalisasi

Yang dimaksud dengan faktor internalisasi adalah faktor

penanaman norma-norma atau mental di dalam diri manusia, dimana

norma-norma yang semula dirasakan berat atau sulit akan menjadi

ringan karena latihan dari pembiasaan yang dilakukan terus menerus

(berulang kali).

34

Page 35: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

2) Faktor sanksi

Yang dimaksud faktor sanksi adalah faktor adanya sanksi yang

melekat pada masing-masing norma tersebut. Sebagaimana dimaklumi

bahwa setiap norma hidup, baik itu norma agama, norma susila, norma

sosial maupun norma hukum adalah memiliki sanksi sendiri-sendiri.

Dengan sanksi inilah manusia menjadi suatu norma karena tidak

senang ditimpa sanksi.

Pemberian sanksi itu sebenarnya untuk mengingatkan bahwa

apa yang dilakukan bertentangan dengan norma yang berlaku dan

kalau dilakukan hanya dapat merugikan pribadinya, karena itu adanya

sanksi diharpkan anak menjadi taat pada norma-norma yang berlaku.

Jadi berdasarkan teori ilmu jiwa sosial tersebut di atas, dapat

diketahui bahwa pemberian latihan bagi anak-anak itu sangat penting

terlebih lagi dalam pembentukan mental keagamaan dan hendaknya

dalam pelaksanaanya disertai dengan sanksi berupa hukuman bila ank

melanggarnya. Kendati demikian pemberian sanksi itu hanya berlaku

bagi anak yang sudah memasuki usia 7 tahun dan kaitannya dengan

ketika anak itu tidak mau melakukan dan membiasakan sholat.

2. Pemberian keteladanan

Ada hal lain yang perlu diperhatikan oleh orang tua didalam

melakukan aktifitas pedagogis kepada anaknya yang tidak kalah pentingnya

dari pada masalah yang dijelaskan di atas yaitu pemberian keteladanan. Yang

perlu dijelaskan adalah (1) kebutuhan akan keteladanan, (2) keteladanan

sebagai metode dalam menanamkan mental keagamaan, dan (3) orang tua

sebagai keteladan bagi anaknya.

a) Kebutuhan dan keteladanan

Anak adalah manusia kecil yang lahir melaui orang tuanya.

Berbeda dengan binatang, manusia yang baru lahir sangat terbatas

kemampuannya. Kalau anak ayam yang baru menetas dari telur induknya

35

Page 36: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

sudah langsung dapat berjalan atau mencontokan paruhnya untuk

memasukan makanan, maka anak manusia paling tidak memerlukan waktu

satu sampai dua tahun. Hanya manusia mempunyai kekuatan alamiah

yaitu memiliki potensi akal. Karena itu menghadapi segala tuntutan hidup,

sejak kelahirannya itu manusia harus selalu belajar, ia harus belajar

memasukan makanan, melihat, merasakan, berjalan, berbicara sampai ke

potensial sosialisasi.

Kebutuhan akan keteladanan ini sebernya telah dicontohkan

Rasulullah ketika beliau mengajarkan dan mendidik para sahabatnya

dengan teladan sehingga sampai beliau mendapat sebutan “Uswatun

Hasanah”. Seperti terungkap dalam surat Al-ahjab ayat 21 :

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) pada hari akhir serta banyak mengingat Allah (Depag RI, 1988:670).

b) Keteladanan sebagai metode

Dalam kaitan penanaman mental keagamaan bagi anak,

keteladanan dapat dijadikan metode untuk menanamkan mental

tersebut.sebagai suatu metode keteladanan memiliki nilai pedagogis bagi

orang tua, terutama dalam kehidupannya dalam keluarga. Anak sangat

membutuhkan suri tauladan, khususnya dari kedua orang tuanya.

