99
RANGKUMAN METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF (Disusun dalam rangka memenuhi tugas II mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif di Universitas Negeri Makassar) Oleh: MUH. ALFIANSYAH 1211041019 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MAKASSAR 2015

Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

1

RANGKUMAN

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

(Disusun dalam rangka memenuhi tugas II mata kuliah

Metodologi Penelitian Kualitatif di Universitas Negeri Makassar)

Oleh:

MUH. ALFIANSYAH

1211041019

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

2

DAFTAR ISI

Ringkasan Buku Metode Penelitian Kualitatif oleh Moleong, L.J ............. 3

Ringkasan Buku Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif oleh

Emzir. .......................................................................................................... 24

Ringkasan Buku Metode Penelitian Kualitatif oleh Gunawan, I. ............... 39

Ringkasan Buku Strategi Melakukan Riset oleh Sarwono,J. ..................... 64

Ringkasan Buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan oleh

Yusuf, N. ..................................................................................................... 79

Page 3: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

3

A. Paradigma Penelitian Kualitatif

1. Dasar Teoritis Penelitian Kualitatif

Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian: suatu pernyataan

sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proporsi yang berasal dari data dan

diuji kembali secara empiris. Banyak pendekatan penelitian mendasarkan diri atas

aliran positivisme yang bersumber dari karya besar Auguste Comte. Aliran ini

memberi tekanan fakta dan penyebab perilaku. Pada dasarnya ada perbedaan

pandangan teoritis di kalangan penelitian kualitatif, namun satu hal yang jelas

ialah mereka tidak mengacu pada postivisme, tetapi lebih mengacu pada

perspektif fenomenologis (Moleng, 1993,8).

Bagian berikut akan dikemukkan pendekatan fenomenologis diikuti

interaksi simbolis, ethnografi dan etnometodologis.

a. Pendekatan fenomenologis

Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti

peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-

situasi tertentu. Fenomenologis tidak berasumsi bahwa peneliti mengathui

arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka. Yang

ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku

orang atau dengan kata lain fenomenologis berusaha memahami subjek

dari segi pandangan mereka sendiri (Moleong, 1993:9-27).

Peneliti kualitatif cenderung berorientasi fenomenologis, namun

sebgaian besar diantaranya tidak radikal, tetapi idealis pandangannya.

Mereka memberi tekanan pada segi subjektif, tetapi mereka tidak perlu

menolak kenyataan adanya “di tempat sana”, artinya mereka tidak perlu

mendesak atau bertentangan dengan pandangan orang yang mampu

menolak tindakan itu (Moleong, 1993:10).

b. Interaksi simbolik

Bersamaan dengan perspektif fenomenologis, pendekatan ini

berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran. Objek,

Page 4: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

4

orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki pengertiannya sendiri,

sebaliknya pengertian itu diberikan untuk mereka (Moleong, 1993:10).

Penafsiran bukanlah tindakan bebas dan bukan pula ditentukan oleh

kekuatan manusia atau bukan. Orang-orang menafsirkan sesuatu dengan

bantuan orang lain seperti orang-orang masa lalu, penulis, keluarga,

pemeran di televisi, dan pribadi-pribadi yang ditemuinya dalam latar

tempat mereka bekerja atau bermain, namun orang lain tidak

melakukannya untuk mereka. Melalui interaksi seseorang membentuk

pengertian (Moleong, 1993:11).

Jadi, interaksi simbolik mendasarkan diri atas pengalaman manusia

yang dipengaruhi dengan penafsiran; segala sesuatu tidak memiliki

pengertian sendiri-sendiri, sedangkan pengertian itu dikenakan padanya

oleh seseorang sehingga dalam hal ini penafsiran menjadi essensial

(Moleong, 1993:27).

c. Ethnografi

Salah satu bidang penelitian yang mempengaruhi perkembangan

metode naturalisrik/ kualitatif adalah ethnografi. Ethnografi bertujuan

untuk mendsekripsi satu kebufayaan, terutama untuk memahami cara

hidup kelompok manusia ditinjau dari segi pandangan anggota-anggotanya

(Nasution, 1992:7).

Nasution (1992:8) mengemukakan bahwa inti ethografi adalah

mencoba memahami makna perbuatan dan kejadian bagi orang yang

bersangkutan menurut kebudayaan dan pandangan mereka. Kebudayaan,

antara lain kelakukan dan artifak atau benda-benda yang dibuat hanya

merupakan semacam permukaan telaga yang dalam yang mengandung

aspek dan pengetahuan kultural yang luas.

d. Etnometodologi

Etnometodologi bukanlah metode yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data, melainkan merujuk pada disiplin ilmu yang

akan diteliti. Etnometodologi adalah studi tentang bagaimana individu

menciptakan dan memahami kehidupan sehari-hari. Seubjek

Page 5: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

5

etnometodologi bukanlah anggota suku-suku terasing, melainkan orang-

orang dalam berbagai macam situasi dalam masyarakat kita.

Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai

melihat, menerangkan dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka

hidup (Moleong,1993:15).

2. Karakteristik Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedaknnya dengan

penelitian jenis lainnya. Dari hasil penelaahan kepustakaan ditemukan sebelas

buah ciri yang diajukan oleh Moleong (1993:4-8) dan enam belas buah ciri yang

diajukan oleh Nasution (1992:9-12). Uraian di bawah ini merupakan hasil

penggabungan dari kedua versi tersebut.

a. Latar alamiah

b. Peneliti sebagai instrumen penelitian

c. Sangat deskriptif

d. Lebih mementingkan proses daripada hasil

e. Mencari makna

f. Adanya batas yang ditentukan oleh fakta

g. Mengutamakan data langsung

h. Triangulasi

i. Menonjolkan rincian kontekstual

j. Subjek yang ditetliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti

k. Menggunakan perspektif emic

l. Verifikasi

m. Sampling yang purposif

n. Menggunakan audit trail

o. Partisipasi tanpa mengganggu

p. Analisis data secara induktif

q. Disain yang bersifat sementara

r. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama

Page 6: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

6

3. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

Tabel 2.1

Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

No. Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif

1.

A. Desain

a. Umum.

b. Fleksibel.

c. Bekembang

d. Tampil dalam proses penelitian.

A. Desain

a. Spesifik.

b. Jelas.

c. Terinci.

d. Ditentukan secara mantap sejak

awal.

e. Menjadi pegangan langkah demi

langkah.

2.

B. Tujuan

a. Memperoleh pemahaman, makna

“verstehen”.

b. Mengembangkan teori.

c. Menggambarkan realitas yang

kompleks.

B. Tujuan

a. Menunjukkan hubungan antar

variabel.

b. Menguji teori.

c. Mencari generalisasi yang

mempunyai nilai prediktif.

3

C. Teknik Penelitian

a. Participant observation.

b. Observasi.

c. Terutama wawancara terbuka.

C. Teknik Penelitian

a. Eksperimen.

b. Survey.

c. Observasi berstruktur.

d. Wawancara berstruktur.

4.

D. Instrumen Penelitian

a. Peneliti sebagai instrumen (human

instrument).

b. Buku catatan.

D. Instrumen Penelitian

a. Tes.

b. Angket.

c. wawancara, skala.

Page 7: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

7

c. tape recorder. d. Komputer, kalkulator.

5.

E. Data

a. Deskriptif.

b. Dokumen pribadi, catatan

lapangan, ucapan responden,

dokumen dan lain-lain.

E. Data

a. Kuantitatif.

b. Hasil pengukuran variabel yang

dioperasionalkan dengan

menggunakan instrumen.

6.

F. Sampel

a. Kecil.

b. Tidak represntatif.

c. Purposif.

F. Sampel

a. Besar.

b. Represntatif.

c. Sedapat mungkin random.

7.

G. Analisis

a. Terus menerus sejak awal sampai

akhir penelitian.

b. Induktif.

c. Mencari pola, model, thema.

G. Analisis

a. Pada tahap akhir setelah

pengumpulan data selesai.

b. Deduktif.

c. Menggunakan statistik.

8.

H. Hubungan dengan Responden

a. Empati.

b. Akrab.

c. Kedudukan sama, setaraf.

d. Jangka lama.

H. Hubungan dengan Responden

a. Berjarak, sering tanpa kontak

langsung.

b. Hubungan antara peneliti-subjek.

c. Jangka pendek.

9.

I. Usulan Desain

a. Singkat.

b. Sedikit tanpa literatur.

c. Pendekatan secara umum

d. Masalah yang diduga relevan.

e. Tidak ada hipotesis.

f. Fokus penelitian sering ditulis

setelah ada data yang dikumpulkan

I. Usulan Desain

a. Luas dan rinci.

b. Banyak literatur yang berhubungan

dengan masalah.

c. Prosedur yang spesifik dan terinci

langkah-langkahnya.

d. Masalah diuraikan dan ditujukan

kepada fokus tertentu.

Page 8: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

8

dari lapangan. e. Hipotesis dirumuskan dengan

jelas.

f. Ditulis terinci dan lengkap

sebelum terjun ke lapangan.

B. Teori dalam Penelitian Kualitatif

Menurut Moleong (1993:58-59) beberapa segi teori diungkapkan sebagai

pokok yang kedua dan diawali dengan usaha menjelaskan pengertian dan fungsi

teori. Karena penelitian kualitatif berakar dari data, maka pengertian teorinya

tidak lain daripada aturan menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi yang

berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah. Fungsi teori adalah untuk

meramalkan dan menjelaskan perilaku, menemukan teori lainnya, digunakan

untuk aplikasi praktis, memberikan perspektif bagi usaha penjaringan data,

membimbing dan menyajikan gaya penelitian. Teori itu dapat diformulasikan

secara deskriptif maupun secara proporsional.

Teori dibedakan atas teori substantif dan teori formal. Teori substantif

disusun untuk keperluan empiris sedangkan teori formal untuk keperluan

pengembangan secara konseptual yang berbeda dalam taraf abstraknya, dan teori

substantif harus terlebih dahulu disusun. Unsur-unsur suatu teori terdiri atas

kategori dan kawasannya, hipotesis kerja, dengan memanfaatkan peranan

integrasi. Penyusunan teori substantif demikian dilakukan dengan memanfaatkan

metode analisis komparatif. Teori formal disusun dengan jalan memanfaatkan

teori substantif, baik untuk yang satu bidang maupun yang bidang ganda. Teori

formal itu terutama bermanfaat untuk menguji teori formal lainnya dan untuk

menganalisis hasil-hasil penelitian. Verifikasi teori yang lazim menguji teori lama

dapat pula dimanfaatkan untuk menguji teori baru yangmuncul dari data

(Moleong, 1993:59).

Pokok terakhir, pertama, berkaitan dengan persoalan generalisasi, yaitu

pada cara konvensional lebih menitikberatkan upaya universalitas bebas konteks

Page 9: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

9

waktu dan tempat yang ternyata memiliki sejumlah kelemahan. Dengan

memanfaatkan kriteria kecocokan kondisi tempat pengalihan maka generalisasi itu

lebih dimungkinkan. Kedua, persoalan kausalitas yang lazim dilakukan dalam

penelitian konvensional ternyata juga mengandung kelemahan-kelemahan

tertentu. Walaupun ada kalanya penelitian kualitatif yang masih ingin

mempertahankan konsep kausalitas lama, konsep itu mungkin perlu ditinjau

kembali dengan memasukkan dua faktor yang saling mempertajam. Terakhir,

dibahas pula persoalan emit-etik. Penelitian kualitatif lebih menitikberatkan diri

pada pendekatan emik daripada etik walaupun dalam pekerjaan penelitian masih

banyak yang berada diantara keduanya (Moleong, 1993:59).

C. Perumusan Masalah dalam Penelitian Kualitatif

4. Pebahasan maslah studi melalui fokus

Menurut Moleong (1993:65) pembatasan masalah merupakan tahap yang

sangat menentukan dalam penelitian kualitatif. walaupun sifatnya masih tentatif.

Di bawah ini diuraikan beberapa kesimpulan penting:

Pertama, suatu penelitian tidak dimulai dari sesuatu yang vakum atau

kosong. Implikasinya, peneliti seyogyanya membatasi masalh studinya dengan

fokus.

Kedua, fokus pada dasarnya adalah malah yang bersumber dari

pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui

kepustakaan ilmiah ataupun kepusatakaan lainnya. Implikasinya, apabila peneliti

merasakan adanya masalah, seyognya ia mendalami kepustakaan yang relevan

sbelum terjun ke lapangan.

Ketiga, tujuan penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang

telah dirumuskan. Implikasinya, masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu,

barulah tujuan penelitian ditetapkan, bukan sebaliknya.

Page 10: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

10

Keempat, fokus atau masalah yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat

diubah sesuai dengan situasi latar penelitian. Implikasinya, peneliti, tidak perlu

kecewa jika masalah atau fokusnya berubah. Dengan kata lain, biasakan diri

peneliti untuk menghadapi perubahan dalam masalah penelitian.

5. Analisis perumusan masalah

Menurut Moleong (1993:65) kriteria analisis perumusan masalah dalam

penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Apakah rumusan masalah tersebut telah menghubungkan dua atau lebih

faktor (definisi masalah)? Jika ya, apakah dirumuskan secara

proporsional ataukah dalam bentuk diskusi atau gabungan keduanya?

b. Apakah rumusan masalah itu dipisahkan dari tujuan penelitian?

c. Apakah urainnya dalam bentuk deskriptif saja atau deskriptif disertai

pertanyaan penelitian, ataukah dalam bentuk pertnyaan penelitian saja?

d. Apakah uraian masalah dipaparkan secara khusus sehingga telah dapat

memenuhi kriteria “inklusi-eksklusi” ataukah masih demikian umumnya

sehingga kriteria itu tidak akan terpenuhi?

6. Prinsip-prinsip perumusan masalah

a. Prinsip yang berkaitan dengan teori dari-dasar

Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan

masalah dalam penelitiannya didasrkan atas upaya menemukan teori dari-

dasar sebagai acuan utama. Dengan hal itu berarti bahwa masalah

sebenarnya terletak dan berada di tengah-tengah kenyataan, atau fakta,

atau fenomena. Jadi, perumusan maslah disini adalah sekadar arahan,

pembimbing atau acuan pada usaha untuk menemukan masalah yang

sebenarnya.

b. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah

Page 11: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

11

Pada dasarnya inti hakikat penelitian kualitatif terletak pada upaya

penemuan dan penyusunan teori baru lebih daris ekadar menguji, atau

mengonfirmasikan, atau verifikasi suatu teori yang sedang berlaku.

c. Prinsip hubungan faktor

Fokus atau masalah merupakan rumusan yang terdiri atas dua atau

lebih faktor yang menghasilkan kebingunan seperti yang telah

didefinisikan di muka. Faktor-faktor itu dapat berupa konsep, peristiwa,

pengalaman, atau fenomena.

d. Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi

Seorang peneliti pasti memiliki orientasi teorinya sendiri.

Barangkali berdasarkan pengetahuan sebelumnya ataupun berdasrkan

pengalaman. Penelitian kualitatif bersifat terbuka, artinya tidak

mengharuskan peneliti menganut suatu orientasi teori tertentu. Peilihan

subjektif peneliti dihormati dan dihargai dalam penelitian kualitatif.

demikian pula apakah penelitian menganut paradigma ilmiah atau

alamiah, terserah pada peneliti untuk menetapkannya walaupun yang

sangat dihendaki ialah bahwa penelitian kualitatif mengacu pada

paradigma alamiah.

e. Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-eksklusi

Peneliti dihadapkan pada beberapa hal berikut: masalah yang

dirumuskan secara jelas dan tegas akan mereupakan alat yang ampuh

untuk memilih daya yang relevan. Mungkin ada data yang menarik,

namun tidak relevan, maka data demikian harus dikeluarkan.

f. Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah

Contoh-contoh perumusan masalah yang telah disajikan ternyata

menwarkan tiga bentuk perumusan masalah yaitu: secara diskusi, yakni

yang disajikan secara desktiptif tanpa pertanyaan-pertanyaan penelitian,

secara proporsional yakni secra langsung menghubungkan faktor-faktor

dalam hubungan logis dan bermakna, dalam hal ini ada yang disajikan

dalam bentuk uraian atau deskriptif dan ada pula yang langsung dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan penulisan dan secara gabungan, yakni

Page 12: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

12

terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi, kemudian ditegaskan lagi

dalam bentuk proporsional.

g. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah

Prinsip posisi menghendaki agar rumusan latar belakang peneliti

didahulukan karena latar belakanglah yang memberikan ancang-ancang

dan alasan diadakannya penelitian. Prinsip lainnya ialah hendaknya

rumusan masalah disusun terlebih dahulu, baru tujuan penelitian karena

tujuan penelitian pada dasarnya akan berusaha memecahkan dan

menjawab pertanyaan pada masalah penelitian.

h. Prinsip yang berkaitan dengan hasil kajian kepustakaan

Peneliti baru atau peneliti yang belum berpengalaman sewaktu

mengadakan penelitian tampaknya cenderung mengabaikan kajian

kepustakaan dalam perumusan masalah. Pada dasarnya perumusan

masalah itu tidak dapat dipisahkan dari hasil kajian kepustakaan yang

berkaitan. Hal tersebut diperlukan untuk lebih mempertajam rumusan

masalah itu sendiri walaupun masalah yangs esungguhnya bersumber dari

data itu sendiri.

i. Prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa

Perumusan masalah dilakukan pada waktu mengajukan usulan

penelitian dan diulangi kembali pada waktu menulis laporan karena

rumusan masalah merupakan salah satu unsur penelitian yang tidak dapat

dipisahkan dari unsur-unsur lainnya. Rumusan masalah juga disajikan

sebagai bagian tak terpisahkan dari unsur lainnya pada waktu peneliti

mempublikasikan hasil penemuannya di majalah-majalah ilmiah.

D. Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif

1. Tahap Pralapangan

Ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini

ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian

lapangan. Kegiatan dan pertimbangan tersebut diuraikan berikut ini:

Page 13: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

13

a. Menyusun rancangan penelitian

Rancangan suatu penelitian kualitatif paling tidak berisi: latar

belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, kajian kepustakaan

yang menghasilkan pokok-pokok kesesuaian paradigma dengan fokus,

pemilihan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, dan

sebagainya.

b. Memilih lapangan penelitian

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan

penelitian ialah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif,

pergilah dan jajakilah lapangan untuk melihat apakah terdapat

keseseuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan.

c. Mengurus perizinan

Pertama-tama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja

yang berkuasa dan berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan

penelitian. Tentu saja peneliti jangan mengabaikan izin meninggalkan

tugas yang pertama-tama perlu dimintakan dari atasan peneliti sedniri.

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.

Tahap ini belum sampai pada tahap yang menyingkapkan

bagaimana peneliti masuk lapangan dalam arti mulai mengumpulkan data

yang sebenarnya. Jadi, tahap ini barulah merupakan orientasi lapangan,

namun dalam hal-hal tertentu telah menilai keadaan lapangan.

e. Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus

mampu mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia

berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun

hanya bersifat informal.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Peneliti hendaknya menyiapkan tidak hanya perlengkapan fisik,

tetapi segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan. Sebelum

Page 14: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

14

penelitian dimulai, peneliti memerlukan izin mengadakan penelitian,

kontak dengan daerah yang menjadi latar penelitian melalui surat.

g. Persoalan etika penelitian

Salah satu ciri utama penelitian kualitatif ialah orang sebagai alat

yang mengumpulkan data. Hal itu dilakukan dalam pengamatan

berperanserta, waancara-mendalam, pengumpulan dokumen, foto dan

sebgainya. Seluruh metode itu pada dasarnya menyangkut hubungan

peneliti dengan orang atau subjek penelitian. Peneliti akan berhubungan

dengan orang-orang baik secara perseorang maupun secara kelompok

atau masyarakat.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Memahami latar penelitian dan persiapan diri

a. Pembatasan latar dan peneliti

Peneliti hendaknya mengenal adanya latar terbuka dan latar

tertutup. Disamping itu, peneliti hendaknya tahu menempatkan diri,

apakah sebagai peneliti yang dikenal atau yang tidak dikenal.

b. Penampilan

Dalam hal ini penampilan yang dimaksud adalah peneliti itu

sendiri. Peneliti hendaknya menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan,

adat, tata cara dan kultur latar penelitian.

c. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

Jika peneliti memanfaatkan pengamatan berperanserta, maka

hendaknya hubungan akrab antara subjek dan peneliti dapat dibina.

