INTERAKSI RASULULLAH

DENGAN ‘AISYAH SEBAGAI SUAMI

ISTRIRizal Fuadi, S.Pd.I

PENUH CINTA KASIH ‘Aisyah bercerita, “Aku melihat

Rasulullah berdiri di pintu rumahku pada saat orang-orang Habsyi bermain perang-perangan di dalam masjid. Kemudian Rasulullah menutupiku dengan kain sorbannya agar aku bisa leluasa melihat permainan mereka. Rasulullah rela berdiri untukku, sampai aku puas melihat permainan mereka dan bergegas pergi. Bayangkanlah bahwa waktu itu aku seorang gadis yang masih suka bermain.”

SANTUN DI SAAT MARAHRasulullah : “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya

aku tahu kapan Engkau senang dan kapan Engkau marah kepadaku.”

‘Aisyah : “Bagaimana Engkau bisa tahu?”Rasulullah : “Jika Engkau senang, Engkau

akan berkata, ‘Tidak, demi Tuhan yang mengutus Muhammad’. Sedangkan apabila Engkau marah, Engkau akan berkata, “Tidak, demi Tuhan yang mengutus Ibrahim.”

‘Aisyah : “Memang benar. Tapi, demi Allah, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan dirimu wahai Rasulullah, kecuali namamu saja.”

MAU MENGERTI DAN MEMAAFKAN Tiba-tiba Abu Bakar mendengar suara ‘Aisyah yang nadanya

membentak Rasul. Maka Abu Bakar berkata, “Wahai putri Ummu Ruman! Lancang kamu berani membentak Rasulullah?!”

Kemudian Abu Bakar bergegas menghampiri ‘Aisyah untuk memukul serta memberinya hukuman.

Namun Rasulullah segera menghadang dan berada di tengah-tengah ‘Aisyah dan Abu Bakar.

Tak lama kemudian Abu Bakar keluar. Kemudian Rasulullah meminta dan merayu ‘Aisyah agar tidak

marah lagi seraya berkata, “Bukankah Engkau lihat sendiri aku telah melindungimu darinya?”

Abu Bakar masuk lagi dan kali ini ia telah melihat keduanya yakni Rasulullah dan ‘Aisyah sudah sama-sama tertawa.

Kemudian Abu Bakar pun berkata, “Ajaklah aku turut serta dalam kegembiraan kalian, sebagaimana kalian melibatkanku di saat bertengkar.”

MENGAJAKKU LOMBA LARI DAN AKU PEMENANGNYA‘Aisyah bercerita,

“Suatu hari Rasulullah menantangku lomba lari. Dan aku memenangkannya selama beberapa kali. Kemudian, ketika aku mulai gemuk, Rasulullah kembali mengajakku lomba lari.Dan sekali ini ia berhasil mengalahkanku seraya berkata, ‘Kita telah imbang, ‘Aisyah’.”

MENGGIGIT DI BEKAS GIGITANNYA ‘Aisyah bercerita, “Rasulullah saw

pernah memberiku daging yang ada tulangnya. Kemudian aku menggigit daging-daging yang menempel pada tulang tersebut. Lalu Rasulullah meraihnya dan meletakkan mulutnya di tempat bekas gigitanku pada tulang itu.”

YA ALLAH, KIRIMKAN SEEKOR ULAR UNTUKKUKali ini Rasulullah mengajak ‘Aisyah dan Hafshah dalam sebuah perjalanan. Apabila malam datang, Rasulullah berjalan bersama ‘Aisyah sambil berbincang-bincang.Suatu sore, Hafshah berkata kepada ‘Aisyah, “Bagaimana kalau malam ini kita bertukar unta? Engkau menaiki untaku dan aku menaiki untamu?”‘Aisyah menerima baik tawaran ini sambil bergegas menaiki unta Hafshah.Seperti biasa Rasulullah menghampiri unta ‘Aisyah yang kali ini dinaiki oleh Hafshah. Kemudian beliau mengucapkan salam kepadanya dan segera melanjutkan perjalanan sampai waktu istirahat tiba.‘Aisyah merasa kesepian. Lalu ketika waktu istirahat tiba, ‘Aisyah memasukkan kedua kakinya di antara rerumputan sembari berdoa, “Ya Allah, kirimkanlah seekor ular untuk menggigitku.”Kemudian Rasulullah melihat hal itu dan ’Aisyah tidak dapat menjelaskan apapun kepadanya.

NABI MENCIUM ‘AISYAH Abu Qais bertanya kepada Ummu Salamah,

“Apakah Rasulullah pernah menciummu di saat beliau sedang berpuasa?”

Ummu Salamah menjawab, “Tidak.” Abu Qais berkata lagi, “’Aisyah telah

memberitahu para sahabat kalau Rasulullah pernah menciumnya pada saat beliau sedang berpuasa.”

Ummu Salamah menimpali, “Mungkin Rasulullah tidak kuat menahan rasa cintanya kepada ‘Aisyah. Namun tidak demikian terhadapku.”

KALAU BISA, LEPASKANLAH BOLA MATAMU Bakrah binti ‘Uqbah menemui ‘Aisyah yang

sedang duduk dengan memakai baju bermotif warna kekuning-kuningan. Ia ingin bertanya tentang hukum memakai daun inai (pacar).

Kemudian ‘Aisyah menjawab, “Ia adalah pohon yang berkualitas dan air perasannya adalah suci.”

Bakrah binti ‘Uqbah lalu menanyakan perihal alas kaki.

Kemudian ‘Aisyah menjawab, “Jika Engkau punya suami dan Engkau dapat melepaskan kedua bola matamu untuk menggantinya dengan bola mata yang paling indah, maka lakukanlah.”

REFERENSI

Hasan bin Ahmad Hasan Hamam Ahmad bin Salim Badwilan

1 2