Ada bagian lain keteladanan sebagai metode, terutama dalam

penanaman mental bagi anak dapat diterapkan dalam perilaku kehidupan

sehari-hari, artinya orang tua bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-

anaknya. Karena itu, apa yang di lakukan orang tua, anak menganggap

sebagai perbuatan yang baik dan apa yang tidak dilakukan orang tua

berarti perbuatan itu jelek. Maka disinilah orang tua perlu menampakkan

perilaku dan sikap yang baik didepan anak

36

Page 37: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

3. Pemberian Kasih Sayang

Sebagaimana diketahui bahwa anak anak merupakan usia sekolah.

Menurut A. Hasan Gaos (1985 : 2) anak usia ini memiliki potensi mental

agamanya untuk dalam dikembangkan. Potensi itu adalah menyangkut anak

usia ini ketaatan beragamanya dapat tumbuh dengan baik bila diupayakan.

Sementara itu menurut Umar Hasyim (1991 : 9) bahwa perlu diperhatikan

bahwa anak pada masa perkembangan usia ini mempunyai tingkah laku,

antara lain jika dimanjakan, suka diperhatikan, suka meniru kata-kata dan

tingkah laku orang lain dan suka mengaku milik anak lain.

Mengingat perkembangan usia tersebut, maka pemberian kasih sayang

dapat dijadikan aktivitas yang memiliki implementasi pedagogis,

terutamadalam penanaman mental keagamaan bagi anak.

a) Kebutuhan akan kasih sayang

Mendidik adalah suatu seni. Meskipun memang telah ada juga

metodologinya, pedagogic, dibekali dengan ilmu jiwa umum, ilmu jiwa

anak, psikologi pendidikan, tetapi karena yang dihadapi adalah anak yang

mempunyai jiwa dan lagi kondisi mental spiritual serta kejiwaannya

berbeda, maka tanpa seni pendidikan kurang berhasil.

Disinilah letak perlunya sifat kasih sayang di dalam mendidik

anak. Meskipun pendidik telah banyak dibekali ilmu pengetahuan, tetapi

toh manusia biasa yang mempunyai sifat serba subjektif. Maka bila

kontrol diri kurang, dapat saja salah jalan, yang akhirnya gagal dalam

tugas mendidiknya. Mendidik jelas tidak identik dengan sifat otoriter, juga

tidak identik dengan paternalistik yang terlalu mengayomi anak. Meskipun

kedua ssifat itu terkadang diperlikan, tetapi penerapannya hendaknya

sesuai dengan kondisi anak dan suasana peristiwa dari kasus yang terjadi.

Maka otoriter terkadang perlu dan mengayomi terkadang juga perlu.

37

Page 38: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Dengan demikian, pada prinsipnya orang tua hendaknya

menggunakan rasa kasih sayang terlebih dahulu sebelum cara lain

ditempuh. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

Permudahlah dan janganlah mempersukar dan gembirakanlah (besarkanlah jiwanya) dan jangan melakukan tindakan yang menyebabkan lari (A. Hanafi, 1986 : 9)

Sesuai pula dengan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu (Depag, 1988 : 103).

b) Kasih sayang sebagai komunikasi pendidikan dalam menggunakan

computer

Pemberian kasih sayang dikalangan anak merupakan sesuatu yang

perlu diperhatikan bagi orang tua mengingat usia ini adalah usia yang

memerlukan kasih sayang. Menurut Umar Hasyim (1991 : 169) cara yang

paling berhasil dalam mendidik anak adalah dengan cara persuasive atau

lemah lembut. Cara ini memerlukan ketekunan, kesabaran dan kasih

sayang yang dilandasi prasangka baik terhadap anak. Cara ini juga

mengharuskan para pendidik untuk menghargai kreatifitas anak,

kemampuan anak dan menjauhkan sikap otoriter dan mencerca sikap anak.

Pada bagian lain Umar Hasyim (1991 : 169) menegaskan bahwa

seharusnya pendidik mempunyai beberapa sikap dasar di dalam mendidik

anak, antara lain:

1. Tekun, sabar dan ulet

2. Dilandasi kasih sayang

38

Page 39: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

3. Mempunyai keyakinan bahwa anak didiknya mempunyai kemampuan

berkembang potensinya.