Dengan demikian peneliti dengan subjek penelitian dapat bekerja sama

dan saling bertukar informasi.

d. Jurnal waktu studi

Pembatasan waktu pada dasarnya tidak ada rumus yang dapat

digunakan secara pasti. Untuk itu peneliti sendirilah yang perlu

menentukan pembagian waktu agar waktu di lapangan dimanfaatkan

seefisien dan seefektif mungkin.

Page 15: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

15

Memasuki lapangan

a. Keakraban hubungan

Keakraban pergaulan dengan subjek perlu dipelihara selam-

lamaanya bahkan sampai sesudah tahap pengumpulan data. Jangan

sampa terjadi seorang subjek dalam hubungan keakraban itu merasa

dirugikan.

b. Mepelajari bahasa

Peneliti perlu dianjurkan agar mempunyai buku catatan khusus. Ia

hendaknya secepatnya mencatat dan menanyakan makna tertentu dari

yang didengarnya jika pada saat itu peneliti tidak mengerti.

c. Peranan peneliti

Besarnya peranan: sewaktu berada pada penelitian, mau tidak mau

peneliti akan terjun kedalamnya dan akan ikut berperanserta di dalamnya.

Hal tersebut pada dasarnya bergantung pada faktor tempat penelitian dan

peneliti itu sendiri. Dari segi tempat penelitian peranserta seorang

peneliti berada dari satu tempat ke tempat lainnya.

Berperanserta sambil mengumpulkan data

a. Pengarahan batas studi

Pada waktu menyusun usulan penelitian, batas studi telah

ditetapkan bersama masalah dan tujuan penelitian. Jadwal penelitian

hendaknya telah disusun pula secara berhati-hati walaupun luwes karena

situasi lapangan yang sukar diramalkan.

b. Mecatat data

Uraian sejauh ini masih menitik beratkan pada cara pengumpulan

data melalui pengamatan berperanserta dan wawancara. Bagi peneliti

jelas bahwa dalam mengumpulkan data ia jangan melupakan bentuk data

lainnya seperti dokumen, laporan, gambar dan foto.

c. Anlisis di lapangan

Penelitian kualitatif mengenal adanya analisis data di lapangan

walaupun analisis data secara intensif barulah dilakukan sesudah

berakhirnya pengumpulan data.

Page 16: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

16

3. Tahap analisis data

Konsep analisis data juga dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing

oleh usaha untuk menemukan tema dan hipotesis. Sejumlah petunjuk analisis data

diberikan sebagai pegangan peneliti. Tiga pokok persoalan dalam analisis data

adalah sebagai berikut:

a. Menemukan tema dan merumuskan hipotesis

b. Konsep dasar analisis data, petunjuknya adalah:

Bacalah dengan teliti catatan lapangan anda.

Berikan kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu.

Susunlah menurut tipologi

Bacalah kepustakaan yang ada kaitannya dengan masalah dan latar

penelitian.

c. Menganalisis berdasarkan hipotesis

Penelitian kualitatif mengenal adanya analisis data di lapangan

walaupun analisis data secara intensif barulah dilakukan sesudah

berakhirnya pengumpulan data.

E. Teknik Penelitian Kualitatif

Teknik penelitian sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian

kualitatif dapat dibagi ke dalam tujuh persoalan.

Pertama, persoalan sumber dan jenis data yang terdiri dari kata-kata dan

tindakan, sumber tertulis, foto, dan data statistik. Selain itu masih ada sumber data

yang tidak dipersoalkan di sini seperti yang bersifat nonverbal. Sumber data

statistik juga dimasukkan sebagai sumber data tambahan guna melengkapi data

utama yang dikumpulkan, misalnya mengenai data demografi.

Pokok persoalan kedua yang dibahas ialah peranan manusia sebagai

instrumen. Hal itu merupakan salah satu ciri utama penelitian kualitatif, yaitu

manusia sangat berperan dalam keseluruhan proses penelitian, termasuk dalam

Page 17: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

17

pengumpulan data, bahkan peneliti itu sendirilah instrumennya. Hal itu tampak

dalam teknik pengamatan berperanserta, peneliti bertindak sebagai peneliti, tetapi

ia harus menjadi anggota diantara sekelompok anggota lembaga sosial tertentu.

Untuk melaksanakan peran itu diberikan petunjuk tentang tata caranya. Ciri-ciri

manusia sebagai instrumen ialah ia harus responsif, dapat menyesuaikan diri,

menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, memproses

data secepatnya, memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan

mengikhtisarkan, dan mencari respon yang tidak lazim.

Bagian ketiga membahas pokok persoalan pengamatan. Pengamatan

merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting. Pengamatan itu

digunakan karena berbagai alasan. Ternyata ada beberapa tipologi pengamatan.

Terlepas dari jenis pengamatan tersebut dapatlah dikaitkan bahwa pengamatan itu

terbatas dan hal itu bergantung pada jenis dan variasi pendekatan pengamatan

yang diperankan oleh peneliti. Dijelaskan pula bagaimana mengadakan penulisan

dan pembuatan catatan lapanga. Bagaimanapun pada pengamatan sebagai teknik

penelitian tenyata terdapat kelemahan-kelemahan, antara lainkesukaran mecatat

sewaktu mengamati dan pengamat cenderung tidak sistematis dalam melakukan

pengamatan.

Teknik penelitian penting lainnya ialah wawancara yang diuraikan dari

segi pengertian dan macam-macamnya, bentuk-bentuk pertanyaan, penata urutan

pertanyaan, perencanaan wawancara, dan pelaksanaan serta kegiatan sesudah

wawancara. Pada pelaksanaan antara lain dipersoalkan strategi dan taktik

berwawancara serta pencatatan data wawancara.

Salah satu kunci pokok pelaksanaan penelitian kualitatif terletak pada

bagaimana cara seorang peneliti mencatat data dalam catatan lapangan. Pengertian

dan kegunaan catatan lapangan, bentuk dan model, isi dan proses pemaketan

dikemukakan dalam rangka menguraikan catatan lapangan tersebut. pembaca

hendaknya mempelajari dan menguasai tata cara pembuatan catatan lapangan itu

agar penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 18: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

18

Di samping kedua teknik pokok tersebut di atas, penggunaan dokumen,

apakah dokumen resmi ataukah dokumen pribadi, merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan begitu saja. Dari segi teknik pemanfaatan dokumen dikemukakan

pengertian dan kegunaan dokumen pribadi, dokumen resmi dan teknik

mempelajari dokumen melalui kajian isi suatu dokumen.

Bagian terakhir mempersoalkan sampling dan suatu kajian. Pengetian dan

tujuan sampling berbeda dengan penelitian kuantitatif. Yang dapat digunakan

ialah sampling bertujuan yang diuraikan bersama ciri-cirinya. Disamping itu,

dikemukakan pula satuan kajian dari segi maksud dan tujuannya.

F. Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan data Penelitian Kualitatif

1. Kriteria Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trutworthiness) data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkn atas sejumlah kriteria

tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan

(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan

kepastian (confirmability).

Penerapan kriterium derajat kepercayaan padadasarnya menggantikan

konsep validitas internal dari kuantitatif. Kriteria ini berfungsi: pertama

melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan

penemuannya dapat dicapai; kedua mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-

hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang

sedang diteliti.

2. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Kriteria Teknik pemeriksaan

Kredibilitas

1. Perpanjang keikutsertaan

2. Ketekunan pengamatan

3. Triangulasi

Page 19: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

19

4. Pengecekan sejawat

5. Kecukupan refensial

6. Kajian kasus negatif

7. Pengecekan anggota

Keterangan Uraian rinci

Kebergantungan Audit kebergantungan

Kepastian Audit kepastian

a. Perpanjangan keikutsertaan

Sebagaimana talah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif

adalah instrumen itu sendiri. Keikut sertaan peneliti sangat menentukan

dalam pengumpulan data. Keikut sertaan tersebut tidak hanya dilakukan

dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikut sertaan

peneliti pada latar penelitian.

b. Ketekunan pengamatan

Kekurang tekunan pengamatan terletak pada pengamatan terhadap

pokok persoalan yang dilakukan secara awal. Hal itu mungkin dapat

disebabkan oleh tekanan subjek atau sponsor atau barang kali juga karena

ketidak toleransian subjek, atau sebaliknya peneliti terlalu cepat

mengarahkan fokus penelitiannya walaupun tampaknya belum patut

dilakukan demikian. Persoalan itu bisa terjadi pada situasi ketika subjek

berdusta, menipu, berpura-pura, sedangkan peneliti sudah sejak awal

mengarahkan fokusnya, padahal barang kali belum waktunya berbuat

demikian.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi

yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Denzin dalam (Moleong:1993:178) membedakan empat macam triangulasi

Page 20: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

20

sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyidik, dan teori.

d. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-

rekan sejawat.

e. Analisis kasus negatif

Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan

contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan

informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan

pembanding. Dalam suatu latihan kepemimpinan perusahaan, sebagaian

peserta berhasil dengan baik dan telah menduduki kedudukan yang baik.

Peserta yang tidak menyelesaikan program dan meninggalkan latihan

sebelum waktunya diambil sebagai kasus untuk meneliti kekurangan

program latihan tersebut. kasus negatif demikian sebagai kasus negatif

untuk menjelaskan hipotesis alternatif sebagai upaya meningkatkan

argumentasi penemuan.

f. Kecukupan referensial

Konsep kecukupan referensial ini mula-mula diusulkan oleh eisner

dalam (Moleong, 1993:181) sebagai alat untuk menampung dan

menyelesaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi, film atau

video tape, misalnya dapat digunakan sebagai alat perekam yang pada saat

senggang dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh

dengan kritik yang telah terkumpul. Jadi, bahan-bahan yang tercatat atau

terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji sewaktu

diadakan analisis dan penafsiran data.

g. Pengecekan anggota

Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan

data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang di cek

dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran,

dan kesimpulan.

Page 21: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

21

G. Analisis dan Penafsiran data

1. Pemrosesan satuan (unityzing)

Uraian tentang pemrosesan satuan ini terdiri atas tipologi satuan dan

penyusunan satua seperti berikut:

a. Tipologi satuan

Satuan atau unit ini adalah satua suatu latar sosial. Pada dasarnya

satuan itu merupakan alat untuk menghaluskan pencatatan data. Menurut

Lovland and Lovland (Moleong: 1993:190), satuan kehidupan sosial

merupakan kebulatan dimana seseorang mengajukan pertanyaan.

Pendekatan ini menuntut adanya analiss kategori verbal yang

digunakan oleh subjek untuk merinci kompleksitas kenyataan kedalam

bagian-bagian. Pada setiap penelitian ada kemungkinan akan ada kosa kata

khusus yang digunakan para subjek untuk membedakan setiap jenis

kegiatan, membedakan para peserta, gaya berperan serta yang berbeda, dan

lain-lain. Tipologi asli ini merupakan kunci bagi peneliti untuk

memberikan nama sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan, disarankan,

dan dihayati oleh para subjek dan dihendaki oleh latar penelitian.

b. Penyususnan satuan

Satuan itu tidak lain adalah bagian terkecil yang mengandung makna

yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain.

Menurut Lincholn dan Guba (dalam Moleong 1993:192), karakteristiknya

ada dua, yaitu: pertama, satua itu harus “heuristik” artinya pengaruh pada

satu pengertian atau satu tindakan yang diperlukan oleh peneliti atau akan

dilakukannya, dan satuan itu hendaknya juga menarik. Kedua, satuan itu

hendaknya merupakan “sepotong” infomrasi terkecil yang dapat berdiris

sendiri artinya satuan itu harus dapat ditafsirkan tanpa informasi tambahan

selain pengertian umum dalam konteks latar penelitian.

2. Kategorisasi

Page 22: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

22

a. Fungsi dan prinsip kategorisasi

Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain

adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas

dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Selanjutnya Lincoln

dan Guba (dalam Moleong 1993:193) menguraikan tugas pokok

kategorisasi yaitu: (1) mengelompokkan kartu-kartu yang telah dibuat

kedalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan. (2) merumuskan

aturan yang menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat

digunakan untuk menetapkan inklusi setiap kartu pada kategori dan juga

sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data. (3) menjaga agar setiap

kategori yang telah disusun satu dengan lainnya mengikuti prinsip taat

asas.

b. Langkah-langkah kategorisasi

Metode yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode

analisis komperatif yang langkah-langkahnya dijabarkan sebagai berikut:

Pilihlah kartu pertama diantara yang telah disusun pada penyusunan

satuan, bacalah kartu itu dan catatlah isinya.

Pilihlah kartu kedua baca dan catat pula isinya lalu buat keputusan atas

dasar pengetahuan anda atau dasar intuisi anda apakah kartu kedua ini

tampak sama atau dirasakan sama dengan kartu pertama.

Lanjutkanlah dengan kartu-kartu berikutnya. Untuk setiap kartu

tetapkan apakah kartu itu tampak atau dirasakan sama dengan kartu-

kartu telah ditempatkan di dalam kategori yang “mantap” ataukah

kartu itu mewakili kategori baru.

Sesudah beberapa kartu diproses, analisis akan merasakan bahwa ada

satu kartu baru yang tidak cocok untuk di tempatkan pada kartu-kartu

yang telah di tempatkan pada kategori sebelumnya ataupun tidak

cocok untuk menyusun kategori baru.

Ambil kartu-kartu yang telah terkumpul di dalam kategori dengan

ukuran yang kritis lalu susunlah kemudian kategori itu diberi nama

atau judul.

Page 23: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

23

Lanjutkan dengan mengikuti langkah ketiga, keempat dan kelima. jika

ada kategori yang mendekati ukuran kritis sampai seluruh kartu telah

dapat diselesaikan.

Apabila tumpukan kartu satuan sudah selesai diproses, keseluruhan

perangkat harus ditelaah lagi.

Kategori yang masih memerlukan data lainnya dapat dilakukan dengan

mengikuti strategi sebagai berikut: perluasan, penaikan, pengapungan.

Pada akhirnya peneliti akan memerlukan jalan lain bagi aturan yang

telah ditetapkan yang membimbingnya untuk “menghentika

pengumpulan dan pemrosesan” keputusan.

Terakhir, analisis harus menelaah sekali lagi seluruh kategori agar

jangan sampai ada yang terlupakan.

c. Penafsiran data

Penafsiran data dijabarkan ke dalam:

Tujuan.

Prosedur umum.

Peran hubungan kunci.

Peranan interogasi data.

Langkah-langkah penafsiran data dengan menggunakan metode analis

koperatif.

REFERENSI

Moleong, L. J. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja

Rosdakarya

Page 24: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

24

ETNOGRAFI

A. Pengertian Etnografi

Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna

sosioliogi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultur.

Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan penelitiannya pada masyarakat

(tidak selalu secara geografis, juga memperhatikan pekerjaan, pengangguran,

dan masyarakat lainnya), pemilihan informasi yang mengetahui dan memiliki

suatu pandangan/pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat.

Etnografi adalah suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini

sangat percaya pada ketertutupan, pengalaman pribadi, dan partisipasi yang

mungkin, tidak hanya pengamatan, oleh para peneliti yang terlatih dalam seni

etnografi. Para etnografi ini sering bekerja dalam tim multidisipliner. Titik

fokus etnografi dapat meliputi studi intensif budaya dan bahasa, studi intensif

suatu bidang atau domain tunggal, serta gabungan metode historis, observasi

dan wawancara. Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga macam

pengumpulan data: wawancara, observasi dan dokumen. Ini pada gilirannya

menghasilkan tiga jenis data: kutipan, uraian dan kutipan dokumen,

menghasilkan dalam suatu produk: uraian naratif. Uraian naratif ini sering

meliputi tabel, diagram dan artefak tambahan yang membantu penceritaan.

Metode etnografi merupakan sarana pencabangan poin-poin pandangan

lokal, “data pengetahuan” keluarga dan masyarakat, sarana pengidentifikasian

kategori pengalaman manusia yang bermakna dari pengalaman manusia yang

bermakna dari pengalaman manusia yang tertutup dan pribadi.

B. Konsep Kunci dan Peristilahan

Metode Etnografi (etnographic method) mulai dengan pemilihan tentang

suatu budaya, tinjauan kepustakaan berkaitan dengan kebudayaan, dan

identifikasi variabel yang menarik biasanya variabel yang dilihat

berarti/bermakna objek oelah anggota kebudayaan tersebut.

Analisis data dan pengembangan teori dilakukan pada akhir penelitian,

memikirkan teori-teori mungkin penting dari penyelaman kultural dan

Page 25: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

25

artikulasi teori oleh anggota budaya tersebut. walaupun demikian, peneliti

etnografi berusaha menghindari prasangka teoritis dan menggantinya dengan

induksi teori dari pandangan anggota budaya dan dari observasi.

Metode etnografi bervariasi dan banyak penelitian etnografi

mempertahankan penggunaan desain observasi terstruktur. Dengan cara ini

seseorang dapat menandai perilaku yang diobservasi atau artifacts kultural

untuk berbagai tujuan analisis statistik di kemudian hari. Pengodean dan

analisi stastik berikitunya dilakukan dalam Hudson(1999). Lihat juga Denzim

dan Lincoln.

C. Asumsi-asumsi

Beberapa asumsi-asumsi yang menjadi dasar penelitian etnografi adalah

sebagai berikut.

Etnografi mengansumsikan kepentingan penelitian yang prinsip terutama

dipengaruhi oleh pemahaman kultural masyarakat. Metodologi secara

sungguh-sungguh menjamin bahwa pemahaman kultural umum akan

diidentifikasi untuk kepentingan peneliti di tangan.

Etnografi mengsumsikan suatu kemampuan mengindentifikasikasi

masyarakata yang relevan dari kepantingan. Dalam banyak latar, ini

mungkin menjadi sulit. Masyarakat, organisasi formal, kelompok

nonformal dan persepsin tingkat lokal semuanya mungkin memainkan

peran dalam subjek yang diteliti.

Etnografi mengasumsikan peneliti mampu memahami kelebihan kultural

dari masyarakat yang diteliti,menguasai bahasa atau jargon teknis dari

kebudayaan tersebut dan memiliki temuan yang didasarkan pada

pengetahuan komprenhensif dari budaya tersebut.

Sementara tidak inheren bagi metode, penelitian etnografi lintas budaya

yang menghindari risiko asumsi yang keliru bahwa pengukuran yang ada

memiliki makna yang sama lintas budaya

Page 26: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

26

D. Prinsip-prinsip Metode Penelitian Etnografi

Ada 3 prinsip dapat dirangkum di bawah judul naturalisme, pemahaman, dan

penemuan.

1. Naturalisme merupakan pandangan bahwa tujuan penelitian sosial adalah

muncul secara alami, dan bahwa hanya dapat diperoleh melalui kontak

langsung dengannya, bukan melalui inferensi dari apa yang dilakukan

orang dalam lakukan ani adalah alasan bahwa ahli etnografi melakukan

penelitian mereka dalam latar “alami”, latar yang ada kebebbasan proses

penellitian, bukan dalam latar yang secara spesifik dibuat untuk tujuan

penelitian.

2. Pemahaman. Yang sentral di sini adalah alasan bahwa tindakan manusia

berbeda dari perilaku objek fisik, bahkan dari mahluk lainnya: tindakan

tersebut tidak ahanya berisi tanggapan stimulus, tetapi meliputi interpretasi

terhadap stimulus dan konstruksi tanggapan.

3. Penemuan. Corak lain dari pemikiran etnografi adalah konsepsi proses

penelitian sebagai induktif atau berdasarkan temuan,daripada dibatasi pada

pengujian hipotesis secara eksplisit.

E. Etnografi sebagai Metode

Dalam terminologi metode, secara umum, istilah “etnografi” mengacu

pada penelitian sosial yamg memiliki karakteristik berikut.

1. Perilaku manusia dikaji dalam konteks sehri-hari, bukan di bawah kondisi

eksperimental yang diciptakan oleh peneliti.

