7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkecambahan dan Pertumbuhan Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor – faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen dan suhu. Perkecambahan biji terdapat 2 macam, yaitu : a. Perkecambahan Epigeal : hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. b. Perkecambahan Hypogeal : epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tertinggal di dalam tanah. Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yag dilengkapi dengan cadangan makanan. Pada tanaman dikotil misalnya kacang mempunyai dua kotiledon yang membesar. Sumbu embrio bagian bawah kotiledon disebut hipokotil. Bagian terminal (ujungnya) disebut radikula. Sumbru embrio bagian atas kotiledon disebut epikotil dan ujungnya disebut plumula (puncuk embrio) yaitu ujung batang bersama calon-calon (primordium) daun. Embrio yang tumbuh belum memiliki klorofil, sehingga embrio belum dapat membuat makanannya sendiri. Umumnya makanan untuk pertumbuhan embrio berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak semua biji memiliki endosperma biji tumbuhan polong-polongan, misalnya kacang tidak

BAB II & BAB III

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II & BAB III

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkecambahan dan Pertumbuhan

Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan

plumula (calon batang). Faktor – faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah air,

kelembapan, oksigen dan suhu. Perkecambahan biji terdapat 2 macam, yaitu :

a. Perkecambahan Epigeal : hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke

permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.

b. Perkecambahan Hypogeal : epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit

biji dan muncul di atas permukaan tanah sedangkan kotiledon tertinggal di dalam tanah.

Dalam biji terdapat calon individu baru atau embrio yag dilengkapi dengan cadangan

makanan. Pada tanaman dikotil misalnya kacang mempunyai dua kotiledon yang membesar.

Sumbu embrio bagian bawah kotiledon disebut hipokotil. Bagian terminal (ujungnya) disebut

radikula. Sumbru embrio bagian atas kotiledon disebut epikotil dan ujungnya disebut plumula

(puncuk embrio) yaitu ujung batang bersama calon-calon (primordium) daun. Embrio yang

tumbuh belum memiliki klorofil, sehingga embrio belum dapat membuat makanannya sendiri.

Umumnya makanan untuk pertumbuhan embrio berasal dari endosperma. Akan tetapi tidak

semua biji memiliki endosperma biji tumbuhan polong-polongan, misalnya kacang tidak

memiliki endosperma, melainkan cadanga makanannya dari kotiledon. Endospermanya sendiri

sudah habis biji yang demikian disebut biji eksalbuminus. Sedangkan biji yang endospermanya

ada disebut biji albuminus. Tumbuhan monokotil mempunyai satu kotiledon, misalnya pada

Poaceae yaitu jagung kotiledonnya disebut skutelum. Skutelum menyerap nutrient dari

endosperma dan memindahkannya ke bagian embrio selama proses perkecambahannya. Radikula

monokotil diselubungi oleh koleoriza (sarung akar lembaga) dan ujung embrio diselubungi

koleoptil ( sarung pucuk tembaga).

Pertumbuha terdiri dari 2 macam, yaitu :

a. Pertumbuhan primer

Page 2: BAB II & BAB III

Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan

ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan

ujung batang mulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.

b. Pertumbuhan sekunder

Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder.

Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik

kembali. Ciri-ciri meristematik ini adalah mempunyai dinding yang tipis, bervakuola

kecil, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum terspesialisasi. Ketika pertumbuhan

berlangsung secara aktif, sel-sel meristem membelah dan membentuk sel-sel baru. Sel

baru yang terbentuk itu pada awalnya sama tetapi setelah dewasa, sel-sel tadi

berdiferensiasi menjadi jaringan lain.

2.2 Zea mays

Tanaman jagung ( Zea mays) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di Indonesia,

jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Akhir-akhir ini

tanaman jagung semakin tinggi penggunaanya. Tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk

berbagai keperluan contohnya sebagai bahan pengganti nasi, bahan campuran kopi bubuk, pakan

ternak, bahan baku industry farmasi sampai industry tekstil. Jagung mengandung hidrat arang

yang dapat digunakan untuk menggantikan atau mensubstitusi beras.