4. Mempunyai kemampuan berkimunikasi dengan baik.

5. Memiliki atau mempunyai kepekaan atau terhadap kepentingan anak

didik.

6. Dapat memberikan contoh teladan yang baik.

Sebenarnya apa yang diajukan oleh Umar Hasyim di atas, suatu

sikap dasar yang tidak hanya perlu dimiliki oleh para oaring tua, tetapi

perlu juga dimiliki bagi para didik atau guru.

Pemberian kasih sayang sebetulnya dapat dapat dijadikan sebagai

suatu aktivitas pedagogis apabila kasih sayang yang diberikan memiliki

tujuan dan dasar yang jelas. Maksudnya bukan kasih sayang yang hanya

diperuntukkan dalam bentuk materi saja. Melainkan kasih sayang yang

mengarahkan anak pada tingkah laku dan sikap yang baik. Kasih sayang

yang memiliki arti pendidikan adalah kasih sayang yang tidak

dimaksudkan untuk hanya menuruti apa yang dikehendaki anak atau

menuruti kemampuan anak, melainkan kasih sayang yang memiliki

dimensi kedepan terutama menyangkut mental agama anak. Selain itu,

bukan kasih sayang yang memanjakan yang mengarahkan anak kepada

sikap-sikap kesombongan, keborosan dan ketidak pedulian kepada orang

lain, melainkan kasih sayang yang dapat menumbuhkan rasa rendah hati

dan taat kepada agamanya.

Dengan demikian dapat diambil suatu perhatian bahwa kasih

sayang yang selama ini menjadi bagian kehidupan yang tidak dapat

dipisahkan bagi orang tua itu, dapat dimanfaatkan sebagai suatu aktivitas

pedagogis yang dapat membantu anak memiliki kematangan mental

agama yang mantap kelak kemudian hari. Namun demikian kasih sayang

dimaksud adalah kasih sayang memiliki criteria sebagai berikut :

a. Kasih sayang yang didasarkan bukan semata-mata hanya memanjakan.

39

Page 40: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

b. Kasih sayang yang diberikan adalah kasih sayang memiliki tujuan

kepentingan anak kelak di kemudian hari.

c. Kasih sayang diberikan adalah kasih sayang yang mempunyai

implementasi pedagogis.

4. Pemberian Bimbingan

Salah satu aktivitas pedagogis orang tua dalam menanamkan mental

keagamaan bagi anak usia 3-6 tahun dapat dilakukan dengan memberikan

bimbingan atau pengarahan. Unsur yang dibicarakan dalam masalah ini antara

lain :

a. Perintah memberikan bimbingan

Islam sangat besar perhatiannya terhadap pendidikan. Sebagai

bukti, setiap orang yang beriman telah diperintahkan oleh Allah untuk

memberikan bimbingan kepada dirinya dan pada para ahlinya masing-

masing agar tidak tertimpa siksa api neraka.

Perintah ini tertuang dalam Al-Quran surat at-Tahrim ayat 6 :

Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Memperahtikan perintah ayat tersebut ayat tersebut di atas,

tampaknya dapat diambil sebuah pengertian bahwa memberikan

bimbingan adalah merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat diabaikan.