2. Data dikumpulkan dari suatu rentangan sumber, tetapi observasi dan

percakapan yang relatif informal biasanya lebih diutamakan.

3. Pendekatan untuk pengumpulan data tidak terstruktur dalam arti tidak

melibatkan penggunaan suatu set rencana terperinci yang disusun

sebelumnya, juga tidak menggunakan kategori yang telah ditetapkan

sebelumnya untuk penginterpretasikan apa yang dikatakan atau dilakukan

orang.

Page 27: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

27

4. Fokus penelitian biasanya merupakan suatu latar tunggal atau kelompok

dari skala yang relatif kecil.

5. Analis data melibatkan interpretasi arti dan fungsi tindakan manusia dan

sebagian besar mengalami format deskripsi verbal dan penjelasan, dengan

kualifikasi dan analisis staistik yang kebanyakan memainkan peran

subordinat.

F. Prosedur Penelitian Etnografi

Peneliti etnografi secara umum mempunyai kesamaan dengan seseorang

penjelajah yang mencoba memetakan suatu wilayah hutan belantara.

Penjelajah memulai dengan suatu masalah umum, mengidentifikasi ciri-ciri

utama dari wilayah tersebut. peneliti etnografi ingin mendeskripsikan wilayah

kultural. Kemudian penjelajah mulai mengumpulkan informasi, menapak

berjalan pertama satu arah.

Prosedur penelitiannya sebagai berikut:

1. Urutan Linear dalam Penelitian Ilmu Sosial

2. Semua detail dari penelitian mereka tidak perlu dipertimbangkan untuk

mengikuti urutan linear dari aktivitas ringkasan berikut.

Tahap pertama : merumuskan suatu masalah penelitian.

Tahap kedua : merumuskan hipotesis.

Tahap ketiga : membuat defenisis operasional.

Tahap keempat : merancang instrumen penelitian.

Tahap kelima : mengumpulkan data.

Tahap keenam : menganalisis data.

Tahap ketujuh : menggambarkan kesimpulan.

Tahap kedelapan : melaporkan hasil.

G. Siklus Penelitian Etnografi

Menurut spradley (1980: 22-35) prosedur penelitian etnografi bersifat

siklus, bukan bersifar urutan linear dalam penelitian ilmo sosial. Prosedur

Page 28: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

28

siklus penelitian etnografi mencakup enam langkah: pemilihan suatu proyek

etnografi

1. pengajuan pertanyaan etnografi

2. Pengumpulan data etnografi

3. pembuatan suatu rekaman etnografi

4. analisis data etnografi

5. penulisan sebuah etnografi

H. Petunjuk umum Pekerjaan lapangan

Berikut adalah beberapa petunjuk umum untuk melaksanakan pekerjaan

lapangan:

1. Pengambilan catatan lapangan bersifat deskriptif.

2. Kumpulan suatu variasi informasi dari perspektif-perspektif yang berbeda.

3. Validasi silang triangulasi oleh pengumpulan jienis berbeda dari data.

4. Gunakan kutipan

5. Pilih informasi kunci secara bijak dan gunakan mereka secara hati-hatu.

6. Sadari dan peka terhadap tahap yang berbeda dari pekerjaan lapangan.

7. Terlibat sedapat mungkin dalam pengalaman latar yang diobservasi sambil

memelihara suatu perpektif analitis yang mendasar dalam tujuan pekerjaan

lapangan.

8. Pisahkan dengan jelas deskripsi interpretasi dan keputusan.

9. Persiapkan umpan balik formatif sebagi bagian dari proses vertifikasi

pekerjaan lapangan.

10. Masukkan dalam catatan lapngan Anda laporan dari pengalaman dan

sebagainya.

I. Petunjuk Ringkas untuk Wawancara

Situasi evaluasi tetentu, keperluan dari orangyang diwawancarai, dan

gaya personal pewawancara semuanya secara bersama-sama menciptakan

situasi yang unik setiap wawancara. Di tempat itu tantangan dari wawancara

Page 29: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

29

mendalam: kamampuan merespons secara situasional dan kepkaan untuk

mendapatkan data sebaik mungkin.

J. Dokumen Lokasi

Di samping observasi partisipasi dan wawancara, para peneliti etnografi

dapat juga menggunakan berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan

terarah.apabila tersedia, dokumen-dokumen ini dapat menambah pemahaman

atau informasi untuk penelitian.Dokumen-dokumen yang mungkin tersedia

mencakup: budget, iklan, kerja, deskripsi kerja, laporan tahunan, dan

sebagainya.

K. Analisis, Interpretasi, dan Pelaporan Temuan

Proses analisis dan interpretasi melibatkan pengujian disiplin

(disciplined examination), pemahaman kreatif (creative insight), perhatian

cermat (caeful attention) pada tujuan studi penelitian. Proses analisis dimulai

dengan assembling/perakitan materi-materi mentah dan pengambilan suatu

injauan mendalam atau gambaran total dari proses keseluruhan.

L. Deskripsi

Tujuan deskripsi ini adalah untuk membantu pembaca mengetahui apa

yang terjadi di lingkungan di bawah pengamatan, seperti apa pandangan

partisispasi yang berada di latar penelitian, dan seperi apa peristiwa atau

aktivitas di latar penelitian. Deskripsi diseimbangkan oleh analisis dan

interpretasi. Deskripsi yang tidak berkesudahan akan menjadi campur aduk

sendiri. Tujuan analisis adalah untuk mengorganisasikan deskripsi dengan

cara membuatnya dapat dikendalikan.

M. Penerapan Penelitian Etnografi dalam Bidang Pengajaran Bahasa

Menurut Johnson terdapat dua fokus umum studi etnografi yang secara

khusus relevan dengan bidang pemerolehan dan pengajaran bahasa (kedua),

yaitu etnografi pendidikan dan etnografi komunikasi (Johnson,2000: 132-133)

Page 30: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

30

N. Contoh Penelitian Etnografi dalam Pengajaran Bahasa

Salah satu penelitian etnografi yang akan dibahassebagai contoh adalah

penelitian Syamsi setiadi dalam bidang Pendidikan Bahasa (2003): Tesis S2,

PPs UNJ yang dimuat dalam jurnal Felolinhua, Agustus 2004 Tahun 12,

Nomor 2

Judul penelitian : “pengembangan Pembelajaran Bahasa Arab

Komunikatif dan Faktor-faktor yang Memengaruhi”.

- Konteks penelitian

- Fokus penelitian

- Masalah penelitian

- Acuan Teoritik

- Metode penelitian

- Hasil penelitian

O. Contoh Lain Penelitian Etnografi

Salah satu penelitian etnografi lainnya yang akan dibahas sebagai contoh

adalah penelitian Nurudin dalam bidang menajemen pendidikan (2006):

Judul : Kepemimpinan Kyai dalam mengelola Pondok Pesantren (Studi

Kualitatif pada Pondok Pesantren Al Ishlah Bobos Cirebon Jawa

barat, 2006).

- Latar belakang

- Perumusan masalah

- Acuan teoritik

- Metode penelitian

- Temuan penelitian

GROUNDED THEORY ATAU TEORI DASAR

A. Pengertian Grounded theory atau teori dasar

Pendekatan grounded theory, suatu cara yang dikembangkan oleh

strauss, terdiri atas serangkaian tahap yang dilakukan secara cermat yang

Page 31: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

31

dianggap memberi jaminan suatu teori yang baik sebagai hasil. Strauss

menyatakan bahwa kualitas suatu teori dapat dievaluasi dengan proses dimana

teori tersebut dibangun.

Strauss dan Corbin (dalam Emzir,2014:191) mengemukakan bahwa teori

dasar adalah suatu teori secara induktif diperoleh dari pengkajian fenomena

yang mewakilinya. Teori tersebut ditemukan, dikembangkan, dan untuk

sementara waktu dibuktikan melalui pengumpulan data yang sistematis,

analisis data yang menyinggung fenomena tersebut.

B. Grounded theory sebagai metode ilmiah

Dalam memutuskan hubungan dengan kekolotan (ortodoks)

metodologis, graounded theory telah dipeRlakukan dengan sejumlah

pertimbangan kritis yang pantas, yang secara sedeRhana atau dasra bahwa

isyarat pendekatan tersebut secara sederhana dapat dikembalikan kepada

abduktivisme “Beconian”.

Sementara ini suatu label yang diperluas, yang dapat melayani tujuan

yang bermanfaat dalam mengusulkan bahwa teori dari metode ilmiah secara

sentral berurusan dengan penurunan teori-teori secara abduktif dan penilaian

dalam kaitannya dengan apa yang disebut ahli filsafat bahwa inferensi adalah

penjelasan terbaik.

C. Prinsip-prinsip metodologi Graunded Theory

Haig (2004: 1-5) mengemukakan beberapa prinsip Grounded Theory

sebagai metode ilmiah sebagai berikut.

1. Perumusan masalah

Sesuai dengan teori AEI tentang metode ilmiah, pemilihan dan

perumusan masalah merupakan pusat terpenting dari penelitian ilmiah.

Suatu fakta bahwa dengan mengadopsi penetapan mungkin dilakukan, dan

pada saat yang sama menyediakan bimbingan untuk melakukan penelitian.

2. Deteksi fenomena

Page 32: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

32

Fenomena stabil secara relatif, ciri umum yang muncul dari dunia

yang kita lihat untuk dijelaskan. Yang lebih menarik, “keteraturan penting

yang dapat diadakan” ini kadang-kadang dibentuk efek.

3. Penurunan teori (Theory Generation)

Akhirnya, penting untuk dicatat bahwa walaupun abduksi tidak

secara luas diakui sebagai jenis penyimpulan ilmiah, kodifikasi yang

berhasil dari beberapa metode abduktif telah dicapai.

4. Pengembangan teori

Lebih khusus, pengembangan teori dalam ilmu pengetahuan sering

merupakan suatu materi pembangunan yang disebut model paramorf

ikonik. Ini merupakan mode yang pantas untuk mewakili luasnya

mekanisme kausal yang digambarkan dari pengalaman yang mungkin.

5. Grounded Theory yang direkonstruksi

Sama halnya konstruksi suatu makalah yang merupakan

kelenmgkapan suatu penelitian dibandingkan perhitungan naratif

penelitian dibandingkan perhitungan penilitian naratif tersebut.

D. Metode Pengumpulan Data

Peneliti biasanya melakukan 20-30 wawancara berdasarkan beberapa

pertemuan “di lapangan” untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan

untuk menyerap (saturate) (atau menemukan informasi yang kontinu untuk

menambah hingga tidak ada lagi yang dapat ditemukan) kategori. Suatu

kategori mewakili unit informasi yang tersususn dari peristiwa, kejadian, dan

instansi (Strauss & Corbin, 1990, dalam Creswell, 1998 :56).

E. Proses analisis data

Menurut Strauss dan Corbin prosedur analisis dalam penelitian grounded

theory yang disebutnya sebagai proses pengodean (coding process) dirancang

sebagai berikt.

1. Membangun daripada hanya mengetes teori;

Page 33: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

33

2. Memberikan proses penelitian rigor „ketegasan‟yang diperlakukan untuk

membuat teori ilmu penegtahuan yang baik;

3. Membantu penganalisis untuk memecahkan malalui bias dan asumsi yang

dubawa; dan sebagainya.

F. Contoh penelitian Grounded Theory

Judul penelitian:

DEVELOMPMENT OF PROFESIONAL SCHOOL COUNSELOR

IDENTITY „Pengembangan Identitas Konselor Sekolah Profesional‟ suatu

penelitian Grounded Theoryoleh Pamalia E. Brott, Jane E. Myers (dalam

Merriam and assosiates, 2002:145:159).

- Pendahuluan

- Metode penelitian

- Partisispasi

- Penelitian-pewancara

- Pertanyaan wawancara

- Prosedur

- Pengodeen terbuka (Open Coding)

- Pengodean aksial (axial coding)

- Pengodean selektif (selective coding)

- Hasil penelitian

- Teori substantif untuk campuran pengaruh

- Diskusi

PENELITIAN TINDAKAN

A. Pengertian penelitian tindakan

Penelitian tindakan adalah suatu proses yang dirancang untuk

memperdayakan semua partisipasi dalam proses (siswa, guru, dan serta

lainnya) dengan maksud meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam

pengalaman pendidikan (Hopkin, 1993). Penelitian tindakan mempunyai

Page 34: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

34

tujuan utama menyediakan suatu kerangka penyelidikan kualitatif oleh para

guru dan peneliti di dalam situasi pekerjaan kelas yang kompleks.

B. Prinsip-prinsip penelitian tindakan

Sesuatu yang unik diberikan penelitian tindakan adalah sesuat set prinsip

yang memandu penelitian ini. Witner (1998) dalam O‟Brien (1998:5-6)

melengkapi ringkasan menyeluruh dari enam prinsip kunci.

1. Kritik reflektif

2. Kritik dialektika

3. Sumber daya kolaboratif

4. Ambil resiko

5. Struktur jamak

6. Teori, praktik, transformasi

C. Desain penelitian tindakan

Menurut elliott (dalam MaccIsaac, 1996: 2) hal-hal yang penting dari

desain penelitian tindakan sebagai karakteristik persiklus adalah sebagai

berikut.

Pada awalnya suatu pendirian eksploratori diadopsi, pemahaman

masalah dikembangkan, dan rencana dibuat untuk beberapa bemtuk

strategi intervensi. (The reconnaissance & General Plan).

Kemudian intervensi dilakukan (the action in action Research).

Selama dan sekitar waktu intervensi, pengamatan dilakukan dalam

berbagai bentuk (morning pelaksanaan dengan observasi).

Strategi intervensi baru dilakukan, dan diproses siklus diulangi,

dilanjutkan samapi pemahaman yang dicukup (atau menerapkan solusi

yang mampu untuk) terhadap suatu masalah dipeoleh (reflection and

Revision).

Page 35: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

35

D. Kapan penelitian tindakan digunakan?

Penelitian tindakan digunakan dlam situasi nyata daripada dalam situasi

ekspremintal yang diusahakan, karena fokus-fokus utamanaya adalah pada

pemecahan masalah nyata. Menurut prinsipnya, kebanyakan penelitian dipilih

ketika keadaan memperlakukan fleksibilitas, keterlibatan orang dalam

penelitian, atau perubahan harus berlangsung secara cepat atau menyeluruh.

E. Kedudukan penelitian tindakan dalam paradigma penelitian

1. Paradigma positivist

Paradigma penelitian yang utama untuk beberapa abad yang telah lalu

adalah paradigma positivisme logis. Paradigma ini didasarkan pada

sejumlah prinsip, termasuk suatu keprcayaan di dalam kenyataan objektif,

pengetahuan yang hanya diperoleh dari data yang dimengerti yang dapat

secara langsung dialami dan dibuktikan di antara para pengamat yang

mandiri.

2. Paradigma Interpretif

Paradigma interpretif dikenal sebagai penekanan yang hubungan yang

secara sosial terjadi antara formasi konsep dan bahasa, yang berisi seperti

pendekatan metodologis kualitatif, sepperti fenomenologi, etnografi, dan

hermeneutik, yang ditandai oleh kepercayaan di alam kenyataan sosial

yang dibangun berdasarkan subjektif, sesuatu yang dipengaruhi oleh kultur

dan sejarah.

3. Paradigma praxis

Praxis suatu istilah yang digunakan oleh Aristoteles yaitu suatu suatu seni

bertindak sesuai sengan kondisi wajah dalam usaha mengubahnya.

F. Evolusi penelitian tindakan

Lewis pertama menciptakan istilah “Penelitian tindakan” dalam

makalahnya tahun 1946 “action Research and Minority Problems”. Ia

mencirikan penelitian tindakan sebagai “suatu penelitian komaratif terhadap

kondisi dan efek berbagai bentuk aksi sosial dan penelitian yang mendorong

Page 36: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

36

ke arah tindakan sosial,” menggunakan proses spiral langkah-langkah, yang

masing-masing terdiri atas siklus perencanaan, tindakan, dan pencarian fakta

tentanghasil tindakan.”

G. Jenis Penelitian tindakan

O‟Brien (1998: 8-9) mengklasifikasikan penelitian tindakan ke dalam empat

jenis utama, yaitu;

1. Penelitian tindakan tradisional

Penelitian tindakan tradisional berakar dari karya lewin di dalam

organisasi dan meliputi konsep dan praktik teori medan, ilmu dinamika

kelompok, t-goups dan model kinis. Pentingnya pertumbuhan hubungan

labour-management mendorong penerapan penelitian tindakan dalam

wilayah pengembangan organisasi, mutu kehidupan kerja, sistem sosio-

teknis, demokrasi organisatoris.

2. Penelitian tindakan kontekstual (Contextual Action Research)

Penelitian tindakan kontekstural, juga kadang-kadang juga dirujuk

sebagai action learning, merupakan suatu pendekatan yang diturunkan dari

krya Trist tentang hubungan antar organisasi.

3. Penelitian tindakan radikal

Arus radikal yang mempunyai akar pada marxian pahan

materialisme dialektika dan orientasi praktis Antonio Gramstci.

Mempunyai fokus yang kuat pada emansipasi dan penanggulangan

ketidakseimbangan kekuasaan.

4. Penelitian tindakan bidang pendidikan

Penelitian tindakan pendidikan, mempunyai akar pada tulisan John

Dewey, ahli filsafat bidang pendidikan Amerika 1920-an dan 1930-an,

yang percaya bahwa pendidik profesional harus dilibatkan dalam

memecahkan masalah masyarakat,

Page 37: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

37

H. Metode penelitian tindakan

Menurut Baskerville dan Wood-Harper (1996) dalam Baskerville

(1999:8-9) terdapat tujuh startegi dalam pelaksanaan peenlitian tindakan untuk

meningkatkan rigor dan kontribusi peenliti. Berikut uraian singkat dari setiap

startegi tersebut.

1. Mempertimbangkan pergantain paradigma

2. Menetapkan suatu kesepakatan penelitian formal

3. Menyiapkan suatu pernyataan masalah teoritis

4. Merencanakan metode pengumpulan data

5. Memelihara kolaborasi dan pembelajaran subjek

6. Mengulangi peningkatan

7. Membuat generalisasi yang berdasa

I. Peran penelitian tindakan

Peran penelitian utama adalah mencurahkan waktu untuk memudahkan

dialog dan membantu perkembangan analisis reflektif di antara peserta, dan

menyediakan mereka denagan laporan berkala, dan menulis laporan akhir

ketika keterlibatan peneliti telah berakhir.

J. Pertimbangan etis

Karena penelitian tindakan dilakukan dalam keadaan dunia nyata, serta

melibatkan komunikasi tertutup dan terbuka antara orang yang dilibatkan,

maka peneliti harus mencurahkan perhatian pada pertimbnagn etis dalam

melaksankan pekerjaan mereka.

K. Penerapan penelitian tindakan dalam pendidkan bahasa

Penelitian tindakan sudah banyak diterapkan dalam pendidkan bahasa.

Banyak tesis atau disertasi yang ditulis dalam pendidikan bahasa

menggunakan penelitian tindakan.

- Judul penelitian

- Fokus dan sub-fokus penelitian

Page 38: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

38

- Masalah penelitian

- Acuan teori

- Hakikat berpikir kritis

- Hakikat pengajaran berpikir kritis

- Berpikir kreatif

- Metodologi penelitian

- Hasil penelitian

- Kesimpulan penelitian

REFERENSI

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali

Pers.

Page 39: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

39

TELAAH FILOSOFIS : ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN

A. Filsafat dan filsafat ilmu pengetahuan

Perbedaan ilmu pengetahuan dengan filsafat yaitu ilmu pengetahuan

sifatnya taat fakta, objektif, dan ilmiah sementara filsafat sifatnya

mempertemukan berbagai aspek kehidupan di samping membuka dan

memperdalam pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan objeknya dibatasi,

seperti psikologi yang objeknya dibatasi pada prilaku manusia saja, sedangkan

filsafat objeknya tidak dibatasi pada satu bidang kajian saja. Apabila ilmu

pengetahuan tujuannya mempereloh data secara rinci untuk menemukan pola-

polanya, maka filsafat tujuannya mencari hakiki, untuk itu perlu pembahasan

yang mendalam. Apabila ilmu pengetahuan datanya mendetail dan akurat,

tetapi tidak mendalam, sedangkan filsafat datanya tidak perlu mendetail dan

akurat kerena dicari adalah hakikatnya, yang penting data itu dianalisis secara

mendalam.