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tipe akar yaitu akar dan

seminal, akar adventif dan akar udara, seminal tumbuh dari radikma dan embrio. Akar advetif

disebut juga akar tunjang. Akar ini dari buku paling bawah sekitar 4cm dari permukaan tanah.

akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih dari buku terbawah dekat permukaan

tanah. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan muncul tunas

yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi jagung tergantung varietas, umumnya berkisar dari

100-300cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah dau terdiri dari

8-48 helaian dan tergantung varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang

disebut ligula, yang berfungsi mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. Pada

proses tumbuh tanaman jagung dibedakan dalam dua stadia, yaitu :

a. Stadia vegetative

Page 3: BAB II & BAB III

Pada stadia vegetative ini melalui fase kecambah, dilanjutkan dengan fase

pertumbuhan vegetative, akar, batang, daun yang cepat pada akhirnya pertumbuhan

vegetative menjadi lambat sehingga dinamainya stadia generative.

b. Stadia generative

Pada stadia ini dinamai dengan pembentukan primordial. Proses perbungaan yang

mencakup peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan yang terjadi pada

tanaman jagung biasanya dibantu dengan angin, yaitu dengan cara menebarkan

tepung sari kemudia menjatuhkan pada tangkai. Letak bunga jantan dan betina tidak

terletak di satu tempat, bunga jantan pada ujung batang yang sedang berbunga,

sedangkan bunga betina berada dipertengahan batang atau tongkol. Perlu dijaga

kemurnian biji dari varietas yang dibudidayakan dan juga terjadi penyerbukan silang

pada tanaman jagung. Proses penyerbukan, tepung sari tidak harus menempel pada

kepala putik, karena tangkai putik dapat menyebabkan proses penyerbukan tetap

berlangsung. Tangkai putik berupa rambut jagung bila ditempel tepung sari.

Perkembangan dan pertumbuhan serbuk sari terus berlanjut. Proses pertumbuhan

merupakan kelanjutan peristiwa penyerbukan dapat serlangsung selama serbuk sari

menempel pada putik, kemudian saluran-saluran tangkai putik bertemu sel telur.

2.3 Derajat Keasaman (pH)

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau

kebasaan yang dimilki suatu larutan. pH didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion

hydrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hydrogen tidak dapat diukur secara

eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala

absolute. pH bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan

berdasarkan persetujuan intenasional. Kondisi pH yang baik untuk pertumbuhan jagung berkisar

antara 5,5-7,0 dan pH optimalnya 6,8 terutama pada saat berbungan dan pengisian biji.

Page 4: BAB II & BAB III

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian dilakukan selama 10 hari mulai tanggal 4 Oktober 2012 sampai dengan

14 Oktober 2012, yang bertempat di Cempaka Indah Regency.

3.2 Variabel Penelitian

- Variabel bebas : pH air siraman

- Variabel terikat : Pertumbuhan dan biomassa kecambah jagung

- Variabel control : Jenis jagung, medium tanam dan konsentrasi air

3.3 Alat dan Bahan

Alat :

- pH indikator

- Pipet

- Beaker glass

- Wadah plastik

- Kamera

- Timbangan analitik

- Oven

- Alat tulis

Bahan :

- NaOH

- CH3COOH

- Aquades

- Biji jagung

- Kapas

Page 5: BAB II & BAB III

- Kertas label

3.4 Cara Kerja

Membuat larutan dengan pH 3, 5, 7, 9, dan

11.

Merendam biji di

dalam air selama

30 menit.Menyiapkan media tanam.

Menyiram air dengan

pH yang berbeda

sebanyak 5 mL ke

masing-masing media.

Meletakkan

jagung di atas

media tanam.

Menyiram biji/kecam

bah 1 x sehari

selama 10 hari.

Mengamati dan

mencatat pertumbuhan jagung

setiap hari.

Mengukur berat basah

dan berat kering.