Bahkan memberikan bimbingan kepada anak merupakan penghormatan

atas hak-hak anak. Karena memang pada hakikatnya pendidikan adalah

merupakan hak anak menjadi orang tuanya, bila orang tua mengabaikan

dan tidak menghindarkan kewajiban mendidik anak-anaknya ini

40

Page 41: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

sehubungan dengan ini Umar bin Khotob, khalifah kedua dalam rangkaian

Al-Khulafaurrasyidin, pernah mengatakan sebagai berikut :

Termasuk hal anak menjadi kewajiban orang tua adalah

membingbingnya menulis, memanah dan tidak memberinya rizki kecuali

yang halal lagi yang baik. (Abu Tauhid, 1990 : 3)

Dengan demikian jelaslah bahwa betapa pentingnya memberikan

bimbingan itu menurut ajaran Islam. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang

mengabaikan atau tidak melaksanakan pendidikan anak-anaknya

sebagaimana mestinya, maka akan mendapat ancaman siksa Allah dan

sebaliknya bagi siapa yang menunaikannya sesuai dengan petunjuk-

petunjuk Allah dan Rasulullah maka baginya akan mendapatkan pahala

surga.

Selain itu, perintah memberikan bimbingan kepada anak sebagai

kewajiban dan hak anak, maka perintah memberikan bimbingan kepada

anak sebagai kewajiban dan hak-hak, maka perintah memberikan

bimbingan itu juga didasarkan pada bahwa anak merupakan amanat Tuhan

yang perlu dijaga sesuai dengan pemberi amanat. Jika tidak maka menjadi

berdosa sebab tidak memegang amanat.

b. Bimbingan kepada anak pada masa 11-14 tahun

Seperti yang telah diungkapkan bahwa pada masa ini adalah

periode kedua, anak mempunyai tingkah laku suka dimanjakan, suka

diperhatikan suka meniru, masa protes dan suka mengakui barang anak

lain. Maka langkah yang perlu diusahakan dalam membingbing anak

menuju pembentukan mental keagamaan yang mulia dan terpuji adalah

sebagai berikut:

(a) Diberi contoh teladan yang baik dan benar

Karena anak suka atau mempunyai sifat ingin meniru dan

mencoba, maka dalam penanaman modal keagamaan beri contoh

teladan yang baik dan benar, baik ucapan maupun perbuatan. Berilah

41

Page 42: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

dan ajarilah dengan kata-kata yang sopan. Bagaimana memanggil

ayah-ibu, orang tua, dan memanggil saudaranya. Bagaimana

mempraktekkan kata-kata dan bahasa yang diucapkan secara sopan

dan benar.

(b) Hindarkan menggunakan kata-kata kotor

Aspek lain yang perlu mendapat bimbingan dalam penanaman

mental agama adalah menjauhkan anak dari kata-kata yang kotor dan

cabul. Kata-kata yang tidak sopan dan tidak senonoh, juga harus di

jauhkan dari anak. Selain itu, kata-kata untuk mengumpat atau

mencaci maki orang lain. Misalnya orang tua atau pengasuhnya

menggerutu dan marah-marah kemudian mengeluarkan kata-kata :

bangsat, anjing, binatang kau, dan lain sebagainya.

Semua kata-kata diatas itu sebenarnya beracun dan anak

mudah untuk menirunya, bila mana dia merasa tidak puas atau tidak

terpenuhi keinginannya, baik kepada orang tuanya sendiri atau kepada

kawan-kawannya. Sang anak tahu sampai dmna jauh makna yang jelek

dari kata-kata tersebut, karena ia hanya meniru saja ketika tidak puas

maka dilontarkannya kata-kata jorok itu.

(c) Memberikan tindakan preventif yang baik

Yang dimaksud tindakan preventif yang baik adalah

menjauhkan pergaulan anak dengan anak-anak lain atau lingkungan

yang biasa berkata kotor, jorok dan tidak sopan. Maka hendaknya

orang tua waspada, selalu mengawasi pergaulan anaknya agar tidak

terpengaruh lingkungan yang jelek.

(d) Memberikan teguran

Peneguran memang diperlukan, tetapi jangan disertai marah

yang kelewatan marah, sebab bila anak belum menyadari

kekeliruannya, dia akan tetap melakukannnya lagi dilain waktu dan

dilain tempat yang sekiranya bisa sekamat dari hukuman orang tuanya.