Hakikat ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari empat hal, yaitu :

1. Sumber ilmu pengetahuan

2. Batas-batas ilmu pengetahuan

3. Strukturnya

4. Keabsahannya

Ciri-ciri ilmu pengetahuan ilmiah

a. Sistematis

b. Bisa dipertanggung jawabkan

c. Objektif atau intersubjektif

B. Beda ilmu pengetahuan dan pengetahuan

Ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan

pengetahuan (knowladge atau disebut juga common sense).

Pada dasarnya, pengetahuan adalah keseluruhan keterangan dan ide yang

terkandung dalam pertanyaan-pertanyaan mengenai sesuatu gejala atau

peristiwa baik yang bersifat alamiah, maupun sosial. Pengetahuan merupakan

Page 40: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

40

terminologi generik yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia.

Pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran,

pengalaman, dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupannya,

serta mengabstraksikannya untuk mencapai satu tujuan.

1. Perkembangan ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui

proses perkembangannya.

a. Priode pertama

Abad IV sebelum Masehi merupakan abad terjadinya pergeseran dari

persepsi mitos ke persepsi logos, dari dongeng-dongeng ke analisis

rasional. Persepsi mitos adalah pandangan yang beranggapan bahwa

kejadian-kejadian disebabkan perbuatan dewa-dewa. Sebaliknya,

persepsi logos adalah pandangan yang bersifat rasional.

b. Priode kedua

Priode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena

adanya perombakan total dalam cara berpikir. Perombakan total

menurut Aristoteles apabila cara berpikirnya bersifat antologis

rasional, sedangkan menurut Gallileo Gallilei apabila car berpikirnya

bersifat analisis yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif atau

matematis.

Pada abad XVII meninggalkan cara berpikir metafisis dan beralih ke

elmen-elemen yang terdapat pada suatu benda, tidak mempersoalkan

hakikaat. Cara berpikir abad XVII adalah mengonstruksi suatu model,

yang memasukkan unsur makro menjadi mikro, sehingga model

tersebut dapat diuji coba secara empiris.

2. Perbedaan ilmu pengetahuan dengan pengetahuan

Nagel secara rinci membedakan pengeteahuan dengan ilmu pengetahuan

berikut ini.

a. Pengetahuan tidak melakukan pengujian kritis hubungan sebab-akibat

antara fakta yang satu dengan fakta yang lain. Sementara ilmu

pengetaahuan diperlukan uraian yang sistematik, juga dikontrol

Page 41: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

41

dengan sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan

pengklasifikasian berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku.

b. Ilmu pengetahuan menekankan cir sistematik, sedangkan pengetahuan

tidak memberikan penjelasan yang sitematis dari berbagai fakta yang

terjalin.

c. Ilmu pengetahuan menjadikan konflik sebagai pendorong untuk

kemajuan ilmu pengetahuan

d. Kebenaran yang diakui oleh pengetahuan adalah tetap, sedangkan

kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis.

e. Istilah dalam pengetahuan biasanya mengandung pengertian ganda

dan samar-samar, sementara ilmu pengetahuan merupakan konsep-

konsep yang tajam yang harus dapat diverifikasi secara empirik.

f. Ilmu pengetahuan berdasarkan pada metode ilmiah., sementara

pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan pancaindra.

3. Proses terbentuknya ilmu pengetahuaan

Berikut ini tahapan dalam proses terbentuknya ilmu pengetahuan.

a. Syarat-syarat ilmu pengetahuan ilmiah

Untuk proses terbentuknya ilmu pengetahuan ilmiah, perlu telebih

dahulu diuraikan syarat-syarat ilmu pengetahuan ilmiah. Menurut

Qadir ilmu pengetahuan ilmiah harus memenuhi tiga syarat yaitu

Sistematik, adalah kesatuanteori-teori yang tersusun sebagai

suatu sistem

Objektif atau dikatakan pula sebagai intersubjektif, adalah teori

tersebut terbuka untuk diteliti oleh orang lain/ ahli lain

sehingga hasil penelitian bersifat universal

Dapat dipertanggungjawabkan adalah mengandung kebenaran

yang bersifat universal

b. Metode penelitian ilmiah

Metode penelitian ilmiah untuk ilmu-ilmu sosial, dibedakan

menjadi dua golongan pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan

pendekatan kualitatif.

Page 42: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

42

1. Pendekatan Kuantitatif

Landasan berpikir dari pendekatan kuantitatif adalah filsafat

positivisme yang dikembangkan pertama kali oleh Emile

Durkheim. Pandangan filsafat positivisme ini menyatakan bahwa

tindakan-tindakan menusia terwujud dalam gejala-gejala sosial

yang disebut fakta-fakta sosial. Penggunaan data kuantitatif

diperlukan dalam analisis yang dapat dipertanggungjawabkan

kesahihannya demi tercapainya ketepatan pengguna model

hubungan variabel bebas dan variabel tergantung.

2. Pendekatan kualitatif

Landasan berpikir dalam pendekatan kualitatif adalah pemikiran

Max Weber yang menyatakan bahwa pokok penelitian sosiologi

bukan hanya gejala-gejala sosial, tetapi makna-makna yang

terdapat di balik tindakan-tindakan perorangan yang mendorong

terwujudnya gejala-gejala sosial tersebut. Oleh karena itu, metode

yang utama dalam ilmu sosial adalah Verstehen atau pemahaman

(jadi bukan Eeklaren atau penjelasan).

PARADIGMA DAN PRINSIP-PRINSIP IMPLEMENTASINYA DALAM

PENELITIAN

A. Pengertian paradigma dalam penelitian

Paradigma membantu memberikan definisi tentangapa yang harus

dipelajari, pertanyaan apa yang harus dikemukakan, bagaimana pertanyaan itu

dekemukakan, dan peraturan apa yang harus dipatuhi dalam menginterpretasi

jawaban yang diperoleh. Paradigma merupakan suatu konsensus yang paling

luas dalam suatu ilmu pengetahuan dan membantu membedakan satu

komunitas ilmiah (atau subkomunits) dari yang lain. Paradigma memasukkan,

mendefinisikan, dan menghubungkan eksemplar, teori, metode, dan instrumen

yang ada di dalamnya.

B. Prinsip-prinsip implementasi paradigma dalam penelitian

Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif

Page 43: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

43

No Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif

1 Mengukur fakta yang objektif Mengonstruksi realitas sosial,

makna budaya

2 Terfokus pada variabel-

variabel

Berfokus pada proses

interpretasi dan peristiwa-

peristiwa

3 Reliabilitas merupakan kunci Keaslian merupakan kunci

4 Bersifat bebas nilaii Nilai hadir dan nyata/tidak

bebas nilai

5 Tidak tergantung pada konteks Terikat pada situasi/terikat

pada konteks

6 Terdiri atas kasus atau subjek

yang banyak

Terdiri atas beberapa kasus

atau subjek

7 Menggunakan analisis statistik Bersifat analisis tematik

8 Peneliti tidak memihak Peneliti memihak

C. Paradigma dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif

Paradigma adalah sistem keyakinan dasar yang berlandaskan asumsi

ontologi, epistomologi, dan metodelogi.

1. Paradigma dalam penelitian kuantitatif

Tingkatan teologi, pada tingkatan ini menusia belum bisa memahami

hal-hal yang berkaitan dengan sebab-akibat.

Tengkatan metafisika, tingkatan ini merupakan suatu variasi dari car

berpikir teologis, dimana Tuhan diganti dengan kekuatan-kekuatan

abstrak.

Tingkatan positivis, pada tahapan ini manusia sudah menemukan

pengetahuan yang cukup untuk menguasai alam.

Page 44: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

44

Positivisme adalah sistem keyakinan dasar yang menyatakan

kebenaran itu berada pada relitas yang terikat pada hukum-hukum alam,

yaitu hukum kausalitas atau hukum sebab-akibat. Paradigma positivisme

adalah pendekatan yang diadopsi dari ilmu alam yang menekankan pada

kombinasi antara angka dan logika deduktif dan penggunaan alat-alat

kuantitatif dalam menginterpretasikan suatu fenomena secara objektif.

2. Paradigma dalam penelitian kualitatif

Paradigma dalam penelitian kualitatif adalah konstruksional, post-

positivisme, dan teori kritis.

a. Kontruksional

Ahli-ahli filsafat ilmu pengetahuan percaya bahwa fakta hanya berada

dalam kerangka kerja teori. Realitas hanya ada dalam konteks suatu

kerangka kerja mental untuk berpikir tentang realitas tersebut. Realitas

itu ada sebagai hasil konstruksi dari kemampuan berpikir seseorang.

b. Post-positivisme

Postpositivisme adalah aliran yang ingin memperbaiki kelemahan

pada positivisme. Satu sisi postpositivisme sependapat dengan

positivisme bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam.

Di sisi lain, postpositivisme berpendapat manusia tidak mungkin

mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak

dengan realitas atau tidak terlibat secra langsung dengan realitas.

c. Teori kritis (critical theory)

Critical theory berusaha untuk mengubah struktur yang melekat pada

kondisi status que yang berpengaruh pada perilaku individu dan

mencoba mengubahnya dengan menunjukkan bahwa struktur tersebut

merugikan pihak lain karena adanya unsur dominasi, tekanan dan

eksplotasi. Dalam konteks paradigma ini, pengembangan teori

didasarkan pada agenda yang bersifat politis.

D. Interpretatif, hermeneutik, dan fenomenologi

Page 45: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

45

1. Interpretatif

2. Hermeneutik

3. Fenomenologi

PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian adalah proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis

informasi guna meningkatkan pemahaman kita pada suatu topik. Terdapat tiga

alasan pentingnya penelitian yaitu (1) penelitian menambah pengetahuan; (2)

penelitian meningkatkan praktik; (3) penelitian menginformasikan perdebatan

kebijakan.

A. Pengertian penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah menusia

dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian bagian permukaan dari suatu

realitas sebagaimana dilakukan penelitian kualitatif dengan

positivismenya.peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh

makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana makna tersebut

memengaruhi prilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar yang alamiah

bukan hasil perlakuan atau manipulasi variabel yang dilibatkan.

B. Mengapa perlu penelitian kualitatif ?

Ada beberapa alasan yang mendorong mengapa ilmu sosial

menggunakan pendekatan kualitatif. Pertama, bidang kajian bukan disiplin

yang “bebas nilai”. Artinya, kegiatan bidang sosial sangat tergantung pada

nilai-nilai norma, budaya, dan prilaku tertentu yang terjadi di suatu

lingkungannya. Kedua, tidak semua nilai, prilaku, dan interaksi antara social

actory dan lingkungannya dapat dikuantifikasi. Hal ini disebabkan persepsi

seseorang atas sesuatu sangat tergantung pada nilai-nilai, budaya, dan

pengalaman yang dibawa individu tersebut.

Pentingnya penelitian kualitatif dalam kajian ilmu sosial karena :

Page 46: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

46

a. Ilmu sosial mempelajari proses sosialisasi, hakikatnya adalah

interaksi manusia dengan lingkungan yang membentuknya melalui

proses belajar dalam konteks lingkungan yang berubah-ubah

b. Ilmu sosial senantiasa melibatkan komponen manusia, lingkungan,

waku, serta media sebagai produk kebudayaan, dan setiap

komponen saling berinteraksi dalam satu proses untuk mencapai

tujuan kemasyarakatan

c. Ilmu sosial sebagai suatu sistem tidak hanya berorientasi pada hasil

tetapi juga berorientasi pada proses agar memperoleh hasil optimal

d. Tekanan utama ilmu sosial adalah pengembangan menusia

mencakup aspek intelektual, moral, sosial dalam satu kesatuan

utuh, serasi, selaras, dan seimbang.

C. Prosedur penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif didesain secara longgar, tidak ketat sehingga dalam

pelaksanaan penelitian berpeluang mengalami perubahan dari apa yang telah

direncanakan. Adapun prosedur penelitian kualitatif sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi masalah

2. Pembatasan masalah yang dalam penelitian kualitatif disebut fokus

penelitian

3. Penetapan fokus penelitian

4. Pengumpulan data

5. Pengolahan dan pemaknaan data

STUDI KASUS

A. Pengertian Studi Kasus

Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena

kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya,

dengan menggunakan berbagai sumber data. Menggunakan berbagai sumber

data, sebagai upaya untuk mencapai validitas (kredibilitas) dan reliabilitas

(konsistensi) penelitian. Dilakukan pada kondisi yang sebenarnya, dengan

Page 47: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

47

menggunakan pendekatan penelitian naturalistik. Menempatkan objek

penelitian sebagai kasus, yaitu fenomena yang dipandang sebagai suatu system

kesatuan yang menyeluruh, tetapi terbatasi dalam kerangka konteks tertentu.

Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer yang sedang

terjadi telah selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan

pada saat penelitian dilaksanakan, atau dapat menunjukkan perbedaan dengan

fenomena yang biasa terjadi.

B. Karakteristik Penenlitian Studi Kasus

Berdasarkan pendapat Yin (2009), Van Wynsberghe & Khan (2007), dan

Creswell (2009) secara terperinci, karakteristik penelitian studi kasus sebagai

berikut:

1. Menempatkan objek penelitian sebagai kasus

Melalui penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan

secara terperinci dan komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan

tentang karakteristiknya, tetapi bagaimana dan mengapa karakteristik dari

kasus tersebut dapat terbentuk.

2. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer

Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah

selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada

saaat penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan perbedaan

dengan fenomena yang biasa terjadi.

3. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya

Pelaksanaan studi kasus menggunakan pendekatan penelitian

naturalistic. Dengan kata lain, penelitian studi kasus menggunakan salah

satu karakteristik pendekatan penelitian kualitatif, yaitu meneliti objek

pada kondisi yang terkait dengan kontekstualnya.

4. Menggunakan berbagai sumber data

Penggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk

mendapatkan data yang terperinci dan komprenhensif yang menyangkut

Page 48: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

48

objek yang diteliti. Di smaping itu, hal tersebut juga dimaksudkan untuk

mencapai validitas (kredibilitas) dan reliabilitas (konsistensi) penelitian.

5. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian

Melalui pemanfaatan teori, peneliti studi kasus dapat membangun

teori yang langsung terkait dengan kondisi kasus yang ditelitinya.

Kesimpulan konseptual dan teoritis yang dibangun melalui penelitian studi

kasus dapat lebih bersifat alamiah karena sifat dari kasus yang alamiah

seperti apa adanya tersebut.

C. Jenis-jenis penelitian studi kasus

Menurut Stake (2005) terdapat tiga macam tipe studi kasus, yaitu:

1. Penelitian studi kasus intrinsik

Penelitian studi kasus intrinsik adalah penelitian studi kasus yang

dilakukan untuk pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang suatu kasus

yang khusus.

2. Penelitian studi kasus instrumental

Penelitian studi kasus instrumental adalah penelitian studi kasus

yang dikakukan dengan meneliti kasus untuk memberikan pemahaman

mendalam atau menjelaskan kembali suatu proses generalisasi.

3. Penelitian studi kasus kolektif

Penelitian studi kasus kolektif adalah penelitian studi kasus yang

menggunakan jumlah kasus yang banyak. Penelitian studi kasus ini adalah

pengembangan dari penelitian studi kasus instrumental, dengan

menggunakan kasus yang banyak. Asumsi dari penggunaan kasus kolektif

adalah bahwa kasus-kasus yang digunakan di dalam penelitian studi kasus

kolektif mungkin secara individual tidak dapat menggambarkan

karakteriktik umumnya.

Sedangkan Creswell membagi penelitian studi kasus, yaitu:

1. Penelitian studi kasus instrumental tunggal

Page 49: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

49

Penelitian studi kasus instrumental tunggal adalah peneliti studi

kasus yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kasus untuk

menggambarkan suatu isu atau perhatian. Penelitian ini memerhatikan dan

mengkaji suatu isu yang menarik perhatiannya dan menggunakan sebuah

kasus sebagai sarana (instrumen) untuk menggambarkannya secara

terperinci.

2. Penelitian studi kasus kolektif

Penelitian studi kasus kolektif adalah penelitian studi kasus yang

menggunakan banyak isu atau kasus di dalam satu penelitian. Penelitian

ini dapat terfokus pada hanya satu isu atau perhatian dan memenfaatkan

banyak kasus untuk menjelaskannya.

3. Penelitian studi kasus intrinsik

Penelitian studi kasus intrinsic adalah penelitian yang dilakukan

untuk kasus yang memiliki kekhasan dan keunikan yang tinggi. Fokus

penelitian ini adalah pada kasus itu sendiri, baik sebagai lokasi, program,

kejadian, atau kegiatan. Penelitian studi kasus intrinsik ini mirip dengan

penelitian naratif, penelitian studi kasus intrinsik merupakan penelitian

yang sangat terikat pada konteksnya, atau sangat terikat pada lokusnya.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Observasi

Istilah observasi diturunkan dari bahasa Latin yang berarti melihat dan

memerhatikan. Observasi diarahkan pada kegiatan memerhatikan secara

akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan

antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi dalam rangka penelitian

kualitatif harus dalam konteks alamiah (naturalistik).

a. Manfaat Observasi

1. Peneliti dapat melakukan pengamatan sendiri secara alngsung untuk

mengecek kebenaran informasi.

Page 50: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

50

2. Dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemungkinan

mencatat kejadian sebagaimana yang sebenarnya.

3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa yang

berkaitan dengan pengetahuan yang relevan

4. Terjadi keragu-raguan pada peneliti terhadap informasi yang diperoleh

dikarenakan kekhawatiran adanya penyimpangan.

5. Pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang

rumit.

6. Kasus-kasus tertentu ketika teknik komunikasi lainnya tidak

dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat.

b. Macam Pengamat

Pengamatan dapat dibedakan menjadi :

a. Pengamatan berperan serta

b. Pengamatan tidak berperan serta

c. Pengamatan terbuka

d. Pengamatan tertutup

e. Pengamatan terstruktur

2. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang

mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara

adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan

merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-

hadapan secara fisik.

b. Jenis Wawancara

Wawancara terstruktur

Digunakan apabila informasi yang akan diperlukan dalam penelitian

sudah pasti. Proses wawancara terstruktur dilakukan dengan

Page 51: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

51

menggunakan instrumen pedoman wawancaratertulis yang berisi

pertanyaan yang akan diajukan kepada informan.

Wawancara tidak berstruktur

Bersifat lebih luwes dan terbuka. Wawancara tidak terstruktur dalam

pelaksanaannya lebih bebas karena dalam melakukan wawancara

dilakukan secara alamiah untuk menggali ide secara terbuka.

Wawancara mendalam

Wawancara yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan

keterangan mengenai diri pribadi, pendirian, sikap, dan pandangan

individu yang diwawancarai.

3. Dokumentasi

a. Pengertian Dokumentasi

Istilah dokumen dalam arti luas, yaitu meliputi semua sumber baik

sumber tertulis maupun sumber lisan . Sedangkan dalam arti sempit yaitu

meliputi semua sumber tertulis saja. Dalam arti spesifik, yaitu hanya yang

meliputi surat-surat resmi dan surat negara.

b. Jenis Dokumentasi

a. Dokumen pribadi

Merupakan catatan seseorang secara tertulis tentang tindakan,

pengalaman, dan kepercayaannya.

b. Dokumen Resmi

Terbagi menjadi dua yaitu dokumen intern terdiri atas memo,

pengumuman, instruksi dan dokumen ekstern terdiri atas

majalah, buletin, berita yang disiarkan ke media (cetak dan

elektronik).

PEREKAMAN DATA

1. Catatan Lapangan

a. Pengertian dan bagian catatan lapangan

Page 52: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

52

Catatan lapangan adalah tulisan-tulisan atau catatan-catatan

mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami, dan bahkan

dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan pengumpulan data dan

merefleksikan data tersebut dalam kajian penelitiannya.

Bagian-bagian catatan lapangan :

1. Bagian Deskripsi

Didalamnya mencakup hal-hal yang menjadi perhatian

peneliti, seperti gambaran tentang latar, orang-orang, apa

yang dilakukan oleh orang dan percakapan yang diamatinya.

2. Bagian Refleksi

Mencakup perihal kepedulian, gagasan-gagasan, dan

kerangka berpikir peneliti.

b. Proses penulisan catatan lapangan

Pencatatan Awal

Pencatatan sementara dilakukan ketika melakukan

pengamatan atau wawancara.

Perluasan (Expansion)

Hasil pencatatan awal tidak menjadi masalah jika diperlukan

pengembangan melalui pencatatan dalam buku catatan lapangan.

Gagasan baru mungkin saja muncul selama tahap perluasan dan data

ini harus juga dicatat bersama dengan data yang mendorong

munculnya gagasan itu.

Pengembangan dari waktu ke waktu

Pada waktu pencatatan awal diperluas dan dikembangkan maka

catatan tersebut telah membentuk catatan kerja lapangan dari

pengalaman peneliti. Namun, ketika penelitian terus berlangsung

maka pengalaman baru akan membuka gagasan baru terhadap

pengalaman sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti hendaknya secara

teratur meninjau kembali catatan lapangan yang telah dibuatnya.

c. Prinsip Catatan Lapangan

1. Prinsip Identifikasi Bahasa

Page 53: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

53

Peneliti seharusnya mengenal bentuk bahasa yang digunakannya

untuk setiap masukan catatan lapangan dan pembicara.

2. Prinsip Harfiah

Peneliti harus membuat catatan verbal tentang apa yang dikatakan

orang dalam percakapan sebenarnya (wajar dan formal) maupun

wawancara informal.

3. Prinsip Kenyataan

Apabila peneliti akan menggambarkan sesuatu yang didengar,

dilihat, dirasakan maka hal itu harus dilakukan dengan bahasa

konkret. Kegiatan tersebut tentunya menuntut kerja keras untuk

menghindari pemendekan, pemadatan, pemeringkasan, atan

penggeneralisasian.

GROUNDED THEORY

1. Pengertian

Grounded Theory adalah teori yang diperoleh dari hasil pemikiran induktif

dalam suatu penelitian tentang fenomena yang ada. Grounded theory ini

ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan melalui pengumpulan dat secara

sistematis dan analisis data yang terkait dengan fenomena tersebut.

Ciri-ciri Grounded Theory

1. Grounded Theory dibangun dari data tentang suatu fenomena bukan suatu

hasil pengembangan teori yang sudah ada

2. Penyusunan teori tersebut dilakukan dengan analisis data secara induktif

bukan secara deduktif seperti analisis data yang dilakukan pada penelitian

kuantitatif.

3. Untuk penyusunan teori menghasilkan teori yang benar disamping harus

dipenuhi empat dipenuhi empat kriteria, yaitu cocok (fit), dipahami

(understanding), berlaku umum (generality), pengawasan (control), juga

diperlukan dimilikinya kepekaan teoretik dari peneliti.

Page 54: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

54

4. Kemampuan peneliti untuk memberi makna terhadap data sangat

dipengaruhi oleh kedalaman pengetahuan teoretik, pengalaman dan

penelitian dari bidang yang relevan dan banyaknya literatur yang dibaca.

ANALISIS DATA

1. Prosedur Analisis Data

Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis data

kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-

bagiannya, hubungan antarkajian, dan hubungannya terhadap keseluruhannya.

Tahapan dalam menganalisis data penelitian kualitatif

1. Reduksi (data reduction)

2. Paparan data (data display)

3. Penarikan kesimpulan (conclusion)

4. Verifikasi (verifying)

2. Triangulasi Data

a. Ada empat kriteria dalam triangulasi data yaitu :

Derajat Kepercayaan

Fungsinya untuk melaksanakan inkuiri/penyelidikan

sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan

menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan

jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang

diteliti.

Keteralihan

Kriteria keteralihan berbeda dengan homogenitas dari

kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hasil penelitian pada sampel

tidak dapat digeneralisasikan.

Kebergantungan

Merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian

kuantitatif. Pada penelitian kualitatif sangat sulit mencari kondisi

yang benar-benar sama. Oleh karena itu, manusia sebagai instrumen,

faktor kelelahan, dan kejenuhan akan berpengaruh.

Page 55: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

55

Kepastian

Dalam kenyataannya, sesuatu objektif atau tidak bergantung pada

persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, atau

penemuan seseorang.

b. Macam-macam Triangulasi

Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informsi tertentu

melalui berbagai sumber memperoleh data.

Triangulasi Metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau

mengecek keabsahan temuan penelitian.

Triangulasi Teoretik berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu

tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau

lebih teori.

3. Analisis di Lapangan

Peneliti dalam analisis di lapangan harus menetapkan bentuk kajian

yang ingin dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan rancangan yang akan

dipilih., seperti studi kasus organisasi, studi observasi, sejarah kehidupan,

dan kajian budaya.

Ada tiga aspek penting yang dikategorikan sebagai analisis

selama di lapangan yaitu :

a. Peneliti hendaknya tidak terlalu takut melakukan

spekulasi atau membuat pertimbangan spekulasi.

b. Terkait dengan kepedulian akan keterbukaan suatu

gagasan. Gagasan dan pengertian akan muncul secara

teratur selama berlangsungnya penelitian dan adanya

kreativitas.

c. Perlunya meningkatkan tinjauan data yang diperoleh

selama periode penelitian. Peneliti hendaknya mencatat

gagasan-gagasan pada catatan lapangan.

4. Analisis setelah pengumpulan data

Page 56: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

56

Peneliti ketika menyelesaikan catatan lapangan terakhirnya, ia

masih menghadapi pekerjaan berikutnya yaitu analisis setelah

pengumpulan data. Perasaan ingin beristirahat akibat kejenuhan kerja di

lapangan menyebabkan peneliti terpancing untuk beristirahat. Akan tetapi,

yang harus diingat bahwa istirahat yang terlalu lama dapat menyebabkan

peneliti kehilangan sentuhan terhadap isi catatan lapangan, sebab ada

kemungkinan peneliti dituntut untuk kembali ke lapangan mencari data

tambahan.

Hal seperti itu dapat menimbulkan masalah baru, sebab subjek sulit

ditemui di lokasi atau posisinya telah berubah atau pun latar belakang

telah berbeda ketika peneliti meninggalkan lapangan. Pekerjaan analisis

setelah pengumpulan data tidak lain adalah mengembangkan sebuah

sistem kode untuk mengorganisasikan data. Oleh karena itu, diperlukan

pengembangan sistem kode yang mencakup langkah-langkah: mencari

keteraturan dalam data, pola-pola, dan topik-topik.

Selanjutnya, menuliskan kata-kata atau ungkapan untuk

menampilkan topik dan pola itu. Kata-kata dan ungkapan adalah kategori

kode. Kategori kode adalah alat untuk memilah atau menyortir data

deskriptif. Adapun klasifikasi kategori yaitu kode latar, kode situasi, kode

menurut perspektif objek, kode menurut cara berpikir subjek, kode proses,

kode kegiatan, kode peristiwa, kode strategi, kode relasi dan struktur

sosial, dan kode metode.

5. Mekanisme penyortiran data

Penelitian selanjutnya menangani secara fisik data yang telah

dikumpulkannya. Data yang dimaksud adalah halaman-halaman dan bahan

(materi) atau deskripsi yang dikumpulkan selama proses bekerja di

lapangan. Mekanisme penanganan data yang dimaksud adalah pemilahan

atau penyortiran bahan-bahan secara fisik ke dalam tumpukan, map atau

berkas, atau kartu-kartu untuk memudahkan memasukkannya ke dalam

catatan peneliti.

Page 57: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

57

Ada empat tahapan mekanisme penyortiran bahan-bahan penelitian

yaitu :

a. Memeriksa semua halaman catatan dan memberinya nomor

dalam urutan kronologis menurut waktu data itu dikumpulkan

/diperoleh.

b. Pada saat peneliti membaca kembali datanya, peneliti

mengembangkan daftar kategori kode pendahuluan.

c. Peneliti memberikan tanda dengan angka terhadap kode,

kemudian data yang ada dibaca kembali, dengan menandai lagi

kategori kode dari unit-unit seperti halnya yang dikerjakan pada

perolehan kategori kode pendahuluan.

Pendekatan dalam menyimpan data penelitian yaitu :

a. Pendekatan potong dan masuk map

b. Sistem berkas kartu

c. Kartu perolehan kembali informasi

PENGODEAN

A. Pengertian dan Prosedur Pengodean

Jenis proses pengodean terbagi 3 yaitu Pengodean terbuka (open

coding) adalah proses merinci, menguji, membandingkan, konseptualitas dan

melakukan kategoris data. Pengodean berporos (axial coding) adalah suatu

perangkat prosedur dimana data dikumpulkan kembali dengan cara baru

setelah open coding.Pengodean selektif (selective coding)proses seleksi

kategori inti, menghubungkan secara sistematis, menghubungkan secara

sistematis ke katogeri-kategori lain, melakukan validasi hubungan tersebut dan

dimasukkan ke dalam kategori yang diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan

dan pengembangan.

B. Pengodean Terbuka (Open Coding)

1. Pelabelan Fenomena

Page 58: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

58

Pelabelan fenomena adalah pemberian nama terhadap benda, kejadian

atau informasiyang diperoleh melalui pengamatan dan atau wawancara

dengan cara membandingkan insiden sampai dapat diberikan nama

yang sama untuk fenomena yang serupa.

2. Penemuan dan Penamaan Kategori

Fenomena yang sudah diberi label merupakan unit data yang masih

berserakan dan untuk menyederhanakannya perlu dilakukan pemisahan

kelompok dengan mereduksi data sehingga menjadi ringkas dan padat,

kemudian dibagi berdasarkan sifat dan subtansinya.

3. Penyusunan Kategori Berdasarkan Ciri-ciri dan Dimensi

Dasar untuk penyusunan kategori adalah sifat dan ukuran. Sifatnya

termasuk karakteristik atau atribut suatu kategori dan ukurannya itu

termasuk posisi sifat dalam suatu kontinum.

C. Pengodean Berporos (Axial Coding)

1. Proses Pengodean

Fokus pembahasan pada pengodean berporos adalah membuat

spesifikasi khusus suatu kategori dari segi kondisi muncul.

2. Menghubungkan Kategori dengan Kategori yang lain

Pengodean berporosmerupakan proses yang menghubungkan

subkategori dengan kategori yang merupakan pemikiran deduktif dan

induktif yang kompleks.

D. Pengodean Selektif (Selective Coding)

1. Proses Pengodean

Tujuan dari pengodean selektif adalah mengintegrasikan kategori untuk

membentuk sebuah grounded theory.

2. Mengitegrasikan Kategori-Kategori ke Dalam Inti

Cara mengintegrasikan kategori dengan kategori inti yaitu dengan cara

melakukan konseptualitas dengan analisis yang tingkat keabstrakannya

lebih tinggi.

Page 59: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

59

STRATEGI PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

A. Sistematika Laporan Penelitian

Berikut ini adalah penjelasan sistematika laporan lualitatif:

1. Isi bagian awal

Unsur-unsur yang harus ada pada bagian awal laporan penelitian kualitatif

secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: halaman sampul, lembar

logo, halaman judul, lembar persetujuan yang terdiri dari lembar

persetujuan pembimbing serta lembar persetujuan dan pengesahan,

abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar

lampiran, dan daftar lainnya.

2. Isi bagian inti

a. Bab I Pendahuluan

Bab pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian

yang dilakukan. Dengan pendahuluan ini, pembaca dapat mengetahui

konteks (latar belakang) penelitian, focus penelitian, tujuan penelitian,

dan kegunaan penenlitian.

1) Konteks penelitian (latar belakang)

Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk

maksud apa penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang

mengarahkan penelitian. Pada umumnya, bagian ini merupakan

informasi identifikasi diri peneliti sehingga laporannya akan lebih

sempurna. Informasi latar belakang diperlukan untuk membantu

mengklarifikasikan focus kajian bagi pembaca laporan. Informasi

tentang hal itu dapat dilakukan dengan tinjauan singkat yang

didukung oleh sumber kepustakaan dan teori mutakhir, kepedulian

maupun isu yang sedang berkembang di lapangan yang tentunya

berkaitan dengan focus penelitian. Pada bagian akhir, dijelaskan

pula secara ringkas bagaimana laporan penelitian diorganisasikan

agar pembaca dapat memahami dan mengikuti logika laporan secara

utuh.

2) Fokus penelitian

Page 60: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

60

Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau

topic-topik poko yang akan diungkapkan/digali dalam penelitian.

Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi

pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alas

an diajukannya pertanyaan.

3) Tujuan penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam

penelitian, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.

4) Kegunaan penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan kegunaan atau pentingnya

penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan

pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam

subbab kegunaan penelitian berisi alas an kelayakan atas masalah

yang diteliti.

b. Bab II Kajian Pustaka

Kajian pustaka dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus

penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu, landasan

teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar

penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

c. Bab III Metode Penelitian

Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian

secara operasional yang menyangkut pendekatan penetilian, kehadiran

peneliti, lokasi penelitian, sumber data, dan tahap-tahap penelitian.

d. Bab IV Paparan Data dan Temuan Penelitian

Pada bab IV, memuat uraian tentang dana dan temuan yang diperoleh

dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraian dalam Bab

III. Uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik

sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data.

Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam

penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif

yang muncul dari data.

Page 61: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

61

e. Bab V Pembahasan

Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-

kategori, dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori dan temuan-temuan

sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang

diungkap dari lapangan. (grounded theory).

f. Bab VI Penutup

Penutup memuat temuan poko atau kesimpulan, implikasi, dan tindak

lanjut penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi yang diajukan.

Temuan pokok atau kesimpulan dalam penelitian kualitatif harus

menunjukkan “makna” temuan-temuan tersebut.

3. Isi bagian akhir

a. Daftar rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah

disebut dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan

sebahai bahan bacaan, tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan

dalam daftar rujukan. Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut

daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan penulis, baik

yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks.

b. Pernyataan keaslian tulisan

Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis, bahwa isi laporan

penelitian yang ditulisnya bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau

pemikirannya sendiri.

c. Lampiran-lampiran

Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang

dipandang penting untuk laporan penelitian, seperti instrument

penelitian, data mentah hasiil penelitian, ringkasan rekaman

pengumpulan data, foto-foto lapangan, dan dokumentasi lain yang

relevan. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus

diberi nomor urut lampiran (sesuai dengan jenis data dan tahapan

pelaksanaan penelitian).

Page 62: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

62

d. Riwayat hidup

Riwayat hidup penulis laporan penelitian hendaknya disajikan secara

naratif. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama

lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan,

pengalaman organisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah

diraih.

B. Pendekatan laporan penelitian

Pendekatan kesejarahan (natural history) mengorganisasikan

peristiwa atau kejadian-kejadian secara mendalam. Oleh karena itu,

laporan penelitian berkaitan secara langsung sesuai dengan waktu yang

digunakan oleh peneliti di lapangan dan proses di mana penelitiannya

dikembangkan.

Pendekatan kronologis (chronology) digunakan ketika pola-polanya

mengikuti sebuah siklus perkembangan yang muncul. Pendekatan

kronologis memusatkan diri pada penetapan urutan pola/tahapan

penemuan yang terdapat dalam data (misalnya: urutan bagaimana

fenomena dalam kajian dikembangkan).

Pendekatan penciutan dan perluasan fokus (narrowing or

expanding the focus) terkait dengan proses diskusi yang digelar secara

bertahap, seperti dimulai dari fokus yang sempit ke fokus yang lebih luas,

atau sebaliknya, dalam mengorganisasikan temuan-temuan peneliti.

Pendekatan pemisahan narasi dan analisis (separating narration

and analysis) berangkat dari patokan bahwa beberapa peneliti cenderung

memisahkan data atau narasi kajiannya dari analisis dan/atau

interpretasinya. Pendekatan ini mendeskripsikan situasi disajikan secara

berurutan atau berhubungan secara logis tanpa diselingi analisis. Begitu

juga dalam analisis dan interpretasi suatu situasi dapat disajikan tanpa

diselingi oleh bukti penunjang peristiwa yang begitu banyak. Oleh karena

itu, kehati-hatian perlu dilakukan oleh peneliti, jika menggunakan

pendekatan ini untuk menjaga pengembangan analisis interpretasi yang

tidak di grounded atau yang didukung oleh data yang dikumpulkan.

Page 63: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

63

Pendekatan pengorganisasian tematik atau topikal (thematic or

topical) dilakukan dengan menetapkan berbagai perangkat topic/kategori.

Pendekatan ini dianggap merupakan pengorganisasian yang sesuai jika

informasi yang diperoleh cukup banyak sehingga perlu diatur dalam

urutan yang logis. Pendekatan topical, yaitu pola yang berhubungan

dengan topic dengan cara membagi topic utama ke dalam beberapa

subtopik. Pengorganisasian topik dilakukan dengan memasukkan unsur-

unsur atau komponen-komponen maupun aspek-aspek yang dianggap

penting dalam penelitian. Peneliti dalam pengorganisasian tematik perlu

kehati-hatian dalam menetapkan pengorganisasian kategori, topik, atau

tema yang timbul dari dalam data.

REFERENSI

Gunawan,Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 64: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

64

A. Paradigma Penelitian

Ada dua pandangan besar dalam kegiatan penelitian yang menyangkut

metode yaitu pandangan positivistik dan non positivistik. Dalam paham

positivistik, segala sesuatu atau gejala itu dapat diukur secara positif atau

pasti sehingga dapat dikuantifikasikan. Hal tersebut tidak hanya berlaku

dalam ilmu alam saja, tetapi juga pada ilmu sosial. Dalam ilmu alam, paham

positivistik tersebut tidak banyak menemui kendala karena objeknya adalah

materi atau benda. Tetapi ketika diterapkan pada ilmu sosial, maka bukan saja

sulit dilakukan, tetapi juga banyak ditentang oleh ilmuwan-ilmuwan sosial.

Penganut paham positivistik tersebut berpendapat bahwa segala sesuatu itu

tidak boleh melebihi fakta. Dalam paham nonpositivistik, kebenaran tidak

hanya berhenti pada fakta, melainkan apa makna di balik fakta tersebut.

Dalam ilmu sosial, di mana kajiannya adalah manusia bukannya benda, maka

pandangannya lebih didominasi oleh pandangan non-positivistik. Dalam

konsepsi ini, paham positivistik diidentifikasikan dengan kegiatan riset

kuantitatif, sedangkan paham nonpositivistik diidentifikasikan sebagai

kegiatan riset kualitatif. Namun demikian, perbedaan paham tersebut

berdampak positif terutama dijadikan sebagai ajang dialog dalam rangka

untuk mengembangkan keilmuan baik sosial maupun alam, untuk saling

melengkapi kedua paradigma tersebut.

B. Riset dan Pendekatan Kualitatif

Setiap metode ataupun pendekatan selalu didasari oleh pemikiran atau

teori yang digunakan sebagai pijakan untuk berpikir. Tanpa teori, suatu

metode atau pendekatan bagaikan bangunan tanpa fondasi, akibatnya metode

tersebut akan mudah tergoyahkan. Salah satu fungsi utama dari teori ialah

memberikan fondasi dalam berpikir ilmiah. Penelitian dengan menggunakan

pendekatan kualitatif di antaranya didasari oleh teori fenomenologi, interaksi

simbolik, dan konstruktivisme.

1. Fenomenologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena atau

gejala yang dilandasi oleh teori Max Weber (18641920). Teori ini

menekankan pada metode penghayatan atau pemahaman interpretatif

Page 65: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

65

(verstehen). Jika seorang menunjukkan perilaku tertentu dalam

masyarakat, maka perilaku tersebut merupakan realisasi dari pandangan

atau pemikiran yang ada dalam kepala orang tersebut. Kenyataan tersebut

bersifat subjektif dan interpretatif.

2. Teori interaksi simbolik meruapakan suatu teori yang menerangkan

mengenai perilaku manusia dengan menggunakan analisis makna. Dalam

melakukan analisis makna tersebut, terdapat tiga buah premis yang

menjadi dasar dalam menerangkan suatu perilaku yang dilakukan oleh

sesorang. Premis pertama mengatakan bahwa seseorang yang melakukan

suatu perbuatan tertentu, didasarkan pada makna yang ada di dalam

sesuatu tersebut.