42

Page 43: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Maka bila mana ia merasa di luar pengawasan orang tuanya, ia

cenderung untuk melanggar larangan orang tuanya.

Demikian bentuk-bentuk memberikan bimbingan-bimbingan

yang dapat diajdikan landasan umum tentu saja masih dapat

dikembangkan lagi dalam bentuk-bentuknya yang lain, dan pada

umunya orang tua yang ada di desa Lemahputih Kecamatan

Lemahsugih Kabupaten Majalengka melakukannya, walaupun kurang

optimal.

43

Page 44: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data mengenai komunikasi

orang tua dalam pendidikan agama dilingkungan sekolah, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Komunikasi orang tua dalam pendidikan computer di lingkungan sekolah

SMPN 3 Lemahsugih kec.Lemahsugih kab.Majalengka pada umunya sedang

atau cukup. Hal ini didasarkan pada indikator-indikator sikap, pendapat dan

perilaku orang tua dalam berkomunikasi.

2. Bentuk-bentuk komunikais orang tua dalam pendidikan Agama di lingkungan

sekolah SMPN 3 Lemahsugih kec.Lemahsugih kab.Majalengka meliputi :

a. Pemberian latihan dan pembiasaan

b. Pemberian keteladanan

c. Pemberian kasih sayang

d. Pemberian bimbingan

3. Pelaksanaan atau kegiatan pendidikan agama umumnya semarak, hal ini

ditunjukan dengan banyaknya Pesantren dan Sekolah Madrasah, di rumah-

rumah dan lingkunan .

B. Saran

Bertolak dari ketiga kesimpulan di atas, maka beberapa saran penulis

ajukan :

1. Komunikasi orang tua dalam pendidikan computer atau dalam menanamkan

pendidikan computer perlu terus ditumbuhkan dikalangan orang tua. Oleh

karena diharapkan para orang tuanya menigkatkan komunikasinya. bagi anak

yang pertama dan utama adalah orang tua, oleh karena itu hendaknya orang

44

Page 45: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

tua perlu terus mencari bentuk-bentuk komunikasi yang memungkinkan

penanaman nilai-nilai pendidikan bagi anak berjalan efektif dan efisien.

2. Komunikasi yang dibangun oleh para orang tua hendaknya didukung oleh

lingkungan sekolah dan masyakrakat, sehingga kerjasama antara ketiganya

berjalan selaras dan seimbang.

45

Page 46: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1992. Psikologi. Bina Ilmu. Surabaya

Ahmad Amin. 1995. Etika (ilmu akhlak). Bulan Bintang. Jakarta.

A. Hasan Gaos. 1985. Dasar-dasar Statistik Pendidikan. Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati. Bandung.

Ahmad Tafsir. 1996. Pendidikan Agama Dalam Keluarga. Rosdakarya. Bandung.

……………..1994. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif. Rosdakarya. Bandung

Alex Sobur. 1985. Komunikasi Orang Tua Dan Anak. Angkasa. Bandung

Anonimaus. 1987. Pedoman Pembuatan Skripsi. Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati. Bandung

Anas Sujiono . 1987 . Pengantar Statistik Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta.

Arief Ichwanie. 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis. Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati. Bandung.

Departemen Agama RI. 1992. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surya Cipta Aksara, Surabaya.

Hasan Langgulung. 1995. Manusia dan Pendidikan. Al-Husna Zikri. Jakarta.

Jalaludin.1995. Psikologi Agama. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Jalaluddin Rahmat. 1992. Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern. Rosdakarya. Bandung.

………… 1996. Islam Aktual. Mizan. Bandung.

Kartini Kartono. 1990. Pengantar Metologi Riset Sosial. Mandar Maju. Bandung.

M. Ali. 1985. Penelitian Kependidikan (Prosedur dan Strategi). Angkasa. Bandung.Ngalim Purwanto. 1998. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktek. Rosdakarya.

Bandung.

Onong Uchyana Effendi. 1992. Dinamika Komunikasi. Rosdakarya. Bandung.