3. Konstruksionisme mempunyai pengertian bahwa tidak ada realitas yang

objektif dalam kenyataannya karena sebenarnya manusia secara aktif

membangun realitas mereka, yang didasarkan pada kepercayaan dan

harapan mereka. Pada tingkatan yang lebih luas, orang yang berbeda

saling membagikan realitas yang sama, khususnya jika mereka dalam

budaya yang sama karena kepercayaan dan harapan mabusia

ditransmisikan melalui budaya. Jika manusia mempunyai perbedaan

realitas secara total, maka tidak akan dapat saling berkomunikasi dan

berinteraksi.

C. Tahapan Proses Riset dengan Pendekatan Kualitatif

Prosedur penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan

penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif biasanya didesain secara

longgar, tidak ketat, sehingga dalam pelaksanaan penelitian berpeluang

mengalami perubahan dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat

terjadi bila perencanaan ternyata tidak sesuai dengan apa yang dijumpai di

lapangan. Meski demikian, kerja penelitian mestilah merancang langkah-

langkah kegiatan penelitian. Paling tidak terdapat tiga tahap utama dalam

penelitian kualitatif yaitu (Sugiyono, 2007):

Page 66: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

66

1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti

mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Peneliti

baru mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya.

2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi

yang diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah

tertentu.

3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah

ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara

mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang

dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu

pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru. Secara spesifik, ketiga tahap

di atas dapat djabarkan dalam tujuh langkah penelitian kualitatif yaitu:

identifikasi masalah, pembatasan masalah, penetapan fokus masalah,

pelaksanaan penelitian, pengolahan dan pemaknaan data, pemunculan

teori, dan pelaporan hasil penelitian (Sudjana, 2001).

Keterkaitan antara tiga tahapan proses dan tujuh langkah penelitian

kualitatif ditunjukkan pada gambar 3.2 dan uraian berikut.

Langkah pertama: mengidentifikasi masalah. Suatu masalah

merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang bertanya-tanya,

berpikir, dan berupaya menemukan kebenaran yang ada. Fenomena masalah

tersebut terjadi karena adanya sesuatu yang diharapkan, dipikirkan, dirasakan

tidak sama dengan kenyataan, sehingga timbul “pertanyaan” yang menantang

untuk ditemukan “jawabannya”. Atas dasar prinsip masalah tersebut, dalam

mengidentifikasi masalah dapat muncul pertanyaan yang terkait dengan

apakah, mengapa, dan bagaimana. Dari pertanyaan yang muncul tergambar

substansi masalah yang terkait dengan pendekatan atau jenis penelitian

tertentu. Dengan kata lain, jenis penelitian apa yang harus digunakan

penelitibergantung pada masalah yang ada. Di dalam penelitian sebaiknya

seorang peneliti melakukan identifikasi masalah dengan mengungkapkan

semua permasalahan yang terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.

Page 67: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

67

Langkah kedua: pembatasan masalah yang dalam penelitian kualitatif

sering disebut fokus penelitian. Sejumlah masalah yang diidentifikasi dikaji

dan dipertimbangkan apakah perlu direduksi atau tidak. Pertimbangannya

antara lain atas dasar keluasan lingkup kajian. Kajian yang terlalu luas

memungkinkan adanya hambatan dan tantangan yang lebih banyak. Kajian

yang terlalu spesifik memerlukan kemampuan khusus untuk dapat melakukan

kajian secara mendalam. Pembatasan masalah merupakan langkah

pentingdalam menentukan kegiatan penelitian. Meski demikian, pembatasan

masalah penelitian kualitatif tidaklah bersifat kaku/ketat. Pembatasan masalah

dapat dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan antara lain:

Page 68: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

68

a. Dapatkah masalah tersebut dikembangkan untuk diteliti?

b. Adakah data atau informasi yang dapat dikumpulkan untuk menemukan

jawaban atas masalah yang dipilih?

c. Apakah masalah dan pemecahannya cukup bermanfaat?

d. Apakah masalah tersebut baru dan aktual?

e. Sudah adakah orang yang melakukan pemecahan masalah tersebut?

f. Apakah masalah tersebut layak diteliti dengan melihat kemampuan

g. peneliti, akses memperoleh informasi, serta ketersediaan dana dan waktu?

Langkah ketiga: penetapan fokus penelitian. Penetapan fokus berarti

membatasi kajian. Dengan menetapkan fokus masalah berarti peneliti telah

melakukan pembatasan bidang kajian, yang berarti pula membatasi bidang

temuan. Menetapkan fokus berarti menetapkan kriteria data penelitian. Dengan

pedoman fokus masalah seorang peneliti dapat menetapkan data yang harus

dicari. Data yang dikumpulkan hanyalah data yang relevan dengan fokus

penelitian. Peneliti dapat mereduksi data yang tidak relevan dengan fokus

penelitian. Sebagai catatan bahwa dalam penelitian kualitatif dapat terjadi

penetapan fokus penelitian baru dilakukan dan dipastikan pada saat peneliti

berada di lapangan. Hal itu dapat terjadi bila fokus masalah yang telah

dirumuskan secara baik, namun setelah di lapangan tidak mungkin dilakukan

penelitian sehingga diubah, diganti, disempurnakan atau dialihkan. Peneliti

memiliki peluang untuk menyempurnakan, mengubah, atau menambah fokus

penelitian.

Langkah keempat: pengumpulan data. Pada tahap ini yang perlu

dipenuhi antara lain rancangan atau skenario penelitian, memilih dan

menetapkan setting (latar) penelitian, mengurus perijinan, memilih dan

menetapkan informan (sumber data), menetapkan strategi dan teknik

pengumpulan data, serta menyiapkan sarana dan prasarana penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan menemui sumber data. Hal-hal yang perlu

diperhatikan saat melakukan pengumpulan data adalah menciptakan hubungan

yang baik antara peneliti dengan sumber data. Hal ini terkait dengan teknik

Page 69: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

69

pengumpulan data yang akan digunakan misalnya observasi, wawancara atau

pengamatan.

Langkah kelima: pengolahan dan pemaknaan data. Pada penelitian

yang lain pada umumnya pengolahan data dan pemaknaan data dilakukan

setelah data terkumpul atau kegiatan pengumpulan di lapangan dinyatakan

selesai. Analisis data kualitatif yang meliputi pengolahan dan pemaknaan data

dimulai sejak peneliti memasuki lapangan. Selanjutnya, hal yang sama

dilakukan secara kontinyu pada saat pengumpulan sampai akhir kegiatan

pengumpulan data secara berulang sampai data jenuh (tidak diperoleh lagi

informasi baru). Dalam hal ini, hasil analisis dan pemaknaan data akan

berkembang, berubah, dan bergeser sesuai perkembangan dan perubahan data

yang ditemukan di lapangan.

Langkah keenam: pemunculan teori. Peran teori dalam penelitian

kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif

teori tidak dimanfaatkan untuk membangun kerangka pikir dalam menyusun

hipotesis. Penelitian kualitatif bekerja secara induktif dalam rangka

menemukan hipotesis. Teori berfungsi sebagai alat dan berfungsi sebagai

fungsi tujuan. Teori sebagai alat dimaksudkan bahwa dengan teori yang ada

peneliti dapat melengkapi dan menyediakan keterangan terhadap fenomena

yang ditemui. Teori sebagai tujuan mengandung makna bahwa temuan

penelitian dapat dijadikan suatu teori baru.

Langkah ketujuh: pelaporan hasil penelitian. Laporan hasil penelitian

merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah melakukan kegiatan

pengumpulan data penelitian dinyatakan selesai. Dalam konteks yang seperti

ini, pelaporan hasil penelitian secara tertulis memiliki nilai guna setidaknya

dalam empat hal, yaitu:

Sebagai kelengkapan proses penelitian yang harus dipenuhi oleh para

peneliti dalam setiap kegiatan penelitian

Sebagai hasil nyata peneliti dalam merealisasi kajian ilmiah

Sebagai dokumen autentik suatu kegiatan ilmiah yang dapat

dikomunikasikan kepada masyarakat ataupun sesama peneliti

Page 70: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

70

Sebagai hasil karya nyata yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan

bergantung pada kepentingan peneliti (Sukardi, 2003).

Berdasarkan uraian tentang hakikat dan prosedur penelitian kualitatif,

penelitian kualitatif mempunyai makna tersendiri untuk kepentingan bidang

pendidikan. Pentingnya penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan antara

lain:

Pendidikan sebagai proses sosialisasi hakikatnya adalah interaksi

manusia dengan lingkungan yang membentuknya melalui proses belajar dalam

konteks lingkungan yang berubah-ubah.

Pendidikan senantiasa melibatkan komponen manusia yakni pendidik dan

tenaga kependidikan, siswa, kurikulum, lingkungan, waktu, serta sarana dan

prasarana pendidikan. Setiap komponen saling berinteraksi dalam satu proses

pendidikan/pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan sebagai suatu sistem tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi

juga berorientasi pada proses agar memperoleh hasil optimal.

Pendidikan dalam arti luas, terjadi pada setiap manusia dan berlangsung

sepanjang hayat, dalam lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan

masyarakat, secara alami.

Tekanan utama pendidikan adalah pembinaan dan pengembangan

manusia mencakup aspek intelektual, moral, sosial dalam satu kesatuan utuh,

serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan pengembangan tersebut melalui

proses belajar agar diperoleh perubahan-perubahan perilaku menyangkut

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Proses dan hasil pendidikan tidak saja

diukur secara numerik/angka dan bilangan dalam bentuk indeks-indeks prestasi

atau indeks-indeks lainnya secara kuantitatif dan statistik. Lebih dari itu perlu

pengkajian mendalam berkenaan dengan kualitas proses, efisiensi dan

efektivitas, serta daya guna terhadap perubahan perilaku individu khususnya

anak didik dan tenaga kependidikan. Data kualitatif dalam bidang pendidikan

sangat bermanfaat untuk menemukan hakikat dan makna yang terkandung

dalam proses pendidikan.

Page 71: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

71

Bagaimana proses pendidikan itu berlangsung, bagaimana perubahan

terjadi dalam proses tersebut, bagaimana interaksi guru-siswa dan siswasiswa

dalam pembelajaran, bagaimana sumber belajar dioptimalkan penggunaannya,

bagaimana guru menangani kesulitan belajar siswa, dan pertanyaan lainnya

memerlukan data kualitatif dalam menjelaskannya. Pengukuran secara

kuantitatif tersebut seringkali menghilangkan makna yang sebenarnya, lebih

dari data yang diperoleh secara kuantitatif berdimensi tunggal, padahal dalam

kenyataannya suatu proses yang terjadi berkaitan erat dengan berbagai dimensi

yang muncul dalam kondisi alamiahnya.

D. Proses Identifikasi dan Perumusan Masalah Riset dengan Pendekatan

Kualitatif

Beberapa ahli riset kualitatif seperti Creswell, Miles dan Huberman

menyarankan dalam menurunkan pertanyaan riset utama dalam bentuk

subpertanyaan sebaiknya tidak lebih dari 7 (Creswell) dan tidak lebih dari 12

(Miles dan Huberman). Saran penulis sebaiknya subpertanyaan tidak terlalu

banyak, sebab jika subpertanyaan terlalu banyak, dikhawatirkan riset akan

semakin melebar dan tidak terfokus pada pertanyaan sentral. Jika hal ini

terjadi, peneliti akan semakin kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut

secara benar. Sebaiknya subpertanyaan cukup 5 atau 6 saja. Meskipun

demikian, batasan ini hanya bersifat pada tataran praktis, bukan pada tataran

metodologis karena hakikat riset kualitatif itu sendiri.

E. Peranan Teori dalam Riset dengan Pendekatan Kualitatif

Bagaimana teori berperan dalam riset yang menggunakan pendekatan

kualitatif? Terdapat beberapa model dalam menggunakan teori dalam riset

kualitatif, yaitu:

1. Teori berfungsi sebagai eksplanasi secara umum, seperti pada riset

kuantitatif.

Page 72: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

72

2. Teori berperan sebagai perspektif saat peneliti menggunakan teori

untuk mendefinisikan istilah tertentu yang digunakan dalam topik

risetnya.

3. Peneliti kualitatif tidak menggunakan teori secara eksplisit, tetapi

menggunakan metode induktif, yaitu berawal dari data dan

digeneralisasikan menjadi suatu teori.

F. Desain Riset untuk Riset dengan Pendekatan Kualitatif

Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai dengan

kondisi lapangan, tidak seperti desain riset penelitian kuantitatif yang bersifat

tetap, baku, dan tidak berubah-ubah. Menurut Creswell, beberapa hal menjadi

karakteristik dalam riset kualitatif ialah:

1. Riset kualitatif berlangsung pada latar yang alami.

2. Riset kualitatif menggunakan beberapa metode yang bersifat

humanistis dan interaktif secara bersamaan saat riset dijalankan.

3. Desain riset kualitatif dapat muncul begitu saja saat riset sedang

diulakukan, bahkan pertanyaan yang sudah dipersiapkan dapat

mendadak berubah untuk menyesuaikan kondisi di lapangan.

4. Riset kualitatif secara fundamental bersifat interpretatif.

5. Riset kualitatif umumnya memotret gejala sosial secara holistic.

6. Riset kualitatif menggunakan penjelasan yang kompleks dari berbagai

pandangan dan secara bersamaan.

7. Riset kualitatif umumnya menggunakan lebih dari satu strategi untuk

menuntun penyelidikan yang sedang dijalankan.

G. Riset dengan Pendekatan Kualitatif

1. Pengertian Riset Kualitatif

Riset kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang

ada dalam interaksi manusia (Catherine Marshal: 1995). Definisi lain yang

diusulkan oleh Schwandt (2007), mengatakan bahwa riset kualitatif

Page 73: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

73

merupakan riset yang bertujuan untuk memahami tindakan manusia.

Schwandt juga mengatakan bahwa kata “kualitatif” menunjuk pada

kualitas. Kualitas yang dimaksud adalah ialah satu properti yang inheren

atau karakteristik yang esensial dari sesuatu yang dapat berupa objek atau

pengalaman. Sedangkan Denzin dan Lincoln (2005), mendefinisikan riset

kualitatif sebagai suatu bidang penyelidikan yang berada salam haknya

sendiri. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berbaur menjadi satu dengan

yang diteliti, sehingga peneliti dapat memahami persoalan dari sudut

pandang yang diteliti itu sendiri.

Sasaran utama penelitian kualitatif ialah manusia karena manusialah

sumber masalah dan sekaligus penyelesai masalah. Meskipun demikian,

penelitian kualitatif tidak hanta membatasi penelitian terhadap manusia

saja. Sasaran lain dapat berupa kejadian, sejarah, benda berupa foto,

artefak, peninggalan peradaban kuno, dsb. Intinya, sasaran penelitian

kualitatif ialah manusia, dengan segala kebudayaan da kegiatannya.

a. Saat Kita Melakukan Riset Kualitaif

Peneliti dapat menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif

ketika :

1) Memahami makna yang melandasi tingkah laku partisipan

2) Mendeskripsikan latar dan interaksi partisipan

3) Melakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi informasi baru

4) Memahami keadaan yang terbatas dan ingin mengetahui secara

mendalam dan rinci

5) Mendeskripsikan fenomena untuk menciptakan teori baru

6) Memfokuskan pada interaksi manusia dan proses yang mreka

gunakan.

b. Fase-Fase dalam Riset Kualitatif

Menurut Denzin dan Lincoln (2005), fase-fase dalam riset

kualitatif ialah :

1) Fase 1, peneliti : keberhasilan riset kualitatif sangat ditentukan

dari cara peneliti tersebut mengelola dan menjalankan riset yang

Page 74: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

74

sedang dilakukan.peneliti tidak hanya paham mengenai

permasalahan dan metode yang akan digunakan dalam menjawab

masalah yang sudah dirumuskan. Lebih dari itu, peneliti mengerti

cara menggunakan metode yang sudah dipilihnya saat akan

dijalankan di lapangan.

2) Fase 2, paradigm interpretasi : peneliti melakukan interpretasi data

dengan berdasarkan pada filsafat yang mendasari riset kualitatif.

3) Fase 3, strategi riset : peneliti memikirkan desain yang akan

digunakan daam risetnya.

4) Fase 4, metode koleksi dan analisis : peneliti menggunakan

kegiatan seperti wawancara, kajian dokumen, kelompok terfokus,

observasi terlibat langsung, dan lain-lain.

5) Fase 5, seni, praktik, politik interpretasi, dan evaluasi : peneliti

melakukan hal yang berkaitan dengan penetapan kriteria penilaian

mengenai hasil riset, termasuk diantaranya penilaian yang

berkaitan dengan validitas hasil riset.

2. Strategi Riset Kualitatif

Strategi Penyelidikan (Inquiry)

Creswell (2003), menjelaskan strategi penyelidikan mulai dari

pembuatan proposal hingga validasi akurasi temuan riset.

1) Proposal : Identifikasi strategi tertentu yang akan digunakan

dalam riset, tuliskan juga latar belakang penelitian, dan uraikan

alasan dalam menggunakan strategi tersebut.

2) Peranan Peneliti : menjelaskan pengalaman masa lalu yang

memberikan data latar belakang, sehingga memudahkan pembaca

dalam mengetahui topic, latar, dan partisipan dalam riset ini.

3) Prosedur Koleksi Data : hal yang harus dipertimbangkan

diantaranya identifikasi tempat atau individu yang sudah ditentukn

sebelumnya, yang berdasarkan pada pemikiran bahwa tempat atau

individu tersebut akan membantu peneliti dalam memahami

masalah dan pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan.

Page 75: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

75

Koleksi data meliputi observasi interview, kajian dokumen, dan

kajian bahan audiovisual.

4) Prosedur Pencatatan Data : prosedur pencatatan data meliputi

penggunaan protocol atau formulir observasional untuk mencatat

data, penggunaan formulir wawancara, perekaman data dengan

catatan manual dan tape recorder atau video, dan pencatatan

dokumen dan materi visual yang ditulis dengan menggunakan

struktur atau cara yang sudah diketahui oleh pihak peneliti itu

sendiri.

5) Analisis Data dan Interpretasi : memaknai data yang berbentuk

teks dan gambar atau elemen lainnya yang bukan berupa angka.

6) Narasi dalam Riset Kualitatif : konvensi dalam membuat narasi

riset kualitatif diantaranya : membuat variasi antara kutipan

panjang dan pendek; menuang percakapan dalam bentuk tulisan;

menyajikan informasi teks dalam bentuk formulir tabulasi;

menggunakan kata-kata partisipan; mengaitkan antara kutipan

yang dilakukan peneliti dengan interpretasi; menggunakan indensi

untuk menarik perhatian pembaca; menggunakan kata sebutan

untuk orang pertama seperti “saya” atau “kami” dalam narasi yang

dibuat; dan menggunakan metafora untuk membandingkan supaya

lebih jelas.

3. Peranan Peneliti Kualitatif dalam Riset

Riset kualitatif menempatkan peneliti sebagai pusat kendali riset,

sehingga kehadiran peneliti dalam setia fase riset diperlukan. Jones dan

kawan-kawan dalam artikelnya yang berjudul The Role of Research in

Qualitative Research, mengemukakan pendapat bahwa peranan peneliti

dalam riset kualitatif tidak hanya dalam praktik riset di lapangan saat riset

dijalankan saja. Peranan ini dapat ditelusuri sejak peneliti terlibat dalam

komunitas jaringan peneliti, pergaulan dengan para mentor, dan para

model yang dianutnya.

4. Teknik Pemilihan Informan

Page 76: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

76

Schwandt (2007), mendefinisikan informan sebagai pihak dari dalam

memperoleh, menjaga akses, mengembangkan pemahaman informan, dan

melakukan pengecekan mengenai pemahaman yang muncul saat riset

dijalankan. Beberapa teknik umum pemilihan informan yang digunakan

dalam riset kualitatif ialah :

a. Teknik Kesesuaian (Convenience) : Memilih unit analisis yang

dianggap sesuai oleh peneliti.

b. Teknik Penialaian (Judgement) : Memilih sampel dari suatu

populasi yang didasarkan pada informasi yang tersedia, sehingga

perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan.

c. Teknik Bola Salju (Snowball) : memilih unit yang mempunyai

karakteristik langka dan unit tambahan yang ditunjukkan oleh

reponden sebelumnya.

d. Teknik Purposif/Pemilihan yang Didasarkan pada Teori :

pemilihan informan didasarkan paa kesesuaian terhadap pertanyaan

riset, kerangka analisis, dan penjelasan yang akan dikembangkan

dalam riset.

5. Metode Pengumpulan data

a. Partisipasi : merupakan salah satu cara mencari data utama atau

informasi dalam metode penelitian kualitatif.

b. Observasi Terlibat Langsung : meliputi pencatatan secara sistematik

mengenai kejadian, perilaku, objek yang dilihat, dan hal lain yang

diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.

c. Wawancara (Interview) : keberhasilan dalam mendapatkan data atau

informasi dari objek yang diteliti sangat bergantung pada kemampuan

peneliti dalam melakukan wawancara.

d. Kajian Dokumen : merupakan sarana [embantu peneliti dalam

mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat,

pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan

bahan tulisan lainnya.

Page 77: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

77

e. Interview Khusus (Elite Interviewing) : melakukan wawancara dengan

kelompok elite tertentu, misalnya dengan pimpinan perusahaan atau

kantor tertentu.

f. Wawancara Kelompok Kecil (Focus Group Interviewing) : wawancara

atau diskusi yang dilakukan oleh beberapa orang, biasanya terdiri dari

5-10 orang.

g. Narasi : merupakan metode yang diambil dari bidang ilmu sastra dan

psikologi.

h. Sejarah Hidup : merupakan salah satu teknik lain dalam penelitian

kualitatif.

i. Analisis Sejarah : merupakan data sekunder yang cakupannya lebih

luas dibandingkan dengan analisis sejarah yang berkaitan dengan suatu

kejadian yang bersifat umum.

j. Film, Video, dan Foto : merupakan sumber data sekunder yang

berguna bagi peneliti karena data tersebut dapat berupa gambar dan

suara yang akan melengkapi data yang bersifat tekstual.

6. Analisis Data

a. Model Analisis Domain

Berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau

pengertian yang bersifat secara menyeluruh.

b. Model Analisis Taksonomi

Focus terhadap salah satu domain (struktur internal domain) dan

pengumpulan hal-halelemen yang sama.

c. Model Analisis Komponensial

Menekankan pada kontras antarelemen dalam suatu domain, hanya

karakteristik yang berbeda saja yang dicari.

d. Model Analisis Tema Kultural

Mencari hubungan yang ada dan dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi

nilai, nilai dasar/utama, premis, etos, pandangan dunia, dan orientasi

kognitif.

e. Analisis Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)

Merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan gagasan teori,

seperti konsep, model, dan teori formal ang dimulai dari data.

7. Interpretasi

Page 78: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

78

Creswell (2003), mengajukan gagasan dalam melakukan analisis dan

interpretasi sebagai berikut :

a. Lakukan organisasi dan persiapkan data untuk dianalisis.

b. Baca secara seksama semua data yang ada.

c. Melakukan analisis secara detail.

d. Menggunakan proses pengkodean untuk menghasilkan deskripsi latar,

orang, kategori ataupun tema yang akan dianalisis.

e. Menyajikan deskripsi dan tema dalam bentuk narasi kualitatif.

f. Membuat interpretasi mengenai makna data.

8. Validasi Hasil Riset Kualitatif

Beberapa usaha peneliti untuk menngkatkan validitas penelitian kualitatif,

yaitu :

a. Memperluas harapan awal

b. Memfokuskan dengan cara melihat sumber data lain

c. Membuat kutipan ekstensif yang berasal dari catatan lapangan dan

hasil wawancara, serta data archieve dan rekaman video atau audio

d. Menggunakan data penelitian lainnya sebagai sumber pengecekan

e. Melakukan pengecekan dengan meminta anggota peneliti untuk

memeriksa hasil penelitian kita dengan melakukan review mulai dari

masalah, data, teknik, teknik analisis, dan hasilnya

9. Pelaporan

Hasil penelitian kualitatif berupa rekaman dalam bentuk video atau audio

yang ditranskripkan dalam bentuk teks. Dalam riset kualitatif, terdapat

konvensi bentuk laporan narasi seperti berikut :

a. Kutipan yang bervariasi

b. Hasil percakapan yang mencerminkan sensitivitas budaya partisipan

c. Memaparkan informasi dalam table

d. Menggunakan kata-kata partisipan

e. Menyatukan antara kutipan dan pendapat personal peneliti

f. Mempergunakan pendekatan narasi kualitatif.

REFERENSI

Sarwono, Jonathan. 2013. Strategi Melakukan Riset. Yogyakarta: Andi.

Page 79: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

79

PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN TUJUAN PENELITIAN

KUALITATIF

A. Pengertian Penelitian Kualitatif

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, para peneliti kualitatif mencari

makna, pemahaman, pengertian, versthesen tentang suatu fenomena,

kejadian, maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung dan atau tidak

langsung dalam stting yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh. Peneliti

bukan mengumpulkan data sekali jadi atau sekaligus dan kemudian

mengolahnya, melainkan tahap demi tahap dan makna disimpulkan selama

proses berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan bersifat naratif dan

holistik.

Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan

pencairan makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun

deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetode, bersifat alami dan

holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan

secara naratif. Pencairan makna yang meruakan salah satu ciri utama

penelitian kualitatif, diupayakan dari berbagai sudut pandang, pemotretan

yang bervariasi, multimetode, dan melalui interaksi simbolik yang merupakan

konsep dasar pencairan makna yang sesungguhnya serta mampu memanyungi

segala bentuk orientasi, menuntun dan tidak melebar secara tidak menentu,

terfokus walaupun multimethod dan multifokus, terarah dan terkendali.

B. Karakteristik Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif pada permulannya banyak digunakan dalam bidang

sosiologi, antropologi, dan kemudian memasuki bidang psiklogi, pendidikan,

bahasa dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Penelitian kualitatif dalam

analisis datanya tidak menggunakan analisis statistik, tetapi lebih banyak

secara naratif. Beberapa ciri umum penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Menggunakan “natural setting” (keadaan/ latar alami, lingkungan, dan

sosial budaya) sebagai sumber data penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus terjun ke dalam situasi yang

sebenarnya, melihat situasinya dan berabur dalam konteks yang

Page 80: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

80

sebenarnya. Walaupun peneliti datang ke tempat kejadian yang sedang

diteliti dengan perlengkapan video tape, kamera/foto yang dapat merekam

semua informasi itu, ia juga harus melengkapi diri dengan catatan

tersendiri dalam buku catatan yang telah disediakan terlebih dahulu.

2. Peneliti sebagai instrumen penelitian

Peneliti adalah instrumen kunci dalam penelitian. Dialah yang melakukan

observasi, dialah yang membuat catatan, dia pulalah yang melakukan

wawancara. Alat-alat yang lain seperti angket/kuesioner, tes, skala

penilaian tidak lazim digunakan. Alat bantu yang digunakan terkait

dengan objek penelitian, antara lain: alat rekam seperti video, tustel, tape,

kamera, dan sebagainya, sedangkan peneliti merupakan instrumen

kuncinya. Oleh karena itu, keberhasilan dalam penelitian kualitatif sangat

ditentukan oleh kemampuan peneliti di lapangan dalam menghimpun data

yang diperlukan, memaknai data yang ada yang tidak terlepas dari

konteks yang sebenarnya. Peneliti merupakan subjek multibudaya.

3. Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan

yaitu pengamatan, interview, dan anlisis dokumen atau analisis

isi/wacana.

Reymond gold menyatakan ada empat tingkat teknik pengamatan yaitu:

(1) pengamatan lengkap; (2) pengamat sebagai pertisipan; (3) partsipan

sebagai pengamat; dan (4) partisipan terlibat langsung dalam suatu

kelompok. Di samping itu, ia mengemukakan pula bahwa teknik

interview dapat pula dibedakan atas interview terstruktur, semi

terstruktur, interview normal, dan interview retrospektif.

4. Data kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan merupakan data

kualitatif. Bentuk data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-kata, dan

bukannya dalam bentuk angka.

5. Sangat deskriptif

Page 81: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

81

Dalam penelitian kualitatif data disjikan dalam bentuk deskriptif atau

naratif. Apa yang disajikan sebagai hasil dari penelitian hendaklah

bersumber dari data yang dikumpulkan.

6. Proses dan produk

Untuk dapat menjelaskan suatu kejadian, peneliti harus tahu bagaimana

proses terjadinya kejadian itu, bukan pada kejadian saja. Jadi, setiap

peneliti hendaklah menempatkan suatu kejadian atau tindakan dalam

konteks yang sebenarnya; bagaimana proses terjadinya bukan hanya hasil

yang didapat.

7. Cenderung menganalisis data secara induktif

Peneliti mengumpulkan bukti-bukti di lapangan, kemudian

menyusun/mengabstraksi berdasarkan sumber-sumber yang terdapat di

lapangan. Jadi, semua data yang dikumpulkan selama di lapangan secara

bertahap dan sejak awal dianalisis, sedikit demi sedikit, kemudian

dikembangkan dan dikembangkan lagi, dimaknai secara khusus,

diklasifikasikan, kelompok demi kelompok dan kemudian dianalisis

seacra lebih mendalam sehingga didapatkanlah kesimpulan dan/atau teori.

8. Makna adalah sesuatu yang esensial dalam penelitian kualitatif

Makna yang terjadi menurut perspektif partisipan, kalau peneliti telah

melakukan penelitian yang akurat menurut konteksnya dan peneliti dapat

memberi makna sesuai dengan makna yang diberikan oleh partisipan itu.

9. Mengutamakan perincian kontekstual

Data tidak dapat dipisahkan dann dimaknai di luar konteksnya . oleh

karena itu catatan perinci tentang sesuatu yang diteliti sangat diperlukan;

termasuk di dalam ini hubungan antara satu dan yang lain, bagaimana dan

mengapa hal itu terjadi.

10. Sebagian besar penelitian kualitatif menggunakan data langsung dari

tangan pertama.

Peneliti harus terjun langsung ke lapangan untuk menemukan dan

melakukan observasi, sehingga dapat menghayati langsung keadaan yang

Page 82: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

82

sebenarnya sehingga dapat pula memberi makna dalam konteks yang

sebenarnya.

11. Melakukan triangulasi

Penelitian perlu melakukan triangulasi yaitu memperoleh data yang sama

dari subjek/sumber yang lain menggunakan metode yang berebda dengan

sumber yang pertama. Melakukan triangulasi dimaksudkan untuk

meningkatkan ketepatan dan kebenaran data penelitian, sehingga

menggiring pula pada keakuratan hasil penelitian.

12. Subjek yang diteliti berkedudukan sam dengan peneliti

Kesejajaran posisi peneliti dan sumber atu subjek penelitian memberi

peluang kepada subjek penelitian untuk dapat mengungkapkan sesuatu

sebagaimana adanya.

13. Analisis data dilakukan sejak awal dan dilanjutkan sepanjang penelitian.

Dalam setiap penelitian kualitatif, rancangan yang disusun masih bersifat

umum dan fleksibel. Dengan melakukan analisis berkelanjutan sampai

akhir, memungkinkan sesuatu “terbaca” dalam konteksnya dan pemknaan

yang diberikan tetap dalam konteksnya pula.

14. Dalam penelitian kualitatif, verifikasi perlu dilakukan

Dalam penelitian kualitatif, untuk memperoleh hasil yang terpercaya

dapat dilakukan verifikasi, baik terhadap kasus yang bertentangan

maupun dalam konteks yang lebih luas.

15. Penelitian kualitatif dipengaruhi pandangan dan keunikan peneliti

Peneliti tidak mendesak-desakan apa yang diharapkannya, namun

pandangan dan keunikan peneliti selama penelitian tetap akan

mempengaruhi kualitas dan hasil penelitian.

16. Peneliti memandang fenomena sosial secara holistik

Satu fenomena berkaitan dengan fenomena lain dan satu fenomena

mungkin disebabkan oleh berabgai fenomena lain. Oleh karena itu, satu

fenomena akan terungkap dengan baik kalau dilihat secara holistik.

17. Rancangan bersifat umum dan fleksibel

Page 83: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

83

Arah penelitian dapat saja diubah dan berubah sesuai dengan fenomena

lapangan yang sesungguhnya.

Bogdan dan biklen menambahkan beberapa ciri penelitian kualitatif yang

lain, yaitu: (1) sampel yang digunakan kecil dan tidak representatif.; (2) usul

penelitian pendek dan spekulatif; (3) teknik dan metode yang digunakan dalam

pengumpulan data: observasi, dokumen dan artefak yang berbeda, participan,

observation, interview terbuka; (4) rancangan bersifat umum dan fleksubel.

Adapun michael quinn patton (1990) mengemukakan, bahwa karakteristik

utama penelitian kualitatif yaitu: (1) penyelidikan yang bersifat naturalistik; (2)

analisis bersifat induktif; (3) holistik; (4) data bersifat kualitatif; (5)

menekankan pemahaman dan kontak personal; (6) dinamis; (7) tiap kasus unik

dan spesifik; (8) dalam konteksnya, netral dan bersifat sensitif; serta (9)

rancangan bersifat fleksibel.

BEBERAPA TIPE DAN STRATEGI PENEMUAN DALAM PENELITIAN

KUALITATIF

Ada beberap jenis dan strategi yang digunakan dalam penelitian kualitatif

antara lain sebagai berikut:

A. Studi Kasus

Penelitian kasus adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi

secara mendalam, mendetail, intensif, holisyik, dan sistematis tentang orang,

kejadian, social setting (latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan

berbagai metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami

secara efektif bagaimana orang, kejadian, latar alami itu beroperasi atau

berfungsi sesuai dengn kontesnya. Stake mengemukakan tiga tipe penelitian

kasus yaitu:

1) Studi kasus intrinstik dilaksanakan apabila peneliti ingin memahami lebih

baik tentang suatu kasus biasa, seperti sifat, karakteristik, atau masalah

individu.

Page 84: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

84

2) Studi kasus kolektif merupakan studi beberapa kasus instrumental dan

menggunakan beberapa instrumen serta sejumlah peneliti sebagai suatu

tim.

3) Studi kasus instruemntal digunakan apabila peneliti ingin memahami atau

menekankan pada pemahaman tentang suatu isu atau merumuskan kembali

suatu penjelasan secara teoretis.

Kalau ditinjau dari segi rancangan penelitian, penelitian kasus

dapat pula dibedakan dalam empat klasifikasi, yaitu: (1) studi kasus

eksploratori/penjajakan; (2) studi kasus deskriptif; (3) studi kasus yang

bersifat menginterpretasikan, menguji atau menerangkan; dan (4) studi

kasus yang bersifat evaluatif.Sedangkan Yin membagi desain penelitian

kasus atas dua klasifiksi, yaitu desain kasus tunggal dan desain multikasus.

Beberapa ciri utama yang terdapat dalam penelitian kasus:

a) Penelitian kasus merupakan suatu tipe penelitian yang mengkaji

secara mendalam mengenai suatu unit.

b) Penelitian kasus membutuhkan waktu yang relatif lebih lama

dibandingkan dari penelitian historis.

c) Penelitian kasus bersifat deskriptif.

d) Penelitian kasus bersifat heuristik

e) Penelitian kasus berorientasi pada disiplin ilmu.

Dalam melakukan penelitian kasus ada beberapa langakh utama

yang perlu mendapat perhatian:

a) Tentukan masalah yang akan diteliti dan rumuskan tujuan yang akan

dicapai secara jelas.

b) Rumuskan kasus yang akan dipelajari

c) Tetapkan peran teori dalam pemilihan kasus

d) Tentukan kerangka penelitian kasus secara konseptual dan teoritis.

e) Tetapkan secara jelas bentuk/tipe penelitian kasus yang akan

dilakukan.

f) Tetapkanlah cara pendekatan yang akan digunakan.

Page 85: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

85

g) Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan rancangan meurut unit

kegiatan yang telah ditetapkan.

h) Persiapan pengumpulan data.

i) Data-data yang telah dikumpulkan dievaluasi dan diorganisasikan

menjadi rekonstruksi unit studi yang koheran, serta dianalisis sejak

awal kegiatan.

j) Susunlah laporan penelitian dengan menghindarkan “bias” dari

pribadi peneliti.

B. Grounded Theory Methodology

Grounded theory methodology adalah suatu metodologi umum untu

mengembangkan teori melalui penelitian kualitatif yang dilakukan secara

sistematis dan mendasar. Teori dibangun berdasarkan data yang dikumpulkan

tentang suatu fenomena yang menjadi fokus penelitian. Para peneliti

membangun teori secara induktif dari penelitian fenomena yang tampak di

lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti mulai dari suatu teori yang bersumber

dari berbagai pedoman yang telah ada. Glasser dan strauss menegmukakan

ada dua cara dalam menemukakan teori berdasarkan data yaitu teori formal

dan teori substansif. Teori formal dibentuk untuk kategori kawasan

konseptual teoritik, sedangkan teori substansif dibentuk untuk daerah

substansif tertentu.

Langkah-langkah penelitain grounded theory methodology mengikuti pola

kualitatif pada umumnya. Selama penelitian, konsep teori yang disusun diuji

kembali di mana perlu direvisi atau disempurnakan kembali melalui berbagai

revisi dan perbaikan atau penyempurnaan dengan menggunakan data yang

akurat melalui analisis komparatif dan situasi, serta kelompok yang tepat

untuk menguji atau menemukan teori. Analisis komparatif adalah salah satu

cara yang strategis dan sering digunakan para ahli berbagai cabang ilmu

sosial untuk menemukan sesuatu maupun teori, melalui verifikasi dan

pengkategorian secara konseptual sehingga dapat menghasilkan bukti-bukti

yang akurat.

Page 86: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

86

C. Penelitian Historis

Penelitian historis merupakan salah satu tipe dan pendekatan dalam

penelitian kualitatif yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali secara

sistematis, akurat, dan objektif kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi di

masa lampau dengan menggunakan pendekatan normatif dan interpretatif.

Tujuan menggunakan tipe penelitian historis dimaksudkan agar:

a) Seseorang menyadari apa yang terjadi di masa lampau, sehingga

seseorang dapat belajar dari kegagalan dan keberhasialn masa

lampaunya.

b) Belajar bagaiman sesuatu dikerjakan di masa lamapu dan melihat

kemungkinan apakah hal itu masih merupakan suatu kepedulian dan

dapat digunakan dewasa ini.

c) Membantu seseorang dalam membuat prediksi.

d) Menguji hipotesis hubungan atau kecenderungan.

Beberapa ciri khusus penelitian historis sebagai berikut:

a) Penelitian historis lebih banyak tergantung pada data yang ditulis, dicatat

atau diobservasi oleh orang lain daripada yang diobservasi oleh peneliti

sendiri.

b) Peneliti haruslah tertib, ketat, sistematis, dan tuntas.

c) Penelitian historis tergantung pada dua macam data: primer dan

sekunder.

d) Untuk menentukan nilai data, biasanya dilakukan dua macam kritik yaitu

kritik eksternal dan internal.

e) Penelitian historis lebih tuntas mencari informasi dari sumber yang lebih

luas.

Beberapa kelemahan penelitian historis yang selalu menjadi sorotan

sebagai berikut:

a. Masalah dinyatakan terlalu luas

b. Kecenderungan menggunakan cara yang mudah dengan mengambil data

dari sumber kedua.

Page 87: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

87

c. Kritik internal maupun eksternal kurang dilakukan secara tajam dan tepat

terhadap data yang ditemukan.

d. Kegagalan dalam menginterpretasikan kata-kata dan ekspresi dalam

konteks yang diterima sesuai dengan keadaan semula.

e. Kegagalan dalam membedakan fakta yang berarti dalam satu situasi itu,

sehingga kadang-kadang menjadi fakta yang tidak relevan dan tidak

penting.

f. Pelaksanaan penelitian dipengaruhi oleh “bias” pribadi peneliti tersebut,

sehingga mengumpulkan interpretasi dari yang seharusnya.

g. Karena banyaknya fakta yang dikumpulkan, maka laporan yang disusun

hanya merupakan kumpulan fakta yang banyak dan bukan menampilkan

sintesis ke dalam generalisasi yang berarti.

h. Sering juga terjadi analisis yang terlalu berlebihan yang kurang didukung

oleh bukti-bukti yang cukup atau terjadinya analogi yang salah atau

konklusi yang dibuat.