Sudjana. 1996. Metode Statistik. Tarsito. Bandung.

46

Page 47: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Lampiran

ANGKET

1. Pernah Bapak dan Ibu menyuruh anak sekolah dengan memukul?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

2. Ibu dan Bapa pernah menyuruh anak dengan nada keras atau ucapan kasar?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

3. Apakah Ibu dan Bapa itu tiap hari selalu meningkatkan anak untuk belajar?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4. Apakah Ibu dan Bapa tidak pernah menyuruh anak untuk belajar?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

5. Ibu dan Bapak pernah tidak mengingatkan anak yang malas belajar?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

6. Pernah Ibu dan Bapak tidak menyuruh anak untuk belajar, kemudian anak itu

tidak belajar?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

7. Apakah Ibu dan Bapak itu tiap hari selalu mengingatkan anak untuk belajar?

47

Page 48: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

8. Apakah Ibu dan Bapa itu pernah menyuruh anak belajar?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

9. Tidak Pernahkah anda berkomunikasi dengan waktu yang lama?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

10. Bapak dan Ibu pernah berkomunikasi berlangsung setiap hari?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

11. Pernahkah anda berkomunikasi, pernah selama satu minggu?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

12. Pernahkah berkomunikasi dilakukan bila ada permasalahan apa?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

13. Apakah anda mengingatkan anaknya belajar?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

14. Pernahkah anda memaksa anak untuk belajar?

a. Pernah

48

Page 49: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

15. Pernahkah anda bersikap kasar sambil menegur anak?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

16. Pernahkah anda selalu dengan sentuhan islami dalam berkomunikasi?

a. Pernah

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

49

Page 50: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaniirrahim.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan penelitian tindakan kelas ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW,

sebagai Nabi dan Rasul terakhir, yang telah membantu umat manusia dalam

keterbukaan.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini atas bantuan dari

berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebut namanya satu persatu, namun telah

banyak membantu penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya.

Penulis sadar pula bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan

baik dalam penulisan maupun dalam penyajian materinya. Hal ini dikarenakan

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis, oleh karena itu

penulis berlapang dada menerima saran dan kritikan membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat, khusunya bagi penulis

dan umumnya bagi mereka yang berkepentingan.

Lemahsugih, Mei 2009

Penulis

50

Page 51: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERPUSTAKAAN

SURAT IZIN PENELITIAN

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Permasalahan .................................................. 1

B Rumusan Masalah .................................................................... 5

C Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D Pentingnya Penelitian ............................................................... 6

E Hipotesis Penelitian ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Komunikasi Orang Tua dalam Pendidikan Agama di keluarga

1. Pengertian dan Indikator Komunikasi ............................... 7

2. Fungsi Komunikasi guru dalam lingkungan sekolah ......... 11

3. Strategi Komunikasi dalam lingkungan sekolah ................ 19

4. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama......................... 25

5. Pendidikan agama di Lingkungan sekolah ........................ 28

B. Ahlak sebagai salah satu tujuan pendidikan agama islam

1. Pengertian ahlak.................................................................. 31

2. Macam macam ahlak........................................................... 32

51

Page 52: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 36

B. Populasi dan Sampel ................................................................. 37

C. Instrumen Penelitian ................................................................. 38

D. Pengumpulan Data dan Analisis Data ...................................... 38

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian .......................................... 41

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

B. Komunikasi Orang Tua dalam Pendidikan agama di Lingkungan

siswa-siswi SMPN 3 Lemahsugih ........................................... 42

C. Bentuk-bentuk Komunikasi Orang Tua dalan Pendidikan Agama

...................................................................................................45

1. Pemberian Latihan dan Pembiasaan .................................. 45

2. Pemberian Keteladanan ..................................................... 49

3. Pemberian Kasih Sayang ................................................... 51

4. Pemberian Bimbingan ........................................................ 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 60

B. Saran ......................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62

LAMPIRAN .................................................................................................. 64

52

Page 53: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1. Sikap Orang Tua Terhadap Anak ........................................................... 42

2. Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak ................................................. 43

3. Waktu Komunikasi Orang Tua Terhadap anak ...................................... 43

4. Perhatian Orang Tua Terhadap anak ....................................................... 43

5. Teguran Orang Tua Terhadap Anak ....................................................... 44

6. Bentuk-bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak ........................ 44

53

Page 54: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERPUSTAKAAN

SURAT IZIN PENELITIAN

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

C. Latar Belakang Permasalahan .................................................. 1

D. Rumusan Masalah .................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

F. Pentingnya Penelitian ............................................................... 6

G. Hipotesis Penelitian ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

C. Komunikasi Orang Tua dalam Pendidikan Agama di keluarga

1. Pengertian dan Indikator Komunikasi ............................... 7

2. Fungsi Komunikasi Orang Tua dalam Keluarga ............... 11

3. Strategi Komunikasi dalam Keluarga ................................ 19

4. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Agama di Keluarga .... 25

5. Pendidikan agama di Lingkungan Keluarga ...................... 28

54

Page 55: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

D. Komunikasi sebagai Salah Satu Tujuan Pendidikan agama

( link )

1. Pengertian komunikasi........................................................ 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 36

F. Populasi dan Sampel ................................................................. 37

G. Instrumen Penelitian ................................................................. 38

H. Pengumpulan Data dan Analisis Data ...................................... 38

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

D. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian .......................................... 41

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

...................................................................................................

E. Komunikasi Orang Tua dalam Pendidikan agama di Lingkungan

sekolah SMPN 3 Lemahsugih .................................................. 42

F. Bentuk-bentuk Komunikasi Orang Tua dalan Pendidikan Agama

...................................................................................................45

1. Pemberian Latihan dan Pembiasaan .................................. 45

2. Pemberian Keteladanan ..................................................... 49

3. Pemberian Kasih Sayang ................................................... 51

4. Pemberian Bimbingan ........................................................ 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan ............................................................................... 60

D. Saran ......................................................................................... 61

55

Page 56: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62

LAMPIRAN .................................................................................................. 64

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1. Sikap Orang Tua Terhadap Anak ........................................................... 42

2. Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak ................................................. 43

3. Waktu Komunikasi Orang Tua Terhadap anak ...................................... 43

4. Perhatian Orang Tua Terhadap anak ....................................................... 43

5. Teguran Orang Tua Terhadap Anak ....................................................... 44

6. Bentuk-bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak ........................

56

Page 57: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMADI LINGKUNGAN SISWA-SISWI DI SMPN 3 LEMAHSUGIH

KEC.LEHAHSUGIH KAB.MAJALENGKA

PENELITIAN TINDAKAN KELASDiajukan sebagai salah satu syarat pengembangan profesi guru

Dan dipergunakan untuk kenaikan pangkat dari Golongan IVa/ ke IVb

57

Page 58: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Oleh :

OI SUNANDI,S.AgNIP.196702221986031004

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKADINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

UPTD SMP NEGERI 3 LEMAHSUGIHAlamat :Jalan Desa Kalapadua Barat Kec.Lemahsugih Kab.Majalengka

Kab.Majalengka Jawa Barat

2009

LEMBAR PENGESAHAN

KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMADI LINGKUNGAN SISWA-SISWI DI SMPN 3 LEMAHSUGIH

KEC.LEHAHSUGIH KAB.MAJALENGKA

PENELITIAN TINDAKAN KELASDiajukan sebagai salah satu syarat pengembangan profesi guruDan dipergunakan untuk kenaikan pangkat dari IVa/ ke IVb/

58

Page 59: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Oleh :