Penelitian historis mempunyai beberapa keuntungan antara lain sebagai

berikut:

a. Topik yang ingin diteliti tidak dapat diungkapkan melalui tipe penelitian

yang lain.

b. Penelitian historis memungkinkan untuk penggunaan cara yang berbeda

dan menunjukkan bukti yang lebih bervariasi.

c. Dapat menyadarkan seseorang tentang kejadian di masa lampau.

d. Dapat membantu dalam memprediksi untuk masa datang.

e. Dapat lebih memahami dan mengerti tentang kebijaksanaan dan praktik

kehidupan.

Dalam penelitain hostoris ada beberapa langkah yang perlu diikuti.

Langkah-langkah itu sebagai berikut:

a. Definisikan dan rumuskan masalah yang akan diteliti secara tepat.

b. Pertimbangkanlah apakah penelitian historis merupakan cara terbaik

untuk memecahkan masalah tersebut.

Page 88: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

88

c. Rumuskan tujuan penelitian, dan jika mungkin dirumuskan pula

pertanyaan penelitian yang akan membimbing atau meberi arah

penelitian itu.

d. Tetapkan sumber informasi yang relevan dan sahih.

e. Kumpulkan data dengan selalu mengingat sumber data primer dan

sekunder .

f. Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik eksternal dan

internal.

g. Tuliskan laporan yang mencakup pernyataan masalah, review sumber

material, pernyataan asumsi, hipotesis, cara mengetes hipotesis,

penemuan yang ada, interpretasi dan kesimpulan serta bibliografi.

D. Fenomenologi

Secara umum phaenomenon berarti tampak atau memperlihatkan. Logos

adalah ilmu atau ucapan. Dengan demikian, fenomenologi dapat diartikan

ilmu-ilmu tentang fenomena yang menampakkan diri dari kesadaran peneliti.

Dalam arti luas, fenomenologi adalah ilmu tentang gejala atau hal-hal apa

saja yang tampak. Penelitian fenomenologi difokuskan pada menggali,

memahami, dan menafsirkan arti fenomena, peristiwa, dan hubungannya

dengan orang-orang biasa dalam situasi tertentu.

Beberapa karakteristk penelitian fenomenologi sebagai berikut:

1. Tidak berasumsi mengetahui apa makna sesuatu bagi manusia yang akan

diteliti.

2. Memulai penelitian dengan “keheningan/diam‟ untuk menangkap makna

yang sesungguhnya dari apa yang diteliti.

3. Menenkankan aspek-aspek subjektif dari tingkah laku manusia.

4. Ahli fenomenologi memercayai bahwa dalam kehidupan manusia banyak

cara yang dapat digunakan unk menginterpretasikan pengalaman.

5. Semua cabang penelitian kualitatif meyakini bahwa untuk memahami

subjek adalah dengan melihatnya dari sudut pandang mereka sendiri.

Langkah-langkah dalam penelitian fenomenologi adalah sebagai berikut:

Page 89: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

89

a. Temukan fenomena penelitian yang wajar diteliti melalui penelitian

kualitatif.

b. Analisis fenomena tersebut apakah cocok diungkap melaui fenoenologi.

c. Tentukan subjek yang diteliti dan konteks yang sesungguhnya.

d. Pengumpulan data ke lapangan.

e. Analisis data.

f. Penulisan laporan.

E. Etnometodologi

Anne Rawls menyatakan bahwa kata etnometodologi dapat diperinci menjadi

ethno dan method serta ology. “ethno” menunjuk kepada anggota kelompok

sosial atau budaya. Sedangkan “method” dapat diartikan sebagai cara atau

metode yang digunakan untuk memahami tindakan sosial dan praktik sosial

sehingga dapat dikenali. Adapun :ology” sebagai bagian dari kata sosiologi,

yang dapat dimaknai dengan “studi mengenai”. Oleh karena itu,

etnometodologi dapat diartikan sebagai studi mengenai cara-cara anggota

masyarakat memahami kegiatan sosial mereka sehari-hari.

Menurut George Psathas, ada lima tipe studi etnometodologi yang dapat

diidentifikasi, yaitu:

a. Pengorganisasian tindakan praktik maupun penalaran praktik.

b. Pengorganisasian percakapan dalam interaksi.

c. Interaksi dan percakapan dalam setting lembaga atau organisasi.

d. Studi mengenai kegiatan sosial dalam bekerja.

e. Studi tentang apa yang membuat suatu aktivitas/kera.

Beberapa keuntungan etnometodologi sebagai berikut:

a. Longitudinal

b. Mempelajari tingakh laku nonverbal sama baiknya dengan verbal.

c. Etnometodologi menyediakan suatu pemahaman bahwa konsistensi lebih

baik dicapai dengan mengikuti akal sehat.

Adapun kekurangan yang dimiliki penelitian etnometodologi yaitu:

Page 90: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

90

a. Etnometodologi tidak baik dipilih dan digunakan kalau seseorang tertarik

untuk mempelajari beberapa produk sosial sekaligus.

b. Kurang cocok digunakan untuk mempelajari skala yang lebih laus.

Langkah-langkah dalam penelitian etnometodologi dimulai dengan

masalah yang berkenaan dengan fenomena interaksi sosial. Lalu peneliti

memverifikasi masalah tersebut dengan setting alami yang sesungghnya.

Verifikasi yang dilakukan akan membantu peneliti mengambil keputusan

apakah penelitian dilanjutkan atau tidak. Apabila dilanjutkan maka peneliti

melakukan pengumpulan data yang sesungguhnya. Berbarengan dengan

pengumpulan data, analisis data terus pula dilanjutkan.

F. Etnografi

Ethnography merupakan gabungan dari dua kata, yaitu ethno dan graphic.

Ethno berarti orang atau anggota kelompok sosial budaya, sedangkan graphic

berarti tulisan atau catatan. Jadi, secara literer ethnography berarti

menulis/catatan tentang orang atau anggota kelompok sosial dan budaya.

Dalam arti luas merupakan suatu studi tentang sekelompok orang untuk

menggambarkan kegiatan dan pola sosial budaya mereka. Penelitian

etnografi mencoba memahami, mempelajari, dan menguji suatu fenomena

dalam situasi sesungguhnya, mempunyai akses ke eklompok dan sebaliknya,

kaya dengan data, tidak mahal, dan dapat digunakan sebagai dasar informasi

yang diperlukan dalam penyusunan hipotesis bagi jenis penelitian yang lain.

Langkah-langkah dalam penelitian etnografi antara lain sebagai berikut:

a. Menetapkan informan

b. Melakukan wawancara terhadap informan

c. Membuat catatan etngrafis

d. Mengajukan pertanyaan deskriptif

e. Melakukan wawancara etnografis

f. Membuat analisis deskriptif

g. Mengajukan pertanyaan struktural

h. Membuat analisis taksonomi

i. Mengajukan pertanyaan kontras

Page 91: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

91

j. Membuat analisis konponensial

k. Menemukan tema budaya

l. Menulis etnografi

MASALAH, FOKUS, TEORI, DAN SUBJEK PENELITIAN

A. Masalah Dan Fokus Penelitian

dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kulitatif selalu diawali

dengan masalah penelitian. Masalah tersebut wajar diteliti dengan jenis atau

tipe penelitian yang digunakan.

Masalah dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif mudah berubah

dan dapat diubah, apabila kenyataan dan kondisi lapangan menghendakinya.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa ada tiga kemungkinan yang akan

terajdi berkenaan dengan masalah penelitian dalam penelitian kualitatif yaitu:

1. Masalah yang dirumuskan sebelumnya tersu dilanjutnya dalam penelitian

lapangan sebagaimana adanya.

2. Masalah yang dirumuskan direvisi sesuai dengan kebutuhan lapangan.

3. Masalah yang telah dirumuskan, dirombak total, diuabh dengan masalah

lain.

B. Teori dalam penelitian kualitatif

Peneliti kualitatif ingin mendeskripsikan atau memberikan suatu fenomena

apa adanya atau menggambarkan simbol atau atnda yang ditelitinya sesuai

dengan yang dimilikinya dalam fenomena tersebut. Interaksi di antara

individu yang diteliti hendaknya terjadi sebagaimana yang sesungguhnya

dalam konteksnya, bukan rekayasa peneliti.

Dalam penelitian kualitatif peneliti tidak boleh memengaruhi situasi dan

interaksi sosial antara peneliti dan subjek penelitian maupun antara subjek

yang diteliti sekalipun. Interaksi di antara individu yang diteliti hendaklah

terjadi sebagaiman yang sesungguhnya dalam konteksnya, bukan rekayasa

peneliti.

Page 92: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

92

C. Sumber Informasi/Subjek Penelitian

Ada dua bentuk sumber informasi dalam penelitian kualitatif antara lain

sebagai berikut;

1. Purposive sampling

Penentuan sumber informasi secara purposive dilandasi dengan tujuan

atau pertimbangan tertentu terlebih dahulu. Oleh karean itu, pengambilan

sumber informasi didasarkan pada maksud yang telah ditetapkan

sebelumnya. Purposive dapat diartikan sebagai maksud, tujuan, atau

kegunaan.

2. Snowball sampling

Dalam konteks ini snowball sampling diartikan sebagai memilih sumber

informasi mulai dari sedikit kemudian makin lama makin besar jumlah

sumber informasinya, sampai pada akhirnya benar-benar dapat diketahui

sesuatu yang ingin diketahui dalam konteksnya.

Spradley menggunakan istilah “sosial situation” (situasi sosial) untuk

menggambarkan keberadan kelompok yang diteliti. Situasi sosial itu

mencakup tiga unsur utama, yaitu: (1) pelaku (actors), yang merupakan

pelaku atau aktor kegiatan tersebut; (2) tempat (place), yaitu tempat kejadain

dimana kegiatan tersebut dilaksanakan; dan (3) aktivitas (activities),

merupakan segala aktifitas yang dilakukan aktor di tempat tersebut dalam

konteks yang sesungguhnya.

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Wawancara

Wawncara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Ada empat faktor yang menentukan

keberhasilan dalam percakapan tatap muka maupun percakapan melaui

media. Keempat faktor sebagai berikut:

1. Pewawancara

2. Sumber informasi

Page 93: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

93

3. Materi pertanyaan

4. Situasi wawancara

Wawancara diaktegoriakn atas tiga bentuk, yaitu:

a. Wawancara terencana-terstruktur

b. Wawancara terencana-tidak terstruktur

c. Wawancara bebas

Beberapa aturan umum yang perlu diperhatikan pewawancara sebagai

berikut:

1. Penampilan dan sikap

2. Pewawancara hendaklah terbiasa dengan model pertanyaan yang akan

disampaikan

3. Ikuti kata-kata dalam pertanyaan dengan tepat.

4. Catat jawaban pertanyaan secara tepat dan benar

5. Bila jawaban belum jelas, gunakan teknik menjaring yaitu menggali

informasi lebih dalam sehingga terdapat jawaban yang lebih spesifik,

tepat, dan makna lebih jelas

Langkah-langkah dalam penyusunan pedoman wawancara sebagai berikut:

a. Melakukan studi literatur untuk memahami dan menjernihkan masalah

secara tuntas.

b. Menentukan bentuk pertanyaan wawancara

c. Menentukan isi pertanyaan wawncara

Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam wawancara antara lain

sebagai berikut:

a. Harus diingat bahwa wawancara itu bukanlah percakapan.

b. Memilih waktu yang tepat.

c. Menentukan waktu yang tepat untuk melakukan wawancara

Beberapa keuntungan penggunaan teknik wawancara dalam pengumpulan

data penelitian sebagai berikut:

a. Berhubung karena pewawancara langsung menemui responden, maka

responserate lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan kuesioner.

Page 94: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

94

b. Sampel penelitian lebih sesuai dengan rencana karena semua sumber

informasi akan dapat ditemui.

c. Dapat mengumpulkan informasi pelengkap

d. Visualisasi informasi dapat disajikan

e. Dapat melengkapi dan memperbaiki kembali informasi yang kurang

atau salah

f. Dapat menangkap situasi

g. Pertanyaan-pertanyaan yang sensitif dapat ditnyakan

h. Mudah diubah

i. Lebih lengkap

j. Waktu yang dibutuhkan lebih banyak

k. Kecondongan pewawancara

l. Kurang anonim

m. Tidak ada kesempatan berkonsultasi

B. Observasi

Observasi dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu:

1) Participant observer yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat secar

teratur berpartisipasi dan terliabt dalam kegiatan yang diamati.

2) Non participation observer yaitu suatu bentuk observasi di mana

pengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan.

Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian oleh pengamat dalam melakukan

pengumpulan data yaitu:

1. Apa yang diamati

2. Apabila diamati dan bagaimana mencatanya

3. Berapa banyak kesimpulan pangamat dilibatkan

Dalam observasi ada dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan

deduktif dan pendekatan induktif.

Page 95: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

95

C. Dokumen

Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang

sudah berlalu. Dokumen itu dapat berupa teks tertulis, artefacts, gambar,

maupun foto.

VALIDASI, RELIABILITAS, DAN OBJEKTIVITAS DALAM

PENELITIAN KUALITATIF

A. Uji Kredibilitas (Credibility)

Penelitian yang dilakukan membawa hasil yang tepat dan benar sesuai

konteksnya dan latar budaya sesungguhnya, maka peneliti dalam penelitian

kualitatifdapt menggunakan berbagai cara, antara lain:

1. Memperpanjang waktu keikutsertaan peneliti di lapangan.

Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan instrumen penelitian.

Kesahihan dan keabsahan data sangat ditentukan oleh komitmen.

2. Meningkatkan ketekunan pengamatan.

Ketekunan peneliti dalam melakukan pengamtan atau dalam menggunakan

teknik lain dalam pengumpulan data di lapangan akan menetukan pula

keabsahan dan kesahihan data yang terkumpul.

3. Melakukan triangulasi sesuai aturan .

Tringulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data untuk

menepatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan kredibel.

4. Melakukan cek dengan anggota lain dalam kelompok.

Kredibilitas data yang telah dikumpulkan, dianilisis, dilakukan

pengkategorian, data ketapatan kesimpulan, dapat diuji kembali dengan

menggunakan anggota lain kelompok, darimana data dan informasi

original dikumpulkan.

5. Menganalisis kasus negatif.

Kredibilitas data penelitian dapat dipercaya apabila tidaak ditemukan lagi

hal-hal yang negatif dalam data, baik selama dikumpulkan maupun pada

saat analisis dan pemaknaan gasil penelitian.

Page 96: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

96

6. Menggunakan refference yang tepat.

Eisner (Lincoln & Guba, 1985) sebagai ahli yang pertama kali pada 1975

mengusulkan penggunaan referensi yang tepat untuk meningkatkan

kredibilitas data yang telah dikumpulkan secara tertulis, menyarankan: as

a means for establishing the adequate of critiques written for evalution

purposes under the connois-seurship model.

B. Uji transferabilitas (transferability)

Dalam penelitian kualitatif memang digunakan istilah transferabilitas,

yang memiliki makna konsep yang sama dengan validasi eksternal. Hasil

penelitian kualitatif di tempat tertentu hanya munkin dapat ditransfer ke

daerah alinkalau di tempat tertentu yang baru benar-benarmemiliki

karakteristik yang sama dengan tempat/situasi sosial yang telah diteliti.

C. Uji dipendibilitas (dependability)

Dalam penelitian kualitatif, ketetapan hasil penelitian ditentukan berbagai

faktor, antara lain reliabilitas instrumen sebagai alat pengumpul data. Kalau

instrumen yang digunakan menggunakan reliabilitas yang tinggi diperkirakan

hasil juga akan baik, kalau kompetensi yang lain berfungsi sesuai dengan

perannya. Dalam penelitiana kualitatif, dependibilitas sejalan dengan konsep

reliabilitas dalam penelitian kualitatif.

D. Uji konformitas (Conformity)

Dalam uji konformitas ini sebenarnya yang dilakukan adalah melihat

keterkaitan hasil uji produk dengan hasil audit proses. Apabila hasil audit

produk merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka

penelitian tersebut telah memenuhi standar konformitas.

TEKNIK ANALISIS DATA

A. Analisis sebelum ke lapangan

Sebelum ke lapangan analisis data dilakukan. Hasil studi pendahuluan

maupun data sekunder baik berupa dokumentasi, buku, kaya, foto, maupun

material lainnya yang diduga berkaitan dengaan masalah yang akan diteliti

sangat menentukan, terutama sekali dalam menemukan fokus penelitian. Fakta

Page 97: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

97

dan data yang dianalisis sebelum tururn ke lapangan tidak boleh “menggiring”

dan “mengendalikan” peneliti selama di lapangan, seperti teori yang

digunakan dalam peneliti kualitatif.

B. Analisis selama di lapangan

Seperti telah diutrakan pada analisis sebelum ke lapangan, sebenarnya

pada tahap awal dan dalam periode waktu tertentu untuk mengantisipasi

apakah fokus atau topik peneliti akan terus dilanjutkan atau akan diperbaiki

karena berbagai pertimbangan yang esensial, sangat bermakna, dan fenomena

yang mendesak untuk dicarikan solusinya.

Tiap model akan dibicarakan pada uraian lebih lanjut.

1. Model Bogdan dan Biklen

a. Paksa dan motivasi dirimu untuk membuat keutusan mempersempit

studi (force youself to make decisions that the study)

b. Paksa dan dorong dirimu untuk membuat keputusan agar memusatkan

studi pada jenis studi yang kamu kerjakan.

c. Kembangkan pertanyaan yang bersifat analitis serta terarah pada studi

yang telah ditetapkan (develop analytic queations).

d. Rencanakan sesi pengumpulan data dengan mengingat apa yang

ditemukan pada observasi pendahuluan.

e. Tulis banyak “komentar pengamat” tentang ide Anda hasilkan.

2. Model Miles dan Huberman

Lebih jauh Miles dan Huberman (1984: 21-23) mengemukakan tentang 3

kagiatan tersebut di atas sebaga berikut.

a. Reduksi data

b. Data display

c. Kesimpulan/verifikasi

3. Model Spradley

Kegiatan penelitian etnografis Spradlye mencakup sekuen penelitian

maju terhadap (developmental research sequence) sebagai berikut: (1)

menetapkan informan; (2) melakaukan wawancara terhadap informan; (3)

membuat catatan etnografis; (4) mengajukan pertanyaan deskriptif; (5)

Page 98: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

98

melakukan analisis wawancara etnografis; (6) membuat analisis domain;

(7) mengajukan pertanyaan struktural; (8) membuat analisi taksonomi; (9)

mengajukan pertanyaan kontars; (10) membuat analisis kompenensial;

(11) menemukan tema budaya; (12) menulis etnografi.

Tema budaya dalam hal ini merupakan prinsip-prinsip kognitif yang

bersifat tersirat maupun tersurat, berulang dalam sejumlah domain dan

bereperan sebagai suatu hubungan di antara berbagai subsistem alam

makna budaya (Spradley dan McCurdy, 1975).

a. Analisis wawancara etnografis

b. Analisis domain

Makna budaya

Unsur-unsur domain budaya

Langakh-langkah analisis domain

c. Analisis taksonomi

d. Analisis komponensial

e. Analisis tema budaya

Beberapa cara yang dapat digunakan etnografer dalam menemi=ukan

tema-tema budaya berikut:

Melebur dalam kehidupan masyarakat

Membuat inventarisasi budaya

Mencari kemiripan di antara berbagai dimensi kontras

Mengidentigfikasi domain yang mengatur

Membuat diagram skematis tentang latar budaya

REFERENSI

Yusuf, N. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan. Jakarta:

Prenadamedia group

Page 99: Rangkuman lima buku penelitian kualitatif

99

DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali

Pers.

Gunawan,Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, L. J. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja

Rosdakarya.

Sarwono, Jonathan. 2013. Strategi Melakukan Riset. Yogyakarta: Andi.

Yusuf, N. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Gabungan. Jakarta:

Prenadamedia group