OI SUNANDI,S.AgNIP.196702221986031004

Menyetujui / Mengesahkan

Mengetahui,KepalaUPTD SMPN 3 Lemahsugih

HUMAEDI,S.PdNIP. 196212101987031012

Lemahsugih,Mei 2009Peneliti,

OI SUNANDI,S.AgNIP.196702221986031004

LEMBAR PERPUSTAKAAN

KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMADI LINGKUNGAN SISWA-SISWI DI SMPN 3 LEMAHSUGIH

KEC.LEHAHSUGIH KAB.MAJALENGKA

Oleh :

OI SUNANDI,S.AgNIP.196702221986031004

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

59

Page 60: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Diajukan sebagai salah satu syarat pengembangan profesi guruDan dipergunakan untuk kenaikan pangkat dari IVa/ ke IVb/

Pada tanggal; Mei 2009 Menyetujui / Mengesahkan

Mengetahui,Kepala UPTD SMPN 3 Lemahsugih

HUMAEDI,S.PdNIP. 196212101987031012

Lemahsugih,Mei 2009Pustakawan,

ELI HERLANINGSIH

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKADINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDADAN OLAH RAGA

UPTD SMPN 3 LEMAHSUGIHJl,Raya Lemahsugih No.702 Kec.Lemahsugih Kab.Majalengka

SURAT IZIN PENELITIANNomer :800/034/SMP.01/Disdikbudpora

Yang bertada tangan di bawah ini :

Nama : HUMAEDI,S.Pd

NIP : 196212101987031012

Pang.Gol/ruang : Pembina Tk.I/ IV/b

Jabatan : Kepala SMPN 3 Lemahsugih

Dengan ini memberi izin kepada

Nama : OI SUNANDI,S.Pd

NIP : 196702221986031004

60

Page 61: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

Pang.Gol/Ruang : Pembina / IV/a

Jabatan : Guru Bidang Study PAI

Tugas : Penelitian di SMPN 3 Lemahsugih

Tempat : SMPN 3 Lemahsugih

Kab.Majalengka

Demikian surat izin ini agar dapat dilaksanakan sebagai

manamestinya

Lemahsugih,03 Mei 2009Kepala UPTD SMPN 3 Lemahsugih

HUMAEDI,S.Pd NIP. 196702221986031004

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKADINAS PENDIDIKAN

UPTD SMP NEGERI 3 LEMAHSUGIHAlamat : JL.Desa Kalapadua Kec.lemahsugih Kab.Majalengka

Lemahsugih, 22 Mei 2012 Kepada :Yth .Kementrian Pendidikan dan

kebudayaan Melalui Seketaris Tim Penilai Pusat Di

Jakarta

SURAT PENGANTARNomor :800 / 025/ /SMP.03/Disdik

61

Page 62: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

No URAIAN BANYAKNYA KETERANGAN

1. Usulan Penempatan Angka Kridit

Periode Oktober 2012 ke Gol.IV/b.

a/n. OI SUNANDI,S.Ag

1 (Satu ) Disampaikan dengan hormat agar

menjadi maklum dan untuk

mendapat penyelesaian

sebagaimana mestinya.

Rajagaluh,22 Mei 2012Kepala SMPN 3 Lemahsugih

HUMAEDI,S.PdNIP. 196212101987031012

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KRIDIT(DUPAK)

GURU KELAS-GURU MATA PELAJARAN-GURU PRAKTIK

DARI GOLONGAN IV/a KE GOLONGAN IV/b

NAMA : OI SUNANDI,S.Ag

NIP : 196702221986031004

PANGKAT/GOL. : PEMBINA IV/a

JABATAN : GURU PEMBINA

UNIT KERJA : SMPN 3 LEMAHSUGIH

62

Page 63: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

KEC.LEMAHSUGIH

KAB.MAJALENGKA

JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKADINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 3 LEMAHSUGIHAlamat : Jl.Desa Kalapadu Kec.Lemahsugih

Kab.Majalengka 45465JAWA BARAT

63

Page 64: Ptk SMP Komuniks OI Smp 3

64